Crocodile Tears Syndrom
March 27, 2018 | Author: Maria Agavina | Category: N/A
Short Description
Download Crocodile Tears Syndrom...
Description
Crocodile tears syndrom Sindrom adalah sekelompok tanda dan gejala yang terjadi bersama-sama dan ciri penyakit. Syndrome, air mata buaya,suatu sindrom di mana lakrimasi spontan terjadi dengan air liur normal makan. Ini mengikuti kelumpuhan wajah dan tampaknya hasil dari kesesatan dari serabut saraf regenerasi, beberapa dari mereka ditakdirkan untuk kelenjar ludah akan kelenjar lakrimal. Sebuah sindrom yang disebabkan oleh lesi pada saraf kranial ketujuh pusat ganglion geniculate dan mengakibatkan kelumpuhan wajah residual dengan lakrimasi berlimpah selama makan. Juga disebut air mata buaya. Sindrom air mata buaya (crocodile tears syndrome) merupakan gejala sisa Bell’s palsy, beberapa bulan pasca awitan, dengan manifestasi klinik: air mata bercucuran dari mata yang terkena pada saat penderita makan. Nervus fasilais menginervasi glandula lakrimalis dan glandula salivatorius submandibularis. Diperkirakan terjadi regenerasi saraf salivatorius tetapi dalam perkembangannya terjadi ‘salah jurusan’ menuju ke glandula lakrimalis. Air mata Syndrome adalah nama populer untuk kondisi yang dikenal sebagai gustatolacrimal refleks atau Sindrom Bogorad itu. Kondisi medis yang biasanya muncul selama pemulihan dari Palsy Bell dan mempengaruhi fungsi saraf wajah jaringan. Akibatnya, seseorang yang menderita Sindrom Air Mata Buaya mungkin mulai menangis sambil makan. Akar penyebab munculnya Syndrome Air Mata Buaya berkaitan dengan adanya lesi pada ganglion geniculate. Lesi dapat muncul dalam sistem saraf kranial dan menyebabkan tingkat kelumpuhan pada otot-otot wajah. Sebagai serabut saraf mulai pulih, kehadiran lesi
dapat menyebabkan kelainan dari kelenjar ludah menjadi kelenjar air mata. Selama proses mencoba untuk mengunyah makanan, ini kelainan dalam pertumbuhan kembali dari kelenjar dapat menyebabkan kelenjar saraf yang rusak untuk melepaskan air mata. Individu yang menderita Sindrom Air Mata Buaya tidak memiliki kontrol atas aktivitas dan mungkin tampak menangis seluruh makanan. Sementara sangat frustasi, kehadiran Syndrome Air Mata Buaya tidak harus dilihat sebagai tanda bahwa seseorang tidak bahagia atau emosional tidak stabil.
Penting untuk dicatat bahwa tidak setiap orang yang pulih dari Palsy Bell akan mengalami Crocodile Syndrome Tears. Bahkan, kemungkinan mengembangkan kondisi selama pemulihan sangat rendah. Selanjutnya, tingkat keparahan terkait dengan Sindrom Air Mata Buaya akan bervariasi dari satu orang ke orang lain. Seorang dokter yang berkualitas dapat menentukan perawatan terbaik berdasarkan frekuensi dan tingkat ketidaknyamanan pasien mengalamiPenyakit Bell’s palsy ini lebih sering ditemukan pada usia dewasa dan jarang pada anak. Crocodile tear phenomenon Yaitu keluarnya air mata pada saat penderita makan makanan. Ini timbul beberapa bulan setelah terjadi paresis dan terjadinya akibat dari regenerasi yang salah dari serabut otonom yang seharusnya ke kelenjar saliva tetapi menuju ke kelenjar lakrimalis. Lokasi lesi di sekitar ganglion genikulatum.1. Bell's Palsy adalah suatu kelainan pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada otot di satu sisi wajah. Saraf wajah adalah saraf kranial yang merangsang otot-otot wajah. PENYEBAB Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga terjadi pembengkakan
pada saraf wajah sebagai reaksi terhadap infeksi virus, penekanan atau berkurangnya aliran darah. GEJALA Bell's palsy terjadi secara tiba-tiba. Beberapa jam sebelum terjadinya kelemahan pada otot wajah, penderita bisa merasakan nyeri di belakang telinga. Kelemahan otot yang terjadi bisa ringan sampai berat, tetapi selalu pada satu sisi wajah
ciri Platyhelminthes : 1. Tubuhnya tidak memiliki sistem rangka, sistempernafasan, dan sistem peredaran darah. 2. Tubuhnya berbentuk simetris bilateral; 3. Bagian ujung anterior tumpul/membulat dan ujungposterior lancip, tidak memiliki segmen; 4. Merupakan hewan triploblastik aselomata; 5.Reproduksi seksual dan aseksual.
Echinococcus granulosus Kerajaan : Animalia Phylum :P latyhelminthes Class : Cestoda Order : Cyclophyllidea Family : Taeniidae Genus : Echinococcus
Species : E. granulosus
Hospes dan Nama Penyakit •Hospes cacing ini adalah anjing dan karnivora lainnya. •Parasit ini dapat menyebabkan hidatidosis. •Kista hidatid paru sangat berbahaya dan fatal terutama apabila kista ini pecah dapat menyebabkan shock yang berat. Morfologi •Cacing dewasa adalah cacing kecil yang berukuran 3-6 mm. •Skoleks bukat, dilengkapi 4 batil isap dan rostelum dengan kait-kait, mempunyai leher. •Mempunyai 1 proglotid imatur, 1 proglotid matur, 1 proglotid gravid
Penyebaran Geografis Penyebaran infeksi Echinococcus granulosus tersebar di seluruh dunia terutama di daerah pedesaan dan pinggiran yang daerah tersebut terdapat banyak anjing yang memakan daging hewan yang mengandung kista hidatid. Echinococcus granulosus memiliki fokus endemik di Amerika Selatan yaitu pada peternakan domba dan sapi di Argentina, Uruguay, Brazil Selatan, dan Chili. Kista Hidatid seringkali menginfeksi anak-anak dan tumbuh terus tanpa diketahui selama bertahun-tahun.
Daur Hidup Cacing dewasa di usus anjing → Telur dikeluarkan bersama tinja → telur tertelan hospes perantara → telur menetas di rongga duodenum → embrio yang dikeluarkan menembus dinding usus → masuk ke saluran limfe → peredaran darah → alat-alat tubuh (terbentuk kista hidatid) → kista termakan anjing → cacing dewasa Patologi dan Gejala Klinis •Ada beberapa hal gejala, yaitu: 1. Desakan kista hidatid 2. Cairan kista yang dapat menmbulkan reaksi alergi 3. Pecahnya kista, cairan kista masuk peredaran darah, dapat menimbulkan renjatan anaflaktik yang dapat menyebabkan kematian •Gejala-gejala lain: hemoptisis ringan, batuk, dispnea, sakit dada yang tidak menetap, palpitasi, urtikaria. •Infeksi ditandai dengan adanya pembentukan kista tunggal unilokular atau majemuk yang membesar. Pencegahan •Infeksi dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan tinja anjing, terutama pada anak-anak. •Meningkatkan kesadaran higienis dan sanitasi air. •Menjaga kebersihan dan kesehatan hewan piaraan terutama anjing dan kucing. •Cara terbaik untuk menghindari infeksi manusia adalah menghindari menelan makanan atau bahan lain yang terkontaminasi dengan kotoran anjing.
PSPD (Program Studi Pendidikan Dokter) Nama Kelompok Crocodile Tears Syndrome
Ciri – ciri Khusus : • Kelumpuhan wajah residual • Air mata bercucuran pada saat makan ( lakrimasi ) • Sering terjadi pada orang dewasa
Orientasi Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 2012/1213 Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Palangkaraya
Crocodile Tears Syndrome ( Echinococcous granulosus )
S 3dd I tab prn S 3dd I tab prn
View more...
Comments