Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

April 15, 2019 | Author: soelfan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahw...

Description

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Penerjemah Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag. Penerbit La Raiba Bima Amanta (eLBA) http://www.akhirzaman.info/

1

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

PENGANTAR PENERJEMAH Alhamdulillah. Setelah selesai menerjemahkan buku "Kuburan Agung" karya Syaikh Mamduh Farhan Al-Buhairi, maka pada tanggal 4 Juli 2004, saya dapat menyelesaikan terjemahan buku "Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar". Dan sepulang dari mengisi daurah untuk guru-guru Tauhid di Pondok Pesantren Modern Al-Kautsar Riau, pada 17 Juli 2004, saya dapat mengoreksi dan merampungkannya. Alhamdulillah. Buku yang berjudul asli Idza Shabhal Iman ini, kehadirannya sangat berarti bagi kita dan masyarakat Islam. Sebab, dangkalnya iman dan gerakan pendangkalan iman sudah menjadi fenomena. Padahal iman yang kuat dan benar adalah syarat mutlak bagi kemenangan kaum muslimin dan bagi kedamaian dunia Akhirat. Allah berfirman,

ِِ ‫ين‬ َ ‫َوالَ تَ ِهنُوا َوالَ تَ ْح َزنُوا َوأَنتُ ُم األَ ْعلَ ْو َف إِف ُكنتُم ُّم ْؤمن‬ `Janganlah kamu hersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. "(QS Ali Imran 3:139).

ِ ِِ ٍ ِ ‫نصرُكم َعلَْي ِهم ويَ ْش‬ ‫ين‬ ُ ‫ف‬ َ ‫ور قَػ ْوـ ُّم ْؤمن‬ َ ‫ص ُد‬ َ ْ ْ ْ ُ َ‫َويُ ْخ ِزى ْم َوي‬ `Dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. "(QS At-Taubah 9:14).

ِِ ‫ين‬ ْ َ‫َوَكا َف َح ِّقا عَلَْيػنَا ن‬ َ ‫ص ُر ال ُْم ْؤمن‬ `Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman." (QS Ar-Ruum 30:47).

ِ ِ ‫ولِلَّ ِو الْعِ َّزةُ ولِرسولِوِ ولِل‬ ‫ين‬ َ ‫ْم ْؤمن‬ ُ َ ََُ َ

`Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin. "(QS Al-Munaafiqun 63:8).

http://www.akhirzaman.info/

2

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

ٍ ‫َف أَ ْىل الْ ُقرى آمنُواْ واتَّػ َقواْ لَ َفتَ ْحنَا َعلَْي ِهم بػرَك‬ ِ ‫الس َم ِاء َواألَ ْر‬ ‫ض َولَػكِن‬ َّ ‫ات ّْم َن‬ َ َ َ َ َّ ‫َول َْو أ‬ ََ ِ ‫َك َّذبواْ فَأ ََ َخ ْذنَا ُىم بِما َكانُواْ يك‬ ‫ْسبُو َف‬ َ ُ َ `Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS Al-A'raf 7:96)

ِ ِ ِ َّ َّ ِ ‫الصالِح‬ ِ ِ ‫َّهم فِي اْألَ ْر‬ ‫ض َك َما‬ ُ ‫ات لَيَ ْستَ ْخل َفنػ‬ َ َّ ‫آمنُوا من ُك ْم َو َعملُوا‬ َ ‫ين‬ َ ‫َو َع َد اللوُ الذ‬ ِ َّ َ َ‫استَ ْخل‬ ‫َّهم ّْمن‬ َ َ‫ين ِمن قَػْبلِ ِه ْم َولَيُ َم ّْكنَ َّن ل َُه ْم ِدينَػ ُه ُم الَّ ِذي اَ ْرت‬ ُ ‫ضى ل َُه ْم َولَيُبَ ّْدلَنػ‬ ْ َ ‫ف الذ‬ ‫ك ُى ُم‬ َ ِ‫ك فَأ ُْولَئ‬ َ ِ‫ َوَمن َك َف َر بَػ ْع َد َذل‬،‫ يَػ ْعبُ ُدونَنِي الَ يُ ْش ِرُكو َف بِي َشْيئًا‬،‫بَػ ْع ِد َخ ْوفِ ِه ْم أ َْمنًا‬ ِ ‫الْ َف‬ ‫اس ُقو َف‬ `Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap meyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. "(QS An-Nur 24:55) Oleh karena, itu, membetulkan iman, memperbaharui iman, memupuk iman, dan meningkatkan iman adalah suatu keniscayaan. Semoga buku ini bermanfaat dan iman kita kian meningkat dan menguat. Semoga sernua yang terlibat memiliki andil dalam menyebarkan buku ini diberi pahala oleh Allah dan dibalas dengan balasan yang berlipat ganda, terutama adik saya Wahyu Tri Widakdo, yang telah bersedia mengetik naskah ini. Akhir doa kami adalah, Alhamdulill hi rabbil ‘Alamin

http://www.akhirzaman.info/

3

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

PENGANTAR PENULIS Segala puji bagi Allah yang bersendirian dalam keagungan dan kesempurnaan, yang suci dari para sekutu, mitra dan padanan. Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah Yang Maha Esa tanpa ada sekutu bagi-Nya. Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya yang telah merealisasikan Tauhid, bertawakkal kepada Tuhannya, yang hidup dengan hakikat-hakikat iman di dalam hatinya, yang meluap atas seluruh anggota badannya, sehingga dengannya ia berinteraksi dengan Tuhannya dan berbuat jujur terhadap seluruh umat manusia yang mukmin dan yang kafir. Berikut ini adalah pembahasan tentang buah iman dan pengaruhnya terhadap pribadi dan masyarakat, serta konsekuensi-konsekuensi dari bertambah dan berkurangnya iman kaum mukminin dalam kehidupan mereka, yang privasi maupun yang umum di tengah-tengah publik. Amal-amal itu berbeda-beda keutamaannya berdasarkan perbedaan yang ada di dalam hati. Oleh karena itu saya memilih tema ini setelah saya menyaksikan dalam kehidupan kita fenomena-fenomena lemahnya iman. Meskipun tetap shalat, zakat, puasa, haji, dan bertaqarrub kepada Allah dengan berbagai macam amalan sunnah. Meskipun ada semangat untuk agama ini dan ada minat dalam kebaikan. Kita sangat membutuhkan muraja'ah (introspeksi) secara besar-besaran serta pembicaraan yang mendalam dan intens tentang amalan hati dan pembaharuan iman. Karena ibadah-ibadah ini pada banyak orang belum berfungsi untuk menyucikan jiwa dan membersihkan hati. Ibadah--ibadah tadi lebih didominasi oleh unsur tradisi (rutinitas) dan bentuk lahiriahnya. Belum berpengaruh dalam perilaku, untuk menahan hawa nafsu, atau sebagai penghalang dari perbuatan maksiat. Belum mengingatkan kepada rasa takut dan harapnya kepada Allah. Penyakit yang sangat berbahaya dalam masalah lemahnya iman adalah dominasi kepentingan nafsu yang menginginkan kedudukan dan posisi tinggi (di dunia), popularitas dan sanjungan, tidak rnau mengakui kesalahan, sibuk mengurusi orang lain - tidak mengurusi dirinya - ingin agar mereka bersabar mencari pahala dan segala perkara-perkara terpuji tanpa menginginkan hal itu untuk dirinya sebagai amalan yang riil. Fenomena lemahnya iman sudah banyak sekali, terjadi dan makin bertambah banyak karena faktor lalai jauh dari introspeksi dan dari perenungan Al-Qur'an dan Sunnah. Sesungguhnya generasi shahwah (kebangkitan) yang diberkahi ini baik dari kalangan pemuda, murabbi, da'i dan ulama, semuanya diajak menitikberatkan pada

http://www.akhirzaman.info/

4

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

pokok-pokok iman serta pendalaman dan pengamalannya dalam diri dan kehidupannya. Agar ia menjadi aqidah ilmiah dan amaliah; menempati posisi tertinggi di dalam hati. Agar ma'rifat tentang Allah dan hak-hak-Nya sebagai pemuliaan dan pengagungan benar-benar menjadi ma'rifat yang sejati. Dan agar hati benar-benar tunduk menghamba kepada Allah sesuai dengan konsekuensi nama-nama dan sifatsifat-Nya. Begitu pula iman kepada malaikat, yang adalah satu jenis makhluk Allah yang diciptakan khusus untuk beribadah hanya kepada-Nya. Allah berfirman,

‫ار الَ يَػ ْفتُػ ُرو َف‬ َ ‫سبّْ ُحو َف اللَّْي َل َوالنػ‬ َ ‫َّه‬ َ ُ‫ي‬ `

Mereka selalu bertasbih madam dan siang tiada henti-hentinya." (QS Al-Anbiya'

21:20) Para malaikat diciptakan dengan berbagai macam tugas. Di antara mereka ada yang bertugas menjaga manusia, mencatat kebaikan dan keburukan. Ada yang menjaga Surga dan menjaga Neraka. Yang paling mulia di antara mereka adalah Jibril a.s., yang bertanggungjawab tentang wahyu sebagai syarat bagi kehidupan hati. Di antara mereka ada Israfil yang bertugas meniup sangkakala. Begitu pula iman kepada hari Akhir dan mengingat-ingingat kedahsyatannya. Allah berfirman,

ِ ‫ين‬ ّْ ‫َّاس لِ َر‬ ُ ‫يَػ ْو َـ يَػ ُق‬ َ ‫ب ال َْعالَم‬ ُ ‫وـ الن‬ "(Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?" (QS AlMuthaffifn 83:6) Hari Akhir adalah hari dibebernya aib orang-orang yang berbuat kejahatan dan kesombongan, hari di mana setiap orang akan berkata, "nafsi... nafsi (diriku... diriku)", kecuali Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam yang memberikan safaat di sisi Tuhannya. Begitu pula iman kepada kitab-kitab, di antaranya adalah Al-Qur'an yang mulia, Taurat, Injil, Zabur serta Shuhuf Ibrahim dan Musa. Termasuk pula iman kepada Takdir; yang baik dan yang buruk, yang manis dan yang pahit. Yaitu seorang hamba mengetahui dan meyakini bahwa segala sesuatu itu telah terjadi atau akan terjadi di alam semesta ini berdasarkan keputusan dan ketentuan Allah, tidak ada sesuatu apapun yang keluar dari takdir atau ketetapan Allah dalam penciptaan ini.

http://www.akhirzaman.info/

5

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Ringkasnya apabila kita menghidupkan aqidah dalam hati, maka kita harus mewujudkan makna-maknanya dan menampakkan pengaruhnya dalam perilaku kita, sehingga akan membuahkan kehidupan hati. Dari sinilah ibadah kita akan memiliki pengaruh yang sangat efektif, menggerakkan untuk menanggung beban Akhirat, serta merasakan aura suasana bertatap muka di hadapan Allah Yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Adapun jika melakukan kebaikan dan tarbiyah hanya sekedar semangat dan emosi serta mencukupkan diri dengan adab-adab dan sunnah semata, maka ini adalah kekurangan yang nyata, apa lagi pondasinya lemah. Kita perhatikan ada orang yang memiliki ilmu teoritis yang banyak, tetapi kelemahannya di bidang amal dan sangat nyata. Ada orang yang hafal Al-Qur'an 30 juz, tetapi ia lemah dalam shalat dan banyak tidak mengetahui dasar--dasar ilmu aqidah dan ibadah. Kita juga mendapatkan ada orang yang hafal aqidah Qadha' dan Qadar, akan tetapi realitas amalnya jauh dari pemahaman aqidah tersebut. Ada orang yang hafal adzkar, akan tetapi tidak memiliki bagian apapun dari wiridnya yang rutin tiap hari, sehingga ia tidak merasakan khusyu' dan ketenangan. Barangsiapa mengulang-ulangnya tapi tidak merenungkannya dan tidak merasakan manisnya maka adzkar itu tidak berpengaruh apapun dalam kehidupan hati dan ruhnya. Kita juga mendapati orang yang banyak bicara, sedikit beramal, suka mengkritik orang lain, sementara ia kurang mengurusi diri dan keluarganya. Ada orang yang menceritakan ibadahnya, ilmunya, amalnya, keunggulan-keunggulannya dan segala yang menyenangkan hatinya, akan tetapi ia melalaikan masalah ikhlas, terhapusnya amal dan faktor-faktor yang mendorong riya', sum’ah, ujub dan idlal (mengungkitungkit amal atas Allah). Kita juga menjumpai orang yang mengetahui penyakit-penyakit amal dan perkaraperkara ibadah yang tidak diketahui oleh banyak orang, akan tetapi ia lupa atau purapura lupa tentang penyakit-penyakit hati dan racun-racun jiwa dan lain sebagainya dari berbagai fenomena yang bermuara pada iman yang lemah. Tidak benar sama sekali apabila tarbiyah terhadap generasi muda ini didasarkan pada contoh orang-orang yang lemah iman dalam program dan aktivitasnya. Sebagaimana tidak dibenarkan jika pendidikan itu semuanya berbentuk menyatukan hati, menyenangkan jiwa dan meninggalkan "pembangunan" yang serius untuk para kader yang mumpuni. Misalnya dengan membiarkan mereka dengan alasan menyesuaikan kondisi orang-orang yang lemah dan pemalas. Jadi tidak benar mengesampingkan kualitas dikarenakan sibuk memperhatikan kuantitas. Oleh karena itu para murabbi (pendidik) harus menambah di samping mengoptimalkan pendidikan keimanan (ilmiah) dan pendidikan amaliah. Saudaraku pembaca, berikut ini adalah pembahasan tentang:

http://www.akhirzaman.info/

6

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

H Definisi Iman H Pengertian Iman H Renungan bersama Rasul Shallalahu ’Alaihi wa Sallam yang Telah Mendidik Para

Sahabatnya yang Agung H Menyoroti Kondisi Iman Kita H Urgensi Iman H Nikmat Iman H Apabila Iman Sudah Benar H Taman Orang Mukmin H Di antara Perusak Iman H Sarana-Sarana Pendidikan Keimanan H Penutup.

Pengantar Penerjemah Pengantar Penulis Daftar Isi Definisi Iman Penjabaran Iman Renungan bersama Rasul Sang Murabbi Bagi Para Sahabatnya yang Agung Menyoroti Kondisi Iman Kita Urgensi Iman Nikmat Iman Apabila Iman Sudah Benar Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam Ketujuh Kedelapan Kesembilan Kesepuluh Kesebelas Keduabelas

: : : : : : : : : : : :

Muhasabatun Nasii (Introspeksi Diri) Zuhud dalam Urusan Dunia Memperhatikan Amalan Had Jujur Dalam Persaudaraan Mencari Ridha Allah Dzikir Kepada Allah Bergantungnya Hati Kepada Allah Melaksanakan Dakwah Kepada Allah Mengosongkan Diri Dari Selain Allah Menegakkan Hakikat Shalat Mengagungkan Allah Menuju Perkampungan Orang-Orang Yang Bertakwa

Ketiga belas Keempat belas Kelima belas Keenam belas

: : : :

Merenungkan Al-Qur'an Yang Mulia Ridha Terhadap Putusan Takdir Kemenangan Atas Para Musuh Menghargai Waktu

http://www.akhirzaman.info/

7

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Ketujuh belas Kedelapan belas Kesembilan belas Keduapuluh

: : : :

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Kecukupan Yang Diberikan Oleh Allah Untuk Hamba-Nya Kecintaan Allah Kepada Hamba-Nya Ilmu Yang Bermanfaat Bersyukur

Taman Orang-orang Mukmin Di antara Perusak Iman Perbedaan Antara Kibr dan Ujub Sarana-Sarana Pendidikan Keimanan Penutup

http://www.akhirzaman.info/

8

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Dahsyatnya Energi Iman Yang benar Abdullah bin Fahd As-Sallum DEFINISI IMAN Secara etimologi, iman berarti tashdiq (membenarkan). Allah Azza wa Jalla berfirman tentang saudara-saudara Yusuf:

ِ ِ ‫َنت بِم ْؤِم ٍن لَّْنا ولَو ُكنَّا‬ ‫ين‬ َ َْ َ ‫صادق‬ ُ َ ‫ َوَما أ‬.... `Dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orangorang yang benar. "(QS Yusuf 12:17). Iman juga bermakna ta’min (mengamankan). Allah Azza wa Jalla berfirman,

ٍ ‫وع وآمَنػهم ّْمن َخو‬ ِ ‫ؼ‬ ْ ْ ُ َ َ ٍ ‫الَّذي أَط َْع َم ُهم ّْمن ُج‬ "Yang telah memberi makanan kepada mereka untk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. " (QS Quraisy 106:4). Secara terminologi, arti iman menurut para ulama adalah: "Ucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati dan pengamalan dengan anggota badan, yang bertambah karena ketaatan dan berkurang karena perbuatan maksiat ". Pokok-pokok keimanan disebut dengan istilah rukun iman, ada enam yaitu: Iman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepadapara RasulNya, kepada hari Akhir serta takdir-Nya, yang baik dan yang buruk. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ‫ػك َّن الْبِ َّر من آمن بِاللّ ِو والْيػوِـ‬ ِ َ‫ب ول‬ ِ َ ‫لَّيس الِْب َّر أَف تُػولُّواْ وج‬ ِ ِ ِ ‫اخآخ ِر َوال َْمئآِِ َك‬ ُُ َ َْ َ ََ َْ َ ِ ‫وى ُك ْم قَب َل ال َْم ْش ِرؽ َوال َْم ْغ ِر‬ َ ْ ِ ِ ِ ‫ين‬ َ ّْ‫َوالْكَتاب َوالنَّبي‬

http://www.akhirzaman.info/

9

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan, akan tetapi semngguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, Malaikat Malaikat, kitab-kitab dan Nabi-Nabi. "(QS Al-Baqarah 2:177). Sedangkan dalil takdir adalah finnan Allah Azza wa Jalla:

‫إِنَّا ُك َّل َش ْي ٍء َخلَ ْقنَاهُ بَِق َد ٍر‬ `Sesungguhnya Kami menciptakan setiap sesuatu menurut ukuran. " (QS Al-Qamar 54:49) Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

ِ ‫أَلْيْما ُف أَ ْف تػُ ْؤ ِمن بِا‬ ‫هلل َوَمالَ ِِ َكتِ ِو َوُكتُبِ ِو َوُر ُسلِ ِو َوتػُ ْؤِم َن بِالْ َق َد ِر َخْي ِرهِ َو َش ّْرِه‬ َ َ Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, dan engkau beriman dengan takdir, yang baik dan yang buruk. "(HR. Muslim) PENJABARAN IMAN Iman adalah ketika seorang hamba itu beriman kepada Rabb-nya dengan keimanan yang merasuk di dalam dirinya. Ia meyakini bahwa Allahlah yang telah menciptakannya dan mewujudkannya dari ketidaan. Dia akan mengembalikannya kepada-Nya guna menghitung amal perbuatannya dan mendirikannya di hadapan-Nya. Mukmin meyakini bahwa amal dan rizki semuanya berada di tangan Allah, dan bahwasanya seseorang itu tidaklah mati hingga sempurnalah rizki dan ajalnya. Dia meyakini, apa saja yang ditulis akan mengenainya pasti tidak akan meleset daripadanya, dan apa saja yang ditulis akan meleset dari dirinya pasti tidak akan menimpanya. Bahkan seandainya seluruh manusia berkumpul (bersepakat) untuk memberikan suatu kemanfaatan kepadanya, niscaya mereka tidak akan dapat memberikan manfaat apapun, kecuali sebatas apa yang telah ditetapkan untuknya. Sebaliknya, seandainya mereka bersepakat untuk membahayakannya dengan suatu marabahaya, maka mereka tidaklah dapat membahayakannya, kecuali dengan sesuatu yang telah Dia tetapkan atasnya. Seorang mukmin meyakini bahwa Allah adalah Penolong dan Pembelanya, Pemberi petunjuk ke jalan kebenaran atau jalan kesesatan. Dia adalah Pemberi musibah dan kesembuhan, mengetahui yang tersembunyi dan yang nyata, mengetahui ketakwaan dan keburukannya. Mengimani bahwa hati para hamba itu berada di antara dua jari jemari Allah Yang Maha Rahman. Dia membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya. Mengimani bahwa Allah itu Pemilik kerajaan langit dan bumi, di tanganNya lah kendali segala urusan. Mengimani bahwa Dia mengetahui yang rahasia dan http://www.akhirzaman.info/

10

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

yang lebih tersembunyi lagi. Dia Yang Maha Suci mengetahui apa yang telah terjadi dan apa saja yang belum ada, bagaimana seandainya dia ada, dan seterusnya dari berbagai macam sifat-sifat Allah yang tinggi, nama-nama-Nya yang indah dan perbuatanperbuatan-Nya yang agung sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya. Seorang mukmin hendaknya menghadap kepada Rabb-nya dengan segenap hatinya, anggota tubuhnya, gerak dan diamnya, langkah-langkah dan detik-detik kehidupannya. Dalam kesendirian dan keramaian, dalam kesepian dan kebersamaannya dengan yang lain. Kembali kepada-Nya, mengkonsentrasikan pikiran dan maksudnya untuk mencari ridha-Nya. Beribadah kepada-Nya untuk menginginkan wajah-Nya. Sebaliknya, berpaling secara total dari segenap makhluk, tidak mengharapkan mereka, sungkan kepada mereka, menjilat mereka, mengadu kepada mereka, mengandalkan mereka, dalam masalah kecil maupun besar. Bahkan hatinya senantiasa terhubung dengan Tuhannya, berlindung kepada-Nya dan bergantung kepada-Nya. Apabila seorang mukmin hidup dengan perasaan ini, maka dia pasti cinta ibadah, merasakan kelezatan berdzikir, berdoa dan bermunajat, sehingga dunia menjadi kecil dalam dirinya, dan segala urusan duniawi menjadi mudah, apakah dunia datang kepadanya atau ia terhalangi dari dunia. Dia akan terbebas dari penyakit kikir dan pelit serta bisikan-bisikan nafsu yang langsung memerintah kepada keburukan. Dia akan terlepas dari was-was setan, manusia dan jin. Dengan perasaan inilah dia bertolak menuju tawakkal kepada Allah, maka diapun menyuarakan yang benar karena Allah. Ia tidak peduli dengan cemoohan orang yang mencemooh di manapun berada dan dengan siapapun dia berhadapan. Dia akan terdorong untuk beramal di jalan Allah secara penuh, tidak mengenal lelah dan tidak ingin berhenti. Tidak menemani orang orang yang malas karena sibuk dengan urusan dunia dan syahwatnya, serta kepentingan-kepentingan pribadinya. Sesungguhnya, apabila iman itu telah menyentuh hati dan pemiliknya, untuk wala' (loyal) kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan berbeda dengan yang lainnya. Pengaruhnya akan terlihat dalam dirinya dan dengannya dia akan selamat dari godaan kehidupan dan para pembegal jalan. Tanpa iman yang benar dan jujur, semua senjata dan persiapan akan menjadi sia-sia . Dengan iman, rintangan akan hilang, krisis akan terkikis, mara bahaya akan sirna. Dengan iman pula kemenangan orang mukmin akan tiba dan menjadi baiklah segala urusannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,



Lihat Abul Hasan An-Nadwi, Madza Khasiral ‘Alam Bi Inhithathil Muslimin.

http://www.akhirzaman.info/

11

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

ِ ِ ‫وَكا َف ح ِّقا َعلَيػنَا نَصر ال‬ ‫ين‬ َ ‫ْم ْؤمن‬ ُ ُْ ْ َ َ `Dan Kami selalu berkewajiban monolong orang-orang yang beriman." (QS Ar-Rum 30:47). Sungguh banyak dan beragam sifat orang-orang mukmin di dalam Al-Qur'an dan Sunnah yang menjelaskan baiknya kondisi dan ketinggian maqam mereka. Allah selalu bersama mereka, tidak akan mengecewakan harapan mereka, dan tidak akan menyianyiakan mereka. Dia akan membalas mereka dengan balasan yang terbesar, di dalam negeri kemuliaan-Nya, menikmati wajah-Nya Yang Mulia di dalam Surga-surga kenikmatan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ِ ِ ‫ُّوِر‬ َ ‫ين‬ ُ ‫آمنُواْ يُ ْخ ِر ُج ُهم ّْم َن الظُّلُ َمات ِإلَى النػ‬ َ ‫اللّوُ َول ُّي الَّذ‬ `Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)." (QS Al-Baqarah 2:257).

RENUNGAN BERSAMA RASULULLAH SHALLALAHU ’ALAIHI WA SALLAM, MURRABI BAGI PARA SAHABATNYA YANG AGUNG

SANG

Rasul telah mendidik para sahabatnya dengan pendidikan keimanan yang benar. Allah mengumpulkan untuk Rasul sifat-sifat keindahan dan kesempurnaan yang paling tinggi, makna-makna kebaikan yang paling dalam dan juga sifat ihsan. Maka barangsiapa melihat beliau pasti segan, dan barangsiapa bergaul dengan beliau pasti menyukainya. Orang yang menceritakan sifat beliau pasti mengatakan, "Saya belum pernah dan tidak akan pernah melihat orang seperti beliau". Maka rasa cinta sejati segera dilayangkan kepada beliau, semua jiwa dan hati akan tertambat kepada beliau. Karenanya beliau adalah teladan bagi para sahabatnya dalam hal ibadah, mu'amalab, dakwah dan segala gerak-geriknya.

ِ ِ ‫لََق ْد َكا َف لَ ُكم فِي رس‬ ٌِ ‫ُس َوةٌ َح َسَن‬ ْ ‫وؿ اللَّو أ‬ َُ ْ "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. "(QS Al- Ahzab 33:21). Buah pendidikan yang serius dan benar ini - termasuk ucapan amal dan niatmengubah jiwa para sahabat menjadi jiwa yang sangat menakjubkan, karena iman yang luas dan yang hidup ini. Bila seorang dari mereka telah beriman kepada Allah dan RasulNya, maka berubahlah kehidupannya seratus delapan puluh derajat. Iman merasuk ke dalam lubuk hati dan sumsumnya, mengalir dalam aliran ruh dan darahnya, meluap di dalam akal dan hatinya. http://www.akhirzaman.info/

12

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Pendidikan Nabawi itu menjadikannya sebagai laki-laki yang tidak sama dengan sebelumnya. Dari dirinya tampak aroma iman, kebaikan, keyakinan, kesabaran dan keberanian. Darinya lahir perbuatan dan perilaku luar biasa yang mencengangkan akal dan sejarah akhlak manusia. Dalam dirinya tumbuh macam-macam rasa takut (khaif khasyyah, rahbah) kepada Allah. Para sahabat, anak didik Rasul, telah menyertai Nabi Shallalahu ’Alaihi wa Sallam Sang teladan dan murabbi dalam peperangan sebanyak 27 kali dalam kurun waktu sepuluh tahun. Dan mereka keluar untuk menghadapi musuh karena perintah gurunya sebanyak lebih dari seratus kali. Juru bicara mereka, Sa’ad ibn Mu'adz r.a. menuturkan tentang dirinya dan tentang orang-orang Anshar sebelum perang Badar, "Sesungguhnya saya berbicara mewakili orang-orang Anshar dan menjawab atas nama mereka, maka berangkatkanlah kami ke mana anda menghendaki. Hubungilah orang yang anda kehendaki. Putuslah orang yang anda kehendaki. Ambillah dari harta kami apa yang anda kehendaki. Berikanlah kepada kami apa yang anda kehendaki. Apa yang anda ambil adalah lebih kami sukai daripada apa yang anda tinggalkan. Apa saja yang anda perintahkan, maka kami hanya mengikut perintah anda. Demi Allah seandainya anda berjalan hingga mencapai Bark dari Ghimdan pasti kami berjalan mengikuti anda. Seandainya anda menawarkan kepada kami untuk menyeberangi lautan ini, niscaya kami menyeberangi bersama anda. "(HR. Ibn Abi Syaibah).  Dengan kualitas iman seperti ini, para sahabat yang agung itu merasakan urusan dunia mereka, dan musibah yang menimpa anak-anak, istri dan diri mereka begitu ringan. Lalu turunlah ayat-ayat Al-Qur'an dengan hal-hal yang belum biasa mereka lakukan dan perintah-perintah yang pelaksanaannya berat atas nafsu menyangkut harta, jiwa, anak dan keluarga. Mereka telah masuk Islam secara keseluruhan, dengan hati, anggota badan dan jiwa mereka. Mereka tidak menentang Rasul setelah jelasnya petunjuk bagi mereka. Mereka tidak merasa berat dengan semua yang telah Rasul putuskan. Mereka tidak meminta alternatif lain setelah Rasul memerintah atau melarang. Bagian setan telah keluar dari diri mereka. Demikian pula bagian nafsu telah keluar dari dalam diri mereka. Mereka di dunia ini telah menjadi orang-orang Akhirat. Tidak susah karena musibah, tidak sombong karena nikmat dan tidak sibuk karena miskin. Mereka tidak menginginkan kesombongan di muka bumi, juga tidak kerusakan. Ketika mereka dalam 

Zadul Ma'ad, 3/173 (Al Arna'uth berkata, diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam dalam As-Sirah, 1/625 tanpa sanad, diriwayatkan oleh Ibnu Katsir, 2/395 semisalnya dan dia nasabkan kepada Ibnu Mardawaih dan jalur Muhammad bin Amr bin Alqamah bin Waqqash Al-Laitsi dari bapaknya dari kakeknya secara mursal. Kepada dinasabkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, 7/224 kepada IbnuAbi Syaibah.

http://www.akhirzaman.info/

13

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

keadaan seperti ini, Allah menundukkan untuk mereka sayap-sayap bumi, dan mereka dengan izin Allah menjadi para penunjuk jalan bagi kemanusiaan. Menjadi pelindung bagi dunia dan para da'i yang mengajak kepada agama Allah. Rasul menjadikan mereka sebagai pemimpin umat sesudahnya. Beliau tutup usia, kembali kepada Allah dalam keadaan tenang dan tersenyum. Berikut ini ringkasan tentang kondisi mereka bersama Rasulullah Shallalahu ’Alaihi wa Sallam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berffirman,

ِ ِ ِ ُ ‫ُّمح َّم ٌد َّرس‬ ‫ضالً ّْم َن اللَّ ِو‬ ْ َ‫اى ْم ُرَّك ًعا ُس َّج ًدا يَػْبَتػغُو َف ف‬ ُ ‫ين َم َعوُ أَشدَّاء َعلَى اْل ُك َّفا ِر ُر َح َماء بَػ ْيػَنػ ُه ْم تَػ َر‬ َ ُ َ ‫وؿ اللَّو َوالَّذ‬ ِ ِ ‫السج‬ ِ ‫ ِسيم‬،‫ضوانًا‬ ‫ود‬ ُ َ ُ ُّ ‫اى ْم في ُو ُجوى ِهم ّْم ْن أَثَ ِر‬ َ ْ ‫َوِر‬ 'Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. "(QS Al-Fath 48:29). Inilah Urwah ibn Mas'ud yang menceritakan kondisi para sahabat bersama Rasul setelah mereka pulang dari Hudaibiyah sebagai utusan dari orang Quraisy untuk berunding, "Kaum macam apa mereka ini? Demi Allah aku telah banyak menghadap para raja sebagai utusan, menghadap Kisra (Persia), Kaisar (Romawi) dan Negus (Ethiopia, Habasyah). Demi Allah aku tidak pernah melihat raja yang diagungkan oleh para sahabatnya seperti para sahabat Muhammad mengagungkan Muhammad. Demi Allah dia tidak mengeluarkan ingus melainkan ditangkap oleh tangan seorang dari mereka lalu dia usap-usapkan pada wajah dan kulitnya. Apabila dia memerintahkan kepada mereka, mereka bergegas melaksanakannya. Apabila dia wudhu, mereka hampir berperang memperebutkan air wudhu'nya. Apabila dia berbicara, mereka menundukkan suara di hadapannya. Tidak ada yang mampu menatap pandangannya karena wibawanya."  MENYOROTI KONDISI IMAN KITA Telah kita lalui pembahasan tentang kondisi para sahabat bersama Rasul mereka dan hubungan mereka dengan yang lain. Mereka adalah para prajurit dan para panglima yang mukhlis, yang telah mengorbankan semua yang mereka miliki, baik harta, waktu, maupun tenaga. Mereka telah mengerahkan pengorbanan-pengorbanan besar demi agama dan aqidah mereka. Iman telah menjadi jiwa mereka, menggugah 



Diambil dari kitab Abul Hasan An-Nadwi, Madza Khasiral ‘Alam Bi Inhithathil Muslimin. Zadul Maad 3/43, disebutkan oleh Ibnu Ishaq, sedangkan haditsnya diriwayatkan oleh Bukhari.

http://www.akhirzaman.info/

14

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

hati, menghidupkan perasaan, dan menanamkan rasa pengagungan terhadap Al-Khaliq Yang Maha Tinggi. Lalu di manakah posisi kita bila dibanding dengan keimanan mereka? Dibanding dengan jiwa-jiwa besar mereka yang memiliki semangat tangguh dan keinginan yang teguh menuju kemuliaan dan kesempurnaan? Bagaimanakah hakikat keimanan kita?! Karena segala sesuatu itu memiliki hakikat. Apakah kita telah mengedepankan iman kita dan mengutamakannya di atas nafsu kita, syahwat kita, dunia kita dan nilai kita di mata manusia?! Apakah ia sekedar iman lipstik yang kita jadikan sebagai perhiasan kita, dan kita merasa malu mengungkapkannya? Apakah ia sekedar klaim kosong tanpa bukti yang konkret? Apakah demi iman, kita telah siap menjual kehidupan, kedudukan, harta, jabatan, anak, keluarga dan tanah air?! Apakah kita merasa cukup dengan batas keimanan yang menjadikan kita diterima di masyarakat dan memasukkan kita ke dalam barisan kaum muslimin saja?! Apakah iman itu bagi kita sekedar taqlid dan tradisi?! Ataukah iman bagi kita memiliki kedudukan tersendiri yang menyentuh hati dan menggerakkan jiwa, iman yang menggiring menuju ikhlas, shidiq dan amal shalih dalam kesepian maupun keramaian iman yang menuntun kepada apa yang diridhai oleh Allah? Apakah nafsu kita suka atau tidak suka? Apakah manusia menerima atau tidak menerima? Apakah iman itu di hati kita memiliki aktifitas yang dinamis, proaktif, dan efektif dalam setiap ibadah dan setiap langkah? Yang mana di balik setiap langkah itu ada kehangatan iman, kebenaran arah dan tingginya semangat, sehingga ibadah tersebut mengusung ruh yang benar dan pengaruh yang menjiwai dalam setiap perbuatan hamba Allah di dalam ibadah maupun di luarnya. Selanjutnya ia akan hidup dalam keadaan baik dan bersih, berhias dengan buah iman dan memancarkan kata-kata iman. Suasana iman tampak dalam kehidupannya, jalannya, suka dan dukanya, ridha dan murkanya serta dalam segala tindak tanduknya hingga dalam tidur dan candanya. Dia selalu dengan Tuhannya di waktu mukim dan musafir, di waktu hidup dan matinya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ُ‫قُل إِ َّف صالَتِي ون‬ ِ ‫ين‬ ّْ ‫اي َوَم َماتِي لِلّ ِو َر‬ َ َ ‫ب ال َْعالَم‬ َ ‫سكي َوَم ْحَي‬ ُ َ ْ `Katakanlah! `Sesunggnhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam'. " (QS Al-An' am 6:162). Dia dengan (bimbingan) Allah mendengar, dengan (bimbingan) Allah melihat, melangkah dan memukul, sehingga cahaya ada di dalam hatinya, di hadapannya dan di belakangnya. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

http://www.akhirzaman.info/

15

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, 'Barangsiapa memusuhi seorang wali (kekasih)-Ku ') maka Aku maklumkan perang terhadcpnya. Dan tiada mendekat kepadaKu seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada (melaksanakan) apa yang telah Kuwajibkan kepadanya. Dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya maka Aku-lah yang menjadi pendengarannya yang dia mendengar dengannya, penglihataniya yang dia melihat dengannya, tangannya yang dia memukul dengannya, dan kakinya yang dia bejalan dengannya. Dan jika dia meminta kepada-Ku pasti Aku memberinya, dan jika dia memohon perlindungan pasti Aku melindunginya." (HR. Bukhari). Apakah kita siap menerima panggilan iman apabila ia memanggil kita dengan bahasa lisannya atau bahasa keadaannya yang mengatakan, "Wahai segenap kaum muslim, wahai para pemilik aqidah yang benar, wahai putra-putra singa Tauhid, wahai para khalifah Rasul atas umat manusia, bangkitlah! Tunaikan tugas kalian, perbaiki niat kalian, perbaiki hati dan keadaan kalian. Perintahlah yang ma 'ruf dan cegahlah yang munkar. Angkatlah tinggi-tinggi urusan umat kalian. Bangunkanlah mereka dari tidurnya yang panjang dan kembalikanlah mereka kepada Tuhannya. Hilangkanlah kesalahannya, lepaskanlah simpul kesulitannya, sampaikanlah kepadanya petunjuk Tuhannya dan sunnah Nabi-Nya." Wahai ahli iman, sesungguhnya umatmu telah terbius hingga hilang kesadarannya, lalu dituntun berjalan di belakang oleh musuh-musuhnya menuju Neraka Jahim, diseret di belakang syahwatnya untuk mengejar dunia semata, hidup dan berjuang untuk dunia, lalai dari Akhiratnya, lupa atau pura-pura lupa dengan pengawasan Allah. Kegelapan dan tumpukan harta dunia yang hina, menghalangi mereka dari keyakinan terhadap Akhirat, Surga, Neraka, Shirath, Mizan, dan dari alam kubur dan kegelapannya, dari ancaman Allah dan adzab-Nya yang pedih. 

Wali adalah orang yang mengenal Allah (alim billah, ‘arif billah), yang selalu berada dalam ketaatan kepada-Nya, dan ikhlash dalam ibadahnya, seperti yang ada dalam Fathul Bari. Hadits ini dalam bab Ar-Riqaq ada lanjutannya, saya tidak faham mengapa penulis tidak menyebutkannya. Lanjutannya adalah, "Aku tidak pernah ragu-ragu tentang sesuatu yang Aku kerjakan seperti keraguan-Ku terhadap nyawa seorang mukinin, dia tidak ingin mati, dan Aku tidak suka menyakitinya. "Lanjutan ini di-takhrij dalam As-Shahihah (1640). Di sana terdapat penjelasan makna yang raguragu di dalam hadits tadi dari ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah; dan hakikatnya adalah keberadaan satu barang yang diinginkan dari satu segi dan tidak diinginkan dari segi lain, sekalipun harus memilih salah satu dari dua sisi tadi. Rujuklah ke sana karena penjelasannya sangat berharga. Sesungguhnya sanad hadits ini pada Kitab Bukhari yang di dalamnya terdapat nama Khalid Ibn Mikhlad, dia diperbincangkan oleh para ulama, begitu pula gurunya "Syuraih" juga dipermasalahkan. Oleh karena itu, sebagian ulama mengkritik atau merasa heran dengan termuatnya hadits ini dalam Shahih Imam Bukhari. Di antara mereka adalah Imam Dzahabi, Allamah Ibn Rajab Al-Hambali, dan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani. Mereka berbicara banyak tentang sanad ini. Dan Ustadz Zahid Al-Kautsari-lah yang telah mengungguli semua pihak dalam menyakiti Imam Bukhari dalam komentarnya atas Al-Asma 'was Shifat dengan menjadikan hadits ini "Hadits Munkar...", karena ia tidak hadir melainkan dengan sanad ini! Ustadz kita, Syeikh Al-Albani telah menshahihkannya dan membantah semua tuduhan Al-Kautsari... karena hadits ini diriwayatkan lebih dari satu jalur, sehingga hadits ini shahih matan dan sanadnya - alhamduiillah-. Lihat mukaddimah Syarah Aqidah Thahawiyah Ibn Abul Izz, takhrij Al Albani hlm. 24 cet. Al-Maktabul Islami. -Pent.

http://www.akhirzaman.info/

16

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Wahai orang-orang yang memiliki iman, siapakah - setelah Allah-yang menolong orang-orang muslim, yang membela mereka, membalut luka mereka, mengembalikan kesadaran mereka, meluruskan aqidah dan perilaku mereka dan yang memperingatkan mereka dengan Tuhan mereka? Siapakah yang berdiri menghadang para musuh, mengembalikan senjata lawan ke leher mereka dan yang mengajari mereka kejujuran dalam berucap dan berbuat? Apa pula yang akan mernperlihatkan kepada mereka hari-hari agung seperti hari-hari (perang) Badar, Hunain, Qadisiah dan Yarmuk. Wahai orang-orang yang beriman, siapakah - setelah Allah- yang siap menuntun umat ini ke jalan yang serius dalam kehidupannya dan dalam mempersiapkan untuk Akhiratnya, merealisasikan khairayyah (kebaikan) yang dijanjikan untuknya

ِ ‫ت لِلن‬ ‫َّاس‬ ْ ‫ُكنتُ ْم َخْيػ َر أ َُّم ٍ ِ أُ ْخ ِر َج‬ “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. " (QS Ali Imran 3:110). Mari kita berhenti sejenak untuk mengintrospeksi diri kita. Berapa banyak waktu, harta dan perhatian yang telah kita berikan untuk agama kita? Apakah kita telah merespon panggilan iman, ataukah sekedar berangan-angan dan bernyanyi dengan sejarah Islam dan kejayaan para pendahulu, para pahlawan dan penunggang kuda yang gagah perkasa? Ataukah kita menyerah kepada tipu daya musuh, jebakan setan dan dorongan nafsu untuk cinta dunia, santai, malas, hina dan syahwat? Sibuk dengan dunia yang rendah dan terlaknat, yang menjauhkan diri dari dzikir kepada Allah dan segala bentuk taqarrub. Alangkah besar perhatian kita, alangkah mendalam duka kita, alangkah lama keletihan kita, dan alangkah bagusnya upaya kita jika problemnya adalah duniawi mengenai rumah, mobil, gedung atau profesi?! Tetapi sebaliknya alangkah kecil perhatian kita, alangkah dingin sikap kita, dan alangkah bakhilnya kita ketika masalahnya adalah mencari ilmu atau dakwah, atau ihsan yang dimaksudkan untuk mencari wajah Allah, La hawla wa la quwwata ilia billah. Kita mohon pertolongan Allah dari sikap mengutamakan yang fana (binasa) di atas yang baqa' (kekal) . Memang kita sedang hidup dengan kondisi seperti ini, kecuali orang-orang yang dirahmati oleh Allah, di waktu orang-orang ahli kebatilan memperjuangkan kebatilannya dan menyerahkan jiwa dan hartanya untuknya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ِ ِ ِ ‫صدُّواْ َعن َسِب‬ ‫يل اللّ ِو فَ َسيُ ِنف ُقونَػ َها ثُ َّم تَ ُكو ُف َعلَْي ِه ْم َح ْس َرًة ثُ َّم يُػ ْغلَبُو َف‬ ُ ‫ين َك َف ُرواْ يُنف ُقو َف أ َْم َوال َُه ْم لَي‬ َ ‫إِ َّف الَّذ‬ ِ َّ ِ ‫َّم يُ ْح َش ُرو َف‬ َ ‫َوالذ‬ َ ‫ين َك َف ُرواْ إلَى َج َهن‬ http://www.akhirzaman.info/

17

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Neraka jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. "(QS Al-Anfal 8:36). Ya Allah, kami mengadukan kepada-Mu teguhnya orang lemahnya orang terpercaya.

fajir (bejat) dan

Kita dipanggil untuk memperbarui iman kita dan kembali melakukan muhasabah agar merenungkannya dan terikat dengan Rabb kita, berlindung kepada-Nya dan bertawakkal kepada-Nya. Maka barangsiapa bersikap jujur kepada Tuhannya, Dia mau menolongnya, meluruskan langkahnya, menunjukkan jalannya, menuntun tangannya, menerima amal-amalnya dan memenangkan serta memuliakannya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ِ ُّ ِ‫ْحَياة‬ ‫اد‬ ْ ‫وـ اْأل‬ ُ ‫َش َه‬ ُ ‫الدنْػَيا َويَػ ْوَـ يَػ ُق‬ َ ‫آمنُوا في ال‬ َ ‫ين‬ ُ ‫إِنَّا لََن‬ َ ‫نص ُر ُر ُسلََنا َوالَّذ‬

"Sesungguhnya Kami menolong rasul--rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi pada (hari Kiamat). " (QS Ghafir 40:51). Sesungguhnya buruknya kondisi iman kita tidak hanya terbatas pada orangorang muslimin yang fasik, larut dalam permainan dan kesia-siaan, dan yang berpaling dari Tuhan mereka semata. Akan tetapi ini adalah penyakit seluruh umat Islam, kecuali mereka yang dirahmati Allah. Penyakit-penyakit itu berupa mementingkan urusan dunia, kerasnya hati, hasad dan persaingan, memperturutkan hawa nafsu, mencari yang santai, lemahnya kiprah dan matinya semangat. Inilah fenomena-fenomena yang menguasai hati, yang menyia-nyiakan waktu dan pikiran kita. Jadi problem kebanyakan kita sekarang ini bukanlah bagaimana menanggung beban umat dan berdakwah kepada Allah serta mendeteksi tipu daya terhadap Islam dan umat Islam. Problematika kita yang terbesar adalah dunia ini dan kesibukannya. Siapa yang bisa merasakan hidup tenang dan enak? Sementara negeri-negeri Islam dicaplok oleh orang kafir, kehormatan orang Islam dicabik-cabik dan diinjakinjak. Bagaimana mungkin kita disibukkan dengan mengurusi diri sendiri, melupakan musuh-musuh kita, dan sibuk dengan dunia kita dengan melupakan agama kita? URGENSI IMAN Sesungguhnya istiqamah di atas agama Allah dan konsisten mengamalkannya secara lahir dan batin adalah sebab keberuntungan dan kemenangan di dunia dan di Akhirat. Allah Azza wa Jalla berfirman:

http://www.akhirzaman.info/

18

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

ِ ِ ‫من َع ِمل‬ ‫َح َس ِن َما‬ ْ ‫َج َرُىم بِأ‬ ْ ‫َّه ْم أ‬ ُ ‫صال ًحا ّْمن ذَ َك ٍر أ َْو أُنثَى َو ُى َو ُم ْؤم ٌن فَػلَنُ ْحيَِيػنَّوُ َحَياةً طَيَّْب ًِ َولَنَ ْج ِزيَػنػ‬ َ َ َْ ‫َكانُواْ يَػ ْع َملُو َف‬

`Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanja kehidupan yang baik dan sungguh akan Kami beri balasan kepada mereka pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. "(QS An-Nahl 16:97). Allah menetapkan kemenangan, kekuasaan dan kebahagiaan dunia Akhirat bagi para wali dan bagi hizib-Nya. Karenanya jangan ada yang menyangka bahwa balasan orang-orang mukmin hanya di dalam Surga saja. Kenikmatan dan kemuliaan mereka adalah di dunia dan di Akhirat. Akan tetapi bagaimana? Sebab kita mengetahui musibah yang menimpa para Nabi seperti pembunuhan, pengusiran, pelecehan, fitnah dan cobaan. Juga musibah yang menimpa selain Nabi dari para ulama, mujahid, da'i dan para penyeru kebaikan, bahkan setiap mukmin yang ada di dunia ini. Jawabannya adalah bahwa rintangan dan musibah yang dialami oleh para wali Allah hanya menimpa jasad mereka, bentuk lahiriah mereka, harta dan dunia mereka, akan tetapi hati dan arwah mereka tetap berada dalam keriangan.. Apabila mereka melakukan amal-amal yang shalih, maka mereka bertambah tenang, damai dan tentram. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫الرجل َع َلى حس‬ ِ ‫َّاس بَالَ ًء األَنْبَِياءُ ثُ َّم اْأل َْم َس ُل ِم َن الن‬ ِ ‫أَ َشدُّالن‬ ٌِ َ‫صالَ ب‬ َ ‫ب ديْنو َفِإ ْف َكا َف ف ْي ديْنو‬ َْ ُ ُ َّ ‫ يُػْبَتػ َلي‬.‫َّس‬ ِ ‫اؿ الَْبالَءُ بِال َْعْب ِد َحتَّى يَ ْم ِشي َعلَى اْأل َْر‬ ‫س َعلَْي ِو‬ ُ ‫ف َعْنوُ َوَما يَػ َز‬ َ ‫ َوإِ ْف َكا َف فِ ْي ِديْنِ ِو ِرقْ ٌِ ُخ ّْق‬،‫ِزيْ َد فِ ْي بَالَِِِو‬ َ ‫ض لَْي‬ ٌِ ‫َح ِطْيَئ‬ “Manusia yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang yang lebih mirip, kemudian yang lebih mirip. Seseorang itu diuji sesuai dengan agamanya. Apabila di dalam agamanya itu ada kekuatan, maka ditambahlah cobaannya. Apabila di dalam agamanya ada kelemahan maka diringankanlah cobaan itu danipadanya. Cobaan itu senantiasa mengenai hamba, hingga ia berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak memiliki dosa." (HR. Ahmad dalam al-Musnad). Ini adalah hikmah Allah dan Sunnatul/ah kepada makhluk-Nya. Dia menyiapkan untuk para kekasih-Nya setan-setan, orang-orang kafir dan orang-orang zhalim, sehingga orang mukmin memerangi mereka. Maka tegaklah tiang jihad di dunia yang menjadi negeri ujian ini. Dengan jihad, sabar dan ihtisah (mencari pahala-Nya) Allah mengangkat derajat para wali-Nya. Dengan demikian cobaan-cobaan itu ada bukan

http://www.akhirzaman.info/

19

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

karena mereka hina di hadapan Allah. Tidak demikian, Jihad adalah amal yang paling dicintai oleh Allah, dan para mujahid ini adalah orang-orang yang berhak mendapatkan pahala dan balasan yang agung. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِِ ِ ِ ِ ُّ ‫إِ َّف اللَّو ي ِح‬ ‫وص‬ ٌ ‫ص‬ ُ ‫ص ِّفا َكأَنَّػ ُهم بُ َنيا ٌف َّم ْر‬ َ ‫ين يُػ َقاتلُو َف في َسبِيلو‬ َُ َ ‫ب الَّذ‬ “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS Ash-Shaaf 61:4).

ِ ِ ‫الم ۞ أ‬ ‫ين ِمن قَػْبلِ ِه ْم فَػلََيػ ْعلَ َم َّن‬ َ ‫َّاس أَف يُػْتػ َرُكوا أَف يَػ ُقولُوا‬ َ َ ‫آمنَّا َو ُى ْم ال يُػ ْفَتػنُو َف ۞ َولََق ْد فَػَتػنَّا الَّذ‬ َ ‫َحس‬ ُ ‫ب الن‬ ِ ِِ ۞ ‫ين‬ َ ‫ين‬ َ ‫ص َدقُوا َولََيػ ْع َل َم َّن اْل َكاذب‬ َ ‫اللَّوُ الَّذ‬ Alif Laam Miim. Apakah manusia itu mengira babwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesnngguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS Al-Ankabut 28: 1-3). Cobaan, ujian dan gangguan bukan hanya untuk orang mukmin yang sabar, ridha, dan bersyukur, tetapi semua itu berlaku secara umum untuk semua umat manusia; yang baik dan yang buruk, yang muslim dan yang kafir. Allah Azza wa Jalla berfirman,

‫نسا َف فِي َكَب ٍد‬ َ ‫لََق ْد َخلَ ْقنَاا ِل‬ "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." (QS Al-Balad 90:4). Akan tetapi di antara mereka, ada yang ujian itu menjadi kesengsaraan baginya di dunia dan di Akhirat. Ia tidak mendapat pahala sedikitpun, sebagaimana kondisi orang-orang kafir. Di antara mereka ada pula yang cobaan itu menjadi kesengsaraan di dunia dan tidak diberi pahala di Akhirat, sebagaimana keadaan kebanyakan orangorang muslim yang lalai dari pahala dan tingginya derajat serta ampunan dosa. Di antara mereka ada yang ujian itu justru menjadi pahala dan keuntungan baginya, sebagaimana kondisi orang-orang mukmin yang berharap pahala dari Allah dengan ujian itu.

ِ ‫ولََنبػلُونَّ ُكم حتَّى نَػع َلم ال‬ ِ َّ ‫اى ِدين ِمن ُكم و‬ ‫ارُك ْم‬ َ ‫الصاب ِر‬ َ ْ َ ‫ْم َج‬ ُ َ ْ َ ْ َْ َ َ ‫ين َونَػ ْبػلَُو أَ ْخَب‬

http://www.akhirzaman.info/

20

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami mengatakan (baik buruknya) hal-ihwalmu. "(QS Muhammad 47:31).` Tatkala kita memperhatikan kondisi orang-orang kafir yang dilaknat Allah, dijauhkan, diusir dan dihinakan, maka mereka itu lebih buruk dari keledai dan anjing, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:

ِ ّْ ‫إِ َّف َش َّر الدَّو‬ ِ ِ ‫ين َك َف ُرواْ فَػ ُه ْم الَ يُػ ْؤِمنُو َف‬ َ ‫اب عن َد اللّو الَّذ‬ َ `Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orangorang kafir, karena mereka itu tidak beriman. "(QS Al-Anfal 8:55). Mereka adalah orang-orang yang sengsara, celaka, hina, rendah, yang hidup dalam kegelapan hati, dengan kekufuran yang mencekam dan tanpa sinaran iman sedikitpun. Maka buruklah kehidupan mereka dan sempitlah jiwa mereka, meskipun secara lahiriah bergelimang harta dan dalam puncak materi. Karena Allah tidak ingin, kecuali kehinaan bagi orang yang membangkang-Nya dan keluar dari ubudiyah-Nya (penghambaan kepada-Nya). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‫ش ُرهُ يَػ ْوَـ ال ِْقَي َام ِ ِ أَ ْع َمى‬ ُ ‫ضن ًكا َونَ ْح‬ َ ِ ً ‫ض َعن ِذ ْك ِري فَِإ َّف لَوُ َم ِعي َش‬ َ ‫َوَم ْن أَ ْع َر‬ `Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (QS Thaha 20:124). Orang-orang kafir itu nanti di hari Kiamat adalah bahan bakar Neraka Jahannam. Dan ini adalah seburuk-buruk tempat kembali. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ِ ‫َع َّد لَهم س ِعيرا ۝ َخالِ ِد‬ ِ ِ ِ ‫ب‬ ُ َّ‫ين ف َيها أَبَ ًدا الَّ يَج ُدو َف َولِّيا َوالَ نَص ًيرا ۝ يَػ ْوَـ تُػ َقل‬ َ َ ‫إِ َّف اللَّ َو ل ََع َن اْل َكاف ِر‬ ً َ ْ ُ َ ‫ين َوأ‬ ‫الر ُسوال‬ َّ ‫وى ُه ْم فِي النَّا ِر يَػ ُقولُو َف يَا لَْيَتػنَا أَطَ ْعنَا اللَّوَ َوأَطَ ْعنَا‬ ُ ‫ُو ُج‬ “Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (Neraka), mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam Neraka, mereka berkata, Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul '." (QS Al-Ahzab 33: 64-66). Ketika kita mengingat-ngingat keadaan orang-orang kafir di dunia dan di Akhirat, maka kita merasakan betapa agungnya karunia iman yang diberikan Allah kepada kita. Dia menganugerahi kita hidayah dan taufiq, menjadikan kita sebagai orang-orang yang

http://www.akhirzaman.info/

21

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

beriman, ruku' dan sujud demi menunaikan perintah-Nya dan mengajak kepada jalan agama-Nya. Allah memilih kita dan mengistimewakan kita dengan karunia dan pemberian-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫ك أَ ْف أَسلَموا قُل الَّ تَمنُّوا َعلَ َّي إِسالَم ُكم ب ِل اللَّوُ يم ُّن َعلَي ُكم أَ ْف َى َدا ُكم لِ ِإليم‬ ‫اف إِف‬ َ ‫يَ ُمنُّو َف َعلَْي‬ َ َ ْ َ ْ ْ ْ َُ ُ ُ ْ ِ ِ ‫ُكنتم‬ ‫ين‬ َ ُْ َ ‫صادق‬ `Mereka merasa telah memheri nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, 'janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu adalah orang-orang yang benar'." (QS AlHujuraat 49:17). Maka berbanggalah wahai orang mukmin, Tuhanmu telah memilihmu dan mengistimewakanmu dari sekian banyak manusia yang ada di alam semesta ini dengan dianugerahkannya nikmat iman kepadamu yakni satu nikmat yang tidak kamu dapat karena nasabmu, statusmu, hartamu, tipu dayamu atau ilmumu. Namun demikian, itu adalah karunia murni dari Allah Yang Maha Memberi anugerah. Maka apakah layak orang yang dipilih Allah dan diistimewakan, dientas dan diselamatkan dari kekufuran dan diberi petunjuk setelah berada dalam kesesatan, merendahkan meremehkan dan mempermainkan nikmat yang agung ini? Sesungguhnya orang yang telah diberi nikmat Islam dan iman oleh Allah wajib merasa takut dan khawatir jika nikmat itu hilang. Karena musibah yang terberat dan terbesar adalah musibah agama, atau musibah yang menyebabkan seseorang murtad atau terjatuh dalam jurang fitnah, syubhat, syahwat dan maksiat setelah adanya hidayah dan istiqamah. Seorang mukmin yang sadar tidak mungkin bermuamalah dengan hatinya seperti muamalah orang yang tenang dan merasa aman, tetapi ia selalu ingat dengan hati dan lisannya: "Ya Rabb, Y a Rabb."

‫َّاب‬ َ َّ‫نك َر ْح َم ًِ ِإن‬ َ ‫ب لََنا ِمن لَّ ُد‬ َ ‫كأ‬ ُ ‫َنت ال َْوى‬ ْ ‫َربَّػَنا الَ تُِز ْغ قُػلُوبَػَنا بَػ ْع َد ِإ ْذ َى َديْػَتػَنا َو َى‬ `Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemheri (karunia). "(QS Ali Imran 3:8). Ia mengingat firman Allah tentang Adam,

ِ ِ ِ ‫ين‬ َ ‫َربَّػَنا ظََل ْمَنا أَن ُف َسَنا َوإِف لَّ ْم تَػ ْغف ْر لََنا َوتَػ ْر َح ْمَنا لََن ُكونَ َّن م َن الْ َخاس ِر‬

http://www.akhirzaman.info/

22

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan membeni rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. "(QS Al-A'raf 7:23). Ia mengingat sabda Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : "Ya Allah, wahai Dzat Yang Membolak balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu. " Seorang hamba Allah haruslah mengkhawatirkan adanya su'ul khatimah, (akhir hayat yang buruk) yang balasannya adalah Neraka. La hawla wa la quwwata illa billah. Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Sesungguhnya ada seorang hamba yang menurut manusia melakukan amalan ahli Surga, padahal ia termasuk ahli Neraka, dan ada yang mengamalkan menurut manusia amalan ahli Neraka, padahal ia termasuk ahli Surga. Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan penutupnya. "(HR. Bukhari). Ibnu Rajab berkata, sabda Nabi "menurut pandangan manusia" mengisyaratkan bahwa hakikat amalnya adalah berbeda dengan lahirnya. Dan bahwa penutup amal yang buruk disebabkan oleh faktor yang tersembunyi menurut manusia, tidak ada orang yang mengetahuinya. Adakalanya dari segi amal yang buruk atau semacamnya. Faktor yang tersembunyi itulah yang menyebabkan su'ul khatimah. Ibnul Qayyim mengatakan, "Tatkala amal itu tergantung pada akhir dan pamungkasnya, maka orang yang beramal ini tidak sabar terhadap amalnya, hingga menjadi sempurna untuknya. Akan tetapi di sana ada penyakit yang tersembunyi dan ada faktor yang menghinakannya di akhir hayatnya. Maka faktor tersebut mengkhianatinya di saat ia sangat membutuhkan, sehingga ia kembali mengerjakan konsekuensi dari faktor tersebut. Seandainya di sana tidak ada kecurangan dan penyakit, tentu Allah tidak akan membalik imannya. Bisa jadi penyakit tersebut adalah menyembunyikan apa yang berbeda dengan penampilannya. Seperti dusta menghina orang lain, sombong atas mereka, mengejek orang-orang yang baik, suka memandang wanita dan pemuda yang tampan, melakukan ghibah, (membicarakan aib orang lain) adu domba dan meremehkan pekerjaan yang hina tersebut .') NIKMAT IMAN

 

Jam’ul Ulum Wal Hikam, hlm. 50 dalam kitab yang ditahqiq oleh Dr. Wahbah Zuhaili ada pada jilid 1, hlm. 111- pent. Wabatul Iman, Majmu 'ah Al-Ula, hlm. 133

http://www.akhirzaman.info/

23

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Sesungguhnya iman kepada Allah adalah nikmat agung yang dianugerahkan Allah kepada orang-orang yang Ia kehendaki, dan dijauhkan Allah dari orang-orang yang Ia kehendaki. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ِ ‫ت َع َلي ُكم نِعمِتي ور‬ ‫يت لَ ُك ُم ا ِل ْسالَ َـ ِد ًينا‬ ُ ‫ض‬ ُ ‫الَْيػ ْوَـ أَ ْك َمل‬ َ َ َ ْ ْ ْ ُ ‫ْت لَ ُك ْم د َين ُك ْم َوأَتْ َم ْم‬ "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS Al-Maidah 5:3). Nikmat ini menyucikan umur, memberkahi kehidupan, dan mengangkat hati orang mukmin dari dunia dan perhiasannya menuju kecintaan kepada Tuhannya dan negeri Akhirat. Iman adalah nikmat yang tidak bisa dibeli, dijual atau dihadiahkan di antara manusia. Sebab ia adalah hubungan dengan Allah, munajat kepada-Nya, dzikir, doa dan taat serta tunduk di hadapan-Nya. Maka Allah tidak memberikannya, kecuali kepada orang yang kembali kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ِ ِ ‫اب‬ َ َ‫قُ ْل إِ َّف ال ّل َو يُض ُّل َمن يَ َشاء َويَػ ْهدي إِلَْيو َم ْن أَن‬ `Katakanlah, `Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya'. "(QS Ar-Ra'd 13: 27). Di dalam iman terdapat kehidupan yang sejati dan kebahagiaan ukhrawi. Ia adalah jalan ahli Surga, taman orang-orang yang mendapatkan taufiq (bimbingan), pertanda hati, pembersih jiwa dan cahaya wajah. Iman adalah nikmat yang tidak tertandingi oleh nikmat manapun, karena ia mendekatkanmu kepada Tuhanmu, menempatkanmu di dalam Surga-Nya dan dekat dengan-Nya dalam limpahan nikmat abadi. Dengan iman kamu akan jauh dari Neraka, negeri kesengsaraan, tempat kembalinya orang-orang kafir dan orang-orang yang congkak juga sombong. Merealisasikan iman, meluruskannya, membersihkannya, memelihara dan memupuknya adalah kebutuhan para hamba dan tujuan orang-orang yang bertauhid. Cahaya kalimat tauhid di dalam hati para hamba adalah bertingkat sesuai dengan perbedaan dan tingkatan hati masing-masing. Ibnu Abil Izz dalam Syarah Thahawiyyah menyatakan, "Bahkan berbeda-beda tingkatan cahaya la ilaha illallah dalam hati para pemiliknya, tidak dapat menghitungnya kecuali Allah Azza wa Jalla. Di antara manusia ada yang di dalam hatinya terdapat cahaya (la ilaha illallah) seperti matahari, ada yang seperti bintang kejora, ada yang seperti obor besar, ada yang seperti lampu yang terang dan ada pula yang seperti lampu redup. Karena itu, cahaya di hari kiamat pada tangan kanan mereka dan di hadapan mereka berdasarkan ukuran ini. Sesuai dengan cahaya iman dan tauhid yang

http://www.akhirzaman.info/

24

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

terdapat di hati, baik secara ilmu maupun amalnya. Semakin kuat dan besar cahaya kalimat ini, maka semakin membakar syubhat dan syahwat sesuai dengan kekuatannya. Bahkan bisa jadi ia mencapai tingkatan tidak menemukan syubhat, syahwat dan dosa, melainkan ia bisa melumatnya semua. Ini adalah kondisi orang yang shadiq (benar) dalam imannya, langit-langit imannya telah melindungi hatinya dengan meteor-meteor yang membakar setiap ada yang berusaha mencurinya. Siapa yang mengetahui ini maka ia mengetahui ucapan Nabi Shallalah’Alaihi wa Sallam, "Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah karena mencari ridha Allah. " (HR. Bukhari Muslim dari Utban ibn Malik). Jadi, apabila iman itu telah benar maka ia akan mengalahkan setiap kekuatan, melindungi dari setiap ketergelinciran dan menempati setiap permasalahan. Dengan agama yang benar, siapa saja yang berlindung dengannya pasti dilindungi dan siapa saja yang meminta petunjuk-Nya pasti ditunjuki. Iman itu betul-betul menjadi pelindung dengan ijin Allah dari setiap bala , syahwat dan syubhat. Dengan iman seorang hamba akan selamat dari problematika hidup dan kesulitan-kesulitannya. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Apabila cahaya telah merasuk ke hati, maka hati akan berkembang luas dan lapang. Mereka bertanya, Apa tandanya wahai Rasulullah? ' Beliau bersabda, kembali (menghadap) kepada negeri abadi, menjauh dari negeri tipuan, dan bersiap-siap untuk mati sebelum kedatangannya. 'Rasulullah Shallalahu ’Alaihi wa Sallam - bersabda, 'Sungguh beruntung orang yang masuk Islam dan diberi riziki yang cukup serta dipuaskan oleh Allah apa yang diberikan-Nya padanya'. "(HR. Muslim). Dengan iman seorang mukmin berada di atas semua perhatian materi dan kesibukan duniawi. Sebab ia hidup di negeri ini hanyalah untuk keridhaan Allah dan mencari apa yang ada di sisi-Nya, bukan untuk dirinya, keinginan-keinginan dan ambisinya. Dengan iman, hati akan terbuka, fokusnya akan tinggi dan selalu bergantung kepada Rabb-nya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Apa yang akan dilakukan oleh musuh-musuhku terhadapku? Karena Surgaku ada di dalam dadaku, mengusirku adalah siyahah (tamasya), menahanku adalah khalwah (berduaan dengan Allah) dan membunuhku adalah syahadah (mati syahid)". Ibrahim bin Adham berkata, "Demi Allah, seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada pada kami, niscaya mereka menebas kami dengan pedang." Yang dimaksud nikmat adalah nikmat iman, mesra dengan Allah, lezat dengan bermunajat kepada-Nya, doa dan bersimpuh di hadapan-Nya. Dengan iman seorang mukmin tergabung dengan makhluk pilihan, berbaris dengan mereka dan dikumpulkan bersama mereka di Surga, insya Allah. Ia menolong http://www.akhirzaman.info/

25

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

mereka dan menjadi pengikut mereka. Orang mukmin berada dalam golongan para Nabi, para shiddiq, para syahid dan orang-orang shalih. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ِ ِ َّ ‫الشه َداء و‬ ِ ّْ ‫ك مع الَّ ِذين أَنْػعم اللّو َعلَي ِهم ّْمن النَّبِيّْين و‬ ِ َ ‫الرس‬ ‫ين‬ ْ ُ َ َ َ َ َ َ ‫وؿ فَأ ُْولَػئ‬ ُ َّ ‫َوَمن يُط ِع اللّ َو َو‬ َ ‫الصالح‬ َ َ ُّ ‫ين َو‬ َ ‫الصدّْيق‬ ََ َ ‫ك َرفِي ًقا‬ َ ِ‫س َن أُولَػئ‬ ُ ‫َو َح‬ `Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul--Nya, maka mereka itu akan bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orangorang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaikbaiknya."(QS An-Nisa 4:69). Adapun orang-orang yang durjana, yang berpaling dari Allah dan Rasul-Nya, bahkan menentang Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin, maka mereka telah menggabungkan diri dengan makhluk yang paling jahat dan manusia yang rendah dari kalangan orang-orang kafir yang sombong. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, '

Lima kali shalat (dalam sehari) diwajibkan oleh Allah atas para hamba-Nya. Barangsiapa menjaganya, maka ia menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya di hari Kiamat. Dan siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya, dan di hari Kiamat dia bersama dengan , Qarun, Fir'aun, Haman dan Ubay ibn Khalaf " (HR. Ahmad, Ibn Hibban dan Thabrani dengan sanad jayyid). Bila Iman Sudah Benar Sesungguhnya iman itu memiliki buah yang agung dan membuka pintu-pintu kebaikan yang amat banyak. Tidak mungkin kita bisa menghitungnya karena dialah nikmat pertama dan terakhir sejak Allah menulis kebahagiaan untuk sang janin, hingga kakinya menginjakkan taman Surga. Dia senantiasa berada dalam uubudiyyah kepada Allah, ridha kepada-Nya sebagai sesembahan, rela Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabinya. .

Dia hidup untuk satu tujuan yang mulia dan agung. Apapun rintangan yang ditemuinya dalam merealisasikan tujuannya adalah hal kecil. Saudaraku, berikut ini adalah buah yang dapat dipetik dan hasil yang akan diraih manakala iman sudah benar. Allah berfirman,

ٍ ‫صم بِاللّ ِو فَػ َق ْد ى ِدي إِلَى ِصر‬ ِ ‫ومن يػعَت‬ ٍ ‫اط ُّم ْسَت ِق‬ ‫يم‬ َْ ََ َ ُ َ `Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diheri petunjuk kepada jalan yang lurus. "(QS Ali Imran 3:101) .

http://www.akhirzaman.info/

26

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Secara umum yang dimaksud di sini adalah kebaikan di dunia dan di Akhirat, istiqamah dan ridha kepada Allah. Allah berfirman,

ِ ِ ‫من َع ِمل‬ ‫َح َس ِن َما‬ ْ ‫َج َرُىم بِأ‬ ْ ‫َّه ْم أ‬ ُ ‫صال ًحا ّْمن ذَ َك ٍر أ َْو أُنثَى َو ُى َو ُم ْؤم ٌن فَػلَنُ ْحيَِيػنَّوُ َحَياةً طَيَّْب ًِ َولَنَ ْج ِزيَػنػ‬ َ َ َْ ‫َكانُواْ يَػ ْع َملُو َف‬

`Barangsiapa yang mengejakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dan apa yang telah mereka ker jakan. " (QS An-Nahl 16: 97). Dengan iman yang benar, maka kondisi kita akan berubah, dari kecenderungan kepada dunia dan sebab-sebabnya menuju interaksi hati. dengan Allah Sang Pencipta, bergantung kepada-Nya dan mencari ridha-Nya, sehingga Akhirat menjadi perhatian, sekaligus tujuannya dan segala gerak-geriknya hanyalah untuk meraihnya. Saya akan membatasi pada buah iman berikut ini karena jelasnya dan urgensitasnya. Kalau tidak maka iman itu adalah pembuka setiap kebaikan dan penutup semua kejahatan dan keburukan. Hanya Allah tempat meminta tolong, meminta taufiq dan tempat bergantung. Pertama: Bila iman sudah benar maka hamba itu akan introspeksi diri, menjaga diri, mengekang ambisi-ambisi, dan memecahkan kepentingan-kepentingan dan klaimlaim pribadi dalam perjalanan hidupnya. Ia tak akan ikut kompetisi duniawi. Tak akan berebut unggul dan maju mengalahkan pesaing-pesaingnya. Tak akan menampakkan pentingnya nafsu, perannya dan kebutuhan manusia terhadapnya. Tidaklah keikhlasan itu lemah dan riya' itu merajalela. Tidaklah hasad dan kezhaliman itu mengambil tempat, melainkan karena tidak terurusnya nafsu ammarah, sehingga ia dibiarkan beraksi dalam harta, kepernimpinan, pujian dan kesombongan. Maka jadilah polisi, hakim, pengawas dan penggembala untuk dirimu sendiri. Nafsu adalah pusat perhatian dan tuduhan. Dia adalah yang pertama dan yang terakhir untuk menang dan mendapat bimbingan atau untuk rugi dan hina. Dia adalah poros keseriusan, amal shalih dan kemenangan yang nyata atau pintu kemalasan dan keputusasaan. Dia adalah jalan semangat yang kuat dan tekad yang tinggi atau jalan keterpurukan dan kehancuran. Siapa yang benar imannya, maka dia pasti mengetahui bahwa musuh utama yang sebenarnya adalah dirinya. Apabila ia mampu mengatasinya, maka ia mampu mengatasi kekuatan apapun. Dia akan menang dalam setiap peperangan dan selamat dari kebinasaan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

‫إِ َّف اللّ َو الَ يُػغَّْيػ ُر َما بَِق ْوٍـ َحتَّى يُػغَّْيػ ُرواْ َما بِأَنْػ ُف ِس ِه ْم‬ http://www.akhirzaman.info/

27

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS Ar-Ra'd 13:11). .

ِ ‫ومآ أَصاب ُكم ّْمن ُّم‬ ‫ت أَيْ ِدي ُك ْم‬ ْ ‫ص َيب ٍ ِ فَبِ َما َك َسَب‬ َ َ ََ `Dan musibah apa yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. ' (QS Asy-Syura 42:30). Hasan Bashri berkata, "Kamu tidak menjumpai orang mukmin melainkan ia pasti berintrospeksi diri. Apa yang aku inginkan dengai makananku ini, apa yang aku inginkan dengan minumanku ini? Sedangkan orang fajir (yang rusak) maka ia terus maju tidak pernah peduli." Setiap muslim mengetahui bahwa ia wajib menegakkan shalat, berpuasa, pergi haji membayar zakat dan beribadah dengan semua ibadah secara ikhlash karena Allah. Lalu, apakah yang mengurangi dan merusak ibadah, yang menghilangkan ruh dan kekhusyu'an ibadah? Sesungguhnya penyebab yang terbesar adalah nafsu yang sering lepas kontrol. Ia tidak sabar dan tidak ridha jikalau amalnya diketahui oleh Allah semata. Ia tidak merasa cukup akan hal itu, tetapi ingin pula agar diketahui oleh manusia. Kedua: Bila iman sudah benar, maka dunia adalah kecil di mata dan di hati orang mukmin. Ia akan zuhud di dunia. Dia mengetahui bahwa dunia adalah penyihir yang banyak menyihir hati dan penipu yang banyak menipu orang. Orang mukmin menyadari bahwa cinta dunia adalah induk segala kesalahan. Dunia adalah barang yang rendah, hina, murah dan fana'. Bagaimanapun dunia datang melimpah, dia pasti akan memalingkan. Bagaimanapun dunia memberi, dia pasti membuat melarat. Bagaimanapun dunia berkumpul, dia akan memecah belah. Dunia adalah negeri kejahatan, gudang penyakit, musibah dan kekeruhan. Barangsiapa telah benar imannya dan istiqamah hatinya, 

Dari Sahal Ibn Sa'ad As-Sa'idi r.a. dia berkata, Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Seandainya dunia itu bernilai di sisi Allah seberat sayap nyamuk, tentu Dia tidak akan sudi memberi minum pada orang kafir meskipun hanya seteguk air. "(HR. Tirmidzi, dia berkata, hadits hasan shahih). Dari Al-Mustawrid Ibnu Syaddad , dia berkata, Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam '. bersabda, Tidaklah dunia itu dibanding dengan Akhirat melainkan bagaikan salah seorang kamu yang memasukkan jari tangannya ke dalam lautan, perhatikanlab apayang dibawa oleh jari itu?!" (HR. Muslim). Dari Jabir bahwasanya Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam berjalan melewati pasar, sementara orangorang berjalan di kanan kiri beliau. Beliau melewati seekor anak kambing yang telinganya kecil dan sudah menjadi bangkai. Beliau lalu mengangkatnya dan memegang telinganya kemudian bersabda: `Siapa di antara kalian yang mau membeli ini dengan satu dirham (saja)?' Mereka menjavab, kami tidak mau membelinya dengan apapun. Apa yang bisa kami perbuat dengannya? ' Kemudian beliau bertanya, Apakah kamu suka ia milikmu?' Mereka menjawab, Demi Allah, seandainya ia hidup ia adalah aib (cacat), ia bertelinga kecil, lalu bagaimana lagi ketika ia jadi bangkai?' Maka beliau bersabda, Demi Allah, dunia itu lebih hina bagi Allah daripada bangkai itu dalam pandangan kalian. "(HR. Muslim).`

http://www.akhirzaman.info/

28

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

maka ia tidak akan tertarik kepadanya dan tidak akan merugi karenanya. Dunia adalah rumah bagi orang yang tidak punya rumah. Yang menumpuknya hanyalah orang yang tidak punya akal. Amannya dunia masih tercampur dengan ketakutan, sehatnya tercampur dengan penyakit dan kelebihannya tercampur dengan kekurangan. Tatkala dunia bertempat di hati sebagian besar kaum muslimin; maka mereka menjadi cinta dan benci karena dunia. Demi dunia mereka berjuang dan berlomba, terhadapnya mereka sibuk di pagi hari dan sore hari. Maka lemahlah semangat Akhirat di hati, terlupakanlah hari yang telah dijanjikan pasti datang, lemahlah pengaruh nasihat, sedikitlah perenungan terhadap Al-Qur'an dan pengambilan pelajaran daripadanya, dan terlupakanlah persiapan untuk berdiri di hadapan Allah. Sebab dunia telah memenuhi ruang hati dan menguasai kendali berpikir dan keinginannya. Barangsiapa imannya benar, maka ia tidak akan tergiur dan tertipu dengan rayuan dunia. Ia akan menjadikannya sebagai kendaraan menuju Akhirat. Ia mengetahui bahwa setiap hari di dunia ini, sang hari (waktu memanggil dan berseru, "Wahai manusia, aku adalah baru dan atasmu aku akan bersaksi , aku akan meninggalkanmu tanpa kembali, isilah aku sesukamu, kebaikan atau keburukan." Allah Azza wa Jalla memberitahukan tentang jati diri dunia:

ِ ُّ ُ‫ا ْعلَموا أَنَّما الْحياة‬ ‫ب َول َْه ٌو َوِز َين ٌِ َوتَػ َفا ُخ ٌر بَػْيػَن ُك ْم َوتَ َكاثػُ ٌر ِفي ْاأل َْم َو ِاؿ َو ْاأل َْوَال ِد‬ ََ َ ُ ٌ ‫الدنْػَيا لَع‬ `Ketahuilah, Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggga tentang bayaknya harta dan anak. "(QS Al-Hadid 57:20). Imam Syafi'i berkata, "

Barangsiapa mencicipi dunia maka sesungguhnya aku telah merasakannya, telah digiring kepada kita nikmatnya dunia dan sengsaranya. "Dunia tidak lain adalah bangkai yang akan berubah, di atasnya ada banyak anjing yang tujuannya hanyalah menarik nariknya " Jika engkau menghindarinya maka engkau menjadi tangga bagi ahli dunia, tapi jika engkau menariknya maka anjing-anjing dunia pasti mengeroyokmu semua. " Ibnul Qayyim berkata, "Di antara siksa terbesar dalam dunia adalah kacaunya konsentrasi, terpecahnya hati dan selalu merasa kekurangan yang tidak pernah 

Dari ucapan Hasan Bashri

http://www.akhirzaman.info/

29

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

meninggalkannya. Seandainya bukan karena mabuknya para pecandu dunia dengan mencintai dunia, niscaya mereka telah meminta pertolongan dari adzab ini, meskipun sebagian besar mereka selalu mengadu dan berteriak karenanya." Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, `Allah berfirman, `Hai anak Adam, luangkanlah seluruh waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menutup kefakiranmu. Apabila kamu tidak melakukan, maka Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu'." (HR. Tirmidzi dan dia hasankan). Sebagian Salaf mengatakan, "Barangsiapa mencintai dunia maka hendaklah ia menguatkan dirinya untuk menanggung musibah. Pecinta dunia tidak akan dapat lepas dari tiga perkara. beban pikiran yang terus menerus, kepayahan yang tak berkesudahan, dan kepedihan yang tidak pernah berakhir. Ini semua terjadi karena pecinta dunia tidak akan merasa puas dengan apa yang ia peroleh. Setiap kali memperoleh bagian dari dunia, maka ia selalu menginginkan yang lebih tinggi." Dalam hadits shahih Nabi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Seandainya anak Adam memiliki harta sebanyak dua lembah, niscaya ia akan mencari (menginginkan) lembah yang ketiga. " (HR. Ahmad, Bukhari Muslim dan Tirmidzi). Hasan Bashri menulis kepada Umar bin Abdul Aziz, disebutkan "Sesungguhnya dunia telah ditawarkan kepada Nabi kita dengan segala kunci dan gudang-gudangnya, tidak berkurang sedikitpun di sisi Allah meskipun itu seberat sayap lalat, tetapi beliau menolaknya. Sebab beliau tidak mau kalau sampai mencintai apa yang dapat membuat Penciptanya murka atau mengangkat apa yang telah direndahkan oleh Pemiliknya. Dia menjauhkan dunia dari orang shalih karena sengaja dan melapangkannya untuk musuhmusuhnya karena tipuan. Maka, orang yang tertipu dunia dan menguasainya mengira kalau Allah memuliakannya. Dia lupa apa yang dilakukan oleh Allah terhadap Rasul-Nya tatkala beliau mengikat batu pada perutnya." Ketiga: Bila iman sudah benar, maka perhatian hamba kepada amalan-amalan hatinya lebih besar daripada perhatiannya kepada amalan anggota tubuhnya, karena intinya terdapat di dalam hati, sedangkan anggota badan mengikutinya. Hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah pasukannya. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: 

Dari Ibnu 'Abbas dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Seandainya anak Adam memiliki emas satu lembah, pasti ia ingin seandainya dia memiliki dua lembah, dan tidak akan bisa memenuhi mulutnya kecuali tanah, dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat. "(HR. Bukhari - Muslim).  Ighatsatul Lahfan,1/36 dan sesudahnya secara ringkas.

http://www.akhirzaman.info/

30

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Ingatlah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging. Apabila ia baik maka menjadi baiklah seluruh jasadnya dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ingatlah, ia adalab jantung (hati). "(HR. Bukhari - Muslim). Tidaklah melemah pengaruh ibadah terhadap akhlak (suluk) melainkan karena kelalaian terhadap amalan-amalan hati. Tatkala hilang khusyu' dalam shalat dan perenungan di dalamnya banyak orang yang melakukan shalat tetapi tidak dapat mencegah mereka dari perbuatan keji dan munkar. Sehingga puasa dan zakat, bahkan seluruh ibadah mereka, tidak dapat merealisasikan taqwa, tidak dapat mempengaruhi suluk (akhlak) dan tidak menghadirkan di hati mereka rasa takut dan harap kepada Allah, keberagamaannya hanya di dominasi oleh kemasan ibadah, tanpa ada isi dan substansinya. Hanya rutinitas tradisi, bukan ibadah. Pada akhirnya sebagian besar ibadah hanya menjadi gambar (simbol), bukan bukti dan hakikat. Maka tidak heran kalau anda melihat orang yang sujud sambil menangis, tetapi ber-muamalah dengan sesutu yang jelas-jelas riba dengan santai dan tanpa beban. Orang yang membaca kitab suci Al-Qur'an, tapi di malam harinya ia begadang dalam berbagai macam kesia-siaan dan kemunkaran. Anda melihat orang yang berdzikir kepada Allah, mengucapkan talbiyah, thawaf dan sa'i ternyata berlumuran dengan aneka ragam kejahatan dan dosa yang nyata maupun samar. Anda melihat perhatian orang yang haji dan umrah lebih terpusat pada biaya haji dan persiapan materi seperti pemondokan, makanan, minuman dan peristirahatan, daripada untuk menjaga ke-khusyu’an dan keikhlasan dalam shalatnya serta duduknya di Masjidil Haram untuk ibadah dan dzikir. Secara umum, amalan-amalan hati adalah khusyu’ , tadharru' (merendahkan diri), inabah (kembali kepada Allah), khauf (takut kepada Allah), raja' (mengharap kepada Allah), istighatsah (memohon dihindarkan bahaya), mahabbah (cinta kepada Allah), tawakkal (berserah diri kepada Allah), menyaksikan panorama ihsan (kebaikan) dari Allah, sempurnanya muraqabah (merasa diawasi Allah), shidq (jujur), ikhlas, menjaga, merawat dan menyiram hati dengan air taqwa serta menghindarkannya dari kerusakan, riya' (pamer), sum’ah (ingin didengar kebaikannya oleh orang), ’ujub dan idlal (mengungkit-ungkit kebaikan atas Allah). Sesungguhnya amal-amal ini dan lainnya akan sangat diperhatikan oleh seorang hamba manakala imannya benar. Balasan amal dari Allah disesuaikan dengan apa yang ada di dalam hati. Seperti shidq (jujur), menghadap penuh kepada Allah, menampakkan kehinaan, kerendahan dan kebutuhan kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ٍ ‫اؿ َوَال بَػنُو َف ۝ إَِّال َم ْن أَتَى اللَّ َو بَِقل‬ ٍ ِ‫ْب َسل‬ ‫يم‬ ٌ ‫يَػ ْوَـ َال يَن َف ُع َم‬ "(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, "(QS Asy-Syu'ara' 26:88-89).

http://www.akhirzaman.info/

31

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Bisa saja ada dua orang yang sedang shalat dalam satu tempat, tetapi perbedaan antara keduanya adalah antara langit dan bumi. Ibnul Qayyim berkata, "Sesungguhnya amal itu bertingkat-tingkat karena bertingkatnya apa yang ada di dalam hati." Apabila amalan badan tidak disertai dengan amalan hati, maka ibadah itu hambar, tidak membuahkan kelezatan, kenikmatan, kelapangan dan tidak menambah iman. Ibadah kehilangan ruh dan jiwanya. Inilah kondisi mayoritas umat Islam. Keempat: Bila iman telah benar, maka terbentuklah ukhuwah (persaudaraan) karena Allah. Seorang mukmin akan merasa semakin dekat kepada Allah apabila dapat memberikan kemanfaatan kepada saudaranya sesama muslim. Seperti melayaninya, membela kehormatannya, menutup aibnya, memberinya makan jika lapar, memperhatikan keadaannya, berdiri di sampingnya dan menolongnya. Ukhuwah bukanlah sekedar slogan dan retorika kosong. Akan tetapi ia adalah realitas yang konkret, di mana jiwa dipaksa menyerahkan kebaikan yang dia miliki, berkorban dan bersabar dalam melayani saudaranya, serta memuliakan kehormatan, darah dan harta saudara-saudaranya yang seiman. Bukanlah ukhuwah itu hanya bermesraan saat suasana lapang dan dalam kemakmuran, kemudian kembali bermusuhan di saat ada perbedaan dari sudut pandang dan pendapat. Akibatnya, ukhuwah dan hak-haknya dilupakan, kehormatan tidak diindahkan dan perekat-perekat cinta di hancurkan. Maha Suci Allah, manakah manhaj syar'i yang menjaga kehormatan seorang muslim?! Manakah kewajiban saling menasihati, menutup aib dan larangan meninggalkannya? Di manakah kita dari firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

‫ْم ْؤِمنُو َف إِ ْخ َوٌة‬ ُ ‫إِنَّ َما ال‬ `

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. "(QS Al-Hujuraat 49:10).

Dan sabda Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam, `Setiap muslim atas muslim yang lain adalah haram; kehormatannya, harta dan darahnya. "(HR. Tirmidzi, dia berkata, hadits hasan). Mengapa pertentangan diperlebar dengan membeber aib dan mengadu domba, serta kita terjatuh dalam dosa-dosa yang membinasakan?! Jawabnya jelas, kepentingan nafsu, mengikuti setan dan fanatik buta. Siapa yang akan mengambil manfaat dari sikap mencela, menjatuhkan saudarasaudara sesama muslim, berburuk sangka kepada mereka, merusak hubungan di

http://www.akhirzaman.info/

32

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

antara mereka, yang bisa membabat agama, memecah hati, membingungkan orang dan membuat mereka kehilangan kepercayaan kepada para da'i dan ahli kebaikan? Wahai orang yang seperti itu, apakah kamu ingin agar orang-orang berpaling dari kebaikan dan mengatakan, "Apabila kalian telah berdamai wahai para da’i, maka datanglah kepada kami." Apakah engkau ingin mengalihkan semangat manusia untuk kebaikan pada perpecahan, tahazzub (berkelompok-kelompok) dan memenuhi dada mereka dengan kebencian dan saling menghina?! Sesungguhnya agama Allah ini datang untuk memperbaiki kondisi kita dan menjadikan kita bersaudara, saling mencintai, bukan seteru yang saling bermusuhan Islam membimbing kita untuk saling bersaudara, menolong, sabar dan memaafkan. Sesungguhnya di antara hak saudara-saudara kita kaum muslimin dan para da'i secara khusus adalah mendoakan mereka, meletakkan tangan kita di atas tangan mereka. Bila keluar sesuatu dari mereka yang kita anggap keliru, maka hendaklah kita bersegera menasihatinya karena cemburu untuk Allah, bukan untuk kepentingan nafsu kita. Barangsiapa di antara mereka yang menerima maka segala puji hanyalah milik Allah semata. Barangsiapa yang tidak rnenerima maka kita tidak boleh membantu setan untuk memusuhi dia. Tidak boleh menghalalkan kehormatannya dan tidak boleh merasa senang dengan kesalahannya, terutama dalam hal yang kita berbeda dengan mereka menyangkut ijtihad. Sampai-sampai orang yang menyalahi kita dalam hal yang ada nashnya maka hendaklah kita mendengar apa yang ada pada mereka, lalu kita jelaskan bagaimana yang sebenarnya. Jika ia kembali alhamduliliah, tetapi jika tidak maka kita tidak menyetujuinya dalam masalah itu, dan tidak menolak kebenaran yang ada pada mereka. Dalam sejarah Islam, berapa banyak khilaf yang terjadi di antara para ulama dalam fiqih, para perawi hadits dan masalah-masalah lain yang banyak. Maka dari itu selama saudaramu muslim dari Ahlu Sunnah Wal Jama 'ah yang tidak kamu ketahui adanya bid'ah padanya, maka dia tetap berada di atas jalur yang benar dan kebaikan. Meskipun kamu berbeda dengan dia dan dia berbeda denganmu dalam masalah yang termasuk medan ijtihad dan ruang pendapat. Apakah boleh bagi orang-orang shalih mencela dan menyakiti orang-orang yang berbeda (pendapat dan ijtihad) dengan mereka? Sesungguhnya persaudaraan yang benar adalah engkau mencintai untuk saudaramu apa yang kamu suka untuk dirimu. Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Tidak beriman (secara sempurna) salah seorang dari kamu, sehingga ia mencintai untuk saudaranya (muslim) apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri. "(HR. Bukhari Muslim). 

Lihat Ibnu Taimiyyah, Raf’ul Malam Anil Aimmatil A’lam

http://www.akhirzaman.info/

33

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Di antara fenomena kekurangan kita dalam memenuhi hak saudara kita kaum muslimin adalah melupakan musibah mereka - kondisi mereka yang lapar, bencana, penyakit, ketakutan, pengusiran, penindasan, dan penjajahan. Padahal mereka merasa kita sedang sibuk menyempurnakan keperluan dan perhiasan kita - rumah, kendaraan dan makanan serta mencari kemakmuran sendiri, hingga sebagian dari kita mengalami kegemukan, lalu sibuk mengatur jadwal makanan untuk menjaga berat badan. Di manakah perasaan satu tubuh? Di manakah wujud ukhuwah yang benar? Apakah kita menyangka kita akan selamat dari pertanyaan Allah tentang mereka yang berada dalam lautan kesulitan dan gelombang fitnah, yang mana musuh mencabikcabik mereka dan seluruh dunia mengeroyok mereka? Lalu mana doa kita untuk mereka?! Mana hak mereka dari harta kita yang dititipkan Allah kepada kita untuk menguji kita? Harta kita bukanlah milik kita karena ia milik Allah yang dititipkan kepada kita sebagai amanah. Apakah kita telah meletakkan amanah itu sesuai dengan yang diinginkan Allah, ataukah kita gunakan untuk pos-pos yang diinginkan nafsu kita semata? Untuk hal-hal yang memperindah penampilan kita di hadapan manusia guna mendapatkan pujian, sanjungan dan decak kekaguman. Tentang mobil kita yang mewah dan tentang acara-acara kita yang megah. Di manakah kejujuran dalam infaq? Apakah kita menyangka akan selalu aman, tidak mengalami apa yang menimpa saudara-saudara kita yang kelaparan, diusir, ketakutan, dan teraniaya? Imam Qurthubi dan ulama lainnya menceritakan adanya kesepakatan bahwa apabila kaum muslimin menghadapi keperluan setelah pembayaran zakat, maka wajib bagi mereka mengalokasikan harta itu dalam keperluan tersebut. Begitu pula yang terdapat dalam kitab Al-lqna' dan lainnya. Sedangkan memberi makan orang yang lapar atau sejenisnya hukumnya wajib secara ijma'. Lalu di manakah tabungan kita yang ada di bank-bank?! Alangkah besar kelalaian kita dari kewajiban yang syar'i ini. Allah Maha Memberi rizki, di tangan-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Kikir dan cinta harta tidaklah dapat mengumpulkan harta dan melindunginya dari kehancuran. Akan tetapi harta yang diberkahi oleh Allah, dibersihkan dan dikembangkan adalah harta yang diinfakkan karena wajah-Nya, dan yang dibelanjakan pada apa yang diridhai-Nya, dengan hati yang jujur dan ikhlas, jauh dari rya' (pamer), sum'ah (ingin didengar) dan publikasi. Rasul Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: `Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan Allah pasti akan menambah kemuliaan hamba yang suka memaafkan, dan tidak ada seorang yang berbuat tawadhu' karena Allah melainkan dia pasti diangkat (derajatnya) oleh Allah (HR. Muslim). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:



Ibnul Qasim, Hayiyah Ar-Raudhul Murbi’ , jilid 3 hlm. 344.

http://www.akhirzaman.info/

34

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

ِ َّ ‫وما أَن َف ْقتم ّْمن َشي ٍء فَػهو ي ْخلِ ُفو وىو َخيػر‬ ‫ين‬ ُ ََ َ ‫الرا ِزق‬ ُ ْ َُ َ ُ ُ َُ ْ `Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. "(QS Saba’ 34 :39).

ِ‫ض‬ ِ ‫ض َعا ًفا َكثِ َيرًة‬ ْ َ‫اع َفوُ لَوُ أ‬ َ ُ‫ضا َح َسًنا فَػي‬ ً ‫ض ال ّل َو قَػ ْر‬ ُ ‫َّمن َذا الَّذي يُػ ْق ِر‬ "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipatganda yang banyak. "(QS Al-Baqarah 2:245) Rasul Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, `Barangsiapa bersedekah seharga (sepadan dengan) satu biji kurma dari hasil usahanya yang halal - dan Allah tidak menerima kecuali hanya yang halal- maka Allah menerimanya dengan tangan kanan Nya, kemudian Dia mengembangkannya untuk pemiliknya sebagaimana seorang dari kalian merawat anak kudanya hingga sedekah itu menjadi sebesar gunung. "(HR. Bukhari - Muslim). `Takutlah kepada api Neraka, meskipun hanya dengan (bersedekah) separuh biji kurma. Barangsiapa tidak mendapatkannya maka dengan ucapan yang baik.' (HR. Bukhari - Muslim). Lalu di manakah iman kita? Mengapa tidak merenungkan nash-nash yang agung ini?! Ya Allah ... ampunan-Mu. Saudaraku tercinta, pembicaraan tentang ukhuwah adalah panjang dan luas. Ukhuwah tidak sekedar kamu punya harta lalu bersedekah. Atau kamu dianiaya lalu kamu maafkan. Atau kamu memiliki hak lalu kamu tinggalkan. Atau kamu menahan lisanmu dari mencela saudaramu. Semua dan lainnya adalah dituntut secara syar'i. Namun demikian, arti ukhuwah lebih luas, lebih agung dan lebih menyeluruh dari hal tersebut di atas. Ukhuwah termasuk ibadah yang terbesar. Kau hadirkan perasaan ukhuwah itu pada setiap amalan yang kau suguhkan untuk saudaramu, pada setiap kalimat yang kamu ucapkan untuknya dan pada niat yang kamu simpan di dalam hatimu, seperti cinta dan kasih sayang. Kau hadirkan semua itu dalam kesadaranmu untuk bertaqarrub kepada Allah . Tidak peduli saudaramu itu seseorang yang kau kenal atau tidak, berbuat baik kepadamu ataukah berbuat salah, dari dalam negerimu ataukah dari luar negeri. Dan ketika kau memberikan bantuan untuknya atau berbuat baik kepadanya maka janganlah menunggu balasan darinya. Jangan kamu harapkan ia membalas

http://www.akhirzaman.info/

35

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

kebaikanmu itu dengan kebaikan, akan tetapi harapkanlah balasan itu datang dari pemilik balasan yang agung. Cukuplah hal itu bagimu, tidak perlu melihat kepada makhluk. Bebaskanlah dirimu dari bisikan-bisikan nafsu dan hal-hal yang mendorong kepada ananiyah (egoisme), balas dendam dan monopoli kenikmatan. Duhai alangkah indahnya pemaafan dan pemberian kebaikan itu! Alangkah mulianya para pelakunya! Alangkah perkasa dan manisnya jiwa yang terbebas dari ketamakan dunia yang hina dan fana. Tatkala ia dengan hatinya yang lapang jauh dari kehinaan dan ketergelinciran, maka ia berada di puncak akhlaknya yang baik, hatinya yang sehat serta imannya yang manis. Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Tidak ada seorang yang berbuat tawadhu' karena Allah melainkan dia diangkat (derajatnya) oleh Allah . "(HR. Muslim). Tidakkah kamu ingin dicintai Allah wahai orang mukmin? Tidakkah kamu ingin dimaafkan dan dimasukkan ke dalam rahmat-Nya?! Karena Allah mencintai dermawan, pemaaf, berbuat ihsan dan sabar. Apabila kamu dicintai Allah, amalmu diterima dan kamu diberi karunia-Nya, siapakah setelah Allah yang masih kamu harapkan? Adakah sesuatu yang kamu inginkan yang lebih berharga dari Surga?

‫ل َُهم َّما يَ َشا ُؤو َف فِ َيها َولَ َديْػَنا َم ِزي ٌد‬ `Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada sisi Kami ada tambahannya. "(QS Qaaf 50: 35).

ِ ِ ‫ت اللّ ِو قَ ِريب ّْمن ال‬ ‫ين‬ َ ‫إِ َّف َر ْح َم‬ َ ‫ْم ْحسن‬ ُ َ ٌ `Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. "(QS Al-A'raf 7:56). Imam Qurthubi mengatakan, "Perhatikan dirimu, ambillah dari dunia dan jangan mengambil untuknya. Ambillah bagian daripadanya dan jangan mengambil bagian untuknya. Jadilah kamu di atasnya, jangan menjadi bersamanya." Adapun memuaskan nafsu, balas dendam dan tidak mau memberikan kemurahan dan kebaikan kepada saudara-saudaramu, membela diri, kasar, selalu ingin membalas kesalahan, prasangka buruk, suka membicarakan orang lain, marah, emosional, bicara tanpa kontrol, ghibah, adu domba, dengki, dan seterusnya, kesemuanya itu bisa dilakukan oleh semua orang karena ia adalah perkara mudah bagi nafsu, bahkan nafsu merindukan dan senang dengannya.

http://www.akhirzaman.info/

36

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Di sinilah peran orang yang memiliki iman yang benar untuk mengendalikan dirinya. Dia menyetir nafsu agar dirinya menjadi orang yang dermawan (ringan tangan), toleran, ridha, mulia, berani, perkasa dan sabar. Hatinya suci dari niat jahat dan buruk sangka, sedangkan lisannya bersih dari qila wa qola (menggunjing). Dengarkanlah firman Tuhanmu, ‫قلى‬ ِ ِ ‫ك َوبَػْيػَنوُ َع َد َاوةٌ َكأَنَّوُ َولِ ّّي‬ َّ َ‫ْح َسَن ُِ َوال‬ َ ‫َح َس ُن فَِإ َذا الَّ ِذي بَػْيػَن‬ ْ ‫السّْيَئ ُِ ا ْدفَ ْع بِالَّتي ى َي أ‬ َ ‫َوالَ تَ ْسَت ِوي ال‬ ِ ‫يم‬ ٌ ‫َحم‬

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. " (QS Fushshilat 41:34).

ِ ‫ات واألَر‬ ِ ِ ‫َّت لِل‬ ‫ين يُ ِنف ُقو َف‬ َّ ‫ض َها‬ ُ ‫َو َسا ِر ُعواْ إِلَى َم ْغ ِف َرةٍ ّْمن َّربّْ ُك ْم َو َجنَّ ٍ ِ َع ْر‬ ُ ْ َ ُ ‫الس َم َاو‬ َ ‫ين ۝ الَّذ‬ َ ‫ْمتَّق‬ ُ ْ ‫ض أُعد‬ ِ ِ ِ ِ ‫ب ال‬ ِِ ِ ‫ين َع ِن الن‬ ‫ين‬ َ ‫ين الْغَْي‬ َّ ‫الس َّراء َوالض‬ َّ ‫فِي‬ َ ‫ْم ْحسن‬ ُ ُّ ‫َّاس َواللّوُ يُح‬ َ ‫ظ َوال َْعاف‬ َ ‫َّراء َوالْ َكاظم‬ `Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhannu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. " (QS Ali Imran 3:133-134). Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Iman itu adalah kesabaran dan toleransi"

`

Kelima: Bila iman telah benar maka seorang hamba pasti jujur dalam mencari ridha Tuhannya, mencari setiap jalan yang dapat mengantarkan kepada-Nya. Dia mengetahui bahwa tenangnya jiwa dan puasnya hati ada di sana, di dalam Surga Allah, karena dunia hanyalah kampung tempat bekerja keras, mengerahkan segala potensi, berkorban, serius dan bersungguh-sungguh, yaitu bagi orang-orang jujur yang hatinya selalu dinamis, tidak mau diam dan tidak mau berhenti sampai mati. Seorang pejuang tidak akan mengambil satu jalan (amal) untuk sampai kepada Tuhannya. Akan tetapi, dia berusaha mengikuti semua jalur (amal) ' yang tersedia. Dia selalu berada di antara mencari ilmu, shalat sedekah, dzikir, jihad, ihsan kepada sesama



Shahihul Jami , jilid 2 hlm. 415

http://www.akhirzaman.info/

37

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

makhluk, haji, puasa, sabar dar teguh. Inilah keadaannya, tidak mengkhususkan pada satu jalan dan satu amal, sehingga dia mengatakan, "Inilah jalanku dan keahlianku". Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Seorang mukmin tidak akan pernah kenyang dengan kebaikan, sampai tempat berakhirnya adalah Surga. "(HR. Tirmidzi dan dia berkata, hadits hasan). Orang mukmin yang benar tidak dihalangi oleh nafsunya, kedudukan, pangkat dan penampilannya untuk memberi makan orang miskin. Atau mengetuk pintu untuk menolong orang yang sangat membutuhkan. Atau untuk mengunjungi seseorang yang tidak dikenal di tengah-tengah masyarakat. Atau mengusap kepada anak yatim atau memberikan layanan kepada yang membutuhkan. Betul, ia tidak dihalangi nafsunya yang selalu ingin sanjungan, yang tidak mau martabatnya turun, yang selalu ingin berkumpul dengan orang-orang besar. Ia tidak dihalangi ilmu dan kedudukannya di mata manusia, sepanjang ia menginginkan ridha Allah. Bahkan semakin bertambah ilmunya, semakin bertambah takut ia kepada Allah. Ia semakin rendah memandang dirinya, semakin rajin menebar kebaikan dan ihsan, dan semakin mengenal Tuhannya Yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Perhatikanlah dirimu, jangan kau gunakan semua waktumu untuk santai dan aktivitas-aktivitas biasa, bergurau, tamasya atau perjalanan yang tidak memiliki tujuan. Jangan kau gunakan waktumu untuk pertemuan-pertemuan yang tidak membuahkan hasil yang dapat mendekatkanmu kepada Tuhanmu. Pikirkanlah sekali lagi! Jadikan semua waktumu di jalan Allah! Gunakanlah hatimu untuk melakukan amalan kaum Salafush Shalih! Sibuklah terus antara ilmu (belajar dan mengajar), jihad, dakwah dan ibadah dan tinggalkan kesia-siaan. Seorang yang proaktif-dinamis adalah orang yang lebih banyak letih daripada beristirahat. Lebih banyak memberi daripada mengambil. Lebih banyak bekerja daripada berbicara. la tidak hidup di dunia ini sebagaimana hidupnya orang-orang yang merasa aman dalam kemakmuran, naungan yang teduh, air yang segar dan udara yang menggoda. Tidak, tetapi dia terus dalam perjuangan yang melelahkan. Ketahuilah, apabila pikiran dan amalmu di jalan Allah, maka ini pertanda kebahagiaan di dunia dan di Akhirat. Bergembiralah karenanya, sebab Allah tidak memberi taufiq untuk melakukan kebaikan-kebaikan, kecuali orang yang Dia cintai. Inilah yang disebut dengan taufiq. Karena dzikir, Al-Qur'an, jihad, shalat, zakat, puasa, haji, dakwah dan semua ketaatan dijauhkan dari orang-orang yang bernasib sial yang tertipu. Tetapi Allah hanya memberikannya kepada orang-orang yang dicintai-Nya, diberi taufitq dan hidayah, disinari dan dilapangkan hatinya untuk iman. Maka mintalah kepada Tuhanmu hidayah, tauftq, pertolongan, penerimaan dan ketetapan. Ada ungkapan, "Kalau kamu ingin mengetahui kedudukanmu di sisi penguasa maka perhatikanlah dalam bidang apa dia mengangkatmu sebagai penanggungjawab." http://www.akhirzaman.info/

38

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Keenam: Bila iman telah benar maka seorang hamba akan menyibukkan lisan dan hatinya dengan dzikir kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ِ ِ ‫وب‬ ُ ُ‫أَالَ بِذ ْك ِر ال ّلو تَط َْمئ ُّن الْ ُقل‬ “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. " (QS Ar-Ra'd 13:28). Saya menyebutkan dzikir secara tersendiri di antara sekian banyak ibadah - selain shalat - karena dzikir adalah sebaik-baik amal, dan karena banyak orang melalaikannya, padahal ia mudah dan gampang. Dzikir adalah makanan hati, obat ruhani dan penenang jiwa. Dengan dzikir orang mukmin merasakan manis, mesra, nikrnat dan lezat melebihi kenikmatan-kenikmatan lain. Ibnul Qayyim berkata, "Dengan dzikir maka petaka dapat ditolak, derajat ketinggian bisa diraih dan kesalahan dapat diampuni. Dengan dzikir pula orang-orang mukmin dapat memadamkan kobaran api dan membunuh pembegal jalan". Dzikir menghubungkan orang muslim dengan Tuhannya. Di dalamnya terdapat kehidupan bagi hati dan perawatannya. Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang penuh berkah Al Wabilush Shayyih menyebutkan 73 kegunaan dzikir. Di antaranya mengusir setan, membuat ridha Allah Yang Maha Rahman, menghilangkan beban pikiran karena musibah yang dikhawatirkan terjadi (hamm) dan musibah yang telah terjadi (huuzn) menghilangkan penyakit-penyakit hati (ghanim), membuahkan muraqabah, (kesadaran selalu diawasi Allah), membuka pintu ma'rifat yang sangat besar membuahkan pengagungan kepada Tuhannya, menyebabkan dia disebut-sebut oleh Allah. Allah berfirman (QS Al-Baqarah 2:152) `Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. " (QS Al-Baqarah 2:152). Seandainya dzikir i tidak memiliki fadhilah selain ini, niscaya telah cukup kemuliaannya. Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah berkata, "Dzikir bagi hati adalah bagaikan air bagi ikan. Bagaimana keadaan ikan bila tanpa air?!" Ibn Qayyim berkata, "Saya pernah sekali mendatangi Syaikhul Islam, beliau shalat Subuh kemudian berdzikir kepada Allah sampai hampir tengah hari Beliau menoleh kepada saya dan berkata, "Ini adalah sarapanku. Andaikan aku tidak menyantapnya, niscaya sudah runtuh kekuatanku." Dzikir mengusir kesepian antara hamba dan Tuhannya. Apabila seorang hamba telah berpaling kepada Tuhannya dengan menyebut-Nya di waktu makmur maka Dia akan mengenalnya di waktu susah. Dzikir membuat lisan sibuk dengan yang manfaat, melupakan ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, ucapan keji dan batil. Karena manusia pasti berbicara. Bila tidak berbicara dengan dzikir kepada Allah dan 

Madarijus Salikin, (Manzilatudz Dzikr)

http://www.akhirzaman.info/

39

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

mengingat perintah- perintah-Nya maka pasti ia berbicara tentang hal-hal yang haram, atau sebagainya. Siapa yang membiasakan lisannya berdzikir maka Allah menjaga lisannya dari yang sia-sia dan yang batil. Siapa yang lisannya kering dari dzikir kepada Allah maka ia akan basah dengan segala kebatilan, kesia-siaan dan kekejian. La hawla wa la Quwwata illa billah. Dzikir adalah ibadah yang paling mudah, paling agung dan paling utama, karena gerakan lisan lebih ringan dan lebih mudah dari gerakan anggota badan yang lain. Seandainya salah satu anggota badan manusia bergerak sebanyak gerakan lisannya, tentu hal itu akan sangat memberatkannya. Bahkan hal itu tidaklah mungkin. Dzikir adalah tanaman Surga, karena Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Aku bertemu dengan Ibrahim pada malam aku diangkat ke langit, lalu i a berkata kepadaku, 'Wahai Muhammad, sampaikan salamku pada umatmu, dan beritahukanlah, Surga itu tanahnya bagus, airnya tawar, dan daratannya datar". Tanamannya adalah Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulilah (segala puji bagi Allah), Iaa Ilaaha Illallah (tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah) dan Allahu Akbar (Allah Maha Besar) . "(HR. Tirmidzi dan dia berkata, hadits hasan). Dari Jabir , dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Barangsiapa mengatakan, `Subhanallahi wabi hamdihi' ditanamkan untuknya pohon kurma di dalam Surga." (HR. Tirmidzi, dan dia berkata hadits hasan shahih) Dari Abu Hurairah , dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Aku mengucapkan Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Ilaaha illallah dan Allahu Akhar (Maha sutci Allah, segala puji bagi-Nya, dan tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah, dan Allah Maha Besar), lebih aku cintai daripada tempat yang matahari terbit dan tenggelam di sana. "(HR. Musli.m).  Itulah karunia Allah. Lalu mengapa waktu kita terbuang berjam-jam berhari-hari, berbulan-bulan dan bertahun-tahun? Ya, kita lalai dari karunia ini, baik di pasar, di tempat kerja, maupun di rumah, bahkan di masjid! Lalai dari pahala yang lebih besar dari gunung dan lebih banyak dari buih samudra. Karena kezuhudan kita dalam kebaikan, keras dan sibuknya hati kita dengan perkara-perkara yang sia-sia, maka kita dihalangi dari kebaikan dan ibadah seperti shalat, zakat, puasa, haji, yang semua itu termasuk dzikir kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ‫ول‬ ‫َذ ْك ُر اللَّ ِو أَ ْكَبػ ُر‬ َ 

Maksudnya adalah dunia

http://www.akhirzaman.info/

40

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). "(QS Al-Ankabut 28:45). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang haji:

ٍ ‫ود‬ ‫ات‬ َ ‫َواذْ ُك ُرواْ اللّ َو فِي أَيَّ ٍاـ َّم ْع ُد‬ `Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. "(QS Al-Baqarah 2:203). Ada satu faedah lagi yang perlu kita renungkan, yaitu sabda Rasul Shallalahu ’Alaihi wa Sallam, `Maukah kalian aku beritahu amalan kalian yang paling baik, paling bersih hadapan Raja kalian, paling tinggi mengangkat derajat kalian, lebih baik bagi kalia n daripada kalian sedekah emas dan Perak, dan lebih baik bagi kalian daripada kalian berjumpa musuh kemudian kalian menebas leher mereka dan mereka menebas leher kalian?' Mereka menjawab, 'Tentu wahai Rasul!' Beliau bersabda, 'Dzikir kepada Allah!" (HR. Tirmidzi dan Ahmad, berkata Abu Abdillah Al-Hakim, sanadnya shahih). Apakah dzikir lebih utama dari infaq emas dan perak serta berjihad di jalan Allah? Apakah dzikir sebaik-baik amal? Sebagian ulama seperti Ibnu Hajar dan Syaukani memandang, apabila dzikir itu dilaksanakan dengan hati dan lisan dan dzikir ini dijiwai oleh pengagungan kepada Allah, dengan merenung khusyu' dan inabah, maka ia adalah sebaik-baik amal. Wallahu ’alam. Ketujuh: Apabila iman sudah benar dan hati telah hidup, maka seorang hamba akan bergantung kepada Tuhannya seperti bergantungnya orang yang terjepit, sangat mencintai, mengagungkan dan membutuhkan. Ia merendahkan diri dengan meletakkan pipinya di atas pintu tuannya sambil menampakkan dan menyimpan kefakiran dan kebutuhan. Bahwasanya dia hanya bisa hidup dengan Allah dan kepada Allah, bukan dengan dirinya yang papa dan lemah. Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahfan mengatakan, "Hati yang sehat ini selalu mengajak pemiliknya hingga ia kembali kepada Tuhannya, khusyu' kepada-Nya, bergantung kepada-Nya seperti bergantungnya orang yang terjepit yang tidak ada kehidupan, keselamatan, keberuntungan, kenikmatan dan kegembiraan kecuali hanya dengan ridha-Nya, mendekat dan bercengkerama dengan-Nya. Dengan-Nya ia merasa tenang, kepada-Nya ia merasa tentram dan berlindung, dengan-Nya dia bergembira dan kepada-Nya dia bergantung." Apabila hal ini terwujud maka menjadi tenanglah ia dan hilanglah kegoncangannya dan tertutuplah kebutuhannya. Sebab di dalam hati ada suatu kebutuhan yang tidak mungkin sembuh, kecuali dengan ikhlas kepada-Nya. Pada saat itulah seorang mukmin memiliki jiwa kehidupan. Apabila hati telah tertambat kepada

http://www.akhirzaman.info/

41

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Allah, maka ia merasa cukup dengan-Nya, tidak perlu yang lainnya, tidak perlu kepada makhluk dan dia hanya mengagungkan Tuhannya  dalam diri dan lisannya. Dengan demikian ia tidak meminta kepada makhluk, tidak mengharap mereka, tidak meminta rizki kepada mereka atau mengadukan nasibnya kepada mereka. Dia telah cukup dengan Tuhannya, ridha dengan pembagian-Nya. Dia berkeyakinan bahwa pilihan Allah untuknya lebih agung daripada pilihannya untuk dirinya sendiri. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Seorang hamba pasti memerlukan rizki. Apabila dia meininta rizkinya dari Allah, maka ia menjadi hamba Allah yang faqir (butuh) kepada-Nya. Apabila dia memintanya dari makhluk, maka ia menjadi budak makhluk tersebut yang selalu membutuhkannya. Karena itu meminta kepada makhluk hukum asalnya diharamkan kecuali sebatas darurat. Hadits-hadits yang melarangnya sangat banyak, antara lain sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: “Tidak henti-hentinya permintaan dilakukan oleh salah seorang dari kalian sehingga nanti dia akan bertemu Allah dalam keadaan tidak ada sepotong dagingpun di wajahnya." (HR. Bukhari - Muslim). Dan Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Ambillah, apabila sesuatu dari harta ini datang kepadamu tatkala kamu tidak memperlihatkan hajatmu dan tidak meminta. Terimalah dan jadikanlah sebagai hartamu atau kalau mau makanlah, dan kalau kamu mau sedekahkanlah. Dan apa yang tidak (datang padamu) maka janganlah kamu mengikutkannya pada dirimu.” (HR. Bukhari Muslim). Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam membenci pengambilan harta yang didahului oleh permintaan lisan dan angan-angan hati. Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Barangsiapa merasa cukup, maka Allah akan menjadikannya kaya. Barangsiapa berusaha sabar maka Allah akan menjadikannya seorang penyabar. Tidak ada orang yang diberi karunia yang paling baik dan paling luas daripada kesabaran. "(HR. Bukhari Muslim). Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda kepada Ibnu Abbas: Apabila kamu meminta maka mintalah kepada Allah" (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Hakim).



Ibnu1 Qayyim, Ighatsatul/ Lahfan, Jilid I hlm. 71 secara ringkas.

http://www.akhirzaman.info/

42

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, di antaranya,

‫الر ْز َؽ‬ ّْ ‫فَابْػَتػغُوا ِعن َد اللَّ ِو‬ `Maka mintalah rizki itu di sisi Allah. "(QS Al-Ankabut 29:17). Hamba Allah tidak memohon rizkinya kecuali kepada Allah dan tidak mengeluh kecuali kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang Ya'qub,

‫اؿ إِنَّ َما أَ ْش ُكو بَػثّْي َو ُح ْزنِي إِلَى اللّ ِو‬ َ َ‫ق‬ "Ya'qub menjawab, `Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku'. "(QS Yusuf 12:86). Umar bin Khaththab pernah membaca surat Yusuf ketika shalat Subuh. Tatkala beliau membaca ayat ini, beliau menangis hingga terdengar isak tangisnya dari shaf yang paling belakang. Kedelapan: Bila iman telah benar, maka seorang hamba akan berdakwah kepada Allah, menebar dan menyebar dakwah dengan potensi maksimal yang ia miliki dengan lisannya, penanya, hartanya, petunjuknya, kedudukannya, pengajarannya, himbauannya, kehadirannya dan layanannya. Pintu-pintu terbuka, apakah ada yang mau masuk? Di antara karunia Allah adalah Dia membuka pintu-pintu dakwah untuk semua orang. Bukan hanya khusus untuk para ulama, khatib, dan orang-orang yang fasih lisannya. Tidak, tetapi semua bisa berdakwah, mengingatkan, melarang dan memerintah, mengajari dan menunjukkan kebaikan sesuai kemampuannya. Tidak disyaratkan bagi seorang da'i sampai pada tingkat mujtahid atau mufti. Hanya saja harus mengetahui -- berdasarkan ilmu- tentang apa yang akan ia serukan kepada orang lain. karena Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Sampaikanlah dariku meskipun satu ayat. "(HR. Bukhari). Sampaikanlah dari Tuhanmu dan serukanlah pada jalan-Nya, niscaya kamu menjadi manusia yang paling mulia dan terhormat di dunia dan di Akhirat karena engkau mengemban tugas terbesar yaitu tugas para Nabi dan Rasul. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ِ ِ ‫اؿ ِإنَّنِي ِمن ال‬ ‫ين‬ َ َ‫صالِ ًحا َوق‬ ْ ‫َوَم ْن أ‬ َ ‫َح َس ُن قَػ ْوالً ّْم َّمن َد َعا إِلَى اللَّو َو َع ِم َل‬ َ ‫ْم ْسلم‬ ُ َ `Siapakahyang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. "(QS Fushshilat 41:33).

http://www.akhirzaman.info/

43

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya serta penghuni langit dan bumi, sampai semut dalam liangnya, juga ikan di laut bershalawat atas orang yang mengajari manusia kebaikan. "(HR. Turmudzi dan berkata: hadits hasan). Alangkah besar kesempatan orang yang benar imannya untuk bergabung dengan rombongan orang-orang shalih lagi mushlih (da'i yang membangun), yang ingin agar manusia berkata kepadanya, "Semoga Allah membalasmu dengan sebaik-baik balasan, karena engkau telah mengingatkan kami kepada Allah, telah menasihati kami karena Allah." Alangkah besar kegembiraan seorang da'i ketika ia didoakan dan di-amini doanya pada saat dia berdoa, "Ya Allah, ampuni kami, dan rahmati kami, orang-orang tua kami serta seluruh kaum muslimin." Apakah dia mengira kalau Allah akan mengecewakan harapan orang-orang yang shadiq (jujur) dan cita-cita orang yang ikhlas?! Tidak, sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan balasan bagi orang yang berbuat baik, yang bergerak untuk meninggikan kalimat Allah dan jihad di jalannya. Kemudian, apakah engkau wahai orang yang diberi berkah, pernah berpikir ingin memiliki amal yang pahalanya terus mengalir setelah kematianmu? Pahala mengajari orang lain, menasihati dan menyebarkan kebaikan di tengah-tengah mereka? Sesungguhnya karunia Allah amat agung atasmu ketika amalan-amalan itu terus mengalir untukmu hingga hari Kiamat. Apakah engkau telah terbebas dari was-was setan? Terbebas dari prasangkaprasangka yang disampaikan para penghina dan perintang dakwah? Yaitu ketika mereka menyurutkan semangatmu dalam berdakwah dengan menyatakan, " Sesungguhnya masyarakat berpaling darimu, dan engkau bukanlah orang yang tepat untuk berdakwah". Kita tidak perlu meladeni debat dengan orang-orang yang terhalang dari hidayah. Akan tetapi cukuplah bagi kita Kitabullah dan Sunnah Nabi kita yang menegaskan bahwa pahala itu tidak disyaratkan adanya penerimaan masyarakat atau terbukanya hati mereka. Tidak, tetapi jujur, ikhlas, kamu ingin kebaikan bagi orang lain dan sesuai dengan sunnah tentunya-. Perhatikanlah manusia terbaik dan imam semua manusia ini dalam berdakwah. Beliau tidak memiliki hasil dakwah dan perkara hati yang merupakan urusan Allah Yang Maha Mengetahui tentang yang ghaib. Dia berfirman,

ِ ‫َك َّن اللَّ َو يػ ْه ِدي من ي َشاء و ُىو أَ ْعلَم بِال‬ ِ ‫ت ول‬ ِ ‫ين‬ َ َّ‫إِن‬ ْ ‫ك َال تَػ ْهدي َم ْن أ‬ َ َ ‫ْم ْهَتد‬ ُ ُ َ َ َ َ َ َ ‫َحَبْب‬ "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi. Tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. " (QS Al-Qashash 28:56). Apabila setan tidak mampu menyurutkan semangat da'i, maka dia mengajaknya untuk merasa cukup dan puas dengan yang telah dilakukan. Setan berkata kepadanya,

http://www.akhirzaman.info/

44

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

"Ini adalah batas kemampuanmu dan potensimu." Setan membesarkan dalam diri da'i itu apa yang telah kerjakan, sehingga ia merasa puas dan telah cukup berbuat. Ini adalah tipuan setan dan model tipuan yang jahat. Sebab kalau kita terus mengoptimalkan kemampuan dan potensi kita, niscaya akan terwujud kebaikan yang lebih banyak lagi dan lebih luas manfaatnya, sehingga terangkatlah kebodohan, berkuranglah kelalaian, surut dan bersembunyi kejahatan, kekejian dan maksiat dan tentu menjadi baiklah keadaan Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala meridhai kita. Seandainya wajah kita berubah, hati kita prihatin dan kita bangkit memerintahkan yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar, niscaya berkuranglah keburukan dan bertambah banyaklah kebaikan. Dan pasti Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabulkan doa-doa kita, sehingga tersadarlah orang-orang yang lalai dan larut dalam permainan dan kesia-siaan. Bukankah termasuk aib dan cela di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala jika dakwah kepada-Nya hanya kita lakukan dengan sisa-sisa waktu, sisa-sisa harta sisa-sisa pikiran?! Bukankah semua itu karena lemahnya keyakinan; kuat nafsu dan cengkeraman dunia di hati kita?! Sebab kalau tidak demikian seorang yang ingin apa saja pasti berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya - wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan pahala-Nya- Bagaimana mengharapkannya sebagai tujuan yang terbesar dan hikmah yang tinggi penciptaan manusia, sementara ia merasa berat, malas dan bersikap dingin dalam berdakwah?! Karena kita saksikan, orang yang ingin membangun satu kamar saja dia bersusah payah dan memaksa-maksa untuk menyempurnakannya, bahkan mungkin ia berhutang untuk memperindah dan menghiasinya. Lalu bagaimana dengan orang yang ingin Surga, taman dan istana Surga yang luasnya seluas langit dan bumi?! Bagaimana dengan orang yang ingin membangun pribadi-pribadi dan mendidiknya di dasar keutamaan-keutamaan, bukankah ia perlu berkorban, berusaha keras dan berjuang? Wahai orang yang memiliki iman, wahai yang digerakkan perasaan cinta dan rindu pada ridha Rabb-mu dan yang digerakkan untuk meluruskan perjalanan keimananmu, cermati beberapa renungan dalam berdakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala berikut ini: 1.

Tetapkan niat di malam hari untuk ber-taqarrub kepada Allah agar kamu berdakwah kepada-Nya, bukan kepada dirimu, pendapatmu, partaimu dan kepada orang-orang tertentu. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ٍ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ين‬ َ ‫قُ ْل َىػذه َسبيلي أَ ْد ُعو إلَى اللّو َع َلى بَص َيرة أَنَاْ َوَم ِن اتَّػَبػ َعني َو ُسْب َحا َف اللّو َوَما أَنَاْ م َن الْ ُم ْش ِرك‬ `Katakanlah, inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik'. "(QS Yusuf 12:108).

http://www.akhirzaman.info/

45

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

2.

Engkau harus mengambil takhashshush (spesialisasi) dalam salah satu jalan dakwah, sehingga perhatianmu tidak pecah dan semangatmu tidak lemah. Jadikanlah hal itu sebagai pondasi atau dasar dalam aktivitas dakwahmu, sedangkan yang lainnya adalah sekedar cabang-cabang. Silakan bekerjasama dengan cabang-cabang tersebut selama waktu dan tenagamu memungkinkan. Semua yang bertentangan dengan fokusmu, maka tinggalkanlah hingga kamu membuahkan karya, dakwahpun terlihat hasilnya, dan kamu dapat mencurahkan pikiran untuknya. Seringnya kamu berkecimpung di dalamnya membuat kamu lebih berpengalaman, lebih mahir, lebih mumpuni dibanding orang lain yang tidak secara khusus menangani hal itu. Kalau menuruti nafsu maka nafsu itu suka mencicipi, berpindah-pindah dan berubah. Pada prinsipnya, kita memerlukan mujahadah, berperang melawan nafsu dan mencari yang paling bermanfaat, setelah memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

3.

Setiap muslim yang jujur dalam dakwahnya, ber-manhaj Al-Qur'an dan As-Sunnah (sesuai dengan pemahaman Salaful Ummah - pent) maka dia berada dalam kebaikan, insya Allah. Dia pasti mengisi celah dari celah-celah tempat masuknya musuh ke dalam Islam. Dakwah memerlukan banyak sarana dan cara karena banyaknya celah yang harus ditutup. Fulan berdakwah di kampungnya, yang lain di tempat kerjanya, yang ketiga berdakwah di mimbar (khutbah, pidato, ceramah) dan layanan sosial, yang keempat bersama orang-orang miskin, yang kelima di sini, yang keenam di sana dan seterusnya.

Dengan demikian, tidak benar bahwa kita membatasi manusia dan menggiring pada bidang yang kita lihat paling manfaat. Atau kita merendahkan peran dan usaha mereka. Atau kita abaikan perhatian dan kemampuan mereka dalam bidang keahliannya. Apa yang kamu lihat penting belum tentu orang lain memandang penting. Masing-masing diri kita berada dalam kebaikan, insyaAllah. Termasuk satu kesalahan bila kita merasa dengan berbagai bidang itu kita menjadi berlawanan, berkompetisi dan tumpang tindih. Karena kita semua berusaha menuju satu tujuan. Termasuk ujub dan sombong bila seseorang menganggap besar peran dan karyanya. Sebaliknya menganggap kecil atau kurang peran yang lain. Apakah ia ingin dakwah kepada Allah ini sebagai jembatan membangun keagungan dan nama baik pribadi, sehingga ia dihormati setiap orang? 4.

Waspadalah! Jangan sampai dakwah kepada Allah berubah menjadi perdebatan, mengkritik, menceraiberaikan, membeber aib dan menjatuhkan orang lain. Jika demikian, maka dakwah menjadi usaha untuk merusak, memecah hati, menanam iri, dengki, benci dan. perpecahan. Padahal seharusnya inti dakwah adalah untuk memperbaiki menyatukan suara dan merapatkan barisan. Adapun aib, kesalahan dan kekurangan maka ia adalah sifat lazim pada manusia. Tidak mungkin

http://www.akhirzaman.info/

46

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

seseorang dapat melepaskan diri daripadanya, kecuali para Nabi dan Rasul yang ma’shum. Untuk mengobati dan menanggulanginya ada banyak cara yang sudah jelas dalam syariat Islam. Mustahil rasanya bila para da'i tidak mengetahui hal itu, kecuali orang yang mengikuti hawa nafsu dan prasangka-prasangka buruk. Tidak ada seorangpun yang bisa selamat dari kesalahan, baik dalam uslub-nya (cara, gayanya), pemahamannya maupun ijtihadnya; baik di rumahnya, di tempat kerjanya, dalam dakwahnya dalam interaksinya dengan tetangga, teman maupun dengan masyarakat luas. Bila kita selalu menjatuhkan, mencela dan meninggalkan orang (dari Ahlus Sunnah) yang terperosok salah, lalu siapa yang akan tersisa untuk kita?! Dapatkah dibenarkan bila kita menuntut setiap orang agar sempurna dalam segala sesuatu? Lalu siapa yang telah sempurna dan dituntut sempurna? Yang seharusnya adalah usaha dan jalan dakwah itu saling melengkapi, menutup yang belum ditutup oleh yang lain dan kita menjadikan prasangka baik sebagai asas dalam setiap kesalahan atau kekurangan da'i yang bermanhaj Al-Qur'an dan As-Sunnah (menurut pemahaman Salaf). Kesalahan atau kekurangannya kita bawa kepada kemungkinan yang paling baik. Bila kita tidak mendapatkan alasan untuk memakluminya maka kita katakan, "Mungkin dia memiliki alasan yang kita belum mengetahuinya. Ini adalah manhaj syar’i." Karena hati manusia dan niat mereka bukan urusan kita. Maka kita tidak boleh menerka-nerka dan berburuk sangka. Adapun jika masuk ke wilayah pendapat dan Ijtihad, maka tidak boleh secara syar’i memonopoli pendapat agar hanya pendapat kita saja yang benar dan yang lainnya ditolak. Ini termasuk sempitnya cakrawala berpikir dan dangkalnya ilmu. Dengan memonopoli pendapat, fanatik kepadanya, mencintai dan membenci karenanya dan menjadikannya sebagai ukuran untuk menghukum orang lain. Syaikhul Islam berkata, "Siapa yang menjadikan seseorang - siapapun dia(sebagai ukuran), maka dia mencintai dan memusuhi atas dasar ucapan dan perbuatannya, dia termasuk orang yang memecah belah agama. Bila seseorang mempelajari fiqih dan adab satu kaum dari kaum mukminin, bagaimana mengikuti salah seorang syaikh, maka dia tidak boleh menjadikan syaikh dan para sahabatnya itu sebagai satu ukuran, sehingga dia mencintai orang yang sesuai dengan mereka dan memusuhi orang yang menyalahi mereka. Seyogyanya seseorang membiasakan diri memahami yang tersembunyi dalam dirinya dan dalam pengamalannya. Ini adalah pengekang diri, isinya hati akan muncul saat-saat ujian. Tidak boleh seseorang mengajak pada satu ucapan yang ia yakini, karena ia adalah ucapan para sahabatnya. Ia tidak boleh berkelahi atasnya. Akan tetapi ia harus menyebarkannya karena sesuatu itu termasuk diperintah Allah dan Rasul-Nya,

http://www.akhirzaman.info/

47

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

atau dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Sebab hal ini termasuk ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya . 5.

Hadirkanlah rasa tanggungjawab mengemban beban dakwah. Jadikan dakwah sebagai tugasmu yang utama, yang dengannya kamu bangun dan di atasnya kamu masuk malam hari. Usahakan perasaan ini meresap dalam jiwamu dan dalam lubuk hatimu yang paling dalam. Tanam tujuanmu yang pertama dan ter akhir agar kamu bertemu Allah dalam keadaan sedang berdakwah kepada-Nya dan menunjukkan kepada jalan-Nya. Dengan demikian, dakwah menjadi mudah bagimu, tidak merasa berat dan sempit. Sebab, engkau telah menyabarkan dirimu atasnya telah meminum kepahitannya, sehingga kamupun menjadi terbiasa. Berbeda dengan orang yang dakwahnya tergantung agenda kepentingannya. Jika ia ada kesempatan, maka ia ikut, atau kadang-kadang diundang untuk amal sosial. Kadang-kadang mengajukan udzur dan kadang-kadang hadir. Ia ingin dirinya terus dipikul, diajak dan digiring di bawah tekanan. Orang seperti ini belum memakai baju dakwah dan belum meminum air dakwah. Dakwah belum menjadi kehidupannya, terminal harapan dan dukanya. Dia belum memanfaatkan acaraacara itu untuk dakwah, tetapi justru ia dimanfaatkan oleh acara-acara itu. Seharusnya memanfaatkan pekerjaannya, dunianya dan segala interaksinya sebagai sarana dakwah, bukan malah membuatnya tersibukkan oleh dakwah.

Kesembilan: Bila iman telah benar dan hati seorang hamba dikhususkan untuk Tuhannya, maka ia pasti berusaha untuk selalu benar, adil, inshaf (obyektif), menjauhi dusta, menjilat, debat kusir, dan berbelit-belit. Dia menjadi tegas dan jelas, tidak surut oleh celaan orang-orang yang mencela, tidak segan mengakui kesalahannya. Bahkan dengan mantap mengatakan, "Saya salah dan saya memohon ampun kepada Allah. Begitulah sifat orang mukmin. Dia merendahkan dirinya, menuduh dan menyangka bahwa semua keburukan ada pada dirinya bahwa dirinya adalah tempat kelemahan, syahwat dan kekurangan. Sementara terhadap orang lain, dia menyangka baik, menghargai pendapat mereka dan berlaku sopan kepada mereka. Kebenaran menjadi penuntunnya dan keadilan adalah panutannya. Tidaklah kita tercerai berai, tidaklah musuh mentertawakan kita, tidaklah hilang wibawa kita dan tidaklah setan bertengger di hati kita melainkan karena kita diserang oleh rasa sombong dan dirusak oleh tinggi hati. Tidaklah perpecahan meluas dan perang opini yang saling menjatuhkan ditulis, melainkan karena hawa nafsu dan tidak inshaf (tidak adil dan obyektif). Kondisi kita memburuk serta musuh-musuh mengeroyok kita, bukanlah karena kita berjumlah sedikit, akan tetapi karena kotornya diri kita. Jiwa kita tidak bersih dan hati kita tidak jernih. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, 

' Al-Fatawa, jilid 20, him. 8-9

http://www.akhirzaman.info/

48

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Hampir saja bangsa-bangsa mengeroyok kalian sebagaimana orang-orang yang Makan mengeroyok nampannya. Mereka bertanya, `Wlahai Rasidullah apakah karena sedikitnya jumlah kita pada waktu itu?' Beliau bersabda, Tidak, kalian pada hari itu banyak, akan tetapi kalian seperti buih air bah. Sungguh Allah akan mencabut dari dada musuh-musuhmu rasa takut (gentar) kepadamu, dan Allah akan melontarkan wahan di dalam hatimu. ' Seseorang bertanya, w ahai Rasulullah, apakah wahan (lemah) itu?. Beliau menjawab, `Cinta dunia dan takut mati." (HR. Ahmad dan Abu Daud 4297) .  Kelemahan di setiap bangsa bukanlah karena kuat dan banyaknya musuh. Akan tetapi sebabnya selalu bersifat intern, ada dalam jiwa dan hati. Manakala jiwa dan hati itu jujur, bersih, sabar dan takwa kepada Tuhannya niscaya Allah menulis kemenangan, keberuntungan, kejayaan dan kemakmuran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ُ‫إِف تَمسس ُكم حسنَ ٌِ تَس ْؤ ُىم وإِف ت‬ ‫ض ُّرُك ْم َكْي ُد ُى ْم‬ ُ َ‫صبِ ُرواْ َوتَػَّتػ ُقواْ الَ ي‬ ْ َ‫صْب ُك ْم َسيّْئَ ٌِ يَػ ْف َر ُحواْ بَِها َوإِف ت‬ َْ ُ ََ ْ َْْ ‫َشْيًئا‬ `Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu." (QS Ali Imran 3:120).

‫ص َدقُوا اللَّوَ لَ َكا َف َخْيػ ًرا لَّ ُه ْم‬ َ ‫فَػلَ ْو‬ `Tetapi jikalau mereka benar (imanrya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. "(QS Muhammad 47:21). Saudaraku yang tercinta, berikut ini adalah satu gambaran rill yang terjadi pada masa Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam antara beliau dan para sahabatnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

‫َصَب ْحتُم بِِن ْع َمتِ ِو ِإ ْخ َوانًا‬ َ َّ‫ت اللّ ِو َعلَْي ُك ْم إِ ْذ ُكنتُ ْم أَ ْع َداء فَأَل‬ َ ‫َواذْ ُك ُرواْ نِ ْع َم‬ ْ ‫ف بَػْي َن قُػلُوبِ ُك ْم فَأ‬ `Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) berrnusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. "(QS Ali Imran 3:103). Ibn Katsir dalam menafsirkan ayat ini mengatakan, "Alur ayat ini berbicara tentang suku Aus dan Khazraj. Pada masa jahiliyah di antara mereka sering terjadi peperangan, permusuhan dan kebencian yang berlarut-larut. Karenanya, peperangan 

Shahiul Jami , jilid 6 him. 364

http://www.akhirzaman.info/

49

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

dan peristiwa di antara mereka menjadi panjang daftarnya. Tatkala Islam datang, mereka menjadi bersaudara, saling mencintai karena keagungan Allah, saling berhubungan karena Allah dan saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

‫َوُكنتُ ْم َعلَ َى َش َفا ُح ْف َرةٍ ّْم َن النَّا ِر فَأَن َق َذ ُكم ّْمْنػ َها‬ `Dan kamu telah berada di tepi jurang Neraka, lalu Allah menyelamatkan, kamu daripadanya. "(QS Ali-Imran 3:103). Muhammad bin Ishaq bin Yasar dan lainnya menyebutkan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan suku Aus dan Khazraj. Ceritanya, seorang Yahudi berjalan melewati sekumpulan orang Aus dan Khazraj. Ia tidak suka kondisi mereka yang bersatu dan berkasih sayang. Maka ia mengutus seseorang yang bersamanya dan menyuruh agar duduk bersama mereka. Tujuannya untuk mengingatkan tentang peperangan yang terjadi di antara mereka pada waktu Perang Bu'ats dan peperangan-peperangan lainnya. Orang itu tidak henti-hentinya mengungkap luka lama, hingga menyulut emosi. Sebagian dari mereka marah terhadap sebagian yang lain. Mereka saling melompat dan meneriakkan yel-yel masing-masing. Mereka mencari senjata mereka dan bersepakat bertemu di Al-Harrah. Berita itu sampai kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Beliau langsung mendatangi mereka dan menenangkan mereka seraya mengatakan, "Apakah dengan seruan jahiIyah (kalian bertengkar), sedangkan aku masih berada di tengahtengah kalian?!" Lalu beliau membaca ayat ini. Maka mereka menyesali kejadian tersebut dan berdamai, saling berpelukan dan melemparkan senjata. Semoga Allah meridhai mereka. Ikrimah menyebutkan, hal itu turun di tengah-tengah mereka, pada saat mereka berhamburan saling menyerang dalam kasus haditsul ifki (berita dusta). Wallahu ’Alam. Perhatikanlah keadaan Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, sang murabbi (pendidik) yang khawatir dan sangat terpukul ketika ada yang salah dan pecah di dalam tubuh umat Islam. Kemudian perhatikanlah waktu perang Ahzab (Khandaq), ketika beliau mengetahui orang-orang Yahudi berkhianat, merusak perjanjian dan bersekutu dengan orang-orang Quraisy. Pada waktu yang amat sulit tersebut, kala seluruh dunia berkonspirasi dan mengepung Madinah (pada musim yang sangat panas), sehingga kaum mukmin merasakan marabahaya yang sangat besar ...Pada waktu yang seperti ini justru Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Bergembiralah dengan berita kemenangan." Mengapa? Karena kerusakan, musibah dan marabahaya itu datang dari luar, yaitu besarnya musuh dan konspirasi mereka, bukan lemahnya jiwa dan hati umat Islam. Apabila hati telah baik bersama Rabbnya dan kaum mukmin hidup secara bersih, maka besar kuatnya musuh serta tipu daya mereka tidak akan membahayakan umat Islam.

http://www.akhirzaman.info/

50

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Seorang hamba, semakin ia mengutamakan kepentingan pribadinya, berusaha mengukuhkan pendapatnya, mendahulukan ambisinya untuk memimpin, menoleh pada apa yang dapat memperindah penampilannya di mata manusia, berupaya menampakkan kebenaran pendapatnya, keunggulan akal dan kefasihan lisannya, maka ia semakin jauh dari ikhlas, lebih dekat kepada riya' dan sum 'ah, lebih jauh dari penyembuhan hatinya, dan dari perhatiannya kepada penyakit-penyakit hati dan penawarnya. Orang yang mendapat taufiq adalah orang yang jauh dari kepentingan pribadinya, merendahkan pendapatnya, menjauhkan nafsunya dan kembali kepada kebenaran bila ia mengetahui bahwa pendapatnya salah. mengutamakan saudarasaudaranya untuk berbicara dan duduk, tidak memandang dirinya memiliki kedudukan, sebaliknya memandang setiap muslim adalah lebih baik dari dirinya. Yang selalu menjadi kesibukani adalah pengawasannya terhadap hatinya dan takut dari kesombongan dirinya. Dikatakan, yang disebut khusyu' adalah tunduk kepada kebenaran. Tandanya, ia menerima nasihat dalam hal yang dia tidak disetujui oleh orang lain dengan penuh kelapangan dan ketundukan."  Kita dapati dalam muamalah kita dengan saudara kita, keluarga dan teman-teman kita sesuatu yang sangat mengherankan dan cukup tersebar akibat hawa nafsu dan jauh dari sikap adil dan inshaf Supaya tidak ada orang yang mengatakan, "Kamu bersalah" seseorang terus berbicara berbelit-belit, menyerang dan berburuk sangka kepada yang lain. Bahkai berdusta supaya tidak sampai mengakui kesalahan atau ucapannya. Lihat betapa lemahnya iman dan minimnya rasa takut kepada Allah. Bagaimana kondisi kita sampai berani bermaksiat kepada Allah dan merusak hubungan hanya karena membela nafsu dan kesombongan?! Kesepuluh: Bila iman sudah benar maka seorang hamba pasti menghadap pada shalat dan tiang agamanya dengan adab penghambaan di hadapan Allah; khusyu’, merendah diri dan merasakan seolah-olah betul-betul berdiri di hadapan Allah Yang Maha Mulia, sehingga hati tidak menoleh kepada yang lain daripada-Nya. Dia terus mengumpulkan segenap pikiran dan perhatiannya kepada-Nya, berdiri dan berbaris seperti orang yang meminta perlindungan, miskin, dan susah. Lalu berbisik kepada Rabh-nya, mengagungkan dan memohon ampunan dari lubuk hati yang paling dalam, karena menginginkan karunia-Nya, mengharap dan cemas, melimpahkan semua hajatnya kepada-Nya, menyibukkan diri dengan-Nya, melupakan yang lain daripadaNya, dan memalingkan hati dan pandangannya dari dunia. Ia berjuang melawan nafsunya, sabar dan terus bersabar untuk menguasainya hingga tertunduk hanya kepada Tuan dan Penciptanya karena dia ingin Tuhan tidak berpaling daripadanya. Dalam shalat ini dia berpindah-pindah dari satu taman ke taman yang lain, dari membaca firman Tuhannya yang disertai dengan perenungan beralih kepada mengagungkan-Nya dengan penyucian, kemudian berdoa dalam sujud, memohon ampun, dan merninta perlindungan dari segala keburukan. 

Abdul Aziz Musthafa, Syarhul Asbabil Asyr

http://www.akhirzaman.info/

51

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Alangkah agungnya suasana saat itu dan alangkah agungnya apa yang dihadapi saat itu. Tatkala seorang hamba menghadap Tuhannya dengan segenap hati dan anggota tubuhnya, mengharapkan rahmat dan memohon kasih sayang-Nya dengan jiwa yang berdosa, hina, rendah, miskin dan meminta pertolongan. Karena ia menghadapi fitnah dan cobaaan setiap hari, maka ia memohon kepada Tuhannya agar melindunginya, menjaga, menetapkan dan menerima dirinya. Dia memohon agar diberi hidayah, taufiq dan dibuka hatinya. Jika diterima, maka dia meraih kemenangan dan keuntungan. Namun jika ditolak maka alangkah besar kerugian dan alangkah pahitnya kesengsaraan. Khusyu' adalah berdirinya hati di hadapan Tuhannya dengan sikap tunduk dan hina. Ada pula yang mengatakan, "Khusyu' adalah padamnya api syahwat dan hilangnya asap dada serta bersinarnya cahaya pengagungan Allah Subhanahu wa Ta'ala " Dengan khusyu' dan tadabbur (merenung), shalat menjadi penyejuk mata dan penerang hati dan wajah. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Dan dijadikan kesejukan mataku di dalam shalat." Dengan shalat manusia terbebas dari setiap petaka, kekejian dan kemunkaran.

‫ْمن َك ِر‬ َّ ‫الص َالةَ إِ َّف‬ َّ ‫َوأَقِ ِم‬ ُ ‫الص َالةَ تَػْنػ َهى َع ِن الْ َف ْح َشاء َوال‬ `Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. "(QS Al-Ankabut 29:45). Dengan shalat sejati, seluruh amal menjadi baik dan diterima ole Allah, dan dengan rusaknya shalat, maka rusaklah seluruh amal. Denga shalat seorang hamba dapat merasakan manisnya bermunajat, dan naik di tangga ubudiyah. Dengan shalat, ia mengenal Tuhannya, menikmati munajat merasakan manis dan lezat yang tidak dirasakan oleh orang-orang yang lalai. Apabila kamu ingin mengetahui kedudukanmu di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala maka lihatlah kepada kedudukan shalat dalam dirimu dan seberapa banyak bagianmu daripadanya. Shalat adalah hubungan antara hamba dan Tuhannya. Ia adalah garis batas antara kufur dan Islam. Ia adalah lima kali dengan pahala lima puluh kali. Ia adalah ibadah yang diwajibkan dari atas langit ketujuh antara Allah dengan Muhammad tanpa perantara. Dialah ibadah yang siapa menjaganya maka terhadap kewajiban lain ia akan lebih mampu menjaga. Barangsiapa yang menyianyiakannya maka ia lebih berani menyia-nyiakan yang lain. Ia adalah perkara yang diwasiatkan terakhir kali oleh Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada umatnya. Beliau bersabda, "Shalat, Shalat dan budak yang menjadi milikmu. "

http://www.akhirzaman.info/

52

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Beliau bersabda, `Sesunguhnya apabila seorang hamba berdiri shalat maka ia datang dengan membawa seluruh dosanya, lalu dia letakkan di atas kepala dan kedua pundaknya maka setiap kali dia ruku' atau sujud dosa-dosa itu berguguran. "(HR. Tabrani) . Lalu mengapa kita tidak mengindahkan jiwa shalat dan hakikatnya? Kita melaksanakannya dengan anggota tubuh kita, tetapi hati kita lalai dan melayang. Sehingga shalat tidak berpengaruh pada perilaku orang yang shalat. Shalat tidak mengalirkan hawa panas, kekuatan, kehadiran hati dan perubahannya. Adalah Ali bin Husen r.a. apabila wudhu, maka wajahnya berubah pucat, lalu ditanyakan kepadanya, "Apa yang biasa terjadi pada anda di saat wudhu?!" Beliau berkata, "Tahukah kalian di hadapan siapakah aku hendak berdiri?"  Hudzaifah r.a. berkata, "Hindarilah oleh kalian khusyu’ nifaq". Ditanyakan kepadanya, "Apa itu khusyu' nifaq?" Dia menjawab, "Kamu melihat jasadnya khusyu’, padahal hatinya tidak kbusyu'. Ibnul Qayyim menyebutkan, khusyu' yang benar itu memiliki tiga tingkatan:

  

1.

Tunduk kepada perintah Allah. Yaitu seorang hamba menerima perintah Allah dengan merendah diri, tunduk dan patuh dengan menampakkan rasa kebutuhannya kepada hidayah sebelum melakukannya. Rasa kebutuhannya kepada pertolongan-Nya ketika melakukannya dengan harapan diterima setelah melakukannya, serta memohon ketetapan setelah matinya.

2.

Mewaspadai penyakit-penyakit hati dan amal. Ia mengantisipasi kemunculannya dan mengkhawatirkan rusaknya amal karena penyakitpenyakit hati seperti sombong, ujub, riya , lemah dalam sifat shidq, lemah dalam keyakinan serta niat yang bercabang-cabang. Ia waspada agar tidak menisbatkan karunia yang diterimanya kepada manusia, tetapi semua karunia dinisbatkan kepada Allah.

3.

Menjaga dirinya untuk tidak mengungkit-ungkit amal atas Allah, atau persangkaan bahwa dirinya memiliki hak atas Allah. Ia berupaya keras agar manusia tidak mengetahui keadaannya bersama Allah tidak membuatnya ujub, itu dapat menutupi hati, niat dan keadaannya . 

Shahiul Jaini', Jilid I. Syarhul Asbabil Asyr, hlm. 119 Ibid, him. 112

http://www.akhirzaman.info/

53

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Khuyu'di tengah-tengah shalat tidak lepas dari khusyu'--nya hati di luar shalat. Adapun jika seorang itu lalai sepanjang waktu, kemudian ingin khusyu' di dalam shalat maka ini tidak mungkin dan mustahil ,  Di antara perkara yang dapat membantu khusyu' dalam shalat adalah sebagai berikut::

 

1.

Memperhatikan wudhu dan menyempurnakannya, menghadirkan rasa beribadah di dalamnya, menghadirkan hati, dan mencari pahala cucuran air yang mengalir dari anggota wudhu, karena dosa-dosa berguguran bersamanya.

2.

Cepat-cepat ke masjid,  melakukan shalat sunnah sebelum shalat fardhu, membaca Al-Qur'an, dzikir dan istighfar, supaya jiwa menjadi tenang, terputus dari kesibukan dunia dan menghadapi shalat setelah duduk di masjid. Berbeda dengan orang yang terlambat yang begitu datang dari urusan dunia langsung memasuki shalat.

3.

Berupaya merasakan keagungan Allah di saat takbiratul ihram "Allah Akbar". Berusaha merenungkan hakikatnya dan menyesuaikan hati dengan apa yang diucapkan lisannya. Karena Allah lebih besar dari segala sesuatu, maka hendaklah engkau mengagungkan-Nya janganlah engkau disibukkan oleh selain-Nya.

4.

Merenungkan makna-makna bacaan yang kamu baca di dalam shalat Seperti ayat-ayat Al-Qur'an, tasbih, doa dan lainnya. Supaya tercipta ketenangan, pengambilan pelajaran dan hati sibuk dengan makna makna tersebut.

5.

Shalatlah seperti orang yang mau berpamitan, yang tidak mengetahui apakah ia akan shalat lagi sesudahnya atau tidak, karena detik-detik akhir adalah sangat mahal, terutama shalat terakhir apabila kita aka merasa berpisah darinya.

6.

Peliharalah shalat berjamaah karena ia adalah wajib. Masuk ke dalan barisan orang yang shalat mengundang rahmat yang mencakup seluruh orang yang shalat. Mereka itulah kumpulan orang yang beruntung. Siapa saja yang bergabung dengan mereka tidak akan celaka, karena mereka sedang berada dalam dzikir yang terbesar terutama shalat Subuh. Sebab, ia adalah shalat yang dihadiri oleh para malaikat, maka menghadirinya berarti menunjukkan kejujurannya bersama Allah. Ia rela meninggalkan tempat tidurnya, rasa

Ibid, him. 122 Mendengar adzan dengan khusyu’ , menjawabnya dan berdoa sesudahnya. (-pent).

http://www.akhirzaman.info/

54

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

kantuknya (dan istrinya). Ia bangkit mendatangi panggilan Tuhannya, berjalan di kegelapan malam (menembus hawa dingin yang menusuk tulang - pent), guna mendatangi masjid. Berbeda dengan orang munafiq yang merasa berat melakukannya. Itulah shalat yang banyak dilalaikan kaum muslimin. Demi Allah ini adalah musibah, benar-benar musibah! Ia tidak menegakkan shalat kecuali kalau mau mengerjakannya. Bagaimana orang yang seperti ini mengharapkan kebaikan dan kelezatan dalam shalatnya. Apakah ia ingin agar shalatnya menyucikannya dari perbuatan keji dan mungkar sementara kondisinya seperti ini? 7.

Setelah selesai shalat harus melakukan evaluasi, apakah telah berhasil khuysu' di dalamnya atau tidak? Apabila belum berhasil karena lalai maka harus menyalahkan dirinya dan menyesalinya. Dia harus berbela sungkawa atas kerugian yang melebihi kerugian harta.

8.

Jagalah shalat-shalat sunnah, rawatib dan yang bukan rawatib, karena shalat-shalat sunnah itu menutupi kekurangan yang terjadi di dalam shalat fardhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Barangsiapa melakukan satu shalat yang ia tidak menyempurnakannya maka ditambahkanlah kepadanya dari shalat-shalat sunnahnya hingga sempurna. "(HR. Thabrani).

Ibnul Jauzi berkata, "Seyogyanya orang yang shalat itu menghadirkan hatinya dalam segala sesuatu dari shalatnya. Apabila ia mendengar panggilan muadzin maka hendaklah panggilan itu menggambarkan hari Kiamat dan bergegas menjawabnya. Hendaklah ia memperhatikan dengan apa ia menjawab, dengan badan bagaimana ia harus hadir. Hendaklah mengingat cacatnya yang tersembunyi dan dosa-dosa rahasia yang tidak diketahui manusia, kecuali oleh Penciptanya. Hendaklah ia berupaya menghapusnya dengan penyesalan, takut dan malu. Apabila ia menghadap kiblat dengan wajahnya, maka menghadapkan hatinya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah lebih utama. Apabila engkau bertakbir wahai orang yang shalat, janganlah hatimu mendustakan lisanmu. Jika di dalam hatimu ada yang lebih besar dari Alla. maka engkau telah berdusta. Waspadailah jika hawa nafsu lebih besar daripada Allah dengan bukti kamu lebih mengutamakan menyetujui nafsu daripada ketaatan kepada Allah.



Shahihul Jami', jilid 5,6 him. 314

http://www.akhirzaman.info/

55

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Apabila lisanmu meminta perlindungan (isti'adzah) maka sesungguhnya isti'adzah itu meminta perlindungan kepada Allah. Apabila hatimu tidak berlindung kepada Allah, itu berarti ucapanmu tidak ada manfaatnya. Hadirkanlah upaya pemahaman dengan hatimu ketika kamu mengucapkan, ( ‫ ) احلد هلل رب العلمنب‬Hadirkan kasih sayang-Nya ketika kamu mengucapkan (‫)الرمحن الرحبم‬. Hadirkan keagungan-Nya ketika kamu mengucapkan,(‫)مالك بوم الد ين‬. Hadirkan pada waktu sujudmu tawadhu', daripada waktu sujudmu hina dan rendah diri. Karena engkau telah menempatkan dirimu tepat pada kedudukannya dan kamu telah mengembalikan badan kepada asalnya, sebab kamu dicipta dari tanah. Ketahuilah, shalat dengan syarat-syarat ini adalah faktor pembersih hati dari kotoran, karatan dan sebab meraih cahaya di dalam hati, yang karenanya keagungan Yang Maha Disembah terlihat jelas dan rahasia-rahasia-Nya dapat diketahui. Hal ini tidak akan dipahami kecuali oleh orang-orang yang alim. Adapun orang yang menegakkan gambar shalat tanpa maknanya, maka dia tidak akan memahami hal ini sama sekali, bahkan bisa jadi mengingkarinya . Kesebelas: Bila iman sudah benar maka seorang hamba akan mengagungkan Tuhannya dan ber-muamalah dengan-Nya seperti muamalahnya orang yang jujur, takut dan malu. Ia mengagungkan perintah dan larangan-Nya, menyaksikan karunia-karuniaNya atas dirinya dan ia selalu karena Allah bukan karena dirinya sendiri. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, ِ ‫` )وـ بِ ُكم ِمن نِ ْعم ِ ِ فَ ِمن‬Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (‫اهلل‬ ََ َ َ ْ (datangnja) " (QS An-Nahl 16:53). Dialah Yang Maha Agung, tidak ada yang lebih agung daripada-Nya. Yang Maha Besar, tidak ada yang menandingi-Nya. Maha Alim Yang Mengetahui segala suara. Maha Melihat, tidak ada satupun yang terserbunyi dari pandangan-Nya, di langit maupun di bumi. Ibnul Qayyim berkata, "Dia mengatur urusan kerajaan, memerintah dan melarang, mencipta dan memberi rizki, menghidupkan dan mematikan, memutuskan dan melaksanakan, memuliakan dan menghinakan, membalikan siang dan malam dan menjalankan hari-hari di antara manusia." Para utusan yang terdiri dari para malaikat ada yang naik kepada-Nya dengan membawa urusan dan ada yang turun dari sisi-Nya. Perintah-perintah-Nya terus 

Syarhrul Asbabil Asyr, hlm. 124, secara ringkas.

http://www.akhirzaman.info/

56

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

berdatangan seiring dengan pergantian malam dan siang. Semua pasti terlaksana dengan kehendak dan keinginan-Nya. Dia mendengar gemuruhnya suara dengan berbagai macam bahasa dan dalam berbagai macam hajat. Ia tidak disibukkan oleh satu pendengaran dari pendengaran yang lain. Tidak kalah karena banyaknya permintaan, tidak bosan dengan seringnya orang-orang yang berdoa dengan berbagai keperluan. Pandangan-Nya meliputi segenap obyek yang dilihat. Dia melihat merayapnya semut hitam di atas batu hitam di tengah malam yang kelam. Ghaib bagi-Nya adalah syahadah (nyata) dan rahasia bagi-Nya adalah sangat terang. Dia mengetahui yang samar dan yang terang. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ٍ ‫ض ُك َّل يػوٍـ ُىو فِي َشأ‬ ِ َّ ‫يسأَلُوُ من فِي‬ ‫ْف‬ َ َْ َ ْ َ ِ ‫الس َم َاوات َو ْاألَ ْر‬ "Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. "(QS Ar-Rahman 55:29). Dia mengampuni dosa, menghilangkan susah, mengangkat bencana, menutup luka, memakaikan baju pada yang telanjang, menyembuhkan yang sakit, menyelamatkan yang kena bencana, menerima yang taubat, membalas yang baik, menolong yang teraniaya, mematahkan punggung yang sombong, memaafkan kesalahan, menutup aib, mengamankan perasaan dari ketakutan, mengangkat derajat satu kaum dan merendahkan kaum yang lain. Ia tidak tidur dan tidak layak untuk tidur. Hijab-Nya adalah cahaya seandainya dibuka tabir-Nya, niscaya pancaran sinar wajahNya akan membakar sepanjang mata-Nya memandang dari makhluk-Nya. Tangan kanan-Nya penuh tidak berhenti memberi nafkah, sepanjang siang dan malam. Hati hamba dan ubun-ubunnya ada ditangan-Nya, kendali urusan terikat dengan putusan dan takdir-Nya. Ia menggenggam langit, semuanya dengan tangan kanan-Nya dan bumi dengan tangan yang lain, kemudian Dia menggoncangkannya dan berkata, "Akulah Raja, manakah orang-orang yang kuat? Manakah orang-orang yang sombong?" Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ِ َّ ‫ضتُوُ يَػ ْوَـ ال ِْقَي َام ِ ِ َو‬ ٌ َّ‫ات َمطْ ِوي‬ ُ ‫ماو‬ َ ‫ض َج ِم ًيعا قَػْب‬ ُ‫ات بَِي ِمينِو ُسْب َحانَو‬ ُ ‫َوَما قَ َد ُروا اللَّ َو َح َّق قَ ْد ِره َو ْاأل َْر‬ َ ‫الس‬ ‫َوتَػ َعالَى َع َّما يُ ْش ِرُكو َف‬ `Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. "(QS Az-Zumar 39:67). Dia tidak menganggap besar suatu dosa untuk diampuni, dan tidak ada hajat yang diminta yang sulit untuk dikabulkan. Seandainya seluruh penghuni langit dan bumi, manusia dan jin, yang hidup maupun yang sudah mati, yang basah dan yang http://www.akhirzaman.info/

57

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

kering berkumpul di satu lapangan lalu mereka meminta dan Dia memberi kepada masing-masing apa yang mereka minta niscaya hal itu tidak mengurangi kerajaan-Nya sedikitpun, meskipun seberat satu butir debu. Seandainya pohon-pohon seluruhnya menjadi pena dan lautan seluruhnya menjadi tintanya ditambah dengan tujuh samudera lagi kemudian ditulis dengan pena dan tinta tersebut, niscaya pena dan tinta itu akan habis sementara kalimat-kalimat Allah itu tidak akan pernah habis. Alangkah agungnya Allah dan alangkah agung kerajaan-Nya. Alangkah perlunya hati untuk mengingat-ingat Allah, keagungan, kekuasaan dan nikmat-nikmat-Nya yang tersebar di alam atau dalam diri manusia sendiri. Alangkah fakirnya hati untuk terus mengingat-ingat nama-nama Allah dan merenungkan sifat-sifat-Nya guna mengabdi kepada-Nya sesuai dengan konsekuensi-konsekuensinya. Apabila cahaya nama-nama dan sifat-sifat Allah telah menyinari hati maka reduplah semua bala; syahwat, syubhat dan musibah. Hati akan tertambat kepada Allah dengan penuh cinta, takut, dan harap. Bila seorang hamba mengingat Allah dengan hati dan lisan seraya mengagungkan-Nya maka dunia dan segala perhiasannya menjadi kecil. Problematika dunia dan kesusahannya menjadi ringan. Ia tak lagi mengharapkan para makhluk. Dia menghadap kepada Tuhannya dalam keadaan bergembira dengan ibadah, bahagia dan menikmatinya. Hatinya penuh dengan senyum sebelum ibadah, di saat ibadah dan sesudahnya. Bila seorang hamba mengagungkan Tuhannya maka ia dianugerahi syukur di saat nikmat, ridha, sabar dan mengharap pahala di saat fakir, sakit dan musibah. Bila diberi bersyukur, bila diuji bersabar dan bila berdosa beristighfar. Sesuai dengan kadar pengagungan hamba kepada Tuhannya dan pancaran cahaya iman di hatinya maka keluarlah amal, ucapan dan niatnya. Orang yang mendapat taufiq adalah orang yang lidah dan hatinya tidak memandang kepada amal dan dirinya sendiri. Bahkan dia merasa malu terhadap Tuhannya karena amal-amalnya. Memandang dengan mata hati kepada karunia Allah dan kebaikan-Nya, dan bahwa semua nikmat yang ada padanya adalah berasal dari Allah. Lalu bagaimana mungkin ia kagum dengan dirinya?! Seorang penyair berkata: “Apabila syukurku pada nikmat Allah adalah nikmat untukku, yang mana nikmat sepertinya wajib di syukuri, lalu bagaimana aku sepanjang masa menjalankan sebagian hak-Nya meskipun panjang masanya dan terus bersambung usia. " Orang yang mengagungkan Tuhannya ketika melihat kepada duni; dia berada di dalamnya antara fitnah, ketakutan dan rayuan. Ia tidak merasa aman terhadap dirinya, karena hawa nafsu dan setan. Maka hatinya membutuhkan Tuhannya agar 

Al-Walibush Shayyih, hlm. 134

http://www.akhirzaman.info/

58

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

memantapkannya, menolongnya, membaguskan akhir hidupnya dan mencabut nyawanya tanpa terkena fitnah. Dia melihat dengan mata hatinya apa yang menghadang di depannya dari peristiwa-peristiwa besar yang dahsyat. Maka ketika dia masuk ke alam kubur adakalanya ia merasa berada dalam satu taman dari taman-taman Surga, atau satu jurang dari jurang-jurang Neraka. Kemudian dia memasuki hari peradilan yang terbesar, hari Mahsyar, hari kebangkitan, hari kepedihan hari di mana semua orang yang menyusui melupakan anaknya, hari ditampakkannya kesalahankesalahan.

َّ ‫ت ِمن ُس َوٍء تَػ َو ُّد ل َْو أ‬ ٍ ‫يَػ ْوَـ تَ ِج ُد ُك ُّل نَػ ْف‬ ‫َف بَػْيػَنػ َها َوبَػْيػَنوُ أ ََم ًدا‬ ْ َ‫ض ًرا َوَما َع ِمل‬ َ ‫ت ِم ْن َخْي ٍر ُّم ْح‬ ْ َ‫س َّما َع ِمل‬ ‫وؼ بِال ِْعَب ِاد‬ ُ ‫بَِعي ًدا َويُ َح ّْذ ُرُك ُم ال ّلوُ نَػ ْف َسوُ َوال ّلوُ َرُؤ‬ `Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu juga kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya, antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.’ (QS Ali Imran 3:30).

ِ َ‫فَما لَوُ ِمن قُػ َّوةٍوَال ن‬ ‫اص ٍر‬ َ َ 'Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong. "(QS Ath-Thariq 86:10). Hari yang penuh dengan ketakutan dan kepiluan, hari malapetaka besar. Hari suatu tiupan yang memekakkan telinga, hari kegoncangan. Hari Kiamat. Hari di mana yang Maha Mengetahui bertanya kepada orang-orang yang jujur tentang kejujuran mereka. Bagaimana dengan orang-orang yang lalai dan menyia-nyiakan hidupnya?! Hari di mana Allah datang untuk memutuskan perkara di antara para hamba. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, ‫۝‬

ِ ِ ‫َنذرُىم يػوـ اْخآَ ِزفَ ِ ِ إِ ِذ الْ ُقلُوب لَ َدى ال‬ ِِ ِ ِِ ٍ ‫ين ِم ْن َح ِم‬ ٍ ‫يم َوالَ َش ِف‬ ُ‫يع يُطَاع‬ َ ُ َ ْ َ ْ ْ ‫َوأ‬ َ ‫ َما للظَّالم‬،‫ين‬ َ ‫ْحَناج ِر َكاظم‬ ‫ور‬ ُّ ‫يَػ ْعلَ ُم َخاَِِن َ ِ اْألَ ْعُي ِن َوَما تُ ْخ ِفي‬ ُ ‫الص ُد‬

`Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari Kiamat, yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa'atnya. Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. "(QS Ghafir 40:18-19).

http://www.akhirzaman.info/

59

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Bila iman sudah benar, maka seorang hamba akan mengagungkan Tuhannya dengan mewujudkan Tauhid, menanggalkan semua syirik yang besar dan yang kecil, membersihkan diri dari bid'ah dan maksiat yang besar dan yang kecil. Hal ini menuntut seorang hamba untuk menghindari setiap apa yang merusak amalnya atau menguranginya. Yaitu dengan cara ber-ittiha' (mengikut Rasul ) dan tidak ibtida' (melakukan bid'ah-bid'ah), mentaati dan tidak menyalahi, menerima dan tunduk patuh, tidak ada keberatan sedikitpun di hati terhadap perintah dan larangan Allah. Allah beifirman:

ِ َ ‫ك الَ يػ ْؤِمنُو َف حتَّى يح ّْكم‬ ‫ت‬ َ َ‫يما َش َج َر بَػْيػَنػ ُه ْم ثُ َّم الَ يَ ِج ُدواْ فِي أَن ُف ِس ِه ْم َح َر ًجا ّْم َّما ق‬ َ ‫ضْي‬ ُ َ ّْ‫فَالَ َوَرب‬ َ ‫وؾ ف‬ ُ َُ َ َ ِ ‫يما‬ ً ‫َويُ َسلّْ ُمواْ تَ ْسل‬ `Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman, hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. "(QS An-Nisa' 4: 65). Keduahelas: Bila iman telah benar maka hati akan tertambat dengan Surga, pandangannya akan tergembala di dalam Surga, berada di antara istana-istananya, bidadarinya, pelayan-pelayannya, sungai-sungainya, dan buah-buahannya. Betapa agungnya kenikmatan dalam Surga dan kenikmatan melihat wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Segala sesuatu di dunia ini yang menarik hatinya karena keagungan keindahan dan kesempurnaannya, yang membuat kamu terperangah dan mata terbelalak karena terpesona. Namun ketahuilah bahwa di Surga lebih agung, lebih indah dan lebih sempurna. Ibnul Qayyim di dalam kitab Hadil Arwah Ila Biladil Afrakh, mengatakan, "Sesungguhnya akan nampak tipuan keji dalam jual beli ini pada hari Kiamat. Yaitu bila orang-orang yang bertakwa dikumpulkan kepada Allah Yang Maha Rahman, dan orang orang yang jahat digiring ke Neraka Jahannam. Sang penyeru berseru di hadapan seluruh makhluk, agar ahli mawqif (penduduk Mahsyar) mengetahui siapakah yang lebih berhak mendapatkan kemuliaan ini di antara para hamba. Seandainya seorang yang tidak ikut rombongan (orang yang bertakwa) ini berprasangka tentang apa yang disiapkan Allah untuk mereka dari kemuliaan, apa yang disimpan untuk mereka dari karunia dan kenikmatan serta apa yang disembunyikan untuk mereka dari kesenangan-kesenangan yang belum pernah dipandang oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam pikiran manusia, niscaya dia mengetahui barang dagangan apa yang ia sia-siakan. Dia akan mengetahui bahwa dia tidak memiliki kebaikan dalam hidupnya serta tergolong benda yang tak berharga.

http://www.akhirzaman.info/

60

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Dia mengetahui bahwa kaum (muttaqin) ini telah memiliki kerajaan luas yang tidak mengalami kerusakan dan kebinasaan. Mereka telah meraup keuntungan dan kemenangan, berada dalam lindungan Yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Mereka berada di taman-taman Surga bergelimang nikmat. Di atas dipan-dipan mereka merasakan kelezatan. Dengan berbagai macam buah-buahan mereka bersenangsenang."

ِ ٍ ‫وؼ َعلَْي ِه ْم ِولْ َدا ٌف ُّم َخلَّ ُدو َف ۝ بِأَ ْك َو‬ ٍ ‫يق َوَكأ‬ ‫َّعو َف َعْنػ َها َوَال‬ ُ ُ‫يَط‬ ُ ‫صد‬ َ ‫اب َوأَبَا ِر‬ َ ُ‫ْس ّْمن َّمعي ٍن ۝ َال ي‬ ِ ‫ين ِزفُو َف ۝ وفَاكِه ٍ ِ ّْم َّما يػت َخَّيػرو َف ۝ ولَح ِم طَي ٍر ّْم َّما ي ْشتػهو َف ۝ وح‬ ِ َ‫ين ۝ َكأ َْمث‬ ‫اؿ اللُّ ْؤلُ ِؤ‬ َُ َ ْ ْ َ َ َ ُ ٌ ‫ور ع‬ ٌ َُ ُ ََ ِ ُ‫الْم ْكن‬ ‫وف ۝ َج َزاء بِ َما َكانُوا يَػ ْع َملُو َف‬ َ `Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala,) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam Surga itu) ada bidadaribidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. "(QS Al-Waqi'ah 56:17-24).

ٍ ِ ِ ِ ُ َ‫يط‬ ِِ ِ ٍ ٍ َ ْ ‫س َوتَػلَ ُّذ‬ ‫األ ْعيُ ُن َوأَنتُ ْم ِف َيها‬ ُ ُ ‫اؼ َعلَْيهم بص َحاؼ ّْمن ذَ َىب َوأَ ْك َواب َوف َيها َما تَ ْشَتهيو ْاألَن ُف‬ ‫َخالِ ُدو َف‬ `Diedarkan kepada mereka piring- piring dari emas, dan piala-piala. Dan di dalam Surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. "(QS Az-Zukhruf 43:71).

Sungguh mengherankan, bagaimana pencintanya terlelap tidur? Bagaimana peminangnya tidak memberikan maharnya? Dan bagaimana bisa merasa betah hidup di dunia ini setelah mendengarkan kabar beritanya?! Bagaimana orang yang merindukan Surga dapat merasa tenang tanpa memeluk bidadarinya? Bagaimana mungkin dapat merasakan keindahan hidup tanpa mereka? Bagaimana bisa sabar jiwa orang-orang yang yakin? Bagaimana hati kebanyakan manusia bisa berpaling daripadanya? Lalu dengan apakah jiwa orang-orang yang berpaling itu mendapatkan gantinya?!

Sungguh ajaib, orang yang bodoh tampil dalam rupa orang yang santun. Dia mengutamakan bagian yang fana dan hina di atas bagian yang baqa dan berharga. Dia menukar Surga yang luasnya meliputi langit dan bumi dengan penjara sempit yang http://www.akhirzaman.info/

61

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

penuh orang-orang lumpuh dan berpenyakit. Istana-istana indah di Surga yang mengalir air sungai dari bawahnya ditukar dengan gubuk-gubuk sempit yang berakhir dengan kehancuran dan kerusakan. Bidadari cantik, perawan dan usianya sebaya yang mereka itu bagaikan permata yaqut dan marjan ditukar dengan wanita wanita kotor dan buruk perangai, berbuat zina dan berselingkuh. Memandang wajah Allah yang Maha Mulia dan Penyayang ditukar dengan memandang kepada wajah yang buruk dan tercela. Mendengar sapaan dan ucapan Allah Yang Maha Rahman ditukar dengan mendengar musik dan lagu. Duduk di atas mimibar yang terbuat dari mutiara lu'lu; yaqut, zabarjad ditukar dengan duduk bersama orang-orang fasik dan atau yang membangkang. Sang penyeru akan berseru, "Hai ahli Surga, sesungguhnya kalian bebas menikmati maka kalian tidak merasa susah. Kalian hidup abadi maka kalian tidak akan mati. Kalian bebas tinggal menetap maka kalian tidak akan pergi. Kalian selaku remaja maka kalian tidak akan menjadi tua." Seorang mukmin ketika jiwanya menginginkan wanita dan rupa elok, apakah ingat kepada bidadari Surga, yang apabila salah seorang bidadari itu muncul di dunia, niscaya seluruh ruang antara langit dan bumi akan dipenuhi oleh aromanya, dan separuhnya saja lebih baik dari dunia dan seisinya? Apabila kita melihat gedung-gedung dunia yang megah apakah kita ingat istana ahli Surga yang paling rendah kedudukannya yaitu orang yang diberi seperti dunia dan sepuluh kali lipatnya? Ibnul Qayyim dalam Qasidah mimiyyah-nya mengatakan,

`Apabila dunia seluruhnya terasa sempit bagimu, dan kamu tidak memiliki rumah yang dapat dikenali maka datanglah ke Surga Aden. Karena ia adalah istana-istanamu yang pertama dan di dalamnya ada perkemahan. Datanglah ke taman-tamannya, kemah-kemahnya. Datanglah kepada kehidupan Surgawi yang tidak membosankan. Datanglah ke Yaumil Mazid (hari tambahan nikmat). Karena ia adalah waktu yang dijanjikan untuk Para pecinta (Allah) di saat mereka dimuliakan. Datanglah ke sebuah lembah yang harum mewangi, karena disana ada mimbarmimbar cahaya bagi orang-orang yang dimuliakan. Di sekitarnya ada bangku-bangku dari tumpukan misik, anugerah ini bagi orang yang di bawah kelas mereka. Di sana mereka melihat Ar-Rahman yang sangat agung. Keagungan-Nya bagaikan melihat purnama yang sempurna jelas tanpa diperkirakan. Atau bagaikan mentari cerah, tanpa ada awan di ufuknya dan tanpa ada mendung yang menghalanginya.



Hadil Anvah, hlm.11

http://www.akhirzaman.info/

62

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Ketika mereka berada dalam kehidupan dan kegembiraan mereka, rizki-rizki mereka mengalir dan dikucurkan. Tiba-tiba Tuhan mereka dari atas mereka berkata kepada mereka, "Salam sejahtera atas kalian, berbahagialah kalian dan nikmatilah. " Demi Allah tidak ada udzur bagi seorang yang beriman kepada ini, lalu tidak berusaha untuknya dan tidak beramal. Beramallah, tebusanmu adalah dirimu. Dirimu adalah harga yang harus dibayarkan di saat kamu masuk Islam. Sungguh, tidak akan mendapatkan rahmat jiwa yang hina dan tidak akan beruntung hamba yang asyik dengan pengangguran. Tinggalkan kemalasan, tanyakanlah sesuatu tentang Surga di taman ilmu. Di tamantaman Surga kebenaran akan tersenyum. Demi Allah alangkah tentramnya hidup di antara tenda-tendanya dan tamantamannya. Di taman itu bibirpun tersenyum simpul. Demi Allah alangkah bahagianya Para kekasih tatkala di atas mereka Dia berbicara kepada mereka dan berucap salam. Demi Allah, betapa cantiknya bidadani, bila ia tersenyum memancarlah cahaya yang lebih agung dari cahaya fajar. Duhai alangkah lezatnya pemandangan, manakala dia datang menghadap. Alangkah lezatnya pendengaran, manakala dia berbicara. Duhai pemalunya leher segar bila tertunduk, duhai pemalunya dua fajar tatkala tersenyum. Wahai peminang bidadani cantik, bila engkau minta maka ini adalah waktu mahar yang harus dibayar terlehih dulu. Ketigabelas: Bila iman telah benar maka seorang mukmin akan merenungkan kitab Tuhannya dan menempatkannya pada kedudukan agung yang layak untuknya. Ia merasakan keagungannya, merenungkan keajaiban dan batasan-batasannya, merasakan manisnya, menyembah Allah dengan mengulang-ulang bacaan Al-Qur'an, hafalan, tafsir dan maksudnya. Hasan bin Ali r.a. berkata, "Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian memandang Al-Qur'an adalah surat dari Tuhan mereka, maka mereka merenungkannya di malam hari dan memeriksanya di siang hari." Sesungguhnya Dia adalah sesuatu yang sangat agung, Allah Yang Maha Agung Maha Tinggi, pemilik segala kerajaan yang mengistimewakan kita dengan ucapan dan pembicaraan-Nya dan mengistimewakan kita dengan berbicara dan bermunajat kepada-Nya. Ibnu Shalah berkata, "Membaca Al-Qur'an adalah satu karomah yang dengannya Allah memuliakan manusia." Ditambah lagi, Ibnul Qayyim berkata, "Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba dalam kehidupannya di dunia dan di Akhirat dan lebih mendekatkan kepada keselamatannya, selain dari merenungkan Al-Qur'an serta menyatukan pikiran untuk memahami makna ayathttp://www.akhirzaman.info/

63

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

ayatnya karena ayat-ayat Al-Qur'an itu mengenalkan hamba kepada rambu-rambu keburukan dan kebaikan secara sempurna serta nasib akhir bagi pengikut keduanya. Karena Al-Qur'an memberikan kunci-kunci gudang kebahagiaan dan ilmu-ilmu yang bermanfaat serta menetapkan pilar-pilar keimanan di dalam hatinya. Karena Al-Qur'an memperlihatkan gambar dunia, Akhirat, Surga dan Neraka kepada hatinya, menghadirkannya di tengah-tengah umat dan memperlihatkan putusan-putusan Allah terhadap mereka. Karena Al-Qur'an menunjukkan tempat-tempat pelajaran, menunjukkan keadilan Allah, karunia dan jalan-Nya yang mengantarkan kepada-Nya dan segala apa yang disediakan untuk orang-orang yang menitinya setelah sampai kepada-Nya. Dan karena Al-Qur'an mengenalkan para pembegal dan penyakitpenyakitnya, jiwa dan sifat-sifatnya serta perusak amal dan pelurus-pelurusnya."  Sesungguhnya perenungan Al-Qur'an itu mengobati penyakit-penyakit hati, membersihkannya dari kotoran-kotorannya, menjawab syubhat-syubhat (keraguraguan), menolak bisikan-bisikan jahat dan memadamkan api syahwat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ِ ِ ِ ِ ‫الص ُدوِر و ُى ًدى ور ْحم ٌِ لّْل‬ ‫ين‬ َ ‫ْم ْؤمن‬ ُ َ ََ َ ُّ ‫َّاس قَ ْد َجاءتْ ُكم َّم ْوعظَ ٌِ ّْمن َّربّْ ُك ْم َوش َفاء لّْ َما في‬ ُ ‫يَا أَيُّػ َها الن‬ '

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. "(QS Yunus 12:57). ٍ ُ‫“ )أَفَالَ ي تَ َد بَّرو َن القرءان أم على قُ ل‬Maka apakah mereka Al-Qurthubi mengatakan ayat, (‫وب أقفاله‬ ُ َ ' tidak memperhatikan Al-Qur an ataukah hati mereka terkunci?" (QS Muhammad 47:24) menunjukkan tentang wajibnya merenungkan Al-Qur'an guna mengetahui maknanya. Sesungguhnya berkah Al-Qur'an tersimpan di dalamnya seperti gudang. Tidak ada yang dapat mengeluarkannya kecuali orang-orang yang merenungkannya; tidak ada yang merasakan manisnya, kecuali orang yang mengagungkan firman Tuhannya. Lalu menempatkannya di dalam hatinya secara ikhlash, khusyu’, mengamalkan, dan mengingat-ingat nilai serta kedudukannya yang agung. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ِ ‫ار ٌؾ لَّْي َّدبَّػروا آيَاتِِو َولَِيَت َذ َّكر أ ُْولُوا ْاألَلَْب‬ ‫اب‬ َ ‫َنزلَْناهُ إِلَْي‬ َ ‫اب أ‬ ٌ ‫كَت‬ َ ‫ك ُمَب‬ َ ُ “Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orangorang yang mempunyai pikiran. "(QS Shaad 38:29) 

Syarhul Asbabil Asyr, Abdul Aziz Musthafa

http://www.akhirzaman.info/

64

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Nabi Subhanahu wa Ta'ala pernah shalat dengan mengulang-ulang satu ayat,

ِ ‫َنت الْع ِزيز ال‬ ‫يم‬ َ َّ‫إِف تػُ َع ّْذبْػ ُه ْم فَِإنَّػ ُه ْم ِعَبادُ َؾ َوإِف تَػغْ ِف ْر ل َُه ْم فَِإن‬ َ ُ َ َ ‫كأ‬ ُ ‫ْحك‬ “Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamha Engkau. Dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha B.ijaksana. "(QS Al-Maidah 5:118). Bisyr As-Sirri berkata,"Sesungguhnya ayat itu seperti sebutir kurma: Semakin kamu kunyah maka semakin kamu merasakan manisnya. Barangsiapa menemani AlQur'an dengan baik maka Al-Qur'anpun akan menemaninya dengan baik pula hingga mengantarkannya ke tingkatan Surga paling tinggi. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Akan dikatakan kepada ahli Al-Qur'an, Bacalah dan naiklah dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya secara tartil di dunia, sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca. " (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dia berkata, hadits hasan shahih). Sesuai dengan kadar keagungan firman Allah, perintah dan larangan Nya di hatimu, maka sesuai dengan kadar itu kamu akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah. Ibnu Mas'ud berkata, "Seyogyanya pembawa Al-Qur'an itu dapat dikenali di malam harinya, ketika manusia sedang tidur. Di siang harinya, ketika manusia sedang makan. Dikenali dengan keprihatinannya, ketika manusia sedang bergembira. Dikenali dengan tangisnya, ketika manusia sedang tertawa. Dan dikenali dengan diamnya ketika manusia sedang menyombongkan diri." Dengarlah wahai pemilik iman, arahan Ibnul Qayyim, seorang alim rabbani, jika kamu ingin mengambil manfaat dari Al-Qur'an. Dia berkata: "Apabila kamu hendak mengambil manfaat dari Al-Qur'an maka satukan hatimu ketika membaca dan mendengarnya. Kerahkan pendengaranmu. Hadirlah seperti orang yang diajak bicara di hadapan orang yang berbicara: Karena ia adalah pembicaraan dari Allah untukmu melalui lisan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:





Pada tangga Surga sesuai dengan kadar hafalanmu dari Al-Qur'an." Syarhul Ashabil Asyr, hlm. 22

http://www.akhirzaman.info/

65

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

ِ ِ َ ِ‫إِ َّف فِي َذل‬ ‫الس ْم َع َو ُى َو َش ِهي ٌد‬ َّ ‫ْب أ َْو أَلْ َقى‬ ٌ ‫ك لَذ ْك َرى ل َمن َكا َف لَوُ قَػل‬ “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. "(QS Qaaf 50:37). Bila telah ada muatstsir (yang mempengaruhi) yaitu Al-Qur'an; tempat yang siap yaitu hati yang hidup, dan terpenuhi syaratnya yaitu ishgha' (mendengarkan dengan seksama) serta dada yang menghalangi yaitu sibuknya hati dan kelalaiannya dari makna pembicaraan, maka terwujudlah atsar (pengaruh) yaitu mengambil manfaat dan pelajaran." Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya dengan Al-Qur'an ini Allah mengangkat derajat beberapa kaum dan merendahkan (beberapa kaum) yang lain. "(HR. Muslim). “Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya. "(HR. Bukhari). Hai orang mukmin, engkau harus beradab dan berhias dengan adab Al-Qur'an. Di antaranya adalah ikhlas dalam membaca dan menghadirkan kesadaran bahwa engkau sedang bercengkerama dengan Allah, membersihkan gigi dengan siwak. Membaca dalam keadaan suci. Tempat membaca harus suci. Duduk menghadap kiblat dengan khusyu', tenang dan baik. Ber-isti’adzah (memohon perlindungan) kepada Allah dari setan yang terkutuk. Menjaga bacaan basmalah. Mengumpulkan semangat untuk tenang, merenung dan menghadirkan rasa takut kepada Allah Azza wa Jalla. Dari Jabir, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya di antara orang yang paling bagus suaranya dengan Al-Qur'an adalah orang yang apabila engkau mendengarnya membaca, engkau menduga bahwa dia sedang takut kepada Allah. "(HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Albani). Para ulama telah ijma' (sepakat) tentang anjuran membaca Al-Qur'an secara tartil, berdasarkan firman Allah: (‫` )ورتل القرءاف‬Dan bacalah Al-Qur'an dengan tartil" (QS AlMuzzammil 73:4). Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, 'Sesungguhnya Allah memiliki 'keluarga' dari manusia. Dikatakan, 'Siapakah mereka wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, Ahlul Qur'an itulah ahlullah (keluarganya Allah) dan orang-orang pilihan-Nya. "(HR. Ibnu Majah dan Ahmad, dishahihkan Al-Albani).

http://www.akhirzaman.info/

66

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Dari Ibnu Abbas, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Sebaik-baik manusia dalam membaca (Al-Qur'an) adalah orang yang apabila dia membaca kamu lihat dia takut kepada Allah." (HR. Baihaqi dan Khatib Al-Baghdadi, dishahihkan Al-Albani dalam Shahihul Jami’) .  Keempatbelas: Bila iman telah benar, maka seorang mukmin akan ridha dengan keputusan dan takdir Allah. Dia meyakini bahwa apa yang menimpanya tidak akan meleset darinya. Dan apa yang meleset darinya tidak akan mengenainya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

‫إِنَّا ُك َّل َش ْي ٍء َخلَ ْقَناهُ بَِق َد ٍر‬ “Sesungguhnya Kami menciptakan setiap sesuatu menurut ukuran." (QS Al-Qamar 54:49).

‫َوَمن يُػ ْؤِمنبِاللَّ ِو يَػ ْه ِد قَػلَْب ُو‬ Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya" (QS At-Taghaabun 64:11). Alqomah berkata, "Ia adalah seseorang yang terkena musibah dan dia mengetahui bahwa musibah itu dari sisi Allah, maka ia rela dan pasrah." Bila hal ini diyakini, seorang hamba akan memahami bahwa pilihan Allah untuknya adalah lebih bermanfaat daripada pilihannya sendiri untuk dirinya. Maka ia bisa menghadapi kehidupannya dengan ridha dan tenang. Ia mencari pahala dengan bersabar atas cobaan yang menimpanya, dan dengan bersyukur atas nikmat yang diterimanya. Dia mengimani dan meyakini sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : “Sungguh mengherankan perkara orang mukmin itu, sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya. Dan hal itu tidak dimiliki oleh siapapun, kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi sesuatu yang menggembirakan dia bersyukur, maka ia menjadi baik baginya. Dan apabila ia ditimpa suatu madharat dia bersikap sabar, maka ia menjadi baik baginya. "(HR. Muslim). Seorang mukmin hatinya senantiasa bergantung kepada Tuhannya dalam setiap peristiwa yang ada. Hatinya meyakini secara pasti bahwa tidak ada debu, gerak dan diam melainkan ada karena putusan dan takdir Allah. Pada saat itulah ketenangan bersemayam di hatinya, tentang rizkinya, tentang ajalnya dan tentang setiap kejadian 

Syarhul Asbabil Asyr, hlm. 25, dst.

http://www.akhirzaman.info/

67

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

yang menghadangnya. Dia bergerak di dunia ini dengan ber-tawakkal kepada Tuhannya, melaksanakan perintah-Nya dan berjuang di jalan-Nya dengan tidak surut oleh cemoohan orang yang mencemooh. Dia mengetahui bahwa mereka tidak memiliki marabahaya, manfaat, kehidupan, kematian, rizki, dan kemiskinan untuknya. Dia mengetahui bahwa jihad di jalan-Nya adalah puncak amalan Islam. Tidak ada yang menyamainya. Para syuhada' yang hidup di sisi Tuhannya mendapatkan rizki. Dia juga mengetahui bahwa jihad tidak mempercepat ajal. Sebaliknya, duduk di rumah, penakut, santai, sibuk dengan dunia tidak akan menambah umurnya. Ali berkata, "Sesungguhnya dua hariku dari kematian aku lari, satu hari yang tidak ada takdir atau satu hari takdir. Hari yang tidak ada takdir aku tidak takut kepadanya, dan dari yang ditakdirkan sikap waspada tidaklah menyelamatkan." Umar berkata, "Memasuki pagi hari aku tidak memiliki kegembiraan, kecuali pada tempat-tempat qadha dan takdir" Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ِ ‫ْم ْؤِمنُو َف‬ ُ ‫ب اللّوُ لَنَا ُى َو َم ْوالَنَا َو َعلَى اللّو فَػلَْيَتػ َوَّك ِل ال‬ َ َ‫قُل لَّن يُصيَبػنَا ِإالَّ َما َكت‬ “Katakanlah, 'Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orangorang yang beriman harus bertawakkal'. "(QS At-Taubah 9:51). Akan tetapi sekarang, karena lemahnya iman kita dan minimnya keyakinan kita bergantung kepada sebab-sebab, maka kitapun terkena wahan (kelemahan) dan mengandalkan dunia. Kita takut kepada makhluk lebih dari ketakutan kita kepada Allah Azza wa Jalla. Kita melihat pada apa yang ada ditangan para hamba dan meminta rizki kepada mereka. Kita lupa atau pura-pura lupa bahwa Allah Yang Maha Memberi rizki, Yang Perkasa dan Kokoh. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Ibrahim Khalilullah (kekasih Allah):

‫الر ْزؽ‬ ّْ ‫فَابْػَتػغُوا ِعن َد اللَّ ِو‬ “Maka mintalah rezki itu di sisi Allah." (QS Al-Ankabuut 29:17). Kini keyakinan qadha dan qadar hanya menjadi satu masalah yang kita pelajari dan kita ajarkan secara teoritis belaka. Kita belum mengaplikasikannya dalam realitas kehidupan kita. Di antara kita ada yang curang, menerapkan riba dan berdusta untuk mendapatkan harta. Maka ini mempercepat rizki dengan cara haram. Jika tidak, maka sesungguhnya rizki yang telah ditentukan oleh orang yang menerapkan riba atau tidak pasti akan datang. Tidak ada yang dapat menghalangi apa yang diberikan oleh Allah

http://www.akhirzaman.info/

68

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang dihalangi oleh Allah. Di antara kita ada yang penakut dalam melakukan kewajiban amar ma'ruf nahi munkar (memerintah yang baik dan mencegah yang buruk), karena ia mementingkan keselamatan, meskipun berhadapan dengan murka Allah. Padahal di tangan Allah sajalah kendali segala urusan. Karena ketergantungan kita terhadap sebab-sebab materi maka celaan terhadapnya menjadi sesuatu yang banyak menimpa kita yang terdidik dan yang tidak terdidik. Kita tidak menyadari sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, (akan tetapi) pada diri masing-masing ada kebaikan. Berambisilah selalu untuk mengerjakan apa yang berguna bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah (menjadi orang yang) lemah. Apabila ada sesuatu menimpamu maka janganlah berkata, `Seandainya saja saya bertindak begini, tentu hasilnya begini'. Tetapi katakanlah, Allah telah mentakdirkan, dan apa saja yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, karena (kata) ‘seandainya’ itu membuka pintu masuknya setan." (HR Muslim). Di antara kita ada yang cenderung kepada dokter, menggantungkan hatinya kepada dokter. Dia berkeyakinan, seandainya tidak dapat obat atau tidak mendapatkan dokter tentu tertimpa penyakit atau mati. Ini adalah termasuk kebodohan dan lemah iman. Satu-satunya Sang Penyembuh adalah Allah. Dialah Pencipta sebab dan akibatnya. Allah Azza wa Jalla berfirman tentang Ibrahim:

‫ت فَػ ُه َو يَ ْش ِفي ِن‬ ْ ‫َوإِ َذا َم ِر‬ ُ ‫ض‬ “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. " (QS Asy-Syu'ara 26:80). Ibnu Umar berkata, "Demi Allah yang jiwa Ibnu Umar ada di Tangan-Nya, seandainya salah seorang mereka bersedekah emas sebesar Gunung Uhud di jalan Allah, maka Allah tidak akan menerima daripadanya hingga dia beriman kepada takdir." Kemudian beliau berdalil dengan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: “Engkau beriman kepada Allah, Para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul--Nya, dan hari Akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik danyan buruk. "(HR. Muslim).

Berusaha adalah wajib dalam agama ini. Karena hikmah Allah berkehendak menjadikan sebab berkaitan dengan akibat. Seandainya Allah berkehendak, niscaya terjadilah takdir itu tanpa sebab. Karena itu seorang hamba tidak boleh cenderung kepada sebab. Tetapi harus berkeyakinan bahwa ia hanyalah sekedar sebab yang disediakan oleh Allah. Urusan itu semuanya ada di tangan Allah dari awal hingga akhirnya.

http://www.akhirzaman.info/

69

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Di antara faedah iman kepada takdir adalah seorang hamba tidak akan menyandarkan karunia kepada dirinya, tetapi dikembalikan kepada Tuhannya yang telah menghendaki dan mentakdirkannya. Begitu pula bila dia ditimpa musibah maka hatinya tidak akan tersayat-sayat oleh kepedihan lalu berlindung kepada makhluk. Akan tetapi ia tenang karena mengetahui bahwa ini adalah takdir Allah yang tidak maju dan tidak mundur. Siapapun tidak bisa menolak atau menarik apa yang telah lewat. Kelima belas: Bila iman telah benar niscaya orang-orang mukmin mendapat kemenangan atas musuh-musuh mereka. Karena iman yang benar membersihkan jiwa dan menyucikan hati, sehingga kondisinya baik. Allah menulis kemenangan dan kekuasaan bagi orang-orang mukmin. Karena kemenangan adalah internal, ada dalam hati dan jiwa. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ِ ِ ُّ ِ‫ْحَياة‬ ‫اد‬ ْ ‫وـ ْاأل‬ ُ ‫َش َه‬ ُ ‫الدنْػَيا َويَػ ْوَـ يَػ ُق‬ َ ‫آمنُوا في ال‬ َ ‫ين‬ ُ ‫إِنَّا لََن‬ َ ‫نص ُر ُر ُسلََنا َوالَّذ‬ “

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari Kiamat). " (QS Ghafir 40:51). Tentu saja seraya dengan mengupayakan sebab-sebab materi karena Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ِ ٍ ِ ِ ِِ ِ ‫ين ِمن ُدونِ ِه ْم‬ ْ ‫َوأَعدُّواْ ل َُهم َّما‬ َ ‫اسَتطَ ْعتُم ّْمن قُػ َّوة َومن ّْربَاط الْ َخْي ِل تُػ ْرىبُو َف بو َع ْد َّو ال ّلو َو َع ُد َّوُك ْم َوآ َخ ِر‬ ‫الَ تَػ ْع َل ُمونَػ ُه ُم ال ّلوُ يَػ ْع َل ُم ُه ْم‬ “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya. "(QS Al-Anfal 8: 60). Coba perhatikan apa yang diperbuat Allah terhadap para penguasa dunia seperti pada raja dan kaisar. Allah menghancurkan dan memporak-porandakan mereka melalui tangan orang-orang mukmin yang lapar, tidak bersepatu dan sedikit jumlahnya. Yaitu tatkala mereka jujur dan memperbaiki hubungan dengan Tuhan mereka dan membersihkan diri dari kepentingan-kepentingan pribadi. Tatkala mereka yakin bahwa Allah adalah penolong agama-Nya, yang meninggikan kalimat-Nya dan yang memuliakan tentara-Nya. Karena Allah Azza wa Jalla tidak akan menyia-nyiakan mereka dan tidak akan menghinakan mereka selamanya. Sesungguhnya kehancuran pasti menimpa orang-orang kafir dan yang menentang Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, http://www.akhirzaman.info/

70

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

ِ ِِ ِ ِ ‫ْح ِك‬ ‫يم‬ ْ ‫َوَما الن‬ َ ‫َّص ُر إِالَّ م ْن عند ال ّلو ال َْع ِزي ِز ال‬ “Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. "(QS Ali-Imran 3:126). Bila keyakinan telah datang dan hati merindukan Surga maka melonjaklah kerinduan berjumpa dengan Allah. Dia akan senang dengan jihad, meninggalkan istri, anak dan segala hak miliknya. Dia ingin terpenggal kepalanya dan mengalirkan darahnya agar cepat berpindah di samping Tuhannya Ar-Rahman di dalam Surga. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ِ ‫والَ تَحسب َّن الَّ ِذين قُتِلُواْ فِي سِب‬ ‫َحَياء ِعن َد َربِّْه ْم يُػ ْرَزقُو َف‬ ْ ‫يل اللّو أ َْم َواتًا بَ ْل أ‬ ََ ْ َ َ َ “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. " (QS Al Imran 3:169). Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa mencari syahadah (mati syahid) dengan benar, maka ia akan mendapatkannya, walaupun tidak mengalaminya (perang). "(HR. Muslim) . Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Tidak didapat oleh seorang yang mati syahid dari rasanya kematian, melainkan seperti salah seorang dari kalian yang merasakan satu cubitan." (H.Tirmidzi dan berkata, hadits hasan shahih). `Tidak ada kaki seorang hamba belepotan debu karena jihad di jalan Allah, lalu disentuh oleh api Neraka. "(HR. Bukhari). “Jihad sehari semalam, lebih baik daripada puasa dan shalat malam sebulan. Jika ia mati, maka amalnya yang pernah dilakukannya akan tetap mengalir, dan rizkinya akan tetap dilimpahkan kepadanya, dan ia akan selamat dari pembuat fitnah." (HR. Muslim).  Fattan ada yang mengatakan sebagai fitnah kubur, tetapi ada pula yang berpendapat setan. 

Dari Sahl Ibn Hanif r.a. sesungguhnya Rasulullah bersabda: 'Barangsiapa berdoa memohon kepada Allah untuk mati syahid dengan sejujur-jujurnya, maka Allah akan menyampaikannya pada derajat para syuhada, walaupun ia mati di tempat tidurnya." (HR. Muslim). -Pent. 

Maksudnya, penguji di dalam kubur, semoga Allah melindungi kita darinya. -pent.

http://www.akhirzaman.info/

71

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Maksudnya adalah bila hati itu menuju dan menghadap Tuhannya maka ia mencintai perjumpaan dengan-Nya dan merindukan apa yang telah dijanjikan-Nya Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, ”Barangsiapa suka bejumpa dengan Allah, maka Allah akan suka berjumpa dengannya, dan barangsiapa yang benci bertemu Allah, maka Dia pun tidak suka bejumpa dengannya. "(HR. Muslim). Lalu mengapa seorang mukmin masih ingin tinggal di bumi ini dan cenderung kepada perhiasan dan syahwatnya yang terkotori oleh fitnah, petaka dan musibah? Mengapa seorang mukmin menginginkan dunia yang ajalnya telah ditentukan, nafasnya telah dihitung dan perpisahan pun tak dapat dielakkan? Mengapa perpisahan itu tidak diupayakan mati syahid di jalan Allah? "Wahai jiwa, jika kamu tidak dibunuh kamu tetap mati. Burung kematian ini telah bertengger." Oleh karena itu, seorang mukmin menjual dirinya kepada Allah. Dan itu adalah sebaik-baik jual beli dan transaksi karena alat tukarnya adalah Surga. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ِ ِ ‫إِ َّف اللّ َو ا ْشَتػرى ِمن ال‬ َّ ‫ين أَن ُف َس ُه ْم َوأ َْم َوال َُهم بِأ‬ ِ ِ‫الجنَّ َ ِ يُػ َقاتِلُو َف فِي َسب‬ ‫يل اللّ ِو فَػَيػ ْقتُػلُو َف‬ َ ‫َف ل َُه ُم‬ َ ‫ْم ْؤمن‬ ُ َ َ ِ ‫ويػ ْقتػلُو َف و ْع ًدا َع َلي ِو ح ِّقا فِي التػ‬ ِ ‫يل والْ ُقر‬ ِ ‫آف‬ َ ْ ْ ْ َ ِ ‫َّوَراة َوا ِلنج‬ َ َ َُ "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan Surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an. "(QS At-Taubah 9:111). Dengarkanlah sabda Rasulmu yang bercita-cita mati syahid, “Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, andai tidak memberatkan kaum muslimin, tentu aku tidak akan pernah meninggalkan sariyyah  (pasukan kecil) yang berjihad di jalan Allah selamanya. Akan tetapi, aku tidak menemukan keleluasaan, untuk membawa mereka (kaum muslimin), dan merekapun tidak punya kemampuan untuk itu, dan mereka merasa berat untuk tidak ikut serta denganku. Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh aku ingin jihad di jalan Allah, kemudian 

Sariyyah, adalah bagian dari pasukan, yang maksimal jumlahnya mencapai empat ratus orang, yang dikirim ke pasukan musuh. 

Keleluasaan bagi seluruh umat Islam.

http://www.akhirzaman.info/

72

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

aku terbunuh, kemudian aku jihad lagi, dan terbunuh lagi, kemudian aku jihad dan terbunuh lagi. "(HR. Muslim, dan sebagian juga diriwayatkan Bukhari). Imam Bukhari meriwayatkan bahwa seseorang berkata, "Wahai Rasulullah tunjukkan kepadaku suatu amalan yang menyamai pahala jihad ! Beliau menjawab, 'Aku tidak menemukannya!' Kemudian beliau bertanya, Apakah kamu mampu jika seorang mujahid keluar untuk jihad di jalan Allah, mampukah kamu masuk masjidmu kemudian kamu shalat tanpa henti, dan kamu puasa tanpa berbuka?' Maka ia menjawab, 'Siapa yang mampu melakukannya?!"(HR. Bukhari). Dari Anas bahwa Ummu Ar-Rabi' bind Al-Bara' yaitu Ummu Haritsah binti Suraqah, datang kepada Nabi: kemudian berkata, "Wahai Rasul Allah, maukah engkau menceritakan kepada saya tentang Haritsah, - dia terbunuh pada Perang Badar-. Jika dia di Surga saja bisa sabar, tapi jika selain itu maka aku akan menangisinya. Beliau bersabda, ' Wahai Ummu Haritsah, sesungguhnya di Surga itu ada banyak Surga (taman) dan anakmu mendapatkan Firdaus yang tertinggi' "(HR. Bukhari). Karunia Allah sangat besar. Allah melipatgandakan pahala orang yang berinfak di jalan Allah, meskipun tidak ikut berangkat perang. Dari Abu Masud dia berkata, "Seseorang datang menghadap Nabi dengan membawa seekor unta yang kepalanya telah dipasangkan tali kekang (siap untuk dikendarai) lalu berkata, `Ini aku hibahkan untuk jihad di jalan Allah.' Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Engkau akan mendapatkan balasan tujuh ratus ekor unta, nanti pada hari Kiamat yang semua kepalanya telah dipasangkan tali kekang. "(HR. Muslim). `Barangsiapa menafkahkan suatu infak di jalan Allah, maka akan ditulis baginya tujuh ratus kelipatannya. "(HR. Tirmidzi dan dia berkata, hadits hasan). "Barangsiapa belum pernah jihad, atau belum pernah mempersiapkan orang untuk berjihad, atau menggantikan orang yang berperang dalam menjaga keluarganya dengan baik, maka Allah akan menimpakan padanya malapetaka sebelum hari Kiamat. "(HR. Abu Daud dengan sanad shahih). 

Adalah bencana, kecelakaan. Dalam sanad hadits ini terdapat Al-Wald lbnu Muslim, seorang mardallis (orang yang suka mengaburkan hadits) dan ia telah meriwayatkan hadits ini dengan cara ’An’anah’ (periwayatan hadits dengan cara mengatakan dari fulan dari fulan dari... dst)." Lihat kembali kitabAt-Ta'liqur Raghib, 2 / 200. Dipahami dari ucapan Syaikh Al-Albaniy bahwa hadits ini dlaif; karena pengaburan yang dilakukan oleh Al-Walid Ibnu Muslim, padahal tidak demikian! Karena, sesungguhnya, Al-Walid telah berterus terang dalam periwayatan hadits ini, seperti yang tersebut dalam Sunan Ibnu Majah 2 / 123, juga Ad-Darimiy, 2 / 209. Dengan demikian, telah hilanglah dugaan dan keraguan. Dan Al-Albany telah menghukumi hadits ini dengan hasan dalam kitab Shahih Sunan Ibnu Majah dengan sanad singkat, no. 2231. Kami tidak mengetahui komentar Syaikh dalam kitabnya As-Shahihah, karena dia memindahkan nomornya menjadi 2561, dan ini belum tercetak. - pent.

http://www.akhirzaman.info/

73

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Pada hari ini, bangsa-bangsa di dunia dari Timur dan Barat bersatu mengeroyok umat Islam. Mereka menyiksa umat Islam dengan sadis, mengoyak-ngoyak kehormatan mereka, merampas negeri mereka, membantai anak-anak, wanita dan tua renta, lebih-lebih yang masih muda. Untuk lepas dari kondisi yang hina ini tidaklah dengan angan-angan dan mimpi, tidak dengan banyaknya jumlah, tidak dengan diplomasi mencari belas kasih orang kafir dan keputusan mereka. Tidak ada solusi kecuali jihad dan memancangkan bendera perang yang dibawa oleh orang-orang mukmin yang jujur setelah mendapatkan tarbiyah imaniyah (pendidikan keimanan) dan persiapan sarana, setelah kita memperbaiki hubungan kita dengan Allah dengan kembali kepada-Nya. Umar bin Khathab r.a. berkata untuk memberi wasiat kepada salah seorang panglima perangnya, "Sesungguhnya dosa pasukan lebih aku khawatirkan atas mereka daripada musuh mereka. Bila kita tidak menang atas mereka dengan kemuliaan kita maka kita tidak akan menang atas mereka dengan kekuatan kita." Waspada dan waspadalah dari dosa! Jaga kejujuran, agar kejujuran dalam jihad terhadap nafsu dan menambatkannya kepada Allah. Agar dirimu ikhlas dan lurus, sehingga berhak mendapatkan kemenangan. Kemudian bila engkau menang dan berkuasa maka terapkanlah hukum Allah dengan menegakkan shalat, membayar zakat, memerintah yang baik dan melarang yang mungkar. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ِ ِ ِ َّ ‫الص َالةَ َوآتَػ ُوا‬ ِ ‫َّاى ْم ِفي ْاأل َْر‬ ‫ْمن َك ِر َولِلَّ ِو‬ َّ ‫اموا‬ ُ ‫ين إِف َّم َّكن‬ ُ َ‫ض أَق‬ ُ ‫الزَكاةَ َوأ ََم ُروا بال َْم ْع ُروؼ َونَػ َه ْوا َع ِن ال‬ َ ‫الَّذ‬ ‫َعاقَِب ُِ ْاأل ُُموِر‬ "(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma 'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. "(QS Al-Hajj 22: 41). Keenam belas: Bila iman sudah benar maka seorang hamba akan memperhatikan waktunya dan sangat perhitungan di dalamnya. Dia tidak akan membelanjakannya kecuali dalam hal yang dapat mendekatkannya dengan Tuhannya. Karena hari-hari itu adalah gudang. Silakan kita simpan di dalamnya apa yang kita mau, apakah kebaikan, keburukan, amal yang utama atau amal yang tidak utama. Nafas yang keluar tidak akan kembali lagi. Setiap hari menjauhkan kita dari dunia kita dan mendekatkan kita kepada Akhirat. Allah berfirman mengolok-olok orang kafir,

ِ ‫أَولَمُ نُػع ّْمرُكم َّما يػت َذ َّكر فِ ِيو من تَ َذ َّكر وجاء ُكم الن‬ ‫َّذ ُير فَ ُذوقُوا‬ َ ُ ََ ُ ََ َ ْ َ ْ َ

http://www.akhirzaman.info/

74

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami). "( QS Faathir 35: 37). Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Tidak akan bergeser kedua tapak kaki hamba  pada hari Kiamat sehingga dia ditanya tentang umurnya, untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya dalam apa ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia mendapatkannya dan untuk apaia belanjakan dan tentang jasadnya dalam hal apa ia rusakkan (habiskan). " ( Tirmidzi). Sesungguhnya kebaikan itu akan menunjukkan kepada kebaikan. Kebaikan akan memancing kebaikan yang lain. Barangsiapa membuka pintu kebaikan dengan ikhlas untuk dirinya, maka kebaikan-kebaikan yang lain akan berdatangan dari segala arah, kemuliaan-kemuliaan akan mengerumuninya hingga sempit waktunya dan diapun dibutuhkan manusia. Jangan ada yang berprasangka bahwa kebutuhan manusia sempitnya waktu yang tersedia hanya khusus pada orang alim, mufti atau kondang atau pemilik harta, pemilik kebaikan dan sedekah. Mereka dan orang-orang yang semisalnya waktu mereka adalah sempit, itu betul. Akan tetapi, orang yang melaju di hari-harinya menuju kebaikan, ingin memberi, memanfaatkan waktu, mengutamakan apa yang dicintai oleh Allah atas dirinya, maka berbagai jalan terbuka lebar untuknya Betapa banyak hal yang dibutuhkan oleh manusia. Betapa banyak celah yang belum ditutup. Betapa banyak kaum muslimin yang belum bisa membaca Al-Fatihah. Betapa banyak orang non-muslim atau muslim yang baru membutuhkan satu huruf dari bahasa Arab. Betapa banyak kebaikan yang perlu disebarluaskan kepada masyarakat dan seterusnya dari hal-hal yang tidak ada akhirnya, seandainya seorang muslim itu sabar dan dinamis ingin berjalan di jalan Allah. lni berkaitan dengan pemanfaatan waktu dengan hal-hal yang kebaikannya dirasakan oleh orang lain. Begitu pula dengan amalan-amalan yang manfaatnya khusus kembali kepada sendiri. Apakah orang yang memakmurkan waktunya untuk Allah dengan membaca Al-Qur'an, tasbih, tahmid, tahlil, takbir atau orang yang mendapat taufiq untuk amal-amal ini atau lainnya seperti syukur, merenung, mengambil pelajaran, sabar dan ihtisab (mengharap pahala), apakah orang seperti itu sama dengan orang yang lalai, yang tidak memperhatikan kehidupan hatinya, tersibukkan oleh dunianya dan kehidupannya, mendengar dengan seksama beban dunia ini, sibuk mengurusi orang lain, semangatnya untuk hal-hal yang haram, ucapan-ucapan rendah dan perbuatan-perbuatan buruk, sehingga sibuk dengan dunia, dan lupa Akhiratnya? Tentu tidak sama!



Dari tempatnya berdiri (di Mahsyar) untuk dihisab, ke Surga atau ke Neraka

http://www.akhirzaman.info/

75

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Dengarlah laporan Ibnul Qayyim yang menuangkan poin-poin pikiran berdasarkan deretan huruf tentang penggunaan hari-hari. Seandainya tidak dihabiskan oleh seorang muslim dalam ketaatan kepada Allah, dan seandainya tidak mengorbankan dirinya untuk Allah. Dia berkata, "Sudah dimaklumi bersama bahwa semua makhluk akan mati. Tujuan akhir orang mukmin adalah mencari syahadah (mati syahid) karena Allah. Yaitu kematian yang paling mulia dan paling mudah, karena seorang syahid tidak merasakan sakit, kecuali hanya seperti cubitan. Dalam kematian syahid tidak ada musibah lebih dari yang biasa terjadi pada manusia, bahkan mati syahid adalah mati yang paling mudah, paling utama dan paling tinggi. Akan tetapi orang yang lari dari perang menyangka bahwa dengan larinnya itu umurnya bisa panjang dan menikmati hidup lebih lama. Allah telah mendustakan persangkaan ini. Dia berfirman,

ِ ِ ‫َّعو َف إَِّال قَلِ ًيال‬ ُ ‫ار إِف فَػ َر ْرتُم ّْم َن ال َْم ْوت أَ ِو الْ َقْت ِل َوإِذًا َّال تُ َمتػ‬ ُ ‫قُل لَّن يَن َف َع ُك ُم الْف َر‬ “Katakanlah, lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jka kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan, kecuali sebentar saja“ (QS Al- Ahzab 33: 16). Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Semua orang berangkat pagi menjual dirinya maka dia memerdekakannya atau menghancurkannya. "(HR. Muslim). "

Apabila ini terjadi pada musibah nyawa maka begitu pula musibah harta, kehormatan dan badan. Orang yang bakhil dengan harta tidak mau membelanjakannya di jalan Allah untuk menegakkan kalimat-Nya maka Allah akan menariknya atau menjadikannya berinfak dalam yang tidak berguna baginya di dunia maupun di Akhirat. menimbunnya maka dia tidak akan menikmatinya tetapi akan berpindah kepada orang lain, hartanya untuk ahliwaris dan dosanya untuk dia sendiri. Begitu pula orang yang bakhil dengan badan dan kehormatan mengutamakan santai dan kesenangan pribadi di atas susah payah untuk Allah dan di jalan Allah, sungguh Allah akan memayahkan berlipat ganda selain jalan-Nya dan ridha-Nya. lni adalah perkara yang telah dikenal oleh orang dengan pengalaman. Abu Hazim berkata, 'Sungguh apa yang di (dihadapi) oleh orang yang tidak bertakwa kepada Allah dari kesibukannya dengan makhluk adalah lebih besar dari apa yang dialami oleh orang bertakwa dalam kesibukannya mengurusi takwa."



Berangkat pagi-pagi sekali untuk mewujudkan kemaslahatannya, maka ada yang memerdekakan dirinya dari azab dan ada yang menghancurkannya dengan menjauhkan diri dari hamparan ridha Allah (dengan kata lain, ada yang menjual dirinya kepada Allah dan ada yang menjualnya kepada setan dan hawa nafsunya. pent.)

http://www.akhirzaman.info/

76

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Ambillah pelajaran dari kisah Iblis. Tatkala ia tidak mau bersujud kepada Adam karena menghindari ketundukan kepada Adam dan kehinaan serta ingin mencari ketinggian hati, maka Allah menjadikannya makhluk yang paling hina, menjadikannya sebagai pelayan bagi orang-orang fasik dan jahat dari anak keturunan Adam. Dia tidak rela sujud kepada Adam, ia tetapi rela menjadi pelayan anak Adam dan keturunannya yang fasik. Begitu pula para penyembah berhala, mereka menolak mengikuti Rasulullah dari bangsa manusia dan enggan menyembah sesembahan yang satu, dan ternyata rela untuk menyembah banyak Tuhan dari jenis batu . `

Mereka lari dari penghambaan yang karenanya mereka diciptakan, dan terjatuh dalam perbudakan kepada nafsu dan setan. Ketujuh belas. Bila iman sudah benar, maka seorang mukmin merasakan bahwa Allahlah yang mencukupinya, menolongnya, menjaganya dan membantunya. Bila hatinya telah merasakan itu maka dia tidak takut kepada musuhnya dan tidak mempedulikan manusia, karena keyakinan telah bersemayam di hatinya. Allah berfirman,

ٍ ‫أَلَيس اللَّو بِ َك‬ ِ ِ َ َ‫اؼ َعب َدهُ وي َخ ّْوفُون‬ ‫ين ِمن دُونِِو‬ ُ َ ْ َُ ْ َ ‫ك بالَّذ‬ `Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) selain Allah. "(QS Al-Zumar 39:36). Pada saat itulah seorang hamba tidak sibuk dengan musuhnya dan tidak bingung oleh musuh. Bagaimana mungkin ia berlindung dari musuhya dan meminta pertolongan kepada makhluk untuk melawannya dan terpukul jiwanya karena itu? Bagaimana mungkin tidurnya disita oleh permusuhan musuhnya, kekejamannya, banyaknya bilangannya, persenjataannya dan rencana jahatnya? Padahal dia berhubungan dengan Allah, mengetahui bahwa Allah kuasa atas segala sesuatu dan Dia adalah sebaik-baik Penjaga dan Penolong? Yang penting bagi seorang mukmin, yang pertama dan terakhir adalah keterkaitannya dengan Allah, perbaikan hati dan keadaannya bersama Rabb-nya yang disertai dengan usaha manusiawi, sebab-sebab syar'i yang diperintah oleh syara', lalu bertawakkal kepada Tuhannya, takut dan berharap kepada-Nya. Dia meyakini semua usahanya hanya sekedar sebab-sebab yang dikehendaki oleh hikmah Allah yang Maha Mengetahu Dialah Pencipta sebab dan penentu akibat, dan segala urusan dari awal hingga akhir ada di tangan Allah.



Ibnul Qayyim, Hikmatul lbtila', hlm. 51

http://www.akhirzaman.info/

77

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Telah dikatakan, "Jika Allah bersamamu, maka siapakah yang kamu takuti? Dan jika Allah di atasmu lalu dari siapakah kamu berharap: Dikatakan, "Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah memperbaiki hubungan-Nya dengan hamba-hamba-Nya: Barangsiapa takut kepada Allah maka Allah membuat takut segala sesuatu kepadanya. Barangsiapa tidak takut kepada Allah maka ia takut kepada segala sesuatu. Kebersamaan Allah dengan orang-orang mukmin yang bertakwa adalah kebersamaan khusus yang mengharuskan adanya penjagaan, pertolongan dan dukungan. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ِ ِ ‫ين ُىم ُّم ْح ِسنُو َف‬ َ ‫ين اتَّػ َقواْ َّوالَّذ‬ َ ‫إِ َّف اللّ َو َم َع الَّذ‬ "Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. "(QS An-Nahl 16:128)

‫ضو َف‬ َّ ‫َّها ِر ِم َن‬ ُ ‫الر ْح َم ِن بَ ْل ُى ْم َعن ِذ ْك ِر َربِّْهم ُّم ْع ِر‬ َ ‫قُ ْل َمن يَ ْك َل ُؤُكم بِاللَّْي ِل َوالنػ‬ `Katakanlah, `Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?' Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingati Tuhan mereka. "(QS Al-Anbiya' 21: 42). Rasulullah berwasiat kepada Ibnu Abbas, beliau bersabda, 'Hai anak! Jagalah Allah, Allah pasti mejagamu!" (HR. Tirmidzi). Sesungguhnya makna-makna ini kita baca, kita tulis dan kita hafalkan, bahkan mungkin kita ajarkan. Akan tetapi manakah bagian kita dalam pengamalannya? Di manakah letaknya di hati kita? Kamu menyaksikan banyak orang Islam yang ruku' dan sujud, tetapi di antara mereka ada yang sibuk dengan makhluk, lupa dirinya sendiri. Di antara mereka ada yang takut kepada manusia melebihi takutnya kepada Allah. Kondisi ini mirip dengan kondisi orang munafik yang menyangka bahwa setiap teriakan adalah meneriakinya. Di antara mereka ada yang ingin menjaga dunia dan kepentingannya, takut kehilangan, maka dia mencari kekuatan yang dapat membentenginya meskipun berupa setan dan bala tentaranya dari jenis manusia kafir dan pendosa. Allah berfirman,

ِ ‫فَػَتػرى الَّ ِذ‬ ِ ُ‫ض يسا ِر ُعو َف فِي ِهم يػ ُقولُو َف نَ ْخ َشى أَف ت‬ ِ ‫صيَبػَنا َدآَِِرةٌ فَػ َع َسى اللّوُ أَف يَأْتِ َي‬ َْ َ َ ُ ٌ ‫ين في قُػلُوب ِهم َّم َر‬ َ ِِ ِ ِ ِ ‫بِالْ َفْت ِح أَو أَم ٍر ّْمن ِع‬ ِ ْ ُ‫ندهِ فَػي‬ ‫ين‬ َ ‫صب ُحواْ َعلَى َما أ‬ ْ ْ ْ َ ‫َس ُّرواْ في أَنْػ ُفس ِه ْم نَادم‬ “Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orangorang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata, kami

http://www.akhirzaman.info/

78

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

takut akan mendapat bencana!. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul--Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. "(QS AlMaidah 5:52). Di antara manusia ada yang mengadu kepada makhluk, tetapi tidak mengadu kepada Tuhannya, tidak berlindung kepada-Nya dan tidak menempatkan hajat-hajatNya kepada-Nya. Apabila mengalami gangguan, penindasan atau musibah ia tidak introspeksi untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang menyebabkan musibah itu. Adapun orang yang benar imannya maka Allah menganugerahkan ketenangan, ridha dan keyakinan di dalam hatinya. Maju dan mundurnya dunia baginya sama saja. Bahkan ia takut datangnya dunia, takut kalau menggodanya dan menghalanginya dari Tuhannya, melalaikan dan menjerumuskannya, sementara Allah telah memperingatkan kita daripadanya. Orang yang benar imannya adalah orang yang diberi kekuatan hati oleh Allah, diberi ketegaran, kesadaran dan keuletan. Karena ia terhubung terus dengan Tuhannya maka ia tidak dipusingkan oleh tipu daya, tidak dibingungkan oleh peristiwa dan tidak kehilangan kesadaran serta kesabarannya karena cemoohan orang yang mencemooh dan hinaan orang yang menghina. Betapa kita membutuhkan keteladanan dari orang-orang mukmin yang jujur, yang hidup untuk Akhiratnya, menjual dirinya, harta dan waktunya kepada Tuhannya. Ibnul Qayyim berkata mengomentari ayat ini, ‫۝‬

ِ ‫أ ََّمن َى َذا الَّ ِذ ُيهو جن ٌد لَّ ُكم ينصرُكم ّْمن ُد‬ ‫الر ْح َم ِن إِ ِف اْل َكافِ ُرو َف إَِّالفِي غُ ُروٍر‬ َّ ‫وف‬ ُ َ ْ ُُ َ ْ ِ ِ ‫ك ِر ْزقَوُ بَ َّلل ُّجوا في ُعتُػو َونُػ ُفوٍر‬ َ ‫أ ََّم ْن َى َذا الَّذي يَػ ْر ُزقُ ُك ْم ِإ ْف أ َْم َس‬

“Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu, selain daripada Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu. Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rizki jika Allah menahan rizki-Nya? Sebenarnya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri'. "(QS Al-Mulk 67:20-21) Beliau berkata, "Allah menyatukan antara kemenangan dan rizki. Karena seorang hamba memerlukan pihak yang dapat menghalau musuh dengan pertolongannya dan menarik kemanfaatan dengan rizkinya. Jadi harus ada yang menolong dan yang memberi rizki. Dan Allah sendirilah yang menolong dan memberi rizki."

http://www.akhirzaman.info/

79

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Di antara kesempurnaan kecerdasan seorang hamba, dia mengetahui bila Allah menempakan kepadanya satu musibah, tidak ada yang mengangkatnya kecuali DiriNya. Dan bila mendapatkan nikmat maka tidak ada yang memberinya selain Diri-Nya. Dia ingat bahwa Allah memberi wahyu kepada salah satu Nabi-Nya dan berfirman, "Kenalilah untuk-Ku latthiful fithnah (lembutnya kecerdasan) dan khafiyul luthf (samarnya kasih sayang), karena Aku mencintai itu. Dia bertanya, 'Ya Rabbi, apa itu lathiful fithnah?' Dia menjawab, 'Jika seekor lalat jatuh kepadamu maka ketahuilah bahwa Akulah yang menjatuhkannya, maka mintalah Aku agar Aku mengangkatnya.' Dia bertanya, Apa itu khafiyul luthf.?' Dia berkata, `Bila kamu didatangi ular maka ketahuilah bahwa Aku mengingatkanmu dengannya.' Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang tukang sihir,

ِ ِ ‫آر‬ ‫َح ٍد إِالَّ بِِإ ْذ ِف اللّ ِو‬ َ ِ‫َوَما ُىم ب‬ َ ‫ين بِو م ْن أ‬ َ ّْ ‫ض‬ `Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. "(QS Al-Baqarah 2:102). Maka Dia Yang Maha Suci yang mencukupi hambanya, menolongnya, memberinya rizki dan menjaganya "  Kedelapan belas: Bila iman sudah benar, maka seorang hamba akan membuahkan kecintaan Allah kepada hamba dan kecintaan hamba kepada Allah. Maka Allah mencintai dan dicintai. Allah Azza wa Jalla berfirman: `Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. "(QS Al-Maidah 5:54). Dia disembah dengan rasa takut, harap dan cinta. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ِِ ِ ِ ‫ين‬ َ ‫إِنَّػ ُه ْم َكانُوا يُ َسا ِر ُعو َف في الْ َخْيػ َرات َويَ ْد ُعونَػَنا َرغًَبا َوَرَىًبا َوَكانُوا لََنا َخاشع‬ `Mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan- perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. "(QS Al-Anbiyaa'21:90). Bila Allah menganugerahkan kecintaan-Nya di hati hamba-Nya maka hati menjadi hidup dan mencari keridhaan kekasihnya dengan segala cara. Ia bangkit mondarmandir dalam kesendirian dan keramaiannya, dalam kesusahan dan kemakmurannya untuk terus menaiki tangga ubudiyyah (penghambaan kepada Allah). Maka barangsiapa diberi taufiq oleh Allah, niscaya Allah mencintainya. Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:



Ibnul Qayyim, Ighatsatul Lahfan, l /34"

http://www.akhirzaman.info/

80

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Sesungguhnya Allah befirman, `Dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya maka Aku-lah yang menjadi pendengarannya yang dia mendengar dengannya, pandangannya yang dia memandang dengannya, tangannya yang dia memukul dengannya, dan kakinya yang dia berjalan dengannya. Dan Jika dia meminta kepada-Ku pasti Aku memberinya, dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku melindunginya'. "(HR. Bukhari) Ibnul Qayyim berkata tentang cnta, "Cinta adalah kedudukan yang menjadi ajang perlombaan orang-orang yang berlomba. Di atasnya para pecinta berjuang matimatian, dengan sentuhan lembutnya orang-orang yang beribadah kembali ke rumahnya. Cinta adalah makanan hati, gizi ruhani, dan penyejuk mata. Cinta adalah kehidupan, siapa yang tidak mendapatkannya, maka ia adalah orang-orang yang mati. Cinta adalah kesembuhan; siapa yang kehilangan dia maka tumbuhlah di hatinya semua penyakit. Cinta adalah kelezatan, siapa yang tidak mendapatkannya maka seluruh hidupnya adalah kesengsaraan dan kepedihan. Demi Allah, sungguh orang yang memilikinya telah berlari dengan membawa kemuliaan dunia dan Akhirat, karena ia memiliki bagian terbesar dari ma'iyyah (kebersamaan) kekasihnya. Allah telah memutuskan bahwa seseorang itu dikumpulkan bersama kekasihnya. Duhai indahnya nikmat yang sempurna ini bagi orang-orang yang mencinta. Demi Allah, kaum itu telah mendahului meraih kebahagiaan, padahal mereka tidur di atas tempat tidur mereka." Perhatikanlah sifat-sifat orang yang dicintai Allah dan yang mencintai Allah melalui ayat di bawah ini,

ِ ‫ؼ يَأْتِي اللّوُ بَِق ْوٍـ يُ ِحُّبػ ُه ْم َويُ ِحبُّونَوُ أ َِذلَّ ٍ ِ َعلَى‬ َ ‫آمنُواْ َمن يَػ ْرتَ َّد ِمن ُك ْم َعن ِدينِ ِو فَ َس ْو‬ َ ‫ين‬ َ ‫يَا أَيُّػ َها الَّذ‬ ِ ‫َع َّزةٍ َع َلى الْ َك ِاف ِرين يج‬ ِ ‫الْم ْؤِمنِين أ‬ ِ ِ‫اى ُدو َف فِي َسب‬ ‫يل اللّ ِو َوالَ يَ َخافُو َف ل َْوَم َِ خآِِ ٍم‬ َُ َ َ ُ '

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang mukmin, dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. "(QS Al-Maidah 5:54). Ibnul Qayyim berkata, "Allah menyebut empat tanda untuk orang yang mencintai dan dicintai Allah. Tanda pertama dan kedua adalah adzillah dan a'izzah. Artinya orangorang yang lembut, pengasih dan penyayang, menyayangi dan mencintai mereka. Atha' berkata, `Seperti anak terhadap orang tuanya, dan budak kepada tuannya. 

Madarijus Salikin, `ManzilatuI Mahabbah ''.

http://www.akhirzaman.info/

81

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Sedangkan terhadap orang-orang kafir, mereka seperti singa terhadap mangsanya. Tanda ketiga adalah jihad di jalan Allah dengan nyawa, tangan, lisan dan kata. Ini adalah realisasi klaim cinta. Tanda keempat, mereka tidak peduli dengan cemoohan orang yang mencemooh. Inilah tanda-tanda sejatinya mahabbah (cinta kepada Allah)." Allah menyebutkan di dalam Al-Qur'an orang-orang yang dicintai-Nya. Allah mencintai orang-orang yang bertaubat, bersabar, berbuat baik, bersuci, bertakwa dan orang-orang yang berperang di jalan-Nya. Sebaliknya, Allah tidak menyukai kerusakan, kezhaliman, kesombongan, dan keangkuhan. Al-Harawi menyebutkan definisi cinta dengan mengatakan, "Cinta adalah ketergantungan hati antara himmah (semangat) dan uns (mesra) dan dasar-dasarnya." Dia mengatakan, "Cinta dapat memutus was-was dan menghibur dari musibah-musibah."  Begitulah, di antara buah iman bersemayamlah cinta kepada Allah hati seorang hamba, sehingga membuahkan rasa rindu untuk bertemu Tuhannya, menelusuri ridharidha-Nya, tidak bosan dan jenuh mengilu semangat dan amal, menahan beban berat dalam meniti jalan, bahkan merasakan nikmat dalam hal tersebut. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang mukmin tidak akan pernah kenyang terhadap kebaikan sampai tempat berakhirnya adalah Surga." (HR. Tirmidzi dan dia berkata, Hadits hasan). Umar bin Abdul Aziz berkata,"Sesungguhnya aku memiliki jiwa yang ambisius. Ia ambisi kepada imarah (untuk menjadi amir) kemudian ambisi kepada khilafah dan kini ia ambisi kepada Surga." Pengakuan cinta harus dibuktikan, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ‫قُل إِف ُكنتم تُ ِحُّبو َف ال ّلو فَاتَّبِعونِي يحبِب ُكم ال ّلو ويػ ْغ ِفر لَ ُكم ذُنُوب ُكم وال ّلو َغ ُف‬ ‫يم‬ ٌ ُ َ ْ َ ْ ْ ََ ُ ُ ْ ْ ُ ُ َ ٌ ‫ور َّرح‬ ُْ ْ “Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. "(QS Ali-Imran 3:31). Saat ini, bila kita perhatikan keadaan kebanyakan orang pasti kita dapat temukan bahwa cinta kepada Allah hanyalah sekedar pengakuan tidak ada kenyataannya di dalam hati itu karena hati mereka tertutup oleh cinta dunia, cinta nafsu untuk berbangga diri, mengikuti nafsu dan hasad cinta pujian dan pujaan, berdandan di depan  

Tahdzib Madarijus Salikin, hlm. 515 dst. Syaikh Al-Albani, berkata, "Sebaliknya hadits ini d/aif (lemah), seperti saya jelaskan dalam kitab At-Misykah. Hlm.

222 -pent.

http://www.akhirzaman.info/

82

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

publik, takut turun kedudukannya di mata mereka apabila mengikuti yang haq atau ketika beramal untuk mencari wajah Allah. Sebab dia beranggapan bahwa kedudukan intelektual dan status sosialnya lebih bernilai daripada amalan tersebut. Seandainya rasa cinta kepada Allah itu benar, tentu hati akan terbebas dari semua ketergelinciran ini; dari penyakit-penyakit yang terpendam, dari berbagai musibah yang makin mengedepankan nafsu, pamer kepada makhluk, lemahnya rasa malu dan rasa diawasi oleh Allah. Qatadah bin Nu'man berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Apabila Allah telah mencintai seorang hamba maka Dia melindunginya di dunia sebagaimana salah seorang kamu melindungi anggota (keluarganya) yang sakit dari air. "(HR. Tirmidzi, Hakim dan Baihaqi)  Kesembilan belas: Bila imannya penuntut ilmu sudah benar maka ia pasti melihat kepada ilmunya apakah ia termasuk ilmu yang bermanfaat ataukah tidak? Sesungguhnya mencari ilmu adalah ibadah yang paling utama setelah ibadah-ibadah fardhu, sebagaimana menurut madzhab Imam Syafi'i dan lainnya. Karena ilrnu itu mengantarkan pada ketaatan dan kecintaan kepada Allah serta kepada upaya meneladani Rasul. Para pengemban ilmu adalah para pemegang warisan Rasul dan para pemikul agama. Allah Azza wa Jalla berfirman kepada Nabi-Nya:

ِ ِ ّْ ‫وقُل َّر‬ ‫ْما‬ ً ‫ب ِز ْدني عل‬ َ “Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. "(QS Thaaha 20:114). Seandainya ada sesuatu yang lebih utama dari ilmu, tentu Allah telah menyuruh kepada Nabi-Nya agar meminta dari-Nya. Jadi, ilmu menempati kedudukan yang tinggi karena dengannya seroang hamba dapat ber-taqarrub kepada Allah. Maka, semestinya penuntut ilmu memperhatikan ilmunya. Bila ilmunya makin menambah ibadah dan inabah kepada Tuhannya, menambah tawadhu' (rendah hati), khusyu, tata krama dan akhlak pada orang lain maka hendaklah ia bergembira dengan hal itu. Ini pertanda ilmu yang bermanfaat. Apabila ia melihat ilmunya makin menambah keangkuhan dalam dirinya, kekerasan dalam hatinya, mengobarkan nafsunya untuk mendebat orang-orang kecil, menyaingi para ulama, merebut majlis-majlis, mengalahkan teman-teman setingkat, 

ShahihuI Jami',1-2/138

http://www.akhirzaman.info/

83

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

mencari kedudukan dalam hati oran lain, ingin mendapatkan pujian dan sanjungan, maka ilmu tersebut tidaklah bermanfaat, melainkan pemiliknya adalah orang yang dijadikan bahan bakar untuk menyulut api Neraka. Semoga Allah melindungi kita dari hal tersebut. Ibnu Rajab berkata, "Ilmu yang bermanfaat menunjukkan kepada dua hal; salah satunya menunjukkan kepada ma'rifat (mengenal) Allah da apa-apa yang Dia cintai dan Dia ridhai, apa-apa yang Dia benci dan Di murkai. Sekelompok sahabat Nabi berkata, "Sesungguhnya ilmu yang pertama kali diangkat dari manusia adalah khusyu." (HR. Tirmidzi). Imam Hasan Basri berkata, "Ilmu itu ada dua: ilmu lisan yan merupakan hujjah Allah atas manusia, dan ilmu hati yang merupakan ilmu yang bermanfaat. Imam Ahmad pernah mengatakan tentang Ma'ruf A. Karkhi: "Dia memiliki pangkal ilmu yaitu khasyah (takut) kepada Allah" Dari Zaid bin Al-Arqam r.a., Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah berdoa, "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dan hati yang tidak khusyu, dari jiwa yang tidak puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan. "(HR. Muslim) Ibnu Rajab berkata, "Sesungguhnya tanda ilmu yang bermanfaat adalah ia menunjukkan pemiliknya untuk lari dari dunia. Dan di antara perhiasan dunia yang terbesar adalah kekuasaan, popularitas dan pujian. Pemilik ilmu tidak akan mengklaim ilmunya, tidak bangga karenanya dihadapan orang lain dan tidak menyandarkan orang lain pada kebodohan, kecuali orang-orang yang menyalahi sunnah dari Ahlus Sunnah '. Imam Abu Hanifah ditanya tentang Alqomah dan Al-Aswad, siapakah di antara keduanya yang lebih utama. Maka beliau menjawab, "Demi Allah, kita adalah bukan orang yang ahli (pantas) untuk menyebut mereka, bagaimana kita akan menimbang di antara mereka?". Paling tidak ucapan Salaf adalah menyangkut sikap wira'i dan khasyah. Ibnu Abbas berkata kepada sekelompok orang yang sedang berdebat masalah agama, "Tidakkah kalian ketahui bahwa Allah memiliki hamba-hamba yang dibuat diam oleh rasa khasyah-nya kepada Allah. Bukan karena bodoh dan bisu. Sungguh mereka adalah orang-orang yang fasih, lancar bicara dan cerdik pandai. Para ulama sangat menjaga hari-harinya Allah. Apabila mereka telah mengingat keagungan Allah, maka melayanglah akal mereka, menangislah hati mereka dan terputuslah lidah mereka, hingga ketika mereka tersadar dari hal itu mereka langsung bergegas menuju Allah dengan amal-amal yang sangat bersih. Namun demikian mereka tetap mengira bahwa mereka belum berbuat apa-apa, padahal mereka adalah orangorang yang cerdik dan kuat yang melawan orang-orang yang zhalim dan salah.

http://www.akhirzaman.info/

84

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Sungguh mereka adalah orang-orang shalih yang bersih." (Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim). Sebagian Salaf mengatakan, "Sesungguhnya ada orang yang duduk bergabung dengan satu kaum. Mereka mengira bahwa orang itu memiliki aib (cacat), padahal ia tidak merniliki kelemahan, hanya saja dia adalah seorang faqih yang muslim." Secara umum, pada waktu-waktu rusak seperti ini, orang harus memilih jalan hidupnya antara rela untuk dirinya menjadi orang alim menurut Allah, atau ia tidak rela kecuali jika menjadi pemimpin di hadapan penduduk pada jamannya. Bila dia rela dengan yang pertama, maka hendaklah cukup dengan pengetahuan Allah tentangnya. Barangsiapa di antara dia dan Allah terdapat ma'rifat, maka cukuplah dia dengan pengetahuan-Nya kepadanya. Barangsiapa tidak rela, kecuali jika dia harus menjadi orang yang alim di hadapan manusia, maka dia masuk dalam sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: `Barangsiapa mencari ilmu untuk kebanggaan di depan ulama, atau untuk mendebat orang-orang bodoh atau untuk menarik manusia kepadanya maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka." (HR. Ibnu Majah, Ibnt Hibban, Hakim, dishahihkan olehnya dan disetujui oleh Dzahabi). Hasan Basri berkata, "Janganlah bagian dari ilmu seseorang adalah ucapan manusia untuk dirinya menyebut orang alim'." Dari sinilah para Salaf tidak menyukai kelancangan untuk berfatwa keinginan untuk berfatwa, bergegas untuk berfatwa dan memperbanyak fatwa. Abdurrahman bin Abi Laila berkata, "Saya menjumpai 120 orang Anshar dari sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Salah seorang dari mereka ditanya tentang satu masalah. Tidak seorangpun dari mereka melainkan berharap jika saudaranya telah cukup mewakilinya". Dalam satu riwayat, "Maka ia mengalihkan kepada yang lainnya, dan yang lainnya kepada yang lainnya, hingga kembali kepada yang pertama.' Dari Ibnu Mas'ud dia berkata, "Sesungguhnya orang yang memberi fatwa kepada manusia dalam segala yang mereka tanyakan adalah orang gila." (Dengan sanad shahih). Umar bin Khaldah berkata, "Bila kamu ditanya tentang satu masalah maka janganlah perhatianmu itu membebaskan si penanya, akan tetapi bebaskanlah dirimu terlebih dulu. (Dengan sanad shahih). Oleh karena itu, makruh hukumnya bagi seseorang yang memperkenalkan ilmu, zuhud dan agamanya, atau memperlihatkan amal-amalnya, ucapan-ucapannya dan karomah-karomahnya, dengan tujuan agar dikunjungi dan diminati berkah dan doanya.

http://www.akhirzaman.info/

85

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Wahb bin Munabbih menulis kepada Makhul, `Amma ba’du, sesungguhnya engkau telah mendapatkan kemuliaan dan kedudukan di sisi manusia karena zhahir ilmumu, maka carilah kedekatan dan kedudukan di sisi Allah dengan hakikat ilmumu. Ketahuilah bahwa salah satu kedudukan tadi adalah menghalangi kedudukan yang lain." Lebih jauh Ibnu Rajab memberikan penjelasan tentang akhlak ulama dan penuntut ilmu yang tergoda dengan ilmunya. Menurutnya, "Yaitu apabila pada jaman banyak ulama, lalu mereka disebut-sebut dengan keilmuan mereka, dan ia ingin kalau dirinya disebut bersama-sama mereka. Apabila ia mendengar seseorang bersalah, tapi dia benar, maka dia merasa senang dengan kesalahan orang lain tersebut. Padahal seharusnya dia bersedih. Apabila dia ditanya tentang sesuatu yang tidak diketahuinya dia enggan mengatakan `Saya tidak tahu', dan terus memaksa untuk menjawabnya. Apabila dia mengucapkan satu perkataan lalu diikuti dan karenanya ia mendapatkan kedudukan di mata pengikutnya, tapi kemudian dia mengetahui bahwa dia telah bersalah maka dia menolak untuk mengakui kesalahannya karena takut kedudukannya jatuh di mata para pengikutnya. Dia berhias dengan ilmu seperti berhias dengan perhiasan-perhiasan indah untuk dunia, tidak menghiasi ilmunya dengan mengamalkannya." Sufyan berkata, "Barangsiapa merasa senang untuk ditanya maka dia bukan yang ahli (layak) untuk ditanya." (Riwayat Al-Khatib dengan sanad hasan). Keduapuluh: Bila iman seorang hamba sudah benar maka tegaklah di dalam hatinya hakikat syukur kepada Allah, mengakui pemberian dan karunia-Nya dan selalu menghadirkan di dalam hatinya. Firman Allah Azza wa Jalla,

‫َوَما بِ ُكم ّْمن نّْػ ْع َم ٍ ِ فَ ِم َن اللّ ِو‬ `Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya). "(QS An-Nahl 16:53) Ia mengingat semua yang ada pada dirinya; kekuatan, pendengaran, penglihatan, ucapan, gerakan, kemampuan, kecerdasan, akal sehat, mengambil dan memberi, makan minum dan nafas. Ia ingat apa saja yang dikandung oleh jasadnya dari sel-sel, otot, urat dan syaraf. Ia ingat apa saja yang mengalir, seperti darah dan lainnya dari hal-hal yang kita ketahui dan yang tidak kita ketahui. Semua itu adalah dari Allah, dengan pengaturan-Nya, karunia-Nya, perawatan dan penjagaan-Nya. Hal ini bukan saja terhadap orang-orang yang bertakwa, akan tetapi untuk seluruh manusia yang muslim  

Ibnu Rajab Al-Hambali, Fadhlal Ilmis Salaf Ala IImilKhalaf. Ibid.

http://www.akhirzaman.info/

86

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

dan yang kafir, yang baik dan yang jahat, manusia, jin dan hewan, yang basah dan yang kering. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫وإِف تَػعدُّواْ نِعم َ ِ ال ّل ِو الَ تُحصوىا إِ َّف ال ّلو لَغَ ُف‬ ‫يم‬ َ ُ ْ ٌ َ ٌ ‫ور َّرح‬ َْ ُ َ `Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. "(QS An-Nahl 16:18). Menurut para ulama rasa syukur itu berdiri di atas tiga pilar: 1. Pengakuan dengan lisan, artinya berbicara tentang nikmat dan menyandarkannya kepada Allah. 2. Keyakinan yang jujur dalam hati bahwa Allah-lah yang memberikan semua nikmat ini. 3. Mempergunakan nikmat-nikmat tadi dalam ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan membelanjakannya dalam urusan yang diridhai-Nya. Bahr Al-Muzani berkata, "Hai anak Adam, apabila engkau ingin mengetahui keagungan nikmat Allah atasmu maka pejamkanlah kedua matamu." Yang lain berkata, "Betapa banyak nikmat Allah yang ada dalam urat yang tenang. Seandainya Allah menghendaki untuk menggerakkannya niscaya Dia sudah menggerakkannya dan terganggulah pemiliknya." Nikmat-nikmat ini termasuk hal-hal yang akan ditanyakan oleh Allah Azza wa Jalla Apakah disikapi dengan syukur ataukah dengan kufur. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫ثُ َّم لَتُسأَلَُّنػيػومئِ ٍذ َع ِن الن‬ ِ ‫َّع‬ ‫يم‬ ََْ ْ `Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan ( yang kamu megah-megahkan di dunia itu). "(QS At-Takaatsur 102:8). Lalai dari nikmat disebabkan banyak faktor. Di antaranya, bodoh terhadap keagungan nikmat yang meliputi semua makhluk. Orang yang bodoh tidak akan menghitung bahwa udara dan kesehatan adalah nikmat. Tetapi apabila dia mendapatkan musibah dengan kehilangan sesuatu, kemudian sesuatu itu kembali lagi kepadanya barulah ia menganggap itu adalah nikmat yang harus disyukuri. Ini adalah kebodohan, sebab dia menjadikan syukur itu hanya tergantung kepada kembalinya nikmat setelah ia hilang. Akibatnya, orang yang bermata sehat tidak akan bersyukur, kecuali jika dia buta, kemudian dapat melihat kembali. Orang seperti itu, seumpama seorang hamba yang selalu dipukuli, kalau pukulan itu dihentikan sesaat maka dia bersyukur. Akan tetapi, kalau ia tidak dipukul sama sekali, maka ia dikuasai rasa sombong dan tidak bersyukur. Di antara nikmat Allah adalah tidak ada seorangpun melainkan Allah semata yang mengetahui rahasia-rahasia yang buruk dan aib-aib yang tersembunyi dari seorang http://www.akhirzaman.info/

87

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

hamba. Seandainya semua itu diketahui oleh seseorang, maka orang itu pasti merasa malu dan hina. Apalagi jika diketahui oleh semua orang. Maka dari itu mengapa kita tidak bersyukur kepada Allah yang telah menutupi keburukan-keburukan kita dan menampakkan kebaikan-kebaikan kita? Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “

Lihatlah kepada orang yang ada di bawah kamu dan jangan melihat kepada orang yang ada di atas kamu. Hal ini lebih layak agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah atas kamu. " (HR. Muslim) . Sesungguhnya orang yang di dalam hatinya telah ditegakkan hakikat syukur, niscaya dia senantiasa sadar bahwa dia itu berada di antara nikmat dan dosa. Tidak layak ada nikmat, melainkan dengan pujian dan syukur. Dan tidak layak ada dosa, melainkan dengan taubat dan istighfar. Sesungguhnya kita menyaksikan orang-orang yang sakit, orang-orang yang mendapatkan cobaan, orang-orang yang berbuat dosa dan orang-orang yang dibunuh dan disiksa, maka kita seharusnya bersyukur karena selamat daripadanya. Kita berziarah ke kuburan lalu kita mengetahui bahwa sesuatu yang paling dicintai orang-orang mati adalah dikembalikannya mereka ke dunia supaya bisa menutupi kemaksiatan bagi mereka yang bermaksiat dan supaya menambah ketaatan bagi mereka yang telah berbuat taat. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin terjadi. Maka, kita wajib bersyukur kepada Allah yang telah membentangkan kehidupan ini untuk kita, supaya kita beramal shalih bertaubat kepada-Nya. Musa a.s. berkata, "Wahai Rabb, kalau aku shalat maka itu dari Mu, kalau aku bersedekah maka itu dari sisi-Mu, kalau aku menyampaikan risalah-Mu maka itu juga dari sisi-Mu, maka bagaimana aku harus bersyukur?" Allah berfirman, "Sekarang inilah kamu bersyukur kepada-Ku." Ibnu Abiddunya menyebutkan bahwa Muharib bin Ditsar melakukan shalat malam dan terkadang mengangkat suaranya dengan mengatakan "Aku adalah makhluk kecil yang Engkau bimbing, maka bagi-Mu segala puji. Aku adalah makhluk lemah yang Engkau kuatkan, maka bagi-Mu adalah segala puji. Aku adalah makhluk fakir yang Engkau cukupkan maka bagi-Mu segala puji. Aku adalah rakyat kecil yang Engkau muliakan maka bagi-Mu segala puji. Aku seorang musafir yang Engkau temani maka bagi-Mu segala puji. Aku adalah seorang telanjang yang Engkau beri pakian maka bagiMu segala puji. Aku adalah seorang sakit yang Engkau sembuhkan maka bagi-Mu segala puji, dan aku adalah seorang pemohon yang Engkau kabulkan maka bagi-Mu segala puji. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji dengan pujian yang banyak." 



Abu Bakr bin Abi Dunya, Kitab Asy-Syukr, tahqiq Badr Al Badr.

http://www.akhirzaman.info/

88

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Sesungguhnya syukur adalah keharusan syar'i dan buah yang besar. Syukur menunjukkan benarnya keimanan pada nikmat-nikmat Allah. Syukur menunjukkan benarnya keimanan pada indahnya kasih sayang Allah yang melimpah ruah dan karunia Allah yang agung tak terkira. Apakah kita telah menyadarinya? TAMAN ORANG-ORANG MUKMIN Sesungguhnya orang-orang mukmin sejati adalah mereka yang kembali kepada Tuhannya dan menghadap kepada-Nya. Mereka dikaruniai Tuhannya, dicukupkan nikmat-nikmat yang agung atas mereka, dilapangkan kehidupan yang baik buat mereka. Hati dan ruh mereka tercukupi dan terpuaskan kebutuhannya. Mereka merasakan kelezatan berdzikir dan bermunajat. Mereka diberi rasa qana'ah, sakinah (ketenangan), ridha dan keyakianan. Mata mereka disejukkan oleh khalwat (bersepisepi) dengan-Nya dan berdiri khusyu' di hadapan-Nya. Hati mereka dilapangkan dengan iman. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (QS Az-Zumar 39:22). Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Dan dijadikan kesejukan kedua mataku ada dalam shalat. " Dikatakan, "Sungguh ahli ibadah malam di malam harinya lebih merasa senang daripada ketenangan ahli kebatilan dalam permainan kesia-siaan mereka." Orang-orang mukmin yang selalu kembali kepada Tuhan mereka, mereka mencintai-Nya dan sangat setia kepada-Nya. Mereka mencari segala apa yang dicintai dan diridhai-Nya dalam setiap jalan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Hakikat cinta itu tidak akan sempurna kecuali dengan memberikan loyalitas kepada yang dicintainya yaitu menyesuaikan-Nya dalam mencintai apa yang Dia cintai membenci apa yang Dia benci. Sudah dimaklumi bahwa cinta menggerakkan keinginan hati, semakin kuat kecintaan di dalam hati maka hati semakin mencari segala yang ia cintai. Apabila cinta itu sempurna maka lahirlah konsekuensi keinginan yang kuat untuk mendapatkan apa-apa yang dicintainya." Syaikhul Islam juga mengatakan, "Semakin bertambah kecintaan hati kepada Allah maka semakin bertambah pula ubudiyyah kepada-Nya. Semakin bertambah



Majmu'ul Fatawa,10/192 (pent)

http://www.akhirzaman.info/

89

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

ubudiyyah kepada-Nya, maka semakin kemerdekaan dari yang selain-Nya.

bertambah kecintaan untuk-Nya dan

Hati itu secara substansial sangat membutuhkan Allah dari dua sisi (1) Dari sisi ibadah yaitu al-'illatul ghaiyyah (alasan tujuan), dan (2) Dari isti’anah (meminta tolong) dan tawakkal, yaitu al- 'illatul fa iliyyah. Hati itu tidak baik, tidak beruntung, tidak lezat, tidak bergembira, tidak tentram, tidak bahagia dan tidak tenang kecuali dengan menyembah Tuhannya, mencintai-Nya, dan kembali kepada-Nya. Meskipun mendapatkan semua kenikmatan dari makhluk, dia tidak akan tenang tentram. Sebab dalam dirinya ada kebutuhan substansial kepada Tuhan. Ini semua tidak mungkin terwujud untuknya, kecuali dengan pertolongan Allah kepadanya. Tidak ada yang dapat memberikan hal itu kepadanya, kecuali Allah. Karenanya dia selamanya membutuhkan hakikat firman Allah Azza wa Jalla,

ِ َ َّ‫اؾ نَػعب ُد وإِي‬ ‫ين‬ ُ ْ َ َّ‫إِي‬ ُ ‫اؾ نَ ْسَتع‬ “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. "(QS Al-Faatihah 1:5). Ibn Taimiyyah berkata, "Setiap orang angkuh yang tidak mau menyembah kepada Allah pasti menyembah kepada yang lain, karena manusia adalah makhluk sensitif yang bergerak dengan keinginan." Berikut ini adalah petikan dari beberapa perjalanan para pendahulu kita yang bergelimang dalam taman iman yang sebagai obat dan cahaya bagi jiwa mereka. Di dalamnya mereka merasa lezat dan nikmat. Jauh dari kebisingan dunia dan hiruk pikuknya dunia, jauh dari gangguan sikap manusia. Di antaranya adalah apa yang disebutkan oleh penulis kitab Aina Nahnu Min Akhlaqis Salaf: 1. Al-Laits Ibnu Sa'ad dan lainnya berkata,"Seseorang telah menulis surat kepada Ibnu Umar r.a. `Mohon, tuliskanlah untukku tentang ilmu secara menyeluruh.' Maka Ibnu Umar menulis balasan kepadanya, `Sesungguhnya ilmu itu banyak, akan tetapi kalau engkau dapat bertemu Allah dalam keadaan ringan bebanmu dari darah manusia, kecil perutmu dari harta mereka, menahan lisan dari kehormatan mereka, dan tetap menjaga keutuhan jama'ah mereka maka lakukanlah'." 2. Sulaiman At-Taimi berkata, "Al-Ahnaf berkata, `Tiga perkara ada padaku, tapi aku tidak akan menyebutkannya kecuali bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran. Aku tidak pernah mendatangi pintu penguasa kecuali jika aku diundang. 

Majmu’ul Fatawa,10/194-195

http://www.akhirzaman.info/

90

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Aku tidak pernah masuk ke dalam pembicaraan dua orang, hingga mereka berdua memasukkanku di antara mereka. Aku tidak menyebut seseorang setelah dia bangkit dari sisiku, kecuali kebaikan'." 3. Abdullah bin Mas'ud berkata, "Kalian lebih banyak shalatnya dan 1ebih banyak kesungguhannya daripada para sahabat Nabi, padahal mereka adalah lebih utama daripada kalian. Ditanyakan kepadanya `Karena apa?' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya mereka lebih zuhud dunia dan lebih menginginkan Akhirat daripada kalian.' Beliau mengatakan, 'Barangsiapa menginginkan Akhirat pasti merusak dunianya, dan barangsiapa menginginkan dunia pasti merusak Akhiratnya. Hai kaum, rusaklah (rugikanlah) yang fana ini demi yang kekal abadi'." 4. Syaddad bin Aus berkata, "Seluruh kebaikan dengan segala aspeknya ada di dalam Surga. Dan keburukan itu dengan segala aspeknya ada dalam Neraka. Sesungguhnya dunia itu adalah benda nyata yang dimakan oleh orang-orang yang baik dan yang lacur. Sedangkan Akhirat adalah janji yang benar, di sana hukum akan diputuskan oleh Raja Yang Maha Perkasa, dan masing-masing memiliki putra. Maka jadilah kalian putra Akhirat dan jangan menjadi putra dunia." 5. Ibnul Qayyim berkata, "Amal yang paling bermanfaat adalah kamu tidak tampak oleh pandangan manusia karena ikhlas dan tidak oleh pandanganmu dengan menyaksikan anugerah, sehingga dalam amalmu, kamu tidak melihat dirimu dan tidak melihat manusia." 6. Al-Hasan Al-Basri berkata, "Apabila kamu tidak kuat shalat malam dan tidak kuat puasa di siang hari, maka ketahuilah bahwasanya engkau adalah orang yang tidak mendapat bagian, karena kau telah dibelit oleh kesalahan-kesalahan dan dosadosamu." Seorang laki-laki datang kepadanya dan bertanya, "Wahai Abu Sa'id, shalat malam membuatku payah, aku tidak mampu." Maka dia berkata, "Hai anak saudaraku beristighfarlah kepada Allah dan bertaubatlah kepada-Nya, karena masalahmu tadi adalah pertanda buruk. "Dia pernah mengatakan "Sesungguhnya seseorang itu melakukan dosa maka ia dihalangi dari shalat malam." 7. Adz-Dzahabi berkata, "Terkadang kamu melihat seseorang sangat wira'i dalam makanan, pakaian dan pergaulannya. Namun demikian apabila ia berbicara, ada yang masuk kepadanya melalui celah-celah omongannya, maka ia berusaha jujur tetapi tidak sempurna kejujurannya. Adakalanya ia bersikap jujur dengan menghiashias ucapannya supaya dipuji atas kefasihannya. Adakalanya ia menampakkan yang terbaik dari yang ia miliki agar ia diagungkan. Adakalanya ia diam membisu pada saat ia harus berbicara agar ia dipuji. Sedangkan obat dari semua itu adalah memutus hubungan dengan manusia, kecuali sebatas jama'ah. 8. Abu Abdillah Al-Anthaqi berkata, "Al-Fudhail dan Ats-Tsauri berkumpul untuk saling mengingat-ingat nikmat, maka Sufyan hatinya menjadi lunak dan menangis http://www.akhirzaman.info/

91

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

kemudian berkata, `Saya berharap majlis kita ini menjadi rahmat dan berkah.' Maka Al-Fudhail berkata kepadanya, Akan tetapi aku wahai Abu Abdillah, khawatir jika majlis ini lebih merugikan kita daripada (harapan) itu.' Bukankah kamu menyuguhkan kepadaku apa yang terbaik dari ucapanmu, dan aku menyuguhkan untukmu apa yang terbaik dari ucapanku, sehingga engkau berhias untukku dan aku berhias untukmu? Lantas Sufyan menangis dan berkata, Engkau telah menghidupkan aku, semoga Allah menghidupkanmu'." 9. Abu Bakar bin Ayyasy berkata, "Manfaat diam yang paling minim adalah selamat. Dan cukuplah selamat itu sebagai afiyah (kesehatan yang sempurna). Kerusakan minimal berbicara adalah syuhrab (ketenaran), dan cukuplah itu sebagai musibah. 10. Abu Abdillah Al-Bukhari berkata, "Aku berharap bertemu Allah dan Dia tidak menghisabku kalau aku pernah menggunjing seseorang." 11. Sahal At-Tustari berkata, "Sesungguhnya akhlak orang-orang yang jujur adalah tidak bersumpah demi Allah, tidak menggunjing dan tidak ada yang digunjing di majlisnya, tidak kenyang, serta bila berjanji tidak menyalahi dan tidak bercanda sama sekali." DI ANTARA PERUSAK IMAN Sesungguhnya faktor-faktor yang merusak keikhlasan sangat banyak jumlahnya. Begitu pula faktor-faktor yang melemahkan iman dan melemahkan pengaruh iman. Di antaranya adalah riya (pamer), sum'ah (nama baik), ’ujub (bangga diri), ghurur (lupa daratan), takabbur (sombong) idlal (gede rasa kepada Allah), mudahanah (menjilat), dusta, suka pujian dan mencari kedudukan di hati manusia. Di sini saya akan membatasi alasan pada dua faktor yaitu ujub dan riya'. Pertama: Ujub Ujub (takjub dan bangga dengan diri sendiri) adalah penyakit berbahaya bagi kehidupan orang-orang yang ahli ibadah. Karena ibadah adalah kesempurnaan merendahkan diri yang disertai dengan kesempurnaan cinta. Sedangkan ujub adalah menafikan sikap rendah diri dan kebutuhannya kepada Allah. Ujub adalah melihat kepada diri sendiri dan ketaatan serta berbangga diri dengan ibadah dan dengan kebaikan-kebaikan yang telah dicapainya. Ketika setan tidak mampu merayu orangorang shalih untuk melakukan maksiat, maka dia mendatangi mereka dengan jalan yang samar dari dalam diri mereka. Dia datang dengan membawa penyakit ujub (berbangga diri) dan ta’adhum (merasa dirinya besar) dan menyandarkan kebaikankebaikan kepada dirinya. 

Abdul Aziz Al-Jalil dan Bahauddin Aqil, Aina Nahnu Min Akhlaqi Salaf

http://www.akhirzaman.info/

92

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Al-Muhasibi berkata, "Ujub dengan agama adalah memuji diri sendiri atas apa yang kamu amalkan atau yang kamu ketahui dan melupakan nikinat-nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu. Jadi, memuji diri sendiri dan melupakan nikmat adalah ujub dengan agama. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Ujub adalah sahabat karibnya riya'. Akan tetapi, riya' termasuk kategori menyekutukan Allah dengan makhluk, sedangkan ujub adalah menyekutukan-Nya dengan diri sendiri. Orang yang riya' tidak merealisasikan firman Allah ( ‫اؾ نَػ ْعبُ ُد‬ َ َّ‫` )إِي‬Hanya kepada-Mu kami menyembah. "Sebaliknya orang yang ujub

ِ tidak merealisasikan firman Allah ( ‫ين‬ َ َّ‫` )وإِي‬Dan hanya kepada-Mu kami meminta ُ ‫اؾ نَ ْستَع‬ pertolongan. "Maka barangsiapa merealisasikan ( ‫اؾ نَػ ْعبُ ُد‬ َ َّ‫)إِي‬, artinya dia telah keluar dari ِ َ َّ‫)وإِي‬, artinya dia telah keluar dari ujub." riya', dan barangsiapa merealisasikan ( ‫ين‬ ُ ‫اؾ نَ ْستَع‬ PERBEDAAN ANTARA KIBR DAN UJUB

Ujub adalah ketika seseorang merasa kagum dengan amalnya, sehingga ia memuji dirinya sendiri atas amalan itu. Dia lupa bahwa itu adalah karunia dari Tuhannya, tetapi dia tidak berbuat sombong kepada yang lain. Adapun kibr adalah satu kondisi ujub yang membawanya kepada anggapan bahwa dirinya itu lebih baik dari yang lainnya. Lalu ia merendahkannya dan menghinanya, maka pada saat itulah ia menjadi orang yang sombong lagi mengagumi diri sendiri. Sedangkan idlal itu mengharuskan adanya dugaan balasan. Seperti dia beranggapan bahwa doanya pasti dikabulkan, dan tidak mungkin ditolak. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Seandainya kalian tidak berbuat dosa, maka aku mengkhawatirkan atas kalian sesuatu yang lebih parah dari itu yaitu ujub.” Sehubungan dengan bahaya ujub dan kerusakan besar yang bisa ditimbulkannya, Al-Ghazali mengatakan, "Ketahuilah, sesungguhnya penyakit-penyakit yang ditimbulkan ujub banyak sekali. Ujub mengajak kepada kibr. Lalu dari ujub dan kibr lahirlah penyakit-penyakit yang banyak sekali dan tampak dengan jelas. Ujub mengajak melupakan dosa-dosa dan membiarkannya, maka ia menganggap ibadah sebagai sesuatu yang besar dan membanggakannya. Ia mengungkit-ungkit atas Allah, karena telah melakukan ibadah. Ia lupa nikmat Allah atasnya, yaitu karunia taufiq, kesempatan dan kemampuan untuk melakukannya. Orang yang ujub tertipu dengan dirinya, pendapatnya sendiri dan merasa aman dari tipu daya Allah dan adzab-Nya. Dia

 

MukhtasarMinhajul Qashidin, him. 254 HR. Al-Uqaily dan Ibnu Adiy, dihasankan oleh Al-Albani.

http://www.akhirzaman.info/

93

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

menganggap bahwa dirinya memiliki kedudukan di sisi Allah. Ujub mendorongnya untuk memuji diri sendiri, menyanjung dan menganggapnya suci."  Allah Azza wa Jalla berfirman,

‫َويَػ ْوَـ ُحَنػْي ٍن ِإ ْذ أَ ْع َجَبْت ُك ْم َكثْػ َرتُ ُك ْم فَػلَ ْم تُػ ْغ ِن َعن ُك ْم َشْيًئا‬ “Dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun. "(QS At-Taubah 9:25). Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Tiga perkara yang membinasakan, kikir yang ditaati, keinginan nafsu yang diikuti dan kagumnya seseorang dengan dirinya sendiri."(HR. Tabrani, dihasankan oleh AlAlbani). Hudzaifah bin Al-Yaman r.a. berkata, "Cukuplah kepandaian seseorang bila ia takut kepada Allah, dan cukuplah kebodohan seseorang bila ia merasa kagum dengan ilmunya sendiri." Faktor-faktor penyebab ujub: 1.

Bodoh terhadap hak Allah, yaitu tidak mengagungkan-Nya sebagaimana mestinya, tidak banyak mengetahui tentang nama-nama dan sifatsifat Allah, dan lemahnya penghambaan kepada Allah dengan konsekuensi nama-nama dan sifatsifat ini.

2.

Ghaflah, yaitu lalai dari hakikat dirinya, sedikitnya ilmu tentang tabiatnya, bodoh terhadap aib dan cacatnya serta melalaikan muhasabah, (introspeksi diri) dan muraqabah (penjagaan diri).

3.

Memuji dan menyanjung di hadapan orangnya, tanpa memperhatikan aturanaturan syar’i yang berkaitan. Aturan syar’i menyatakan bahwa pujian tidak boleh berlebihan dan melewati batas. Pujian harus dengan benar, tidak boleh dengan batil. Pujian boleh ditujukan kepada orang yang tidak khawatir terkena fitnah atasnya, seperti ujub dan lainnya.

4.

Bergaul dengan kelompok orang-orang yang memiliki sifat ujub.



Abdul Aziz Alu Abdul Lathif, Ma'alim Fis Suluk, him. 65,95

http://www.akhirzaman.info/

94

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar 5.

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Terfokus pada nikmat dan melupakan Sang Pemberi nikmat. Padahal Allah berfirman,

‫َوَما بِ ُكم ّْمن نّْػ ْع َم ٍ ِ فَ ِم َن اللّ ِو‬ “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya). "(QS An-Nahl 16:53). 6.

Tergoda untuk mempelopori amal sebelum matang dan sempurna; tarbiyah (pembinaan diri) di dalam dirinya.

7.

Berlebihan dalam memuliakan dan menghormati.

8.

Merasa besar karena nasab dan keluarga yang mulia. Padahal All: berfirman,

‫اب بَػْيػَنػ ُه ْم يَػ ْوَمئِ ٍذ َوَال يَػَت َساءلُو َف‬ ُّ ‫فَِإذَا نُِف َخ فِي‬ َ ‫َنس‬ َ ‫الصوِر فَ َال أ‬ “Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya." (QS Al-Mu'minuun 40:101). Adapun obat ujub adalah anda harus mengetahui dan meyakini bahwa apa saja yang ada pada anda, dan yang keluar dari anda adalah berasal dari Allah Yang Maha Suci, Maha Mencipta, Maha Memberi, Mencurahkan nikmat-nikmat dan Mengaturnya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ِ ‫اىرًة وب‬ ِ ِ ِ ً ‫اطَن‬ َ َ َ َ‫َسَب َغ َعلَْي ُك ْم ن َع َموُ ظ‬ ْ ‫َوأ‬ “Dan Dia menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin." (QS Luqman 31:20). Kamu harus mengetahui bahwa Allah-lah yang telah memberimu nikmat hidayah kepada Islam. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ِ ‫ك أَ ْف أَسلَموا قُل َّال تَمنُّوا َعلَ َّي إِس َالم ُكم ب ِل اللَّوُ يم ُّن َعلَْي ُكم أَ ْف َى َدا ُكم لِ ِْإليم‬ ‫اف إِف‬ َ ‫يَ ُمنُّو َف َعلَْي‬ َ َ ْ َ ْ ْ َُ ُ ُ ْ ِ ِ ‫ُكنتم‬ ‫ين‬ َ ُْ َ ‫صادق‬ “Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan 

Sayyid Ahmad Nuh, Afat Alath Thariq

http://www.akhirzaman.info/

95

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

menunjuki kamu kepada keimanan, jika kamu adalah orang-orang yang benar." (QS AlHujuraat 49:17). Ibnul Qayyim berkata, "Ketahuilah bahwa bila seorang hamba mulai dalam satu ucapan atau perbuatan untuk mencari ridha Allah, mengingat di dalamnya karunia Allah atasnya dan taufiq Allah untuknya, bahwasanya dia itu dengan Allah bukan dengan dirinya sendiri, juga bukan dengan pengetahuan dan pikirannya, daya dan upayanya, dan bahkan Dialah yang menciptakan untuknya lisan, hati, mata dan telinga, maka yang menganugerahi semua itu Dialah pula yang menganugerahi ucapan dan perbuatan. Apabila hal ini tidak hilang dari perhatiannya dan pandangan hatinya, maka dia tidak akan didatangi ujub. Akar pangkal dari ujub adalah melihat kepada diri sendiri dan tidak melihat kepada karunia Tuhan dan taufiq-Nya." Barangsiapa mengetahui bahwa Allah adalah Dzat yang membolak-balikkan hati, bahwasanya hati berada di antara dua jemari Allah yang dibolak-balikkan sesuai dengan kehendak-Nya, dan bahwa seseorang itu beramal dengan amalan ahli Surga menurut penglihatan manusia, padahal dia adalah ahli Neraka. Maka niscaya imannya akan membuahkan rasa takut malu, hina dan ketundukan. Ibnu Baththal berkata, "Ketika disembunyikannya penutup amal (baik atau buruk) terdapat hikmah yang amat besar dan pengaturan yan sangat lembut. Karena, jika dia tahu bahwa dia itu selamat maka dia akan ujub dan malas, sebaliknya jika dia tahu dia akan binasa, maka dia aka semakin menjadi-jadi, dan dihalangilah hal tersebut dari dirinya." Sesungguhnya di antara kesempurnaan rahmat Allah dan hikmat-Nya, Dia menjadikan jiwa manusia berpotensi menerima yang baik dan yang buruk. Semua anak Adam adalah ahli berbuat kesalahan dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat. Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Seandainya kalian tidak melakukan dosa maka aku mengkhawatirkan atas kalian apa yang lebih parah dari itu, yaitu ujub." Ibnul Qayyim berkata, "Seandainya bukan karena perkiraan dosa tentu anak Adam akan hancur karena ujub.". Ibnul Jauzi berkata,"Sesungguhnya bila jiwa manusia berada dalam kesadaran terus, tentu ia akan terjatuh dalam hal yang lebih buruk dari itu yaitu ujub dengan kondisinya dan merendahkan sejenisnya. Dan bisa saja dengan kekuatan amalnya itu dia akan meningkat kepada klaim "untukku "ada padaku", "aku berhak" (dan sejenisnya). Maka, membiarkan jiwa bergumul dalam kubangan dosa dan apabila telah  

Al-Fawaid,144 Ma’ alim Fis Suluk, hlm. 100

http://www.akhirzaman.info/

96

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

sampai di tepian dia berdiri melaksanakan kerendahan ubudiyyah (ibadah kepada Allah); itulah yang lebih baik baginya." Sebagian Salaf mengatakan, "Sesungguhnya seorang hamba melakukan sebuah dosa, kemudian karenanya ia masuk Surga, dan mengamalkan satu kebaikan lalu karenanya ia masuk Neraka." Maksudnya, ia melakukan kebaikan, tetapi selalu ujub, sombong dan tertipu, karenanya ia dimurkai dan dilaknat oleh Allah lalu dumasukkan ke Neraka. Yang lain melakukan dosa kemudian kembali kepada Tuhannya dengan penuh penyesalan, menunduk dan bertaubat, karenanya ia merasakan betapa hinanya dia dan betapa hajatnya ia kepada Tuhannya, maka dia berpakaian ubudiyyah, bertaqarrub kepada Tuhannya secara sungguh-sungguh demi mencari ampunan-Nya. Dan Allah meridhainya serta memasukkannya ke dalam Surga. Ibn Hazm berkata, "Apabila kamu terkagum-kagum kepada pendapatpendapatmu, maka berfikirlah tentang kesalahan-kesalahanmu, hafalkanlah dan jangan kamu lupakan. Jangan lupakan setiap pendapat yang kamu perkirakan benar tapi ternyata kamu salah, dan selainmulah yang benar. Ketahuilah bahwasanya hal itu adalah murni nikmat dari Allah yang dikaruniakan Tuhanmu kepadamu. Maka janganlah kamu menyikapinya dengan sesuatu yang membuat-Nya murka kepadamu. Barangkali Dia membuatmu lupa akan hal itu dengan alasan Dia mengujimu dengannya yang melahirkan kelupaan terhadap apa yang telah kamu kerjakan dan kamu hafalkan. Apabila kamu merasa tersanjung dengan pujian teman-temanmu maka berfikirlah tentang cercaan musuh-musuhmu kepadamu. Pada saat itu sirnalah kekaguman dari dirimu. Apabila kamu tidak memiliki musuh, maka tidak ada kebaikan pada dirimu. Tidak ada kedudukan yang lebih rendah dari kedudukan orang yang tidak memiliki musuh. Keadaan tadi tidak lain hanyalah kedudukan orang yang tidak memiliki nikmat dari Allah yang dapat mengundang iri orang lain kepadanya. Semoga Allah menyelamatkan kita. Apabila kamu menganggap kecil aib-aibmu maka berfikirlah bagaimana seandainya hal itu diketahui oleh semua manusia. Maka ketika itulah kamu akan merasa malu dan kamu mengetahui kekuranganmu." Kedua: Riya'dan Sum'ah Rya' adalah derivasi (turunan) dari kata ru’yah yang berarti pandangan. Sum’ah adalah derivasi dari sama' (pendengaran). Jadi mura’i (orang yang berbuat riya) artinya orang yang memperlihatkan kepada manusia hal-hal yang karenanya dia ingin mendapatkan kedudukan di sisi mereka .



 

Ibid Mukhtashar Mlinhajul Qashidin, hlm. 233

Ibid

http://www.akhirzaman.info/

97

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Riya' adalah penyakit berbahaya dan pintu masuknya setan ke dalam hati orangorang mukmin. Rasul telah mengkhawatirkannya terjadi pada para sahabatnya. Padahal mereka adalah pemimpin para wali dan sebaik-baik generasi. Beliau bersabda: `Maukah kalian aku beritahu sesuatu yang lebih aku takutkan atas kalian daripada Al-Masih Dajjal? Mereka menjawab, Tentu '. Beliau bersabda, 'Riya' seseorang berdiri shalat lalu memperindah shalatnya ketika melihat ada orang yang memperhatikannya. "(HR. Ahmad). Yang dimaksud riya' adalah menampakkan amal kepada manusia dan memperlihatkannya, serta berusaha dengan cara apapun agar mereka mengetahuinya. Ini adalah keinginan nafsu yang sangat kuat agar ia bisa bebas dari beratnya ibadah. Oleh karena itu ikhlas adalah agung dan sulit karena di dalamnya tidak ada bagian bagi nafsu. Barangsiapa jujur dalam keikhlasannya maka cukuplah baginya pengetahuan Allah terhadap amalnya dan dia tidak menoleh kepada manusia. Ibnu Qudamah menyebutkan pembagian riya'. `Rya' dalam agama terbagi atas: 1.

Dari sisi badan. Yaitu dengan cara menampakkan kurusnya badan dan warna kulit yang layu untuk memperlihatkan kepada mereka kesungguhannya dalam beribadah dan besarnya ketakutannya kepada Akhirat. Mirip dengan ini adalah merendahkan suara, menyipitkan mata dan melakukan dua bibir untuk menunjukkan bahwa dia ahli berpuasa.

2.

Riya' dengan ucapan. seperti riya 'dengan mau'idhah (menasihati), yakni menghafal hadits untuk debat dan untuk menunjukkan keluasan ilmunya. Dia menggerak-gerakkan dua bibirnya dengan dzikir di hadapan banyak orang, menampakkan kemarahan terhadap kemungkaran-kemungkaran di tengah-tengah manusia, merendahkan suara dan mengecilkannya dalam membaca al-Qur'an.

3.

Riya' dari segi pakaian dan penampilan. Seperti menunduk saat berjalan, membicarakan bekas sujud di wajah, memendekkan lengan dan membiarkan pakaian kotor tidak dibersihkan.

4.

Riya' dengan amal. Contohnya riya' orang yang shalat dengan memperlama waktu berdiri, ruku' dan sujud, serta menampakkan kekhusyu'an.

5.

Riya' dengan kawan dan para pengunjung. Contohnya orang yang memaksa untuk mengunjungi orang alim atau abid (ahli ibadah) agar dikatakan, "Fulan telah menziarahi Fulan." dan orang yang riya 'dengan banyaknya guru agar dikatakan, "Fulan bertemu dengan masyayikh (para guru) yang banyak sekali."

http://www.akhirzaman.info/

98

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Masih banyak lagi macam contoh riya' dari keadaan yang samar sebabnya, terutama keadaan yang membiarkan nafsu berjalan dan menjelajah agar tenang nafsunya di hadapan orang lain, baik secara lansung maupun tidak langsung, di antaranya adalah: 1.

Seseorang yang memaksa-maksa agar orang lain mengetahui ibadahnya secara langsung atau secara sindiran.

2.

Menyukai kalau orang-orang mengawali mengucapkan salam kepadanya, menemuinya dengan senyum dan penghormatan, giat membantu memenuhi hajatnya, dan ramah dalam bermuamalah dengannya. Kalau dia menemui orang yang muqashshir (kurang) dalam hal itu, maka hatinya terasa berat seolah-olah dirinya ingin dibayar dengan penghormatan atas ketaatan yang disembunyikannya.

3.

Orang-orang yang ikhlas senantiasa takut dari riya yang samar. Mereka bersusah payah mengelabui manusia agar tidak mengetahui amal-amalnya yang shalih. Mereka lebih ambisi menyembunyikan amalnya daripada ambisinya menutupi dosa-dosanya.

4.

Bilamana seseorang mengetahui dari dirinya perbedaan antara diketahui ibadahnya atau tidak diketahui, maka pada diri orang itu ada satu cabang dari riya'.

5.

Barangsiapa menyembunyikan ketaatan dengan ikhlas karena Allah, kemudian orang-orang mengetahui hal tersebut, lalu ia merasa senang dengan perbuatan Allah yang menampakkan ketaatannya dan menyembunyikan dosanya. Ini adalah terpuji, bukan karena pujian manusia kepadanya, tetapi tegaknya kedudukan di hati mereka sehingga mereka memuji dan menyanjungnya serta memenuhi hajatnya maka ini adalah makruh dan tercela.

Dari Abu Dzar dia berkata, "Ditanyakan, Wahai Rasulullah, ceritakanlah (kepada kami) seseorang yang melakukan satu amal kebajikan lalu orang-orang memujinya atas hal itu. Maka Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “

Itu adalah kabar gembira bagi orang mukmin yang disegerakan." (HR. Muslim).

Adapun jika hal itu membuatnya ujub karena orang-orang mengetahui kebaikannya dan memuliakannya, maka hal itu meningkat menjadi riya'



.Ibid

http://www.akhirzaman.info/

99

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

SARANA-SARANA PENDIDIKAN IMAN Telah kita sebutkan di muka bahwa iman itu bertambah karena taat dan berkurang karena maksiat. Jadi setiap ketaatan menambah iman dan setiap maksiat mengurangi iman. Semakin kuat kejujuran dan keikhlasan dalam ketaatan, dan semakin sempurna mengikuti sunnah Rasul maka semakin meningkatlah iman, semakin makmur hati dengan keyakinan, semakin meningkat ma'rifatnya kepada Allah dan menghadap kepada-Nya serta semakin merasa besarnya hajat kepada Tuannya (pemiliknya). Ialah hamba yang khusyu' kepada-Nya dan kembali kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ِ َّ ‫يمي‬ ِ ِ ‫الصابِ ِرين َعلَى ما أَصابػ ُهم والْم ِق‬ ‫اى ْم‬ ْ َ‫ين ِإ َذا ذُ ِك َر اللَّوُ َو ِجل‬ ُ ‫الص َالة َوم َّما َرَزقػَْن‬ ُ َ ْ ََ َ َ َّ ‫ت قُػلُوبُػ ُه ْم َو‬ َ ‫الَّذ‬ ‫يُ ِنف ُقو َف‬ “Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah. (Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan shalat dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rizkikan kepada mereka. "(QS Al-Hajj 22:35). Barangsiapa berkeadaan seperti di atas, maka semakin kenallah dia dengan dirinya yang bodoh, zhalim dan banyak menyeru kepada keburukan. Dia pasti mengetahui bahwa jika dirinya diserahkan kepada dirinya sendiri, itu sama halnya diserahkan kepada kelemahan, hawa nafsu, kezhaliman, ketidak berdayaan dan kenistaan. Orang yang mendapat taufiq pasti mengetahui bahwa dirinya dengan Allah, dari Allah dan kepada Allah. Tida ada kecukupan baginya dari dirinya sendiri meskipun sekejap mata. Sarana-sarana ini layak menjadi buah yang dipetik oleh seorang mukmin dari pohon keimanannya, yang mana bila disirami maka akan masak, harum dan mendatangkan berbagai macam kebaikan dari semua sisinya. Barangkali engkau wahai saudaraku pembaca menangkap bahwa antara sarana-sarana dan buah di sini ada kemiripan, maka masing-masing dari keduanya adalah buah bagi yang lain. Dari Ibnu Umar dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya iman itu bisa lapuk di dalam dada salah seorang dari kamu, sebagaimana lapuknya baju. Maka mintalah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di hati kamu. "(HR. Thabrani dan Hakim, shahihuljami , 6/56) Sarana-sarana yang dapat menambah iman dan memantapkannya adalah sebagai berikut: 1. Memfungsikan ucapan, riset, program-program, arahan-arahan dan pelajaranpelajaran kesemuanya itu sebagai pengingat dan penyeru kepada Allah. Agar hati jadi

http://www.akhirzaman.info/

100

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

hidup dan sadar bahwa tujuan penciptaan adalah ibadah. Agar mengetahui bahwa tujuan dari setiap ibadah adalah menghadapnya hati kepada Tuhannya secara khusyu’, rendah diri dan patuh demi terealisasinya hakikat ubudiyyah karena Allah menetapkan syariat menurunkan kitab dan mengutus Rasul serta menegakkan pilar jihad dunia ini hanyalah untuk mengembalikan hati kepada Allah. Alla Azza wa Jalla berfirman:

ِ ُ‫وؿ ِإَّال ن‬ ِ ‫وحي إِلَي ِو أَنَّوُ َال إِل ََو إَِّال أَنَا فَا ْعب ُد‬ ٍ ‫ك ِمن َّر ُس‬ ‫وف‬ َ ِ‫َوَما أ َْر َسلَْنا ِمن قَػْبل‬ ْ ُ “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. "(QS Al-Anbiya' 21:25). Adalah kelemahan dan kekerdilan dalam pendidikan keimanan jika pelajaranpelajaran, riset-riset, program-program hanya bersifat ilmiah saja, tidak menghidupkan hati dan tidak mempengaruhi perilaku. Adalah satu kesalahan, misalnya jika kita mengambil pelajaran tentang ghibah (menggunjing) dan namimah (adu domba). menyebutkan deretan dalil, sebab-sebab dan solusinya secara teoritis. Akan tetapi kemudian kita hanya meletakkan tema itu begitu saja dan kita kembali pada saat itu dan di tempat itu juga, terjatuh dalam larangan yang dibicarakan oleh pelajaran itu. Jadi, harus ada aplikasi kongkret dan pengaruh suluki (budi pekerti), mengikat hati kita dengan Allah agar bertakwa kepada-Nya dan berhati-hati dari perbuatan maksiat kepada-Nya. Adalah termasuk kesalahan juga, umpamanya, jika kita mengambil tema Perang Badar, yang mana kita mengetahui tanggalnya, tempatnya, jumlah kaum muslimin serta kaum musyrikin, serta hasil akhir dari peperangan tersebut, tapi kemudian berakhir hanya sampai pada informasi-informasi sejarah ini secara teoritis. Seharusnya kita mengetahui rahasia-rahasia kemenangan dan kekalahan, lalu merefleksikannya dengan kondisi umat saat ini dengan segala kekalahan-kekalahan dan sebab-sebabnya. Juga harus kita ketahui hikmah Allah dalam ajaran jihad, pahala mujahidin, dan menggerakkan hati untuk mendapatkan syahadah (mati syahid). Maksudnya, pelajaran itu harus membawa ruh (jiwa) yang dapat mempengaruhi orang mukmin dan mendorong orang mukmin berusaha secara serius, agar dapat mewujudkan kemenangan atas dirinya terlebih dulu, kemudian atas musuhnya. Selanjutnya mengenalkan kepada orang-orang mukmin, kiranya siapa saja yang menjadi musuh mereka dan sikap yang benar terhadapnya. Termasuk kedangkalan juga kalau kita mengambil pelajaran dalam tafsir, lalu kita merasa cukup dengan makna-makna kosa-kata, asbabun nuzul (sebab turunnya ayat), letak dan bentuk istidlal (pengambilan dalil), penjelasan global tentang ayat, tapi kemudian kita ddak menghubungkan ayat tersebut dengan kondisi masyarakat. Bahkan kita lupa mengingatkan tentang keagungan Kalam Allah, perenungan keajaiban-keajaibannya, kandungan dan rahasianya.

http://www.akhirzaman.info/

101

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

2. Memperhatikan program-program amaliyah yang mengingatkan kepada Allah seperti ziarah kubur, berkumpul dengan orang-orang shalih, amar ma'ruf dan nahi munkar, berbuat ihsan (baik) kepada manusia. Secara berkelanjutan, membangkitkan jiwa perlombaan dalam kebaikan dan menegakkan program-program pribadi. Jadi seorang mukmin semestinya membuat program ibadah untuk dirinya sendiri, seperti puasa, witir, membaca Al-Qur'an, wirid, membaca bacaan-bacaan yang bermanfaat, sedekah, infak, memberikan layanan untuk keluarga, tetangga dan orang-orang lain yang membutuhkan. 3. Mengobarkan tema ihtisab (mencari pahala di sisi Allah) dan mengobati lemahnya keinginan di dalamnya. Anda dapat menjumpai amalan-amalan ketaatan yang mudah dan ringan dengan imbalan pahala dari Allah yang sangat benar. Namun demikian, karena lemahnya iman dan kurangnya semangat dalam kebaikan maka anda lihat amalan-amalan tadi ditelantarkan. Hati mereka tidak melirik untuk memiliki kebaikan-kebaikan itu. Sementara itu pada waktu yang bersamaan, seluruh perhatian dan ambisi tertuju untuk dunia, baik hartanya, jabatannya, maupun syahwatnya. Atau semata mengejar untuk mendapatkan ridha manusia, pujian dan sanjungannya. Oleh karena itu, ini perlu diperingatkan dengan pahala yang ada di sisi Allah dan mengingatkan kebutuhan seorang hamba kepada satu kebajikan.

َّ ‫ت ِمن ُس َوٍء تَػ َو ُّد ل َْو أ‬ ٍ ‫يَػ ْوَـ تَ ِج ُد ُك ُّل نَػ ْف‬ ‫َف بَػْيػَنػ َها َوبَػْيػنَوُ أ ََم ًدا‬ ْ َ‫ض ًرا َوَما َع ِمل‬ َ ‫ت ِم ْن َخْي ٍر ُّم ْح‬ ْ َ‫س َّما َع ِمل‬ ‫وؼ بِال ِْعَب ِاد‬ ُ ‫بَِعي ًدا َويُ َح ّْذ ُرُك ُم اللّوُ نَػ ْف َسوُ َواللّوُ َرُؤ‬ “Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (di mukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya, ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh, dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. "(QS Ali Imran 3:30). Dan mengingatkan hari Kiamat di mana masing-masing orang di hari itu mengatakan, "Nafsi... nafsi..." ("diriku bagaimana?") Begitu pula mengingatkan nikmat hidup yang menjadi kesempatan beramal, dan nikmat sehat yang mana orang yang sakit, yang jompo dan yang mati berangan-angan tentang banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang-orang sehat. Begitu pula mengingatkan tentang kesadaran orang-orang kafir dan orang-orang yang menyimpang dari kelompok ahli batil serta pengorbanan mereka untuk bekerja di dunia mereka dan memasarkan pikiran-pikiran mereka. Kesungguhan mereka yang tiada henti untuk menolong kebatilan mereka. Infak mereka yang sangat besar dari harta mereka dan semua yang mereka miliki demi kemenangan kebatilan mereka. Lalu mana amal orang muslim untuk agamanya? Padahal seharusnya dia lebih banyak memberi dan berkorban daripada mereka. Sebab ia berada di atas jalan yang benar?! Allah Azza wa Jalla berfirman,

http://www.akhirzaman.info/

102

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

ِ ِ ِ ِ ‫يما‬ ً ‫يما َحك‬ ً ‫َمو َف َك َما تَأْلَمو َف َوتَػ ْر ُجو َف م َن اللّو َما الَ يَػ ْر ُجو َف َوَكا َف اللّوُ َعل‬ ُ ‫َمو َف فَِإنَّػ ُه ْم يَأْل‬ ُ ‫إِف تَ ُكونُواْ تَأْل‬ “Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya - merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. " (QS An-Nisaa' 4:104). Untukmu, berikut ini adalah contoh-contoh ringkas tentang ibadah yang mudah dan ringan namun memiliki pahala di sisi Allah yang sangat besar. Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫اؿ ذَ َّرةٍ َش ِّرا يَػ َرُه‬ َ ‫اؿ ذَ َّرةٍ َخْيػ ًرا يَػ َرُه ۝ َوَمن يَػ ْع َم ْل ِمثْػ َق‬ َ ‫فَ َمنَيػ ْع َم ْل ِمثْػ َق‬ “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. "(QS Al-Zalzalah 99:7-8). Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Aku mengucapkan, () (Mahasuci Allah dan segala puji bagiNya, dan tiada ilah yang berhak disembah melainkan Allah, dan Allah Maha Besar), lebih aku cintai daripada tempatnya) matahari terbit dan tenggelam di sana . "(HR. Muslim) Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa mengucapkan: ( ), maka ditanamkan baginya sebatang pohon kurma di Surga." (HR. Tirmidzi dan dia berkata, had hasan) Dari Utsman, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini kemudian shalat dua rakaat, di dalamnya tidak berbicara kepada dirinya maka diampunilah untuknya apa yang telah lalu dari dosanya. "(HR. Muslim). Dari Aus bin Aus dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

 

Maksudnya adalah dunia.

Barangsiapa membaca () (Maha suciAllah dan segala puji untuk-Nja) Seratus kali dalam sehari, maka akan dihapus kesalahan-keralahannya, walaupun sebanyak buih lautan. "(HR. Bukhari Muslim) - pent.

http://www.akhirzaman.info/

103

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Barangsiapa memasuki pasar lalu berdoa, "Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, bagi-Nya segala pujian, Dia yang menghidupkan dan mematikan, Dia Yang Maha hidup tidak mati', di tangan-Nya segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, maka ditulis untuknya satu juta kebaikan dan dihapus darinya satu juta keburukan, diangkat baginya satu juta derajat dan dibangun untuknya satu istana di Surga." (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Yang mengurusi wanita janda dan orang miskin bagaikan mujahid di jalan Allah. Dan saya kira beliau bersabda, Bagaikan orang yang shalat malam tanpa lelah, dan orang yang berpuasa tanpa henti. "(HR. Bukhari - Muslim) Dari Anas, dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Barangsiapa menikah maka ia telah menyempurnakan separuh iman. Maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam separuh yang lain'." (HR. Ath-Thayalisi).  Dari Sa'ad r.a. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa sarapan pagi setiap hari dengan tujuh butir kurma ajwah maka tidak akan membahayakannya di hari itu racun dan sihir. "(HR. Ahmad dan Abu Daud)."' Dari Ubadah r.a. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa bersedekah sesuatu dari jasadnya, maka ia diberi sebanding dengan apa yang ia sedekahkan. "(HR. Thabrani) . Dari Tsauban r.a. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa menjenguk orang sakit, maka ia senantiasa berada dalam taman buah Surga, hingga ia pulang. "(HR.Muslim). Dari Aus bin Aus r.a. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Barangsiapa pada hari Jum'at mandi dengan membasuh kepada (mandi besar), kemudian berangkat pagi-pagi sekali, dan jalan kaki tidak berkendaraan dan mendekat 

Shahihul Jami , jilid 5,6 /him. 288 Ibid, 5,6 him. 269  'Ibid, 5,6 him. 270   

Ibid, 5,6/ 270

Dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah bersabda: 'Barangsiapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya di jalan Allah maka ia dipanggil oleh pemanggil "Sangat bagus kamu dan sangat baik perjalananmu dan kamu mengambil satu tempat di Surga." (HR. Tirmidzi, dia berkata: "hadits hasan dan di sebagian naskah gharib). -Pent.

http://www.akhirzaman.info/

104

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

kepada imam, mendengarkan (khutbah) dan diam, tidak berbuat yang sia-sia maka baginya dengan setiap langkah yang ia ayunkan dari rumahnya, menuju masjid adalah amalan satu tahun pahala puasa dan shalat malamnya. (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah).  Dari Tsauban r.a. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: '

Barangsiapa ruhnya berpisah dan jasadnya dalam keadaan ia bebas dari tiga hal maka ia masuk Surga: sombong, hutang dan ghulul (khianat, yaitu mengambil dari rampasan perang sebelum dibagi). " (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nasa'i). Dari Jabir , dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa mati di atas sesuatu, maka Allah akan membangkitkan dia di atasnya. "(HR. Ahmad dan Hakim). Dari Abu Umamah r.a. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa brjalan menuju shalat wajib berjama'ah, maka pahalanya seperti haji satu kali.. Barangsiapa berjalan menuju shalat sunnah maka baginya seperti pahala umrah sunnah. "(HR. Thabrani, hadits hasan). Dari Abu Umamah Sahl bin Hanif , dia berkata,"Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa bersuci di rumahnya kemudian mendatangi Masjid Quba lalu shalat di dalamrya maka baginya seperti pahala sekali umrah. " (HR. Ibn Majah) . Dari Abu Hurairah r.a,. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Siapa yang mendatangi masjidku ini, tidak mendatanginya melainkan untuk kebaikan yang akan ia pelajari atau yang akan ia ajarkan, maka ia seperti mujahid dijalan



Shahihul Jami’ , 5,6 / 325 Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah bersabda,: Barangsiapa mandi pada hari Jum at seperti mandi junub kemudian berangkat (pada saat pertama) maka seolah-olah ia berkurban dengan seekor unta. Dan barangsiapa pergi pada saat kedua seolah-olah ia berkurban dengan seekor sapi. Dan barangsiapa pergi pada saat ketiga seolah-olah ia berkorban dengan seekor kambing. Dan barangsiapa pergi pada saat keempat seolah-olah ia berkurban dengan dengan seekor ayam. Dan barangsiapa pergi pada saat kelima seolah-olah ia berkurban sebutir telur. Maka apabila imam telah keluar menuju mimbar datanglah Para malaikat mendengarkan khutbahnya." (HR. Bukhari - Muslim) -pent.    

Ibid, 5,6 / 326 Ibid, 5,6 / 357 Ibid, 5,6 / 360 Ibid, 5,6 / 275

http://www.akhirzaman.info/

105

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Allah. Dan siapa yang mendatanginya untuk selain itu, maka seperti seseorang yang melihat harta orang lain'. "(HR. Ibn Majah dan Hakim) Dari Ibnu Mas'ud r.a. , dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Siapa yang menjadikan kegelisahannya menjadi satu kegelisahan yaitu (kegelisahan menghadapi) hari Kebangkitan maka Allah membebaskan dari semua kegelisahan. Dan siapa yang diceraiberaikan oleh kegelisahan dari hal ihwal dunia, maka Allah tidak memperdulikannya di lembah manakah ia binasa." (Hadits Hasan, riwayat Ibnu Majah) . Dari Ummu Habibah,"Rasulullah Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa menjaga empat rakaat sebelum Zhuhur dan empat rakaat sesudahnya maka Allah mengharamkannya masuk Neraka." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dia berkata, hadits hasan shahih). Dari Abu Darda' bahwasanya Rasulullah Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa hafal sepuluh ayat dari awal surat Al-Kahfi dia terjaga dari Dajjal." Dalam satu riwayat, `Dari akhir Surat Al-Kahfi. (Keduanya diriwayatkan oleh Muslim). Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata, "Rasulullah Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda: "Siapa yang takut pasti berangkat sore hari, dan siapa yang berangkat sore hari pasti sampai rumah. Ingatlah sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal, ingatlah barang dagangan Allah itu Surga. " (HR. Tirmidzi, berkata, hadits hasan). Dari Hudzaifah ra, dia berkata, "Rasul Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa ditutup (usianya) dengan puasa satu hari maka ia masuk Surga'. "(HR. Al-Bazzar). 

Ibid, 5,6 / 278 Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda, `Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berangkat menuju salah satu masjid Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban kepada Allah, maka langkahlangkahnya yang satu menghapus dosa dan yang lain mengangkat derajat. "(HR. Muslim). -Pent  Ibid, 5,6 / 279 

"Maksudnya, masuk Neraka secara kekal. Hadits ini mengisayaratkan bahwa yang melestarikannya akan meninggal dengan membawa Islam.” 

Ibid, 5,6 / 281 Riwayat lain yang berbunyi (dari akhir surat Al-Kahfi) adalah syadzdzah (menyalahi yang lebih shahih). Sedangkan yang malfudh adalah riwayat ini, seperti terdapat dalam Ash-Shahihah (582). Hal ini dikuatkan oleh hadits Nawwas Ibnu Sam'an. -pent 

 

Shahihul Jami’ , 5,6 / 286 Ibid, 5,6 / 287

http://www.akhirzaman.info/

106

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Dari Watsilah, dia berkata, "Rasul Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa dikubur (ditinggal mati) tiga orang dari anaknya maka Allah mengharamkan Neraka atasnya'. "(HR. Thabrani). Dari Abu Mas'ud r.a, Uqbah Ibn Amr Al-Anshari Al-Badri r.a. berkata, Rasulullah Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa menunjukkan kepada satu kebaikan maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang melakukannya. "(HR. Muslim). Dari Asma' binti Yazid , dia berkata, "Rasul Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa membela kehormatan saudaranya tanpa sepengetahuannya, maka wajib atas Allah untuk memerdekakannya dari Neraka. "(HR. Ahmad dan Thabrani)  Dari Anas r.a. dia berkata, "Rasul Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda: 'Barangsiapa namaku disebut di sisinya maka hendaklah bershalawat kepadaku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah bershalawat (memheri rahmat) untuknya sepuluh kali. "(HR. Tirmidzi). Dari Abu Hurairah , dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa melihat aku (dalam mimpi) maka itu adalah aku. Karena setan tidak dapat menjelma seperti aku. "(HR. Tirmidzi).  Dari Ibnu Mas'ud dia berkata, "Rasululah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa punya hajat (kebutuhan) lain meletakkannya (mengadukannya) kepada manusia, maka hajat itu tidak akan menutupi kekurangannya. Barangsiapa punya

  

Ibid, 5,6 / 290 Ibid, 5,6 / 290

Ibid, 5,6 / 291 Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, "Rasulullah bersabda, “Hinalah (celakalah) orang yang disebut namaku di depannya, ia tidak bershalawat kepadaku. "(HR. Tirmidzi dan berkata, "hadits hasan"). Dari Ali r.a. dia berkata, "Rasulullah bersabda, Orang yang pelit adalah orang yang tidak bershalawat kepadaku ketika namaku disebutkan di sisinya. "(HR. Tirmidzi dan berkata, "hadits hasan shahih"). Dari Ibnu Mas'ud r.a. sesungguhnya Rasulullah bersabda, ` Orangyang paling utama bersamaku nanti di hui Kiamat adalah dia yang paling banyak bershalawat kepadaku. "(HR. Tirmidzi dan berkata, "Hadits hasan") -pent. ") 

Ibid, 5,6 / 293

http://www.akhirzaman.info/

107

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

kebutuhan lalu meletakkannya pada Allah, maka hampir saja Allah memberinya rizki, cepat atau lambat. "(HR. Tirmidzi) .  Dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Barangsiapa dilindungi Allah dari kejelekan antara dua rahangnya (lisan), dan kejelekan antara dua kakinya (kemaluan), maka ia akan masuk Surga." (HR Tirmidzi dan ia berkata, "hadits hasan") . Dari Abu Umamah, dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa menyayangi walaupun itu hanya sembelihan burung pipit, maka Allah merahmatinya pada hari Kiamat." (HR. Bukhari dalam Al Adabul Illufrad dan Thabrani, hadits hasan) "' Dari Abu Darda' dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa membela kehormatan saudaranya maka Allah akan membela dan menghindarkan wajahnya dari api Neraka di hari Kiamat. "(HR Tirmidzi dan ia berkata ’Ini haditst hasan). Dari Mu'adz , dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: 'Barangsiapa mengangkat batu dari jalan, maka ditulis untuknya satu kebaikan, dan barangsiapa memiliki satu kebaikan, maka ia masuk Surga." (HR. Thabrani, hadits hasan) . Dari Sahal bin Hunaif, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa memohon kepada Allah Ta’ala mati syahid dengan benar maka Dia menyampaikannya pada kedudukan para syuhada, sekalipun dia meninggal di atas tempat tidurnya. "(HR. Muslim) Dari Abu Hurairah , dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

 

Ibid, 5,6 / 362 Ibid, 5,6 / 367



Ibid, 5,6 / 294 Ibid, 5,6 / 295  Ibid, 5,6 / 295 

http://www.akhirzaman.info/

108

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

'Barangsiapa ingin mendapatkan manisnya iman maka hendaklah ia mencintai seseorang yang ia tidak mencintainya, kecuali karena Allah." (HR. Ahmad dan Hakim, hadits hasan).  Dari Abu Musa dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa merasa senang oleh kebaikannya dan merasa susah karena keburukannya maka dia seorang mukmin'. "(HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim dan Thabrani). Dari Abu Hurairah , dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: 'Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga. "(HR. Tirmidzi). Dari Ibn Abbas r.a. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. "(HR.Bukhari-Muslim) Dari Usman bin Affan r.a., dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa shalat Isya' berjama’ah maka seolah-olah ia bangun (qiyamul-lail) separuh malam. Dan siapa yang shalat Subuh berjama’ah maka seakan-akan ia shalat semalam suntuk. "(HR. Muslim). Dari Anas, dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:



Ibid, 5,6 / 300 Dari Anas r.a. dari Nabi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam beliau bersabda, `Tiga perkara, siapa yang pada dirinya terdapat tiga perkara ini maka ia mendapatkan manisnya iman (yaitu); Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada lain-lainnya, ia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan dia benci kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan olehAllah daripadanya sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam Neraka. "(HR. Bukhari - Muslim). Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwasanya ada seorang laki -Iaki mengunjungi saudaranya (seagama) yang berada di desa lain. Allah mengutus satu Malaikat yang menghadang perjalanannya. Maka, ketika ia sampai kepadanya ia bertanya, 'Hendak ke mama kamu? ' Orang itu menjawab, Saya menginginkan saudara saya di desa ini.' Dia bertanya lagi, Apakah kamu berhutang budi kepadanya sehingga kamu sekarang ingin membalas kebaikannya?' Dia jawab, Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah Azza wa Jalla . ' Maka dia berkata, Sesungguhnya aku ini adalah utsran Allah kepadamu (untuk memberitahukan) bahwa Allah benar-benar mencintaimu, sebagaimana kamu mencintainya karenaNya. "(HR. Muslim). Dari Abu Karimah Al-Miqdad Ibnu Ma’di Karib r.a. Nabi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam beliau bersabda, ` Apabila seseorang mencintai saudaranya (seagama) maka hendaklah memheritahukan kepadanya bahwa dia mencntainya." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi/, ia mengatakan, "hadits shahih'). - pent 

Ibid, 5,6 / 301 Ibid, 5,6 / 302  Ibid, 5,6 / 309 

http://www.akhirzaman.info/

109

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Barangsiapa shalat Subuh berjama’ah kemudian duduk berdzikir kepada Allah hingga terbit matahari kemudian shalat dua raka’at, maka hal itu baginya seperti pahala satu kali haji dan umrah secara sempurna, sempurna, sempurna." (HR. Tirmidzi). Dari 'Aidz bin Qurazh, dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa shalat suatu shalat (fardhu) yang belum sempurna, maka akan ditambahkan padanya dari shalat-shalat sunnahnya hingga sempurna.” (H.R. Thabrani, Shahihul Jami , 5-6/314) Dari Abdullah bin Hubaib r.a., dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Barangsiapa pelit dengan harta untuk menginfakkannya dan dengan malam untuk memerangi beratnya maka hendaklah ia (mengobatinya dengan) dzikir suhhanallah wa bihamdihi. "(HR. Abu Nu'aim dalam Al-Ma 'rifah) 4. Qudwah (keteladanan). Sesungguhnya mendidik dengan qudwah adalah cara terbesar dalam mempengaruhi, menanamkan makna-makna keutamaan beserta amalamal di dalam jiwa peserta didik. Termasuk hikmah Allah mengutus para Rasul dari kaum mereka, hidup bersama mereka, dan dengan para Rasul mereka terwarnai dan terbentuk. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ِ ‫وقَػر َف فِي بػيوتِ ُك َّن وَال تَػبػ َّرجن تَػبػ ُّرج الْج‬ ِ َّ ‫ين‬ َّ ‫اىلِيَّ ِ ِ ْاألُولَى َوأَقِ ْم َن‬ ُ‫الزَكاةَ َوأَط ْع َن اللَّوَ َوَر ُسولَو‬ َ َ َ َْ َ َ ُُ َ ‫الص َالةَ َوآت‬ ْ َ ِ ِ ِ ‫الر ْجس أ َْىل الْبػْي‬ ‫ت َويُطَّْه َرُك ْم تَطْ ِه ًيرا‬ َ َ َ ّْ ‫ب َعن ُك ُم‬ َ ‫إِنَّ َما يُ ِري ُد اللَّوُ لُي ْذى‬ '

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihiya. "(QS Al-Ahzab 33:33). Tatkala para sahabat lambat dalam mencukur rambut (tahallul) dalam kisah Perdamaian Hudaibiyyah karena keinginan kuat untuk menyelesaikan umrah, maka Ummu Salamah, istri Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengisyaratkan kepada beliau



Ibid, 5,6 / 313 Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, `Para malaikat itu senantiasa memintakan rahmat untuk salah seorang dari kamu selama ia berada di tempat shalatnya, yang ia shalat di dalamnya, selama ia tidak berhadats. Para malaikat itu berdoa, Ya Allah ampunilah untuknya, ya Allah rahmatilah dia'. "(HR Bukhari). -Pent. 

Ibid, 5,6 / 320

http://www.akhirzaman.info/

110

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

agar mencukur rambutnya kemudian keluar menemui mereka. Rasul melakukan hal itu, dan para sahabatpun segera melakukannya. Kita betul-betul sangat membutuhkan panutan-panutan yang menampakkan buah iman, shidiq (jujur) dan yakin. Mereka harus menampakkan adab ilmu, perhiasan mu’amalah, dan akhlak yang mulia dalam penampilan, kewibawaan, ke-khusyu'an, semangat dalam kebaikan, bagusnya ibadah kepada Allah, sikap ihsan (berbuat baik) kepada makhluk, rendah hati dan jauh dari kepentingan pribadi. Kita sangat memerlukan panutan-panutan dalam pandangan mereka kepada dunia dan zuhud di dalamnya, yang hati mereka tertambat dengan Akhirat dan banyak menyebutnya, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla tentang sebagian Nabi-Nya,

ِ ‫ص ٍ ِ ِذ ْك َرى الدَّا ِر‬ ُ ‫صَن‬ ْ َ‫إِنَّا أَ ْخل‬ َ ‫اىم بِ َخال‬ "Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri Akhirat. "(QS Shaad 38:46). Kita sangat membutuhkan teladan-teladan dalam mengabdikan sikap-sikap yang jujur dan tegas, yang menyuarakan kebenaran dan mengutamakan ridha Allah di atas seluruh manusia, yang dengan lantang, terang dan keras menyuarakan kebenaran di seluruh penjuru jagat raya ini. Untuk meniupkan ruh jihad umat yang dibayang-bayangi oleh wahan (kelemahan) dan dipayungi oleh cinta dunia dan takut mati. Agar teladanteladan tersebut menyampaikan agama Allah dan menyuarakannya dengan lantang, sesuai hikmah syar’i dan tidak takut karena Allah celaan orang yang mencela. Kita sangat memerlukan teladan-teladan dalam mengisi waktu, berkorban dan memberi demi melayani agama Islam ini dalam sebuah gerakan yang terus menerus, tidak diam dan tidak istirahat. Perhatiannya adalah menyampaikan kebaikan dan kebenaran kepada yang lain dan menunjukkan jalan yang lurus kepada orang yang tersesat. Maka barangsiapa imannya benar niscaya ia tidak kenyang, tidak bosan dan tidak jera dari tugas dakwah kepada Allah, senantiasa menasihati, menolong dan menunjukkan kebaikan. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫ات واألَر‬ ِ ‫َّت لِل‬ ‫ين‬ َّ ‫ض َها‬ ُ ‫َو َسا ِر ُعواْ إِلَى َم ْغ ِف َرةٍ ّْمن َّربّْ ُك ْم َو َجن ٍَّ ِ َع ْر‬ ُ ْ َ ُ ‫الس َم َاو‬ َ ‫ْمتَّق‬ ُ ْ ‫ض أُعد‬ `Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. "(QS Ali-Imran 3:133).

ِ ‫الس َماء َو ْاأل َْر‬ ِ ‫ض َها َك َع ْر‬ ‫ض‬ َّ ‫ض‬ ُ ‫َسابُِقوا إِلَى َم ْغ ِف َرةٍ ّْمن َّربّْ ُك ْم َو َجن ٍَّ ِ َع ْر‬ http://www.akhirzaman.info/

111

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan Surga ang luasnya seluas langit dan bumi. "(QS Al-Hadid 75:21). Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang mukmin tidak akan pernah kenyang terhadap kebaikan sampai tempat berakhirnya adalah Surga." (HR. Tirmidzi dan dia berkata, "hadits hasan") . 5. Menjauhi dan mewaspadai hal-hal yang dapat mengeraskan hati, mendatangkan ghaflah (kelengahan) dan kesia-siaan, yang menjauhkan hati dari kehidupan yang serius, tegas dan penuh dengan tekad. Karena mukmin sejati tidak akan melepaskan pelana mereka kecuali di dalam Surga inya Allah. Adapun di sini, di dunia ini maka mereka menyingsingkan lengan baju, tidak lagi ada tempat bagi kesibukan dengan selain Akhirat, ridha Allah dan kemanfaatan para hamba. Kafilah mereka tidak berhenti dan upaya mereka bersambung terus dengan Tuhannya. Tidak ada ruang bagi mereka untuk banyak bicara, cerita, tertawa, waktu sia-sia, banyak berkomentar dalam majlismajlis mereka. Tidak ada pertemuan-pertemuan yang tidak berguna, tidak menguatkan iman, tidak menghidupkan hati dan tidak melindunginya dari ghaflah (kelengahan). Tidak ada kesempatan banyak keluar rumah, tamasya dan jalan-jalan yang mengeraskan hati membawa ke alam santai, jauh dari kepedulian pada persoalan kaum muslimin dan krisis-krisis yang mereka hadapi. Mereka peduli pada kemungkaran dan orang-orang yang menyimpang, karena memang menjadi kewajiban orang yang shadiq (mukmin sejati) untuk menasihati mereka, meluruskan dan membawa mereka ke jalan cahaya. Ibnul Qayyim menetapkan penyakit ukhuwwah (persaudaraan) itu ada tiga: (a) berkumpul dan bergaul lebih dari kebutuhan, (b) berkumpul karena senang dan nikmat jauh dari tujuan, (c) toleransi orang-orang yang bersaudara sebagian kepada yang lain tanpa ada saling menasehati dan pengarahan .  Sesungguhnya orang mukmin sejati tidak dibenarkan tinggal diam tanpa ada tugas yang ditunaikannya untuk agamanya, sebatas apa yang dia mampu dan sebatas apa yang dia pahami. Dengan demikian perhatian terhadap agama ini terus hidup di dalam hatinya dan tetap hidup pula gelora tanggung jawab dan keprihatinan terhadap kondisi kaum muslimin dari kebodohan dan penyimpangan. Ia merasakan bahwa dakwah, tanggung jawab dan kewajiban amar ma'ruf nahi munkar tidak hanya menjadi tugas golongan manusia tertentu saja, sementara yang lain bebas makan, minum dan tidur. Sesungguhnya masalahnya lebih besar dari ini 

Syaikh Al-Albani berkata, "Sebaliknya hadits ini dlaif (lemah)", sebagaimana saya jelaskan dalam kitab Al-Misykat 22. -pent. 

Ibnul Qayyim,Al-Fawaid:

http://www.akhirzaman.info/

112

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

semua, bahwa amar ma'ruf nahi munkar adalah fardhu kifayah. Jika belum ditangani secara cukup oleh sebagian kaum muslimin maka semuanya menanggung dosa. Apakah kemungkaran telah ditangani oleh amar ma'ruf nahi munkar dan apakah telah terobati, sehingga telah menghasiskan kemenangan bagi kebenaran dan kita dapat mengatakan bahwa kita sudah aman dari tanggung jawab di hadapan Allah?! Sesungguhnya tugas dan tanggung jawab ini sangat berat. Allah akan marah dan murka manakala kehormatan-Nya dikotori. Maka berhati-hatilah dari murka Allah dan berhati-hatilah dari perasaan sempurna yang semu dan palsu karena tipuan setan. Sungguh, ada kelompok-kelompok pemuda yang pada satu hari mereka itu adalah orang-orang yang serius, gesit, beramal dan disiplin menjaga waktu, ahli berpikir dan berkorban untuk Islam. Kemudian mereka terasuki oleh begadang, banyak jalan-jalan, menghabiskan waktu dalam perjalanan dan keliling. Mereka terkena penyakit perkawanan, sehingga persahabatan menjadi hobi dan kesenangan, jauh dari maksud perkumpulan awal yaitu memikul beban Islam. Akibatnya lemahlah iman, beratlah ibadah dan panjanglah lisan dengan gosip, ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), fitnah dan pelecehan. Bahkan sebagian dari mereka tidak menunaikan shalat berjama'ah Subuh karena terlambat tidur malam akibat begadang yang sia-sia. Lentera iman dalam hati Adam hampir padam. Akhirnya mereka kembali dengan tangan hampa. Target mereka hanyalah pertemuan, dan hiburan mereka adalah rihlah (jalanjalan), tanpa ada amal untuk Islam dan ada muhasabah (introspeksi) untuk diri mereka tentang hilangnya waktu mereka dan lalainya hati mereka dari rasa takut dan harap kepada Allah. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari kemunduran setelah kemajuan, dari lalai setelah dzikir dan kematian hati setelah kehidupannya, dari kesia-siaan setelah keseriusan dan kesungguhan. Di antara para ghafilin (orang yang lalai) yang terbesar adalah orang yang terkena penyakit ghaflah (lalai), tetapi mereka tidak merasa. Orang yang banyak keburukannya itu sedikit kebaikannya, tapi dia tetap merasa aman dan penuh dengan gelak tawa. Hasan Bashri berkata, "Sungguh mengherankan orang yang berada di antara Surga dan Neraka, tetapi ia lalai dan dalam kesia-siaan." Dikatakan bahwa keprihatinan (kerisauan) itu harus ada pada lima hal: (a) tentang ketaatan yang engkau tidak tahu apakah Allah menerimanya darimu atau tidak, (b) tentang kemaksiatan yang kamu tidak tahu apakah Allah akan mengampuninya untukmu atau tidak, (c) engkau mengetahui bahwa Allah memiliki Surga dan Neraka, engkau tidak tahu ke manakah kamu akan kembali, (d) engkau mengetahui tentang kehidupanmu yang lalu apa yang telah kamu lakukan, sedangkan kamu tidak tahu seperti apakah kehidupanmu yang tersisa, (e) engkau tidak tahu apakah Tuhanmu ridha kepadamu atau murka?!

http://www.akhirzaman.info/

113

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Perhatikanlah hari-harimu - wahai orang-orang yang diberkahi, apakah yang kamu isikan ke dalamnya? Dengan apakah kamu menghabiskannya?! Mendekatlah kepada orang-orang yang membantumu mengerjakan kebaikan, meninggalkan kemungkaran dan mencintai fakir miskin. Usahakanlah menziarahi orang yang dapat mengingatkanmu kepada Allah, membangkitkan hatimu, membuatmu menangis, mengetahui aib-aibmu, menuntunmu menaiki tangga iman, mengangkat semangat dan menolongmu berjuang dan berkorban, menunjukkanmu pada ilmu yang bermanfaat dan menambahmu rasa takut kepada Allah. Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫إِنَّ َما يَ ْخ َشى اللَّ َو ِم ْن ِعَب ِادهِ ال ُْع َل َماء‬ "

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. "(QS Faathir 35:28). Usahakan mempraktikkan setiap sunnah yang kamu dengar, melaksanakan perintah-perintah Allah, mengagungkan-Nya dan memuliakan-Nya dalam dirimu, memperbanyak dzikir dan istighfar kepada Allah. Karena kesemuanya adalah obat mujarab untuk kehidupan hati dan menghalau kerisauan dunia, mengusir malapetaka dan melonggarkan himpitannya. Itu semua manakala hati sesuai dengan lisannya, yang mengingat Allah dengan menghadirkan keagungan-Nya, yang merenungkan maknamaknanya, serta mengharapkan pahala-pahala-Nya yang agung. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ِ ِ َّ ‫و‬ ِ ‫الذاكِر‬ ِ ‫يما‬ َ ‫ات أ‬ ْ ‫َع َّد اللَّوُ ل َُهم َّم ْغف َرةً َوأ‬ ً ‫َج ًرا َعظ‬ َ ‫الذاك ِر‬ َ َ َّ ‫ين اللَّ َو َكثيراً َو‬ “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. "(QS Al-Ahzab 33:35). 6. Bersegera melaksanakan kebaikan-kebaikan; tidak lambat dari kebaikan agar tercipta perlombaan dalam kebajikan. Jika dia sakit atau musafir, maka pahalanya tetap mengalir dan jika ia sehat muqim (tidak bepergian), maka kebaikan itu akan mengantarkan kepada kebaikan lainnya menguatkannya dan menggerakkan semangatnya untuk melakukan yan lainnya. Dadanya lapang untuk menambah ketaatan dan mencari ketaatan pada setiap saat dan kesempatan. Jika dia mati dalam keadaan mengisi waktu-waktunya untuk ketaatan, maka ia akan bertemu Allah dengannya dan bila dia hidup atas dasar sesuatu maka ia akan mati di atasnya. Berbuat kebaikan setelah kebaikan adalah tanda diterima, insya Allah Dari Uqbah bin Harits r.a, dia berkata, "Saya shalat Ashar di Madinah di belakang Nabi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau mengucap salam, kemudian berdiri dengan cepat, lalu melangkah di antara pundak para jama'ah menuju ke sebagian kamar istrinya. Orang-orang sangat terkejut dengan tergesahttp://www.akhirzaman.info/

114

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

gesanya. Kemudian beliau keluar menghadap mereka, dan beliau melihat keterkejutan mereka terhadap sikap Nabi yang tergopoh-gopoh, maka beliau bersabda, `Saya ingat sesuat dari batangan emas yang ada pada kami, saya tidak suka kalau ia menahanku maka segera aku perintahkan untuk dibagi'. "(HR. Bukhari) Waspadalah dari penyakit malas, futur (patah semangat), mengikuti nafsu dan banyak santai. Malas itu menyeret seseorang meninggalkan pekerjaan, merasa berat beribadah dan beramal di jalan Allah. Kelemahan itu datang bertahap lalu dibawa oleh hawa nafsunya kepada sikap enggan pada pahala. Ia akan disertai sikap taswif (menunda-nunda) dan melihat kepada orang yang berada di bawahnya dalam kebaikan, sehingga segala kebaikan menjadi berat dan sulit. Ini adalah pertanda celaka dan sedikitnya taufiq. Betapa banyak pintu kebaikan yang dihalangi dari kita karena kemalasan dan betapa banyak kita menyia-nyiakan waktu. Betapa banyak kita kehilangan ilmu yang bermanfaat karena waktu yang terbuang. Betapa banyak shalat yang lepas dari kita. Betapa banyak kebaikan, tidak kita perhatikan sehingga kita merugi tidak mendapatkan pahalanya. Malas adalah jalan hidup orang-orang munafiq. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ِ َّ ‫وإِذَا قَامواْ إِلَى‬ ‫امواْ ُك َسالَى‬ ُ َ‫الصالَة ق‬ ُ َ `Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas." (QS An-Nisa' 4:142) . Malas adalah jalan ke Neraka. Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sendiri telah berlindung kepada Allah daripadanya: 'Wahai Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. "(HR. Muslim). Malas juga pelemah iman, bahkan ia juga perusak dunia. Orang yang malas tidak akan sukses dalam proyek-proyek dunianya. Bangsa yang terbiasa dengan sifat pengangguran adalah orang-orang yang gagal, tertindas dan bergantung pada bangsa lain, hidup di atas sisa-sisa bangsa lain, bangsa yang tidak beridentitas, yang hidup di atas meja makan para musuh dan disetir oleh mereka. Di antara manusia ada yang kehidupannya mirip dengan kehidupan hewan ternak - hingga batas tertentu- yaitu untuk makan, minum dan syahwat saja.



`

Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima nafkah-nafkah mereka melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul--Nya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. "(At-Taubah: 54).

http://www.akhirzaman.info/

115

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Adapun bila iman telah benar, maka seorang mukmin akan merasakan tanggungjawab dalam waktunya, pemberiannya, produktivitasnya, kreativitas dan pikirannya. Dia selalu mengintrospeksi dirinya, dengan apakah dia telah mengisi hariharinya? Muslim yang sadar terhadap kepentingan dunia dan Akhiratnya itulah orang yang serius, sungguh-sungguh, besar tekad dan disiplin, memperhatikan jadwal program, janji-janjinya dan kewajibannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Dia sangat menyadari bahwa umur ini pendek sekali. Apabila dia jumlah masa kanak-kanak, masa lanjut usia, waktu makan dan minum, waktu tidur dan waktu-waktu lalu yang disia-siakan dengan angan-angan, kelalaian dan permainan, alangkah meruginya. Di antara kita ada yang menghabiskan umurnya dalam kemurkaan Allah -Ya Allah, ampunan-Mu yang kumohon- Allah Azza wa Jalla berfirman mengancam orangorang kafir:

ِ ‫أَولَمُ نػُع ّْمرُكم َّما يػَت َذ َّكر فِ ِيو من تَ َذ َّكر وجاء ُكم الن‬ ‫َّذ ُير‬ َ ُ َ ُ ََ َ ْ َ ْ َ `Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?" (QS Faathir 35:37). Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Tidak akan bergeser kedua tapak kaki hamba  pada hari Kiamat, sehingga dia ditanya tentang umurnya, untuk apa dia habiskan. "(HR. Tirmidzi). `

Sesungguhnya investasi umur dan mengembangkannya hingga berbuah tidak mungkin dengan angan-angan, banyak bicara, banyak pertemuan, banyak persahabatan dan permainan-permainan. Tidak, tetapi hanya dapat diraih dengan kerja serius dan terus menerus. Amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus (kontinyu) meskipun sedikit. Sesungguhnya umur, kekuatan, semangat menuju kebaikan tidaklah diberikan kepada manusia dua kali, tetapi cukup sekali, kesempatan sekali, umur sekali, ujian sekali. Jiwa yang berkorban dan memberi adalah jiwa yang satu untuk manusia, tidak berulang dan tidak diulang. Lalu mengapa masih berangan-angan dan menundanunda, bukankah kematian cukup menjadi pengingat kita?! Ibnul Qayyim berkata dalam Qasidah Mimiyyah,



Dari tempatnya berdiri (di Mahsyar) untuk dihisab, ke Surga atau ke Neraka. -pent.

http://www.akhirzaman.info/

116

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`

Maka suguhkan tebusanmu, dirimu menebusmu, sesungguhnya jiwamu adalah harga yang harus dibayarkan ketika kamu berserah diri (masuk Islam). Jiwa yang hina tidak akan pernah mendapatkan rahmat, hamba yang malas tidak akan pernah beruntung dan mendapatkan nikmat. Demi Allah, apa udzur seseorang, sementara dia beriman dengan ini, (tetapi) dia tidak maju dan berusaha meraihnya? Akan tetapi taufiq itu ada pada Allah, Dia yang mengistimewakan siapa yang dikehendaki sebagai karunia dan Dia yang memberi nikmat." 7. Waspada dari keburukan, meskipun satu dosa saja. Sebab keburukan dapat mengurangi iman, menjadikan hati sakit, membuka pintu-pintu setan, melemahkan semangat, mengundang ghaflah (lalai). Dosa menghidupkan geliat nafsu di hati, menghalangi rizki, menyuramkan wajah, dan sebelum itu semua ia adalah maksiat kepada Allah Ar-Rahman, ketaatan kepada setan, pembuka dan pengundang dosa-dosa berikutnya. Sebagaimana kebaikan mendatangkan kebaikan sejenisnya. Dosa mengkhianati pelakunya pada saat dia sangat membutuhkan pertolongannya. Dosa adalah pertanda kehinaan dan pintu setan yang menyerang hati hamba. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ِ َّ ‫يم‬ ْ َ‫الشْيطَا ُف يَِع ُد ُك ُم الْ َف ْق َر َويَأ ُْم ُرُكم بِالْ َف ْح َشاء َواللّوُ يَِع ُد ُكم َّم ْغ ِف َرةً ّْمْنوُ َوف‬ ٌ ‫ضالً َواللّوُ َواس ٌع َعل‬ "Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia. Allah Maha Luas (karunia Nya) lagi Maha Mengetahui. "(QS Al-Baqarah 2:268). Dosa itu pembawa sial bagi hamba dan negara. Renungkan kehancuran bangsabangsa raksasa. Karena dosa-dosanya mereka hancur lebur tidak tersisa kecuali puingpuingnya saja. Setelah berkuasa kini mereka menjadi dongeng dan cerita. Ini adalah sunnatullah pada makhluk-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ‫فَ ُك ِّال أَ َخ ْذنَا بِ َذنبِ ِو فَ ِمْنػ ُهم َّمن أَرسلَْنا َعلَْي ِو ح‬ ‫الصْي َح ُِ َوِمْنػ ُهم َّم ْن َخ َس ْفَنا بِِو‬ َّ ُ‫اصًبا َوِمْنػ ُهم َّم ْن أَ َخ َذتْو‬ َ َْ ْ ِ ‫ْاألَر‬ ِ ‫اللوُ لِيظْلِمهم ول‬ ‫َكن َكانُوا أَن ُف َس ُه ْم يَظْلِ ُمو َف‬ َ ْ َ ْ ُ َ َ َّ ‫ض َومْنػ ُهم َّم ْن أَ ْغ َرقػَْنا َوَما َكا َف‬ `Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil. Di anta mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur. Di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan. Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS Al-Ankabuut 29:40).

http://www.akhirzaman.info/

117

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Perhatikanlah satu dosa yang ada di dada seorang hamba. Bagaima; jika dosa itu menumpuk, mudah dilakukan, menjadi kebiasaan masyarakat, kemudian dosa-dosa menjadi lumrah, ghaflah (lalai) membungkus hati, ancaman dan siksa Allah yang pedih dilupakan?! Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Sesungguhnya seorang hamba apabila dia melakukan satu dosa, ditulislah satu noktah hitam di hatinya. Apabila ia mencabutnya, beristighfar dan bertaubat ma ka hatinya kembali bersinar. Jika kembali berbuat dosa maka ditambahkanlah noktah hitam hingga menguasai hatinya. Itulah `ran' (menutup) yang disebut oleh Allah Azza wa Jalla dalam firman-Nya:

‫مما َكانُوا يَ ْك ِسبُو َف‬ َّ ‫َك َّال بَ ْل َرا َف َعلَى قُػلُوبِِه‬ "

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutrp hati mereka" (QS Al-Muthaffifiin 83:14) (HR. Ahmad dan Tirmidzi 2/78). Ibnul Qayyim berkata, "Sesungguhnya ketaatan itu adalah benteng Allah yang terbesar. Siapa yang memasukinya maka ia aman dari siksa dunia dan Akhirat. Dan siapa yang keluar daripadanya maka dia dikepung oleh ketakutan dari segala penjuru. Barangsiapa taat kepada Allah, maka ketakutan-ketakutan itu baginya akan menjadi aman. Barangsiapa bermaksiat kepada Allah maka keamanannya berubah menjadi ketakutan. Maka engkau tidak menjumpai orang yang maksiat, kecuali hatinya seolah-olah berada di antara dua sayap burung. Bila angin menggerakkan pintu dia berkata, "Telah datang tuntutan." Jika mendengar langkah kaki, dia takut kalau itu adalah pemberi kabar kematian. Barangsiapa takut kepada Allah maka Allah mengamankannya dari segala sesuatu. Barangsiapa tidak takut kepada Allah maka Allah membuatnya takut dari segala sesuatu." 8. Ibadah rahasia antara hamba dan Tuhannya. Apabila ia menyembunyikan ibadah dari pandangan manusia dan menghadapkan segenap hatinya kepada Tuhannya, maka bertambahlah imannya dan tercapailah kelezatan dan kenikmatan ibadah. Apabila ia melestarikannya dan mempertahankannya, berusaha untuk memantapkannya di hatinya, karena pada mulanya terasa sangat berat, akan tetapi dengan tekad, kesabaran dan kesadaran tentang pahala dan kesungguhan maka ia akan merasakan nikmat, tenang dan tentram dengan ibadah tersebut. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ِ ِ ‫اى ُدوا فِ َينا لََنػ ْه ِديػنػَّهم سبػ َلَنا وإِ َّف اللَّ َو لَمع ال‬ ‫ين‬ َ ‫ين َج‬ َ ‫ْم ْحسن‬ ُ ََ َ ُُ ْ ُ َ َ ‫َوالَّذ‬ 

Ibnul Qayyim, Al-Jawabul Kafi, h1m. 115. Dalam lembaran-lembaran kitab ini anda dapat membaca dampak-dampak dosa dan maksiat yang sangat menakjubkan.

http://www.akhirzaman.info/

118

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. "(QS Al-Ankabuut 29:69).

‫ادتِ ِو‬ َ ‫اصطَبِ ْر لِ ِعَب‬ ْ ‫فَا ْعبُ ْدهُ َو‬ `Maka sembalah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. "(QS Maryam 19:65). Ibadah yang dimaksud bukanlah hanya shalat, akan tetapi maksudnya adalah setiap ketaatan yang digunakan hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla. Para Salaf terdahulu menganjurkan agar setiap orang memiliki simpanan khusus antara dia dan Tuhannya, yang tidak diketahui oleh siapapun. Mereka berkata, "Di antara tanda orang yang ikhlas adalah usahanya yang keras agar orang lain tidak mengetahui butiran-butiran debu dari amalnya." Dikecualikan dari hal itu adalah apa yang wajib ditampakkan dan dilakukan bersama-sama dengan saudaranya yang lain. Seperti haji, shalat berjama'ah, dan segala amalan yang ditampakkan oleh orang yang ikhlas agar menjadi contoh bagi yang lain dengan tujuan menghidupkan sunnah. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫الَّ ِذ‬ ِ ً ‫َّها ِر ِس ِّرا َو َعالَنَِي‬ َ ‫ين يُنف ُقو َف أ َْم َوال َُهم بِاللَّْي ِل َوالنػ‬ َ "Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan. "(QS Al-Baqarah 2:274). Kabar berita tentang orang-orang mukhlis yang menyembunyikan amalnya sangat banyak. Mereka adalah orang-orang yang merasa cukup dilihat Allah, sehingga mereka menyembunyikan amal mereka dari pandangan manusia. Ibnul Jauzi berkata, "Alangkah sedikitnya orang yang beramal secara murni hanya karena Allah. Karena kebanyakan manusia menyukai tampaknya ibadah-ibadah mereka." Imam Ahmad berwasiat kepada putranya dengan mengatakan, "Hai putraku niatkanlah kebaikan, karena kamu selalu dalam kebaikan selama kamu berniat baik." Hamdun Al-Qashshar ditanya, "Mengapa ucapan Salaf lebih berrnanfaat dari ucapan kita? Dia menjawab, `Karena mereka berbicara untuk kemuliaan Islam, keselamatan jiwa dan ridha Allah Yang Maha Rahman. Sedangkan kita berbicara untuk kemuliaan diri sendiri, mencari dunia dan ridha manusia."

http://www.akhirzaman.info/

119

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Hasan Basri berkata, "Sungguh ada orang yang duduk di majlis, lalu keluarlah air matanya, maka iapun menahannya dan apabila ia khawatir air matanya tetap keluar, maka ia berdiri (pergi dari majlis itu)." Sekelompok orang dari penduduk Madinah tidak mengetahui dari mana makanan mereka selama ini. Tatkala Ali bin Husen (Zainal Abidin) meninggal, mereka tidak mendapatkan makanan yang biasa mereka temukan di malam hari. Mereka mendapati bekas memanggul di punggung Ali Zainal Abidin, karena setiap malam ia memanggul makanan ke rumah-rumah orang-orang janda. Abdullah bin Al-Mubarak dalam pertempuran di jalan Allah selalu memakai kain penutup wajah, sehingga Imam Ahmad berkata tentang Imam bin Al-Mubarak, "Allah tidak mengangkat derajat Ibnul Mubarak kecuali karena simpanan amal yang dia sembunyikan." Muhammad bin Wasi' berkata, "Ada orang yang menangis (karena Allah) selama 20 tahun, sementara istrinya yang bersamanya tidak mengetahuinya." Imam Syafi'i berkata, "Aku ingin manusia belajar dariku dan tidak menyandarkan apapun daripadanya kepadaku." Ayub As-Sakhtiyani berkata, "Demi Allah, seorang hamba tidak bersikap jujur, kecuali dia senang bila tidak diketahui tempatnya." Allahlah tempat kita memohon. Bagaimana bila kita bandingkan dengan orangorang yang tidak merasa senang kecuali bila manusia mengetahui ilmu, amal dan sedekahnya dan mereka memujinya?! Umar bin Khathab berkata, "Barangsiapa ikhlas niatnya dalam kebenaran, meskipun atas dirinya sendiri maka Allah mencukupinya apa yang ada di antara dia dan manusia. Barangsiapa berhias dengan apa yang tidak ada padanya maka Allah akan memburukkannya. Demikianlah, orang-orang yang mukhlis itu menyembunyikan amal mereka karena Allah, dan Allahpun menghiasi mereka dengannya. Pengaruh amal-amal itu tampak pada wajah-wajah mereka yang jujur. Allah memperlihatkan amal mereka kepada manusia, sehingga manusia mengetahuinya dan Allah memperbaiki keadaan mereka. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِْ ‫ب فِي قُػلُوبِِه ُم‬ ‫وح ّْمْن ُو‬ ٍ ‫يما َف َوأَيَّ َد ُىم بُِر‬ َ ِ‫أ ُْولَئ‬ َ ‫ال‬ َ ‫ك َكَت‬ 

Atsar-atsar ini diambil dari kitab Ma’alim Fis Suluk Wa tazkiyatin Nafus karya Abdul Aziz Al-Abdul Lathif.

http://www.akhirzaman.info/

120

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya (QS AlMujaadilah 58:22). Allah mencukupi mereka dari manusia karena Allah bersama para wali-wali-Nya menjaga, menolong dan menyucikan hati mereka. Apabila mereka kembali kepadaNya, maka Dia meridhai, menyayangi dan mendekatkan mereka dalam negeri kemuliaan-Nya. Ibnul Qayyim berkata, "Tidak mungkin bersatu ikhlas di dalam hati dengan cinta pujian dan keinginan pada harta yang ada di tangan manusia. kecuali seperti bertemunya air dengan api, dhab (binatang melata di padang pasir) dengan ikan (yang ada di laut)." 9. Memperkuat sisi ketakutannya kepada Allah. Sesungguhnya takut kepada Allah bisa menghidupkan hati, menundukkan nafsu dan mengarahkannya, mematahkan dominasi nafsu yang senang ujub (bangga diri) dan menjadikan hamba zuhud (enggan dunia) dalam amalnya. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya aku adalah orang yang paling mengetahui tentang Allah dan paling takut kepada Nya. " Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian sedikit tertawa dan banyak menangis, niscaya kalian tidak akan menikmati istri-istri kalian di atas ranjang, dan pasti kalian keluar ke tanah lapang beristighatsah (meminta pertolongan dengan merendahkan diri) kepada Allah. "(HR. Ahmad dan Tirmidzi, hadits hasan) . Abu Hafsh berkata, "Khauf adalah cambuk Allah yang digunakan untuk meluruskan orang-orang yang lari dari pintu-Nya. Segala sesuatu apabila kamu takuti, maka kamu lari daripadanya, kecuali Allah. Bila kamu takut pada-Nya maka kamu lari mendekat kepada-Nya." 

Al-Fawaid, hlm. 149



Dari Anas r.a. dia berkata, `Rasulullah berkhutbah kepada kami dengan satu khutbah yang belum kami dengar sama sekali sebelumnya, beliau berkata, Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kamu akan sedikit tertawa dan hanyak menangis. ' Maka para sahabat Rasulullah menutupi wajah mereka dan (terdengar) suara tangis mereka." (HR. Bukhari - Musliun). Dalam satu riwayat, "Telah sampai kepada Rasulullah satu berita tentang sahabatnya, maka beliau berkhutbah, `Telah ditampakkan Surga dan Neraka di hadapanku, maka aku tidak pernah melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Dan seandainya kalian mangetahui apa yang aku ketahui tentu kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. 'Maka tidak ada satu hari yang dilalui para sahabat Rasulullah yang lehih berat danpada hari itu, mereka menutupi wajah-wajah mereka dan mereka menangis. " -Pent

http://www.akhirzaman.info/

121

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Ibrahim bin Sufyan berkata, "Apabila rasa takut telah menetap di hati, maka ia membakar tempat-tempat syahwat yang ada di hati dan mengusir dunia dari hati. Khauf (takut) tidak dimaksudkan untuk takut itu sendiri, akan tetapi dimaksudkan untuk yang lainnya. Ahli Surga akan dijauhkan dari rasa takut." Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫ؼ َع َلْي ِه ْم َوالَ ُى ْم يَ ْح َزنُو َف‬ ٌ ‫الَ َخ ْو‬ `Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS Yunus 10:62). Khauf (takut) yang terpuji adalah rasa takut yang dapat menghalangi manusia dari yang diharamkan Allah. Khauf kepada Allah adalah tanda sehatnya iman. Ia akan hilang bila digeser oleh tanda lemahnya iman. Hati dalam perjalanannya menuju Allah bagaikan seekor burung. Mahabi (cinta) adalah kepalanya, khauf dan raja' (harap) adalah kedua sayapnya manakala kepala dan kedua sayap utuh maka burung itu dapat terbang dengan sangat bagus . Kewajibannya adalah menyeimbangkan antara khauf dan raja' agar yang satu tidak mengalahkan yang lain. Apabila khauf yang menang maka berputus asa dari rahmat Allah. Apabila raja 'yang menang, maka ia merasa aman dari adzab Allah. Dikatakan, "Pada waktu sehat, rasa khauf dimenangkan dan pada waktu sakit rasa raja' diutamakan." Syaikh Muhammad bin Utsaimin mengunggulkan, "Apabila melihat kepada amalnya, ia harus memenangkan rasa khauf dan apabila melihat kepada rahmat Allah ia memenangkan rasa raja'." kemudian Thawus bin Kisan berkata, "Sungguh, ingat Jahannam telah menerbangkan tidurnya para abid (orang yang tekun beribadah)."  Allah tempat memohon. Apakah ingat Jahannam membuat kita takut dan mengusir rasa kantuk dari diri kita?! Sesungguhnya orang yang memperhatikan keadaan mayoritas kita akan melihat bahwa kita ini hidup seperti orang yang aman, tenang, tentram dan santai. Merasa cukup dengan berhias di hadapan manusia dan cukup dengan penilaian mereka bahwa dia termasuk orang yang istiqamah. Dia tidak lagi merasa perlu melihat kepada hatinya, cintanya pada Allah, khaufdan raja '-nya. 10. Menundukkan pandangan. Ini adalah termasuk sebab terbesar untuk menjaga hati - dengan ijin Allah - dari ketergantungan kepada rupa wanita yang cantik dan anak remaja yang tampan. Dengan demikian, ia akan selamat dari penyakit



Tahdzib Madarijus Salikin, tentang Manz ilatul Khauf (kedudukan takut kepada Allah). Shifatush Shafwah

http://www.akhirzaman.info/

122

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

penyakit syahwat, hatinya senantiasa sehat, imannya dapat-merasakan manisnya ketaatan, karena hatinya tertambat kepada Tuhannya. Inilah Yusuf tatkala menahan diri dari perbuatan keji dan maksiat, Allah melindunginya, menyingkirkan keburukan dan perbuatan keji dari dirinya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ِ ِ ِ ِ ‫ين‬ َ ‫ص ِر‬ ُّ ُ‫ؼ َعْنو‬ ْ ‫لَن‬ َ ‫ْم ْخلَص‬ ُ ‫وء َوالْ َف ْح َشاء إِنَّوُ م ْن عَبادنَا ال‬ َ ‫الس‬ Agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. "(QS Yusuf 12:24). Adapun kasus orang yang membiarkan pandangan dan mentaati nafsunya dengan melepaskan pandangan mata ke sana kemari; satu kali pandangan diikuti dengan pandangan yang lain, maka sesungguhnya nafsu menginginkan syahwat pandangan mata untuk merasakan nikmat dan hati sangat menyukai pemandanganpemandangan yang indah. Akan tetapi ia adalah kejahatan yang panjang dan penyakit yang sangat berbahaya. Karena ia menawan hati, bergantung dan merasa pedih, ada cinta, asmara dan tergila-gila. Kemudian jangan anda tanyakan tentang hubungannya dengan ibadah, Al-Qur'an, ke-khusyu'-an, bersinarnya wajah dan bersihnya hati. Manakala suatu hari kamu melepas pandanganmu sebagai pemimpin bagi hatimu, maka pemandangan-pemandangan itu akan melelahkanmu. Kamu melihat sesuatu, yang tidak seluruhnya kamu mampu terhadapnya dan yang tidak dari sebagiannya kamu bisa menahan diri. Penyakit ini tidak hanya untuk orang-orang fasiq dan ahli maksiat tetapi dapat menjadi penyakit bagi orang-orang yang bermuamalah di pasar, wanita atau yang bergaul dengan pemuda-pemuda tampan di sekolah-sekolah. Maka waspadalah dan berhati-hatilah. Terkadang pemilik penyakit ini tidak merasa dengan cobaannya sehingga ia terus melakukan memuaskan pandangan mata untuk mendapat kenikmatan nafsu, lalu dia berdalih bahwa ini adalah kondisi pekerjaannya, atau sekedar melihat tidaklah mempengaruhinya, atau sudah menjadi biasa. Jawaban dari semua ini adalah ucapan Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada Ali r.a. “Hai Ali, janganlah satu pandangan kamu ikuti dengan pandangan yang lain, sebab bagimu adalah pandangan pertama dan bukan milikmu pandangan berikutnya. 



HR. Tirrnidzi dari hadits Syuraik, dia berkata, "Gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits ini. (Tafsir Ibnu Katsir, 5/86)

http://www.akhirzaman.info/

123

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Orang yang keadaannya demikian dapat dikatakan, "Sesungguhnya hatimu rusak, imanmu berkurang, ibadahmu kehilangan nyawanya, tapi kamu tidak merasa. Kamu harus menutup keburukan ini dengan berbuat banyak kebajikan. Pengaruh dan dampak buruknya yang pertama adalah kamu tidak merasakan dosa. Ini adalah musibah tersendiri selain musibah dosa pandangan yang haram." Syaikh Muhammad Utsaimin berkata, "Yang benar adalah menyentuh pemuda tampan sama dengan menyentuh seorang wanita maka sebagian ulama mengatakan, `Sesungguhnya memandang kepada pemuda tampan adalah haram seperti memandang kepada wanita secara mutlak. Karena itu, wajib bagi kamu untuk menahan pandanganmu'." Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Tidak boleh berdua-duaan dengan pemuda tampan, meskipun dengan alasan mengajar, karena setan itu berjalan pada aliran darah manusia." Syaikh Abdurrahman bin Qasim berkata, "Mencari nikmat dengan menyentuhnya (pemuda tampan) adalah haram berdasarkan ijma' kaum muslimin, begitu pula memandangnya dengan syahwat." 11. Doa. Ia adalah senjata orang mukmin yang tajam, benteng yang kokoh dan tempat berlindungnya orang-orang yang bingung dan terkena musibah. Kepada-Nya mereka berhambur dan dengan-Nya mereka berlindung. Doa adalah ibadah yang paling agung, bahkan termasuk yang paling agung. Sebab dengannya seorang hamba menghadap kepada Tuhannya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫اؿ ربُّ ُكم ا ْد ُعونِي أ‬ ‫ب لَ ُك ْم‬ ْ ْ ‫َسَتج‬ ُ َ َ َ‫َوق‬ `Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscqya akan Kuperkenankan bagimu. "(QS Ghafir 40:60). Orang yang berdoa dengan. jujur dia berkomunikasi dengan Tuhannya dan memutuskan hubungan dengan makhluk-Nya. Hatinya tidak melirik kepada makhluk karena mereka tidak memiliki manfaat dan madharat, tidak dapat mematikan, menghidupkan dan membangkitkan. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Doa itu adalah ibadah." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dan dia berkata, hadits hasan shahih). Umar berkata, "Sesungguhnya aku tidak memikul kerisauan terkabulnya doa. Akan tetapi, aku memikul beban kerisauan doa. Karena kalau aku telah diilhami doa, maka pengabulan doa ada bersamanya."  

Asy-Syarhu1 Mumti', 1/243 HayiyaturRaudhatul Murbi , jilid satu bab pembatal wudhu.

http://www.akhirzaman.info/

124

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Apabila seorang hamba telah terfokus pada doa secara jujur, tunduk kepada-Nya, berlindung kepada-Nya, maka ini adalah tanda sehatnya iman dan hidupnya hati. Seorang hamba tidak akan dikecewakan dan tidak akan merugi setelah doanya, apabila ia telah merealisasikan syarat-syarat doa dan menghindari pantangan-pantangannya. Karena ijabah (terkabulnya) adalah dijamin. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫َّاع إِذَا َد َع‬ ِ ‫َك ِعب ِادي َعنّْي فَِإنّْي قَ ِر‬ ‫اف فَػلَْي ْسَت ِجيبُواْ لِي َولْيُػ ْؤِمنُواْ بِي‬ ِ ‫يب َد ْع َوةَ الد‬ َ َ ‫َوإِذَا َسأَل‬ ٌ ُ ‫يب أُج‬ ‫ل ََعلَّ ُه ْم يَػ ْر ُش ُدو َف‬ `Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al-Baqarah 2:186). Ibnul Qayyim berkata, "Bila tergabung ke dalam doa hadirnya hati, dan segenap kesadarannya tertuju pada yang diminta, bertepatan dengan salah satu dari enam waktu ijabah dan sepertiga malam terakhir; ketika adzan, antara adzan dan iqamah, setelah shalat-shalat fardhu, ketika naiknya imam di mimbar pada hari Jum'at hingga selesainya shalat dan saat terakhir dari waktu Ashar pada hari itu; dan bertepatan dengan adanya kekhusyu'an di dalam hati, kerendahan diri dan hati di hadapan Tuhannya, menghadap kiblat, dalam keadaan suci, mengangkat kedua tangannya, dimulai dengan tahmid dan memuji-muji Allah kemudian bershalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shallalahu ’Alaihi wa Sallam, sebelum berdoa dia bertaubat dan beristighfar, baru kemudian masuk menemui Allah dan memaksa dalam permohonannya, manja kepada-Nya, meminta-Nya dengan penuh rasa cinta, takut dan harap, ber-tawassul dengan nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya dan tauhid-Nya, dan sebelum berdoa dia bersedekah. Maka doa seperti ini hampir tidak ditolak selamanya. Apalagi bila bertepatan dengan doa-doa yang dikabarkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai doa-doa yang mustajab dan mengandung nama Allah yang terbesar.” Akhirnya setiap ketaatan adalah menambah iman, bila disertai dengan ikhlas dan benar. Di antara sarana tarbiyah imaniyah lainnya adalah teman yang baik, ziarah kubur, menulis hal yang manfaat, membaca kitab (buku-buku) yang berguna yang berbicara tentang amal-amal hati; yang paling tinggi dan paling mulia adalah Al-Qur'anul Karim, As-Sunnah Al-Muhammadiyyah, kitab para imam Salaf, seperti kitab Madarijus Salikin, Ighatsatul Lahfan dan Al-Fawaid karya Ibnul Qayyim, At-Tuhfatul Iraqiyyah, karya 

A-Jawabul Kafi, hlm. 24

http://www.akhirzaman.info/

125

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Mukhtashar Minhajul Qashidin, karya Ibnu Qudamah AlMaqdisi, Al-Jawahul Kafi' Liman Saala ’Anid Dawa’isy Syafi karya Ibnul Qayyim, dll. Begitu pula mempelajari dan merenungkan sejarah para sahabat, tabiin dan para pengikut setia mereka hingga hari Kiamat nanti. Mempelajari sikap dan akhlak mereka mengenai shidq, ikhlas, infaq, pengorbanan mereka dalam ilmu dakwah dan jihad mereka dan dalam bagusnya ibadah mereka. PENUTUP Segala puji bagi Allah, Maha Pemberi petunjuk ke jalan yang lurus dan penuntun siapa yang Dia kehendaki ke jalan-Nya yang lurus. Setelah lama berjalan-jalan di taman iman, mengelilingi bunga dan buah iman yang indah dan mempesona, maka sesungguhnya hidup di taman tersebut dapat menghidupkan hati dan mengangkat semangat untuk hidup dengan kehidupan lain. Tidak sama dengan manusia kebanyakan yang akrab dengan alam materi dan saranasarana fisik belaka, dan perhiasan dunia yang murah dan fana dan yang diminati nafsu dan dikejar-kejarnya. Kebahagiaan orang beriman adalah dengan imannya dan munajatnya kepada Tuhannya, mencari kelezatan dengan menyebut nama-Nya dengan beramal sesuai dengan keridhaan-Nya dan berjihad di jalan-Nya. Mereka telah berpaling dari bendabenda dunia yang akan sirna, dibuang di belakang punggung mereka. Mereka tidak mengangkat kepala, karenanya dan tidak melirik kepadanya, karena mereka sangat mengetahui hakikat dunia ini sebagai negeri godaan, cobaan, kotoran, kehinaan, penyakit dan kehancuran. Dengan demikian mereka memandangnya kecil dan urusannya adalah ringan, harta dan kekayaannya adalah tidak berharga dan mereka tidak susah karena melesetnya rizki duniawi. Sebab, mereka telah menjadikan harapannya kepada Tuhannya sebagai ganti dari semua dunia yang luput darinya. Akhirat sangat besar dalam jiwa mereka dan menguasai seluruh perhatian mereka, sehingga mereka menjadikan semua usaha dan upaya semata-mata untuk mencapai Akhirat. Mereka bergegas ke sana dengan menyingsingkan lengan, serius, tegas, disiplin, mengerahkan segala yang mereka miliki dan yang mereka mampu. Mereka ingin mencapai keuntungan besar dan ridha ArRahman di dalam negeri abadi. Mereka memanfaatkan usia yang pendek untuk meraup gudang yang kenikmatannya tidak berakhir selama-lamanya. Dari sini, berbedalah dua kehidupan antara orang yang menghadap kepada dunia, menginginkan dan mengharapkannya dan antara orang yang membelakanginya karena menginginkan wajah Allah dan Akhirat. Maka berubahlah sarana-sarana dan perhatian seiring dengan berubahnya tujuan dan sasaran.

http://www.akhirzaman.info/

126

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Sesungguhnya orang yang benar imannya merasa ridha dan bahagia dengan taat kepada Allah dan melihat orang-orang yang taat berjuang keras dalam ridha-Nya. Dia merasa sedih dan gelisah tatkala melihat tersebarnya kerusakan dan giatnya orangorang fasiq dalam kemungkaran mereka. Karenanya dia berjuang keras untuk mengingkari kejahatan yang merusak dan membinasakan, yang semuanya tidak akan tersebar kecuali karena kelalaian ahli haq dan kesembronoan mereka. Wahai orang yang memiliki iman! Bila kamu tidak mendapatkan rasa cemburu di hatimu, tidak terbakar ketika larangan-larangan Allah dilanggar dan kehormatan dinodai dan ketika ahli maksiat berpesta-pora dengan kemungkaran dan bila hal ini tidak membuatmu resah dan gelisah, maka periksalah imanmu! Karena ada kerusakan yang tersembunyi, mati rasa terhadap tanggung jawab dan besarnya amanah. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya manusia, apabila mereka melihat orang zhalim kemudian mereka tidak mencegahnya (dari kezhaliman) hampir saja Allah menimpakan pada mereka siksaan yang merata dari-Nya.'' (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa'i dengan sanad shahih). Sesungguhnya kita berada di negeri pertarungan dan pergulatan bersama nafsu dan amarah yang menginginkan syahwat, yang condong kepada kehidupan santai dan istirahat. Sesungguhnya orang yang menjaga nilainya di mata manusia dengan anggapan dia tidak ingin menghadapi seseorang dengan sesuatu yang tidak mereka sukai, tidak mau mengusik kemungkaran dan takut dicemooh dan dihina, maka dia berusaha untuk tetap dimuliakan dan dihormati, disiapkan untuknya majlis-majlis. Sesungguhnya orang yang memiliki pemahaman dan persepsi ini perlu memeriksa kembali imannya. Karena iman yang benar akan mendorong pemiliknya dengan kuat agar mengutamakan ridha Allah di atas segala ridha, sehingga ia tidak berbasa-basi dan berpura-pura di hadapan manusia dengan merugikan agamanya. Bahkan orang yang benar dalam imannya pasti mendapatkan dari sebagian orang cacian, makian dan umpatan, cemoohan atau tuduhan, meskipun dia tidak mencari hal ini. Tetapi inilah hasil akhir yang pasti bagi orang yang menghadapi manusia dengan ajaran yang benar, karena kebanyakan manusia tidak menyukai kebenaran bila bersebrangan dengan keinginan nafsu mereka. Sesungguhnya fenomena lemah iman adalah penyakit yang membahayakan bagi semua lapisan masyarakat. Pengaruh buruknya kelihatan hingga pada thalibul ilmi 

Mencegahnya dari berhuat zhalim dengan tangan atau lisan atau dengan hati. Siksaan umum itu mengenai orang yang zhalim karena kezhalimannya dan mangenai yang lain karma mendiamkannya, padahal mampu mencegahnya jika mau.Pent.

http://www.akhirzaman.info/

127

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

(penuntut ilmu) dan para da'i. Yaitu lemahnya penampakan identitas dan ibadah, munculnya hasad (dengki), malas, kerendahan dan berpaling dan kerisauan dakwah dan jeritan masyarakat. Dia beralih pada kesibukan duniawi, syahwat dan kesempurnaan kebutuhan materi dan menghias-hias hal tersebut, sehingga hal itu menjadi alasan kesibukan orang-orang yang sibuk. Alangkah perlunya umat pada saat ini - karena faktor ghaflah (lalai) dan Jahl (bodoh) - kepada pengajaran dan pengarahan untuk orang umum dan orang khusus. Sungguh, kebanyakan manusia telah diserang oleh syahwat dan dikalahkan oleh maksiat. Setan telah menghias-hiasi perbuatan mereka ini hingga melupakan Akhirat dan tempat kembali mereka. Setan telah menyibukkan mereka dengan dunia mereka, melupakan agama mereka, sibuk dengan apa yang disukai oleh nafsu, lupa dari kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka menerobos maksiat-maksiat dan menunggui permainan-permainan, sementara itu shalat ditelantarkan dan diremehkan. Akhirnya sangatlah mudah orang melakukan dosa-dosa besar dan meninggalkan kewajiban-kewajiban dengan cara terang-terangan tanpa beban, tanpa malu karena lemahnya khauf (takut) kepada Allah dan minimnya orang yang mengingatkan. Tidak akan baik akhir umat ini kecuali dengan agama yang telah membuat baik para pendahulunya, yaitu kembali kepada Allah, khauf dan raja' kepada-Nya. Yaitu dengan memperbaharui iman, menanam dan menyiraminya lalu merawatnya hingga tumbuh, berdaun dan berbuah, sehingga pengaruhnya tampak pada hati, wajah dan seluruh anggota tubuh. Pengaruhnya tampak pada hakikat ubudiyyah, sumber rujukan Al-Qur'an dan Sunnah tidak dikeruhkan oleh kotoran syirik, bid'ah, hawa nafsu dan dosa-dosa. Al-Qur'an adalah petunjuk, obat, cahaya, penjelasan dan penawar setiap racun juga pemulih setiap luka, baik yang di dalam hati maupun yang di luar yaitu hubungannya dengan manusia. Al-Qur'an adalah makanan bagi jiwa, kesembuhan bagi dada dan pemakmur dunia dan Akhirat. Di dalam hadits Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, 'Aku mohon kepada-Mu agar Engkau menjadikan Al-Qur'an sebagai taman hatiku dan cahaya dadaku." Al-Qur'an adalah kehidupan dan petunjuk pada setiap kebaikan. Ya Allah, Tuhannya Jibril, Mikail dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, Yang Mengetahui alam ghaib dan alam nyata, Engkau yang memutuskan perkara di antara para hamba-Mu tentang apa yang mereka persellsihkan. Tunjukkanlah kami dalam hal yang mereka berselisih pada kebenaran dengan ijin-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Memberi petunjuk orang yang Engkau kehendaki kejalan yang lurus.

http://www.akhirzaman.info/

128

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Demikianlah, saya memohon kepada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, Maha Hidup lagi Mengurusi alam semesta, Maha Agung lagi Mulia, Pencipta langit dan bumi, Maha Pengasih, Penyayang dan Pemberi balasan, agar Dia mencurahkan rahmatNya kepada kami, orang tua kami, anak keturunan kami dan seluruh kaum mukminin. Agar memperbaiki kondisi umat Islam, menghidupkan iman di hati mereka, menyinari pandangan kita, menjadikan amal dan ucapan kita ikhlas karena wajah-Nya Yang Mulia. Agar mewafatkan kita di atas dasar iman dan Dia ridha kepada kita. Agar Dia menganugerahi kita ilmu yang bermanfaat, amal yang shalih, pengajaran yang murni, taubat yang sejati dan pahala yang terus mengalir dalam kehidupan setelah kematian dan saya memohon agar kita ditutup dengan husnul khatimah. Akhir doa kami adalah Alhamdulillahi rabbil ’Alamin, semoga shalawat dan salam serta keberkahan dicurahkan kepada hamba dan Rasul-Nya Muhammad Shallalahu ’Alaihi wa Sallam, beserta orang-orang yang berjalan di atas manhaj-nya hingga hari Kiamat tiba. Aamiin.

Judul Asli Idza Shahhal Iman Penulis Abdullah bin Fahd As-Sallum Edisi Indonesia Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Penerjemah Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag. Muraja'ah Abu Okasha Ainul Haris, MA Abu Athiyah Nurul Mukhlisin, MA Penerbit La Raiba Bima Amanta (eLBA) Ruko Galaxi Bumi Permai G.6-16 Jl. Arif Rahman Hakim No. 20-36 Surabaya Cetakan Pertama, Dzulqa'dah 1425/Januari 2005 Dilarang memperbanyak isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit All right Reserved Hak Terjemahan Dilindungi Undang-undang

http://www.akhirzaman.info/

129

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar

Abdullah bin Fahd As-Sallum

Didistribusikan oleh CV. Fitrah Mandiri Sejahtera Jl. Raya Medokan Semampir No. 5 Surabaya 60119 Telp. (031) 70595271 Faks. (031) 5990122 E-mail: [email protected] Dibaca dan dikoreksi kembali oleh: Center of Arabic Translation And Islamic Science Surabaya - Indonesia

"Bilamana pemilik Hak Cipta berkeberatan dengan digunakan bahan-bahan miliknya, silahkan menghubungi kami dan dalam kesempatan pertama, insya-Allah kami akan segera menarik kembali.” ([email protected] )

Semoga Bermanfaat

http://www.akhirzaman.info/

130

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF