Chapter 6 Measurement of Variables
April 11, 2019 | Author: priandhita asmoro | Category: N/A
Short Description
Download Chapter 6 Measurement of Variables...
Description
CHAPTER 6 MEASUREMENT OF VARIABLES : OPERATIONAL DEFINITION Pengukuran variabel dalam kerangka teoritis merupakan bagian integral dari penelitian dan suatu aspek penting dalam desain penelitian (lihat bagian berbayang dalam Figure 6.1). Kecuali
variabel variabel diukur dengan cara tertentu, tertentu, kita tidak akan dapat menguji hipotesis hipotesis dan menemukan menemukan jawaban atas pertanyaan persoalan yang rumit. Figure 6.1 Desain Penelitian PER Tingkat Jenis Pengukuran Desain Horizon Konteks Tujuan Unit Metode Investigasi Analisis Intervensi Sampel Waktu Studi Studi dan Rincian Studi Pengukura Pengumpulan NYA (Populasi Peneliti Ukuran yang Data n Diteliti) TAA N Satu -Membuktikan 1. Minimal Eksplorasi Pengamatan Direncanakan Probabilitas Individu Definisi Feel kali For : (one Data /:shot) atau 2. -Mempelajari Deskripsi MAS Nonprobabilitas Operasional Wawancara Tidak Hubungan Pasangan Goodness lintas bagian of ALA Pengujian -(cross peristiwa direncanakan (Dyads) Kausal Item Ukuran Kuisoner Data(ukuran) sectional) Sampel Hipotesis -sebagaimana 3. Longitudinal Pengukuran (n) Kelompok Skala Korelasional H Pengujian -adanya Fisik Perbedaan Organisasi Kategori Hipotesis Manipulasi - (Unobtrusive) kelompok, Mesin Sandi dan/atau -control peringkat, Dan Sebagainya dan/atau dan simulasi sebagainya
6.1 HOW VARIABLE ARE MEASURED
Untuk Untuk menguj mengujii hipote hipotesis sis bahwa bahwa perbeda perbedaan an kekuata kekuatan n pekerja pekerja mempeng mempengaru aruhi hi keefekt keefektifa ifan n organisasi, kita harus mengukur perbedaan kekuatan pekerja dan keefektifan organisasi. Pengukuran adalah adalah penetap penetapan an angka-a angka-angka ngka atau atau simbol simbol lainny lainnyaa untuk untuk karakt karakteri eristi stik k (atau (atau ciri) ciri) objek objek menurut menurut sepe sepera rangk ngkat at perat peratur uran an yang yang dite diteta tapka pkan n sebel sebelum umny nya. a. Objek Objek meli meliput putii orang orang,, unit unit bisn bisnis is stra strate tegi gi,, perus perusahaa ahaan, n, negara, negara, sepeda, sepeda, gajah, gajah, perala peralatan tan dapur, dapur, restor restoran, an, sampo, sampo, yogurt, yogurt, dan lain lain sebagai sebagainya nya.. Contoh karakteristik objek adalah kecenderungan yang terlihat-timbul, motivasi pencapaian, keefektifan organi organisas sasi, i, kenikma kenikmatan tan berbel berbelanj anja, a, panjan panjang, g, berat, berat, perbeda perbedaan an etnis, etnis, kualita kualitass pelaya pelayanan, nan, pengaru pengaruh h kondisi kondisi,, dan rasa. Hal ini pentin penting g agar anda menyad menyadari ari bahwa anda tidak dapat menguku mengukurr objek objek (contohnya, (contohnya, perusahaan), perusahaan), anda mengukur karakterist karakteristik ik atau ciri objek (contoh, (contoh, keefektifan keefektifan organisasi dari perusahaan). perusahaan). Dengan cara sama, anda dapat mengukur panjang (ciri) dari seseorang seseorang (objek), berat dari gajah, kecenderungan yang terlihat-timbul dari stockbroker, kenikmatan berbelanja dari wanita, kulitas pelayanan dari restoran, pengaruh kondisi dari sampo, dan rasa dari merek yogurt tertentu. 1
Penguku Pengukuran ran ciri-c ciri-ciri iri yang yang abstra abstrak k dan subjek subjektif tif bagaima bagaimanapu napun n lebih lebih sulit. sulit. Contoh, Contoh, adalah adalah relative relative lebih sulit untuk mengukur tingkat motivasi motivasi pencapaian dari pegawai perusahaan, perusahaan, kenikmatan kenikmatan berbelanja seorang wanita, atau kebutuhan akan perhatian seorang pelajar. Demikian juga, adalah tidak muda mudah h untuk untuk meng menguj ujii hipo hipote tesi siss dalam dalam hubun hubunga gan n antar antaraa perb perbeda edaan an kekua kekuata tan n peker pekerja ja,, keahl keahlia ian n manajerial, manajerial, dan keefektifan keefektifan organisasi. organisasi. Permasalahann Permasalahannya ya adalah bahwa kita tidak dapat dengn mudah mengaj mengajukan ukan pertan pertanyaa yaan n sepert sepertii “Bagai “Bagaimana mana perbeda perbedaan an kekuata kekuatan n pekerja pekerja perusa perusahaan haan anda?” anda?” atau atau “Bagaimana keefektifan organisasi anda?” dikarenakan sifat abstrak dari variabel “perbedaan kekuatan pekerja” dan “keefektifan organisasi”. Tentu saja, ada solusi untuk permasalahan ini. Beberapa variabel memberi kemudahan pengukuran melalui penggunaan instrumen pengukuran yang tepat, contohnya, fenomena fisiologis yang terkait dengan manusia, seperti tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, serta atribut fisik tertentu seperti tinggi dan berat badan. Tetapi, jika kita memasuki dunia perasaan, sikap, dan persepsi subjektif manusia, pengukuran faktor atau variabel tersebut menjadi sulit. Maka, ada setidaknya dua jenis variabel : yang satu bisa diukur secara objektif dan tepat, yang lainnya lebih samar-samar dan tidak dapat diukur secara akurat karena sifatnya yang subjektif.
6.2 OPERATIONALIZATION OF VARIABLES
Meskipun ketiadaan bukti pengkuran fisik untuk mengukur lebih banyak variabel samar, ada cara untuk penyelesaian tipe variabel tersebut. Salah satu teknik adalah mereduksi gagasan atau konsep abstrak abstrak menjadi menjadi perilaku perilaku dan/atau karakteristik karakteristik yang dapat diamati. Dengan kata lain, gagasan abstrak diterjemahka diterjemahkan n ke dalam perilaku atau karakterist karakteristik ik yang dapat diamati. diamati. Contohnya, konsep dari haus adalah abstrak, kita tidak dapat melihat haus. Tetapi, kita bisa menduga bahwa orang yang haus akan minum banyak cairan. Dengan kata lain, perkiraan reaksi dari orang yang haus adalah meminum cairan. Jika beberapa orang mengatakan mereka haus, maka kita dapat menentukan tingkat kehausan setiap orang dengan mengukur kuantitas air yang mereka minum untuk memuaskan dahaga. Kita kemudian akan dapat mengukur tingkat kehausan mereka, meskipun konsep haus sendiri abstrak dan samar-samar. Redu Reduks ksii dari dari kons konsep ep abst abstra rak k untu untuk k memb membua uatn tnya ya bisa bisa diuk diukur ur dala dalam m cara cara tert terten entu tu dise disebu butt mengoperasionalkan konsep. Mengoperasionalkan dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep. Hal tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam elemen yang dapat diamati dan diukur sehingga sehingga menghasilkan menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep. Mendefinisikan Mendefinisikan sebuah konsep secara operasional operasional meliputi meliputi serangkaian tahap. Langkah pertama adalah untuk mendefinisi mendefinisikan kan gagasan yang ingin anda ukur. Kemudian, ini penting untuk memikirkan tentang isi dari ukuran, yaitu, instrumen (satu atau beberapa hal atau pertanyaan) yang mana ukuran sesungguhnya dari konsep yang ingin untuk diukur harus dibangun. Sesudah itu, format jawaban (sebagai contoh, tujuh poin skala peringkat dengan poin terakhir ditunjukkan oleh “sangat tidak setuju” atau “sangat setuju”) dibutuhkan, dan terakhir, validitas dan realibilitas dari skala pengukuran harus ditaksir. 2
6.2.1 Dimensions and Elements of Achievment Motivati on
Mari kita coba mendefinisikan mendefinisikan secara operasional operasional mengenai “motivasi pencapaian”, pencapaian”, konsep yang yang menarik menarik bagi para pendidi pendidik, k, manajer manajer,, dan mahasis mahasiswa. wa. Apa saja saja dimensi dimensi perilaku, perilaku, aspek, aspek, atau atau karakteristik yang kita perkirakan ada pada orang yang memiliki motivasi pencapaian tinggi ?. Mereka mungkin akan menunjukkan lima karakteristik khusus berikut, yang disebut dimensi (dimensions). 1.
Mereka Mereka akan digera digerakkan kkan oleh oleh pekerjaa pekerjaan, n, yaitu yaitu bekerja bekerja hampir sepanj sepanjang ang waktu waktu untuk mempero memperoleh leh kepuasan “mencapai dan menyelesaikan”.
2.
Bany Banyak ak dari dari mere mereka ka umum umumny nyaa tida tidak k memi memili liki ki hasr hasrat at untu untuk k bers bersan anta taii dan dan meng mengar arah ahka kan n perhatiannya pada aktivitas yang tidak berhubungan dengan pekerjaan,
3.
Karena Karena mereka mereka selalu selalu ingin ingin mencapa mencapaii dan menyele menyelesai saikan, kan, mereka mereka akan lebih lebih memili memilih h untuk untuk bekerja sendiri dibanding dengan orang lain.
4.
Dengan pikiran dan hati yang tertuju pada prestasi dan pencapaian, mereka akan lebih menyukai pekerj pekerjaan aan menant menantang ang dibandi dibanding ng yang yang mudah mudah dan bisa bisa dilakuk dilakukan an sambil sambil bersena bersenandun ndung. g. Tetapi Tetapi,, mereka tidak mau mengambil pekerjaan yang terlalu menantang karena harapan, kemungkinan prestasi, dan pencapaian dalam pekerjaan semacam itu rendah.
5.
Mereka Mereka selalu selalu ingi ingin n meng menget etahu ahuii bagai bagaima mana na kema kemaju juan an mere mereka ka dala dalam m peker pekerja jaan. an. Yaitu Yaitu,, suka suka menerima umpan balik yang langsung dan halus dari atasan, kolega, dan pada waktu tertentu bahkan dari bawahan untuk mengetahui bagaimana kemajuan mereka. Jadi, Jadi, kita kita dapat dapat menduga menduga bahwa bahwa mereka mereka yang yang memili memiliki ki motiva motivasi si pencapai pencapaian an tinggi tinggi akan
menggerakkan diri sendiri untuk tekun bekerja, sulit merasa rileks, memilih bekerja sendiri, tertarik pada tantangan, namun bukan pekerjaan yang terlalu menantang, dan menginginkan umpan balik. Meskip Meskipun un mengura menguraika ikan n konsep konsep terseb tersebut ut ke dalam dalam lima lima dimensi dimensi mereduk mereduksi si level level abstra abstraksi ksinya nya,, kita kita belum belum mengope mengoperas rasion ionalka alkan n konsep konsep menjadi menjadi elemen elemen perila perilaku ku yang yang bisa bisa diukur diukur.. Hal terseb tersebut ut dapat dapat dilakukan dengan menelaah masing-masing dari kelima dimensi tersebut dan menguraikannya lebih lanjut lanjut ke dalam elemen-elemen elemen-elemen,, untuk menyingkapkan menyingkapkan pola aktual dari perilaku yang akan diteliti. diteliti. Hal ini harus bisa diukur secara kuantitatif sehingga kita dapat membedakan mereka yang memiliki motivasi tinggi dan kurang bermotivasi. Elemen Dimensi 1
Kita dapat menjelaskan perilaku seseorang yang digerakkan oleh pekerjaan. Orang semacam itu akan (1) bekerj bekerjaa sepanj sepanjang ang waktu, waktu, (2) enggan untuk untuk tidak tidak masuk masuk kerja, kerja, (3) tekun, bahkan dalam dalam menghadapi sejumlah kemunduran. Tipe perilaku tersebut bisa diukur. Misalnya, kita dapat menghitung jumlah jam yang karyawan gunakan untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan selama jam kerja, di luar jam kerja di tempat kerja, dan di rumah di mana sangat mungkin mengerjakan peker pekerjaa jaan n yang yang belum belum selesa selesai. i. Dengan Dengan demiki demikian, an, jumlah jumlah jam yang yang diberi diberikan kan untuk untuk pekerja pekerjaan an akan menjadi sebuah indeks yang mengungkapkan seberapa pekerjaan “menggerakkan” mereka. Berikutnya, menelu menelusur surii sebera seberapa pa sering sering orang orang terus terus tekun tekun melakuk melakukan an pekerja pekerjaan an meskip meskipun un diterp diterpaa kegagal kegagalan an 3
merupakan refleksi ketekunan dalam mencapai tujuan. Ketekunan bisa diukur dengan jumlah kemunduran yang orang alami dalam pekerjaan dan tetap melanjutkan pekerjaan tanpa terhalang oleh kegagalan. Akhirnya, untuk mengukur keengganan tidak masuk kerja, kita hanya perlu mengetahui berapa sering orang tidak masuk kerja dan untuk alasan apa. Dengan demikian, jika kita dapat mengukur berapa banyak jam per minggu yang individu berikan untuk aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan, seberapa tekun mereka dalam menyelesaikan tugas sehari-hari, serta berapa sering dan untuk alas an apa mereka tidak masuk kerja, kita akan memiliki suatu ukuran yang menunjukkan sampai tingkat apa karyawan digerakkan oleh pekerjaan. Variabel ini, jika kemudian diukur akan menempatkan individu pada sebuah kesatuan yang membentang dari mereka yang paling sedikit digerakkan oleh pekerjaan, ke mereka yang hidupnya diisi dengan bekerja. Hal tersebut, kemudian, akan member beberapa petunjuk mengenai tingkat motivasi pencapaian mereka. Elemen Dimensi 2
Tingkat ketidakinginan untuk bersantai dapat diukur dengan mengajukan pertanyaan seperti : 1.
Berapa sering anda memikirkan pekerjaan ketika tidak sedang berada di tempat kerja ?
2.
Apa hobi anda ?
3.
Bagaimana anda menghabiskan waktu ketika tidak di tempat kerja ?
Mereka yang dapat bersantai akan menunjukkan bahwa biasanya tidak memikirkan pekerjaan atau tempat kerja ketika di rumah, menghabiskan waktu melakukan hobi, menikmati aktivitas saat senggang, serta menggunakan waktu libur bersama keluarganya, berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau budaya, dan lainnya. Jadi, kita bisa menempatkan karyawan pada sebuah kesatuan yang membentang dari mereka yang sangat dapat bersantai ke yang sedikit bersantai. Dimensi ini kemudian juga bisa diukur. Elemen Dimensi 3
Individu dengan motivasi pencapaian tinggi tidak sabar terhadap orang yang tidak efektif dan enggan bekerja dengan orang lain. Meskipun orang bermotivasi pencapaian dalam organisasi mungkin sangat tinggi dalam kecenderungan tersebut, ada kemungkinan orang di organisasi yang tidak memiliki motivasi pencapaian. Orang pada kategori terakhir, bukannya tidak efektif, entah dalam diri mereka sendiri atau menurut orang lain, dan mungkin cukup ingin untuk bekerja dengan hampir semua orang. Jadi, ketidaksabaran terhadap ketidakefektifan juga bisa diukur dengan mengamati perilaku. Elemen Dimensi 4
Ukuran seberapa senang orang mencari pekerjaan yang menantang bisa diperoleh dengan bertanya mengenai jenis pekerjaan yang mereka pilih. Sejumlah deskripsi pekerjaan yang berbeda dapat diberikan-beberapa mewakili pekerjaan yang bersifat rutin dan lainnya dan mengandung gradasi tantangan tertentu di dalamnya. Preferensi karyawan terhadap jenis pekerjaan yang berbeda kemudian dapat ditempatkan pada suatu kesatuan yang membentang dari yang memilih pekerjaan cukup rutin ke yang memilih pekerjaan dengan tantangan yang kian sulit. Mereka yang memilih kadar tantangan sedang kemungkinan besar lebih memiliki motivasi pencapaian dibanding yang memilih kadar 4
tantangan yang lebih besar atau lebih kecil. Individu yang berorientasi pencapaian cenderung realitis dan memilih pekerjaan yang tantangannya masuk akal dan dapat dicapai. Orang yang ceroboh dan terlalu percaya diri mungkin akan memilih pekerjaan yang sangat menantang di mana kesuksesan sulit diraih, lupa apakah hasil akhir akan tercapai atau tidak. mereka yang rendah dalam motivasi pencapaian mungkin akan memilih jenis pekerjaan yang lebih rutin. Jadi mereka yang mencari tantangan yang moderat juga dapat diidentifikasi. Tekun Terus-menerus Tidak Butuh Meminta Tidak S Tidak Digerakkan Tidak Memikirkan angat Memarahi Mencari Memilih Meskipun Umpan Memiliki Dapat Sabar Senang Enggan Sabar Umpan K E Motivasi D Tantangan Orang Pekerjaan Bekerja Balik Tantangan Oleh Untuk Pekerjaan Dengan Menunggu Rileks Bekerja Balik Gagal Hobi Mengenai Meskipun Kerja Dengan Tidak Yang Pencapaian 2 4 5 3 1 Ketidakefektif Bahkan Bekerja Umpan Menantang Orang Bagaimana Moderat Moderat Untuk Saat Karena Yang Balik Di Kesalahan Dibanding Pekerjaan Alasan Lamban Rumah Segera an Apapun atau Yang Kecil Telah Tidak Dilakukan Tidak Rutin Efisien Terjangkau
Figure 6.2 Dimensi (D) dan Elemen (E) dan Konsep (K) “Motivasi Pencapaian”
Elemen Dimensi 5
5
Mereka yang menginginkan umpan balik akan mencarinya dari atasan, rekan kerja, dan bahkan terkadang dari bawahan. Mereka ingin mengetahui pendapat orang lain mengenai seberapa baik kinerja mereka. Umpan balik, entah positif atau negative akan menunjukkan berapa banyak pencapaian dan prestasi. Bila menerima pesan yang menyarankan perbaikan, mereka akan bertindak sesuai dengan hal tersebut. Karena itu, mereka akan tersu mencari umpan balik dari beberapa sumber. Dengan menelusuri seberapa sering individu mencari umpan balik dari orang lain selama periode waktu tertentu-katakanlah, beberapa bulan-karyawan bisa kembali ditempatkan dalam suatu kesatuan yang membentang dari mereka yang sangat sering mencari umpan balik hingga yang tidak pernah mengharapkan umpan balik dari siapapun pada waktu apapun. Setelah mengoperasionalkan konsep motivasi pencapaian dengan mereduksi level abstraksinya menjadi perilaku yang dapat diamati, adalah mungkin untuk melakukan pengukuran yang baik dan menelaah konsep motivasi pencapaian. Kegunaannya adalah bahwa orang lain bisa menggunakan ukuran serupa, sehingga memungkinkan pengulangan atau peniruan (replicability). Tetapi, perlu disadari bahwa semua definisi operasional sangat mungkin (1) meniadakan beberapa dimensi dan elemen penting yang terjadi karena kelalaian mengenali atau mengkonsepkannya, dan (2) menyertakan beberapa segi yang tidak relevan, yang secara keliru dianggap relevan. Meskipun demikian, mendefinisikan konsep secara operasional adalah cara terbaik untuk mengukurnya. Tetapi, benar-benar mengobservasi dan memperhitungkan seluruh perilaku individu dalam cara tertentu, bahkan jika hal tersebut cukup praktis, akan sulit dilakukan dan memakan waktu. Jadi, daripada benar-benar mengobservasi perilaku individu, kita bisa meminta mereka menceritakan pola perilaku mereka sendiri dengan mengajukan pertanyaan tepat yang bisa direspon pada skala tertentu yang telah disusun. Dalam contoh berikut kita akan melihat jenis pertanyaan yang dapat diajukan untuk menelusuri motivasi pencapaian. Jawaban responden terhadap pertanyaan berikut ini akan menjadi satu cara menentukan level motivasi pencapaian. 1.
Menurut anda, sampai tingkat apa mendesak diri sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu ?.
2.
Seberapa sulit bagi anda untuk terus melakukan pekerjaan ketika menghadapi kegagalan pada awalnya atau hasil yang mengecewakan ?.
3.
Seberapa sering anda mengabaikan hal-hal pribadi karena asyik dengan pekerjaan ?.
4.
Seberapa sering anda memikirkan pekerjaan ketika berada di rumah ?.
5.
Seberapa jauh anda menikmati hobi ?.
6.
Seberapa kecewa anda jika gagal mencapai tujuan pribadi ?
7.
Seberapa banyak anda berkonsentrasi untuk mencapai tujuan ?.
8.
Seberapa terganggu anda ketika berbuat kesalahan ?.
9.
Seberapa ingin anda memilih bekerja dengan seorang kolega yang ramah tapi tidak kompeten, dibanding seseorang yang sulit namun kompeten ?. 6
10. Seberapa ingin anda bekerja sendirian dibanding bekerja dengan orang lain ?. 11. Seberapa ingin anda memilih pekerjaan yang sulit namun menantang, dibanding pekerjaan yang
mudah dan rutin ?. 12. Seberapa ingin anda memilih tugas yang sangat sulit dibanding pekerjaan yang cukup menantang ?. 13. Selama tiga bulan terakhir, berapa sering anda mencari umpan balik dari atasan mengenai seberapa baik kinerja anda ?. 14. Seberapa sering anda berusaha memperoleh umpan balik mengenai kinerja dari rekan kerja dalam tiga bulan terakhir ?. 15. Seberapa sering dalam tiga bulan terakhir anda berkonsultasi dengan bawahan bahwa apa yang anda lakukan adalah tidak sebanding dengan kinerja mereka yang efisien ?. 16. Seberapa jauh rasa frustasi anda jika orang lain tidak member umpan balik mengenai kemajuan anda ?. 6.2.2 What Operationalization Is Not
Sama Pentingnya dengan memahami apa yang dimaksud dengan definisi operasional, adalah mengingat apa yang bukan. Definisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Misalnya, kesuksesan kinerja tidak dapat menjadi sebuah dimensi dari motivasi pencapaian, meskipun demikian, seseorang yang bermotivasi sangat munkin memenuhi hal tersebut dalam ukuran yang tinggi. Dengan demikian, motivasi pencapaian dan kinerja dan/atau kesuksesan mungkin berkorelasi tinggi, tetapi kita tidak mengukur level motivasi seseorang melalui kesuksesan dan kinerja. Kinerja dan kesuksesan bisa menjadi konsekuensi dari motivasi pencapaian, namun dalam dirinya sendiri, keduanya bukan merupakan ukuran dari hal tersebut. Secara lebih rinci, seseorang dengan motivasi pencapaian tinggi bisa saja gagal karena suatu alas an, yang mungkin di luar kendalinya, untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sukses. Dengan demikian, jika kita menilai motivasi pencapaian orang tersebut dengan kinerja sebagai ukuran, kita akan mengukur konsep yang salah. Alih-alih mengukur motivasi pencapaianvariabel minat-kita mengukur kinerja, variabel lain yang tidak kita minati atau sebenarnya tidak ingin kita atur. Jadi jelas bahwa mendefinisikan sebuah konsep secara operasional tidak meliputi penguraian alasan, latar belakang, konsekuensi, atau korelasi konsep. Sampai tingkat tertentu hal tersebut menjelaskan karakteristik yang dapat diamati dalam rangka mengukur konsep. Adalah penting untuk mengingat hal ini, karena jika kita mengoperasionalkan konsep secara tidak tepat atau mengacaukannya dengan konsep lain, kita tidak akan memperoleh ukuran yang valid. Hal tersebut berarti bahwa kita tidak akan mendapatkan data yang “baik” dan penelitian akan menjadi tidak ilmiah.
CHAPTER 7 MEASUREMENT : SCALING, RELIABILITY, VALIDITY 7
Kini setelah mempelajari bagaimana mengoperasionalkan dimensi dan elemen variabel, kita perlu mengukur hal tersebut dengan cara tertentu. Kita akan menelaah tipe skala yang bisa dipakai untuk
mengukur
variabel
berbeda
dan
selanjutnya
melihat
bagimana
kita
benar-benar
mengaplikasikannya. 7.1 SCALES
Skala (scale) adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu dalam hal terkait variabel minat yang kita pelajari. Skala atau instrumen bisa menjadi sesuatu yang mentah (gross) dalam pengertian bahwa hal tersebut akan mengkategorikan individu secara luas pada variabel tertentu atau menjadi instrumen yang disetel dengan baik yang akan membedakan individu pada variabel dengan tingkat kerumitan yang bervariasi. Ada empat tipe skala dasar : nominal, ordinal, interval, dan rasio. Tingkat kerumitan di mana skala ditentukan dengan baik meningkat secara progresif seiring mereka bergerak dari skala nominal ke rasio. Yaitu, informasi mengenai variabel bisa diperoleh secara lebih rinci jika kita menggunakan skala interval atau rasio dibanding dua skala lainnya. Saat kalibrasi atau level skala meningkat dalam hal kerumitannya, kekuatan skala pun meningkat. Dengan skala yang lebih kuat, peningkatan analisis data yang rumit dapat dilakukan, pada gilirannya, berarti bahwa jawaban yang lebih tepat bisa ditemukan untuk pertanyaan penelitian. 7.1.1 Nominal Scale
Skala nominal (nominal scale) adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek pada kategori atau kelompok tertentu. Misalnya, terkait dengan variabel gender, responden dapat dibagi ke dalam dua kategori-pria dan wanita. Kedua kelompok tersebut bisa diberi kode nomor 1 dan 2. Nomor tersebut berfungsi sebagai label kategori yang sederhana dan sesuai, tanpa nilai intrinsic, daripada menempatkan responden pada satu atau dua kategori yang tidak sama atau saling eksklusif (mutually exclusive ). Perhatikan bahwa kategori juga lengkap secara kolektif (collectively exclusive ). Informasi yang dapat dihasilkan dari skala nominal adalah untuk menghitung persentase (atau frekuensi) pria dan wanita dalam sampel responden. Dengan demikian, skala nominal memberikan suatu informasi yang bersifat dasar, kategorial, dan mentah. 7.1.2 Ordinal Scale
Skala ordinal (ordinal scale) tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya ke dalam beberapa cara. Dengan banyaknya variabel untuk berbagai kategori yang digunakan berdasarkan beberapa pilihan, maka digunakanlah skala ordinal. Pilihan-pilihan tersebut kemudian diurutkan (contoh, dari terbaik ke terburuk, dari pertama sampai terakhir) dan diberi nomor 1,2, dan seterusnya. Skala ordinal menyediakan lebih banyak informasi disbanding skala nominal. Skala ordinal melangkah lebih jauh dari sekadar membedakan kategori untuk memperoleh informasi tentang bagaimana responden membedakan dengan mengurutkan tingkatannya, Tetapi, skala ordinal tidak memberi petunjuk apapun mengenai besaran (magnitude) perbedaan antartingkatan. 8
Contoh :
Urutkan karakteristik dalam suatu pekerjaan berikut ini yang terkait dengan seberapa penting kaakteristik tersebut bagi anda. Anda harus mengurutkan item yang paling penting sebagai 1, kedua terpenting sebagai 2, dan seterusnya, hingga anda selesai mengurutkan semuanya sebagai 1,2,3,4,atau 5. Karakteristik Pekerjaan
Urutan Kepentingan
Peluang yang disediakan oleh pekerjaan untuk : 1.
Berinteraksi dengan orang lain
-----
2.
Menggunakan sejumlah ketrampilan berbeda
-----
3.
Menyelesaikan seluruh tugas dari awal sampai akhir
-----
4.
Melayani orang lain
-----
5.
Bekerja secara bebas
-----
7.1.3 Interval Scale
Skala interval (interval scale) memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Skala interval memampukan kita mengukur jarak antara setia dua titik pada skala. Hal ini membantu kita untuk menghitung mean (rerata hitung) dan standar deviasi (simpangan baku-standar deviation) respons terhadap variabel. Dengan kata lain, skala interval tidak hanya mengelompokkan individu menurut kategori tertentu dan menentukan urutan kelompok, namun juga mengukur besaran (magnitude) perbedaan preferensi antar individu. Jadi skala interval menentukan perbedaan, urutan, dan kesamaan besaran perbedaan dalam variabel. Karena itu, skala interval lebih kuat disbanding skala nominal dan ordinal dan bisa diukur tendensi sentralnya (central tendency ) dengan rata-rata aritmatik. Ukuran dispersinya adalah kisaran (range), standar deviasi (standar deviation), dan varians (variance) Contoh :
Tunjukkan tingkat kesetujuan anda terhadap pernyataan berikut dalam kaitannya dengan pekerjaan anda, dengan melingkari nomor yang sesuai pada masing-masing pertanyaan, menggunakan skala yang diberikan di bawah ini. Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Tidak Berpendapat 3
Setuju 4
Sangat Setuju 5
Peluang berikut yang diberikan oleh pekerjaan adalah sangat penting bagi saya : 1.
Berinteraksi dengan orang lain
1
2
3
4
5
2.
Menggunakan sejumlah ketrampilan berbeda
1
2
3
4
5
3.
Menyelesaikan seluruh tugas dari awal sampai akhir
1
2
3
4
5
4.
Melayani orang lain
1
2
3
4
5
5.
Bekerja secara bebas
1
2
3
4
5
7.1.4 Ratio Scale
9
Skala rasio mengatasi kekurangan titik permulaan yan berubah-ubah pada skala interval, yaitu skala rasio memiliki titik nol absolut-absolute (berlawanan dengan berubah-ubah-arbitrary), yang merupakan titik pengukuran yang berarti. Jadi, skala rasio tidak hanya mengukur besaran perbedaan antartitik pada skala, namun juga menunjukkan proporsi dalam perbedaan. Ini merupakan yang tertinggi di antara keempat skala karena memiliki titik awal nol yang khas (bukan titik awal yang berubah-ubah) dan mencakup semua sifat dari ketiga skala lainnya. Ukuran tendensi sentral skala rasio, bisa mean aritmetik atau geometric, dan ukuran disperse, bisa standar deviasi, varians, atau koefisien variasi. Beberapa contoh skala rasio adalah hal yang berkaitan dengan usia aktual, penghasilan, dan jumlah organisasi di mana individu pernah bekerja.
7.2 RATING SCALE AND RANKING SCALE
Terdapat dua kategori utama skala sikap (jangan dikacaukan dengan empat tipe skala), yaitu skala peringkat dan skala rangking. Skala peringkat (rating scale) memiliki beberapa kategori respons dan digunakan untuk mendapatkan respon yang terkait dengan objek, peristiwa, atau orang yang dipelajari. Skala ranking (ranking scale), di sisi lain, membuat perbandingan antar objek, peristiwa, atau orang, dan mengungkapkan pilihan yang lebih disukai dan merangkingnya. 7.2.1 Rating Scale
Skala peringkat berikut ini sering dipakai dalam penelitian organisasional : 1.
Skala Dikotomi
2.
Skala Kategori
3.
Skala Linkert
4.
Skala Numerikal
5.
Skala Diferensial Semantik
6.
Skala Peringkat Terperinci
7.
Skala Peringkat jumlah konstan atau tetap
8.
Skala Stapel
9.
Skala Peringkat Grafik
10. Skala Konsensus
Skala Dikotomi
Skala dikotomi (dichotomous scale ) digunakan untuk memperoleh jawaban Ya atau Tidak. Skala nominal (nominal scale) digunakan untuk mengungkapkan respon. Contoh :
Apakah anda memiliki mobil ?
Ya
Tidak
Skala Kategori
10
Skala kategori (category scale ) menggunakan banyak item untuk mendapatkan respon tunggal. Hal ini juga menggunakan skala nominal. Contoh :
Di bagian California Utara mana Anda bertempat tinggal ? - North Bay - South Bay - East Bay - Peninsula - Lainnya Skala Likert
Skala Likert (likert scale) didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan berikut : Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Tidak Berpendapat 3
Setuju 4
Sangat Setuju 5
Skala Numerikal
Skala numerical (numerical scale) mirip dengan skala diferensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada ujung keduanya. Ini juga merupakan skala interval. Contoh :
Sangat Puas
1
2
3
4
5
6
7
Sangat Tidak Puas
Skala Diferensial semantic
Beberapa atribut berkutub dua (bipolar) diidentifikasi pada skala ekstrem dan responden diminta untuk menunjukkan sikap mereka pada hal yang bisa disebut sebagai jarak semantic (semantic space) terhadap individu, objek, atau, kejadian tertentu pada masing-masing atribut. Hal tersebut diperlakukan sebagai skala interval. Contoh :
Responsif
__ __ __ __ __ __ __
Tidak Responsif
Cantik
__ __ __ __ __ __ __
Jelek
Berani
__ __ __ __ __ __ __
Takut
Skala Peringkat Terperinci
Pada skala peringkat terperinci (itemized rating scale), skala 5 titik atau 7 titik dengan titik panduan atau jangkar (anchor), sesuai keperluan, disediakan untuk tiap item dan responde menyatakan nomor yang tepat di sebelah masing-masing item atau melingkari nomor yang relevan untuk tiap item. Hal ini menggunakan skala interval. Contoh : Skala peringkat seimbang (balance rating scale) dengan sebuah titik netral
11
Responlah tiap item menggunakan skala di bawah ini, kemudian isi dengan nomor menurut anda sesuai di sebelahnya. Sangat Tidak Mungkin 1
Tidak Mungkin 2
Tidak Berpendapat 3
Mungkin 4
Sangat Mungkin 5
1.
Saya akan berganti pekerjaan dalam 12 bulan ke depan
__
2.
Saya akan memikul tugas baru dalam waktu dekat
__
3.
Mungkin saja saya akan keluar dari organisasi ini dalam 12 bulan ke depan
__
Skala peringkat yang tidak seimbang (unbalance rating scale) yang tidak memiliki titik netral
Lingkari nomor yang paling sesuai dengan anda terhadap item di bawah ini Sama Sekali Tidak Berminat 1
Agak Berminat 2
Cukup Berminat 3
Bagaimana anda menilai minat anda terhadap perubahan
1
2
Sangat Berminat 4
3
4
5
kebijakan organisasi saat ini Skala Jumlah Konstan atau Tetap
Disini responden diminta untuk mendistribusikan sejumlah poin yang diberikan ke berbagai item seperti contoh di bawah. Skala jumlah konstan atau tetap ( fixed or constant sum scale) lebih bersifat skala ordinal (ordinal scale). Contoh:
Dalam memilih sabun mandi, tunjukkan kepentingan yang anda kaitkan dengan kelima aspek berikut ini dengan memberikan poin untuk masing-masing sehingga totalnya berjumlah 100. Keharuman
______
Warna
______
Bentuk
______
Ukuran
______
Tekstur busa
______
Total poin
100
Skala Stapel
Skala staple ( staple scale) secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap terhadap item yang dipelajari. Skala ini memberikan ide mengenai seberapa dekat atau jauh respons individu terhadap stimulus, sebagaimana yang ditunjukkan dalam contoh berikut. Karena skala ini tidak memiliki titik nol absolut, skala ini adalah skala interval. Contoh:
Nyatakan bagaimana anda menilai kemampuan supervisor anda terkait dengan setiap karakteristik yang disebutkan di bawah ini, dengan melingkari nomor yang tepat. +3
+3
+3 12
+2
+2
+2
+1
+1
+1
Mengadopsi
Inovasi
Keterampilan
Produk
Antarpribadi
-1
-1
-1
-2
-2
-2
-3
-3
-3
Teknologi modern
Skala Peringkat Grafik
Gambaran grafis membantu responden untuk menunjukkan pada skala peringkat grafik (graphic
rating scale) jawaban mereka untuk pertanyaan tertentu dengan menempatkan tanda pada titik yang tepat pada garis. Ini merupakan skala ordinal. Contoh :
Pada skala 1 sampai 10, bagaimana anda
10 Sangat Baik
akan menilai supervisor anda 5 Baik
1 Sangat Buruk Skala Konsensus
Skala juga dibuat berdasarkan konsensus, dimana panel juri memilih item tertentu, mengukur konsep yang menurut mereka relevan. Item dipilih terutama berdasarkan ketepatan atau relevansinya dengan konsep. Skala Lainnya
Ada juga beberapa metode penskalaan yang sudah sangat maju atau rumit, seperti penskalaan multidimensional (multidimensional scaling ), dimana objek, orang, atau kedua-duanya, diskalakan secara visual, dan dilakukan analisis gabungan (conjoint ). Hal tersebut memberikan gambar visual mengenai hubungan yang ada diantara dimensi sebuah konsep (construct ). 7.2.2 Ranking Scale
Skala ranking (ranking scales ) digunakan untuk mengungkap preferensi antara dua atau lebih objek atau item (bersifat ordinal). 7.2.2.1 Paired Comparison
13
Skala perbandingan berpasangan (paired comparison ) digunakan ketika diantara sejumlah kecil objek, responden diminta untuk memilih antara dua objek pada satu waktu. Misalnya dalam contoh sebelumnya, selama perbandingan berpasangan, responden secara konsisten menunjukkan preferensi terhadap produk pertama lebih dari produk kedua, ketiga, dan keempat, manajer akan memahami lini produk mana yang menuntut perhatian utamanya. Tetapi, pada saat jumlah objek yang dibandingkan meningkat, demikian pula jumlah perbandingan berpasangan. Semakin banyak jumlah objek atau stimulus, semakin banyak jumlah perbandingan pasangan diberikan kepada responden, dan semakin tinggi kelelahan responden. 7.2.2.2 Forced Choice
Pilihan yang diharuskan ( forced choice) memungkinkan responden untuk merangking objek secara relatif satu sama lain, diantara alternatif yang disediakan. Contoh:
Rangkingkan majalah berikut ini yang ingin anda langgani berdasarkan preferensi, berikan 1 untuk pilihan yang paling disukai dan 5 untuk yang paling kurang disukai.
Fortune
______
Playboy
______
Time
______
People
______
Prevention
______
7.2.2.3 Skala Komparatif
Skala komparatif (comparative scale) memberikan standar (benchmark ) atau poin referensi untuk menilai sikap terhadap objek, kejadian, atau situasi saat ini yang diteliti. Contoh:
Dalam lingkungan keuangan yang mudah berubah, dibandingkan saham, seberapa bijak atau bergunakah untuk berinvestasi dalam Treasury Bond? Silakan melingkari respons yang tepat. Lebih Berguna 1
2
Hampir Sama 3
4
Kurang Berguna 5
Skala peringkat dipakai untuk mengukur kebanyakan konsep yang berhubungan dengan perilaku. Skala ranking digunakan untuk membuat perbandingan atau meranking variabel yang telah diungkap pada skala nominal. 7.3 INTERNATIONAL DIMENSIONS OF SCALLING
Sebagai bagian dari kepekaan terhadap definisi operasional konsep dalam kebudayaan lain, persoalan penyusunan skala juga perlu mendapat perhatian dalam penelitian lintas budaya. Kebudayaan yang berbeda bereaksi secara berbeda pada persoalan penyusunan skala. Misal, skala 5 titik atau 7 titik
14
mungkin tidak ada masalah di Amerika Serikat, namun bisa saja dalam respons subjek di negara lain skala 7 titik lebih sensitif dalam mengungkapkan respons yang tidak bias dibandingkan skala 4 titik.
7.4 GOODNESS OF MEASURES
Skala yang dibuat sering tidak sempurna, dan kesalahan mudah terjadi dalam pengukuran variabel yang berhubungan dengan sikap. Penggunaan instrumen yang lebih baik akan memastikan akurasi yang lebih tinggi dalam hasil, yang pada gilirannya, akan meningkatkan kualitas ilmiah penelitian. Karena itu, dengan cara tertentu, kita perlu menilai “ketepatan” dari ukuran yang dibuat. Yaitu, kita perlu secara logis memastikan bahwa instrumen yang kita gunakan dalam penelitian benar benar mengukur variabel secara akurat. Untuk memastikan bahwa ukuran yang dibuat adalah baik dan logis, hal pertama yang dilakukan adalah menganalisis item terhadap respons atas pertanyaan yang mengungkap variabel, dan kemudian keandalan dan validitas ukuran dilakukan. Figure 7.1 Menguji Ketepatan Pengukuran Ketepata Diskriminan Keandalan Konsistensi Validity-Validitas Konvergen Validitas Konkuren Stabilitas Validitas Keandalan Prediktif Keandalan Keandalan ReliabilityValiditas Logis Bentuk Konsistensi Belah Tes Ulang Pararel Dua nBerdasarkan (Apakah Data Kongruen Muka Keandalan (Isi) Antar kita Item (Ketelitian mengukur (Konsep) Kriteriadalam hal pengukuran) yangbenar)
Berbagai Bentuk Keandalan dan Validitas
7.4.1 Item Analysis
Analisis item (item analysis) dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrumen memang sudah seharusnya berada dalam instrumen atau tidak. Tiap item diuji kemampuannya untuk membedakan antara subjek yang total skornya tinggi, dan yang rendah. Dalam analisis item, mean (rerata hitung) antara kelompok skor tinggi dan kelompok skor rendah diuji untuk menemukan perbedaan signifikan melalui nilai-t . Item dengan nilai t tinggi [uji yang mampu mengidentifikasi item yang sangat berbeda (highly discriminating items ) dalam instrumen-t] kemudian dimasukkan dalam instrumen. Setelah itu, dilakukan uji keandalan instrumen dan validitas ukuran tertentu. Secara ringkas, keandalan menguji seberapa konsisten suatu instrumen pengukuran mengukur apa pun konsep yang 15
diukurnya. Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen yang dibuat mengukur konsep tertentu yang ingin diukur. Dengan kata lain, validitas berkaitan dengan apakah kita mengukur konsep yang tepat, dan keandalan dengan stabilitas dan konsistensi pengukuran. 7.4.2 Validity
Ada beberapa jenis uji validitas yang digunakan untuk menguji ketepatan ukuran. Kita bisa mengelompokkan uji validitas ke dalam tiga bagian besar, yaitu: a. Validitas Isi Validitas isi (content validity ) memastikan bahwa pengukuran memasukkan sekumpulan item yang memadai dan mewakili yang mengungkapkan konsep. Semakin item skala mencerminkan kawasan atau keseluruhan konsep yang diukur, semakin besar validitas isi. Dengan kata lain, validitas isi merupakan fungsi seberapa baik dimensi dan elemen sebuah konsep telah digambarkan. b. Validitas Berdasarkan Kriteria Validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity ) terpenuhi jika pengukuran membedakan individu menurut suatu kriteria yang diharapkan diprediksi. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menghasilkan validitas konkuren (concurrent validity ) atau validitas prediktif ( predictive validity). Validitas konkuren dihasilkan jika skala membedakan individu yang diketahui berbeda, yaitu mereka harus menghasilkan skor yang berbeda pada instrumen. Validitas prediktif menunjukkan kemampuan instrumen pengukuran untuk membedakan orang dengan referensi pada suatu kriteria masa depan. c. Validitas Konsep Validitas konsep (construct validity) menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran cocok dengan teori yang mendasari desain tes. Hal tersebut dinilai melalui validitas konvergen (convergent validity) dan diskriminan (discriminant validity). Validitas konvergen terpenuhi jika skor yang diperoleh dengan dua instrumen berbeda yang mengukur konsep yang sama menunjukkan korelasi tinggi. Validitas diskriminan terpenuhi jika, berdasarkan teori, dua variabel diprediksi tidak berkorelasi, dan skor yang diperoleh dengan mengukurnya benar-benar secara empiris membuktikan hal tersebut. Beberapa cara dimana bentuk-bentuk validitas di atas dapat dipenuhi adalah melalui (1) analisis korelasional (correlational analysis) seperti dalam kasus menghasilkan validitas konkuren dan prediktif atau validitas konvergen dan diskriminan, (2) analisis faktor ( factor analysis), teknik multivariat yang akan menegaskan dimensi konsep yang telah didefinisikan secara operasional, sekaligus menunjukkan item mana yang paling tepat untuk tiap dimensi (menghasilkan validitas konsep), dan (3) multikarakter atau multimetode matriks korelasi yang diperoleh dari pengukuran konsep dengan berbagai bentuk dan metode, yang menambah keketatan pengukuran. 7.4.3 Reliability
16
Keandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi dimana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai “ketepatan” sebuah pengukuran. 7.4.3.1 Stability of Measures
Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama sepanjang waktu-meskipun terdapat kondisi pengujian yang tidak dapat dikontrol atau keadaan responden itu sendiri-merupakan indikasi dari stabilitas dan kerentanannya yang rendah untuk berubah dalam situasi. Hal tersebut membuktikan “ketepatan”nya karena konsep benar-benar diukur, tidak peduli kapan pun dilakukan. Dua uji stabilitas adalah keandalan tes ulang dan keandalan bentuk paralel. a. Keandalan tes ulang Keandalan tes ulang (test-retest reability ), yaitu jika sebuah kuesioner yang mengandung sejumlah item yang diandalkan mengukur suatu konsep diberikan kepada sekumpulan responden saat ini, dan lagi kepada responden yang sama, katakanlah beberapa minggu hingga 6 bulan mendatang, maka korelasi antara skor yang diperoleh pada dua waktu yang berbeda dari sekumpulan responden yang sama disebut koefisien tes ulang. Semakin tinggi koefisien tersebut, semakin baik keandalan tes ulang, dan konsekuensinya, stabilitas ukuran melintasi waktu. b. Keandalan bentuk paralel Bila respons terhadap dua tes serupa yang mengungkap ide yang sama menunjukkan korelasi tinggi, kita memperoleh keandalan bentuk paralel ( parallel-form realiability). Kedua tes memiliki item yang setara dan format respons yang sama, yang berubah hanya susunan kata dan urutan pertanyaan. Apa yang kita coba buktikan disini adalah kesalahan keandalan berasal dari susunan kata dan urutan pertanyaan. Bila dua tes yang sebanding menghasilkan skor yang berkorelasi tinggi (katakanlah 0,8 dan lebih tinggi), kita bisa cukup yakin bahwa ukuran tersebut secara logis dapat dipercaya, dengan varians kesalahan minimal yang disebabkan oleh susunan kata, urutan, dan faktor lain. 7.4.3.2 Internal Consistency Reliablity
Konsistensi internal ukuran (internal consistency of measures) merupakan indikasi homogenitas item dalam ukuran yang mengungkap ide. Hal ini dapat dilihat dengan menguji apakah item dan subset item dalam instrumen pengukuran berkorelasi tinggi. Konsistensi dapat diuji melalui keandalan antaritem dan uji keandalan belah dua. a. Keandalan konsistensi antar-item Keandalan konsistensi antar-item
(interitem consistency reliability) merupakan pengujian
konsistensi jawaban responden atas semua item yang diukur. Sampai tingkat dimana item-item merupakan ukuran bebas dari konsep yang sama, mereka akan berkorelasi satu sama lain. Semakin tinggi koefisien, semakin baik instrumen pengukuran. 17
b. Keandalan belah-dua Keandalan belah-dua ( split-half reliability ) mencerminkan korelasi antara dua bagian instrumen.
SKALA PENGUKURAN FORMATIF DAN REFLEKTIF
Item yang mengukur konsep tidak harus selalu bersatu: ini hanya berlaku untuk skala reflektif, tetapi tidak pada skala formatif. Skala yang berisi item yang tidak selalu berhubungan disebut skala formatif. Skala formatif digunakan ketika suatu konstruksi (seperti kepuasan kerja) dipandang sebagai sebuah kombinasi penjelas dari indikatornya (promosi membayar, kepuasan dengan pengawasan, rekan kerja, dan kerja), yaitu bila ada perubahan pada salah satu indikator (dimensi) diharapkan untuk mengubah skor keseluruhan dari conscruct , terlepas dari nilai indikator lain (dimensi). Sementara itu masuk akal untuk menguji konsistensi interitem skala reflektif, tidak masuk akal untuk menguji konsistensi interitem skala formatif. alasannya adalah bahwa kita tidak mengharapkan item dalam skala formatif untuk menjadi homogen, dalam kata lain kita tidak mengharapkan semua item untuk mengkorelasikan. Untuk alasan ini, tes konsistensi jawaban responden pada item ukuran formatif tidak menceritakan apa-apa tentang kualitas alat ukur kami.
CHAPTER 8 DATA COLLECTION METHODS 8.1 SOURCES OF DATA
Data bisa diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. 8.1.1 Primary Surces Of Data
18
8.1.1.1 Focus Group
Kelompok fokus ( focus groups) biasanya terdiri atas 8 hingga 10 anggota dengan seorang moderator yang memimpin diskusi selama kira-kira 2 jam mengenai suatu topik, konsep, atau produk tertentu. Anggota biasanya dipilih berdasarkan keahlian mereka dalam topik yang perlu digali informasinya. Sesi-sesi fokus bertujuan memperoleh kesan, interpretasi, dan opini responden, saat anggota membahas tentang peristiwa, konsep, produk, atau layanan. Seleksi dan peran yang dimainkan oleh moderator adalah penting. Moderator memperkenalkan topik, mengamati, serta mencatat dan/atau mengarahkan diskusi. Moderator tidak pernah menjadi bagian integral diskusi, tetapi hanya mengemudikan kelompok secara persuasif untuk memperoleh semua informasi relevan, dan membantu anggota kelompok untuk melewati setiap kebuntuan yang mungkin terjadi. Moderator juga memastikan bahwa semua anggota berpartisipasi dalam diskusi dan bahwa tidak ada anggota yang mendominasi kelompok. Meskipun data yang diperoleh melalui anggota kelompok yang homogen tersebut merupakan metode pengumpulan data yang paling murah dan juga dapat dianalisis dengan cepat, analisis isi dari data tersebut hanya memberikan informasi kualitatif (qualitative ) dan tidak kuantitatif. Singkatnya, kelompok fokus digunakan untuk (1) studi eksploratif (exploratory studies ), (2) membuat generalisasi berdasarkan informasi yang dihasilkan olehnya, dan (3) mengadakan survei sampel. 8.1.1.2 Panels
Panel merupakan sumber informasi primer untuk tujuan penelitian. Sementara kelompok fokus bertemu untuk satu sesi kelompok satu-kali, panel (anggota) bertemu lebih dari sekali. Dalam kasus dimana pengaruh intervensi atau perubahan tertentu perlu dipelajari selama suatu periode waktu, studi panel sangat berguna. Individu dipilih secara acak sebagai anggota panel untuk sebuah tujuan penelitian. Panel bisa statis ( static), yaitu anggota yang sama berada dalam panel selama periode waktu yang diperpanjang atau dinamis (dynamic ), yaitu anggota panel berganti dari waktu ke waktu saat berbagai fase studi sedang berlangsung. Keuntungan utama dari panel statis adalah bahwa hal tersebut memberikan ukuran yang baik dan peka mengenai perubahan yang terjadi diantara dua titik waktualternatif yang lebih baik dibanding menggunakan dua kelompok berbeda pada dua waktu berbeda. Tetapi, kerugiannya adalah bahwa anggota panel dapat menjadi sangat peka terhadap perubahan sebagai akibat dari wawancara yang terus-menerus sehingga opini mereka mungkin tidak lagi mewakili apa yang orang lain dalam populasi mungkin pegang. Anggota juga bisa keluar dari panel dari waktu ke waktu karena berbagai alasan., sehingga meningkatkan persoalan bias karena mortalitas. Keuntungan dan kerugian panel dinamis adalah kebalikan dari panel statis. Ukuran jejak (trace measures ), atau juga dikenal sebagai ukuran umum (yang tidak langsung tampak-inobtrusive), berasal dari sumber primer yang tidak melibatkan orang. Satu contoh adalah
19
sampul dan tampilan jurnal di sebuah perpustakaan universitas, yang memberikan petunjuk baik mengenai popularitas, frekuensi penggunaan, atau keduanya. 8.1.2 Secondary Sources Of Data
Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang, dan bukan peneliti yang melakukan studi muktahir. Data tersebut bisa merupakan internal atau eksternal organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran dokumen, atau publikasi informasi. Keuntungan mencari sumber data sekunder adalah penghematan waktu dan biaya memperoleh informasi. Tetapi, data sekunder sebagai satu-satunya sumber informasi mempunyai kekurangan dalam hal menjadi usang, dan tidak mmemenuhi kebutuhan spesifik dari situasi atau keadaan tertentu.
8.2 DATA COLLECTION METHODS
Ada beberapa metode pengumpulan data, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Masalah yang diteliti dengan penggunaan metode yang tepat sangat meningkatkan nilai penelitian. Metode pengumpulan data meliputi wawancara (interview )-melalui tatap muka, telepon, bantuan komputer, dan media elektronik, kuisioner (questionnaire ) yang diserahkan secara pribadi-dikirim melalui email atau secara elektronik, observasi (observation ) individu dan peristiwa dengan atau tanpa videotape atau rekaman audio, dan beragam teknik motivasional (motivational techniques ) lain seperti tes proyektif. 8.2.1 Interviewing
Salah satu metode pengumpulan data adalah mewawancara responden untuk memperoleh informasi mengenai isu yang diteliti. Wawancara bisa terstruktur atau tidak terstruktur, dan dilakukan secara tatap muka, melalui telepon, atau online . Unstructured Interviews
Wawancara disebut tidak terstruktur karena pewawancara tidak memasuki situasi wawancara dengan urutan pertanyaan yang terencana untuk ditanyakan kepada responden. Tujuan wawancara tidak terstruktur (unstructure interviews ) adalah membawa beberapa isu pendahuluan ke permukaan supaya peneliti dapat menentukan variabel yang memerlukan investigasi mendalam lebih lanjut. Structured Interviews
Wawancara terstruktur ( structure interviews ) adalah wawancara yang diadakan ketika diketahui pada permulaan informasi apa yang diperlukan. Pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang direncanakan untuk ditanyakan kepada responden. Pertanyaan besar kemungkinan difokuskan pada faktor-faktor yang mengemuka selama wawancara tidak terstruktur dan dianggap relevan dengan masalah. Setelah sejumlah wawancara terstruktur dilakukan dan informasi yang diperoleh sudah cukup untuk memahami dan menjelaskan faktor-faktor penting yang berlaku dalam situasi, peneliti akan menghentikan wawancara, kemudian informasi akan ditabulasi dan data dianalisis. Hal ini akan 20
membantu peneliti untuk menyelesaikan tugas yang harus dilakukan, sebagai contoh, untuk menjelaskan fenomena, mengkuantifikasinya, atau mengidentifikasi masalah spesifik dan menghasilkan suatu teori mengenai faktor yang mempengaruhi masalah atau menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian. Kebanyakan penelitian kualitatif dilakukan dengan cara tersebut. Training Interviewers
Pewawancara harus memahami sepenuhnya mengenai penelitian dan dilatih mengenai cara untuk memulai wawancara, bagaimana meneruskan pertanyaan, bagaimana memotivasi responden untuk menjawab, apa yang perlu digali dalam jawaban, dan bagaimana menutup wawancara. Perencanaan yang baik, pelatihan yang memadai, memberi pedoman yang jelas bagi pewawancara, dan mensupervisi pekerjaan mereka, semuanya membantu dalam memanfaatkan secara menguntungkan teknik wawancara sebagai suatu mekanisme pengumpulan data yang efektif. Some Tips To Follow When Interviewing
Informasi yang diperoleh selama wawancara harus sebebas mungkin dari bias. Bias mengacu pada kesalahan atau ketidakakuratan dalam pengumpulan data. Pewawancara i(nterviewer ) dapat membiaskan data jika kepercayaan dan hubungan yang baik tidak terbangun dengan orang yang diwawancara, atau jika respons diartikan secara salah, terdistorsi, atau jika pewawancara secara tidak sengaja mendorong atau melemahkan jenis respons tertentu melalui sikap tubuh dan ekspresi wajah. Orang
yang
diwawancara
(interviewees ) dapat membiaskan data
jika
mereka
tidak
menyampaikan pendapat yang sebenarnya, melainkan memberikan informasi yang mereka pikir adalah apa yang pewawancara harapkan dari atau yang ingin mereka dengarkan. Demikian pula, jika tidak memahami pertanyaan, mereka mungkin merasa malu atau enggan untuk meminta klarifikasi. Kemudian mereka mungkin menjawab pertanyaan tanpa mengetahui maksudnya, dan dengan demikian mengakibatkan bias. Bias juga dapat terjadi karena situasi ( situational ), dalam hal (1) nonpartisipan, (2) tingkat kepercayaan dan hubungan yang dibangun, dan (3) keadaan tempat wawancara. Nonpartisipasi (nonparticipation ), entah karena ketidakinginan atau ketidakmampuan responden untuk berpartisipasi dalam studi, bisa membiaskan data karena respons partisipan mungkin berbeda dari mereka yang nonpartisipan (yang mengimplikasikan bahwa respons yang muncul adalah bias dan bukannya mewakili). Bias juga bisa terjadi ketika pewawancara berbeda membangun tingkat kepercayaan dan hubungan yang berbeda (different levels of trust and rapport ) dengan responden mereka, sehingga menghasilkan jawaban yang bervariasi kadar keterbukaannya. Situasi (setting ) aktual tersebut sendiri, dimana wawancara diadakan, terkadang bisa menimbulkan bias. Beberapa orang, misalnya, mungkin tidak meresa cukup bebas jika diwawancara di tempat kerja dan karena itu, tidak merespons dengan terus terang dan jujur. Bias di atas dapat diperkecil dengan beberapa cara. Strategi berikut ini akan bermanfaat untuk tujuan tersebut: 21
a. Membangun kredibilitas, hubungan, dan metivasi orang untuk merespons Proyeksi profesionalisme, antusiasme, dan kepercayaan adalah penting bagi pewawancara. Pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan, kefasihan, dan antusiasme karena itu merupakan kualitas yang harus ditunjukkan oleh seorang peneliti untuk membangun kredibilitas dengan organisasi yang mempekerjakannya dan anggotanya. Untuk mendapatkan informasi yang jujur dari responden, peneliti/pewawancara harus mampu membangun hubungan dan kepercayaan dengan mereka. Dengan kata lain, peneliti harus mampu mebuat responden cukup bersedia memberikan jawaban yang informatif dan terpercaya tanpa takut pada konsekuensi yang merugikan. Pada akhirnya, peneliti harus menyampaikan tujuan wawancara dan menjamin sepenuhnya kerahasiaan sumber respons. Peneliti dapat membangun hubungan dengan bersikap menyenangkan, tulus, peka, dan tidak menilai. Menunjukkan dengan jelas minat yang tulus terhadap respons dan menghilangkan semua kegelisahan, ketakutan, kecurigaan, dan ketegangan yang dirasakan dalam situasi akan membantu responden untuk merasa lebih nyaman dengan peneliti. Bila responden diberitahu tentang tujuan studi dan bagaimana mereka dipilih untuk menjadi salah satu peserta wawancara, akan terbentuk komunikasi yang lebih baik antar masing-masing pihak. b. Teknik bertanya 1)
Corong Di awal sebuah wawancara tidak terstruktur, disarankan untuk mengajukan pertanyaan terbuka untuk memperoleh ide yang luas dan membentuk kesan tertentu mengenai situasi. Dari respons terhadap pertanyaan yang luas tersebut, pertanyaan lebih jauh yang secara progresif lebih fokus bisa diajukan sambil peneliti memproses respons orang yang diwawancara dan mencatat beberapa isu kunci yang mungkin relevan dengan situasi. Transisi dari tema luas ke tema sempit ini disebut teknik corong ( funneling technique).
2)
Pertanyaan tidak bias Adalah penting untuk mengajukan pertanyaan dalam cara yang akan menjamin bias yang sedikit dalam respons (pertanyaan tidak bias-unbiased questions ). Bias juga dapat timbul dengan menekankan kata-kata tertentu, dengan perubahan nada dan suara, dan melalui saran yang tidak tepat.
3)
Mengklarifikasi persoalan Untuk memastikan bahwa peneliti memahami persoalan sebagaimana responden bermaksud mengungkapkannya, disarankan untuk menyatakan atau mengucapkan kemabli informasi penting yang diberikan oleh responden. Jika hal tertentu yang disampaikan tidak jelas, peneliti sebaiknya mencari klarifikasi.
4)
Membantu responden untuk memikirkan keseluruhan persoalan
22
Bila responden tidak dapat memverbalkan persepsinya, atau menjawab “saya tidak tahu”, peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan secara lebih sederhana atau mengulanginya. 5)
Membuat catatan Ketika melakukan wawancara adalah penting bahwa peneliti membuat catatan tertulis saat wawancara berlangsung, atau segera setelah wawancara berakhir. Pewawancara sebaiknya tidak bergantung pada ingatan, karena informasi yang berdasarkan ingatan sering tidak diteliti dan tidak tepat. Selain itu, jika ada lebih dari satu wawancara yang dijadwalkan untuk satu hari, jumlah informasi yang diterima pun meningkat, sehingga memungkinkan kesalahan dalam mengingat kembali. Informasi yang hanya berdasarkan ingatan memungkinkan terjadinya bias dalam penelitian.
Face To Face And Telephone Interviews
Wawancara bisa dilakukan tatap muka (face-to-face interview) atau melalui telepon (telephone
interview ). Wawancara juga bisa dengan bantuan komputer (computer-assisted interview- CAI). a. Wawancara tatap muka –
Kelebihan Kelebihan utama wawancara langsung atau tatap muka adalah bahwa peneliti dapat menyesuaikan pertanyaan sesuai kebutuhan, mengklarifikasi keraguan, dan memastikan bahwa respons dipahami dengan tepat, dengan mengulangi atau mengatakan kembali pertanyaan. Peneliti juga dapat melihat isyarat nonverbal dari responden.
–
Kekurangan Kekurangan utama wawancara tatap muka adalah keterbatasan geografis yang menghalangi survei dan sumber daya yang sangat banyak yang diperlukan jika survei tersebut dilaksanakan secara nasional atau internasional.
a. Wawancara telepon –
Kelebihan Kelebihan utama wawancara telepon, dari sudut pandang peneliti, adalah bahwa sejumlah orang yang berbeda dapat dicapai (jika perlu, di seluruh negeri atau bahkan secara internasional) dalam periode waktu yang relatif singkat. Dari titik pandang responden, hal tersebut akan menghilangkan semua ketidaknyamanan yang beberapa dari mngkin rasakan ketika menghadapi pewawancara.
–
Kekurangan Kekurangan utama wawancara telepon adalah bahwa responden bisa mengakhiri wawancara tanpa peringatan atau penjelasan dengan meletakkan gagang telepon. Untuk meminimalkan tipe masalah nonrespons ini disarankan untuk menghubungi responden beberapa saat sebelumnya untuk meminta partisipasi dalam survei, memberi perkiraan lama wawancara, dan mengatur waktu yang tepat untuk kedua belah pihak. Seperti disebutkan sebelumnya, kekurangan lain 23
wawancara telepon adalah bahwa peneliti tidak dapat melihat responden untuk membaca komunikasi nonverbal. Computer Assissted Interviewing
Wawancara dengan bantuan komputer, karena adanya teknologi modern, memungkinkan pertanyaan dikirim ke dalam layar komputer dan pewawancara dapat memasukkan jawaban responden secara langsung ke dalam komputer. Ada dua tipe program wawancara dengan batuan komputer CATI (computer assited telephone interviewing ) dan CAPI (computer assisted personal interviewing ). CATI yang digunakan dalam organisasi penelitian berguna sebab respons terhadap survei bisa diperoleh dari orang-orang di seluruh dunia karena PC dihubungkan pada sistem telepon. Monitor PC menampilkan pertanyaan dengan bantuan peranti lunak dan responden memberikan jawaban. Komputer memilih nomor telepon, menghubungi, dan menyimpan respons dalam sebuah arsip. CAPI memiliki kelebihan dalam hal bisa dikelola sendiri ( self administered ), yaitu responden dapat menggunakan komputer mereka sendiri untuk menjalankan program setelah menerima peranti lunak dan memasukkan respons mereka, sehingga mengurangi kesalahn dalam merekam. Singkat kata, kelebihan wawancara dengan bantuan komputer bisa dinyatakan sebagai pengumpulan informasi yang lebih cepat dan akurat, ditambah analisa data yang lebih cepat dan mudah. Advantages Of Software Packages
Catatan lapangan yang dibuat oleh pewawancara saat mereka mengumpulkan data biasanya harus dituliskan, dikodekan, dan ditabulasikan dengan tulisan tangan, dan seterusnya-yang semuanya membosankan dan memakan waktu. Komputer sangat memudahkan pekerjaan pewawancara terkait dengan aktivitas tersebut. Indeks data otomatis bisa dilakukan dengan program khusus. Dua mode operasi adalah (1) pembuatan indeks (indexing ) sehingga respons spesifik dikodekan dengan cara tertentu, dan (2) pencarian (retrieval ) data dengan kecepatan tinggi-meliputi 10.000 halaman dalam waktu kurang dari 5 detik. Dengan demikian, kita melihat bahwa komputer membuat dampak besar pada pengumpulan data. Dengan kemajuan besar teknologi dan penurunan biaya peranti keras dan lunak, wawancara dengan bantuan komputer cukup menjanjikan untuk menjadi metode pengumpulan data yang utama di masa depan. 8.2.2 Questionnaires
Kuisioner (questionnaires ) adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternative yang didefenisikan dengan jelas. Kuisioner dapat diberikan secara pribadi, disuratkan kepada responden, atau disebarkan secara elektronik. Personally Administered Questionnaires
Jika survey terbatas di suatu daerah local, dan organisasi bersedia serta mampu mengumpulkan kelompok karyawan untuk mengisi kuisioner di temapt kerja, cara yang baik untuk memperoleh data adalah memberikan kuisioner secara pribadi. Keuntungan utama dari hal ini adalah bahwa peneliti atau 24
seorang anggota dari tim penelitian dapat mengumpulkan semua respons lengkap dalam periode waktu singkat. Keraguan apa pun yang responden mungkin meliki terhadap beberapa pertanyaan bisa diklarifikasi di tempat. Peneliti juga memiliki kesempatan untuk menyampaikan topik penelitian dan memotivasi responden untuk memberikan jawaban secara jujur. Menyebarkan kuisioner kepada sejumlah besar orang pada saat yang sama adalah lebih murah dan memakan lebih sedikit waktu dibandingkan mewawancara. Memberikan kuisioner juga tidak memerlukan banyak keterampilan dibandingkan dengan melakukan wawancara. Tetapi, organisasi sering kali tidak mampu atau cenderung membiarkan jam kerja dihabiskan untuk pengumpulan data, dan cara lain untuk mendapatkan kembali kuisioner yang telah diisi mungkin harus dicari. Mail Questionnaires
Kelebihan utama kuisioner surat (mail questionnaires ) adalah bahwa daerah geografis yang luas dapat dicakup dalam survey. Tetapi, tingkat pengembalian kuisioner surat biasanya rendah. Kekuarangan lain dari kuisioner surat adalah bahwa keraguan apap pun yang responden miliki tidak dapat diklarifikasi. Demikian pula dengan tingkat pengembalian yang sangat rendah, sulit untuk membuktikan keterwakilan sampel karena mereka yang merespon survey mungkin sama sekali tidak mewakili populasi yang seharusnya diwakili. Tetapi, beberapa teknik yang efektif dapat diterapkan untuk meningkatkan tingkat respons pada kuisioner surat. Diantaranya, mengirim surat tidak lanjut, melampirkan sejumlah kecil uang sebagai insentifpada kuisioner, memberikan kepada responden amplop pengembalian lengkap dengan perangko dan alamat, dan membuat kuisioner tetap singkat. Guidelines For Questionnaire Design
Prinsip desain kuisioner bisa difokuskan pada tiga bidang. Yang pertama, berkaitan dengan susuna kata dalam pertanyaan. Yang kedua, mengacu pada perencanaan bagaimana variabel dikategorikan, diskalakan, dan dikodekan sebagai respons diterima. Yang ketiga berkaitan dengan penampilan kuisioner secara keseluruhan. a. Prinsip susunan kata Prinsip susunan kata mengacu pada faktor, yaitu: –
Isi dan tujuan pertanyaan Sifat variable yang diteliti (perasaan subjektif atau fakta objektif) akan menentukan jenis pertanyaan yang diajukan. Bila variabel yang diteliti bersifat subjektif (misalnya, kepuasan, keterlibatan) dimana keyakinan, persepsi, dan sikap responden ingin diukur, pertanyaan sebaiknya mengungkapkan dimensi dan elemen konsep. Jika variable objektif, seperti usia dan tingkat pendidikan responden yang diteliti, pertanyaan tunggal yang langsung akan lebih tepat.
–
Bahasa dan susunan kata kuisioner Bahasa kuisioner sebaiknya disesuaikan dengan tingkat pemahaman responden. Penting untuk mengatakan pertanyaan dalam cara yang dapat dipahami oleh responden.
–
Tipe dan bentuk pertanyaan 25
Tipe pertanyaan mengacu pada apakah pertanyaan akan terbuka atau tertutup. Bentuk mengacu pada pertanyaan yang disusun secara positif atau negative. Pertanyaan terbuka (open-ended
question ) memungkinkan responden untuk menjawab cara yang mereka pilih. Pertanyaan tertutup (closed question) sebaliknya, akan meminta responden untuk membuat pilihan diantara serangkaian alternative yang diberikan oleh peneliti. Daripada menyampaikan semua pertanyaan secara positif, disarankan memasukkan beberapa pertanyaan yang disusun secara negative (negatively worded question), sehingga kecenderungan responden untuk secara mekanis melingkari titik di salah satu ujung skala bisa diminimalkan. Seorang responden yang tidak berminat melengkapi kuisioner lebih mungkin tetap terlibat dan siaga saat menjawab pertanyaan yang disusun secara positif dan negatif selang-seling dalam daftar pertanyaan. Karena itu, kuisioner yang baik hendaknya memasukkan pertanyaan yang disusun secara positif dan negative. –
Mengurutkan pertanyaan Urutan pertanyaan dalam kuisioner sebaiknya membawa responden dan pertanyaan yang lebih bersifat lebih umum ke pertanyaan spesifik, dan dari pertanyaan yang relative mudah ke pertanyaan yang semakin sulit dijawab, pendekatan ini (funnel approach) mempermudah dan memperlancar responden untuk mengisi item kuisioner. Dalam menentukan urutan pertanyaan, disarankan tidak menempatkan secara berdekatan pertanyaan positif dan negative yang mengungkapkan elemen atau dimensi konsep yang sama.
–
Data klasifikasi atau informasi pribadi Data klasifikasi juga disebut sebagai informasi pribadi atau pertanyaan demografis mengungkapkan informasi seperti usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan penghasilan. Keputusan akan pertanyaan yang meminta informasi pribadi sebaiknya muncul di awal atau akhir kuisioner sepenuhnya merupakan pilihan peneliti.
a. Prinsip pengukuran Sama seperti adanya pedoman yang perlu diikuti untuk memastikan bahwa susunan kata dalam kuisioner adalah tepat untuk meminimalkan bias, demikian pula sejumlah prinsip pengukuran yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah tepat untuk menguji hipotesis, juga diperlukan. Hal ini mengacu pada skala dan teknik penyusunan skala yang digunakan dalam mengukur konsep, sekaligus penilaian terhadap keandalan dan validitas ukuran yang dipakai. b. Penampilan umum kuisioner Kuisioner yang atraktif dan rapi dengan pendahuluan yang tepat, instruksi, dan kumpulan pertanyaan yang dipersiapkan dengan baik dan alternative respons akan memudahkan responden untuk menjawab. Elemen-elemen tersebut, meliputi: –
Pendahuluan yang baik
26
Pendahuluan yang baik yang secara jelas mengungkapkan identitas peneliti dan menyampaikan tujuan survey, mutlak diperlukan. Bagian pendahuluan sebaiknya diakhiri dengan ungkapan sopan santun, berupa ucapan terima kasih kepada responden –
Menyusun pertanyaan, member instruksi dan petunjuk, serta penjajajaran yang baik Menyusun pertanyaan secara logis dan rapi dalam bagian yang tepat dan member instruksi tentang bagaimana melengkapi item-item di setiap bagian akan membantu responden untuk menjawabnya tanpa kesulitan. Pertanyaan juga sebaiknya dijajar dengan rapi sehingga memungkinkan responden menyelesaikan tugas menbaca dan menjawab kuisioner dengan waktu dan usaha sesedikit mungkin tanpa melelahkan mata.
8.3 OTHER METHODS OF DATA COLLECTION 8.3.1 Observational Studies
Sementara wawancara dan kuisioner mengungkap respons dari subjek, adalah mungkin untuk memperoleh data tanpa mengajukan pertanyaan kepada responden. Orang dapat diamati dalam lingkungan kerja mereka sehari-hari atau dalam situasi lab, dan aktivitas serta perilaku mereka atau item minat lainnya bisa dicatat dan direkam. Peneliti dapat memainkan salah satu dari dua peran ketika mengumpulkan data observasional lapangan, yaitu sebagai pengamat nonpartisipan atau pengamat partisipan. Peneliti mungkin mengumpulkan data yang diperlukan dalam kapasitas tersebut tanpa menjadi bagian integral dari system organisasi. Peneliti juga dapat memainkan peran pengamat partisipan. Di sini, peneliti memasuki organisasi atau lingkungan penelitian, dan menjadi bagian tim kerja. Seperti telah kita lihat, studi observasional dapat terbagi atas tipe pengamat nonpartispan atau pengamat partisipan. Keduanya, sekali lagi, bisa terstruktur atau tidak terstruktur. Bila pengamat mempunyai kumpulan kategori aktivitas atau fenomena yang telah direncanakan sebelumnya untuk dipelajari, hal tersebut merupakan studi observasional terstruktur ( structured observational studies). Format untuk merekam observasi dapat didesain dan ditentukan secara khusus untuk tiap studi agar sesuai dengan tujuan penelitian. Pada awal sebuah studi, adalah mungkin bahwa pengamat tidak memiliki ide yang jelas mengenai aspek tertentu yang memerlukan fokus. Mengobservasi peristiwa sebagaimana adanya juga dapat menjadi bagian rencana dalam banyak studi kualitatif (qualitative
study). Dalam hal itu, pengamat akan mencatat secara praktis semua yang diobservasi. Studi semacam ini merupakan studi observasional tidak terstruktur (unstructured observational studies ). Ada beberapa kelebihan dan kekurangan spesifik jika mengumpulkan data melalui observasi. Berikut ini kelebihan studi observasional: –
Data yang diperoleh melalui observasi peristiwa, sebagaimana adanya, pada umumnya lebih dapat dipercaya dan bebas dari bias responden
27
–
Dalam studi observasional, lebih mudah untuk mencatat akibat dari pengaruh lingkungan pada hasil spesifik
–
Lebih mudah untuk mengobservasi kelompok individu tertentu
Sedangkan kekurangan dari studi observasional, meliputi: –
Adalah perlu bagi pengamat untuk hadir secara fisik
–
Metode pengumpulan data ini tidak saja lambat, tetapi juga membosankan dan mahal
–
Karena periode observasi yang lama, kelelahan pengamat bisa dengan mudah terjadi sehingga dapat membiaskan data yang dicatatat
–
Meskipun suasana hati, perasaan, dan sikap bisa ditebak dengan mengobservasi ekspresi wajah dan perilaku nonverbal lain, proses pemikiran kognitif individu tidak dapat ditangkap
–
Pengamat harus dilatih tentang apa yang diobservasi dan bagaimana caranya, serta cara-cara untuk menghindari bias pengamat
Data yang diobservasi dari sudut pandang peneliti kemungkinan besar mudah mendapat bias dari pengamat. Bias bisa saja terjadi kesalahn mencatat, kehilangan ingatan, dan kesalahan dalam menginterpretasikan aktivitas, perilaku, peristiwa, dan isyarat nonverbal. Observasi peristiwa dari hari ke hari, selama periode waktu yang panjang, dapat membuat pengamat merasa bosan dan menimbulkan bias dalam mencatat observasi. Untuk menimalkan bias, pengamat biasanya diberi palatihan tentang cara mengobservasi dan apa yang perlu dicatat. Bias responden juga dapat menjadi ancaman terhadap validitas hasil studi observasional, karena mereka yang diobservasi mungkin menunjukkan reaksi yang berbeda selama periode studi, terutama jika observasi dibatasi pada periode waktu yang singkat. 8.3.2 Projective Methods
Idea tau pemikiran tertentu yang tidak dapat dengan mudah diungkapkan sengan kata-kata atau yang tetap berada pada tingkat bawah sadar dalam pikiran responden selalu dapat diangkat ke permukaan melalui penelitian motivasional (motivational research ) hal tersebut biasanya dilakukan oleh professional terlatih yang menerapkan berbagai teknik penyelidikan untuk membawa ke permukaan ideide dan pemikiran responden yang berada di alam bawah sadar. Teknik yang lazim untuk mendapatkan data semacam itu adalah asosiasi kata, penyelesaian kalimat, thematic apperception tests (TAT), tes inkblot, dan sebagainya. Teknik asosiasi kata (word association techniques ), seperti meminta responden dengan cepat mengasosiasikan sebuah kata. Demikian pula, penyelesaian kalimat akan meminta responden dengan cepat menyelesaikan sebuah kalimat.
Thematic Apperception Tests (TAT) meminta responden untuk menjalin sebuah cerita di seputar sebuah gambar yang ditunjukkan. Beberapa pola kebutuhan dan karakteristik kepribadian dapat ditelusuri melalui tes tersebut. Tes inkblot (inblot tests), bentuk penelitian motivasional lainnya menggunakan moda tinta (inkblot ) berwarna yang akan diinterpretasikan oleh responden, yang menjelaskan apa yang mereka lihat dalam beragam pola dan warna. 28
8.3.3 Multimethods Of Data Collection
Karena hampir semua metode pengumpulan data memiliki beberapa bias yang berkaitan dengannya, mengumpulkan data melalui multimetode dan dari berbagai sumber akan menambah keketatan penelitian. Penelitian yang baik memerlukan pengumpulan data dari berbagai sumber dan melalui beragam sumber dan melalui berbagai metode pengumpulan data. Meskipun demikian, penelitian semacam itu akan lebih mahal dan memakan waktu. Review of The Advantages and Disadvatages Of Different Data Collection Methods and when To Use Each a. Wawancara tatap muka ( Face-to-face interviews)
Wawancara tatap muka menyediakan data yang kaya, member kesempatan untuk membangun hubungan dengan orang yang diwawancara, serta membantu mengeksplorasi dan memahami persoalan yang rumit. Banyak ide yang biasanya sulit untuk diungkapkan juga dapat dibawa ke permukaan dan dibahas selama wawancara tersebut. Pada sisi negatif, wawancara tatap muka berpotensi memunculkan bias pewawancara dan bisa menelan biaya mahal jika ada sejumlah besar subjek yang terlibat. Jika diperlukan beberapa pewawancara, pelatihan yang memadai menjadi langkah pertama yang penting. Wawancara tatap muka paling tepat dilakukan pada tahap penelitian eksploratif ketika pewawancara mencoba memahami konsep dan factor situasional. b. Wawancara telepon (Telephone interviews )
Wawancara telepon membantu menghubungi subjek yang tersebar di berbagai daerah geografis dan memperoleh respons segera dari mereka. Hal tersebut merupakan cara yang efisien untuk mengumpulkan data jika seseorang memiliki pertanyaan yang spesifik untuk diajukan, membutuhkan respons segera, dan memiliki sampel yang tersebar di suatu wilayah geografis yang luas. Pada sisi negative, pewawancara tidak dapat mengamati respons nonverbal responden, dan orang yang diwawancara dapat mengabaikan telepon. Wawancara telepon adalah paling baik untuk mengajukan pertanyaan terstruktur dimana respons perlu diperoleh dengan segera dari sampel yang tersebar secara geogarafis. c. Kuisioner yang diberikan secara pribadi kepada kelompok orang Kuisioner yang diberikan secara pribadi kepada kelompok orang membantu untuk (1) membangun hubungan dengan responden ketika memperkenalkan survey, (2) memberikan klarifikasi yang diminta oleh responden langsung di tempat, dan (3) mengumpulkan kuisioner segera setelah diisi. Pada sisi negative, memberikan kuisioner secara pribadi mahal, khususnya jika sampel tersebar secara geografis. Kuisioner yang diberikan secara pribadi adalah paling tepat jika data dikumpulkan dari organisasi yang lokasinya berdekatan satu sama lain dan kelompok responden bisa dengan mudah dikumpulkan dalam ruang konferensi (atau lainnya) perusahaan. d. Kuisioner surat (Mail questionanaires )
29
Kuisioner surat menguntungkan jika respons terhadap banyak pertanyaan harus dikumpulkan dari sampel yang tersebar secara geografis, sulit, atau mustahil untuk melakukan wawancara telepon tanpa menelan biaya besar. Pada sisi negative, kuisioner surat biasanya memiliki tingkat respons yang rendah dan kita tidak dapat yakin jika data yang diperoleh adalah bias karena nonresponden mungkin berbeda dari mereka yang merespons. Survey kuisioner surat adalah paling tepat ketika informasi harus diperoleh pada suatu skala substansial melalui pertanyaan terstruktur, dengan biaya yang masuk akal dari sampel yang tersebar luas secara geogarafis. e. Studi observasional (Observational studies )
Studi obesrvasional membantu memahami persoalan yang rumit melalui obeservasi langsung dan kemudian, bila mungkin, mengajukan pernyataan untuk mengklarifikasi mengenai persoalan tertentu. Data yang diperoleh kaya dan tidak tercemar oleh bias laporan sendiri. Pada sisi negative, studi ini mahal, karena diperlukan periode observasi yang panjang dan bias pengamat mungkin mempengaruhi data. Studi observasional paling tepat untuk penelitian yang memerlukan data deskriptif nonlaporan sendiri, yaitu ketika ingin memahami perilaku tanpa secara langsung menanyakannya kepada responden. 8.4 ETHICS IN DATA COLLECTION
Terdapat beberapa isu etis harus diperhatikan ketika mengumpulkan data, yaitu: a. Etika dan Peneliti
–
Memperlakukan informasi yang diberikan responden sebagai sangat rahasia dan menjaga privasi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
–
Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek, terutama dalam eksperimen lab. Tujuan penelitian harus dijelaskan kepada mereka.
–
Informasi pribadi atau yang tampaknya mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, hal tersebut harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, serta memberikan alas an yang spesifik hal tersebut.
–
Apa pun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
–
Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespons survey dan jika seseorang tidak ingin memanfaatkan kesempatan untuk berpartisipasi, keinginan yang bersangkutan harus dihormati
–
Pengamat nonpartisipan harus sedapat mungkin tidak mencampuri
–
Dalam studi lab, subjek harus diberitahu sepenuhnya menganai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi
–
Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mangncam mereka secara fisik atau mental. Peneliti harus bertanggung jawab secara pribadi atas keamanan mereka.
–
Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama studi
a. Perilaku Etis Responden
30
View more...
Comments