CASE REPORT MODUL 3 Hilna
July 18, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download CASE REPORT MODUL 3 Hilna...
Description
CASE REPORT MODUL 3 LESI JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT
AN A N G ULA UL A R CH C H E I L I TI S D i aju ajukkan untuk memenuhi syar syarat at da dalam lam melengk lengkap api i K epani nitter aan K lini li nikk di B agi an Or Ora al M Me edi cine
Oleh
HILNA FITRI 16100707360804012
Pembimbing : drg. FITRIA MAILIZA, Sp.PM
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Angul A ngula ar ”
Cheilitis untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kepanitraan ”
klinik modul 3 (Lesi Jaringan Lunak Mulut) dapat diselesaikan. Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. FITRIA MAILIZA, Sp. PM selaku dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan
berbagai pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang memerlukan. Padang, AGUSTUS 2019
HILNA FITRI
LESI JARINGAN LUNAK MULUT
Nama
: Farel Herdiansyah
No. RM
: 042645
Alamat Umur
: Jalan Pramuka 1 No. 26 : 9 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Status
: Belum kawin
Pekerjaan
: Pelajar
Agama
: Islam
Hari/tanggal
Kasus
Tindakan yang
Operator
dilakukan
Selasa / 21 Maret 2018
Angular Cheilitis
Pencatatan data Anamnesa Pemeriksaan klinis Penegakan diagnosis Pemberian obat
Hilna Fitri (16-012)
Padang, AGUSTUS 2019 Pembimbing
(drg. FITRIA MAILIZA, Sp.PM)
MODUL 3 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG
HALAMAN PENGESAHAN Telah didiskusikan Laporan Kasus Angular Kasus Angular Cheilitis guna melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik pada Modul 3.
Padang, AGUSTUS 2019 Disetujui Oleh Dosen Pembimbing
(drg. FITRIA MAILIZA, Sp.PM)
ABSTRAK
cheilitis adalah lesi mulut yang ditandai dengan Pendahuluan: Angular cheilitis adanya fisura, kemerahan pada sudut mulut. Gejala awal angular cheilitis ialah rasa gatal pada sudut mulut dan terlihat kulit yang meradang dan bintik merah disertai rasa sakit, kering dan rasa terbakar . Angular cheilitis dapat cheilitis dapat terjadi secara bilateral atau unilateral pada sudut mulut. Angular cheilitis cheilitis disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti kekurangan nutrisi, trauma mekanik, infeksi, dan alergi. Tujuan: Melaporkan cara penatalaksanaan kasus angular cheilitis. cheilitis. Kasus dan Perawatan: Pasien laki-laki berusia 9 tahun datang bersama kakaknya ke
RSGM Baiturrahmah dengan keluhan terdapat luka pada kedua sudut bibir yang sudah ada ± 1 minggu. Orang tua pasien mengatakan pasien sering makan makanan yang kurang sehat dan pasien sering makan 1 kali sehari. Pemeriksaan Pemeriksaan ektra oral ditemukan adanya adanya fisura
berwarna kemerahan dan pinggir pinggir eritem,
memiliki ukuran ± 3-5 mm. Pemeriksaan intra oral, kebersihan rongga mulut pada pasien sedang karena terdapat beberapa gigi yang berlubang. Perawatan yang diberikan kepada pasien yaitu memberikan edukasi kepada pasien untuk mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, menjaga kebersihan rongga mulutnya dan memberikan obat kepada pasien untuk mengurangi luka pada sudut bibir tersebut. Setelah 1 minggu kemudian pasien diminta untuk datang kembali melakukan kontrol. Pada saat kontrol ternyata luka tersebut sudah menghilang dan luka pada kedua sudut bibir pasien sembuh, serta bibir pasien kembali normal. Kesimpulan: Angular cheilitis yang disebabkan karena kekurangan nutrisi bisa
dikurangi dengan cara memperhatikan pola makan pasien yang menderita angular cheilitis tersebut. cheilitis tersebut. Kata kunci: angular cheilitis, sudut bibir, kekurangan nutrisi ABSTRACT Introduction: Angular cheilitis is an oral lesion characterized by fissure,
redness at the corners of the mouth. The first symptom of angular cheilitis is itching at the corners of the mouth and visible inflamed skin and red spots accompanied by pain, dryness and burning. Angular cheilitis may occur bilaterally or unilaterally at the corners of the mouth. Angular cheilitis is caused by various
factors such as nutritional deficiencies, mechanical trauma, infections, and allergies. Objective: To report a case of angular cheilitis and its management. Case and Treatment: Patient 9 age came to the Baiturrahmah dental Hospital
with sister t o RSGM Baiturrahmah with with complaints of injury to both angles of the lips that have been there for about 1 week. The patient's parents say patients often eat less healthy foods and patients often eat 1 meal a day. Extra oral examination found the presence of reddish fissures and edges erytem, has a size of ± 3-5 mm. Intra oral examination, oral hygiene in the patient is because there are several cavities that have holes. Treatment given to the patient is to educate the patient to consume the perfect 4 healthy diet 5, keep the oral hygiene clean and give medicine to the patient to reduce the wound at the corner of the lip. After 1 week the patient is asked to come back to control. At the time of control the wound had disappeared and the wound on both corners of the patient's lips healed, and the patient's lips returned to normal. Conclusion: Angular cheilitis caused by nutritional deficiencies can be reduced by observing the diet of patients suffering from angular cheilitis.
K eyw ywo or ds: angular cheilitis, lip angle, nutritional deficiency
BAB I PENDAHULUAN
Rongga mulut mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai mastikasi, fonetik, dan juga estetik. Hal tersebut mengakibatkan rongga mulut merupakan tempat paling rawan dari tubuh karena merupakan pintu masuk berbagai agen berbahaya, seperti produk mikroorganisme, agen karsinogek, selain rentan terhadap trauma fisik, kimiawi, dan mekanis. 1 Penyakit gigi dan mulut dapat terjadi pada mukosa non-keratin dan mukosa berkeratin, dapat memberikan keluhan atau tanpa t anpa keluhan, terasa nyeri atau tidak t idak nyeri, kelainan bersifat jinak atau ganas. Penyakit mulut dapat menyerang segala usia termasuk pada anak. Kelainan di rongga mulut yang sering dialami anak-anak ialah angular cheilitis disebabkan cheilitis disebabkan kurangnya nutrisi selama masa pertumbuhan.1,2 Angular cheilitis cheilitis disebut dengan angular cheilosis, commissural cheilitis, angular stomatitis, atau perleche perleche.. Angular cheilitis cheilitis merupakan lesi mulut yang ditandai dengan adanya fisura, berwarna kemerahan, mengalami deskuamasi pada sudut mulut disertai rasa sakit, kering, rasa terbakar dan terkadang disertai rasa gatal. Angular gatal. Angular cheilitis bisa cheilitis bisa mengenai semua usia tanpa melihat jenis kelamin.3,4,5 Angular cheilitis cheilitis dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti kekurangan nutrisi, trauma mekanik, infeksi, dan alergi. Insidensi angular cheilitis meningkat pada anak-anak, terutama pada anak yang mengalami cheilitis kekurangan nutrisi, yaitu kekurangan riboflavin riboflavin,, kekurangan zat besi, asam folat, zinc,, pyridoxine zinc pyridoxine,, biotin dan kekurangan protein. Insidensi angular cheilitis cheilitis juga meningkat tiga kali lipat pada orang lanjut usia yang menggunakan gigi tiruan dan meningkat dua kali lipat pada laki-laki. 6,7,8,9,10,11 Kekurangan nutrisi pada anak-anak merupakan salah satu permasalahan yang dialami oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Prevalensi terjadinya angular cheilitis cheilitis menurut beberapa penelitian menunjukkan angka yang cukup tinggi. Di Indonesia penelitian mengenai angular cheilitis cheilitis pernah pernah dilakukan oleh Lubis S terhadap 200 anak umur 6-12 tahun di enam panti asuhan kota Medan, 47% menderita angular cheilitis. Data dari WHO sendiri memperkirakan 181,9 juta (32%) anak kekurangan gizi di negara berkembang, sehingga menyebabkan tingginya persentase angular cheilitis cheilitis.. Kasus unilateral pada angular cheilitis cheilitis
sering terjadi dikarenakan trauma perawatan dental dan dan trauma pada sudut bibir, sedangkan kasus bilateral terjadi jika penderita dengan penyakit sistemik seperti anemia, diabetes mellitus. Lama penyakit bisa bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa tahun, tergantung etiologinya. 12,13 Angular cheilitis cheilitis mempunyai mempunyai gejala berupa rasa sakit, gatal, kering, sensasi terbakar, dan mudah berdarah yang dikarenakan oleh gerakan mulut seperti tertawa ataupun berbicara. Rasa tidak nyaman dan rasa sakit akan lebih parah misalnya selama menguap, dan saat makan makanan yang asin dan asam. Pada kasus yang lebih parah, terutama pada pemakai gigi tiruan, lesi bisa meluas melewati garis bibir ke kulit disekitar bagian yang berfisur dengan bentuk linear. Kondisi ini bisa bertahan selama berbulan-bulan jika tidak diobati, dan meskipun perawatan angular cheilitis cheilitis sederhana, sederhana, apabila penyebab utamanya tidak dikoreksi maka tidak akan menghasilkan kesembuhan yang permanen. 2,14,9,10
Pada kasus yang akan dilaporkan ini adalah pasien anak-anak dengan kondisi sistemik hal ini dinyatakan bahwa dari kondisi anak tersebut sering menderita angular cheilitis
BAB II LAPORAN KASUS
Nama Op
: Hilna Fitri
Hari / tanggal
: Rabu / 21 maret 2018
A. PROSEDUR PEMERIKSAAN
I. Pencatat Pencatatan an dan Pengambilan Riwayat Pasien 1.
Data Rutin
Nama
: Farel Herdiansyah
No. RM
: 042645
Alamat
: Jalan Pramuka 1 No.26
Umur
: 9 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Status
: Belum kawin
Pekerjaan
: Pelajar
Agama
: Islam
2.
Riwayat Kesehatan
1.
Keluhan Utama
Pasien datang ke RSGM bersama orang tuanya dengan keluhan terasa perih pada sudut bibir dan seluruh bibirnya. Rasa sakit dirasakan pasien ketika membuka mulut dan ketika makan.
2.
Keluhan Tambahan
1.
Sejak kapan adek merasakan perih pada sudut bibirnya? Sekitar 3 tahun yang lalu
2.
Apakah adek tau kenapa kenapa bibirnya bisa perih seperti itu? Tidak tau
3.
Apakah ada perubahan bentuk dan ukuran celah pada sudut bibir adek? Ada, awalnya dulu hanya sedikit pada sudut bibir. Sekarang ukurannya celahnya bertambah besar dan menyebar pada seluruh sel uruh bibir.
4.
Berapa kali adek makan dalam sehari? Kadang 2 kali sehari kadang 3 kali sehari
5.
Apakah adek suka makan makan sayur? Tidak
6.
Apakah adek sering minum air putih? Kapam ingat aja, biasany sering minum air kemasan
7.
Apakah ada faktor yang memperparah rasa sakit? Ada, ketika makan terutama makan makanan yang pedas dan panas
8.
Apakah rasa perih pada sudut s udut bibir adek membuat m embuat adek demam? Kadangkadang iya
9.
Apakah adek pernah memberi memberi obat pada sudut bibirnya? Pernah
10. Apa obat yang pernah pernah adek berikan? Kenalog in orabase 11.
Riwayat penyakit lalu
1.
Apakah dalam 5 tahun terakhir ini adek mempunyai penyakit serius sehingga adek pernah dirawat di rumah sakit? Tidak ada
2.
Apakah adek ada alergi terhadap obat atau makanan? Tidak ada
3. Riwayat Penyakit Lokal dan Sistemik
Riwayat penyakit sistemik : -
Riwayat penyakit lokal : -
4. Riwayat Penyakit Keluarga/Turunan: diabetes militus 5. Riwayat Sosial Pekerjaan Pekerjaan : -
II. Pemeriksaan 1.
Pemeriksaan Fisik
1. Ekstra Oral TMJ
: Normal
Kelenjar Submandibulla : Normal Mata
: Normal
Kesimetrisan Wajah
: Normal
2. Intra Oral 1. Bibir
: fisura horizontal, kemerahan, multipel , panjang 3-5 mm, disertai deskuamasi dan sakit pada sudut bibir kiri dan kanan dan terasa sakit.
2. Gingiva
: Normal
3. Lidah
: Normal
4. Palatum
: Normal
5. Frenulum
: Normal
6. Dasar mulut
: Normal
7. Mukosa Bukal
: Normal
8. Mukosa Labial
: Normal
9. Gigi
:
Pemeriksaan fisik dapat dilihat melalui berat badan ideal, body mass index , % lingkar lengan atas. Pada pasien didapatkan tinggi badan 125 cm dan berat berat badan 21 kg, pengukuran lingkar lengan atas 19 cm, nilai standar pengukuran lingkar lengan atas pada pada laki-laki 29,3 cm. Tabel 1. Penilaian BBI, BMI,& LILA
BBI
Rumus
(umur x 2) BB +8
BMI
TB2
%LILA Nilai pengukuran LILA Standar
Penilaian
(9 tahun x
23kg
19 x 100%
2) + 8
(1,25m)2
29,3
= 26kg
= 14,74
= 64,8 %
Jadi, berdasarkan BBI berat badan pasien (14,74kg) termasuk di bawah normal, karena berat badan normal pada pasien tersebut adalah 26 kg. Berdasarkan BMI, pasien termasuk kategori underweight karena memiliki nilai BMI 14,74, sedangkan normal 18,5-24,9 dan penilaian% LILA didapatkan 64,8 % sedangkan nilai normal 90-110%. III. Penilaian Riwayat dan Hasil Pemeriksaan 1.
Diagnosa
Angular cheilitis 2.
Diangnosa banding
Herpes labialis,
IV. Mengevaluasi Resiko Medis Pasien yang Dirawat Di rawat 1.
Prognosa
Baik, apabila pasien mendengarkan dan melaksanakan setiap prosedur yang diarahkan oleh dokter.
B. PERAWATAN/TERAPI PERAWATAN/TERAPI
Komunikasi Intruksi Edukasi (KIE) 1. Memberikan penjelasan pada pasein bahwa ini bukan penyakit berbahaya.
1.
Menjelaskan pada pasien bahwa penyakit ini disebabkan karena kurangnya mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahnya sehinnga tubuhnya kurang akan asupan gizi
2.
Dianjurkan untuk makan-makanan dengan nutrisi yang baik seperti sayuran,buah-buahan dan banyak minum air putih
3.
Menjaga kebersihan rongga mulut dan rajin menyikat gigi minimal 2 kali sehari. Dan beri tahukan pada pasien sebaiknya menyikat gigi menggunakan sikat gigi yang halus dan menyikat men yikat punggung lidah.
Tindakan Pengobatan 4.
Pemberian obat kandistatin
5.
Pemberian suplemen obat pendukung yaitu vitamin B komplek 500mg yang di minum minum setengah 1 kali sehari setelah makanan. Obat ini berfungsi untuk mempercepat penyembuhan atau regenerasi.
RESEP
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT YAYASAN PENDIDIKAN BAITURRAHMAH Izin Dinkes : PPK.03.2186 V.2009 V.2009
Jl.Raya By Pass KM 15 Aie Pacah Padang. Telp.0751-463871
Dokter
MAILIZA,Sp.PM : drg. FITRIA MAILIZA,Sp.PM
Tanggal
: 21 Maret 2018
R/
Nystatin tube No I S2dd applic loc dol
R/
Becom-C tab 500 mg No. V S1dd tab 1/2 pc
Pro
: Farel Herdiansyah Herdiansyah
Umur : 9 tahun
Foto Pasien Sebelum
Foto Pasien Sebelum
BAB III PEMBAHASAN
1.
Definisi
Angular cheilitis cheilitis ialah reaksi inflamasi pada sudut bibir mulut dikarakteristik oleh kemerahan yang menyebar, bentuknya seperti fisur- fisur, kulit yang nampak terkikis, ulser yang permukaannya berlapis dan disertai dengan gejala yang subjektif seperti rasa sakit, rasa terbakar, dan nyeri. Gejala awal angular cheilitis cheilitis ialah ialah rasa gatal pada sudut mulut dan terlihat tampilan kulit yang meradang dan bintik merah. Pada awalnya, hal ini tidak berbahaya, tetapi akan terasa nyeri di sudut mulut dan mudah berdarah yang dikarenakan oleh gerakan mulut seperti tertawa ataupun berbicara. Tingkat keparahan inflamasi ini ditandai dengan retakan sudut mulut dan beberapa pendarahan saat mulut dibuka.5,13
Gambar 3. Angular 3. Angular cheilitis pada cheilitis pada kedua sudut bibir Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan angular cheilitis cheilitis,, yaitu: 1.
Kandidiasis Kandidiasis adalah infeksi jamur yang berwarna merah dan krem yang
awalnya terlihat seperti bercak terbentuk pada permukaan lembab dimulut dan bisa menyebabkan rasa sakit. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan menelan dan mengubah indera perasa. Kandidiasis lebih sering terjadi pada anak yang masih muda dan orangtua dan juga pada orang yang sistem imunnya sangat rendah. Hal ini bisa dipicu oleh perawatan antibiotik, yang dapat mengganggu aktivitas normal bakteri mulut. Jika antibiotik adalah etiologinya, dokter gigi harus segera mengurangi dosis atau mengubah pengobatan. Anti jamur dapat digunakan untuk mengobati kondisi gangguan kesehatan ini.5
2.
Trauma Penyebab trauma pada rongga mulut, seperti mekanik, kimia, dan termal.
Trauma mekanis bisa disebabkan oleh: 1. Trauma cups yang tajam 2. Peralatan ortodonti 3. Menggigit bibir atau pipi Diagnosa jenis ini biasanya tergantung pada posisi, bentuk dan ukuran ulserasi yang harus sesuai dengan penyebab yang dicurigai. Ulserasi biasanya mulai sembuh dalam 10 hari. Jika penyembuhan tidak terjadi maka penyebab lain dari ulserasi harus dicurigai.17 3.
Gigi Tiruan Gigi tiruan termasuk etiologi yang sering terjadi, dimana ketidaknormalan
anatomi dari pemasangan gigi tiruan penuh atau sebagian dengan stabilitas yang tidak baik, kehilangan vertikal dimensi atau lingual yang terletak pada gigi anterior, kehilangan gigi posterior, atrisi, dan kehilangan gigi tanpa memakai gigi tiruan. Pada kasus ini, pasien sering mengalami bilateral angular cheilitis cheilitis dan dengan periode yang lama. Gigi tiruan yang tidak terpasang dengan baik dapat menyebabkan penutupan mulut yang kurang tepat sehingga menyebabkan saliva memenuhi sudut mulut dan terjadi infeksi. Bagian- bagian yang yang tajam dan celah yang dihasilkan oleh gigi tiruan yang tidak pas dapat menyebabkan angular cheilitis.. Selain itu, gigi tiruan yang tidak pas dapat menyebabkan saliva cheilitis menumpuk pada sudut mulut dan infeksi. 4.
5
Status Gizi Anak angular cheilitis cheilitis disebabkan disebabkan oleh kekurangan zat besi dan beberapa
jenis vitamin. Kekurangan gizi paska usia dini mempunyai dampak yang buruk pada masa dewasa yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik yang lebih kecil dengan tingkat produktivitas yang lebih rendah. Kekurangan gizi paska masa anak- anak selalu dihubungkan dengan vitamin dan mineral yang spesifik, yang berhubungan dengan dengan mikronutrien tertentu. 18 1. Defisiensi Zat Defisiensi Zat Besi Defisiensi zat besi dapat menyebabkan angular cheilitis Defisiensi cheilitis mengganggu perkembangan mental dan motorik anak dan juga menyebabkan anemia.
Mengingat tingginya prevalensi defisiensi defisiensi zat gizi tertentu serta efek negatifnya, maka suplementasi zat gizi seperti zat besi pada anak- anak akan sangat bermanfaat, khususnya karena secara praktis sulit meningkatkan zat gizi yang adekuat dari pola makan bayi yang ada selama ini. Beberapa makanan yang diberikan pada anak cenderung menghambat penyerapan zat besi seperti asam filtrat yang terkandung di dalam padi-padian dan susu sapi yang dapat menurunkan absorbsi zat besi. 19 2. Defisiensi 2. Defisiensi Vitamin Vitamin B Berbagai jenis vitamin B memiliki peran penting terhadap terjadinya angular cheilitis cheilitis.. a) Defisiensi a) Defisiensi Vitamin Vitamin B 12 Kekurangan yang paling dikenal adalah vitamin B12. Vitamin ini ditemukan terutama di hati, telur, daging, dan susu. Kekurangan vitamin B12 biasanya terlihat pada anemia pernisiosa, yang terdapat kekurangan faktor intrinsik lambung yang dibutuhkan untuk penyerapan vitamin B12. Glossitis dan stomatitis dapat disebabkan dari kekurangan vitamin B12. Ujung lidah memerah pada tahap awal kekurangan dan pada akhirnya menyebar dengan fissuring yang disebut dengan atrofi papiler. Angular papiler. Angular stomatitis, stomatitis, apthae apthae,, dan lesi erosi juga dapat dilihat. Beberapa pasien mungkin memiliki burning mouth mouth sindrom. sindrom.20 Vitamin B12 dan asam folat berperan penting dalam sintesis DNA. Mengubah folat menjadi bentuk aktif diperlukan vitamin B12, sehingga folat dapat berfungsi normal memetabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran cerna, sumsum tulang, dan jaringan saraf. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan penurunan DNA sehingga mengakibatkan kegagalan pematangan dan pembelahan inti. Hal ini dapat menghambat dalam proses penyembuhan luka. Terhambatnya proses penyembuhan luka menunjukkan terjadinya penurunan kualitas mukosa oral yang mengakibatkan mikroorganisme bakteri dan jamur mudah melekat pada mukosa dan menurunkan sintesis protein yang menghambat metabolisme sel. Perlekatan jamur khususnya candida candida albican albican ini ini dapat menjadi faktor penyebab angular cheilitis cheilitis..21,22 Apabila tubuh mengalami defisiensi defisiensi asam folat, maka dapat terjadi gangguan
metabolisme
DNA
yang
mengakibatkan
terjadinya
perubahan
morfologi inti sel terutama sel-sel yang sangat cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah putih, serta sel epitel lambung dan usus, vagina, dan serviks. Kekurangan asam folat juga dapat menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia megaloblastik, dan gangguan darah lainnya, peradangan lidah (glositis), dan gangguan saluran cerna. Asupan vitamin B12 dan asam folat yang cukup bagi tubuh dapat mengurangi resiko terjadinya defisiensi vitamin B12 dan asam folat yang
dapat
menyebabkan
abnormalitas
dan
pengurangan
DNA
yang
mengakibatkan kegagalan pematangan inti dan pembelahan sel.21,23 2.Vitamin B2 ( Riboflavin) Riboflavin) Riboflavin yang dibutuhkan dalam tubuh ialah sebesar 0,6 mg/1000 kkal Riboflavin perhari. Jadi sekitar 1,2 mg perhari untuk 2000 kkal diet. Anak-anak dan wanita hamil membutuhkan tambahan riboflavin riboflavin karena vitamin ini penting untuk pertumbuhan. Riboflavin Riboflavin ditemukan dalam sayuran, daging, susu, dan ikan. Sumber- sumber utama vitamin B2 ialah susu dan produk- produk susu, misalnya keju, merupakan sumber yang baik untuk riboflavin riboflavin.. Untuk itu ketersediaannya dalam makanan sehari- hari sangat penting. Hampir semua sayuran hijau dan biji bijian mengandung riboflavin riboflavin,, brokoli, jamur dan bayam merupakan sumber yang baik. 20,24 Kekurangan vitamin B2 terutama terlihat dalam pecandu alcohol, dan mengarah ke dermatitis seboroik, vaskularisasi kornea, dan anemia dan manifestasi mukosa mulut serupa dengan mereka kekurangan vitamin B 12. Angular cheilitis,glossitis dan ulserasi oral telah dicatat dalam kekurangan vitamin B2. 19,20,24 3. Vitamin B3 ( Niacin) Niacin) Sumber utama vitamin B3 ialah daging, unggas (ayam, itik) dan ikan merupakan sumber utama niacin niacin,, sama halnya roti dan sereal (biji-bijian) yang telah diperkaya. Jamur, asparagus dan sayuran hijau merupakan sumber yang paling baik. Niasin memiliki keunikan diantara vitamin B karena tubuh dapat membentuknya dari asam amino tryptophan. Niasin membantu kesehatan kulit, sistem saraf dan sistem pencernaan.24 Gejala kekurangannya ialah pellagra (penyakit kekurangan niasin), menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare dan dementia. Hal ini meluas di
bagian selatan Amerika Serikat pada awal 1900. Gejala kekurangan niasin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari langsung. 25 4.Vitamin B6 ( pyridoxine) pyridoxine) Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam metabolisme asam amino, sehingga konsumsi sehari- hari harus sebanding dengan konsumsi protein karena protein dibuat dari asam amino. Sumber utamanya ialah ia lah daging, ikan, i kan, dan unggas seperti itik, ayam yang merupakan sumber utama vitamin B6. Sumber yang lain ialah kentang, beberapa sayuran hijau dan buah berwarna ungu. Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah. Seseorang dengan kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan angular cheilitis cheilitis.. 26,27
Gambaran klinis
Angular cheilitis cheilitis dapat terjadi secara bilateral atau unilateral pada sudut mulut dan berupa inflamasi yang ditandai dengan eritema dan fisur yang menyebar dari sudut mulut ke kulit sekitarnya. Menurut Stannus, angular cheilitis cheilitis ditandai dengan adanya fisur-fisur dan eritema pada sudut mulut yang menyebar sampai ke bawah bibir dan kemungkinan meluas ke mukosa pipi. Gejala awal angular cheilitis ialah cheilitis ialah rasa gatal pada sudut mulut dan terlihat tampilan kulit yang meradang dan bintik merah. 5,28 Pada awalnya, hal ini tidak berbahaya, tetapi akan terasa nyeri di sudut mulut dan mudah berdarah yang dikarenakan oleh gerakan mulut seperti tertawa ataupun berbicara. Tingkat keparahan inflamasi ini ditandai dengan retakan sudut mulut dan beberapa pendarahan saat mulut dibuka. Secara umum angular cheilitis cheilitis mempunyai gejala utama bibir kering, rasa tidak nyaman, adanya sisik-sisik dan pembentukan fisur (celah) yang diikuti dengan rasa terbakar pada sudut mulut. Gambaran klimis yang paling sering sebagai daerah eritema dan udema yang berbentuk segitiga s egitiga pada kedua komisura atau dapat berupa atropi, eritema, ulser,
krusta dan pelepasan kulit sampai terjadi eksudasi yang berulang. Reaksi jangka panjang, terjadi supurasi dan jaringan granulasi. 5 Pemeriksaan fisik pada anak
1.
Berat Badan Ideal 29 Menghitung berat badan ideal sebenarnya tidak terlalu sulit, ada banyak rumus
yang bisa digunakan untuk melakukanya. Lebih tepat rumus yang digunakan akan lebih baik hasilnya.
Tabel 2. Berat Badan Ideal Ideal Usia
Rumus
0-12 bulan
BBI = (umur (bln) / 2 ) + 4
1-10 tahun
BBI = (umur (thn) x 2 ) + 8
Remaja
dan
BBI = (TB - 100) x 90%
dewas 2.
Body mass index index 30
Gambar 4. Body 4. Body mass index index IMT(BMI) = Berat Badan (Kg) / (Tinggi badan (m) x Tinggi badan(m) Jika perhitungan diatas sudah di dapat, maka selanjutnya masasukan kriteria hasil tersebut masuk kategori mana menurut IMT/BMI versi WHO (World (World Health Organisation): Organisation ): Tabel 3. Body 3. Body Mass Index BMI
< 18,5
Status gizi
Solusi
Kekurangan
Meningkatkan
BB
olahraga dan
makan makanan padat kalori 18,5-
Normal
24,9
Menjaga pola makan dan perbanyak olahraga
Kelebihan BB
25,029,9
Bulatkan
tekad
untuk
mulai
program diet 30,0
Kegemukan
Berolahraga
atau
(obesitas)
teratur,
lebih
pola
mengatur
makan,
dan
harus
hati-hati
karena
berbagai
penyakit siap menghampiri.
3.
Lingkar lengan atas (LILA) 31 Pengukuran LILA dilakukan pada pertengahan antara pangkal lengan atas
dan ujung siku dalam ukuran cm. Langkah-langkah pengukuran LILA secara urut yaitu : 1.
