Burnout

September 19, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Burnout...

Description

 

Burnout

1. Pengertian Burnout Ist Istila ilah h burnout burnout pertam pertamaa kali kali diutar diutaraka akan n dan diperk diperkena enalkan lkan kepada kepada masyar masyarakat akat oleh oleh Herber Herbertt Freudenberger pada tahun 1973 (dalam Sutipto! "##1$. Freudenberger memberikan ilustrasi tentang apa yang dirasakan seseorang yang mengalami sindrom tersebut seperti gedung yang terbakar habis (burned%out$! suatu gedung yang pada mulanya berdiri megah dengan berbagai akti&itas di dalamnya! setelah terbakar yang tampak hanyalah kerangka luarnya saa. Seseorang yang terkena burnout uga demikian keadaannya! dari luar segalanya terlihat utuh! namun di dalamnya kosong dan penuh masalah (seperti gedung yang terbakar tadi$. Burnout merupakan suatu problem yang kemun'ulannya memperoleh tanggapan yang baik! sebab hal itu teradi ketika seseorang men'oba men'apai suatu tuuan yang tidak realistis dan  pada akhirnya mereka kehabisan energi dan kehilangan perasaan tentang dirinya dan terhadap orang%orang lain (ehmeyr! "###$. )enuru )en urutt Freuden Freudenber berger ger (dalam (dalam Farber Farber!! 1991$! 1991$! burnou burnoutt adalah adalah suatu suatu bentuk bentuk kelelah kelelahan an yang yang disebabkan karena seseorang bekera terlalu intens! berdedikasi dan berkomitmen! bekera terlalu  banyak dan terlalu lama serta memandang kebutuhan dan keinginan mereka sebagai hal kedua. ked ua. Hal tersebut menyebabkan mereka merasakan adanya tekanan%teka tekanan%tekanan nan untuk memberi lebih  banyak. *ekanan *ekanan ini bisa berasal dari dalam diri mereka sendiri! dari klien yang amat membutuhkan! dan dari kepungan para administrator (penilik atau penga+as dan sebagainya$! de denga ngan n ad adany anyaa teka tekana nan%t n%tek ekana anan n ini! ini! maka maka da dapa patt meni menimb mbul ulka kan n ra rasa sa bersa bersala lah! h! yang yang pa pada da gilirannya mendorong mereka untuk menambah energi dengan lebih besar. ,etika realitas yang ada tidak tidak menduk mendukung ung ideali idealisme sme mereka! mereka! maka maka mereka mereka tet tetap ap berupay berupayaa men'apa men'apaii ideali idealisme sme tersebut sampai akhirnya sumber diri mereka terkuras! sehingga mereka mengalami kelelahan atau -rustrasi yang disebabkan terhalangnya pen'apaian harapan. )asla'h (dalam Sutipto! "##1$ mengemukakan bah+a burnout merupakan suatu pengertian yang multidimensional. Burnout merupak mer upakan an sindro sindrom m psikol psikologi ogiss yang yang terdir terdirii atas atas ti tiga ga dimens dimensii yaitu yaitu kelela kelelahan han emosio emosional nal!! depersonalisasi! maupun lo+ personal a''omplishment. Pekeraan yang berorientasi melayani orang lain dapat membentuk hubungan yang bersi-at asimetris antara pemberi dan penerima  pelayanan. Seseorang yang bekera pada bidang pelayanan! ia akan memberikan perhatian!  pelayanan! bantuan! dan dukungan kepada klien! sis+a! atau pasien! hubungan yang tidak  seimbang tersebut dapat menimbulkan ketegangan emosional yang beruung dengan terkurasnya sumber%sumber emosional. ,ondisi emosional seseorang seperti merasa lelah dan enuh se'ara mental ataupun -isik sebagai akibat aki bat tuntut tuntutan an peker pekeraan aan yang yang meningka meningkatt merupak merupakan an burnout burnout (Pines (Pines dan rons ronson on dalam dalam /epublika! /epubl ika! 0 gustus gustus 1993$. Burnout adalah suat suatu u bentuk ketegangan ketegangan atau tekanan psikis yang  berhubungan dengan stres! dialami seseorang dari hari ke hari! ditandai dengan kelelahan -isik! mental dan emosional (t2ion dalam /epublika! 0 gustus 1993$. herniss (dalam Sutipto! "##1$ menyatakan bah+a burnout merupakan perubahan sikap dan  perilaku dalam bentuk reaksi menarik diri se'ara psikologis dari pekeraan! seperti menaga arak  dengan klien maupun bersikap sinis dengan mereka! membolos! sering terlambat! dan keinginan  pindah kera yang kuat. Burnout digambarkan oleh Bernardin (dalam /osyid! 1994$ sebagai suatu keadaan reaksi emosional pada orang yang bekera pada pelayanan kemanusiaan dan

 

 berkaitan erat dengan masyarakat. )enurut Hess (dalam Sutipto! "##1$! burnout bukan  penyakit! burnout merupakan reaksi terhadap harapan dan tuuan yang tidak realistis terhadap  perubahan yang diinginkan! pekeraan pek eraan yang mempunyai tuntutan interaksi emosional yang relati-  konstan dengan orang lain! dan tuuan angka panang yang sulit di'apai. *ekanan psikis yang dirasakan seseorang yang bekera di lingkungan yang melibatkan banyak  orang dan bergerak di bidang pelayanan merupakan burnout (or'ini dalam Sutipto! "##1$. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut! maka dapat disimpulkan bah+a burnout teradi pada ti tingka ngkatt indi&i indi&idu du dan merupak merupakan an pengal pengalama aman n yang yang bersibersi-at at psikol psikologi ogiss karena karena meliba melibatka tkan n  perasaan! sikap! moti-! harapan! dan dipersepsi indi&idu sebagai pengalaman negati- yang menga'u pada situasi yang menimbulkan distres! ketidaknyamanan atau dis%-ungsi. ". Faktor%-aktor Penyebab Burnout 5ari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas! nampak bah+a penekanan burnout terletak   pada karakteristik indi&idu! dan +uud dari sindrom itu tampak pada interaksinya terhadap lingkungan kera. ,edua hal ini se'ara umum merupakan sumber burnout (Sutipto! "##1$. )asla'h (dalam Sutipto! "##1$ berpendapat bah+a sumber utama timbulnya burnout adalah karena kar ena adanya adanya stres stres yang berkem berkembang bang se'ara se'ara akumula akumulatiti- akibat akibat keterl keterliba ibatan tan pember pemberii dan  penerima pelayanan dalam angka panang. )asla'h se'ara tersirat sebenarnya uga mengakui  bah+a sangatlah penting men'ari -aktor di lingkungan kera tempat teradinya interaksi antara  pemberi dan penerima pelayanan! selain itu analisis uga perlu untuk mengkai -aktor indi&idu yang ada pada pemberi pelayanan yang turut memberi memberi sumbangan sumbangan terhadap timbulnya timbulnya burnout. burnout. Berdasarkan Berdas arkan pandangan%pandangan pandangan%pandangan tersebut tersebut dapat dilihat bah+a! timbulnya burnout karena adanya6 1. ,arakt ,arakteri eristi stik k Indi&i Indi&idu du Sumber Sumber dari dari dalam dalam diri diri indi&i indi&idu du yang turut turut memberi memberi sumbang sumbangan an timbul tim bulnya nya burnout burnout dapat dapat digolo digolongka ngkan n atas atas dua -aktor -aktor!! yai yaitu tu -aktor -aktor demogr demogra-i a-ik k dan -aktor  -aktor  kepribadian (Sutipto! "##1$. a. Faktor 5emogra-ik Berdasarkan hasil penelitiannya yang menga'u pada perbedaan peran enis kelamin antara pria dan +anita! Farber (1991$ menemukan bah+a pria lebih rentan terhadap stres dan burnout ika dibandingkan dibandingkan dengan +anita. +anita. rang berkesimpulan berkesimpulan bah+a +anita lebih lentur   ika dibandingkan dengan pria! karena dipersiapkan dengan lebih baik atau se'ara emosional lebih mampu menangani tekanan tekanan yang besar. besar. )asla'h )asla'h (dalam Sutipto! Sutipto! "##1$ menemukan menemukan  bah+a pria yang burnout 'enderung mengalami depersonalisasi! sedangkan +anita yang burnout 'enderung mengalami kelelahan emosional. Proses sosialisasi pria 'enderung dibesarkan dengan nilai kemandirian kemandirian sehingga sehingga diharapkan diharapkan dapat bersikap tegas! lugas! tegar! dan tidak emosional! emosional! sebaliknya +anita dibesarkan lebih berorientasi pada kepentingan orang lain (yang paling nyata mendidik anak$ sehingga sikap%sikap yang diharapkan berkembang dari dalam dirinya adalah sikap membimbing! empati! kasih sayang! membantu! dan kelembutan. Perbedaan 'ara dalam membesarkan pria dan +anita berdampak bah+a setiap enis kelamin memiliki kekuatan dan kelema kel emahan han terhad terhadap ap timbul timbulnya nya burnout burnout.. Seoran Seorang g pria pria yang ti tidak dak dibias dibiasakan akan untuk untuk ter terlib libat at menda me ndala lam m se'a se'ara ra emos emosio iona nall de deng ngan an orang orang la lain in akan akan re rent ntan an te terh rhad adap ap berkem berkemban bangny gnyaa depersonalisasi. 8anita yang lebih banyak terlibat se'ara emosional dengan orang lain akan 'enderung 'enderu ng rentan terhadap kelelahan emosional. emosional. *erhadap *erhadap latar belakang belakang etnis! etnis! hasil penelitian penelitian )asla'h (dalam Sutipto! "##1$ menunukkan bah+a terdapat perbedaan tingkat burnout yang 'ukup signi-ikan antara masyarakat keturunan -rika (negro$ dengan masyarakat au'asian!

 

 pada para pekera pelayanan sosial. )asyarakat keturunan -rika 'enderung memiliki burnout yang lebih rendah ika dibandingkan dengan masyarakat au'asian. Hal ini bisa teradi karena mayarakat keturunan -rika berasal dari ligkungan masyarakat yang menekankan pada hubungan kekeluargaan dan persahabatan! oleh karena itu mereka sudah terbiasa dengan hubungan yang melibat mel ibatkan kan emosi emosi!! sepert sepertii menghad menghadapi api kon-li kon-lik k atau atau harapan harapan yang tidak tidak realis realistis tis.. ,ondis ,ondisii masyarakat keturunan -rika di merika Serikat uga menentukan adanya hal ini! yakni sudah terbia terbiasa sa mengala mengalami mi perlakua perlakuan n yang yang tidak tidak menyen menyenang angkan kan karena karena adanya adanya diskri diskrimin minasi asi dan kemiskinan. atar belakang kehidupan seperti itu! akan mendorong indi&idu lebih siap mental dalam menghadapi masalah masalah dan keadian yang menyakitkan menyakitkan yang dapat menimbulkan menimbulkan burnout. burnout. Farber (1991$ menyatakan bah+a dari sisi usia! pekera di ba+ah usia empat puluh tahun paling  berisiko terhadap gangguan yang berhubungan dengan burnout! demikian halnya dengan hasil  penelitian )asla'h (dalam Sutipto! "##1$! bah+a burnout paling banyak diumpai pada indi&idu yang berusia muda. Hal ini +aar! sebab para pekera pemberi pelayanan di usia muda dipenuhi dengan harapan yang tidak realistik! ika dibandingkan dengan mereka yang berusia lebih tua. Seiring dengan pertambahan usia pada umumnya indi&idu menadi lebih matang! lebih stabil! lebi le bih h teguh teguh sehi sehingg nggaa memi memili liki ki pa panda ndang ngan an ya yang ng le lebi bih h re real alis isti tis. s. St Stat atus us pe perk rka+ a+in inan an u uga ga  berpengaruh terhadap timbulnya burnout. Pro-esional yang berstatus laang lebih banyak yang mengalami burnout daripada yang telah menikah (Sutipto! "##1$. Seseorang yang memiliki anak   ika dibandingkan dengan yang tidak memiliki anak! maka seseorang yang memiliki anak  'e 'ende nderu rung ng menga mengala lami mi tingk tingkat at bu burn rnou outt ya yang ng le lebi bih h re renda ndah! h! ka kare rena na se sese seor oran ang g ya yang ng te tela lah h  berkeluarga pada umumnya 'enderung berusia lebih tua! stabil! dan matang se'ara psikologis! lalu lalu keterl keterliba ibatan tan dengan dengan keluar keluarga ga dan anak anak dapat dapat memper mempersia siapkan pkan mental mental seseor seseorang ang dalam dalam menghadapi masalah pribadi dan kon-lik emosional! dan kasih sayang dan dukungan sosial dari keluarga dapat membantu seseorang dalam mengatasi tuntutan emosional dalam pekeraan serta seseor ses eorang ang yang telah telah berkel berkeluar uarga ga memili memiliki ki pandanga pandangan n yang yang lebih lebih realis realistis tis ()asla ()asla'h 'h dalam dalam Sutipto! "##1$. Pro-esional yang berlatar belakang pendidikan tinggi 'enderung rentan terhadap burnout ika dibandingkan dibandi ngkan dengan mereka yang tidak berpendidikan berpendidikan tinggi ()asla'h ()asla'h dalam Sutipto! Sutipto! "##1$. Pro-esional yang berpendidikan tinggi memiliki harapan atau aspirasi yang idealis sehingga ketika dihadapkan pada realitas! bah+a terdapat kesenangan antara aspirasi dan kenyataan! maka mun'ulah kegelisahan dan keke'e+aan yang dapat menimbulkan burnout. Pro-esional yang tidak berpendidikan tinggi 'enderung kurang memiliki harapan yang tinggi sehingga tidak  menumpai banyak kesenangan antara harapan dan kenyataan. aputo ap uto (1991$ (1991$ mengemu mengemukak kakan an bah+a bah+a terdapa terdapatt hubunga hubungan n antara antara st statu atuss pro-es pro-esion ional al dengan dengan  burnout. Pro-esional yang bekera se'ara penuh +aktu lebih berisiko terhadap burnout ika dibandingkan dengan pro-esional yang bekera paruh +aktu.  b. Faktor ,epribadian Salah satu karakteristik kepribadian yang rentan terhadap burnout adalah indi&idu yang idealis dan antusias! mereka adalah indi&idu%indi&idu yang memiliki sesuatu yang  berharga (Firdaus! "##0$. Pines (dalam Sutipto! "##1$ men'atat bah+a burnout lebih banyak  teradi pada nilai dan usaha sebagian besar orang untuk memenuhi 'ita%'ita pekeraan mereka. Pemberii layanan yang obsesional Pember obsesional!! penuh kasih! idealis! idealis! dan berdedikasi berdedikasi 'enderung lebih rentan rentan mengal men galami ami :sindr :sindrom om guru guru yang yang terpuk terpukul: ul:!! suatu suatu ganggua gangguan n yang dipapa dipaparka rkan n Blo'h Blo'h (dalam (dalam Farber! 1991$ dengan 'ara yang hampir sama dengan yang dipaparkan orang lain mengenai

 

 burnout. Indi&idu%indi&idu ini! karena memiliki komitmen yang berlebihan! dan melibatkan diri se'ara mendalam di pekeraan akan merasa sangat ke'e+a ketika imbalan dari usahanya tidaklah seimba sei mbang! ng! mereka mereka akan merasa merasa gagal gagal dan berdam berdampak pak pada menuru menurunny nnyaa penilai penilaian an ter terhad hadap ap kompetensi diri. Indi&idu yang memiliki konsep diri rendah rentan terhadap burnout ()asla'h dalam Sutipto! Sutipto! "##1; Firdaus! "##0$. ,arakteris ,arakteristik tik indi&idu yang memiliki memiliki konsep diri rendah yaitu tidak per'aya diri dan memiliki penghargaan diri yang rendah! mereka pada umumnya dilingkupi oleh rasa takut sehingga menimbulkan sikap pasrah! dalam bekera mereka tidak  yakin sehingga menadi beban kera berlebihan berlebihan yang berdampak pada terkurasny terkurasnyaa sumber sumber diri. diri. Penilaian diri yang negati- ini menyebabkan indi&idu lebih menitikberatkan perhatian pada kegagalan dalam setiap hal sehingga menyebabkan perasaan tidak berdaya dan apatis (herniss dalam Sutipto! "##1$. ,arakteristik kepribadian berikutnya adalah per-eksionis! yaitu indi&idu yang selalu berusaha melakukan pekeraan sampai sangat sempurna sehingga akan sangat mudah merasa -rustrasi bila kebutuhan untuk tampil sempurna tidak ter'apai! indi&idu yang per-eksionis rentan terhadap burnout (Freudenberger dalam ,)! #7 Februari "##"; aputo dalam Firdaus! "##0$. ,emampuan ,emamp uan yang rendah dalam mengendalikan mengendalikan emosi uga merupakan merupakan salah satu karakterist karakteristik  ik  kepribadian kepri badian yang dapat menimbulkan menimbulkan burnout. burnout. )asla'h )asla'h (dalam Sutipto! Sutipto! "##1$ menyatakan  bah+a seseorang ketika melayani klien pada umumnya mengalami emosi negati-! misalnya marah! engkel! takut! 'emas! kha+atir dan sebagainya! bila emosi%emosi tersebut tidak dapat dikuas dik uasai! ai! mereka mereka akan akan bersik bersikap ap impuls impulsii-!! menggun menggunakan akan mekani mekanisme sme pertah pertahanan anan diri diri se'ara se'ara  berlebihan atau a tau menadi terlarut dalam permasalahan klien. ,ondisi tersebut akan menimbulkan kelelahan emosional. Indi&idu yang intro&ert uga rentan mengalami ketegangan emosional yang lebih besar saat menghadapi kon-lik! kon-lik! karena mereka 'enderung menari menarik k diri dari kera! dan hal ini ini ak akan an meng mengha hamb mbat at ee-ek ekti ti&i &ita tass pe peny nyel eles esai aian an ko konn-li lik k (,ah (,ahn n da dala lam m Fi Fird rdau aus! s! "# "##0 #0$. $. )eehling )eehli ng (dalam (dalam Farber! Farber! http6
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF