Cakul Gerontologi Dan Sindroma Geriatri

February 12, 2018 | Author: Bontor Daniel Sinaga | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

semoga bermanfaat form FK UKDW...

Description

GERONTOLOGI DAN SINDROMA GERIATRI Dr. The Maria Widagdo, Sp.RM Cakuler: bonchy

Selamat datang di cakul dokter Tini wini biti, yang memberi banyak materi kali ini. Selamat membaca! DEFINISI 

Geron: lanjut usia



Logos: ilmu



Gerontology adalah ilmu yang mempelajari perubahan yang terjadi dari usia dewasa muda ke lanjut usia dengan pendekatan biologis, psikologis, dan social

LATAR BELAKANG Mengapa perlu belajar Gerontologi?  Presentase populasi lansia terus populasi balita terus menurun

meningkat

sementara

presentase

Pertumbuhan Penduduk Lansia di Indonesia -

Sejak 1970: o

Presentase penduduk usia 0-14 tahun terus menurun

o

Presentase penduduk usia produktif (15-59) akan terus meningkat sampai tahun 2020 kemudian mulai menurun

TEORI PENUAAN -

Teori penuaan berusaha menjelaskan bagaimana perubahan spesifik bisa terjadi sebagai bagian dari proses penuaan

-

Masih sulit membedakan mana yang sebab dan mana yang akibat

-

Lebih dari 400 teori, banyak yang masih belum diketahui tentang penuaan

-

Terus bertambahnya jumlah lansia dan panjangnya usia orang yang hidup sampai usia lanjut memberi peluang untuk mempelajari proses penuaan  dari usia 80 sampai 125 tahun

-

Teori Wear and Tear  digambarkan seperti baju yang kelau dipakai (wear) terus menerus, lama-lama akan menjadi sobek (tear). Begitu pula halnya dengan penuaan, yang lama-lama akan terjadi penurunan dari saat muda

-

Programmed ageing: Hayflick limit of 50 doubling of cells in tissue culture for fibroblast. Jadi kemampuan fibroblast yang rata-rata beregenerasi maksimal 50 kali seumur hidup

-

Apoptosis

-

Immunological theories: damage of the immune system. Terjadi kerusakan pada system imun, sesuai bertambahnya usia yang makin tua

-

Kerusakan oksidatif

-

Kerusakan DNA

DEFINISI GERIATRI 

Geron: lanjut usia



Eatri: kesehatan



Geriatric adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kesehatan dan penyakit pada lansia, perawatan komprehensif pada lansia dan kesejahteraan dari pengasuh (caregiver) informal

PENDEKATAN MEDIS PASIEN GERIATRI -

Multiple problem  banyaknya masalah kesehatan yang terjadi (multiple, tak hanya satu)

-

Iceberg phenomenon  penyakit/keluhan yang nampak pada geriatric hanya sebagian kecil, namun hal-hal pendukung dan penyakit lainnya jauh lebih banyak yang belum diketahui maupun sengaja tidak dikeluhkan

-

Anamnesis lengkap: keluhan utama, penyakit lain, obat yang diminum, kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kondisi sensoris (pengelihatan dan pendengaran), status kognitif dan mental. Anamnesis berperan penting!

-

Pemeriksaan fisik lengkap: keseimbangan, indera, dll

-

Pemeriksaan pendukung

-

Lansia: Iceberg phenomenon; Dewasa: Law of parsimony (dari banyak gejala dan tanda menjadi sindrom dan menjadi satu penyakit)

vital

sign

(orthostatic

hypertension),

PERUBAHAN GEJALA PENYAKIT PADA PASIEN LANSIA Presentasi penyakit atipikal: 1. Tidak jelas (vague) Gejala non-spesifik yang mungkin merupakan gejala dari penyakit spesifik:

o

Bingung (confusion)

o

Tidak merawat diri (self neglect)

o

Jatuh (falls)  sering

o

Inkontinensia  ex: ngompol

o

Apatis

o

Anorexia

o

Dyspnea

o

Lelah, lemah, tidak bertenaga (fatigue)

2. Berubah (altered) Penyakit Penyakit infeksi

Presentasi atipik - Tidak ada demam - Sepsis tanpa leukositosis dan demam - Jatuh nafsu makan dan intake cairan berkurang, kebingungan, perubahan status fungsional Silent myocardial infarction - Tidak ada nyeri dada - Gejala tidak jelas kelelahan, nausea, dan penurunan status fungsional - Presentasi klasik: keluhan sesak nafas lebih sering dijumpai daripada nyeri dada o Perlu dilakukan anamnesis lebih lengkap o

Keluhan tidak spesifik biasanya

3. Tidak dikeluhkan (non-presentation/under reporting)  paling sering terjadi, sehingga seperti iceberg phenomenon ini. Lansia cenderung malu untuk mengeluhkan keluhan. Bisa disebut penyakit “tersembunyi” pada lansia o

Depresi

o

Inkontinesia  biasanya paling sering ngompol, terus jadi malu cerita ke dokter

o

Kekakuan musculoskeletal

o

Jatuh

o

Osteoporosis

o

Gangguan pendengaran

o

Demensia

o

Masalah gigi

o

Gizi buruk

o

Disfungsi seksual

o

Osteoarthritis  merupakan mengalahkan hipertensi

keluhan

yang

paling

tinggi

SINDROMA GERIATRI 

Sindroma geriatric dipakai untuk menggambarkan ciri-ciri unik kondisi kesehatan yang biasan dijumpai pada lansia tetapi tidak sesuai dengan kategori penyakit tertentu 4 sindroma Geriatri yang umum: o

Instability: jatuh

o

Incontinence: ngompol

o

Intellectual impairment: gangguang kognitif (delirium, dementia, dan depresi)

o

Immobility: immobilitas dan luka tekan (ulcus decubitus)

4 faktor resiko yang dijumpai pada semua sindroma geriatric adalah: o

Usia lanjut

o

Gangguan kognitif dasar

o

Gangguan fungsional dasar

o

Gangguan mobilitas

JATUH *gubrak* 

Jatuh merupakan salah satu penyebab utama kematian pada lansia (ngeri ya )



Menunjukkan ketidakmampuan tubuh dalam menjaga keseimbangannya  begitu lemah



Data di Amerika Serikat: o

70% kematian yang berhubungan dengan jatuh terjadi pada lansia

o

1 dari 7 kasus jatuh pada lansia menyebabkan fraktur  imobilitas

o

Lansia usia > 75 tahun yang mengalami patah panggul akibat jatuh: 50% meninggal dalam 1 tahun setelah jatuh

o

1/3 lansia berusia ≥65 tahun yang tinggal di rumah, jatuh tiap tahun

o

2/3 lansia yang tinggal di rumah jompo, jatuh tiap tahun

o

Resiko jatuh meningkat 50% pada lansia berusia 80 tahun ke atas

Faktor Resiko Jatuh: -

Gangguan kognitif  kemampuan otak untuk melakukan sesuatu berkurang

-

Deficit sensoris hipotensi postural  tidak mendengar dan lihat sehingga bisa jatuh

-

Obat

-

-

Gangguan mobilitas, berjalan, keseimbangan

Depresi pemakaian alat bantu gerak (kacamata, alat bantu dengar, walker)

-

Riwayat jatuh

-

Kerentanan (fraility/deconditioning)

-

Penyakit akut atau kronik

-

Ketakutan akan jatuh

-

Masalah lingkungan  ex: keset yang menyebabkan jatuh

-

Asesmen pasien jatuh:

cara

a. Anamnesis o

Aktivitas ketika jatuh

o

Gejala sebelum jatuh: kepala terasa ringan, palpitasi, dyspnea, nyeri dada, vertigo, bingung, inkontinensia, pingsan

o

Lokasi jatuh

o

Saksi yang melihat peristiwa jatuh

o

Riwayat jatuh sebelumnya (sama atau beda)

o

Riwayat penyakit sebelumnya

o

Obat-obatan yang diminum

b. Pemeriksaan fisik o

Ketajaman pengelihatan

-

o

Sistem kardiovaskular: tekanan darah, nadi (berbaring dan berdiri), aritmia, murmur, bruits

o

Tungkai: artritis, edema, masalah podiatri, sepatu yang tidak pas, kekauan otot, dan Range of Motion (ROM)

o

Sistem neurologic: status mental, cara berjalan dan keseimbangan, membungkuk, membelok, naik turun tangga, berdiri dengan mata tertutup, i.e.the timed “up and go” (pasien bangkit ke kursi dengan sandaran lengan, berjalan 3 meter, dan kembali ke kursi)

o

Romberg test: berdiri 1 menit kaki menutup dan mata tertutup

o

Luka karena jatuh

o

Pemakaian alat bantu (kacamata, alat bantu dengar, walker)

Intervensi untuk pasien jatuh

a. Faktor Intrinsik: o

Periksa obat-obat yang diminum (benzodiazepine dan obat anti hipertensi bisa menyebabkan hipotensi postural)

o

Periksa status kognitif

o

Periksa kondisi ‘mood” (depresi)  dapat menyebabkan gerak lambat

o

Periksa alat bantu (kacamata, alat bantu dengar, walker)  kacamata apakah sudah waktunya ganti, dll; walkernya bikin tergelincir gak, dlsb

o

Tingkatkan kekuatan otot

o

Periksa cara berjalan dan keseimbangan  fisioterapi

o

Pemakaian alat bantu untuk mobilitas (tongkat, walker, railing)

o

Evaluasi inkontinensia  biasanya malam hari lansia kebelet pipis, namun saat otw toilet udah ngompol duluan, dan bisa-bisa kepleset urinnya sendiri

o

Nilai pengertian pasien tentan gresiko jatuh dan cara mencegah

o

Nilai pengertian pasien dari pengasuh tentang resiko jatuh dan cara mencegah

b. Faktor Ekstrinsik: o

Periksa lingkungan (penerangan, keset, lantai yang tidak rata, kabel listrik)

o

Periksa sepatu atau sandal pasien (stabil dan pas ukurannya)

o

Pakai alarm kalau keluar kamar

o

Railing untuk kamar mandi dan toilet (bentuknya seperti pegangan gitu biar lansia bisa bangun berdiri setelah jongkok)

o

Toilet duduk dinaikkan, biar ga kesusahan lansianya ndodok

o

Singkirkan barang-barang yang bisa menyebabkan tersandung

-

INKONTINENSIA URIN



Definisi: hilangnya kendali pada kandung kemih  kebocoran urin dan akhirnya ngompol



15-30% lansia menderita inkontinensia urin -

Beberapa tipe dari inkontinensia urin:

1. Inkontinensia Stress: karena tekanan yang mendesak, seperti batuk, bersin, tertawa, olahraga, dan mengangkat beban berat 2. Inkontinensia Urgensi: umumnya karena infeksi saluran kemih (ISK) dan penyakit neurologis  tiba-tiba ingin berkemih dan terus-terusan mendesak  sehingga berkemih secara tidak sadar 3. Inkontinensia Overflow: sumbatan pada uretra, sehingga tidak mampu mengosongkan kandung kemih, maka lama-lama akan bocor dan jadilah ompol 4. Inkontinensia Campuran: campuran dari dua atau lebih tipe inkontinensia urin 5. Inkontinensia Fungsional: akibat gangguan fisik atau mental, sehingga tidak bisa berkemih ke toilet

-

Inkontinensia Urin Akut Reversibel

-

D: Delirium

-

R: Restriksi mobilitas, retensi urin

-

I: Infeksi, inflamasi, impaksi (ex:obstipasi)

-

P: Poliuria, Pharmacy

-

Faktor Resiko:

-

Immobilitas

-

Diabetes

-

Gangguan kognitif

-

Stroke

-

Obat-obatan

-

Deplesi estrogen

-

Aktivitas fisik high-impact

-

Kelemahan otot panggul

-

Kendala lingkungan

-

Asesmen pasien Inkontinensia

a. Anamnesis -

- Aspek Dokter bertanya

-

-

Gejala Spesifik

-

-

-

- Keterangan 50% pasien tidak menyampaikan keluhan ini dokter harus bertanya Diagnosis tergantung dari gejala, usia, jenis kelamin dan patologi yang melatar belakangi gejala Overactive bladder: ingin kencing ketika melihat air mengalir dari kran, cuci tangan, hawa dingin, dll

-

-

Gejala Spesifik

-

-

Karakteristik Inkontinensia Urin Faktor-faktor terkait Kualitas hidup

-

-

-

* Tanya! Terutama prostat bermasalah

Stress incontinence: mengompol ketika batuk, tertawa, membungkuk, dll Frekuensi, nocturia, aliran urin yang lambat, hesitancy, interrupted voiding, straining, dan terminal dribbling biasanya dijumpai pada overactive bladder dan bladder outlet obstruction Onset, frequency, volume, waktu, dan precipitan (misalnya obat, caffeine, alcohol, aktifitas fisik, batuk) Kondisi kesehatan dan obat-obatan yang berhubungan dengan inkontinensia urin Tanyakan dampak dari inkontinensia urin terhadap hidup pasien dan pengasuh, misalnya kegiatan sehari-hari, sosial, emosional, hubungan interpersonal (sexual), konsep diri dan persepsi kesehatan secara umum, aspek apa yang paling terasa mengganggu perempuan, jika pada laki-laki keseringan karena

b. Pemeriksaan Fisik -

- Aspek Umum

-

-

Abdomen

-

-

Punggung

-

-

Musculoskeletal Neurologis

-

-

Genitourinaria

-

-

- Keterangan Orthostatic vital signs, kesadaran, kognisi, status fungsional Palpasi vesica urinaria; massa rectal dan impaction Lekukan atau seberkas rambut bisa merupakan tanda incomplete spina bifida Mobilitas dan ketangkasan gerakan Sensasi perineal; tonus sphincter anal; anal “wink” dan bulbocavernosus reflex Pria: periksa prostat, phimosis, paraphimosis, dan balanitis Wanita: periksa mukosa vagina untuk atrophy dan pelvic support

c. Testing -

- Aspek Umum

-

-

Abdomen

-

-

Punggung

-

-

Musculoskeletal Neurologis

-

- Keterangan Orthostatic vital signs, kesadaran, kognisi, status fungsional Palpasi vesica urinaria; massa rectal dan impaction Lekukan atau seberkas rambut bisa merupakan tanda incomplete spina bifida Mobilitas dan ketangkasan gerakan Sensasi perineal; tonus sphincter anal; anal

-

-

“wink” dan bulbocavernosus reflex Genitourinaria - Pria: periksa prostat, phimosis, paraphimosis, dan balanitis - Wanita: periksa mukosa vagina untuk atrophy dan pelvic support * Periksa residu di vesica urinaria menggunakan alat tertentu untuk mengetahui volume urin yang tertinggal di v.urinaria. keluarkan dengan kateter, lalu ukur, jika banyak urin yang ada di dalam tandanya ada obstruksi Penatalaksanaan Inkontinensia Urin

1. Non-farmakologis o

Diet: kopi, alcohol

o

Latihan: penguatan otot kateterisasi intermiten

dasar

panggul,

bladder

training,

2. Farmakologis: o

Inkontinensia urgensi: antikolinergik Dicvlomine, Flavoxate, Imipramine)

(Oxybutrin,

Propanteine,

o

Inkontinensia stress: alfa adrenergic agonis (pseudoepedhrine untuk meningkatkan retensi urethra)

o

Sfingter relax: kolinergik agonis (Bethanechol atau alfakolinergik antagosis seperti prazosin untuk stimulasi kontraksi)

3. Operatif: o

Inkontinensia overflow: perlu pembedahan untuk menghilangkan retensi urin, misalnya karena tumor, batu, diverticulum, hyperplasia prostat, dan prolapse pelvic (pada wanita)

o

Inkontinensia stress dan urgensi: bila terapi non-farmako dan farmakologis tidak berhasil

o

Lakukan bila parah dan mengganggu. Biasanya lansia takut operasi, sehingga maksimalkan dulu terapi lain

-

DEMENSIA



Gangguan kognitif global  yakni gangguan pada banyak aspek



Ireversibel



Bukan disebabkan oleh gangguan indera (terutama pengelihatan dan pendengaran)



Biasanya progresif

-

Penyebab demensia:

-

Alzheimer’s disease

-

Lewy body

-

Frontotemporal

-

Parkinson’s disease

-

Other extrapyramidal syndromes

-

Huntington’s

-

Vascular (stroke, small vessel ischaemia)

-

Cushing’s , Addison’s, Thyroid, Parathyroid, Diabetes

-

Vit. B12, thiamine, nicotine deficiency

-

Normal pressure hydrocephalus, head injury, space occupying lesion, multiple sclerosis

-

Syphilis, HIV, encephalitis, Creutzfeld Jacob Disease -

* Paling banyak yakni karna Alzheimer dan Vaskular

-

Penyebab yang reversible:

-

Obat-obatan

-

Hiperkalsemia

-

Depresi

-

Gangguan liver

-

Penyebab metabolic

-

Subdural hematoma

-

Gangguan Thyroid

-

Neoplasma

-

Defisiensi vitamin B12

-

Diagnosis:

-

Adanya deficit kognitif multiple

-

Gangguan fungsi bekerja dan social

-

Penurunan fungsi dibandingkan sebelumnya

-

Gangguan memori

-

Peling sedikit satu dari gejala berikut: o

Afasia  tidak bisa ngomong, namun diberi instruksi gerakan bisa

o

Apraxia  tidak bisa melakukan sesuatu

-

o

Agnosia  cara ngomongnya normal, namun dia tidak tahu yang mana dan apa (tidak kenal benda)

o

Gangguan fungsi eksekutif

Gejala Diagnostik:

a. Gangguan memori: o

Gangguan memori merupakan gejala utama

o

Gangguan kemampuan untuk mempelajari hal baru

o

Lupa hal yang sudah dipelajari sebelumnya

o

Kehilangan benda-benda, lupa sedang memasak, tersesat di daerah yang sudah amat dikenal,. Tidak mau minum obat teratur

o

Lupa keluarga sendiri, alamat rumah, nama sendiri, pekerjaan sebelumnya

b. Gangguan berbahasa: aphasia o

Bahasa jadi sederhana, tidak kompleks

o

Kesulitan menyebut nama orang atau benda

o

Repetisi/pengulangan

o

Kesulitan mengerti bahasa oral dan tulis

o

Akhirnya tidak bisa bicara lagi karena tidak bisa mengingat bahasa/kata

c. Apraxia: kesulitan melakukan tugas motoric walaupun taka da gangguan syaraf, otot, dan sendi o

Kesulitan mengerti perintah

o

Tak dapat meningterpretasi kekuatan

o

Tak dapat menginterpretasi sensasi

o

Misalnya: lupa cara mandi, gosok gigi

d. Agnosia: o

Kesulitan mengenal orang atau benda

o

Kesulitan mengenali benda biasa, anggota, keluarga, bahkan dirinya sendiri di foto atau di cermin

e. Fungsi eksekutif

o

Kemampuan berpikir abstrak

o

Kemampuan memutuskan, memberi alas an, insight

o

Menggunakan, menginisiasi, menentukan urutan kegiatan, dan memeonitor kegiatan yang kompleks

o

Membuat keputusan yang salah

o

Tak dapat mengatur keuangan

o

Melakukan tindakan yang bisa membahayakan kehilangan ‘insight’

f. Tingkah laku o

o

o

Delusi, terutama pranoia. Halusinasi (terutama visual iritabilitas, agresif (verbal jalan)

o

Tidak merawat diri, rumah maupun makanan

o

Apatis

Resistive, diberitahu

o

Gangguan tidur

o

Gangguan mood: anxiety dan depression

o

Banyak menuntut, mencari perhatian dan repetitive

sulit

Agitasi. Berjalan-jalan terus tersesat

o

Menarik diri

o

Asesmen:

-

Anamnesis (alloanamnesis)  paling penting

-

Pemeriksaan fisik

-

Tes neuropsikometrik: MMSE

-

Tes laboratorium: FBP, U&E, B12, fosfate, BSL, syphilis serology, ESR, urinalisis, calcium +/- lumbar puncture, EEG

-

Imaging: CT, MRI, SPECT, PET o

-

Tes Skrinig kognitif: MMSE

MMSE yang sudah distandarisasi (Molloy et al 1991)

-

Tak ada tes fungsi eksekutif

-

Orientasi

-

Floor and ceiling effects

-

Registrasi, recall

-

Budaya barat, pengaruh pendidikan dan bahasa

-

Atensi

-

Kalkulasi

-

Bahasa

-

Tes skrining (MMSE):

-

Komponen:

-

-

Kontruksi visual

o

Orientasi waktu: tanggal, bulan, tahun, musim

o

Orientasi tempat

o

Registrasi: mengulangi irama nama 3 benda yang disebut

o

Menyebut nama benda yang ditunjuk

o

Membaca

o

Melakukan perintah

Scoring: o

Ringan (22-27)

o

Sedang (10-21)

o

Berat (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF