Contoh Laporan Pabrik Gula
December 11, 2018 | Author: AvebFrederiksen | Category: N/A
Short Description
Download Contoh Laporan Pabrik Gula...
Description
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
Pembangunan Pabrik Gula Kwala Madu dimulai dari proyek gula PT. Perkebunan Nusantara IX (Proyek Pengembangan Gula) tahun 1975 yang dilakukan di beberapa tempat, yaitu : 1. Perkebunan Tanjung Morawa 2. Perkebunan Batang Kuis 3. Perkebunan Sei Semayang
Dalam tahap perkembangan Pabrik Gula ini, Pemerintah mengadakan kontrak dengan Hitachi Zosen yang ditandatangani pada tanggal 23 November 1981 dan mulai dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982. Dengan demikian penyelesaian Pabrik Gula Kwala Madu dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 24 bulan dari kontrak yang telah ditandatangani. Dalam proses pengolahannya, Pabrik Gula Kwala Madu beroperasi selama 24 jam sehari dalam dalam masa gilingan selama ± 7 bulan yang yang dibagi menjadi menjadi 3 shift kerja, dimana 1 shift adalah 8 jam. Pabrik Gula Kwala Madu beroperasi dengan kapasitas produksi 4000 ton tebu sehari (4000 TCD). Pada tahun 1997 PT. Perkebunan Nusantara IX berubah nama menjadi PTP. Nusantara II sampai sekarang.
Selain pabrik Gula Kwala Madu, PTP. Nusantara II juga mempunyai pabrik gula yang lain yaitu Pabrik Gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000 ton/hari.
2.2.1. Lokasi Perusahaan
Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berjarak 36 Km dari kota Medan, tepatnya di Kwala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu jauh dari keramaian penduduk dan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu yang berada cukup dekat disekitar pabrik, dengan luas areal penanaman tebu seluas 6706,47 Ha dimana dimana areal perkebunan meliputi: 1. Kwala Kwala Madu : 1.966,10 Ha
perusahaan melalui bagian pemasaran berdasarkan sistem tender , dimana selanjutnya bagian pemasaran akan memberitahukan pemesanan tersebut ke pabrik untuk di proses. Setelah pemesanan selesai di proses, maka konsumen akan mengambil langsung ke Pabrik Gula Kwala Madu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2.3.
Organisasi dan Manajemen
Organisasi adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu dan diantara mereka dilakukan pembagian tugas untuk pencapaian tujuan tersebut. Organisasi mempunyai unsur-unsur seperti dibawah ini: 1. Adanya dua orang atau lebih
2.3.1. Struktur Organisasi
Dalam struktur organisasi akan dapat dilihat hubungan dan kerjasama dalam suatu organisasi. Struktur organisasi merupakan bahan yang memberikan gambaran secara skematis tentang penetapan dan pembagian pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi secara jelas dan terperinci. Bagan organisasi menunjukkan: 1. Pembagian kerja 2. Pimpinan dan bawahan 3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan 4. Pengelompokan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan
MANAGER PABRIK
TUIK
ASISTEN CANEYARD TRANSPORT DINAS SIPIL/ALAT BERAT
KA. DINAS LABORATORIUM
KA. DINAS TATA USAHA
KA. DINAS TEKNIK
TIMBANGAN
ASISTEN WORKSHOP
ASISTEN BOILER
GUDANG
ASISTEN GILINGAN
ASISTEN LAB
ASISTEN LISTRIK INSTRUMENT
ASISTEN LIMBAH
ASISTEN PENGUAPAN
KA. DINAS PENGOLAHAN
ASISTEN WATER TREATMENT
ASISTEN PEMURNIAN
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pabrik gula Kwala Madu Sumber : Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II
ASISTEN MASAKAN
ASISTEN PUTARAN
2.3.2. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran I.
2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Karyawan di Pabrik Gula Kwala Madu umumnya telah bekerja sejak berdirinya pabrik pada tahun 1983 sampai saat ini, dan telah mengalami pendidikan khusus Pabrik Gula baik dari Lembaga Pendidikan Perkebunan di Train ing di Pabrik Gula yang ada di pulau Jawa, Pabrik Yogyakarta maupun Job Training
Gula Cot Girek di Aceh maupun Pabrik Gula yang ada di luar negeri seperti di Filipina.
Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala K wala Madu
No
1
2
Pimpinan
Karyawan
Karyawan Tidak
Jumlah
(orang)
Pelaksana (orang)
Tetap (orang)
(orang)
Umum
Kantor Manager
Manager
1
-
-
1
TUK/Umum/G.Material
-
44
8
52
Gudang Hasil
1
12
41
54
Dinas Teknik
Kantor Dinas teknik
1
9
2
12
Boiler
1
57
6
64
Mill
1
53
6
60
Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu (Lanjutan)
No
Pimpinan
Karyawan
Karyawan Tidak
Jumlah
(orang)
Pelaksana (orang)
Tetap (orang)
(orang)
Umum
Laboratorium
Laboratorium Pabrik
1
25
15
41
Water Treatment
-
3
3
6
Instalasi Limbah
-
3
3
6
Timbangan
-
9
6
15
14
560
160
734
4
Total
Sumber : Pabrik Gula Kwala Kwala Madu
Agar produksi perusahaan berjalan lancar dalam melakukan tugas untuk
Masa giling di Pabrik gula Kwala Madu adalah sekitar 7 bulan yaitu mulai bulan Januari sampai bulan Juli dalam 1 tahun, t ahun, akan tetapi seluruh karyawan tetap dan pimpinan tetap aktif bekerja walaupun pada saat itu diluar jam kerja yang telah ditentukan, maka karyawan tersebut mendapat upah lembur. Upah/gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah standar, ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan akan menerima : a. Upah perangsang berdasarkan prestasi. b. Pembagian keuntungan keuntungan c. Jaminan untuk hari tua/pensiun d. Tunjangan hari raya dan tahun t ahun baru dan lain-lain.
2.4. Proses Produksi
Proses Produksi merupakan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di pabrik mulai dari pengolahan bahan baku menjadi suatu produk jadi. Proses produksi di Pabrik Gula Kwala Madu adalah untuk menghasilkan gula pasir.
2.4.1. Bahan Yang digunakan 1.
Bahan Baku
Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan dengan bahan lainnya. Adapun bahan baku yang digunakan d igunakan untuk u ntuk proses produksi yang terdapat di Pabrik Pa brik gula
2.
Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang ditambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat meningkatkan mutu produksi. Bahan tambahan merupakan bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut Adapun bahan tambahan dalam produksi gula adalah : a. Air Air digunakan sebagai air imbibisi pada stasiun gilingan untuk memeras kadar gula pada ampas tebu semaksimal mungkin. Volume
2) Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang mengurangi pengaruh pada warna Kristal dari gula. d. Floculant Floculant diberikan untuk mempercepat pengendapan yang berfungsi
sebagai pengikat partikel halus yang tidak baik dalam nira 9larutan untuk membentuk gumpalan partikel yang lebih besar dan lebih mudah diendapkan kemudian disaring)
3.
Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam suatu proses produksi yang dikenakan langsung atau tidak langsung terhadap
b.
Ukuran kristal memenuhi persyaratan yaitu yaitu 0,7 – 0,9 mm.
c.
Gula hasil produksi haruslah benar-benar kering agar tahan lama.
d.
Gula yang dihasilkan tidak berbau.
2.4.3. Uraian proses Produksi
Gula yang diproduksi oleh Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II adalah gula tebu yang berbentuk sakarosa dengan rumus kimia sebagai berikut :
C12H22O11
C6H12O6
Saccharosa
Glukosa
+
C6H12O6 Fruktosa
Proses pembuatan gula dari tebu pada Pabrik Gula Kwala Madu dibagi
meja tebu dimana kabel pengangkat tebu dihubungkan dengan tali sling. Selanjutnya tenaga hidrolik digerakkan sehingga mengangkat tali sling dan tebu ditumpukkan ke bagian meja tebu, lalu tebu dimasukkan ke bagian pembawa tebu sehingga dapat dapat digiling.
2. Stasiun Penanganan ( Cane Handling Station) Pada proses selanjutnya cane carrier membawa tebu masuk ke cane leveler (bagian (bagian pengaturan tebu) guna mengatur pemasukan tebu menuju cane cutter I. I. Pada cane cutter I tebu dipotong-potong secara horizontal, dicacah dan
dipotong-potong agar mempermudah proses penggilingan. Selanjutnya dibawa ke bagian cane cutter II.
buah roll yang terbuat dari (satu set) set ) yang mempunyai permukaan yang beralur berbentuk V dengan sudut 30 0 yang gunanya untuk memperlancar aliran nira dengan mengurangi terjadinya slip. Jarak antara roll atas ( Top Roll) dengan roll belakang (bagasse roll) lebih kecil daripada jarak antara roll atas dan roll depan ( feed roll). Besarnya daya yang digunakan untuk menggerakkan alat penggiling adalah 1500 – 2000 Kg.cm 2 dengan putaran yang berbeda-beda antara gilingan I dengan gilingan yang lain dimana gilingan I sekitar 5,3 rpm, gilingan II 5,0 rpm, gilingan III 5,0 rpm, gilingan IV 5,2 rpm dan gilingan ke V 3,8 rpm dan sesuai dengan de ngan kebutuhannya. kebutuhannya. Mekanisme kerja dari stasiun penggilingan ini adalah sebagai berikut : a.
Tebu pada cane cutter I dibawa elevator ke mesin gilingan I. Air perasan
digunakan untuk menyiram ampas pada gilingan I, agar penggilingan berjalan dengan lancar. d.
Ampas tebu dari penggilingan III dibawa ke penggilingan IV. Air perasan ditampung pada bak penampung III dan digunakan untuk menyiram ampas pada gilingan III agar nira yang dikeluarkan dikeluarkan semakin optimal.
e.
Ampas tebu dari gilingan IV masuk ke gilingan V untuk digiling kembali. Air dari gilingan IV ditampung pada bak IV dan gunanya untuk menyiram ampas pada gilingan IV.Ampas dari gilingan IV diberi air imbibisi dengan 0
temperature sekitar 60 – 70 C berasal dari kondensat evaporator badan IV dan V. f.
Ampas tebu ( bagasse) darai gilingan V ddiangkut dengan satu
unit
Air imbibisi yang diberikan pada ampas gilingan IV berfungsi melarutkan nira yang yang masih ada tertinggal pada ampas tersebut. tersebut. Debit alir air imbibisi adalah 26 – 30 m3/jam dan suhu 70 0C dengan perbandingan 19 – 24% dari berat tebu untuk kapasitas tebu per hari. Bila air imbibisi yang diberikan terlalu banyak, maka akan gula yang dilarutkan semakin banyak, akan tetapi diperlukan waktu yang terlalu lama untuk menguapkannya. Jika nilai imbibisi kurang maka kadar gula akan tertinggal pada ampas yang cukup tinggi, karena itu perlu ditentukan jumlah air imbibisi yang optimum ditambahkan selama penggilingan berlangsung. Apanila persediaan telah habis sehingga stasiun penggilingan terhenti maka roll mill harus disemprot dengan larutan kapur yang berfungsi untuk mencegah perkembangan mikroorganisme.
a.
Scal e) Timbangan Timbangan Nira N ira Mentah ( Juice Weighting Scale
Nira yang berada di tangki penampungan dialirkan melalui pipa saringan dan dipompakan ke tangki nira mentah tertimbang. Sistem penimbangan nira mentah dapat bekerja secara otomatis denganmenggunbakan Bolougne. Prinsip kerja dari alat ini adalah atas dasar timbangan Maxwelt Bolougne.
system kesetimbangan gaya berat bejana dan bandul, dimana akan berhenti secara gravitasi ke tangki penampungan. Berat timbangan diperkirakan mencapai 6,5 ton. b.
Juice Heater I ) Pemanasan Nira I ( Juice
Setelah nira mentah ditimbang, selanjutnya ditampung pada tangki penampung nira tertimbang. Kemudian dipompakan kea lat pemanas I
karena gula akan rusak bila gula dalam keadaan basa. Pemasukan susu kapur diatur dengan control valve yang dikendalikan oleh pH indicator controller.
d.
Tangki Tangki Sulfitasi Sulfitas i Tangki sulfitasi berfungsi untuk mencampur nira terkapur dari tangki defekasi dengan gas SO 2 dari tabung belerang. Sedangkan sekat para bolis berfungsi untuk membantu proses pencampuran dapat berjalan dengan kontinyu. Penambahan gas SO 2 dengan maksud agar nira terkapur 0
0
mengalami penurunan pH menjadi 6,0 – 6,5 pada suhu 70 C – 75 C dengan waktu lima (5) menit. Pada tangki sulfitasi ini diharapkan pada kelebihan susu kapur akan bereaksi dengan gas SO
Selanjutnya
sulfitator. Didalam tangki netralisasi nira diaduk dengan alat pengaduk mekanis. pH yang diharapkan adalah 7,0 – 7,2. Jika pH kurang dari 7,0 maka ditambahkan dengan susu kapur. g.
Pemanas Nira II ( Juice Heater II ) Pemanas nira II ini prinsip kerjanya sama dengan pemanas nira I. Nira dari tangki netralisasi dipompa dengan mesin pompa sentrifugal ke pemanas nira II yang juga memiliki dua unit badan pemanas dengan temperature 0
100 C. h.
Tangki Pengembang ( Flash Tank ) Fungsi tangki pengembang adalah untuk menghilangkan udara dan gas-gas yang terlarut dalam nira. Bila udara dan gas-gas terlarut dalam nira tidak
tangki pengendapan bekerja secara kontinyu dan memiliki empat kompartement
yang
dipergunakan
untuk
mempermudah
proses
pengendapan. Endapan yang terbentuk disapu dengan skrap yang bergerak lambat. Endapan jatuh ke tepi-tepi tiap peralatan. Selanjutnya dipompakan ke Mud Feed Mixer , sedangkan nira jernih keluar secara over flow melalui pipa-pipa pipa-pipa yang dipasang pada pada tiap kompartement. Untuk mempercepat pengendapan, maka dtambahkan floculant kedalam tangki pengendapan. pencampuran ini bertujuan membantu pada saat penyaringan (vacuum filter ) yang memisahkan nira dengan kotoran. Saringan yang digunakan adalah saringan hampa ( rotary vacuum filter ). ). Nira hasil saringan selanjutnya dikembalikan d ikembalikan ke tangki penimbangan pe nimbangan nira
monosakaridanya dilakukan penurunan tekanan didalam evaporatore sehingga titik didih nira turun. Evaporator yang tersedia ada lima unit yaitu empat unit beroperasi dan satu unit sebagai cadangan bila ada pe mbersihan. Selama proses berlangsung temperature dari masing-masing evaporator berbeda-beda. Untuk menghemat panas yang diperlukan maka media pemanas untuk evaporator I digunakan uap bekas yang berasal dari Pressure vessel, sedangkan media pemanas evaporator e vaporator yang lain memanfaatkan kembali uap yang terbentuk ter bentuk dari dar i evaporator sebelumnya. hal ini disebuit vapour temperature pada evaporator I sebesar 110
0
0
C dan berangsur-angsur turun sampai temperature 50 – 55 C
pada evaporator IV. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menurunkan tekanan yang berbeda-beda dari evaporator I sampai dengan evaporator IV.
terebuka sehingga nira mengalir menuju evaporator selanjutnya, begitu seterusnya hingga evaporator IV. 6. Stasiun Masakan Tujuan dari stasiun pemasakan adalah untuk mempermudah pemisahan Kristal gula dengan kotorannya dalam pemutaran sehingga diperoleh hasil yang memiliki kemurnian yang tinggi dengan kristal gula yang sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan dan diperlukan untuk mengubah sukrosa dalam larutan menjadi kristal agar pembentukan gula setinggi-tingginya dan hasil akhir dari proses produksi yaitu tetes yang mengandung gula sangat sedikit, bahkan diharapkan tidak gula sama sekali. Pada stasiun masakan di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II ada tiga
mengkristalkan 62% dari nira kental yang masuk. Kemudian stroop B akan diproses kembali pada masakan D c.
Masakan D Stroop B yang berasal dari maskan B akan dimasak kembali di masakan D
dimana proses masakan ini menghasilkan Kristal gula D dan klare D dengan menggunakan bahan dasar stroop A, stroop B dan klare D. Pada masakan D terdapat dua buah fan masakan yang dapat mengkristalkan 58% dari nira kental yang masuk. 7. Stasiun Putaran Stasiun pemutaran berfungsi untuk memisahkan kristal gula dari stroop dan tetes yang terdapat dalam masakan. hasil pengkristalan dalam pemasakan
a. Putaran A dan B Nira kental yang berasal dari masakan dialirkan ke stasiun pemutaran dan diputar untuk mendapatkan kristal gula, dimana pada putaran ini juga terdapat saringan yang memisahkan antara stroop A dan kristal gula A pada putaran A dan stroop B dan kristal gula B pada putaran B. b. Putaran D1 dan D 2 Nira kental ke ntal yang berasal dari putaran B dialirkan d ialirkan ke stasiun st asiun pemutaran pe mutaran D1 dan D2 diputar untuk mendapatkan kristal gula sebagai pembibitan gula pada masakan A. dimana pada putaran ini juga terdapat saringan yang memisahkan tetes dan kristal gula D. c. Putaran SHS
dan memberikan udara panas pada suhu kira-kira 80 – 90 0C yang dialirkan melalui air dryer
langsung ke dryer cooler , kemudian gula tersebut
dimasukkan ke Bucket Elevator dan diteruskan ke vibrating screen. Pada vibrating screen kristal gula SHS telah mencapai kekeringan dan pendinginan
yang cukup. Dalam sugar dryer dan cooler dilengkapi dengan suatu alat pemompa yang berfungsi untuk menarik gula halus yang terkandung dalam proses pembuatan gula SHS. Gula halus dialirkan melalui pipa rangkap dan secara otomatis diinjeksikan dengan imbibisi oleh pemisahan nozel untuk menangkap partikel-partikel gula halus. Kemudian gula tersebut dimasukkan kedalam bak penampung dan dialirkan ke stasiun masakan untuk proses gumpalan-gumpalan gula yang dimasukkan kedalam tangki peleburan gula
Penggudangan gula produksi SHS yang telah dikemas dikirim ke gudang untuk penyimpanan sementara dimana gula produksi ini disimpan dengan suhu gudang 30 – 35 0C, dengan kelembaban udara dalam ruang sekitar 72 – 82%. Kapasitas desain gudang 12.740 ton, namun kapsitas optimum yang dipakai adalah 10.056 ton. Untuk pendistribusian dan pemasaran gula produksi SHS ketentuannya diatur oleh pihak direksi dan bagian pemasaran PTP. Nusantara II. Proses pengolahan tebu menjadi gula dapat dilihat pada pada Gambar 2.2. Blok Diagram Pengolahan Tebu menjadi Gula di Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II.
Menimbang tebu di bagian
Memotong & mencacah tebu di
Air imbibisi 20 -24 %
Menggiling tebu di bagian
Ampas 30 – 40 %
Menimbang nira tebu di
Memanaskan nira di pemanas nira I
Susu kapur
Memompa nira ke tangki defekasi defekasi Menurunkan pH mencapai 6,0 –
2.5. Mesin dan Peralatan 2.5.1. Mesin Produksi
Adapun spesifikasi mesin produksi yang ada di PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu adalah dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula K wala Madu. Tahapan
Nama Mesin
Fungsi
Merk/
Proses
Kapasitas
Dimensi
Buatan
Persiapan
Mesin
pembawa
penggilingan
Tebu
cane feeding table
Meja Tebu ( Cane
Membawa
Feeding Table)
untuk dipotong ke cane
Cane
Membawa batang tebu ke
batang
tebu
Cutter Memotong batang tebu
(Mesin
menjadi
bagian
yang
Pemotong)
lebih kecil (cacahan)
Cane Carrier
Membawa
Elevator
batang tebu ke stasiun
cacahan
Jumlah
Elektromotor/non
Power
Tegangan
elektromotor
(volt)
elektromotor
220
6m x
220
7.5 m
Kawatetsu
1400 x
Japan
1080
elektromotor
220
elektromotor
220
mm
Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu (Lanjutan). Tahapan
Nama Mesin
Fungsi
Merk/
Proses
Buatan
Penggilingan Mill
Menggiling batang
Pemurnian
Juice Heater Heater
tebu
cacahan Kawasaki
Kapasitas
Dimensi
Jumlah
Elektromotor/non
Power
Tegangan
elektromotor
(volt)
elektromotor
380
elektromotor
220
untuk
Memanaskan mentah hingga 750 C
nira Kawasaki
Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula K wala Madu (Lanjutan). Stasiun Kerja
Pemurnian
Nama Mesin
Defekator
Fungsi
Merk/ Buatan
Dimensi
Mencampur dan pengaduk Kawatetsu
Dxt=
nira mentah dengan susu K.H.I Japan
1500 x
Jumlah
Elektromotor /non elektromotor elektromotor
Power
Tegangan (volt)
220
2000 mm
kapur hingga kotoran nira mengendap untuk dipotong ke cane cutter
Tangki Sulfitasi
Nira
Mengendapkan
kotoran Kawatetsu
Dxt=
nira
dengan K.H.I Japan
2700 x
mentah
6000 mm
Mentah
menggunakan SO2
Flash tank
Menguapkan gas-gas yang Atmindo terkandung mentah
dalam
Dxt=
nira Indonesia Type
500 x
Cylindrical
1800 mm
220
Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula K wala Madu (Lanjutan). Stasiun Kerja
Pemurnian
Nama Mesin
Fungsi
Tangki
Menurunkan
Netralisasi
mentah
pH
dengan
Merk/ Buatan
Dimensi
nira
Indonesia
Dxt=
cara
Type
1650 x 2000
Cylindrical
mm
mencampurkan susu kapur ke
dalam
larutan
Jumlah
Elektromotor /non elektromotor
Power
Tegangan (volt)
elektromotor
220
elektromotor
110
nira
hingga menjadi pH netral Continous
Mengendapkan
Clarifier
mentah sehingga diperoleh
nira Kawasaki
D =10375 mm
nira jernih Vacum Filter
Menyaring
kotoran
nira
D x p x La
untuk memperoleh filtrat
tapis = 500 x
sebanyak-banyaknya
4878 x 46,5 m no mesh = 8
220
Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula K wala Madu (Lanjutan). Stasiun
Nama Mesin
Fungsi
Merk/
Kerja
Dimensi
Buatan
Jumlah
Elektromotor /non
Power
Tegangan (volt)
elektromotor Pemurnian
Mud
Feed Mencampur nira kotor dengan
Mixer
ampas halus dari mesin giling
Pxl= 3600 x 1200 mm
Penguapan
Masakan
Evaporator
Heater
Mengurangi kadar air dalam nira
Dxt=
encer dengan menyemprotkan uap
4500 x 5000
kering Memanaskan nira kental hingga
mm 2
50 m
mencapai suhu 880C Clandria
Memasak
nira
kental
hingga
Vacum Pan
menghasilkan gula dan stroop
3 unit
elektromotor
110
Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula K wala Madu (Lanjutan). Stasiun
Nama Mesin
Fungsi
Kerja
Merk/
Dimensi
Jumlah
Buatan
Elektromotor/ non
Power
Tegangan (volt)
elektromotor Putaran
Putaran AB
4 unit
Memisahkan kristal gula dan stroop
elektromotor
2200 rpm
dengan prinsip gaya sentrifugal Putaran D
elektromotor
Memisahkan kristal gula dan stroop
elektromotor
Memutar gula sehingga dihasilkan
Mengurangi kadar air gula SHS
Pemanas 5 unit,
sehingga gula lebih tahan lama
pendingin 1 unit
Saringan
Memisahkan gula standart, kasar,
Gula
dan halus
220Volt 500 rpm
gula SHS dan klare SHS Sugar Dryer
380 Volt 2200 rpm
dengan prinsip gaya sentrifugal Putaran SHS
380 Volt
3,6 x 1,8 m
3 segmen
elektromotor
220Volt 500 rpm
Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula K wala Madu (Lanjutan). Stasiun
Nama
Kerja
Mesin
Pengepakan
Fungsi
Mengemas
gula
karung plastik
SHS
dalam
Merk/
Berat
Buatan
masing-
/non
masing
elektromotor
50 kg/karung
Dimensi
Jumlah
2 unit
Elektromotor
Power
Tegangan (volt)
2.5.2. Peralatan Produksi
Adapun spesifikasi peralatan produksi yang ada di PTPN II Pabrik Gula Kwala Madu dapat dilihat pada Tabel 2.3. Spesifikasi Peralatan Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu.
Tabel 2.3. Spesifikasi Peralatan Produksi PTP. Nusantara II Pab rik Gula Kwala Madu. Nama Peralatan
Fungsi
Merk/
Kapasitas
Dimensi
Jumlah
Buatan Raw juice Tank
Sebagai
tangki
penampung
nira
Elektromotor/no
Power
n elektromotor 3
20 m
Tegangan (volt)
1 unit
mentah Imbibition water water
3
Sebagai tangki air imbibisi
20 m
Menampung amapas halus hasil
64 m
1 unit
Tank
Cake Bunker
3
1 unit
gilingan Grasshopper
Mengayak kapur agar mendapat
Strainer
kapur yang cukup halus
Saringan
Gula
Kasar Saringan
Kasar
Memisahkan gula kasar dari gula krikil
Gula
Memisahkan gula normal dari gula kasar
9 mesh, D =
1 unit
elektromotor
2 KW
220 volt
3 unit
elektromotor
10 HP
220 volt
3 unit
elektromotor
10 HP
220 volt
0,8 mm 22 mesh, D = 0,4 mm
2.5.3. Utilitas
Untuk mendukung kelancaran proses produksi, Pabrik Gula Kwala Madu sangat membutuhkan utilitas utilitas yang meliputi : 1.
Air Dalam proses pembuatan gula, air merupakan utilitas yang sangat diperlukan. Air yang digunakan untuk Pabrik Gula Kwala Madu adalah berasal dari sungai, yang berjarak berjarak 4 Km dari lokasi Pabrik Pabrik Air tersebut tidak tidak langsung digunakan untuk proses produksi maupun air umpan ketel, sebab air sungai itu belum memenuhi persyaratan untuk digunakan. Oleh karena itu diperlukan perlakuan tert entu agar air memenuhi s yarat untuk digunakan. Air yang telah diproses diantaranya adalah air bersih yang masuk ke da lam storage tank
1.
Tenaga Uap Tenaga uap sangat diperlukan untuk menggerakkan turbin uap generator listrik, penggerak turbin gilingan, penggerak turbin uap cane cutter dan keperluannya. Pabrik Gula Kwala Madu menggunakan tenaga uap yang diperoleh dari dua unit boiler jenis ketel pipa air dengan kapasitas masingmasing 60 ton uap/jam dengan t ipe H-1600S.
2.
Work Shop Work Shop berfungsi untuk pelayanan teknis, produksi dan pelayanan jasa. Work Shop PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu digunakan untuk
perbaikan dan da n perawatan per awatan peralatan. Dalam pengoperasian, operator biasanya mendatangi tempat-tempat dimana terjadinya kerusakan peralatan ataupun
adalah dengan menggunakan mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat pelindung yang aman guna memperkecil akibat yang ditimbulkan mesin tersebut jika terjadi kecelakaan. Keselamatan kerja harus benar-benar diperhatikan pada saat perancangan dan bukan bukan baru dipikirkan kemudian setelah pabrik didirikan. Namun sekalipun pabrik sudah beroperasi, pengawasan tetap penting untuk mencapai standar keselamatan kerja yang tinggi. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja sebaiknya pekerja mengunakan peralatan pelindung yang sesuai pada jenis pekerjaan dilapangan. Alat-alat pelindung diri meliputi : a.
Untuk melindungi badan pekerja dari panas sebaiknya menggunakan pakaian kerja khusus yang tahan panas.
terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan pekerja. Disamping alat pelindung diri juga merupakan perlengkapan pelindung mekanis terutama mesinmesin penggerak, bagian-bagian yang berputar, penghubung gerak roda gigi.
2.5.5. Waste Treatment
Limbah merupakan hal yang tidak dapat dihindari dari setiap proses produksi, jika penanggulangan limbah tidak diperhatikan dan ditanggulangi dengan serius maka dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, yang dapat merugikan lingkungan maupun pihak perusahaan itu sendiri. Pabrik Gula Kwala Madu memiliki limbah berupa air yang berasal dari hasil proses produksi. Air limbah ini terjadi akibat kebocoran pompa dan
Limbah cair dari proses pengolahan dan utilitas dialirkan dengan menggunakan pompa ke kolam penampungan untuk diendapkan. Kolam penampungan ini terdiri t erdiri dari penampungan soda, kolam kotoran nira, kolam air cucian dan kolam air pendingin. Fungsi dari kolam penampungan ini adalah untuk melakukan degradasi bahan dan menstabilkan pengaruh suhu, asam dan zat kimia lainnya. 2.
Kolam Anaerob Limbah cair yang masuk pada kolam ini berasal dari stasiun gilingan, pemurnian, evaporator, putaran, boiler, dan power house yang mengandung lemak, gula, ampas, dan lain-lain yang telah diendapkan di kolam 0
0
pengendapan. Limbah ini memiliki pH 4,5-5,0, temperatur 28 C-35 C,
Penurunan aktifitas bakteri aerob dilakukan di kolam aerob yaitu dengan menghilangka menghilangka n bau air limbah. 5.
Kolam Sedimentasi Adanya pertumbuhan ganggang merupakan pertanda positif pada kolam sedimentasi yang akan diikuti dengan mulai beningnya warna air. Pada kolam sedimentasi terjadi pengendapan dan penyaringan air limbah. Penyaringan air 3
limbah dilakukan pada pH 6,0 – 9,0 dengan debit air 24 jam 950 – 1000 m . Proses pengendapan akan membentuk massa lumpur/satuan waktu. Dalam kolam sedimentasi tingkat keasaman (pH) air limbah diupayakan netral dengan menambahkan kapur tohor 6.
Kolam Aerasi
effluent dan kontrol hasil akhir pengolahan. Adapun pengolahan dan penanganan air limbah li mbah ini dapat dilihat pada Gambar 2. Diagram D iagram Pengolahan Air Limbah Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II. b. Pada penanggulangan limbah padat adalah: 1. Pemanfaatan blotong untuk bahan pupuk kompos 2. Pemanfaatan ampas tebu untuk bahan bakar di boiler dan pupuk kompos c. Pengolahan limbah gas. Penanganan abu cerobong ketel yang mengandung abu ketel (dengan pemasangan wet scrubber pada gas duck boiler )
KOLAM ANAEROB
KOLAM FAKULTATIF K O L A M P E N G E N D A P A N
KOLAM AEROB
TANGKI SUSU KAPUR
KOLAM SEDIMENTASI
BAK SUSU KAPUR
SALURAN LIMBAH BELAKANG SALURAN AIR, ABU & BOILER
Gambar 2.3. Diagram Pengolahan Air Limbah Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II
View more...
Comments