Critical Book Report Teori Belajar Pembelajaran

July 15, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Critical Book Report Teori Belajar Pembelajaran...

Description

 

 Mata  Mat a K uliah uliah : Penge Pengelo lola laa an Pusat Pusat Sumb Sumber Bela Belajar

CRITICAL BOOK REPORT TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Dosen Pengampu : Prof. Dr.Muhammad Dr.Muhammad Badiran, M.Pd

OLEH:

Boby Waldani

(8186122005)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2018

1

 

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNyalah kami mempunyai kekuatan untuk dapat menuangkan pikiran serta merumuskannya kedalam satu critical book report teori belajar dan pembelajaran. Adapun maksud dan tujuan penyusunan dari critical book report ini adalah sebagai  pemenuhan tugas mata Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran Pembelaja ran yang ditugaskan sebagai tugas individu. Untuk itu, penulis berharap makalah ini dapat dibaca apa adanya sesuai dengan  perspektif masyarakat. Critical book report yang penulis sajikan ini berisi tentang critical  book report teori belajar dan pembelajaran. Penulis sadar critical book report ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, baik dalam hal substansi maupun penyajiannya. Untuk itu segala kritik, saran dan pendapat yang membangun dari semua pihak terkhusus dari bapak dosen mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran, kami terima dengan senang hati dan dengan penuh keterbukaan untuk penyempurnaan critical book report kedepannya.

Medan, Desember 2018

Penulis

2

 

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu

 perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan melakukan sesuatu.

Belajar tidak hanya sekedar

memetakan pengetahuan atau informasi yang yang disampaikan. Namun bagaimana bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang yang bermanfaat bag bagii pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan. Dalam pembuatan critical book report, kita harus mengetahui mengetahui isi suatu  buku atau kelebihan buku tersebut kita harus melakukan critical book report, dimana kita membandingkanbuku yang satu dengan yang lain agar membuat kita lebih memahami isi  buku tersebut dan teori belajar mana yang mudah untuk diterapkan. Dan dalam penulisan critical book report kita akan lebih tahu buku mana yang cocok untuk dipakai.

B. Tujuan

Tujuan dalam pembuatan critical book report ini adalah: 1.  Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan suatu buku. 2.  Untuk mengetahui buku mana yang akan dipakai disaat menggunakan teori belajar tertentu 3.  Menambah wawasan dalam materi teori belajar dan pembelajaran.

C. Manfaat

Manfaat dalam pembuatan critical book report bagi mahasiswa/i adalah: 1.  Sebagai motivasi dalam teknik pembuatan critical book report 2.  Sebagai bahan acuan dalam pembuatan makalah atau critical book.

3

 

BAB II ISI BUKU

 Nama Buku  Nama Pengarang  Nama Penerbit Tahun Terbit Halaman

: Teori-teori Belajar dan Pembelajaran : Prof. Dr. Ratna Willis Dahar, Msc : Erlangga : 2006 : 178 halaman

1.  MENGAPA BELAJAR A.  Defenisi Belajar

Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. 1)  Perubahan tingkah laku Belajar menyangkutperubahan dalam suatu organisme. Hal ini berarti bahwa belajar membutuhkan waktu. Untuk mengukur belajar, kita membandingkan cara organisme itu  berperilaku pada waktu 1 dengan cara organisme itu berperilaku pada waktu 2 dalam suasana yang serupa. Bila perilaku dalam suasana serupa itu berbeda waktu itu, kita dapat  berkesimpulan bahwa telah terjadi belajar.

4

 

2)  Perilaku terbuka Belajar yang kita simpulkan terjadi bila perilaku hewan-hewan, termasuk manusia,  berubah. Perilaku Per ilaku menyangkut aksi atau tindakan, aksi-aksi otot atau aksi-aksi kelenjar, dan gabungan kedua macam aksi itu. Hal yang menjadi perhatian utama ialah perilaku verbal manusia sebab dari tindakan-tindakan menulis daan berbicara manusia, kitatentukan apakah perubahan-perubahan dalam perilaku perilaku telah terjadi. Perubahan daridapat “ba - ba” “ba ba” menjadi  bapak, dari se ko lah menjadi penulis. 3)  Belajar dan pengalaman Belajar ialah “sebagai suatu hasil pengalaman”. Istilah pengalaman membatasi macammacam macam perubahan perilaku yang dapat dianggap mewakili belajar. Batasan ini penting dan sulit untuk didefinisikan. Biasanya batasan ini dilakukan dengan memperhatikan penyebab penyebab perubahan dalam perilaku yang yang tidak dapat dianggap sebagai hasil pengalaman. 4)  Belajar dan kematangan Perubahan perilaku yang disebabkan oleh kematangan terjadi bila perilaku itu disebabkan oleh perubahan-perubahan yang berlangsung dalam proses pertumbuhan dan  pengembangan organisme-organisme secara fisiologis. Berjalan dan berbicara berkembang dalam manusia pada umumnya lebih abnyak disebabkan oleh kematangan ini daripada oleh  belajar. Suatu btingkat kematangan tertentu merupakan pras prasyarat yarat belajar berbicara, walaupun  pengalaman dengan orang dewasa yang berbicara dibutuhkan untuk untuk membantu kesiapan yang dibawa oleh kematangan. B.  Bentuk-bentuk Bentuk-bentuk Belajar Gagne (1984) mengembangkan ada lima bentuk belajar, yaitu : 1)  Belajar responden

Belajar responden adalah suatu respon dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah dikenal. Contoh belajar responden adalah hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli  psikologi Rusia yang terkenal, Ivan Pavlov. Seekor anjing diberi serbuk daging dan ketika anjing itu memakannya, keluar air liurnya. Sebuk daging disebut stimulus tak terkondisi (unciditioned-stimulus( unciditioned-stimulus-US) US) dan tindakan mengeluarkan air liur disebut respon tak terkondisi (unconditioned ( unconditioned response-UR). response-UR). Tejadi respon terhadap stimulus ini tidak merupakan belajar, tetapi terjadi secara instingtif. Sekarang lampu kita hidupkan ditempat anjing itu. Menghidupka lampu mempunyai efek yang minimal terhadap keluar air liurnya anjing itu. Kemudian, kita nyalakan lampu tepat sebelum memberikan serbuk daging itu pada anjing (US). Jika hal ini kita lakukan beberapa kali, kemudian pada suatu percobaan, tanpa memberikan serbuk daging, kita lihat timbulnya respons mengeluarkan air liur. Cahaya, yang sebelumnya merupakan stimulus yang netral,

5

 

sekarang menjadi stimulus terkondisi (conditioned (conditioned stimulus-US) stimulus-US) dan respon yang ditimbulkan disebut respons terkondisi (conditioned (conditioned response-CR). response-CR). 2)  Belajar kontiguitas Beberapa teoritikus belajar mengemukakan bahwa pemasangan kejadian sederhana itu (kejadian apapun) dapat mengahsilkan belajar. Tidak diperlukan hubunagn stimulus tak terkondisi-respons. Asosiasi dekat sederhana suatuKekuatan stimulus dan suatu respon dapat mengahsilkan suatu perubahan dalam antara perilaku. belajar kontinguitas sederhanandapat dilihat bila seseorang memberikan respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang belum lengkap seperti berikut: Sembilan kali sembilan ...................... ............................................ ............................................ ........................................ .................. Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di ................................................... 3)  Belajar Operant Belajar sebagaiakibat penguatan merupakan bentuk belajar lain yang banyak diterapkan dalam teknologi modifikasi perilaku. Bentuk belajar ini disebut terkondisi operant   sebab  perilaku yang diinginkan timbul secara spontan, tanpa dikeluarkan secara naluriah oleh stimulus apapun, saat organisme “beroperasi” terhadap lingkungan. Berbeda dengan belajar responden, perilaku operant  tidak  tidak memiliki stimulus fisiologis yang dikenal. Perilaku operant   tidak “dikeluarkan”, tetapi “dipancarkan” , dan konsekuensi atas perilaku itu bagi organisme merupakan variabel yang penting dalam belajar operant . Perilaku akan diperkuat bila akibatnya berupa suatu yang terkuatkan. Perilaku mengalami penguatan mempunyaikecendurungan untuk meningkatkan dalam hal frekuensi, besarnya, atatu  probabilitas terjadinya. 4)  Belajar Observasional Bentuk belajar observasional banyak kita jumpai dalam dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalaha belajar mengendarai mobil, kita akan mengamatis seorang instruktur untuk mengetahui urutan tindakan-tindakan yang dibutuhkan misalnyamenghidupkan, kemudan menjalankam mobil. Demikian pula, jika seseorangmulai bermain volli, ia berusaha meniru temannya yang terkenal sebagai pemain ulung dalam melemparkan bola. 5)  Belajar kognitif Beberapa ahli psikologi dan pendidikan berpendapat bahwa pada konsepsi-konsepsi tentang belajar yang telah dikenal, tidak satupun yang mempersoalkan proses kognitif yang terjadi selama belajar. Proses semacam itu menyangkut antar lain berpikir menggunkan logika deduktif dan induktif. 2.  TEORI, MENGAPA DIBUTUHKAN? A.  Kebutuhan Akan Teori

6

 

Snelbecker (1974) berpendapat bahwa perumusan teori itu bukan hanya penting melainkan juga vital bagi psikologi dan pendidikan agar dapat maju atau berkembang serta dapat memecahkan masalah-masalah yang ditemukan dalam suatu bidang itu. Sekarang kita menyadari bahwa ilmu apapun untuk dapat berkembang, harus dilandasi teori. 1)  Perubahan yang tidak ada hentinya kita membaca sejarahgagasan-gagasan sains, kemajuan-kemajuan dalam dicapai karena  para Bila ilmuwan mau menyusun dalam bentuk teorisains dan telah emminta orang lain menilai teori-teori yang telah mereka susun itu. Teori lama menimbulkan teori-teori baru dan teori-teori baru menyebabkan dilakukannya eksprimen, kemudian eksprimen-eksprimen menghasilkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman. Walaupun ada kalanya hal yang dihasilkan kurang menggenparkan dan teori-teori yang disusun tida selalu secar jelas ditnjang oleh kenyataan empiris, pernyataan-pernyataan teoritis inilah yang lebih emmpunyai dampak daraipada fakta-fakta yang terpisah-pisah, terlepas dari penelitian yang dilaksanakan. 2)  Fungsi-fungsi teori a.  Membuat penemuan-penemuan menjadi sistematis  b.  Melahirkan hipotesis c.  Membuat prediksi d.  Memberi penjelasan B.  Defenisi Beberapa Istilah Snelbecker (1974), untuk defenisis istilah-istilah itu sebenarnay belum ada persetujuan secara universal diantara para ahli filsafat sains. Untuk keperluan buka ini, akan diberikan hanya satu defenisi untuk setiap istilah itu.  1.  Teori Dalam penggunaan secara umum, teori-teori berarti sejumlah proposisi yang terintegrasi secara sintaktik (artinya kumpulan proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan proposisi yang lain, dan juga pada data yang diamati), serta yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa peristiwa yang diamati. (Snelbecker, 1974) 2.  Hipotesis Suatu hipotesis merupakan suatu pernyataan tentang hubungan yang diduga antara variabel-variabel. Tidak seperti teori, hipotesis tidak perlu menyangkut dan juga tidak perlu merupakan hasil suatu sistem yang tersusun dari proposisi-proposisi, hipotesi itu hanya menyatakan bahwa suatu observasi mendatang akan emmpunyai suatu bentuk tertentu. 3.  Model Model merupakan suatu analog konseptual yang digunakan untuk menyarankan  bagaimana sebaiknya meneruskan penelitian empiris tentang suatu masalah. Jadi, J adi, model ialah suatu struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang dan sekarang 7

 

diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berfikit dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum bagitu berkembang. (Marx, 1976).

4.  Hukum dan prinsip Suatu hukum merupakan pernyataan entang suatu hubungan antara variabel-variabel dan kemungkinan terjadinya hubungan ini begitu tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa varabelvariabel ini sangat saling bergantung (Snelbecker, 1974). Suatu prinsip merupakan suatu pernyataan tentang hubungan-hubungan yang dapat dikatakan mempunyai dasar empiris, tetapi belum dapat disebut suatu hukum karena belum dapat dianggap mendasar atau belum cukup mantap. Banyak penulis psikologi dan  pendidikan menggunakan menggunakan istilah hukum dan prinsip saling bergantian (Sn (Snelbecker, elbecker, 1974). C.  Kontruksi Teori 1.  Kontruksi teori secara deduktif

Teoretikus deduktif bekerja dari atas kebawah. Ia membangun suatu teori yang kelihatannya logis dengan dasar apriori. Kemudian teori itu diuji melalui eksprimeneksprimen yang sifatnya ditentukan oleh teori tersebut. 2.  Kontruksi teori sacara induktif Menurut cara ini, teori menjadi generalisasi fakta empiris. Teoritikus induktif bekerja dati bahwa keatas, menyusun sistem-sistem (dapat disebut teori-teori mini) yang memperhasilkan hasil-hasil penelitian ayng telah berkali-kali diuji. 3.  Keadaan sekarang Bila seseorang merasa bahwa dalam fsikologi ada fakta-fakta tetentu yang sudah mantap sekali dipahami dan sudah ada fakta-fakta tertentu yang sudah mantap sekali dipahami dan sudah ada cukup pemahaman tentang bekerjanya proses-proses dasar psikologi, penggunaan metode deduktif dibenarkan. Sebaliknya, bila seseorang kurang yakin akan nilai-nilai ilmiah data psikologi yang ada, metode induktiflah yang lebih baik. D.  Verifikasi Teori-teori 1.  Secara sintaks 2.  Secara semantik 3.  TEORI-TEORI BELAJAR Teori Belajar Perilaku A.  Evolusi Teori Perilaku

 

1.

Ivan pavlov : Calassical Conditioning

8

 

Dalam tahun-tahun terakhir abad ke-19 dan tahun-tahun permulaan abad ke 20, Pavlov dan kawan-kawan mempelajari proses pencernaan dalam anjing (dalam Bab 2 hal ini dikemukakan). Selama penelitian mereka, para ahli ini memperhatikan perubahan dalam waktu dan kecepatan pengeluaran air liur. Dalam eksprimen ini Pavlov dan akawankawannya menunujukkan bagaimana belajar dapat mempengaruhi perilaku yang selama ini disangka refleksif dan tidak dapat dikendalaikan seperti pengeluaran air liur. 2.  E.L. Thorndike : Hukum Pengaruh Hasil studi Pavlov merangsang para peneliti di Amerika serikat, seperti E.L. Thorndike (Hilgard and Bower, 1966). Dalam studi Thorndike terdahulu, ia memandang perilaku sebagai suatu respons terhadap stimulus-stimulus dalam lingkungan (perhatikan kesesuaian dengan Pavlov). Pandangan ini, yaitu bahwa stimulus dapat mengeluarkan respons, merupakan titik tolak teori stimulus-respons atau teori S-R yang dikenalm sekarang. Seperti  para ahli teori perilaku sebelumnya, Thorndike menghubungkan menghubungkan perilaku pada pada refleks fisik. 3.  B.F. skinner : Operant Conditioning   Eksprimen Skinner dipusatkan pada penempatan subjek-subjek dalam situasi yang terkontrol dan mengamati perubahan-perubahan dalam perilaku subjek-subjek itu yang dihasilkan dengan mengubah secara sistematis konsekuensi-konsekuensi perilaku subjek tersebut. B.  Prinsip-Prinsip Teori Belajar Perilaku 1.  Konsekuensi-konsekuensi

Konsekuensi yang menyenangkan pada umunya disebut reinforser, sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan disebut hukuman. Reinforser dapat dibagi 2 golongan, yaitu : primer dan sekunder. se kunder. 2.  Kesegaran ( Immnediacy)  Immnediacy) Konsekuensi Prinsip kesegaran konsekuensi ini penting artinya dalam kelas. Khususnya bagi muridmurid sekolah dasar, pujian yang diberikan segera setelah anak itu melakukan suatu  pekerjaan dengan baik, dapat menjadi suatu reinforser yang lebih kuat daripada angka yang diberikan kemudian. Konsekuensi yang segera mengikuti perilaku akan lebih mempengaruhi  perilaku daripada konsekuensi yang lambat datangnya. datangnya. 3.  Pembentukan Istilah pembentukan digunakan dalam teori belajar perilaku saat mengajarkan keterampilan baru atau perilaku dengan memberikan reinforcement   pada para siswa dalam mendekati perilaku akhir yang diinginkan. C.  Teori Belajar Perilaku

9

 

Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkungan kerap kali dipilih dan diubah oleh seseorang melalui perilakunya. Dalam pandangan belajar sosial, “manusia itu tidak didorong oleh kekuatan dari dalam dan juga tidak “dipukul” oleh stimulus-stimulus stimulus -stimulus lingkungam.  Namun, fungsi psikologi diterangkan sebagai interaksi yang kontinu dan timbal balik dari determinan pribadi dan determinan lingkungan” (bandura, 1977: 11-12). 11-12).  Konsep-konsep utama teori belajar sosial adalah :   1)  Pemodelan ( Modelling   Modelling ) Bandura memperhatikan bahwa penganut-penganut Skinner memberikan penekanan  pada efek konsekuensi terhadap perilaku dan tidak mengindahkan fenomena pemodelan, yaitu meniru perilaku orang lain dan pengelaman “vicarious”, yaitu yai tu belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain. Ia merasa bahwa sebagian besar belajar yang dialami manusi tidak dibentuk dari konsekuensi-konsekuensi, melainkan manusia itu  belajar dari suatu model. 2)  Fase Belajar Menurut bandura (1977), ada 4 fase belajar melalui model, yaitu :

   



Fase perhatian



Fase retensi

Fase reproduksi Fase motivasi 3)  Belajar Vicarious Vicarious   Jika orang yang belajar dengan melihat orang diberi reinfocement  atau   atau dihukum waktu terlibat dalam perilaku- perilaku  perilaku tertentu. Inilah yang disebut belajar “vicarious”.  4)  Pengaturan Sendiri Bandura berhipotesis bahwa manusia mengamati perilakunay sendiri, memeprtimbangkan perilaku itu terhadap kriteria yang disusunnya sendiri, kemudian memberi reinforcement  atau  atau hukuman pad dirnya sendiri. D.  Kekuatan dan kelemaham Teori-teori Perilaku

   





Teori-teori belajar dan kognitif kerap kali dikemukakan sebagai teori-teori yang bersaing dan bertentangan. Sebenarnya, lebih baik melihat kedua macam teori ini sebagai teori-teori yang menanggapi masalah-masalah yang berbeda, jadi lebih bersifat komplementer daripada  bersaing.  Teori Belajar Kognitif Teori Pemrosesan-Informasi Pemrosesan-Informasi

1)  Suatu model pemrosesan informasi Model pemrosesan informasi dapat digambarkan sebagai kumpulan kotak yang dihubungkan dengan garis-garis. Kotak-kotak itu menggambarkan fungsi-sungsi atau keadaan sistem, dan garis-garis menggambarkan tranformasi yang terjadi dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. 2)  Contoh Pemrosesan Informasi 10

 

Contohnya adalah pada mata pelajaran sains, seorang guru SMP bertanya pada seorang siswa yang bernama Hadi: “Bagaimana rumus massa jenis?” Hadi menjawab: “tidak tahu Pak”. Pada waktu yang sama Hadi sudah mempunyai harapan bahwa ia akan memberika  perhatian pada pelajaran ayng akan diberikan. Guru itu kemudian berkata: “Rumus massa jenis ialah massa/volume”. massa/volume ”. Telinga Hadi Hadi menerima pesan ini bersama dengan suara-suara lainnya, misalnya percakapan teman-temannya dan suara kendaraan dijalan.

4.  PENYAJIAN PENGETAHUAN A.  Proposisi

Proposisi merupakan unit dasra informasi dalam sistem pemrosesan informasi manusia. Proposis dapat disamakan dengan gagasan, contoh:   a.  Tumbuhan  b.  Tumbuhan memerlukan air 1)  Hubungan dan argumen proposisi Suatu proposisi selalu terdiaria ats 2 unsur: suatu hubungan hubungan dan  dan sekumpulan argumen argumen.. Argumen merupakan topik proposisi yang dapat berupa kata benda atau kata ganti (kadangkadang dapat berupa kata kerja atau kata sifat). Hubungan suatu proposisi dapat berupa kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan. Misalnya dalam proposisi yang dinyatakan oleh :ahmadbelajar”.  Ahmad   ialah topik (argumen) dan belajar   ialah yang membatasi topik (hubungan). 2)  Dalam bentuk Lingkaran-panah Suatu propisisi yang terdiri atas suatu relasi dan satua atu lebih argumen dapatdinyatakan atau digambarkan dengan bentuk lingkaran-panah. Bentuk semacam Proposisi ini lebih  berguna kalau akan menggambarkan kaitan antara beberapa propisisi daripada jika digambarkan bentuk daftar. Panah mengarah pada setiap unsur proposisi. Setiap panah diberi nama untuk menyatakan peranan unsur itu dalam proposisi tertentu. 3)  Jaringan Proposisi Keterkaitan antara unit-unit informasi ini merupakan aspek yang penting dari inteligensi,  penting juga untuk mempunyai cara menggambarkannya. Salah satu cara ialah dengan  jaringan  proposisi  proposisi   yang merupakan himpunan proposisi yang saling berkaitan. Setiap dua  proposisi yang memiliki bersama satu unsur, saling terkait melalui unsur itu. B.  Pengetahuan Deklaratif dan Prosedural

Proposisi digunakan untuk menyajikan pengetahuan deklaratif, sedangkan pengetahuan  prosedural disajikan oleh produksi. C.  Produksi 11

 

1. 

2. 

D. 

E. 

Prouksi memprogram terjadinya aksi-aksi tertentubpada kondisi tertentu.   Aturan kondisi aksi Produksi merupakan aturan-aturan kondisi-aksi. Artinya produksi memprogram terjadinya aksi-aksi tertentu pada kondisi-kondisi tertentu. Sistem produksi Produksi-produksi itu mencoba menyajiakn sejumlah perbuatan, misalnya memuji seorang angk, menentuka suatu segi tiga. Proposisi dikaitkan melalui gagasan-gagasan yang dimiliki bersama, sedangkan produksi dikaitkan melalui arus kontrol. Gambaram Mental Gambaran mental digunakan dalam memori kerja untuk memanipulasi informasi spasial, yaitu informasi yang menyangkut ruang. Ekonomi Penyajian Pengetahuan itu disajikan dalam bentuk-bentuk yang mengurangi beban pada memori kerja. Jaringan Jaringan proposisi proposisi mengurangi mengurangi beban dengan dengan tersedianya pengetahuan yang yang  berhubungan. Dengan demikian, bila kita memikirkan gagasan-gagasan tetentu, gagasangagasan yang berhubungan dengan mudah timbul dalam pikiran.

5.  BELAJAR PENGETAHAUN DEKLARATIF DAN PROSEDURAL

 

A. Perolehan Pengetahuan Baru Deklaratif 1)  Tingkat Aktivitas dalam Jaringan Proposisi

Anderson (1982) berpendapat bahwa proporsi mempunyai berbagai tingkatan aktivitas. akti vitas. Pada suatu waktu sebagaian besar proporsi itu tidak aktif. Sebagian kecil proporsi yang aktif  pada waktu-waktu tertentu adalah bagian yang pada waktu itu kita pikirkan. Memori kerja merupaka wadah yang didalamnya pengetahuan baru ditambahkan pada pengetahuan lama. 2)  Beberapa prinsip tentang perolehan pengetahuan deklaratif Pengetahuan deklaratif baru diperoleh bila suatu proposisi proposisi baru disimpan bersama bersama  proposisi yang berhubungan berhubungan dalam jaringan proposisi. 3)  Pemanggilan dan konstruksi pengetahuan deklaratif Suatu proses pemanggilan biasanya dimulai bila seseorang bertanya pada kita atau bila kita membaca suatu pertanyaan. Dapat juga suatu pemanggilan dimulai oleh pertanyaan yang datang dari kita sendiri, misalnay waktu kita memecahkan amsalah dan membutuhkan informasi yang sudah disimpan sebelumnya. Bila pertanyaan itu datang dari sumber s umber luar,  pertanyaan itu harus diubah dahulu menjadi proposisi, proposisi, yaitu media penyajian internal. Pemanggilan dan konstruksi pengetahuan deklaratif keduanya bergantung pada  penyebaran aktivasi. Dalam pemanggilan, aktivasi menyebar dari perangsang ke proposisi yang akan dipanggil. Dalam konstruksi, aktivasi menyebar dari perangsang ke informasi yang  berhubungan dan proposisi logis beroperasi terhadap informasi ini untuk menghasilkan  jawaban.

12

 

4)  Elaborasi pengetahuan deklaratif Elaborasi ialah proses penambahan pengetahuan yang berhubungan dengan informasi yang sedang dipelajari. Elaborasi memperlancar pemanggilan dengan dua cara,  pertama  pertama,, elaborasi menyediakan alternatif cara untuk pemanggilan agar aktivasi menyebar, kedua, kedua,   menyediakan informasi tambahan yang berguna untuk mengonstruksi jawaban.

5)  Organisasi pengetahuan deklaratif Organisasi ialah proses pembagian himpunan informasi menjadi sub-sub himpunan dan  penentuan hubungan antara sub-sub himpunan itu. Menurut Reitman dan Rueter (1980), manusia mengorganisasi informasi secara spontan. a.  Efek organisasi terhadap menghafal Organisasi sangat menolong pengingatan informasi. baik informasi berupa daftar  berisi kata-kata benda, cerita-cerita, teks t eks pelajaran, maupun data menunjukkan banyak keuntungan organisasi.  b.  Mekanisme organisasi Organisasi dapat mempengaruhi menghafal dengan berbagai cara.Organisasi dapat menahan penyebaran aktivasi dalam daerah memori jangka panjang yang relevan dan organisasi dapat menyediakan sumber perangsang pemanggilan untuk mencari lebih lanjut dalam memori. 6)  Pertolongan elaborasi dan organisasi dalam pembelajaran Elaborasi dan organisasi bisa memperlancar belajar dan menghafal, sudah sewajarnya kedua proses ini harus ditingkatkan dalam mengajar. B.  Belajar Pengetahuan Prosedural 1)  Prosedur dan pengenalan pola dan urutan aksi Prosedur pengenalan pola mendasari kemampuan

untuk

mengenal

dan

mengklasifikasikan pola-pola stimulus internal dan eksternal. Prosedur urutan aksi mendasari kamampuan untuk melakukan urutan operasi terhadap simbol-simbol. 2)  Perolehan prosedur penegnalan-pola 3)  Perolehan prosedur-prosedur urutan-aksi 4)  Strategi mengajarkan pengetahuan prosedural 6.  BELAJAR KONSEP A.  Mengapa Belajar Konsep Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep merupakan batu  pembangunan berfikir. Konsepe merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkann pada konsepkonsep yang diperolehnya.  13

 

B.  Defenisi dan Berbagai Macam Konsep Konsep merupakan suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus. Menurut Flavell (1970) konsep-konsep dapat berbeda menjadi 7 dimensi yaitu :   Atribut   Struktur -  Konsep konjungtif -  Konsep disjungtif -  Konsep relasional   Keabstrakan   Keinklusifan   Generalitas atau keumuman   Ketepatan   Kekuatan  C.  Perolehan Konsep menurut Ausubel (1968), konsep diperoleh dnegan 2 cara, yaitu pembentukan konsep dan asimilasi konsep. D.  Penjelasan Teoretis tentang Belajar Konsep Pendekatan kognitif tentang belajar memusatkan pada proses perolehan konsep dalam

sifat konsep dan bagaimana konsep itu disajikan dalam struktur kognitif. Ada 2  pendekatan yang digunakan, digunakan, yaitu pendekatan perilaku dan pen pendekatan dekatan kognitif. E.  Tingkat Pencapaian Konsep Tingkat pencapaian konsep menurut Klausmeier (1977) ada 4 yaitu: 1)  Tingkat konkret 2)  Tingkat identitas 3)  Tingkat klasifikasi 4)  Tingkat formal F.  Menentuka Menentukan n Konsep yang Akan Diajarkan Pengetahuan guru tentang perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa akan menyediakan informasi tambahan, bukan hanya untuk menentukan konsep yang diajarkan, melainkan juga untuk menentukan tingkat-tingkat yang dapat kita harapkan dicapai oleh para siswa. G.  Merencanakan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran hendaknya dibuat secara tertulis. Hal ini dilakukan agar guru dapat menilai diri sendiri selama melaksanakan pembelajaran. Atas dasar penilaian itu guru dapat mengadakan koreksi atas hasil kerjanya, dengan tujuan agar dapat melaksanakan tugas sebagai guru dan pendidik makin lama makin menngkat.  7.  JEROME BTUNER: BELAJAR PENEMUAN A.  Bruner dan Teorinya Jerome S. Bruner adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologi belajar kognitif. Pendekatannya tentang psikologi adalah ekektik. Penelitiannya yang demikian  banyak itu meliputi persepsi manusia, motivasi, belajar dan berfikir. Dalam mempelajari

manusia, ia mengannggap manusia sebagai pemroses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner memusatkan perhatiannya pada masalah apa yang dilakukan manusai dnegan informasi yang 14

 

diterimanya dan apa yang dilakukannya sesudah memperoleh informasi yang diterimanya dan apa yang dilakukannya sesudah memperoleh informasi yang diskret itu mencapai pemahaman yang memberikan kemampuan padanya. 1)  Empat tema tentang pendidikan   Struktur pengetahuan   Kesiapan belajar    Nilai intuisi   Motivasi atau keinginan 2)  Model dan kategori Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada 2 asumsi (Rosser:1984). Asumsi  pertama adalah perolehan pengetahuan nerupakan suatu proses interaktif, asumsi kedua adalah orang mengonstruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang diperoeh sebelumnya suatu model alammenurut dia. Model Bruner ini sangan mendekati struktur kognitif Ausubel. 3)  Balajar sebagai proses kognitif Menurut Bruner, terdapat 3 proses yang berlangsung hampir bersamaan:   Memperoleh informasi baru  

Transformasi informasi Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan Tiga sistem keterampilan yang digunakan oleh hampir semua orang dewasa untuk menyatakan kemapuan-kemampuannya:   Cara enaktif   Cara ikonik   Cara simbolis 4)  Belajar penemuan Salah satu model intruksional kognitif yang sangan berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner (1966) yang dikenal dengan nama belajar penemuan. Bruner menganggap bahwa  belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan  

masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar  bermakna. Belajar bermakna dengan arti sempit diberikan diatas merupakan satu-satunay macam belajar yang mendapat perhatian Bruner. B.  Teori Instruksi Bruner Menurut Bruner, sesuai teori instruksi (Bruner, 1966) hendaknya meliputi:   Pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan dapat belajar   Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal   Perincian urutan-urutan penyajian materi pelajaran secara optimal   Bentuk dan pemberian reinforcement 1)  Pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar 2)  Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal 3)  Perincian urutan-urutan penyajian materi pelajaran secara optimal 4)  Bentuk dan pemberian reinforcement C.  Menerapkan Mengajar Penemuan 15

 

1)  Metode dan tujuan Tujuan belajar sebenarnya ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa serta menrangsang keingintahuan mereka dan memotivasi kemampaun mereka. 2)  Peranan guru Dalam belajar penemuan, peranan guru antar lain sebagai berikut: beri kut:   Guru merencanakan pelajaran demikain rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada maslah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa.   Guru menyajikan materi pelajaran yang duperlukaan sebagai dasa bagi para siswa untuk memecahkan masalah.   Guru juga harus memperhatikan 3 cara penyajian yang telah dibahas tedahulu.   Bila siswa memecahkan maslaah secara teoritis guru berperan sebgai pembimbing atau tutor.   Menilai hasil belajar marupakan suatu masalah dalam belajar pen 8.  DAVID AUSUBEL: BELAJAR BERMAKNA A.  Belajar Menurut Ausubel Menurut Ausubel, belajar dapat dklasifikasikan kedalam dua dimensi, yaitu dimensi

 pertama ialah berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kogniitf ialah fakta, konsep, dan geberalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. sis wa. 1)  Belajar Bermakna Inti teori Ausubel tentang belajar ialah belajar bermakna (Ausubel, 19680. Bagi Ausubel  belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitifseseorang. 2)  Belajar Hafalan Bila tidak ada usaha yang dilakukan untuk mengaismilassikan pengetahuan baru pada konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi belajar hafalan. 3)  Subsumsi-subsumsi Obileratif Selama belajar bermakna berlangsung, informasi baru terkait pada konsep-konsep dalam struktur kognitif. 4)  Variabel yanag Mempengaruhi Belajar penerimaan Bermakna Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel (1963) ialah struktur kogniitf yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. B.  Menerapkan Teori Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan untuk menerapka teori Ausubel: 1)  Pengatur awal Pengatur awal mengarahkan para siswa kemateri yang akan mereka pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru. 2)  Diferensiasi progresif 16

 

Diferensiasi progresif yaitu proses penyusunan konsep dengan cara mengajarkan konsep kurang inklusif kemudian konsep kurang inklusif, dan terakhir adalah hal-hal yang paling khusus. 3)  Penyesuaian integratif Untuk mencapai penyesuaian intergratif, materi pelajaran hendaknya disusun demikian rupa sehingga kita menggerakkan hierarki-hierarki hierarki-hierarki konseptual “ke atas dan ke bawah” selama informasi disajikan. 4)  Belajar superordinat Belajar superordinat terjadi bila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. s ebelumnya. 9.  PETA KONSEP DAN VEE-HEURUSTIKA A.  Peta Konsep Peta konsep dikembangkan untuk menggali kedalam struktur kognitif pelajar dan untuk mengetahui baik bagi pelajar maupun guru, melihat apa yang telah diketahui pelajar. B.  Vee-Heur Vee-Heurustika ustika Gowin Gowin (dalam Novak 1985:55) mula-mula mengembangajan suatu pendekatan untuk menolong para mahasiswa memahami masalah dalam mengungkapkan pengetahuan pada suatu disiplin ilmu. 10.  MODEL PEMBELAJARAN GAGNE A.  Hasil Belajar Menurut Gagne 5 kemampuan yang dikatakan sebagai hasil belajar menurut Gagne: keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, informasi verbal dan keteramilan motorik.   1)  Keterampilan intelektual Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya dengan penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. 2)  Strategi kognitif Strategi kognitif merupakan keteranpilan khusus yang mempunyai kepentingan tertentu  bagi belajar dan bermakna.

Berbagai macam strategi kognitif:   Strategi menghafal 

       



Strategi elaborasi



Strategi pengaturan



Strategi metakognitif

Strategi afektif 3)  Informasi Verbal Informasi verbal disimpan sebagai jaringan proposisi-proposisi. 4)  Sikap Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian-kejadian atau makhluk kejadian-kejadian atau makhluk hidup lainnya. 5)  Keterampilan Motorik 

17

 

Keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan fisik tetapi juga kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual B.  Kejadian Belajar Fase-fase dalam suatu tindakan belajar :  1)  Fase motivasi 2)  Fase pengenalan 3)  Fase perolehan 4)  Fase retensifase 5)  Fase pemanggilan 6)  Fase generalisasi 7)  Fase penampilan 8)  Fase umpan balik C.  Kejadian Intruksional Bukan hanya guru yang dapat mmbereikan instruksi, namun kejadian-kejadian  belajarnya dapat juga diterapkan baik pada belajar penemuan, belajar diluar kelas, maupun  belajar dalam kelas. Kejadian-kejadian intruksi adalah:

 





Mengaktifkan motivasi



Memberi tahu tentang tujuan belajar Mengarahka perhatian



Merangsang ingatan tentang pelajaran yang telah lampau.



Menyediakan bimbingan belajar



Melancarkan retensi



Membantu transfer belajar



Memperlihatkan penampilan dan memberikan umpan balik

            

11.  PIAGET DAN TEORINYA A.  Empirime, Rasionalisme, dan Teori Piaget 1)  Empirime dan rasionalisme Para penganut empirisme berpendapat bahwa sesunggguhnya pengetahuan bersumber dari luar individu dan pengetahuan itu diinternalisasikan oleh indra-indara. Sedangkan  para penganut rasionalisme tidak menolak pentingnya pengalaman-pengalaman indra, tetapi mereka mempertahankan bahwa penalaran lebih penting daripada pengalaman indra sebab penalaran membuat kita tahu dengan penuh keyakinan akan banyak kebenaran yang tidak dapat dicapai oleh pengalaman-pengalaman indra. 2)  Munculnya teori Piaget Teori Piaget muncul karena keberatannya terhadap baik empirisme maupun rasionalisme, dan menurutnya, teorinya merupakan suatu sintesis keduanya. 3)  Hasil pekerjaan Piaget a.  Ia berpendapat bahwa pertanyaan-pertanyaan epistemologi harus dijawab secara ilmiah daripada secara spekulasi filosofi.

 

 b. Ia merumuskan konstruktivisme sebagai suatu hipotesis. B.  Perkembangan Intelektual 18

 

1)  Struktur Struktur yang terbentuk ialah memudahkan individu dalam meghadapi tuntutan-tuntutan yang makin meningkat dan lingkungannya. 2)  Isi Isi adalah pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya. 3)  Fungsi Perkembangan intelektual didasarkan pada 2 fungsi yaitu: organisasi dan adaptasi C.  1)  2)  3)  4)  D.  1)  2)  3) 

 

4) 5)  E.  1)  2) 

Tingkat Perkembangan Intelektual Tingkat sensori-motor Tingkat pra-operasional Tingkat operasional konkret Tingkat operasional formal Faktor-fakror Faktor-fa kror yang menunjang Perkembangan Intelektual Kedewasaan Pengalaman fisik Pengalaman logika-matematika

Transmisi sosial Pengaturan sendiri Pengetahuan Pengetahua n Fisik, Logika Matematika, dan Sosial Pengetahuan fisik dan pengetahuan logika-matematika Pengetahuan sosial

12.  KONSTRUKTIVI KONSTRUKTIVISME SME DALAM PENDIDIKAN A.  Pengetahua Pengetahuan n Konteruktivisme Konteruktivisme dalam Pendidikan Perbedaan persepsi Piaget dengan perspektif konstruktivisme baru:     Piaget memfokuskan pada  general logical capabilities, capabilities, sedangkan perspektif baru menekankan domain specific domain specific knowledge structures. structures.   Penelitian Piaget meliputi knstruksi pengetahuan personal melalui interaksi individual

dengan lingkungan, sedangkan perspektif baru mengikutsertakan juga proses sosial dalam konstruksi pengetahuan. B.  Konsepsi 1)  Miskonsepsi, status, dan sifat 2)  Tebentuknya miskonsepsi C.  Proses Perubaha Konseptual 1)  Ada beberapa alternatif 2)  Proses terjadinay perubahan konseptual D.  Perubahan Konseptual dalam kelas 1)  Model Driver 2)  Model Lawson

3)  Model Glasson E.  Konstruktiv Konstruktivisme isme dan Kurikulum 19

 

1)  Perubahan konseptual dan tingkat sekolah 2)  Peranan materi ajar 3)  Peranan guru dan siswa 13.  TIGA SIKLUS BELAJAR LAWSON A.  Perkembang Perkembangan an Siklus Belajar 1)  Miskonsepsi dan pola penalaran 2)  Proses peruahan konseptual B.  Pembelajar Pembelajaran an dan Siklus Belajar 1)  Fase-fase siklus belajar

     



Fase eksplorasi



Fase pengenalan istilah

Fase aplikasi konsep Tiga Macam Siklus Belajar Siklus belajar deskriptif Siklus belajar empiris-induktif Siklus belajar hipotesis-deduktif



C.  1)  2)  3) 

D.  Teori Belajar Lawson 1)  Postulat-postulat yang melandasi teori 2)  Kesimpulan

20

 

BAB III PEMBAHASAN (Teori-teori Belajar dan Pembelajaran oleh Prof. Dr. Ratna Willis dahar, Msc)

A.  Keunggulan Buku Kelebihan-kelebihan dari buku ini adalah  pertama dalam buku ini dijelaskan sebelum memulai kepokok pembahasan (teori belajar dan pembelajaran) dijelaskan pengertian belajar dan mengapa belajar dengan hal ini kita akan memahami seluk beluk belajar sebelum mempelajari ke teori belajar dan pembelajaran tersebut sehingga ini akan mempermudah kita untuk mempelajarinya.  Kedua,  pembahasan mengenai teori-teori belajar perilaku dibuku ini lebih lengkap karena masih dilengkapi dengan prinsip-pronsip teori-teori belajar perilaku, teori belajar sosial, dan kekuatan dan kelemahan teori-teori perilaku sehingga mempermudah kita untuk mempelajari mengenai teori-teori belajar perilaku.  Ketiga,  pembahasan mengenai penyajian pengetahuan, belajar pengetahuan deklaratif  prosedural, dan belajar konsep juga dijelaskan dalam buku ini sehingga memudahkan kita untuk memahamipembahasan tersebut.  Keempat, dibuku ini juga dijelaskan mengenai Jerome Bruner, David Ausubel, Gagne,

Piaget sehingga mempermudah kita untuk mengenali para tokoh-tokoh teori belajar tersebut  beserta teori-teori yang diterapkannya.  Kelima, dan terakhir juga dijelaskan mengenai konstruktivisme dalam pendidikan dan siklus belajar lawson, jadi jika kita ingin mempelajarinya bisa dibaca dibuku ini. B.  Kelemahan Buku Kelemahan-kelemahan buku ini adalah  pertama  pertama,, dibuku ini tidak semua tokoh-tokoh teori belajar dijelaskan sehingga untuk mengetahui siapa-siapa saja tokoh-tokoh teori belajar masih bingung dan teori belajar humanistik tidak ada dijelaskan dalam buku ini jadi jika ingin mengetahui teori belajar humanistik bisa dipelajari dalam buku teori belajar dan  pembelajaran karangan Abdul Hamid K.  Kedua,, pembahasan mengenai teori belajar dan perbedaan antara teori belajar dengan  Kedua

teori pembalajaran lebih lengkap dalam buku Abdul Hamid K, karena dibuku yang satu lagi masih kurang lengkap.  Ketiga,, dalam buku ini teori pembelajarannya masih kurang jadi jika ingin mempelajari  Ketiga teori pembelajaran secara mendalam bisa membaca buku karangan Abdul hamid K.  Keempat , untuk untuk mempelajari mempelajari mengenai hasi pembelajaran kita bisa membaca buku karangan Abdul Hamid K, karena dibuku yang satu lagi mengenai hasil belajar tidak dikemukakan dan taksonomi hassil belajar juga tidak ada.

21

 

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1.  Jika kita ingin mempelajari tentang teori-teori belajar perilaku, prinsip-prinsip teoriteori belajar perilaku, teori belajar sosial, kekuatan dan kelemahan teori-teori perilaku kita bisa membaca buku karangan Prof. Dr. Ratna WillisDahar, Msc.

2.  Jika kita ingin mempelajari lebih mendalam mengenai para tokoh-tokoh teori belajar Jerome Bruner, David Ausubel, dan Piaget kita bisa mempelajarinya mempelajarinya dibuku karangan karangan Prof. Dr. Ratna WillisDahar, Msc. 3.  Dalam buku karangan Prof. Dr. Ratna Willis Dahar, Msc dijelaskan mengenai konstruktivisme dalam pendidikan, tiga siklus belajar Lawson, peta konsep kita  bisamempelajarinya. 4.  Tapi jika ingin memepelajari siapa-siapa saja tokoh-tokoh teori belajar dan  pembelajaran secara lengkap kita bisa membaca dalam buku karangan Abdul Hamid K karena disitu lengkap siapa saja tokohnya beserta pembagian teori belajar. 5.  Jikalau kita ingin mengetahui perbedaan antara teori belajar dengan teori pembelajaran kita bisa membacanya dalam buku karangan Abdul Hamid K dan dibuku tersebut juga dijelaskan mengenai teori pembelajaran sehingga memudahkan kita mempelajari teori  pembelajaran tersebut. B. Saran Dalam pembuatan critical book report hal mendasar yang harus diketahui adalah isis buku tersebut, dan mengetahui kelebihan dan kelemahan buku tersebut. Dan diharapkan dalam  pembuatan critical book report ini berguna bagi bagi kita semua dan dapat mengaplikasikannya.

22

 

DAFTAR PUSTAKA Dahar, Ratan Willis, 2006. Teori-teori Belajar dan pembelajaran. pembelajaran. Bandung: Penerbit Erlangga K Abdul Hamid, 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Pembelajaran. Medan: Program Pascasarja UNIMED.

23

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF