Catatan Koas Neurologi+Osce

March 18, 2017 | Author: Fikri Ramadhan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

koas...

Description

CATATAN KOAS NEUROLOGI + OSCE PERIODE 13 FEBRUARI 2012 – 11 MARET 2012

1.

Bagaimana penatalaksanaan kejang demam pada anak? Kejang demam kompleks

Kejang demam sederhana Diazepam Rektal 10mg > 10kg 5mg < 3thn 7,5mg > 3thn

0 – 5 menit Pastikan Airway baik O2 Nc/ Nrbm Tanda-tanda vital Cari tanda2 trauma, kelumpuhan fokal tanda tanda infeksi

Asetaminofen 1015mg/ kg/hari setiap 4-6jam

Kejang (+) Beri Fenobarbital 10mg/kgbb dapat diberi dosis tambahan 5-10mg/kgbb dengan interval 10-15 menit Periksa lab, koreksi bila ada kelainan kejang + siapkan intubasi kirim ke ruangan intensif

Diazepam IV 0,3-0,5mg/kg kecepatan 1-2mg/menit dalam waktu 3-5menit Kejang (+) Fenitoin IV 10-20mg/kg kecepatan 1mg/kg/menit Kejang (+) Ruang rawat intensif

2.

3.

5 – 10 menit Pasang iv line Lab Dl, GDS, SE Diazepam 0,2-0,5mg/kgbb Jika hipoglikemiberi glukosa 25% 2ml/kgbb

Kejang (-) Fenitoin IV 48mg/kg/hr dimulai 12 jam setelah dosis awal

Bagaimana perbedaan vertigo perifer dan vertigo sentral? Vertigio Perifer Onset Akut Severity Severe Triggered by head movement (+) Autonomic symptom (+) Hearing disturbance (+) Nistagmus Peripheral

Cenderung menjadi status konvulsisus Fenitoin 15-20mh/kgbb iv dienceran dengan ns 0,9% Dapat diberi dosis ulangan 510mg/kgbb sampai dosis maksimum 30mg/kgbb

Vertigo Sentral Grradual Mild (-) (-) (-) Central

Apa saja bakteri yang dapat menyebabkan meningoencephalitis bacterial? - Streptococcus pneumoniae - group B streptococci, enteric gram-negative bacilli (Escherichia coli), dan Listeria monocytogenes  pada neonatus, tx : ampicillin + 3rd dan 4th generation of cephalosporin (cefotaxime atau cefepime) - Neisseria meningitidis dan Streptococcus pneumoniae  pada bayi dan anak, tx : ceftriaxon, cefotaxime, atau cefepime; dewasa (15 – 50 thn), tx : ceftriaxon, cefotaxime, atau cefepime + vancomycine - Listeria organisms dan H. influenzae type b  > 50 thn, tx : ceftriaxon, cefotaxime, atau cefepime + vancomycine + ampicillin

SEMANGAT! Mudah-mudahan ilmunya Baarokah... -Rahmah, Aimi, Stiven, Bias, Aissyiyah, Lisa, Ari, Yulia, Efriko, Dara, Rike, Madya, Andreas, Siska, Athiyyah, Bertha, Hazirah, Abir, Soraya, Rudy-

Page 1

Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus  postneurosurgical, tx : Ceftazidime + vancomycin  Banyak ya? Katanya si disuruh nyebutin 5 aja. Yang populer yah Neisseria meningitidis, Haemophyllus influenzae type B, Streptococcus pneumoniae, Listeria monocytogenes, Escherichia coli... -

4.

♂ 65 tahun datang ke UDG sadar (GCS 456), Tensi 200/120 mmHg. Tiba-tiba setelah bangun tidur lemah ½ badan kanan, mendadak, tangan lebih berat daripada kaki, tidak bisa bicara tetapi mengerti perintah. Wajah pasien merot ke kiri sejak 2 hari yang lau. Sakit kepala (-), muntah (-). Lab : Leukositosis. Sebutkan diagnosa klinis (min. 6), diagnosa topis, diagnosa etiologis, dan diagnosa sekunder! Afasia yang terjadi adalah... letak lesi di lobus.... Jika dari hasil CT Scan didapatkan gambaran seperti di bawah, diagnosanya adalah... Diagnosa Klinis : 1. Acute hemiparese dextra 2. Tangan lebih lemah daripada kaki 3. Onset setelah bangun tidur 4. Afasia motoris 5. Parese N. VII dekstra 6. Hipertensi st II 7. Leukositosis Diagnosa Topis : susp Korteks area / susp arteri cerebri media sinistra Diagnosa Etiologis : susp CVA trombosis Jenis afasia yang terjadi adalah afasia motoris, letak lesi di lobus inferior, temporal, posterior (pada Wernicke’s area). Diagnosa dari CT Scan kepala CVA hemorrhagic (CVA ICH)  Ingat teman2,, jika topis di korteks, maka ciri khas-nya adalah afasia dan kelemahan tangan kaki berbeda. Jika topis di sub korteks, maka ciri khas-nya adalah movement disorder dan kelemahan tangan kaki sama. Pada pasien dengan afasia, umumnya terjadi gangguan vaskuler di otak kiri (a. Cerebri media sinistra), kecuali pada pasien yang kidal (sesuaikan juga dengan klinisnya). DAN, jangan terpengaruh gambar CT Scan. If klinisnya kita curiga trombosis, ya tulis susp trombosis aja.. Hasil CT Scan kan memang untuk menyingkirkan ada/tidak perdarahan. Kalo ada ya berarti hemorrhagic... Banyak yg terjebak pada soal ini...HATI-HATI!

5.

♀ 34 tahun dengan keluhan wajah merot ke kanan, dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Pasien tidak bisa menutup mata kiri, tidak bisa mengangkat alis. Kejang (-), muntah (-), penurunan kesadaran (-). Bagaimana kriteria diagnosa penyakit ini? Bagaimana terapinya? Kriteria diagnosa Bell’s palsy : - Parese N. VII LMN - Lagophthalmus - Bell’s sign (+) - Hyperacusis (nama tesnya t6stetoscope loudness balance test) - Hypogeusia / Ageusia Terapi Bell’s palsy : - Steroid  Methylprednisolone (1 mg/kgBB/hari) selama 6 hari, tappering off s/d hari ke-10 - Methylcobalamine (preparat aktif B12, kofaktor remyelinisasi) 1000 – 1500 mg/hari - Acyclovir 5x800 mg/hari selama 10 – 14 hari - Fisioterapi (diathermi) setelah hari ke-4

SEMANGAT! Mudah-mudahan ilmunya Baarokah... -Rahmah, Aimi, Stiven, Bias, Aissyiyah, Lisa, Ari, Yulia, Efriko, Dara, Rike, Madya, Andreas, Siska, Athiyyah, Bertha, Hazirah, Abir, Soraya, Rudy-

Page 2

-

KIE untuk mata  pakai kaca mata selalu (juga saat tidur), mata yang lagophthalmus ditutup kasa + dikasih salep / artificial tears

6.

♀ 50 tahun, nyeri di pergelangan tangan kanannya. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan? Praktekkan! Komplikasi apa yang terjadi? Tunjukkan! a. Tinnel test pada terowongan karpal  mengetuk saraf perifer. (+) if nyeri menjalar ke jari. b. Phalen test  volar flexi kedua tangan, tempelkan pada punggung tangan, kemudian tekan kedua tangan yang sudah flexi. (+) if nyeri menjalar ke jari-jari. c. O test  membentuk huruf O dengan jari telunjuk dan ibu jari, kemudian kedua jari dikaitkan. (+) if nyeri menjalar ke jari-jari. d. Durham test  menekan daerah carpal tunnel, (+) if nyeri radikuler. e. Flick test  mengibas-ibaskan tangan, (+) if nyeri berkurang. f. Lhermitte test  memegang kepala pasien di vertex, kemudian di tekan ke bawah. (+) if ada nyeri radikuler sesuai dermatome-nya. g. Valsava  pasien diminta mengejan, kemudian menahan napas. (+) if ada nyeri radikuler sesuai dermatome-nya. h. Nafziger  tekan vuena jugularis kanan-kiri pasien bersamaan selama beberapa menit. (+) if ada nyeri radikuler sesuai dermatome-nya. Komplikasi atrofi otot thenar  ape hand  Teman-teman,,jangan lupa ya ngetoknya pake hammer reflex, bukan pake tangan.. trus kata dr. Lusi, untuk tinnel test yang jadi patokan itu adalah garis tangan pada area pergelangan tangan (yang garis melintang itu lo). Oia, nyerinya tu menjalar-nya ke jari lo, bukan ke lengan.. satu lagi, lhermitte test, valsava, dan nafziger tu untuk menyingkirkan DD CRS..pada CTS murni, tes2 tersebut hasilnya negatif...ok2?

7.

Anda sedang bertugas di unit stroke. Suami pasien yang sedang panik minta penjelasan pada anda karena istrinya baru mengalami koma setelah dirawat 2 hari dengan lemah separo tubuhnya (kaki dan tangan) kanannya secara mendadak, disertai sakit kepala, muntah, punya riwayat hipertensi. Berikanlah konseling pada pasien tersebut! - Memperkenalkan diri - Menerangkan pengertian stroke - Menerangkan jenis stroke (perdarahan/penyumbatan) - Menerangkan proses terjadinya stroke perdarahan intraserebral - Menerangkan proses terjadinya koma (akibat perdarahan menekan pusat kesadaaran dan pusat vital batang otak) - Menerangkan kegawatan/prognose pasien - Menerangkan rencana diagnosa dan rencana terapi - Menjelaskan faktor risiko stroke - Menerangkan pengobatan yang akan diberikan - Kemungkinan pembedahan “Perkenalkan Pak, saya dokter Rahmah yang merawat istri Bapak. Begini Pak, Istri Bapak ini mengalami penyakit yang dinamakan stroke. Stroke itu adalah penyakit yang disebabkan karena kerusakan pembuluh darah otak yang sifatnya mendadak, sehingga menyebabkan kelemahan, kelumpuhan, pelo, atau kelainan lainnya yang menetap > 24 jam, bahkan mungkin bisa menimbulkan kematian. Nah, stroke itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu stroke penyumbatan dan stroke perdarahan. Dari gejalanya, kemungkinan besar istri Bapak mengalami stroke perdarahan. Hal ini terjadi karena istri bapak mengalami hipertensi yang tidak terkontrol. Akibatnya pembuluh darah di otak pecah sehingga terjadi perdarahan. Perdarahan yang terjadi ini menekan pusat kesadaran dan pusat vital batang otak. Makanya istri bapak sekarang koma. Kalau dari medis, biasanya stroke perdarahan memang angka kesembuhannya lebih rendah daripada yang penyumbatan. Tapi Bapak tetap sabar dan berdoa ya Pak... Sebenarnya faktor risiko stroke karena ibunya mungkin dulu suka makan asin, lemak, jarang olah raga, dll yang menyebabkan tekanan darahnya tinggi. Nanti kami akan melakukan CT Scan untuk

SEMANGAT! Mudah-mudahan ilmunya Baarokah... -Rahmah, Aimi, Stiven, Bias, Aissyiyah, Lisa, Ari, Yulia, Efriko, Dara, Rike, Madya, Andreas, Siska, Athiyyah, Bertha, Hazirah, Abir, Soraya, Rudy-

Page 3

melihat luasnya perdarahan, apakah bisa dikeluarkan melalui tindakan operasi atau perdarahannya mungkin diserap kembali oleh tubuh. Untuk sementara, istri Bapak perlu rawat inap selama minimal 21 hari. Nantinya akan diberi obat-obatan untuk mengurangi perdarahan, menurunkan tensi, dan lainlain. Untuk kemungkinan pembedahan, kita tunggu hasil CT Scan dan konsul ke dokter bedah saraf ya Pak...” (waaaaahhhh... berapa menit ya ini?) 8.

♂ 65 tahun, TB 160 cm, BB 90 kg, sejak 6 bulan ini mengeluh polyphagi, polydipsi, dan polyuri, serta kesemutan dan kelemahan kedua kaki dan tangan yang memberat. Refleks patologis (-), refleks fisiologis (↓). Apa pemeriksaan laboratorium utama yang dapat menunjang diagnosa? Apa diagnosis etiologis yang paling mungkin dan sering pada pasien ini? Apa ciri khas penyakit ini? Apa pemeriksaan penunjuang yang diperlukan? Bagaimana terapinya? Laboratorium : - Lipid profile dan GD I/II  utama - DL, ur/cr, OT/PT, asam urat  tambahan Diagnosis etiologis : Polineuropathy diabetikum Ciri khas : Gloves and stocking phenomena Pemeriksaan penunjang : EMG Terapi : Carbamazepin tab 2x200mg dan neurodex 2x1 tab + terapi kausa (DM)

9.

♂ 50 tahun dirujuk oleh dokter umum karena mengalami tremor pada kedua tangannya saat istirahat. Lakukan anamnesis untuk mendapatkan keterangan klinis yang relevan! - Memberi salam, perkenalan - Tanya identitas pasien (nama, umur, pekerjaan, alamat) - Menanyakan keluhan utama  pertanyaan terbuka  gemetaran saat kapan (aktivitas/istirahat)? - Menanyakan keluhan penyerta  apakah pasien jarang berkedip? Volume suara kecil? Bicara monoton? Badan kaku? - Menanyakan apakah pasien sulit memulai suatu gerakan? Contohnya dari posisi duduk ke posisi berdiri setelah itu gerakannya cepat. Ada/tidak kesulitan mengancingkan baju? Apakah tulisan lebih kecil dari biasanya? - Menanyakan apakah kalau berjalan lambat-lambat, langkah kecil-kecil, ayunan tangan kurang, badan terasa kaku? Apakah mudah jatuh? - Riwayat penyakit dahulu? Ada tidak riwayat trauma kepala? Riwayat infeksi? - Riwayat keluarga? - Riwayat terapi?

10. Apa syarat mati batang otak? - Secara klinis atau imaging terbukti kerusakan sistem saraf pusat yang berperan dalam diagnosa mati batang otak - Tidak ada faktor extracranial - Bukan intoxicasi obat / keracunan - Suhu ≤ 32,0˚C Kriteria Brain Death (handout):  Kriteria Utama  Koma penyebab jelas  Fungsi serebral negatif  Refleks batang otak negatif (reflek cahaya (-), reflek kornea (-), reflek muntah (-))  Apnea  Kriteria Tambahan  Observasi 12 jam, dapat < 6 jam, lesi struktur jelas  Pemeriksaan tambahan : EEG, BAER, Angiografi SEMANGAT! Mudah-mudahan ilmunya Baarokah... -Rahmah, Aimi, Stiven, Bias, Aissyiyah, Lisa, Ari, Yulia, Efriko, Dara, Rike, Madya, Andreas, Siska, Athiyyah, Bertha, Hazirah, Abir, Soraya, Rudy-

Page 4

11. Seorang ♂ 40 tahun datang ke UGD RS type A dengan tidak sadar dan hemiplegi. Diagnosa CVA ICH. Pasien ini memerlukan operasi karena memenuhi indikasi operasi. Sebutkan 2 macam indikasi operasi pada CVA ICH berrdasarkan AHA 2010! - Di cerebrum  Pada pasien dengan clot lobaris volume > 30 cc dan letak superficial / < 1 cm dari permukaan evakuasi supratentorial ICH dengan standar kraniotomi mungkin dapat dipertimbangkan. - Di cerebellum  Pasien dengan perdarahan cerebellum disertai perburukan / penurunan status neurologis atau adanya kompresi batang otak dan atau hydrocephalus dari obstruksi ventrikel seharusnya dilakukan evakuasi perdarahan secepatnya. + pasiennya usia muda dengan GCS > 7 (tapi kata dr.Miz GCS > 9) 12. ♂ 24 tahun dengan penurunan kesadaran. Sejak 2 hari yang lalu kesadaran menurun secara bertahap, sebelumnya sakit kepala dan demam sejak 4 minggu yang lalu. Pemeriksaan didapatkan GCS 324, KK (+), pupil bulat anisokor Ø 5mm/3mm, reflek pupil -/+, parese n VII (D) UMN dan n XII (D) UMN, lateralisasi (D). Riwayat penyakit sebelumnya HIV (+) 4 tahun yang lalu Sebutkan diagnosis klinis, diagnosis topis, kemungkinan diagnosis etiologis, diagnosis banding, dan rencana pemeriksaan penunjang radiologis yang sangat penting untuk penegak diagnosa! Diagnosis Klinis : 1. Penurunan kesadaran akut 2. Subacute/chronic cephalgia 3. Chronic febrile 4. Kaku kuduk (+) 5. Pupil anisokor 6. Parese n VII (D) UMN 7. Parese n XII (D) UMN 8. Lateralisasi dekstra 9. Riwayat HIV (+) Diagnosa Topis : Meningen + Encephalon Diagnosa Etiologis : Abses otak Diagnosa Banding : meningoencephalitis, Toxoplasmosis PDx : CT scan (kontras?) atau MRI  Teman-teman,,ingat yah.. Jika dicurigai ME disertai defisit neurologis fokal, maka kemungkinannya ada vaskulitis (akibat produk inflamasi menyumbat pembuluh darah) ATAU abses otak. Nah, pada pasien ini ada tanda-tanda herniasi (pupil anisokor) yang menunjukkan adanya suatu proses desak ruang. So,, kemungkinannya yang paling mungkin adalah abses otak. 13. Seorang ♂ 45 tahun, mengeluh nyeri wajah di sekitar pipi kanan, seperti disayat pisau, serangan singkat berulang-ulang. Serangan terjadi saat mengunyah, bicara atau makan. Riwayat sakit gigi (+), sudah dicabut. Pemeriksaan n VII normal. Apa diagnosa kasus tersebut? Bagaimana pemeriksaan neurologis kekuatan otot mengunyah sebelah kanan (normal/tidak)? Apakah pada pemeriksaan neurologis terdapat hemi hipestesi wajah kanan? Apa terapi (obat pilihan utama) pasien tersebut? Apa obat pilihan kedua pasien tersebut? Diagnosa : Trigeminal Neuralgia Pemeriksaan otot mengunyah : Normal Pemeriksaan neurologis : Normal (tidak didapatkan hemi hipestesi wajah kanan) Terapi lini pertama : Carbamazepin 400-600mg/hari Terapi pilihan kedua : Phenytoin 300-400mg/hari 14. Seorang ♂ usia 25 tahun mengeluh kedua kaki lemah sejak 2 hari yang lalu. Sebelumnya penderita mengalami diare. Senior anda mendiagnosa sebagai GBS. Tulislah dasar-dasar diagnosis GBS yang penting (7)! Sebutkan tanda gawat GBS yang penting (2)! Sebutkan terapi etiologi! Dasar diagnosis GBS : 1. Keluhan utama lemah 2 tungkai SEMANGAT! Mudah-mudahan ilmunya Baarokah... -Rahmah, Aimi, Stiven, Bias, Aissyiyah, Lisa, Ari, Yulia, Efriko, Dara, Rike, Madya, Andreas, Siska, Athiyyah, Bertha, Hazirah, Abir, Soraya, Rudy-

Page 5

Kegawatan GBS Terapi etiologi

2. Lemah subakut 3. Ascending 4. Kelumpuhan otot distal lebih menonjol 5. Kelumpuhan LMN 6. Disosiasi sito albumin 7. Simetris bilateral : - Sesak napas (RR >30x/menit) - Otot-otot asesori pernafasan terlibat : - Plasma paresis 200-250 cc/kgBB dalam 7-14 hari - Imunoglobulin intravena (IVIG) 0,4gr/kgBB/hari selama 3 hari  maintenance

15. Seorang ♀ 46 tahun dibawa ke UGD jam 20.00 WIB oleh suaminya karena pasientidak sadar, ngorok. Hasil pemeriksaan GCS 111. Dokter menyimpulkan working diagnosisnya stroke ICH dengan ancaman herniasi. Pilihlah alat dan siapkan/sisihkan untuk pemeriksaan kecurigaan herniasi (lesi n III, V, IX-X)! Lakukan pemeriksaan reflek cahaya, reflek kornea, dan reflek muntah pada pasien tersebut! Sebutkan herniasi tingkat apa (mesencephalon, pons, atau medula oblongata)! Alat yang dibutuhkan : - Senter - Kapas - Tongue spatel - Lidi kapas Reflek cahaya (N.III)  melakukan penyinaran pada mata kanan (lihat respon pupil kanan dan kiri); melakukan penyinaran pada mata kiri (lihat respon pulil kiri dan kanan); menyebutkan hasil Reflek kornea (N.V)  melakukan penggoresan pada kornea kanan dan kiri; menyebutkan hasil positif bila pasien berkedip Reflek muntah (N.IX-X)  membuka mulut, lidah ditekan dengan spatel, menyentuh faring kiri dan kanan; lapo hasil Tingkat herniasi : Letak herniasi Nafas Pupil Diencephalon Cheyne Stokes Miosis Mesencephalon Central Neurologic Hyperventilation Anisokor Pons Ataxic Pin Point Medula Oblongata Apneustick Midriasis  Teman-teman,,saat periksa reflek cahaya, sinarnya datang dari samping ke tengah yah. Selalu dimulai dari yang kanan biar gak kelupaan kalo kedua mata diperiksa. Periksa reflek kornea tuu nggoresnya ke kornea ya (yang hitam), jangan di sclera. 16. ♂ umur 73 tahun, datang ke RS dengan keluhan sulit menggerakkan anggota tubuh kanan dan kiri, sulit memulai berdiri dan berjalan tetapi tidak lumpuh, kalau berdiri cenderung akan terjatuh. Tangan kiri terlihat gemetar (resting tremor). Kesadaran normal, wajah tidak berekspresi (masking face). Sebutkan diagnosis klinis (6), diagnosa topis, dan diagnosa etiologis! Tulis resep (2)? Diagnosa Klinis : 1. Laki-laki usia 73 tahun 2. Sulit menggerakkan anggota tubuh kanan dan kiri 3. Sulit memulai berdiri dan berjalan 4. Berdiri cenderung akan terjatuh (postural instability) 5. Resting tremor tangan kiri 6. Masking face Diagnosa Topis : Substantia Nigra Diagnosa etiologis : Parkinson disease Medikamentosa : 1. Antikolinergik (Trihexyphenidyl (sediaan 2 mg) 1 mg pada hari pertama saat makan  2mg/hari selama 3-5 hari  6mg/hari; Sulfas atropin) SEMANGAT! Mudah-mudahan ilmunya Baarokah... -Rahmah, Aimi, Stiven, Bias, Aissyiyah, Lisa, Ari, Yulia, Efriko, Dara, Rike, Madya, Andreas, Siska, Athiyyah, Bertha, Hazirah, Abir, Soraya, Rudy-

Page 6

2. Dopaminergik (Levodopa (nama dagang Levopar, isinya levodopa 100mg dan benserazida HCl 25mg) dosis awal 2x ½ tab p.c. dinaikkan ½ tab/hari selama 4-7 hari) Dokter Alamat

: dr. Rike : Jln Bunga no 11 Malang Malang, 11 Januari 2012

R/ Trihexyphenidil 2 mg tab S 2 dd tab ½ R/ Levopar tab S 2 dd tab ½

No. III No. III

Pro : Tn. D Usia : 73 tahun Alamat : Jln Bunga no 18 Malang  Jangan lupa ya kawan, kalo disuruh buat resep, yang lengkap coz dr. Rahayu kemarin bilang gitu,, 17. ♀ 25 tahun diantar ke UGD RSSA jam 18.00 WIB oleh temannya dalam keadaan sadar. Menurut temannya, 5 jam SMRS penderita kejang seluruh tubuh, tidak sadar, keluar busa dari mulut. Kejang 3x. Lakukan heteroanamnesis! - Memberi salam, silahkan duduk, perkenalan - Tanya identitas pasien dan PASTIKAN hubungan yang dianamnesis dengan pasien - Menanyakan keluhan utama - Menanyakan bagaimana bentuk kejangnya - Menanyakan apakah ada kehilangan kesadaran sebelum, selama, dan sesudah kejang - Menanyakan apakah kejang berulang? Apakah bentuk kejang selalu sama? Apakah selalu kumat? - Menanyakan riwayat penyakit dahulu untuk mencari etiologi kejang o Ada tidak riwayat trauma kepala? o Adakah sakit kepala kronis yang memberat? o Adakah penyakit pernapasan atau pernah dirawat dengan penyakit pernapasan? o Adakah penyakit kencing manis atau tanda-tandanya? o Adakah gangguan ginjal atau tanda-tandanya? o Apakah sebelumnya diare atau muntah? o Adakah demam tinggi dengan/tanpa disertai kelumpuhan separuh badan? o Apakah sering kejang dan minum obat anti kejang? - Riwayat keluarga adakah yang punya penyakit kejang? - Riwayat terapi? - RESUME dan sampaikan tindakan yang akan dilakukan dokter selanjutnya 18. Seorang ♂ usia 20 tahun datang dengan keluhan utama kejang. Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan disimpulkan diagnosisnya epilepsi general tonik klonik (grandmal). Sebutkan langkah-langkah terapi pasien ini! 1. Terapi OAE dimulai bila diagnosis sudah ditegakkan, pasien dan keluarga telah diberi penjalasan tentang tujuan penggunaan dan efek samping yang mungkin muncul. 2. Start low go slow Dimulai dengan monoterapi, dosis terendah, dinaikkan bertahap hingga dosis efektif atau timbul efek samping 3. Bila dengan dosis maksimum OAE pertama bangkitan pertama tidak dapat mengontrol bangkitan, maka ditambakan OAE ke dua 4. OAE ke tiga diberikan bila kedua OAE pertama tidak dapat mengatasi bangkitan. SEMANGAT! Mudah-mudahan ilmunya Baarokah... -Rahmah, Aimi, Stiven, Bias, Aissyiyah, Lisa, Ari, Yulia, Efriko, Dara, Rike, Madya, Andreas, Siska, Athiyyah, Bertha, Hazirah, Abir, Soraya, Rudy-

Page 7

5. Pasien dengan bangkitan tunggal bisa direkomendasikan untuk terapi bila: a. Dijumpai fokus epilepsi yang jelas pada EEG b. Pada CT scan atau MRI otak ditemukan lesi yang berkorelasi dengan bangkitan c. Dijumpai kelainan yang mengarah ke adanya kerusakan otak pada pemeriksaan neurologis d. Terdapat riwayat epilepsi pada saudara kandung e. Riwayat bangkitan simptomatik f. Riwayat trauma kepala terutama yang disertai penurunan kesadaran, stroke, dan infeksi SSP g. Bangkitan pertama berupa status epileptikus 6. Efek samping OAE perlu diperhatikan, juga interaksi farmakokinetik antar OAE 19. ♂ usia 29 tahun kuli bangunan, setelah mengangkat beban berat mendadak nyeri di pinggang menjalar ke tungkai kanan. Nyeri semakin hebat apabila penderita batuk atau bersin. Penderita juga mengeluh kesemutan dan tebal pada tungkai bawah samping luar dan punggung kaki samping luar. Tes atau manuver apa yang dilakukan pada pasien ini (3)? Sebutkan diagnosa klinis, diagnosa topis, dan diagnosa etiologis! Tulislah resepnya! Apakah indikasi pembedahan pada pasien ini? Manuver : Lasseque, Bragard, Sicard + Patrick, Contra Patrick Diagnosa Klinis : - Low back pain - Nyeri radikuler - Nyeri memberat saat batuk atau bersin - Hipestesi pada tungkai bawah lateral dan dorsum pedis lateral - Riwayat mengangkat beban berat Diagnosa Topis : Radiks L5 – S1 Diagnosa Etiologis : susp. HNP L5 – S1 Indikasi pembedahan : - Terapi konservatif gagal - Ischiadia berat - Gangguan miksi, defekasi, dan seksual - Bukti klinis terganggunya radiks saraf - Parese otot tungkai - Mengganggu aktivitas Dokter Alamat

: dr. Aimi : Jln Bunga no 11 Malang Malang, 11 Januari 2012

R/ Paracetamol 400 mg Diazepam 0,5 mg Amitriptilline 10 mg Caffein 30 mg Mfla pulv da in caps S 2 dd caps 1 R/ Neurodex tab S 2 dd tab 1

No. XV No. XV

Pro : Tn. B Usia : 29 tahun Alamat : Jln Bunga no 18 Malang

SEMANGAT! Mudah-mudahan ilmunya Baarokah... -Rahmah, Aimi, Stiven, Bias, Aissyiyah, Lisa, Ari, Yulia, Efriko, Dara, Rike, Madya, Andreas, Siska, Athiyyah, Bertha, Hazirah, Abir, Soraya, Rudy-

Page 8

20. Tn. A 50 tahun, datang dengan keluhan sering sakit kepala. Pasien mengeluh nyeri kepala sejak 4 bulan yang lalu, dirasakan setiap hari, sifatnya cekot-cekot, di seluruh kepala, sangat berat terutama saat bangun tidur. Mual dan muntah sifatnya profus. Dari heteroanamnesa dengan istri pasien, pasien lebih pendiam, sering tidak nyambung jika diajak berbicara, sering lupa hal-hal kecil, malas bekerja dan nafsu makan berkurang. Semakin hari mengeluh matanya semakin kabur. Sebutkan diagnosa klinis (3), diagnosa topis, dan diagnosa etiologis! Tulislah permintaan CT Scan pasien! Obat apa saja yang dapat menurunkan TIK? Diagnosa Klinis : - Chronic cephalgia - Muntah proyektil - Demensia - Blurred vision - Nafsu makan menurun Diagnosa Topis : susp. Cerebrum Diagnosa Etiologis : susp. Tumor cerebri Kepada yang saya hormati TS Radiologi Di Tempat Mohon pemeriksaan CT Scan kepala dengan kontras, pada pasien : Nama : Tn. A Usia : 50 tahun Yang kami rawat dengan klinis : Chronic cephalgia, Muntah proyektil, Demensia, Blurred vision Dengan susp tumor cerebri Atas perhatiannya BTK Dr. Stiven Obat yang dapat menurunkan TIK : Manitol 20%; Kortikosteroid (dexamethasone) 21. Seorang ♂ 53 tahun MRS di RSSA jam 11.30 dari poli saraf. Keluhan utama lemah kedua tungkai. Kelemahan tungkai sejak satu bulan sebelum MRS dirasakan semakin melemah. Awalnya bagian kiri, lalu 2 minggu kemudian tungkai kanan juga melemah. Dua minggu sebelum kelemahan tungkai kirinya, kesemutan menjalar dari pinggang bawah sampai ujung kaki. Penderita mengeluh rasa tebal mulai pusat sampai ujung-ujung kaki. BAK sulit sejak 5 hari yang lalu, BAB masih normal. Sebutkan diagnosa klinis, diagnosa topis, dan diagnosa etiologis! Sebutkan usul pemeriksaan! Sebutkan penatalaksanaan! Diagnosa Klinis : - Paraparese D/S kronis progresif - Kelemahan dimulai dari kiri lalu diikuti kanan - Parastesi menjalar dari pinggang bawah sampai ujung kaki - Hipestesi mulai pusat sampai ujung-ujung kaki - Kesulitan BAK Diagnosa Topis : Segmen Myelum setinggi T10 Diagnosa Etiologis : Space occupying process pada myelum setinggi T10 Usul pemeriksaan : - Foto thoracolumbal AP/lateral/oblique - MRI thoracolumbal dengan kontras - CT Scan thoracolumbal dengan kontras - Tes prespirasi Penatalaksanaan : - Konservatif (Simptomatis dengan NSAID, Supportif dengan Bcomplex) - Operatif ( tunggu hasil pemeriksaan dan konsul bedah saraf)  Kenapa ko thoracolumbal? Soalnya T10 lesi myelum letaknya di vertebrae thoracalis VIII... Kalo mau thoracolumbosacral untuk foto si gpp..(mungkin)

SEMANGAT! Mudah-mudahan ilmunya Baarokah... -Rahmah, Aimi, Stiven, Bias, Aissyiyah, Lisa, Ari, Yulia, Efriko, Dara, Rike, Madya, Andreas, Siska, Athiyyah, Bertha, Hazirah, Abir, Soraya, Rudy-

Page 9

22. ♂ 30 tahun datang dengan keluhan sakit kepala, muntah, panas tinggi dan nyeri pada otot sejak 2 hari sebelum MRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan panas 39˚C, KK(+), pemeriksaan neurologi lain normal. Hasil lumbal pungsi abnormal (sel PMN 2000 cmm, glukosa 30 mg/dl, protein 120 mg/dl). Sebutkan analisa LCS sel, glukosa, dan protein normal! Sebutkan diagnosa etiologis pasien tersebut! Sebutkan diagnosa bandingnya! Analisa LCS normal : Sel 0-5 sel/mm3, glukosa 40-80 mg/dl, protein 15-45 mg/dl Diagnosa Etiologis : Meningitis bakterial Diagnosa Banding : Meningitis TB dd Meningitis Viral 23. Seorang ibu datang membawa anaknya yang berusia 3 tahun (♂) karena kejang. Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa kejang berlangsung selama 3 menit, jumlah 3x, pasien tidak sadar selama kejang. Sesudah kejang pasien tertidur. Kejang pertama kali adalah 6 bulan yang lalu. Tidak ada demam. Saat kejang seluruh badan pasien lurus kaku, disertai mata berkedip-kedip dan mulut mengeluarkan busa bercampur darah. Hasil pemeriksaan kaku kuduk (-), Tax 36,7˚ C. Apa diagnosa klinis, diagnosa topis, dan diagnosa etiologis pasien tersebut? Apa rencana diagnosa? Apa terapi yang dapat diberikan? Diagnosa Klinis : - Keluhan utama kejang - Lama kejang 3 menit - Selama dan setelah kejang pasien tidak sadar - Tipe kejang tonik klonik - Riwayat kejang pertama 6 bulan yang lalu Diagnosa Topis : Korteks cerebri Diagnosa Etiologis : Episodic general tonic clonic Planning diagnosa : EEG Terapi : Asam valproat / Phenytoin (dosis luminal untuk anak 3-5 mg/kg/BB/hari)  Kenapa ko tonic clonic? Seluruh badan kaku lurus  tonik; mata berkedip-kedip  klonik. Terapi lini pertama untuk all tipe kejang adalah asam valproat, kecuali parsial adalah carbamazepin. Tetapi ada yang mengatakan bahwa asam valproat sebaiknya dihindari pada anak-anak dengan usia < 4 tahun, dikasih phenytoin saja. 24. Mahasiswa ♂ 22 tahun datang dengan keluhan kejang sebanyak 3 kali, seluruh badan, mata mendelik, dan mulut berbusa. Selama kejang pasien tidak sadar. Sebelumnya pasien mengeluh sering sakit kepala dan panas tinggi sejak 7 hari sebelum MRS. Terdapat ruam pada kulit pasien. Pada pemeriksaan fisik didapatkan panas 39˚C, KK(+), pemeriksaan neurologi lain normal. Hasil lumbal pungsi tertera pada tabel di bawah. Apa diagnosa etiologis yang mungkin? Apa organisme yang paling mungkin menyebabkan penyakit ini? Apa saja faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit ini (2)? Bagaimana terapi antibiotik yang diberikan? Tindakan pencegahan apa yang harus dilakukan agar teman pasien terhindar dari penyakit ini (2)? Hasil Lumbal Pungsi Nilai Normal 3 Sel PMN 50 sel/mm 0-5 sel/mm3 Glukosa 15 mg/dl 40-80 mg/dl Protein 120 mg/dl 15-45 mg/dl Diagnosa Etiologis : Meningoencephalitis bakterial Penyebab : Neisseria meningitidis Faktor risiko : - Riwayat bepergian ke luar negeri tanpa vaksinasi - Riwayat sakit telinga - Riwayat sakit saluran pernapasan Terapi antibiotik : Inj. Ceftriaxone 2x2 gr iv Pencegahan : - Vaksinasi meningitis - Terapi dan isolasi pasien SEMANGAT! Mudah-mudahan ilmunya Baarokah... -Rahmah, Aimi, Stiven, Bias, Aissyiyah, Lisa, Ari, Yulia, Efriko, Dara, Rike, Madya, Andreas, Siska, Athiyyah, Bertha, Hazirah, Abir, Soraya, Rudy-

Page 10

25. Seorang ♀ 23 tahun datang ke UGD karena mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya. Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan ditabrak mobil dan jetuh terduduk. Sejak saat itu pasien merasa kedua kakinya lemah. Gringgingan (+) dirasakan dari bawah pusar sampai ujung kaki. Rasa tebal (+) dari pinggang sampai ujung kaki. Pasien sadar. BAB dan BAK normal. Pemeriksaan fisik neurologis apakah yang akan dilakukan pada pasien (5)? Apa diagnosa etiologis pasien? Apa rencana diagnosa yang akan dilakukan? Apa terapi yang dapat dilakukan? Pemeriksaan neurologis : - GCS, FL, MS - Pemeriksaan nervus cranialis - Pemeriksaan motorik, sensorik, ANS - Pemeriksaan refleks fisiologis, refleks patologis - Pemeriksaan neurologis tambahan : Lhermitte, Bragard, Sicard, Patrick, dan kontra patrick Diagnosa Etiologis : Spinal cord Injury Rencana Diagnosa : Foto thoracolumbosacral, CT Scan/MRI thoracolumbosacral, tes prespirasi Rencana terapi : -konservatif (simptomatis, supportif) -operasi if diagnosa tegak dan setelah konsul bedah saraf -rehabilitasi medik? 26. Pasien ♀ 20 tahun datang dengan keluhan lemah pada kedua ekstremitas atas dan bawah. Sebutkan 5 penyakit dengan refleks babinski (+) bilateral! a. Parkinson b. Myelitis c. Multiple sclerosis d. Meningoencephalitis e. Trauma kepala f. Abcess cerebri g. CVA Sebutkan 5 penyakit dengan tetraparese tipe LMN! a. Poliomyelitis b. Hypokalemia c. HNP d. Myastenia Gravis e. Guillan Barre syndrome f. Polineuropathy diabetikum (atau polineuropathy akibat penyebab lainnya) g. Amyotrphic Latero Sclerosis 27. Seorang ♀ usia 35 tahun datang ke poli saraf dengan keluhan pusing berputar. Pusing bertambah jika pasien menoleh ke arah kanan. Senior Anda mendiagnosa pasien sebagai BPPV. Apa saja yang ditemukan dari pemeriksaan (5)? - Dari anamnesa : vertigo tipe perifer yang memberat pada perubahan posisi kepala - Tes provokasi (+) atau pasien merasa gejala berkurang setelah dilakukan provokasi (dullpike manuver, epley manuver) - Tes cerebellum (-) - Romberg test (+) tipe vestibular  jatuh saat mata terbuka atau tertutup ke semua arah - Nystagmus (+) tipe perifer - Refleks fisiologis normal, refleks patologis (-)

SEMANGAT! Mudah-mudahan ilmunya Baarokah... -Rahmah, Aimi, Stiven, Bias, Aissyiyah, Lisa, Ari, Yulia, Efriko, Dara, Rike, Madya, Andreas, Siska, Athiyyah, Bertha, Hazirah, Abir, Soraya, Rudy-

Page 11

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF