Dakwah Bilhal Melalui Pengembangan Dan Penerapan IPTEK

June 18, 2019 | Author: Haady | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Semoga bermanfaat...

Description

DAKWAH BILHAL MELALUI PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN IPTEK

Dosen Pengampu: H. M. Zuhri, M.Pd.I Kelompok 10

:

Ratri Deliasari 17.41.018620/AHS Lioni Alvina 17.14.018992/PAI

 A. Pengertian Dakwah Bil Hal Secara bahasa Dakwah Bil Hal merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata “dakwah” yang berarti panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan kata al-Haal yaitu “keadaan”. Jika dua kata tadi dihubungkan maka dakwah bil-hal mengandung arti memanggil, menyeru dengan menggunakan keadaan, atau mengajak dengan perbuatan nyata. Sedangkan dakwah bil-hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, terbukti bahwa pertama kali tiba di Madinah yang dilakukan adalah pembangunan Masjid Quba, mempersatukan kaum Anshor dan Muhajirin dalam ikatan ukhuwah islamiyah dan seterusnya.  Dahwah mempunyai dua pengertian yaitu 1. Dakwah adalah tabligh atau penyebaran agama 2. Dakwah adalah semua usaha pengajaran Islam di semua kehidupan.  Pengertian tersebut mengandung dua unsur yaitu: 



Unsur Usaha pengembangan Islam yang beragama lain atau tidak beragama agar memeluk Islam Unsur usaha merealisasi ajaran agama Islam bagi yang sudah mengakui atau memeluk Islam supaya mengamalkan ajaranajarannya.

B. Macam-macam Metode dakwah Islam 















Dakwah Bil Lisan yaitu metode dakwah lewat lisan, misalnya khotbah  jumat atau ceramah-ceramah agama di acara-acara pengajian. Dakwah Bil Qolam yaitu metode dakwah melalui tulisan, misalnya pada waktu sore hari untuk anak kecil dimasjid mengaji Al-Qur’an. Dakwah Bil Nikah yaitu metode nikah melalui pernikahan seperti orang yang hijrah tadi menikahi penduduk desa agar mereka mempunyai keturunan dan bisa meneruskan dakwah Islam di masyarakat. Dakwah Bil Hal yaitu metode dakwah melalui perbuatan, misalnya setiap ada orang yang bangun rumah mereka saling membantu dan bergotong royong. Dakwah Bil Maal yaitu metode dakwah yang dilakukan dengan harta, misalnya infaq buat pembangunan masjid. Dakwah Bil Hikmah yaitu metode dakwah yang dilakukan dengan melalui pendidikan seperti dalam tingkat pendidikan disitulah banyak  juga terdapat pesan- pesan dakwah melalui mata pelajaran agama pada metode dakwah. Dakwah bil rikhlah yaitu metode dakwah yang dilakukan melalui perjalanan, mislanya menjalankan ibadah umrah atau haji. Dakwah Bil-Qolbi yaitu metode dakwah yang dilakukan ingkar dan tidak ridlo pada kemungkaran.

C. Penjelasan Dakwah Bil Hal 









Dakwah bil hal sebenarjnya bukanlah istilah baru dalam dunia dakwah, karena sumber peristilahan tersebut bermula dari Al-Qur’an maupun Hadits dan juga sirah Nabi. Ada beberapa pengertian tertang dakwah bil hal, secara harfiah dakwah bil hal berarti menyampaikan ajaran Islam dengan amaliah nyata dan bukan tandingan dakwah bil lisan tetapi saling melengkapi keduanya. Dalam pengertian lebih luas, dakwah bil hal yaitu sebagai seluruh upaya mengajak orang secara perorangan maupun berkelompok untuk mngembangkan diri dan masyrakat dalam rangka mewujudkan tatanan sosial ekonomi dan kebutuhan yang lebih baik lagi menurut tuntunan Islam, yang berarti banyak penekanan pada masalah kemasyarakatan seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dengan wujud amal nyata terhadap sasaran dakwah.  Ada juga yang menyebutkan dakwah bil hal dengan sebutan dakwah bil Qudwah yang berarti dakwah praktis dengan cara menampilkan akhlaq karimah. Dan Buya Hamka juga berpendapat bahwa akhlaq sebagai alat dakwah, yakni budi pekerti yang dapt di lihat orang, bukan pada ucapan manis dan tulisan saja tetapi dengan budi pekerti yang luhur. Dakwah bil hal bukan bermaksud mengganti maupun menjadi perpanjangan dari dakwah lisan, melainkan karena keduanya memiliki peran penting dalam proses penyampaian ajara Islam, hanya saja tetap dijaga isi dakwah yang sampai saat itu harus seimbang dengan perbuatan nyata. Dakwah bil hal merupakan upaya dakwah dengan melakukan perbuatan nyata, tentu wujudnya sangat beraneka ragam, dapat berupa bantuan yang diberikan pada orang lain baik bantual moril maupun materiil.

D.

Dakwah Bil-hal dalam Tuntutan Sosial. Ruang lingkup dakwah bil-hal sebagaimana disebutkan dalam buku Pedoman Dakwah Bil-Hal adalah meliputi semua persoalan yang berhubungan dengan kebutuhan pokok (basic needs) manusia, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan fisik material ekonomis, maka kegiatan dakwah bil-hal lebih menekankan pada pengembangan kehidupan dan penghidupan masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang lebih baik sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Bentuk-bentuk pengembangan kegiatan dakwah bil-hal dapat dilakukan melalui bentuk pengembangan kehidupan dan penghidupan manusia antara lain berupa :    

   

Penyelenggaraan pendidikan pada masyarakat Kegiatan Koperasi Pengembangan kegiatan transmigrasi Penyelenggaraan usaha kesehatan masyarakat seperti mendirikan Rumah Sakit, Polildinik, BKIA, Balai Pengobatan, dan sebagainya Peningkatan gizi masyarakat Penyelenggaraan panti asuhan Penciptaan lapangan kerja Peningkatan penggunaan media cetak, media informasi dan komunikasi serta seni budaya.



E. Dakwah Bil Hal: Suatu Upaya Menumbuhkan Kesadaran dan Mengembangkan Potensi Jamaah Dakwah bil-hal adalah merupakan usaha menyampaikan ajaran islam kepada umat baik perorangan maupun kelompok dengan cara membantu mengatasi masalah yang dihadapi umat, usaha pemecahan masalah ini berangkat dari akar masalah, yang pada akhinya umat itu sendiri yang mengatasi masalah mereka dengan dasar kesadaran, sumber-sumber daya yang mereka miliki digali,dimobilisir, diorganisasi oleh mereka untuk memenuhi kebutuhan. 

1. Mengajak jamaah untuk mengenali dan memahami masalah mereka sendiri. Masalah yang di alami oleh umat/masyarakat sering tidak dipahami oleh anggotaanggotanya. 2. Menumbuhkan Keinginan jamaah untuk Berperan aktif Mencari alternatif pemecahan masalah (Sebuah Pemecahan awal) Setelah terbentuk pemahaman masalah, maka selanjutnya mencari alternatif pemecahan masalah. Dalam hal ini yang perlu dikedepankan adalah kemauan anggota jamaah untuk ikut adil dalam kegiatan pemecahan masalah yang dalpat ditempuh dengan metode partisipatoris.



3. Persiapan jamaah dalam pelaksanaan pemecahan Masalah (Perencanaan Matang) Setelah jamaah mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi kemudian bagaimana da’i membantu dalam mentransformasikan alternatif dimaksud ke dalam langkah pelaksanaan. Dalam hal ini jamaah dilibatkan secara keseluruhan dalam rencana; memulai, melaksanakan dan mengevaluasi program kegiatan. 4. Penyebarluas Metode-Metode Swadaya jamaah Dalam hal ini seorang da’i seharunya tidak mendidik jamaah menjadi kelompok konsumtif yang pasif tetapi lebih mengarahkan kepada mereka sebagai contoh, jika jamaah membutuhkan ikan janganlah mereka diberi ikan tetapi berilah kail , jala atau jaring, ajarilah mereka bagaimana cara mencari ikan dengan alat tersebut. 5. Evaluasi dan Tindak Lanjut. Setiap akhir kegiatan yang telah direncanakan kemudian dievaluasi secara bersama-sama antara da’i sebagai fasilitator (Pendamping) dengan jamaah sebagai subyek utama. Evaluasi dimaksudkan sebagai upaya melihat kelemahan dan kelebihan program tersebut untuk kemudian memikirkan rencana berikutnya yang lebih tertata dan bagus.

Disini, persepsi yang kurang tepat ini menilai bahwa dakwah adalah ceramah seorang di atas mimbar atau didepan jemaah banyak. Tabligh akbar misalnya,. Dari itu, mereka berpikir dirinya tidak wajib berdakwah karena tidak bisa seperti yang para ustadz atau kiai lakukan. Padahal, itu hanya salah satu bentuk media dakwah saja. F. Dakwah dan iptek  A.Divinisi Iptek Iptek atau ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yangmampu memberikan kemungkinan munculnyan berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah ilmu terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Seperti kita ketahui, teknologi kini telah merembet dalam kehidupan kebanyakan manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun.



Selama ini banyak orang memahami bahwa berdakwah adalah berceramah di depan jemaah, yakni dakwah secara langsung dimasjid ataupun lapangan terbukan saja. Kita yang tidak mampu berdakwah secara langsung dihadapin  jamaah yang banyak hukum wajibnya berdakwah tetap berlaku pada diri kita. Minimal kita harus mampu melaksanakan dakwah nafsiyah (diri sendiri) dan dakwah fardiyah (orang perorang). Bukankah Allah menyuruh kita untuk saling menasehati di antara kita. Sebagaimana Firmanya_Nya; yang artinya:’’... Dan nasihatmenasihati untuk mentaati kebenaran dan nasihat menasihati untuk menetapkan kesabaran.(QS. AL-’Ashr [103] : 3). Sederhanaya, lakukanlah kewajiban dakwah kepada orang-orang terdekat, terutama keluarga. Bagi mereka yang tidak mampu berdakwah secara langsung didepan jemaah, mereka bisa memanfatkan teknologi yang ada untuk melakukan dakwah

Melalui media lain, misalnya media cetak, itulah bentuk kedua media dakwah yang bisa kita lakukan pada jaman sekarang. Esensinya sama dengan dakwah langsung yaitu menyampaikan ajaran-ajaranya Islam. Masukan tulisan-tulisan kita ke media cetak dengan harapan ilmu yang kita tulis dapat diraih banyak orang. Selain itu media dakwah lain seperti elektronik, TV ,Film dan radio dapat kita jadikan kjuga sebagai media transformasi ajaran Ialma. Dan banyaknya muncul organisasi-organisasi keislaman yang mereka bekerja untuk dakwah juga pribadipribadi yang secara individual melaksanakan dakwah bil hal. Kerja dakwah yang telah dilakukan juga sudah cukup beragam, seperti muncul :perbankan-perbankan syari’ah, dompet dhu’afa’ dan pundi amal yang dilakukan oleh stasiun TV dalam rangka mengumpulkan dana untuk kepentingan ummat, munculnya majalah-majalah bernuansa islami di TV dan sebagainya, itulah salah satu dakwah bil-hal melalui pemanfaatan iptejk yang ada. Dakwah merupakan serangkaian perjuangan keagamaan yang selalu berkaitan dengan aktivitas amaliyyah untuk mempengaruhi, menganjak , dan menutup manusia menuju kebenaran islam.



Sarana dan media dakwah yang digunakan oleh umat untuk menyeru kepada dinullah ini senantiasa juga berkembang sesuai dengan perkembangan kemajuan ilmu dan teknologi, oleh karena itu dalam dakwah, umat Islam wajib membuat dan menggunakan sarana yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF