CONTOH LAPORAN LENGKAP.pdf
December 14, 2018 | Author: Mhd Aliaman | Category: N/A
Short Description
CONTOH LAPORAN LENGKAP.pdfvv...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER
Hari, tanggal : Senin, 25 Juli 2013 Jam : 11.00-13.30 WIB Dosen : drh. Isdoni, M. Biomed Dr. drh. Aryani Sismin S, M.Sc Asisten : Ali Budi Grup : 1 (Siang)
SSP I FUNGSI BAGIAN-BAGIAN OTAK
Anggota kelompok : No
Nama
NIM
1
Budi Budiman
J3P211038
2
Ahmad Mustofa
J3P211039
3
Sandhi Prawira
J3P211031
4
Mohd. Ashraf
J3P211032
5
Andi Nur Izzati
J3P211033
6
Ahmad Fadhil
J3P211034
Tanda tangan _________ _________ _________ _________ _________
PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIS VETERINER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
_________
PENDAHULUAN Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat yang juga dikenal dengan istilah central nerve system merupakan pusat koordinasi semua kegiatan. Sistem saraf pusat ini terdiri atas otak dan medulla spinalis. Bagian-bagian otak adalah cerebrum atau otak besar, cerebellum atau otak kecil, diencephalon, dan batang otak yang terdiri atas medulla oblongata, pons, dan mesencephalon. Sedangkan sistem saraf tepi merupakan sistem saraf di luar sistem saraf pusat yang meliputi saraf spinalis dan saraf kranialis. Pada praktikum kali ini akan dipelajari mengenai sistem saraf pusat. Secara khusus akan dibahas secara lebih lanjut mengenai fungsi dari masing-masing bagian otak. Cerebrum berfungsi menerima informasi sensoris serta menginterpretasikan dan mengirim impuls yang diterima melalui motor neuron yang kemudian akan diteruskan ke efektor untuk membuat respon yang tepat. Medulla oblongata mengandung banyak pusat penting dari sistem saraf otonom. Pusat ini mengatur gerak otonom seperti tekanan darah, frekuensi jantung, dan frekuensi nafas. Selain itu bersama dengan batang otak mengatur locomotor (gerakan). Medulla spinalis berperan sebagai pusat gerak refleks karena rangsangan yang diterima akan ditransmisikan melalui sel saraf aferen menuju ke medulla spinalis. Pengamatan fungsi masing-masing bagian otak dilakukan dengan menggunakan katak sebagai hewan model dalam tiga kondisi berbeda yaitu katak normal, katak decerebrasi, dan katak spinal. Katak normal adalah katak sehat biasa tanpa perlakuan apapun. Katak decerebrasi adalah katak tanpa cerebrum atau cerebrum telah rusak, sedangkan katak spinal adalah katak yang hanya mempunyai medulla spinalis. Dari ketiga keadaan katak yang berbeda tersebut, masing-masing diamati sikap badan, gerakan spontan, keseimbangan badan, kemampuan berenang, dan frekuensi nafas, serta frekuensi denyut jantung. DASAR TEORI Tiap bagian susunan saraf usat mempunyai fungsi tertentu. Dengan merangsang (fasilitasi) atau menghambat (inhibisi) bagian-bagian tertentu dari otak dan kemudian mengamati reaksi-reaksi yang timbul, dapat diambil kesimpulan yang tepat mengenai fungsi bagian-bagian tersebut (Fradson, 1992).
TUJUAN Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari fungsi bagian-bagian otak dengan cara menghilangkan atau merusak bagian otak tersebut, kemudian mengamati reaksi yang timbul atau hilang. ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting, sonde, skapel, gelas piala kecil, alat penggantung, wadah air, pinset, papan katak, dan tali atau benang. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah katak normal, dan air kran. PROSEDUR KERJA Percobaan SSP I dilakukan dengan menggunakan katak normal, katak decerebrasi dan katak spinal. Katak normal diamati terlebih dahulu. Katak yang tersedia diamati dan dicatat reaksi-reaksinya. Reaksi yang diamati yaitu sikap badan (posisi duduk katak di atas bidang datar) dengan memperkirakan sudut yang dibentuk tubuh katak dengan bidang datar, gerakan-gerakan spontan (gerakan tanpa usikan), keseimbangan badan (refleks bangkit jika katak diletakkan dalam posisi tidak seimbang), kemampuan berenang (gerakan kaki dan kecepatan berenang di dalam wadah berair), frekuensi nafas (gerakan bagian dasar mulut dihitung dalam satu menit), frekuensi denyut jantung (denyut jantung dihitung dalam satu menit, denyut jantung akan terasa dengan sedikit menekan pada bagian dada kiri di bawah os sternum). Katak normal yang telah digunakan, bagian cerebrumnya dipotong dengan gunting yang tajam. Salah satu bilah gunting (bagian yang tumpul) dimasukkan melintang ke dalam mulut dan bilah yang satunya tepat di garis melintang yang menghubungkan tepi anterior kedua gendang telinga (membran timpani yang terletak di belakang dan di bawah kedua mata). Pemotongan dilakukan dengan cepat sehingga bagian cerebrum yang terikut dengan rahang atas terpisah dari bagian otak lainnya. Katak yang telah kehilangan bagian cerebrumnya ini dinamakan katak decerebrasi. Katak terbebas dari shock setelah didiamkan selama 10-15 menit kemudian dilakukan pengamatan reaksi-reaksi yang terjadi seperti katak normal. Katak decerebrasi digunakan kembali untuk membuat katak spinal. Katak spinal didapatkan dengan merusak cerebellum dan medulla oblongata dengan cara sonde ditusukkan kira-kira 1-11/4 cm ke belakang dari tempat pemotongan cerebrum. Katak didiamkan selama 10-15 menit sampai terbebas dari shock kemudian dilakukan pengamatan reaksi-reaksi yang terjadi seperti katak normal.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tabel 1.
No
Keadaan katak
Sikap badan
Normal (450) Tidak Katak 2. Normal Decerebrasi (250) Tidak Katak 3. Normal Spinal (200) 1.
Katak Normal
Gerakan Keseimbangan Kemampuan spontan (reflek bangkit) berenang
Frekuensi Frekuensi denyut napas jantung (per menit) (per menit)
ada
ada
ada
88
64
ada
ada
tidak ada
15
51
ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada tidak ada
B. Pembahasan Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis. Secara garis besar otak dibagi lagi menjadi serebrum, serebelum, dan batang otak. Masing-masing unsur dari sistem saraf pusat baik di otak maupun medula spinalis memiliki fungsi yang berbeda. Hasil yang diperoleh dari pengamatan katak normal adalah badan katak normal membentuk sudut 450 terhadap bidang datar. Katak normal memiliki gerakan spontan yang terjadi tanpa usikan. Katak normal juga memiliki keseimbangan baik yang ditunjukkan dengan adanya respon bangkit ketika katak diletakkan pada posisi tidak seimbang. Begitu pula pada kemampuan berenang katak normal, katak normal dapat berenang dengan baik, katak dapat berenang dengan kakinya. Katak normal bernapas 88 kali setiap menitnya dan jantung katak normal berdenyut 64 kali tiap menitnya. Sedangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan katak decerebrasi menunjukkan sikap badan katak yang menurun, sehingga sudut yang dibentuk oleh badan katak dengan bidang datar menjadi 250. Katak decerebrasi masih memiliki gerakan spontan dan refleks bangkit ketika diletakkan pada keadaan tidak seimbang. Akan tetapi kemampuan berenang katak menjadi tidak ada. Ketika dimasukkan ke dalam air katak cenderung diam. Pada katak decerebrasi masih dapat diamati napas dan denyut jantung, akan tetapi frekuensinya menurun dibandingkan dengan katak normal. Pengamatan pada katak spinal didapatkan hasil bahwa sikap badan katak semakin menurun, sudut antara tubuh katak dan bidang datar hanya 200. Katak spinal masih memiliki gerakan spontan tanpa usikan. Akan tetapi pada katak spinal sudah tidak dapat diamati
keseimbangan karena tidak memiliki respon bangkit ketika diletakkan pada posisi tidak seimbang. Katak spinal juga tidak memiliki kemampuan berenang. Denyut jantung dan napas pada katak spinal tidak lagi dapat diamati. Pada pengamatan sikap badan katak, yakni pengamatan sudut yang dibentuk tubuh dengan bidang datar, dapat diamati perbedaan antara katak normal yang membentuk sudut 450, katak decerebrasi membentuk sudut 250, dan katak spinal membentuk sudut 200. Sedangkan pada pengamatan gerakan spontan baik katak normal, katak decerebrasi, maupun katak spinal dapat diamati adanya gerakan tanpa usikan. Dari pengamatan tersebut belum dapat diamati perbedaan yang signifikan. Respon bangkit jika katak diletakkan dalam posisi tidak seimbang dilakukan untuk menguji keseimbangan katak. Respon bangkit dimiliki oleh katak normal dan katak decerebrasi, sedangkan katak spinal tidak memiliki respon bangkit. Hal ini menunjukkan bahwa keseimbangan dari katak spinal terganggu sehingga tidak berfungsi dengan baik. Katak spinal tidak memiliki cerebrum, cerebelum, dan batang otak. Fungsi cerebelum ditulis Marshall dan Hughes (1972), juga Vander et al (2001) sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan pusat koordinasi tubuh. Sehingga benar keseimbangan katak akan terganggu ketika cerebelum dirusak. Kemampuan berenang diamati dengan melihat gerakan kaki dan kecepatan berenang. Katak normal dapat berenang dengan baik, sedangkan katak decerebrasi dan katak spinal tidak. Katak normal berenang dengan menggunakan kakinya, dan kaki yang paling aktif adalah kaki belakang. Katak decerebrasi sudah tidak memiliki cerebrum. Marshall dan Hughes (1972), juga Vander et al (2001), serta Fradson (1992) menuliskan bahwa cerebrum berfungsi sebagai pengatur aktivitas mental, persepsi sensoris, dan kontraksi otot berdasarkan kesadaran. Katak normal yang masih memiliki cerebrum akan dapat dengan baik mengatur ototnya untuk berkontraksi ketika berenang. Katak decerebrasi dan katak spinal tidak dapat berenang dikarenakan cerebrumnya telah dirusak. Frekuensi denyut napas yang diamati dengan melihat gerakan dasar mulut didapatkan hasil bahwa frekuensi napas katak deserebrasi berkurang dibandingkan dengan katak normal. Sedangkan pada katak spinal tidak dapat diamati adanya napas. Kemudian frekuensi denyut jantung yang diamati didapatkan hasil katak spinal tidak ada denyut jantung, dan frekuensi denyut jantung pada katak decerebrasi berkurang dari frekuensi denyut jantung katak normal. Katak spinal sudah tidak memiliki batang otak. Sedangkan batang otak sendiri terdiri atas otak tengah, pons, dan medula oblongata (Vander et al 2001). Dan medula oblongata memiliki banyak fungsi penting viscera, seperti pernapasan, sirkulasi, dan denyut jantung
(Marshall dan Hughes 1972). Sehingga pernapasan dan denyut jantung yang tidak lagi dapat diamati pada katak spinal disebabkan oleh fungsi medula oblongata yang dirusak.
SIMPULAN Otak katak terdiri dari cerebrum, cerebelum, dan batang otak. Fungsi bagian-bagian otak tersebut dapat diketahui dengan cara menghilangkan atau merusak bagian otak tersebut, kemudian diamati reaksi yang timbul atau hilang. Cerebrum berfungsi sebagai pengatur aktivitas mental, persepsi sensoris, dan kontraksi otot berdasarkan kesadaran. Cerebelum berfungsi sebagai pengatur otot skelet dalam proses keseimbangan tubuh. Medula oblongata mempunyai peranan dalam mengatur pergerakan organ-organ viscera, yaitu jantung dan pernafasan.
DAFTAR PUSTAKA Fratson RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak, Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press. Marshall PT, and GM Hughes. 1972. The Physiology of Mammlas and Other Vertebrates. Cambridge University Press. Vander, Sherman, Luciano. 2001. Human Physiology: The Mechanisms of Body Function, Eight Edition. The McGrawl-Hill Companies.
LAMPIRAN
CANTUMKAN HASIL SEMENTARA PRAKTIKUM/DOKUMENTASI YANG SUDAH DI PARAF OLEH DOSEN ATAU ASISTEN
View more...
Comments