Continuity of Care

December 23, 2019 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Continuity of Care...

Description

MODEL PRAKTIK KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE

Tugas Individu Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Semester I Mata Kuliah Konsep Kebidanan yang diampu oleh Ibu Triwik Sri Mulati, M.Mid

Disusun Oleh : Melisa Putri Rahmadhena

P 27224011 013

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memnuhi tugas semester I mata kuliah Konsep Kebidanan dan menambah pengetahuan kepada pembaca. Makalah ini berisi tentang model paraktik kebidanan khususnya Continuity Of Care dalam hal Antenatal Care. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Penyusun

BAB I TEORI

Continuity of Care Februari 2007, College Australia Bidan berpendapat bahwa adalah hak setiap wanita hamil memiliki akses ke kesinambungan perawatan oleh bidan yang dikenal mulai dari kehamilan, persalinan dan periode pasca kelahiran awal. Bidan adalah penyedia layanan utama yang paling tepat bagi ibu dan bayi baru lahir yang sehat dan mampu merujuk untuk perawatan medis spesialis jika diperlukan.

Definisi: Kontinuitas perawatan kebidanan berarti seorang wanita mampu mengembangkan hubungan dengan bidan untuk bekerja dalam kemitraan untuk penyediaan perawatannya selama kehamilan, kelahiran tenaga kerja dan periode postnatal. Meskipun ada banyak cara dimana perawatan kebidanan dapat diatur, bidan dapat berfungsi mandiri sebagai penyedia layanan kesehatan primer, dan melakukannya dengan tujuan untuk personalisasi (individualising) peduli setiap wanita, memberikan arahan kepada para profesional kesehatan lainnya jika diperlukan. Model pelayanan kebidanan group praktek dan tim memberikan kontinuitas perawatan harus bertujuan untuk memberi perempuan dengan akses ke bidan utama mereka untuk sebagian besar perawatan mereka.

Alasan:

Kontinuitas

perawatan

diketahui

untuk

mengurangi

kebutuhan

menghilangkan rasa sakit farmakologi di tingkat kelahiran kerja dan bedah

(keduanya kelahiran vagina dan operasi caesar) serta meningkatkan tingkat menyusui dan kepuasan ibu.

Definisi perawatan bidan yang berkesinambungan dinyatakan dalam : "... bidan diakui sebagai seorang profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel yang bekerja dalam kemitraan dengan wanita selama kehamilan, persalinan dan periode postpartum dan untuk melakukan kelahiran merupakan tanggungjawab bidan dan untuk memberikan perawatan pada bayi baru lahir..." (definisi ICM tahun 2005)

Perawatan berkesinambungan adalah strategi kesehatan yang efektif primer memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang kesehatan mereka dan perawatan kesehatan mereka. Bidan yang memenuhi syarat untuk bekerja di model kesinambungan perawatan dalam berbagai pengaturan, termasuk rumah sakit umum dan swasta, layanan masyarakat, pelayanan kesehatan pedesaan dan daerah terpencil dan praktek swasta.

Continuity of Care Kontinuitas pelayanan kebidanan dicapai ketika hubungan berkembang dari waktu ke waktu antara seorang wanita dan sekelompok kecil tidak lebih dari empat bidan: a. Pelayanan Kebidanan harus disediakan oleh kelompok kecil yang sama sebagai

pengasuh dari awal pelayanan (idealnya, pada awal kehamilan), selama semua

trimester, kelahiran dan enam minggu pertama pasca bersalin. Praktek kebidanan harus memastikan ada 24-jam pada ketersediaan panggilan dari salah satu kelompok bidan diketahui oleh wanita. b. Sebuah filosofi yang konsisten perawatan dan pendekatan yang terkoordinasi

untuk praktek klinis harus dipelihara oleh pengasuh bekerja bersama, difasilitasi oleh reguler pertemuan dan peer review. Salah satu kelompok bidan akan diidentifikasi sebagai kesehatan profesional bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan perawatan dan mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab jika dia bukan pada call c. Bidan kedua harus diidentifikasi sebagai bidan yang akan mengambil alih

peran ini jika bidan pertama tidak tersedia. Praktek harus memungkinkan kesempatan bagi perempuan untuk bertemu bidan lain tepat untuk mengakomodasi keadaan ketika mereka mungkin terlibat dalam perawatan. Bidan mengkoordinasikan perawatan wanita dan bidan kedua harus membuat komitmen waktu yang diperlukan untuk mengembangkan hubungan saling percaya dengan wanita selama kehamilan, untuk bisa memberikan yang aman, perawatan individual, sepenuhnya mendorong kaum wanita selama persalinan dan kelahiran dan untuk menyediakan perawatan yang komprehensif untuk ibu dan bayi baru lahir selama periode postpartum. d. Para bidan diidentifikasi sebagai bidan pertama dan kedua biasanya akan

bertanggung jawab untuk menyediakan sebagian besar perawatan prenatal dan postnatal, dan untuk menghadiri kelahiran, dibantu :

1. Standar untuk kesinambungan pelayanan tidak membatasi jumlah bidan

yang dapat bekerja bersama dalam praktek. 2. Bidan dari praktek-praktek yang berbeda kadang-kadang dapat berbagi

pengasuhan klien 3. Hal ini konsisten dengan Indikasi Wajib Diskusi, Konsultasi dan Transfer Care.

Page 1 of 2 College of Bidan Ontario Kontinuitas Perawatan / Januari 1994 Kesinambungan perawatan' Istilah dapat merujuk kepada salah satu situasi berikut: a. Wanita melihat penyedia layanan yang sama di berbagai tahap kehamilan, intrapartum dan seusai lahir. b. Perempuan memiliki satu-ke-satu perawatan dari seorang praktisi tunggal selama kehamilan dan persalinan. c. Perempuan dirawat oleh sejumlah kecil penyedia layanan bekerja bersama sebagai sebuah tim dengan filosofi bersama dan pedoman untuk latihan.

Perawatan Kebidanan ini mengacu pada model di mana bidan memberikan perawatan semua atau sebagian antenatal. Ini memungkinkan penekanan pada perawatan berkesinambungan. Kebidanan dipimpin model perawatan termasuk klinik bidan, kebidanan dan perawatan kelahiran tim pusat. 'Standar atau perawatan konvensional' mengacu pada rumah sakit klinik antenatal di mana perempuan melihat dokter atau bidan yang tersedia pada saat pengangkatannya.

Para dokter dan bidan mungkin dalam pelatihan. Perempuan mungkin melihat penyedia layanan yang sama setiap kunjungan jika rumah sakit tertentu beroperasi dengan cara ini. Demikian juga, perempuan dapat dialokasikan untuk unit tertentu atau tim. (3centres.com.au/guidelines/models-of-antenatal-care/)

Continuity of Care : a.

Diselenggarakan oleh sekelompok bidan dengan standard praktik yang sama filosofi dan proses pelayanannya adalah partneship dengan perempuan

b.

Setiap bidan mempunyai komitmen sebagai berikut : 1.

Mengembangkan hubungan yang baik dengan pasien sejak hamil

2.

Mampu memberikan pealyanan yang aman secara individu

3.

Memberikan dukungan pada pasien dalam persalinan

4.

Memberikan perawatan yang komprehensif kepada ibu dan bayi

(www.fk.unair.ac.id/pptfiles/MODEL%20PRAKTEK%20BIDAN.ppt)

TENAGA PROFESSIONAL ASUHAN KEHAMILAN 1. Bidan/ midwives 2. Dokter umum 3. SPOG/ dokter spesialis obstetric dan ginekology 4. Team/ antara dokter dan bidan

TIPE PELAYANAN ASUHAN KEHAMILAN 1. Independent Midwive/ BPS Center pelayanan kebidanan berada pada bidan. Ruang lingkup dan wewenang asuhan sesuai dengan kepmenkes 900/ 2002. Dimana bidan memberikan asuhan kebidanan secara normal dan asuhan kebidanan “bisa diberikan” dalam wewenang dan batas yang jelas. Sistem rujukan dilakukan apabila ditemukan komplikasi atau resiko tinggi kehamilan. Rujukan ditujukan pada sistem pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. 2. Obstetrician and Gynecological Care Center pelayanan kebidanan berada pada SPOG. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi. Rujukuan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi dan mempunyai kelengkapan sesuai dengan yang diharapkan. 3. Public Health Center/ Puskemas Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan dokter umum. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi sesuai dengan pelayanan yang tersedia. Rujukan dilakukan pada system yang lebih tinggi. 4. Hospital Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang disesuaikan dengan pelayanan kebidanan yang tersedia. Rujukan ditujukan pada rumah sakit yang lebih tinggi tipenya.

5. Rumah Bersalin Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG sebagai konsultant. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang disesuaikan dengan pelayanan yang tersedia. Rujukan ditujukan pada system pelayanan yang lebih tinggi.

Konsep dasar asuhan kehamilan Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value yang dimiliki yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang/kelompok (Pearson & Vaughan, 1986 cit. Bryar, 1995:17). Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu. 1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya. 2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of

care). Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab

dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan (Enkin, 2000). 3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family

centered). Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. (Lowdermilk, Perry, Bobak, 2000). Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanannya. 4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh

pengetahuan/pengalaman

yang

berhubungan

dengan

kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar.

Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan.

PRINSIP-PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN 1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice). 2. Pemberdayaan. Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan harus memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu. Hindarkan sikap negatif dan banyak mengkritik. 3. Otonomi. Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi yang akurat tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu keputusan tentang apa

yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan ibu/keluarga. 4. Tidak membahayakan Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah. 5. Tanggung jawab Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa, dan pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan. Asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan.

TUJUAN ASUHAN KEHAMILAN Tujuan utama ANC adalah menurunakn/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah : 1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu & perkembangan bayi yang normal. 2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.

3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.

HAK-HAK IBU DALAM LAYANAN ANC Hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2002), yaitu : 1. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya). 2. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap sistem pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya. 3. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya. 4. Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur. 5. Menerima layanan senyaman mungkin. 6. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.

PERAN

DAN

TANGGUNG

JAWAB

BIDAN

DALAM

ASUHAN

KEHAMILAN 1. Peran dan tanggungjawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan adalah: 2. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi

3. Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric 4. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi. 5. Membantu mempersiapkan ibu untuk memnyususi bayi, melalui masa nifas yang normal serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan social. (http://www.gocb.co.cc/2010/08/konsep-dasar-asuhan-kehamilan.html)

BAB II

CONTOH IMPLEMENTASI

Pelayanan kebidanan di Bidan Praktek Swasta Catur Eni yang memberikan pelayanan kebidanan seperti : asuhan ibu hamil, persalinan, pasca persalinan, dan KB. Pelayanan kebidanan di BPS tersebut diberikan oleh lebih dari 1 bidan dalam satu team kecil. Contohnya ada 3 bidan di BPS tersebut. Satu bidan berperan sebagai bidan pertama, yaitu Bidan Catur. Sedangkan dua bidan berperan sebagai bidan pengganti ketika bidan pertama tidak pada call yaitu bidan Melisa dan Bidan Karlinda. Ibu hamil memeriksakan dirinya dan bayinya dimulai dari awal kehamilannya. Pada saat itu ibu hamil diperkenalkan kepada bidan – bidan yang bertugas di BPS tersebut, khusunya Bidan Catur akan menjelaskan pada ibu bahwa ketika Bidan Catur tidak di tempat, maka tugas dan perannya akan digantikan oleh 2 bidan lainnya sehingga walaupun ibu hamil tidak bertemu dengan bidan Catur, ibu hamil tetap harus memeriksakan kehamilannya. Dalam hal ini Bidan Catur akan selalu beridiskusi dengan kedua bidan lain untuk memantau keadaan ibu hamil, tentunya berpedoman pada dokumentasi yang ada dan di dokumentasikan dengan baik. Namun ibu hamil memilih ketika bersalin, ibu hamil ingin didampingi oleh Bidan Catur.

BAB III PEMBAHASAN

Pada kasus diatas, team bidan akan memberikan pelayanan pada ibu hamil secara berkesinambungan, yaitu mulai dari kehamilan awal, selama semua trimester, persalinan, sampai pasca persalinan. Hal ini sangat memungkinkan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan dari bidan seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sehingga perkembangan kondisinya setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan. Bidan berperan dan bertanggungjawab dalam memberikan asuhan kehamilan seperti membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi, mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric, meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi. Selain itu, yang berperan penting dalam asuhan yang berkesinambungan ini, adalah sistem dokumentasi yang baik karena akan dipergunakan sebagai bahan diskusi antar anggota team untuk memantau kesehatan ibu hamil.

Bidan pertama bertanggung jawab untuk menyediakan sebagian besar perawatan prenatal dan postnatal, dan untuk menghadiri kelahiran. Karena permintaan ibu ketika bersalin didampingi oleh bidan pertama, maka bidan pertama berkomitmen untuk mendampingi persalinannya selain dengan bidan yang lain. Dan selanjutnya team bidan akan memberikan asuhan pasca persalinan serta perawatan pada bayi. Pada pelayanan berkesinambungan ini ibu akan merasa lebih nyaman dan lebih percaya karena ibu di rawat oleh bidan yang sudah ia kenali sehingga ia akan lebih terbuka untuk mengungkapkan keluhan – keluhan yang ia rasakan sehingga memudahkan bidan untuk memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya demi kesehatan ibu.

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan Model Praktik Continuity Of Care bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan secara berkesinambungan kepada ibu selama kehamilan awal, semua trimester, persalinan, dan pasca persalinan. Dapat dilakukan oleh bidan tunggal ataupun bidan dalam satu team kecil. Sangat memungkinkan bagi ibu untuk merasa lebih nyaman karena perawatan diberikan oleh bidan yang sudah dikenal oleh ibu sehingga ibu akan lebih terbuka menyampaikan keluhan yang ada atau bertanya tentang kesehatannya. Hal ini memudahkan bidan / team bidan untuk memberikan pelayanan kepada ibu hamil dengan sangat baik sehingga tercapailah tujuan pelayanan kebidanan yang aman sehingga mengurangi angka morbiditas dan mortalitas ibu.

DAFTAR PUSTAKA

(3centres.com.au/guidelines/models-of-antenatal-care/)

diunduh

tanggal

28

Maret 2011 Jam 10.00

(www.fk.unair.ac.id/pptfiles/MODEL%20PRAKTEK%20BIDAN.ppt) diunduh tanggal 28 Maret 2011 Jam 11.00

(http://www.gocb.co.cc/2010/08/konsep-dasar-asuhan-kehamilan.html) tanggl 28 Maret 2011 Jam 11.30

diunduh

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF