Daftar Bahaya Dan Penanganan Risiko manajemen laboratorium

March 1, 2018 | Author: Teodorus Yossie | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

manlab...

Description

Tugas Praktikum Manajeman Laboratorium Mutu Pangan

Hari/tanggal : Sabtu/ 1 Maret 2014 Dosen : Ir. Bogy Purbojo

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO Kelompok : 10/AP1 Riska Dwi Nanda

J3E112050

Risa Aldila Maulidina

J3E212133

Teodorus Yossie

J3E412143

Program Keahlian Supervisor Jaminan Mutu Pangan Program Diploma Institut Pertanian Bogor 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan perlindungan tenaga kerja dari segala aspek yang berpotensi membahayakan dan sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja, dan karakteristik pekerja serta orang yang berada di sekelilingnya. Tujuannya agar tenaga kerja mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi sehingga menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. (Anonim 2009) Laboratorium adalah salah satu tempat kerja yang banyak mengandung risiko keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Bahaya – bahaya yang biasa menimbulkan kerugian itu harus dicegah atau dikendalikan. Pengendalian bahaya dimulai dengan melakukan identifikasi bahaya, hasil dari identifikasi bahaya merupakan bahan masukan untuk mengetahui dan menilai risiko bahaya tersebut kemudian tindakan selanjutnya adalah pengelolaan risiko yaitu dengan memilih alternatif yang mungkin dapat diambil, antara lain penggantian bahan atau proses, mendesaian ulang peralatan sampai penggunaan peralatan perlindungan diri. (Anonim 2009) Bahaya yang ada oleh karena unsafe act dan unsafe condition dilakukan identifikasi tidak hanya agar kecelakaan tidak terulang lagi, tetapi masih ada faktor – faktor yang mempunyai kontribusi terhadap terjadinya kecelakaan tersebut. Adanya penyelidikan tembahan agar menjadi evaluasi sehingga dihasilkan langkah koreksi yuang lebih sempurna dan tepat. Bahkan hamper celaka (near miss incident) harus dibuat dan didukung data yang lengkap, agar menjadi perbaikan di kemudian hari. (Anonim 2011)

1.2 Tujuan Mengidentifikasi bahaya yang terjadi di laboratorium mikrobiologi serta menilai resiko bahaya kemudian dilakukan pengendalian bahaya tersebut.

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Hasil No. 1.

Kegiatan

Bahaya

Resiko

Persiapan Alat-alat

Terjatuh

Luka

praktikum

akibat

tersayat

Penilaian resiko Kemungkinan

Konsekuensi

Mungkin terjadi

Luka

Pengendalian yang diperlukan

R=P x S medium



sebagian

Menggunakan sepatu lab yang tertutup

permukaan

(APD) 

alat licin

menggunakan sarung tangan dalam mempersiapkan alat (APD)

Tersenggol

pecah

Mungkin terjadi

Fatal

High



letakkan alat di bagian tengah meja.



Membuat jarak antar meja yang cukup luas

Meledak

Luka bakar

Mungkin terjadi

Fatal

High



Mengatur suhu

media cair

pemanasan sesuai

karena suhu

dengan prosedur 

tinggi

Mengontrol suhu pemanasan

2.

Pembuatan media

Iritasi kulit

Luka bakar

karena

ringan

Mungkin terjadi

Bisa obati

Low



Menggunakan sarung tangan anti panas

tumpahnya

dalam membuat

media cair

media (APD)

yang panas

Rusaknya alat Kerusakan timbangan

Jarang sekali

Kritikal

Low



Sedia p3k



Mengikuti SOP dan

alat

sesuai prosedur

karena kelebihan beban 3.

Pembersihan meja

Terbakarnya

Luka bakar,

dengan alkohol

kulit dan

kebakaran

Mungkin terjadi

Fatal

High



Mengikuti SOP (administrasi)



benda mudah terbakar

Jauhkan dari api menyala

karena kontak



Sediakan APAR



Jauhkan dari bahan-

dengan api 4.

Menyalakan Bunsen

Terbakarnya

Luka bakar,

kulit dan

kebakaran

Mungkin terjadi

Fatal

High

bahan yang mudah

benda yang

terbakar 

mudah terbakar

Gunakan sarung tangan (APD)

Gangguan

Sesak nafas,

pernafasan

paru-paru,

karena

keracunan

Mungkin terjadi

Kritis

High



Gunakan masker



Atur pengeluaran sirkulasi gas

terhirupnya gas yang terdapat pada bunsen 5.

Pembakaran ose

Iritasi pada

Luka bakar

kulit yang

ringan

jarang

Bisa diobati

Low



Gunakan sarung tangan (APD)

kontak dengan ose yang masih panas 6.

Mengambil cawan

Pecahnya

Luka

petri steril

cawan karena

tersayat,

terjatuh pada

pecahnya

saat

alat

Jarang

Bisa diobati

Low



(Administratif) 

Penuangan kultur

Mengambil cawan dengan tangan yang

mengambil.

7.

Lakukan sesuai SOP

kering

Sesak nafas,

karena

keracunan,

kultur yang sesui

terjadinya

kematian

(adm)

kontaminasi silang

Mungkin terjadi

Kritis

High



Keracunan



Buat SOP penuangan

Gunakan masker, sarung tangan saat penuangan kultur (APD)

8.

Mengambil

jatuh akibat

Memar,

mikroskop

kurangnya

retak tulang,

Jarang sekali

Fatal

Medium



Membuat lemari sejajar dengan posisi

keseimbangan rusaknya alat

tubuh 

dan telapak

Mengambil

tangan yang

mikroskop dengan

licin

kondisi tangan yang kering dan tidak licin.

9.

Mungkin terjadi

Bisa diobati

low



Pencucian alat-alat

Tergoresnya

Luka

praktikum

tangan akibat

tersayat

yang menempel

pecahan alat

Iritasi pada

hilang

yang terbuat

tangan

dari kaca

akibat sabun



Cuci sampai sabun

Memakai sabun cuci yang cocok dengan kondisi kulit

Pecahnya

Rusaknya

alat-alat yang

alat

Mungkin terjadi

fatal

High



Memperhatikan kondisi tangan, agar

terbuat dari

tidak licin saat

kaca akibat

mengambil alat – alat

permukaan

yang akan dicuci.



yang licin

Menjaga agar kondisi tangan tetap kering.

10.

Pengaturan suhu

Kerusakan

Terhentinya

inkubator

media karena

proses

suhu yang

inkubasi,

terlalu panas

rusaknya kultur

Jarang

Fatal

High



Lakukan sesuai instruksi kerja

2.2 Pembahasan Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko pada proses produksi harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu harus ditetapkan dan dipelihara prosedurnya. Sumber bahaya yang teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan tingkat resiko yang merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. (Anonim 2011) Identifikasi bahaya adalah suatu tehnik komperhensif untuk mengetahui potensi bahaya dari suatu bahan, alat, atau system. Identifikasi bahaya merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk mengenal seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempat kerja (Tarwaka, 2008). Langkah pertama untuk menghilangkan atau mengendalikan bahaya adalah dengan mengidentifikasi atau mengenali kehadiran bahaya di tempat kerja. identifikasi bahaya ada berbagai macam yang dapat diklasifikasikan atas : a. Teknik pasif Bahaya dapat dikenali dengan mudah jika kita mengalami secara langsung. Metode ini sangat rawan, karena tidak semua bahaya dapat menunjukkan eksistensi sehingga dapat terlihat. Terdapat berbagai jenis bahan dan peralatan. Melakukan identifikasi pasif, ibarat menyimpan bom waktu yang dapat meledak setiap saat. b. Teknik Semi Proaktif Belajar dari pengalaman orang lain karena mita tidak perlu mengalami sendiri setelah itu baru mengetahui adanya bahaya.Namun kurang efektif karena tidak semua bahaya telah diketahui, tidak semua kejadian dilaporkan atau diinformasikan ke pihak lain, kecelakaan telah terjadi yang beraati tetap menimbulkan kerugian. (Anonim 2011)

c. Teknik Pro Aktif Teknik terbaik untuk mengidentifikasi bahaya dengan mencari bahaya sebelum bahaya tersebut menimbulkan akibat atau dampak yang merugikan. Teknik pro aktif memiliki kelebihan yaitu: 1) Bersifat preventif 2) Bersifat peningkatan berkelanjutan karena dengan mengenal bahaya dapat dilakukan upaya-upaya perbaikan 3) Meningkatkan kepedulian 4) Mencegah pemborosan yang tidak diinginkan.

Identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan : 1) Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya 2) Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi. Kegunaan

identifikasi

bahaya

adalah

sebagai

berikut;untuk

mengetahui bahaya-bahaya yang ada. Untuk mengetahui potensi bahaya tersebut, baik akibat maupun frekuensi terjadinya. Untuk mengetahui lokasi bahaya, untuk menunjukkan bahwa bahaya-bahaya telah dapat memberikan perlindungan. Untuk meunjukkan bahwa bahaya tertentu tidak akan menimbulkan akibat kecelakaan sehingga tidak diberikan perlindungan serta untuk analisa lebih lanjut. Risiko adalah suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu. Setiap pekerjaan perlu dilakukan penilaian risiko untuk mengetahui kemungkinan terjadi kecelakaan pada tempat kerja, sehingga dapat menetapkan pencegahan dan pengendalian keselamatan kerja. Tingkat risiko merupakan pengkalian antara tingkat kekerapan (probability) dan keparahan (severity) dari suatu kejadian yang dapat menyebabkan kerugian, kecelakaan atau cedera dan sakit yang mingkin timbul dari pemaparan suatu hazard di tempat kerja. Resiko rendah yaitu risiko yang dapat diterima, pengendalian tambahan tidak perlu dilakukan.

Pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa pengendalian telah dipelihara dan diterapkan dengan baik dan benar. Risiko sedang perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi biaya pencegahan yang diperlukan harus diperhitungkan dengan teliti dan dibatasi. Pengukuran pengurangan risiko harus diterapkan dalam jangka waktu yang ditentukan. Risiko tinggi merupakan kegiatan yang tidak boleh dilaksanakan sampai risiko telah direduksi. Perlu pertimbangan sumber daya yang akan dilokasikan untuk mereduksi risiko. Apabila risiko terdapat dalam pelaksanaan perkejaan yang masih berlangsung maka tindakan harus segera dilakukan. (Anonim 2011) Pengendalian risiko dapat mengikuti pendekatan hirarki pengendalian, atau hierarchy of control. Hiarki pengendalian risiko adalah suatu urutanurutan dalam pencegahan dan pengendalian risiko yang mungkin timbul yang terdiri dari beberapa tingkatan secara berurutan. Salah satunya dengan membuat rencana pengendalian antara lain eliminasi, subtitusi, rekayasa teknik, isolasi, pengendalian administrasi, dan alat pelindung diri. (Anonim 2011) Berdasarkan hasil pengamatan identifikasi bahaya di Laboratorium Mikrobiologi. Kegiatan yang jarang sekali terjadi yaitu kerusakan alat seperti mikroskop dan neraca analitik, hal tersebut bersifat fatal dan menimbilkan risiko rendah sampai tinggi. Pengendalian yang dapat dilakukan mengikuti SOP dan sesuai instruksi kerja. Untuk kegiatan yang jarang terjadi oleh praktikan seperti membakar ose, mengambil cawan petri steril dari meja, pengaturan suhu autoclave. Risiko yang mungkin terjadi dari kegiatan tersebut mulai dari luka bakar ringan, luka tersayat, pecahnya alat sampai terhentinya proses inkubasi serta menyebabkan rusaknya kultur, dari risiko tersebut menyebabkan konsekuensi yang bersifat bisa diobati sampai bersifat fatal, kemudian pengendalian yang dilakukan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) membuat SOP dan bekerja sesuai Instruksi Kerja. Kegiatan yang mungkin terjadi meliputi, persiapan alat- alat praktikum, pembuatan media, membersihkan meja dengan alcohol,

menyalakan Bunsen, penuangan kultur, dan pencucuian alat-alat praktikum. Hal tersebut dapat menimbulkan bahaya pada manusia dan lingkungan sekitan seperti; terjatunya alat karena permukaan licin, tersenggol, meledaknya media cair pada suhu tinggi, luka ringan sampai berat, pecah alat, sesak nafas, keracunan, sampai kematian. Risiko tersbut dapat bersifat ringan sampai berat, maka perlu dilakukannya pengendalian bahaya yaitu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), membuat jarak meja yang luas, peletakan alat ditengah meja, membuat SOP, Sediakan APAR dan P3K. Pengendalian tersebut dapat berlangsung dengan baik jika praktikan atau semua anggota pengguna laboratorium dapat melaksanakannya dengan baik sesuai dengan SOP dan Instruksi kerja, sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium mikrobiologi.

BAB III KESIMPULAN Setiap kegiatan yang dilakukan dan menggunakan alat-alat yang dapat menciptakan kondisi berbahaya harus diidentifikasi dan dinilai risiko bahayanya serta membuat SOP dan instruksi kerja yang tepat sehingga menciptakan kondisi aman pada saat proses kegiatan berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA Anonim 2009 . Analisa Risiko Keselamatan Kerja Dengan Menggunakan Metode Hazards Identification, Risk Assessment And Risk Control (Hirarc) Di Laboratorium Btpldd Ptlr Batan Serpong Banten.s1.undip.ac.id Anonim 2011. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko di Unit Destilasi Atmosferis Pengolahan Minyak Pusdiklat Migas Cepu. Eprtints.uns.ac.id ( 28 Ferbruari 2014)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF