Critical Lift Heavy Equipment
July 22, 2016 | Author: Drajat Darmawan | Category: N/A
Short Description
heavy lift...
Description
Rigging Method for "Critical Lift" Heavy Equipment Pertanyaan dari Pak Riksha Mohon sumbang sarannya dari para professional Rigging Indonesia. Kumpeni tempat saya kerja berencana akan Major Turnaround di 1Q 2015. Dan salah satu agendanya adalah replacement Heavy equipment (Settler Pressure Vessel, dimensi : 18m Length x Ø 7m (Width) x 8m Tot Height (incl.saddles + Nozzles), berat kosong 210 metric Ton. Dimensi vessel lama vs baru, adalah sama. Tapi vessel baru kami lebih berat, karena shell menggunakan thickness yg lebih tebal sesuai req. baru di plant kami. Rigging study sedang dilakukan oleh satu perusahaan spesialis Heavy Lift. Mengingat lokasi vessel lama ini berada di tempat yg "sudah padat oleh pipings, structures & other equipments", maka pengerjaan Rigging nantinya juga memperhitungkan Demolition & Re-Installation equipments + Pipings sekitar lokasi, etc yg terkena jalur pengangkatan. Termasuk "Critical Lift" karena punya lebih dari satu High Risk Factor yg teridentifikasi saat ringging study Riset sementara dari Rigging Study, direkomendasikan memakai Crawler Crane kapasitas 1600Ton dengan Main Boom Length 84m, SL Mast Length 50m.
note : Kumpeni kami punya Prosedur untuk kategori Critical Lifting & tiap tahun di review untuk memastikan tetap applicable. Pertanyaan saya, 1. Faktor atau hal hal apa lagi yg mesti dipertimbangkan selain melakukan Lifting Assessment, JSA, Pre-Lift meeting, Permitt, Trained Man Power, Scope of Work, etc ? 2. Riset dari kumpeni Heavy Lifting belum memasukkan data perhitungan kekuatan tanah / Ground Bearing Capacity. 3. Dari segi finansial, Cost-cost apalagi yg mesti diperhitungkan selain biaya asuransi, sewa crane, Mob-Demob, Man-Power, security + Road permitt ? Terima kasih atas sharing knowledge-nya dari para Professional Rigging Indonesia
Respon 1 : Isa Ground bearing requirement di bawah crawler crane pada saat pengangkatan sangat penting dan sangat mempengaruhi cost dari project untuk ground preparation (di crane position). Pemilihan crane adalah yang sesuai untuk pengangkatan tersebut, crane yang over capacity mungkin bukan solusi yang baik terutama jika menggunakan floating superlift counterweight. Respon 2 : Agussur Sedikit menambahkan, menimbang lokasinya yg crowded maka perlu dipertimbangkan juga hal-hal sbb: 1. - Rigging plan harus dimodelkan benar2 sesuai area dgn mempertimbangkan swing cranenya. (lebih baik jika dimodelkan 3D, spy bisa diputar2 untuk mengetahui apakah masih bertabrakan dgn struktur sekitar). - untuk menjaga posisi vessel tetap ontrack perlu ditambahkan tagline (karena saat crane swing pergerakan benda yg diangkat tidak beraturan).
2. - jika daya dukung tanah rendah, untuk mengurangi tekanan ke tanah bisa ditambahkan plate baja sebagai landasan roda crane. - perlu dipertimbangkan juga efek pergerakan tanah lateral akibat beban crane terhadap pondasi (pile) equipment disekitarnya. (kasus pile conveyor batubara yg riskan/patah terhadap timbunan batubara disampingnya). mungkin bisa dimodelkan dgn Plaxis. 3. - ini mau sewa vendor heavy lifting atau mau diangkat sendiri pak? kalau diangkat sendiri perlu dipastikan semua alat (padeye, sackle, sling, crane) dalam tagging warna hijau :D Respon 3 : David Sesuai narasi Bapak bahwa ada perusahaan spesialis heavy lift yang akan mengeksekusi pekerjaan tersebut, maka dari Kumpeni Bapak tinggal mereview lifting plan yang mereka ajukan apakah sesuai dengan standard/prosedur di tempat Bapak. Mengenai kriteria kritikal lift, setiap perusahaan mempunyai kebijakan masing2. Umumnya hal ini berkaitan dengan berat total beban vs. rated capacity crane, kondisi disekitar lifting area (near power line, underground facilities, over operating facilities, dan adanya obstacle lainnya), dan jenis barang yang diangkat itu sendiri (explosive, radioactive, & other high risk factor). karena secara global Bapak sebenarnya sudah mengetahui apa yang menjadi concern, saya coba menjawab pertanyaan yang ketiga, karena akan berpengaruh pada pertanyaan yang pertama dan kedua. berikut adalah concern tambahan dari saya; 1. Ground bearing capacity seharusnya ada tercapture di lifting plan. Karena kombinasi jenis crane + load yang akan diangkat akan banyak berpengaruh pada ground pressure yang diciptakan olehnya. 2. Road/ground bearing capacity improvement akan ditanggung oleh siapa? hal ini harus tercapture di kontrak. ground beraing capacity bisa di akali misalnya dengan penggunaan crane mats. siapa yang provide? 3. Proses assembling/dismantle crane besar akan membutuhkan crane + equipment pembantu. siapa yang menyediakan kebutuhan ini? 4. Apakah efisien dengan menggunakan crane besar ini. Seharusnya ada Engineer dari kumpeni Bapak yang bisa mengkalkulasi (rough calculation) tentang kebutuhan crane. Kadang perusahaan lifting sengaja menjual crane besar mereka yang sebenarnya belu tentu kita butuhkan. Sekian dari saya, semoga bisa sedikit mengingatkan apa yang sudah Bapak pikirkan sebelumnya.
Respon 4 : Riksha Pak Syarif & Pak David, Terima kasih atas tanggapan & sarannya. Sangat bermanfaat & akan saya masukkan di dalam agenda meeting untuk di bahas bersama sama. Untuk informasi, Rigging Study yg dilakukan belumlah sampai tahap final. Laporan beserta sketsa gambar yg mereka propose ke kita pun banyak kita beri komentar. Terutama dari divisi Heavy Lifting Dept kami di sini.
Pada proposal kedua, mereka merekomendasikan penggunaan Crane kapasitas 1600Ton dengan total Boom Length 84m. Karena memang posisi vessel tua kami ini berada di tempat yg sempit sekali. Terjepit di antara 1 sister vessel yg dimensinya sama persis (2 horiz. vessel identik yg posisinya hanya terpisah 15 meter). Vessel tua ini di pasang saat development plant kami dahulu tahun 2000 an & belum se padat plant skrg. Penggunaan lebih dari 1crane kapasitas kecil juga tidak memungkinkan karena dekat vessel ini ada pipe rack beton setinggi 12 meter yg mengelilingi. Makanya direkomendasikan memakai crane yg punya boom sepanjang 84m itu, agar vessel ini nantinya akan diangkat melewati Pipe Rack + semua equipments yg berdekatan. Crane + SPMT pun hanya bisa sampai di luar pipe rack karena memang space longgar berada di luar pipe rack. Dari riset sementara, ada menggunakan Crane Mats sebagai alas cranenya. Itu mungkin kenapa tidak ada perhitungan Ground Bearing Capacity dari mereka.
Respon 5 : Syarif Memang untuk membicarakan lifting study/plan tanpa melihat plan layout itu agak susah karena obstacle nya tidak terlihat. Item-item yang diinfokan Pak David itu itu benar, tetapi untuk gamblangnya biasanya Ground Preparation itu ditanggung oleh project owner/main contractor. Untuk crane yg cukup besar, misalnya crane dg kapasitas 1600T, terkadang ground improvement harus dipancang untuk memenuhi ground bearing pressure pada saat pengangkatan (cost tambahan utk piling cukup lumayan). Pemilihan crane juga dipengaruhi oleh policy di perusahaan bapak/project owner/main contractor, beberapa owner menentukan allowable percentage lifting capacity utk di area mereka. Kalo owner menetukan percentage lifting capacity cukup rendah (
View more...
Comments