Coach K a Matter of the Heart
April 13, 2018 | Author: ArifaniRakhmaPutri | Category: N/A
Short Description
analisa kasus Coach K " A matter of the heart...
Description
Organizational Behavior Organizational Conflict and Effective Communication
Coach K: A Matter of the Heart
Oleh: Kelompok 2
Arifani Rakhma Putri Anisa Nurpratiwi Juntrung M. Anggoro Nofri Hermanto Tri Agustaria
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017
Background Mike Krzyzewski atau yang biasa disebut Coach K ialah seorang pelatih basket Duke University, luluan dari West Point pada tahun 1969 dan bertugas menjadi letnan dua di militer. Sejak kehadiran Coach K pada tahun 1980 tim basket Duke University berhasil memperoleh kemenangan diberbagai turnamen basket. Tidak hanya itu
Coach K juga berhasil memperoleh penghargaan sebagai majalah Time dan CNN.
America’s Best Coach
dari
Coach K mengawali karirnya sebagai pemain basket di Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army – West Point) dimana menjadi asisten pelatih di Klub Indiana University bersama Coach Knight. Kemudian, Coach K menjadi kepala pelatih di US Army direkomendasikan oleh Knight. Selanjutnya, berdasarkan rekomendasi dari Coach Knight juga, ia menjadi kepala pelatih di Duke University. Saat Coach K memperoleh kemenangannya yang ke 700, ia menunjukkan apresiasi yang besar pada mentornya yaitu Bob Knight.
Coach K memiliki filosofi dalam melatih tim basketnya. Ia memberikan motivasi agar masing-masing individu dalam tim diperlukan untuk berusaha yang terbaik diawali dari dirinya sendiri dikarenakan apabila usaha terbaik untuk diri sendiri telah dilakukan maka secara langsung akan berpengaruh terhadap tim basket dan juga Duke University. “We have only one rule here: Don’t do anything that’s detrimental to yourself. Because if it’s detrimental to you, it’ll detrimental to our program and to Duke University.”
Coach K juga ingin menjadi seorang leader yang ongoing, adjustable, flexible, and dynamic bukan seorang manager atau diktator. Coach K menerapkan kedisiplinan dengan cara memberikan drill, skill, berlatih, analisis dari latihan tersebut, menyusun strategi sampai menonton film permainan basket. Selain itu, Coach K menyelesaikan tugas dengan cara yang efektif. Dia memiliki gaya yang kreatif dan tidak lazim , dia dapat menyelesaikan masalah yang mengganggu secara cepat dikarenakan kepeduliannya terhadap pemain pada tim basket tersebut dengan menunjukkan sikapnya yang dapat membujuk Shane Battier dan Jason Williams.
Coach K jarang menggunakan peluit pada saat melatih, sebisa mungkin ia berkomunikasi eye-to-eye agar dapat memperhatikan emosi, tingkat kepercayaan diri dan membangun trust dari para pemain basket tersebut. Prinsip ini dilakukan agar para pemain juga dapat mengenali emosi dari Coach K, itu sebabnya saat permainan akan dimulai ia akan mengatakan motivasi: “We’re going to be great tonight.”
Hubungan antara Coach K dan para pemain basket Duke University sangat erat seperti keluarga. Ia bahkan rela menjenguk Hurley --pemain basket yang telah lulus, saat Hurley mengalami kecelakaan. Bahkan mantan pemain basket Duke University mengatakan hubungan dengan Coach K layaknya seorang orang tua yang selalu memberikan nasihat. Coach K berpendapat walaupun para pemain telah lulus kuliah mereka harus tetap menjaga hubungan. Coach K tidak ingin ketakutan menjadi motivasi para pemain basket. Ia berorientasi pada kasih sayang sebagai motivasi pemain basket tersebut. Setelah memperoleh banyak kesuksesan dalam melatih basket di Duke University, Los Angeles Lakers menawarkan tawaran kontrak selama 5 tahun senilai USD 40 juta. Coach K melakukan review atas tawaran tersebut. Bagaimana keputusan dari Coach K atas tawaran tersebut? Analysis Dalam perjalanan karir Coach K dapat disimpulkan terdapat 6 komponen kepemimpinan termasuk: The nature of leadership; Trait and skills; Participative leadership; Power and influence effective leadership behavior; dan Charismatic leadership.
Pemimpin dapat melakukan influence dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: Memilih objektif dan strategi; Kepercayaan dan kooperasi satu sama lain; Aktivitas organisasi yang mendukung; Alokasi dari sumber daya yang dimiliki; Membangun kemampuan dan kepercayaan anggota kelompok;
Belajar dan membagi pengetahuan baru; Meningkatkan support; Desain struktut formal; Membagi belief dan values dari tim.
Berdasarkan uraian kasus Coach K dapat diketahui ia melibatkan perasaan emosional dalam kepemimpinannya, dengan demikian ia dapat disebut sebagai leader bukan hanya sekedar manager. Ia tidak ingin menjadi manager. Indikator kepemimpinan yang efektif dari Coach K ialah high group performance, improved group processes , follower satisfaction and career success of the leader. Keberhasilan kepemimpinan yang dilakukan oleh Coach K dapat dilihat dari pencapaian tim basket tersebut.
Adapun teori kepemimpinan yang diterapkan oleh Coach K merujuk pada beberapa variabel seperti: karakter, follower dan situasi. Karakter dari Coach K dapat meliputi tujuan, nilai, integritas, hubungan, komitmen dan tipe dari organisasi tersebut. Hal tersebut juga didukung traits dan skills dari seorang pemimpin tersebut.
Traits merupakan perpaduan atribut individu termasuk aspek personalitas, tempramen, kebutuhan, motivasi dan nilai. Sedangkan skills ialah suatu kemampuan untuk melakukan sesuatu bidang secara efektif. Coach K juga dapat menunjukan kepercayaan, pengetahuan, kasih sayang, integritas dan keyakinan. Ia selalu menjunjung kepercayaan hal tersebut dibuktikan bahwa hubungan antara Coach K dengan para pemain basket yang telah lulus masih sangat terjaga baik. Saat Coach K menjenguk Hurley dapat terlihat bahwa ia sangat antusias dalam menjaga hubungan baik dan long lasting. Dalam memotivasi tim, Coach K menunjukan bahwa keyakinan atas kesuksesan dan kemampuan tim akan meningkatkan kepercayaan diri para pemain basket. Selain itu, ia menerapkan participative leadership dimana ia melibatkan tim dalam mengambil suatu keputusan. Apabila dilihat dari suatu struktur organisasi, Coach K memiliki authority sehingga berwenang dalam menentukan reward dan punishment. Namun, atas power yang dimiliki Coach K ia tetap menunjukkan respect terhadap para pemain basket. Ia tidak berlaku semena-mena, justru ia menjadi orang yang sangat perhatian. Dalam menerapakan kepemimpinan yang efektif Coach K menerapkan 3 kategori sebagai berikut: Task behaviors: mencapai penyelesaian tugas dengan cara yang efektif. Ia memiliki kreatifitas dan prinsip yang unorthodox. Sehingga ia dapat menyelesaikan masalah tanpa mengganggu lingkungan organisasi tersebut. Saat ia mengetahui terdapat permasalahan antara dua pemain, ia menyelesaikan masalah dengan pertanyaan yang simple dan berimplikasi penyelesaian dari masalah tersebut. Dengan melakukan hal tersebut ia dapat dipercaya untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang mungkin akan terjadi dikemudian hari. Relation behaviors: Coach K membangun mutual trust dan hubungan baik antara subordinated dan organisasi termasuk supporting, developing dan recognizing. Ia dikenal sebagai pelatih yang pandai membangun hubungan yang baik dengan para pemain basket sehingga timbul kebersamaan dan menjadikan tim tersebut seperti keluarga. Ia menumbuhkan rasa menghargai, kasih sayang, pengertian antar pemain. Ia menunjukkan betapa ia sangat mengasihi timnya. Dengan hal-hal tersebut ia percaya akan memaksimalkan potensi yang ada. Change oriented behaviors: ia paham akan adanya perubahan dalam suatu organisasi dan dapat beradaptasi untuk kemudian diimplementasikan. Ia
telah mengerti kehidupan militer dan kemudian dapat beradaptasi saat tidak berada dalam lingkungan militer.
Coach K dapat dikategorikan sebagai pemimpin yang karismatik. Saat ia telah naik jabatan sebagai head of Duke, ia tetap menjalankan passion melatih basket. Ia memiliki track record yang baik dalam menjalin hubungan emosional yang baik dengan para pemain basket. Body language (eye to eye) dari Coach K kepada para pemain basket secara personal juga menunjukkan betapa ia pelatih yang tulus. Bahkan ia menunjukkan self sacrifice kepada para pemain basket yang terdesak dalam urusan pribadi. Lesson Learned Setelah Coach K melakukan review atas tawaran kontrak selama 5 tahun senilai USD 40 juta dengan Klub Los Angeles Lakers, ia memutuskan untuk tetap melatih di Duke University. Ia beranggapan melatih di Duke University selama 25 tahun telah membuat Coach K menyadari bahwa ia telah menemukan pencapaian untuk melatih dari hati dan Duke University merupakan tempat Coach K dapat bekerja sepenuh hati.
View more...
Comments