Contoh Askep Kebutuhan Nutrisi Pak Jeri

August 3, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Contoh Askep Kebutuhan Nutrisi Pak Jeri...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN   1.1 Latar Belakang

Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah). Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor  patologis

seperti

adanya

penyakit

tertentu

yang menganggu

pencernaan

atau

meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA). Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi molekular,  bukti-bukti medis menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk menjaga fungsi optimal tubuh dan mencegah atau membantu penanganan penyakit kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa akar dari banyak penyakit kronis adalah stres oksidatif yang disebabkan oleh berlebihnya radikal bebas di dalam tubuh. Penggunaan nutrisi dalam level yang optimal, dikenal dengan Optimal Daily Allowance (ODA), terbukti dapat mencegah dan menangani stres oksidatif sehingga membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini dapat dicapai bila jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat.

Dalam

penanganan

penyakit,

penggunaan

nutrisi

sebagai

pengobatan

komplementer dapat membantu efektifitas dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan 1

 

mengatasi efek samping dari pengobatan. Karena itu, nutrisi / gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup. Hasil ukur bisa dilakukan dengan metode antropometri. 1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien gangguan kebutuhan nutrisi? 1.3 

Tujuan

1.  Tujuan Umum : Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan dasar tentang asuhan keperawatan pada klien Ny.SP dengan gangguan kebutuhan nutrisi. 2.  Tujuan Khusus : 1.  Mahasiswa

mampu

mengetahui

pengertian

mengenai

masalah

yang

 berhubungan dengan nutrisi. 2.  Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi. 3.  Mahasiswa mampu menganalisa diagnosa pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi. 4.  Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi. 5.  Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi. 6.  Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi. 1.4 

Manfaat

1.  Menambah wawasan mahasiswa tentang gangguan kebutuhan nutrisi 2.  Mengetahui masalah-masalah pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi. 3.  Menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien. 4.  Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi.

2

 

1.5 

Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan oleh kelompok kami adalah metode studi kasus dan kepustakaan serta dengan cara pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.

3

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Nutrisi

 Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan  penyakit,

termasuk

keseluruhan

proses

proses

dalam

tubuh

manusia

untuk

menerimamakanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan bahantersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.  Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan  penyakit ( Wartonah, 2006 ).  Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. ( Alimul Hidayat, 2006 ) Gizi ( Nutrition ) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara

normal

melalui

proses

digesti,

absorbsi,

transportasi,

 penyimpanan,metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkanenergi. (Supariasa, 2001)  Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh, enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. (Potter, 2005) Jadi, nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang dapat menghasilkan energi dan tenaga. Nutrisi Nutrisi juga berhubungan dengaan kesehatan dan penyakit, termasuk termasuk keseluruhan  proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan penting dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. 1.  Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan : a.  Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. (NANDA, Diagnosis, 2012. hal. 251).

4

 

 b.  Suatu keadaan ketika individu yang tidak puasa mengalami atau berisiko mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat atau metabolisme nutrient yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik.(Carpenito, Lynda Juall, 2000, hal 299). c.  Keadaan individu memiliki penurunan kemampuan mengonsumsi cairan dan/atau makanan padat dari mulut ke lambung.(Kim, McFarland dan McLane, 1995 dalam Potter dan Perry, Fundamental Keperawatan Volume 2, hal. 1447). 1)  Kerusakan Geligi Keadaan ketika individu mengalami penghentian pola perkembangan /erupsi gigi atau integritas structural gigi .(Carpenito, Lynda Juall, 2000, hal 305). 2)  Gangguan Menelan Keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan kemampuan untuk secara volunteer memasukkan cairan dan/atau makanan padat dari mulut ke dalam lambung . (Carpenito, Lynda Juall, 2000, hal 306). 3)  Ketidakefektifan Pola Menyusui Suatu keadaan ketika bayi ( dari lahir sampai 9 bulan ) memperlihatkan gangguan kemampuan mengisap atau mengkoordinasi respons mengisap  –   menelan , yang mengakibatkan ketidakadekuatan nutrisi oral untuk kebutuhan metabolik (Carpenito, Lynda Juall, 2000, hal 309). 2.  Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh adalah : a.  Asupan nutrien yang melebihi kebutuhan tubuh. (NANDA, Diagnosis, 2012. hal. 251).  b.  Keadaan ketika seorang individu mengalami atau berisiko mengalami  penambahan berat badan yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan metabolik. (Carpenito, Lynda Juall, 2000, hal 313).

5

 

B. Fisiologi Nutrisi

Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energy untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim,  pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikaan sel. Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrient (zat yang mudah dicerna), air dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energy bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-sel untuk melaksanakan tugasnya agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan air, elektrolit dan zat makanan yang terus-menerus. Proses pencernaan makanan antara lain: 1.  Ingesti Ingesti adalah proses masuknya makanan kedalam tubuh yang terdiri dari :

  Dimulai dari koordinasi otot-otot lengan dan tangan untuk membawa



makanan ke mulut

 



Proses mengunyah : proses pemecahan, penyederhanaan makanan dari ukuran besar menjadi ukuran lebih kecil. Proses mengunyah melibatkan gigi dan kontrol volunter otot-otot mulut ® bila makanan berada pada gigi, gusi,  palatum keras dan lidah, maka akan terjadi refleks mengunyah yang volunter vo lunter (disadari), yang diatur oleh system saraf pusat.

  Proses menelan : merupakan tahap terakhir dari peristiwa ingesti, yaitu



 bergeraknya makanan mak anan dari mulut ke esophagus, dan masuk lambung. Proses ini terjadi secara refleks sebagai akibat adanya penekanan pada bagian faring dan mulai sejak makanan sudah dikunyah secara adekuat, serta refleks ini akan menahan proses respirasi. 2.  Digesti Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang dibawa kedalam tubuh. Terjadi penyederhanaan zat makanan sehingga dapat diabsorpsi 6

 

oleh saluran intestinal. Saluran yang berperan antara lain : mulut, pharing, esophagus, lambung, usus halus, usus besar. Proses kimiawi pada digesti : 1.

Karbohidrat

Amilum dipecah menjadi maltosa/somaltosa oleh enzim ptialin yang dihasilkan kelenjar ludah, yang dibantu oleh enzim amilase dari pancreas, sehingga karbohidrat sampai pada usus halus sudah menjadi maltosa/disakarida lainnya (laktosa & sukrosa). Disakarida akan dirubah menjadi monosakarida pada  permukaan dinding usus halus dengan bantuan enzim laktase, sakrose dan maltose 2.

Protein

Terjadi perubahan secara kimiawi mulai dari lambung, dimana protein dirubah menjadi pepton oleh enzim pepsin, masuk ke duodenum dirubah menjadi peptida oleh enzim tripsin (dihasilkan pancreas), berubah menjadi asam amino oleh enzim dipermukaan usus halus. 3.

Lemak

Dilambung hanya diemulsikan saja, dirubah menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim lipase pancreas. 3.  Absorpsi Adalah proses dimana nutrien yang telah berbentuk paling sederhana diserap oleh usus. Nutrien diserap berupa : (glukosa karbohidrat), asam amino (protein), asam lemak dan gliserol (lemak), tanpa kecuali vitamin, mineral dan air. Setelah diserap oleh usus nutrien akan dilanjutkan ke saluran darah dan getah bening, masuk ke hati melewati vena porta Tempat  –  tempat  tempat absorpsi nutrisi : A.  Vitamin yang larut dalam air, asam lemak/gliserol, natrium. Kalsium, besi dan klorida, diusus halus bagian atas B.  Monosakarida, asam amino, dan zat lain di usus halus bagian bagian tengah C.  Garam empedu, vit B12 dan natrium di usus halus bagian bawah D.  Air, hidrogen, natrium di colon

7

 

4. Metabolisme Merupakan bagian akhir dalam penggunaan makanan di tubuh. Proses ini meliputi semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak diserap oleh usus hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah. 5.  Ekskresi Ekskresi atau eliminasi merupakan pekerjaan tubuh untuk membuang zat sisa dari metabolisme yang tidak terpakai lagi untuk keperluan tubuh. Proses ini terjadi dalam bermacam  –  macam   macam bentuk, antara lain : defekasi (zat sisa dari saluran cerna), Miksi (zat sisa dari saluran kemih), diaporesis (pengeluaran keringat), dan ekspirasi (pengeluaran air dan CO 2).

C. Klasifikasi Nutrisi 

Klasifikasi berdasarkan ukuran lingkar lengan atas : 1.   Nutrisi normal  Nutrisi normal adalah zat-zat gizi dan zat lain yang dapat menghasilkan energi dan tenaga. Nutrisi juga berhubungan dengaan kesehatan dan penyakit, termasuk kes keseluruhan eluruhan  proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan penting dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. 2.  Kekurangan nutrisi Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak  berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme. Tanda klinis :

 

Berat badan 10-20% dibawah normal

 

Tinggi badan dibawah ideal





8

 

 

Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar

 

Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot

 

Adanya penurunan albumin serum

 

Adanya penurunan transferin









Kemungkinan penyebab:

 



Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat  penyakit infeksi atau kanker

 

Disfagia karena adanya kelainan persarafan

 

Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa

 

 Nafsu makan menurun.







3.  Kelebihan nutrisi Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan. Tanda klinis :

 

Berat badan lebih dari 10% berat ideal

 

Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)

 

Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita

 

Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton









Kemungkinan penyebab :

 

Perubahan pola makan

 

Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.





4.  Obesitas

9

 

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%  berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan  penurunan dalam penggunaan kalori. Keterangan : 85% standar

: batas terendah gizi baik

80% standar

: batas terendah gizi kurang

13,5cm

: Normal

E. Masalah Gangguan Nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner dan kanker. 1.Malnutrisi Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain. 2.Diabetes Mellitus Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan. 3.Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah  pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. 4.Penyakit jantung koroner Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain. 11

 

5.Kanker Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan. F. Faktor-faktor yang mempengaruhi

1. Status Kesehatan Individu dengan kesehtan yang kurang akan memerlukan nutrisi yang lebih karena dukungan nutrisi adalah bagian esensial penyembuhan setiap penanganan medis. 2. Kultur dan Agama Kebudayaan dan agama yang dianut individu sangat meempengaruhi pola dietnya. Makanan dan diet tertentu harus diberikan bila sesuai.

3. Status Sosioekonomi Pembelanjaan makanan tergantung dari jumlah uang yang dimiliki/pendapatan. Makanan  berdasarkan jumlah orang yang ada di rumah tersebut. 4. Pilihan Pribadi Kesukaan atau ketidaksukaan pilihan individu terhadap makanan. Makanan mewah sebagai simbol status sosial. 5.Faktor Psikologis Ketika seseorang stress memiliki perlakuan diet berbeda-beda. Makan berdasarkan  persepsi dan motivasi individu. 6. Alkohol dan Obat Hiperalkohol dan obat menyebabkan defisiensi nutrisi. Alkohol merusak system gastrointestinal dan obat mengurangi absorpsi zat gizi. 7.Kesalahan Informasi Makanan

12

 

Menganggap makanan tertentu begizi rendah karena keyakinan atau mitos terhadap makanan. 8. Pengetahuan Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi. 9. Usia Pada usia 0  –   10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah dengan cepat hal ini sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan. 10. Jenis Kelamin Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita,  pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal /kg BB/ jam dan pada wanita 0,9 kkal /kg BB/  jam 11. Tinggi dan Berat badan Tinggi dan berat badan berpengaruh pada luas permukaan tubuh maka semakin besar  pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih  besar. G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dioagnosik

Hasil

a.  HB

Tidak kurang dari 10%

 b.  Albumin

3,5- 5,49

c.  Protein Total

8 gram %

d.  Globumin

1,8-3,6 gram/dl

e.  Glukosa

145-179 mg/dl

13

 

H. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Keperawatan :

  Pemberian asupan makanan melalui oral yang adekuat merupakan tindakan keperawatan



yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri dengan cara membantu member nutrisi melalui oral.

  Melakukan pengkajian secara menyeluruh dan pemberian nutrisi yang adekuat.



 b.Penatalaksanaan Medis :

  Pemasangan IV perset dengan cairan fisiologis, bila perlu transfuse PRC OL (darah



lengkap) paket sell dan FFD

  Pemberian analgesic (Potter, Perry 2010) :



a.Asetaminafin Menurunkan absorbsi obat dengan makanan : overdosis dihubungkan dengan gagal hati  b.Aspirin Diabsorbsi langsung melalui lambung : menurunkan absorbsi obat-obatan dengan makanan : menurunkan asam folat , vitamin, C dan K dan absorpsi zat besi. I. Asuhan Keperawatan  1.  Pengkajian

a.  Identitas  b.  Riwayat keperawatan c.  Data bio-psiko-sosial-spiritual d.  Pengkajian fisik

  Keadaan Umum



  Pengkajian Antropometri



1) BMI (Body Mass Index) / IMT IMT (index massa tubuh) Rumus :IMT = BB/(TB)2  14

 

27

: Gizi lebih (sangat gemuk)

2) BBR (Berat badan relatif) Rumus :BBR =(BB(kg)/TB (cm)-100) x 100% Kurus

: 120%

3)Rumus :LLA (Lingkar lengan atas) LLA < 12cm

: Gizi buruk

LLA 12-13,5cm

: Gizi kurang

LLA > 13,5cm

: Normal

  Biokimia (Laboratorium) Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah :



-

Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml)

-

Transferin (N:170-25 mg/100 ml)

-

Hb (N: 12 mg%)

-

BUN (N: 10-20 mg/100 ml)

-

Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita: 0,51,0 mg/100ml).

  Clinis



Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik fisik yang  berhubungan dengan masalah malnutrisi . Prinsip ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki. 15

 

Area pemeriksaan

Tanda normal 

Tanda abnormal 

Kepala: Rambut

Rambut

bercahaya, Rambut

 berminyak, tidak kering Mata

Lidah

kering,

kusam,

 pecah-pecah, tipis, rapuh

Berbinar, jernih, konjungtiva Kornea lembut, konjungtiva merah muda

 pucat atau merah menyala

Merah muda, lembab

Berwarna

merah

atau

magenta, bengkak, tampilan halus Bibir

Lembab, merah muda

Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir

Gusi

Merah muda, lembab

Bengkak, meradang, mudah  berdarah

Gigi

Gigi tidak berlubang atau Karies, gigi tidak ada. nyeri

Leher

Tidak

ada

pembesaran Pembesaran tiroid

kelenjar Dada: Jantung

Nadi

dan

normal,

tekanan irama

darah  Nadi cepat jantung Tekanan darah tinggi atau

normal

rendah,

irama

jantung

abnormal Paru

Frekuensi

napas

normal,  Napas cepat, suara napas

suara napas normal Perut

abnormal

Tidak ada pembesaran hati, Pembesaran limfe atau hati, limfe, peristaltic normal (5-  peristaltic abnormal, diare, 30x)

Saraf

Reflex

konstipasi normal,

perhatian Reflex

 baik

 perhatian,

menurun, bingung,

kurang emosi

labil Ekstremitas

Massa

otot

dalam 16

batas Edema, pergerakan lemah,

 

normal, pergerakan aktif Kulit

massa otot menurun

Sedikit lembab, turgor dalam Kasar, kering, bersisik, pucat  batas normal

 berpigmen, ada petekie atau memar

Kuku

Penampilan

keras,

merah Bentuk seperti sendok, pucat,

muda

mudah patah

  Diet



Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi  penduduk. Sedangkan diet seimbang adalah diet yang memberikan m emberikan semua nutrien dalam d alam  jumlah yang memadai, tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit. Hal-hal yang dapat mempengaruhi diet seseorang :

  Kebiasaan asupan makanan dan cairan



  Jenis makanan yang dikonsumsi



   Nafsu makan



  Jumlah diet yang dikonsumsi



  Frekuensi diet



2.  Diagnosa Yang Muncul ( NANDA ):

1.  Ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2.  Ketidakseimbangan nutrisi nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh 3.  Risiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh 3.  Rencana Keperawatan

1.  Diagnosa : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya asupan oral  Tujuan

: Kebutuhan nutrisi terpenuhi (1-2 hari)

Kriteria hasil : - tidak terjadi penurunan berat badan   -mual dan muntah (-) 17

 

-makan sesuai porsi. Intervensi : 1. Jelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak,protein, vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat. Rasional :

nutrisi berperan menyediakan sumber energy,

membangun jaringan dan mengatur mengatur proses metabolisme tubuh 2.  Anjurkan klien untuk beristirahat sebelum makan Rasional : kondisi yang lemah lebih lanjut dapat menurunkan keinginan dan kemampuan untuk makan ( Foltz, 1997). 3.  Pemberian cairan / makanan tidak lebih 150 cc sekali pemberian Rasional : menghindari aspirasi

2. 

Diagnosa : Ketidakseimbangan nutrisi nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d asupan oral Tujuan : -teridentifikasinya kebutuhan nutrisi nutrisi dan berat badan yang

terkontrol

-perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan dating -tidak terjadi penurunan berat badan yang berlebihan Kriteria hasil : - tidak terjadi terjadi peningkatan berat badan -mual muntah (-) -makan sesuai porsi Intervensi

: 1. Lakukan pengkajian kembali pada makanan klien Rasional : informasi dasar untuk perencanaan awal dan validasi data. 2.Diskusi dengan pasien tentang kelebihan makan Rasional : membantu mencapai tujuan 3.Diskusi motivasi untuk menurunkan berat badan Rasional: membantu memecahkan masalah 18

 

4. Kolaborasi dengan ahli diet yang tepat Rasional : menentukan makanan yang sesuai dengan pasien 5. Ukur intake makanan dalam 24 jam Rasional : mengetahui jumlah kalori yang masuk.

3.

Diagnosa : Resiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d asupan  berlebihan Tujuan : Diharapkan BB klien tetap tetap stabil Kriteria hasil : - BB stabil stabil imt 18,5 kg/m2 Intervensi

: 1. Timbang berat badan klien tiap minggu Rasional : memonitor BB klien klien 2.Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung rendah kalori dan serat. Rasional : membantu klien merencanakan makan yang gizi dan seimbang.

19

 

BAB III  TINJAUAN KASUS  3.1 Kasus

 Ny.SP umur 34 tahun datang ke RSUD Bangli karena akhir-akhir ini Ny.SP mengeluh sesak, perut sakit, dan susah tidur. Ny.SP terlihat mata tampak sedikit sayu, konjungtiva pucat dan muka tampak bengkak. Ny.SP juga mengatakan nafsu makannya menurun dan tidak bisa makan karena mual. Berat badan Ny.SP juga menurun dari seminggu yang lalu yang semulanya 45 kg sekarang menjadi 44 kg. Saat dilakukan  pemeriksaan: Suhu : 36,9ºC  Nadi : 70x/menit Tensi: 100/80 Mmhg RR : 34x/menit TB/BB :160 cm / 44 kg 3.2 Pengkajian

Pengkajian diambil tanggal

:13 / 4 / 2015

Jam

:

09.00

Tanggal masuk

:

13 / 4 / 2015

No. CM

:

196226

Ruangan / Kelas

:

Cempaka

 No.Kamar

:

Ruang 3

A.  Identitas pasien

 Nama

:

Ny.SP

Jenis Kelamin

:

Perempuan

Usia

:

34 Tahun

Status Perkawinan Agama

: :

Menikah Hindu 20

 

Suku Bangsa

:

Indonesia

Pendidikan

:

SD

Bahasa yang digunakan

:

Bahasa Bali

Pekerjaan

:

Pedagang

Alamat

:

Br. Pande, Bangli

Diagnosa medis

:

Anemia

Sumber biaya

:

JKBM

Sumber informasi

:

Pasien, Keluarga, RM

 Nama

:

Tn. Z

Jenis kelamin

:

Laki-laki

Usia

:

35 Tahun

Status perkawianan

:

Menikah

Agama

:

Hindu

Suku Bangsa

:

Indonesia

Pendidikan

:

SMP

Bahasa yang digunakan

:

Bahasa Bali

Pekerjaan

:

Petani

Alamat

:

Br.Pande Bangli

Hubungan dengn klien

:

Suami

Penanggung Jawab

B.Riwayat keperawatan

1)  Riwayat Kesehatan Sekarang a)  Alasan masuk Rumah Sakit : Klien datang ke Rumah Sakit pada tanggal 13 April 2015 dengan keluhan sesak, perut sakit, dan susah tidur.  b)  Keluhan utama klien : klien datang dengan keluhan sesak sejak 3 hari c)  Kronologis keluhan Klien datang ke RSUD Bangli pada tanggal 13 April 2015 dengan keluhan sakit perut, susah tidur dan mual pada saat makan. 21

 

Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu, sebelumnya klien di  bawa berobat ke puskesmas, namun karena keadaan klien tidak kunjung membaik akhirnya klien di bawa ke RSUD Bangli dan harus dirawat di ruang Cempaka dengan diagnosa Anemia 2)  Riwayat kesehatan masa lalu a)  Riwayat imunisasi : klien mengatakan lupa dengan riwayat imunisasinya  b)  Riwayat alergi (obat, binatang, lingkungan) mengatakan klien klien

:

keluarga klien

tidak mempunyai alergi terhadap obat, makanan,

 binatang, dan lingkungan c)  Riwayat kecelakaan

:

keluarga klien

mengatakan pasien

tidak pernah mengalami kecelakaan d)  Riwayat dirawat di Rs :

keluarga klien

mengatakan klien

 pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya sekitar 1 bulan yang lalu e)  Riwayat pemakaian obat

:

keluarga klien

klien tidak minum obat sebelum ke Rumah Sakit. 3)  Riwayat kesehatan keluarga a)  Genogram dan keterangan

22

mengatakan

 

Keterangan:

: laki-laki

: perempuan

: klien

: tinggal serumah

Penjelasan: Klien tinggal serumah dengan suaminya, kedua mertuanya dan anak laki-lakinya.

C.Data bio  –  psiko  psiko  –  sosial  sosial  –  spiritual   spiritual

1)  Bernapas   ̶

Sebelum masuk RS klien mengatakan sesak sejak 8 hari.

  ̶

Sesudah masuk RS klien mengatakan sesak mulai berkurang.

2)  Makan   ̶

Sebelum masuk RS klien mengatakan nafsu makan baik, habis 1  porsi, makanan biasa ,jenis lauk (daging, tahu, tempe) dan sup dengan frekuensi 3x/hari. Setelah masuk RS klien mengatakan hanya menghabiskan 1/4

  ̶

 porsi makanan lembek, jenis lauk (tahu, tempe) dan sup dengan frekuensi 3x/hari. 3)  Minum   ̶

Sebelum masuk RS pasien mengatakan minum air 5 - 6 gelas / hari, jenis minuman (air putih, teh hangat) .

23

 

  ̶

Sesudah masuk RS pasien mengatakan minum air 1  –   2 gelas / hari, jenis minuman ( air putih ).

4)  Eliminasi BAB   ̶

Sebelum masuk RS klien mengatakan BAB lancar 1x / hari dengan konsistensi lembek, warna kuning dan bau khas.

  ̶

Sesudah masuk RS klien mengatakan BAB tidak lancar lagi.

5)  Eliminasi BAK   ̶

Sebelum masuk RS klien mengatakan BAK 4-5x/hari dengan konsistensi jernih, cair, warna kuning dan bau khas.

  ̶

Sesudah masuk RS klien mengatakan BAK 4x / hari, warna kuning keruh.

6)  Gerak Aktivitas   ̶

Sebelum masuk RS kemampuan melakukan aktivitas klien lancar dan mampu dilakukan secara mandi.

  ̶

Setelah masuk RS

ADL

0

1

2

3

4

Keterangan

Makan dan minum

 

0 : mandiri

Toileting

 

1 : dengan alat bantu

Berpakaian

 

2 : dibantu orang lain

Mobilisasi dari TT

 

3 : dibantu orang lain dan alat

Berpindah

 

4 : tergantung total

 

Ambulansi 7)  Istirahat tidur   ̶

Sebelum masuk RS, jumlah jam tidur klien sebelum dirawat yaitu 6  –  8  8 jam dan terkadang terjaga karena kondisi tubuh yang sakit.

  ̶

Sesudah masuk RS klien mengatakan tidur selama 6  –   7 jam dan terkadang terjaga karena suasana dan keadaan RS yang asing.

8)  Pengaturan suhu tubuh   ̶

Sebelum masuk RS klien tidak mengalami panas saat dirumah.

  ̶

Sesudah masuk RS klien merasa agak panas dan gerah. 24

 

9)  Kebersihan diri   ̶

Sebelum masuk RS kebersihan diri klien baik.

  ̶

Sesudah masuk RS cukup baik, dalam melakukan personal hygine klien dibantu oleh keluarga.

10) Rasa nyaman   ̶

Sebelum masuk RS pasien tidak merasa nyeri.

  ̶

Setelah masuk RS pasien mengatakan sedikit nyeri saat makan ,  perih di sekitar abdomen dengan skala nyeri 3.

11) Rasa aman   ̶

Sebelum masuk RS pasien merasa aman saat di rumah.

  ̶

Sesudah masuk RS pasien merasa sedikit cemas.

12) Sosial a.  Komunikasi   ̶

Sebelum masuk RS keluarga klien mengatakan komunikasi di rumah lancar dan baik.

  ̶

Setelah masuk RS komunikasi kurang baik karena klien terkadang memberikan respon dan tidak.

 b.  Sosialisasi   ̶

Sebelum masuk RS keluarga klien mengatakan orientasi pasien dengan orang lain baik.

  ̶

Setelah masuk RS orientasi klien dengan orang lain menjadi kurang baik.

13) Riwayat psikologi dan spiritual a)  Orang terdekat pasien saat ini adalah suami klien.  b)  Interaksi dalam keluarga:   ̶ Pola komunikasi klien dengan keluarga kurang baik karena

sesekali klien malas untuk berbicara.   ̶ Pembuatan keputusan tidak baik.   ̶ Saat

ini

klien

tidak

dapat

ikut

kemasyarakatan. c)  Dampak penyakit klien terhadap keluarga 25

:

dalam

kegiatan

 

Keluarga klien terlihat cemas dengan keadaan klien saat ini. d)  Masalah yang mempengaruhi klien

:

Klien sulit beraktivitas karena keadaan klien saat ini. e)  Mekanisme koping terhadap stress

:

Keluarga mengatakan klien tidak mau makan / susah makan dan minum. f)  Persepsi klien terhadap penyakitnya

:

  ̶ Hal yang sangat dipirkan saat ini klien ingin segera pulang.   ̶ Harapan setelah menjalani perawatan klien ingin cepat

sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa.   ̶ Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit, nafsu makan

klien sering menurun dan sering mual. g)  Tugas perkembangan menurut usia saat ini

:

Saat ini klien biasanya bekerja karena usia u sia masih produktif. h)  Sistem nilai kepercayaan

:

  ̶ Aktivitas agama / kepercayaan yang dilakukan klien yaitu

 berdoa dan sembahyang.  Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan. 14) Pengetahuan belajar   ̶

Sebelum masuk RS klien kurang mengerti tentang pentingnya nutrisi bagi kesehatan tubuh dan nyeri.

  ̶

Sesudah masuk RS klien menjadi lebih tahu tentang pentingnya nutrisi bagi kesehatan tubuh dan nyeri.

15) Reaksi   ̶

Sebelum masuk RS klien beraktivitas seperti biasa.

  ̶

Sesudah masuk RS klien hanya diam dan tidak ada aktivitas yang mampu menghiburnya.

16) Spiritual   ̶

Klien mengatakan bahwa gangguan kesehatan yang dialaminya murni karena masalah medik.

26

 

D.  Pengkajian fisik

1.  Keadaan Umum a). Kesan umum :

lemah

 b). Kesadaran

Compos Mentis, GCS = E : 4, V : 5, M : 6

:

c). Bentuk tubuh :

proposional

d). TB/BB

:

160 cm / 44 kg

e). Postur tubuh

:

sedikit kifosis

f). Warna kulit

:

sawo matang ,turgor kulit : kurang baik

2.  Antropometri BB sebelum masuk RS : 45 kg BB saat sakit : 44 kg TB : 160 IMT : BB(kg) / TB 2   (M 2 )  = 44/(160)2  = 17,1 kg/m2 (kurus)

3.Gejala kardinal Suhu: 36,9ºC, Nadi: 70x/menit, Tensi: 100/80 Mmhg, RR: 34x/menit

4.Keadaan fisik a). Kepala dan Leher - IInspeksi nspeksi : Bentuk bulat, rambut dan kepala tidak bersih terdapat terdapat ketombe , keadaan rambut merata. - Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran tyroid.

 b). Mata: -Inspeksi : mata tampak sedikit sayu, konjungtiva pucat, sklera putih , pupil isokor 27

 

-Palpasi : tidak ada edema dan nyeri tekan.

c). Hidung : -Inspeksi : bentuk simetris, secret tidak ada, mukosa hidung tidak merah. -Palpasi : tidak ada nyeri tekan , tidak ada benjolan.

d). Telinga - Inspeksi : bentuk simetris , tidak ada serumen , pendengaran baik. -Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.

e). Mulut - Inspeksi : keadaan gigi gigi kotor dan berlubang, mukosa bibir kering, tidak ada  pendarahan gusi. -Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.

f). Thorak Cor : -Inspeksi

: bentuk simetris.

-Palpasi

: teraba denyut jantung apeks (ictus cordis ) .

-Perkusi

: terdengar bunyi resonan.

-Auskultasi

: Bunyi jantung S2.

Pulmo : -Inspeksi

: pergerakan dada bersamaan , kanan dan kiri simetris.

-Palpasi

: tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pulmo simetris.

-Perkusi

: terdengar bunyi hipersonor.

-Auskultasi : terdengar suara wheezing. h). Abdomen - Inspeksi

: bentuk kembung, kulit kering.

- Auskultasi : bising usus. - Perkusi Perkusi

: tidak ada bunyi tympani. 28

 

- Palpasi

: ada nyeri tekan.

i). Ekstremitas - Inspeksi ekstremitas atas : terpasang infus pada tangan kiri , tidak ada plebitis. ekstremitas bawah : tidak ada fraktur, tidak ada edema. - Palpasi ekstremitas atas : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan. ekstremitas bawah : tidak ada benjolan.

555 555  j). Genitourinaria : - inspeksi : tidak ada distensi kandung kemih. k emih. - palpasi : tidak ada nyeri tekan.

29

555 555

 

E.  Pemeriksaan penunjangan

Pemeriksaan laboraturium Tanggal 13/4/2015

Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Keterangan

WBC

H 10.7

10 9/1  3.5

: 10.0

Meningkat

LYM%

21.6

% 15.0

: 50.0

Menurun

LYM

2.3

10 9/1  0.5

: 5.0

Menurun

MID

0.5

10 9/1  0.1

: 1.5

Menurun

MID%

4.1

% 2.0

: 15.0

Menurun

GRAN

7.9

10 9/1  11.2 : 8.0

Menurun

GRAM%

74.3

% 35.0

: 80.0

Menurun

RBC

L 3.00

1012/1 3.50 : 5.50

Menurun

HGB

L 8.3

9/d1

: 16.5

Menurun

HCT

L 23.9

% 35.0

: 55.0

Menurun

MCV

79.7

F1 75.0

: 100.0

Menurun

MCH

27.8

P9 25.0

: 35.0

Menurun

MCHC

34.9

9/d1 31.0

: 38.0

Menurun

RDW% RDWO

H 17.6 83.7

% 11.0 F1 30.0

: 16.0 :150.0

Meningkat Menurun

PLT

L 96

10 9/1 150

: 400

Menurun

MPV

10.2

F1 8.0

: 11.0

Menurun

PDW

13.5

F1 0.1

: 99.9

Menurun

PCT

0.09

% 0.01

: 9.99

Menurun

LPCR

29.6

% 0.1

: 99.9

Menurun

30

 

F.  Penatalaksanaan/ terapi medis

Tanggal 13/4/2015 CM : 1250 cc CK

: 400 cc

TD

: 110/80 , S = 36,3 , N = 82 , RR = 34

IVFD

12 tpm

Ranitidine

2 x 1 mg

Cepotaxime

3x1g

Digoxin

1, 025 mg

Vip albumin

3 x 1 caps

ISDN smg

kp

Laxadine syr

3 x 10 cc

Antasida syr

3 x 10 cc

Captopril

3 x 12,5 mg

Albumin fls

2 x seminggu

31

 

G.  Analisa Data

 NO TANGGAL

DATA

PENYEBAB

MASALAH

1.

DS :

Anemia

 Nutrisi

13 April 2015

-  klien mengatakan tidak  bisa

↓ 

dari

makan karena Adanya mual

mual

↓ 

-  klien

mengatakan  Nafsu

hanya

kurang kebutuhan

tubuh

makan

biasa menurun

menghabiskan ¼ porsi makanannya. -  klien mengatakan tidak  bisa BAB

DO : -  Klien tampak lemas -  BB : 44 kg -  Hb : 8,3 -  CM : 1250 cc -  CK : 400 cc -  IMT : 17,1 kg/m2 

2.

Gelisah

DS : -  klien mengatakan susah

↓ 

mengatakan

↓ 

gangguan

gelisah saat tidur

tidur

DO: -  Px tampak lemas , mata sedikit

tidur

Susah tidur

tidur -  klien

Gangguan

sayu

dan 32

pola

pola

 

konjungtiva pucat

3.

DS:

Perih

-  P : nyeri pada saat

di

bagian  Nyeri akut

abdomen ↓ 

makan -  Q : nyeri seperti perih

Agen cedera

-  R : abdomen

 biologis

-  S : skala nyeri 3(0-10) -  T :nyeri pasien dirasakan hilang timbul  pada saat makan DO: -  Px

tampak

meringis

saat makan

3.3 Diagnosa Keperawatan ( Berdasarkan Prioritas )

Dx KEPERAWATAN

TTD

Tanggal

 NO

TANGGAL

Dx

Muncul

1

13 April

Ketidakseimbangan

2015

kurang dari kebutuhan tubuh b.d

Teratasi nutrisi Masih

dalam

observasi

kurangnya asupan oral d.d mual ,lemas , makan habis ¼ porsi, BB sebelum sakit 45 kg setelah sakit 44 kg.

2

13 April

 Nyeri

2015

 biologis (penyakit)

akut

b.d

agen

cedera Masih observasi

33

dalam

 

3.4 Perencanaan

HARI

/  NO

TANGGAL Senin

Dx

13 1

April 2015

RENCANA KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Rasional

Setelah dilakukan Asuhan 1.  Observasi KU

1.  Untuk mengetahui

klien

Keperawatan selama 2 x 24

 jam diharapan nutrisi klien 2.  Observasi TTV terpenuhi

dengan

keadaan umum

klien

kriteria

klien

3.  Kaji intake nutrisi

hasil :

4.  Anjurkan

-  Mual -   Nafsu makan klien

klien

5.  Berikan

selingan

-  IMT 18,5 kg/m2 

minum

-  TD

1000 cc / hari

= 110/70  –  

TTV klien 3.  Untuk

tapi sering

mengetahui

sebanyak

6.  Ajarkan

120/80 mmHg

mengetahui

makan porsi kecil

meningkat -  KU klien baik

2.  Untuk

asupan makanan klien

klien 4.  Untuk

S = 36-37,5 0 C

mengenai

mengetahui

 N = 60  –  100  100 X/mnt

 pentingnya asupan

 peningkataan

R = 16  –  24  24 X/mnt 

nutrisi

atau penurunan

bagi

kesehatan

BB klien

 

 

7. Kolaborasikan 5. Untuk dengan ahli gizi menambahkan mengenai  pemberian

intake diet

nutrisi

klien

yang tepat 8.  Kolaborasikan terapi anti mual

6.  Untuk menambahkan  pengetahuan klien mengenai  pentingnya

34

 

nutrisi

bagi

kesehatannya 7.  Untuk memberikan diet yang tepat sesuai masalah yang

dialami

klien 8.  Untuk mengurangi mual

yang

dialami klien

2

Setelah dilakukan Asuhan

1.  Observasi KU

Keperawatan selama 2 x 24  jam diharapan nyeri pada

mengetahui

klien 2.  Observasi TTV 3.  Kaji jenis dan

dengan kriteria hasil : -   Nyeri berkurang

tingkat

-  Klien tampak tidak

respon verbal

meringis lagi -  Skala  berkurang

nyeri

 

nyeri

dari

3

TTV klien 3.  Untuk memantau nyeri pada

5.  Berikan

klien

klien

4.  Untuk

mengenai nyeri

mengalihka

yang

n perhatian

 berhubungan

klien

dengan

terhadap

 penyakitnya

nyeri

6.  Kolaborasikan 35

mengetahui

4. Ajarkan klien teknik relaksasi

edukasi

menjadi skala 1.

KU kilen 2.  Untuk

klien

klien hilang / berkurang

1.  Untuk

5.  Untuk

 

dengan Dokter

membantu

mengenai

klien

 pemberian

mengetahui

analgetik

nyeri 6.  Untuk mengurangi nyeri pada klien

36

 

3.5 Implementasi

HARI

/  NO JAM

TANGGAL DX Senin

13 1,2

TINDAKAN

RESPON KLIEN

KEPERAWATAN 08.00

DS : klien

Mengobservasi KU klien

mengatakan lemas

April 2015

dan mual

DO : klien tampak lemas , BB = 44 kg, IMT = 17,1 kg/m2 

1,2

08.30

Mengobservasi TTV klien

DS : px mengatakan lemas DO : TD =100/80  S = 36,9 0 C  N =70 X/ mnt R = 34 X/mnt

1

10.25

Mengkaji

kebiasaan

klien

makan DS : Klien mengatakan pola makan tidak teratur

DO : Klien tampak menghabiskan ¼  porsi makanan

37

TTD

 

1

12 . 00

Menganjurkan

klien

makan DS : klien

 porsi kecil tapi sering

mengatakan masih mual dan mengatakan nyeri di daerah abdomen

DO : klientampak menghabiskan  porsi

¼

makanannya

lembek, jenis lauk (daging, tahu,tempe)dan sup

1

12 . 15

Memberikan minum sebanyak

DS:klien

1000 cc/hari

mengatakan mampu minum

air

dua

gelas/hari

DO: klien tampak menghabiskan minum 2 gelas/ hari

2

13.00

Mengkaji tingkat nyeri respon verbal klien

DS : P: nyeri pada saat makan Q: nyeri seperti  perih R:

38

di

daerah

 

abdomen S: skala nyeri 3 T:

nyeri

dirasakan timbul

klien hilang

pada

saat

makan

DO: klien tampak lemas dan meringis

2

14.00

Ajarkan klien teknik relaksasi

DS

:

mengatakan

klien nyeri

sedikit berkurang

DO : klien dapat melakukan

teknik

relaksasi

1,2

17.00

Memberikan

KIE

tentang DS:

klien

mengatakan sedikit mengerti dengan

nutrisi dan nyeri

 penjelasan perawat

DO: klien tampak sedikit bingung

1

19.00

Mengkolaborasikan dengan ahli 39

DS:

klien

 

gizi

tentang pemberian diet

tinggi protein

mengatakan makanan

yang

diterima

kurang

enak

DO: klien tampak menghabiskan  porsi

¼

makanan

lembek, jenis lauk ( daging, tempe, tahu) dan sup

40

 

HARI/

 NO

TANGGAL

DX

Selasa

JAM

TINDAKAN

RESPON KLIEN

KEPERAWATAN

14 1 ,2 08 . 00

Mengobservasi KU klien

DS:

klien

mengatakan

April 2015

mual

sedikit

dan

nyeri

 berkurang

DO: klien tampak cukup baik ,BB = 44 kg,

IMT

=

17,1

kg/m2 

1,2

08.30

Mengobservasi

TTV DS : klien

 pada klien

mengatakan cukup  baik

DO : TD =100/80  S = 36,9 0 C  N =70 X/mnt R = 34 X/mnt

1

09.15

Memberikan

terapi DS:

injeksi Ranitidine 1 gr

mengatakan

Ondansen tron 1 gram

lebih baik

klien sedikit

DO : klien tampak tenang, obat masuk 41

TTD

 

alergi (-)

1

12 . 00

: Menganjurkan klien DS makan porsi kecil tapi mengatakan

klien masih

mual

sering

DO

:

tampak

menghabiskan  porsi

1/2

 

makanan

lembek , jenis lauk ( daging, tahu , tempe) dan sup

1

12 . 15

minum DS

Memberikan

sebanyak 1000 cc/hari

:

klien

mengatakan mampu menghabiskan

2

gelas air/hari

DO : klien tampak menghabiskan minum 2 gelas/hari

1

13 . 00

Mengobservasi KU klien

DS:klien mengatakan

masih

sedikit mual , nafsu makan meningkat 42

mulai

 

DO

:KU

klien

tampak cukup baik , BB= 44 kg , IMT = 2

17,1 kg/m   2

13.45

Mengkaji tingkat nyeri DS: respon verbal klien

P: nyeri pada saat makan Q:

nyeri

seperti

gatal/ nyut-nyut R:

di

daerah

abdomen S: skala nyeri 1 T:

nyeri

timbul

jarang dan

 berkurang

DO: klien tampak nyaman karena nyeri  berkurang

2

16.00

Mengkolaborasikan dengan  pemberian untuk

DS:

klien

Dokter mengatakan

nyeri

analgetik  berkurang

menghilangkan

nyeri

DO: klien tampak tidak meringis lagi

43

 

3.6 Evaluasi

 NO HARI TANGGAL 1

/  NO

JAM

EVALUASI

13. 15

S:

TTD

DX

Selasa 14 April 1 2015

-  Klien masih sedikit mual -  Klien

mengatakan

nafsu

makan mulai meningkat O: KU klien cukup baik BB = 44 kg IMT = 17,1 kg/m2  TD = 110/70 mmHg

N=

0

S = 36 , 4 C

X

R = 34 /mnt

A: -  Tujuan 1 teratasi sebagian klien masih sedikit mual -  Tujuan 2 teratasi sebagian klien

mengatakan

nafsu

makan mulai meningkat -  Tujuan 3 teratasi sebagian KU klien cukup baik -  Tujuan 4 tidak teratasi IMT = 17,1 -  Tujuan 5 teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi -  Kaji KU klien

 

-

44

Anjurkan klien makan porsi

 

kecil tapi sering -  Berikan

selingan

minum

sebanyak 1000 cc/hari -  Kolaborasikan

pemberian

terapi mual

2

2

16.35

S: P: nyeri pada saat makan Q: nyeri seperti gatal/ nyut-nyut R: di daerah abdomen S: skala nyeri 1 T:

nyeri

jarang

timbul

dan

 berkurang

O : klien tampak nyaman karena nyeri berkurang

A:

Tujuan

tercapai

,

masalah

teratasi

P: Pertahankan kondisi klien

45

 

BAB IV PEMBAHASAN KASUS Pada bab ini dibahas tentang asuhan keperawatan pada Ny.SP dengan diagnosa medis Anemia dan diagnosa keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya masukan oral. Adapun ruang lingkup dalam pembahasan ini adalah sesuai dengan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,  perencanaan (intervensi), pelaksanaan (implementasi), dan evaluasi. 4.1 Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995). 1995).   Proses pengkajian yang dilakukan pada Ny.SP dengan gangguan kebutuhan nutrisi di UGD RSUD Bangli dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan langsung ke Ny.SP. Pada tahap pengkajian terdapat riwayat keperawatan,  pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik. Pada riwayat keperawatan , klien Ny.SP terlalu fokus kepada pekerjaannya sebagai pedagang. Ny.SP terkadang lupa dengan asupan oral yang seimbang sehingga mengalami masalah terhadap terhadap gangguan kebutuhan nutri nutrisi si yang mengakibatkan anemia. Pada tahap pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan head to toe dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pada pemeriksaan diagnostik dilakukan pemeriksaan laboratorium tanggal 13/4/2015 menunjukkan WBC meningkat : H 10.7dengan nilai normal 10 9/1  3.5

: 10.0. Dari pengkajian pada teori sudah sesuai dengan

asuhan keperawatan. 4.2 Diagnosa

Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.

46

 

Diagnosa yang ada pada teori tidak semua terdapat pada klien, diagnosa yang ada  pada

teori

yaitu

ketidaksembangan

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh,

ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh dan risiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh. Dari ketiga diagnosa tersebut, satu diantaranya terdapat pada klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya asupan oral. Tetapi kenyataan di lapangan yang terdapat di analisa data terdapat 2 diagnosa lain yang muncul yaitu gangguan pola tidur dan nyeri akut b.d agen cedera biologis (penyakit). Alasan munculnya 1 diagnosa di kasus yang sesuai teori yaitu ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh b.d

kurangnya asupan oral

karena klien mengeluh tidak bisa makan karena mual mual , nafsu makan menurun, hanya  biasa menghabiskan ¼ porsi makanannya dan mengatakan tidak bisa BAB dan dari analisa data inilah yang memperkuat munculnya diagnosa tersebut. Setelah diagnosa atau masalah keperawatan ditegakkan selanjutnya dilakukan pembuatan rencana tindakan dan kriteria hasil untuk mengatasi masalah keperawatan yang ada pada klien.

4.3 Perencanaan

Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan  pemecahan masalah ( Kozier et al.1995). Perencanaan yang disusun pada kasus disesuaikan dengan tingkat perubahan patologis yang terjadi pada klien. Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul dikelompokkan, dianalisis dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien. Setelah masalah ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan. Tujuan bisa ditetapkan dalam jangka panjang atau jangka  pendek, harus jelas, dapat diukur dan realitis. Dijelaskan dalam bentuk perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang disusun  berdasarkan rencana keperawatan. Pada penyusunan kriteria hasil h asil penulis menyesuaikan dengan waktu pemberian keperawatan yang dilakukan penulis yaitu selama 2 x 24 jam.

47

 

Penekanan di tujukkan pada masalah ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh karena masalah tersebut dapat membuat klien mual muntah, pusing , lemas , pucat , nyeri dan mengancam keselamatan klien. Tanpa mengabaikan masalah lain yang ada  pada klien, perencanaan lebih disusun sedemikian rupa agar dapat mengatasi masalah yang ada pada klien. 4.4 Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh  perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihad dihadapi api kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Implementasi dilakukan berdasarkan  perencanaan

yang

telah

disusun

diantaranya

:

mengobservasi

mengobservasi TTV klien , mengkaji nyeri pada klien, menganjurkan klien makan

KU

klien,

mengkaji intake nutrisi, nutrisi,

porsi kecil tapi sering ,memberikan selingan minum

sebanyak 1000 cc / hari, mengajarkan klien mengenai pentingnya asupan nutrisi bagi kesehatan,mengajarkan klien teknik relaksasi, memberikan klien edukasi mengenai nyeri yang berhubungan dengan penyakitnya, mengkolaborasikan dengan Dokter mengenai pemberian analgetik, mengkolaborasikan dengan ahli gizi mengenai  pemberian diet yang tepat dan mengkolaborasikan terapi anti mual pada diagnosa. 4.5 Evaluasi

Menurut Craven dan Hirnle (2000) evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil. Pada evaluasi terdapat 1 yang tidak teratasi pada diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  b.d kurangnya asupan oral dan pada diagnosa nyeri akut b.d agen cedera biologis (penyakit) teratasi.

48

 

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

 Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang dapat menghasilkan energi dan tenaga. Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit ( Wartonah, 2006 ) termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan bahan penting dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit. Dalam asuhan keperawatan pada Ny.SP dengan gangguan kebutuhan nutrisi yang di lakukan pada tanggal 13 April 2015 di Ruang Cempaka RSUD Bangli memunculkan diagnosa keperawatan antara lain : 1.  Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh b.d

kurangnya

asupan oral. 2.   Nyeri akut b.d agen cedera biologis (penyakit). Kedua diagnosa diatas berhubungan dengan penyakit anemia. 5.2 Saran

Setiap individu harus menjaga keseimbangan kebutuhan nutrisi. Upaya yang harus dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu agar tidak terserang penyakit akibat imun tubuh yang menurun. Selain itu, perawat perlu berupaya membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi klien sesuai dengan dengan prosedur yang benar sehingga perawat harus mempunyai, kopetensi yang baik terkait dengan kebutuhan nutrisi sehingga  pelayanan terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan benar. 49

 

DAFTAR PUSTAKA

 NANDA.2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika. https://riezkhyamalia.wordpress.com/2013/10/20/makalah-pemenuhan-kebutuhan-nutrisi/ Potter, Perry. 2010. Fundamental 2010. Fundamental Keperawatan. Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Potter, Patricia A. 2005. Buku 2005.  Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik . Jakarta: EGC http://cantikmegawati.blogspot.com/2014/02/sistem-digestivusproses-pencernaan.html Impletzer,Suzane C. Bare, Pironda G.2002. Keperawatan G.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC

50

 

51

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF