Case Report Diare Akut

June 22, 2018 | Author: ucuu30 | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

laporan kasus...

Description

CASE REPORT (Diare Cair Akut) Oleh : Trio Wicaksono Agustya Dwi Ariani

SMF. ILMU KESEHATAN ANAK RSUD. Dr. Hi. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG 2012

Status Penderita •

No. Rekam medik

: 257412



Masuk RSAM

: 30 Agustus 2012



Pukul

: 14.00 wib

Status Penderita •

No. Rekam medik

: 257412



Masuk RSAM

: 30 Agustus 2012



Pukul

: 14.00 wib

 An  A namnesa • • • • • • • • • • • • • • •

Nama penderita Jenis kelamin Umur Nama Ayah Umur Pekerjaan Pendidikan Pendi dikan Nama Ibu Umur Pekerjaan Pendidikan Pendidik an Hub. dg orangtua Agama Suku Alamat

:A : Laki-laki : 6 bulan : Tn. H : 34 tahun : Wiraswasta : SLT SLTA A : Ny Ny.. L : 34 tahun : Ibu Rumah Tangga : SMP : Anak kandung : Islam : Jawa : Jalan Pulau Buton, Jagabay Jagabaya a II

Riwayat Penyakit •

Keluhan utama

: BAB cair



Keluhan tambahan

: Demam + muntah

Riwayat Penyakit Sekarang •

Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, frekuensi ± 8 kali sehari, sebanyak  1/4 gelas belimbing berupa cairan kekuningan tanpa lendir maupun darah. Tidak berampas dan tidak berbau. Keluhan BAB cair didahului oleh demam selama 2 hari. Namun ketika diare timbul demam turun. Ibu pasien juga mengaku pasien muntah ± 4 kali sehari berwarna putih susu banyaknya ± 2 sendok makan. Menurut ibu pasien, saat menangis air mata pasien masih keluar. Nafsu minum ASI tidak berkurang. Karena keluhan tersebut maka penderita dibawa orangtua berobat ke puskesmas terdekat dan diberi oralit serta vitamin. Karena kondisi pasien belum membaik pasien dibawa ke Puskesmas Kedaton, kemudian dirujuk ke RSAM.

Riwayat Penyakit Dahulu •

Sebelumnya pasien tidak pernah menderita penyakit serupa

Riwayat Penyakit Keluarga •

Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.

Riwayat Kehamilan •

Selama hamil, ibu pasien rajin memeriksakan kehamilannya ke bidan dan tidak ada keluhan yang berarti selama hamil.

Riwayat Persalinan Pasien lahir di rumah bersalin ditolong oleh bidan. Bayi lahir cukup bulan, spontan dan langsung menangis, tidak ada cacat, berat badan lahir 2400 gram, panjang badan 48 cm. Pasien anak ke-3 dari tiga bersaudara.

Riwayat Makanan •

Umur : 0 - 6 bulan

: ASI.

Riwayat Imunisasi •

BCG

: 1x, umur 2 bulan (scar  positif)



Polio

: 4x, umur 0,2,4,6 bulan



DPT

: 3x, umur 2,4,6 bulan



Campak

: belum dapat (-)



Hepatitis

: 3x, umur 0,2,6 bulan

Pemeriksaan Fisik Status Present •

Keadaan umum

: Tampak sakit sedang



Kesadaran

: Komposmentis



Nadi

: 108 x/menit, regular



Respirasi

: 30 x/menit



Suhu

: 37,3 ºC



BB

: 7,5 kg



Status gizi

: Baik

Status Generalis Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh •

Pucat

: (+)



Sianosis

: (-)



Ikterus

: (-)



Perdarahan

: (-)



Oedem umum

: (-)



Turgor

: Menurun



Lemak bawah kulit

: Cukup



Pembesaran kelenjar getah bening generalisata: (-)

Kepala •

Bentuk

: Bulat, simetris



UUB

: Cekung



Rambut

: Hitam, lurus, tidak mudah dicabut



Kulit

: Tidak ada kelainan



Mata

: Kelopak mata cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, kornea jernih, lensa jernih, refleks cahaya (+/+), air mata (+)



Telinga

: Bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-)

Hidung cuping

: Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan hidung (-), sekret (-)

Mulut

: Bibir kering, sianosis (-), lidah bersih, faring tidak hiperemis





Leher •

Bentuk

: Simetris



Trakhea

: Di tengah



KGB

: Tidak membesar



Kaku kuduk

: (-)

Thoraks •

Inspeksi ada kelainan

: Bentuk simetris, retraksi sela iga (-), Tidak

Paru ANTERIOR

POSTERIOR

KIRI

KANAN

KIRI

KANAN

Pergerakan pernafasan

Pergerakan pernafasan

Pergerakan pernafasan

Pergerakan pernafasan

simetris

simetris

simetris

simetris

Palpasi

Fremitus taktil = kanan

Fremitus taktil = kiri

Fremitus taktil = kanan

Fremitus taktil = kiri

Perkusi

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Auskultasi

Suara nafas vesikuler

Suara nafas vesikuler

Suara nafas vesikuler

Suara nafas vesikuler

Ronkhi (-)

Ronkhi (-)

Ronkhi (-)

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Wheezing (-)

Wheezing (-)

Wheezing (-)

Inspeksi

Jantung •

-

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat



-

Palpasi



-

Perkusi : Batas atas sela iga II garis parasternal sinistra

: Iktus kordis teraba sela iga IV garis midklavikula sinistra

Batas jantung kanan sela iga IV garis parasternal dextra Batas jantung kiri sela iga IV garis midklavikula sinistra •

-

Auskultasi: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen •

Inspeksi

: Cembung, simetris



Palpasi

: turgor menurun, hepar dan lien tidak teraba.



Perkusi

: Timpani



Auskultasi

: Bising usus (+)

Genetalia Eksterna •

Kelamin

: Laki-laki, tak ada kelainan



EKSTREMITAS



Superior

: Akral dingin, Oedem (-/-), crt ˂ 2 detik



Inferior

: Akral dingin, Oedem (-/-) , crt ˂ 2 detik

RESUME Anamnesis Seorang anak laki-laki, umur 6 bulan, BB 7,5 Kg, datang dengan keluhan BAB cair sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS. Frekuensi per hari ± 8 X, jumlah tiap BAB cair  1/4 gelas belimbing berupa cairan kekuningan tanpa lendir maupun darah, tidak berampas dan tidak berbau. Keluhan BAB cair didahului oleh demam selama 2 hari. Saat BAB cair muncul demam turun. Ibu pasien juga mengatakan penderita muntah ± 4 kali/hari banyaknya ± 2 sendok makan, berwarna putih susu, ketika menangis air mata pasien masih keluar, dan nafsu minum ASI masih seperti biasa. Pasien pernah dibawa ke puskesmas terdekat mendapat pengobatan oralit dan vitamin. Namun karena kondisi belum membaik, pasien dibawa ke puskesmas Kedaton dan dirujuk ke RSAM. •



Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: Tampak sakit sedang Kesadaran : komposmentis Nadi : 108 x/menit, reguler. Respirasi : 30 x/menit Suhu : 37,3 ºC BB : 7,5 kg Status gizi : baik UUB : Cekung Mata : sedikit Cekung, air mata (+) Mulut : Bibir kering Thoraks : Cor dan Pulmo dalam batas normal Abdomen : Cembung, Turgor menurun, Bising usus (+) Genitalia : laki-laki Ekstremitas : Akral hangat • • • • • • • • • • • • • •

Laboratorium - Tidak dilakukan Diagnosis Kerja •

Diare Akut ec virus dengan dehidrasi ringan-sedang

Diagnosa Banding •

Diare Akut ec virus dengan Dehidrasi ringan-sedang



Diare Akut ec bakteri dengan Dehidrasi ringan-sedang ec bakteri

Penatalaksanaan •

IVFD RL



10 tetes/menit (makrodrip)

Medikamentosa •

Zinc tab 1x20 mg



oralit



PCT syrup 3x3/4 cth



Domperidon 3x1/2 cth



Lacto-B 2x1 sacchet

Anjuran Pemeriksaan •

Feses rutin

Prognosa •

Quo ad Vitam

: bonam



Quo ad Functionam : bonam



Quo ad Sanationam : bonam

FOLLOW UP •

Pasien pulang pada tanggal 3 September 2012 pukul 11.00 WIB.

 Analisis Kasus Apakah diagnosis dan pemeriksaan fisik pada kasus ini tepat? Dasar diagnosa pada penderita ini didasarkan pada: Dari anamnesa pada pasien ini didapatkan keluhan BAB cair sejak 3 hari SMRS, frekuensi ± 8 kali sehari, setiap mencret sebanyak 1/4 gelas belimbing, berupa cairan kekuningan tidak berampas, tidak berbau, tidak berdarah dan tidak berlendir. Selain itu pasien juga mengalami demam sebelum BAB cair selama 2 hari. Pasien juga muntah dengan frekuensi ± 4 kali sehari banyaknya ± 2 sendok makan. Dari pemeriksaan pada pasien ini didapapatkan KU: tampak sakit sedang, komposmentis, N 108x/mnt, RR 30x/mnt, S 37,3 C, BB 7,5 kg, turgor kulit menurun (kembali lambat), UUB cekung, mata agak cekung, dan bibir kering. • •





• •



Berdasarkan pemeriksaan-pemeriksaan diatas penderita didiagnosis dengan Diare akut e.c. virus dengan dehidrasi ringan-sedang

Pembahasan : •

Diare akut adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya tampak sehat, dengan frekwensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cairan dengan atau tanpa lendir dan darah.

Gejala Klinis •



Mula – mula bayi dan anak menjadi cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak, berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun – ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

Gejala muntah dapat terjadi sebelum / sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak, berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun – ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Dari pemeriksaan pada pasien ini didapapatkan KU: tampak sakit sedang, komposmentis, N 108x/mnt, RR 30x/mnt, S 37,3 C, BB 7,5 kg, turgor kulit menurun (kembali lambat), UUB cekung, mata agak cekung, dan bibir kering. Berdasarkan penentuan derajat dehidrasi menurut WHO, tanda di atas termasuk ke dalam derajat dehidrasi ringan-sedang

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa diagnosis pada kasus ini sudah tepat yaitu diare akut e.c. virus dengan dehidrasi ringan-sedang.

Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat ? Dasar penatalaksanaan dari kasus ini didapatkan dari diagnosa pada pasien ini : •

Pengukuran BB •

IVFD RL 10 tetes/menit



oralit



Zinc sulfat 1x20 mg



Lacto-B 2x1 sacchet



PCT syrup 3x ¾ cth



Domperidon 3x ½ cth



Edukasi kepada orang tua : untuk meneruskan ASI dan menjaga kebersihan.





Pembahasan : Dasar pengobatan diare adalah lima lintas tatalaksana diare yaitu :



1.

Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan).



2.

Dukungan Nutrisi



3.

Suplementasi zinc



4.

Antibiotik selektif



5.

Edukasi Orang tua

1. Pemberian cairan •

Pada kasus diare akut dengan dehidrasi ringan sedang seharusnya diterapi dengan terapi B yaitu dengan memberikan oralit 75 ml/kgBB. Pasien dengan BB 7,5 kg akan mendapat terapi oralit sebanyak 562,5 ml (600 ml) diminum sedikit demi sedikit selama 4 jam pertama. Kemudian dievaluasi dan dinilai derajat dehidrasinya. Jika membaik teruskan dengan terapi A C, rehidrasi secara parenteral. Jadi pada pasien ini tidak perlu pemberian cairan secara intravena.

2.Pemberian makanan pada penderita diare •





Pemberian makanan per oral diberikan setelah anak rehidrasi. Dengan cara ini penyembuhan penderita dapat lebih cepat, 3. Pemberian zinc Pemberian zinc dapat mempercepat penyembuhan diare. Zinc  juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare. Dosis yang diberikan pada kasus ini sudah tepat yaitu 20 mg per hari dan sebaiknya diberikan sampai 1014 hari.









4. Antibiotik selektif Pada kasus ini tidak diberikan antibiotik. Antibiotik selektif tidak diberikan karena penyebab diare belum terbukti penyebabnya adalah bakteri. Selain bahaya resistensi kuman, pemberian antibiotik yang tidak tepat dapat membunuh flora normal yang dibutuhkan tubuh. 5. Edukasi kepada orang tua Edukasi kepada orang tua sangat diperlukan dalam penatalaksanaan diare. Orang tua diedukasi untuk meneruskan pemberian ASI, dan menjaga kebersihan.



Selain pengobatan diare pasien diberikan pengobatan simptomatik untuk menurunkan panas dan agar tidak muntah lagi. Namun jika keluhan sudah tidak ada obat simtomatik dihentikan. Obat simtomatik yang diberikan adalah paracetamol syrup 3x3/4 cth untuk menurunkan panas. Dosis paracetamol adalah 10mg/kgBB (syrup 60 ml, 1 cth = 5 ml (120 mg). Pada kasus ini dengan BB 7,5 kg seharusnya mendapatkan dosis 75 mg atau 5/8 cth. Selain itu diberikan domperidon 3x1/2 cth. Lakto-B diberikan 2 sachet perhari sesuai dengan dosis untuk anak dibawah 1 tahun.



Dari penatalaksanaan yg diberikan di atas dapat disimpulkan bahwa penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat kecuali penatalaksaannya untuk rehidrasi. Seharusnya tidak perlu diberikan cairan melalui intravena kecuali setelah dievaluasi setelah 4 jam terapi A dan didapatkan derajat dehidrasi berat maka diberikan cairan secara intravena.

Apakah prognosis pada kasus ini sudah tepat? Pada kasus ini diare pasien disebabkan oleh virus dengan dehidrasi ringan-sedang. Diare dengan penyebab virus termasuk penyakit yang self-limiting, artinya dapat sembuh sendiri sehingga prognosis pada kasus ini sudah tepat yaitu bonam.

DIARE PADA BAYI DAN ANAK •

Diare akut adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya tampak sehat, dengan frekwensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cairan dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 14 hari.

Etiologi: 1. Faktor infeksi 2. Faktor malabsorbsi 3. Faktor makanan 4. Faktor psikologis 5. Faktor imunitas



Cara Penularan



Pada umumnya adalah orofecal melalui :





1. Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh enteropatogen. 2. Kontak langsung atau tidak langsung (4 F = Fod, Feses, Finger, Fly).



Patogenesis



1. gangguan osmotik



2. gangguan sekresi



3. gangguan motilitas usus



Sebagai akibat diare, akut maupun kronis akan terjadi:



1.

Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi)



2.

Gangguan gizi



3.

Hipoglikemia.



4.

Gangguan sirkulasi darah.

Gejala Klinis •

Mula – mula bayi dan anak menjadi cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Pada diare oleh karena intoleransi, anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare



Gejala muntah dapat terjadi sebelum / sesudah diare dan dapat disebabkan oleh la mbung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak, berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun – ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak keri ng.

Komplikasi 1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik dan hipertonik). 2. Renjatan hipovolemik. 3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektrokardiogram). 4. Hipoglikemi. 5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan villi mukosa usus halus. 6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik. 7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami kelaparan.

TABEL PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI MENURUT WHO, 1995

lanjutan

Pengobatan •

Dasar pengobatan diare adalah lima lintas tatalaksana diare:



1. Pemberian cairan (oralit)



2. Dukungan nutrisi



3. Suplementasi zinc



4. Antibiotik selektif



5. Edukasi orang tua

RENCANA TERAPI A UNTUK MENGOBATI DIARE DI RUMAH (penderita diare tanpa dehidrasi) GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJARI IBU:  

Teruskan mengobati anak diare di rumah Berikan terapi awal bila terkena diare MENERANGKAN EMPAT CARA TERAPI DIARE DI RUMAH 1. BERIKAN ANAK LEBIH BANYAK CAIRAN DARIPADA BIASANYA UNTUK MENCEGAH DEHIDRASI Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit, makanan yang cair (seperti sup, air tajin) dan kalau tidak ada air matang gunakan larutan oralit untuk anak, seperti dijelaskan dalam kotak di bawah (Catatan: jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripada makanan cair). Berikan larutan ini sebanyak anak mau, berikan jumlah larutan oralit seperti di bawah. Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti. 

 

2. BERI TABLET ZINC Dosis zinc untuk anak-anak:  Anak di bawah umur 6 bulan : 10 mg(1/2 tablet) per hari Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari Zinc diberikan selama 10 han berturut-turut, meskipun anak telah sembuh dari diare. Cara pemberian tablet zinc: Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau oralit. Untuk anak-anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau oralit. Tunjukkan cara penggunaan tablet zinc kepada orang tua atau wali anak dan meyakinkan bahwa pemberian tablet zinc harus diberikan selama 10 hari berturut-turut meskipun anak sudah sembuh.       



3. BERI ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI Teruskan ASI Bila anak tidak mendapatkan ASI berikan susu yang biasa diberikan. Untuk anak kurang dan 6 bulan atau belum mendapat makanan padat , dapat diberikan susu. Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat: Berikan bubur, bila mungkin campur dengan kacang-kacangan, sayur, daging, atau ikan. Tambahkan 1 atau 2 senclok the minyak sayur tiap porsi. Berikan sari buah atau pisang halus untuk menambahkan kalium. Berikan makanan yang segar. Masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan balk. Bujuklah anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari. Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan berikan porsi makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu.  

 

   

4. BAWA ANAK KEPADA PETUGAS KESEHATAN BILA ANAK TIDAK MEMBAIK DALAM 3 HARI ATAU MENDERITA SEBAGAI BERIKUT : Buang air besar cair lebih sering Muntah terus menerus Rasa haus yang nyata Makan atau minum sedikit Demam Tinja berdarah      

5. ANAK HARUS DIBERI ORALIT DI RUMAH APABILA: Setelah mendapat Rencana Terapi B atau C. Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan bila diare memburuk. Memberikan oralit kepada semua anak dengan diare yang dating ke petugas kesehatan merupakan kebijakan pemerintah.   

RENCANA TERAPI B UNTUK MENGOBATI DIARE DI RUMAH (penderita diare dengan dehidrasi tak berat) Pada dehidrasi tak berat, cairan rehidrasi oral diberikan d engan pemantauan yang dilakukan di Pojok Upaya Rehidrasi Oral selama 4-6 jam. Ukur jumlah rehidrasi oral yang akan diberikan selama 4

jam pertama

Umur

Lebih dari 4 bulan

4 – 12 bulan

12 bulan  – 2 tahun

2  – 5 tahun

Berat badan

< 6 kg

6 - < 10 kg

10 - < 12 kg

12 – 19 kg

Dalam ml

200 – 400

400 -700

700 - 900

900 - 1400

Jika anak minta minum lagi, berikan. Tunjukkan kepada orang tua bagaimana cara memberikan rehidrasi oral o Berikan minum sedikit demi sedikit o Jika anak muntah, tunggu 10 menit lalu lanjutkan kembali rehidrasi oral pelan-pelan o Lanjutkan ASI kapanpun anak meminta Setelah 4 jam : o Nilai ulang derajat dehidrasi anak o Tentukan tatalaksana yang tepat untuk melanjutkan terapi o Mulai beri makan anak di klinik Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B o Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di ru mah. o Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam Rencana Terapi A. o Jelaskan 4 cara dalam Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya Beri tablet zinc Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi   

RENCANA TERAPI C RENCANA TERAPI C UNTUK MENGOBATI DIARE DI RUMAH (penderita diare dengan dehidrasi berat)

Ikuti arah anak panah. Bila jawaban dari pertanyaan adalah YA, teruskan ke kanan. Bila TIDAk, teruskan ke bawah. • Mulai diberi cairan IV (intravena) segera. Bila penderita bisa minum,

Apakah saudara dapat menggunakan cairan IV secepatnya?

Ya

berikan oralit, sewaktu cairan IV dimulai. Beri 100ml/kgBB cairan Ringer Laktat (atau cairan normal salin, atau ringer asetat bila ringer laktat tidak tersedia), sebagai berikut :

Umur 

Pemberian pertama 30 ml/kg dalam

Kemudian 70ml/kg dalam

Bayi < 1 tahun

1 jam

5 jam

Anak 1-5 tahun

30 menit

2 ½ jam

Tidak • Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba • Nilai kembali penderita tiap 1-2jam. Bila rehidrasi belum tercapai, percepat

tetesan intravena • Juga berikan oralit (5ml/KgBB/jam) bila penderita bisa minum, biasanya

setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) • Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak), nilai lagi penderita menggunakan

tabel penilaian. Kemudian pilihlah rencana terapi yang sesuai (A,B, atauC) untuk melanjutkan terapi.

Apakah ada terapi IV terdekat (dalam 30 menit)?

Ya

memberikannya selama perjalanan

Tidak

Apakah saudara dapat menggunakan pipa nasogastrik untuk rehidrasi ?

Tidak

Segera rujuk anak untuk rehidrasi melalui nasogastrik

•Kirim penderita untuk terapi intrevena •Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan tunjukkan cara

Mulai

Ya

rehidrasi mulut dengan oralit melalui pipa nasogastrik atas mulut. Berikan 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg) Nilailah penderita tiap 1-2jam : oBila muntah atau perut kembung berikan cairan pelan -pelan oBila tehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk penderita untuk terapi intravena Setelah 6 jam nilai kembali penderita dan pilih rencana terapi yang sesuai Catatan : o Bila mungkin, amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk memastikan bahwa ibu dapat menjaga mengembalikan cairan yang hilang dengan memberi oralit o Bila umur anak diatas 2 yahn dan kolera baru saja berjangkit di daerah saudara, pikirkan kemungkinan kolera dan berikan antibiotik yang tepat secara oral setelah

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF