Burger

July 19, 2019 | Author: Luqmanul Hakim | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

huh...

Description

PRESENTASI KASUS PROSES FISIOTERAPI PADA PENYAKIT GANGGUAN VASKULER TEPI (PENYAKIT BUERGER) Disusun untuk memenuhi tugas profesi fisioterapi

Disusun oleh :

LUQMANUL HAKIM

1610306043

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

i

DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................

i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 1 C. Rumusan Masalah ........................................................................ 2 D. Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II

KERANGKA TEORI A. Definisi Penyakit Buerger ............................................................. 3 B. Etiologi ......................................................................................... 3 C. Patofisiologi .................................................................................. 3 D. Gejala Klinis ................................................................................. 4 E. Proses Fisioterapi .......................................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 6 A. Pengertian Infra Red ..................................................................... 6 B. Pengertian Buerger-Allen exercise dan Ratschow exercise .......... 6 BAB IV KESIMPULAN ................................................................................. 9

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Buerger dikenal juga dengan nama tromboangitis obliterans. Penyakit ini pertama kali diperkenalkan oleh Felix von Winiwarter pada tahun 1879 dalam sebuah artikel berjudul “A strange form of endarteritis and endophlebitis with gangrene of the feet”. Kemudian pada tahun 1908, Leo Buerger menjelaskan secara akurat dan detail berdasarkan penemuan  patologis pada 11 ekstremitas yang diamputasi akibat penyakit ini. Penyakit Buerger merupakan penyakit pembuluh darah nonaterosklerotik  yang ditandai oleh fenomena oklusi pembuluh darah, inflamasi segmental pembuluh darah arteri dan vena berukuran kecil dan sedang yang dapat melibatkan ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah.1 Penderita penyakit Buerger biasanya datang dengan keluhan yang sangat mirip dengan penyakit trombosis dan radang pembuluh darah (vaskulitis)  lain.1  Gejala awal pasien penyakit Buerger sering terlewatkan. Beberapa keluhan pertama adalah intermitten claudication, rasa dingin,  paresthesia, dan perubahan warna kulit. 2  Penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan akibat oklusi pembuluh darah yang mengakibatkan gangren atau kerusakan jaringan sehingga perlu diamputasi, oleh karena itu diperlukan  peran fisioterapi untuk membantu melancarkan peredaran pembuluh darah yang terganggu. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penulis berkeinginan menyajikan informasi

mengenai

penyakit

Buerger

dan

peran

fisioterapi

dalam

menanganan pasien penyakit Buerger agar dapat menjadi refereni tambahan  pada asuhan fiioterapi yang tepat pada pasien penyakit Buerger.

B. Identifikasi Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah adalah bagaiman asuhan fisioterapi pada pasie n penyakit Buerger?

1

2

C. Perumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dikemukakan sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud penyakit Buerger? 2. Apa asuhan Fisioterapi pada pasien penyakit Buerger?

D. Tujuan

Tujuan yang diharapkan dari penyusunan makalah ini meliputi : 1. Untuk mengetahui pengertian penyakit Buerger. 2. Untuk mengetahui asuhan Fisioterapi pada pasien penyakit Buerger.

BAB II KERANGKA TEORI

A. Definisi Penyakit Buerger

Penyakit Buerger adalah penyakit pembuluh darah nonaterosklerotik  yang ditandai oleh fenomena oklusi pembuluh darah, inflamasi segmental  pembuluh darah arteri dan vena berukuran kecil dan sedang yang dapat melibatkan ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah. Penyakit Buerger dikenal juga dengan nama tromboangitis obliterans. Penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan akibat oklusi pembuluh darah yang mengakibatkan gangren atau kerusakan jaringan sehingga perlu diamputasi.

B. Etiologi

Penyebab penyakit Buerger belum diketahui dengan pasti. Lebih  banyak pada laki-laki, dan sering dihubungkan dengan kebiasaan merokok Merokok merupakan faktor utama onset dan progresifitas penyakit ini. Hipersensitivitas seluler penderita penyakit Buerger meningkat setelah  pemberian injeksi ekstrak tembakau.. Selain itu dibandingkan dengan aterosklerosis terjadi peninggian titer antibodi terhadap kolagen tipe I dan tipe III, antibodi terhadap elastin pembuluh darah. Selain itu pada penyakit ini terjadi aktivasi jalur endotelin-1 yang  bersifat vasokonstriktor poten, peningkatan kadar molekul adhesi, dan sitokin yang berperan terhadap proses inflamasi. Faktor genetik merupakan faktor yang berpengaruh terhadap munculnya penyakit ini.

