CUTANEUS LARVA MIGRANS No. Kode : Terbitan :1 No. Revisi : SOP Tgl. Mulai Berlaku :01 Januari 2016 Halaman : Puskesmas Bongo Nol Pengertian
Edi Purwaningsih NIP :19720628 199503 2 001
Defenisi Cutaneus Larva Migrans (Creeping Eruption) merupakan kelainan kulit berupa peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, yang disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing. Penularan melalui kontak langsung dengan larva. Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan Pasien mengeluh gatal dan panas pada tempat infeksi. Pada awal infeksi, lesi berbentuk papul yang kemudian diikuti dengan lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok yang terus menjalar memanjang. Keluhan dirasakan muncul sekitar empat hari setelah terpajan. Faktor Risiko Orang yang berjalan tanpa alas kaki, atau yang sering berkontak dengan tanah atau pasir. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana Pemeriksaan Fisik Patognomonis Lesi awal berupa papul eritema yang menjalar dan tersusun linear atau berkelok-kelok meyerupai benang dengan kecepatan 2 cm per hari. Predileksi penyakit ini terutama pada daerah telapak kaki, bokong, genital dan tangan.
Cutaneous Larva Migrans Sumber: http://health.allrefer.com/pictures-images/cutaneous-larvamigrans.html Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang khusus tidak ada. Penegakan Diagnosis Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.
Diagnosis Banding a. Dermatofitosis b. Dermatitis c. Dermatosis Komplikasi Dapat terjadi infeksi sekunder. Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk pedoman pengobatan pasien dengan cutaneus larva migran di puskesmas
Kebijakan
Dibawah Pengawasan dan Tanggung Jawab Dokter Umum Puskesmas
Prosedur
Penatalaksanaan a. Memodifikasi gaya hidup dengan menggunakan alas kaki dan sarung tangan pada saat melakukan aktifitas yang berkontak dengan tanah, seperti berkebun dan lain-lain. b. Terapi farmakologi dengan: Tiabendazol 50mg/kgBB/hari, 2x sehari, selama 2 hari; atau Albendazol 400 mg sekali sehari, selama 3 hari. c. Untuk mengurangi gejala pada penderita dapat dilakukan penyemprotan Etil Klorida pada lokasi lesi, namun hal ini tidak membunuh larva. d. Bila terjadi infeksi sekunder, dapat diterapi sesuai dengan tatalaksana pioderma. Konseling dan Edukasi Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan diri. Kriteria rujukan Pasien dirujuk apabila dalam waktu 8 minggu tidak membaik dengan
terapi. Sarana Prasarana Lup Prognosis Prognosis umumnya bonam. Penyakit ini bersifat self-limited, karena sebagian besar larva mati dan lesi membaik dalam 2-8 minggu, jarang hingga 2 tahun. Unit Terkait
Referensi
1. Poli umum 2. KIA 3. IGD 1. Buku Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Depkes RI th 2008 2. Panduan praktek klinik bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer, edisi I tahun 2013
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.