Case 1 Mata Panoftalmitis
November 26, 2018 | Author: Vekky Tria N | Category: N/A
Short Description
panoftalmitis...
Description
Case Report Session
PANOFTALMITIS
Oleh: Oksa Sukma Perdana
1110312136 1110312136
Vekky Vekky Tr Tria ia Noanda
10103120!!
Prese"#or: dr$ %eni &elinda' S"$M ()*
+A,IAN ILM- ).S.&ATAN MATA /S-P /$ M$ AMIL PAAN, PAAN, FA)-LTAS ).O)T./AN -NIV./SITAS ANALAS 2016
+A+ I P.NA&-L-AN
I$ 1$ La#ar +elakan
Panoftalmitis ialah peradangan pada seluruh bola mata yang juga termasuk sklera dan kapsul tenon sehingga bola mata menjadi rongga abses. Infeksi yang masuk kedalam bola mata dapat melalui peredaran darah (secara endogen) atau perforasi dari bola mata (secara eksogen), atau akibat tukak kornea perforasi. Panoftalmitis merupakan suatu peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi yang mempengaruhi semua struktur dari mata. Biasanya keadaan ini terjadi pada pasien yang memiliki kekurangan dalam sistem kekebalan tubuh untuk setiap penyakit yang kronis seperti diabetes atau infeksi oleh virus I!, atau akibat dari trauma atau operasi pada mata yang menyebabkan terbentuknya jalur yang dapat membuat mikroba menembus ke dalam bola mata. Pneumococcus
merupakan
suatu
organisme
yang
paling
sering
menyebabkan
panoftalmitis, disamping itu dapat pula disebabkan oleh Streptococcus, Staphylococcus dan ".coli. #elain itu, jamur (seperti Candida albicans, istoplasma, Cryptococcus, dll), parasit (seperti $o%oplasma, $o%ocara, dll), serta virus (sepert &'!, I!, dll) juga dapat menyebabkan terjadinya panoftalmitis. 1$2$ +a#asan Masalah
ini dibatasi pada pembahasan definisi, klasifikasi, etiologi, patogenesis, diagnosis, pemeriksaan penunjang, terapi, komplikasi dan prognosis dari panoftalmitis. 1$3$ Tuuan Penulisan
ini bertujuan untuk lebih memahami mengenai definisi, klasifikasi, etiologi, patogenesis, diagnosis, pemeriksaan penunjang, terapi, komplikasi dan prognosis dari panoftalmitis.
1$4$ Me#ode Penulisan
'etode yang dipakai dalam penulisan ini berupa laporan kasus, diskusi dan tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai literatur, termasuk buku teks dan artikel ilmiah.
+A+ II TINA-AN P-STA)A
2$1 e5inisi
Panoftalmitis ialah peradangan pada seluruh bola mata yang juga termasuk sklera dan kapsul tenon sehingga bola mata menjadi rongga abses. Infeksi yang masuk kedalam bola mata dapat melalui peredaran darah (secara endogen) atau perforasi dari bola mata (secara eksogen), atau akibat tukak kornea perforasi. Panoftalmitis merupakan suatu peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi yang mempengaruhi semua struktur dari mata. Biasanya keadaan ini terjadi pada pasien yang memiliki kekurangan dalam sistem kekebalan tubuh untuk setiap penyakit yang kronis seperti diabetes atau infeksi oleh virus I!, atau akibat dari trauma atau operasi pada mata yang menyebabkan terbentuknya jalur yang dapat membuat mikroba menembus ke dalam bola mata.
2$2 .#ioloi
Panoftalmitis biasanya dapat disebabkan oleh masuknya organisme piogenik kedalam mata melalui luka yang terdapat pada kornea yang terjadi secara kebetulan atau akibat mengikuti perforasi suatu ulkus kornea. #ebagian kecil, kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya metastasis alamiah dan terjadi dalam kondisi seperti pyaemia, meningitis maupun septikaemia purpural.
Pneumococcus
merupakan
suatu
organisme
yang
paling
sering
menyebabkan
panoftalmitis, disamping itu dapat pula disebabkan oleh Streptococcus, Staphylococcus dan ".coli. #elain itu, jamur (seperti Candida albicans, istoplasma, Cryptococcus, dll), parasit (seperti $o%oplasma, $o%ocara, dll), serta virus (sepert &'!, I!, dll) juga dapat menyebabkan terjadinya panoftalmitis.
2$3 Pa#oenesis
Panoftalmitis atau peradangan supuratif pada isi bola mata memiliki gejala yaitu terdapatnya nanah, palpebra yang bengkak, dan mata masih dapat digerakkan apabila pus keluar karena perforasi, panas, tetapi tekanan bola mata menjadi menurun, jaringan yang mengkerut, kemudian akan menjadi ptisis bulbi. $erjadinya panofthalmitis biasanya dikarenakan infeksi eksogen, misalnya pascabedah intraocular (terutama ekstraksi katarak), trauma tembus, atau tukak kornea yang mengalami perforasi. #aat terjadi trauma penetrasi pada mata, korpus vitreum menjadi bagian yang pertama kali akan terkena kemudian diikuti uvea dan retina. asus metastasis, peradangan dimulai dengan terjadinya emboli septik pada arteri retina dan arteri choroid. eadaan ini biasanya mengenai kedua mata, bila pada kasus perforasi ulkus kornea atau infeksi pasca bedah intra* ocular, peradangan dimulai dengan iridocyclitis jika infeksi tidak terlalu virulent, dapat dikontrol dengan pengobatan sedini mungkin. $api jika kuman terlalu virulent, peradangan purulen akan berangsur*angsur menyebar ke bagian uvea posterior dan mengenai seluruh jaringan uvea dan retina, akhirnya terjadi pembentukan pus atau nanah dalam bola mata meskipun diobati. Infeksi endogen biasanya melalui hematogen dan merupakan penyulit dari bakteremia atau septikemia. +an sangat jarang terjadi adanya invasi infeksi orbita ke dalam bola mata yang bersifat langsung. Infeksi ini proses penyebarannya juga dipengaruhi organisme penyebabnya yaitu bakteri, jamur, parasite, dan virus.
2$3$1 +ak#eri
Bila panoftalmitis yang disebabkan karena bakteri, maka perjalanan penyakitnya akan cepat dan berat. •
Pseudomonas Bakteri batang gram negatif, bergerak, aerob beberapa diantaranya menghasilkan pigmen yang larut dalam air. Bakteri ini merupakan bakteri tipe ganas, merupakan patogen utama bagi manusia. Bisa menghancurkan semua bagian termasuk kornea sekret purulen, berupa nanah biru kehijauan mempunyai -at proteolitik yang dapat menghancurkan fibrin banyak sel*sel yang mati, terutama leukosit, dan jaringan
•
nekrosis. Staphylococcus dalah bakteri gram positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam rangkaian tak beraturan separti anggur. Bakteri ini mampu menghasilkan substansi (eksotoksin, leukosidin, koagulase, dan enterotoksin), substansi ini meningkatkan kemampuannya untuk berlipat ganda dan menyebar secara luas ke dalam jaringan dan menghasilakan sekret mucopurulen (kental ber/arna kekuningan, elastis). Permukaan #tafilokok ditutupi dengan substansi yang dinamakan protein , yang menghambat fagositosis. Bakteri stafilokok yang telah difagostosis masih mampu bertahan dalam jangka
•
/aktu lama. Streptococcus dalah bakteri gram positif berbentuk bulat yang secara khas membentuk pasangan atau rantai selama masa pertumbuhan. #ekret pseudo*membranacea, seolah*olah melekat pada konjungtiva tetapi mudah diambil dan tidak mengakibatkan pedarahan infeksi oleh bakteri ini akan membentuk sekret, terdapatnya sel*sel lepas dan jaringan nekrotik,sehingga terjadi defek pada konjungtiva.
2$3$2 amur
Bila panoftalmitis akibat jamur perjalanan penyakit akan berjalan perlahan*lahan dan malahan gejala akan terlihat setelah beberapa minggu setelah terjadinya infeksi. &andida albicans adalah salah satu jamur oportunis yang terpenting. 0esi candida a/al ber/ujud retinitis granulomatosa nekrotikans fokal dengan atau tanpa koroiditis, yang ditandai lesi eksudatif putih berjonjot yang berhubungan dengan sel*sel dalam badan kaca yang menutupi lesi tersebut. 0esi
ini bisa menyebar dan mengenai saraf optik dan struktur mata lainnya. 1amur ini juga bisa menyebabkan endoftalmitis, panoftalmitis, bercak oth, papilitis, dan ablasi retina. Penyebaran ke badan kaca dapat mengakibatkan terjadinya abses badan kaca. 1uga bisa akan terjadi uveitis anterior dengan sel*sel dan flare di dalam bilik mata depan, serta hipopion. 2$3$3 Parasi# •
Toxoplasma gondii 0esi okuler mungkin didapat inutero atau muncul sesudah serangan infeksi sistemik akut. $oksoplasmosis adalah penyebab retinokoroiditis paling umum pada manusia. ucing peliharaan dan spesies kucing lain berfungsi sebagai hospes definitif bagi parasit ini. 2anita peka yang terkena penyakit ini selama kehamilan dapat menularkan penyakit ini ke janin. #umber infeksi pada manusia adalah ookista di tanah atau le/at udara ikut debu, daging kurang matang yang mengandung bradi-oit (parasit bentuk kista), dan taki-oit (bentuk proliferatif), yang diteruskan melalui plasenta. $anda dan gejala infeksi parasit ini yaitu seperti melihat benda mengambang, penglihatan kabur, atau fotofobia. 0esi okuler berupa daerah*daerah retinokoroiditis fokal nekrotik keputih*putihan, kecil atau besar, satu*satu atau mulipel. 0esi yang aktif dapat bersebelahan dengan parut retina yang telah sembuh dan dikelilingi edem retina. +apat terjadi vaskulitis retina, yang menimbulkan perdarahan retina. Peradangan berakibat terlihatnya sel*sel didalam vitreus dan eksudasi. 'ungkin juga akan menimbulkan edem pada
makula kistoid. Iridosklitis sering dijumpai pada pasien retinokoroiditis
toksoplasmik. •
Toxocara cati dan Toxocara canis $oksokariasis okuler dapat terjadi tanpa manifestasi sistemik. nak*anak yang rentan terkena penyakit ini, berhubungan erat dengan binatang peliharaan dan karena memakan kotoran yang terkontaminasi ovum $o%ocara. $elur yang termakan membentuk larva yang menembus mukosa usus dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik, dan akhirnya sampai di mata.
$anda dan gejala larva $o%ocara diam di retina dan mati, menimbulkan reaksi radang hebat dan pembentukan antibodi $o%ocara setempat. eluhan berupa penglihatan kabur, atau pupil keputihan. $erdapat tiga presentasi klinik, yaitu endoftalmitis, granuloma posterior lokal, dan granuloma posterior perifer dengan uveitis intermediate. 2$3$4 Virus
'anifestasi okuler pada infeksi I! adalah bintik 3cotton wool”, peradarahan retina, sarcoma aposi pada permukaan mata dan adneksa, dan kelainan neurooftalmologik pada penyakit intrakranial. #elain itu sering terkena infeksi oportunistik. etinopati sitomegalovirus adalah penyakit yang membutakan dan merupakan infeksi okuler paling umum
2$4 Mani5es#asi klinik
Pasien dengan panoftalmitis akan terlihat sakit, mengigil disertai gejala endoftalmitis yang lebih berat. Pada mata terlihat kornea yang sangat keruh dan ber/arna kuning, hipopion, badan kaca dengan massa purulen yang disertai refleks kuning di dalamnya, konjungtiva kemotik, kelopak kemotik dan hiperemis. kibat jaringan ekstraokular juga meradang, maka bola mata menonjol atau eksoftalmus di sertai pergerakan mata yang terganggu maka memberikan rasa sakit bila bergerak. elopak mata merah d an membengkak.4
2$! ianosis
+iagnosis ditegakan penunjang.
2$!$1 Anamnesis
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
Pada umumnya pasien datang dengan keluhan demam, sakit kepala dan kadang 5kadang muntah, rasa nyeri , mata merah, kelopak mata bengkak atau edem, serta terdapat penurunan tajam penglihatan.6,7 2$!$2 Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan, ditemukan congesti conjungtiva dengan injeksi ciliar hebat. &hemosis conjungtiva selalu ada dan kornea tampak keruh. amera oculi anterior sering menunjukkan pembentukan hypopion. Pupil mengecil dan menetap. #ebuah reflek ber/arna kuning terlihat pada pupil dengan illuminasi obli8ue. al ini juga dapat terlihat pada eksudasi purulen dalam vitreus humor. $erjadi peningkatan intra okuler. Proptosis derajat sedang serta gerakan bola mata terbatas disebabkan peradangan pada kapsul $enon9s ($enonitis). 2$!$3$1 Pemeriksaan Penunan
Pemeriksaan klinis yang baik dibantu slit lamp, sedangkan kausanya atau penyebabnya ditegakkan
berdasarkan
pemeriksaan
mikroskpik
dan
kultur.
+iagnosis
laboratorium
panoftalmitis secara integral berkaitan dengan terapinya. Biasanya cairan badan kaca (corpus vitreum) diambil untuk contoh pada /aktu dikerjakan debridemen rongga badan kaca (vitrekomi). 1ika gejala radang sangat berat dan eviserasi tidak segera dilakukan, maka pus atau nanah akan keluar mele/ati bagian anterior sklera setelah rasa nyeri dan gejala yang lainnya berkurang. #etelah beberapa minggu peradangan
berlangsung dapat berakhir dengan
terbentuknya fibrosis yang akan mengakibatkan ptisis bulbi.
2$6 Pena#alaksanaan 2$6$1 Medikamen#osa
Pengobatan dengan antibiotik dosis tinggi lokal dan sistemik harus segera dimulai, seperti Vancomycin dan
obat*obat
sulfa,
misalnya Trimethoprim-sulfamethoxazole.
+eksametason a fosfat 4 mg, neomisina ;,7 mg, polimiksina B sulfat I (kandungan tiap ml tetes mata atau g salep mata). 1ika peradangan terjadi pada segmen anterior bola mata, pengobatan yang intensif dengan kompres hangat, atropin lokal dan sulfonamide sistemik serta
antibiotik sebaiknya diperiksa kemajuannya. 1ika penyebabnya jamur diberikan amfotererisin B47= mikrogram sub konjungtiva, flusitosin, ketokona-ol secara sistemik, dan vitrektomi. Penyebab parasit (toxoplasma) diberikan pyrimetamine, ?7 mg peroral per hari, sulfadia-ine, =,7 g per oral empat kali sehari selama 6 minggu. #elain itu mg kalsium leukovorin per oral dua kali seminggu, dan urin harus tetap dijaga agar tetap alkalis dengan minum satu sendok teh natrium bikarbonat setiap hari. lternatif lain clindamicyn, ;== mg per oral empat kali sehari, dengan trisulfapyrimidine, =,7*4 g peroral empat kali sehari. ntibiotik lain spiramycin dan minocycline. $oksokakariasis okuler pengobatan dengan kortikosteroid secara sistemik atau periokuler bila ada tanda reaksi radang intra okuler, dipertimbangkan vitrektomi pada pasien dengan fibrosis vitreus nyata. #edangkan bila penyebabnya virus dapat diberikan sulfasetamid dan antivirus (I+>). pabila mata sudah tidak dapat diselamatkan lagi harus segera dilakukan eviserasi.6*@ 2$6$2 Non Medikamen#osa .iserasi
dalah suatu tindakan operasi dimana isi bola mata dikeluarkan dan scleral cup disingkirkan. al ini biasanya dilakukan pada kasus supuratiintra*ocular (panoftalmitis), perdarahan anterior staphyloma dan trauma penetrans pada bola mata dengan keluarnya isi bola mata.
2$7 Proonosis
Prognosis untuk mata yang terinfeksi oleh staphylococcus epidermidis keadaannya lebih baik, tetapi jika infeksinya karena Pseudomonas atau spesies gram negatif lainnya prognosisnya tetap suram. Prognosis panoftalmitis sangat buruk terutama bila disebabkan jamur atau parasit.
+A+ III
IL-ST/ASI )AS-S
ama
: $n. #
1enis elamin : 0aki*laki >mur
: 4@ tahun
egeri sal
: Pasaman Barat
Anamnesis8
eluhan utama: 'ata kanan bengkak dan nyeri sejak A 4 hari yang lalu. i/ayat Penyakit #ekarang: * *
'ata kanan bengkak dan nyeri sejak A 4 hari yang lalu Pasien terkena lentigan paku saat membuat kandang ayam ? hari yang lalu dan sudah dilakukan operasi penjahitan kornea di # arsi #impang "mpat. Pasien sudah diberikan
*
obat cefota%im ? % 4 gr (I!), flo%a ed tiap C jam, cendotropin. Pasien rujukan dari # arsi #impang "mpat.
i/ayat Penyakit +ahulu: Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya i/ayat Penyakit eluarga: $idak ada keluarga pasien mendrita penyakit yang sama
S#a#us O"h#almikus
S#a#us O5#almikus
O
OS
Visus #an"a koreksi
=
7D7
Visus denan koreksi
*
*
/e5leks Fundus
E
E
Silia9Su"ersilia
$rikiasis (*)
$rikiasis (*) 'adarosis (*)
Pal"e:ra su"erior
'adarosis (*) "dem (E)
Pal"e:ra in5erior
"dem (E)
"dem (*)
Maro "al"e:ral
"ntropion (*), ekstropion (*)
"ntropion (*), ekstropion (*)
"dem (*)
)onun#ia Tarsalis Injeksi konjungtiva (E), injeksi siliar iperemis (*) Folikel (*) Papil (*) A"ara# Lakrimal
(E), kemosis (E) +alam batas normal
+alam batas normal
)onun#ia Forniks Injeksi konjungtiva (E), injeksi siliar iperemis (*) )onun#ia +ul:ii
(E), kemosis (E) Injeksi konjungtiva (E), injeksi siliar iperemis (*)
Sklera
(E), kemosis (E) Putih
Putih
)ornea
ecting (E), tampak viterus prolap
Bening
)amera Okuli
diantara hecting kornea 'aserasi (E), edem (E), dangkal
&ukup dalam
An#erior Iris
$idak dapat dinilai
&oklat, rugae (E)
Pu"il
$idak dapat dinilai
Bulat, eflek cahaya (E) d G ; mm, refle% tidak langsung (E)
Lensa
$idak dapat dinilai
d G ; mm Bening
)or"us Vi#reum
$idak dapat dinilai
1ernih
Fundus8 Pa"il O"#ikus /e#ina
Makula
$idak dilakukan $idak dilakukan
=,6:4, Pendarahan (*), eksudat (*)
$idak dilakukan
eflek fovea (E)
aa 9 re#ina $idak dilakukan Tekanan +ul:us Okuli $idak dilakukan Posisi +ul:us Okuli
Bening, bulat, batas tegas, cDd: =,;*
Protusio
?:; ormal Hrtho
,erakan +ul:us Okuli $idak dapat dinilai
Bebas ke segala arah
Fo#o Pasien8
ianosa8
Panoftalmitis H+ Tera"i8
&efopera-one ?%4 gr Flo%a ed tiap jam H+ # ed ;%4 H+
Follow Up 1
S#a#us O5#almikus
O
OS
Visus #an"a koreksi
=
7D7
Visus denan koreksi
*
*
/e5leks Fundus
E
E
Silia9Su"ersilia
$rikiasis (*)
$rikiasis (*)
'adarosis (*)
'adarosis (*)
Pal"e:ra su"erior
"dem (E)
"dem (*)
Pal"e:ra in5erior
"dem (E)
"dem (*)
Maro "al"e:ral
"ntropion (*), ekstropion (*)
"ntropion (*), ekstropion (*)
)onun#ia Tarsalis Injeksi konjungtiva (E), injeksi siliar iperemis (*) Folikel (*) Papil (*) A"ara# Lakrimal
(E), kemosis (E) +alam batas normal
+alam batas normal
)onun#ia Forniks Injeksi konjungtiva (E), injeksi siliar iperemis (*) )onun#ia +ul:ii
(E), kemosis (E) Injeksi konjungtiva (E), injeksi siliar iperemis (*)
Sklera
(E), kemosis (E) Putih
Putih
)ornea
ecting (E), tampak viterus prolap
Bening
)amera Okuli
diantara hecting kornea 'aserasi (E), edem (E), dangkal
&ukup dalam
An#erior Iris
$idak dapat dinilai
&oklat, rugae (E)
Pu"il
$idak dapat dinilai
Bulat, eflek cahaya (E) d G ; mm, refle% tidak langsung (E)
Lensa
$idak dapat dinilai
d G ; mm Bening
)or"us Vi#reum
$idak dapat dinilai
1ernih
Fundus8 Pa"il O"#ikus /e#ina
Makula
$idak dilakukan $idak dilakukan
=,6:4, Pendarahan (*), eksudat (*)
$idak dilakukan
eflek fovea (E)
aa 9 re#ina $idak dilakukan Tekanan +ul:us Okuli $idak dilakukan Posisi +ul:us Okuli
Bening, bulat, batas tegas, cDd: =,;*
Protusio
,erakan +ul:us Okuli $idak dapat dinilai
ianosa8
Panoftalmitis H+
?:; ormal Hrtho Bebas ke segala arah
Tera"i8
&efopera-one ?%4 gr Flo%a ed tiap jam H+ # ed ;%4 H+
Follow Up 2
S#a#us O5#almikus
O
OS
Visus #an"a koreksi
=
7D7
Visus denan koreksi
*
*
/e5leks Fundus
E
E
Silia9Su"ersilia
$rikiasis (*)
$rikiasis (*) 'adarosis (*)
Pal"e:ra su"erior
'adarosis (*) "dem (E)
Pal"e:ra in5erior
"dem (E)
"dem (*)
Maro "al"e:ral
"ntropion (*), ekstropion (*)
"ntropion (*), ekstropion (*)
"dem (*)
)onun#ia Tarsalis Injeksi konjungtiva (E), injeksi siliar iperemis (*) Folikel (*) Papil (*) A"ara# Lakrimal
(E), kemosis (E) +alam batas normal
+alam batas normal
)onun#ia Forniks Injeksi konjungtiva (E), injeksi siliar iperemis (*) )onun#ia +ul:ii
(E), kemosis (E) Injeksi konjungtiva (E), injeksi siliar iperemis (*)
Sklera
(E), kemosis (E) Putih
Putih
)ornea
ecting (E), tampak viterus prolap
Bening
)amera Okuli
diantara hecting kornea 'aserasi (E), edem (E), dangkal
&ukup dalam
An#erior Iris
$idak dapat dinilai
&oklat, rugae (E)
Pu"il
$idak dapat dinilai
Bulat, eflek cahaya (E) d G ; mm, refle% tidak langsung (E)
Lensa
$idak dapat dinilai
d G ; mm Bening
)or"us Vi#reum
$idak dapat dinilai
1ernih
Fundus8 Pa"il O"#ikus /e#ina
Makula
$idak dilakukan $idak dilakukan
=,6:4, Pendarahan (*), eksudat (*)
$idak dilakukan
eflek fovea (E)
aa 9 re#ina $idak dilakukan Tekanan +ul:us Okuli $idak dilakukan Posisi +ul:us Okuli
Bening, bulat, batas tegas, cDd: =,;*
Protusio
,erakan +ul:us Okuli $idak dapat dinilai
ianosa8
Panoftalmitis H+ ianosa +andin8
"ndoftalmitis Tera"i8
&efopera-one ?%4 gr
?:; ormal Hrtho Bebas ke segala arah
Flo%a ed tiap jam H+ # ed ;%4 H+ Anuran ke"ada "asien8
'enjaga kebersihan tangan mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat tetes mata.
+A+ IV IS)-SI
$elah dilaporkan kasus seorang pasien laki*laki berumur 4@ tahun yang datang ke Instalasi a/at +arurat (I+) #>P +r. '. +jamil Padang pada tanggal J 1uni ?=4< dengan diagnosis kerja Panoftalmitis H+. +asar diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik mata dan pemeriksaan penunjang. +ari anamnesis didapatkan bah/a mata kanan bengkak dan nyeri sejak lebih kurang 4 hari yag lalu. #ebelumnya pasien terkena lentingan paku dan sudah dilakukan operasi penjahitan kornea di # arsi #impang "mpat. +ari ri/ayat penyakit keluarga, tidak didapatkan anggota keluarga dengan keluhan yang sama. +ari pemeriksaan fisik mata kanan, visus tanpa koreksi adalah =, ditemukan edem pada palpebra superior dan inferior, injeksi konjungtiva, injeksi siliar, dan kemosis positif, pada kornea ditemukan hecting (E) dan tampak vitreus prolap diantara hecting kornea, iris, lensa, dan korpus vitreum tidak dapat dinilai. Pemeriksaan funduskopi tidak dilakukan. Posisi bulbus okuli protusio. #edangkan pada pemeriksaan mata kiri, visus tanpa koreksi adalah 7D7, dan selebihnya dalam batas normal.
$erapi yang dianjurkan untuk pasien adalah dengan terapi medikamentosa, yakni pemberian antibiotik sistemik cefopera-one ?%4 gr, antibiotik topikal flo%a ed tiap jam H+, dan obat tetes siklopegik # ed ;%4 H+. Pasien juga dianjurkan untuk menjaga kebersihan diri terutama kebersihan tangan, supaya pasien mencuci tangan sebelum dan setelah menggunakan obat tetes mata.
AFTA/ P-STA)A
4. Ilyas, #., Ilmu Penyakit 'ata, "disi ;, Balai Penerbit F>I, 1akarta, ?==< : 4@@*4@J. ?. 1ames, Bruce, dkk, 0ecture otes Hftalmologi, "disi K, Penerbit "rlangga, 1akarta, ?==
View more...
Comments