Ch 14 Godfrey
December 7, 2017 | Author: Afrizal Wildan | Category: N/A
Short Description
akuntansi teori...
Description
LO 1 CURRENT FACTORS INFLUENCING ACCOUNTING AND AUDITING RESEARCH, REGULATION AND PRACTICE XBRL Revolusi teknologi dan peraturan yang terjadi di tahun 2008 telah berdampak pada proses penyusunan laporan keuangan, di mana pada akhir tahun 2008 SEC (US SECURITIES AND EXCHANGE COMISSION) meminta 500 perusahaan terbesar di Amerika Serikat untuk menyampaikan laporan tahun 2009 dengan Extensible Business Reporting Language (XBRL). SEC berharap XBRL dapat mempercepat analisis data keuangan perusahaan dengan lebih sedikit kesalahan. Laporan keuangan tersebut akan disimpan di database publik SEC (disebut EDGAR) yang tersedia melalui internet. XBRL memungkinkan data keuangan untuk ditandai sehingga dapat diekstrak oleh software untuk membuat laporan yang dirancang khusus (customdesigned). Hal ini membuat data keuangan dapat segera diakses dan dianalisa oleh lebih banyak pengguna dengan tingkat kesalahan yang lebih kecil. Menurut penelitian Haka (2009), XBRL akan menarik para analis untuk melakukan analisis tidak hanya terhadap perusahaan besar saja, namun juga perusahaan kecil. Apabila suatu perusahaan kecil diteliti oleh lebih banyak analis, maka likuiditas sahamnya akan meningkat nantinya. Penerapan XBRL ini dapat membuat manajer perusahaan kehilangan kendalinya atas agregasi data laporan keuangan. Hal ini juga akan membuat kinerja manajer diperiksa secara terperinci untuk menjelaskan laporan keuangan yang diterbitkannya. Penerapan XBRL juga menimbulkan kendala, di mana pendekatan rekonsiliasi audit laporan XBRL versi cetak yang berlaku sekarang diperkirakan belum memadai. Plumlee dan Plumlee (2008) berpendapat bahwa penyediaan informasi XBRL membawa paradigma yang membuat para auditor bertanya lebih dalam dan bukan sebatas rekonsiliasi, misalnya pertanyaan tentang apa yang menyebabkan kesalahan dalam XBRL dan apa artinya materialitas bila informasi keuangan tunggal digunakan di luar konteks laporan keuangan. Plumlee dan Plumlee sependapat dengan Haka bahwa masih diperlukan penelitian tentang keuntungan dan kerugian penerapan XBRL, beserta dampaknya terhadap masa depan pelaporan keuangan dan audit.
The Effects of Corporate Collapses and the Sarbanes-Oxley Act (2002) Beberapa kasus runtuhnya perusahaan ternama dan perubahan hukum di awal tahun 2000-an mengubah citra akuntansi dan audit beserta regulasinya. Sebelum SarbanesOxley Act (SOX) muncul di Amerika Serikat pada tahun 2002, kantor akuntan publik melakukan review satu sama lain yang diatur oleh American Institute of Certified Public Accountant (AICPA). Sejak tahun 2004, Public Company Accounting and Oversight Board (PCAOB, didirikan berdasarkan legislasi SOX) melaksanakan inspeksi independen terhadap kantor akuntan publik. SOX juga membatasi pemberian jasa konsultasi (non-audit) tertentu dari kantor akuntan publik kepada kliennya. Para auditor dilarang memberikan jasa audit kepada klien mereka, kecuali untuk beberapa jenis audit tertentu yang telah disetujui oleh komite audit klien. Ini disebabkan karena setelah keruntuhan perusahaan-perusahaaan awal tahun 2000-an, kantor akuntan publik dikritik karena mengkompromikan independensinya akibat terlalu bergantung pada pendapatan dari jasa konsultasi. Garis besarnya, peran auditor beserta teknik dan independensinya terus diperdebatkan karena
perannya
dalam
menciptakan
kepercayaan
pada
perusahaan
dan
manajemennya. ISSUES
SURROUNDING
THE
APPLICATION
OF
FAIR
VALUE
ACCOUNTING DURING THE GLOBAL FINANCIAL CRISIS Penyebab dari krisis keuangan global (GFC) yang melanda seluruh dunia pada tahun 2008 dan 2009 adalah kompleks dan terbuka untuk diperdebatkan. Namun, beberapa menganggap praktek menilai wajar aset sebagai faktor yang berkontribusi terhadap penyebaran cepat masalah dari asal-usulnya di pasar subprime AS mosrgage seluruh dunia, dan memperburuk kedalaman krisis. Hal ini karena standar akuntansi (terutama standar akuntansi keuangan (FAS) No 157 Pengukuran Nilai Wajar) diperlukan write-downs nilai investasi yang dimiliki oleh bank selama kondisi pasar yang bergolak. write down membatasi kemampuan entitas untuk memberikan pinjaman. Menandai aset keuangan ke pasar (ke nilai wajar refleks) juga mempengaruhi sisi aktiva dari neraca pinjaman perusahaan, retricting kemampuan mereka untuk meminjam.
Securities Exchange Commission (SEC) menyelidiki peran nilai wajar dalam krisis dan mengeluarkan laporan 211 halaman pada hari-hari terakhir tahun 2008. SEC menawarkan delapan rekomendasi untuk meningkatkan akuntansi nilai wajar, dan juga merekomendasikan bahwa pembuat standar akuntansi memberikan pedoman tambahan untuk penerapan beberapa standar di pasar likuid (di mana tidak ada cukup pembeli dan penjual bersedia). SEC mencatat bahwa meskipun definisi nilai wajar dalam US GAAP dan IFRS 157 umumnya konsisten, ada beberapa perbedaan. Secara khusus, US GAAP 157 explicity menggunakan harga keluar tapi IFRS nilai wajar bukan explicity harga yang keluar maupun eksplisit dengan harga entri. Selain itu, SEC menunjukkan bahwa IFRS dan US GAAP berbeda dalam akuntansi mereka untuk instrumen keuangan. Salah satu perbedaannya adalah perlakuan pra-Oktober 2008 untuk mengklasifikasi aset keuangan tertentu. Sejak Oktober 2008, kedua set standar
memungkinkan
aset
keuangan
non-derivatif
yang
dimiliki
untuk
diperdagangkan dan aset keuangan tertentu untuk dipindahkan dalam situasi tertentu. Reaction by Standard Setters Pada bulan Oktober 2008, IASB mengubah aturan untuk reclassiflyng aset keuangan sehingga kerugian dari perubahan nilai pasar atas aset yang dapat diperlakukan secara berbeda. Sebelum perubahan aturan, standart internasional diperlukan untuk kerugian yang akan diambil melalui laporan laba rugi. Setelah perubahan peraturan, aset bisa dipindahkan dalam kondisi tertentu menghindari pengisian kerugian mark-to-pasar ke laporan laba rugi. Namun, ada juga aturan perubahan yang disempurnakan yang membutuhkan pengungkapan instrumen keuangan dan pengaruh reklasifikasi pada laporan laba rugi. Perubahan ini dibuat perubahan melalui untuk IAS 39 dan IFRS 7. Isu dalam IFRS-USE GAAP konvergensi Meskipun adanya roadmap, belum diketahui secara pasti bahwa negara-negara bersatu akan mengadopsi IFRS. SEC telah menyoroti beberapa isu penting yang perlu diatasi sebelum perusahaanperusahaan AS mulai menggunakan IFRS di dalam negeri. Waktu yang panjang diperlukan untuk mengatasi masalah ini dan juga diperlukan untuk pihak yang terkena dampak untuk menyesuaikan. Sebagaimana dijelaskan dalam bab 11, manajemen kompensasi dan kontrak utang biasanya berisi referensi banyak untuk nomor akuntansi seperti laba, hutang dan ekuitas pemegang saham. Angka ini dihitung
dengan menerapkan aturan-aturan akuntansi termasuk yang ditentukan dalam standar akuntansi.
Setiap
perubahan
standar
akuntansi
memiliki
potensi
untuk
mendistribusikan kekayaan antara pihak-pihak kontraktor. Membiarkan waktu untuk perubahan dari US GAAP ke IFRS, dan merapikan mengubah dengan memodifikasi kedua set standar untuk mengurangi perbedaan antara mereka, memberikan waktu kontrak pihak untuk melakukan negosiasi ulang kontrak. LO
3
POSSIBLE
DIRECTIONS
IN
FUTURE
INTERNATIONAL
ACCOUNTING STANDARD SETTING ARRANGEMENTS IASB and FASB Convergance Project Pada bulan November 2008, Securities and Exchange Commission (SEC) di Amerika merilis ‘roadmap’ untuk penggunaan IFRS
secara potensial untuk diterapkan di
perusahaan di Amerika pada tahun 2014. Penyatuan dengan IFRS adalah sebagai bentuk kesatuan yang dicapai melalui banyak kejadian penting (milestone) untuk meyakinkan bahwa IFRS akan sangat menguntungkan bagi masyarakat luas dan dapat memberikan perlindungan terhadap investor.
Milestone tersebut berhubungan
dengan: 1. Peningkatan standar akuntansi 2. Akuntabilitas dan pendanaan dari IASC Foundation 3. Peningkatan dalam kemampuan memakai data untuk pelaporan IFRS 4. Pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan IFRS 5. Penggunaan diawal untuk meningkatan perbandingan untuk investor di Amerika 6. Mengantisipasi penentuan waktu dimasa depan oleh Commision 7. Kewajiban untuk mengimplementasikan IFRS untuk perusahaan di Amerika Issues in IFRS – US GAAP convergence Walaupun dengan kehadiran roadmap, itu tidak dapat memastikan bahwa Amerika akan mengadopsi IFRS. Banyak petinggi di SEC dan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) bersikap kritis dengan kehadiran IFRS. Mereka merasa tidak terikat untuk melaksanakan dan tidak siap untuk menerapkan roadmap tersebut. Ada pula yang berargumen bahwa IFRS masih dibaru dibandingkan dengan GAAP, oleh karena itu sulit untuk membuat koreksi secara detail apabila ditemukan kesalahan.
International Auditing Standards Ada beberapa akuntan menyarankan pemindahan pengimplementasi dari GAAP ke IFRS membutuhkan auditing standard yang baru untuk memudahkan . pendekatan audit yang baru mempunyai implikasi yang penting dalam penerapannya karena IFRS memfokuskan bagiamana menegakan peraturan dibandingkan dengan prinsip yang GAAP terapkan. Alasan auditing standards juga dibuat secara internasional sama halnya dengan accounting standards, yaitu efek globalisasi dari bisnis dan share markets menciptakan permintaan terhadap standar internasional.Banyak institusi yang mencalonkan diri agar peraturan yang dibuatnya dipakai secara internasional, contohnya International Standards on Auditing (ISA), atau International Auditing and Assurance Standads Board (IAASB) yang beroperasi dibawah International Federation of Accountants (IFAC). LO 4 SUSTAINABILITY ACCOUNTING, REPORTING AND ASSURANCE WHAT IS SUSTAINABILITY ACCOUNTING AND REPORTING? Setiap perusahaan mengeluarkan sustainability report. Pencatatan sustainability report harus dengan menggunakan sustainability accounting yang merupakan bagian dari social accounting. Menurut
Grayt, Owen, dan Adams social accounting
merupakan kombinasi akuntansi untuk sesuatu yang berbeda, media yang berbeda, untuk pengguna yang berbeda, dan untuk tujuan tertentu. Tujuan social accounting adalah untuk mengobservasi dan mengasimilasi isu yang tidak discover oleh traditional accounting ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk decision making. Penelitian dalam social accounting menggunakan naturalistic research approach dengn case studies dan interview untuk mengetahui bagaimana akuntansi telah dibangun secara social dan bagaimana dilakukan oleh partisipan. Sustainability (keberlangsungan) berarti memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mempengaruhi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Dari definisi tersebut, sustainability fokus pada perlindungan lingkungan (eco-efficiency) dan generasi (eco-justice). Oleh karena itu, perusahaan yang mempublikasikan sustainability
report
harus
memasukkan
informasi
yang
menggambarkan
hubungannya dengan karyawan, komunitas, dan lingkungan sekitarnya.
Recent Development In Sustainability Reporting GRI (Global Reporting initiative) merupakan salah satu petunjuk dalm penyusunan sustainability reporting yang diterbitkan pada bulan Oktober 2006. GRI guideline berisi sustainability disclosure framework, prinsip-prinsip dan petunjuk, standar pengungkapan untuk semua tipe organisasi. Prinsip mengatur isi dari sustainability report, kualitas informasi, dan batasan laporan. Standar pengungkapan berisi strategi dan profil keberlangsungan perusahaan, pendekatan managemen, dan indikator kinerja. Tujuan GRI guideline sama dengan tujuan conceptual framework yaitu untuk mengarahkan pelaporan keuangan. Salah satu contoh isu dalam sustainability reporting adalah penggunaan akuntansi untuk emisi karbon. Perusahaan harus membuat sustainability rporting dengan adanya emisi karbon. Hal ini dikarenakan kebutuhan dalam bagaimana menghitung hak emisi atau izin dan kewajiban yang diakru dari emisi yang dibuat. Perubahan iklim dan isu sustainability juga mempengaruhi traditional financial reporting yang berhubungan dengan keputusan mengenai asset impairment dan risk disclosure. Contohnya : kenaikan biaya listrik akan mempengaruhi nilai asset yang digunakan untuk membuat perabot dengan high-energy. Trends In Sustainability Reporting Assurance Unsur penting dalam kegunaan laporan keuangan perusahaan adalah terjaminnya independensi dari laporan keuangan. Jaminan Independensi pada laporan keuangan memberikan kepercayaan kepada stakeholder tentang relevansi, kredibilitas dan keandalan laporan. Di sebagian besar negara laporan keuangan tahunan harus diaudit, meskipun laporan keuangan interim bisa ditinjau saja. Perbedaan antara audit dan review adalah tingkat jaminan yang diberikan oleh auditor mengenai keandalan informasi yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini pada gilirannya ditentukan oleh sifat dan luasnya prosedur yang dilakukan oleh auditor hasil dari prosedur dan objektivitas bukti yang diperoleh. Beberapa perusahaan kini mencari jaminan untuk laporan keberlanjutannya. Survei KPMG menunjukkan laporan pertanggungjawaban perusahaan yang 56 persen dari
G250 (250 perusahaan terbesar di keberuntungan Global 500) yang mengeluarkan laporan CSR. Survei KPMG juga menunjukkan bahwa sejumlah perusahaan besar mencari jaminan formal bervariasi secara signifikan oleh negara. Permintaan informasi lingkungan bertujuan agar regulasi dapat mendorong pemberian informasi yang meyakinkan untuk kelompok yang lebih luas seperti stakeholder. Negara-negara Skandinavia adalah Negara yang memerintahkan pembuatan pelaporan lingkungan dan perusahaan membuat informasi kepada stakeholder eksternal. KPMG mencatat adanya lonjakan dalam penyediaan laporan CSR yang terjamin oleh perusahaanperusahaan di Denmark, Finlandia, dan Swedia dari 2005 sampai 2008, mungkin didorong oleh praktek pelaporan dan undang-undang Swedia baru yang mensyaratkan laporan yang terjamin. Tampaknya ada perubahan dalam sikap terhadap pelaporan keberlanjutan dan jaminan di Amerika Serikat, dengan penyediaan laporan jaminan formal dalam laporan pertanggungjawaban perusahaan meningkat, dengan cepat dari 2 persen di tahun 2002 menjadi 14 persen pada tahun 2008. Perubahan sikap bisa disebabkan oleh kegiatan kelompok lobi seperti CERES berbasis di Boston. Sebuah stimulus untuk memberikan informasi lingkungan yang berkualitas tinggi juga berasal dari pertumbuhan Carbon Disclosure Project (CDP). Para CDP memperoleh data dari perusahaan terhadap risiko perubahan iklim strategi dan emisi gas rumah kaca dan informasi tersebut disediaskan di web mereka. Tujuan utama mengumpulkan informasi ini adalah untuk menginformasikan investasi dan keputusan pembelian oleh investor institusi, organisasi pembelian dan badan pemerintah. Lebih dari 1500 perusahaan dari seluruh dunia secara sukarela memberikan informasi kepada CDP pada tahun 2008. Why Seek Assurance For Sustainability Reports? Teori positif dari audit menunjukkan bahwa permintaan untuk audit timbul dari pemisahan kepemilikan dan manajemen. Proses perlindungan harga memberikan insentif bagi manajemen untuk menanggung biaya audit di mana biaya yang kurang dari manfaat dari kenaikan harga saham. Audit berpendapat untuk memberikan manfaat dengan meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dan meningkatkan kualitas sistem akuntansi entitas didasarkan pada umpan balik dari proses audit. penerapan teori ini untuk jaminan keberlanjutan menyarankan perusahaan dengan keuntungan terbesar dari naiknya kredibilitas laporan mereka lebih cenderung untuk
mencari kepastian. Laporan KPMG menyatakan bahwa perusahaan pertambangan menerbitkan laporan CSR memiliki pernyataan yang secara independen terjamin Sustainability Assurance Standards Standar untuk audit laporan keuangan sangat luas. Sebagai contoh, setelah penyelesaian proyek untuk merumuskan kembali Standar Pemeriksaan Keuangan Internasional (ISA) dalam desain bentuk untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan mereka, (IAASB menyediakan 36 ISA untuk mengatur audit. Namun ada keterbatasan panduan untuk perikatan jaminan pada laporan keberlanjutan dan informasi emisi karbon. ISAE 3000, Jaminan Selain Audit atau ulasan Informasi Keuangan sejarah, yang diterbitkan oleh IAASB, memberikan beberapa pedoman umum tapi bukan, isu-isu khusus dalam laporan keberlanjutan dan emisi karbon. AA1000AS memberikan panduan mengenai laporan jaminan keberlanjutan yang mengevaluasi kepatuhan entitas terhadap prinsip-prinsip AA1000 Akuntabilitas dan Kualitas informasi publik diungkapkan pada kinerja keberlanjutan. OTHER NON-FINANCIAL ACCOUNTING AND REPORTING ISSUES Water Accounting Water Accounting saat ini sedang dikembangkan oleh WASB di Australia, dengan proyek serupa di berbagai tahap pengembangan di tempat lain. Tujuan utama dari akuntansi proyek air adalah untuk memiliki sistem akuntansi dan pelaporan yang akan menginformasikan keputusan tentang alokasi sumber daya air dan meningkatkan kepercayaan publik dan investor tentang pengelolaan air di Australia. Tujuan WASB tentang mengembangkan standar akuntansi air dan prosedur untuk memfasilitasi pengambilan keputusan oleh berbagai pengguna yang peduli tentang distribusi, sumber manajemen, dan penggunaan air adalah sama dengan tujuan setter akuntansi keuangan standar. The WASB telah menggunakan kerangka konseptual akuntansi keuangan dan pengaturan standar proses untuk mendukung pengembangan akuntansi air. The WACF didasarkan pada model standar akuntansi keuangan dan berkaitan dengan tujuan dan isi laporan akuntansi tujuan air umum. Para WACF mengatur tujuan laporan akuntansi air tujuan umum; entitas pelaporan; karakteristik kualitatif dari informasi yang dilaporkan, unsur-unsur dari laporan-laporan ketika
unsur-unsur diakui dalam laporan akuntansi air tujuan umum dan bagaimana mereka diukur, dan pengungkapan kepatuhan dan jaminan . Sistem akuntansi air diadopsi oleh WASB adalah sistem akrual di mana laporan untuk air kebanyakan entitas pelaporan akan meliputi (a) pernyataan Arus Air fisik; (b) Pernyataan Air Aktiva dan Kewajiban Air, (c) Pernyataan Perubahan Aktiva Air dan Air Kewajiban, (d) Pengungkapan Catatan; (e) Pernyataan Kepatuhan, dan (f) Pernyataan jaminan. Penerapan tujuan bahwa laporan adalah untuk memberikan informasi untuk pengambilan keputusan telah membutuhkan pengembangan laporan pada definisi elemen dari laporan-laporan, seperti air aktiva, kewajiban dan perubahan aktiva dan kewajiban air. Sebagai contoh, kerangka konseptual mendefinisikan aset air sebagai berikut: 'Aset Air adalah air, atau hak-hak atau klaim lain untuk air, dimana air pelapor baik memegang, atau yang entitas pelapor memiliki tanggung jawab manajemen air, dan dari mana seorang individu atau organisasi yang merupakan entitas pelaporan air, atau grup pemangku kepentingan badan air fisik, berasal manfaat masa depan.' Water Accounting Vs Greenhouse Gas Emission Accounting Satu perbedaan kunci antara standar air akuntansi dan standar GGP adalah penekanan pada mantan akuntansi untuk saham dan arus air menggunakan proses akrual. Pendekatan pengukuran akuntansi air berasal dari adopsi eksplisit tujuan untuk menghasilkan informasi untuk membantu pengambilan keputusan, yang merupakan tujuan yang sama dengan kerangka konseptual akuntansi keuangan. Ini GGP menyediakan standar untuk memandu perusahaan dalam mempersiapkan persediaan gas rumah kaca yang merupakan kisah yang benar dan adil emisi mereka, dan menekankan, karakteristik kualitatif relevansi, kelengkapan, konsistensi, transparansi, dan akurasi. Namun, standar GGP dirancang untuk membantu perusahaan dalam mereka mengukur dan melaporkan keputusan, bukan untuk memastikan bahwa semua informasi yang diperlukan oleh stackholders eksternal dalam pengambilan keputusan mereka disediakan di bawah standar GGP kemungkinan untuk digunakan sebagian untuk pengambil keputusan eksternal , itu tidak lengkap dan perkiraan. Ia tidak berusaha untuk memberikan akuntansi akrual penuh kegiatan perusahaan terhadap sediaan gas rumah kaca di lingkungan, dengan pelaporan terbatas emisi tidak langsung, dan masalah pengukuran dibuat dengan pendekatan faktor emisi.
Beberapa isu yang timbul dari pendekatan faktor emisi dalam standar GGP berkaitan dengan pemilihan dan penerapan faktor emisi dan kualitas data kegiatan. Penerimaan faktor emisi sebagai alat pengukuran yang valid berarti bahwa standar GGP tidak mengijinkan pembuat keputusan untuk memiliki tingkat kepercayaan di GHG melaporkan informasi bahwa standar air akuntansi yang bertujuan untuk memberikan. Mereka juga mengangkat isu-isu yang berbeda untuk auditor. Sebagai contoh, pendekatan saat ini dengan akuntansi emisi gas rumah kaca berfokus pada menilai tingkat aktivitas dan memilih faktor-faktor yang sesuai. Auditor dapat memberikan aqssurance atas proses dan kontrol atas data ini, namun tidak dapat memberikan pendapat mengenai apakah laporan yang dihasilkan presentasi wajar dampak entitas terhadap lingkungan. Gerakan menuju sistem akuntansi yang terintegrasi penuh akrual untuk emisi gas rumah kaca akan memberikan kesempatan bagi auditor untuk membuat pendapat tersebut. Namun, meskipun keterbatasan standar GGP dan upaya lain untuk mengukur emisi gas rumah kaca, sistem ini berarti bahwa perusahaan yang melaporkan data emisi gas rumah kaca untuk pertama kalinya dalam sejarah. Para GGP dan standar water accounting yang keduanya bukti tekanan pada pemerintah untuk memperoleh data pada sumber daya yang langka selain yang tradisional ditangkap oleh sistem akuntansi keuangan. Dengan demikian, mereka menunjuk ke yang lebih luas, dan mungkin akhirnya lebih penting, masa depan akuntansi di abad dua puluh satu dan seterusnya.
View more...
Comments