CETAK SAWAH----

April 3, 2018 | Author: Yuanita Martha | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

cetak sawah...

Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PEKERJAAN Pertumbuhan pembangunan di segala bidang yang pesat terutama industri dan pemukiman sangat berpengaruh negative terhadap pengembangan sektor pertanian khususnya produksi padi, karena menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah menjadi lahan non pertanian atau non sawah yang dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka upaya untuk memperluas baku lahan pertanian menjadi sangat penting dengan memanfaatkan dan mengelola sumberdaya lahan dan air yang ada. Melihat pentingnya peranan ketersediaan sumberdaya lahan dan air dalam pembangunan pertanian, maka pemerintah melalui Perpres No. 24 tahun 2010 dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010, telah menetapkan pembentukan institusi yang menangani pengelolaan sumber daya lahan dan air yaitu Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan perluasan areal tanaman pangan. Mengingat potensi lahan yang tersedia cukup luas, maka masih sangat dimungkinkan untuk melaksanakan kegiatan perluasan areal tanaman pangan dengan menambah luasan/ baku lahan, melalui kegiatan perluasan areal tanaman pangan yangsering disebut dengan perluasan sawah. Kegiatan perluasan sawah secara teknis dimulai dari identifikasi calon petani dan calon lokasi, Survei/Investigasi dan Desain (SID), penetapan lokasi sampai dengan pelaksanaan konstruksi perluasan sawah dan pemanfaatannya. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan pekerjaan Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah adalah : a.

Melakukan survey dan investigasi dengan cara pengamatan dan pengukuran lapangan pada area yang telah ditentukan sehingga dapat menjadi acuan teknis dalam pelaksanaan sawah baru.

b.

Mendesain areal perluasan berdasarkan batasan-batasan norma standar teknis dan criteria perluasan sawah.

c.

Pekerjaan survey investigasi dan desain perluasan sawah dibatasi pada areal persawahan dengan rincian sebagai berikut : 

 

Pekerjaan persiapan, Persiapan teknis dan non teknis, antara lain pembentukan counterpart Dinas Pertanian, mobilisasi tenaga ahli dan peralatan, serta penyelesaian administrasi pekerjaan. Pengumpulan data sekunder. Data yang dikumpulkan antara lain data eksisting baik data atribut maupun data spesial. Pengumpulan data primer. Survei dan Investigasi, penelitian calon areal tertentu untuk menentukan kelayakan calon lokasi persawahan dan calon petani dengan melakukan kegiatan lapangan dan melakukan wawancara



Desain penggambaran rancangan petak sawah yang dibuat untuk dipergunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan konstruksi perluasan sawah. Pekerjaan perhitungan analisa harga satuan dan perhitugan RAB pelaksanaan fisik.



Survey Investigasi dan Desain (SID) Cetak Sawah Seluas 5.750 Ha. 1.3. PENGERTIAN 1.3.1.

Dasar Kebijakan Perencanaan Kerangka dasar penyusunan kegiatan Survey Investigasi dan Desain (SID) Cetak Sawah Seluas 5.750 Ha.dilaksanakan atas dasar kebijakan perencanaan sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g.

h.

i.

1.3.2.

UU Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang UU Nomor 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup UU Nomor 25 Tahun 2004, Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional UU No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan UU No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Perpres No.10 Tahun 2005 Peraturan Menteri Pertanian No.229/Kpts/ OT.140/7/2005 Keputusan Menteri Pertanian Nomor 146/Kpts/OT.210/2/2003 Tahun 2003,Tentang Pedoman Manajemen Program dan Proyek Pembangunan Pertanian. Pedoman Teknis Perluasan Areal Tanaman pangan (perluasan sawah), Direktorat perluasan dan pengelolaan lahan . Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian 2011. Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : P.9/VI/BPHA/2009 tentang pedoman pelaksanaan Sistem Silvikultur Dalam Areal Izin Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan produksi.

Ketentuan Dalam Perluasan Sawah Kegiatan perluasan sawah diarahkan pada lahan irigasi, lahan rawa dan lahan tadah hujan dengan mengikuti norma, standar teknis, prosedur dan kriteria sebagai berikut : a.

Perluasan Sawah Pada Lahan Beririgasi 1).

Norma Perluasan sawah pada lahan beririgasi merupakan upaya untuk menambah baku lahan sawah yang dilakukan didaerah irigasi baik irigasi teknis, setengah teknis maupun irigasi desa yang sudah mempunyai jaringan irigasi sampai pada tingkat tersier atau akan dibangun jaringan tersebut yang selesainya bersamaan dengan

2).

selesainya sawah dicetak. Pembukaan lahan baru ini dilakukan dalam satu hamparan sehingga dapat terairi seluruhnya. Lahan harus berada pada kawasan budidaya dan bukan berada pada kawasan hutan lindung. Standar Teknis Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan irigasi adalah : a). b).

3).

Berada pada satu hamparan dengan luas > 10 hektar Lebih diutamakan / diperioritaskan pada lahan dengan kemiringan lahan < 5% c). Dekat dari pemukiman Prosedur Prosedur perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :

4).

a). Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL) b). Survei/Investigasi c). Penetapan Lokasi d). Desain e). Konstruksi ( Land Clearing dan Land Leveling) f). Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru Kriteria Kriteria perluasan sawah pada lahan irigasi adalah : a). b). c).

d). e). f). g). h). b.

Tersedia air irigasi dalam jumlah yang cukup minimal untuk satu kali musim tanam. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah berdasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok. Apabila belum ada kelompok tani, para petani tersebut bersedia untuk membentuk kelompok tani kegiatan perluasan sawah. Status kepemilikan tanah sudah jelas dan tidak sengketa/tumpang tindih dengan program/kegiatan lainnya. Luas kepemilikan lahan maksimum 2 Ha/ KK. Petugas penyuluh pertanian lapangan sudah ada. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa. Diutamakan pada lahan bervegetasi ringan atau sedang.

Perluasan Sawah Lahan Rawa 1).

Norma Perluasan Sawah pada lahan rawa merupakan upaya untuk menambah baku lahan sawah yang dilakukan di daerah rawa yang sudah mempunyai dan atau rencana pengembangan jaringan drainase sampai pada tingkat tersier. Lahan harus berada pada kawasan budidaya dan bukan berada pada kawasan hutan lindung.

2).

Standar Teknis Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan rawa adalah :

a. Berada pada satu hamparan. b. Luas satu hamparan ≥ 10 hektar. c. Lahan dengan kedalaman pirit dengan kisaran minimal antara 50-60 cm.

d. Dekat dengan pemukiman. 3). Prosedur Prosedur perluasan sawah pada lahan rawa adalah : a. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL) b. Survei/Investigasi c. Penetapan Lokasi d. Desain. e. Konstruksi ( Land Clearing, Land Leveling). f. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru. 4). Kriteria Kriteria perluasan sawah pada lahan rawa adalah : a. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah rawa pasang surut dan atau lebak berdasarkan ketentuan dan kriteriayang berlaku. b. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok. c. Status petani jelas bisa pemilik penggarap ataupenggarap. d. Luas lahan pemilik penggarap atau penggarap maksimum 2 Ha/ KK. e. Petugas lapangan sudah ada. f. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa.

c.

Perluasan Sawah Tadah Hujan 1).

Norma

2).

Perluasan sawah tadah hujan merupakan upaya untuk menambah baku lahan sawah yang dilakukan didaerah tadah hujan yang belum dimanfaatkan dan mempunyai curah hujan yang cukup untuk pertumbuhan tanaman padi serta potensi sumber-sumber air lainnya yang dapat dikembangkan untuk mendukung pengairan pada lokasi tersebut. Lahan harus berada pada kawasan budidaya dan bukan berada pada kawasan hutan lindung. Standar Teknis

Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah : Berada pada satu hamparan. Luas satu hamparan > 10 hektar Lebih diutamakan / diperioritaskan pada lahan dengan kemiringan lahan < 5%. Dekat dari pemukiman. 3). Prosedur Prosedur perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah : Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL). Survei/Investigasi Penetapan lokasi Desain. Konstruksi Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru 4). Kriteria Kriteria perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah :

Mempunyai bulan basah > 3 bulan terutama yang tersedia air untuk 1 kali tanam setahun. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah tadah hujan berdasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok. Status petani jelas bisa sebagai pemilik penggarap atau penggarap. Luas lahan pemilik dan penggarap maksimum 2 Ha/ KK. Petugas lapangan sudah ada. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa (dapat dilalui oleh kendaraan roda 4)

METODOLOGI PEKERJAAN Pelaksanaan Survey/Investigasi. Tahapan Survey/Investigasi sebagai berikut: Tahapan berupa pengadaan peta situasi,peta rancangan, pembuatan daftar pertanyaan dan table-tabel untuk pelaksanaan maupun pengelolaan data. Selain itu dipersiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan dilapangan. Tabulasi dan pengolaan data hasil survey. Data hasil survey ditabulasi dan diolah untuk pembuatan laporan hasil survey yang bertujuan untu menentukan kelayakan calon lokasi dan pembuatan desain. Pembuatan laporan kegiatan survey sebagai dasar penetapan lahan sawah yang akan dikonstruksi. Hasil survey calon lokasi perluasan sawah nantinya berupa buku laporan dan daftar lokasi petak tersier yang dinyatakan layak untuk didesain yang selanjutnya dicetak menjadi sawah. Pelaksanaan Desain Desain hanya dilakukan pad calaon lokasi yang berdasarkan hasil survey investigasi telah dinyatakan layak untu perluasan sawah. Jenis- jenis kegiatan dalam pekerjaan desain yaitu

Pembuatan Peta Situasi Lokasi Peta situasi lokasi perluasan sawah dibuat diatas peta Present Land User Peta Tata Guna Lahan, Dengan Skala 1 :1000. Isi dalam Pemetaan situasi adalah: Peruntukan lahan, misalnya persawahan, lahan masyarakat, hutan lindung dan sebagainya. Jaringan kerangka dasar, garis kontur, titik ketinggian, dan lain-lain. Batas pemerintah, kampung, desa, kecamatan, dan lain-lain. Batas tata guna lahan/vegetasi lahan.

Tata letak jalan, jalan desa, jalan setapak, dan lain-lain. Saluran alur sungai, tata letak saluran, bangunan irigasi, drainase dan bangunan lainnya (jika sudah ada). Batas petak tersier, lokasi perluasan sawah dan lahan yang tidak dapat dicetak menjadi sawah. Batas pemilikan lahan setiap petani sebelum dirancang yang direncanakan menjaadi petakpetak sawah. Pekerjaan Pengukuran dan Penbuatan Peta Dasar Teknis Dalam pekerjaan pengukuran harus berdasarkan pada : Titik ikat dasar yang dipakai sebagai titik ikat dalam pengukuran polygon utama dan polygon bantuan. Pengukuran polygon utama dilakukan dengan cara polygon tertutup. Pengukuran rincian dimulai dari titik polygon utama atau polygon bantuan dan berakhir pada titik polygon atau polygon bantuan lainnya. Pembuatan Peta Topografi Peta topografi pada daerah irigasi atau tadah hujan dibuat per blok hamparan dengan skala 1:1000 yang didasarkan pada kemiringan lahan (Slope). Dalam pembuatan peta topografi harus membuat data sebagai berikut : Batas-batas alam : desa, sawah yang ada, areal yang dapat dikembangkan ddan areal yang tidak dapat dikembangkan beserta vegetasi lahan. Jalan usaha tani dan jaringan irigasi yang sudah ada dan yang masih dalam rencana. Batas kepemilikan lahan petani dan exiting. Batas pemilikan lahan setiap petani sebelum dirancang menjadi petak-petak sawah, nomor urut petani pemilik dan pemiliknya. Jaringan-jaringan ukur (polygon ) utama serta titik hasil pengukuran yang dilengkapi dengan elevasinya. Pembuatan Peta Rancangan (Desain) skala 1 : 1000. Pembuatan peta rancangan (desain) pada irigasi dan tadah hujan harus memuat data sebagia berikut : Tata letak petak-petak sawah yang akan dirancang sedapat mungkin sejajar dengan garis kontur.

Rancangan desain petak-petak sawah dibuat maksimal 50 x 100 m pada daerah yang datar. Tata letak jaringan dalam hamparan perluasan sawah dengan memperhatikan system tata air dilokasi tersebut (jika ada atau direncanakan untuk daerah irigasi), sebagai titik ikat dapat digunakan muka air pada saluran tersier aatau sekunder. Tata letak jalan usaha tani dalam hamparan perluasan sawah. Nomor petak tersier, nomor urut petani pemilik sawah, nomor petak sawah perpetani dan luas petak sawah sesudah didesain. Koordinat atau elevasi setiap sudut petak-petak sawah yang akan dirancang, batas jenis vegetasi lahan antara tanah darat, semak ,dan lain-lain. Koordinat letak pintu pembagi air. Batas jenis vegetasi lahan antara tanah darat, semak , dan lain-lain Potongan melintang rencana land leveling. Sepesifikasi teknis Perluasan Sawah. Pebuatan spesifikasi teknis bertujuan untu memudahkan pembuatan rencana biaya, pembacaan gambar dilapangan dan penyusunan Rencana Kerja dan Syarat- Syarat (RKS) lelang kontruksi. Perhitungan Biaya Konstruksi Peluasan Sawah. Hal-hal yang harus diperhitungkan dalam rencana biaya konstruksi (sesuai dengan dana) yaitu: Biaya land clearing yang disesuaikan dengan jenis vegetasi lahan. Biaya land leveling, antara lain terdiri dari biaya penyisihan dan pengembalian top soil, pemadatan dan perataan tanah yang disesuaikan dengan topografi lahan. Pembuatan galangan. Pembuatan jalan usaha tani didalam hamparan perluasan sawah. Biaya pembuatan pematang batas pemilikan. Biaya untuk pekerjaan penunjang lainnya. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Pekerjaan Survey dan Desain Perluasan Sawah harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu 45 (empat puluh ima) hari kalender dihitung dari tanggal tanda tangan kontrak.

SUMBER DANA Dana yang digunakan dalam pekerjaan ini bersumber dari Dana APBD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2011. PERSONIL PELAKSANA Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang telah ditetapkan tersebut, diperlukan tenaga ahli dengan kualifikasi sebagi berikut : Tenaga ahli Team Leader Adalah seorang Sarjana S1/S2 Teknik Sipil/Pertanian yang bertanggung jawab terhadap seluruh perencanaan, teknis dan pelaksanaan pekerjaan, koordinasi tim dengan pemberi kerja dan penyusunan laporan. Team leader sekurang-kurangnya telah mempunyai penglaman kerja pada bidang perencanaan pengairan dan irigasi khususnya, selama sekurang-kurangnya 8 (delapan )tahun. Ahli Desain. Adalah seorang Sarjana S1 Teknik sipil/ Pengairan dengan pengalaman minimal 5 (lima )tahun. Ahli Geodesi. Adalah seorang Sarjana S1 Teknik Geodesi dengn pengalaman minimal 5 (lima ) tahun. Tenaga Pendukung. Tenaga Ahli 1 (satu) orang Ahli Teknik Sipil/ Pengairan dan 1 (satu) orang ahli Teknik geodesi dengan Kualifkasi Setara ahli pratama dan Setara Senior Assisten Professional Staff dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun dalam bidang pembuatan gambar desain bangunan air. Cad Operator Terdiri dari 1 (satu ) orang ahli AutoCad, minimal lulusan D3 Komputer dengan pengalaman kerja kurang lebih 3 (tiga ) tahun dalam bidang pembuatan gambar desain bangunan air. Tenaga Pendukung

Terdiri dari 1 (satu) oarng petugas ukur, minimal lulusan STM/SMU dengan pengalaman kerja pengukuran situasi minimal 3 (tiga ) tahun. PROGRAM KERJA Konsultan Perencanaan harus segera mmenyusun program kerja minimal meliputi : Jadwal Kegiatan Secara Detail. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan Keahliannya). Tenaga-tenaga yang diusulkan Konsultan Perencanaan harus mendapatkan persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran. Konsep Penanganan pekerjaan perencanaan. Program kerja keseluruhan harus mendapat persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran, setelah sebelumnya dipersentasikan oleh Konsultan Perencanaan dan mendapatkan pendapat teknis dari Tim Teknis Kegiatan. HASIL PEKERJAAN Membuat laporan pendahuluan, draf laporan akhir dan untuk laporan akhir pekerjaan, 1 ( satu) asli, 3 (tiga) rekaman. Menyerahkan peta/album peta perencanaan pada kertas A0 dan A3 masing-masing 3 (tiga) rangkap dan 3 (tiga)soft copy yang memuat : peta topografi, Peta rancang, vegetasi dan lainlain sesuai kebutuhan (sesuai permintaan pengguna barang). SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN Laporan yang dihasilkan merupakan Laporan SID Percetakan Sawah Suka jaya Kecamatan Pulau Besar Kabupaten Bangka Selatan yang terdiri dari 9 ( BAB), yaitu

: PENDAHULUAN Pada Bab ini dibahas mengenai latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan pekerjaan, sasaran pekerjaan, ruang lingkup kegiatan serta sistematika penyusunan laporan. : METEDOLOGI PEKERJAAN Uraian metodologi (cara kerja) yang digunakan konsultan dalan Pekerjaan Survei Investigasi dan Desain (SID) Percetakan Sawah. : TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA.

Uraian nama-nama tenaga ahli dalam pekerjaan ini dan tanggung jawabnya dalam pekerjaan. : KONDISI REGIONAL KABUPATEN BANGKA SELATAN Menjelaskan Kondisi administrtif dan geografis Kabupaten Bangka Selatan Secar regional. : KONDISI WILAYAH PEKERJAAN Memaparkan kondisi fisik wilyah pekerjaan baik secara regional maupun detail hasil dari penelitian primer maupun sekunder. : RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PERCETAKAN SAWAH Total biaya konstruksi yang diperlukan untuk percetakan sawah. : KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari hasil pekerjaan SID Percetakan Sawah Desa Suka Jaya Kecamatan Pulau Besar Kabupaten Bangka Selatan. BAB VIII

I.11

: DAFTAR PUSTAKA

PENUTUP

A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) in diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang akan diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan B. Berdasarkan bahan – bahan tersebut , Konsultan agar segera menyusun program kerja untuk di bahas dengan Kuasa Pengguna Anggaran.

BAB II METODOLOGI PEKERJAAN

II.1 RUANG LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini berdasarkan analisis observatif deskriftif untuk mendapatkan spesifikasi lokasi dengan menghubungkan ketersuaian teknis maupun aspek sosial budaya masyarakat setempat. Lingkup wilayah pekerjaan Survey Investigasi dan Desain (SID) Cetak Sawah Seluas 5.750 Ha.Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencakup wilayah administratif Desa Suka jaya yang antara lain meliputi : Koordinasi awal denagn Pemerintah Kabupaten Bangka dalam Penentuan lokasi pekerjaan. Survei dan Pengumpulan Data. Pengolahan dan Analisa Data. Desain Rancangan Sawah Penyusunan Laporan.

II.2 KOORDINASI AWAL Tahapan koordinasi awal merupakan kegiatan yang perlu dilakukan sebaik mungkin , terutama dalam kerangka obyektivitas data sebagai tindak lanjut pelaksanaan tahapan kegiatan berikutnya. Kegiatan yang berlangsung pada tahap ini adalah : Koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bangka Selatan Penyusunan percetakanngka dasar kebutuhan data maupun metode pelaksanaan kegiataan survey. Perancangan peta kerja , terutama dalam kaitannya dengan identifikasi lapangan dan penetapan titik- titik pengukuran lahan. Sosialisasi. Sosialisasi kepada petani peserta percetakan sawah dilakukan untuk memmberikan pengertian terhadap kegiatan percetakan sawah serta tata cara dan pentahapan pelaksanaan kontruksi nya yang akan dilaksanaan, maupun pemanfaatan lahan lahan sawah baru yang nantinya akan dilaksanakan oleh petani sendiri. Dengan demikian petani

diharapkan dapat lebih berpartisipasi didalam pelaksanaan percetakan sawah dan pemanfaatannya. Pendaftaran Ulang Petani. Mengingat adanya tenggang waktu antara pelaksanaan desain dengan pelaksanaan konstruksi yang memungkinkan adanya perubahan- perubahan terhadap status pemilikan tanah dan vegetasi lahan pada lokasi percetakan sawah, maka masih diperlukan pendaftaran ulang petani peserta. Dengan pendaftaran ulang ini akan diperoleh kepastian nama- nama petani dan status pemilikan tanah serta jenis vegetasinya. Pendaftaran ulang petani ini dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten dan dibantu oleh PPL. Pengajuan Surat Permohonan dan Peryataan Kesanggupan Petani . Petani secara berkelompok mengajukan Surat Permohonan dan Pernyataan Kesanggupan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menangani kegiatan percetakaan sawah. Petani yang diperkenankan mengajukan surat permohonan hanyalah petani pemilik penggarap atau penggarap yang berdomisili di dalam desa atau daerah kecamatan dari lokasi dan mata pencaharian utamanya dari usaha tani. II.3 PENGUMPULAN DATA Survey Investigasi Desain (SID) Percetakan Sawah dilaksanakan setelah dilakukan survey inventarisasi sehingga calon lokasi pengembangan sudah dipilih . Data yang diperlukan dalam pekerjaan ini meliputi data primer dan data sekunder. PENGUMPULAN DATA PRIMER Data primer atau data lapangan didapatkan dari pengukuran secara langsung dilapangan baik dengan memakai alat ukur maupun tidak. Metode pengumpulan data primer disesuaikan dengan jenis data yang akan dikumpulkan. Data yang dikumpulkan antara lain meliputi : Data Koordinat Bumi. Data koordinat bumi yang dibutuhkan dalam pekerjaan yaitu : system koordinat geografis ( derajat, menit , detik), system koordinat geografis ( derajat decimal) dan system koordinat UTM (jarak ) Pengambilan dan pengukuran titik- titik koordinat pad pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System).

Data Pengamatan Topografi dan Morfologi. Data Pengamatan Geologi dan Litologi. Pengambilan Dokumentasi Foto Data Sosial Ekonomi ; data kependudukan , perhubungan dan transportasi, kepemilikan tanah dan perundangan. Data Kuisioner ; data kuisioner perlu disiapkan secara ringkas tetapi jelas. Pengisisan data kuisioner dapat dilakukan melalui wawancara dengan petani dan observasi langsung dilapangan. Kuisioner yang dibuat berisikan data-data antara lain sebagai berikut :

Nama pemilik lahan dan penggarapnya. Keadaan umum lahan calon lokasi. Keadaan jalan dan jembatan. Prasarana usahatani (jalan usahatani, jembatan, jalan dan gorong-gorong). Kelembagaan pertanian (BPP, P3A, PPL, KUD, dan kelompok tani). Peranan PPL PENGUMPULAN DATA SEKUNDER Data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber khususnya dari instansi-instansi terkait serta dari berbagai pustaka yang relevan dengan penelitian baik berupa laporan peenelitian sebelumnya, data statistik, peta dan berbagai informasi lainnya. Data-data sekunder yang diperlukan antara lain adalah : Data Vektor ; data sekunder yang bersifat vector atau grafis adalah peta, baik itu peta topografi maupun peta tematik lainnya. Sumber data bisa didapatkan pada Bakosurtanal, Bappeda dan dinas terkait. Peta-peta dasar yang dikumpulkan antara lain : Peta Administrasi Peta Topografi Peta Geologi Peta Penggunaan Lahan. Dan peta-peta lainnya. Data Tekstual ; didapatkan pada dinas terkait seperti: Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Metereologi dan Geofisika (BMG), Dinas Pekerja Umum (PU), Dinas Pertanian . Data yang dibutuhkan antara lain yaitu : Data curah hujan, temperature dan hari hujan. Data kependudukan. Data potensi desa dan kecamatan Daftar harga satuan dan bahan upah setempat. Data laporan kegiatan terdahulu (bila ada ). Informasi kegiatan fisik yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum termasuk keadaan jaringan tata air.

Kebijakan/Regulasi/Pengatuaran meliputi : Kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan pertanian. Kebijakan yang berhubungan dengan perencanaan tata ruang wilayah.