Tetapkan posisi bahu dan siku
2. 3.
Letakkan pita pengukur antara bahu dan siku Tetukan titik tengah lengan
4.
Lingkarkan pita LILA tepat pada titik tengah lengan
5.
Pita jangan terlalu ketat, jangan pula terlalu longgar
6.
Pembacaan skala yg tertera pada pita dalam cm
Hasil pengukuran LILA kemudian diubah dalam bentuk persentase persentase dengan standar: Laki-laki : 29,3 cm Perempuan : 28,5 cm Interpretasi status gizi berdasarkan % LILA:
1.
Obesitas: >120%
2.
Overweight : : 110-120%
3.
Normal : 90-110%
4.
Underweight : : < 90%
Gambar 5. Rumus % LILA Faktor Penyebab Terjadinya Defisiensi Nutrisi Pada Anak-Anak
1.
Keterbatasan pengetahuan gizi orangtua Pemahaman orangtua yang terbatas mengenai kualitas makanan yang
dikonsumsi sehari-hari menyebabkan anak memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat. Bila anak mau makan, kenyang, dan tidak rewel, hal itu sudah dianggap memenuhi kebutuhan anak akan makanan dan kesehatan. Pemahaman orangtua mengenai pentingnya pola hidup sehat bagi anak menjadi hal utama yang harus diperhatikan, karena pola konsumsi anak bagaimanapun juga berawal dari meniru pola konsumsi orangtua mereka. 32 2.
Keadaan Sosial Ekonomi Menurut Berg (1986) mengatakan bahwa pendapatan menentukan kualitas dan
kuantitas makanan. Selanjutnya dikatakan uang mempunyai efek terhadap makanan anak. Makin banyak mempunyai uang berarti makin baik makanan yang diperoleh, dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula persentase dari penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa 33 jenis bahan makanan lainnya. 33
3.
Pengetahuan Gizi Anak Seseorang yang tidak mengerti tentang gizi dan tidak memahami tentang gizi
yang dikandung dalam makanan akan mengakibatkan kesulitan dalam memilih makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Kemudian hal tersebut akan menimbulkan defisiensi nutrisi yang akan berpengaruh terhadap status gizi. Menurut Soekirman menambahkan bahwa anak-anak sebaiknya mengetahui jenis makanan apa yang di makan. 34 4.
Kebiasaan Jajan anak
Pada usia anak sekolah dasar, anak-anak gemar sekali jajan. Hal ini merupakan kebiasaan yang terdapat pada keluarga atau akibat dari teman Terkadang anak menolak untuk sarapan pagi dirumah, dan sebagai gantinya meminta uang jajan pada orang tua. 33 5.
Kebiasaan makan keluarga Kebiasaan makan yang baik dimulai dirumah dengan bimbingan orang tua.
Peran ibu biasanya lebih berpengaruh terhadap pembentukan kebiasaan makan anak. Pengetahuan ibu terhadap jenis-jenis makanan sangat berpengaruh terhadap hidangan yang disajikan. Kesukaan ayah terhadap suatu jenis makanan juga sangat berpengaruh terhadap hidangan yang nantinya disajikan. Apabila seorang ibu kurang bijaksana dapat mengakibatkan anak-anak mengalami defisiensi defisiensi nutrisi. 33 Hubungan angular cheilitis dengan defisiensi nutrisi nutrisi
Defisiensi nutrisi sering kali berhubungan dengan pola konsumsi dan Defisiensi faktor geografis. Salah satu faktor predisposisi timbulnya angular cheilitis cheilitis adalah adalah gangguan nutrisi. Sebagian besar penderita angular cheilitis cheilitis pada anak menunjukkan defisiensi defisiensi zat zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Sumber makanan yang mengandung zat besi yaitu daging, hati, ikan, kuning telur, udang, salem, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau. Beberapa fungsi esensial zat besi di dalam tubuh yaitu berfungsi dalam sistem kekebalan, sebagai komponen hemoglobin, komponen beberapa enzim oksidatif, serta berfungsi dalam metabolisme energi. Defisiensi zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, terjadinya penurunan kekebalan tubuh serta gangguan penyembuhan luka.35 Sumber utama vitamin B12 umumnya berasal dari bahan pangan hewani terutama pada daging, daging, susu, d dan an telur. Sedangkan Sedangkan asam folat banyak diperoleh pangan nabati, seperti sayuran hijau dan kembang kol. Vitamin B12 dan asam folat berperan penting dalam sintesis DNA. Untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif diperlukan vitamin B12, sehingga folat dapat berfungsi normal memetabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran cerna, sumsum tulang, dan jaringan saraf. Defisiensi Defisiensi vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan penurunan DNA sehingga mengakibatkan kegagalan pematangan dan pembelahan
inti. Hal ini dapat menghambat dalam proses penyembuhan luka. Perlekatan jamur khususnya candida candida albican albican ini dapat menjadi faktor penyebab angular cheilitis cheilitis.. 21,22,23,35,36
Asupan vitamin B12 dan asam folat yang cukup bagi tubuh dapat mengurangi resiko terjadinya defisiensi defisiensi vitamin B12 dan asam folat yang dapat menyebabkan abnormalitas abnormalitas dan pengurangan DNA yang mengakibatkan kegagalan pematangan inti dan pembelahan sel. Secara umum angular cheilitis cheilitis mempunyai gejala utama bibir kering, rasa tidak nyaman, adanya sisik-sisik dan pembentukan fisur (celah) yang diikuti dengan dengan rasa terbakar pada sudut mulut. 21 Diagnosis banding
Diagnosa banding untuk angular cheilitis cheilitis adalah adalah herpes labialis. 1.
Herpes Labialis
Definisi Herpes Labialis
Herpes labialis adalah infeksi yang di tandai dengan timbulnya luka yang disertai dengan rasa nyeri pada bibir atau bagian lain dari mulut, di sebabkan oleh virus Herpes virus Herpes simplex tipe simplex tipe 1 ( HSV-1).
37
Gambar 5. Herpes Labialis Tanda dan Gejala Herpes Labialis
Umumnya muncul dalam 4 tahap, yaitu: 37,38 Tahap 1
: ada rasa geli, gatal atau sensasi terbakar di sekitar bibir atau hidung selama 1-2 hari. Ada yang disertai demam juga pembengkakan kelenjar getah bening di leher
dan ada yang
tidak. Tahap 2
: muncul titik-titik berisi air, dalam bentuk tunggal atau berderet seperti tandan, seringkali disertai rasa nyeri.
Tahap 3
: titik-titik berisi air akan pecah membentuk luka yang basah. Pada tahap ini virus akan mudah sekali menular pada orang.
Tahap 4
: luka mulai mengering mengering dan sembuh.Biasanya sembuh.Biasanya dari munculnya munculnya tahap 1 sampai tahap 4 membutuhkan waktu selama 2-3 minggu.
Ketika penyakit ini sembuh, virus herpes herpes simplex simplex tidaklah musnah tetapi bersembunyi di sel-sel saraf, menjauh dari sistem kekebalan, sehingga pada kondisi tertentu virus ini dapat muncul kembali ke permukaan kulit dan menyebabkan infeksi ulang.Infeksi ulangan biasanya dipicu oleh sengatan matahari pada bibir , demam, flu/pilek , cuaca dingin, alergi makanan, cedera di mulut, pengobatan gigi, stress, terlalu lelah. 38 Pada orang-orang tersebut, luka terbuka di mulut yang berukuran besar bisa mengganggu makan dan dan penyebaran virus ke otak bisa berakibat fatal. Perawatan Herpes Labialis
Rasa nyeri sering menyebabkan penderita malas makan dan minum, hal ini dapat mengakibatkan dehidrasi, terutama bila gejala di sertai dengan demam, karena itu harus diusahakan agar a gar tetap minum sebanyak mungkin.37 1. Hindari memecah titik-titik yang berisi air atau mengelupas luka yang mulai mengering. Hal ini akan memperlambat proses penyembuhan dan bahkan membuka peluang luka luka akan terinfeksi oleh bakteri. 2. Hati-hati untuk tidak menyentuh atau menggosok mata setelah tangan menyentuh bibir, karena virus HSV-1 berbahaya jika sampai mengenai mata. Selalu cuci tangan sebelum dan setelah mengoleskan obat. 3. Jangan biarkan orang lain menyentuh bibir anda karena penyakit ini mudah menular. Memperkecil kemungkinan terjadinya penularan secara tidak langsung, selalu cuci benda-benda yang telah digunakan oleh penderita dengan air panas (lebih baik direbus) dan jangan biarkan orang lain memakai benda bersama-sama dengan penderita herpes, terutama ketika lukanya sedang aktif. 4. Pengobatan herpes labialis dapat diobati dengan salep acyclovir yang bisa mengurangi beratnya serangan dan menghilangkan cold sore lebih cepat. Salep ini dioleskan 3-5 kali sehari. Untuk kasus-kasus yang berat dan untuk penderita yang memiliki kelainan sistem kekebalan, bisa diberikan tablet acyclovir.
5. Mengkonsumsi vitamin B kompleks dan vitamin C juga dapat mempercepat hilangnya herpes labialis 6. Jika sudah sembuh hindari faktor- faktor pemicu terjadinya serangan infeksi ulang.
Definisi
Etiologi
Lokasi
Gambaran Klinis
Perawatan
Gambar
Angular cheilitis
Herpes labialis
Angular cheilitis cheilitis merupakan suatu infeksi yang terlihat pada satu atau kedua sisi sudut mulut. Infeksi candida albicans albicans dan staphylococcus dan staphylococcus aureus aureus Faktor predisposisi : defisiensi vitamin B, OH yang jelek, VD yang
Herpes labialis adalah infeksi pada bibir karena virus herpes simplex .
Etiologi virus herpes herpes simplek simplek Faktor predisposisi : sinar matahari, stres, trauma, daya tahan tubuh yang rendah.
rendah, anemia. Pada sudut bibir atau kulit Kulit di sekitar bibir, di sekitar bibir. palatum, gusi atau daerah bibir. 1. Bibir kering, rasa tidak 1. Lesi ditandai dengan kelompok-kelompok nyaman, adanya sisikvesikel kecil yang timbul sisik dan pembentukan dan membentuk ulkus fisur (celah) yang kuning coklat, sedikit diikuti dengan rasa Terasa nyeri, terbakar pada sudut 2. berdenyut-denyut dan mulut. terasa terbakar. Ketidaknyamanan membuka mulut 1. Menghilangkan faktor 1. Vitamin C serta obat-obat anti virus. predisposisi serta dikombinasikan dengan anti jamur topikal dan terapi anti biotik, serta pemberian vitamin.
BAB IV KESIMPULAN Pasien mengalami angular cheilitis karena cheilitis karena kekurangan nutrisi yang ditarik dari hasil anamnesa, keadaan umum pasien (BMI = underweight) dan pemeriksaan klinis. Angular cheilitis dapat cheilitis dapat sembuh dengan memberikan edukasi kepada pasien untuk mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, menjaga kebersihan rongga mulut, dan memberikan obat untuk mengurangi luka pada sudut bibir pasien.
Daftar Pustaka 1.
Purba.
T.
E.
2011..
Available
from:
URL:http://repository.usu.
ac.id/bitstream/123456789/30455/5/Chapter ac.id/bitstream/123456789/30455/5/Ch apter %20I.pdf (27 januari 2018). 2.
Scully. C., De Almeida. O. P., Bagan. J., Dioz. P.D., Taylor. A. M. 2010. Oral Medicine and Pathology at a Glance. Glance. UK: WilleyBlackwell.
3.
Greenberg. M. I. 2005. Text-Atlas Emergency Medicine. Medicine. Philadhelphia: Lippicott William & Wilkins
4.
Laskaris. G. 2011. Color Atlas of Oral Disease in Children and Adolescents.. German: Thieme Adolescents
5.
Murray. J.J., Nunn. J.H., Steele. J. 2008. The Prevention of Oral Disease. 4th ed . Newyork: Oxford University Press
6.
Lebwohl. M.G., Heyman. W.R.. Coulson. I. 2014. Treatment of Skin
7.
Disease. 4th ed . China: Elsevier Saunder Rietschel. R.L., Fowler. J. 2008. Fisher’s Contact Dermatitis Dermatitis. Ontario: BC Decker Inc
8.
Griffiths. C., Barker. J., Bleiker. T., Chalmers. R., Creamer. D. 2016. Rook's Textbook of Dermatology. Dermatology. UK: John Willey & Sons Ltd
9.
Cameron. P., Jelinek. G., Everitt. I. 2006. Textbook of Paediatric Emergency Medicine. Medicine. Toronto: Elsevier Health Sciences
10.
Ghom. A.G., Anil. S. 2014. Textbook of Oral Medicine. 3rd ed. ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher
11.
Lyons. F. 2014. Dermatology 2014. Dermatology for the advance practice nurse. nurse. US: Springer Publishing Company
12.
Atmarita. S. 2006. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat . Jakarta: Gramedia
13.
Dowl. W. Effect of angular cheilitis on children and teenagers.[internet]. Available at at URL:http://www.EzineArticles/childandac.html. Accesses 27 Januari 2018 Januari
14.
John. P. 2014. Textbook of Oral Medicine 3rd Ed . New Delhi: Jaypee Brothers
15.
Lubis S. 2006. Hubungan status gizi dengan terjadinya keilitis angularis pada anak umur 6-12 tahun di enam panti asuhan Kotamadya Medan. Dentika J Dent.
16.
Kleinman. P., Head., Shoulders., Pee., Moles. 2012. An 2012. An Eyes and Ears and Mouth and Nose Guide to Self Diagnosis. Diagnosis. USA: Adams Media
17.
Hari. S. Angular cheilitis:Review of etiology and clinical management. K.D.J.[Internet] Available at:http://www.trivandrum.co.uk. Accessed 27 januari 2018
18.
Deritana. N., Kombong. A. 2007. Gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan. J.WATCH perkembangan. J.WATCH Jayawijaya. Jayawijaya.
19.
Tegeman. C.A., Davis. J. R. 2010. Nutritional Care 3th ed. ed. St,Louis; Saunders Elsevier
20.
Eschelemen. M. M. 2007. Introductory 2007. Introductory nutrition and nutrition nutrit ion therapy 3th ed . Lippincott: Raven Publisher
21.
Guyton, Arthur. C dan Hall, John E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.. Edisi 11. Jakarta: EGC. Kedokteran
22.
Lynch, Malcolm A., Brightman, Vernon J., dan Greenberg, Martin S. 1994. Ilmu Penyakit Mulut . Alih bahasa, drg. P. P. Sianita Kurniawan. Jakarta: Binarupa Aksara.
23.
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
24.
Muhilal., Fasli. J. 2006. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan dianjurkan.. Jakarta: Widya Karya pangan dan gizi VI. LIPI
25.
Decker. R. T. 2006. 2006.
Oral manifestation of nutrient deficiencies. ADA
Journal 65. 65. Halaman 355-361 26.
Cawson. R. A., Odell. E. W. 2008. Oral pathology and oral medicine. 8th ed . Philadelphia: Churchill Livigstone
27.
Stoopler. E. T., Nadeau. C., Sollecito. T.P. How do i manage a patient with angular cheilitis. cheilitis . http://www.jcda.ca/article/d68. (28 januari 2018).
28.
Martins. C. A., Yumi. K.C., Jorge. A. O. 2002. Presence of staphylococcus spp. and candida spp. in the human oral cavity. Braz cavity. Braz J Microb. Microb. 33. Halman 236-240.
29.
Zulaikha, T. 2016. Available from: https://www.panduanbpjs.com/tabel berat-badan-ideal-bayi-sesuai-dengan-umur/.. Diakses 8 februari 2018. berat-badan-ideal-bayi-sesuai-dengan-umur/
30.
Lugis, F. 2016. Available from: https://id.linkedin.com/pulse/rumus-dancara-menghitung-bmi-body-mass-index-franky-lugis.. Diakses 8 februari cara-menghitung-bmi-body-mass-index-franky-lugis
31.
2018. Anisa, I. 2013. Hubungan Lama Sakit dengan Status Gizi Anak Penderita Talasemia di RSUD Dr. Moewardi. Skripsi Skripsi.. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret: Surakarta
32.
Ardhiani, Devi. Devi.
2007. Available from: www. Kakak. Kakak. Org/. Diakses 8
februari 2018. 33.
Suhardjo. 1989. Sosio budaya gizi. gizi. IPB-PAU Pangan dan gizi: Gizi
34.
Mc Williams, Margaret. 1993. Nutrition for the growing years. Plycon press: california.
35.
Masrizal. 2007. Anemia 2007. Anemia Defisiensi Besi. Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol II (1).
36.
Smith, Padraic. 2008. Vitamin B12 Deficiency: Deficiency: Causes, Evaluation and Treatment. TSMJ, Vol. 9:
37.
Nurul asni. 2013. Analisis Faktor Predisposisi Dominan Terjadinya Angular Cheilitis pada Anak-anak. Skripsi. Skripsi. FKG FKG Universitas Hasanuddin. Makassar.
38.
Nazriyanti. 2002. Angular Cheilitis Pada Anak. Skripsi. Skripsi. Nazriyanti G. FKGUSU.
View more...
Comments