H. CONTOH RADIKALISME a. Adanya FPI Seperti yang kita ketahui, belakangan ini, ada atau timbul sekelompok yang menamai diri mereka FPI atau Front Pembela Islam (tanpa maksud untuk membedabedakan agama). Lalu kelompok ini menghendaki adanya undangundang pornografi dan pornoaksi, serta banyaknya majalahmajalah dewasa yang mereka segel karena mereka memiliki cara pandang dimana barangbarang itu ialah barang haram. Sebenarnya dalam istilah pornografi ini, banyak sekali cara pandang yang dipakai, tetapi sekelompok masyarakat FPI ini bergabung menjadi satu untuk menggulingkan atau merevisi undangundang yang ada. Maka, dengan sejumlah orang yang mendukung adanya undang undang pornografi dan pornoaksi dengan memiliki landasan yang kuat dapat merevisi undang undang yang ada karena adanya landasan pemikiran yang tepat walaupun pada akhirnya undang undang ini masih controversial. b. Terorisme di Indonesia Benarkah peristiwa pemboman di JW Marriott dan RitzCarlton merupakan tindakan terorisme ? Menurut Thornton (1964), penting diungkapkan beberapa prinsip dasar yang perlu dipegang dalam mendefiniskan terorisme. Pertama, perlu pembedaan antara “teror” dan “terorisme”. Penggunaan kekerasan dengan teror tidak langsung merupakan “terorisme”, karena teror bisa dilakukan untuk tujuantujuan kriminal dan individual. Sebaliknya, “terorisme” adalah penggunaan teror sebagai tindakan simbolis yang dirancang untuk mempengaruhi kebijaksanaan dan tingkah laku politik dengan caracara ekstranormal, khususnya penggunaan atau ancaman kekerasan. Dalam lingkup pengertian terorisme seperti itu, Thornton membedakan dua kategori penggunaan teror. Pertama, enforcement terror yang dijalankan penguasa untuk menindas penentang kekuasaan mereka; kedua, agitational terror, yakni kegiatan teroristik yang dilakukan mereka yang ingin mengganggu tatanan yang mapan untuk kemudian menguasai tatanan politik itu. Dalam konteks pemboman yang terjadi pada 17 Juli 2009 lalu, jelas memang benar telah terjadi tindakan terorisme. Adanya kelompokkelompok radikal yang tidak puas atas kondisi sosial, ekonomi dan politik di negara ini bisa menjadi penyebab terjadinya terorisme tersebut. Terlebih agitational terror ini terjadi pada saat berakhirnya pemilu 2009 yang ditengarai banyak
terjadi kecurangan dan menghasilkan pemenang yang dituduh sebagai pasangan proBarat (neoliberal), yakni pasangan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono. - See more at: http://0173cahbangkerep.blogspot.co.id/2013/06/radikalisme-islam-diindonesia.html#sthash.iDjXnt80.dpuf
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.