CJR Penulisan Etnografi

October 14, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download CJR Penulisan Etnografi...

Description

 

CRITICAL JOURNAL REVIEW MK. PENULISAN ETNOGRAFI PRODI S1 FIS - UNIMED

Skor Nilai:

BUDAYA KOMUNIKASI MASYARAKAT MAYA (CYBER) : SUATU PROSES INTERAKSI SIMBOLIK Rohayati, 2017 DISUSUN OLEH :

MIRA NANDITA NAINGGOLAN 3173122025

DOSEN PENGAMPU PENGAMPU

: Dr. ROSRAMADHANA, S.Pd.,M.Si.

KELAS

: B -REGULER PENDIDIKAN ANTROPOLOGI 2017

MATA KULIAH

: PENULISAN ETNOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN OKTOBER 2019

1

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review pada mata kuliah  penulisan etnografi tepat waktu. Atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Rosramadhana, S.Pd.,M.Si. sebagai dosen pengampu mata kuliah Penulisan Etnografi. Dalam penulisan laporan CJR ini, pasti masih banyak kesalahan yang dapat dilihat oleh pembaca maupun dosen pengampu mata kuliah, oleh karna itu saya sa ya memerlukan pendapat serta kritik mengenai laporan saya saya ini sehingga kedepannya kedepannya saya dapat memperbaikinya, dan  juga dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami mahasiswa sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Amin.

Medan, 08 Oktober 2019

Penyusun

2

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR PENGANTAR ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ 2 DAFTAR ISI ......................................................................................... ........................................................................................................................................... .................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ................................................................................. ....................................................................................................................... ......................................4 4 1.1 Rasionalisasi Rasionalisasi Pentingnya CJR ................................................................................ ........................................................................................................... ...........................4 4 1.2 Tujuan Penulisan CJR ............................................................................................ ....................................................................................................................... ...........................4 4 1.3 Manfaat CJR ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... 4 1.4 Identitas Jurnal ............................................................................................ .................................................................................................................................. ......................................4 4 BAB II RINGKASAN ISI JURNAL ………………………………………………………………..…6 ………………………………………………………………..…6 2.1 Ringkasan Jurnal Utama …………………………………………………………………………...6 …………………………………………………………………………...6 2.2 Ringkasan Jurnal Pemband Pembanding ing …………………………………………………………………... .11 BAB III PEMBAHASAN PEMBAHASAN ISI JURNAL............................................................................................... ............................................................................................... 13 13 3.1 Pembahasan Pembahasan Jurnal ........................................................................... .......................................................................................................................... ............................................... 13 3.2 Kelebihan dan Kekurangan Kekurangan Jurnal ........................................ .................................................................................................. .......................................................... 14 BAB IV PENUTUP .................... .......................................................................................... .......................................................................................................... .................................... 15 4.1 Kesimpulan ............................................................... ..................................................................................................................................... ...................................................................... 15 4.2 Rekomendasi Rekomendasi ..................................................................................................................... ................................................................................................................................... .............. 15 DAFTAR PUSTAKA ..................................................... ........................................................................................................................ ...................................................................... ... 16

3

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR Sering kali kita bingung memilih jurnal referensi untuk kita baca dan dipahami,

terkadang kita memilih satu jurnal, namun kurang memuasakan hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan. Oleh karena itu penulis membuat critical journal review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih jurnal referensi. 1.2 Tujuan Penulisan CJR

  Untuk memenuhi tugas mata kuliah penulisan etnografi. 



  Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal yang dikritik.  



  Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari infornasi yang di berikan oleh setiap materi



yang ada dalam sebuah jurnal.  1.3 Manfaat CJR

  Agar pembaca maupun penulis tanggap terhadap hal –  hal –  hal  hal penting yang ada didalam jurnal.



  Untuk memahami materi didalam jurnal.



  Melatih kemampuan penulis dalam mengkritik sebuah jurnal dan membandingkannya



dengan jurnal yang lain. 1.4 Identitas Jurnal

  Identitas Jurnal Utama



1.  Judul Artikel

: Budaya Komunikasi Masyarakat Maya (cyber) : Suatu Proses Interaksi

Simbolik 2.   Nama Jurnal

: Sosial Budaya

3.  Edisi Terbit

: 2017

4.  Pengarang Artikel

: Rohayati

5.  Penerbit

: Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Suska Riau

6.  Kota Terbit

: Pekanbaru

7.   Nomor ISSN

: 2407-1684

8.  Alamat Situs

:-

9.  Volume jurnal

: vol. 14, No. 2

4

 

  Identitas Jurnal Pembanding



1.  Judul Artikel

: Budaya Manusia Digital

2.   Nama Jurnal

: Jurnal Ranah

3.  Edisi Terbit

: 2012

4.  Pengarang Artikel

: Rio Heykhal Belvage

5.  Penerbit

: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

6.  Kota Terbit

: Yogyakarta

7.   Nomor ISSN

: 1320-4127

8.  Alamat Situs

:-

9.  Volume jurnal

: vol. 2, No. 1

5

 

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL 2.1 Ringkasan Jurnal Utama a.  Pendahuluan

Cara manusia berkomunikasi mengalami perkembangan yang signigikan dari masa ke masa, hal ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi dan ketersediaan alat penghubung dalam proses komunikasi yang dijalani sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Sebagai makhluk Tuhan yang memiliki kelebihan dibandingkan makhluk lain. Komunikasi merupakan keniscayaan dalam hidup bermasyarakat. Tidak ada manusia yang tidak berkomunikasi, walaupun terkadang proses komunikasi terjadi tanpa disadari. Hal ini senada dengan  pernyataan Dr. Everett Kleinjan sebagaimana dikutip oleh Hafied Cangara (2005) yang mengatakan bahwa komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti hal nya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup ia perlu berkomunikasi. Sifat manusia untuk menyampaikan keinginanya dan untuk mengetahui hasrat orang lain merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui simbol simbol isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap simbolsimbol itu dalam bentuk bahasa verbal verbal..  Simbol dalam komunikasi digunakan untuk menyampaikan pesan sehingga tercipta kesamaan makna dari simbol itu antara pengirim dan  penerima. Interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide individu dalam pertukaran simbolsimbol yang diberi makna. Dalam hal ini, perilaku manusia harus dilihat dari proses yang memungkinkan untuk mengatur dan memaknai pesan kemudian membentuk ekspektasi tersendiri terhadap penilaian orang lain. Proses penyampaian pesan dipengaruhi oleh stimulus dan respon ( feed back ) yang diterima oleh komunikator. Efektifitas pesan ditentukan pada bagaimana cara pesan disampaikan, saat ini model penyampaian pesan mengalami perubahaan seiring dengan  perkembangan tekonologi komunikasi. Jika sebelumnya manusia berkomunikasi dengan metode konvensional ( face  face to face), face), kini dengan bantuan teknologi manusia mampu  berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Penggunaan teknologi komunikasi menjadi sangat

penting

ketika

manusia

hanya

perlu

mengirimkan

simbol-simbol

untuk

menyampaikan pesan. Masyarakat cyber  sebagai   sebagai sebuah produk sosial dari perkembangan teknologi komunikasi menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan. Menurut teori interaksi simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya adalah interakasi manusia yang

6

 

menggunakan simbol-simbol. Kajian teori isnteraksi simbolik tertarik pada cara manusia menggunakan simbol yang merepresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk  berkomunikasi dengan sesamanya, juga pengaruh yang ditimbulkan dari penafsiran simbolsimbol tersebut terhadap perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial (Artur, 2014). b.  Deskripsi isi Kajian tentang Budaya

Kebudayaan (culture) adalah produk dari seluruh rangkaian proses sosial yang dijalankan oleh manusia dan masyarakat dengan segala aktivitasnya. Budaya tidak terlepas dari proses sosial yang berkembang di masyarakat. Little John J ohn (2002) mendeskripsikan  budaya sebagai ide umum yang padanya masyarakat atau kelompok bergantung, ideolog ideologi, i, atau cara kolektif memahami pengalaman. Komunikasi dan budaya memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan, hal ini dikarenakan salah satu fungsi yang penting dalam komunikasi adalah transmisi budaya, ia tidak dapat dihindari dan akan selalu hadir dalam segala proses komunikasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi penerimaan individu. Menurut Edward T.Hall (Liliweri, 2002:59) bahwa kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan, karena hanya manusialah yang mempunyai kebudayaan, sedangkan binatang tidak memiliki kebudayaan. Manusia melalui melal ui komunikasi berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, yang berarti bahwa perilaku komunikasi merupakan bagian ba gian dari perilaku yang ideal yang dirumuskan dalam norma norma budaya. Dengan demikian yang dimaksud dengan kebudayaan adalah komunikasi, karena kebudayaan tidak dapat dipisahkan dengan komunikasi. Pemahaman tentang interaksi simbolik

simbolik dilakukan oleh George Herber Mead (1962), yang menekankan penggunaan bahasa sebagai sistem simbol-simbol untuk memaknai berbagai hal. Dengan kata lain, simbol merupakan representasi dari pesan yang dikomunikasikan kepada publik. Misalnya, teknologi komunikasi seperti telepon genggam tidak hanya digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, namun juga menjadi represesentasi dari gaya hidup bahkan status sosial tertentu.

Masyarakat cyber

Internet menjadi fenomena budaya baru (new culture), sebagai culture), sebagai sebuah budaya (culture)  pada awalnya internet merupakan  merupakan model komunikasi yang sederhana bila dibandingkan dengan

7

 

model komunikasi secara langsung (face to face).  face).  Interaksi secara langsung tidak hanya melibatkan teks sebagai simbol atau tanda dalam berinteraksi semata. Ekspresi wajah, tekanan suara, cara memandang, posisi tubuh, agama, usia, ras dan sebagainya merupakan tanda tanda –   –  tanda  tanda yang juga berperan dalam interaksi antar individu. Adapun

dalam komunikasi

termediasi komputer (computer mediated   communication) interaksi terjadi berdasarkan  berdasarkan  teks semata bahkan emosi pun ditunjukkan menggunakan teks, yakni dengan simbol –  simbol –  simbol  simbol dalam emoticon. Sebagai emoticon.  Sebagai sebuah kultur, internet merupakan konteks institusional maupun domestik di mana teknologi ini juga menggunakan simbol –  simbol –  simbol  simbol yang memiliki makna tersendiri, dan sebagai bentuk metaporical yang melibatkan konsep  konsep  –   konsep konsep   baru terhadap teknologi dan hubungannyaa dengan kehidupan sosial (Nasurllah, 2014). hubunganny Dalam buku sosiologi komunikasi Burhan Bungin mendefinisikan masyarakat adalah kelompok –  kelompok  –   kelompok kelompok orang yang menempati sebuah wiyalah (teritorial) tertentu, yang hidup secara relatif lama, saling berkomunikasi, memiliki simbol –  simbol  –  simbol  simbol dan aturan tertentu secrta sistem hukum yang mengontrol tindakan anggota anggota masyarakt, memiliki sistem stratifikasi, ssadar adar sebagai bagian dari anggota masyarakat ersebut serta relatif dapat menghidupi dirinya sendiri (Bungin, 2007). Teknologi turut serta mempengaruhi perubahan  –   perubahan yang terjadi di masyarakat. Saat tekonologi terus tumbuh dan berkembang, maka masyarakat juga ikut  berubah. Peradaban demi perdaban yang telah dilalui oleh manusia yang hidup sebagai kesatuan di masyarakat terus mengalami perkembangan dan kemajuan seiring dengan  perkembanan teknologi. Perkembangan teknologi informasi mamu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat seingga tanpa disadari, komunitas manusia telah te lah hidup dalam dua kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat mas yarakat maya (cybercommunity). Masyarakat nyata adalah sebuah kehidupan masyarakat yang secara inderawi dapat dirasakan sebagai sebuah kehidupan nyata, dimana hubungan  –   hubungan sosial sesama anggota masyarakat dibangun melalui penginderaan. Sementara itu, kehidupan masyarakat maya (cybercommunity) (cybercommunity) adalah  adalah sebuah kehidupan maya didunia virtual yang dibangun melalui  jaringan komputer namun tetap terhubung, dan memiliki kehidupan sosial tersendiri. Masyarakat maya membangun dirinya dengan sepenuhnya mengandalkan interaksi sosial dan  proses sosial dalam kehidupan kelompok (jaringan) intra dan antar sesama anggota masyarakat maya.

8

 

Dalam prosesnya, interaksi sosial dan proses sosial yang terjadi dimasyarakat maya  bersifat tidak tetap, dalam artian ada yang bersifat bersif at sementara dan ada yang bersifat bersif at relatif lama atau menetap. Masyarakat maya memiliki struktur tersendiri, komunitas tersediri dan gaya hidup tersendiri. Mereka membangun interaksi sosial diantara para anggota, a nggota, jika dalam masyarakat nyata harus ada  social contact   atau komunikasi secara langsung, maka dalam masyarakat maya juga berlaku demikian. Namun, bentuk dari interaksi yang terjadi berbeda dari bentuk interaksi yang terjadi di masyarakat nyata. Dalam masyarakat maya, interaksi yang terjadi berbentuk daring (dalam jaringan) dan bersifat virtual, walaupun demikian komunikasi tetap terjalin dengan baik dan efektif selama media yang digunakan untuk  berkomunikasi tersedia te rsedia dan selalu terhubung. Kontak  –  kontak   kontak sosial yang terjadi diantara anggota masyarakt maya memiliki makna yang luas didalam komunikasi mereka satu dengan lainnya, sehingga darisana mereka saling membangun makna dalam dunia intersubyektif mereka tentang dunia yang dihuninya. Dalam masyarakat maya, interaksi sosial yang terjadi ada dua bentuk yaitu proses social disosiatif dan proses sosial asosiatif. Proses disosiatif terjadi ketika beberapa anggota masyarakat maya terlibat dalam proses persaingan, atau bahkan konflik dengan sesama warga masyarakat maya. Sementara itu, proses sosial asosiatif memberikan pelyang kepada komunitas maya, baik intra maupun antar jaringan, melakukan kerja sama di antara mereka. Kebudayaan masyarakat cyber

Budaya merupakan produk dari seluruh rangkaian proses sosial yang dijalankan oleh manusia dalam masyarakat dengan segala aktivitasnya. Kata kebudayaan berasal dari bahasa sakskerta buddhayah buddhayah   yang merupakan kata jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Koentjaraningrat dalam buku Suryono soekantro sosiologi soekantro sosiologi suatu  suatu pengantar  pengantar yang dilasir dalam  buku sosiologi  buku  sosiologi komunikasi burhan komunikasi  burhan bungin, menjelaskan  menjelaskan  bahwa bahwa culture culture mempunyai  mempunyai kesamaan arti dengan kebudayaan yang berasal dari kata lain colere yang artinya mengolah atau  atau  mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Culture Culture   diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam (Soekonto, 2002). Kebudayaan merupakan salah satu hasil yang didapatkan dari perkembangan peradaban di masyarakat. Kebudayaan yang dihasilkan adalah budaya  –  budaya   budaya pencitraan dan makna yang setiap saat dipertukarkan dalam ruang interaksi simbolis. Ada tiga kelompok dalam masyarakat cyber,  pertama,  pertama,   kelompok yang senantiasa bekerja untuk menciptakan mesinmesin teknologi informasi. Kedua, informasi.  Kedua, kelompok  kelompok yang setiap saat menggunakan mesin-mesin itu

9

 

untuk mencitpakan karya  –   karya imajinasi yang menakjubkan dalam dunia hiper-realitas.  Ketiga, masyarakat pada umumnya yang setiap  setiap  hari menggunakan mesin dan tekonologi tersebut diberbagai kehidupan. Masyarakat cyber membentuk budaya mereka sendiri, dimana lambang-lambang yang memiliki makna dalam kebudayaan itu disetujui oleh setiap anggota kelompok dalam masyarakat tersebut Burhan bungin (2007) Culture universal yang dibentuk oleh  masyarakat cyber adalah; (pertama) teknologi informasi sebagai peralatan dan oleh   perlengkapan hidup, (kedua) mata pencarian dan ekonomi dari sektor jasa dengan sistem ekonomi substitusi, (ketiga) sistem kelompok jaringan adalah sistem kemasyarakatan yang  berkembang, (keempat) bahasa yang yang digunakan umumnya bahasa inggris dengan berbagai ikon dan simbol-simbol tertentu, (kelima) pencitraan dan pemaknaan sebagai karya seni masyarakat mas yarakat maya, (keenam) sistem pengetahuan menggunakan sistem trial and error, (ketujuh) waktu dan kebudayaan sebagai sistem religi. Teori Cybercommunity

Teori cybercommunity menekankan pada kelompok sosial yang berkembang didalam dunia maya. Bagaimana kelompok  –   kelompok tercipta, bagaimana komunikasi terjadi didalam kelompok tersebut dan pesan  –  pesan  pesan serta simbol –  simbol –  simbol  simbol yang digunakan serta bagaimana sebuah media kelompok di dunia maya merekonstruksi pesan penggunanya Severin dan tankard (2005) dalam bukunya teori komunikasi menjelaskan tentang teori komunikasi dunia maya yang meliputi aspek –  aspek –  aspek  aspek penting, yaitu : 1.  Konsep dasar komunikasi digital, cyber space, virtual reality, komunitas maya, chat room, multy user domain, inter aktifitas, hyper text dan mulltimedia. 2.  Gagasan Mcluhan tentang perkemangan media baru yang melibatkan kesenjangan  pengetahuan kredibilitas media penentuan agenda manfaat dan gratifikasi, gratifikasi, pembauran inovasi dan lain-lain. 3.  Riset baru pada komunikasi masyarakat cyber yaitu medimorfosis, riset tentang  tentang  hypertext , riset multimedia, riset desain  desain antar muka atau komunikasi face komunikasi face to face.

2.2 Ringkasan Jurnal Pembanding a.  Pendahuluan

Pada pendahuluan ini perlu saya sampaikan bahwasanya meski mungkin pembaca akan menganggap tulisan ini sebagai imajinasi belaka, akan tetapi bukan di situ poinnya,

10

 

melainkan saya ingin mengajak pembaca yang setia pada pandangan teoritis untuk sekali-kali k eluar eluar dari “kotak” dengan kemampuan imajinasi yang dimiliki. Saya beranggapan bahwa tanpa campur tangan imajinasi, ilmu pengetahuan ibarat padang gersang yang sama sekali tidak menarik untuk dilalui. Di sini saya akan membuktikan bagaimana imajinasi juga mampu menyajikan hasil analisis yang menarik. Terkait dengan tema tulisan tulis an ini, bukankah cyberspace  juga bermula dari konstruksi imajiner yang akhirnya menciptakan  menciptakan sebuah dunia? Sebuah dunia yang sebelumnya hanya berada dalam angan seperti dalam novel  Neuromancer  (1984)   (1984) karya William Gibson. b.  Deskripsi Isi Dunia dalam Cyberspace

cyberspace memang cyberspace  memang sebuah fenomena menarik. Bukan cuma menarik untuk dinikmati, tapi juga menarik untuk dikaji, dijadikan hidangan di meja akademis. Cyberspace Cyberspace   adalah sebuah produk yang menandai tingginya ilmu pengetahuan saat ini. Tanpa kejeniusan manusia menyatukan ilmu pengetahuan dan imajinasi (dalam hal ini para ilmuwan di bidangnya), tak akan ada cyberspace cyberspace.. Kita tidak akan mengenalnya. Industri teknologi tak akan menciptakan sebuah budaya konsumsi yang semeledak sekarang dan tak ada kajian mengenai cyberspace —  yang berarti mustahil tulisan ini ada di depan pembaca. Manusia dalam Cyberspace

Seperti yang telah diungkapkan di bagian awal tulisan ini, tubuh manusia cyber tersusun dari rangkaian organ non-biologis yang mampu berdiri sendiri-sendiri. Singkatnya, eksistensi manusia cyber   bukan diwakili oleh tubuh secara nyata, melainkan diwakili oleh teks, oleh gambar, video, dan suara. Semakin banyak ia diwakili oleh organ-organ tersebut, semakin eksis ia dalam dunia cyber . Kebudayaan dalam Cyberspace

Ada dunia, ada manusia, tentu juga ada kebudayaan. “Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia” (Koentjaraningrat, 1990:180). Jika di dunia dun ia nyata Koentjaraningrat mendefinisikan mengenai tujuh unsur yang membentuk suatu kebudayaan dalam masyarakat, pada bagian ini saya akan mencoba meneropong kebudayaan masyarakat cyber   melalui tujuh unsur seperti yang didefinisikan oleh antropolog, sebagai  berikut :

11

 

B ahasa. hasa. Dalam kehidupannya di dunia cyber , manusia memiliki beragam bahasa;  bahasa; dari bahasa tanda yang berupa gambar, sampai bahasa lisan dan tulisan. Misalnya bahasa tanda, kita bisa membayangkan dalam sebuah jejaring sosial komunitas fotografi, percakapan yang  berlangsung di sana adalah percakapan yang disampaikan melalui objek gambar dan warna.

K eper caya cayaa an da dan n Or gani anisa sasi si S osia si al. Kepercayaan lebih bersifat personal, tidak butuh institusi seperti halnya agama. Contoh kepercayaan yang sedang populer misalnya Facebook dan Twitter. Saat sebelum tidur dan bangun pagi, tak lupa kita “beribadah”, membuka Facebook atau Twitter untuk sekedar mengecek ada pesan masuk atau tidak

K eseni senia an d dan an T ekno knologi logi.. Kesenian-kesenian dalam dunia cyber  diangkut  diangkut dari dunia nyata ke dunia cyber melalui teknologi tinggi yang bisa menghentikan ruang dan waktu (kamera  (kamera   dan video). Berkat munculnya teknologi-teknologi tinggi ini jugalah dunia cyber  ada  ada dan bisa kita nikmati sekarang. Sudah sepatutnya kita berterima kasih pada para pembuat teknologi tinggi tersebut, yang membuat kita lupa bahwa estetika seni dikenal melalui mela lui keotentikannya.

 Ma  M ata Pe Penc nca aha harr i an. Dalam dunia  cyber   ada banyak sekali mata  pencaharian yang bisa ditemukan. Mulai dari bisnis pemasaran sampai pasar cyber yang di dalamnya berkumpul  pedagang dari semua kalangan. Dunia  Dunia  cyber membuka peluang kerja yang instan dan lebih  praktis bagi manusia cyber   yang kreatif. Sebab dalam dunia cyber   kreatifitas lebih unggul daripada gelar akademis dan bukan sebaliknya seperti yang terjadi di dunia nyata.

I lm lmu uP Pe enge ng eta tahuan. huan. Dunia cyber  memang lebih praktis dan instan,  termasuk dalam konteks ilmu pengetahuan (maupun pengetahuan). Dapat dibayangkan betapa ajaibnya saat hampir sebagian besar ilmu pengetahuan manusia sejak kemunculan manusia pertama di bumi sampai s ampai sekarang mampat jadi satu dalam sebuah dunia yang lain, dunia cyber .

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pembahasa Pembahasan n Isi Jurnal

  Pada jurnal utama utama dikatakan disana menurut Dr. Everett Kleinjan sebagaimana



dikutip oleh Hafied Cangara (2005) yang mengatakan bahwa komunikasi sudah

12

 

merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti hal nya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup ia perlu berkomunikasi. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa komunikasi itu sesuatu hal yang penting dari kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan, sebab komunikasi merupakan penghantar dalam proses interaksi antar sesama dalam kehidupan sehari –  sehari  –  hari,   hari, dan tanpa komunikasi denga sesama manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya, sebab dari awal manusia sudah tercipta terci pta sebagai mahluk social yang dimana mahluk social merupakan mahluk yang hanya dapat hidup ketika ia dapat berinteraksi dengan baik terhadap sesamanya dalam mempertahankan kehidupan.

  Pada jurnal utama menurut Edward T.Hall (Liliweri, 2002:59) bahwa kebudayaan



adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan, karena hanya manusialah manusial ah yang mempunyai kebudayaan, sedangkan binatang tidak memiliki kebudayaan. Melalui  pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan itu tercipta dari hasil interaksi berupa komunikasi antar manusia sebab kebudayaan tidak dapat tercipta tanpa adanya komunikasi antar manusia yang satu dengan manusia yang lainnya karna manusia sebagai mahluk yang memiliki akal budi tidak akan bisa menyalurkan inspirasinya apabila tidak kepada mahluk memiliki kesamaan dengan diri (mahluk yang  berakal budi) yang dimana mahluk yang berakal budi hanyalah manusia, sehingga selama berlangsung komunikasi melalui interaksi selama itu juga kebudayaan akan tercipta dan terus mengalami perkembangan.

  Pada jurnal utama George Herber Mead (1962), yang menekankan penggunaan bahasa



sebagai sistem simbol-simbol untuk memaknai berbagai hal. Dengan kata lain, simbol merupakan representasi dari pesan yang dikomunikasikan kepada public. Pada jurnal  pembanding dikatakan disana bahwa manusia memiliki beragam  bahasa  bahasa ; dari bahasa tanda yang berupa gambar, sampai bahasa lisan dan tulisan. Oleh karna itu dapat kita simpulkan bahwa symbol yang dimaksud dalam jurnal utama dalam respresentasi kepada media merupaka symbol berupa gambar, bahasa lisan dan tulisan. Yang dimana symbol berupa gambar, bahasa lisan dan tulisan merupakan hal  –  hal   hal yang mewakili dirinya diri manusia yang menggunggahnya melalui kepercayaan mereka yang ada  pada ringkasan jurnal yaitu facebook, instagram, dan lain sebagainya, yang dimana melalui kepercayaan mereka terhadap akun tersebut sebagai wadah penyaluran isi hati maupun pemikiran serta perasaannya mampu memberikan kepusannya tersendiri dalam diri individu tersebut.

13

 

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

  Pada jurnal utama dan pembading memiliki tata penulisan dan tata bahasa yang baik,



dan juga memiliki identitas jurnal yang lengkap dan berakreditas nasional yang menandakan kedua jurnal sudah terpercaya.

  Pada jurnal pembanding lebih kepada penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah



dimengerti namun pada jurnal utama bahasa yang digunakan sangatlah komplek dan  baku, serta bayaknya kata sulit yang yang tidak diahami.

  Pada jurnal utama banyak memua mengenai pendapat para ahli sehingga menambah



referensi mengenai materi yang dibahas. Sedangakna pada jurnal pembanding kurang memuat pendapat para ahli dan lebih kepada pendapa atau anggapan sendiri.

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

14

 

Munculnya

masyarakat

acyber

sebagai hasil dari perkembangan tekonologi

komunikasi menjadikan pola komunikasi turut mengalami perubahan. Budaya komunikasi yang dilakukan masyarakat cyber melibatkan proses-proses interaksi dengan menggunakan simbol-simbol, interaksi ini yang kita sebut sebagai interaksi simbolik. Dalam prosesnya masyarakat cbyber membentuk budaya dan pola komunikasinya sendiri. Lewat teknologi informasi mereka menyampaikan pesan dalam sebuah kelompok yang terbentuk lewat social media yang digunakan. Pesan-pesan disampaikan dalam bentuk simbol yang diberi makna, hal ini menjadikan komunikasi masyarakat cyber kaya akan makna karena sejatinya simbol lebih  bermakna dari pada pesan-pesan verbal.

4.2 SARAN Berbicara tentang dunia cyber , manusia cyber   dan alam kebudayaan manusia cyber , adalah  proses belajar belajar untuk mengenali mengenali diri dengan dengan liyan liyan.. Saya sendiri adalah bagian dari mereka, orang-orang cyber . Saya hidup di dalamnya dan saya juga berkebudayaan seperti mereka. Mungkin begitu juga Anda, atau semua orang yang ada di sekeliling kita saat ini. Inilah fenomena sosio-kultural di mana  perubahan demi perubahan terus berlangsung.  Namun kita tetap tidak boleh meninggalkan

kebudayaan kita serta apa yang ditanamkan dalam diri kita sebagai pacuan utama kita dalam  berinteraksi, sebab hanya interaksi dan komunikasi langsung yang memiliki hubungan yang erat.

15

 

DAFTAR PUSTAKA

Belvage, R. H. (2012). Budaya Manusia Digital. Ranah Digital.  Ranah  ,  , 2 (1). 2 (1). Rohayati. (2017). Budaya Komunikasi Masyarakat Maya (Cyber):Suatu Proses Interaksir Simbolik. Sosial Budaya   , 14 (2). Budaya , 14 (2). Rachman, R. F. (2017). Menelaah Riuh Budaya Masyarakat Di Dunia Maya. Studi  Komunikasi,, 1(206-222).  Komunikasi

16

 

 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF