Chapt 6&7 Assessment

March 26, 2019 | Author: Harfi Luthfan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Chapt 6&7 Assessment...

Description

SOAL ASSESSMENT CENTER Simulation Exercises (Chp 6) & The Role of  Individual Assessors (chp 7) 1. Jelaskan Jelaskan tentang tentang Case Analysis! Analysis! Jelaskan Jelaskan juga juga mengenai mengenai kelebihan kelebihan dan dan kelemahan dari Case Analysis dalam pelaksanaan Assesment Center! Case analysis dimana partisipan diberikan materi – diberikan problem ,kemudian partisipan membaca materi tersebut lalu di deskripsikan , dan rekomondasinya apa apa saja kemudian solusi masalah itu bagaimana bagaimana sih ,problem yaitu berkaitan dengan proses financial ,sistem dan juga proses analisis Dimensi yang diukur : problem solving , decision making ,strtategic  problem  problem solving solving Kelebihan : 1. dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan 2. dapat mengukur kemampuan yang spesifik ( dilihat apakah patisipan  punya skil problem problem solvin solvin g atau atau tidak) tidak) →

Kekurangan : 1. sulit untuk bersikap objektif  2. kalo partisipan gak mengerti tentang case nya maka akan sulit untuk  dinilai dan ketika asesor gak tau subjek yang mengisi casenya maka susah untuk menilai partisipan itu orang nya gimana si 2. Jelaskan Jelaskan tentang tentang Oral Presentatio Presentation! n! Jelaskan Jelaskan juga mengenai mengenai kelebih kelebihan an dan kelemahan dari Oral Presentation Pre sentation dalam pelaksanaan Assesment Center! Didalam oral presentation partisipan membuat presentasi / pidato tanpa  persiapan  persiapan tentanag tentanag topic topic yang simple simple , dan dan juga juga present presentasi asi yang yang formal formal tentang case study .Presentasi .Presentasi selalu yang diberi oleh assessor assessor yang mana menanyakan pertanyaan yang menantang bagi setiap partisipan,dimana  yang berhubunga berhubungan n dengan dengan job target target .kemudian .kemudian di format format yang yang lain lain , beberapa partisipan memberikan presentasi mereka kemudian mendiskusikan rekomendasi mereka dan memilih solusi yang paling baik  →

Di exercise ini menyediakan kesempatan yang luar biasa untuk  mengembangkan skill komun ikasi .Dibeberapa assessment center ,  partisipan  partisipan dalam menyediakan menyediakan materi materi presentas presentasii mengguna menggunakan kan seperti seperti flip flip charts,spidol transparan dalam menggunakan projector ,sudah menggunakan computer,LGD projectore dan perangkat presentasi

 Jika assignment nya menggunakan preaper atau persiapan sebelum assessment center ,partisipan dapat mempersiapkan matrei yang lebih formal ,dan asesor dapat melihat bagaimana partisipan dapat  menggunakan alat tersebut untuk menambah keefektifan kemampuan komunikasi mereka Dimensi yang diukur : skill komunikasi Kelebihan : 1. dapat mengukur skill komunikasi dari partisipan 2. sudah menggunakan berbagai macam teknologi 3.dimensi yang diukur jelas oral communication Kelemahan : 1. Materi dapat keluar dari konteks yang diharapkan oleh asesor,karena topic ditentukan sendiri oleh partisipan 2. Waktu presentasi tidak jelas jangka waktunya seberapa lama 3. Jelaskan tentang Leaderless Group Discussion (LGD)! Jelaskan juga mengenai kelebihan dan kelemahan dari Leaderless Group Discussion (LGD) dalam pelaksanaan Assesment Center! LGD merupakan sebuah diskusi dalam kelompok kecil (5-7 orang) dengan materi yang telah ditentukan. Semua anggota kelompok dapat  duduk sejajar serta memiliki hak dan kewajiban yang sama. Dalam LGD, keterampilan berinteraksi dalam kelompok yang ditampilkan oleh peserta dapat diamati cukup mendalam karena permasalahan yang dipilih erat  kaitannya dengan kondisi sehari-hari yang mungkin dikerjakan oleh seseorang yang menduduki posisi manager/supervisor. Akan tampak  kemampuan seseorang dalam menganalisa permasalahan, mengambil keputusan, efektivitas komunikasi, dan kemampuan dalam meyakinkan orang lain serta mempresentasikan ide-idenya dengan cara yang terbuka dan bersahabat. →

Kelebihan : tidak memerlukan banyak waktu, karena dilakukan secara bersamaan. Semua anggota dapat menunjukkan performa terbaiknya karena tidak ada leader. Kelemahan : anggota yang pasif sulit untuk menonjol dibandingkan dengan anggota lain yang lebih aktif.

4. Jelaskan tentang Role Play Exercises! Jelaskan juga mengenai kelebihan dan kelemahan dari Role Play Exercises dalam pelaksanaan Assesment Center!



 Adalah suatu bentuk tes situasional yang mensimulasikan aspek - aspek 

interpersonal relationship/komunikasi yang dituntut oleh suatu pekerjaan.  Ada beberapa bentuk role play yang biasa didisain untuk mensimulasikan suatu situasi dalam pekerjaan. Simulasi ini beberapa perilaku yang dapat  dievaluasi antara lain: interpersonal sensitivity, persuasive communication, interpersonal relationship, customer service orientation, leadership, dll. kelebihan : waktunya lebih singkat, dan bisa sekalian interview. Kekurangan : menambah beban asesor karena asesur juga harus berberan dalam simulasi ini

5. Jelaskan tentang In-Basket! Jelaskan juga mengenai kelebihan dan kelemahan dari In-Basket dalam pelaksanaan Assesment Center! →

In Basket adalah simulasi yang menggunakan sistem paperwork di

mana terdapat macam-macam tugas yang diberikan, baik dalam bentuk  memo, surat, reports, pengumuman yang harus dikerjakan dalam waktu  yang terlah ditentukan dan secara individual tanpa sekretaris. Partisipan diberikan kalender, background information, informasi secara keseluruhan, dan sarana alternative dari tanggapan. Pada simulasi ini, partisipan harus menulis instruksi , draft surat, mengambil keputusan dan mengatur jadwal meeting dalam masa periode singkat. Prosedur dalam in basket exercise adalah a.

Dalam teknik ini, peserta diberikan beberapa informasi tentang peran

 yang akan dimainkan seperti deskripsi, tanggung jawab, konteks umum tentang peran. b.

Para peserta pelatihan ini kemudian diberikan bahan yang digunakan

untuk in basket dan diminta untuk menanggapi bahan dalam jangka waktu tertentu. c.

Setelah semua peserta menyelesaikan tugasnya, berlangsungnya

diskusi dengan pelatih. d.

Dalam diskusi ini, peserta menjelaskan tentang keputusan-keputusan

 yang telah dibuatnya. e.

Kemudian pelatih menyediakan feedback, keputusan yang dibuat 

sesuai untuk memperkuat atau mendorong peserta pelatihan agar  meningkatkan alternative yang dibuat yang tidak sesuai.

Kelebihan In basket adalah a.

Memiliki nilai yang tinggi pada face validity untuk banyak pekerjaan

manajerial. b.

Memungkinkan digunakan untuk berbagai penilaian dimensi.

c.

Memiliki score yang berhubungan/terkait sama dengan performance

managerial secara nyata, peringkat management, dan performance  pekerjaan dengan tugas yang sama/mirip dengan saat assessment.

Kelemahan In Basket adalah a.

Waktu yang terbatas.

b.

Prosedur standar penilaian.

c.

Jenis exercise in Basket adalah kompleks.

d.

Tidak melihat/memerlukan overt behavior.

6. Jelaskan tentang Oral Fact Finding! Jelaskan juga mengenai kelebihan dan kelemahan dari Oral Fact Finding dalam pelaksanaan Assesment Center! Pada Oral Fact Finding partisipan dapat membaca hanya sedikit  informasi mengenai suatu masalah dan diberikan kesempatan untuk  memperoleh tambahan informasi dengan bertanya langsung kepada resource person. Resource person adalah orang yang dilatih sebagai role  player atau assessor. Pada intinya, Oral Fact Finding menilai kemampuan  partisipan untuk memperoleh informasi dari orang lain melalui bertanya, dan bagaimana ia menginterpretasikannya. Kelebihan : assessor dapat mengevaluasi cara partisipan mengambil keputusan dan tingkat toleransi stress partisipan Kekurangan: Pengadministrasiannya sulit, dan kadang sulit juga untuk  membangun construct nya →

7. Apa manfaat dari pemetaan simulasi atau exercise dengan menggunakan Dimension Matrix? →

Dapat membantu kita memahami bahwa latihan yang berbeda akan

menampilkan keterampilan yang berbeda, kemampuan yang berbeda, dan dimensi yang berbeda.

8. Dalam menggunakan simulasi ada 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu Standarisasi dan Struktur. Apa yang dimaksud dengan kedua hal tersebut? →

Struktur dalam hal simulasi, partisipan mempunyai kebebasan dalam

berekspresi, baik dalam menjawab pertanyaan atau memberi tanggapan atas instruksi yang diberikan. Misalnya dalam simulasi LGD. Sedangkan standarisasi adalah keseragaman dan formalitas pada prosedur   penilaian asesmen. Kondisi, tugas dan instruksi yang diberikan pada semua  partisipan adalah sama. Misalnya dalam simulasi in basket dan bussiness games.

9. Bagaimana menentukan jenis simulasi yang tepat dan level simulasi yang harus digunakan dalam assessment center untuk tujuan seleksi? Seleksi adalah suatu proses mengidentifikasi kecocokan yang terbaik di antara jabatan / profesi dan orang, baik kandidat internal (promosi atau  penempatan) atau pelamar eksternal (rekrutmen dan seleksi). Dalam konteks assessment and development, maka sistem seleksi berlandaskan  pada konsep dasar bahwa semakin tinggi kecocokan antara persyaratan suatu jabatan / profesi dan kompetensi pemegang jabatan / profesi maka akan semakin tinggi pula kinerja dan kepuasan individu. Penentuan jenis simulasi yang tepat dan level simulasi yang digunakan dalam assessment center untuk tujan seleksi juga mempertimbangkan  point-point dibawah ini : 1) Akurasi penilaian kompetensi individual 2) Model kompetensi untuk jabatan 3) Metode penilaian taraf kecocokan jabatan dan individu. Sistem seleksi merupakan dasar dan kerangka kinerja SDM khususnya di Pengembangan SDM. Akan lebih baik menseleksi orang yang tepat dan kompetensi yang cocok dibandingkan mengembangkan orang dengan  posisi yang salah penemapatan. →

10.Bagaimana menentukan jenis simulasi yang tepat dan level simulasi yang harus digunakan dalam assessment center untuk tujuan diagnostik? →

Untuk tujuan diagnostik, pelatihan dilakukan dengan fungsi yang

berbeda. Pelatihan harus di design untuk menyiapkan assessment yang akurat terhadap beberapa atribut yang berbeda. Dimensi harus disediakan sebagai langkah penengah dalam proses mengevaluasi potensi secara keseluruhan. Dalam diagnostik program dimensi merupak the end-products

dari assessment. Oleh karena itu, the exercises harus memberikan evaluasi secara rinci dan secara terpisah dari masing-masing dimensi. Diagnostik  center membutuhkan banyak dan beragam pelatihan. Dalam mengassesse kemampuan partisipan dalam memimpin kelompok, assessor harus bisa mengobservasi lebih dari satu interaksi dari interaksi grup. Program diagnostik harus menunjukan secara tepat kekurangan dari beragamnya bentuk kegiatan dari kemampuan individu dalam memimpin di suatu kelompoknya. Program harus juga memiliki tingkat kesetiaan yang tinggi. Pelatihannya juga harus seperti work sample test dan mengukur level dan kemampuan partisipan.

11.Apa kelebihan dan kelemahan dari Off-The-Self Exercises dan Home-Grown Exercises?

Kelebihan: Off-the-self - memerlukan biaya yang lebih murah untuk AC skala kecil. -mempunyai kualitas yang lebih tinggi. -mempunyai norma Home-built - mempunyai ketepatan atau kejituan yang tinggi pada  pekerjaan dan organisasiyang spesifik. -dapat disimpan dari partisipan Kekurangan: Off-the-self - memerlukan biaya yang tinggi untuk AC skala besar. -mempunyai face validity yang kurang. Home-built - tidak dapat diulang secara menyeluruh. →

12.Jelaskan yang dimaksud dengan “Observing and Recording of Behavior” dalam peran yang dijalankan oleh assessor secara individual! →



Observing : Observasi perilaku yang muncul dari Assessi saat AC (Assessment Center) berlangsung. Assesor mengandalkan penglihatan saat   Assessee mengeluarkan perilaku-perilaku seperti menggaruk, melamun, tangan dilipat, menggaruk-garuk dan lain sebagainya. Recording : Merekam yang dilakukan oleh Assesse pada saat assessment  center berlangsung. Assessor disini mengandalkan ingatan untuk mencatat  dalam untuk hasil laporan AC. Tapi terkadang assessor juga sulit untuk  mengingat kembali apa saja yang dilakukan oleh Assesse. Maka dari itu dalam proses AC adanya alat perekam yang digunakan untuk melihat   perilaku Assessee apa saja yang muncul selama AC berlangsung agar  mempermudah Assesor dalam membuat laporan AC.

13.Jelaskan yang dimaksud dengan “Classifying Behaviors and Preparing Reports” dalam peran yang dijalankan oleh assessor secara individual! Setelah proses assessment dilakukan, assessor harus mengklasifikasikan perilaku perilaku yang ditunjukkan oleh asssessor  selama proses assesssment dalam dimensi dimensi yang telah ditentukan sebelumnya, apakah perilaku yang ditunjukkan termasuk dalam dimensi  yang telah ditentukan/ tidak.dan mencantumkannya di lembar yang telah disediakan. →

 Assessor lebih mungkin untuk membuat laporan yang akurat jika dimensi  yang diukur tidak lebih dari 3, dibandingkan jika 6 – 9 dimensi yang diukur. Setelah proses observasi dan klasifikasi selesai, assessor harus menuliskan detil perilaku yang telah diklasifikasikan kedalam dimensi yang cocok.

14.Jelaskan yang dimaksud dengan “Scaling of Behaviors afte each exercise and after all exercises” dalam peran yang dijalankan oleh assessor secara individual! →

Scalling of Behaviors after each exercises

 Assesor diminta untuk memberikan rating pada setiap dimensi yang dapat  diamati dalam latihan. Setelah mereka mengamati dan mengklasifikasikan  perilaku, assessor biasanya menggunakan skala penilaian 1 sampai 5 untuk  mengevaluasi kinerja peserta pada setiap dimensi. Ini dapat mempengaruhi  penilaian individu dan dinamika kelompok dalam diskusi para assessor. →

Scalling of behavior after all exercises

Setelah semua laporan latihan telah dibaca selama proses integrasi diskusi assessor, setiap assessor membutuhkan waktu beberapa menit untuk  meninjau bukti akumulasi perilaku dan menentukan peringkat/rating untuk  kinerja keseluruhan pada dimensi tersebut.

15.Jelaskan yang dimaksud dengan Schema Driven Theory dalam proses socialcognition assessor! Schema Driven Theory adalah Cara di mana seorang asesor hanya melihat sedikit perilaku yang kemudian langsung disimpulkan karena berdasarkan kepercayaan mengenai suatu perilaku dan stereotypes tentang seseorang/manusia sehingga subjektifitas mudah terjadi yang berasal dari general impressions. Schema theory ini menggunakan  pendekatan Top-down dan Cognitive categorization model. Observer  →

memiliki kesulitan dalam memberikan penilaian sampai semua bukti ada. Dengan demikian, mungkin ada proses persepsi selektif yang menyaring rincian sehingga tidak konsisten dengan knowledge yang ada. Berkaitan dengan mengamati perilaku, asesor dapat bias karena skema klasifikasi  yang salah/rusak. Proses yang dipengaruhi oleh schema adalah proses observasi dan klasifikasi perilaku; proses reporting perilaku untuk asesor  lain dalam integrasi; dan proses scaling behavior.

16.Jelaskan yang dimaksud dengan Behavior Driven Theory dalam proses socialcognition assessor! →



Wegner & Bargh (1998) – manusia mampu mengamati keseluruhan perilaku orang lain, mengingat kejadian spesifik, dan membuat penilaian yang objektif  berdasarkan sesuatu yang aktual yang terjadi. Nathan & Lord (1983) – observer mampu mengklasifikasikan perilaku ke kategori yang terpisah, dan membuat rating berdasarkan perilaku yang ditunjukan partisipan. → Bottom-up approach (Fiske & Taylor, 1984) → Behavioral model (Borman, 1978) → Sebutan → Data-driven approach (Abelson, Lain 1981) →



→ →

Dasar Evaluasi Memori Kualitas Penilaian

Rational model (Lievens & Klimoski, 2001) →

Perilaku yang ditampilkan →

Perilaku spesifik →

Objektif 

17.Dari antara ‘Schema Driven Theory’ dan ‘Behavior Driven Theory’, mana yang paling akurat untuk digunakan dalam konteks assessment center? Jelaskan  jawaban Anda! Kita telah mengetahui berbagai point of view dan persepsi dari masingmasing teori (behavior dan schema driven) dan ada bukti penelitian secara theoritical dan empirical yang mendukung. Tetapi kita tidak dapat  memutuskan mana teori yang lebih baik diantara kedua teori tersebut  karena kedua pendekatan tersebut tidak ada yang benar-benar  menjelaskan mengenai interpersonal judgment dalam asesment centers. Yang terbaik adalah dengan mengerti mengenai setiap kapan proses tersebut terjadi, kondisi apa yang mendorong terjadinya behavior-based atau schema based evaluation dan apa yang dapat dipelajari dari masing→

masing persepsi teori yang dapat mendukung dan mengembangkan proses asesment yang lebih baik. Kedua teori tersebut dapat saling mendukung dan melengkapi satu sama lain serta saling memberi kontribusi dalam  pengambilan data dan penentuan hasil dari assessment center . Gabungan dari kedua teori tersebut memberikan hasil yang lebih akurat daripada hanya menggunakan salah satu diantaranya.

18.Jelaskan tentang “Behavior Driven Processing” dalam Assessor training! →

Behavior Driven Processing adalah proses yang digunakan dalam

assesor training untuk melihat perilaku yang muncul secara berurutan lalu hasil dari perilaku yang muncul tersebut diklasifikasikan dan dievaluasi. Teknik yang digunakan dalam Behavior Driven Theory ini adalah Bottom-Up  Approach, Behavior Model. Perilaku yang muncul yang dinilai hanya  perilaku yang spesifik yang muncul dari Assesee. Quality of Judgement   yang terdapat dalam Behavior Driven Processing bersifat Objective, adalah  penilaian menurut fakta dilapangan yang dilihat oleh assesor, fair, dan apa adanya tidak dibuat-buat atau palsu. Behavior Driven Theory ini hanya memaparkan saja tidak menilai secara mendetail perilaku yang muncul dari assesee.

19.Jelaskan tentang “Schema-Driven Processing” dalam Assessor training! →

Dikaitkan dengan pengalaman yang sebelumnya pernah terjadi, jadi

dalam pelatihan, assessor mencatat segala kejadian yang muncul lalu dikaitkan dengan pengalaman masa lalu jika assesse melakukan hal-hal  yang mirip dengan persepsi assessor. Contoh assesse dalam LGD hanya diam, kepala tertunduk, banyak bergerak dan cara duduk yang santai, lalu assessor berasumsi bahwa assesse pendiam, tidak bisa mengikuti topic dan kurang begitu memperhatikan topic yang sedang dibicarakan. jadi itulah  yang dimaksud dengan schema Driven processing. Perbedaan akan terlihat   jika anda membaca nomer 18

20.Dari antara ‘Behavior Driven Processing’ dan ‘Schema-Driven Processing’, mana yang paling baik dan tepat untuk digunakan dalam assessor training?  Jelaskan jawaban Anda!



Keduanya baik digunakan, karena kedua proses ini bisa di-training

kepada seorang assessor. Walaupun karena keduanya memiliki pendekatan  yang sama sekali berbeda maka frame reference training bisa digunakan untuk seleksi atau promosi dan diagnostic sedangkan process training digunakan untuk developmental center. Namun bila kedua process ini dapat di-training kan ke seorang assessor, makan ia dapat secara urutan dan hati-hati melakukan proses assessment dimana pada saat yang bersamaan dapat tetap mengikuti model dan dimensi performance yang diadopsi oleh program assessment.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF