Cubicle
April 25, 2018 | Author: Syekh Mamo | Category: N/A
Short Description
tentang cubicle...
Description
Cubicle Anggota Kelompok Danar Tri Kumara 7311030037 Mughni Syahid
7311030039 7311030039
Yudhi M. Nugroho 7311030042 Abel Ichsan A. Yudha Dwi Prakoso
7311030043 7311030043 7311030045 7311030045
Pengertian Fungsi Jenis Bagian-Bagiannya Tata Letak Pemeliharaan
Pengertian Fungsi Jenis Bagian-Bagiannya Tata Letak Pemeliharaan
I. Pengertian Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali,penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik.
II. Fungsi Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar utama Melindungi sirkuit yang dilakukan oleh fase/pelebur Membagi sirkuit yang dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok (busbar)
III.
Jenis Kubikel
Berdasarkan fungsi dan nama peralatan yang terpasang, kubikel dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
Kubikel PMS ( Pemisah ) Kubikel LBS ( Load Break Switch ) Kubikel CB Out Metering ( PMT CB ) Kubikel TP ( Transformer Protection ) Kubikel PT ( Potential Transformer Transformer ) Kubikel B1 ( Terminal Out Going )
Berdasarkan fungsi/penempatannya, kubikel dibedakan menjadi :
Kubikel Incoming : berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke busbar 20 kV Kubikel Outgoing : sebagai penghubung / penyalur dari busbar ke beban Kubikel Pemakaian sendiri (Trafo PS) : sebagai penghubung dari busbar ke beban pemakaian sendiri GI Kubikel Kopel (bus kopling) : sebagai penghubung antara rel 1 dan rel 2 Kubikel PT / LA : sebagai sarana pengukuran dan proteksi pengaman terhadap surya. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface) : sebagai penghubung antar sel.
IV.
Bagian-bagian Kubikel
Kompartemen Rel / Busbar Kotak Pemutus Pemisah Hubung Tanah Terminal Penghubung Fuse Holder Mekanik Kubikel Lamou Indikator Pemanas ( Heater ) Handle Kubikel ( Tuas Operasi )
Kompartemen Merupakan rumah dari terminal penghubung,LBS, PMT, PMS, Fuse, Trafo Ukur (CT, PT), peralatan mekanis dan instalasi tegangan rendah, sehingga tidak membahayakan operator terhadap adanya sentuhan langsung ke bagian-bagian yang bertegangan. Kompartemen berupa lemari / kotak yang terbuat dari plat baja, terbagi menjadi 2 bagian.Bagian atas untuk busbar dan bagian bawah untuk penyambungan dengan terminasi kabel.
Rel / Busbar Sebagai penghubung antara kubikel satu dengan yang lainnya.Posisi rel umumnya terletak pada bagian atas kubikel.Pada kubikel tipe RMU (Ring Main Unit) rel terdapat dalam tabung SF 6 vacum dengan bentuk rel ada yang bulat dan ada yang pipih
Kontak Pemutus Sebagai pemutus / penghubung aliran listrik.Kontak pemutus terdiri dari 2 bagian yaitu kontak gerak (Moving Contact) dan kontak tetap (Fixed Contact) sebagai peredam busur api pada kubikel jenis LBS atau CB digunakan media minyak, gas SF6, vacum atau dengan hembusan udara. Selain itu kontak pemutus juga memperkecil terjadinya busur api dengan cara membuka dan menutup secara mekanis.
Pemisah Hubungan Tanah Untuk mengamankan kubikel pada saat tidak bertegangan dengan menghubungkan terminal kabel ke tanah (Ground) sehingga bila ada personil yang bekerja pada kubikel tersebut terhindar dari adanya kesalahan operasi yang menyebabkan kabel dialiri tegangan. PMS tanah ini biasanya mempunyai sistem interlock dengan pintu kubikel dan mekanik LBS.Pintu tidak bisa dibukanjika PMS tanah belum masuk,LBS tidak bisa masuk sebelum PMS tanah dibuka.
Terminal Penghubung Untuk menghubungkan bagian-bagian kubikel yang bertegangan antara satu dengan yang lainnya,yang memiliki beberapa terminal antara lain : Terminal Terminal
Busbar , Tempat kedudukan Busbar Kabel , Tempat menghubungkan kabel Incoming dan
Outgoing Terminal
PT , tempat menyambung transformator tegangan untuk pengukuran
Terminal
CT , tempat menyambung transformator arus untuk pengukuran
Mekanik Kubikel Berfungsi untuk menggerakkan dan merubah posisi (membuka / menutup) kontak LBS PMT dan PMS maupun pemisah hubung tanah.Mekanik kubikel ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat membuka dan menutup kontak pemutus dengan cepat.
Lampu Indikator Untuk menandai adanya tegangan pada sisi kabel, baik yang berasal dari sisi lain kabel tersebut atau berasal dari Busbar sebagai akibat alat hubung dimasukkan.Lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitif yang dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan.
Pemanas (Heater) Untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga.Keadaan ini diharapkan dapat mengurangi efek corona pada terminal kubikel tersebut.Besarnya tegangan heater 220 volt oleh sumber tegangan berasal dari Trafo Distribusi.
Handle Kubikel Untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka atau menutup posisi kontak penghubung : PMT, PMS, LBS, Pemisah Tanah (Grounding).Pada satu kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih.
V.
Tata Letak kubikel pada kubikel Gardu Distribusi
Tata letak kubikel dan komposisinya pada gardu distribusi tergantung pada sifat pelayanan gardu tersebut. Ada 3 jenis pelayanan gardu distribusi, yaitu :
Pelayanan umum TR
Pelayanan khusus TM
Pelayanan campuran TM dan TR
Tata Letak dan Komposisi Kubikel pada Gardu Pelayanan Umum TR
Tata Letak dan Komposisi Kubikel pada Gardu Pelayanan Umum TM
Tata Letak dan Komposisi Kubikel pada Gardu Pelayanan Umum TM
Tata Letak dan Komposisi Kubikel pada Gardu Pelayanan Umum Campuran
Tata Letak dan Komposisi Kubikel pada Gardu Pelayanan Campuran Tipe 4B : PB, LBS, LBS, CB OM
VI. Pemeliharaan Kubikel Pemeliharaan merupakan upaya untuk mempertahankan atau mengembalikan pada tingkat prestasi awal dan dapat beroperasi dengan keandalan yang tinggi sehingga kontinuitas pelayanan listrik akan tercapai. Apabila pemeliharaan tidak dilaksanakan kemudian peralatan menjadi rusak atau terjadi gangguan maka dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar.
Tujuan Pemeliharaan
Tujuan pemeliharaannya adalah untuk mempertahankan kondisi atau menjaga agar peralatan menjadi tahan lama dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan.
Jenis-jenis pemeliharaan
a. Pemeliharaan preventive : Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan b. Pemeliharaan Prediktif : Dilakukan dengan cara memprediksi kondisi peralatan listrik
c. Pemeliharaan korektif : Pemeliharaan yang dilakukan secara terencana ketika peralatn listrik mengalami kelainan d. Pemeliharaan darurat : Pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak.Apabila pemeliharaan tidak dilaksanakan kemudian peralatan menjadi rusak atau terjadi gangguan misalnya busbar akan berkarat, atau solefuse akan terbakar tanpa diketahui.
Gambar busbar yang berkarat
Pemeliharaan
Peralatan
Program Pemeliharaan Transformator Tegangan / Arus Berikut salah satu contoh jadwal perawatan pada transformator tegangan setiap tahunnya: Lokasi : Matahari Dept. Store Class : 0,5
No. Seri : R : 93-58736
Burden : 20000/5 A
S : 93- 58739
Ratio : 20000/100V
T : 93-58743
Merk : Merin Gerin Type : RTM 6
Pemeliharaan Pemutus tenaga Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT) dapat dilakukan dengan cara pembersihan secara berkala. Untuk mengetahui keserempakan dari kontaktornya dapat dilakukan dengan menggunakan breaker analizer, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengukur waktu pembukaan atau penutupan kontak ketiga fasa alat hubung,seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
No 1.
Peralatan yang diperiksa a. Kebersihan b. Bagian body yang lecet c. Bagian yang lecet
2. a. Terminal utama b.Pentanahan
Kondisi Awal Body Kotor Tidak ada
Tidak ada Kekencangan baut Kencang Kencang
Kondisi Akhir Bersih Tidak ada Tidak ada Kencang Kencang
Pengukuran Tahanan Isolasi Titik Ukur (MΩ) a. b. c. d. e. f.
Primer – Ground Primer - Sekunder 1 Primer - Sekunder 2 Sekunder 1 – Arde Sekunder 2 – Arde Sekunder 1 - Sekunder 2
Phasa R Hasil Ukur 89000 85000 87000 > 100000 > 100000 > 100000
Phasa S Hasil Ukur 90000 87000 90000 89000 90000 88000
Phasa T Hasil Ukur 90000 89000 91000 > 100000 > 100000 > 100000
Phasa R
Hasil Ukur Phasa S
Phasa T
Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan
Berikut salah satu contoh hasil pemeliharaan pemutus tenaga (PMT) 20 KV Konsumen besar : HASIL PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) 20 KV KONSUMEN BESAR Lokasi : Matahari Dept. Store Rated voltage : 24 kV Merk : Merin Gerin Rated Current : 400 A Type : FB 4 Breaking Cap. : 18 kA No. Seri : B44 401 041 Phasa R
Phasa S
Phasa T
Hasil Ukur
Hasil Ukur
Hasil Ukur
a. Atas - bawah PMT OFF
> 1000000
> 1000000
> 1000000
b. Atas - bawah PMT ON
> 1000000
> 1000000
> 1000000
c. Bawah - ground PMT OFF
> 1000000
> 1000000
> 1000000
750000
980000
680000
Titik Ukur (MΩ)
d. Phasa - ground PMT ON
Pengukuran Tahanan Isolasi No 1.
Peralatan yang diperiksa
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Kotor
Bersih
b. Bagian body yang lecet dan berkarat
Tidak ada
Tidak ada
c. Bagian bushing yang retak
Tidak ada
Tidak ada
Kotor
Bersih
Kotor
Bersih
Kencang
Kencang
Normal
Normal
Body dan Isolator : Mekanik penggerak a. Kebersihan
d. Mekanik penggerak 2.
Pisau-pisau kontak a. Kebersihan b. Bagian kontak PMS (Truck Contact)
3.
Percobaan ON / OFF PMT
Pengukuran Tahanan Kontak Titik Ukur Atas - Bawah (PMT Posisi ON) 100 A Atas - Bawah (PMT Posisi ON) 200 A
Phasa R 80 μΩ 80 μΩ
Hasil Ukur Phasa S 95 μΩ 95 μΩ
Phasa T 87 μΩ 87 μΩ
Pengukuran Tekanan Gas SF6 Titik Ukur
Hasil Ukur
Pressure Gauge (Visual)
1,5 bar
Pemeliharaan Relay Karakteristik Waktu Kerja Relay Arus Lebih (OCR) a). Relay arus lebih seketika (moment). Relay arus lebih dengan karakteristik waktu kerja seketika (moment) ialah jika jangka waktu relay mulai saat relay arusnya pick up (kerja) sampai selesainya kerja relay sangat singkat (20-100 ms), yaitu tanpa penundaan waktu. b). Relay arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu (Definite time). Relay arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu ialah jika jangka waktu mulai relay arus pick up sampai selesainya kerja relay diperpanjang dengan nilai tertentu dan tidak tergantung dari besarnya arus yang menggerakkan. c). Relay arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik (Inverse time). Relay dangan karakteristik waktu terbalik adalah jika jangka waktu mulai relay arus pick up sampai selesainya kerja diperpanjang dengan besarnya nilai yang berbanding terbalik dengan arus yang menggerakkan.
Komponen HVMDP
Incoming Lightning Arrester (LA) Disconnecting Switch 24 KV 630 A Metering High Voltage Fuse 2A Trafo 20KV/100V Low Voltage Fuse 2A Ampere Selector Switch Voltage Selector Switch Amperemeter Voltmeter Kilo Watt Hour Meter Current Transformator
Outgoing 1
Vacum Circuit Breaker
Current Transformator
Over Current Relay (51)
Ampere Selector Switch
Amperemeter Outgoing 2
Vacum Circuit Breaker
Current Transformator
Ampere Selector Switch
Amperemeter
Cara kerja busbar
Pada busbar ini menggunakan sistem Emergency (darurat ). Pada keadaan normal interlock pada hubungan 18 s/d 25 akan menutup dan menghubungkannya dengan MCCB 1 s/d 17, sehingga beban yang terhubung pada MCCB 1 s/d 25 terhubung dan di supplay oleh teganga PLN dari panel outgoing 1 . Jika terjadi gangguan misalkan Listrik PLN mati maka interlock akan bekerja dan memutus (membuka) hubungan MCCB 18 s/d 25 dengan MCCB 1 s/d 17 dan menutup (menyambung) MCCB 18 s/d 25 dengan listrik supplay dari genset. Genset dan Interlock pun dikontrol secara otomatis oleh panel automatic control agar saat listrik mati Genset bekerja (aktif). Jika keadaan kembali normal misalkan listrik PLN menyala maka interlock akan bekerja dan memutus hubungan MCCB 18 s/d 25 dengan supplay dari genset , kemudian menghubungkan MCCB 18 s/d 25 dengan
Terdapat ACB untuk memutus atau menghubungkan tegangan PLN ke busbar, selain itu juga sebagai pengaman jika terdapat hubung singkat atau arus lebih pada beban atau pada busbar , atau jika salah satu / beberapa MCCB pada busbar tidak bekerja saat terjadi hubung singkat maka ACB yang akan bekerja. Terdapat MCCB antara hubungan MCCB 1 s/d 17 dengan interlock ke MCCB 28 s/d 25. Selain digunakan untuk menghubung atau memutus hubungan secara manual juga sebagai pengaman jika interlock tidak bekerja misal Listrik PLN munyala dan genset juga aktif maka MCCB akan memutus hubungan secara otomatis. Terdapat MCCB antara hubungan MCCB 18 s/d 25 dengan genset selain sebagai pemutus dan penyambung hubungan secara otomatis juga sebagai pengaman jika terdapat hubungan singkat atau arus lebih pada beban. Terdapat switch antara MCCB 18 dengan MCCB 19 s/15 yang bekerja berdasarkan alarm sinyal kebakaran. Jika alarm sinyal kebakaran aktif maka akan open sehingga tegangan dari genset hanya untuk mensupplay beban dari MCCB 18.
Tabel Percobaan HVMDP Incoming Tegangan (V)
Arus(A)
RS
ST
TR
R
S
20
20
20
12
13
12
13
12
Outgoing 1
Outgoing 2
Arus(A)
Arus(A)
Kwh T
x1200
R
S
T
R
S
T
2,5
2,5
1,25
6,5
7,6
8
11
2,6
2,5
1,3
6,5
7,6
6
11,5
10
2,4
2,2
1,2
5,2
6
5
12
10,5
10
2,3
2,4
1,1
6,5
5,5
5,5
10,5
11
10
2,5
2,7
2,3
4,9
5
5
10
10,5
10
2,5
2,5
2
4,8
4,9
5
10,5
11
10,5
2
2,3
1,2
5
5,8
6
9
9,5
8,5
1,9
1,8
1,1
2,5
3
3,1
9
9,5
8,5
1,5
1,2
1
2,3
2,8
3
8,5
8,5
8,5
1,1
1,1
1
2,2
2,5
3,8
8,5
8
8,5
1
1
0,9
2,6
2
4
8
8,5
8
0,8
0,8
0,5
2,5
2
2,6
12,5 198,9
199,2
ANALISA HVMDP
Pada saat menit pertama di panel incoming tegangan yang terukur pada tiap fase sama yaitu sebesar 20KV, sedangkan arusnya tiap fase berbeda antara 1 s/d 0,5 A. Pada fase R arusnya sebesar 12A, fase S arusnnya 13A, sedangkan fase T arusnya 12,5A. Perbedaan tiap fase tersebut masih wajar dan diperbolehkan karena sulit menentukan pembagian beban yang arusnya sama. Untuk KWH meter yang terbaca adalah telah terpakai sebesar 198,9. Tarif per kwh adalah sebesar 12000. Pada panel outgoing arus pada fase R arusnya 2,5A, fase S arusnya 2,5A, fase T arusnya 1,25A. Sedangkan pada panel outgoing 2 fase R arusnya 6,3A, fase S arusnya 7,6A, sedangkan fase T arusnya 8A.
Jika diamati pada menit selanjutnya tiap 5 menit sampai dengan 60 menit / 1 jam maka yang tetap sama adalah tegangan pada panel incoming yaitu sebesar 20KV. Sedangkan arusnya tiap fase mengalami penurunan, begitu pula dengan arus pada panel outgoing 1 dan outgoing 2 yang juga mengalami penurunan. Tiap 5 menit penurunan arus tidak lebih dari 1 A, sehingga pada saat menit ke 60 maka arusnya pada panel incoming fase R arusnya 8A, fase S arusnya 8,5 dan fase T arusnya 8A, sedangkan pada panel outgoing 1 fase R arusnya 0,8A, fase S arusnya 0,8A, fase T arusnya 0,5A. Pada panel outgoing 2 fase R arusnya 2,5 A, fase S arusnya 2A, dan fase T arusnya 2,6A.
Jika arus pada panel incoming di jumlahkan maka fase R arus nya 122A, fase S arusnya 124,5A dan fase T arusnya 116A, sehingga diketahui pada fase S bebannya menyerap arus paling besar. Pada panel outgoing 1 total arus pada fase R arusnya 23,1A, fase S arusnya 23A, fase T arusnya 24,2A. Sehingga titik beban dengan arus terbesar pada fase T. Pada panel outgoing 2 arus total pada fase R arusnya Rata-rata arus R pada incoming adalah 10,5 A. sedangkan rata-rata pada S dan T incoming adalah 11,2 A dan 9,83 A. Rata – rata arus R,S,dan T pada outgoing 1 adalah 1,5 A ; 1 A , 1,3 A. sedangkan rata-rata arus R , S , T pada outgoing 2 adalah 5 A ; 3,6 A ; 5,25 A
Arus R, S, T terendah pada incoming sebesar 8 A
Arus R, S, T tertinggi pada incoming sebesar 12 A; 13 A;
Secara teori untuk arus Incoming : I incoming = I outgoing 1 + I outgoing 2 Diambil data dari no 1 : 12 = 2.5 + 6,5 Dari hasil perhitungan di atas, terdapat kesalahan pada data Dapat dianalisa dengan rumus : V1 x I1 = V2 x I2 -> dengan kemungkinan error pada I2 I2 = I1 x V1/V2 -> 2.5 x 20./380 = 131,5 A dengan kemungkinan error pada I1 I1 = V2/V1 x I2 -> 380/20. x 240 = 4,56 A Dari kemungkinan error pada I1 4,56 + 6,5 = 11 A Nilai 11 A hampir mendekati dengan 12 A
GRAFIK HUBUNGAN WAKTU DAN ARUS R,S,T (HVMDP) INCOMING ARUS (A) 14
12
10 R
8
S T
6
4
2
t (menit)
0 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
GRAFIK HUBUNGAN WAKTU DAN ARUS R,S,T (HVMDP) OUTGOING 1 ARUS (A) 3
2.5
2 R S
1.5
T
1
0.5
t (menit)
0 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
GRAFIK HUBUNGAN WAKTU DAN ARUS R,S,T (HVMDP) OUTGOING 2 ARUS (A) 9 8 7 6 R
5
S T
4 3 2 1
t (menit)
0 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
Tabel Percobaan LVMDP
RN 220
SN 220
Tegangan (V) TN RS 220 380
ST 380
TR 380
cos φ 0,95 0,96 0,96 0,96 0,96 0,95 0,96 0,95 0,96 0,95 0,96 0,97
frekuensi (Hz) 49,8 49,8 49,8 50 49,8 49,9 49,9 49,9 49,6 49,8 49,7 49,7
R 240 260 240 240 300 280 240 220 220 210 180 190
Arus (A) S 225 200 203 200 240 220 190 190 180 180 100 120
Daya Kwhx200 4862540
T 195 225 200 190 190 200 180 150 150 150 80 100 4862660
ANALISA LVMDP
Untuk percobaan LVMDP ini langkah-kangkahnya sama dengan HVMDP, yaitu setiap 5 menit dilakukan perpindahan fase dari R, S, T yang akan terbaca pada arus. LVMDP ini merupakan incoming PLN. Setiap 5 menit dilakukan pemindahan switch, yang semula pada posisi off, diputar ke R, S, kemudian T,begitu seterusnya. Dari setiap putaran tersebut dihasilkan nilai cos phi (Φ), frekuensi, arus R,S,T dan daya awal dan daya akhir.
Selisih antara daya awal dan daya akhir merupakan nilai daya yang tepakai pada waktu dilakukannya percobaan tersebut. Daya awalnya adalah 24312,7 x 200. Dan daya akhirnya adalah 24313,3 x 200. 200 merupakan nilai pengali untuk LVMDP. Selisihnya sebesar 120 Kwh. Jadi daya yang terpakai waktu percobaan yaitu pada pukul 16.00 sampai 17.00 adalah 120 kwh. Untuk frekuensi yang didapatkan sekitar 49,8 Hz. Nilai ini masih dalam batas toleransi frekuensi, yaitu ± 2% dari 50 Hz. Penurunan nilai frekuensi ini terjadi dikarenakan putaran turbin yang menurun pada pembangkit di pusat,sehingga putaran generator juga menurun.Akibatnya energi listrik yang dihasilkan juga menurun.
Power Faktor ( cos Φ ) bernilai sekitar 0,95 sampai 0,97. Hal ini menunjukkan bahwa pembagian pada kubikel ini bagus, dan capasitor bank pada power house baik. Karena nilai cos Φ minimal adalah 0,85. Jika kurang dai 0,85 maka daya semu yang disuplai oleh PLN akan jauh lebih besar dari daya aktif ,padahal daya semu diusahakan sama dengan daya aktif agar suplai daya dari PLN sama dengan daya yang terpakai oleh konsumen. Maka dengan cos phi yang nilainya mendekati 1, sudut pada segitiga daya mendekati nol. Sehingga daya semu hampir sama dengan daya aktif.
SEGITIGA DAYA
Gambar segitiga daya dengan cos phi kurang dari 0,85.
Gambar segitiga daya dengan cos phi lebih dari 0,85 hingga mendekati
Dari gambar segitiga daya di atas, dapat dimisalkan jika gambar A dengan cos phi 0,85 maka besar sudut x adalah 31,78 derajat. Dan jika gambar B dengan cos phi lebih dari 0,85 yaitu 0,98, maka besar sudut x adalah 11,47 derajat. Jadi dengan besar sudut x yang lebih kecil, panjang S akan mendekati sama dengan panjang P. Begitu juga jika cos phi = 1, maka besar sudutnya 0 derajat. Artinya besar S (daya semu) = P (daya Aktif).
GRAFIK HUBUNGAN WAKTU DAN ARUS R,S,T (LVMDP) ARUS (A) 350
300
250
R
200
S T
150
100
50
t (menit)
0 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
View more...
Comments