C. Patofisiologi

Berdasarkan penemuan histopatologi perjalanan penyakit Buerger terdiri dari tiga fase yaitu fase akut, sub akut dan kronik. 1. Fase akut merupakan keadaan oklusi trombi yang dideposit dalam lumen  pembuluh darah. Pada fase akut ditemukan neutrofi l polimorfonuklear (PMN), mikroabses, dan multinucleated giant cells. Meskipun inflamasi terjadi pada semua lapisan pembuluh darah akan tetapi arsitektur normal 3

4

 pembuluh darah tetap dipertahankan. Penemuan ini yang membedakan antara penyakit Buerger dengan aterosklerosis dan penyakit vaskulitis sistemik lain. 2. Fase subakut merupakan fase oklusi trombi yang makin progresif. 3. Fase kronik merupakan fase rekanalisasi ekstensif pembuluh darah. Pada fase ini terjadi peningkatan vaskularisasi tunika media dan adventisia  pembuluh darah, dan fibrosis perivaskuler. Pada fase kronik ini histologi sangat sulit dibedakan dari penyakit pembuluh darah kronik lain.

D. Gejala Klinis

Gejala awal pasien penyakit Buerger sering terlewatkan. Pasien sering tidak ingat kapan keluhan yang paling pertama dikeluhkan. Beberapa keluhan  pertama adalah intermitten claudication, rasa dingin, paresthesia, perubahan warna kulit.  Intermitten claudication  dikeluhkan sebagai sensasi spasme yang menetap atau sering nyeri yang seperti diremas. Nyeri bertambah pada saat  pasien melakukan aktifitas. Pada pasien dengan lesi di ekstremitas superior, intermitten claudication jarang dikeluhkan dibandingkan ekstremitas inferior. Keluhan lain berupa rest pain, manifestasinya berupa nyeri dan mati rasa saat tidur. Nyeri dirasakan biasanya di ujung kaki. Thrombophlebitis migrans  adalah karakteristik gambaran inflamasi dari penyakit Buerger. Lesi ini bersifat akut, gambarannya seperti kemerahan, indurasi dan gambaran seperti garis beberapa sentimeter, lesi ini bertahan selama 2-3 minggu dan muncul sebelum onset iskemi pada ekstremitas. Gangren  dan ulserasi  adalah keluhan yang paling banyak membuat masalah. Didahului oleh trauma kecil yang tak disadari seperti tekanan pada dasar kuku ketika berjalan atau barang yang terjatuh mengenai kaki. Hal-hal tersebut memprovokasi gangren karena jaringan yang iskemik tidak dapat merespon reaksi inflamasi terhadap trauma. Gangren biasanya mengenai satu  jari pada awalnya kemudian dapat disusul beberapa jari yang lain. Dalam  banyak penelitian angka insiden gangren didapatkan lebih tinggi terdapat  pada ekstremitas inferior.

5

E. Proses Fisioterapi

Masalah fisioterapi yang sering timbul pada pasien penyakit Buerger adalah seperti: intermitten claudication, rasa dingin, paresthesia, perubahan warna kulit. 1. Tujuan Fisioterapi untuk penanganan pasien penyakit Buerger adalah mengurangi dan mengontrol gejala yang ditimbulkan.: a. Mengurangi gejala intermitten claudication, yaitu nyeri dan spasme  b. Melancarkan sirkulasi peredaan darah 2. Modalitas Fisioterapi yang diberikan pada pasien penyakit Buerger adalah sebagai berikut : a.  Infra Red, dilakukan untuk mendapatkan peningkatan suhu lokal yang  berdampak pada vasodilatasi pembuluh darah sehingga melancarkan sirkulasi peredaan darah yang terhambat dan melancarkan proses  pengangkutan sisa metabolisme yang menimbulkan spasme, efek termal  juga memberikan efek sedatif pada ujung-ujing saraf sensorik sehingga mengurangi nyeri.  b. Terapi Latihan  Buerger-Allen exercise dan  Ratschow exercise, dilakukan untuk melancarkan sirkulasi peredaan darah akibat oklusi  pembuluh darah.

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Infra Red

Infra Red adalah pancaran gelombang radiasi elektromagnetik dalam rentang frekuensi yang menimbulkan panas ketika diserap oleh materi. Tujuan : untuk untuk mendapatkan peningkatan suhu lokal yang

 berdampak pada vasodilatasi pembuluh darah sehingga melancarkan sirkulasi  peredaan darah yang terhambat dan melancarkan proses pengangkutan sisa metabolisme yang menimbulkan spasme, efek termal juga memberikan efek sedatif pada ujung-ujing saraf sensorik sehingga mengurangi nyeri. Persiapan alat :   Siapkan alat kemudian cek keadaan lampu, cek

kabel, ada yang terkelupas atau tidak. Persiapan pasien :  Posisikan pasien tidur terlentang, bebaskan area

yang akan diterapi, dari kain atau pakaian, sebelum diterapi kulit harus kering dan dilakukan tes sensibilitas terlebih dahulu serta berikan informasi yang  jelas tentang tujuan terapi mengenai apa yang akan dirasakan dan apa yang tidak boleh dilakukan selama terapi. Pelaksanaan Terapi :  IR diatur sehingga dapat menjangkau daerah

yang mengalami gangguan sirkulasi. Posisi lampu IR tegak lurus dengan daerah yang diterapi. Selama proses terapi berlangsung fisioterapi harus mengontrol rasa hangat yang diterima pasien, jika selama pengobatan pasien merasakan nyeri, pusing, ketegangan otot meningkat, dan kepanaan. Dosis harus

dikurangi

dengan

menurunkan

intensitasnya,

dengan

sedikit

menjauhkan IR. Setelah proses terapi selesai matikan alat dan rapikan. Dosis : Waktu terapi IR 10-15 menit. Intensitas jarak penyinaran

dengan jarak 40-60 cm atau tergantung rasa nyaman pasien.

B. Pengertian Bu er ger -Al l en exer cise dan Ratschow exercise 

 Buerger-Allen exercise  merupakan latihan yang khusus ditujukan untuk melancarkan sirkulasi peredaran darah ekstremitas inferior yang

6

7

disebabkan oklusi pembuluh darah sehingga menurunkan aliran balik vena dengan cara mengelevasikan ekstremitas inferior. Perbedaan  Buerger-Allen exercise  dan  Ratschow exercise  adalah pada  Buerger-Allen exercise  saat elevasi ekstremitas inferior tetap pada posisi diam sedangkan  Ratschow exercise  secara aktif menggerakkan ankle kearah dorsal flexion, plantar flexion, dan circumduction. Prosedur Pelaksanaan Bu er ger -Al len exer cise Posisi pasien : Jelaskan tujuan dan prosedur latihan dan posisikan

 pasien tidur terlentang di bed. Posisi terapis : Terapist di samping pasien. Pelaksanaan Terapi :  Ekstremitas inferior elevasi ke sudut 45 o-90o

dan disangga sampai Skin Blanches (kulit pucat). Kaki kemudian diturunkan terjuntai di pinggir bed sampai kemerahan muncul (harus diperhatikan bahwa tidak ada tekanan terhadap bagian belakang lutut). Kemudian, kaki ditempatkan datar di tempat tidur selama beberapa menit. Dosis : Lamanya waktu untuk setiap posisi bervariasi dengan toleransi

 pasien dan kecepatan yang berubah warna terjadi. Biasanya latihan yang diresepkan sehingga kaki ditinggikan selama 2 sampai 3 menit, turun 5 sampai 10 menit, dan kemudian datar di tempat tidur selama 10 menit 15.

Prosedur Pelaksanaan Bu er ger -Al len exer cise Posisi pasien : Jelaskan tujuan dan prosedur latihan dan posisikan

 pasien tidur terlentang di bed. Posisi terapis : Terapist di samping pasien. Pelaksanaan Terapi :  Ekstremitas inferior elevasi ke sudut 45 o-90o

dan disangga, secara aktif pasien menggerakkan ankle kearah dorsal flexion,  plantar flexion, dan circumduction sampai Skin Blanches (kulit pucat). Kaki

8

kemudian diturunkan terjuntai di pinggir bed sampai kemerahan muncul (harus diperhatikan bahwa tidak ada tekanan terhadap bagian belakang lutut). Kemudian, kaki ditempatkan datar di tempat tidur selama beberapa menit. Dosis : Lamanya waktu untuk setiap posisi bervariasi dengan toleransi

 pasien dan kecepatan yang berubah warna terjadi. Biasanya latihan yang diresepkan sehingga kaki ditinggikan selama 2 sampai 3 menit, turun 5 sampai 10 menit, dan kemudian datar di tempat tidur selama 10 menit 15.

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Penyakit Buerger adalah penyakit pembuluh darah nonaterosklerotik  yang ditandai oleh fenomena oklusi pembuluh darah, inflamasi segmental  pembuluh darah arteri dan vena berukuran kecil dan sedang yang dapat melibatkan ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah. Tujuan Fisioterapi untuk penanganan pasien penyakit Buerger adalah mengurangi dan mengontrol gejala yang ditimbulkan.: 1. Mengurangi gejala intermitten claudication, yaitu nyeri dan spasme 2. Melancarkan sirkulasi peredaan darah. Modalitas Fisioterapi yang diberikan pada pasien penyakit Buerger adalah sebagai berikut : 1. Infra Red, dilakukan untuk mendapatkan peningkatan suhu lokal yang  berdampak pada vasodilatasi pembuluh darah sehingga melancarkan sirkulasi peredaan darah yang terhambat dan melancarkan proses  pengangkutan sisa metabolisme yang menimbulkan spasme, efek termal  juga memberikan efek sedatif pada ujung-ujing saraf sensorik sehingga mengurangi nyeri. 2. Terapi Latihan Buerger-Allen exercise dan Ratschow exercise, dilakukan untuk melancarkan sirkulasi peredaan darah akibat oklusi pembuluh darah.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini dapat dijadikan panduan praktis yang  jelas tentang bagaimana asuhan fisioterapi pada pasien Penyakit Buerger.

9

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF