Case Report Dislokasi Bahu
August 1, 2017 | Author: Giovanni Anggasta | Category: N/A
Short Description
dislokasi shoulder joint case...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dislokasi adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran secara total dari permukaan sendi dan tidak lagi bersentuhan (Apley, 1995). Dislokasi menyebabkan terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi bisa mengenai komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya. Dislokasi yang sering terjadi adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul. Sendi Bahu merupakan salah satu sendi besar yang paling sering berdislokasi. Ini disebabkan karena banyaknya rentang gerakan sendi bahu,mangkuk sendi glenoid yang dangkal serta adanya kelonggaran ligament. Dislokasi bahu dapat terjadi pada
bagian
anterior (paling sering, ditemukan pada 95% kasus), posterior atau errecta. Dislokasi anterior terjadi biasanya pada posisi sendi bahu abduksi dan external rotasi. Dislokasi sendi bahu sering ditemukan pada orang dewasa, jarang ditemukan pada anak-anak (Apley,1995) Tingkat kejadian dislokasi bahu adalah sekitar 24 per 100.000 orang per tahun di dunia. Dan sementara ini telah dilaporkan terdapat peningkatan angka kejadian lebih dari dua kali lipat dari tingkat sebelumnya untuk dislokasi bahu pada populasi umum di Amerika Serikat, dibandingkan dengan angka kejadian cedera muskuloskeletal yang lainnya yang umum didapati di ruang gawat darurat, seperti luka pada lutut, punggung bawah dan kaki. (Owens, 2010) Dari sebuah studi pada penderita dislokasi yakni didapatkan dari 71,8 persen lakilaki yang mengalami dislokasi , 46.8 persen penderita berusia antara 15-29 tahun; 48,3 persen terjadi akibat kegiatan olahraga, dan 37 persen dari semua cedera olahraga yaitu pada olahraga sepakbola dan basket. Pada wanita, tingkat dislokasi yang lebih tinggi terlihat di antara penderita yang berusia > 60 tahun. Peningkatan ini terutama diakibatkan oleh kejadian terjatuh di rumah (Owens, 2010) Tanda-tanda dislokasi sendi bahu yaitu, sendi bahu tidak dapat digerakakkan; penderita mengendong tangan yang sakit dengan tangan yang lainnya; penderita tidak bisa memegang bahu yang berlawanan; kontur bahu hilang, bongkol sendi tidak teraba pada
tempatnya; lengkung bahu hilang; tidak dapat digerak-gerakkan; lengan atas sedikit abduksi; lengan bawah sedikit supinasi (Ardi, 2011) 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan laporan kasus ini adalah sebagai berikut: 1
Untuk mengetahui tentang dislokasi regio shoulder termasuk definisi, etiologi, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosis.
2
Mendapatkan keterampilan dalam melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan menggunakan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan dalam penegakkan diagnosis dislokasi regio shoulder.
3
Mengkaji ketepatan dan kesesuaian kasus yang dilaporkan dengan teori berdasarkan literatur.
BAB II LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN:
Nama: Kusnadi Jenis Kelamin:Laki-laki Tempat Tanggal Lahir: Magelang, 20 Oktober 1972 Umur: 42 tahun Alamat: Waled Agama: Islam Pekerjaan: Petani
II.
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Sulit menggerakkan bahu sebelah kanan Riwayat Penyakit Sekarang : Bahu kanan sulit digerakkan sejak ± 1 bulan yang lalu. Ketika digerakkan, lengan atas dan bahu terasa nyeri sehingga gerakan terbatas. Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya kelainan bentuk pada bahu sebelah kanan. Bahu kanan sulit digerakkan setelah jatuh dan terkena gagang pacul. Pasien mengaku tidak didapatkan luka terbuka akibat kejadian terserbut. Sesaat setelah kejadian, pasien
mengeluhkan adanya nyeri. Sehari setelah
kejadian pasien langsung membawa diri ke tukang urut. Namun, sampai sekarang tidak ada perubahan. Os meyangkal adanya bengkak pada sendi bahunya, demam(-), mual (- ) muntah (-).Pasien juga mengaku mengkonsumsi obat Amoxicillin dengan maksud supaya tidak terjadi infeksi. Setelah pasien merasakan adanya keterbatasan gerak pada bahu sebelah kanan, pasien membawa diri ke RSUD Waled. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat trauma (+) Riwayat hipertensi, diabete smellitus, penyakit jantung, stroke disangkal
Riwayat alergi obat, makanan,dan lain-lain disangkal Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat keluhan yang sama pada keluarga disangkal Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan stroke disangkal Riwayat Pengobatan: Pasien belum pernah berobat ke dokter, hanya minum obat Amoxillin dengan tujuan agar tidak terkena infeksi 1. Status Generalis Keadaan umum: sakit sedang Kesadaran: Compos Mentis GCS : E4V5M6=15
Vital sign :
Tekanandarah: 110/70mmHg Nadi: 68x/menit Suhu: 36.3˚C Pernafasan: 22x/menit
Kepala dan Leher :
Konjungtiva anemis Sklera ikterik Pupil isokor Sianosis Dyspneu Pembesaran KGB Jejas
: (-/-) : (-/-) : (± 2mm/± 2mm) : (-) : (-) : (-) : (-)
Thorax
Paru : I : simetris kanandan kiri, retraksi (-) P : gerakan nafas hemithorax kanandan kiri simetris P : perkusi paru sonor kanan dan kiri
A : suara nafas dasar vesikuler, wheezing -/-, rhonki -/ Jantung : I: iktus kordis tidak terlihat P: iktus kordis terabadan kuat angkat P: batas jantung dalam batas normal A:bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-) Abdomen
I : soefl A : bising usus (+) normal P : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba P : timpani
Ekstremitas
Atas
Bawah : Akral hangat +/+. Oedem -/-, jejas -/-, memar -/-, luka -/-
: Akral hangat +/+, oedem -/-, jejas -/-, memar -/-, luka -/-
2. Status lokalis : Regio Glenohumeral dekstra
Look Tampak deformitas pada sendi bahu, bahu kanan terlihat lebih rendah dari bahu kiri
Feel Tenderness (+), hangat (-), CRT
View more...
Comments