II.4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Data yang telah dikumpulkan baik data primer maupun sekunder diolah dulu sebelum masuk dalam tahap analisis. Data hasil pengukuran di lapangan dengan menggunkan alat GPS akan menghasilkan titik-titik koordinat bumi. Selanjutnya titik-titik Koordinat Geografis dan Koordinat UTM tersebut akan diolah guna menghasilkan peta lokasi pekerjaan, peta percetakan sawah dan peta-peta lainnya. Tahapan pembuatan peta adalah sebagai berikut : Permodelan SIG (Sistem Informasi Geografis) Permodelan SIG (Sistem Informasi Geografis) atau GIS ( Geographic Information System) dilakukan untuk penyusunan item-item guna membangun basis data dan dilakukan sesuai dengan kebutuhan analisis. Dengan demikian perancangan basis data akan memperhatikan kerangka analisis serta permodelannya. Komponen perangkat lunak SIG pad umumnya berfungsi sebagai pemasukan data, pengelolaan basis data, penyajian output data, transformasi data, dan pelacakan informasi (query). Perangkat lunak untuk membangun database SIG akan menggunakn system operasi Microsoft Windows (MS) versi Xp yang didukung oleh perangkat lunak (software) aplikasi sebagai berikut : Arc View Versi 3.3 dan MapInfo versi 6.0 , perangkat lunak aplikasi ini akan digunakan untuk Query database yang telah terbentuk. Ms Access dan Ms Excel. Perngkat lunak ini kan digunkan untuk membangun database program aplikasi data tekstual. Autocad Map 2004 dan Surfer Versi 8 , perangkat lunak ini digunakan dalam proses akhir pekerjaan untuk menghitung keakuratan luas lahan dan pembuatan gambar desain. Langkah –langkah Permodelan SIG Pekerjaan ini meliputi : Digitasi, yaitu membuat layer peta dalam bentuk data vector, yang disebut coverange. Editing, yaitu memperbaiki (mengedit) hasil digitasi untuk mengeliminir kesalahan.

Membangun Topologi, yaitu membangun hubungan antara data spasial dan atributnya. Tranformasi, yaitu mentran II.4.4 DESAIN PETA SAWAH Peta rancangan [ desain ] sawah pada lokasi pekerjaan merupakan hasil akhir dari seluruh pekerjaan laporan SID percetakan sawah Desa Suka Jaya Kabupaten Bangka Selatan. Peta sawah ini akan menampilkan pembagian luas rencana lahan sawah secara keseluruhan dan pembagian petak sawahnya dengan menampilkan system koordinat bumi serta dimensi yang terukur dalam satuan luas lahan m dan Ha, di sajikan dalam ukuran kertas kerja A3. Beberapa hal yang di perhatikan dalam proses pembuatannya. Desain hanya di lakukan pada lokasi yang berdasarkan hasil survey investigasi telah di nyatakan layak untuk pencetakan sawah. Desain adalah rancangan petak sawah di buat untuk dipergunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan kontruksi pencetakan sawah. Sebelum dilaksanakan pembuatan desain terlebih dahulu dilakukan penyuluhan dan para petani pemilik lahan diminta untuk memasang patok patok pemilihan lahan. Peta harus di buat dalam multiyear dengan warna dan legenda yang berbeda pada setiap layernya. Peta dapat di tampilkan secara digital [ peta digital ] dalam cakram data [ hard copy ] yang siap di operasikan untuk berbagai kebutuhan segera dan mendadak. Jenis-jenis kegiatan dalam pekerjaan desain yaitu :

PEMBUATAN PETA SITUASI LOKASI Peta situasi lokasi perluasan sawah dibuat diatas peta land use [ peta tata guna tanah ] dengan skala 1 : 1000. Isi dalam pemetaan situasi adalah: Peruntukan lahan, misalnya persawahan, hutan lindung dan sebagainya. Jaringan kerangka dasar, garis kontur, titik ketinggian dll. Batas pemerintah, kampung, desa, kecamatan, dll. Batas tata guna lahan / vegetasi lahan. Tata letak jalan, jalan desa, jalan setapak, dll.

Seluruh alur sungai , tata letak saluran, bangunan irigasi,dranase dan bangunan lainnya. Batas petak tersier, lokasi perluasan sawah dan lahan yang tidak dapat di cetak menjadi sawah. Batas pemilikan lahan setiap petani sebelum di rancang yang di rencanakan menjadi petakpetak sawah.

PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMBUATAN PETA DASAR TEKNIS. Peta dasar teknis di buat dalam skla 1 : 1000 dan pekerjaan pengukuran harus berdasarkan pada : Titik ikat dasar yang dipakai sebagai titik ikat dalam pengukuran polygon utama dan bantuan. Pengukuran polygon utama dilakukan dengan cara polygon tertutup. Pengukuran rincian dimulai dari titi polygon utama atau bantuan dan berakhir pada titik polygon utama atau polygon bantuan lainnya. PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI PER HAMPARAN > 10 Ha. Peta topografi di buat dalam skla 1 : 1000 dan dalam pembuatannya harus memuat data sebagai berikut : Garis kontur dengan interval kontur yang disesuaikan dengan skla peta Dan tingkat kemiringan lereng. Batas-batas alam : desa, sawah yang ada, areal yang dapat dikembangkan beserta vegetasi lahan. Jalan usaha tani dan jaringan irigasi yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan. Batas pemilikan lahan setiap petani, nomor urut petani, pemilik dan luas kepemilikannya. Jaring-jaring ukur [polygon] utama serta titik-titik hasil pengukuran yang dilengkapi dengan evaluasi. PEMBUATAN PETA RANCANGAN [ DESAIN ] Peta rancangan [ desain ] dibuat dalam skla 1:1000 dan dalam pembuatannya harus memuat data sebagai berikut : Tata letak petak-petak sawah yang akan di rancang sedapat mungkin sejajar garis kontur.

Rancangan [ desain ] petak-petak sawah dibuat maksimal 50x100 m pada daerah yang datar. Tata letak jaringan irigasi dalam hamparan perluasan sawah dengan memperhatikan system tata air dilokasi tersebut. Tata letak jalan usaha tani dalam hamparan perluasan sawah. Nomor petak tersier. Nomor urut petani pemilik sawah, nomor petak sawah per petani dan luas petakan sawah. Elevasi setiap sudut petak sawah yang sudah dirancang. Batas jenis vegetasi anatar hutan berat, hutan ringan, tegalan, alang-alang dan batas pengguna lahan. Potongan melintang rencana land lavelling.

PEMBUATAN DAFAR PETANI PEMILIK PENGGARAP Daftar nama petani pemilik dibuat pada setiap petak sawah yang memuat : Nomor urut petani per petak tersier sesuai yang tercantum dalam peta topografi dan peta rancangan petak-petak sawah. Luas pemilikan lahan setiap petani. Jumlah dan luas petak-petak sawah yang dirancang setiap petani. Rincian jenis vegetasi per pemilikan lahan.

SPESIFIKASI TEKNIK PERLUASAN SAWAH. Pembuatan spesifikasi teknik bertujuan untuk memudahkan pembuatan rencana biaya, pembacaan gambar dilapangan, dan penyusunan rencana usulan kegiatan kelompok [ RUKK ] PERHITUNGAN BIAYA KONTRUKSI PERLUASA SAWAH. Hal –hal yang harus diperhitungkan dalam rencana biaya kontruksi yaitu : Biaya land clearing yang di sesuaikan dengan jenis vegetasi lahan. Biaya land laveling , antara lain terdiri dari biaya penyisihan dan pengembalian top SOIL, pemadatan dan pemerataan tanah yang di sesuaikan dengan topografi lahan. Pembuatan galangan.

Pembuatan jalan usaha tani dalam hamparan perluasan sawah. Pembuatan jaringan irigasi / saluran air atau tat a air dalam hamparan perluasan sawah. Biaya pembuatan pematang batas pemilikan. Biaya untuk pekerjaan penunjang lainnya.

BAB III TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA URAIAN PEKERJAAN TENAGA AHLI Untuk dapat mengatur pekerjaan yang efektif dan efisien serta untuk mendapatkan hasil akhir pekerjaan yang optimal dan dapat dipertanggungjawabkan, maka PT Hibar Wahana Persada akan menugaskan Tenaga Ahlinya. Tenaga Ahli perusahaan yang akan ditugaskan dalam pelaksanaan pekerjaan ini terdiri dari berbagai bidang keahlian yang berbeda, antara lain: Team Laeder ( Teknil Sipil) Tugas dan kewajiaban dalam pekerjaan ini adalah: Membuat rencana kerja tim. Menyusun struktur organisasi tim dan mengarahkan tugas masing-masing tenaga ahli dan staff pendukung teknis Mengkoordinasikan rencana dan program tim untuk mewujudkan hasil akhir proyek yang terpadu. Mengevaluasi dan memperbaiki kerja tim. Penyiapan pelaporan dan diskusi Melakukan pengumpulan data tinjauan peta tanah, peta tata guna lahan dan laporan –laporan pertanian yang ada. Data tersebut bias didapat dari Kantor Desa atau Kantor Kelurahan, Badan Pusat Statistik (BPS) atau di instansi lainnya. Memastikan kecocokan tanah untu pertanian sawah irigasi. Melakukan klasifikasi lahan berdasarkan hasil kegiatan dilapangan. Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan keterpaduan hasil proyek. Ahli Desain Tenaga Ahli ini bertanggungjawab untuk : Merencanakan desain sawah .

Perencanaan saluran irigasi dan jalan usaha tani. Perhitungan debit air andalan. Penyiapan pelaporan dan diskusi. Tenaga Ahli Pemetaan ( Sarjana Geodesi) Tenaga Ahli ini bertanggungjawab untuk : Merencanakan dan memimpin pelaksanaan survey topografi dan pemetaan, melaksanakan pengolahan data hasil survey dan menghasilkan data yang dibutuhkan dalam perencanaan rinci. Melakukan pengumpulan data peta pada skala terbesar yang ada minimal 1 : 250.000 atau skala yang lebih detai. Data-data tersebut bisa didapat dari Kantor Desa setempat, Bakosurtanal, Dinas Pekerjaan umum atau Dinas terkait lainnya. Pengukuran topografi dilakukan untuk mendapatkan gambaran detail situasi lokali pekerjaan. Jenis pengukuran ini meliputi pekerjaa-pekerjaan sebagai berikut : Pembuatan peta situasi Perhitungan luas lahan dan pengmbaran peta lainnya. Membuta laporan yang diperlukan bersama team leader dan tenaga ahli lainnya. Membantu ketua tim dddalam persentasi hasil pekerjaan kepada Pengguna Jasa. Bertanggung jawab kepada Team Leader. Dibantu oleh staff ukur dan drafter dalam pelaksanaan pekerjaan. Tenaga Ahli Pertanian ( Sarjana Pertanian ) Tugas dan tanggungjawabnya dalam pekerjaan ini sebagai berikut : Merencanakan dan memimpin pelaksanaan survey pertanian dan survey social ekonomi, melaksanakan pengolahan data hasil survey dan menghasilkan data yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan. Memastikan kecocokan tanah untu pertania sawah irigasi. Melakukan penelitian kondisi tanah dan air dilikasi rencana percatakan sawah. Membuat lapoarn yang diperlukan bersama team leader dan tenaga ahli yang lain. Membantu ketua tim dalam persentasi hasil pekerjaan kepada Pengguna Jasa.

STRUKTUR PELAKSANAAN PEKERJAAN Struktur Organisasi Pekerjaan, struktur Tenaga Ahli dan Jadwal Pekerjaan Personil Dapat dilihat pada Tabel 3.1 ,Tabel 3.2 sebagai berikut.

BAB IV KONDISI REGIONAL KABUPATEN BANGKA SELATAN 4.1 Lokasi dan Administrasi Lokasi pelaksanaan kegiatan yaitu berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Bangka Selatan (Gambar 2.1).

Gambar 2.1. Lokasi Kajian di Kabupaten Bangka Selatan Kabupaten Bangka Selatan terletak di Pulau Bangka dengan luas wilayah lebih kurang 3.607,08 Km2 atau 360.708 Ha. Secara geografis Kabupaten Bangka Selatan terletak pada 2° 26' 27" - 3° 5' 56" Lintang Selatan dan 107° 14' 31" - 105° 53' 09" Bujur Timur. Secara administratif wilayah Kabupaten Bangka Selatan berbatasan langsung dengan daratan wilayah kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu dengan wilayah Kabupaten Bangka Tengah. Kabupaten Bangka Selatan terdiri dari 7 Kecamatan, 3 kelurahan dan 50 desa serta didukung 160 dusun/lingkungan, dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak 161.087 jiwa.

DEMOGRAFI Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2008 sebesar 161.087 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 45 orang per Km2. Dari seluruh kecamatan, kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Tukak Sadai yaitu 105 orang per Km2, sedangkan yang terendah terdapat di Kecamatan Air Gegas yaitu 40 orang per Km2. Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2008 sebanyak 82.042 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 79.045 jiwa. Rasio jenis kelamin tahun yang sama sebesar 104, artinya pada tahun 2008 untuk setiap 204 penduduk di Kabupaten Bangka Selatan terdapat 100 penduduk perempuan dan 104 penduduk laki-laki. Rasio jenis kelamin ini bervariasi di tingkat kecamatannya dan yang tertinggi pada Lepar Pongok yang mencapai 111. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2010

No. Kecamatan Luas Daerah (km2) Laki-laki Perempuan Jumlah/ Total Rata-rata penduduk per km2 1 Toboali 1.460,34 27.160 26.199 53.279 37 2 Air Gegas 853,64 18.108 17.133 35.241 40 3 Payung 372,95 9.430 8.662 18.192 49 4 Simpang Rimba 362,30 10.353 9.972 20.325 56 5 Lepar Pongok 261,98 6.536 5.848 12.374 47 6 Tukak Sadai 126,00 6.715 6.533 13.248 105 7

Pulau Besar 169,87 4.383 4.045 8.428 50 Total 2008 3.607,08 82.042 79.045 161.087 45 Sumber : BSDA 2008/2009 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa Kecamatan Toboali mempunyai jumlah penduduk terbanyak (33,07%) dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Bangka Selatan. Akan tetapi dari sisi kepadatan penduduk, maka Kecamatan Tukak Sadai merupakan kecamatan terpadat dengan 105 jiwa/km2 IKLIM Iklim merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk pertumbuhan tanaman maupun terhadap faktor lingkungan lainnya. Dalam evaluasi lahan iklim menjadi salah satu parameter penentu, selain faktor tanah dan terrain. Kabupaten Bangka Selatan beriklim Tropis Tipe A dengan variasi curah hujan antara 58,3 hingga 476,3 mm tiap bulan untuk tahun 2007 dengan curah hujan terendah pada bulan Agustus. Keadaan iklim khususnya curah hujan berdasarkan peta wilayah curah hujan P. Sumatera (Balitklimat, 2003), Kabupaten Bangka Selatan dibedakan atas 2 pola curah hujan, yaitu pola IIB dan IIIC (Tabel 2.10). Pola IIB adalah daerah yang mempunyai curah hujan tahunan 1000-2000 mm pertahun atau beriklim agak kering dengan bulan basah (>200mm/bulan) 6-8 bulan dan bulan kering (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF