Contoh Soal Jawab Akuntansi
December 8, 2018 | Author: Nadia Puspita Ozcar | Category: N/A
Short Description
contoh...
Description
CONTOH SOAL JAWAB AKUNTANSI BIAYA 1. Perusahaan X menetapkan kebijakan bahwa, jika karyawan bekerja lebih dari 45 jam dalam seminggu, maka mereka memiliki hak untuk memperoleh premi lembur. Dalam hal ini, tarif lembur adalah 50% dari tarif upah. Jika dalam seminggu seorang karyawan bekerja selama 50 jam dengan tarif upah Rp 1.500 per jam, maka berapakah total upah yang diperoleh oleh karyawan tersebut ? Jawab : Jam Biasa 45 x Rp 1.500 = Rp 67.500 Lembur 5 x Rp 1.500 = Rp 7.500 Premi Lembur 5 x Rp 750 = Rp 3.750 + Total Upah Karyawan Tersebut Dalam Satu Minggu = Rp 78.750 2. Misalkan seorang karyawan harus bekerja 45 jam per minggu. Upahnya Rp 500 per jam. Dari 45 jam kerja tersebut, 10 jam merupakan waktu mengangggur, dan sisanya digunakan untuk mengerjakan pesanan tertentu. Maka bagaimanakah jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut ? Jawab: Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah : Barang dalam proses -biaya tenaga kerja langsung Rp 17.500 Biaya overhed pabrik sesungguhnya Rp 5.000 Gaji dan Upah Rp 22.500 3. Menurut penyelidikan waktu, jumlah keluaran keluaran standar per jam adalah 10 satuan. Jika upah pokok sebesar Rp 800 per jam, maka tarif upah per satuan adalah Rp 80. Jika karyawan tidak dapat menghasilkan jumlah standar per jam, ia tetap dijamin mendapatkan upah Rp 800 per jam. Tetapi bila karyawan dapat menghasilakan 15 satuan per per jam, maka berapakah upah yang diperoleh oleh karyawan tersebut ? Jawab: Tarif upah per satuan Rp 800 : 10 = Rp 80 Upah standar per jam = Rp 800 Insentif 5 x Rp 80 = Rp 400 Upah yang diterima pekerja per jam = Rp 1.200 4. Suatu perusahaan menetapkan bahwa karyawan harus bekerja selama 5 jam dalam sehari sehingga, setidaknya jam kerja karyawan selama seminggu adalah 35 jam. Adapun upahnya adalah sebesar Rp 2.000 per jam. Dari 35 jam kerja tersebut, 5 jam digunakan sebagai waktu menganggur. Tentukanlah jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut ? Jawab: Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah : Barang dalam proses -biaya tenaga kerja langsung Rp 60.000 Biaya overhed pabrik sesungguhnya Rp 10.000 Gaji dan upah Rp 70.000 5. Jika menurut penyelidikan waktu (time study), di butuhkan waktu 10 menit untuk menghasilkan 1 satuan produk, maka jumlah keluaran standar per jam adalah 6 satuan. Ji ka upah pokok sebesar Rp 2400 per jam, maka tarif upah per satuan adalah 400 (Rp 2400 : 6). Karyawan yang tidak dapat menghasilkan jumlah standar per jam tetap dijamin mendapatkanupah Rp 2400 per jam, tetapi bila ia dapat menghasilkan 10 satuan per jam (ada 1
kelebihan 4 satuan dari jumlah satuan standar per jam). Maka bagaimana perhitungan upahnya? Jawab : Upah Dasar per jam Rp 2.400 Insentif : 4 x Rp 400 (2.400 : 6) 1.600 + Upah yang di terima pekerja per jam Rp 4.000 6. Dalam suatu perusahaan, jika karyawan bekerja lebih lebih dari 50 jam dalam seminggu, maka mereka memiliki hak untuk memperoleh premi lembur. Dalam hal ini, tarif lembur adalah 50% dari tarif upah. Jika dalam seminggu seorang karyawan bekerja selama 52 jam dengan tarif upah Rp 1.000 per jam, maka berapakah total upah yang diperoleh oleh karyawan tersebut ? Jawab: Jam Biasa 50 x Rp 1.000 = Rp 50.000 Lembur 2 x Rp 1.000 = Rp 2.000 Premi Lembur 2 x Rp 500 = Rp 1.000 + Total Upah Karyawan Tersebut Dalam Satu Minggu = Rp 53.000 7. Jika seorang operator mesin bubut, Gunadi, memperoleh Rp Rp 12.000 12.000 per jam untuk kerja biasa dan lemburnya dibayar satu setengah kali tarif biasa, maka preminya maka preminya adalah adalah Rp 6.000 per jam lembur. Jika dia bekerja 44 jam termasuk 4 jam lembur dalam satu minggu, minggu, dan jika mesin operator bubut diberhentikan selama 3 jam, berapakah total upah Gunadi dan buatlah jurnalnya? Jawab : Tenaga Kerja Langsung Premi Lembur (Overhead Pabrik) Waktu menganggur (Overhead Pabrik) Total upah untuk 44 jam
41 jam x Rp 12.000 4 jam x Rp 6.000
Rp 492.000 Rp 24.000
3 jam x Rp 12.000
Rp 36.000 Rp 552.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah : Barang dalam proses -biaya tenaga kerja langsung Rp 492.000 Biaya overhed pabrik sesungguhnya Rp 60.000 Gaji dan upah Rp 552.000 8. Misalkan Perusahaan Perusahaan A hanya mempekerjakan 3 orang karyawan; Sule, Andre, Andre, dan Nunung. Berdasarkan kartu hadir hadir minggu pertama bulan Maret 2010, bagian pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah untuk periode yang bersangkutan. Menurut kartu hadir karyawan Sule bekerja selama seminggu sebanyak 42 jam, dengan upah per jam Rp 1.500, 1.500, Karyawan Andre bekerja bekerja selama seminggu sebanyak 42 jam dengan tarif upah Rp 1.250 per jam. Sedangkan Karyawan Nunung Nunung bekerja selama periode yang sama, bekerja 40 jam dengan tarif upah Rp 1.200 per jam. Bagaimana penggunaan jam hadir masingmasing karyawan tersebut menurut kartu jam kerja? Jawab : Penggunaan Waktu Kerja Sule Andre Nunung Untuk pesanan # 103 15 jam 20 jam 20 jam Untuk pesanan # 108 23 jam 18 jam 10 jam Untuk menunggu persiapan pekerjaan 4 jam 4 jam 10 jam 2
kelebihan 4 satuan dari jumlah satuan standar per jam). Maka bagaimana perhitungan upahnya? Jawab : Upah Dasar per jam Rp 2.400 Insentif : 4 x Rp 400 (2.400 : 6) 1.600 + Upah yang di terima pekerja per jam Rp 4.000 6. Dalam suatu perusahaan, jika karyawan bekerja lebih lebih dari 50 jam dalam seminggu, maka mereka memiliki hak untuk memperoleh premi lembur. Dalam hal ini, tarif lembur adalah 50% dari tarif upah. Jika dalam seminggu seorang karyawan bekerja selama 52 jam dengan tarif upah Rp 1.000 per jam, maka berapakah total upah yang diperoleh oleh karyawan tersebut ? Jawab: Jam Biasa 50 x Rp 1.000 = Rp 50.000 Lembur 2 x Rp 1.000 = Rp 2.000 Premi Lembur 2 x Rp 500 = Rp 1.000 + Total Upah Karyawan Tersebut Dalam Satu Minggu = Rp 53.000 7. Jika seorang operator mesin bubut, Gunadi, memperoleh Rp Rp 12.000 12.000 per jam untuk kerja biasa dan lemburnya dibayar satu setengah kali tarif biasa, maka preminya maka preminya adalah adalah Rp 6.000 per jam lembur. Jika dia bekerja 44 jam termasuk 4 jam lembur dalam satu minggu, minggu, dan jika mesin operator bubut diberhentikan selama 3 jam, berapakah total upah Gunadi dan buatlah jurnalnya? Jawab : Tenaga Kerja Langsung Premi Lembur (Overhead Pabrik) Waktu menganggur (Overhead Pabrik) Total upah untuk 44 jam
41 jam x Rp 12.000 4 jam x Rp 6.000
Rp 492.000 Rp 24.000
3 jam x Rp 12.000
Rp 36.000 Rp 552.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah : Barang dalam proses -biaya tenaga kerja langsung Rp 492.000 Biaya overhed pabrik sesungguhnya Rp 60.000 Gaji dan upah Rp 552.000 8. Misalkan Perusahaan Perusahaan A hanya mempekerjakan 3 orang karyawan; Sule, Andre, Andre, dan Nunung. Berdasarkan kartu hadir hadir minggu pertama bulan Maret 2010, bagian pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah untuk periode yang bersangkutan. Menurut kartu hadir karyawan Sule bekerja selama seminggu sebanyak 42 jam, dengan upah per jam Rp 1.500, 1.500, Karyawan Andre bekerja bekerja selama seminggu sebanyak 42 jam dengan tarif upah Rp 1.250 per jam. Sedangkan Karyawan Nunung Nunung bekerja selama periode yang sama, bekerja 40 jam dengan tarif upah Rp 1.200 per jam. Bagaimana penggunaan jam hadir masingmasing karyawan tersebut menurut kartu jam kerja? Jawab : Penggunaan Waktu Kerja Sule Andre Nunung Untuk pesanan # 103 15 jam 20 jam 20 jam Untuk pesanan # 108 23 jam 18 jam 10 jam Untuk menunggu persiapan pekerjaan 4 jam 4 jam 10 jam 2
Dengan demikian upah karyawan tersebut di hitung sebesar Rp 163.500 (42 jam x Rp 1.500, ditambah 42 jam x Rp 1.250, ditambah 40 jam x Rp 1.200) Dan di distribusikan sebagai berikut : Distribusi biaya tenaga kerja Dibebankan sebagai BTK langsung Pesanan # 103 Pesanan # 108 Dibebankan sebagai BOP Jumlah upah minggu pertama bulan Maret 2010 PPh yang dipotong oleh Perusahaan 15% dari upah minggu pertama bulan Maret 2010 Jumlah upah bersih yang diterima Karyawan
Sule
Andre
Nunung
22.500 34.500 6.000+
25.000 22.500 5.000 +
24.000 12.000 12.000 +
63.000
52.500
48.000
9.450 _
53.550
7.875 _
44.625
7.200 _
40.800
9. PT. Maju Terus hanya hanya memperkerjakan 2 orang karyawan, Anisa dan Hasna. Hasna. Berdasarkan kartu hadir minggu pertama bulan April 2010, bagian pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah untuk perioda yang bersangkutan. Menurut kartu hadir, karyawan Anisa bekerja selama seminggu sebanyak 40 jam, dengan upah per jam Rp 1.500, sedangkan karyawan Hasna Hasna selama perioda yang sama bekerja 30 jam dengan tarif upah Rp 1.000. Menurut kartu jam kerja, penggunaan jam hadir masing-masing karyawan tersebut disajikan sebagai berikut: Penggunaan Waktu Kerja Anisa Hasna Untuk pesanan # 123 15 jam 20 jam Untuk pesanan # 234 20 jam 10 jam Untuk menunggu persiapan pekerjaan 5 jam 0 jam Buatlah jurnal akuntansi biaya gaji dan upah berdasarkan data tersebut! Jawab : PT MAJU TERUS BIAYA BAHAN BAKU MINGGU KE-1 APRIL 2010 2010 Distribusi Biaya Tenaga Kerja Anisa Hasna Dibebankan sebagai biaya tenaga kerja langsung: Pesanan # 123 Rp 22.500 Rp 20.000 Pesanan # 234 Rp 30.000 Rp 10.000 Dibebankan sebagai BOP Rp 7.500 Rp 0 Jumlah upah minggu pertama bulan April 2010
Rp 60.000
Rp 30.000
PPh yang dipotong oleh perusahaan 20% dari upah minggu pertama bulan April 2010 Rp 12.000
Rp 6.000
Jumlah upah bersih yang diterima 3
Rp 48.000 Rp 24.000 karyawan · Atas dasar rekapitulasi gaji dan upah tersebut, Bagian Akuntansi kemudian menjurnal: Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Rp 82.500 Biaya Overvead Pabrik Rp 7.500 Gaji dan Upah Rp 90.000 · Atas dasar bukti kas keluar, Bagian Akuntansi membuat jurnal sebagai berikut: Gaji dan Upah Rp 90.000 Utang PPh Karyawan Rp 18.000 Utang Gaji dan Upah Rp 72.000 · Atas dasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan, Bagian Akuntansi membuat jurnal sebagai berikut: Utang Gaji dan Upah Rp 72.000 Kas Rp 72.000 · Penyetoran PPh karyawan ke Kantor Perbendaharaan Negara dijurnal oleh Bagian Akuntansi sebagai berikut: Utang PPh Karyawan Rp 18.000 Kas Rp 18.000
10. Perusahaan ABC hanya memperkerjakan 3 orang karyawan, Fitriani, Lala dan Meddy. Berdasarkan kartu hadir minggu pertama bulan November 2010, bagian pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah untuk perioda yang bersangkutan. Menurut kartu hadir, karyawan Fitriani bekerja selama seminggu sebanyak 35 jam, dengan upah per jam Rp 1.000; karyawan Lala bekerja selama seminggu sebanyak 35 jam, dengan upah per jam Rp. 1.200; 1.200; sedangkan Meddy selama perioda yang sama bekerja 45 jam dengan tarif upah Rp 1.500. Menurut kartu jam kerja, kerja, penggunaan jam hadir hadir masing-masing karyawan tersebut disajikan sebagai berikut: Penggunaan Waktu Kerja Untuk pesanan # 432 Untuk pesanan # 321 Untuk menunggu persiapan pekerjaan
Fitriani 15 jam 15 jam 5 jam
Lala 20 jam 15 jam 0 jam
Meddy 25 jam 10 jam 10 jam
Buatlah jurnal akuntansi biaya gaji dan upah berdasarkan data tersebut! Jawab:
PT ABC BIAYA BAHAN BAKU MINGGU KE-1 NOVEMBER 2010 Distribusi Biaya Tenaga Kerja Fitriani Lala Meddy Dibebankan sebagai biaya tenaga kerja langsung: Pesanan # 432 Rp 15.000 Rp 24.000 Rp 37.500 Pesanan # 321 Rp 15.000 Rp 18.000 Rp 15.000 Dibebankan sebagai BOP Rp 5.000 Rp 0 Rp 15.000
Jumlah upah minggu pertama bulan November 2010
Rp 35.000
Rp 42.000
Rp 67.500
PPh yang dipotong oleh perusahaan 20% dari upah minggu pertama 4
bulan November 2010
Rp 7.000
Rp 8.400
Rp 13.500
Jumlah upah bersih yang diterima Karyawan Rp 28.000
Rp 33.600
Rp 54.000
·
Atas dasar rekapitulasi gaji dan upah tersebut, Bagian Akuntansi kemudian menjurnal:
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Biaya Overvead Pabrik Gaji dan Upah ·
Rp 124.500 Rp 20.000 Rp 144.500
Atas dasar bukti kas keluar, Bagian Akuntansi membuat jurnal sebagai berikut:
Gaji dan Upah Utang PPh Karyawan Utang Gaji dan Upah
Rp 144.500 Rp 28.900 Rp 115.600
· Atas dasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan, Bagian Akuntansi membuat jurnal sebagai berikut: Utang Gaji dan Upah Kas
Rp 115.600 Rp 115.600
· Penyetoran PPh karyawan ke Kantor Perbendaharaan Negara dijurnal oleh Bagian Akuntansi sebagai berikut: Utang PPh Karyawan Kas
Rp 28.900 Rp 28.900
5
CONTOH SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI BIAYA PERUSAHAAN INDUSTRI PT. Damai Abadi sebuah perusahaan yang bergerak dalam industry mainan anak-anak. Perusahaan merencanakan akan menyusun Laporan Laba / Rugi dan Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan secara terpisah. Berikut ini data biaya yang diperlukan oleh perusahaan tersebut untuk tahun 2015 :
Penjualan
Rp. 150.000.000
Pembelian Bahan
Rp. 35.000.000
Ongkos angkut pembelian
Rp.
600.000
Retur dan potongan pembelian
Rp.
1.800.000
Bahan penolong
Rp.
5.000.000
Tenaga kerja langsung
Rp.
7.500.000
Listrik pabrik
Rp.
1.250.000
Penyusutan mesin dan peralatan pabrik
Rp.
1.600.000
Pajak bumi dan bangunan pabrik
Rp.
1.000.000
Asuransi pabrik
Rp.
1.200.000
BOP lain-lain
Rp.
4.100.000
Pendapatan piutang
Rp.
2.500.000
Biaya bunga
Rp.
3.000.000
Biaya pemasaran
Rp. 25.000.000
Biaya administrasi dan umum
Rp. 15.000.000
Data Persediaan awal dan akhir : Keterangan
Awal
Akhir
Bahan
Rp 2.000.000
Rp 1.500.000
Produk dalam proses
Rp 1.450.000
Rp 1.750.000
Produk selesai
Rp 2.000.000
Rp 1.250.000
Catatan :
Pemakaian bahan langsung dan bahan tidak langsung menggunakan satu rekening yaitu rekening bahan.
Diminta :
Susunlah laporan harga pokok produksi dan penjualan untuk tahun 2015. Susunlah laporan laba/rugi perusahaan untuk tahun 2015.
6
Penyelesaian :
1. Laporan harga pokok produksi dan penjualan PT. DAMAI ABADI Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan Untuk Tahun berakhir 31 Desember 2015
Rp.
Persediaan bahan awal
Pembelian bahan
Rp. 35.000.000
Ongkos angkut pembelian
Rp.
2.000.000
600.000 + Rp. 35.600.000
Retur dan potongan pembelian
Rp.
1.800.000 -
Pembelian bahan
Rp. 33.800.000 +
Bahan tersedia untuk di pakai
Rp. 35.800.000
Kurang :
Bahan penolong
Rp. 5.000.000
Persediaan bahan akhir
Rp. 1.500.000 + Rp.
6.500.000 -
Bahan baku langsung digunakan
Rp. 29.300.000
Tenaga kerja langsung
Rp. 45.000.000
BOP :
-
Bahan penolong
Rp. 5.000.000
-
Tenaga kerja tidak langsung
Rp. 7.500.000
-
Listrik pabrik
Rp. 1.250.000
-
Penyusutan mesin dan peralatan pabrik
Rp. 1.600.000
-
Pajak Bumi dan Bangunan Pabrik
Rp. 1.000.000
-
Asuransi pabrik
Rp. 1.200.000
-
BOP lain-lain
Rp. 4.100.000 +
-
Total BOP
Rp. 21.650.000 +
Biaya Produksi
Rp. 96.450.000
Persediaan produk dalam proses awal
Rp.
1.450.000 -
Rp. 95.000.000 Persediaan produk dalam proses akhir
Rp.
1.750.000 -
Harga Pokok Produksi
Rp 93.250.000
Persediaan Pokok selesai awal
Rp.
2.000.000 + 7
HPP tersedia untuk dijual
Rp. 95.250.000
Persediaan Pokok selesai akhir
Rp. 1.250.000 +
Harga Pokok Penjualan
Rp. 94.000.000
2. Laporan Laba / Rugi PT. DAMAI ABADI Laporan Laba / Rugi Untuk Tahun berakhir 31 Desember 2015
Rp150.000.000
Penjualan
HPP
Rp94.000.000 -
Laba kotor
Rp56.000.000
Biaya Operasi
Beban Pemasaran Beban Administrasi
Rp25.000.000 Rp15.000.000 +
Total Biaya Operasi
Rp40.000.000 -
Laba Operasi
Rp16.000.000
Pendapatan lain-lain
Pendapatan Piutang
Rp2.500.000 + Rp18.500.000
Biaya lain-lain
Biaya Bunga
Laba bersih sebelum pajak Pajak 30% Laba bersih setelah pajak
Rp3.000.000 Rp15.500.000 Rp4.650.000 Rp10.850.000
Akuntansi Biaya sering dipakai pada perusahaan manufaktur, dimana perusahaan itu membeli barang mentah, memprosesnya dan menjualnya. Tidak seperti perusahaan dagang yang hanya membeli barang dan menjualnya lagi. Karena di perusahaan manufaktur kita “memproses” berarti dapat disimpulkan bahwa kita mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Untuk menentukan Harga Pokok Produksi maka diperlukan biaya- biaya yang terlibat dalam memproses barang . Adalah sbb :
Biaya Bahan Baku
Biaya yang timbul karena adanya pemakaian bahan baku / bahan mentah dalam proses memproduksi barang/ produk
BTKL ( Biaya Tenaga Kerja Langsung )
8
Biaya yang timbul karena pemakaian tenaga kerja yang digunakan untuk mengolah/ memproduksi barang. Jadi, gaji untuk membayar tenaga kerja ini disebut Biaya Tenaga Kerja Langsung.
BOP (Biaya Overhead Pabrik )
Biaya yang timbul karena pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa mesin,alat,tempat kerja dan kemudahan lainnya. Yang termasuk dalam BOP adalah : 1. Bahan Penolong 2. BTKTL ( Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung ) 3. Beban Listrik pabrik 4. Biaya operasional pabrik selain ketiga komponen diatas, terdapat biaya komersial. Bia ya komersial adalah biaya yang timbul diluar dari kegiatan produksi seperti biaya pemasaran dan bia ya admin dan umum. Nah, tanpa basa- basi mari kita langsung ke contoh soal … PT. SUBUR bergerak dibidang pembuatan tas. Pada bulan Februari 2012 perusahaan memproduksi 400 produk dengan harga rp. 150.000,00 per produk. Berikut adalah rincian biaya yang dikeluarkan prusahaan :
1. Pembelian bahan baku Rp.4.000.000 dan bahan penolong 30% dari pembelian bahan baku. 2. Ongkos angkut pembelian Rp. 180.000 3. Potongan pembelian 4% dari pembelian bahan baku langsung 4. Perusahaan menggaji 20 karyawan dengan gaji Rp. 400.000 perbulan dan seorang manajer sebesar Rp. 1000.000 5. Perusahaan mengeluarkan biaya listrik Rp. 430.000, biaya penyusutan Rp 190.000, biaya asuransi pabrik rP 120.000, Biaya lain-lain sebesar Rp.285.000 6. Biaya Admin dan umum sebesar Rp 850.000, biaya pemasaran Rp. 750.000 7. pajak sebesar 10% 8. 3% dari penjualan adalah potongan penjualan. Dibawah ini adalah data- data mengenai nilai persediaan perusahaan :
Persediaan ( inventory)
awal
akhir
Bahan Baku
Rp 480.000
Rp. 220.000
Barang dalam proses
Rp. 440.000
Rp. 530.000
Barang Jadi
Rp. 670.000
Rp. 430.000
Diminta : 1. Hitung besar biaya bahan baku ! 2. Hitung biaya overhead pabrik ! 9
3. 4. 5. 6.
Hitung biaya Produksi ! Hitung Harga pokok produksi ! Hitung Harga Pokok Penjualan ! Hitung Laporan Rugi Laba !
JAWABAN : 1. Menghitung besarnya biaya bahan baku : Pesediaan bahan baku awal Rp. 480.000 Pembelian bahan baku Rp. 4.000.000 Ongkos angkut pemb Rp. 180.000 + Rp. 4.180.000 Potongan pembelian Rp. (160.000) Pembelian Bersih Rp. 4.020.000+ Bahan baku siap digunakan Rp. 4500.000 Persediaan Bahan baku akhir Rp. (220.000) Biaya bahan baku RP. 4.280.000 *akhirnya ketemu deh.. Biaya bahan baku dalam pembuatan tas milik PT.SUBUR sebesar Rp.4.280.000 . Jika masih bingung potongan pembelian dari mana, yaitu 4% dari pembelian bahan baku ( 4% x 4.000.000 ) *
2. Menghitung Biaya Overhead Pabrik
Bahan Penolong Rp. 1.200.000 BTKL Rp. 1.000.000 Biaya Listrik Pabrik Rp. 430.000 Biaya Asuransi Rp. 120.000 Biaya Depresiasi Rp. 190.000 Biaya lain-lain Rp. 285.000+ Biaya Overhead Pabrik Rp. 3.225.000
*AKhirnya BOP udah berhasil ditemukan.. jika kalian bingung BTKL sebesar 1.000.000 dapat darimana, biaya tersebut didapat dari Gaji manajer. Karena manajer tidak ikut langsung dalam pembuatan bahan baku, maka biaya gaji manajer dimasukkan dalam BOP*
3. Menghitung Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku Langsung Rp. 4.280.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 8.000.000 BOP Rp. 3.225.000+
Biaya Produksi Rp.15.505.000 Dalam mencari Biaya Produksi, Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) didapat dari 20 orang karyawan dengan gaji perbulan Rp. 400.000 , jadi ( 20 x 400.000 = 8.000.000) 10
Karena karyawan secara langsung ikut memproduksi bahan baku, jadi tenaga mereka diklasifikasikan sebagai BTKL.
4. Menghitung Besarnya Harga Pokok Produksi
Persediaan BDP awal Rp. 440.000 Biaya Produksi Rp. 15.505.000+ Barang Dalam Proses Rp. 15.945.000 Persediaan BDP akhir Rp. (530.000) Harga Pokok Produksi Rp. 15.415.000
Kayanya gak ada yang perlu dijelasin dalam menghitung HP Produksi karena nilai persediaan BDP sudah diketahui diatas..
5. Menghitung besarnya Harga Pokok Penjualan
Barang jadi awal Rp. 670.000 HP Produksi Rp. 15.415.000+ Barang tersedia utk dijual Rp. 16.085.000 Persediaan barang jadi akhir Rp. (430.000) HP Penjualan Rp. 15.655.000
*untuk menghitung HP Penjualan saya rasa gak ada yang sulit, karena nilai nominal Barang jadi awal sudah diketahui disoal.
6. Laporan R/L PT. SUBUR INCOME STATEMENT FEBRUARI 2012
Penjualan Potongan penjualan Penjualan bersih HPP Laba kotor Beban usaha : Beban pemasaran Biaya admin dan umum Total beban usaha Laba sebelum pajak Pajak 10% Laba bersih setelah pajak
Rp60.000.000 Rp1.800.000 Rp58.200.000 Rp15.655.000 Rp42.545.000 Rp750.000 Rp850.000 + Rp1.600.000 Rp40.945.000 Rp4.094.500 Rp36.850.500
ini dia klimaks dari entri ini. LAPORAN RUGI LABA. Bila kalian bingung dapat darimana aja jumlah nominal diatas, saya akan beritahu perhitungannya.. Penjualan sebesar 60.000.000 didapat dari ( 400 produk x Rp. 150.000 / unit), sedangkan potongan penjulan sebesar 1.800.000 didapat dari 3% dari penjualan, ( 3% x 60.000.000), dan pajak sebesar Rp. 4.094.500 didapat dari (10% x laba sebelum pajak)
11
AKUNTANSI BIAYA METODE HARGA POKOK PROSES (Contoh Soal dan Penyelesaian) 1. PRODUK DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI Contoh Soal: PT. Yudhistira Telecomm (perusahaan yang memproduksi komponen smartphone) mengolah produknya secara masal melalui satu departemen. Adapun biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 2013 adalah sbb :
Biaya Bahan Baku Biaya Bahan Penolong Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Total
162.500.000 100.000.000 185.000.000 200.000.000 647.500.000
Jumlah produk yang dihasilkan adalah : -Barang Jadi sebanyak 4.500 kg -Barang Dalam Proses sebanyak 500 kg (100% BBB dan BBP, 80% BTK, 60% BOP) Diminta A. Buatlah Harga Pokok Per satuan B. Hitunglah Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan Produk Dalam Proses C. Buatlah Jurnal pencatatan biaya produksi yang diperlukan Jawab: A. Mencari Unit Equivalen Unit Equvalen = Barang Jadi + ( 100% x BDP)
BBB dan BBP BTK BOP
= 4500 +(100% x 500) = 4500 + (80% * 500) = 4500 + (60% * 500)
= 5000 = 4900 = 4800
untuk mencari harga per satuannya agar lebih mudah kita gunakan tabel berikut : Unsur Biaya
Jumlah Biaya
Unit Equivalen
Biaya Per satuan
BBB
162.500.000
5.000
32.500
BBP
100.000.000
5.000
20.000
BTK
185.000.000
4.900
37.755
BOP
200.000.000
4.800
41.667
TOTAL 131.922 647.500.000 Biaya per satuan = Jumlah Biaya : Unit Equivalen 12
B. Menghitung
HP Produk Jadi = Produk Jadi x Total Biaya per satuan HP Produk dlm Proses = Unit equivalen - Barang Jadi
HP Produk Jadi (4.500 x 131.922) HP Produk Dalam Proses: -BBB (5000 - 4500) -BBP (5000 - 4500) -BTK (4900 - 4500) -BOP (4800 - 4500)
593.649.000 16.200.000 10.000.000 15.102.000 12.500.100
53.802.100 647.451.100 Total HP Produk jadi dan produk dalam proses harus balance, kalau selisih sedikit tidak apa karena adanya pembulatan pada pecahan desimal C.
Jurnal Pemakaian Bahan Baku BDP-BBB Persediaan Bahan Baku
185.000.000 185.000.000
200.000.000 200.000.000
Jurnal Mencatat Harga Produk Jadi Persediaan Produk Jadi BDP-BBB BDP-BBP BDP-BTK BDP-BOP
100.000.000
Jurnal Mencatat BOP BDP-BOP Macam-Macam Biaya
100.000.000
Jurnal Penggajian BOP-BTK Kas
162.500.000
Jurnal Pemakaian Bahan Penolong BDP-BBP Persediaan Bahan Penolong
162.500.000
593.649.000 146.250.000 90.000.000 169.897.000 187.501.500
Jurnal Mencatat Harga Produk Dalam Proses Persediaan Produk Dlm Proses BDP-BBB BDP-BBP
53.852.100 16.250.000 10.000.000 13
BDP-BTK BDP-BOP
15.102.000 12.500.000
Contoh Soal Dan Jawaban Perhitungan Harga Pokok Proses 1 Departemen Akuntansi Biaya Soal: CV Sentari adalah sebuah perusahaan tepung terbesar di Jawa Barat, Berikut data produksi dan biaya selama bulan maret 2010 sbb: Unit Dimasukan Dalam Proses 1200 KG Unit Barang yang Selesai Diproses 700 KG Unit Produk Dalam Proses dengan tingkat penyelesaian BBB 100%, BBP 100%, B. Konversi 40% sebanyak 500 KG Biaya yang dikeluarkan dalam Bulan Maret 2010 sbb: BBB Rp 30000 BBP Rp 19200 BTK Rp 9000 BOP Rp 17100 Diminta:
a) Hitunglah unit ekuivalensi untuk BBB, BBP, dan B. Konversi b) Buat Laporan Harga Pokok Produksi c) Buat Jurnal yang Diperlukan Jawab: a) Menghitung Unit Ekuivalensi Unsur Biaya Produksi B. Bhn Baku
Total Biaya Unit Ekuivalensi
Rp 30000
B. Bhn Penolong Rp 19000
B. Tenaga Kerja Rp 9000
B. Overhead
Rp 17100 Rp 75300
700 KG + 100% X 500KG = 1200 KG 700 KG + 100% X 500KG = 1200 KG 700 KG + 40% X 500KG = 900 KG 700 KG + 40% X 500KG = 900 KG
Per KG
Rp 25
Rp 16
Rp 10
Rp 19 Rp 70
catatan: Biaya Konversi = Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead
14
Harga Pokok Produk Jadi = 700 X 70 =
Rp 49000
Harga Pokok Produk Dalam Proses (500 KG) . BBB = 100% X 500 X 25 =
12500
. BBP = 100% X 500 X 16 =
8000
. BTK = 40% X 500 X 10 =
2000
. BOP = 40% X 500 X 19 =
3800 Rp 26300 Rp 75300
b) Laporan Harga Pokok Produksi
Data Produksi Dimasukan dalam Proses
1200 KG
Produk Jadi yang Ditransfer Ke Gudang
700 KG
Produk Dalam Proses (BBB 100%, BBP 100% BTK 40%, BOP 40%)
500 KG 1200 KG
Biaya yang dibebankan dalam bulan maret 2010:
Total
Per KG
BBB
Rp 30000
Rp 25
BBP
Rp 19200
Rp 16
BTK
Rp 9000
Rp 10
BOP
Rp 17100
Rp 19
Rp 75300
Rp 70
15
Perhitungan Biaya Harga Pokok Produk Jadi yang Ditransfer ke Gudang 700 KG @ Rp 70
Rp 49000
Harga Pokok Persediaan Produk Dalam Proses Akhir: . BBB
12500
. BBP
8000
. BTK
2000
. BOP
3800 Rp 26300
Jumlah Biaya Produksi yang Dibebankan
Rp 75300
c) Jurnal yang dibutuhkan dalam pencatatan biaya produksi: . Pencatatan BBB BDP - BBB
30000
Persdiaan Bhn Baku
30000
. Pencatatan BBP BDP - BBP
19200
Persediaan Bhn Penolong
19200
. Pencatatan BTK BDP - BTK
9000
Gajih dan Upah
9000
. Pencatatan BOP BDP - BOP
17100
Berbagai rekening
17100
yang di Kredit
16
Pencatatan Produk Jadi Persediaan Produk Jadi
49000
BDP - BBB
17500 (700 X 25)
BDP - BBP
11200 (700 X 16)
BDP - BTK
7000 (700 X 10)
BDP - BOP
13300 (700 X 19)
. Pencatatan Produk Dalam Proses Persediaan Produk Dalam Proses
26300
BDP - BBB
12500
BDP - BBP
8000
BDP - BTK
2000
BDP - BOP
3800
Catatan: BBB : Biaya Bahan Baku BBP : Biaya Bahan Penolong BTK : Biaya Tenaga Kerja BOP : Biaya Overhead Pabrik BDP : Barang Dalam Proses
17
Contoh Soal Analisis Biaya Overhead Pabrik KASUS 1 PT. BIRU LAUT membebankan biaya overhead pada produk dengan tarif yang telah ditentukan di muka. Berikut ini budget dan realisasi dari biaya overhead pabrik dalam tahun 1997.
Diminta : 1. Berapakah BOP Tetap dan Variabel yang dianggarkan dan yang direalisasikan. 2. Hitung Tarif BOP Tetap maupun Variabel berdasarkan : 1. Jam mesin (Rp.) pada kapasitas mesin 75.000 jam mesin. 2. Biaya bahan baku (%). 3. Jam kerja langsung (Rp.) pada kapasitas 60.000 jam kerja langsung. 4. Unit produksi (Rp.) pada kapasitas produksi 750.000 unit. 5. Biaya tenaga kerja langsung (%). 3. Menganalisa selisih BOP, jika realisasi kapasitas yang dicapai 70.000 jam mesin. JAWABAN KASUS 1 :
1.
Dianggarkan
Direalisasikan
BOP Tetap
Rp. 8.625.000,-
Rp. 8.775.000,-
BOP Variabel
Rp. 9.375.000,-
Rp. 9.300.000,-
2. a) Tarif BOP Tetap = Rp. 8.625.000,- / 75.000 = Rp. 115,Tarif BOP Tetap = Rp. 9.375.000,- / 75.000 = Rp. 125, b) Tarif BOP Tetap = (8.625.000,- / 15.000.000) x 100 % = 57,5 % Tarif BOP Tetap = (Rp. 9.375.000,- / 15.000.000) x 100 % = 62,5 % c) Tarif BOP Tetap = 8.625.000,- / 60.000 = Rp. 143,75 Tarif BOP Tetap = Rp. 9.375.000,- / 60.000 = Rp. 156,25 18
d) Tarif BOP Tetap = 8.625.000,- / 750.000 = Rp. 11,50 Tarif BOP Tetap = Rp. 9.375.000,- / 750.000 = Rp. 12,50 e) Tarif BOP Tetap = (8.625.000,- / 13.000.000) x 100 % = 66,35 % Tarif BOP Tetap = (Rp. 9.375.000,- / 13.000.000) x 100 % = 72,12 % 3.
KASUS 2
Pihak akuntan diminta oleh pihak manajemen PT. WEKA dalam menghitung tarif biaya overhead pabrik yang didasarkan pada berbagai macam kapasitas. Di bawah ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan tarif BOP :
Diminta : 1. Hitunglah tarif biaya overhead apbrik pada masing-masing tingkat kapasitas. 2. Jika jam sesungguhnya dan biaya overhead pabrik sesungguhnya sama dengan estimasi pada kapasitas yang sesungguhnya diharapkan, berapakah jumlah pembebanan (Lebih atau Kurang) biaya overhead pabrik pada tingkat kapasitas : 19
1. Penjualan Rata-rata. 2. Kapasitas Normal. 3. Kapasitas Praktis. JAWABAN KASUS 2 :
1. Perhitungan Tarif BOP
2. Perhitungan pembebanan Lebih atau Kurang biaya overhead pabrik :
KASUS 3
Pihak manajemen PT. SARI BAKTI UTAMA menetapkan tarif biaya overhead pabrik Rp. 100,- setiap satu kwintal produksi. Jika dalam satu bulan perusahaan menghasilkan 2.500 kwintal, maka anggaran biaya overhead pabrik sebesar Rp. 410.000,- . Pada saat produksi mencapai 7.500 kwintal, maka anggaran biaya overhead pabrik sebesar Rp. 710.000,- . Pada bulan April 1997 lalu, perusahaan menghasilkan produk sebanyak 6.000 kwintal, sehingga biaya overhead pabrik yang dikeluarkan sebesar Rp. 550.000,Diminta : 1. 2. 3. 4. 5.
Tarif Biaya Overhead Pabrik Variabel. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tetap. Kapasitas Normal. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan pada bulan April 1997. Selisih Biaya Overhead Pabrik pada bulan April 1997, yang dirinci menjadi : 1. Selisih Anggaran. 2. Selisih Kapasitas.
20
JAWABAN KASUS 3 :
4. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan pada bulan April 1997 : Kapasitas sesungguhnya pada bulan April 1997 = 6.000 kwt BOP dibebankan pada bulan April 1997 = 6.000 kwt x Rp. 100,- = Rp. 600.000,-
21
Metode Harga Pokok Pesanan Job Order Cost Method PT. Kangen Berat adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Pada bulan November 2014 perusahaan mendapat pesanan untuk mencetak brosur sebanyak 5.000 lembar dari CV. Selalu Menanti dengan harga yang dibebankan adalah Rp. 2.500,- per lembar. Pada bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan sebanyak 50 spanduk dari CV. Ingin Berjumpa dengan harga Rp. 425.000,- per buah. Pesanan dari CV. Selalu Menanti diberi kode pesanan ELANG-01 dan pesanan dari CV. Ingin Berjumpa diberi nomor ELANG-02.
Data Kegiatan dan Produksi
1.
Pada tanggal 11 November 2014 dibeli bahan baku dan penolong dengan cara kredit yakni sebagai berikut : Bahan Baku Kertas untuk brosur
Rp. 2.150.000,-
Kain putih 200 meter
Rp. 3.750.000,-
Bahan Penolong Bahan Penolong B1
Rp. 450.000,22
Bahan Penolong B2
2.
Rp. 550.000,-
Dalam pemakaian bahan baku dan penolong untuk memproses pesanan ELANG-01 dan ELANG-02 diperoleh informasi sebagai berikut :
23
Bahan baku kertas dan bahan penolong B1 digunakan untuk memproses pesanan ELANG01, sedangkan bahan baku kain dan bahan penolong B2 dipakai untuk memproses pesanan ELANG-02.
24
3.
Untuk penentuan Biaya Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dengan perhitungan sebagai berikut.
a. Upah langsung untuk pesanan ELANG-01 240 jam @Rp. 9.000,-. b. Upah langsung untuk pesanan ELANG-02 menghabiskan sebanyak 360 jam @Rp. 9.000,-. c. Upah tidak langsung adalah Rp. 2.500.000,-. d. Gaji Karyawan Bagian Pemasaran dikeluarkan sebesar Rp. 4.000.000,-. e. Gaji Karyawan Bagian Administrasi & Umum sebesar Rp. 2.250.000,-.
4.
Pencatatan Biaya Overhead Pabrik . Perusahaan dalam hal ini menggunakan tarif BOP sebesar 150% dari Biaya Tenaga Kerja Langsung, baik pesanan ELANG-01 dan ELANG-02.
Biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi dalam kaitannya dengan pesanan di atas, adalah sebagai berikut. Biaya pemeliharaan gedung Rp. 500.000 Biaya depresiasi gedung pabrik Rp. 1.000.000 Biaya depresiasi mesin Rp. 1.500.000 Biaya pemeliharaan mesin Rp. 250.000 Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp. 750.000
25
5.
Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi. Berdasarkan informasi untuk pesanan ELANG-01 telah selesai dikerjakan.
6.
Pencatatan Harga Pokok Produk Dalam Proses. Berdasarkan informasi diketahui bahwa untuk pesanan ELANG-02 masih dalam proses penyelesaian.
7.
Pencatatan Harga Pokok Produk yang dijual. Pesanan ELANG-01 telah diserahkan kepada pemesan. Dan dari penyerahan tersebut pemesan akan membayar dengan cara kredit.
DIMINTA Berdasarkan informasi di atas, buatlah jurnal yang diperlukan berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan.
Penyelesaian :
Metode Harga Pokok Pesanan Job Order Cost Method
Jurnal-Jurnal yang diperlukan :
1. Pencatatan Pembelian Bahan Baku & Penolong Persediaan Bahan Baku Hutang Dagang Persediaan Bahan Penolong Hutang Dagang
Rp. 5.900.000,Rp. 5.900.000,Rp. 1.000.000,Rp. 1.000.000,-
26
2. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku & Penolong BDP – Biaya Bahan Baku
Rp. 5.900.000,-
Persediaan Bahan Baku BOP – Sesungguhnya Persediaan Bahan Penolong
Rp. 5.900.000,Rp. 1.000.000,Rp. 1.000.000,-
3. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja a. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja yang terutang Gaji & Upah
Rp. 14.150.000,-
Utang Gaji & Upah
Rp. 14.150.000,-
b. Pencatatan Distribusi Biaya TK Biaya TK Langsung
Rp. 5.400.000,-
Biaya TK Tdk Langsung
Rp. 2.500.000,-
Biaya Pemasaran
Rp. 4.000.000,-
Biaya Adm & Umum
Rp. 2.250.000,-
Gaji & Upah
Rp. 14.150.000,-
27
c. Pembayaran Gaji & Upah Utang Gaji & Upah Rp. 14.150.000,Kas
Rp. 14.150.000,-
4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik BDP – Biaya Overhead Pabrik BOP yg Dibebankan BOP yg Sesungguhnya
Rp. 8.100.000,Rp. 8.100.000,Rp. 4.000.000,-
Persediaan Bahan Bangunan
Rp. 500.000,-
Akum. Depr. Gedung Pabrik
Rp. 1.000.000,-
Akum. Depr. Mesin
Rp. 1.500.000,-
Persediaan Suku Cadang
Rp. 250.000,-
Persekot Asuransi
Rp. 750.000,-
BOP yg Dibebankan BOP yg Sesungguhnya
Rp. 8.100.000,Rp. 8.100.000,-
Selisih BOP : Untuk menentukan selisih BOP dicari dengan cara membandingkan antara jumlah BOP yang dibebankan dengan jumlah seluruh BOP yang sesungguhnya terjadi. Berdasarkan soal di atas, selisih BOP dapat ditentukan dengan cara : BOP yang Sesungguhnya: Jurnal No. #2 Jurnal No. #3b Jurnal No. #4
Rp. 1.000.000,Rp. 2.500.000,Rp. 4.000.000,-
Jumlah BOP yg Sesungguhnya
Rp. 7.500.000,-
BOP yang Dibebankan
Rp. 8.100.000,-
(Selisih pembebanan lebih) 28
Jurnal Selisih BOP BOP yg Sesungguhnya
Rp. 600.000,-
Selisih BOP
Rp. 600.000,-
5. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi (ELANG-01) Persediaan Produk Jadi
Rp. 8.000.000,-
BDP- Biaya Bahan Baku
Rp. 2.600.000,-
BDP- Biaya TK Langsung
Rp. 2.160.000,-
BDP- Biaya Overhead Pabrik
Rp. 3.240.000,-
6. Pencatatan Harga Pokok Produk Dlm Proses (ELANG-02) Persediaan PDP
Rp. 12.400.000,-
BDP- Biaya Bahan Baku
Rp. 4.300.000,-
BDP- Biaya TK Langsung
Rp. 3.240.000,-
BDP- Biaya Overhead Pabrik
Rp. 4.860.000,-
7. Pencatatan Harga Pokok Produk yg Dijual Harga Pokok Produksi Persediaan Produk jadi Piutang Dagang Harga Pokok Produksi
Rp. 8.000.000,Rp. 8.000.000,Rp. 12.500.000,Rp. 12.500.000,-
29
AKB Metode Harga Pokok Pesanan – Full Costing (Contoh Kasus) Contoh: PT. Accorner merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi yang diminta oleh pemesan dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima. Perusahaan menggunakan pendekatan full costing dalam penentuan harga pokok produksi. Dalam mencatat biaya produksi, setiap pesanan diberikan nomor pesanan dan setiap dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi indentitas nomor pesanan yang bersangkutan. Pada bulan november 20X2, PT Accorner mendapat pesanan untuk mencetak undangan sebanyak 1500 lembar dari PT Rimendi dengan harga Rp 3.000 per lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebanyak 20.000 lembar dari PT. Oki dengan harga Rp 1.000 per lembar. Pesanan dari PT Rimendi diberi nomor 101 dan pesanan dari PT Oki diberi nomor 102. Kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong Bahan baku dan bahan penolong yang dibeli pada t anggal 3 November untuk keperluan produksi adalah sebagai berikut:
Perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong secara kredit. Bahan baku dan bahan penolong dibeli oleh bagian pembelian. Bahan tersebut disimpan didalam gudang menanti hingga saatnya digunakan dalam proses produksi. Perusahaan menggunakan dua rekening kontrol untuk mencatat persediaan bahan: Persediaan Bahan Baku dan Persediaan Bahan Penolong. Pembelian bahan baku dan bahan penolong di atas dicatat sebagai berikut:
30
2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam proses produksi
Untuk dapat mencatat bahan baku dan bahan penolong dalam tiap pesanan, perusahaan menggunakan dokumen yang disebut bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Dokumen ini diisi oleh bagian produksi dan diser ahkan ke bagian gudang untuk meminta bahan baku yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan. Kemudian, bagian gudang akan mengisi jumlah bahan baku yang diserahkan ke bagian produksi pada dokumen tersebut. Dokumen tersebut selanjutnya digunakan sebagai dokumen sumber untuk dasar pencatatan pemakaian bahan. Untuk memproses pesanan 101 dan 102 digunakan bahan sebagai berikut:
Jumlah bahan baku yang dipakai (Rp 1.350.000 + Rp 4.125.000) = Rp 5.475.000 Sementara itu, bahan penolong yang digunakan untuk memproses kedua pesanan tersebut adalah sebagai berikut:
Atas dasar bukti permintaan dan pengeluaran gudang tersebut, jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Karena dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara biaya langsung dengan biaya tidak langsung maka pemakaian bahan penolong yang merupakan biaya tidak langsung dicatat dengan mendebet rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan mengkredit Persediaan Bahan Penolong. Kenapa bukan dengan mendebet rekening Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik? Rekening Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik hanya didebet untuk mencatat biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Jadi pemakaian bahan baku akan dijurnal sebagai berikut:
31
3. Pencatatan biaya tenaga kerja
Untuk mencatat biaya tenaga kerja, terlebih dahulu dipisahkan antara upah l angsung dan upah tidak langsung. Upah langsung dicatat dengan mendebet rekening Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Lansung sedangkan upah tidak langsung dicatat dengan menggunakan rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Misalkan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi adalah sebagai berikut:
Pencatatan biaya tenaga kerja dilakukan dengan tahap-tahap berikut: a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
b. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja
Karena biaya tenaga kerja terdiri dari beberapa unsur biaya yakni biaya tenaga kerja lansung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya non produksi (gaji karyawan bagian adm dan bagian pemasaran) maka diperlukan adanya distribusi biaya tenaga kerja sehingga jurnal untuk mencatat transaksi biaya tersebut adalah sebagai berikut:
c. Pencatatan pembayaran gaji dan upah
Gaji dan upah yang dibayarkan akan dicatat dengan jurnal berikut:
32
4. Pencatatan biaya overhead pabrik
Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua yakni biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan di muka adalah biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk pesanan. Tarif biaya overhead pabrik ini umumnya dihitung di awal tahun anggaran berdasarkan angka anggaran biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan di muka di catat mendebet rekening Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik dan mengkredit rekening Biaya Overhead yang Dibebankan. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi merupakan biaya overhead pabrik yang benar-benar terjadi pada saat proses produksi dan dicatat dengan mendebet rekening kontrol Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Secara periodik (biasanya akhir bulan) biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk akan dibandingkan dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan mendebet rekening Bia ya Overhead Pabrik yang Dibebankan dan mengkredit rekening Bia ya Overhead Pabrik Sesungguhnya kemudian dihitung selisihnya. Misalkan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk adalah sebesar 150% dari biaya tenaga kerja masing-masing produk sehingga biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk adalah seb agai berikut:
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan di atas adalah:
Misalkan selama proses produksi terdapat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi selain yang disebut dalam jurnal #4 dan #6 seperti berikut:
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi seperti disebut di atas adalah sebagai berikut:
33
Untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik yang dibebankan menyimpang dari biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi maka s aldo rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ditutup ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
Setelah itu kita hitung saldo Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi seperti berikut:
Selisih tersebut akan dipindahkan ke rekening Selisih Biaya Overhead Pabrik dengan mencatat jurnal berikut:
5. Pencatatan harga pokok produk jadi
Harga pokok produk yang sudah jadi dapat dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Misalkan produk yang sudah selesai diproduksi adalah pesanan 101 . Harga pokok produk pesanan 101 berdasarkan kartu harga pokok pesanan adalah sebagai berikut:
Harga pokok produk pesanan 101 dicatat dengan jurnal berikut:
34
6. Pencatatan harga pokok yang masih dalam proses
Pada akhir periode, kemungkin terdapat produk yang masih dalam proses produksi. Biaya yang telah dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan kemudian dibuat jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses dengan mendebet rekening Persediaan Produk Dalam Proses dan mengkredit rekening Barang Dalam Proses. Misalkan produk yang masih dalam proses adalah pesanan 102 dengan rincian biaya berdasarkan kartu harga pokok pesanan adalah sebagai berikut:
Jurnalnya adalah: 7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual
Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dengen mendebet rekening Harga Pokok Penjualan dan mengkredit Persediaan Produk Jadi. Untuk pesanan 101 jurnalnya adalah sebagai berikut:
8. Pencatatan pendapatan penjualan produk
Pendapatan dicata dengan mendebet rekening Piutang Da gang (penjualan dilakukan secara kredit) dan mengkredit rekening Hasil Penjualan. Di awal disebutkan bahwa harga jual untuk pesanan 101 adalah Rp 3000 per lembar dengan jumlah sebanyak 1500 lembar sehingga jumlah keseluruhannya adalah RP 4.500.000. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
35
METODE HARGA POKOK PESANAN Pembahasan metode harga pokok produksi diawali dengan uraian prosedur pencatatan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, dan pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke bagian gudang dari bagian produksi. Berikut ini adalah contoh pengumpulan biaya produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan dan pendekatan full costing dalam penentuan harga pokok produksi. Contoh 1 : PT. Eliona berusaha dalam bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima. Pendekatan yang digunakan perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi adalah Full Costing. Untuk dapat mencatat biaya produksi, tiap pesanan diberi nomor, dan setiap dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi identitas nomor pesanan yang bersangkutan. Dalam bulan November 19X1, PT. Eliona mendapat pesanan untuk mencetak undangan sebanyak 1.500 lembar dari PT. Rimendi. Harga yang dibebankan kepada pemesan tersebut adalah Rp. 3.000 per lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebanyak Rp. 20.000 per lembar dari PT.OKI, dengan harga yang dibebankan kepada pemesan sebesar Rp. 1.000 perlembar. Pesanan dari PT.Rimendi diberi nomor 101 dan pesanan dari PT.OKI diberi nomor 102. Berikut ini adalah kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut. 1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong Pada tanggal 3 November perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong berikut ini : Bahan Baku : Kertas jenis X 85 ream @ Rp. 10.000 Rp. 850.000 Kertas jenis Y 10 roll @ Rp. 350.000 Rp.3.500.000 Tinta Jenis A 5 kg @ Rp. 100.000 Rp. 500.000 Tinta Jenis B 25 kg@ Rp. 25.000 Rp. 625.000 Rp.5.475.000 Jumlah bahan baku yang dibeli Bahan Penolong : Bahan penolong P 17 kg @ Rp. 10.000 Bahan penolong Q 60 liter @ Rp. 5.000 Jumlah bahan penolong yang dibeli Jumlah total
Rp. 170.000 Rp. 300.000 Rp. 470.000 Rp.5.945.000
Bahan baku dan bahan penolong tersebut dibeli oleh bagian pembelian. Bahan tersebut kemudian disimpan dalam gudang menanti saatnya dipakai dalam proses produksi untuk memenuhi pesanan tersebut. Perusahaan menggunakan dua rekening kontrol untuk mencatat persediaan bahan :Persediaan bahan baku dan persediaan bahan penolong . Pembelia bahan baku dan bahan penolong dijurnal sbb : Jurnal 1 : Dr. Persediaa bahan baku Rp. 5.475.000 Cr. Hutang dagang Rp. 5.475.000 Jurnal 2 : Dr. Persediaa bahan baku Cr. Hutang dagang
Rp.470.000 Rp. 470.000
2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam produksi 36
Untuk dapat mencatat bahan baku yang digunakan dalam pesanan, perusahaan menggunakan dokumen yang disebut bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Dokumen ini diis i oleh bagian produksi dan diserahkan kepada bagia n gudang untuk meminta bahan yang diperlukan oleh bagian produksi. Bagian gudang akan mengisi jumlah bahan yang diserahkan kepada bagian produksi pada dokumen tersebut, dan kemudian dokumen ini dipakai sebagai dokumen sumber untuk dasar pencatatan pemakaian bahan. Bahan baku untuk pesanan 101 : Kertas jenis X 85 ream @ Rp. 10.000 Tinta jenis A 5 Kg@ Rp.100.000 Jumlah bahan baku untuk pesanan 101
Rp.850.000 Rp.500.000 Rp.1.350.000
Bahan baku untuk pesanan 102 : Kertas jenis Y 10 roll Rp. 350.000 Tinta jenis B 25 Kg@ Rp.25.000 Jumlah bahan baku untuk pesanan 102 Total bahan baku yang dipakai
Rp.3.500.000 Rp. 625.000 Rp.4.125.000 Rp.5.475.000
Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan penolong sbb: Bahan penolong P 10 kg @ Rp. 10.000 Rp. 100.000 Bahan penolong Q 40 liter @ Rp. 5.000 Rp. 200.000 Jumlah bahan penolong yang dipakai dalam produksi Rp. 300.000 Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku sbb : (jurnal 3) Dr. Barang Proses-Biaya Bahan Baku Rp. 5.475.000 Cr. Persediaan Bahan Baku Rp. 5.475.000
Pencatatan pemakaian bahan baku dalam metode harga pokok pesanan dilakukan dengan: a. Mendebet rekening barang dalam proses b. Mengkredit persediaan bahan baku atas dasar dokumen bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. c. Pendebetan rekening barang dalam proses diikuti dengan pencatatan rincian bahan baku yang dipakai dalam kartu harga pokok pesanan .
37
PT. Eliona Yogyakarta KARTUHARGA POKOK PESANAN 101 No. Pesanan Jenis Produk Tgl.Pesan Tgl Selesai
: 101 : Undangan : 2 November 1986 : 22 November 1986
Pemesan : PT.Rimendi Sifatpesanan : Segera Jumlah : 1.500 exemplar HargaJual : Rp. 4.500.000
BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA BIAYA OVERHEAD PABRIK Tgl No Ket Jumlah Tgl No. Kartu Jam Kerja Jumlah Tgl Dasar Tarif Jumlah
Kertas X Tinta A 850.000 500.000
900.000 B. TngKerja Langsung 150 % 1.350.000
Jumlah 1.350.000 Jmh 900.000 Jmh 1.350.000 Jumlah Total Biaya Produksi adalah 3.600.00 38
PT. Eliona Yogyakarta KARTUHARGA POKOK PESANAN 102 No. Pesanan Jenis Produk Tgl.Pesan Tgl Selesai
: 102 : Pamflet iklan : 15 November 1986 : 16 Desember 1986
Pemesan : PT. Oki Sifatpesanan : Biasa Jumlah : 20.000 Lembar HargaJual : Rp. 20.000.000
BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA BIAYA OVERHEAD PABRIK Tgl No Ket Jumlah Tgl No. Kartu Jam Kerja Jumlah Tgl Dasar Tarif Jumlah Kertas X Tinta B 3.500.000 625.000
5.000.000 B. TngKerja Langsung 150 % 7.500.000 Jumlah 4.125.000 Jmh 5.000.000 Jmh 7.500.000 Jumlah Total Biaya Produksi adalah 16.625.000 39
Dalam metode harga pokok pesanan : 1. Harus dipisahkan antara biaya produksi langsung dan bi aya produksi tidak langsung. 2. Bahan penolong yag merupakan unsur biaya produksi tidak langsung dicatat pemakaiannya dengan Mendebet rekening kontrol biaya overhead pabrik sesungguhnya. Rekening Barang Dalam Proses didebet untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Jurnal pencatatan pemakaian bahan penolong sbb: (jurnal 4) Dr. Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 300.000 Cr.Persediaan bahan penolong 300.000
Rp.
3.
Pencatatan biaya tenaga kerja Dalam metode harga pokok pesanan : 1. Harus dipisahkan antara upah tenaga kerja langsung dangan upah kerja tak langsung. 2. Upah tenaga kerja langsung dicatat dengan mendebet rekening barang dalam proses dan dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. 3. Upah tenaga kerja tak langsung dicatat dengan mendebet rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.
Dari contoh diatas biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam departemen produksi sbb:: Upah langsung untuk pesanan 101 : 225 jam @ Rp. 4.000 Upah langsung untuk pesanan 101 : 225 jam @ Rp. 4.000 Upah tidak langsung Jumlah upah Gaji karyawan administrasi dan umum Biaya gaji karyawan bagian pemasaran Jumlah gaji Jumlah biaya tenaga kerja
Rp. 900.000 Rp. 5.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 8.900.000 Rp. 4.000.000 Rp. 7.500.000 Rp. 11.500.000 Rp. 20.400.000
Pencatatan biaya tenaga kerja dilakukan melalui 3 tahap berikut : 1. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan 2. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja 3. Pencatatan pembayaran gaji dan upah Dari data diatas, jurnal untuk mencatat biaya tenaga : (jurnal 5) 1. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan DR. Gaji dan upah Rp. 20.400.000 CR. Utang gaji dan upah Rp. 20.400.000 2. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja Karena biaya tenaga kerja terdiri dari berbagai unsur biaya, maka perlu diadakan distribusi biaya tenaga kerja sbb: Biaya Tenaga Kerja Langsung : dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan den gan mendebit rekening barang dalam proses dan mencatatnya dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Pencatatan pembayaran gaji dan upah : Merupakan unsur biaya produksi tidak langsung dan dicatat sebagai unsur biaya overhead pabrik serta didebetkan dalam rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Biaya Tenaga Kerja Nonproduksi :
40
Merupakan unsur biaya nonproduksi dan dibebankan ke dalam rekening kontrol biaya administrasi dan umum atau biaya pemasaran. Jurnal distribusi biaya tenaga kerja diatas jurnal 6 Dr. Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung Rp. 5.900.000 Dr. Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung Rp. 3.000.000 Dr. Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung Rp. 4.000.000 Dr. Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung Rp. 7.500.000 Cr. Gaji dan upah Rp. 20.400.000 Pencatatan pembayaran gaji dan upah (jurnal 7) Dr. Utang gaji dan upah Rp. 20.400.000 Cr. Kas Rp. 20.400.000 5. Pencatatan biaya overhead pabrik Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua : a. Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dan pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. b. Pembebanan produk dengan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang dicatat dengan mendebet rekening barang dalam proses dan mengkredit rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan. c. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening kontrol biaya overhead pabrik sesungguhnya. Secara periodik (misalnya akhir bulan ) biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang dihitung berdasarkan tarif dihitung selisihnya . Perbandingan ini dilakukan dengan menutup rekening biaya overhead yang dibebankan ke dalam rekening biaya overhead pa brik yang sesungguhnya. Dari contoh diatas , misalnya biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar 150% dari biaya tenaga kerja langsung. Dengan demikian biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung sbb: Pesanan 101: 150 % X Rp. 900.000 = Rp. 1.350.000 Pesanan 102: 150% X Rp. 5.000.000 = Rp. 7.500.000 Jumlah biaya overhead pabrikk yang dibebankan Rp. 8.850.000 Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik kepada pesanan sbb: (jurnal 8) Dr. Brg Dlm Proses-Biaya Overhead pabrik 8.850.000 Cr.Biaya overhead pabrik yang dibebankan 8.850.000
Misalnya biaya overhead yang sesungguhnya terjadi (selain biaya bahan penolong Rp. 300.000 dan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp. 3.000.000. seperti tersebut dalam jurnal 4 dan 6 : Biaya depresiasi mesin Rp. 1.500.000 Biaya depresiasi gedung pabrik Rp. 2.000.000 Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp. 700.000 Biaya pemeliharaan mesin Rp. 1.000.000 Biaya pemeliharaan gedung Rp. 500.000 Jumlah Rp. 5.700.000 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sbb: (jurnal 9) 41
Dr. By. Overhead pabrik sesungguhnya Cr. Akumulasi depresiasi mesin Cr. Akumulasi depresiasi gedung Cr. Persekot asuransi Cr.Persediaan suku cadang Cr.Persediaan bahan bangunan
Rp. 5.700.000
Rp. Rp.
Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 700.000 Rp. 1.000.000 500.000
Untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan tarif menyimpang dari biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, s aldo rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening bia ya overhead pabrik yang sesungguhnya.Jurnal penutup adalah sbb: Jurnal 10 : Dr. Biaya overhead pabrik yang dibebankan Cr. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya 8.850.000
Rp. 8.850.000 Rp.
Selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam suatu periode akuntansi ditentukan dengan menghitung saldo rekening biaya overhead pabrik yang sesunggguhnya. Setelah jurnal diatas (jurnal 10) dibukukan saldo rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya adalah sbb: Debit : Jurnal 4 Rp.300.000 Jurnal 6 Rp.3.000.000 Jurnal 9: Rp.5.700.000 Jumlah debet Rp. 9.000.000 Kredit : Jurnal 10 Rp. 8.850.000 Selisih pembebanan 150.000 Selisih biaya overhead pabrik pada akhirnya dipindahkan ke rekening selisih biaya overhead pabrik. Jika terjadi selisih pembebanan kurang, maka dibuat jurnal : Jurnal 11: Dr. Biaya overhead pabrik Rp.150.000 Cr. Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp.150.000 5.Pencatatan harga pokok produk jadi Pesanan yang telah selesai diproduksiditransfer ke bagian oleh bagian produksi. Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi dapat dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Harga pokok pesanan 101 : Biaya bahan baku Rp. 1.350.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp. 900.000 Biaya overhead pabrik Rp. 1.350.000 Jumlah harga pokok pesanan 101 Rp. 3.600.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi tersebut adalah sbb: Jurnal 12 : 42
Dr. Persediaan Produk jadi Rp. 3.600.000 Cr.Barang dalam proses-By. Bhn baku Cr.Barang dalam proses-By. Tenaga kerja langsung Cr.Barang dalam proses-By. Overhead pabrik
Rp. 1.350.000 Rp. 900.000 Rp. 1.350.000
6.Pencatatan harga pokok produk dalam proses Pada akhir periode kemungkinan terdapat pesanan yang belum selesai diproduksi . Biaya yang telah dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.Kemudiaan dibuat jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses dan mengkredit rekening barang dalam proses. Jurnal 13: DR.Persediaan Produk Dalam Proses Rp. 6.625.000 CR.BDP-By bhn baku Rp. 4.125.000 CR.BDP-By Tenaga kerja langsung Rp. 5.000.000 CR.BDP-By overhead pabrik Rp. 7.500.000 7.Pencatatan harga pokok produk yang dijual Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dalam rekening harga pokok penjualan dan rekening persediaan produk jadi. Jurnal 14 : Dr.Harga pokok penjualan Rp. 3.600.000 CrPersediaan produk jadi Rp. 3.600.000
8.Pencatatan pendapatan penjualan produk Pada awal contoh ini telah disebutkan disebutkan bahwa pesanan 101 berupa pesanan 101 berupa pesanan 1500 lbr undangan dengan harga harga jual Rp. 1500 perlembar atau total harga Rp. 4.500.000. Maka jurnal yang dibuat untuk mencatat piutang kepada pemesan sbb : Jurnal 15 : Dr. Piutang Dagang Rp. 4.500.000 Cr.Penjualan Rp. 4.500.000
Soal Latihan 1.
Menurut daftar gaji dan upah yang dibuat oleh bagian personalia, biaya tenaga kerja yang harus dibayar oleh suatu perusahaan terdiri dari unsur berikut i ni : Upah langsung karyawan pabrik Rp. 200.000 Upah tidak langsung karyawan pabrik Rp. 900.000 Gaji karyawan administrasi dan umum Rp. 2.000.000 Gaji karyawan pemasaran Rp. 1.500.000 Atas dasar data tersebut, buatlah jurnal untuk mencatat utang gaji dan upah, distribusi gaji dan upah serta pembayaran gaji dan upah.
2.
Suatu perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah produknya melalui dua departemen produksi A dan B, berikut ini adalah transaksi biaya produksi perusahaan tersebut untuk mengolah pesanan no. B-109 dalam bulan Januari 19X1 :
43
Jenis Biaya Departemen A Departemen B Biaya bahan baku Rp. 150.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp. 500.000 Rp. 675.000 Biaya overhead pabrik Rp. 5.000/jam mesin 200%biayatenagakerja langsung Jam mesin 200 400 Pada akhir bulan Januari tersebut, pesanan B-109 telah selesai dikerjakan dan diserahkan kepada pemesan dengan harga jual Rp. 5.000.000. Atas dasar data tersebut diatas, buatlah jurnal untuk mencatat transaksi : a. Terjadinya biaya produksi untuk mengolah pesanan B 109 ter sebut b. Harga pokok produk jadi c. Penjualan pesanan B 109 PT.X yang berproduksi berdasarkan pesanan, menghitung tarif biaya overhead pabriknya sebesar Rp. 1.500 perjam mesin. Dalam suatu bulan perusahaan tersebut memproduksi 3 pesanan dengan waktu pengerjaan sbb: Pesanan 250 200 jam mesin Pesanan 251 150 jam mesin Pesanan 252 400 jam mesin Dalam bulan tersebut jumlah biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut : Biaya tenaga kerja tidak langsung pabrik Rp. 370.000 Biaya bahan penolong 350.000 Biaya depresiasi gedung pabrik 200.000 Biaya depresiasi mesin 150.000 Jumlah Rp.1.070.000 Atas dasar data tersebut : a. Buatlah jurnal untuk mencatat : 1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk 2. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi 3. Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan b. Hitunglah pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik. 3.
44
1.
METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI Contoh 1. PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1 Biaya bahan baku Rp 5.000.000 Biaya bahan penolong Rp 7.500.000 Biaya tenaga kerja Rp 11.250.000 Biaya overhead pabrik Rp 16.125.000 Total biaya produksi Rp 39.875.000 Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah : Produk jadi 2.000 kg Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 500 kg 100 %, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %.
Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 19x1 Masuk ke dalam proses: 2.500 kg Produk jadi : 2000 kg Produk dalam proses akhir 500 kg
Unsure biaya produksi (1) Bahan baku Bahan penolong Tenaga kerja Overhead pabrik
Perhitungan harga pokok produksi per satuan Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per satuan (2) (3) (2);(3) Rp 5.000.000 2.500 Rp 2.000 Rp 7.500.000 2.500 3.000 Rp 11.250.000 2.250 5.000 Rp 16.125.000 2.150 7.500 39.875.000 17.500
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500 Harga pokok persediaan produk dalam proses Biaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000 Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000 Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000 Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000 Jumlah biaya produksi bulan januari 19x1
Rp 35.000.000
Rp 4.875.000 Rp 39.875.000
Jurnal pencatatan biaya produksi jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ; Barang dalam proses- biaya bahan baku Persediaan bahan baku
Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong Barang dalam proses- biaya bahan penolong Persediaan bahan penolong
Rp 7.500.000 Rp 7.500.000 45
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja Barang dalam proses- biaya tenaga kerja Gaji dan upah
Rp 11.250.000 Rp 11.250.000
JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Berbagai rekening yang dikredit
Rp 16.125.000 Rp 16.125.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang Persediaan produk jadi Rp 35.000.000 Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 4.000.000 Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 6.000.000 Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Rp 10.000.000 Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 15.000.000
Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 19 x1 Persediaan produk dalam proses Barang dalam proses – biaya bahan baku Barang dalam proses – biaya bahan penolong Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja Barang dalam proses – biaya overhead pabrik
Rp 4.875.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.250.000 Rp 1.125.000
2.
METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari: a. biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya b. biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama
46
Contoh2: PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut : Data produksi Bulan Januari 19x1 Departemen A Produk yang dimasukkan dalam proses 35.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir bulan 5.000 kg Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 19x1 Biaya bahan baku Rp 70.000 Biaya tenaga kerja Rp 155.000 Biaya overhead pabrik Rp 248.000 Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir 100% Biaya bahan baku 20% Biaya konversi
Departemen B
24.000 kg 6.000 kg Rp 0 Rp 270.000 Rp 405.000
50%
Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A Unsur biaya Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per produksi kg Bahan baku Rp 70.000 35.000 Rp 2 Tenaga kerja 155.000 31.000 5 Overbead pabrik 248.000 31.000 8 Total Rp 173.000 Rp 15 Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A
Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15 Harga pokok persediaan produk dalam proses Biaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000 Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000 Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000 Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 19x1
Rp 450.000
Rp 23.000 Rp 473.000
Jurnal pencatatan biaya produksi departemen A Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku : Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A Persediaan bahan baku
Rp 70.000 Rp 70.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja : Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A Gaji dan upah
Rp 155.000 Rp 155.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A 47
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A Berbagai rekening yang di kredit
Rp 248.000 Rp 248.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B: Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000 Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000 Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000 Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1 Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000 Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 10.000 Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000 Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000 Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B Unsur biaya Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per produksi kg Tenaga kerja 270.000 27.000 10 Overbead pabrik 405.000 27.000 15 Total Rp 675.000 Rp 25 Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudang Harga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15 Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25 Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang 24.000 x Rp 40 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir Harga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15 Biaya yang ditambahkan oleh departemen B: Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000 Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000 Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 19x1
Rp 360.000 600.000 960.000
90.000
Rp 75.000 165.000 Rp 1.125.000
jurnal pencatatan biaya produksi departemen B Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: : Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000 Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000 Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000 Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000
48
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja : Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B Gaji dan upah
Rp 270.000 Rp 270.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B Berbagai rekening yang di kredit
Rp 405.000 Rp 405.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang Persediaan produk jadi Rp 960.000 Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 360.000 Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 240.000 Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 360.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1 Persediaan produk dalam proses-departemen B Rp 165.000 Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 90.000 Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 30.000 Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 45.000
3.
PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan
Contoh3: PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut : Data produksi Bulan Januari 19x1 Departemen A Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg Produk selesai yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya 200 kg konversi 40 % Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % Produk yang hilang pada awal proses 100 kg
Departemen B
400 kg
100 kg 200 kg
49
Biaya produksi Bulan Januari 19 x1
Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik
Departemen A Rp 22.500 26.100 35.100 45.800
Departemen B Rp 16.100 22.500 24.750
Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1 Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi)
Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik
700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg 700 + 40%x200kg=780kg 700 + 40%x200kg=780kg
Biaya produksi Departemen A
Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A Rp 22.500 Rp 25 26.100
29
35.100
45
46.800
60
Rp 130.500
Rp 159
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 159 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg) Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000 Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800 Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 45= 3.600 Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 60= 4.800 Jumlah biaya produksi Departemen A
Rp 111.300
Rp 19.200 Rp 130.500
Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A Rp 111.300 : 700 Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg) Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A
Rp 159,00
Rp 222.60
Rp 63.60
50
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1
Jenis biaya
Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik
Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi) 400 kg + 60 % x 100 kg = 460 kg 400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg 400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg
Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B Rp 16.100
Biaya per kg yang ditambahkan Departemen B Rp 35
Rp 22.500
Rp 50
Rp 24.750
Rp 55
Rp 63.350
Rp 140
Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Januari 19x1 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 145.040 Rp 362.60 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg): Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 222.6= Rp 22.260 Biaya bahan penolong : 100 kg x 60 % x Rp 35 = 2.100 Biaya tenaga kerja : 100 kg x 50 % x Rp 50 = 2.500 Biaya overhead pabrik : 100 kg x 50 %x Rp 55 =2.750 Rp 29.610 Jumlah kumulatif dalam departemen B Rp 174.650 Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan
Contoh: PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut : Data produksi Bulan Januari 19x1 Departemen A Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg Produk selesai yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya 200 kg konversi 40 % Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg
Biaya produksi Bulan Januari 19 x1 Departemen A
Departemen B
400 kg
100 kg 200 kg
Departemen B 51
Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik
Rp 22.500 26.100 35.100 45.800
Rp
16.100 22.500 24.750
Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1 Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi)
Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik
700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg= 1000 kg 700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 1000 kg 700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg 700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg
Biaya Biaya per kg produksi produk yang Departemen dihasilkan oleh A departemen A Rp 22.500 Rp 22.5 26.100
26.10
35.100
39.89
46.800
53.18
Rp 130.500
Rp141.67
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 141.67 Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang pada akhir proses 100 xRp 141,67 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 700 x Rp 161,91 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg) Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 22.5 = 4.500 Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 26.1 = 5.220 Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 39.89= 3.191,2 Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 53.18= 4.254,4 Jumlah biaya produksi Departemen A
Rp 99.169 14.167,00 113.334,40
Rp 17.165.60 Rp 130.500,00
Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi pertama
52
View more...
Comments