Candidiasis
November 7, 2016 | Author: Adi Subagio | Category: N/A
Short Description
Jamur...
Description
PENDAHULUAN Oral candidiasis merupakan salah satu manifestasi dari penyakit mulut berupa infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Penyakit ini sangat sering ditemukan pada orang yang memiliki imunitas yang rendah seperti orang yang terkena HIV. Sebenarnya penyakit ini dapat dicegah apabila kesehatan mulut kita dijaga dengan baik dan mengonsumsi makanan yang baik. Selain itu, apabila oral candidiasis tidak cepat dilakukan perawatan akan berbahaya dan menyebabkan ketidaknyamanan pada mulut.1,2 Oral candidiasis merupakan infeksi rongga mulut yang umum terjadi pada manusia dan memiliki banyak manifestasi klinis sehingga penyakit ini sering kali sulit untuk didiagnosa. Penyebabnya adalah banyaknya faktor kemungkinan yang ada terhadap munculnya infeksi ini. Setiap jenis manifestasi harus ditangani secara tepat sehingga diperlukan pengetahuan tentang jenis pengobatan secara tepat pula. 2,7 Oleh karena itu akan dibahas lebih lanjut di dalam makalah tentang manifestasi klinis, diagnosa serta penatalaksanaan oral candidiasis. DEFINISI Infeksi jamur yang disebabkan Candida Albicans dinamakan candidiasis atau dalam bahasa inggris disebut dengan candidosis. Dahulu penyakit ini disebut dengan monialisis karena organisme yang menyebabkan penyakit candidiasis adalah Monialisis albicans. 2,5 Oral candidiasis merupakan infeksi oportunistik* yang umum baik pada oral maupun perioral yang biasanya dihasilkan dari perkembangan endogenik jamur candida secara berlebihan.1,5 Selain dari Candida albicans, di dalam rongga mulut juga ditemukan spesies candida lainnya seperti C.tropicalis, C.krusei, C.parapsilosis, C.guilermondi. Spesies-spesies dari candida ini sering ditemukan dalam rongga mulut tetapi tidak menimbulkan penyakit. Sampai saat ini organisme yang paling sering menimbulkan penyakit candidiasis yaitu jenis Candida albicans. 5,8
ETIOLOGI / PENYEBAB Oral candidiasis disebabkan oleh jamur bersel tunggal dari keluarga Cryptokokeae. Terdapat tiga bentuk yaitu bentuk vegetatif yang merupakan blastospore (sel jamur) berdiameter 1,5-5µm dengan bentuk oval, bentuk hype, dan clamydospore yang terdiri atas sel-sel tubuh berdinding refraktil yang tebal dengan diameter keseluruhan 7-17µm. Bentuk vegetatif merupakan bentuk yang sering dijumpai di mulut dan tidak bersifat patogen. Tetapi jika terdapat bentuk hype (patogen) maka jamur berhubungan erat dengan lesi yang terjadi. 6 Oral candidiasis tidak dapat langsung muncul. Hal ini disebabkan karena jamur Candida albicans merupakan jamur yang kurang patogen sehingga untuk terjadinya infeksi diperlukan faktor predisposing baik sistemik maupun lokal. Faktor-faktor predisposing di atas adalah
1. Pregnancy (melahirkan) 2. Endocrinopathy / gangguan endokrin : Diabetes melitus, Hipoparatiroidism, Hipoadrenalism, kehamilan. 3. Imunosupression : akibat HIV, keganasan penyakit, defisiensi nutrisi (zat besi, folat, vitamin B12 atau zinc) 9, anemia,dll. 4. Antibiotik 5. Terapi Kortikosteroid 6. Lemah setelah operasi 7. Kesehatan mulut yang buruk 8. Penggunaan obat kumur anti bakteri 9. Peralatan prostodontik* 10. Xerostomia (Sjogren’s syndrome) 11. Iritan lokal yang kronis (gigi tiruan dan alat ortodonti) 12. Radiasi pada kepala dan leher 13. Usia (bayi, kehamilan, usia lanjut) 1,6,8 Faktor lokal (kulit) yaitu trauma kronis pada epithelium dengan ditemukannya lesi mulut keratotik. 1,6 EPIDEMIOLOGI Oral candidiasis merupakan infeksi mulut yang paling sering terjadi. Penyakit ini biasa menginfeksi pasien yang sangat lemah, bayi, orang tua, dan pasien yang mengalami penurunan kerja sistem imun dengan prevalensi persebaran 10% - 15% dan 25% - 75% dari populasi keseluruhan adalah carrier atau pembawa. 7 MANIFESTASI KLINIS Infeksi Candida albicans pada rongga mulut memperlihatkan empat bentuk yang pada masing-masing bentuk memiliki ciri atau gejala klinis yang berbeda. Keempat bentuk klinis dari oral candidiasis adalah acute pseudomembranous candidiasis, erythematous candidiasis,
chronic hyperplastic candidiasis, dan chronic mucocutaneous candidiasis. Berikut ini akan dijelaskan pembahasan dari setiap bentuk. A. Acute Pseudomembranous Candidiasis (thrush)
Oral Thrush Pseudomembranous candidiasis atau biasa disebut thrush merupakan jenis oral candidiasis yang paling sering dijumpai. Jenis ini biasanya dijumpai pada bayi dan orang yang sangat lemah. Jenis ini juga dijumpai pada orang yang melakukan terapi kortikosteroid dan yang mengalami penurunan sistem imun seperti HIV. Jenis ini dapat dikenali dengan adanya lesi berwarna putih menyerupai gumpalan keju atau susu pada mukosa bukal mulut. Lesi putih tersebut tersusun atas kumpulan hype kusut, ragi, sel-sel epitel, sel api, fibrin dan debris. 18,10 Pada bayi lesi mulai terlihat pada hari ke 2-5 kehidupan, berwarna putih dan lembut serta . Lesi ini umumnya tidak nyeri dan dapat dilepaskan dengan mudah akan tetapi meninggalkan permukaan yang berdarah. Pada orang dewasa lebih sering terjadi inflamasi, eritema, dan terkikisnya bagian mulut yang menimbulkan rasa menyakitkan. 4,6 Gejala lain yang dialami pasien yang timbul akibat pseudomembranous candidiasis ini yaitu rasa makanan buruk dan terkadang tidak berasa serta sensasi terbakar pada mulut dan kerongkongan. 4,5 Selain itu, lesi putih tersebut sering hilang secara spontan sebagai akibat dari meningkatnya kondisi si pasien. 2 B. Erythematous Candidiasis Erythematous candidiasis terdiri atas dua yaitu denture sore mouth / denture stomatitis dan angular cheilitis.1 Denture sore mouth merupakan suatu peradangan difus dari daerah pendukung gigi tiruan rahang atas, dengan atau tanpa disertai tanda pecah-pecah dan peradangan dari komisura mulut (angular cheilitis). Penyakit ini lebih sering mengenai wanita. Faktor yang menyebabkan adalah trauma dan kegagalan melepas gigi tiruan, diabetes, anemia, dan terapi steroid. Gejala yang timbul adalah munculnya lesi berupa bercak yang mengenai seluruh permukaan jaringan bawah gigi tiruan atas, mukosa berwarna merah terang dan kenyal. Pada celah antar lesi terdapat cairan berwarna keputihan disertai bercak-bercak thrush. Infeksi ini akan berlanjut ke daerah intertrigenous pada komisura bibir menyebabkan angular cheilitis. 1,5-7 Angular cheilitis disebut juga cheilocandidiasis. Penyakit ini disebabkan oleh gabungan candida dengan bakteri, kebiasaan menjilat bibir, usia lanjut, kekurangan nutrisi, dan penurunan dimensi vertikal bibir. Penyakit ini merupakan infeksi lanjutan dari denture sore mouth yaitu dengan karakteristik terdapat fisur (retakan merah) di sudut-sudut bibir serta adanya burning sensation di dalam mulut. Umumnya angular cheilitis berhubungan dengan
infeksi candidiasis intraoral namun terkadang kulit perioral sekitar mulut juga terinfeksi yang sebagian besar dialami oleh anak-anak. 3,7-8
Erythematous Candidiasis
Angular Cheilitis C. Chronic Hiperplastic Candidiasis Chronic hyperplastic candidiasis disebut juga candidal leukoplakia memiliki karakteristik berikut yaitu terdapat bercak putih, sama seperti pada penderita pseudomembranous candidiasis, tetapi yang membedakan adalah plak atau bercak putih tersebut dapat diraba, melekat erat dan tidak dapat dikerok. Infeksi candidiasis jenis ini umumnya terjadi pada lidah, palatum atau mukosa bukal. Infeksi ini pula sering dialami oleh perokok. 3,5-6
Hyperplastic Candidiasis D. Chronic Mucocutaneus Candidiasis (CMC) CMC sering terjadi akibat dari kerusakan dalam imunitas seluler atau struktur epidermis. Baik jenis pseudomembranous maupun jenis hyperplastic dari respon jaringan terhadap organisme ini akan dijumpai dalam pasien yang telah terinfeksi secara kronis. 1,4 Terdapat empat kategori CMC yaitu: (1). Familial CMC yaitu kelaianan familial yang menyerang kedua jenis kelamin dengan kemungkinan diwariskan sebagai faktor resesif autosomal dan ditandai dengan candidiasis mulut yang kronis serta infeksi hyperplastik dari lipatan kuku bayi, (2). Diffuse CMC dengan penyebab utama kekurangan zat besi, ditandai dengan penyebaran luas ke kulit dan timbulnya granuloma kandida, (3). Endocrine candidiasis syndrome yaitu penyakit resesif autosomal, dimulai dari serangan CMC disusul dengan terjadinya hipoparatiroidism dan hipoadrenalism, dan (4). CMC of late onset yaitu penyakit yang terjadi pada umur >35 tahun, tanpa riwayat abnormalitas klinis yang berarti.1,4-6
Mucocutaneus Candidiasis DIAGNOSA Untuk menegakkan diagnosa yang tepat maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut yaitu: (1). Melakukan anamnesis dan gejala klinis yang khas, (2). Melakukan pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan langsung dengan larutan KOH 10-20% dan/atau dengan pengecatan gram, apabila hasilnya positif diagnosa dapat ditegakkan, apabila hasilnya negatif dilakukan pemerikasaan laboratorium lanjutan dengan teknik kultur untuk memastikan spesies penyebab, (3). Melakukan histo PA apabila diagnosa dinyatakan meragukan. 3 DIAGNOSA BANDING 1. Pseudomembranous Candidiasis (Thrush) dengan Difteria -> Perbedaan dapat dilihat pada letak maksudnya pada thrush lesi putih terletak di palatum dan membran mukosa bukal sedangkan pada penyakit difteri terletak pada faring. Perbedaan lainnya adalah apabila pada thrush lesi putih tersebut diangkat hanya akan menimbulkan bekas merah sedangkan pada difteri akan timbul pendarahan. 3 2. Chronic Hyperplastic Candidiasis dengan Leukoplakia. 3 PENATALAKSANAAN Penatalaksaan oral candidiasis dapat dilakukan dengan cara pemberian obat anti jamur. Terdapat tiga teknik pengobatan berdasarkan jenisnya sebagai berikut :
Daftar nama obat, dosis, serta efek samping penanganan penyakit Oral candidiasis. 9 PENCEGAHAN Sebelum mengalami oral candidiasis lebih baik kita mencegahnya. Hal ini disebakan oral candidiasis dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam mulut, rasa nyeri di bagian mukosa mulut, lidah, dan tenggorokan, serta adanya burning sensation di mulut. Pencegahan oral candidiasis dapat dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu sebagai berikut: (1).Memelihara kesehatan mulut dengan menyikat gigi dua kali sehari, berkumur dengan antiseptic mouthwash (seperti Listerine atau Vardesol), berkumur dengan 3% larutan hidrogen peroksida setelah menyikat gigi. (2). Mengonsumsi makanan yang baik dengan mengurangi atau menghindari gula karena merupakan makanan bagi Candida, mengurangi dan menghindari alkohol karena alkohol mengubah gula dan mempercepat pertumbuhan Candida, mengonsumsi banyak bawang putih karena merupakan anti jamur alami, mengonsumsi susu atau yoghurt yang mengandung bakteri Acidophilus karena membantu menjaga keseimbangan tubuh dan melawan mikroorganisme pengganggu seperti Candida. 9 PEMBAHASAN Setiap jenis manifestasi dari oral candidiasis memiliki karakteristik masing-masing. Sebagian besar dari jenis tersebut memiliki gejala dan tanda-tanda yang mirip seperti terbentuknya lesi putih di dalam rongga mulut dan adanya sensasi terbakar di dalam mulut. Kasus yang terjadi di dunia klinis menunjukkan bahwa oral candidiasis sering timbul sebagai
akibat dari kelainan fungsi sistemik. Kelainan sistemik seperti penurunan sistem imunitas dapat menyebabkan mikroorganisme yang kurang patogen yang berada di dalam mulut memiliki peluang untuk berkembang dan bertambah banyak yang lambat laun menyebabkan infeksi di sekitar rongga mulut. Perkembangan mikroorganisme tersebut akan menjadi semakin banyak dan akan menjadi ganas. Oleh karena itu pengobatan dalam bentuk topikal maupun sistemik dilakukan. Penggunaan obat anti jamur tersebut sebagian besar menimbulkan efek samping. Oleh karena itu cara yang terbaik mengatasi oral candidiasis yaitu dengan menjaga kesehatan mulut secara teratur sehingga keseimbangan flora dalam mulut menjadi lebih baik. 7 Jadi gejala dan tanda-tanda dari menifestasi oral candidiasis harus dikenali dan diingat agar memudahkan dalam penegakkan diagnosa. Oral candidiasis sebenarnya dapat dicegah dengan perawatan kesehatan mulut secara teratur tetapi apabila sudah terjadi infeksi dapat ditanggulangi dengan pemberian anti jamur baik secara topikal maupun secara sistemik. DAFTAR PUSTAKA 1. Lynch MA, Brightman VJ, Greenberg MS. Burket ilmu penyakit mulut: diagnosa & terapi. Alih Bahasa. PP. Sianita Kurniawan. Grogol: Binarupa Aksara, 1994: 267-287. 2. Farmer ED, Lawton FF. Stones oral and mouth diseases. 5th ed. Great Britain: The English Language Book Society and E&S Livingstone LTD, 1966 : 634-637. 3. Bag / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNAIR / RSU Dr. Soetomo. Atlas penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Surabaya: Airlangga University Press, 2008: 8691. 4. Gupta LC, Gupta A, Gupta A. Oral medicine. 1st ed. Delhi: A.I.T.B.S Publishers & Distributors, 1999: 13-16. 5. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral & maxillofacial pathology. 2nd ed. Pennsylvania: Saunders, 2002: 187-199. 6. Gayford JJ, Harskell R. Penyakit mulut: clinical oral medicine. Alih Bahasa. Lilian Yuwono. 2nd ed. Jakarta: EGC, 1979: 56-63. 7. Rossie K, Guggenheimer J. Oral candidiasis: clinical manifestations, diagnosis, and treatment. PP&A. 1997; Vol. 9 (6): 635-641. 8. Zunt SL. Oral candidiasis: diagnosis & treatment. (3 Oktober 2009). 9. Anonymous. Oral candidiasis and HIV diseases. (3 Oktober 2009).
10. Anderson KM. Diagnosis and treatment of oral candidiasis infection. (3 Oktober 2009).
http://chakraproject.blogspot.co.id/2011/11/file-04-oral-candidiasis-diagnosis-dan.html
View more...
Comments