Cupang Hias

May 4, 2017 | Author: Suparno Adi Santika | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

macam macam cupang hias yang ada di indonesia...

Description

Kriteria Cupang Plakat Kontes

* -

Dorsal Tegak Mengembang Sempurna. Melewati /Masuk ekor kebelakang. Terlihat sedikit lebih tinggi dari ekor. Mulus tanpa lipatan.

* -

Ekor Bukaan minimal 1800 Mengembang Sempurna. Mengunci masuk seimbang antara pangkal tulang atas ekor dan pangkal tulang bawah ekor melewati batas bagian belakang dorsal dan anal. - Ekor simetris dan seimbang - Ekor berbentuk busur, tidak membulat (oval). - Ekor mulus tanpa lipatan. * -

Anal / Sirip Bawah Mengembang sempurna. Mulus tanpa lipatan. Terlihat sedikit lebih panjang dari Ekor.

* -

Dasi Sama Panjang Bentuk Seimbang Minimal sama panjang dengan ujung anal belakang. Tidak Bengkok / melengkung.

Tips Memilih Cupang Berkualitas Halo Cupangers Indonesia. Kini Wisam Mau Coba Kasih Tips Diagram Cupang yang kita minati untuk dibuat Jago Kontes atau Bahan Ternak. Ok Pelajari yah Diagram Tips Pilih Cupang yang Berkualitas. SEMOGA BERMANFAAT !" DIAGRAM MEMILIH CUPANG HIAS BERKUALITAS

Jenis Ikan Cupang

Perkembangan variasi ditinjau dari segi bentuk dan warna terbilang pesat dalam beberapa generasi terakhir. Beberapa jenis cupang yang dikenal sekarang ini: [3]  Betta pugnax (Forest Betta)  Betta taeniata (Banned Betta)  Betta macrostoma (Bruney Beauty)  Betta unimaculata (Golden Slender)  Betta picta (Painted Betta)  Betta anabantoides (Pearly Betta)  Betta edithae (Betta Brederi)  Betta foerschi (Purple Saphire Betta) Ikan cupang di atas dikenal sebagai mouth breeder yaitu ikan cupang yang mengerami telurnya di dalam mulut, sedangkan kelompok di bawah ini yang merupakan kerabat ikan cupang (betta), yang membangun sarangnya dengan busa (bublle nest)  Betta akarensis (Sarawak Betta)  Betta coccina (Clorat's Betta)  Betta bellica (Standard's Betta)  Betta tesyae (Peaceful Betta)  Betta smaragdina (Emerald Betta)  Betta imbelis (Slugger's Betta)  Betta splendens (Siamese Fighting Fish) Jenis ikan cupang lain yang dikenal sebagai:  Betta albimarginata  Betta channoides  Betta balunga  Betta breviobesus  Betta enisae Cupang hias Cupang hias dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:  Halfmoon (setengah bulan), cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah. Jenis cupang ini pertama kali dibudidaya di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun 1982.  Crowntail (ekor mahkota) atau serit  Double tail (ekor ganda)  Plakat Halfmoon  Giant (cupang raksasa), cupang jenis ini merupakan hasil perkawinan silang antara cupang biasa dengan cupang alam, cupang jenis ini ukurannya bisa mencapai 12 cm

Cupang Berkualitas

Setelah mengetahui kriteria penilaian kontes cupang hias dan adu, langkah berikutnya adalah memersiapkan bakal cupang berkualitas kontes. Menjadi juara tidak dipengaruhi oleh bakat bawaan cupang. Secara genetik, cupang jawara memang menurunkan gen yang berkualitas pula kepada turunannya. Namun, sebagian besar kemenangan justru dipengaruhi oleh kulaitas perawatan yang dilakukan para peternak cupang itu sendiri. Faktor yang paling penting adalah kesehatan. Ikan yang unggul dari sisi genetik, yang ditunjukkan dengan warna dan bentuk sirip yang indah, tentu tidak dapat memamerkan keunggulannya jika sedang sakit. Apalagi jika terjadi pada cupang aduan. Di samping itu, latihan dalam menghadapi kontes pun harus dilakukan. Jika tidak, cupang yang kita unggulkan justru menjadi pecundang saat harus tampil di arena kontes. fish dragon. Memilih Bakalan Cupang Berkualitas Untuk mendapatkan bakalan cupang berkualitas, peternak dapat memperolehnya dengan jalan mengawinkan induk unggulan atau jawara. Selanjutnya, peternak perlu menyeleksi dan merawat burayak yang sesuai dengan kriteria kontes. Cara lain yaitu membeli burayak berkualitas dari peternak lain atau di toko penjual cupang hias. Saat membeli, sebaiknya jangan langsung percaya dengan ucapan para pedagang. Bisa jadi cupang yang katanya memiliki kualitas kontes hanya dapat mejadi peserta tanpa mampu menjadi juara. Hal tersebut disebabkan karena adanya cacat pada cupang, baik cacat fisik maupun cacat warna. Oleh sebab itu, peternak perlu meminta bantuan orang lain yang lebih ahli jika merasa belum mampu memilih cupang yang berkualitas kontes. Hal tersebut untuk menghindari rasa kecewa akibat kualitas cupang yang dibelinya tidak setinggi harganya. Sebelum membeli cupang kualitas kontes, peternak sebaiknya mempelajari dan memahami kriteria penilaian kontes seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Selain itu, perhatikan pula cacat-cacat cupang yang dapat mengurangi penilaian juri. Setelah mengetahui kriteria penilaian dalam kontes cupang hias, seharusnya hobiis dapat memilih bakalan berkualitas sesuai dengan ukuran yang diinginkan kontes. Adapun beberapa kriteria yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih bakalan mencakup bentuk sirip, warna tubuh, dan mental. a. Tipe sirip Salah satu daya tarik cupang hias terlihat dari keindahan sirip-siripnya. Untuk itu, sirip merupakan salah satu kriteria dalam memilih bakalan berkualitas kontes. Keindahan dan keanggunan sirip cupang hias ini masih dibedakan atas beberapa tipe sirip berikut. 1. Sirip terpecah (serit)

Tipe sirip ini juga dikenal dengan istilah serit kasar karena ukuran tulang siripnya panjang. Cupang hias dengan tipe sirip seperti ini tampak garang. Keindahannya tampak dari keutuhan serit-seritnya. Ada dua jenis serit pada cupang, yaitu serit tunggal dan serit ganda (double ray). a) Serit tunggal Pada tipe ini, tulang siripnya tunggal. Jumlah jarum pada sirip punggung 10—12 buah, sirip ekor 18 —21 buah, sirip bawah atau sirip perut 20—24 buah, dan sirip anal 5—7 buah. Panjang maksimal jarum tersebut mencapai 2—3 cm sehingga panjang keseluruhan sirip punggung 3,5—4,5 cm, sirip ekor 4,5—6 cm, sirip perut 4,5—5,5 cm, dan sirip anal 4—5,5 cm. b) Serit ganda Sepintas, tipe cupang hias ini hampir mirip dengan serit jarum tunggal. Hanya saja bentuk jarum pada sirip ekornya ganda. Jarum ganda ini sangat jarang terdapat pada sirip lainnya. Cupang ini akan dianggap istimewa kalau jarum-jarum ganda terdapat pada seluruh siripnya. Bahkan dapat dikatakan langka kalau jarum-jarum ganda tersebut tersusun menyilang. Pada tipe ini, jumlah tulang siripnya hampir sama dengan tipe serit tunggal. Namun, biasanya jumlah serit pada sirip ekornya ada 1,5—2 kali lebih banyak. 2. Sirip cagak Tipe sirip ini pun dikenal dengan nama fin split. Ikan tipe cagak ini memiliki sirip ekor yang terbelah menjadi dua bagian yang sama besar. Oleh sebab terbelah dua, ekornya tampak berukuran sangat besar. Akibatnya, penampilan ikan ini terlihat sangat macho. 3. Sirip cendrawasih Biasanya cupang hias dengan tipe sirip cendrawasih memiliki sirip sangat lebar. Penampilannya sangat anggun saat sirip-siripnya dikembangkan, seakan sedang menebarkan kain sutera. Bagian ujung sirip cupang hias tipe cendrawasih ini biasanya tidak memiliki serit sehingga tipe ini pun sering disebut tipe slayer. 4. Sirip butterfly Tipe sirip ini juga dikenal dengan nama serit halus karena bagian ujung tulang siripnya pendek. Cupang hias yang bertipe sirip butterfly tampak anggun. Keindahannya terlihat dari bentuk keseluruhan sirip-siripnya yang seakan membentuk bulatan. 5. Sirip balon Tipe sirip ini pun bisa memiliki serit tunggal ataupun ganda. Namun, yang sangat menarik dari tipe ini yaitu selaput siripnya tebal dan menggelembung seperti balon. Jika ikan sedang mengembangkan siripnya, selaput sirip di antara seritnya bergerak-gerak seperti setumpuk agaragar. Tipe sirip ini merupakan strain terbaru dibandingkan dengan tipe sirip lainnya. b. Warna tubuh Warna tubuh sangat mendukung penampilan cupang hias dalam kontes. Pada setiap kontes, cupang hias dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu warna dasar, warna kombinasi, dan maskot. Namun, ada juga kontes yang menyertakan kategori unik atau bonsai. 1. Warna dasar Cupang hias yang termasuk dalam kategori warna dasar harus memiliki warna yang sama pada seluruh bagian tubuh, termasuk siripnya. Warna yang termasuk kategori ini adalah biru, hijau, merah, hitam, dan kelabu (silver). Kalau sirip berwarna lain—biasanya warna merah pada sirip anal —untuk warna dasar biru, hijau, kelabu, dan hitam maka kategori warna dasar cupang hias tersebut dianggap tidak sempurna dan penilaiannya berkurang. Namun, kalau kepala berwarna kelabu untuk

sirip berwarna biru, hijau, dan hitam maka penilaiannya tidak akan berkurang, kecuali kalau cupang tersebut berwarna dasar merah. 2. Warna kombinasi Disebut warna kombinasi karena pada bagian tubuh dan siripnya harus terdapat lebih dari satu warna. Untuk warna dasar biru, hijau, dan kelabu selalu dikombinasikan dengan merah pada siripnya. Jika warna tubuh hingga siripnya hitam, tetapi pangkal sirip dihiasi warna merah, biru, dan kelabu keputihan biasanya disebut warna lokal. Sebenarnya kombinasi warna seperti ini lebih layak disebut black orchid. Sementara warna kombinasi yang cocok disebut warna lokal adalah tubuh berwarna biru, hijau, dan kelabu, sedangkan seluruh siripnya merah dihiasi sedikit warna yang sesuai dengan warna tubuhnya. Warna kombinasi dianggap baik kalau kombinasi warna di seluruh sirip serasi. Kalu komposisi warna tersebut ada pada bagian tubuh dan jumlahnya lebih dari dua warna maka kombinasi warna ini disebut three colour. Perlu diperhatikan bahwa jika cupang hias berkategori warna kombinasi, variasi warna pada sirip ekor harus sama dengan variasi warna pada sirip punggung dan sirip dada. Akan lebih baik lagi kalau variasi warna pada sirip-siripnya membentuk guratan serasi. 3. Maskot Cupang hias disebut maskot jika tubuhnya berwarna putih keperakan tanpa noda, kepalanya putih bebercak merah, dan seluruh siripnya berwarna sama atau kombinasi. Ada juga cupang maskot yang tubuhnya berwarna kemerahan dan kepalanya pun berwarna merah. Ada tiga tipe maskot yang dapat dijumpai di setiap kontes, yaitu sebagai berikut. - Maskot dengan warna tubuh putih kemerahan. Mascot jenis ini merupakan mutasi dari warna tubuh hitam atau kelabu karena tidak adanya pigmen warna pada sisik tubuhnya. Biasanya sirip pada ikan mascot jenis ini berwarna merah, biru muda, dan hijau tetapi jarang dijumpai. - Maskot dengan warna tubuh merah muda. Biasanya mascot jenis ini berkepala warnaputih dengan bercak merah. Mascot ini pun merupakan hasil mutilasi dari cupang warna hitam. - Maskot dengan warna tubuh putih perak (silver). Kepala pada jenis maskot ini ada yang bebercak merah dan ada pula yang putih polos. Mascot jenis inilah yang disebut warna maskot. Warna sirip ikan pada jenis mascot ini sangat bervariasi, yaitu ada yang merah kombinasi putih perak, ada yang warna dasar putih kombinasi merah dan biru atau hijau, dan ada pula yang putih perak polos sehingga seluruh tubuh ikan ini berwarna putih (pure silver colour). Warna tubuh yang seluruhnya putih perak inilah yang banyak dicari kolektor dan peternak. 4. Bonsai atau unik Cupang hias yang termasuk dalam kategori bonsai ini merupakan ikan yang memiliki panjang tubuh maksimal 2,5 cm. Namun, ukuran besar kepala dan lebar tubuhnya sama dengan cupang hias yang sudah berukuran 7,5 cm. Kategori bonsai yang berkualitas baik terlihat dari panjang tubuhnya di bawah 2,5 cm, kepala besar, punggung seperti berpunuk (tampak membungkuk), dan warna siripsiripnya serasi. Sementara cupang hias yang dikatakan unik jika bentuk fisiknya di luar dari bentuk cupang hias pada umumnya (abnormal). Beberapa contoh cupang hias unik di antaranya sirip ekor menyatu dengan sirip dada, salah satu bagian sirip tidak ada, atau jumlah warna pada tubuhnya lebih dari dua (three colour).

c. Mental Bentuk fisik yang baik dan warna yang indah belumlah cukup untuk menentukan jika cupang bakalan yang akan dipilih bisa diterjunkan ke arena kontes. Faktor lain yang juga sebagai penentu cupang hias layak kontes yaitu mental atau keberanian untuk mengembangkan seluruh siripsiripnya saat berhadapan dengan saingannya. Penilaian mental bakalan cupang hias dapat dilihat saat ikan saling dihadapkan. Cupang hias yang bermental baik akan selalu nyebengi atau mengembangkan sirip-siripnya walaupun dihadapkan dengan cupang yang bertubuh lebih besar. Hanya saja upaya disebengi untuk cupang maskot harus dengan sesama cupang maskot. Hal ini disebabkan cupang mascot umumnya “takut” pada cupang berwarna. Sebagai pertimbangan saat membeli, bakalan cupang hias bermental baik dapat dilihat dari ciri-ciri berikut. - Warna tubuh dan siripnya cemerlang. - Saat akuarium atau stoples tempat tinggalnya disentuh dengan jari, seluruh siripnya dikembangkan. - Saat sekat pemisah akuarium atau stoples dilepaskan, gerakannya lincah seakan “berlari-lari”, bahkan sesekali melakukan gerakan memukul lawannya.

Anatomi Cupang Hias

MOUTH : Mulut atau bibir. EYES : Mata. GILLS : Insang, umumnya akan bergaris 2 baris vertikal saat cupang sedang dalam fase birahi untuk kawin. PECTORAL FIN : Sirip yang letaknya dekat Gills (Insang). PELVIC (VENTRAL) FIN : biasa kita kenal dengan sebutan dasi. ANAL FIN : Sirip bawah. CAUDAL (TAIL) FIN : Sirip ekor dan terdapat Ray (Tulang Ekor) pada bagian ini. DORSAL FIN : Sirip punggung / atas.

Kwalitas Air

Kwalitas Air merupakan hal yang sangat vital untuk Cupang Hias, disamping pakan. Betta Wisam akan membahas tentang Kualitas Air yang baik untuk Cupang Hias beserta kandungan di dalam air tersebut ; a. Derajat keasaman (pH) Derajat keasaman dapat didefinisikan sebagai besarnya kandungan hidrogen dalam air, disebut juga pondus hydrogenii (pH). Hubungan pH dengan kehidupan ikan sangat erat. titik kematian ikan biasanya terjadi pada pH 4 atau asam dan pH 11 atau basa. Demikian juga reproduksi atau perkembangan ikan dan adanya bibit penyakit sangat tergantung pada pH. Dihabitat asalnya, ikan cupang sangat cocok berkembang dengan kondisi air yang memiliki pH sebesar 6,2 - 7. Sementara itu, air tanah di Indonesia umumnya memiliki pH sebesar 5,2-6,8. Karena itu, sering kali ke dalam air yang akan digunakan harus ditambah kapur bordo sebanyak 2 ml per 1 liter air agar tercapai pH ideal. Namun, bila air yang akan digunakan tergolong memiliki pH diatas netral, para hobiis dan peternak menggunakan daun ketapang atau Palaqium clarkeanum untuk mencapai pH ideal. Untuk mengetahui ketepatan pH air yang akan digunakan dapat dilakukan pengukuran sederhana menggunakan kertas lakmus yang dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko kimia. Ketidakidealan pH air yang dipakai untuk budi daya cupang hias akan sangat berpengaruh terhadap tingakt perkembangan dan pertumbuhan ikan tsb. Indikasi awal yang dapat dijadikan pedoman berkaitan dengan ketidakidealan pH air ini dapat dilihat dari tingkah laku cupang hias peliharaan. - Tidak memiliki nafsu makan - Cara berenangnya tidak stabil, gelisah atau sradak-sruduk - Tidak mampu berkembang biak atau bertelur. - Pertumbuhan terhambat. b. Amonia dan Nitrit Amonia adalah gas buangan hasil metabolisme ikan, baik sisa kotoran ataupun sisa pakan. Sisa pakan umumnya membusuk sehingga membuat kandungan amonia dalam air meningkat. Kandungan amonia yang tinggi akan menyebabkan ikan keracunan atau mabuk. Nitrit adalah gas yang sangat beracun. Nitrit adalah hasil perompakan protein yang merupakan bagian dari amonia. Air yang kotor dengan tingkat penyebaran ikan yang banyak umumnya mempunyai kandungan nitrit yang tinggi.

Untuk mengurangi kandungan 2 zat tersebut dapat dilakukan dengan cara penggatian air secara rutin, pemberian aerasi, penguapan, atau reaksi kimia dengan nitrogen. c. Oksigen Terlarut Oksigen adalah unsur terpenting dalam kehidupan organisme. keberadaan oksigen ada di udara maupun terlarut dalam air. Beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya oksigen terlarut dalam air antara lain sebagai berikut: * Adanya pergerakan dipermukaan air, misalnya riak atau gelombang, akan mempercepat proses difusi. * Makin tinggi suhu, makin sedikit oksigen terlarut. * Makin tinggi suatu daerah makin rendah tekanan udaranya sehingga makin rendah pula kadar oksigen terlarut. * Makin tinggi kandungan garam, makin sedikit oksigen terlarut. * Sinar dan tanaman hijau sangat membantu. Namun meski banyak tanaman hijau, bila sinar matahari tidak cukup maka oksigen terlarutpun semakin sedikit Selama ini, ikan cupang dikenal memiliki daya tahan yang baik terhadap rendahnya oksigen terlarut dalam air. Hal ini dimungkinkan karena ikan cupang termasuk ikan labirin, yaitu mampu mengambil oksigen langsung dari udara. Namun, tentu saja akan lebih baik bila kandungan oksigen terlarut lebih banyak. Kandungan oksigen terlarut yang terlampau rendah dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, sirip tidak berkembang sempurna, dan bentuk tubuh tidak menarik pada ikan cupan peliharaan.

Perawatan

Cupang Hias memang memiliki warna dan bentuk tubuh yang sangat menarik . Apakah Anda tahu untuk menjaga kondisi prima-nya dibutuhkan Pakan dan Perawatan yang sangat baik ! Dibawah ini adalah kandungan gizi dari Pakan Cupang Hias : 1. Jentik Nyamuk, atau disebut juga dengan ‘cuk’  Protein 15.58% (protein kering 48.96%)  Kelembaban 68.18%  Lemak 7.81%  Serat 3.46%  Abu 1.4% 2. Cacing Darah, sering ditulis dalam kemasan dengan Blood Worm / Frozen Blood Worm alias Cacing Beku.  Protein 10.5% (protein kering 69%)  Kelembaban 84.8%  Lemak 2%  Abu 7% 3. Cacing Rambut, disebut juga cacing sutera  Protein 48%  kelembapan = tdk diketahui  Lemak 21%  Glikogen 7%  Lemak asam organik 1%  Asam nucleic 1 % Keterangan : Sebaiknya tidak diberikan pada Cupang Betina Anda, karena dapat membuat Cupang Betina Anda susah bertelur ! 4. Daphnia, lebih dikenal sebagai kutu air.  Protein 5% (protein kering 45.45%)  Kelembapan 89%  Lemak 5%  Abu 9% 5. Artemia, di dunia hobiis internasional disebut juga baby brine shrimp, karena ia tergolong dalam keluarga udang renik  Protein 9 % (protein kering 75%)  Kelembapan 88%  Lemak 2.5 %  Serat 3%



Abu 6%.

Budidaya Cupang Hias

Kali ini Wisam Mau Kasih sedikit panduan untuk mem-budidayakan Cupang Hias ! HARI 1 1. Siapkan tempat seperti gambar dibawah ini

2. Isi dengan air yang sudah diendapkan (min. 2 hari) dgn ketinggian sekitar 8-12cm.

3. Isi dengan tanaman air seperti eceng gondok, daun ketapang, atau tanaman lainnya (fungsinya : untuk menampung busa yg dikeluarkan pejantan agar tidak mudah hancur)

4. Pilih Induk Cupang Jantan dan Induk Cupang Betinanya. Syarat induk cupang untuk budidaya (PENTING !!) :  Ukuran badan Betina tidak boleh lebih besar dari Jantan.  Betina tidak boleh lebih galak daripada Jantan.  Kalau bisa perkimpoian jantan dan betina yg setipe. serit x serit , Halfmoon x Halfmoon, dst.  Siapkan daun ketapang atau cairan penyembuh luka (Obat ikan : Lukastop) karena setelah proses perkembangbiakan terjadi , badan dari betina banyak yg rontok akibat perkelahian dgn jantan sebelum dibuahi Ciri-ciri cupang pejantan yang siap berkembangbiak :  Memiliki umur minimal 5 bulan.  Mengumpulkan busa busa yang cukup banyak (bukan merupakan syarat mutlak, terkadang ada yg tidak mengeluarkan busa sama sekali, tapi ketika disatukan dengan Betina baru mengeluarkan busa)  Badan harus lebih besar dan harus lebih galak daripada betina Ciri-ciri cupang betina siap berkembangbiak :  Ada seperti telur berwarna putih yang mao keluar dari saluran pembuangannnya.  Perut Betina Buncit (Bukan karena sesudah makan)  Dan tentu sudah memasuki umur yang pas untuk proses perkembangbiakan (Minimal 5 bulan) 5. Masukan jantan ke wadah perkembangbiakan 6. betina jangan dimasukan (digabung) langsung, biarkan betina dan jantan saling mengenal dan melihat terlebih dahulu. Gunanya agar si jantan menyiapkan busa yang cukup untuk menampung telur2nya.

7. Berikan penutup pada bagian atas wadah pemijahan, hal ini untuk mencegah busa terkena getaran dan angin yang menyebabkan tempat peletakan telur Cupang menjadi tidak ada ! Sampai pada tahap ini, Anda tunggu 1-2 hari sampai sudah terlihat kumpulan busa yg cukup untuk menampung telur (tergantung pejantannya) HARI 2 8. Perhatikan busa nya, apabila busa sudah banyak, berarti sudah siap kimpoi, dibawah ini adalah contoh2 gambar busa yg sudah terkumpul dan siap untuk berkembangbiak.

9. Angkat betina nya, dan gabungkan dengan pejantan (hati2 pada waktu mengangkat toples dari wadah, pelan2 supaya busa tidak terlalu banyak yg pecah !)

10. Biarkan sekitar 1 jam - 12 jam pejantan dan betinanya saling mengenal, tergantung kecocokan dari pasangannya, biasanya saya menunggu selama kurang lebih 1-2 hari sebelum proses kimpoi terjadi. Umumnya : kerusakan sirip dari betina biasa terjadi pada saat ini HARI 3 11.Proses Perkawinan seperti gambar dibawah ini. Pejantan melilit tubuh betina, dan masingmasing akan saling melengkungkan tubuhnya. Ketika selesai betina akan mengeluarkan telur, pejantan akan langsung mengambil telur-telur tersebut dengan cara meletakan di dalam mulutnya, dan dibawa naik lalu telur-telur tersebut dimuntahkan ke busa-busa diatas. 12. Perhatikan telurnya, biasanya di bawah busa dan berwarna putih, kalau tidak yakin, gunakanlah flashlight (senter). 13. Pejantan akan menjaga telurnya, dan akan mengangkut telur yg jatuh ke dasar aqua, perhatikan gambar dan pada saat ini biasanya betina akan pergi menjauh 14. Apabila Cupang sudah tidak melakukan proses perkawinan lagi dan Sang Cupang Jantan sudah cenderung mengejar-ngejar betina untuk dihantam, SEGERA PINDAHKAN BETINA KE WADAH LAIN ! Siapkan wadah utk mengembalikan betina, isi dengan daun ketapang atau cairan kuning penyembuh luka (biasanya melafix) HARI 5 (Telur cupang akan menetas dalam waktu 36 jam s/d 48 jam) 15. Telur mulai pecah dan akan menghasilkan burayak-burayak yg baru berumur 1 hari. JANGAN ANGKAT PEJANTANNYA PADA SAAT INI. Pada hari ini burayak belum dapat berenang secara bebas, malah terkadang sering sekali terjatuh ke dasar permukaan dan tidak bisa mengambil udara di atas, disini lah guna sang bapak, pejantan akan membantu burayak utk naik ke atas. Disini burayak hanya terlihat seperti titik hitam kecil yg gaya berenangnnya hanya naik dan turun. setelah lebih dari tiga hari menetas, biasanya bayi cupang akan mencari makan. ini bisa dilihat ketika kita menjatuhkan sesuatu yg halus ke wadah ikan, Burayak Cupang itu akan mematuknya, mereka mengetes apakah yg baru masuk itu bisa dimakan atau tidak. Makanan yg paling baik untuk Burayak Cupang adalah bayi kutu air, baby brine shrimp (Artemia), atau Microworm.

HARI 6 16. Burayak sudah dapat berenang bebas di hari ke enam ini, tetap jangan angkat pejantannya hingga burayak berumur 3 hari. Setelah burayak berumur 3 hari, Anda bisa memindahkan sang Induk Jantan ke wadah lainnya. Hal ini ditujukan untuk mencegah Induk Jantan memakan burayaknya.

Ketika burayak ikan cupang sudah dapat brenang dan sudah habis kuning telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat pembesaran.. Langkah-Langkahnya : 1. Pindahkan anakan bersama induk jantannya. 2. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup. 3. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain. 4. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh. 5. Pasca Panen Pasca panen yaitu setelah ikan cupang hias mencapai 1 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan sekaligus dapat diseleksi atau dipilih. Ikan yang berkwalitas baik dan cupang hasil seleksi dipisahkan dengan ditempatkan ke dalam botol-botol tersendiri agar dapat berkembang dengan baik serta menghindari perkelahian. 6. Setelah usia 1,5 sampai 2 bulan cupang hias mulai terlihat keindahannya dan dapat dipasarkan. Salam Cupang dari Wisam Collection, (Sumber Mas Ardi.)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF