contoh LAPORAN PUSKESMAS
April 21, 2017 | Author: Thee Ghotic Part II | Category: N/A
Short Description
Download contoh LAPORAN PUSKESMAS...
Description
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Puskesmas adalah salah satu unit pelaksana pembangunan kesehatan kecamatan dan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional,oleh karena itu kesehatan adalah suatu aspek yang mempengaruhi kualits dan produktifitas sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Kesehatan yang ingin dicapai adalah keadaan kesejahteraan dalam dari badan,jiwa,dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Tujuan ini hanya dapat diwujudkan oleh petugas kesehatan dan peran serta masyarakat. Dalam pasal 5 UU kes.NO.23 TAHUN 1992 menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,keluarga serta lingkungan. Kesehatan yang ingin dicapai adalah keadaan kesejahteraan dari badan jiwa dan sosial orang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sebagaimana juga dinyatakan dalam GBHN dan systemkesehatan nasional bahwa tujuan pembangunan dalam bidang yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Untuk mencapaitujuan ini diperlukan system kesehatan nasional sebagai pemikiran dasar yang memberi arah tujuan,bentuk dan sifat pembangunan kesehatan yang dilaksanakan nantinya dapat bersifat menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan. Berdasrkan system pelayanan kesehatan yang terdapat di indonesia,maka Puskesmas mencapai bagian terdepan dalam memberi pelayanan kesehatan pada masyrakat. Sesuai dengan penelitian Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional terdepan yang berfungsi mengembangkan dan membina peran serta masyarakat
1
menyelengarakan pelayanan kesehatan dalam wilayah kerjanya secara menyeluruh dan terpadu secara integrasi melalui usaha-usaha kegiatan pokok puskesamas mencapai tujuan yaitu :
Meningkatkan derajat
kesehatan
masyarakat secara optimal melalui promotif,preventif,kuratif,dan rehabilitatif.
1.2 Tujuan Praktek Belajat Lapangan di Puskesmas 1.2.1 Tujuan Umum Untuk
mengindentifikasi
kondisindan
sarana
menggambarkan
serta
program-program kegiatan
yang
puskesmas,mengetahui
akan
dilaksanakan
dan
program kegiatan dipuskesmas sesuai dengan prioritas
program yang ada serta mengidentifikasikan kegiatan tersebut.
1.2.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui program wajib dan perkembangan puskesmas (khususnya Puskesmas Kota Matsum) 2. Untuk mengamati sejauh mana program-program tersebut telah berjalan ,melalui data-data yang tersedia di Puskesmas tersebut. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dijumpai dalam melaksanakan program-program tersebut. 4. Melakukan pengamatan langsung di lapangan mengenai masalah – masalah kesehatanyang di jumpai di wilayah Puskesmas Kota Matsum. 5. Menilai sejauh mana kesadaran untuk hidup sehat dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.
1.3 Prosedur Kerja 1. Mencatat kegiatan geografis dan demografis di wilayahkerja Puskesmas Kota Matsum. 2. Pendaftaran system pelaksana upaya pokok kesehatan dan administrasi yang terlaksana dipuskesmas melalui :
Mencatat data dan laporan yang ada di wilayah puskesmas
2
Melakukan wawancara dengan tenaga kesehatanmaupun staf administrasi puskesmas.
3. Melakukan pengamanan langsung di lapangan dan ikut berperandan ikut serta dalam pelayanan kesehatan.
1,4 Metode Pengumpulan Data Dalam pembuatanlaporan ini data diperoleh dengan : 1. Wawancara Mahasiswa mengadakan wawancara dengan petugas kesehatan 2. Penyuluhan Mahasiswa mengadakan penyuluhan sebelum melakukan pemeriksaan dan pengebotan. 3. Studi Komunikasi Mahasiswa memperoleh dari berbagai buku perpustakaan maupun buku register yang ada di Puskesmas Kota Matsum.
1.4 RuangLingkup Waktu dan tempat untuk praktek belajar lapangan keperawatan Komunitas berlokasi di Puskesmas di Kota Matsum Medan jalan Amalium No. 75 adapun waktu kegiatan tersebut yaitu 31 oktober s/d12 november 2011.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
PENGERTIAN , FUNGSI DAN TUJUAN PUSKESMAS
2.1.1 Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran sertamasyarakat yang juga membina peran masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatabn secara menyeluruh dan trpadu kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertangung jawab menyelenggarakan pembanagunan kesehatan di wilayah kerja. 1.
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota (UPDT),Puskesmas berperan menyelengarakan sebagaian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatandi indonesia.
2.
Pembangunana kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggarakan upaya kesehatan oleh bangsa
indonesiauntuk
meniingkatkan
kesadaran,kemauan
dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. a) Pertanggung jawaban penyelenggaraan Penanggung
jawab
utama
peyelenggaraan
seluruh
upaya
pembangunan kesehatan diwilayah kabupaten atau kota ,sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagaian upaya
4
pembangunan kesehatandi bebankan oleh Dinas Kesehatan atau sesuai dengan kemampuan . b) Wilayah Kerja Secara nasional,standar wilayah Puskesmas adalah satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas ,maka tenggung jawab wilayah kerja di bagi antar puskesmas ,dengan memperhatikan konsep
wilayah
(desa/kelurahan/RW).Masing-masing
keutuhan puskesmas
tersebut secara operasional bertangung jawab kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
2.1.2 Fungsi Puskesmas 1.
Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas
selalu
berupaya
menyelenggarakan
dan
memantau
penyelenggarakan pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Di samping itu,Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari peyelenggaraan setiappprogram pembangunan di wilayah kerjanya.khususnua untuk pembangunan kesehatan dan pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan. 2.
Pusat pemberdayaan Masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan
terutama pemuka
masyarakat,keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri masyarakat
untuk
hidup
kepentingan
kesehatan
sehat,berperan ,pemberdayaan
dalam
dan
memperjuangkan
perorangan,keluarga
dan
masyarakatini diselenggerakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,khususnya sosial budaya masyarakat setempat. 3.
Pusat Pelayanan Kesehatan Strata pertama
5
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanankesehatan tingkat pertama secara menyeluruh ,terpadu dan keseimbangan .pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi: Pelayanan Kesehatan Perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayananyang bersifat pribadi (Private Goods)dengan tujuan
utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan
dan
pencegahan
penyakit.Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentudi ttambah dengan rawat inap. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah Pelayanan yang bersifat umum atau Public Goods dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan masyarakat
dan
tersebut
,memberantas
pemulihan antara
kesehatan.pelayanan
lain
adalah
penyakit,kesehatan
promosi
kesehatan kesehatan
lingkungan,perbikan
gizi,peningkatan kesehatan keluarga,keluarga berancana,kesehatan jiwa serta berbagai program kesehartan masyarakat lainnya. 2.2
Visi Dan Misi Puskesmas
2.2.1 Visi Puskesmas Visi puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat menuju tercapainya indonesia sehat 2015.Dalam menentukan keberhasilan mewujudkan visi tersebut,perlu di tetapkan indicatorkecamatan sehat antara lain sebagai berikut: 1.
Indikator lingkungan sehat
2.
Indikator perilaku sehat
3.
Indikator pelayanan kesehatan yang bermutu
4.
Indikator derajatkesehatan yang optimal
6
Indikator yang ditetapkan hendaknya mempertimbangkan kaidah sederhana,mudah diperoleh ,mudah diinterprestasikan,sensitive dan spesifik 2.2.2 Misi Puskesmas Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.Misi tersebut adalah : 1. Mengerakkan
pembangunan
berwawasankesehatan
di
wilayah
kerjanya.Puskesmas akan selalu mengerakkan pembangunan sector lain yang diselenggarakan diwilayah kerjanya agar memperhatikan aspek kesehatan.yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negative terhadap kesehatan ,setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat. 2. Mendorong akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat
tinggal
diwilayah
keranya
semakin
berdaya
dibidang
kesehatan,melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat. 3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang
sesuai
masyarakat,mengupayakan
dengan
pemeratan
standar
pelayanan
memuaskan
kesehatan
serta
meningkatkan efisiensi pengelolaan dan sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat. 4. Memelihara
danmeningkatkan
kesehatan
perorangan,keluarga
dan
masyarakat beserta lingkungannya.Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya,tanpa
7
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan dan teknologi kesehatan yang sesuai upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmasmencakup pula askep di lingkungan wilayah kerjanya.
2.3
Azaz dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
2.3.1 Azaz Penyelenggaraan Puskesmas Penyelenggaraan
upaya
kesehatan
wajib
dan
upaya
kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas
secara
terpadu.Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dan ketiga fungsi puskesmas .Dasarpemikiran adalah pentingnya menerapkan prinsipdasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatanpengambangan,azas penyelenggaraan puskesmas yang di maksud adalah : 1. Azas pertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggaldi wilayah kerjanya,berbagai kegitan yang harus dilaksanakan puskesmas antara lain: a. Mengerakkan pembangunan di berbagai sector di kecamatan sehingga berwawasan kesehatan. b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. c. Memelihara setiap upaya kesehatanstrata pertama yang di selenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya. d. Menyelenggarakan upya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau di wilayah kerja. 2. Azas Pemberdayaan Masyarakat Puskesmas wajib memperdayakan perorangan,keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dalam setiap upaya puskesmas.Beberapa kegiatan yang
8
harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain : a. Upaya kesehatan ibu dan anak :Posyandu,Polindes,Bina Keluarga Balita(BKB) b. Upaya perbaikan gizi :Posyandu,Panti Pemulihan Gizi,Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) c. Upaya kesehatan sekolah :Dokter Kecil,Dokter Remaja. d. Upaya kesehatn lingkungan :Kelompok Pemakai Air (polmair Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)Pemberantasan Sarang Nyamuk(PSN). e. Upaya Usia Lanjut :Poayandu Lansia f. Upaya Kesehatan Kerja :Pos UKK. g. Upaya Kesehatan Jiwa :Posyandu ,Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat. h. Upaya Pengobatan Tradisional :Taman Obat Keluarga(TOGA),Pembinaan Batra. i.
Upaya Pembiayaan Jaminan Kesehatan:Dana Sehat,Tabungan Ibu Bersalin(Tabulin)
3. Azas Keterpaduan Dibedakan manjadi a) Keterpaduan Lintas Program Memandukan beberapa program sehingga menjadi satu yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal. b) Keterpaduan Lintas Sektor Memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas dengan sektor terkait di kecamatan. 4. Azas Rujukan Dibedakan menjadi
9
a. Perorangan Rujukan Kasus Rujukan Bahan Pemeriksaan Rujukan Ilmu Pengetahuan b. Masyarakat KejadianLuar Biasa (KBL) Pencemaran Lingkungan Bencana 2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas Upaya puskesmas dibedakan menjadi 2 : Untuk mencapai visi
pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni
terwujudnya kecamatan sehat menuju indonesia sehatpuskesmas ertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang keduanya jika di tinjau dari system kesehatan nasional merupakan pelayanankesehatan tingkat pertama. Upaya tersebut di kelompokkan menjadi dua yaitu: 1. Upaya Kesehatan wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang di tetapkan berdasarkan komitmen nasional,regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah indonesia. 1. Upaya Kesehatan Wajibtersebut adalah : Upaya promosi kesehatan Upaya kesehatan lingkungan Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana Upaya perbaikan gizi masyarakat 10
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular Upaya pengobatan Upaya pencacatan dan pelaporan (khusus kota medan)\ 2. Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya
kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang di tetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas .Upaya kesehatan pengembangan di pilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu : a. Upaya Kesehatan Sekolah b. Upaya Kesehatan Keluarga c. Upaya Kesehatan Olahraga d. Upaya Kesehaatan Kerja e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut f. Upaya Kesehatan Jiwa g. Upaya Kesehatan Mata h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut i. Upaya Kesehatan Pengobatan Tradisional Upaya Laboraturium Medis dan Laboraturium Kesehatan masyarakat serta upaya pencacatan laporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas. Perawatan kesehatanmasyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya kesehatn
pengembangan.Apabila
perawatan
kesehatan
masyarakat
menjadi
permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapay dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula
bersifat upaya
inovasi,yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut diatas yang sesuai dengan kebutuhan.Pengembangan dan pelaksana upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
11
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas
kesehatan
kabupaten/kota
dengan
mempertimbangkan
masukan
dari
BPP.Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan
mutu
pelayanan
telah
tercapai.Penetapan
upaya
kesehatan
pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Apabila
puskesmas
belum
mampu
menyelenggarakan
upaya
kesehatan
pengembangan padahaltelah menjadi kebutuhan masyarakat maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakan nya.Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu di lengkapi dengan berbagaiunit fungsional lainnya Dalamkeadaan tertentu ,masyarakat membutuhkan pula pelayananrawat inap tersebut,yang dalam pelaksanaannya tenaga ,sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah di tetapkan. Lebih lanjut,di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan medik spesialitik. Keberadaan pelayanan medik spesialitik di puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukankepada masyarakat yang membutuhkan .Status dokter dan atau tenaga spesialis yang berkerja dipuskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional puskesmasyang di atur oleh dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. 2.4 Program Pokok Puskesmas Untuk tercapainya visi pembnagunan kesehatan melalui puskesmas melalui puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju indonesia sehat 2015,Puskesmas perorangan
bertanggungnjawab (UKP)dan
menyelenggarakan
upaya
kesehatan
upaya
kesehatan
masyarakat(UKM)
yang keduanya jika di tinjau dari system kesehatan nasional merupakan layanan kesehatan tingkat pertama.
12
Pada puskesmas yang sempurna usaha-usaha pokok yang dilakukan ada 18 program seperti tercantum dalam program Kesehatan Nasional Indonesia yaitu : 1. Kesehatan ibu dan anak 2. Keluarga berencana 3. Usaha peningkatan gizi 4. Kesehatan lingkungan 5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan 7. Penyuluhan kesehatan masyarakat 8. Usaha kesehatan sekolah 9. Kesehatan kerja 10. Kesehatan gigi dan mulut 11. Kesehatan keluarga 12. Kesehatan jiwa 13. Kesehatan mata 14. Laboraturium sederhana 15. Kesehatan masyarakat 16. Perawat lanjut usia 17. Pengobatan tradisional 18. Pencacatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan 2.5 Upaya Puskesmas Kota Matsum Kedulian kepada masyarakat terhadap kesehatan dan membantuuntuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri .Dan mereka berperan aktif didalam kegiatan program kesehatan dengan membuat suatu upaya kegiatan yang dibuat
oleh mereka dan untuk mereka juga hasil kegiatan kesehatan
berbasis masyarakat tersebut.
13
BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KOTA MATSUM Puskesmas Kota Matsum didirikan pada tahun 1963 sebagai Balai Pengobatan Umum, yang kemudian diresmikan pada tanggal 24 Februari 1983 menjadi Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Visi Puskesmas Kota Matsum Mewujudkan Kecamatan Sehat 2015 merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, di tandai penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Misi Puskesmas Kota Matsum adalah : 1.
Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan
2.
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3.
Mememlihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
4.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungan.
Motto Puskesmas Kota Matsum Laporan tahun ini di susun untuk menilai sejauh mana keberhasilan / cakupan program yang telah di laksanakan di Puskesmas Kota Matsum. Di dalam laporan ini data diambil sesuai dengan program yang telah di laksanakan di Puskesmas Kota Matsum pada tahun 2010/2011. Laporan ini di susun dengan harapan hasilnya dapat di pakai sebagai pedoman/bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan sehingga peran Puskesmas dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dapat menjadi lebih baik.
14
3.1. Lokasi Puskesmas Puskesmas Kota Matsum terletak di Jalan Amaliun No. 75, Kelurahan Kota Matsum IV, Kecamatan Medan Area. 3.2. Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Kota Matsum terletak di jalan Amaliun No 75, Kelurahan Kota Matsum Medan Area, meliputi 4 Kelurahan : 1. Kelurahan Kota Matsum I 2. Kelurahan Kota Matsum II 3. Keluarhan Kota Matsum IV 4. Kelurahan Sei Rengas Permata Luas wilayah
: 112.40 Ha
Jumlah lingkungan
: 75
Jumlah Penduduk
: 43581
Jumlah KK
: 8657 KK
3.3. Data Kesehatan a. Sasaran Kesehatan -
Jumlah Bayi
: 1282 orang
-
Jumlah Balita
: 5437 orang
-
Jumlah Bumil
: 3942 orang
-
Jumlah Bulin
: 979 orang
-
Jumlah Butakin
: 979 orang
-
Jumah Bufas
: 979 orang
-
Jumlah PUS
: 6647 orang
-
jumlah Murid TK
: 325 orang
-
Jumlah Murid SD
: 3658 orang
-
Jumlah Murid SMP
: 2114 orang
-
Jumlah Murid SMA
: 1702 orang
15
b. Sasaran Kesehatan -
Jumlah Rumah Sakit Swasta : 3
-
Jumlah Bersalin
:6
-
Praktek Dokter Swasta
:8
-
Praktek Dokter Spesialis
:5
-
Apotik
:6
-
Toko obat
:8
-
Akupuntur
:2
-
Panti Pijat
1
-
Balai Pengobatan
:1
-
Patah Tulang
:1
-
Herbal
:2
c. Sarana Pendukung kesehatan -
Posyandu
: 37
-
Posyandu Lansia
:4
-
Dasawisma
: 400
-
Kader Aktif
: 185
-
TOGA
:4
d. Sarana Pendidikan -
TK
:9
-
SD
: 11
-
SMP
:7
-
SMA
:7
-
Dokter Kecil
: 136
-
Dokter Remaja
: 121
e. Sasaran T.T.U -
Mesjid
-
Gereja
-
Tempat ibadah lainnya
3.4. Data Demografi
16
Puskesmas Kota Matsum terletak di Jl. Amaliun No.75 Kelurahan Kota Matsum IV Kecamatan Medan Area, Kode Pos 20215. Wilayah kerja meliputi 4 kelurahan, 75 lingkungan, dengan jumlah penduduk 43.581 jiwa dan luas wilayah 112.40 Ha. Batas Wilayah : -
Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Sei Rengas II
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pasar Merah Timur
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Suka Ramai I dan II
-
Sebelah Barat berbatasan Kelurahan Kota Matsum III
Letak strategis Puskesmas Kota Matsum berada di perkotaan Kota Medan yang mudah di jangkau dengan alat transportasi. Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Luas Wilayah Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No
Kelurahan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Jumlah Lingkungan
1
Kota Matsum I
18.861
34
2
Kota Matsum II
8682
16
3
Kota Matsum IV
10.746
17
4
Sei Rengas Permata
5292
8
43.581
75
Jumlah
Analisis data: Dari data di atas kelurahan Kota Matsum I memiliki Jumlah penduduk terbanyak yaitu 18.861 jiwa memiliki 34 lingkungan.
17
Tabel 3.2 Jumlah Sarana Pendidikan Luas Wilayah Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No.
Kelurahan
TK
SD
SMP
SMA
PT
Jumlah
1
Kota Matsum I
1
2
-
-
-
3
2
Kota Matsum II
3
5
4
4
-
16
3
Kota Matsum IV
4
2
2
2
-
10
4
Sei Rengas Permata
2
2
4
3
1
12
10
11
10
9
1
41
Jumlah
Analisis data : Dari data diatas Kelurahan Kota Matsum II memiliki Sarana Pendidikan terbanyak yaitu 16, terdiri dari 3 TK, 5 SD, 4 SMP, dan 4 SMA.
Tabel 3.3 Jumlah Sarana Kesehatan Berdasarkan Luas Wilayah di Wilayah Kerja Kota Matsum Tahun 2011
No
Kelurahan
R.S
Klinik
Praktek dr /
Apotik/
Swasta
Bersalin
Drg
Toko Obat
1
Kota Matsum I
0
2
9
1
2
Kota Matsum II
1
2
10
1
3
Kota Matsum IV
0
0
7
2
4
Sei Rengas Permata
1
1
3
1
2
5
29
5
Jumlah
18
Analisis Data : Dari data di atas Kelurahan Kota Matsum IV memiliki sarana kesehatan terbanyak dibanding kelurahan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum. 3.5. Tenaga Kesehatan Puskesmas Kota Matsum Jumlah pegawai terdiri dari 22 orang di antaranya : 1.
Dokter Umum
: 2 orang
2.
Dokter Gigi
: 2 orang
3.
Bidan
: 3 orang
4.
Perawat
: 5 orang
5.
Perawat Gigi
: 2 orang
6.
Ass.Apoteker
: 2 orang
7.
Analisa
: 1 orang
8.
Penata Gigi
: 1 orang
9.
SKM
: 3 orang
10.
Administarasi
: 1 orang
Tabel 3.4 Data Kepegawaian Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011 No
Nama
NIP
Gol
Tamatan
Tugas Pokok
1.
dr.Elvina Razali
197103112002122003
III/d
FK
Ka. Puskesmas
2.
drg.Rismalely
195801101989022001
IV/b
FKG
Dokter Gigi
3.
drg.Khairani Lubis
196505131992032002
IV/b
FKG
Dokter Gigi
4.
Dr.Suryati
196210102006042004
III/c
FK
Dokter Umum
5.
Mardaini
196010291984012001
IV/a
S.Kep
Perawat
6.
Nelson Barus
19600125184061001
III/d
SPK
ADM
7.
Rita Armaya
19661009186032005
III/d
Bidan
Bidan
19
8.
Siti Jamila
195812131577032001
III/d
Sprg
9.
Tiur Maida Limbong
195902021983072001
III/d
SPK
10. Apriwati Sinaga
195610051975022001
III/c
Saa
Ass.Apoteker
11. Elmida Elfida
196801101990032003
III/b
SAA
Ass.Apoteker
12. Evelyna Sitompul
196904051990012001
III/b
Analis
Pel.Analisis
197802162006042006
III/b
SKM
Kesling
14. Martha Aritonang
19670717198032003
III/b
AKG
Perawat Gigi
15. Sri Hartati
197702202006042003
III/a
SKM
Promkes
16. Lenny R.V.L Gaol
198003232010012019
III/a
SKM
Petugas SIK
610015180
III/a
DIV Gizi
Petugas Gizi
18. Indri Nainggolan
198705122010012018
II/c
Bidan
Bidan
19. Eka Sriwahyuni
19880727201012013
II/c
Akper
Perawat
20. Utami Fadillah
198810122010012009
II/c
Bidan
Bidan
21. Meydinah Siregar
Honor
-
Bidan
Bidan
22. Royana Budiati M
197111011992032003
III/b
13. Ika Maulina Handayani
17. Rosdiana M
Akper
Perawat Gigi Perawat
Perawat
3.6. Organisasi Puskesmas 1. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Puskesmas tergantung dai beban tugas masingmasing Puskesmas. Penyusunan Struktur Organisasi Kabupaten/Kota
dilakukan
oleh
Dinas
Kesehatan
Puskesmas di satu Kabupaten/Kota,
sedangkan penetapannya di lakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan data di pergunakan Struktur Organisasi Puskesmas sebagai berikut : a. Kepala Puskesmas - Sebagai pemimpin (manager) - Sebagai tenaga ahli
20
- Mengkoreksi program b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puaskesmas dalam pengelolaan - Data dan Informasi - Perencanaan dan Penilaian - Keuangan - Umum dan kepegawaian c. Unit Pelaksana Teknis Funsional Puskesmas - Upaya kesehatn perorangan ( UKP ) - Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM d. Jaringan Pelayanan Perorangan - Unit Puskesmas Pembantu - Unit Puskesmas Keliling - Unit Bidan DI desa /komunitas 2. Kriteria Personalia Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup Kesehatan Masyarakat. 3. Eselon Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas penanggung jawab penbangunan kesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan maka jabatan Kepala Puskesmas adalah Jabatan Struktur Eselon. Dalam Keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan IV, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.
21
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2011
KEPALA PUSKESMAS dr. Elvina Razali KOORDINATOR II
KOORDINATOR I drg. Khairani Lubis
dr. Elvina Razali
TATA USAHA Nelson Barus
P2P Tiurmaida Limbong
ADM
PERLENGKAPAN
KEUANGAN
KEPEGAWAIAN
SP2TP
Evelyna Sitompul
Lenny
Elmida Elvida
Evelyna Sitompul
Ika Maulina Handayani
POLI UMUM
KIA
JIWA
MATA
KB
GIZI
IMUNISASI
LAB
FARMASI
dr.Elvina Razali
Rita Armaya
Elmida Elvida
Bestina Damanik
Indri Nainggolan
Rosdiana M
Indri Nainggolan
Evelyna Sitompul
Apriwati
POLI GIGI dr. Suriati drg. Rismalely drg. Khairani Lbs
PKM
PHN
KESLING
BATRA
UKGM
USAHA KES. KERJA
UKS
Sri Hartati
Sri Hartati
Ika Maulina H
Elmida Elvida
Siti Jamilah
Ika Maulina H
Mardaini
22
3.7. Fasilitas Fisik Puskesmas Kota Matsum 3.7.1. Fasilitas Gedung Permanen dan berlantai 2 dan dalam kondisi baik. 1.
Ruang Kepala Puskesmas
: 1 buah
2.
Ruang periksa : 1 buah
3.
Ruang karcis pendaftaran
4.
Ruang tunggu
5.
Ruang Pengobatan gigi : 1 buah
6.
Ruang obat/apotik
7.
Ruang KIA/KB : 1 buah
8.
Ruang laboratorium
: 1 buah
9.
Ruang Imunisasi
: 1 buah
10.
Ruang vaksin
: 1 buah
11.
Kamar mandi
: 3 buah
12.
Ruang rapat
: 1 buah
13.
Ruang computer : 1 buah
14.
Kamar suntik
: 1 buah
: 2 buah
: 1 buah
: 1 buah
3.7.2. Fasilitas Alat-alat 1.
Alat diagnostic dasar
2.
Dental unit
3.
Minor surgety : 1 unit
4.
Ginekologi bed : 1 unit
5.
KB KIT : 1 unit
6.
KIA KIT
: 2 Unit
: 2 unit
: 1 unit
3.7.3. Fasilitas Obat-obatan 1.
Obat askes
2.
Obat umum
3.
Obat jamkesmas
23
Tabel 3.5 Data Obat-Obatan yang Digunakan di Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No.
Golongan
1.
Nama
Jenis Ketersediaan
1. Amoxicilin
Kapsul 250 & 500 mg
2. Klorampenikol
Kapsul 250 mg, Salep mata 1 %
Kemasan Botol
Botol
Tetes telinga 3 % 3. Kotrimoxazol
2.
3.
Tablet Kombinasi
Tablet
Pediatric Suspene
Botol
4. Tetrasiklin
Kapsul 250 & 500 mg
5. Ofloxacin
Tablet
4004
6. Clindamicyn
Kapsul
3001
7. Doxiciklyn
Kapsul
1004
8. Gentamicyn
Krim
Tube
Antiparasit/Antihel
1. Metronidazol
Tablet 125 mg basa
Botol
ma
2. Pyrantel pamoat
Tik
3. Etil chloride
Analgetik
1. Antalgin
/Antipiretik
Semprot Table 500 mg
(metampiron ) 2. Parasetamol
Botol
Tablet 500 mg sirup 120 mg/5 ml
4.
5.
Kortikosteroid
Vitamin
Hinotik / sedative
1. Dexamethasone
Tablet 0,5 mg 5ml/mlIM
2. Hidrokortison
KRIM 2,5 %
3. Prednisone
Tablet 5 mg
4. Betamethasonee
Krim
1. VIT.B. complex
Tablet
Ampul
2. Vit. A
Tablet
Ampul
1. Diazepam
Tablet 2 mg Injeksi 5 mg/ml
24
Ampul Tube
Ampul
7.
Anastesi local
1. Pehakain
Injeksi
8.
Antitusive
1. Ambroxol
Tablet
2. Gliseril guaikolat
Tablet
3. Dextromethorpan
Sirup
1. Ifasma
Tablet
9.
Bronkodilator
2. Salbutamol 10.
Antihistamin
1. CTM
Tablet 2 mg Ampul
2. Difenhidramin
Tablet 4 mg
HCL 11.
Anti diabetic
12.
Anti inflamasi non seroid
1. Glibenklamid
Injeksi 10 mg/ml
1. Ibu profen
Tablet 5 mg
2. Natrium
Tablet 200 & 400 mg
diklofenac 3. Piroxicam 13.
Anti fungus
Tablet
1. belerang endap
Tablet
4% 2. AS. salisilat 2 %
cream
3. Ketokonazol 14.
Obat cardio
1. Digoxin
Tablet 0,25 mg
Tablet
vaskuler
2. eksstrak belaton
Tablet 10 mg
Tablet
15.. Obat kerja local
1. Gliseril glukolat
Tablet 100 mg
Tablet
a. Sal. nafas
2. Natrium
Tablet 100 mg
bikarbonat
16.
b. Sal. Cerna
1. Antasida Doen
Tablet kombinasi
Antiseptic
1. Etanol 70 %
Larutan
2. Rivanol 0,1 % 17.
Anti diare
1. Diaform
Tablet
2. Oralit
Serbuk
Sachet Supp
18.
Antipirasi
1. Allopuinol
Tablet
19
Antihemoroid
Sup, Anti haemoroid
Suppositoria
Strip vial
1. Nordettee 28
Tablet
set lusin
25
20.
Obat KB/ alat KN
2. Depo provera
Injeksi
3. Implant 4. Kondom
Analisis data : Pengadaa obat-obatan tertentu di Puskesmas Kota Matsum belum mecukupi pengobatan terhadap penyakit tertentu. 3.7.4. Fasilitas Administrasi 1.
Kartu berobat pasien
2.
Buku catatan
3.
Lemari / rak kartu
4.
Meja dan kursi
5.
Stempel
6.
Mesin TIK
7.
Komputer
8.
Formulir laporan kegiatan
3.7.5. Fasilitas Imunisasi 1.
Lemari pendingin
2.
Alat – alat Imunisasi
3.
Vaksin seperti BCG, POLIO, CAMPAK, TT, dan HEPATITIS B
3.8. UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) Kepedulian masyarakat terhadap kesehatan sangat membantu untuk meningkatkan kesehatan itu sendiri. Mereka berperan aktif dalam program kesehatan dan membuat suatu upaya kegiatan yang di buat oleh ,,asyarakat san hasilnya untuk masyarakat. a.
Posyandu Terdiri dari : 1. Posyandu Balita : 37 buah 2. Posayandu Lansia
26
Tabel 3.6 Data Posyandu (Balita) di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No
Kelurahan
Jumlah Posyandu
1
Kota Matsum I
15
2
Kota Matsum II
8
3
Kota Matsum IV
9
4
Sei Regas Permata
5
Jumlah
37
Analisis Data : Dari data diatas Kota Matsum I memiliki jumlah Posyandu trbanyak di bandingkan kelurahan lain yaitu 15 posayandu. Tabel 3.7 Data Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No
Kelurahan
Jumlah Posyandu
1
Kota Matsum I
1
2
Kota Matsum II
1
3
Kota Matsum IV
1
4
Sei Rengas Permata
1
Jumlah
4
Analisis Data : Dari data di atas semua kelurahan masing-masing memiliki 1 Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Kota Masum.
27
b.
Poskeksel Tabel 3.8 Data poskeksel di wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011 No
Kelurahan
Jumlah Poskeskel
1
Kota Matsum I
1
2
Matsum II
1
3
Kota Matsum II
1
4
Sei Rengas Permata
1
Jumlah
4
Analisis Data : Dari data diatas semua kelurahan memiliki masing-masing 1 Poskeskel di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011.
28
DENAH RUANGAN PUSKESMAS KOTA MATSUM U RUANG
RUANG TUNGGU
RUANG GIGI
KM
LANTAI II KOMPU TER
RUANG KIA/KB
GUDANG RUANG RAPAT
KM
LAB
RUANG GIZI
PERPUS
RUANG PERIKSA II
RUANG TUNGGU
L A
RUANG PERIKSA III
N T A RUANG OBAT
I
I RUANG KARTU RUANG KAPUS
RUANG SUNTIK P3K
MASUK
29
BAB IV KEGIATAN POKOK PUSKESMAS 4.1. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas Kota Medan Untuk tercapainya Visi Pembangunan Kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Indonesia 2015, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan layanan kesehatan tingkat pertama.Yang terdiri dari: 1.
Upaya Kesehatan Wajib
2.
Upaya Kesehatan Pengembangan
4.1.1. Upaya Kesehatan Wajib 1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya KIA serta KB 4. Upaya Perbaikan Gizi dan Masyarakat 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan 7. Upaya Pelaporan dan Pecatatan 4.1.2. Upaya Kesehatan Pengembangan 1. Upaya Kesehatan Sekolah 2. Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut 4. Upaya Kesehatan Jiwa 5. Upaya Kesehatan Mata 6. Upaya Kesehatan Kerja 7. Upaya Keshatan Usia Lanjut 4.2. Program Pokok Puskesmas Kota Matsum Puskesmas Kota Matsum telah melaksanakan 7 upaya wajib kota Medan dan ditambah 7 upaya pengembangan yakni: 1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya KIA serta KB 30
4. Upaya Perbaikan Gizi dan Masyarakat 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan 7. Upaya Pelaporan dan Pecatatan Program Tambahan Puskesmas 1. Upaya Kesehatan Sekolah 2. Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut 4. Upaya Kesehatan Jiwa 5. Upaya Kesehatan Mata 6. Upaya Kesehatan Kerja 7. Upaya Keshatan Usia Lanjut 4.2.1. Upaya Promosi Kesehatan Tujuan: 1. Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan perilaku hidup sehat.. 2. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya kesehatan, serta ikut aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan posyandu. Kegiatan: 1. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, KB, imunisasi, posyandu, dan sebagainya. 2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamplet, dan brosur. 3. Pembinaan generasi muda untuk seha di dalam kegiatan antara lain berupa gotong royong dan olahraga.
31
Tabel 3.9 Data Pencapaian Program Promosi Kesehatan Puskesmas Kota matsum Januari-Oktober Tahun 2011
No 1
Kegiatan
Target
Sasaran
Cakupan
PKM/PSM
Penyuluhan -
Posyandu
447x
100%
Masyarakat
447x
100%
-
Kelompok
48x
100%
Masyarakat
48x
100%
-
Sekolah
30
100%
Murid
30 sklh 100%
sklh 2
Kesehatan Gigi dan Mulut
UKGS -
SD UKGS
11x
100%
SD
11x
100%
-
Kunjungan
22x
100%
Murid SD
22x
100%
-
Pembinaan
10 SD
100%
SD
10 SD
100%
UKGS Percontohan 3
UKGMD -
Pembinaan
8 posy
100%
Posyandu
8 posy
100%
-
Kunjungan
60x
100%
Posyandu
60x
100%
Analisa data : Dari tabel pencapaian program promosi kesehatan dapat dilihat bahwa program ini telah berjalan dengan baik di tahun 2011.
32
Tabel 4.0 Data Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No
Kegiatan
Jumlah Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
1
Okt
Penyuluhan Kelompok
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
3700
2
2
1
1
2
2
2
2
0
0
14
Potensil 2
Penyuluhan Kelompok Puskesmas
4.2.1.1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) Pengertian: Posyandu merupakan wadah pusat kegiatan pemberian pelayanan kesehatan dan KB yang terpadu tingkat desa. Sasaran: -
Bayi, ibu hamil, ibu menyusui, PUS (Pasangan Usia Subur)
Tujuan: 1. Mempercepat penuruanan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR. 3. Mempercepat untuk diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) 4. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka ahli teknologi untuk swa kelola usaha-usaha kesehatan masyarakat. 5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan. 6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografis. 33
Menurut tingkatnya posyandu dibagi 4 strata: 1. Pratama, kegiatan posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya, juga terbatas jumlah kader. 2. Madya, kegiatan posyandu strata ini delapan kali dalam satu tahun, mempunyai kader sebanyak 5 orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya sehat. 3. Purnama, kegiatan posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam setahun dengan kader lebih dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat. 4. Mandiri, kegiatan posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam setahun, jumlah kader lebih dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia lebih dari 50% KK. Pelayanan posyandu dilakukan dengan 5 meja, yaitu: 1. Meja I
: Pendaftaran
2. Meja II
: Penimbangan bayi dan balita
3. Meja III
: Pengisian KMS
4. Meja IV
: Penyuluhan perorangan
-
Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan yang diikuti pemberian makanan, oralit, dan vitamin A dosis tinggi.
-
Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI Eksklusif dan P2P terhadap ibu hamil dan menyusui.
-
Menjadi perserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.
5. Meja V
: Pelayanan tenaga kerja professional.
Meliputi KIA, KB, Imunisasi, dan pengobatan dan pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan setempat 4.2.2. Upaya Kesehatan Lingkungan Tujuan: -
Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, melalui kegiatan sanitasi serta pencegahan.
34
Sasaran: 1.
Daerah yang rawan air bersih
2.
Daerah yang rawan penyakit menular
3.
Daerah percontohan dan pemukiman baru
4.
Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan dan lain-lain
5.
Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang kotor
Kegiatan: 1.
Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi syarat kesehatan.
2.
Higiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup: a. Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga b. Mendata sarana air minum c. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan d. Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik untuk kesehatan
3.
Higiene dan sanitasi lingkungan berupa pengawasan kesehatan tempat-tempat umum serta tempat pengolahan dan penyajian.
35
Tabel 4.1 Data Kegiatan Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No
Kegiatan
Jlh Jan
Feb
Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
1
Pemakai air aktif
4
0
0
320
320
2
SAB yang disanitasi
654
839
400
320
320
3
SAB resiko
151
12
15
16
75
6
10
428
821
6
pencemaran AT 4
SAB resiko pencemaran S, R
5
Sampel air yang memenuhi syarat
6
TPM yang diperiksa
7
TPM yang memenuhi syarat
8
Rumah yang diperiksa keslingnya
9
0
0
0
Okt
0
0
644
400 100 200
320
320
3873
5
11
5
11
15
12
253
10
5
10
5
6
10
8
145
375
283
306
369
8
178
288
294
3360
4
2
2
2
2
2
2
2
2
26
5
4
2
2
2
2
2
2
2
2
25
654
839
400
320
320
400 100 200
320
320
3873
589
772
323
125
200
361
320
320
3232
Rumah yang memenuhi syarat
77
145
sanitasi
Analisa data : Dari data diatas sarana air bersih yang disanitasi sama dengan rumah yang diperiksa keslingnya. Dan jumlah TPM yang memenuhi syarat adalah 25 TPM, dari 26 TPM yang telah diperiksa dan hanya 1 TPM yang tidak memenuhi syarat.
36
4.2.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana 4.2.3.1.
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Pengertian: KIA adalah upaya kesehatan yang mencakup pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya. Sasaran: 1.
Ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita
2.
Serta anak usia pra sekolah
Tujuan: 1.
Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu, timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberan tablet tambah darah, serta vitamin A.
2.
Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan payudara, ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.
3.
Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut playanan KB.
4.
Membina posyandu
5.
Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di Puskesmas.
6.
Pencatatan dan pelaporan KPBIA (Kelompok Pembina Belajar Ibu dan Anak)
7.
Pemberian imunisasi pada bayi, balita ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin.
Kegiatan: 1.
Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui
2.
Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit
3.
Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
4.
Imunisasi dasar dan revaksinasi
5.
Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita diare dengan pemberian cairan per oral.
6.
Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak.
7.
Bimbingan kesehatan jiwa anak 37
8.
Menjalankan kunjungan rumah
9.
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
10. Kursus dukun 11. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Tabel 4.2. Data Pencapaian Program KIA Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No
Kegiatan
Target
Sasaran
Cakupan
1
KI
1128
95%
Bumil
1106
98,64%
2
KIV
1128
95%
Bumil
1109
98,32%
3
Neonatus (KN1)
1025
90%
Neonatus
979
95,51%
4
Neonatus (KN2)
1025
90%
Neonatus
914
98,17%
5
DRT Bumil
1128
10%
Bumil
88
7,7%
6
Persalinan
1077
90%
Bumil
979
90,9%
7
KPKIA
36x
100%
Buteki/Bumil
24x
66,67%
Analisa data: Cakupan kegiatan DRT Bumil dan KP KIA belum mencapai target
38
Tabel 4.3 Data Pencapaian Program KIA Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No
Kegiatan
Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Ags Sep Okt
1
KI Bumil
95
78
75
77
80
77
79
77
47
47
575
2
K4 Bumil
95
73
78
77
78
80
81
80
36
36
636
3
Bumil Resiko
10
8
8
10
12
0
3
3
0
0
54
4
Bumil Resiko Tinggi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Bumil Dirujuk
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Persalinan oleh
90
85
76
74
70
70
71
70
21
21
648
tenaga kesehatan 7
BBLR
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Lahir mati
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
Kunjungan Neonatus
90
85
0
74
70
70
71
70
21
0
556
Analisa data: Dari data diatas Bumil yang beresiko tinggi dan Bumil yang dirujuk dari bulan Januari-Oktober tidak ada. Dan dari semua Bumil yang melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan, didapat bahwa hanya 5 Bumil yang memiliki resiko dari 648 Bumil yang melakukan persalinan. Dan dari hasil 556 kunjungan Neonatus, bayi dengan resiko BBLR dan lahir mati tidak ada. 4.2.3.2. Keluarga Berencana Pengertian: Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara kesuburan agar menjarangkan kelahiran selanjutnya mencapai tujuan tertentu.
39
Tujuan: -
Menaikkan kesehatan melalui upaya menjarangkan dalam kelembagaan NKBBS
Sasaran: -
PUS (Pasangan Usia Subur)
Kegiatan KB: 1.
Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha terpadu.
2.
Memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk IUD, pil, kondom, suntikan, vasektomi, implant.
3.
Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-pos KB dan posyandu wilayah kerja puskesmas
4.
Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi motivasi KB
5.
Melayani konsultasi kemandulan
6.
Membuat laporan KB bulanan dan tahunan
Tabel 4.4 Pencapaian Program KIA dan Akseptor Baru KB Puskesmas Kota Matsum
No
Kegiatan
Sasaran
Cakupan
1
IUD
PUS
-
2
Implant
PUS
-
3
Suntik
PUS
173
4
Pil
PUS
134
5
Kondom
PUS
-
40
Analisa data: Hasil pencapaian KB 2011 1.
Akseptor menggunakan suntik yang paling banyak sebesar 173 orang.
2.
IUD dan implant tidak dilaksanakan di Puskesmas karena keterbatasan alat dan tenaga kesehatan yang belum terampil untuk melakukan implant.
4.2.4. Upaya Perbaikan Gizi Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah cukup berat dan komplit, pada hakekatnya dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi dari makanan yang ada. Penyakit-penyakit karena kurangnya gizi di Indonesia adalah defisiensi protein kalori, defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (gondok dan kreatin). Beberapa kegiatan usaha perbaikan gizi di Puskesmas Kota Matsum yaitu: 1. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas 2. Melakukan survey terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi balita. 3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi vitamin A pada balita 4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada ibu hamil dan menyusui 5. Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga murah dan terjangkau di posyandu dan puskesmas. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan perkarangan rumah dengan menanam sayuran dan buah-buahan serta memelihara ternak terutama unggas.
41
Tabel 4.5 Data Pencapaian Program Gizi Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
No
Kegiatan
1
PL/PA
2
Target
Sasaran
Cakupan
37
100%
Posyandu
37
100%
K/D
58848
95%
Bayi/Balita
45302
80%
3
D/S
58848
90%
Bayi/Balita
27918
50%
4
N/S
58848
90%
Bayi/Balita
21259
40%
5
N/D
27918
20%
Bayi/Balita
21259
80%
6
D/K
45302
90%
Bayi/Balita
27918
80,7%
7
Fe Bufas
1068
80%
Bufas
865
89,4%
8
Fe Bumil
1128
90%
Bumil
956
97,8%
9
Vit. A Bufas
1068
80%
Bufas
863
92,3%
10
Vit A. Bayi
498
90%
Bayi
451
90,6%
11
Vit. A Balita
4064
90%
Balita
3687
90,7%
12
ASI Eksklusif
1128
80%
Bayi (0-6 bln)
18
1,6%
Dari tabel diatas diketahui bahwa : N/S
: Efektivitas program (40%) belum mencapai target
K/D
: Cakupan program (80%) belum mencapai target
D/S
: Peran serta masyarakat (50%) belum mencapai target
N/D
: Status gizi (80%) sudah mencapai target
Dari tabel diatas juga diketahui bahwa : Pemberian Fe pada ibu hamil (97,8%) sudah tercapai Pemberian Fe pada ibu bersalin (86,46%) berlum tercapai
42
Pemberian Vit. A pada ibu masa nifas (90,3%) sudah tercapai Pemberian Vit. A pada bayi (90,6%) sudah tercapai Pemberian Vit. A pada balita (90,7%) sudah tercapai
Tabel 4.6 Data Kegiatan Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No
Kegiatan
Jlh Jan Feb
Mar Apr Mei
Jun
Jul Ags
Sep
Okt
1
Vit. A Balita
0
0
0
0
0
0
0
1239
0
0
1239
2
Vit. A Bufas
84
0
0
0
70
71
0
70
21
22
328
3
Fe 1 Bumil
95
60
0
77
80
79
0
72
47
55
565
4
Fe 3 Bumil
96
57
0
77
78
81
0
74
36
43
542
5
FeBal 1 Balita
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
FeBal 2 Balita
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
Bayi (70
1
Kota Matsum I
160
175
131
307
2
Kota Matsum II
258
243
162
466
3
Kota Matsum IV
187
193
129
663
4
Sei Rengas Permata
109
121
77
509
714
732
499
1945
Jumlah
Analisa data: Hasil pencapaian program kesehatan usila 45-59 tahun adalah yang terbanyak kunjungannya.
4.3.7. Laboratorium Sederhana Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana yaitu: a. Laboratorium Rutin Darah rutin: HB, Ht, LED, Difftel (Eritrosit, Leukosit, Trombosit) Feses: Ph, Warna, Reduksi, Billirubin, Urobilin, Sediman b. Laboratorium Khusus -
Darah Khusus: Golongan Darah, KGD
-
Sputum (BTA)
63
Tabel 6.5 Data Pemeriksaan Laboratorium di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan No 1
Kegiatan Spesimen darah
2
Spesimen air seni
3
Spesimen tinja
Jlh Jan
Feb
Mar Apr
Mei
Jun
11
12
10
0
0
0
Jul Ags Sep
Okt
12
15
25
10
10
12
12
129
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
BTA/TBC
11
7
12
9
7
3
13
2
6
6
76
5
BTA/TBC
3
2
2
3
2
1
3
1
0
0
17
64
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
Judul
: Gizi Pada Balita
Sasaran
: ibu yang ada di posyandu
Metode
: Penyuluhan
Waktu
: 30 Menit
I.
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu bisa mengerti dan memahami asupan makanan yang baik untuk balita
Tujuan Khusus
Agar Ibu dapat mengetahui cara memberi asupan yang baik untuk balita
Agar ibu mengetahui apa saja penyakit yang bisa timbul karena kekurangan gizi
II. Materi Penyuluhan A. Pemenuhan Gizi Pada Balita 1. Mengenal Balita Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa. 65
Peran makanan bagi balita a makanan sebagai sumber gizi Zat tenaga- Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya Zat pembangun -Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita Zat pengatur- Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan
Kebutuhan gizi balita sebagai Sebagai kebutuhan energi/tenaga Sebaagai kebutuhan pembangun Sebagai kebutuhan zat pengatur
Hal-hal yang mendorong terjadinya gangguan gizi Ketidaktahuan hubungan makanankesehatan Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makan tertentu Jarak kelahiran yang terlalu dekat Sosial ekonomi Penyakit yang infeksi
gizi yang tidak seimbang 1. Kekurangan energi dan protein (KEP) Ini disebabkan oleh : Makanan yang tersedia kurang mengandung energi Nafsu makanan yang akan menganggu sehingga tidak mau makan Gangguan dalam saluran pencernaan Kebutuhan yang meningkat Penyakit yang bisa timbul akibat kekurangan gizi
66
Marasmus Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan. Kwashiorkor Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan Marasmus-kwashiorkor Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya. Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut: 1) Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis 2) Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan 3) Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan 4) Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan 5) Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya. Menu makanan balita sebagai berikut : Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :
Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari.
Fungsi makanan selingan adalah : 1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan. 2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam). 3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita. Pada usia bayi dari umur 0-6 bulan sebaiknya di beri ASI Eksklusif asi ini mengandung zat gizi yang yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi,yang mudah dicerna dan efisien. Dan untuk usia 11-59 bulan mulailah memperkenalkan bayi pada makanan yang beragam tapi harus disesuaikan dengan kemampuan bayi itu sendiri.
67
III. Kegiatan Penyuluhan Metode
:
Simulasi
Tanya jawab atau kuis
Media
:
Papan penyuluhan
IV. Setting/ Bentuk lokasi penyuluhan Ket:
: Flip
Chart
Tim
:
68
: Fasilitator
: Peserta
V.Langkah –langkah Kegiatan
No.
1.
KEGIATAN PENYAJI
SASARAN
Salam pembuka
Membalas salam
WAKTU
5 menit
- Memahami 2.
Penyajian materi
materi
10 menit
- Menyimak materi Menjawab dan
3.
Mengadakan Tanya
mengerti tentang
Jawab/Kuis
materi yang
10 menit
disampaikan - Menerima
4.
Penutup
kesimpulan
penyampaian
- Menerima saran
kesimpulan dan
serta
saran
melaksanakan
5 menit
saran tersebut
I.Evaluasi * Leader memberi pertanyaan kepada peserta *Observer mengevaluasi penyuluhan.
69
BAB V PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
A. Pemenuhan Gizi Pada Balita 1. Mengenal Balita Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa. Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “ batita “ dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “ prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif. 2. Karakteristik Balita Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
70
3. Karakteristik Usia Prasekolah Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “ masa keras kepala “. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anakanak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi. Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak. 4. Peran Makanan Bagi Balita a. Makanan sebagai sumber zat gizi Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur. 1) Zat tenaga Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa. 2) Zat Pembangun Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak. 3) Zat pengatur Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur. a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour. c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh. 71
5. Kebutuhan Gizi Balita Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). a.Kebutuhan Energi Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. b. Kebutuhan zat pembangun Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil. c. Kebutuhan zat pengatur Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia. 6. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut: a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan 72
demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita. Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.
b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga. c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999). d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik. Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik 73
perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan. f. Sosial Ekonomi Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. g. Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan. Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999). 7. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP) Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein. 1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi 2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan 3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus terganggu 4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan asupan yang memadai. Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus. 74
Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat dibedakan menjadi tiga bentuk. 1. Marasmus Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan. 2. Kwashiorkor Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di selasela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut ( mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis. 3. Marasmus-kwashiorkor Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya. b.Obesitas Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)
Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat. Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi. Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai keinginan orangtua. 5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik. 8.Penyebab Balita Kurang Nafsu makan :
a.Faktor penyakit organis b. Faktor gangguan psikologi Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut: 1. Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis 2. Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan 3. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan
75
4. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan 5. Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya. c. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis, faktor psikologis, atau faktor pengaturan makanan ) 1) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan menyembuhka penyakitnya melalui dokter. 2) Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan. (a) Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin. (b) Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat memberi makan anak. (c) Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua) (d) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik. Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa hal berikut ini. (a)Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-benar lapar dan haus (b) Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi. (c) Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya. (d) Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih. (e) Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.
B. Menu Makanan Balita Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan 76
sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan. Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut : •Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut. • Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah: o Pagi hari waktu sarapan. o Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu. o Pukul 12.00 pada waktu makan siang. o Pukul 16.00 sebagai selingan o Pukul 18.00 pada waktu makan malam. o Sebelum tidur malam, tambahkan susu. o Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi. Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh) • Pukul 06.00 : Susu • Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim • Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan • Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim • Pukul 14.00 : Susu • Pukul 16.00 : Makanan selingan • Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim • Pukul 20.00 : Susu.
Makanan Selingan Balita Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut. Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun. Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga. Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam 77
keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang disekelilingnya dalam keluarga. Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain. Fungsi makanan selingan adalah : 1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan. 2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam). 3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita. Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah.Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.
C. Menu untuk Balita yang Sedang Sakit Penyakit balita secara umum biasanya adalah gejala panas, diare, batuk, muntah. Tindakan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas ditangani dengan obat yang tepat, sehingga cepat sembuh. Untuk mempercepat kesembuhan balita, bisa diimbangi dengan pengaturan makanannya. 1. Untuk balita dengan panas tinggi PENDERITA penyakit yang disertai panas tinggi kebutuhan gizinya meningkat. Hal ini disebabkan metabolisme tubuh meningkat, penyerapan zat-zat gizi menurun dan adanya faktor lain yang berhubungan dengan penyakitnya. Nafsu makan pun biasanya menurun. Makanan hendaknya memenuhi syarat-syarat :
78
aKonsistensinya lunak. Makanan pokok seperti nasi tim, kentang pure, bubur dan lain-lain. b. Kebutuhan kalori meningkat, sebaiknya diberikan porsi kecil dan sering. c. Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacangkacangan diberikan lebih dari porsi normalnya. d. Kebutuhan air diberikan lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari normal sehingga banyak terjadi penguapan melalui keringat. Sari buah sangat baik karena mengandung air, vitamin dan mineral. Berikan minuman lebih banyak dari biasanya. e. Makanan minuman tidak boleh diberikan terlalu panas atau terlalu dingin. 2. Untuk balita dengan gejala mencret (diare)
DIARE pada bayi dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia. Diare diartikan sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Penyebab diare ada beberapa faktor, yaitu: a. Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaan merupakan penyebab diare pada anak. b. Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadap zat-zat gizi yaitu karbohidrat (umumnya laktosa), lemak dan protein. c. Makanan. Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu. d. Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak). Akibat diare (mencret), anak akan kehilangan banyak air dan elektrolit (dehidrasi) yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan, gangguan gizi sebab masukkan makanan kurang sedang pengeluaran bertambah, dan hipoglikemia yaitu kadar gula darah turun di bawah normal.
Pengaturan makanannya secara umum adalah: a. Cairan harus cukup untuk mengganti cairan yang hilang, baik melalui muntah maupun diare. Setiap kali buang air besar beri minum satu gelas larutan oralit atau larutan gula garam. b. Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan mineral. c. Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak panas atau terlalu dingin. d. Bentuk makanan lunak. 3. Untuk balita dengan gejala penyakit saluran pernapasan PENYAKIT saluran pernapasan yang dikenal adalah bronchitis, dan 79
umumnya disebabkan virus, misalnya virus influenza. Selain juga karena cuaca dan polusi udara. Mengatur makanannya dengan : a. Banyak diberi minum, terutama sari buah-buahan, sebaiknya diberikan dalam keadaan hangat. b. Makanan diberikan dalam keadaan lunak dan tidak merangsang. c. Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman atau campuran seperti sirup dan lain-lain. Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti puding. d. Hindari makanan yang digoreng.
4. Untuk balita dengan gejala muntah MUNTAH adalah gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan, infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lainlain. Syarat makanannya: a. Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil tetapi bertahap dan sering. b. Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari buah yang segar dan susu campur buah supaya segar. c. Cukup protein, mengingat karena penyakitnya ia membutuhkan peningkatan protein dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa diperoleh dari telur, susu, daging, ayam dan lain-lain. d. Lemak perlu diberikan, untuk memberi rasa dan meningkatkan kalori. Tetapi berikan makanan yang mudah dicerna dan secukupnya, karena kelebihan lemak akan membuat mual. 5. Untuk balita dengan gejala batuk GEJALA batuk bisa bercampur dengan gejala lain, misalnya pada penyakit bronchitis yang disertai panas, demikian juga penyakit lain seperti flu dan sebagainya. Pengaturan makanan yang perlu diperhatikan : a. Kalau ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak cairan atau minum. b. Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus-menerus harus diimbangi makan yang cukup supaya kondisi tubuh membaik. c. Untuk memudahkan pengaturan makannya, berikan porsi kecil tetapi sering dan bertahap supaya kebutuhan gizinya terpenuhi. d. Cukup protein karena penyakit dengan gejala batuk membutuhkan protein lebih tinggi dari biasanya. e. Jangan makan gorengan atau bumbu yang merangsang agar tidak menimbulkan batuk. Kurangi mengonsumsi yang terlalu 80
manis dan bisa menimbulkan batuk seperti cokelat, permen, manisan dan minuman manis. f. Setelah anak sembuh, kalau berat badannya turun perlu ditingkatkan konsumsi makanannya. D. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita • Perhitungan Berat Badan Ideal Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 X BB lahir Berat badan ideal anak umur 2 tahun = 4 X BB lahir
81
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENYULUHAN (GIZI PADA BALITA)
82
83
84
View more...
Comments