July 16, 2017 | Author: syawal aulia munir | Category: N/A
TUTORIAL PERTAMA INFORMASI TERBARU UJIAN KOMPETENSI A. Dasar Informasi Bagi Calon Peserta Ukom “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5). Seperti inilah redaksi terjemahan dalam kitab suci Al-qur’an umat Islam yang menyerukan agar setiap umat manusia membaca. Firman Allah pertama ini turun untuk Rasulullah Muhammad SAW agar beliau membaca dan menyerukan kepada umat manusia bahwa dasar untuk mengetahui ilmu Allah adalah dengan membaca. Didalam Al-Qur’an ada beberapa ayat yang memerintahkan kepada umat manusia untuk membaca. Tujuannya adalah agar manusia menjadi pintar dan cerdas. Mampu mengetahui baik dan buruk. Mampu memikirkan bahwa seluruh alam jagad raya ini hanya Allah yang menciptakan dan mengaturnya. Sumber kehidupan dan kematian hanya Allah yang mengetahuinya. Perintah Allah SWT untuk membaca yang ditujukan kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam agar beliau menjadi lebih pintar dan tahu akan ilmu dan pengetahuan yang sumbernya hanya dari Allah SWT. Dengan membaca beliau mampu mengajari manusia kearah yang lebih baik. Perintah membaca tidaklah dikhususkan kepada beliau saja, akan tetapi kepada seluruh umat manusia. Begitupun kepada calon peserta ujian kompetensi keperawatan dengan membaca maka seluruh informasi terkait dengan ukom dapat lebih dini dipahami. Dengan membaca Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
1
persiapan ujian kompetensi lebih banyak dan tertarget. Dan dengan membaca aturan dari ujian kompetensi dapat ditaati dan sanksinya dapat dihindari. Dengan demikian, membaca adalah bekal atau dasar informasi yang paling menunjang kelulusan ujian kompetensi keperawatan. Dan hal inilah yang paling membantu dan sangat menunjang untuk memperoleh predikat lulus ujian kompetensi. B. Tujuan Update Informasi Bagi Calon Peserta Ukom Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis (Tarigan, 1984). Mambaca adalah proses pengumpulan pesan dari berbagai referensi untuk mendapatkan informasi. Informasi yang terkait dengan ujian kompetensi sangat banyak macamnya. Secara umum dapat dikemukakan bahwa informasi itu dapat berasal dari sebelum ujian, saat ujian dan pasca ujian. Secara khusus akan dijelaskan secara bertahap pada tutorial selanjutnya. Mengapa seorang calon peserta ujian kompetensi perlu tahu dan paham update informasi secara konsisten. Secara umum adalah agar calon peserta ujian kompetensi mengetahui secara jelas dan gamblang aturan dan sanksi dari ujian kompetensi serta memahami prosedur pendaftaran ujian kompetensi. Tentunya dengan pemahaman ini peserta ujian tidak bingung dan bertanya-tanya lagi tentang ukom pada saat menjalani proses persiapan hingga ujian berlangsung. Adapun secara khusus tujuan update informasi oleh calon peserta ujian kompetensi yaitu: 1. Lebih dini siap menghadapi ujian. Seorang peserta ujian kompetensi dikatakan siap sejak dini jika pada saat perkuliahan, saat didalam laboratorium, saat pengerjaan tugas dan saat praktek klinik rajin memperbaharui informasi dan Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
2
membekali dirinya dengan ilmu keperawatan. Waktu-waktu proses pembelajaran tersebut sangat menunjang persiapan ujian kompetensi. Model soal ujian kompetensi adalah bentuknya kasus, seorang calon peserta yang telah banyak mendengar, mengerjakan tugas dan mempraktikkan kasus-kasus yang didapat saat proses belajar diatas akan lebih mudah mencerna soal ujian dan memutuskan jawaban dari kasus tersebut. Tanpa keseriusan dalam proses belajar diatas maka seorang calon peserta sedikit susah untuk menjawab soal. Dapat dianalogikan bahwa proses belajar diatas sama halnya dengan resep belajar, semakin banyak resep belajar yang diketahui dan diperbaharui maka semakin banyak pula jenis kasus soal yang dapat dijawab. 2. Lebih mandiri menghadapi ujian kompetensi. Seorang calon peserta ukom yang malas mencari sendiri aturan dan petunjuk mengenai ukom maka peluang kelulusannya lebih kecil. Penulis mengasumsikan bahwa beberapa pengalaman membuktikan para peserta ukom yang gagal ujian disebabkan karena apatisnya mencari informasi terbaru mengenai ukom. Menunggu informasi dari teman, dosen ataupun dari panitia ujianakan memperboros waktu calon peserta untuk mempersipakan ukom anda. Padahal jika seorang calon pesertalebih mandiri mencari tahu informasi tentang ukom maka semua informasi yang pudar tersebut akan lebih jelas. Misalnya, syarat ukom, cara registrasi ukom, biaya ukom, hingga pengumuman ukom. Informasi ringan ini sebaiknya diketahui dan dipahami sejak dini, sehingga beban tidak terlalu fokus pada informasi aturan ukom akan tetapi fokus pada pendalaman materi. Seperti mengulangi materi-materi perkuliahan atau lebih fokus memperdalam pembahasan contoh soal ujian kompetensi. 3. Calon peserta ukom lebih percaya diri. Seorang peserta yang mengetahui informasi secara akurat dan informasi tersebut diperbaharui sesuai dengan periode ujian, maka Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
3
bebannya akan lebih ringan dan lebih santai menjalani ujian. Kegelisahan dan kepanikan tidak akan muncul saat ujian. Misalnya, calon peserta ujian yang telah melewati try out ujian kompetensi akan lebih percaya diri, tidak banyak bertanya dan tidak mengganggu temannya karena lebih familiar menggunakan perangkat ujian dibanding dengan yang tidak sama sekali paham atau tidak tahu menggunakan perangkat ujian tersebut. 4. Calon peserta lebih mampu mengatur/mensetting kejadian diluar perencanaan ujian. Misalnya, calon peserta harus mengetahui aturan terkait ujian dengan model CBT dimana salah satunya adalah calon peserta wajib mempersiapkan alat tulis menulis. Tujuannya yaitu sebagai pengganti ujian komputer jika tiba-tiba komputer yang digunakan ujian padam dan tidak memungkinkan lagi ujian dengan model CBT. Maka akan dilakukan ujian dengan model PBT atau ujian dengan menggunakan kertas. Otomatis seorang peserta yang tahu dan siap dengan aturan ini akan lebih termudahkan dibanding dengan orang yang tidak tahu atau cuek dengan aturan ujian. Sehingga orang yang tidak siap dan cuek dengan persiapan tersebut dapat diperkirakan ujiannya akan menjadi gagal dan tidak lulus. 5. Waktu persiapan ukom lebih terencana dan terprogram. Seorang peserta ukom yang jauh-jauh hari telah mengetahui waktu pelaksanaan ujian kompetensi akan lebih banyak mempersiapkan waktunya untuk belajar dan memperdalam materi-materi yang kemungkinan besar akan muncul diukom. Aktifitasnya akan terencana, fokus dan terprogram, karena ada target yang ingin diraihnya. Hal ini sangat berbeda dengan peserta ujian yang sama sekali apatis dengan waktu pelaksaanaan ujian. Mereka akan lebih santai menghadapi ujian. Mereka lebih mengandalkan keajaiban keberuntungan dan rejeki. Mereka lebih banyak sistem kebut semalam. Belajar hanya semalaman untuk ujian yang efeknya akan Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
4
berpengaruh pada masa depannya. Dan hasilnya dari pengalaman ukom beberapa periode, mereka dengan model pembelajaran seperti ini banyak yang mengalami kegagalan. 6. Ketakutan calon peserta ujian lebih terasa. Takut bukan berarti pasrah, tetapi takut itu adalah jalan untuk menuju keberanian. Seorang calon peserta yang selalu update informasi terkait perbandingan kelulusan dan yang tidak lulus akan menjadi penilaian tersendiri buat para calon peserta ukom. Dengan mengetahui informasi persentasi lulus dan tidak lulus dari hasil ujian, maka ketakutan seorang peserta ujian akan lebih terasa. Dimana calon peserta ukom lebih mawas diri dan akan berusaha untuk tidak masuk dalam kriteria tidak lulus. Dan ketakutan ini akan menjadi batu loncatan oleh calon peserta ukom untuk berani melangkah dengan cara memperbanyak jam belajar. 7. Lebih siap bertempur dengan soal ujian kompetensi. Seorang peserta ujian yang mengetahui informasi mengenai model soal ujian, maka mereka akan lebih ekspansif melakukan pendalaman analisa soal-soal kasus keperawatan. Calon peserta lebih banyak menghafal dan mengulang materi yang membingungkan atau tidak dikuasai. 8. Lebih Sigap mempersiapkan kebutuhan ujian kompetensi. Calon peserta ukom yang update informasi lebih mudah mempersiapkan kebutuhan terkait persyaratan ujian kompetensi. Misalnya, kepastian data/NIM calon peserta di PDPT (Pangkalan Data Perguruan Tinggi) DIKTI, surat tentang keputusan hasil yudisium bagi yang belum wisuda atau scan ijazah dalam bentuk zip.rar bagi calon peserta yang telah mendapatkan ijazahnya. Sedangkan calon peserta yang sedikit apatis dengan informasi ukom maka dapat dipastikan akan mengalami kebingung terhadap informasi baru, apalagi jika tiba-tiba namanya tidak terdaftar sebagai peserta ujian kompetensi. Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
5
9. Lebih waspada dengan jurang kegagalan. Informasi yang terupdate tentang prosentasi kelulusan setiap periode ujian memberikan sedikit terapi kecemasan dan disisi lain menambah semangat untuk lebih giat belajar. Hasil Ukom periode September 2015 sebanyak 31.100 peserta ukom yang tidak lulus dari 89.337 peserta ukom (Dikti,2015). Informasi ini membuktikan bahwa calon peserta masih banyak yang belum waspada dan takut dengan jurang kegagalan. Beberapa tujuan update informasi diatas melalui membaca memberikan efek yang sangat istimewadalam rangka kelulusan calon peserta. Calon peserta tidak hanya siap dari segi keilmuwan tetapi dari segi kebutuhan fisik dan administrasi calon peserta juga siap. Dengan demikian, calon peserta yang ingin lulus ujian kompetensi harus rajin membaca informasi yang berhubungan dengan ujian kompetensi keperawatan. C. Siapa Yang Harus Update Informasi Ukom? Ujian adalah bentuk tes kemampuan yang ditujukan kepada seseorang yang ingin mendapatkan pengakuan apakah memiliki kompetensi atau tidak. Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu (Kepmendikbud No 045/U/2003). Jadi, Uji kompetensi merupakan suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar profesi guna memberikan jaminan bahwa mereka mampu melaksanakan peran profesinya secara aman dan efektif di masyarakat. Salah satu profesi pekerjaan yang perlu mendapatkan ukuran pengetahuan dan keterampilan apakah sesuai standar kompetensi atau tidak adalah profesi perawat. Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU RI NO 23 tahun Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
6
1992). Pendidikan keperawatan di Indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan keperawatan adalah proses pendidikan yang diselenggarakan di Perguruan Tinggi untuk menghasilkan berbagai lulusan Ahli Madya Keperawatan, Ners, Magister Keperawatan, Ners Spesialis, dan Doktor Keperawatan. Jenis pendidikan perawat adalah pendidikan akademik, vokasi, dan profesi. Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu sebagai perawat. Pendidikan profesi merupakan pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi keperawatan. Mengacu pada proses pendidikan perawat dan syarat peserta calon peserta ukom maka yang harus update informasi terkait ujian kompetensi adalah mahasiswa Ahli Madya dan Profesi Ners atau secara khusus lebih ditekankan pada lulusan Ahli Madya dan Profesi Ners yang belum mengikuti ujian kompetensi atau sudah mengikuti tetapi belum lulus. D. Informasi Penting Yang Harus Di update Oleh Peserta Ukom Ujian kompetensi adalah bentuk seleksi pemerintah melalui konsil profesi kepada lulusan pendidikan keperawatan melalui tes standar kompetensi. PPNI (2009) mengartikan kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang dapat diobservasi yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas dengan standar kinerja performance yang ditetapkan. Standar kompetensi adalah ukuran kemampuan seseorang melalui identifikasi dan reorganisasi. Adanya ukom maka proses penjaminan Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
7
mutu pendidikan dan manfaat pendidikan dapat dirasakan kepada seluruh masyarakat melalui kemampuan, pengetahuan dan keahliannya. Ujian kompetensi adalah proses akhir dari pendidikan (exit exam) keperawatan. Dengan menuntaskan proses akhir ini maka jalan menuju dunia kerja akan lebih terbuka dan mudah dijalani. Sebagai calon peserta ukom informasi yang berhubungan dengan ujian kompetensi harus diperbaharui. Hal ini sangat penting sebagai bekal dalam mempersiapkan ujian kompetensi keperawatan. Adapun beberapa informasi yang harus diperbaharui oleh calon peserta ukom adalah: 1. Standar kompetensi keperawatan. Informasi ini sangat penting dan paling mendasar untuk diketahui karena seluruh area dalam kompetensi keperawatan akan diujikan. Soal-soal ujian kompetensi tidak akan keluar dari jalur standar kompetensi tersebut. Olehnya itu, seorang calon peserta yang paham dengan standar kompetensi perawat maka peluang kelulusannya lebih terbuka lebar. 2. Blue print ujian kompetensi keperawatan. Blue print ini sama halnya dengan panduan ujian kompetensi keperawatan. Konten dan materi dalam blue print ini sangat fundamental sekali untuk diketahui oleh seorang calon peserta ukom. Beberapa contoh isi dari blue print adalah metode ujian, penetapan standar kelulusan, jumlah dan format soal, presentasi wujud soal, kesetaraan set soal, dan kaidah dalam pembuatan soal. Tidak hanya itu persentasi soal yang akan diujikan melalui standar kompetensi keperawatan juga ada dalam blue print tersebut. 3. Prosentasi kelulusan setiap periode ujian 4. Syarat peserta ujian kompetensi keperawatan. 5. Waktu pelaksanaan dan pengumuman ujian kompetensi keperawatan. Waktu ini erat kaitannya dengan perencenaan peserta ujian kompetensi. Dengan mengetahui jadwal pelaksanaan dan pengumuman ujian kompetensi maka peserta ujian lebih dini respon
Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
8
untuk mempersiapkan bekal yang lebih matang sebelum menempuh ujian kompetensi keperawatan. 6. Aturan dan sanksi ujian kompetensi keperawatan. 7. Prosedur pelaksanaan ukom; sebelum, saat dan setelah ujian. 8. Model soal ujian kompetensi. Model soal jenjang ahli madya dan profesi ners sedikit berbeda. Ahli madya lebih ditekankan pada implementasi keperawatan sedangkan profesi ners yang ditekankan adalah diagnosa dan perencanaan keperawatan. 9. Pasca ujian. Bagi yang dinyatakan lulus maka informasi terkait pengurusan sertifikat kompetensi dan berkas STR adalah hal yang sangat urgen untuk diketahui. Karena jika dibiarkan dan hasil pengumumuan tidak direspon secepatnya pasca kelulusan maka STR akan lambat keluar. Biasanya STR keluar setahun kemudian. Jika tidak diurus berarti akan bertambah panjang waktu keluarnya STR. Jadi, segera diurus dan pastikan dana yang dikeluarkan sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Adapun yang tidak lulustetap menunggu informasi jadwal ujian selanjutnya. E. Sumber Update Informasi Ukom Setelah beberapa kali dilakukan ujian kompentensi sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 ada banyak sumber informasi yang calon peserta ukom bisa dapatkan. Selama ini aturan dari periode ujian ke periode selanjutnya itu sama, kalaupun ada perbedaan aturan atau model ujian maka panitia pelaksana ujian kompetensi mensosialisasikan aturan dan model ujian tersebut. Jadi, jangan khawatir dengan aturan baru karena semuanya akan diinformasikan kepada calon peserta. Sosialisasi dan edukasi aturan atau model ujian baik secara tertulis dan non tertulis selalu disampaikan oleh panitia pelaksana ukom. Cuman calon peserta ukom yang biasanya sedikit bingung mencari dan memperbaharui data dan informasi terkait ujian yang akan dijalaninya. Dan tentunya ini adalah trik yang buruk buat calon peserta ukom karena akan menjadi penghambat kelulusan ujian kompetensi. Jadi, kegagalan Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
9
dalam ujian kompetensi itu pada dasarnya ditentukan oleh peserta ukom, bukan panitia ataupun dosen dan teman. Membaca informasi terkait dengan ujian kompetensi adalah hal paling utama dalam kelulusan ujian. Terbukanya pintu informasi secara lebarlebar yang berhubungan dengan ukom adalah jalan terbaik dan tepat buat calon peserta ukom. Perencanaan lebih matang sehingga motivasi belajar lebih melejit dan materi ujian kompetensi akan lebih mendalam untuk dikuasai. Ada beberapa sumber informasi yang calon peserta bisa dapatkan agar informasi ujian kompetensi dapat terbaharui. Berikut beberapa sumber informasinya. 1. Panitia ujian kompetensi nasional. Calon peserta dapat menanyakan info atau data yang ingin diperbaharui melalui panitia. Silahkan calon peserta langsung bertanya ke panitia pusat melalui laman http://tanya.dikti.go.id pada jam kerja pkl 09.00-15.00 WIB. 2. Calon peserta bisa mentaktisi pembaharuan informasi ini melaui keikutsertaan calon peserta pada seminar atau workshop yang bertajuk ujian kompetensi. Calon peserta bisa secara langsung interaktif kepada panitia penyelenggara ukom. Calon peserta juga akan mendapatkan informasi yang sangat berharga seluruh yang berhubungan dengan ujian kompetensi. Seperti seminar dan workshop pada gambar ini.
Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
10
Sumber : Google.co.id
3. Panitia pembantu/lokal, misalnya: pengawas ujian. Pengawas ujian ini biasanya berasal dari kampus seperti dosen atau staf jurusan keperawatan. Dosen atau staf yang pernah terlibat dalam pengawas ujian adalah sumber informasi yang bisa calon peserta tanyakan yang berhubungan dengan ujian kompetensi. Model soal beserta cara penilaian hasil jawaban dan bahkan seluruh item yang berhubungan dengan ujian kompetensi bisa ditanyakan pada dosen atau staf. 4. Lulusan atau senior yang sudah ikut dan lulus ukom. Sebaiknya tanyakan pada senior yang telah lulus ukom. Informasi yang telah dikumpulkan dan telah dialami oleh lulusan akanmenambah referensi informasi ukom sekaligus mendapat dorongan motivasi untuk lebih giat lagi belajar. 5. Buku yang berhubungan dengan ujian kompetensi. Buku juga termasuk sumber informasi yang cukup praktis buat calon peserta ukom. Buku dapat memberikan gambaran tentang ujian kompetensi mulai sejak sebelum ujian, saat ujian hingga setelah menyelesaikan ujian kompetensi. Tidak hanya itu saja, buku juga menyediakan beberapa gambaran contoh soal ujian kompetensi yang bisa calon peserta jadikan bahan pembelajaran persiapan ukomnya. Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
11
6. Try out atau latihan menjawab soal. Hampir setiap kampus memberikan try out kepada calon peserta ukom. Ada yang hanya try out tanpa pembahasan dan ada juga try out dengan pembahasan soal. Selain kampus, Lembaga/organisasi perawat juga memberikan try out pada calon peserta ukom. Kelebihan dari tryo ut yang dilaksanakan oleh lembaga/organisasi keperawatan ini karena memberikan gambaran real aturan pelaksanaan ujian. Mulai dari pendaftaran, proses karantina, proses ujian dengan menggunakan aplikasi CBT dan pengumuman kelulusan. Semua model dan konsep ukom dapat diperbaharui pada saat mengikuti try out pada lembaga/organisasi tersebut. 7. Laman/Situs/website resmi penyelenggara ujian kompetensi nasional. Calon peserta bisa langsung mengecek informasi yang berhubungan dengan ujian kompetensi. Dalam situs resmi ini calon peserta akan lebih banyak mengetahui informasi tentang ukom. Seperti; syarat, prosedur, pengumuman dan jadwal ujian kompetensi. Peserta juga bisa mendapatkan informasi yang berhubungan dengan presentasi hasil ujian kompetensi. Silahkan anda kunjungi laman resminya disini http://ukperawat.dikti.go.id/, http://ukners.dikti.go.id/ dan http://dikti.go.id/. Anda bisa lihat contoh dibawah ini:
Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
12
Sumber: http://ukperawat.dikti.go.id/ (laman resmi ukom untuk D3 keperawatan)
Sumber: http://ukners.dikti.go.id/ (Laman resmi ukom untuk profesi Ners ) Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
13
Sumber: http://dikti.kemdikbud.go.id/ atau http://dikti.go.id/ (Laman resmi RISTEDIKTI sebagai penyelenggara pusat UKOM Nasional) saat ini laman dikti berubah menjadi http://www.ristek.go.id/ . Beberapa sumber informasi diatas sangat membantu menemukan titik terang dan kejelasan terkait perlaksanaan ukom yang calon peserta bingungkan. Tentunya fokus mencari tahu info tentang ujian yang merupakan bagian dari langkah persiapan ukom adalah jalan terbaik untuk meraih skor kelulusan.
TUTORIAL KEDUA RUANG LINGKUP UJIAN KOMPETENSI Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
14
A. Succes Story Ukom Ujian kompetensi nasional dilaksanakan oleh Panitia Penyelenggara yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Panitia Penyelenggara terdiri atas unsur Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan, Perwakilan Perguruan Tinggi, Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS), Perwakilan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Perwakilan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Perwakilan Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Indonesia (AIPKIND), Perwakilan Asosiasi Institusi Pendidikan Diploma III Keperawatan Indonesia (AIPDIKI), dan Perwakilan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) dan himpunan Perguruan Tinggi Swasta Kesehatan (HPTSK). Sejak terbitnya peraturan pemerintah melalui Menteri Kesehatan Nomor 1796 tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan sebagai lisensi untuk mendapatkan hak melaksanakan tindakan keperawatan, telah dilaksanakan 5 kali Ujian kompetensi Nasional yang telah dimulai dari tahun 2013 hingga 2015. Dalam pelaksanaan ukom ini terdapat hasil yang cukup bervariasi. Dimana masing-masing level pendidikan memiliki prosentasi kelulusan yang beragam. Dan secara tertulis masih perlu dilakukan evaluasi secara merata baik pada pemerintah, institusi pendidikan, panitia pelaksana dan peserta ukom. Berikut hasil prosentasi kelulusan ukomnas dari tahun 2013 hingga 2015.
Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
15
Sumber: RISTEKDIKTI, 2015 Melihat hasil diatas, Sebagai peserta calon ujian kompetensi nasional sedianya mempersiapkan diri dari sekarang karena kelulusan dalam ujian kompetensi sangat sulit untuk dicapai. Hal ini disebabkan karena rata-rata kelulusan menurut data diatas hanya mencapai seperdua dari jumlah peserta ujian. Tentunya ini menjadi perhatian yang besar, terutama buat profesi perawat karena dominasi ketidak lulusan perawat lebih banyak dibanding tenaga kesehatan lainnya seperti bidan. Diperlukan strategi tersendiri bagi masing-masing calon peserta ujian kompetensi untuk menghadapi ujian kompetensi tersebut. Tidak hanya itu, tekad yang kuat dan dibarengi usaha yang konsisten dapat merubah sikap pesimis calon peserta menjadi optimis. Olehnya itu, salah satu peran yang perlu calon peserta pertimbangkan dalam proses pembelajaran menghadapi ujian kompetensinya adalah belajar secara tepat dan konsisten. Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
16
Belajar dari beberapa pengalaman para peserta ukom terkait usahanya dalam persiapan ukom itu sangat berbeda-beda dan tujuannya hanya satu yaitu dapat lulus ujian kompetensi dan mendapatkan sertikat STR. Masing-masing individu memiliki pengalaman yang berbeda namun dari pengalaman tersebut bahwa yang dapat meraih kelulusan adalah mereka calon peserta yang bersungguh-sungguh mempersiapkannya sejak dini. Pengalaman dari masing-masing peserta ujian ini perlu diaplikasikan dan dicontohi juga oleh para calon peserta. Hal ini sangat berguna karena masing-masing individu memiliki siasat dan tekhnik tersendiri dalam proses pembelajaran. Dan sebagai calon peserta ujian bisa mengikuti cara belajar mereka sesuai dengan karakter dan irama belajar yang dimiliki calon peserta. B. Dasar Hukum Pelaksanaan Ukom Amanah undang-undang terkait pelaksanaan ujian kompetensi bagi lulusan profesi perawat ada banyak pedomannya. Institusi yang terlibat pengelolaan pendidikan profesi keperawatan wajib mengindahkan aturan tersebut. Mulai dari pusat hingga ke cabang wajib ikut dengan aturan ini dimana semua elemen harus memiliki persepsi yang sama terhadap tujuan pelaksanaan undang-undang ini. Berikut dasar hukum pelaksanaan ujian kompetensi. a. Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 dan saat ini menjadi Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2014. b. Kepmenkes Nomor 1239 tahun 2001 dan kemudian menelurkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor161/MENKES/PER/I/2010 dan kemudian direvisi kembali menjadi Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. c. Undang Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang keperawatan. Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
17
Secara umum konteks dari aturan diatas mewajibkan seorang lulusan baik dari vokasi (ahli madya) dan profesi untuk mengikuti ujian kompetensi. Dijelaskan bahwa seorang lulusan perawat tidak boleh melakukant tindakan keperawatan jika tidak memiliki lisensi berupa STR dimana lisensi didapatkan setelah mengikuti ujian kompetensi dan dinyatakan lulus. Jika tidak lulus maka seorang lulusan perawat tidak memiliki hak untuk melakukan tindakan keperawatan. Diterbitkannya aturan ini demi melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Perawat. C. Tujuan Dilaksanakannya Ujian Kompetensi Uji kompetensi merupakan suatu proses penapisan untuk menjamin perawat yang teregister memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Adapun tujuan dilakukannya uji kompetensi terhadap lulusan baru secara nasional (entry level national examination) adalah: a. Menegakkan akuntabilitas professional perawat dalam menjalankan peran profesinya. b. Menegakkan standar dan etik prosesi dalam praktek. c. Cross check terhadap kompetensi lulusan suatu institusi pendidikan. d. Melindungi kepercayaan masyarakat terhadap profesi perawat. D. Ruang Lingkup Ujian Kompetensi Dalam mengimplementasikan ujian kompetensi pada lulusan perawat maka seorang perawat harus memahami dasar dilakukannya ujian kompetensi. Isi undang-undang keperawatan No.38 Tahun 2014 dalam Bab III Pasa 16 ayat 3 dijelaskan bahwa dasar dilakukannya ujian kompetensi yaitu untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang memenuhi standar kompetensi kerja. Tentunya dasar kompetensi ini adalah nilai ukur dan rujukan seorang perawat bekerja ditatanan pelayanan kesehatan. Tidak asal bekerja saja tetapi memiliki patron dan kejelasan pekerjaan. Seorang vokasi harus bekerja sebagai apa dan begitupun sebagai profesi harus berbuat seperti apa. Masing-masing lulusan memiliki deskripsi pekerjaan yang jelas dan menentu. Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
18
Bagian ini akan menjelaskan gambaran ruang lingkup kompetensi. Penjelasan ini sangat penting karena seorang calon peserta ujian kompetensi bisa memikirkan strategi atau taktik dalam mempersiapkan ujian kompetensinya. Dengan memahami ruang lingkup kompetensi mulai dari pengertian kompetensi dan ujian kompetensi, asumsi kompetensi, kerangka kompetensi dan tinjauan kompetensi maka hasil yang diharapkan dari ujian kompetensi dapat dicapai. Berikut penjelasan ruang lingkup kompetensi kerja perawat yang diharapkan oleh undang-undang agar lulusan pendidikan vokasi dan profesi dapat mengikuti standar kompetensi keperawatan. Standar kompetensi ini dikutip dari blue print ujian kompetensi dan buku panduan latihan uji kompetensi perawat. a. Pengertian Kompetensi dan Uji Kompetensi Secara umum kompetensi merupakan pernyataan komprehensif tentang kemampuan teruji yang akan diukur. Adapun yang dikutip dari beberapa referensi yaitu: Kompetensi adalah seseorang yang dapat diobservasi yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas dengan standar kinerja performance yang ditetapkan. Kompetensi juga mempersyaratkan kemampuan pengambilan keputusan dan penampilan perawat dalam melakukan praktik keperawatan secara aman dan etis (PPNI, 2009). Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugastugas dibidang pekerjaan tertentu (Kepmendikbud No 045/U/2003). Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
19
yang menyelenggarakan program studi keperawatan (UU Keperawatan No.38, 2014). Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang kesehatan (UU Kesehatan No.36, 2014). Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap tenaga kesehatan sesuai standar profesi (Permenkes No.1796, 2011). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah standar pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik profesi keperawatan untuk bekerja ditatanan layanan kesehatan, sedangkan uji kompetensi adalah alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi standar peserta didik apakah layak bekerja atau tidak ditatanan layanan kesehatan. Standar kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik inilah yang akan diujikan. Jika masuk dalam kriteria standar maka peserta didik akan lulus dan jika tidak maka peserta didik akan diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian kembali sampai lulus. Peserta didik yang dimaksud adalah lulusan ahli madya dan profesi ners yang akan masuk bekerja ditatanan layanan kesehatan. b. Asumsi Kompetensi Penyusunan kompetensi oleh pemerintah dan institusi dari keperawatan didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut: 1) Kompetensi menunjukkan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, perilaku, sikap, kemampuan berfikir kritis dan pengambilan keputusan klinik keperawatan yang harus dimiliki oleh lulusan pendidikan keperawatan di Indonesia.
Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
20
2) Dasar praktik keperawatan ditentukan oleh peraturan perundangan, lingkup praktik, standar praktik, kode etik, dan kompetensi lulusan baru Diploma III Keperawatan dan Ners. 3) Perawat praktisi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas keputusan dan tindakannya. 4) Perawat praktisi memberikan, memfasilitasi dan meningkatkan keamanan berdasarkan pada kompetensi dan standar etik dalam asuhan keperawatan. 5) Perawat menunjukan sikap kepemimpinan selama memberikan asuhan keperawatan. 6) Perawat harus memperhatikan dan menghargai keberagaman klien. 7) Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada klien sepanjang rentang kehidupan. 8) Perawat harus menggunakan pendekatan yang logik dan sistematis dalam menerapkan proses keperawatan. 9) Program pendidikan mempersiapkan lulusan untuk bekerja di tatanan pelayanan yang luas (general). 10) Perawat melaksanakan praktik dengan cara berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, dan menghargai keunikan kompetensi masing-masing anggota tim kesehatan. 11) Perawat membela dan memfasilitasi perubahan yang menggambarkan praktik yang berbasis informasi. 12) Perawat harus mengetahui trend dan isu yang mempengaruhi klien dan tim Kesehatan. 13) Perawat harus aktif berpartisipasi dalam upaya promosi, prevensi, dan melaksanakan manajemen risiko. 14) Perawat harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalui pendidikan berkelanjutan. c. Kerangka Kompetensi Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
21
Kerangka kompetensi disusun untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi kompetensi yang akan di ukur atau diujikan pada peserta didik. Kerangka Kompetensi Perawat Indonesia mengacu pada Standar Kompetensi Perawat Indonesia (PPNI, 2009) sebagai berikut: 1) Praktik professional, etis, legal dan peka budaya. Perawat melaksanakan praktik secara aman, kompeten, etis dan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Kode etik keperawatan dijadikan sebagai pedoman dalam praktik. Perawat mempertahankan otonomi dan secara legal Perawat mempertahankan otonomi dan secara legal bertanggung jawab terhadap klien dan profesi. 2) Pemberian asuhan dan manajemen asuhan keperawatan. Sebagai angggota tim tenaga kesehatan, perawat harus memiliki kemampuan melaksanakan pengkajian, perencanaa, implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan. Perawat harus memiliki keterampilan dalam melaksanakan tindakan keperawatan secara aman, efektif dan etis. Perawat harus mendukung dan menjadi advocate pasien untuk menentukan secara mandiri tindakan untuk meningkatkan kesehatannya. Perawat harus memilki kemampuan komunikasi terapeutik yang memadai dan mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Perawat menerapkan kemampuan berfikir kritis untuk mengatasi masalah klinik. 3) Pengembangan professional. Perawat secara terus menerus meningkatkan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan, baik secara formal maupun non formal. Perawat meningkatkan pengetahuannya melalui seminar, pelatihan, membaca dan memanfaatkan journal, pendidikan lanjut. d. Tinjauan Kompetensi Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
22
1)
a.
b.
c.
Tinjauan yang dikembangkan dalam Blue Print terdiri dari tujuh tinjauan meliputi: kompetensi, domain, bidang keilmuan, proses keperawatan, upaya kesehatan, kebutuhan dasar, dan sistem tubuh. Tujuh tinjauan kompetensi inilah yang menjadi acuan pembuatan soal ujian kompetensi. Sebagai calon peserta ukom, tujuh tinjauan ini dapat dijadikan sebagai strategi dan taktik dalam mempersiapkan ujian kompetensi. Berikut tujuh tinjauan kompetensi tersebut: Kompetensi Kompetensi perawat dikelompokkan menjadi 3 sub tinjauan kompetensi yaitu: Praktik Professional, etis, legal dan peka budaya Pada sub kompetensi ini meliputi; bertanggung gugat terhadap praktik professional, melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik, dan melaksanakan praktik secara legal. Pemberian asuhan dan manajemen asuhan keperawatan. Pada sub tinjauan ini meliputi: menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen asuhan keperawatan, melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan, melakukan pengkajian keperawatan, menetapkan diagnosa/masalah keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana, mengevaluasi asuhan tindakan keperawatan, menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam pemberian pelayanan, menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman, menggunakan hubungan interprofesional dalam pelayanan keperawatan/pelayanan kesehatan, dan menggunakan delegasi dan supervisi dalam pelayanan asuhan keperawatan. Pengembangan Professional Pada sub tinjauan ini meliputi: melaksanakan peningkatan professional dalam praktik keperawatan, melaksanakan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan, dan
Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
23
mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab profesi. Tabel 1. Prosentasi Kompetensi Kompetensi Praktik professional, etis, legal dan peka budaya Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan Pengembangan professional
Persentasi 15-25% 65-75% 5-15%
2) Domain/Aspek Penilaian Merupakan ranah yang mengukur tingkat pengetahuan peserta dari aspek cognitive (knowledge), skill (psychomotor) dan affective (attitude. Sub Tinjauan: a. Cognitive (knowledge) meliputi pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual. Dalam uji kompetensi ini akan diujikan tingkat kognitif yang bervariasi dari pemahaman, aplikasi dan berfikir kritis. b. Pengetahuan afektif (konatif) menggambarkan bagaimana cara seseorang bersikap yang melibatkan emosi dan kemampuan empati untuk mengapilkasikan nilai-nilai profesional dalam praktik keperawatan. c. Pengetahuan Prosedur (procedural knowledge) menggambarkan kemampuan dalam melakukan tindakan keperawatan.
Tabel 2. Prosentasi domain Domain/Aspek Ners (%) D3 (%) Penilaian Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
24
Kognitif Prosedural Knowledge Afektif knowledge
65-75% 20 – 25% 5-10%
40-50% 45-55% 5-10%
3) Keilmuan Merupakan bidang kajian dalam keperawatan mulai dari tingkat individu sampai pada tingkat masyarakat dalam seluruh siklus kehidupan, yang mencerminkan pemenuhan kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ fungsional yang terdiri atas keperawatan medikal bedah, anak, maternitas, jiwa, komunitas, keluarga, gerontik, gawat darurat dan manajemen. Sub Tinjauan: a. Keperawatan Medikal Bedah adalah asuhan keperawatan pada klien dewasa yang sedang atau cenderung mengalami perubahan fisiologis atau struktur baik aktual atau risiko pada tatanan pelayanan kesehatan. b. Keperawatan Anak adalah asuhan keperawatan pada klien anak usia 28 hari sampai dengan 18 tahun yang sedang atau cenderung mengalami perubahan fisiologis atau struktur baik aktual atau risiko terutama kasus kongenital, tumbuh kembang, imunisasi, masalah gizi dan masalah MDGs 4 (upaya menurunkan angka kematian anak) pada tatanan pelayanan kesehatan. c. Keperawatan Maternitas adalah asuhan keperawatan pada ibu atau wanita pada masa reproduktif (wanita usia subur, pasangan usia subur, wanita pada masa kehamilan, persalinan, nifas, keluarganya dan bayinya sampai 28 hari) pada tatanan pelayanan kesehatan. d. Keperawatan Jiwa adalah asuhan keperawatan pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial baik pada tatanan pelayanan kesehatan atau masyarakat.
Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
25
e. Keperawatan Komunitas adalah asuhan keperawatan yang ditujukan untuk individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam konteks komunitas. f. Keperawatan Keluarga adalah asuhan keperawatan yang merupakan gabungan keterampilan dari berbagai area keperawatan yang diberikan pada individu pada rentang sehat sakit dalam konteks keluarga. g. Keperawatan Gerontik adalah asuhan keperawatan individu pada klien lanjut usia 63 tahun ke atas pada kondisi sehat atau sakit yang difokuskan pada upaya-upaya mengatasi masalah akibat proses penuaan. h. Manajemen Keperawatan adalah pengelolaan pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan yang menerapkan pendekatan fungsi-fungsi manajemen. i. Keperawatan Gawat Darurat adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada individu yang mengancam kehidupan, terjadi secara mendadak dan pada kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan (bencana). Table 3. Prosentasi Keilmuan Persentas Keilmuan e KMB 25-37% Maternitas 8-14% Anak 8-14% Jiwa 8-14% Keluarga 8-14% Gerontik 3-9% Manajemen 3-9% Gadar 3-9% Komunitas 3-9% 4) Proses Keperawatan Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
26
a.
b. c.
d.
e.
Proses Keperawatan adalah metode ilmiah keperawatan yang sistematis dan terorganisir untuk menyelesaikan masalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Proses keperawatan meliputi pengkajian, perumusan masalah atau diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi. Sub Tinjauan : Pengkajian Keperawatan. Aktifitas pengumpulan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Diagnosis Keperawatan. Aktifitas menganalisis data pengkajian untuk merumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Perencanaan Keperawatan. Aktifitas menentukan tujuan dan rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien. Karakteristik rencana tindakan berfokus pada apa tindakan yang akan dilakukan. Pelaksanaan Tindakan (implementasi). Aktifitas mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Karakteristik implementasi berfokus pada bagaimana suatu tindakan dilakukan. Evaluasi Keperawatan. Aktifitas mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan, sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Table 4. Prosentasi Keperawatan Proses keperawatan Ners (%) D3 (%) Pengkajian 20-30% 10-20% Penentuan diagnosa 20-30% 5-10% Perencanaan 15-25% 15-25% Implementasi 15-25% 45-55% Evaluasi 5-15% 5-15%
5) Upaya Kesehatan Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
27
a.
b.
c. d.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan klien dalam bentuk peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan klien (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Sub Tinjauan. Promotif adalah upaya untuk meningkatkan status kesehatan klien yang dapat berupa kegiatan pemberian informasi, mengidentifikasi faktor resiko dan mengkaji status kesehatan, perubahan gaya hidup dan perilaku dan program pengendalian lingkungan. Atau upaya yang berorientasi pada klien yang belum berisiko secara spesifik. Preventif adalah suatu kegiatan atau tindakan yang hasil akhirnya berorientasi pada pencegahan timbulnya masalah kesehatan dan atau keperawatan. Misalnya: imunisasi, deteksi dini, penyuluhan terhadap risiko penyakit tertentu. Kuratif adalah suatu kegiatan untuk mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan klien melalui tindakan mandiri dan kolaborasi. Rehabilitatif adalah suatu kegiatan untuk mengembalikan fungsi fisiologis dan psikososial agar dapat berfungsi secara optimal baik dalam menjalankan peran individu, keluarga dan masyarakat.
e. Tabel 5. Prosentasi Upaya Kesehatan Upaya kesehatan Persentase Promotif 15-25% Preventif 15-25% Kuratif 35-45% Rehabilitatif 15-25% 6) Kebutuhan Dasar Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
28
a.
b.
c. d.
e. f.
g.
Tinjauan kebutuhan adalah kebutuhan dasar manusia yang meliputi oksigenasi, nutrisi, cairan elektrolit, aman dan nyaman, eliminasi, aktivitas dan istirahat, psikososial, komunikasi, belajar, seksualitas, nilai dan keyakinan. Tinjauan ini merupakan modifikasi kebutuhan dasar berdasarkan teori Henderson. Berdasarkan modifikasi tersebut maka tinjauan kebutuhan meliputi 11 bentuk kebutuhan. Hal ini didasari pada bidang garap perawat yang melihat kebutuhan berdasarkan respon klien terhadap masalah kesehatan. Pemenuhan kebutuhan klien menggunakan pendekatan proses keperawatan. Sub Tinjauan: Oksigenasi. Lingkup oksigenasi meliputi pemenuhan kebutuhan oksigenasi untuk membantu klien yang mengalami gangguan pemenuhan oksigen akibat gangguan ventilasi, difusi, perfusi dan transportasi. Cairan dan elektrolit. Lingkup cairan dan elektrolit meliputi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit untuk membantu klien yang mengalami gangguan pengaturan dan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa. Nutrisi. Lingkup nutrisi meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi mulai dari asupan makanan, pencernaan, penyerapan dan metabolisme. Aman dan nyaman. Lingkup gangguan aman dan nyaman meliputi infeksi, cedera fisik, perilaku kekerasan, ketidakamanan lingkungan, proses pertahanan tubuh (alergi), dan termoregulasi, nyeri, polusi, dan isolasi sosial. Eliminasi. Lingkup eliminasi (urin dan fekal) meliputi proses sekresi dan ekskresi sisa metabolisme tubuh. Aktivitas dan istirahat. Lingkup aktifitas dan istirahat meliputi gangguan mobilisasi fisik, keterbatasan energi, tidur, istirahat dan relaksasi. Psikososial. Lingkup gangguan psikososial meliputi gangguan perilaku, koping, emosional, peran dan hubungan, serta persepsi diri.
Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
29
h. Komunikasi. Lingkup komunikasi meliputi penerapan teknik komunikasi dan gangguan penerimaan, interpretasi, serta ekspresi. i. Belajar. Lingkup belajar meliputi pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan, mempertahankan serta memulihkan status kesehatan. j. Seksualitas. Lingkup seksualitas meliputi identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi. k. Nilai dan keyakinan. Lingkup nilai dan keyakinan meliputi spiritual, nilai, keyakinan, pola aktivitas ritual dan latar belakang budaya yang mempengaruhi kesehatan. Tabel 6. Prosentasi Kebutuhan Dasar Kebutuhan Dasar Prosentase Oksigenasi 10-14% Cairan dan elektrolit 10-14% Nutrisi 10-14% Aman dan nyaman 10-14% Eliminasi 7-11% Aktivitas dan istirahat 7-11% Psikososial 7-11% Komunikasi 7-11% Belajar 3-7% Seksual 3-7% Nilai dan keyakinan 3-7% 7) Sistem Tubuh Tinjauan sistem tubuh merupakan kajian terhadap sistem tubuh yang berperan dalam pengaturan kesehatan dan kebugaran tubuh. Sistem tubuh meliputi sistem: pernafasan, jantung pembuluh darah dan sistem limpatik, pencernaan hepatobilier, saraf dan perilaku, ginjal dan saluran kemih, endokrin dan metabolisme, persepsi dan sensori, reproduksi, darah dan system kekebalan tubuh, muskuloskeletal dan integument. Sub Tinjauan : Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
30
a. Sistem Pernafasan. Lingkup sistem pernafasan meliputi organ–organ sistem pernafasan. b. Sistem Kardiovaskuler dan Limfatik. Sistem ini meliputi organ jantung, pembuluh darah dan limfatik. c. Sistem Pencernaan dan Hepatobilier. Sistem ini meliputi organ saluran pencernaan, hati, pankreas dan empedu. d. Sistem Saraf dan Perilaku. Sistem saraf meliputi susunan saraf pusat, susunan saraf tepi dan sistem saraf otonom yang berfungsi untuk koordinasi sistem tubuh, baik aktivitas fisik dan perilaku. Gangguan perilaku dapat disebabkan oleh gangguan organik dan nonorganik. e. Sistem Perkemihan. Sistem ini meliputi organ ginjal dan saluran kemih. f. Sistem Endokrin. Sistem organ yang meliputi hipofisis, thyroid, parathyroid, pancreas, kelenjar adrenal. g. Reproduksi. Sistem organ yang meliputi genetalia eksterna dan interna (wanita dan pria). h. Penginderaan. Sistem organ yang meliputi mata, lidah, telinga, hidung, dsb. i. Darah dan sistem kekebalan tubuh. j. Sistem yang meliputi komponen darah dan organ-organ yang menghasilkan zat kekebalan tubuh. k. Muskuloskeletal. Sistem organ yang meliputi otot, tulang dan sendi. l. Integument. Sistem organ yang terdiri dari kulit, kelenjar kulit. m. Lain-lain: Hal-hal/kajian yang tidak termasuk dalam sistem tubuh seperti, manejemen, pelayanan kesehatan, dan tumbuh kembang. Tabel 7. Prosentasi Sistem Tubuh Sistem tubuh Persentasi Pernafasan 8-12% Jantung pembuluh darah dan sistem limfatik 8-12% Pencernaan dan hepatobilier 8-12% Saraf dan perilaku 12-16% Endokrin dan metabolisme 6-10% Muskulo skleletal 6-10% Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
31
Reproduksi Integumen Darah dan sistem kekebalan imun Penginderaan lain-lain
8-12% 3-7% 3-7 % 2-4 % 6-10%
E. Ketentuan Ukom Dalam Blue Print Panitia penyelenggara ukom dan para dewan juri memiliki standar yang baku dan jelas terkait proses penilaian hasil ujian kompetensi. Melalui pembahasan ini calon peserta ujian kompetensi akan diberikan gambaran bagaimana penyelenggara ujian kompetensi memberikan hasil penilaian dari ujian yang telah dijawab oleh calon peserta ujian kompetensi. Tentunya ini adalah prediksi dan asumsi awal untuk calon peserta ujian kompetensi yang sedianya menjadikan pegangan dasar dalam mentaktisi ujian kompetensi yang dilaksanakan nantinya. Calon peserta ujian mampu menerka-nerka sejak awal berapa yang harus dijawab dengan benar. Setidaknya jika peserta ujian menemukan soal yang dianggap susah, peserta ujian dapat melewatinya atau menandai pilihan jawaban ragu-ragu tersebut dan kemudian lanjut menjawab soal yang lebih mudah. Dengan demikian, analisa dan pertimbangan jumlah soal yang dijawab betul-betul dapat diperhitungkan, berapa yang pasti dijawab dengan benar dan berapa yang ragu-ragu dijawab salah atau benar. Ingat: ujian kompetensi keperawatan tidak melihat apakah nilai peserta ujian tinggi atau tidak,yang dinilai adalah apakah nilai peserta ujian sudah masuk standar lulus atau belum. Secara umum perlu calon peserta ketahui bahwa walaupun nilai yang didapatkan sedikit rendah jika dibandingkan dengan nilai yang diharapkan oleh panitai namun hasil ujian peserta ukom nilainya masuk dalam kriteria kelulusan berarti peserta ukom telah dianggap Lulus. Jadi, sebaiknya calon peserta ujian fokus menargetkan hasil ukom Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
32
diatas standar. Karena dengan mindset seperti ini calon peserta ukom akan berusaha maksimal mempersiapkan ujian yang akan ditempuh. Agar fokus peserta ukom tepat sasaran maka sebaiknya aturan umum terkait penilaian ukom dewan juri perlu dikenali. Untuk lebih jelasnya berikut penjelasan singkat aturan umum tersebut yang dikutip dari Blue Print ujian kompetensi nasional. a. Asumsi Score Secara umum model soal yang dibuat oleh penitia penyelenggara ujian kompetensi adalah pilihan ganda atau Multiple Choise Question (MCQ). Untuk level ahli madya (DIII) soal yang diberikan masih dalam bentuk paper best test (PBT) atau biasa disebut dengan test tulis dengan menggunakan kertas dan untuk profesi ners soal yang diberikan dalam bentuk Computer Best Test (CBT) atau biasa disebut dengan tes tulis komputer. Aturan yang diberikan pada PBT secara umum seperti pada ujian semester yang dilakukan oleh masing-masing kampus dan dosen, yang beda hanya pada proses pendaftaran, karena harus melalui online atau website panita pelaksana ujian dan dilakukan secara kolektif oleh masing-masing kampus. Adapun aturan yang diberikan pada CBT ini cukup berbeda dengan ujian test tulis. Soal dijawab dalam komputer, masing-masing peserta ujian mendapatkan satu komputer dan satu set soal. Dan Peserta akan dihubungkan dengan satu server komputer. Server ini yang akan menjadi pusat data dari semua set soal yang ada bagi peserta ujian. Adapun Jumlah soal DIII dan profesi ners sama yaitu sebanyak 180 butir. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk menjawab soal yaitu 180 menit. Estimasi dari satu soal yaitu 1 menit. Dan tidak ada penambahan waktu pengerjaan soal. Jumlah dan prosentasi derajat tingkat kesulitan soal ditentukan oleh blue print (cetak biru) soal melalui aplikasi Setter Sipena Penilaian yang digunakan adalah system satu jawaban benar sama dengan satu poin nilai. Dalam ujian ini tidak mengenal poin nilai Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
33
negatif atau nilai hukuman. Total nilai ditentukan berdasarkan total jawaban benar. Dan penilaiannya secara penuh diambil oleh masingmasing tim dewan ahli. Penegakan penilaian ini agak susah untuk diprediksikan karena belum ada standar yang familiar oleh para peserta ujian terkait dengan cara penilaian panitia dan dewan juri dari hasil jawaban. Walaupun itu sudah ada dalam blue print namun konteksnya belum terlalu jelas. Peserta ujian hanya percaya 100% pengumuman akhirnya saja tanpa memikirkan trik asumsi kelulusan dari hasil jawaban. Olehnya itu, cara yang cukup ampuh menangkal ketidakpastian tersebut dengan cara membuat asumsi score. Asumsi score adalah pernyataan dan penilaian dini oleh seorang peserta ujian apakah nilai yang didapatkan masuk dalam kriteria lulus atau tidak. Asumsi score ini cukup membantu calon peserta ujian karena dapat menerka-nerka jumlah soal yang akan dijawab. Asumsi score ini dibuat berdasarkan jumlah soal yang akan diujikan. Dengan estimasi presentasi diatas 100 jawaban benar maka peserta ujian sudah bisa dikatakan lulus. Berikut gambarannya yang ditampilkan dalam score tabel. Tabel . Asumsi Score Jumlah Jawaban Benar 180 175 165 160 155 150 145 140 135 130
Kemungkinan Nilai* 100 97 92 89 86 83 81 78 75 72
Keterangan Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus
Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
34
125 69 Lulus 120 67 Lulus 115 64 Lulus 110 61 Lulus 95 53 Tidak Lulus Catatan : * hanya asumsi penulis, kenyataan bisa berbeda Secara umum, tabel asumsi score ini dibuat untuk taktik atau strategi peserta menghadapi ujian. Taktik ini sebagai gambaran awal score yang akan didapatkan oleh peserta ujian. Sehingga dalam ujian bisa menerka sejak awal berapa score yang akan didapat. Berikut taktik yang peserta harus lakukan; Jika jumlah soal yang peserta akan hadapi sebanyak 180 soal maka peserta harus menjawab dengan benar minimal sebanyak 110 soal. Artinya jawaban yang dianggap ragu-ragu hanya berkisar 70 soal. Dan pastikan dari 70 soal tersebut peserta bisa prediksikan 50% jawabannya benar. Jika jawaban yang peserta sudah pastikan benar dan ternyata meleset 10% atau sekitar 10 nomor maka jawaban yang meleset tersebut dapat digantikan oleh jawaban ragu-ragu tersebut. Dengan demikian, peserta tetap berada dalam kriteria standar kelulusan. Asumsi score ini cukup mendongkrak rasa percaya diri peserta ujian. Peserta ujian sedikit mengurangi kesalahannya dalam melangkah pada saat mengerjakan soal ukom. Peserta memiliki target dan taktik sendiri dimana limit waktu yang tersedia dan cukup terbatas dapat dimanajemen secara baik. Dengan demikian harapan kelulusan sangat berpeluang untuk didapatkan. Ingat: Jawablah soal yang anda anggap mudah. Jika telah melewati standar dari jawaban yang anda telah jawab dan anda anggap benar. Maka selebihnya jawablah dengan tenang dan jangan khawatir salah, karena soal ujian kompetensi tidak memberikan nilai hukuman atau minus. b. Nilai Batas Lulus Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
35
Nilai batas lulus (NBl) ditentukan sebagai cara untuk menjamin bahwa seseorang lulus uji kompetensi memiliki kecakapan yang memadai untuk bisa menjalankan perannya sebagai perawat secara aman dan efektif. NBL ditentukan melalui perhitungan indeks tingkat kesulitan soal oleh panel juri para ahli keperawatan diri berbagai kalangan yang bisa mewakili berbagai kondisi nyata di Indonesia. Dengan cara ini, keadilan NBL dapat dirasakan oleh peserta ujian dari berbagai kalangan, namun tetap memenuhi kaidah professional, sehingga masyarakat penerima layanan dapat diberikan jaminan keamanan dan keefektifan oleh perawat yang telah lulus uji kompetensi. Keputusan kelulusan dilakukan berdasarkan nilai yang didapat oleh peserta ujian. Kunci jawaban diprogram dalam system komputer. Jika total nilai peserta sama dengan atau lebih dari NBL, secara otomatis peserta lulus. Namun jika nilai total kurang dari NBL, maka peserta dinyatakan tidak lulus.
Suksesukom.Com | Tutorial Lengkap Sukses Ukom Keperawatan For DIII dan Ners
36
Tujuh tinjauan kompetensi diatas ini sangat direkomendasikan untuk dijadikan panduan dalam proses belajar mempersiapkan ujian kompetensi. Penulis berasumsi bahwa trik ini cukup optimal untuk mencuri skor nilai ujian kompetensi. Cukup calon peserta kuasai salah satu dari tujuh tinjauan diatas kemudian ambil beberapa bagian yang persentasinya berjumlah diatas 60%. Pelajari dan dalami materi yang menjadi pilihan calon peserta, dan yang paling menunjang adalah berlatih lebih banyak menjawab contoh soal-soal ukom yang menjadi pilihan calon peserta ukom.
TUTORIAL KETIGA SYARAT DAN KETENTUAN UJIAN KOMPETENSI A. Syarat Kepesertaan Ukom Ujian kompetensi adalah proses penapisan seorang lulusan pendidikan keperawatan menjadi perawat profesional. Dimana dalam prosesnya harus memiliki beberapa kriteria dan standar untuk mendapatkan pengakuan sebagai perawat profesional dan berkompetensi. Dalam rangka penapisan tersebut seorang calon peserta ujian juga memiliki aturan dan kriteria tersendiri untuk menjalani dan mengikuti ujian kompetensi dan selanjutnya menjadi berkompeten. Panitia pelaksana ujian kompetensi tidak langsung menerima semua usulan kuota pendaftaran ujian kompetensi. Mereka Memiliki beberapa syarat yang harus diseleksi apakah calon perawat ini layak mengikuti ujian kompetensi atau tidak. Berikut dibagikan syarat kepesertaan uji kompetensi yang dikutip dari panduan pelaksanaan Ukom 2015: a. Peserta Uji Kompetensi adalah: (1) Mahasiswa yang telah menyelesaikan program pendidikan dari institusi pendidikan yang memiliki izin operasional program studi dari Dirjen Dikti yang masih berlaku. (2) Mahasiswa yang lulus sejak 1 Agustus 2013, sudah memiliki ijazah namun belum lulus uji kompetensi (retaker). (3) Peserta uji kompetensi telah menyelesaikan program pendidikan namun belum lulus. Yang dimaksud dengan menyelesaikan program pendidikan ialah sudah menyelesaikan seluruh proses pembelajaran baik di kelas, laboratorium dan klinik-komunitas namun belum menerima ijazah. (4) Jika calon peserta akan mengikuti uji kompetensi diluar wilayah institusi pendidikan (misalnya asal institusi pendidikan di sulawesi, tetapi akan mengikuti uji kompetensi di jawa) maka institusi pendidikan asal calon peserta harus menginformasikan data nama peserta dan wilayah ujian yang diharapkan melalui email
[email protected]. Panitia akan menentukan tempat uji kompetensi sesuai ketersediaannya.
b. Jumlah SKS yang telah diselesaikan untuk Program Diploma III Keperawatan program regular 6 semester atau telah menempuh minimal 110 SKS. Untuk program khusus telah menempuh 4 semester atau minimal 96 SKS. c. Jumlah SKS yang telah diselesaikan untuk Program Diploma III Keperawatan program regular 6 semester atau telah menempuh minimal 110 SKS dengan kurikulum 2002 atau 96-110 SKS dengan kurikulum 2011. Untuk program khusus telah menempuh 4 semester atau minimal 80 SKS. d. Jumlah SKS yang telah diselesaikan untuk Program Profesi Ners adalah 2 semester atau minimal 25 SKS dengan kurikulum 2008 atau minimal 36 SKS dengan kurikulum KBK 2010. Syarat ini ditambahkan dengan sudah lulus sarjana keperawatan (S.Kep) yang dibuktikan dengan IPK sarjananya (S.Kep). e. Melampirkan berita acara yudisium dan kalender akademik B. Syarat Tempat Ujian Tempat ujian adalah lokasi seorang peserta ukom melakukan proses ujian kompetensi. Jika melihat fasilitas yang ada pada masing-masing intitut pendidikan keperawatan baik tingkat lokal maupun tingkat nasional masih sangat bervariasi kondisinya. Agar ujian kompetensi dapat berjalan lancar dan aman serta sesuai dengan metode ujian maka panita pelaksana mengusulkan kepada seluruh intitusi pendidikan keperawatan yang ingin kampusnya dijadikan sebagai tempat ujian maka harus melewati kriteria syarat tempat ujian tersebut. Berikut beberapa syarat tempat ujian sesuai dengan metode ujian yang dikutip dari panduan pelaksanaan Ukom tahun 2015. a. Metode Paper Based Test Untuk Program Diploma 1) Syarat tempat uji kompetensi (TUK) dengan menggunakan metode PBT meliputi: a) Institusi pendidikan yang memiliki program studi di bidang kesehatan atau diklat atau tempat lain yang memenuhi syarat. b) Mampu menampung minimum 150 peserta. c) Ruang ujian berada dalam satu gedung.
d) Memiliki ruangan yang dapat menampung minimum 25 peserta atau kelipatanya per ruang uji dengan kriteria jarak antar kursi peserta masing-masing 1 meter. e) Tidak ada pekerjaan atau aktifitas disekitar yang berpotensi menggangggu peserta selama ujian berlangsung. f) Ruangan dapat digunakan sejak H-1 untuk setting dan pengecekan. g) Syarat lain : Lokasi uji dapat dicapai dengan mudah oleh peserta uji Ruang uji harus tenang dan memiliki pencahayaan yang cukup terang. Ruang uji dilengkapi sarana pendingin ruangan dan/ atau ventilasi yang cukup. Ruang uji yang besar harus dilengkapi dengan sarana audio untuk membacakan pengumuman kepada peserta uji. Tempat duduk harus cukup nyaman duduk selama 3 jam dan memiliki meja untuk peserta mengisi lembar jawaban. Tersedia penunjuk waktu yang bisa dilihat oleh seluruh peserta serta papan tulis atau flipchart untuk menuliskan halhal yang diperlukan. Terdapat penunjuk arah menuju ruang uji yang informatif dan dapat dipahami peserta uji. Terdapat kamar kecil/toilet di dekat ruang uji. Terdapat tempat yang cukup luas di ruang uji untuk menyimpan barang pribadi peserta. Tersedia ruangan untuk briefing kepada peserta yang terpisah dari ruang uji. 2) Penetapan TUK: TUK PBT yang digunakan pada Uji Kompetensi ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan ujian. Penetapan TUK yang akan dipakai dilakukan oleh Panitia disertai dengan surat ke pimpinan institusi yang akan menjadi TUK. TUK PBT yang baru kelayakannya diverifikasi oleh Kopertis bekerjasama dengan AIP Regional atau Korwil AIP atau MTKP.
3) TUK yang telah digunakan namun tidak direkomendasikan oleh Pengawas Pusat, maka tidak akan direkomendasikan untuk pemakaian pada ujian selanjutnya. 4) Pengaturan ruang dan kursi dilakukan dengan cara : a) Kursi peserta uji diatur sedemikian rupa dengan jarak minimal satu meter ke depan, belakang dan ke samping kiri dan kanan. Kursi diberi nomor berurutan secara mengular sebagaimana pada gambar dibawah ini.
Gambar : Pengaturan penomoran meja peserta uji kompetensi 5) Tersedia ruang untuk briefing peserta uji (pada hari H-1) yang mampu menampung seluruh peserta uji. Ruang briefing terpisah dari ruang uji dan harus berada di lokasi TUK (lokasi tidak terpisah dengan lokasi ruang uji). 6) Penanggung jawab TUK PBT disebut Penanggung Jawab Lokasi (PJL). b. Metode Computer Based Test (CBT Center) Untuk Profesi Ners 1) Syarat untuk menjadi CBT Center adalah: a) Institusi pendidikan yang memiliki program studi di bidang kesehatan. b) Memiliki ruangan yang mampu menampung sekurangkurangnya 50 work station dengan jarak antar tepi meja computer sekurang-kurangnya 50 cm. c) Memiliki server dan jaringan intranet sesuai spesifikasi yang ditentukan. d) Memiliki cadangan suplai tenaga listrik dalam bentuk Genset dan UPS. e) Memiliki tenaga IT yang terlatih dan mampu mengelola perangkat keras dan lunak uji sejumlah 1 orang untuk setiap 50 peserta.
2)
3)
4) 5)
6)
f) Fasilitas dapat digunakan sejak H-1. Penetapan TUK CBT: TUK Uji Kompetensi adalah CBT center yang telah digunakan untuk Uji Kompetensi Dokter, Uji Kompetensi Dokter Gigi dan Uji Coba Uji Kompetensi Ners Indonesia yang memenuhi persyaratan dan telah ditetapkan oleh LPUK-Nakes sebagai CBT Center melalui visitasi. Tersedia ruang untuk briefing peserta uji (pada hari H-1) yang mampu menampung seluruh peserta uji. Ruang briefing terpisah dari ruang CBT dan harus berada di lokasi TUK (lokasi tidak terpisah dengan lokasi CBT). Penanggung jawab CBT Center adalah Koordinator CBT. Syarat CBT Center yang dapat digunakan sebagai TUK : a) Memiliki fasilitas komputer (work station) minimal 50 unit plus dan 10% cadangan yang terhubung dengan LAN/WAN. b) Dapat dicapai dengan mudah oleh peserta uji dengan mempertimbangkan jarak dan waktu tempuh peserta mencapai lokasi uji serta ketersediaan sarana dan prasarana untuk mencapainya. c) Memiliki sarana listrik yang memadai dan dapat memfasilitasi workstation untuk bekerja secara optimal untuk penyelenggaraan computer based test. d) Memiliki fasilitas pembangkit listrik alternatif, berupa UPS dan Genset beserta bahan bakar dan penunjang lainnya, yang dapat memfasilitasi work station dalam keadaan tidak tersedianya fasilitas listrik reguler. e) Institusi yang ditunjuk bersedia menjadi lokasi uji dengan dibuktikan surat kesediaan dari pimpinan institusi tersebut, berkomitmen penuh untuk melaksanakan uji secara optimal sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Syarat Ruang CBT Center : a) Ruang uji harus cukup luas sesuai jumlah peserta uji, dan pengawas dapat mengawasi jalannya uji tanpa ada halangan pandangan. b) Kapasitas ruang uji sekurang-kurangnya mampu menampung 50 peserta uji.
c) Ruang uji dapat dicapai dengan mudah dan baik oleh peserta uji dengan mempertimbangkan jarak dan waktu tempuh peserta mencapai ruang uji serta ketersediaan prasarana yang ada seperti koridor, jalan setapak, tangga, lift dan lain-lain. d) Ruang yang akan digunakan untuk uji harus bisa dipersiapkan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum hari H. e) Tidak ada pekerjaan konstruksi atau aktifitas yang dilakukan di sekitar ruang ujian yang dapat mengganggu pelaksanaan uji kompetensi. f) Tidak ada kegiatan yang dilakukan di sekitar ruang uji pada hari uji yang dapat menimbulkan keributan serta mengganggu konsentrasi peserta uji. g) Petugas ruangan harus ada pada saat persiapan ruangan serta pada saat pelaksanaan uji. h) Ruang uji memiliki pencahayaan yang cukup terang dan tenang. i) Ruang uji dilengkapi dengan sarana pendingin ruangan dan ventilasi yang dapat diatur pada saat uji. j) Ruang uji dilengkapi/difasilitasi oleh pembangkit listrik alternatif selain persediaan listrik reguler, khususnya UPS pada komputer server. k) Tempat duduk harus cukup nyaman dan memiliki meja yang cukup lebar untuk peserta menjawab soal uji. l) Tempat duduk peserta uji disusun dalam jarak minimal 1 meter baik ke depan, ke belakang dan ke samping dari tempat duduk peserta lainnya, sehingga tidak memungkinkan dan menghindari peserta untuk saling berkomunikasi. m)Ruang uji dilengkapi dengan sarana audio untuk membacakan pengumuman kepada peserta uji. n) Terdapat penunjuk waktu yang bisa dilihat oleh semua peserta serta papan tulis atau flip chart untuk menuliskan waktu dimulai dan berakhirnya uji. o) Terdapat penunjuk arah menuju ruang uji yang informatif dan dapat dipahami oleh peserta uji. p) Terdapat kamar kecil atau toilet di dekat ruang uji. q) Tersedia ruang karantina bila uji dilakukan lebih dari satu sesi.
r) Terdapat ruangan yang cukup aman atau lemari untuk penyimpanan barang pribadi peserta. Ruang uji harus siap digunakan pada hari uji serta telah ditempelkan kartu uji. 7) Persyaratan Work Station Work station adalah perangkat komputer dalam bentuk personal computer/ PC yang merupakan inventaris milik institusi pendidikan terdiri dari Central Procesing Unit (CPU), layar monitor, keyboard dan mouse serta terhubung dengan internet yang memenuhi persyaratan minimal dalam menunjang pelaksanaan uji kompetensi dengan metode CBT yang terstandar. 8) Jalur Komunikasi Permintaan Penggunaan CBT Center. a) Panitia Penyelenggara mengajukan surat permohonan kepada institusi pendidikan pemilik CBT center untuk digunakan sebagai tempat uji kompetensi. b) Surat persetujuan dari institusi pendidikan pemilik CBT center untuk menggunakan CBT center disampaikan oleh pimpinan institusi yang bersangkutan ke Panitia Penyelenggara dengan tembusan ke Koordinator CBT. c) Berdasarkan surat persetujuan dari institusi, Panitia Penyelenggara menetapkan TUK dan berkoordinasi dengan Koordinator CBT. C. Breafing Peserta Ukom Breafing peserta adalah tempat berkumpulnya peserta, panitia dan pengawas untuk mengabarkan berbagai informasi terkait pelaksanaan hari H ukom. Berikut beberapa informasi yang dikabarkan pada saat breafing peserta yang dikutip dari panduan pelaksanaan ujian kompetensi tahun 2015. a. Pada hari H-1, PP dibantu oleh PJL/ Koordinator CBT dan PL menyelenggarakan briefing bagi peserta uji di ruang briefing yang telah ditentukan. b. Agenda briefing adalah sebagai berikut : 1) Menjelaskan tata tertib peserta uji dan menjelaskan cara mengerjakan soal uji, menjelaskan apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan oleh peserta uji. Juga dijelaskan supaya peserta mempersiapkan secara fisik dan mental. Peserta uji dapat minta keterangan apabila penjelasan yang disampaikan PP kurang/tidak jelas, atau minta keterangan lain yang diperlukan. 2) Penyerahan kartu peserta kepada peserta uji. c. Dalam satu TUK dilakukan briefing kepada peserta uji sekaligus dalam satu ruang yang berbeda dengan ruang uji. D. Aturan Pelaksanaan Hari-H Ukom Aturan Pelaksanaan Hari-H Ukom adalah rentetan mekanisme ujian kompetensi mulai tiba dilokasi hingga meninggalkan lokasi ujian kompetensi. Ada banyak asumsi aturan pelaksanaan ukom yang muncul diberbagai peserta ukom sebelum ujian berlangsung namun, aturan ini barulah bisa didapatkan pada saat breafing peserta sehari sebelum ujian kompetensi sehingga dipastikan aturan yang didapatkan dari berbagi sumber informasi disimpulkan pada saat breafing peserta. Calon peserta juga bisa memperoleh informasi ini langsung ke situs resmi panitia pelaksana ukom. Dan melalui buku ini, aturan pelaksanaan ukom juga bisa calon peserta dapatkan. Dan berikut mekanisme aturan pelaksanaan ukom tersebut yang harus diketahui oleh calon peserta sehingga saat pelaksanaan ujian nantinya peserta ukom tidak lagi tegang atau cemas dengan aturan tersebut. Aturan ini dikutip dari panduan pelaksanaan ujian kompetensi tahun 2015. a. PP dan seluruh komponen uji sudah harus tiba di TUK (Tempat Ujian Komptensi) paling lambat pukul 07.00 WIB/08.00 WITA/09.00 WIT. Semua petugas (PP, PJL/Koordinator CBT, PL dan petugas lainnya) menandatangani daftar hadir. b. PP, PJL/Koordinator CBT, PL mengadakan pertemuan koordinasi, memberikan penjelasan tambahan yang diperlukan, membuka paket materi, dan membagi bungkusan buku soal per ruangan yang di peruntukan pada setiap PL. c. Uji Kompetensi dimulai pukul 08.30 WIB/09.30 WITA/10.30 WIT secara serentak di seluruh Indonesia. Jumlah soal uji adalah 180 soal dikerjakan dalam waktu 180 menit (tiga jam)berturut-turut tanpa jeda.
d. Sekitar pukul 07.45 WIB/08.45 WITA/09.45 WIT, PL membuka segel bungkusan buku soal, disaksikan dua orang peserta. Proses pembukaan bungkusan buku soal dicantumkan berita acara yang ditandatangani oleh para pihak yang terkait. e. PL meletakkan buku soal dan lembar jawaban di kursi peserta. Lembar jawaban diselipkan di dalam buku soal, dan diletakkan di kursi dengan posisi telungkup. f. Buku soal lebih dan cadangan harus disimpan oleh PP. Kerahasiaan buku soal tersebut merupakan tanggungjawab PP. g. Peserta harus masuk ruang uji paling lambat 30 (tiga puluh) menit sebelum uji dimulai, yaitu pukul 08.00 WIB/09.00 WITA/10.00 WIT. Peserta masuk ke ruang uji secara tertib dengan menunjukkan tanda pengenal peserta uji yang sah. Peserta masuk ruangan uji satu per satu secara berurutan sesuai nomor urut peserta. Peserta berdiri di sebelah kiri kursi masing-masing, tidak diperkenankan duduk terlebih dahulu sebelum semua peserta masuk ke ruangan uji. h. PP/PL mempersilahkan peserta duduk di kursi masing-masing dengan tertib. Peserta tidak diperbolehkan membuka buku soal dan LJK. PP/PL memimpin doa bersama sebelum mulai aktifitas. i. Peserta uji hanya boleh membawa masuk ke ruang uji alat tulis berupa pensil 2B, karet penghapus dan rautan (khusus peserta PBT). Tas, buku dan/atau catatan lainnya, jam tangan dan HP dan/atau alat komunikasi lainnya tidak boleh dibawa masuk ke ruang uji dan harus disimpan di tempat yang sudah disediakan panitia. j. Pukul 08.15 WIB/09.15 WITA/10.15 WIT, peserta dipersilahkan membuka LJK dan membaca cara pengisian LJK. Selanjutnya PP/PL mulai memandu peserta untuk mengisi identitas peserta di LJK. Perlu dipahami oleh PP/PL bahwa kemampuan peserta dalam mengisi identitas sangat beragam, sementara identitas peserta sangat penting dalam UK ini, maka PP/PL harus menaruh perhatian serius dalam memandu peserta mengisi identitas supaya tidak terjadi kesalahan. Kesalahan dalam mengisi identitas peserta uji dapat berakibat fatal karena tidak terdeteksinya LJK oleh mesin scanner. Mengingat hal tersebut, maka waktu antara pukul 08.00 WIB/09.00 WITA/10.00 WIT sampai dengan pukul 08.30
WIB/09.30 WITA/10.30 WIT adalah merupakan waktu yang sangat kritis. PP/PL diharapkan dapat mengelola waktu tersebut sebaik-baiknya sehingga tidak menimbulkan kepanikan bagi peserta uji. k. Tepat pukul 08.30 WIB/09.30 WITA/10.30 WIT, PP/PL memberitahukan kepada peserta uji bahwa saat mengerjakan soal dimulai. l. Pukul 09.00 WIB/10.00 WITA/11.00 WIT, PL mulai mengedarkan daftar hadir kepada peserta sambil memeriksa kecocokan identitas peserta (kartu pengenal yang tertera foto, misal KTP) dengan kartu tanda pengenal peserta. Ballpoint untuk menandatangani daftar hadir peserta disediakan oleh Panitia. m. Selama uji dilaksanakan peserta uji harus menjaga tata tertib yang ditetapkan dan tidak melakukan kegiatan yang dapat mengganggu peserta uji lainnya. Pelanggaran tata tertib dapat menyebabkan peserta uji didiskualifikasi. Peserta dilarang meninggalkan ruang uji kecuali untuk keperluan mendesak dan setelah mendapat izin pengawas. Peserta yang sudah selesai mengerjakan soal uji sebelum waktu habis diperbolehkan meninggalkan ruang uji, kecuali pada 10 (sepuluh) menit terakhir peserta tetap tinggal di ruang uji walaupun sudah selesai mengerjakan soal. n. Selama uji kompetensi dilaksanakan, PP/PL melakukan pengawasan dan/atau monitoring jalannya uji. PP/PL harus tetap berada di ruang/tempat tugasnya. Semua kejadian penting selama UK berlangsung (misalnya pertanyaan tentang soal uji, peserta curang, dll) dicatat dalam Berita Acara penyelenggaraan UK. PP/PL dilarang membaca soal uji dan dilarang memberikan pendapat/komentar terhadap pertanyaan tentang soal uji. Pertanyaan terhadap soal uji hanya dicatat dalam BA yang ditandatangani oleh PP/PL. o. Pada pukul 11.30 WIB/12.30 WITA/13.30 WIT waktu uji dinyatakan berakhir. PP/PL memberitahukan kepada seluruh peserta bahwa waktu uji sudah habis, semua peserta tidak diperkenankan lagi mengerjakan soal. Semua buku soal dan LJK harus diletakkan di atas kursi/meja peserta dengan posisi telungkup. Peserta dilarang
meninggalkan ruang uji sebelum buku soal dan LJK diambil dan dikumpulkan oleh PL. p. Pada saat PL mengambil dan mengumpulkan buku soal dan LJK harus memperhatikan dan memeriksa buku soal untuk mengetahui apakah buku soal masih dalam keadaan baik/lengkap. Bila ditemukan buku soal rusak/tidak lengkap, misalnya hilang satu atau beberapa halaman, maka harus dicatat dalam Berita Acara penyelenggaraan UK. Buku soal yang sudah digunakan dan buku soal cadangan dikumpulkan menjadi satu kemudian dimaksukkan kedalam amplop dan disegel. Sebelum buku soal (termasuk buku soal cadangan) dimasukkan kedalam amplop dan disegel, PL harus menghitungnya untuk memastikan jumlah buku soal sama dengan jumlah semula pada saat pertama kali dibuka. PL harus memastikan bahwa tidak ada buku soal yang hilang. LJK harus disusun berdasarkan nomor urut kemudian dimasukkan kedalam amplop bersama daftar hadir peserta uji dan disegel. Sebelum LJK dan daftar hadir peserta dimasukkan kedalam amplop dan disegel, PL harus menghitungnya untuk memastikan bahwa jumlah LJK sama dengan jumlah peserta uji yang menandatangani daftar hadir. Penyegelan amplop buku soal yang sudah digunakan dan amplop LJK dilakukan diruang yang di tentukan dan ditandatangani oleh PL dan PP disaksikan oleh PJL. q. Bungkusan buku soal yang telah dipakai dan bungkusan LJK dalam keadaan tersegel diserahkan oleh PP. Semua berkas dan materi uji diserahkan ke Panitia Penyelenggara Jakarta. r. Khusus untuk peserta dengan metode CBT : a) Ujian kompetensi tertulis ini dilaksanakan bilamana ujian komputer mengalami gangguan. Ada beberapa penyebab gangguannya, bisa disebabkan karena server tidak terhubung dengan komputer peserta ujian, server mengalami error atau listrik padam. Bila ujian komputer tertunda maka model ujian mengalami perubahan sehingga biasanya panita memutuskan untuk ujian tertulis. Jika panitia memutuskan ujian tertulis maka aturannya sama dengan pelaksanaan ujian PBT (Paper Best test).
Kendala seperti ini jarang terjadi dan bahkan sepengetahuan penulis belum ada laporan kejadian perubahan metode ujian dari CBT menjadi PBT. Namun untuk kejadian listrik tiba-tiba padam saat ujian pernah terjadi dan itu dialami oleh penulis sendiri. Saat listrik padam dan komputer yang digunakan untuk ujian pun tiba-tiba mati, panitia tidak langsung merubah metode ujian. Panitia dan pengawas langsung memberi arahan kepada semua peserta ujian untuk tidak panik dan tetap ditempat duduk. Panitia mengintruksikan bahwa komputer tidak ada yang boleh otak-atik, tetap diam ditempat menunggu taknisi datang untuk mengoperasikan agar komputer aktif kembali. Tanpa menunggu waktu yang lama komputer pun kembali aktif. Limit Waktu yang berjalan pada settingan CBT menjadi ketukan para peserta waktu jangan-jangan berjalan terus, Namun, itu tidak terjadi sama sekali. Ketika komputer tiba-tiba mati waktunya pun ikut terhenti dan sistem inilah yang memberikan keunggulan bagi para peserta CBT sehingga penulis dan peserta ujian lain dapat kembali melanjutkan ujiannya sesuai dengan limit waktu yang tersedia. Satu hal yang menjadi catatan bahwa jangan sekali-kali sentuh dan otak-atik komputer tanpa ada perintah dari teknisi ketika terjadi gangguan pada mesin komputer. Lakukan komunikasi segera dengan panitia dan pengawas, biarlah mereka yang memberikan arahan dan intruksi tindakan apa yang harus dilakukan oleh peserta. Jangan buat gemuruh suasana ujian. Karena semua kejadian dalam ruangan akan dilaporkan dalam berita acara. Dan boleh jadi salah satu penilaian kelulusan buat dewan juri. b) Tata tertib. Ada banyak aturan yang muncul pada saat ujian, mulai dari sebelum anda masuk keruangan sampai anda selesai dan keluar ruangan. Ada beberapa aturan umum yang diberikan oleh panitia kepada peserta ujian yaitu sebagai berikut: 1) Peserta ujian harus tiba dilokasi ujian minimal 30 menit sebelum karantina dimulai. 2) Peserta ujian akan ditempatkan pada lokasi karantina dimana peserta tidak diperkenankan membawa barang kecuali kartu ujian/id
3) 4) 5) 6)
7) 8)
card dan identitas. Pada saat dilokasi jaga suasana dalam kondisi stabil, jaga konsentrasi jangan sampai anda bergosip dengan teman anda dan lupa jika anda akan melaksanakan ujian. Jika anda ingin BAK sebaiknya anda selesaikan terlebih dahulu. Karena jika anda sudah masuk diruangan dan memulai mengerjakan soal ujian, anda tidak akan sempat lagi BAK karena anda akan dibatasi dengan waktu. Peserta ujian duduk sesuai dengan nomor meja/bangku peserta. Peserta ujian meletakkan kartu ujian diatas meja beserta kartu identitas diri. Peserta ujian tidak diperkenankan menyentuh komputer sebelum ada intruksi dari pengawas atau tanda ujian dimulai. Selama ujian berlangsung peserta ujian: Tidak diperkenankan meminjam atau meminta sesuatu pada peserta yang lain. Jika ada yang sesuatu yang dibutuhkan sebaiknya bertanya pada panitia. Tidak diperkenankan menyontek karena soal yang berada pada samping kanan, kiri, depan dan belakang berbeda. Tidak boleh mengganggu peserta lainnya, misalnya bertanya atau berdiskusi. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan sampai ujian berakhir kecuali dengan ijin panitia Tidak boleh makan, minum atupun merokok. Ingat, etika aturan ujian ini harus anda patuhi. Pengawas panitia akan melaporkan kepada panitia ujian jika anda melanggar aturan tersebut dan manjadi pertimbanga khusus untuk kelulusan anda. Peserta ujian akan diberi peringatan lima menit sebelum mulai dan mengakhiri ujian. Peserta ujian harus berhenti mengerjakan ujian jika waktu yang disediakan dalam komputer berakhir. Jadi peserta ujian sebaiknya mengecek waktu yang terpampang dalam layar komputer. Sehingga bisa memaksimalkan jawaban yang benar-benar bisa dijawab oleh peserta ujian. Dan jangan lupa cek semua jawaban yang belum anda centang sebelum anda mengakhiri ujian.
9) Jika pada saat ujian tiba-tiba lampu padam dan komputer mati jangan sentuh apapun dari komputer, biarkan panitia dan pengawas yang bergerak dan usahakan anda menghubungi pengawas jika ada sesuatu yang tidak beres dengan komputer. 10) Setelah selesai anda akan dibantu oleh pengawas atau panitia ujian untuk keluar dari rungan secara teratur dengan membawa kembali identitas diri dan id card anda. 11) Jika anda ujian pada sesi pertama, anda akan dikarantina duhulu selama kurang lebih 1 jam. Setelah semuanya stabil barulah anda diijinkan meninggalkan tempat karantina. Jadi sebaiknya anda mempersiapkan bekal untuk jaga-jaga pasca ujian jangan sampai anda lapar atau lemas setelah mengikuti ujian. E. Pengumuman Ujian Kompetensi Pengumuman Ujian Kompetensi adalah informasi tentang hasil pelaksanaan ujian kompetensi. Informasi ini dibagi tiga yaitu penentuan nilai batas lulus (NBL), hasil ujian peserta ukom dan umpan balik hasil ujian peserta ukom dan tindak lanjut hasil ukom. Berikut penjelasan ketiga informasi tersebut yang dikutip langsung dari panduan pelaksanaan ujian kompetensi tahun 2015. a. Penentuan Nilai Batas Lulus (Standart Setting) 1) Standart Setting dilaksanakan oleh Panitia Penyelenggara dalam sebuah workshop yang melibatkan juri (judges) yang berasal dari perwakilan institusi pendidikan terkait di Indonesia dengan memperhatikan sebaran institusi pendidikan. 2) Standart setting dilaksanakan selambat-lambatnya H+21. 3) Standart setting melibatkan juri/judge yang memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Panitia Penyelenggara. Jumlah juri dan institusi yang terlibat dalam standart setting disesuaikan dengan kebutuhan. Pemilihan juri dilakukan secara ilmiah. 4) Syarat juri adalah dosen, satu profesi (bukan profesi lain), memiliki pengetahuan kompetensi yang cakap, pernah mengikuti pelatihan item development atau sejenisnya. 5) Sebelum pelaksanaan standard setting, calon juri dilatih terlebih dahulu. Bila calon juri dianggap tidak kompeten oleh fasilitator, dapat tidak dilibatkan dalam penjurian yang sebenarnya.
6) Metode standart setting yang digunakan adalah metode modified Angoff. Bila hasil standar setting dari juri lebih rendah dari nilai standard setting sebelumnya, demi kepastian nilai batas lulus, menggunakan hasil standard setting sebelumnya. 7) Hasil standart setting dicantumkan dalam berita acara yang ditanda tangani oleh Ketua Panitia Penyelenggara dan perwakilan juri yang terlibat. 8) Hasil standart setting digunakan untuk menentukan kelulusan uji kompetensi. b. Pengumuman Hasil dan Umpan Balik Hasil Uji Kompetensi 1) Hasil uji kompetensi diumumkan melalui media web panitia dengan menginformasikan nama institusi, nama peserta dan nomor peserta yang lulus uji kompetensi selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah uji kompetensi dilaksanakan. 2) Hasil uji kompetensi dan umpan balik individu serta umpan balik institusi disampaikan melalui institusi pendidikan pada 60 (enam puluh) hari setelah uji kompetensi dilaksanakan. Dikirimkan melalui email kepada pimpinan institusi asal peserta. 3) Umpan balik institusi digunakan sebagai masukan untuk perbaikan proses pengajaran di institusi pendidikan yang bersangkutan. 4) Data kelulusan akan disampaikan juga kepada DIKTI, BPPSDM, MTKI, Kopertis, PPNI, IBI, dan AIP/HPTSK. c. Tindak Lanjut Hasil Uji Kompetensi 1) Peserta uji kompetensi yang dinyatakan tidak lulus masih tercatat sebagai peserta didik institusi pendidikan yang bersangkutan dan berhak mengikuti uji kompetensi pada periode uji berikutnya. 2) Peserta uji yang tidak lulus wajib mengikuti program pendampingan yang diselenggarakan oleh institusi pendidikan masing-masing untuk meningkatkan kemampuan keilmuan, keterampilan, dan attitude. 3) Peserta uji kompetensi yang telah lulus dari institusi pendidikan, namun belum lulus uji kompetensi berhak untuk mengikuti kembali uji kompetensi.
TUTORIAL KEEMPAT TIPS DAN TRIK UJIAN KOMPETENSI A. Strategi Dalam Try Out Try out adalah latihan untuk mengasah kemampuan analisa soal ujian yang akan anda hadapi. Soal try out yang diberikan tidak jauh beda dengan soal ujian sebenarnya. Sehingga disarankan calon peserta ujian ikut try out yang diselenggarakan oleh penyelanggara ujian kompetensi walaupun itu membutuhkan budget yang besar. Try out sangat membantu calon peserta ujian untuk memahami dan mengetahui gambaran ujian dan tekhnis pelaksanaan pada saat ujian nantinya. Try out juga memberikan gambaran materi soal ujian yang akan naik pada saat ujian kompetensi. Try out memberikan pengalaman menggunakan aplikasi komputer yang dirancang oleh penyelenggara ujian kompetensi nasional. Calon peserta ujian diajarkan dan dilatih
bagaimana cara mengaplikasikannya. Dengan demikian, calon peserta ujian tidak canggung lagi pada saat mengikuti ujian nantinya. Trik pada saat ujian try out, sebaiknya calon peserta ujian membuat kelompok belajar dan membagi tugas kepada masing-masing anggota kelompok pada saat ujian nantinya. Tugas yang dimaksud adalah mencari tahu bentuk materi soal yang ada dalam ujian try out tersebut. Tekhnisnya seperti ini, misalnya si A harus tahu soal yang muncul pada nomor 1 sampai 30. Kemudian si B juga seperti itu. Dan seterusnya sampai cukup 180 soal. Setelah selesai ujian calon peserta ujian berkumpul kembali dan pada saat calon peserta ujian dikarantina, disinilah calon peserta ujian beserta kelompok belajar yang lainnya merangkum semua materi soal yang diujikan. Tujuannya agar calon peserta ujian tidak lupa. Karena soal yang muncul pada saat try out merupakan soal yang sudah divalidasi oleh tim penyelenggara ujian dan bentuk soalnya tidak jauh melenceng dari ujian kompetensi yang akan dihadapi nantinya. Ini bagian dari trik penulis yang telah dilalui pada saat try out seblumnya sehingga memudahkan konsentrasi belajar. Karena hampir 50-70% model soal try out muncul pada saat ujian kompetensi yang sebenarnya. Sehingga penulis merekomendasikan menggunakan trik ini dan serius mengulangi kembali materi yang diujikan. Dengan demikian peluang calon peserta ujian untuk sukses dan lulus pada saat ujian nanti lebih besar. B. Wilayah Tekhnis Yang Membuat Peserta Tidak Lulus Memahami dan mengenal wilayah tekhnis ujian kompetensi sangat berpengaruh pada saat ujian berlangsung. Kenapa?, karena kesiapan peserta ujian lebih terencana dan terkoodinir dengan rapi. Beda halnya dengan tanpa persiapan yang hanya jalan secara natural begitu saja. Tanpa persiapan ilmu dan taktik maka peluang lulus ujian kompetensi begitu sulit untuk diraih. Penulis yakini dan berani mengatakan seperti ini, karena pengalaman dari beberapa teman yang telah melalui proses ujian ternyata banyak mengalami kegagalan akibat cuek dan apatis dengan wilayah tekhnis ujian kompetensi. Mereka menganggap biasa dengan aturan yang dibuat
oleh panitia, bahwa proses ujian ini adalah rutinitas semata yang toh setelah mengikuti ujian juga pasti lulus. Namun hal itu sangatlah kurang tepat, bagi penulis berpendapat bahwa hal sepele inilah yang paling mendasar dan fundamental untuk diketahui dan harus diaplikasikan. Olehnya itu, pembahasan ini jangan dibiarkan berlalu begitu saja usahakan wilayah tekhnis ini harus dijadikan penunjang untuk kelulusan. Ingat: Wilayah tekhnislah yang menjadi pintu utama peserta ujian bisa lulus. Hati-hati dengan jebakan kondisi rutinitas ini. Banyak peserta terjebak dan akhirnya tidak lulus akibat menyepelekan wilayah ini. Seperti apakah wilayah tekhnis itu sehingga membuat beberapa peserta ujian gagal dalam ujian kompetensinya. Berikut penulis bagikan wilayahwilayah tekhnis tersebut. 1. Belajar Dengan Sistem Kebut Semalam Hampir setiap pelajar mengetahui metode belajar ini. Dan rata-rata metode ini paling sering digunakan oleh setiap pelajar sebelum menjalani proses ujiannya. Tidak hanya pelajar, tetapi calon peserta ujian kompetensi pun juga melakukan hal demikian. Dilakukan survey sederhana didapatkan bahwa dari 10 peserta yang menjadi peserta ujian hanya 4 orang yang memang serius belajar. Serius yang dimaksud adalah pendalaman materi ujian dan latihan menjawab soal dilakukan satu sampai tiga bulan sebelum ujian kompetensi. Sebenarnya terlihat sederhana dan sepele tentang implementasi cara belajar yang serius dan fokus sebelum menempuh proses ujian namun terkadang diabaikan begitu saja dan terlalu diremehkan. Anggapan bahwa materi ujian dengan mudah diketahui sehari sebelum ujian. Biasa juga muncul pikiran yang kurang tepat bahwa jika persiapan ujian dilakukan terlalu jauh maka ilmunya akan cepat lupa mengingat intervalnya cukup jauh yang bisa saja ada aktivitas lain yang membuat fokus dan konsentrasi persiapan ujian buyar dan hasilnya nol. Penulis tidak merekomendasikan cara metode belajar tersebut. Ujian kompetensi sangat berbeda dengan ujian semester ataupun ujian diperkuliahan. Ujian semester jika tidak lulus bisa dilakukan remedial dan tidak langsung berefek pada masa depan, tetapi untuk ujian kompetensi efeknya langsung pada masa depan seorang peserta ujian.
Ujian kompetensi adalah pintu utama seorang perawat bisa bekerja ditatanan layanan kesehatan, tanpa kelulusan dari ujian kompetensi, seorang perawat akan sangat susah melakukan tindakan ditatanan layanan keperawatan ataupun tindakan mandiri. Jika peserta tidak lulus maka mimpi seorang peserta ujian akan sedikit terhambat karena harus melewati ujian kompetensi diperiode selanjutnya yang belum dipastikan juga lulus. Seorang calon peserta ujian sangat disarankan untuk belajar tiga bulan sebelum ujian kompetensi. Belajar yang dimaksud disini adalah pengulangan materi perkuliahan dan pendalaman materi, serta memperbanyak melakukan simulasi menjawab soal keperawatan. Semakin sering menjawab soal maka semakin terasah analisa kasus dalam pikiran calon peserta ujian. Beda halnya jika peserta ujian belajar sehari sebelum ujian, terlebih hanya belajar pada saat malam harinya saja. Peserta ujian akan dihantui dengan materi-materi perkuliahan yang belum sempat dipelajari yang diduga akan muncul pada saat ujian. Materi ujian yang dipelajari menumpuk dan akhirnya tidak ada sama sekali yang dipelajari. Tidak hanya itu saja, efek dari belajar dengan sistem kebut semalam itu antara lain peserta ujian akan belajar hingga larut malam, dan paginya peserta ujian terlambat bangun, kemudian berangkat ke lokasi ujian tanpa bekal makanan karena terburu-buru takut terlambat masuk, sampai dilokasi ujian sudah berlangsung karena dijalan kendaran macet, dan selanjutnya peserta tidak konsentrasi karena ngantuk dan akhirnya peserta menjawab ujian dengan asal-asalan. Dan pada saat pengumuman hasilnya adalah kegagalan. Seperti inilah efek ketika metode persiapan ujian yang dilakukan hanya dengan belajar semalam saja. Efek yang ditimbulkan sistemik dan masif. Sangat merugikan bagi peserta ujian. Olehnya itu, sebagai calon peserta ujian harus mewaspadai dan menghindari jebakan belajar dengan sistem kebut semalam ini. 2. Belajar Kelompok Metode belajar yang juga cukup digemari oleh pelajar adalah dengan belajar kelompok. Belajar kelompok sangat menunjang seorang
pelajar dapat menimbah ilmu banyak. Karena belajar kelompok mempertemukan beberapa pikiran setiap orang dan setiap pikiran ini mengeluarkan idenya untuk berbagi, sehingga dari setiap orang dalam kelompok tersebut dapat dengan mudah memperoleh ide atau ilmu yang telah dibagikan. Sama halnya dengan peserta ujian juga sangat penting dilakukan dengan metode belajar kolompok. Saling bertukar informasi antara yang satu dengan yang lainnya. Jika ada kesulitan bisa dibantu oleh peserta yang lainnya. Sehingga beberapa kendala dalam memahami materi ujian dapat dengan mudah terpecahkan. Namun, perlu diingat bahwa belajar kelompok juga dapat merugikan bagi peserta ujian. Karena bisa jadi niat awal untuk belajar berubah menjadi hiburan atau acara makan-makan. Dan hal inilah yang paling sering terjadi. Tidak sah jika tidak disertai dengan makan-makan. Penulis setuju dengan prinsip tersebut tetapi perlu dipisahkan antara acara makan-makan dan belajar kelompoknya. Disamping itu juga, ada efek lain yang perlu diperhatikan dari belajar kelompok yaitu kesiapan. Sebaiknya peserta ujian sebelum berdiskusi dalam belajar kelompok menyiapkan terlebih dahulu persiapan bahan materinya sehingga pada saat bertukar informasi peserta tidak buta dengan ide-ide yang diutarakan oleh teman kelompok lainnya. Jika peserta pada dasarnya tidak mengetahui materi yang didiskusikan maka peserta tersebut sebaiknya mencari tahu kepada teman yang lebih paham. Penulis merekomendasikan bahwa sebaiknya waktu belajar kelompok jangan dilakukan sehari sebelum ujian dan juga jangan berada pada rumah teman yang membuat tuan rumah menjadi repot dengan tamu yang hadir. Tuan rumah akan buyar konsentrasi belajarnya disebabkan sibuk dan fokus menyediakan jemuan untuk para tamu yang sedang belajar dan akhirnya tuan rumah tidak ada waktu lagi untuk belajar. Jadi, sebaiknya jika ingin melakukan belajar kolompok sedianya diluar rumah teman atau menempati lokasi khusus untuk berdiskusi. Dan jangan lupa bedakan waktu makan-makannya dan wakut belajar kelompoknya. 3. Bangun Kesiangan
Bangun kesiangan adalah salah satu efek dari alur belajar hingga larut malam. Namun, terkadang seorang peserta ujian juga bangun kesiangan memang karena terbiasa dengan bangun kesiangan ataukah ada aktifitas lain selain dari belajar sehingga peserta ujian bangun kesiangan. Intinya bangun kesiangan membuat peserta tidak mendapatkan waktu yang banyak untuk sempat memantapkan persiapan ujian sebelum berangkat. Tidak hanya itu, bangun kesiangan membuat seorang peserta menjadi tergesa-gesa yang jika dilakukan dalam perjalanan menuju kelokasi ujian bisa saja terjadi sesuatu hal diluar dugaan misalnya kecelakaan. Bagi peserta ujian yang statusnya pekerja dilayanan kesehatan maka disarankan untuk mengosongkan aktifitas atau jadwalnya 3 hari sebelum ujian. Paling tidak sehari sebelum ujian, tidak merangkap dinas pada malam hari hingga pagi hari. Sebaiknya minta libur atau kalau bisa cuti. Karena sangat disayangkan jika hanya karena kondisi ini membuat peserta ukom tidak mampu maksimal pada saat ujian kompetensi berlangsung. Dan jika hasilnya buruk maka prosedur ini akan dilakukan pada periode berikutnya. Olehnya itu, jaga wilayah ini agar saat ujian berlangsung produktifitas semangat ujian tercapai. 4. Terlambat Tiba Dilokasi Ujian Disiplin dalam setiap kegiatan atau event adalah tindakan positif untuk produktifitas seseorang. Begitu juga dengan seorang peserta ujian kompetensi dituntut untuk tepat waktu tiba dilokasi ujian. Seorang peserta ujian akan mendapatkan keberuntungan jika hadir dilokasi ujian 30-60 menit sebelum ujian. Peserta akan memiliki kesempatan waktu untuk memantapkan persiapan ujiannya seperti perlengkapan ujiannya dan sebagainya. Selain itu juga peserta memiliki waktu untuk melihat kondisi disekitar ujian. Sangat berbeda kondisinya jika seorang peserta ujian terlambat datang dilokasi ujian. Peserta akan kebingungan dengan beberapa persiapan yang dilakukan oleh panitia dan pengawas. Kurang mendapatkan Informasi terkait dengan proses ujian. Dan juga waktu untuk mengerjakan soal manjadi sedikit. Penulis sangat merekomendasikan untuk menghindari kerterlambatan tiba dilokasi ujian. Karena beberapa
pengalaman peserta tidak lulus karena efek dari keterlambatannya datang dilokasi ujian. 5. Mengabaikan Kesehatan Fisik Kesahatan sangat penting bagi setiap individu. Jika seorang individu mengalami gangguan pada kesehatan tubuhnya maka secara otomatis juga akan mengalami hambatan pada aktifitas kesehariannya. Maka kesehatan tubuh adalah penunjang utama individu dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari. Begitupun dengan seorang calon peserta ujian kompetensi. Harus lebih sensitif dengan kesehatan tubuhnya agar terjaga selalu hingga pelaksanaan ujian kompetensi. Bagaimanapun pintarnya seseorang jika pada waktu menjawab soal ukom tubuhnya tidak bisa menyeimbanginya maka pada saat itu juga ujian yang dilakukan akan mengalami hambatan.Akibatnya fokus menghilang dan jawaban yang dipilihpun menjadi tidak tepat dan akhirnya gagal. Sebagai calon peserta ujian sedianya menjaga kesehatan fisiknya selama menjalani proses persiapan ujian kompetensi. Calon peserta ukom selalu proteksi dirinya dengan aktifitas yang tidak jelas, misalnya hura-hura dengan teman atau begadang yang tidak jelas ataukah bepergian yang tidak ada manfaatnya. Calon peserta selalu memikirkan kesehatan fisiknya agar dapat terjaga dan fit sampai hari – H pelaksanaan ujian kompetensi. Satu hal yang membuat penulis kaget dengan berita salah satu dari rekan calon peserta ukom yang tidak bisa mengikuti ujian kompetensinya dikarenakan seminggu sebelum ujian mengalami kecelakaan dan sampai hari-H rekan tersebut tak mampu memenuhi undangan sebagai peserta ukom untuk menjalani proses ujian kompetensinya. Karena tak ada ujian susulan bagi peserta yang sakit maka ketika pengumuman muncul namanya gagal dalam ujian tersebut. Dan akhirnya rekan tersebut mengulang hingga tahun depat berikutnya. Seperti inilah salah satu pengalaman rekan kita yang kondisinya terganggu saat pelaksanaan ujian kompetensi. Dia menjadi gagal ujian karena sakit.
Tidak hanya itu, ada banyak cerita dan pengalaman calon peserta ujian yang tidak mampu melanjutkan ukomnya, misalnya dikarenakan sakit pada saat pelaksanaan ujian dan ada juga peserta ujian yang melanjutkan proses ujiannya tetapi hasilnya pun nihil, dia tak mampu berbuat apa-apa dengan kondisinya yang kurang fit. Dia tak mampu menahan kondisi ruangan yang cukup dingin dan suhu tubuhnya tidak mampu mengkompensasi suhu dari dunia luar. Dan akhirnya peserta ukom ini cuman menjawab sebagian saja dan selanjutnya mengundurkan diri dari proses ujian karena tak sanggup dengan kondisi tubuhnya yang perlu istirahat total. Dan masih banyak lagi cerita dan pengalaman tentang hambatan proses ujian karena kesehatan tubuh seorang peserta ujiann terganggu. Olehnya itu,penulis sangat menyarankan untuk menjaga kesehatan tubuh calon peserta ukom dari hal-hal yang diduga dapat mencelakakan anggota tubuh calon peserta ukom. Sebulan sebelum ujian sebaiknya mengurangi jadwal yang tidak terlalu relevan dengan ujian kompetensi. Jikapun itu ada maka minimalisir kegiatan tersebut agar tidak mengganggu persiapan ujian kompetensi. Ingat: Hanya 3 jam yang menentukan nasib anda, dan anda perlu menjaga wakut 3 jam tersebut sejak dini. Jika anda menyia-nyiakannya yakin dan percaya anda akan menyesal dan karir anda sedikit terhambat langkahnya dibanding dengan teman-teman anda yang sudah lulus pada periode tersebut. 6. Kurang Memperhatikan Makanan Yang Dikonsumsi Proses pendidikan berlangsung kurang lebih 3-5 tahun dan yang akan menentukan masa depan anda adalah 3-4 jam saja. Ingat waktu yang singkat ini yang akan menjadi penghalang masa depan calon peserta ujian. Dan perlu diingat bahwa waktu yang singkat ini akan menjadi singkat jika makanan yang dikonsumsi sebelum berangkat kelokasi ujian menjadi penghambat ujian peserta ukom. Dan ini juga sering terjadi pada peserta ujian kompetensi. Saking paniknya dengan ukom muncul stress yang kemudian seluruh makanan yang masuk akhirnya keluar semua apakah itu lewat defekasi atau muntah. Terkadang juga peserta ukom menganggap sepele untuk tidak membekali perutnya dengan makanan. Bahkan air putih juga tidak
7.
diminum karena fokus dipikirannya hanyalah ujian dan lulus. Padahal hal sepele inilah yang membuat seorang calon peserta ukom tidak konsentrasi. Yang perlu calon peserta lakukan adalah mengkonsumsi makanan yang tidak menimbulkan gas misalnya durian atau makanan yang merangsang pencernaan seperti sambal, yoghurt atau lainnya. Sebaiknya manfaatkan madu untuk menjaga keseimbangan energi dalam ujian. Hindari banyak minum karena bisa menyebabkan bak meningkatyang bisa mengurangi waktu pengerjaan tugas. Terlebih lagi AC dalam ruangan ujian dingin. Jika calon peserta ukom tidak terbiasa dengan AC dingin sebaiknya buat lapisan baju sedikit lebih tebal. Kondisi ruangan ujian sebaiknya dicek pada saat breafing peserta ujian dilaksanakan. Jika tidak sempat makan karena takut terlambat silahkan dipersiapkan bekal makanan. Karena sebelum ujian ada yang namanya proses karantina. Manfaatkan proses karantina ini untuk mengkonsumsi bekal anda. Biasa panitia memberikan kesempatan untuk makan sebelum ujian diwaktu karantina ini. Prinsipnya jangan terlalu banyak makan dan minum serta hindari makan yang mengandung gas. Tidak Fokus Pada Saat Karantina Hati-hati dengan kondisi dalam proses karantina. Proses karantina dilakukan oleh panita/pengawas ukom jika pelaksanaan ukom dilakukan lebih dari satu sesi dan juga untuk menyatukan jadwal dimulainya ujian secara nasional. Selain itu, juga dilakukan persiapan seperti pemasangan server soal dan pemantapan persiapan ujian oleh panitia dan pengecekan kembali peserta ujian akan atribut yang perlu dibawa masuk diruang ujian. Pada saat karantina ada masa dimana seorang peserta ujian jenuh menunggu pelaksanaan ujian dan biasanya waktu ini peserta ujian tidak sadar bahwa saat inilah seorang peserta harus banyak berdoa dan mengulang-ulang sedikit materi ujian. Jangan habiskan waktu karantina hanya untuk melepas rindu atau ngobrol kesana kemari. Hal inilah yang membuat konsentrasi pudar pada saat karantina. Waktu karantina itu harus digunakan untuk fokus pada materi ujian, cek
perlengkapan yang belum terpenuhi dan cek kondisi tubuh apakah masih gugup atau sudah fresh. Kalau ada perasaan miksi atau defekasi sebaiknya pastikan untuk dikeluarkan. Jangan ditahan karena dapat mengganggu proses ujian. Biasanya perasaan ini muncul karena stress atau grogi menghadapi ukom. Sebaiknya lakukan manajemen relaksasi untuk menenangkan diri dan yakin bahwa ujian kompetensi ini dapat dilalui dengan mudah dan lancar. Penulis sarankan untuk menjauhi yang namanya gosip atau tindakan yang tidak jelas diluar konteks ujian kompetensi. 8. Cepat Puas Setelah Ujian Setelah ujian anda akan merasa sedikit legah dengan usaha yang anda kerjakan. Silahkan anda merelaksasikan diri anda, biarkan otak kembali encer sehingga tidak membuat anda stress dengan hasil yang anda hadapi. Namun, peserta ujian jangan terlalu cepat puas setelah melaksanakan ujian kompetensi karena masih ada pengumuman hasil ujian yang menunggu peserta ujian. Ada beberapa yang perlu anda lakukan setelah ujian selesai. 1. Kartu ujian atau id card anda sebaiknya disimpan baik-baik karena pada saat pengumuman boleh jadi bukan nama yang akan ditempel pada situs resminya tetapi nomor kartu ujian anda. Jadi, sebaiknya anda hapal atau simpan baik-baik kartu ujian anda. 2. Jangan lupa banyak berdoa kepada Tuhan, mengharap dengan tulus dan ikhlas terhadap usaha yang anda lakukan agar hasilnya memuaskan dan lulus. 3. Jangan lupa menitip doa kepada orang tua, saudara, keluarga dan teman dekat anda untuk didoakan agar semua hasilnya adalah yang terbaik dan memuaskan. Doa mereka sangat besar kekuatannya untuk dikabulkan jadi sebaiknya anda mengutamakan doa dari mareka semua. 4. Jangan lupa banyak bersedekah. Dengan bersedekah secara otomatis anda sebagai pemberi akan mendapatkan doa dari orang yang disedekahi dan itu amat sangat berefek pada anda. Sedekah juga bisa menjadi sebab Tuhan mendatangkan pertolongan-Nya kepada pemberi sedekah. Dengan demikian sedekah mampu menolong calon peserta untuk lulus pada ujian kompetensi.
5. Jangan lupa sering mengecek hasil pengumumannya di situs resminya. Biasanya 40 hari pasca ujian pengumuman hasil ukom akan dipublish. C. 60 Hari Review Materi Ujian Satu sampai tiga bulan adalah masa-masa penting seorang peserta ukom mempersiapkan ujian kompetensinya. Masa ini adalah waktu terbaik yang harus disempatkan untuk mangatur waktu pendalaman materi Ujian. Beratnya beban sks dan jumlah mata kuliah yang berhubungan langsung dengan ujian membuat peserta ukom harus memiliki jeda waktu untuk persiapan pengulangan materi ujian kompetensi. Sebab jika peserta ukom tidak memberikan kesempatan otaknya untuk mereview kembali materi kuliah yang telah lama dipelajari maka akan menyulitkan peserta ukom untuk menganalisa soal kasus pada ujian kompetensi nantinya. Pentingnya membangun motivasi untuk mengulang kembali materi kuliah adalah hal yang paling istemewa buat para calon peserta ukom. Tidak hanya sebagai bekal ujian kompetensi tetapi peserta ukom kembali mengasah keilmuwannya yang sangat dibutuhkan pada saat melamar pekerjaan nantinya dan kalaupun sudah bekerja pasti akan bermanfaat pada pekerjaan calon peserta ukom. Jadi tidak ada cacatnya peserta ukom mereview materi kuliah yang telah dipelajarinya. Pengulangan materi kuliah juga mengurangi beban calon peserta ukom pada saat menjelang ujian. Biasanya calon peserta ukom akan keteteran dengan tumpukan materi yang belum dipelajarinya saat latihan menjawab soal, peserta ujian baru akan menyadari saat latihan menjawab soal. Maka diperlukan suatu manajemen waktu persiapan pengulangan materi ujian. Yang mana pengulangan materinya dapat dimulai sejak tiga bulan sebelum ujian dilaksanakan. Prinsipnya adalah mini habits. Habits adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukan tanpa berfikir. Mini Habits adalah suatu aktivitas kecil yang dilakukan secara konsisten sehingga menjadi bagian dari jati diri seorang manusia. Aktivitas yang dilakukannya menimbulkan rasa senang, asik dan gampang. Intinya mini habits adalah kebiasaan kecil yang dilakukan setiap waktu yang akhirnya menjadi luar biasa.
Dalam status dilaman sosial media milik Prof. Yohannes Suryo sekaligus perintis Surya Institute digambarkan secara sederhana tentang teori mini habits ini. Beliau mengatakan: “Bahwa otak kita butuh makanan berupa “kepuasan”. Games, smartphone (sms, WA, BB) atau situs tertentu memberikan “kepuasan” bagi otak. Otak puas menimbulkan rasa senang. Ini mendorong kita untuk melakukannya lagi dan lagi, menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan membaca lebih 50 buku pertahun, baca 2 halaman per hari. Ini bukan tugas berat bagi otak. Sukses, membuat otak “puas” dan ingin melakukannya lagi dan lagi. Dari 2 halalaman, jadi 4 halaman, 10 halaman dan akhirnya 1 buku per bulan. Lalu 1 buku perminggu dan akhirnya lebih 50 buku pertahun. Kebiasaan jalan pagi, saya mulai dengan jalan 5 menit perhari ( gampang dilakukan). Sukses mampu jalan 5 menit , membuat otak “puas” (senang), sehingga saya lakukan ini tiap hari. Agar lebih asik, jalan sambil dengar lagu atau merenung. Rasa senang memotivasi saya untuk jalan 10 menit, 15 menit, lalu 20 menit dan akhirnya 30-45 menit, apalagi rewardnya hebat: tubuh lebih segar, penyakit (kolesterol, cepat lelah dsb.) sembuh tanpa obat. Dari gambaran diatas memberikan kesimpulan bahwa tindakan yang kecil tidak boleh disepelekan dan dikucilkan karena ternyata tindakan kecillah yang mampu memberikan hasil yang luar biasa. Banyak kebiasaan positif bisa dimulai dengan GASING (gampang, asik dan menyenangkan). Dan tentunya ini bisa diterapkan dalam persiapan ujian kompetensi. Sangat mudah dan simpel serta tidak memberikan beban berat buat individu terutama otak. Sehingga dengan demikian persiapan ujian kompetensi yang dilakukan dianggap biasa-biasa saja dan tentunya hasilnya adalah luar biasa. Berikut ini penulis akan bagikan materi keperawatan yang selalu muncul dalam soal ukom. Materi ini jika dilihat secara kasat mata nampaknya akan sulit untuk dipelajari dan diulang. Namun, jika materi ini diulang atau dipelajari dengan prinsip mini habits maka materi tersebut akan gampang dan ringan untuk didalami. Silahkan peserta ukom rencanakan persiapan ujiannya dengan mengikuti manajemen waktu yang terpampang dalam tabel ini. Calon peserta ujian
tinggal mengikuti arahan dari tabel dibawah ini dan selanjutnya jika materi telah diulang dan dipelajari maka berilah tanda ceklist dalam kolom yang disediakan dan adapun kolom keterangan ini diisi jika ada materi yang cukup susah diulang atau kemungkinan tertunda untuk dipelajari. Tabel: Manajemen Waktu Persiapan Materi Ukom Manajemen Waktu Persiapan Materi Ukom Hari Ceklis Materi Ujian Ket. Ket Kompetensi Umum Keperawatan Komunikasi terapeutik dan interpersonal 1 Pemberian medikasi aman 1 Manajemen pemberian tranfusi 2 Perawatan luka 2 Pendidikan kesehatan 3 Dasar-dasar konseling 3 Keselamatan Pasien 4 Pengendalian Infeksi 4 Dokumentasi Proses Keperawatan 5 Etik dan Legal Keperawatan 5 Dasar-dasar perioperatif 6 Pengembangan Profesional 6 Patofisiologi dan Askep Keperawatan Medikal Bedah Gangguan system pernafasan: TBC, PPOK, 7 bronchopneumonia, asma Gangguan system sirkulasi: Hipertensi, gagal 8 jantung kongestif, penyakit jantung koroner Gangguan system persyarafan: Stroke, cedera 9 kepala, meningitis Gangguan system pencernaan: Hepatitis, 10 Sirosis hepatis, gastritis, thypoid, bedah digestif (Appendisitis, kolostomi/ileostomi) Gangguan system perkemihan: Gagal ginjal, 11 batu ginjal, dan saluran kemih, Benigna prostate Hipertrophy, infeksi saluran kemih.
Gangguan system musculoskeletal: fraktur dan rheumatoid arthritis Gangguan system integument: Luka Bakar Gangguan system endokrin: Diabetes mellitus, hipertiroid Penyakit keganasan dan imunologi: HIV/AIDS Penyakit tropis : DHF, malaria Keperawatan Kritis dan Gawat Darurat Prinsip-prinsip penanganan kegawat daruratan triage, disaster Basic Cardiac Life Support: satu penolong atau dalam team, tatalaksana awal gangguan irama jantung Askep syok (renjatan) dan resusitasi cairan: jenis, tatalaksana, tranfusi Askep klien dengan kegawat daruratan kardiovaskuler: MCI, VT, VF Askep klien dengan kegawat daruratan system pernafasan: gagal nafas, status asmatikus Askep klien dengan ventilator: Monitoring, pencegahan komplikasi, weaning. Basic Trauma Life Support : trauma ekstremitas, trauma abdomen, trauma dada, trauma kepala, trauma spinal Askep klien dengan kegawat daruratan neurologi: Manajemen peningkatan tekanan intracranial dan tatalaksana kejang Askep klien dengan kegawatdaruratan saluran cerna: perdarahan saluran cerna dan obstruksi Askep klien dengan kegawatdaruratan system perkemihan: tatalaksana gagal ginjal akut, kolik renal Askep klien dengan kegawatdaruratan endokrin: Ketoasidosis, tatalaksana hipoglikemia
12 13 14 15 15 16 17
18 19 20 21 22
23
24 25
26
Askep klien dengan keracunan: Keracunan obat dan zat kimia, tatalaksana keracunan pembasmi nyamuk, amphetamine, morfin, tatalaksana gigitan ular dan serang Askep kegawatdaruratan Jiwa: bunuh diri dan perilaku kekerasan Askep kegawatdaruratan anak: aspirasi, masuknya benda asaing, kejang Askep kegawatdaruratan bayi baru lahir: asphyxia Askep kegawatdaruratan maternitas perdarahan antepartum dan post partum, preeclampsia/eklampsia, gawat janin. Gerontik Asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah khusus: gangguan mobilisasi, pola tidur, keamanan dan keselamatan, sensori, eliminasi dan intimasi. Konsep loss/multiple loss dan grieving pada lansia. Komunikasi terapeutik pada lansia Asuhan Keperawatan lansia dengan masalah psikologis: depresi dan dimensia Jiwa Asuhan keperawatan masalah psikososial: kehilangan, ansietas, gangguan konsep diri Asuhan keperawatan masalah gangguan kesehatan jiwa: gangguan alam perasaan, gangguan kognitif, perilaku mencederai diri/bunh diri, gangguan perilaku kekerasan, gangguan hubungan social dan deficit perawatan diri serta gangguan orientasi realitas Psikofarmakk dan terapi modalitas keperawatan: terapi somatic dan psikofarmaka lain serta terapi aktifitas kelompok
27
28 29 30 31
32
33 34 35
35 36
37
Keperawatan Anak Konsep dasar ilmu keperawatan anak: tumbuh kembang Penyakit akut pada anak: bayi premature/BBLR, hiperbilirubinemia, pneumonia, diare, meningitis/encephalitis, campak. Penyakit kronik dan mengancam kehidupan pada anak: gagal tumbuh, malnutrisi leukemia, anemia aplastik, tumor wilm’s, penyakit jantung bawaan, hemophilia Hospitalisasi: nyeri, berbagai tekhnik dan pendekatan khusus untuk anak Manajemen terpadu balita sakit Manajemen terpadu balita muda Manajemen anak dengan kebutuhan khusus Imunisasi Maternitas Kesehatan keluarga dalam masa reproduksi dan peran perawat Aspek biopsikososial pada rentang hidup perempuan: system reproduksi pada masa pubertas, kehamilan, dan klimekterium. Peran dan fungsi perawat dalam penyuluhan perkembangan dan perubahan system reproduksi wanita pada masa pubertas, kehamilan dan klimakterium Pengaturan reproduksi: konseling KB, kehamilan dan aborsi Asuhan keperawatan maternitas selama masa kehamilan (periode prenatal): o Adaptasi ibu dalam perubahan biofisik dan kebutuhan dalam masa kehamilan o Perubahan psikologis dalam kehamilan dan karakteristik psikososial
38 39 40
41
42 42 44 43 43 44 45
46 47
o Kehamilan dan pengaruhnya terhadap keluarga o Metode-metode persiapan persalinan o Asuhan keperawatan prenatal Asuhan keperawatan meternitas pada masa intranatal Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir sampai 40 hari: o Adaptasi bayi terhadap kehidupan di luar kandungan o Pemeriksaan fisik dan neurologis bayi baru lahir o Asuhan keperawatan bayi segera setelah lahir o Asuhan keperawatan bayi baru lahir sampai 40 hari Asuhan keperawatan ibu pada periode postnatal: masalah adaptasi fisik, psikologis dan keluarga dengan anggota baru Asuhan keperawatan ibu resiko tinggi dan pelayanan obstetric: kompilkasi dan penyakitpenyakit yang menyertai kehamilan, persalinan dan nifas serta pembedahan persalinan. Komunitas Konsep dasar keperawatan kesehatan komunitas: pelayanan kesehatan utama Program pemerintah untuk menanggulangi masalah kesehatan prioritas Indonesia: penyakit menular dan penyehatan lingkungan, TB, HIV/AIDS, ISPA, Gizi, pembinaan kesehatan masyarakat Program promosi kesehatan: pemberdayaan komunitas, kemitraan Program usaha kesehatan sekolah Kesiagaan bencana Keluarga
48 49
50
51
52 53
54 55 56
Masalah tugas perkembangan keluarga sesuai 57 tahapan perkembangannya: dari keluarga pasangan baru hingga keluarga dengan lansia Keluarga dengan masalah kesehatan yang 58 terbanyak terjadi di masyarakat Indonesia: masalah ibu hamil, post natal dan menyusui, masalah anak, penyakit menular (TB, HIV), Hipertensi, diabetes dan stroke. Manajemen Menentukan prioritas 59 Manajemen waktu dalam merawat pasien 59 Manajemen waktu untuk pengembangan diri 60 Adaptasi dan resolusi konflik dalam pekerjaan 60 (Sumber: Modifikasi dari Buku Panduan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keperawatan, 2012). Prinsipnya adalah komitmen serta konsistensi. Jika ada materi yang terlewati maka akan menjadi beban pada hari selanjutnya. Dan usahakan tindakan yang seperti ini dijauhi. Kalau perlu berikan rewards dan punishment pada usaha anda. Ini akan menjadikan calon peserta semangat untuk menyelesaikan target pembelajaran persiapan ujian kompetensinya. D. Belajar Trik Lulus Ukom dari Para Lulusan Ukom Sejarah adalah peristiwa lalu yang telah terjadi kemudian diukir kembali melalui kisah dan tulisan. Sejarah prestasi seseorang sangat efektif untuk mendongkrak motivasi belajar. Dengan mengetahui kisah perjalanan seseorang mulai dari susahnya hingga akhirnya menjadi sukses akan menjadi referensi tersendiri bagi masing-masing individu untuk bisa mempelajari dan mengikuti pengalamannya yang kemudian bisa sukses seperti orang tersebut. Sejarah sangat identik dengan pengalaman. Dengan berbagai pengalaman yang telah dilalui oleh pelaku sejarah maka orang dapat meniru pengalaman tersebut. Tentunya pengalaman ini akan menjadi acuan seseorang untuk bertindak. Sama halnya dengan seseorang yang ingin melaksanakan ujian kompetensi keperawatan. Sejarah yang telah dilalui oleh para lulusan dapat dijadikan bahan pelajaran untuk ditiru. Kemudian
mengamalkan cara-cara mereka lulus, mulai dari persiapannya hingga saat pelaksanaan ujiannya. Masing-masing lulusan ukom memiliki cara dan trik sendiri menghadapi ukom sehingga bisa lulus. Baik itu satu kali ikut ujian atau dua kali ujian dan bahkan sampai tiga kali mengikuti ujian barulah kemudian lulus. Sangat cerdas dan cermat sekali jika seorang calon peserta mengambil momen persiapan ujiannya untuk belajar kepada para lulusan ukom. Selain mendapatkan metode dan trik baru menghadapi soal ukom juga menambah motivasi belajar calon peserta ujian untuk selalu memperbaharui ilmunya. Karena soal-soal yang ada dalam ukom selalu update terhadap perkembangan kasus dilayanan keperawatan maupun dalam kurikulum pendidikan keperawatan. Calon peserta ukom sangat mudah mendapatkan pengalaman cara belajar para lulusan ukom, karena hampir semua instansi sudah pernah mengikutkan mahasiswanya ujian kompetensi sehingga calon peserta ukom bisa langsung bertanya pada seniornya yang sudah lulus maupun yang belum lulus. Namun, perlu diperhatikan ada beberapa pertanyaan yang sangat urgen untuk ditanyakan sehingga fokus pembelajaran tertarget tidak asal bertanya dan setelah itu tidak diaplikasikan. Jadi, sebaiknya calon peserta sebelum melakukan wawancara atau berbagi bersama senior yang telah lulus ada baiknya pertanyaan yang akan ditanyakan dicatat. Calon peserta ukom bisa juga menggunakan angket wawancara untuk mencari tahu gambaran trik yang dilakukan oleh senior yang lulus atau kenalan yang sudah lulus ukom. Jika calon peserta ukom merasa sedikit kesulitan menemukan pertanyaan yang cocok, berikut penulis bagikan angket wawancara yang bisa disebar keseluruh para lulusan yang dikenal atau bahkan dosen juga bisa menjadi target dari angket yang kita sebarkan. Berikut angket wawancara para lulusan ukom.
Silahkan dijawab pertanyaan ini sesuai dengan pengalaman dan kisah anda mengikuti UKOM. Identitas dan background kampus
1. 2. 3. 4. 5.
Siapa nama anda? Dimana anda saat ini? Apa aktifitas/pekerjaan anda saat ini? Mengapa anda memilih aktifitas/pekerjaan anda itu? Bisa anda ceritakan sedikit kisah perjalanan saat anda dikampus, Sekalian dengan prestasi anda selama dikampus? 6. Anda lulus tahun berapa? 7. Apakah anda termasuk lulus cepat atau lambat?, mengapa? 8. Apa yang membuat anda termotivasi memilih jurusan keperawatan? 9. Apa impian dan cita-cita anda terhadap jurusan keperawatan ini? Gambaran umum anda tentang ukom 1. Apakah anda tahu ukom? 2. Sejak kapan anda tahu ukom? 3. Dari mana anda mengetahuinya? 4. Apa yang ketahui tentang ujian kompetensi? 5. Apakah sejak kuliah anda telah siap dengan ujian kompetensi? Jika iya sejak semester berapa? 6. Apa yang anda persiapkan? Jika tidak mengapa anda tidak siapkan? 7. Anda ikut ujian kompetensi bulan dan tahun berapa? 8. Berapa kali anda ikut ujian kompetensi? 9. Apakah anda lulus saat pertama kali ikut ujian ? #Bagi yang lulus 10. Mengapa anda mudah sekali lulus padahal baru sekali ikut langsung lulus? Apa yang anda lakukan? 11. Berapa lama anda persiapkan ukom anda, sehingga sekali ikut langsung lulus? 12. Dimana anda belajar persiapan ukom? Apakah belajar mandiri atau kelompok? 13. Bagaimana cara anda mengatur waktu anda untuk belajar, sehingga anda bisa lulus? #bagi yang tidak lulus 14. Jika tidak lulus, berapa kali anda tidak lulus ujian kompetensi? 15. Mengapa anda tidak lulus malah sampai berkali-kali tidak lulus? 16. Apakah anda pernah berputus asa dengan ketidak lulusan anda,
mengapa? 17. Bagaimana cara anda keluar dari ketidakputus asaan tersebut? 18. Jadi saat ini apakah anda sudah lulus? 19. Apa yang membuatmu lulus sekarang, dan mengapa anda tidak lulus pada periode sebelumnya? Gambaran Umum Tryout 1. Apakah anda tahu tryout ujian kompetensi? 2. Apakah anda ikut tryout tersebut? 3. Apakah sejak jauh hari anda telah merencanakan untuk ikut tryout?, mengapa? #Jika ikut 4. Berapa kali anda ikut tryout tersebut? 5. Apa motivasi yang membuatmu ikut tryout? 6. Bagaimana pendapatmu, apakah tryout menjaminmu lulus ujian? Mengapa? 7. Apa kesan yang anda dapatkan setelah ikut tryout?, dan apa saran anda buat calon peserta berikutnya terkait dengan try out? 8. Apakah anda menyesal ikut tryout? Mengapa? 9. Apakah proses pelaksanaan tryout ribet dan membosankan? Mengapa? 10. Apa keuntungan anda ikut tryout dibanding yang tidak ikut tryout? 11. Apa yang anda bisa bagikan kepada calon peserta tentang trik dan tips dari try out? 12. Apakah try out dapat dijadikan bekal dalam proses pembeajaran persiapan ujian kompetensi?, jika ya bagaimana caranya? #jika Tidak Ikut 13. Mengapa anda tidak ikut tryout? 14. APakah anda yakin lulus ujian dengan kealfaan anda dalam try out? 15. Apa yang membuat anda yakin lulus tanpa ikut tryout? 16. Apakah ada mendapatkan hambatan dalam proses pembelajaran atas ketidak ikut sertaan anda dalam try out? 17. Apakah anda mendapat hambatan dalam pengurusan berkas ujian kompensi karena anda tidak ikut try out?
18. Apa pesan dan tips anda kepada calon peserta ujian jika mereka meniru cara anda mempersiapkan ujian kompetensi yaitu tanpa melalui proses try out? Gambaran Materi dan Model Soal Ukom 1. Bagaimana model soal yang diujikan? 2. Seberapa jauh gambaran anda, kasus-kasus yang muncul dalam soal ukom? Tolong diberikan 5 contoh kasus dan cara menjawabnya. 3. Materi Apa yang paling banyak muncul dalam ukom? Dan bagaimana cara anda mempersiapkannya agar materi itu dapat anda kuasai? 4. Bagaimana cara anda mendalami materi perkuliahan sehingga anda bisa lulus ujian kompetensi? 5. Tolong berikan beberapa tips dan trik kepada calon peserta ukom selanjutnya dalam mempersiapkan ujian kompetensinya? 6. Bisa anda bagikan materi yang anda yakini pasti muncul dalam soal ukom, sehingga calon peserta berikutnya bisa lebih mendalami materi tersebut? Gambaran tekhnis ujian kompetensi 1. Jam berapa anda tiba dilokasi ujian? 2. jam berapa Sebaiknya peserta ujian tiba dilokasi ujian? 3. Apakah anda mengikut breafing ujian? 4. Apa yang anda dapatkan dalam breafing itu? 5. Apakah anda tidak gugup saat ujian? Apa yang harus calon peserta ujian lakukan supaya tidak gugup pada ujian? 6. Apakah aturan atau mekanisme ujian semester sama dengan ujian kompetensi? Jika tidak sama menurut anda apa yang membedakannya? 7. Bagaimana anda memanejemen waktu anda dalam menjawab soal ujian kompetensi sehingga anda bisa lulus ujian? 8. Apakah anda susah menjawab soal ujiannya? 9. Bagaimana strategi anda menaklukkan jawaban soal ukom dengan benar dan tepat? Trik Apa yang anda gunakan?
Angket wawancara diatas adalah salah satu contoh konten pertanyaan untuk para lulusan ukom. Calon peserta ukom bisa merubah atau menambah konten angket tersebut. Calon peserta mengkondisikan sesuai dengan situasi dilapangan. Di bawah ini salah satu contoh hasil wawancara penulis terhadap salah satu lulusan ukom. Silahkan dijawab pertanyaan ini sesuai dengan pengalaman dan kisah anda. Identitas dan background kampus 1. Siapa nama anda? Riryn Funda Rika 2. Dimana anda saat ini? Kota Makassar 3. Apa aktifitas/pekerjaan anda saat ini? Perawat PNS RSUP DR Wahidin Sudirohusodo 4. Mengapa anda memilih aktifitas/pekerjaan anda itu? Pekerjaan saya saat ini merupakan profesi yang sesuai dengan kompetensi saya berdasarkan dengan jenjang pendidikan yang telah saya tempuh. 5. Bisa anda ceritakan sedikit kisah pernjalanan saat anda dikampus, Sekalian dengan prestasi anda selama dikampus? Saya memasuki dunia perguruan tinggi pada tangun 2008 melalui tes SMPTN, awalnya saya lulus didua tempat yang berbeda pertama kabar kelulusan di Politeknik ujung pandang dengan jurusan teknik sipil, kedua di UIN alauddin Makassar jurusan keperawatan. Dengan pertimbangan yang matang akhirnya saya memilih untuk menekuni jurusan keperawatan yang mencerminkan minat saya. Selama menempuh pendidikan kampus segalanya berjalan baik bertemu dengan berbagai macam pengajar dengan materi ilmu masingmasing yang dibawakan. Untuk prestasi saat dikampus saya bukan mahasiswi yang memiliki IPK tertinggi ataupun terendah, IPK selama menempuh pendidikan S.kep yakni 3.38 dan ners 3.94. beasiswa yang pernah saya dapat adalah beasiswa dari Bank Indonesia pada tahun ajaran 2010/2011, pernah menjadi peserta terbaik I dalam pelatihan Basic life support pada jurusan keperawatan angkatan 2008 6. Anda lulus tahun berapa? S.Kep tahun 2012 dan Ners tahun 2014
7. Apakah anda termasuk lulus cepat atau lambat?, mengapa? Tepat waktu (jumlah SKS dicapai sesuai waktunya karena dikampus system belanja SKS blm berjalan maksimal) 8. Apa yang membuat anda termotivasi memilih jurusan keperawatan? Saya pernah menjadi pasien post op apendiksitis sewaktu berumur 15 tahun, saat itu saya dirawat dengan sangat baik oleh seorang perawat didaerah tempat tinggal saya. Dari sejak itu saya berkeinginan untuk juga menjadi perawat yang berbudi baik kepada setiap pasien yang saya rawat. Menjadi perawat bukan hanya sekedar menjalankan pekerjaan seperti membuat asuhan keperawatan, menyuntikkan obat, memasangkan infuse, atau merawat luka dan lain sebagainya. Namun saya harus mengerti segala kebutuhan dasar pasien saya bukan hanya dari sisi terapi mediknya. 9. Apa impian dan cita-cita anda terhadap jurusan keperawatan ini? Bisa bersatu sesama profesi kita sebagai perawat tidak berusaha saling menjatuhkan, berkembang dengan kemampuan, pengetahuan dan profesionalitas yang mempuni sehingga di akui dimata semasa profesi sendiri, di tenaga kesehatan lainya dan pada seluruh lapisan masyarakat. Yang akan maju bukan untuk 1-2 orang sj tetapi benarbenar maju bersama atas nama profesi keperawatan. Gambaran umum anda tentang ukom 1. Apakah anda tahu ukom? Ya, tahu 2. Sejak kapan anda tahu ukom? Awalnya tahu sejak 2012 3. Dari mana anda mengetahuinya? saat mengikuti seminar yang diselenggarakan kampus dengan tema “peningkatan mutu kesehatan melalui uji kompetensi” 4. Apa yang ketahui tentang ujian kompetensi? Uji kompetensi merupakan proses penilaian untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi dari hasil pembelajaran 5. Apakah sejak kuliah anda telah siap dengan ujian kompetensi? Jika iya sejak semester berapa? Ya, sejak semester 2 akhir profesi ners 6. Apa yang anda persiapkan? Jika tidak mengapa anda tidak siapkan? Mengikuti try out ujian kompetensi dan membaca soal contoh ujian kompetensi
7. Anda ikut ujian kompetensi bulan dan tahun berapa? Juli 2014 8. Berapa kali anda ikut ujian kompetensi? 1 kali 9. Apakah anda lulus saat pertama kali ikut ujian ?ya #Bagi yang lulus 10. Mengapa anda mudah sekali lulus padahal baru sekali ikut langsung lulus? Apa yang anda lakukan? Membaca dan memahami contoh soal uji kompetensi, menggambarkan bahwa setia kasus pada soal UK saya yang mengalami dan sekiranya apa yang akan saya lakukan bila itu terjadi. 11. Berapa lama anda persiapkan ukom anda, sehingga sekali ikut langsung lulus? 2-3 bulan sebelum UK 12. Dimana anda belajar persiapan ukom? Apakah belajar mandiri atau kelompok? Belajar mandiri 13. Bagaimana cara anda mengatur waktu anda untuk belajar, sehingga anda bisa lulus? Tidak ada cara mengatur waktu khusus, hanya memperbanyak latihan menjawab contoh soal UK dan mengulangi materi kuliah. #bagi yang tidak lulus 14. Jika tidak lulus, berapa kali anda tidak lulus ujian kompetensi? 15. Mengapa anda tidak lulus malah sampai berkali-kali tidak lulus? 16. Apakah anda pernah berputus asa dengan ketidak lulusan anda, mengapa? 17. Bagaimana cara anda keluar dari ketidakputus asaan tersebut? 18. Jadi saat ini apakah anda sudah lulus? 19. Apa yang membuatmu lulus sekarang, dan mengapa anda tidak lulus pada periode sebelumnya? Gambaran Umum Tryout 1. Apakah anda tahu tryout ujian kompetensi? YA 2. Apakah anda ikut tryout tersebut? YA 3. Apakah sejak jauh hari anda telah merencanakan untuk ikut tryout?, mengapa? TIDAK direncanakan #Jika ikut 4. Berapa kali anda ikut tryout tersebut? 1 kali
5. Apa motivasi yang membuatmu ikut tryout? Untuk mengetahui gambaran proses mengikuti UK 6. Bagaimana pendapatmu, apakah tryout menjaminmu lulus ujian? Mengapa? Tidak menjamin, karna model soal/kasus yang didapatkan pada ujian UK dan try out itu sedikit berbeda namun pada dasarnya sama. 7. Apa kesan yang anda dapatkan setelah ikut tryout?, dan apa saran anda buat calon peserta berikutnya terkait dengan try out? Tidak ada ruginya untuk mengikuti try out bagi yang mampu mengikuti, karena pada saat try out kita bisa mendapatkan gambaran jalannya UK yang sebenarnya akan dilalui. 8. Apakah anda menyesal ikut tryout? Mengapa? TIDAK karena proses try out memberikan ilmu baru dan pengalaman baru dibanding yang tidak mengikuti. 9. Apakah proses pelaksanaan tryout ribet dan membosankan? Mengapa? Tidak, try out dilaksanakan sesuai dengan gambaran UK yang sebenarnya. 10. Apa keuntungan anda ikut tryout dibanding yang tidak ikut tryout? Walaupun tidak ada jaminan dengan ikut try out itu membuat peserta lulus UK, namun pada saat mengikuti try out saya dapat belajar bagaimana UK yang sesungguhnya, pada saat try out saya sudah mencoba menatap layar computer selama 180 menit dengan terus membaca soal dan berfikir jadi sewaktu pelaksanaan UK saya dapat menjadi lebih rileks tidak harus tegang dengan semua soal yang yang akan dibaca karena sudah pernah mencoba sebelumnya . 11. Apa yang anda bisa bagikan kepada calon peserta tentang trik dan tips dari try out? Try out bukan berfokus mengenai tinggi nilai atau kah lulus tidaknya, ambil pelajaran mengenai navigasi/fitur aplikasi CBT dan model kasus soalnya. 12. Apakah try out dapat dijadikan bekal dalam proses pembelajaran persiapan ujian kompetensi?, jika ya bagaimana caranya? Menjadi salah satu bekal bisa, tapi menjadi satu-satunya bekal tidak bisa. #jika Tidak Ikut
13. Mengapa anda tidak ikut tryout? 14. APakah anda yakin lulus ujian dengan kealfaan anda dalam try out? 15. Apa yang membuat anda yakin lulus tanpa ikut tryout? 16. Apakah ada mendapatkan hambatan dalam proses pembelajaran atas ketidak ikut sertaan anda dalam try out? 17. Apakah anda mendapat hambatan dalam pengurusan berkas ujian kompensi karena anda tidak ikut try out? 18. Apa pesan dan tips anda kepada calon peserta ujian jika mereka meniru cara anda mempersiapkan ujian kompetensi yaitu tanpa melalui proses try out? Gambaran Materi dan Model Soal Ukom 1. Bagaimana model soal yang diujikan? Model kasus aplikatif 2. Seberapa jauh gambaran anda, kasus-kasus yang muncul dalam soal ukom? Tolong diberikan 5 contoh kasus dan cara menjawabnya. Kasus mengenai tindakan yang utama pada pasien gawat darurat Kasus pemilihan diagnose utama keperawatan yang tepat Kasus mengenai pemilihan tindakan preventif pada komunitas Soal step-step prosedur pada tindakan keperawatan Kasus mengenai maternitas, ibu dan anak 3. Materi Apa yang paling banyak muncul dalam ukom? Dan bagaimana cara anda mempersiapkannya agar materi itu dapat anda kuasai?KMB , mempersiapkan hanya dengan perbanyak memahami kasus-kasus soal . 4. Bagaimana cara anda mendalami materi perkuliahan sehingga anda bisa lulus ujian kompetensi? Membaca ulang hal hal yang dianggap penting. 5. Tolong berikan beberapa tips dan trik kepada calon peserta ukom selanjutnya dalam mempersiapkan ujian kompetensinya? Perbanyak bank soal anda. Kemudian hal-hal yang menurut anda penting, bisa anda tuliskan kembali. Kemudian bila anda lupa anda tidak harus membuka buku yang tebal tetapi buka apa yang anda telah tuliskan. Hal itu membuat saya lebih muda belajar. 6. Bisa anda bagikan materi yang anda yakini pasti muncul dalam soal ukom, sehingga calon peserta berikutnya bisa lebih mendalami materi
tersebut? Mengerti mengenai dehidrasi, pada saat try out dan UK keduanya muncul kasus tentang kekurangan volume cairan. Gambaran tekhnis ujian kompetensi 1. Jam berapa anda tiba dilokasi ujian? Sebelum ujian dimulai 2. jam berapa Sebaiknya peserta ujian tiba dilokasi ujian? ± 30 menit sebelum ujian 3. Apakah anda mengikut breafing ujian? ya 4. Apa yang anda dapatkan dalam breafing itu?mengerti tentang tata tertib ujian, apa yang boleh dan tidak boleh digunakan selama ujian serta pada saat breafing akan diberikan kartu peserta yang wajib didapatkan sebelum mengikuti ujian. 5. Apakah anda tidak gugup saat ujian? Apa yang harus calon peserta ujian lakukan supaya tidak gugup pada ujian? Ya, saat menjelang waktu ujian usahakan sudah tidak belajar atau berfikir lagi lagi karena akan membuyarkan konsentrasi, cukup berdoa dan tenangkan diri. 6. Apakah aturan atau mekanisme ujian semester sama dengan ujian kompetensi? Jika tidak sama menurut anda apa yang membedakannya? Tidak, pada saat UK panitia menerapkan tingkat disiplin yang tinggi dan tidak ada toleransi bagi yang berlaku curang atau melanggar tata tertib ujian. 7. Bagaimana anda memanejemen waktu anda dalam menjawab soal ujian kompetensi sehingga anda bisa lulus ujian? Saya tidak mengulang membaca soal lama-lama yang akan memakan waktu bila saya merasa ragu-ragu cukup diberi tanda sehingga jika masih ada waktu ketika soal selasai dijawab semua saya akan kembali tapi jika tidak teruskan saja dan yakini bahwa pilihan ragu-ragu tadi adalah jawaban terbaik anda pada soal tersebut. 8. Apakah anda susah menjawab soal ujiannya? Ya ada yang sulit ada yang mudah 9. Bagaimana strategi anda menaklukkan jawaban soal ukom dengan benar dan tepat? Trik Apa yang anda gunakan? Perbanyak bank soal anda, perbanyak latihan kasus soal karena terkadang pilihan soal semuanya benar hanya jawabannya harus yang tepat untuk yang utama dalam kasus tersebut.
Wawancara diatas adalah satu dari beberapa wawancara yang telah penulis lakukan kepada para lulusan ukom. Masih banyak lagi hasil wawancara yang telah dihimpun oleh penulis. Kasusnya bervariasi, ada yang sekali ikut langsung lulus, ada yang dua hingga tiga kali barulah lulus. Ada juga yang tanpa mengikuti try out dan sekali ukom langsung lulus. Pastinya trik mereka berbeda-beda. Calon peserta bisa membuka lebih banyak hasil wawancara yang telah dihimpun oleh penulis lewat kaset /CD yang telah disediakan dan anda bisa jadikan dasar dalam mempersiapkan ujian kompetensi anda. E. Menaklukkan Soal Kasus Dengan Singkat Ujian kompetensi adalah penapisan seorang lulusan keperawatan melalui tes kompetensi. Dalam ujian kompetensi ada beberapa standar yang dijadikan barometer pada peserta ujian sehingga bisa dikatakan lulus ujian kompetensi. Standar tersebut telah diatur dalam Blue Print Kompetensi perawat. Jumlah soal yang digunakan dalam uji kompetensi adalah 180 soal dan disediakan waktu 3 jam untuk mengerjakannya. Jenis soal yang digunakan adalah soal pilihan ganda (MCQ type A question/dengan 5 alternatif jawaban (a,b,c,d,e). Ada dua metode yaitu PBT (untuk DIII) dan CBT (untuk Ners). Setiap soal disajikan dalam bentuk vigneet (kasus) yang menggambarkan situasi klinik yang logis. Setiap set soal yang disusun memiliki bobot yang sama. Artinya set soal yang dibuat oleh penyelenggara telah melalui uji statistik dan semuanya dalam bentuk penalaran bukan ingatan. Calon peserta ukom tidak mesti tegang dan cemas dengan gambaran diatas karena soal ukom nantinya telah dirancang oleh tim penyelenggara sesuai dengan kemampuan dan standar yang telah ditetapkan. Pengalaman penulis menilai bahwa set soal yang disajikan semuanya telah dilewati sejak bangku kuliah hingga praktik klinik. Dan peruntukannya tidak untuk perawat yang berpengalaman atau intermediate tetapi soal dibuat untuk fresh graduate atau peserta didik baru yang baru lulus. Agar calon peserta nantinya tidak kaget berhadapan dengan soal ukom maka jalan terbaik yang dilakukan adalah banyak berlatih menjawab soal.
a. b. c. d.
Dengan berlatih menjawab soal calon peserta mampu mengenal dan mengetahui gambaran soal ujian kompetensi. Dan kemudian soal-soal tersebut dipecahkan dengan tekhnik-tekhnik yang berbeda sesuai dengan model kasus dalam soal secara tepat dan benar. Misalnya, model soal kasus A dijawab dengan tekhnik A, model kasus B dijawab dengan tekhnik B dan seterusnya. Selain itu, menaklukkan soal tidak hanya menjawab begitu saja tanpa memperhatikan waktunya. Calon peserta juga perlu mempertimbangkan manajemen waktu dalam menjawab soal, yang idealnya 1 soal dijawab dengan benar dalam waktu 1 menit. Jika tidak, maka soal tidak akan tuntas terjawab semua dengan benar. Calon peserta dapat menyelesaikan 1 soal dalam satu menit dengan menggunakan metode “menjawab soal dengan singkat”. Metode ini cukup sederhana karena dengan memperhatikan kata kunci yang ada dalam kasus maka soal dapat dijawab dengan mudah. Dan dengan kemudahan ini maka waktu menjawab soal menjadi singkat. Agar metode tersebut dapat diaplikasikan, dibawah ini dibagikan beberapa contoh kasus yang dapat digunakan oleh calon peserta untuk berlatih menggunakan metode tersebut. Contoh kasus ini disertai dengan pembahasan cara menjawab soal dengan singkat. Yang calon peserta dapat mencontohi tekhnik tersebut dan dapat menerapkannya dalam menjawab soal ukom nantinya. Berikut contoh kasus yang dibagikan untuk menerapkan metode diatas. 1. Klien berusia 55 tahun mengidap DM tipe 2, mengeluh sering kencing dan selalu haus. Hasil pemeriksaan gula darah 400 mg/dl, ketone dan gula darah positif. Manakah penyebab munculnya keluhan poliuria pada klien? Peningkatan tekanan hidrostatik Dilatasi pembuluh darah Gangguan ekskresi urine Osmotik diuresis Pembahasan: (carilah kata kunci soal) Untuk menyelesaikan kasus ini maka pengalaman membuat diagram patofisiologi adalah solusinya. Calon peserta tidak diragukan lagi dengan tugas patofisiologinya. Hampir setiap pekan calon peserta mendapatkan
kasus yang menjadi tugas pada saat praktik klinik. Dan model kasus ini dianggap calon peserta dengan mudah dapat dikerjakannya.
Kata kunci pada soal adalah poliuria (sering buang air kecil). Dengan melihat pathways di atas, maka dapat dilihat bahwa hiperglikemia yang disebabkan oleh DM type 2 akan mengakibatkan kelebihan ambang pada ginjal untuk memfiltrasi dan reabsorbsi glukosa (lihat gambar kanan). Kelebihan ini menimbulkan efek pembuangan glukosa melalui urine (glukosuria). Ekskresi molekul glukosa yang aktif secara osmosis menyebabkan kehilangan sejumlah besar air atau yang disebut dengan diuresis osmotic yang kemudian mengakibatkan peningkatan volume air (poliuria). Sehingga jawaban yang tepat adalah D. Jika calon peserta masih merasa sulit maka seringlah berlatih mengerjakan soal kasus yang sama kemudian buatlah patofisiologinya. Atau berlatihlah membuat patofisiologi kemudian bahasakanlah sendiri alur patofisiologi hasil kerja anda. Latihan ini akan anda rasakan tidak hanya ujian saja, tetapi saat bekerja anda akan terbantu dengan hasil usaha anda. Dan latihan ini akan menjadi nilai tambah buat anda jika semua penyakit anda kuasai patofisiologinya. 2) Nn. S berusia 25 tahun di rawat di ruang A RSU. Nn.S mendapatkan terapi infus RL dengan kecepatan 15 tts/menit. Jika pemberian infus diberikan pada pukul 08.00 WIB, cairan akan habis dan diganti pada pukul……… a. Pukul 17.00 WIB b. Pukul 18.00 WIB c. Pukul 19.00 WIB d. Pukul 20.00 WIB
Pembahasan: Kecepatan (tts/mnt) =
15 tpm
3)
a. b. c. d.
=
Volume larutan (ml) x 20 Jumlah jam pemberian x 60mnt 500 ml (1 botol infus) x 20 ??? x 60 mnt
15 x 60 x ??? = 10.000 900 x ??? = 10.000 ??? = 10.000 / 900 = 11,11 = 11 Jumlah jam pemberian = 11 jam Jika infus diberikan pada pukul 08.00 maka akan habis setelah 11 jam pemberian dengan tetasan 15 tpm dan infuse akan diganti pada pukul 19.00 WIB. Jadi, jawaban yang benar adalah C. Soal seperti ini sebaiknya dijawab dalam waktu singkat. Calon peserta berlatih menjawab model soal seperti ini paling lambat 60 menit dalam satu soal. Ukurannya jika dalam latihan calon peserta masih menggunakan waktu menjawab soal seperti ini lewat dari 1 menit maka sebaiknya berlatih terus. Dan sebaiknya proses perhitungannya tidak menggunakan alat perhitungan atau kalkulator. Suatu ruang rawat dengan 22 pasien yang terdiri dari 3 pasien dengan perawatan minimal, 14 pasien dengan perawatan intermediate dan 5 pasien dengan perawatan total. Maka jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi adalah? 9 8 7 6 Pembahasan: Pertanyaan diatas membutuhkan perhitungan dan pemahaman terkait dengan materi perkuliahan manajemen keperawatan. Keseriusan mengikuti perkuliahan dikelas dan mengerjakan laporan klinik akan dapat membantu calon peserta untuk menjawab soal dengan model seperti ini. Untuk menjawab model soal seperti ini maka diperlukan pengetahuan tentang konsep kergantungan pasien dan konsep perhitungan ketenagaan. Menurut Douglas (1984), Loveridge & Cummings (1996) klasifikasi
derajat ketergantungan pasien dibagi 3 (tiga) kategori, yaitu perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Perawat intermediet memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6/24 jam. Jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada tabel ini: Jumlah Pasien Pagi 0.17 1 0.34 2 0.51 3
Minimal Siang 0.14 0.28 0.42
Malam
0.10 0.20 0.30
Klasifikasi Pasien Parsial Pagi 0.27 0.54 0.81
Siang 0.15 0.30 0.45
Malam
0.07 0.14 0.21
Total Pagi 0.36 0.72 1.08
Siang 0.36 0.60 0.90
Malam
0.20 0.40 0.60
Tabel diatas ini sudah menjadi ketentuan untuk menghitung jumlah perawat yang akan berjaga sesuai dengan kondisi pasien. Untuk menyelesaikan soal diatas silahkan masukkan masing-masing jumlah pasien yang masuk dalam klasifikasi ketergantungan pasien. Sesuai dengan kasus diatas, pasien minimal care sebanyak 3, intermediate/parsial care sebanyak 14 dan total care sebanyak 5 pasien. Jumlah ini kemudian dikonversikan kedalam tabel diatas sesuai dengan kata kunci dari soal. Kata kunci dari soal yaitu mencari jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan jaga pagi. Sehingga rumus yang digunakan hanya jaga pagi saja. Jika soal menanyakan untuk jaga siang dan malam maka tinggal hitung sesuai daftar tabel diatas. 3 x 0.17 = 0.51 (minimal care), 14 x 0.27 = 3.78 (intermediate/parsial), 5 x 0.36 = 1.90 (total care). Setelah dihitung sesuai daftar ktergantungan pasien selanjutnya akumulasikan dari jumlah masing-masing 0.51 + 3.78 + 1.90 = 6.09. Sehingga jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan jaga pagi dengan pasien sebanyak 22 orang adalah 6 orang. Jadi, jawabannya adalah D. 4) Irama yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini adalah
a. Fibrilasi Ventrikel b. Sinus Takikardi c. Sinus Bradikardi d. Takikardi Pembahasan: Materi EKG bagi lulusan didik saat ini masih cukup sulit untuk diinterpretasi. Karena materinya dalam kurikulum masih terbilang sedikit, dan memang materi EKG ini tidak diajarkan untuk ahli menginterpretasi hanya sebatas paham materi dasarnya saja. Dan hanya yang menjadi prioritas adalah skill pemasangan EKG-nya. Namun, jangan khawatir soal EKG yang keluar pada ujian kompetensi memang dasar-dasarnya saja dan lebih mengarah pada prosedurnya. Soal yang berhubungan EKG juga termasuk paling sering dimunculkan pada ujian kompetensi. Termasuk model contoh diatas. Untuk menjawab soal diatas maka diperlukan pemahaman dasar gelombang EKG. Kata kunci pertanyaan diatas adalah irama ekg. Sebelum menjawab calon peserta harus memahami gelombang EKG. Gelombang EKG secara umum terdiri atas PQRST, masing-masing adalah gelombang P, gelombang QRS, gelombang Q, gelombang R, gelombang S, dan gelombang T. Seperti gambar dibawah ini:
Setiap beat memiliki gelombang EKG yang sempurna yaitu PQRST dan irama yang normal yaitu sinus ritme atau irama reguler. Syarat Irama normal yaitu antara interval R-R harus sama. Dan syarat Heart Rate/frekuensiJantungnormal yaitu 60-100x/menit. Dan untuk mengetahui normal atau tidak HR yaitu dengan cara menghitung kotak kecil atau kotak besar dari setiap beat gelombang EKG diatas. 300/jumlah kotak besar antara R-R atau 1500/jumlah kotak kecil antara R-R. HR Jika lebih dari normal maka disebut dengan takikardi dan dibawah normal disebut bradikardi. Soal diatas sangat sederhana dimana yang ditanyakan adalah iramanya saja. Sebelum menjawab lihat beat secara keseluruhan apakah gelombangnya lengkap dan normal. Jika dilihat gambar diatas gelombangnya lengkap dan normal, karena geompang P selalu diikuti gelombang kompleks QRS dan gelombang T. Selanjutnya hitung kotak kecil antara R beat pertama ke R beat selanjutnya. Gambar diatas menunjukkan interval R-R nya sama yaitu 14 kotak kecil. Berarti kesimpulan pertama irama gelombang diatas sinus reguler atau iramanya teratur. Namun, kesimpulannya belum berakhir karena pilihan jawaban tidak ada sinus reguler yang ada hanya takikardi dan bradikardi. R-R = 14
R-R = 14
R-R = 14
Pada penjelasan sebelumnya untuk mengetahui apakah takikardi atau bradikardi maka dilakukan perhitungan interval R-R atau 1500/14 adalah 107. Ternyata jumlah interval antara interval antara R-R yaitu lebih dari 60-100x/menit. Berarti HR gambar diatas adalah takikardi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa irama gambar EKG diatas adalah sinus takikardi. Jadi, jawaban yang tepat adalah B. Sinus Takikardi. 5) Seorang klien akan dipasangi NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Keadaan umum klien buruk, tekanan darah 100/50 mmHg, nadi 105 kali/menit, respirasi 27 kali/menit, dan suhu badan 39 ᴼC.
Seorang perawat sudah memposisikan kepala ekstensi. Apa tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat? a. Memberikan jelly pada NGT b. Membersihkan lubang hidung c. Memasukkan NGT d. Meminta klien untuk menelan selang NGT e. Meminta izin pada klien bahwa NGT akan dimasukkan Pembahasan: Kata kunci pada kasus ini adalah NGT dan memposisikan kepala ekstensi. Jadi setelah ekstensi kepala tindakan selanjutnya yaitu (A) memberikan jelly pada NGT. Soal kasus diatas merupakan salah satu keterampilan seorang perawat. Dan saat praktik klinik keterampilan pemasangan NGT ini cukup mudah didapatkan pengaplikasiannya. Tidak hanya di lapangan, di laboratorium kampus juga didapatkan baik melalui teori maupun prakteknya. Demikianlah contoh kasus untuk penerapan metode “menjawab soal dengan singkat”, calon peserta dapat menerapkannya pada contoh soal yang lainnya. Dan prinsipnya cuma satu yaitu rajin berlatih. Jika calon peserta menemukan soal tindakan prosedur, calon peserta jangan khawatir untuk tidak bisa menjawab dengan singkat. Ternyata soal dengan model tersebut cukup mudah untuk menjawabnya karena tindakan prosedur cukup familiar pada saat praktik di laboratorium dan klinik. Dengan bekal laboratorium skill dan praktik klinik maka soal tindakan prosedur dapat terpecahkan dengan mudah. Dan model soal tersebut cukup menggembirakan karena model soal seperti itu cukup banyak keluar pada saat ujian kompetensi. Untuk lulusan DIII soal prosedural knowledge sekitar 45-55% atau sekitar 80-90 dan lulusan Ners sekitar 2025% atau 40-50 nomor dari 180 soal yang diujiankan. Jadi, sangat disayangkan jika calon peserta tidak lulus karena model soal tindakan keperawatan cukup banyak muncul pada soal ujian kompetensi. Ingat: jika calon peserta serius saat laboratorium skill dan praktik klinik maka soal diatas cukup mudah dikerjakan. Maka dari itu berlatihlah kembali kemampuan skill yang belum dikuasai atau buka kembali bukunya yang berhubungan dengan prosedural knowledge. Ulangi atau baca kembali prosedurnya, usahakan anda mengulangi hingga 40 kali.
Dibawah ini beberapa materi ujian tentang prosedural knowledge yang bisa calon peserta ukom pelajari sebagai bekal persiapan ujian kompetensi, yang nantinya jika terdapat soal dengan model tindakan keperawatan calon peserta dapat dengan mudah menjawabnya. Berikut tabel materi ujian tentang prosedural knowledge yang dikutip dari buku panduan pelaksanaan uji kompetensi keperawatan: Tindakan Ket. 1. Menggunakan prinsip pencegahan universal (universal/standart precautions) 2. Memberikan privasi klien 3. Memberikan dukungan emosi bagi klien/keluarga 4. Meningkatkan harga diri klien 5. Memeriksa tanda-tanda vital (Nadi, Temperatur, Tekanan darah, pernafasan) 6. Verifikasi identitas klien 7. Menggunakan tekhnik antiseptic 8. Mengkaji tanda tanda infeksi 9. Menampung specimen untuk pemeriksaan 10. Klarifikasi resep atau order dari pihak lain lain 11. Evaluasi respon atau order dari pihak lain 12. Memonitor reaksi yang tidak diharapkan dari tindakan/prosedur 13. Memberikan medikasi oral, subkutan, intrakutan, IM, IV dan Topical 14. Mengidentifikasi riwayat alergi 15. Mengikuti prinsip 6 benar dalam pemberian obat 16. Mengkomunikasikan prinsip 6 benar pemberian obat 17. Mengkaji skala nyeri 18. Memastikan alat-alat berfungsi baik sebelum digunakan 19. Melepas alat yang digunakan/menempel pada klien dengan aman 20. Mencegah komplikasi atas kondisi-kondisi klien 21. Mengidentifikasi resiko kerusakan lingkungan yang berdampak bagi keselamatan klien 22. Intervensi untuk mengatasi gangguan integritas kulit 23. Melakukan pemeriksaan neurologis dan sirkulasi 24. Memonitor hasil diagnostic atau laboratorium
25. Memahami perintah untuk merawat klien 26. Memberikan terapi oksigen sesuai order 27. Memberikan terapi inhalasi 28. Melakukan suction 29. Berpartisipasi dalam kesiagaan bencana di RS dan masyarakat 30. Mengidentifikasi mekanisme koping individu 31. Membantu mobilisasi dengan atau tanpa alat 32. Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari klien (ADL) 33. Memonitor intake dan output cairan 34. Memonitor dan merawat hidrasi dan nutirisi klien 35. Memasang, merawat dan melepas infuse 36. Melakukan pengkajian ulang terfokus 37. Memasang, merawat dan melepas kateter urine 38. Memasang dan melepas NGT 39. Memberikan obat atau makanan via NGT 40. Mengatasi nyeri dengan tindakan non farmakologis 41. Memasang dan melepas bidai 42. Melepas jahitan luka 43. Merawat klien dengan traksi 44. Melakukan ROM aktif/pasif 45. Membuat laporan shift jaga 46. Memperbaharui rencana keperawatan 47. Memberikan intruksi verbal/tulis untuk pemulangan klien 48. Membandingkan perkembangan penyembuhan normal dan tidak normal 49. Membantu meringankan proses kehilangan 50. Melakukan resusitasi jantung paru 51. Memasang EKG 52. Merawat klien dalam fase pemulihan atau sedasu moderat 53. Merawat klien tidak sadar Prinsip pembelajarannya cukup sederhana yaitu cukup baca kembali proseduralnya dan dipraktikkan. Calon peserta bisa memvisualisasi dengan instumen lain sesuai kondisi yang tersedia. Penyertaan video saat mengulangi materi ini akan mempertajam ingatan calon peserta ukom. Setelah calon peserta mengulangi materi diatas dan yakin sudah dikuasai,
silahkan centang materi tersebut dikolom katerangan dan selanjutnya berpindah ke materi yang lainnya atau belum dikuasai.
F. Langkah-Langkah Cerdas Menjawab Soal Ujian Kompetensi Memahami dan menjawab soal ukom pada dasarnya cukup sulit. Selain soalnya dibuat dalam bentuk kasus juga pilihan jawabannya bersifat homogen (jawaban yang satu dan yang lainnya hampir sama). Namun, pada prinsipnya ketika calon peserta ujian kompetensi banyak berlatih menjawab contoh soal ukom maka secara otomatis calon peserta ukom bisa menjawab dan memilih jawaban secara tepat dan cepat. Cara sederhana yang bisa calon peserta terapkan yaitu dengan memahami gambaran rancangan soal ukom perawat. Cara ini merupakan persiapan ideal bagi calon peserta ukom, karena calon peserta akan memiliki mindset bahwa soal ukom pada dasarnya mudah. Berikut ini gambaran rancangan soal ujian kompetensi nasional yang dikutip dari buku panduan pelaksanaan uji kompetensi perawat : 1. Jarang ada soal ingatan murni (recall). Semua soal adalah soal terapan dari kejadian atau kasus dalam pekerjaan. 2. Setiap soal diawali dengan kasus. Kasus bisa merupakan setting rumah sakit, puskesmas, komunitas, atau keluarga. 3. Setelah kasus, terdapat pertanyaan. Kalimat pertanyaan diawali kata Tanya dan diakhiri dengan tanda Tanya (?). 4. Piliha ganda, satu pilihan benar (one best answer) dengan opsi 4 atau lebih (a,b,c,d,e). Pilihan jawaban terkesan benar semua. Namun hanya satu jawaban yang tepat untuk pertanyaan dimaksud. Dalam buku ini tersedia 4 dan 5 pilihan jawaban tiap soal. Namun, prinsip menjawab model soal one best answer walaupun dengan opsi pilihan jawaban lebih dari 4 adalah sama. Untuk menjawab model rancangan soal diatas penulis merekomendasikan menggunakan tekhnik skimming dan scanning. Tekhnik ini adalah tekhnik yang paling cerdas dan tepat untuk menjawab soal kasus. Bagaimanapun soal kasusnya, apakah itu pilihannya bersifat homogen ataupun heterogen akan mudah terpecahkan jawabannya. Bahkan jika
dalam soal terdapat kata kata medis yang cukup sulit dikenal dengan bantuan tekhnik ini maka akan terbantu memilih jawaban dengan tepat. Skimming adalah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu soal. Sedangkan scanning atau disebut juga membaca memindai yaitu mencari informasi spesifik secara cepat dan akurat. Tekhnik ini digunakan untuk mengetahui dengan pasti kata kunci soal sehingga seorang calon peserta ukom lebih berkonsentrasi mencari jawaban yang spesifikdan berhubungan dengan kasus soal. Langkah-langkah skimming dan scanning sebagai berikut: 1. Bacalah soal dengan cepat tetapi cermat. 2. Renungkan dan bayangkan soal yang sedang anda baca secara objektif bukan asumtif, lalu coba lakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Formulasikan apa sebenarnya fokus dari kasus yang disajikan. 2) Formulasikan pertanyaan dengan bahasa sendiri. 3) Cari kata kunci yang ada pada setiap pertanyaan. Kata kunci pada soal pada umumnya adalah kata kata seperti: terpenting, utama, prioritas, pertama, paling, dan sebagainya. 4) Apa informasi tambahan penting dan relevan yang ada dalam kasus. Jangan terjebak dengan kalimat atau informasi yang tidak relevan dengan pertanyaan. 5) Hati-hati terhadap informasi baru pada kasusnya. Mungkin informasi tersebut penting, tapi jangan terkecoh yakinlah dan tetap focus 6) Pikirkan dengan cepat kemungkinan jawaban-jawaban yang menjawab pertanyaan. 7) Jawab pertanyaan tersebut dengan bahasa sendiri minimal gunakan logika atau insting. 3. Setelah melakukan hal-hal tersebut diatas, bacalah dengan cermat pilihan jawaban yang tersedia. Segera buat keputusan, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1) Apakah ada pilihan yang mirip dengan jawaban yang dipikirkan? 2) Apakah jawaban tersebut yang paling tepat dan paling lengkap untuk menjawab pertanyaan yang diajukan? 4. Jika mendapatkan soal yang kelihatannya diluar bidang atau pengalaman yang dikuasai, jangan panik. Yang perlu dilakukan adalah tetap tenang, pahami soal baik-baik untuk mengerti apa yang
sebenarnya ditanyakan dengan logika yang anda miliki dan cari kemungkinan jawaban yang paling sesuai dan tepat. 5. Jika terasa sulit, jangan terpaku pada pada soal tersebut karena akan menguras waktu dan energi anda. Teruskanlah mengerjakan soal yang anda anggap mudah terlebih dahulu dengan menggunakan tekhnik diatas. Setelah mengerjakan soal yang mudah, barulah kembali pada soal yang belum anda kerjakan tadi. Dibawah ini beberapa contoh soal kasus untuk penerapan tekhnik skimming dan scanning diatas. 1. Seorang laki-laki usia 48 tahun dirawat di ruang X karena mengalami penurunan kesadaran dan tampak gelisah. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan mulut tidak simetris, tekanan darah 170/90 mmHg, nadi 65 kali/menit, napas 25 kali / menit dan suhu 38ᴼC. klien tampak mengalami gangguan menelan dan gangguan pengecapan. Terpasang monitor dan oksigen. Apaprioritas implementasi yang harus dilakukan seorang perawat? a. Memberikan kompres hangat b. Pemasangan pengaman bed c. Memantau kesadaran dan TTV d. Memberikan cairan manitol e. Memasang NGT Pembahasan: 1. Lakukan skimming pada kasus untuk menetukan ide keseluruhan soal 2. Tentukan kata kunci pada pertanyaan. Kata kunci pertanyaan adalah prioritas implementasi 3. Lakukan scanning. Informasi penting yang terdapat pada kasus adalah penurunan kesadaran, gelisah, mulut tidak simetris, gangguan menelan dan gangguan pengecapan. Setelah dilakukan scanning pada kasus maka semakin jelas bahwa prioritas implementasi yang harus dilakukan berhubungan dengan nutrisi sehingga jawaban yang paling tepat adalah E. 2. Seorang klien yang baru didiagnosis menderita penyakit diabetes mellitus (DM) tipe II direncanakan akan diberikan pendidikan kesehatan terkait penyakitnya. Apakah hal penting yang perlu difokuskan dalam sesi pendidikan kesehatan pada pasien tersebut?
a. Panduan modifikasi diet b. Cara minum obat DM c. Pemahaman peyakit DM d. Perawatan kuku kaki DM e. Perawatan luka DM Manakah jawaban anda! Perhatikan jawaban berikut ini! Sekilas, semua hal dalam pilihan jawaban di atas memang perlu diberikan pada pasien ini. Tetapi bila kita tentukan bahwa ini adalah klien baru. Manakah landasan yang paling penting untuk dipahami klien terlebih dahulu? Pilihan A,B,D dan E terlalu spesifik dan berpotensi membingungkan klien yang baru mengenal DM. dengan demikian tidak mungkin menjawab salah satu dari tiga pilihan tersebut karena ketiganya terlalu spesifik. Tidak mungkin memilih salah satu dari hal spesifik sebelum hal yang umum dipahami oleh klien. Pilihan C adalah jawaban yang paling tepat. Perhatikan kata kunci pada kasus diatas, yaitu Baru didiagnosis menderita penyakit DM. 3. Nn. R dirawat di ruang bedah karena 2 hari yang lalu mengalami kecelakaan. Nn.R mengalami fraktur terbuka tibia fibula dextra 1/3 proksimal. Setelah dilakukan rontgen, dokter menyarankan untuk pemasangan ORIF. Klien tampak pucat, sesak napas, dan gemetaran saat mendengar hal tersebut. Hal ini karena klien sebelumnya tidak pernah mengalami operasi. Apa tindakan keperawatan setelah menenangkan klien? a. Menganjurkan untuk tarik napas b. Melibatkan keluarga untuk memotivasi c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pemasangan ORIF d. Memberikan teknik guide emegary e. Modifikasi lingkungan Apakah anda memahami kasus di atas? Apakah ada istilah yang anda tidak ketahui? Yang mana? Apakah anda lebih mengerti tentang maksud keseluruhan soal setelah membaca serta pilihan jawabannya? Lihatlah penjelasan berikut ini: Untuk menjawab soal di atas, tidak perlu berfokus pada istilah yang tidak dikenal, misalnya ORIF. Yang harus dilakukan adalah memahami
inti pertanyaan atau mencari kata kunci kasus. Pada kasus di atas, kata kuncinya adalah Klien tampak pucat, sesak napas, dan gemetaran saat mendengar akan dipasangkan ORIF. Hal ini terkait dengan perasaan cemas klien terhadap tindakan yang akan dilakukan, olehnya itu, jawaban yang paling tepat adalah C. 4. Perawat melakukan kunjungan rumah di desa S. Dalam keluarga yang dikunjungi, ada seorang ibu yang melahirkan bayinya satu bulan yang lalu serta bapak yang selalu sibuk bekerja dan tidak sempat membantu istrinya untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Kondisi ibu kelelahan dan kurang istirahat. Apakah intervensi utama pada keluarga tersebut? a. Menyarankan untuk istirahat b. Mengajarkan cara merawat bayi c. Diskusikan kepada keluarga untuk berbagi tugas d. Anjurkan kepada ibu untuk memeriksakan diri ke dokter Pembahasan: Sekilas semua pilihan jawaban tersebut di atas benar. Tapi yang paling penting adalah tentukan kata kunci pada pertanyaan dan inti dari soal. Kata kunci pada pertanyaan adalah intervensi utama pada keluarga dan inti dari soal yaitu kondisi ibu kelelahan dan kurang istirahat. Jadi jawaban yang paling tepat adalah C. 5. Seorang perempuan 54 tahun dengan diagnose CHF baru saja menerima 2 unit kantong darah. Saat ini klien duduk di tempat tidur, tampak sesak dan gelisah. Hasil auscultasi menunjukkan adanya crackles pada bagian basal paru kiri dan kanan. Apakah jenis komplikasi yang dialami klien? a. Kelebihan cairan b. Reaksi hemolitik akut c. Alergi transfusi darah d. Reaksi demam non hemolitik Pembahasan: Kata kunci pada kasus di atas adalah: komplikasi tranfusi darah. Dengan adanya data penunjang sesak, gelisah dan adanya crackles menunjukkan bahwa jawaban yang tepat adalah A karena kelebihan cairan terjadi saat sejumlah cairan dimasukkan melalui IV dalam waktu
singkat, sehingga menyebabkan terjadinya perpindahan cairan ke intertisial paru. 6. Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat di RS pertamina karena mengalami pandangan kabur dan nyeri. Hasil pemeriksaan dari dokter mata, visus mata kanan dan kiri 5/50 meter serta lensa mata keruh.selama ini, aktivitas klien dibantu oleh keluarganya. Klien mengatakan takut akan mengalami kebutaan. Apa masalah keperawatan utama dari kasus tersebut? a. Cemas b. Kurang pengetahuan c. Deficit perawatan diri d. Gangguan persepsi sensori penglihatan Pembahasan: Dengan membaca kasus di atas, pilihan jawaban B dan C tidak dapat dipilih karena tidak ada cukup data yang menunjang untuk memilih masalah keperawatan tersebut. Tinggal jawaban A dan D yang mungkin dipilih. Jika kita memilih jawaban A, maka hanya ada 1 data yang terkait dengan masalah tersebut yaitu klien takut akan mengalami kebutaan. Inti dari soal di atas adalah pandangan kabur yang didukung dengan hasil visus mata kanan dan kiri 5/50 meter serta lensa mata keruh. Sehingga jawaban yang paling tepat adalah D. Penerapan metode skimming dan scanning ini bisa optimal digunakan pada saat tes berlangsung jika calon peserta banyak berlatih menjawab soal. Tanpa latihan yang konsisten mustahil calon peserta bisa manfaatkan metode ini untuk menjawab soal ukom nantinya. Calon peserta bisa manfaatkan contoh-sontoh soal yang tersedia untuk mengasah kemampuan metode tersebut. Berlatihlah menjawab 1 soal dalam waktu 1 menit dengan benar menggunakan tekhnik tersebut. Jangan putus asa jika tidak berhasil. Lakukanlah secara terus-menerus. Jika calon peserta telah menjawab beberapa soal dengan tekhnik tersebut maka secara otomatis tekhnik tersebut akan dikuasai. Dan tentunya bekal tersebutlah yang paling menunjang dalam menuntaskan soal ujian kompetensi nantinya. Dan harapan calon peserta lulus ukom dapat tercapai.
TUTORIAL KELIMA LATIHAN MENJAWAB CONTOH SOAL UJI KOMPETENSI A. Belajar Menjawab Contoh Soal Uji Kompetensi Dengan Open Book Salah satu cara yang terbaik untuk memaksimalkan ingatan yaitu dengan cara mencari dan menelusuri secara langsung pilihan jawaban dari contoh soal melalui buku atau materi kuliah. Calon peserta akan terlatih mengingat kunci jawaban dari soal yang dijawab dan dengan mudah calon peserta mengingat jawaban ketika ada soal yang mirip dengan soal tersebut pada saat ujian berlangsung. Tidak hanya itu, calon peserta akan mendapatkan banyak penambahan referensi sebagai modal mejelang ujian kompetensi. Metode ini disebut dengan open book. Metode yang mudah dan sederhana serta realistis. Calon peserta dengan mudahnya membuka buku kemudian mencocokkan jawaban tersebut sesuai dengan kasus dan pilihan jawabannya. Calon peserta menjawab contoh soal dengan merasionalkan jawaban tersebut melalui buku bacaan. Prinsipnya sederhana calon peserta tidak membebankan memori otak untuk berfikir keras menjawab soal, tetapi buku bacaanlah yang menjadi rujukan dalam menjawab soal tersebut. Calon peserta tinggal mencari dan menemukan jawaban yang sesuai dalam buku bacaan. Dan kemudian memilih jawaban yang tepat sesuai dengan hasil bacaan calon peserta. Jadi peserta menjawab soal dengan membuka materi yang ada dalam buku. Calon peserta akan dituntut mengulangi materi kuliah melalui bacaannya. Dan secara otomatis calon peserta akan berusaha mendalami materi tersebut jika calon peserta merasa materi tersebut masih kurang dipahami. Dan dengan demikian proses pembelajaran menjadi produktif karena melalui bacaan ada banyak tambahan ilmu yang didalami. Dimana ilmu ini adalah modal persiapan yang paling menunjang dalam ujian kompetensi nantinya. Dibawah ini dibagikan satu kasus yang dapat dijadikan contoh pembalajaran untuk menerapkan metode diatas. Berikut contoh kasusnya:
Seoranglaki-laki berusia 50 tahun di bawake UGD karena mengalami penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu, dari hasil pengkajian tekanan darah 210/110 mmHg, pernapasan cepat dan disertai apnea. Apakah pola pernapasan pasien tersebut ? a. Biot d. Bradipnea b. Takipnea e. Cheyne-stokes c. Kussmaul Cara belajarnya yaitu memahami kasusnya kemudian mencari arti/pengertian dari semua pilihan jawaban diatas melalui buku. Mulai dari pilihan a sampai e. Jika semua arti/pengertian dari pilihan jawaban tersebut sudah dicari dan diketahui maka selanjutnya adalah tinggal menghubungkannya dengan kasus kemudian memilih jawaban yang paling tepat. Berikut penjabarannya. Dibawah ini pengertian dari pilihan jawaban soal diatas. a. Biot : pernafasan yang ritme maupun amplitudonya tidak teratur, kadang diselingi apnea. b. Takipnea: Frekwensi pernapasan cepat yang abnormal dan irama teratur c. Kussmaul : pernafasan yang cepat dan dalam. d. Bradipnea : Frekwensi pernapasan lambat yang abnormal dan irama teratur e. Cheyne stokes: Siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula naik, kemudian menurun dan berhenti (apnea), lalu pernafasan dimulai lagi dari siklus baru. Setelah calon peserta mencari dan menemukan pengertian dari masingmasing jawaban, calon peserta selanjutnya menghubungkan dengan soalnya. Adapun kata kunci dari soal diatas adalah pola pernafasan dengan kasus pernafasan cepat dan disertai apnea. Pilihan jawaban yang berhubungan dengan kasus dan pengertian diatas ada tiga yaitu takipnea, kusmaul dan Cheyne stokes. Untuk memilih jawaban yang tepat dari ketiga ini maka kembali menghubungkan pertanyaan dan kasusnya. Adapun kasusnya yaitu penurunan kesadaran dan tekanan darah yang tinggi. Dua kasus ini adalah kata kunci untuk menyaring pilihan jawaban diatas. Dapat disimpulkan dari ketiga pilihan diatas jawaban yang paling tepat adalah Cheyne stoke.
Kenapa Cheyne Stoke?, kembali lagi kemateri dasarnya bahwa pola pernafasan Cheyne stoke sering dijumpai pada pasien trauma dan tekanan intrakranial meningkat. Kasus diatas memberikan sinyal bahwa pasien tersebut tekanan intra kranialnya meningkat. Tanda khas intrakranial meningkat yaitu tekanan darah tinggi. Dan benar pasien diatas mengalami peningkatan tekanan darah tinggi yaitu 210/110 mmhg. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa pola pernapasan pada kasus diatas adalah Cheyne stoke, jadi jawabannya adalah E. Seperti itulah gambaran khusus cara mengaplikasikan salah satu metode persiapan ukom diatas. Calon peserta bisa mencontohi metode pembelajaran ini dan penulis yakin dengan metode ini pemahaman tentang materi keperawatan dalam rangka persiapan ukom akan meningkat drastis. Ingat, jika calon peserta merasa pengertian pilihan jawaban diatas masih kurang dipahami maka dalamilah terlebih dahulu atau kalau perlu hafalkan pengertiannya sebelum menjawab soal selanjutnya. Dibawah ini dibagikan beberapa contoh soal kasus yang dapat dijadikan sumber pembelajaran dari metode diatas. Dan penulis sengaja tidak memberikan kunci jawabannya agar calon peserta dapat mandiri menelusuri dan menganalisa pilihan jawaban dari contoh soal keperawatan ini. Berikut beberapa soal keperawatan yang bisa dijadikan contoh untuk mengaplikasikan metode open book diatas. 1. Klien laki-laki berusia 57 tahun dirawat di ruang rawat hari pertama. Keluhan utama bengkak pada kedua kaki dan sesak. Riwayat penyakit DM type 2 sejak lima tahun dan hipertensi tidak terkontrol sejak tiga tahun yang lalu. Sebulan lalu, klien mendapatkan terapi furosemid 40 mg 2x/hari, captopril 25 mg 2x/hari dan glibenclamid 3x/hari. Saat ini tekanan darah 140/100 mmhg. Nadi 100x/menit, pernafasan 22x/mnt, ureum plasma 98 mg/dl dan kreatinin plasma 2,2 mg/dl serta gula darah sewaktu 400 mg/dl. Manakah hal berikut ini yang mungkin menyebabkan nilau ureum dan kreatinin tinggi seperti yang tertera diatas? a. Hipertensi tidak terkontrol
2.
3.
4.
5.
b. Efek obat furosemid c. Efek obat captopril d. Gula darah yang tinggi Klien mendapatkan terapi infuse NaCl 0,9% 1000 cc dan Ringer Asetat 1000 cc dalam 24 jam. Infus diberikan dengan factor tetes 20x/mnt. Pada jam ke-9, infuse tersisa 1100 cc. Berapa tetes permenit sisa infuse seharusnya diberikan? a. 21 tetes/menit b. 22 tetes/menit c. 23 tetes/menit d. 24 tetes/menit Klien mendapatkan terapi infuse NaCl 0,9% 1000 cc dan Ringer Asetat 1000 cc dalam 24 jam. Infus diberikan dengan factor tetes 20x/mnt. Pada jam ke-9, infuse tersisa 1100 cc. Berapa kecepatan infuse harus ditambahkan dari kecepatan sebelumnya untuk mengejar ketertinggalan? a. +4 tetes/menit b. +8 tetes/menit c. -4 tetes/menit d. -8 tetes/menit Klien henti nafas dan henti jantung di bangsal penyakit dalam sedang mendapatkan resusitasi jantung paru sesuai urutan standar America heart association 2015. Saat tiba, anda diminta membantu melakukan pernafasan bantuan, ambu bag terasa berat dipompakan, udara bocor terasa disekitar pipi pasien dan dada klien juga tidak mengembang. Apakah tindakan pertama kali harus perawat lakukan untuk mengatasi hal tersebut? a. Pastikan pasien tidak bernafas b. Periksa jalan nafas c. Perbaiki eksistensi leher d. Tekan ambu bag lebih keras Saat memasang kateter urin seorang pasien laki-laki, ketika kateter masuk + 11 cm, terasa ada tahanan lunak dan klien mengaduh tampak menahan sakit. Apakah tindakan pertama yang harus dilakukan perawat? a. Berhenti memasukkan kateter
b. Tetap mendorong ujung kateter hingga masuk c. Menganjurkan klien menarik nafas dalam d. Sedikit menegakkan penis sambil terus memasukkan kateter 6. Seorang perawat yang bertugas di unit psikiatri merawat seorang klien anak dengan masalah perilaku. Diagnosis medis klien tersebut adalah ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Apakah prinsip umum tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada anak klien anak tersebut? a. Memberikan batasan aktivitas kepada anak tersebut b. Mengabaikan kondisi hiperaktif anak tersebut c. Memotivasi anak bergabung dalam terapi bermain d. Melatih cara sederhana memfokuskan perhatian 7. Seorang anak dengan ventricular septal defect (VSD) mendapatkan terapi awal digoxin (lanoxin) 125 microgram per IV. Tersedia kemasan 250 microgram/ml. Berapa milliliter dosis yang harus diberikan kepada anak tersebut? a. 0,5 ml b. 1 ml c. 1,5 ml d. 2 ml 8. Seorang perawat yang dibantu oleh satu orang asisten perawat bertanggungjawab merawat beberapa pasien yang dirawat di ruang penyakit dalam. Dari daftar jumlah klien diketahui bahwa pada ruangan tersebut terdapat empat klien lanjut usia dan lima klien dewasa. Dua klien memiliki tingkat ketergantungan total dengan diagnose medis stroke hemoragic dan ketoasidosis diabetic. Tiga klien membutuhkan bantuan parsial dengan diagnose medis fraktur incompletes, sirosis hepatis dan gagal jantung. Terdapat empat klien mandiri dengan diagnose medis observasi demam, gastroenteritis, post operasi apendictomy dan PPOK. Manakah pasien yang paling beresiko mengalami masalah kekurangan cairan? a. Ketoasidosis diabetic b. Sirosis hepatis c. Observasi demam d. Gastroenteritis
9. Seorang laki-laki usia 62 tahun, dirawat empat jam paska tindakan TURP (trans urethral resection of the prostate). Terpasang traksi kateter dan irigasi kandung kemih dengan NaCl 0,9% serta infuse NaCl 0,9%. Hasil monitoring terakhir: tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 90x/mnt, pernafasan 18x/mnt, aliran irigasi lancar dan berwarna kemerahan. Keluhan nyeri skala 5 pada area penis dan takut bergerak. Manakah prioritas diagnosa keperawatan yang tepat dari klien tersebut? a. Resiko kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan b. Nyeri berhubungan dengan luka insisi dan pemasangan traksi c. Resiko obstruksi aliran urine berhubungan dengan penimbunan stosel darah d. Resiko infeksi berhubungan pemasangan alat invasive 10. Seorang klien yang baru didiagnosis menderita penyakit diabetes mellitus (DM) tipe II direncanakan akan diberikan pendidikan kesehatan terkait penyakitnya. Apakah hal penting yang perlu difokuskan dalam sesi pendidikan kesehatan pada pasien tersebut? a. Panduan modifikasi diet b. Cara minum obat DM c. Pemahaman peyakit DM d. Perawatan kuku kaki DM 11. Klien laki-laki usia 57 tahun dirawat di ruang rawat hari pertama. Keluhan utama bengkak pada kedua kaki dan sesak. Klien ini memiliki riwayat diabetes mellitus yang tidak terkontrol sejak tahun yang lalu dan riwayat hipertensi yang juga tidak terkontrol sejak 3 tahun yang lalu. Manakah data berikut ini mengindikasikan bahwa keluhan utama klien terkait dengan adanya masalah ginjalnya? a. Albumin 3,30 mg/dl b. Ureum plasma 94 mg/dl c. Kalium 2,9 mEq/dl d. Kreatinin plasma 1,02 mg/dl 12. Di Poliklinik umum suatu rumah sakit, ada seorang pejabat yang akan memeriksakan kesehatannya namun antrian pasien yang lain panjang. Perawat yang bertugas mempersilahkan pasien
masuk sesuai dengan nomor antrian tanpa mempertimbangkan status social mereka. Apakah prinsip etik yang dianut oleh perawat tersebut? a. Otonomi b. Berbuat baik c. Keadilan d. Kejujuran 13. Seorang laki-laki usia 62 tahun dirawat di RS karena kehilangan kesadaran mendadak. Pasien tidak berespon dalam membuka mata, respon suara tidak jelas dan respon motorik tidak ada. Berapakah nilai GCS pasien tersebut ? a. 3 c. 5 b. 6 d.4 14. Seorang anak berusia 15 tahun karena kondisinya diharuskan amputasi pada kakinya. Saat ini anak menjalani perawatan post operatif, wajahnya murung dan mata berkaca-kaca dan ketika teman-teman sebayanya datang untuk menjenguk pasien tidak mau bertemu dengan siapa pun termasuk perawat dan dokter. Apakah tahap kehilangan yang terjadi pada kasus tersebut ? a. Denial d. Menerima b. Depresi e. Tawar menawar c. Marah 15. Seorang laki-laki dewasa usia 25 tahun masuk UGD diantar keluarga, luka bakar grade 2 dan 3 terletak di punggung bokong dan bagian belakang dari kedua paha, kesakitan namun kondisi nampak stabil. TD 110/70 mmHg, Nadi 100x/mnt. Berapakah luas luka bakar pada kasus menurut rule of nine? a. 9 % b. 27% c. 18% d. 36% B. Kumpulan Soal Keperawatan dan Pembahasannya Soal keperawatan adalah kumpulan soal-soal yang dikutip dari berbagai materi yang ada dalam lingkup sains keperawatan dan biasa muncul dalam soal ukom. Soal keperawatan ini tidak hanya kunci jawaban yang ditampilkan tetapi rasional dari pemilihan jawaban tersebut juga dibahas. Calon peserta ukom dapat menambah perbendaharaan keilmuwannya
melalui pembahasan soal yang diberikan dalam soal keperawatan ini. Sehingga calon peserta dapat memiliki analisa yang tajam dalam menaklukkan soal ukom yang akan didahapinya nanti. Berikut soal keperawatan dan pembahasannya. 1. Soal Keperawatan dan Pembahasan 20 Nomor 1. Manakah dari mekanisme patofisiologis berikut yang terjadi di parenkim paru yang memungkinkan terjadinya pneumonia? a. Atelektasis b. Bronkiektasis c. Efusi d. Peradangan 2. Manakah dari organisme berikut paling sering menyebabkan pneumonia pada orang dewasa? a. Haemiphilus influenzae b. Klebsiella pneumoniae c. Steptococcus pneumoniae d. Staphylococcus aureus 3. Klien dewasa dengan pneumonia. Manakah gejala pertama yang dapat muncul? a. Penurunan kesadaran dan dehidrasi b. Demam dan menggigil c. Hemoptisis dan dyspnea d. Nyeri dada pleuritik dan batuk 4. Ketika auskultasi dada klien dengan pneumonia, suara apakah yang akan muncul pada kedua lapang paru? a. Bronkial b. Bronchovesicular c. Tubular d. Vesikular 5. Seorang klien dengan pneumonia mengalami dyspnea dengan pernapasan 32 kali / menit dan kesulitan mengeluarkan dahak. Perawat melakukan auskultasi pada bidang paru dan mendengar suara bronkial di kiri lobus bawa manakah tindakan perawatan yang Perawat lakukan klien? a. Antibiotik b. Istirahat c. Oksigen
d. Asupan gizi 6. Seorang klien telah diobati dengan terapi antibiotik pada kanan bawahlobus pneumonia selama 10 hari dan akan habis hari ini. Manakah dari hasil pemeriksaan berikut yang menandakan klien dapat dipulangkan? a. Lanjutan dyspnea b. Demam dari 102* F c. Tingkat pernapasan dari 32 napas / menit d. Vesikular bunyi napas dalam basis yang tepat 7. lengan kanan klien telah dilakukan tes purified protein derivative (PPD) untuk TB memerah dan membesar sekitar 3mm. PPD ini akan dibaca sebagai memiliki hasil sebagai berikut? a. tak tentu b. Kebutuhan untuk redone c. Negatif d. Positif 8. Seorang klien dengan infeksi TB primer. Manakah kondisi berikut menunjukkan perkembangan infeksi TB primer? a. TB aktif dalam waktu 2 minggu b. TB aktif dalam waktu 1 bulan c. Demam yang memerlukan rawat inap d. Sebuah tes kulit positif 9. Seorang klien terinfeksi TB 10 tahun yang lalu tetapi tidak pernah kambuh lagi. Dia sekarang sedang dirawat karena kanker. Klien mulai menunjukkan tanda-tanda TB. Hal ini dikenal sebagai jenis infeksi? a. Infeksi Aktif b. Infeksi primer c. Superinfeksi d. Infeksi Tersier 10. Hasil x-ray dada klien menunjukkan paru nampak normal. Tes Mantoux nya positif, dengan 10mm jika indurasi.Tes sebelumnya negatif. Hasil tes ini dimungkinkan karena: a. Dia memiliki TB di masa lalu dan tidak lagi memiliki itu. b. Dia berhasil diobati untuk TB, tetapi tes kulit selalu tetap positif. c. Dia "seroconverter", yang berarti TB telah sampai ke aliran darah nya. d. Dia "converter tuberkulin," yang berarti ia telah terinfeksi TB sejak tes kulit terakhirnya.
11. Seorang klien dengan tes kulit positif untuk TB tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit aktif. Untuk membantu mencegah perkembangan TB aktif, klien harus ditangani dengan isoniazid, 300 mg setiap hari, untuk berapa lama? a. 10 sampai 14 hari b. 2 sampai 4 minggu c. 3 sampai 6 bulan d. 9 sampai 12 bulan 12. Seorang klien dengan batuk produktif, menggigil, dan berkeringat di malam hari diduga memiliki TB aktif. Manakah tindakan yang Dokter harus lakukan? a. Rujuk ke rumah sakit dalam isolasi pernapasan b. Resep isoniazid dan katakan padanya untuk pulang dan beristirahat c. Berikan tes tuberkulin dan katakan padanya untuk datang kembali 48 jam untuk dilakukan pembacaan. d. Berikan resep untuk isoniazid, 300 mg setiap hari selama 2 minggu, dan mengirimnya pulang. 13. Seorang klien didiagnosis dengan TB aktif dan mulai menjalani terapi antibiotik ketiga. Apakah tanda dan gejala yang akan dialami klien jika terapi tidak memadai? a. Penurunan sesak napas b. Peningkatan hasil x-ray dada c. batuk tidak produktif d. Positif asam-cepat basil dalam sampel dahak setelah 2 bulan pengobatan. 14. Seorang klien berusia 24 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri dada kanan dan sesak napas. Dia melaporkan serangan terjadi tiba-tiba. Manakah pemeriksaan yang harus dilakukan untuk intervensi lebih lanjut? a. Auskultasi suara napas b. Chest x-ray c. Ekokardiogram d. Elektrokardiogram (EKG) 15. Manakah dari perawatan berikut yang akan perawat harapkan untuk klien dengan pneumotoraks spontan? a. Antibiotik b. Bronkodilator
c. WSD d. ruang hiperbarik 16. Manakah dari pernyataan berikut ini yang paling menjelaskan bagaimana pemenuhan oksigenasi pada alveoli yang kolaps? a. Alveoli membutuhkan oksigen untuk hidup b. Alveoli tidak berpengaruh pada oksigenasi c. Alveoli kolaps meningkatkan permintaan oksigen d. Pertukaran gas terjadi di membran alveolar. 17. Continous positive airway pressure (CPAP) dapat diberikan melalui masker oksigen untuk meningkatkan oksigenasi pada pasien hipoksia dengan metode? a. Masker oksigen dengan memberikan oksigen 100% ke klien. b. Masker oksigen dengan memberikan udara terus menerus sehingga klien dapat bernapas. c. Masker oksigen dengan memberikan oksigen bertekanan sehingga klien dapat bernapas lebih mudah. d. Masker oksigen dengan memberikan oksigen bertekanan pada akhir ekspirasi untuk membuka alveoli kolaps. 18. Manakah pernyataan terbaik berikut ini yang menjelaskan efusi pleura? a. Runtuhnya alveoli b. Runtuhnya bronchiole c. cairan dalam ruang alveolar d. Akumulasi cairan antara lapisan dari rongga pleura. 19. Jika efusi pleura berkembang, Manakah satu tindakan berikut terbaik menjelaskan bagaimana cairan dapat hilang dari rongga pleura dan pemulihan pada paru? a. Memasukkan WSD b. Melakukan thoracentesis c. Melakukan paracentesis d. Membiarkan efusi pleura untuk menguras dengan sendirinya. 20. Seorang perawat kesehatan masyarakat sedang melakukan sesi pendidikan dengan anggota masyarakat tentang TB. Perawat mengatakan pada masyarakat salah satu gejala pertama terkait dengan TB adalah: a. berdarah, batuk produktif b. Batuk dengan dahak sputum mukoid
c. Nyeri dada d. Dispnea Kunci Jawaban dan Pembahasan 1. Jawaban: D. ciri umum dari semua jenis pneumonia merupakan respon inflamasi paru terhadap serangan organisme atau agen. Atelektasis dan bronkiektasis menunjukkan runtuhnya sebagian dari saluran napas yang tidak terjadi pada pneumonia. Efusi adalah akumulasi cairan pleura kelebihan dalam rongga pleura, yang mungkin respon sekunder pneumonia. 2. Jawaban: C. Pneumococcal atau pneumonia streptokokus, yang disebabkan oleh streptococcus pneumoniae, adalah penyebab paling umum yang dialami pada orang dewasa-pneumonia. H. influenzae merupakan penyebab paling umum infeksi pada anak-anak. Spesies Klebsiella adalah organisme gram-negatif yang paling umum ditemukan di rumah sakit.Staphylococcus aureus adalah penyebab paling umum dari pneumonia. 3. Jawaban: A. Demam, menggigil, hemoptisis, dyspnea, batuk, dan nyeri dada pleuritik adalah gejala umum dari pneumonia, tetapi klien lansia pertama mungkin muncul dengan hanya perubahan status mental dan dehidrasi karena respon kekebalan menurun. 4. Jawaban: A. Auskultasi dada mengambarkan napas bronkial suara di daerah dada. Bronchovesicular normal terdengar pada daerah paruparu midlobe, suara tubular umumnya terdengar di saluran udara besar, dan suara napas vesikuler biasanya terdengar di basis dari bidang paru-paru. 5. Jawaban: C. Klien mengalami kesulitan bernapas dan mungkin menjadi hipoksia. Sebagai langkah darurat, perawat dapat memberikan oksigen tanpa menunggu perintah dokter. Antibiotik dapat dibenarkan, tapi ini bukan keputusan keperawatan. Klien harus dipertahankan pada bedrest jika ia dyspneic untuk meminimalkan tuntutan oksigen, tapi memberikan tambahan akan menangani lebih segera dengan masalahnya. Klien akan membutuhkan dukungan nutrisi, tapi sementara dyspneic, ia mungkin tidak dapat cadangan energi yang dibutuhkan untuk makan dan pada saat yang sama mempertahankan oksigenasi yang memadai.
6.
Jawaban: D. Jika klien masih mengalami pneumonia, nafas terdengar di dasar yang tepat akan bronkial, bukan napas vesikuler biasa terdengar. Jika klien masih memiliki dyspnea, demam, dan meningkatkan laju pernapasan, ia harus diperiksa oleh dokter sebelum pulang karena ia mungkin memiliki sumber lain dari infeksi atau masih memiliki pneumonia. 7. Jawaban: C. Tes ini akan digolongkan sebagai negatif. 5 mm muncul pada daerah tersebut akan menjadi hasil positif jika klien adalah HIV + atau memiliki kontak dekat dengan seseorang baru-baru ini didiagnosis dengan TB. Tak tentu bukanlah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hasil tes PPD. Jika PPD yang memerah dan membesar 10 mm atau lebih, itu dianggap positif menurut CDC. 8. Jawaban : D. Infeksi TB primer terjadi bila basil telah berhasil menginvasi seluruh tubuh setelah masuk melalui paru-paru. Pada titik ini, basil yang berdinding dan tes kulit terbaca positif. Namun, semua kecuali bayi dan orang dengan imunosupresi akan tetap asimtomatik. Populasi umum memiliki risiko 10% dari mengembangkan TB aktif selama masa hidup mereka, dalam banyak kasus karena istirahat di pertahanan kekebalan tubuh. Tahap aktif menunjukkan gejala klasik TB: demam, hemoptisis, dan berkeringat di malam hari. 9. Jawaban: A. Beberapa orang membawa infeksi TB aktif yang dapat berkembang menjadi penyakit aktif. Selain itu, tempat utama infeksi mengandung basil TB dapat tetap aktif selama bertahun-tahun dan kemudian mengaktifkan ketika resistensi klien diturunkan, seperti ketika klien sedang dirawat karena kanker. Tidak ada hal seperti infeksi tersier, dan superinfeksi tidak berlaku dalam kasus ini. 10. Jawaban: D.Tes kulit tuberkulin akan menjadi positif, yang berarti ia telah terkena terinfeksi TB dan sekarang memiliki respon imun diperantarai sel untuk tes kulit. Darah dan x-ray hasil klien dapat tetap negatif. Ini tidak berarti infeksi telah maju ke tahap yang aktif. Karena x-ray nya negatif, ia harus dipantau setiap 6 bulan untuk melihat apakah ia mengembangkan perubahan x-ray atau pemeriksaan paru. Menjadi seroconverter tidak berarti TB telah
11.
12.
13. 14.
15.
16.
masuk ke dalam aliran darah nya; itu berarti dapat dideteksi dengan tes darah. Jawaban: D. Karena peningkatan kejadian strain resisten TB, penyakit harus diobati sampai 24 bulan dalam beberapa kasus, tetapi pengobatan biasanya berlangsung selama 9-12 bulan. Isoniazid adalah obat yang paling umum digunakan untuk pengobatan TB, tetapi antibiotik lain yang ditambahkan ke rejimen untuk mendapatkan hasil terbaik. Jawaban: A. Klien menunjukkan s / s TB aktif dan, karena batuk produktif, sangat menular. Dia harus dirawat di rumah sakit, ditempatkan dalam isolasi pernapasan, dan tiga kultur dahak harus diperoleh untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Dia kemungkinan besar akan diberikan isoniazid dan dua atau tiga antibiotik antitubercular lain sampai diagnosis dikonfirmasi, kemudian isolasi dan pengobatan akan terus jika kultur positif untuk TB. Setelah 7 sampai 10 hari, tiga kultur dahak berturut-turut akan diperoleh. Jika itu negatif, ia akan dianggap non-menular dan dapat dikirim pulang, meskipun ia akan terus mengambil obat antitubercular selama 9 sampai 12 bulan. Jawaban: D. lanjutan terdapat basil asam-cepat di dahak setelah 2 bulan menunjukkan infeksi berkelanjutan. Jawaban: A. Karena klien sesak napas, mendengarkan bunyi napas adalah ide yang baik. Dia mungkin perlu x-ray dada dan EKG, tetapi dokter harus memesan tes ini. Kecuali sumber jantung untuk sakit klien diidentifikasi, dia tidak perlu ekokardiogram. Jawaban: C. Satu-satunya cara untuk kembali memperluas paru-paru adalah untuk menempatkan tabung dada di sisi kanan sehingga udara di rongga pleura dapat dibuang dan paru-paru kembali diperluas. Jawaban: D. pertukaran gas terjadi di membran alveolar, jadi jika runtuhnya alveoli, ada pertukaran terjadi, alveoli Roboh menerima oksigen, serta nutrisi lainnya, dari aliran darah. Alveoli runtuh tidak berpengaruh pada kebutuhan oksigen, meskipun dengan mengurangi luas permukaan yang tersedia untuk pertukaran gas, menurunkan oksigenasi dari darah.
17. Jawaban: C. Masker memberikan oksigen bertekanan terus menerus baik melalui inspirasi dan ekspirasi. Masker dapat diatur untuk memberikan setiap jumlah oksigen yang dibutuhkan. Dengan menyediakan klien dengan oksigen bertekanan, klien memiliki ketahanan yang lebih sedikit untuk mengatasi dalam mengambil napas berikutnya, sehingga lebih mudah untuk bernapas. Oksigen bertekanan disampaikan pada akhir ekspirasi tekanan positif akhir ekspirasi (PEEP), positive airway pressure tidak terus menerus. 18. Jawaban: D. Cairan pleura biasanya merembes terus ke dalam ruang pleura dari kapiler lapisan pleura parietal dan diserap kembali oleh kapiler pleura visceral dan limfatik. Setiap kondisi yang mengganggu baik sekresi atau pembuangan cairan ini akan menyebabkan efusi pleura. 19. Jawaban: B. Melakukan thoracentesis digunakan untuk mengeluarkan cairan pleura berlebih. Cairan tersebut kemudian dianalisis untuk menentukan apakah itu transudative atau eksudatif. Transudat adalah zat yang telah melewati membran dan biasanya terjadi di bagian dengan protein rendah. Eksudat adalah zat yang telah lolos dari pembuluh darah. Mereka mengandung akumulasi sel dan memiliki berat jenis yang tinggi dan tingkat dehidrogenase laktat tinggi. Eksudat biasanya terjadi dalam menanggapi keganasan, infeksi, atau proses inflamasi. Sebuah tabung dada jarang diperlukan karena jumlah cairan biasanya tidak cukup besar untuk menjamin tindakan demikian. Efusi pleura tidak dapat menguras sendiri. 20. Jawaban: B. Batuk dengan dahak sputum mukoid 2. Soal Keperawatan dan Pembahasan 25 Nomor 1. Ketika berkomunikasi dengan anak-anak , faktor apa yang paling penting perawat harus pertimbangkan ? a. Tingkat perkembangan b. Pertumbuhan fisik c. Isyarat nonverbal d. Keterlibatan Orang Tua
2.
3. a. b. c. d.
4.
5.
Jawaban: A. Ketika melakukan komunikasi dengan anak-anak maka komunikasi yang paling tepat yaitu mempertimbangkan tingkat perkembangannya Untuk memfasilitasi drainase sekresi oral pada anak yang dalam perawatan bibir sumbing (cleft lip) , perawat harus menempatkan anak dalam posisi apa ? a. Terlentang (Supinasi) b. Berbaring (Side-lying) c. Trendelenburg d. Tinggi - Fowler Jawaban: A. Setelah perbaikan pada bagian palatum (cleft palate), anak harus ditempatkan dalam posisi berbaring. Posisi ini membantu proses drainase dan mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka . Seorang perawat merawat klien dengan jumlah trombosit 60.000, apa yang harus diobservasi untuk menemukan indikasi awal perdarahan ? HR 58 x/mnt PaO2 80 mm Hg HR 118 x/mnt TD 110/60 mmHg Jawaban: C. Dalam trombositopenia, klien akan mengalami takikardia karena jantung harus berdetak lebih cepat untuk mengkompensasi penurunan jumlah volume sirkulasi dan jumlah sel darah merah yang membawa oksigen. Apa tindakan prioritas keperawatan pasca tiroidektomi subtotal? a. Obstruksi jalan napas b. Perdarahan c. Tetani d. Edema Jawaban: A. Sebuah tindakan prioritas keperawatan pasca tiroidektomi subtotal adalah pengkajian jalan napas karena obstruksi jalan napas dapat terjadi pasca operasi. Ini adalah keadaan darurat medis dan peralatan resusitasi harus tersedia di kamar klien. Klien Manakah yang memiliki risiko tertinggi terhadap bacterimia? a. Klien dengan jalur peripherally inserted central catheter (PICC)
b. Klien dengan vena sentral kateter (CVC) c. Klien dengan port infus implan d. Klien dengan jalur peripherally inserted intravenous Jawaban: B. Vena sentral kateter ditempatkan ke dalam vena di leher atau dada. Ujung kateter ini berada pada vena kava superior dan penempatan katater inilah yang membawa risiko tertinggi terjadinya infeksi bakteri dari aliran darah. 6. Yang merupakan penyebab paling umum dari hipoksemia pasca operasi? a. Kolaps Alveolar b. Bronkospasme c. Aspirasi d. Edema paru Jawaban: A. Penyebab paling umum dari hipoksemia setelah operasi adalah atelektasis. Atelektasis adalah kondisi tidak berfungsinya paruparu karena halangan pada bronkus (jalur udara menuju paru-paru) atau pada bronkiolus (jalur udara yang lebih kecil) atau biasa disebut juga dengan Kolaps paru atau alveolus. 7. Seorang klien dengan status fraktur pada lengan kanan tepatnya pada bagian humerus. Klien mengatakan, "Saya belum bisa meluruskan jarijari tangan kanan saya sejak tadi pagi ." Tindakan apa yang harus perawat lakukan? a. Kaji status neurovaskular ke tangan b. Minta klien untuk memijat jari c. Dorong klien untuk mengambil analgesik yang diresepkan d. Tinggikan lengan kanan dengan bantal untuk mengurangi edema Jawaban: A. Temuan ini memberi kesan cedera neurologis sebagai akibat dari tekanan pada saraf dan jaringan lunak karena pembengkakan. 8. Selama 24 jam pertama setelah amputasi di atas lutut, mana tindakan utama yang benar dalam mengelola lokasi bedah? a. Tinggikan sisa ekstremitas b. Longgarkan dressing setiap 4 jam c. Menjaga sisa ektremitas sesuai posisi d. Mengubah dressing bila dirasa perlu
Jawaban: A. Meninggikan anggota tubuh selama 24 jam pertama bertujuan untuk memfasilitasi aliran balik vena, menurunkan pembengkakan dan meningkatkan kenyamanan. 9. Selama penilaian neurologis, klien mengalami kehilangan keseimbangan/bergoyang saat kedua mata tertutup. Berdasarkan temuan ini, perawat mencurigai? a. Positif Babinski b. Positif Romberg c. Positif Uji Weber d. Negatif Romberg Jawaban: B. Bergoyang dengan mata tertutup adalah indikasi tanda Romberg positif. Tes romberg digunakan untuk menilai propioseptif yang menggambarkan sehat tidaknya fungsi kolumna dorsalis pada medula spinalis. Pasien yang memiliki gangguan propioseptif masih dapat mempertahankan keseimbangan menggunakan kemampuan sistem vestibular dan penglihatan. Namun jika klien menutup mata maka pasien akan mengalami ketidakseimbangan atau bergoyang dan bahkan terjatuh. 10. Selama pemeriksaan neurologis, tercatat ekstremitas atas klien tertekuk, dan rotasi internal pada plantar fleksi ekstremitas bawah. Apa yang harus perawat dokumentasikan? a. Kontraktur b. Sikap dekortikasi c. Sikap deserebrasi d. Tetanus Jawaban: B. Sikap dekortikasi adalah tanda yang menunjukkan bahwa klien adalah neurologis decompensating. Tanda-tandanya yaitu ekstremitas atas klien akan tertekuk, dan rotasi internal pada plantar fleksi ekstremitas bawah. 11. Seorang perawat sedang mengajari klien tentang pencegahan stroke. Yang termasuk Faktor risiko dalam rencana pengajaran perawat dan sebagai faktor penting yang berkontribusi pada stroke adalah? a. Gaya hidup b. Penggunaan Alkohol c. Hipertensi
d. Merokok Jawaban : C. Salah satu komplikasi hipertensi adalah pecahnya pembuluh darah otak. klien dengan hipertensi sangat berisiko untuk terjadi stroke. 12. Manakah dari tingkat obat berikut yang bukan terapi? a. Digoxin 1,8 b. Theophylline 15 c. Dilantin 25 d. Lithium 1.4 Jawaban: C. Kisaran normal untuk Dilantin adalah 10-20 mcg / dl. 13. Nilai lab yang Anda harapkan dalam kondisi normal pada pasien yang didiagnosis hiperparatiroidisme? a. Kalsium b. Hormon paratiroid c. Magnesium d. Fosfor Jawaban: C. Magnesium. Kejadian Dengan hiperparatiroidisme, hormone paratiroid dan kalsium levelnya meningkat dan level fosfor menurun. 14. RBC 4,9 juta, WBC 8000, trombosit 146.000, dan Hb 16 g. Berdasarkan laporan laboratorium ini, yang mana fungsi darah mengalami gangguan? a. Pembawa oksigen b. Proses Infeksi c. Pembekuan darah d. Ukuran sel darah merah Jawaban: C. Normal trombosit adalah 200.000 - 400.000. hasil lab diatas jatuh dalam kisaran normal kecuali trombosit. 15. Nilai laboratorium yang normal? a. BUN 20 b. BUN 8 c. BUN 10 d. BUN 25 Jawaban : D. nilai laboratorium normal untuk BUN adalah 7-22.
16. Selama mengajar, perawat membahas efek utama dari beta-blocker selama terapi awal. manakah hasil Laboratorium yang harus perawat laporkan? a. Gula darah 60 mg / dL b. Kalium 4.0 mEq / L c. Hemoglobin 14 mg / dL d. WBC 6000 / mm3 Jawaban: A. Beta-blocker dapat menutupi tanda dan gejala hypo / hiperglikemia. 17. Seorang pasien memberitahu perawat bahwa ia menikmati makan bawang putih "untuk membantu menurunkan kadar kolesterol nya." obat Yang mana memiliki interaksi potensial dengan bawang putih? a. Acetaminophen (Tylenol) b. Warfarin (Coumadin) c. Digoxin (Lanoxin) d. Fenitoin (Dilantin) Jawaban: B. Pada saat menggunakan bawang putih, dianjurkan untuk menghindari obat lain yang dapat mengganggu platelet dan fungsi pembekuan seperti warfarin (Coumadin). Warfarin adalah golongan obat antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. 18. Seorang pasien mendapat terapi dopamin (Intropin) melalui intravena perifer. mana Efek yang harus perawat pantau saat terapi ini bekerja? a. Hipotensi b. Jaringan nekrosis c. Pitting edema d. Petechiae Jawaban: B. Infiltrasi dopamin dapat menyebabkan ekstravasasi dan menyebabkan nekrosis jaringan dan pengelupasan. 19. Seorang perawat sedang merawat klien yang diakui mengaalami gagal jantung sisi kiri. Mana Pengamatan yang mendukung temuan diagnosis ini? a. Selaput lendir kering b. Hipotensi c. Sputum Putih berbusa d. Ronkhi/Crackles Basah
Jawaban: D. Kebanyakan ronkhi/Crackles berhubungan dengan klien kelebihan volume cairan sebagai akibat dari gagal jantung sisi kiri. 20. Mana temuan yang perawat harus laporkan ke operator/radiographer sebelum dilakukan magnetic resonance imaging atau MRI? a. Riwayat penyakit kardiovaskular b. Alergi terhadap yodium dan kerang c. Alat pacu jantung permanen di tempat d. Alergi terhadap produk susu Jawaban: C. Pada klien dengan perangkat logam implan seperti alat pacu jantung, MRI merupakan kontraindikasinya. 21. Seorang klien mengalami episode edema paru karena perawat lupa untuk mengatur dosis pagi furosemide (Lasix). Mana unsur hukum yang dapat dikenakan pada perawat? a. Penganiayaan b. Fitnah c. Kelalaian d. Gugatan Jawaban: C. Perawat melakukan tindakan kelalaian (Pelanggaran Tugas) sehingga merupakan suatu tindakan kelalaian. 22. Gejala klien yang berkembang pada komplikasi gagal jantung adalah: a. Peningkatan berat badan b. Pengembangan asites c. Gelisah dan kebingungan d. Peningkatan enzim hati Jawaban: D. Semua gejala yang disebutkan terdapat pada gagal jantung; Namun peningkatan enzim hati menunjukkan gagal jantung telah mencapai hati. 23. Seorang klien dengan gagal jantung kongestif sedang dipulangkan dan melakukan diet untuk membatasi natrium sampai 2000 miligram per hari. Klien memperlihatkan pengetahuan yang cukup tentang petunjuk pemulangannya dengan cara menghindari makanan berikut? a. Kacang biasa b. Sarden kalengan c. Bayam d. Susu Jawaban: B. Sarden kalengan memiliki kandungan natrium tinggi
24. Seorang pasien baru-baru ini didiagnosis dengan ulkus peptikum. Setelah meninjau Data laboratorium, perawat menyadari kalau pasien titer Helicobacter pylori nya meningkat. Manakah yang akan menunjukkan pemahaman terbaik dari data berikut ini? a. Pengobatan akan terus menilai dan memantau titer Helicobacter pylori nya b. Pengobatan melibatkan pendidikan pasien untuk menghindari makanan padat c. Pengobatan terdiri dari Ranitidine dan Antibiotik d. Pengobatan akan melibatkan intervensi bedah Jawaban: C. Salah satu penyebab dari ulkus peptikum adalah infeksi H. Pylori. Ia melepaskan racun yang menghancurkan mukosa lambung dan duodenum yang menurunkan resistensi epitel lambung untuk pencernaan asam. Pemberian antibiotik akan mengontrol infeksi dan Ranitidine, yang merupakan histamin-2 blocker, akan mengurangi sekresi asam yang dapat menyebabkan borok. 25. Seorang pasien didiagnosis dengan pankreatitis akut. Manakah dari berikut ini pilihan terbaik untuk mengontrol rasa sakit? a. Morfin b. Ibuprofen c. Fentanyl d. Demerol Jawaban: D. Nyeri pada pankreatitis akut disebabkan oleh iritasi dan edema. pankreas meradang sekaligus spasme karena obstruksi duktus pankreas. Demerol adalah obat pilihan utama karena kurang cenderung menyebabkan spasme sfingter Oddi seperti Morfin yang spasmogenic. 3. Soal Keperawatan dan Pembahasan 25 Nomor 1. Seorang laki laki, 48 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan infark miokard. Pada pengkajian hari ini didapatkan keluhan nyeri tidak ada, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 88 x/menit, laju pernafasan 22x/menit. Perawat sedang mengajarkan dan memotivasi pasien untuk melakukan latihan kaki dan ambulasi sesuai dengan program. Apakah tujuan latihan yang dilakukan pada kasus di atas? a. Mencegah konstipasi
2.
3.
4.
5.
b. Mencegah luka tekan c. Mencegah serangan jantung berulang d. Mencegah DVT (Deep Vein Thrombosis) Seorang laki laki, 40 tahun didiagnosis Noninsulin-Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Saat ini pasien mendapatkan sulfonylurea sebagai agen hipoglikemik oral. Perawat akan menjelaskan tentang pentingnya obat tersebut untuk mengontrol gula darah. Apa yang perlu dijelaskan perawat terkait ara kerja obat yang diberikan? a. Menstimulasi pankreas untuk memproduksi atau melepas insulin b. Membuat insulin yang diproduksi lebih tersedia untuk digunakan c. Meningkatkan pengambilan dan penggunaan glukosa ke dalam sel d. Meningkatkan pemecahan lemak dan protein Seorang perempuan berusia 52 tahun dirawat di ruang penyakit dalam hari pertama dengan gangrene diabetikum. Pasien mendapatkan humulin 15 iu sebelum makan siang. Hasil pengkajian didapatkan pasien menghabiskan makan siang seperempat porsi sementara sarapan pagi habis sepertiga porsi. Apakah tanda tanda yang perlu diwaspadai pada kondisi pasien di atas? a. Pucat, berkeringat, lemah, gemetar b. Letih, lemah, irama nadi tidak teratur, pupil dilatasi c. Sakit kepala, refleks tendon menurun, penglihatan ganda d. Sering berkemih, muka kemerahan. Pernafasan kussmaul Seorang laki laki berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri dan bengkak pada area sendi lutut kanan. Pasien juga mengeluh sakit saat kaki digerakkan dan sulit berjalan. Pasien didiagnosis dengan Gout Arthritis. Apakah tindakan keperawatan berikut yang dapat mengurangi keluhan pasien saat ambulasi? a. Membatasi waktu dan jarak klien untuk berjalan b. Melakukan latihan Rentang pergerakan sendi sebelum berjalan c. Melakukan immobilisasi ekstremitas yang sakit diantara aktifitas d. Mengajarkan klien melakukan partial weight bearing saat berbaring Seorang perempuan 35 tahun post kolisistektomi hari ke 3 telah dilakukan pelepasan T-tube pada pagi hari. Dua jam setelah pelepasan,
perawat melihat adanya rembesan kuning kehijauan pada balutan di area penusukan T-tube. Manakah tindakan keperawatan yang tepat untuk segera dilakukan? a. Melepas balutan dan menggantinya dengan balutan hidrokoloid b. Mengambil specimen drainase untuk kultur dan sensitivitas c. Mengobservasi luka dari adanya dehiscence d. Melapisi balutan sebelumnya dengan kasa yang lebih tebal 6. Seorang laki laki berusia 68 tahun diantar ke poliklinik dengan keluhan batuk dan sesak yang semakin memberat 2 hari terakhir. Pada anamnesa didapatkan riwayat merokok dan didiagnosis PPOK sejak 5 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 150/90mmHg, nadi 88 x /menit, frekuensi pernafasan 32 x/ menit, edema tungkai. Manakah data di atas yang menunjukkan pasien mengalami Corpulmonale? a. Frekuensi nafas b. Batuk Produktif c. Edema tungkai d. Tekanan darah 7. Seorang laki laki berusia 68 tahun diantar ke poliklinik dengan keluhan nyeri dan bengkak pada area sendi lutut kanan. Pasien juga mengeluh sakit saat kaki digerakkan dan sulit berjalan. Pasien didiagnosis dengan Gout Arthritis. Perawat sedang melakukan pendidikan kesehatan terkait jenis makanan yang perlu dibatasi oleh pasien. Apakah jenis makanan yang perlu dibatasi oleh pasien? a. Keju dan es krim b. Hati dan kerang c. Juice buah dan susu d. Salad dan buah segar 8. Seorang laki laki berusia 47 tahun baru saja tiba di IGD mengeluh nyeri dada sebelah kiri, sesak nafas dan keringat dingin. Apakah tindakan prioritas keperawatan yang pertama kali harus dilakukan? a. Pemeriksaan EKG b. Auskultasi Jantung c. Pemeriksaan tanda tanda vital d. Pengkajian lengkap riwayat penyakit pasien
9. Seorang perawat yang dinas pada ruang triase IGD dihadapkan pada empat pasien yang datang bersamaan. Tn A yang mengeluh demam, nyeri kepala dan myalgia sejak 2 hari lalu; Tn B yang mengeluh nyeri dada dan abdomen setelah makan makanan pedas dalam porsi besar; Tn C yang mengeluh kaki kanan bengkak dan nyeri dengan riwayat arthritis; An D dengan luka robek 2,5 cm di area dagu akibat jatuh dari tempat tidur. Manakah dari pasien di atas yang perlu ditangani segera? a. Tn. A b. Tn. B c. Tn. C d. An. D 10. Seorang laki laki berusia 25 tahun diantar ke IGD korban kecelakaan lalu lintas. Menurut saksi mata mobil pasien menabrak pohon dan tidak ada air bag system. Pada saat pengkajian awal didapatkan klien gelisah, kesakitan, nafas pendek, pergerakan dada paradoksal dan denyut nadi teraba cepat. Apakah yang kemungkinan menyebabkan kondisi di atas? a. Cedera kepala b. Fraktur femur c. Trauma abdomen d. Fraktur tulang iga 11. Seorang wanita berusia 28 tahun, primigravida, kehamilan 20 minggu, datang ke poliklinik dengan keluhan saat BAK merasa panas dan gatal di daerah kemaluan. Selain keluhan di atas, klien beberapa kali mengungkapkan kekhawatiran tentang keselamatan janinnya akibat gejala yang dirasakannya. Manakah masalah keperawatan utama yang tepat untuk klien ini? a. Nyeri akut b. Cemas c. Gangguan pola eliminasi urine d. Gangguan integritas kulit 12. Seorang wanita berusia 22 tahun dan bayinya yang baru lahir telah selesai menjalani test HIV dan keduanya dinyatakan positive. Saat berita ini disampaikan, klien menangis. Manakah intervensi krisis yang tepat pada saat ini?
a. Panggil konselor HIV dan buat janji bersama mereka b. Eksplorasi bagaimana klien mendapatkan HIV c. Dengarkan klien saat menangis dan bicara d. Biarkan klien mengekpresikan kesedihannya 13. Situasi pemeriksaan kehamilan di poliklinik kebidanan sedang ramai, teridentifikasi jumlah pasien yang mendaftar sampai 78 orang, saat ini urutan ke 12 ketika datang seorang ibu hamil dengan usia kehamilan 32 minggu dan memiliki keluhan perut keras atau kram, pasien minta untuk didahulukan. Apakah reaksi perawat yang tepat untuk kondisi tersbut? a. “Mohon ibu ikut antrian” b. “silahkan ibu langsung menemui dokter” c. “mari bu saya periksa tekanan darahnya” d. “silahkan, ibu berbaring dan tarik nafas panjang ya.. ... 14. Seorang laki laki berusia 40 tahun dirawat di unit rawat inap psikiatri. Saat pengkajian pasien mengatakan sering mendengarkan suara suara yang ingin membunuh dirinya, dan suara itu sangat menakutkan sehingga pasien kesal ingin melempar barang agar suara itu hilang. Hasil observasi pasien sering bicara sendiri. Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut? a. Isolasi sosial b. Harga diri rendah c. Perilaku kekerasan d. Halusinasi pendengaran 15. Seorang bapak 40 tahun dirawat di rumah sakit jiwa karena di rumah marah marah dan mengamuk. Saat ini pasien sudah perawatan hari ke delapan dan keluarga sudah tahu cara merawat pasien. Menurut keluarga bahwa sudah mampu memotivasi pasien untuk mengontrol perilaku kekerasannya. Apakah indikator keberhasilan asuhan keperawatan yang dilakukan keluarga? a. Keluarga mampu mengatasi masalah marah b. Keluarga mampu mengatasi masalah riwayat amuk c. Keluarga mampu mengatasi masalah perilaku kekerasan d. Keluarga mampu mengatasi masalah koping tidak efektif 16. Ibu seorang perempuan berusia 26 tahun dirawat di rumah sakit jiwa hari ketiga. Pasien mengatakn “Ibu saya meracuni saya karena
dia tak suka dengan calon suami saya, pokoknya saya tidak mau makan makanan yang diberikan oleh ibu saya”. Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut? a. Waham curiga b. Waham somatic c. Waham nihilistic d. Waham penciuman 17. Seorang laki laki berusia 27 tahun, menikah, pakar ekonomi dirawat di rumah sakit umum dengan stroke. Kondisi saat ini pasien hemiparise kaki sebelah kanan. Pasien mengatakan bahwa : “saya sudah tidak mampu, tubuh saya tidak utuh, tidak ada lagi yang senang pada saya, saya sudah cacat”. Pada saat latihan fifioterapi/ pergerakan klien selalu membalikkan badan dan tidak mau melihat kaki kanannya. Apakah diagnose keperawatan yang utama pada pasien tersebut a. Harga diri rendah b. Gangguan citra tubuh c. Gangguan ideal diri d. Gangguan peran 18. Seorang anak 15 tahun dirawat di rumah sakit umum pasca amputasi kaki kiri. Hasil observasi didapatkan tampak murung dan cenderung menyendiri. Ketika ditanyakan mengapa demikian, pasien menjawab ia bosan hidup. Rasanya ingin mati saja, saya tidak berharga. Apakah prinsip tindakan keperawatan yang utama pada pasien di atas? a. Menguatkan mekanisme koping klien b. Meningkatkan harga diri pasien c. Menggali perasaan klien d. Melindungi klien 19. Seorang laki laki berusia 20 tahun, sudah 3 tahun merokok, mulai mengenal putau 1 tahun karena diajak teman temannya. Akhir akhir ini penggunaannya meningkat menjadi 4 kali sehari. Apabila terlambat menggunakan putau maka timbul gejala putus zat. Ketika perawat berinteraksi, An. B mengatakan “suster saya minta lagi susah nih tidurnya, mana tulang rasanya sakit”. Hasil pengamatan : klien tampak gelisah, sering ke kamar mandi, menggigil”.
Apakah masalah keperawatan utama dalam kasus di atas? a. Resiko gangguan nutrisi b. Gangguan rasa nyaman nyeri c. Resiko gangguan cairan kurang dari kebutuhan tubuh d. Koping individu tidak efektif: ketidakmampuan menahan sugesti 20. Seorang laki laki berusia 65 tahun dirawat karena penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dengan eksaserbasi akut. Pasien direncanakan akan pulang esok hari. Perawat sedang memberikan informasi ke pasien dan keluarga tentang persiapan pulang. Manakah pernyataan pasien berikut ini yang menunjukkan bahwa pasien perlu informasi tambahan? a. “saya akan banyak minum air hangat sesuai toleransi untuk mengencerkan dahak” b. “saya dapat kembali makan dengan menu normal dengan penekanan pada menu makanan yang sehat dan bergizi” c. “saya dapat menghentikan minum antibiotik saat gejala gejala sakit telah teratasi sepenuhnya” d. “saya melakukan latihan pernafasan dan batuk efektif untuk mempertahankan jalan nafas tetap terbuka dan bebas dari sekresi” 21. Seorang perempuan berusia 20 tahun diantar ke IGD dengan diare kronis dan dehidrasi. Pasien baru saja dipindahkan dari IGD ke ruang penyakit dalam, sudah dilakukan pemeriksaan ELISA dan anti HIV (hasil belum ada). Saat ini perawat akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap. Apakah alat pelindung diri yang perlu anda pakai untuk melakukan prosedur tersebut? a. Sarung tangan b. Sarung tangan dan gaun c. Sarung tangan dan masker d. Sarung tangan, masker dan gaun 22. Seorang pria 67 tahun tiba di ruang rawat bedah untuk persiapan operasi Trans Urethral Resection of Prostate (TURP) elektif. Berdasarkan pengkajian didapatkan pasien meminum Coumadin (warfarin) pada dosis yang cukup tinggi. Apakah yang perlu perawat lakukan untuk mengantisipasi efek obat tersebut terkait prosedur di atas? a. Melakukan kolaborasi pemberian vitamin K
b. Melaporkan ke dokter untuk menunda operasi c. Mengambil sampel darah cross match dan mengisi formulir permintaan darah d. Mengambil sampel darah untuk prothrombin time dan international normalized ratio 23. Seorang perempuan berusia 50 tahun di rawat di ruang ICU mendapatkan terapi cairan via infuse pump dengan kecepatan 125 ml/jam. Perawat memeriksa daerah insersi venipuncture di daerah radialis berwarnamerah, bengkak, hangat dan nyeri pada area proksimal. Manakah intervensi keperawatan yang harus dilakukan pertama kali? a. Memperlambat tetesan infuse sampai 10 ml/ jam b. Mengompres dingin daerah insersi c. Menghentikan infuse d. Mengubah posisi tangan 24. Seorang perempuan, 54 tahun dengan diagnosis Congestive Heart Failure baru saja menerima 2 unit kantung darah selama 1 jam 15 menit. Saat ini pasien duduk di tempat tidur, tampak sesak dan gelisah. Hasil auskultasi menunjukkan adanya crackles pada bagian basala paru kanan dan kiri. Apakah jenis komplikasi tranfusi yang dialami pasien? a. Kelebihan cairan b. Reaksi hemolitik akut c. Alergi tranfusi darah d. Reaksi demam non hemolitik 25. Seorang laki laki, 54 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis gagal ginjal kronik stage IV. Hasil pemeriksaan diperoleh pernafasan cepat dan dalam (Kussmaul), edema pada ekstremitas dan asites. Bagaimanakah gambaran analisa gas darah yang mungkin sesuai dengan kondisi di atas? a. pH=7,12; PaO2 = 86 mmHg; pCO2 = 28 mmHg; HCO3 = 17 mEq/L b. pH=7,20; PaO2 = 75 mmHg; pCO2 = 55 mmHg; HCO3 = 24 mEq/L
c. pH=7,55; PaO2 = 88 mmHg; pCO2 = 25 mmHg; HCO3 = 20 mEq/L d. pH=7,59; PaO2 = 85 mmHg; pCO2 = 25 mmHg; HCO3 = 30 mEq/L Kunci Jawaban dan Pembahasannya 1. Jawaban D. Kata kunci: latihan kaki dan ambulasi, pasien mci dirawat. Analisa: latihan kaki dan ambulasi pada pasien yang bed rest bertujuan mencegah terjadinya DVT. Kontaksi otot akan meningkatkan aliran balik vena dan mencegah hemostasis pada ekstremitas bawah. Latihan yang dilakukan saat ini tidak cukup untuk mencegah konstipasi, luka tekan ataupun serangan jantung berulang. 2. Jawaban A. Kata kunci : cara kerja sulfonylurea, agen hipoglikemik oral, NIDDM. Analisa: Cara kerja obat Sulfonylurea adalah menurunkan gula darah dengan menstimulasi sel beta pankreas untuk mensintesa dan melepaskan insulin. 3. Jawaban A. Kata kunci: Mendapat terapi humulin sebelum makan, makan tidak pernah habis. Analisa: Kondisi yang perlu diwaspadai adalah hipoglikemika dengan tanda antara lain lemah, pingsan, mata berkunang kunang, pucat dan berkeringat. 4. Jawaban D. Kata kunci: nyeri saat berjalan, tindakan untuk mengurangi nyeri. Analisa: mengajarkan pasien melakukan partial weight bearing saat berjalan akan mengurangi beban pada area yang sakit, sementara ROM pasif akan menyebabkan nyeri, sementara immobilisasi akan menyebabkan kekakuan. 5. Jawaban A. Kata kunci: rembesan cairan kuning kehijauan pada balutan pelepasan T-tube Analisa: pilihan yang tepat adalah A, karena luka tersebut masih akan terus mengeluarkan drainase sampai luka tersebut sembuh. Pilihan yang lain tidak tepat untuk segera dilakukan. 6. Jawaban C. Kata kunci: cor pulmonale Analisa: Cor pulmonale dapat timbul sebagai komplikasi dari PPOK, di mana terjadi gagal jantung kanan yang dimanifestasikan dengan
edema tungkai. Pilihan yang lain tidak tepat dan merupakan gejala PPOK 7. Jawaban B. Kata kunci: Gout, jenis makanan yang dibatasi. Analisa: pasien gout harus mengkonsumsi makanan yang rendah purin dengan cara membatasi konsumsi diantaranya hati (jeroan) dan kerang. Untuk makanan yang lain tidak ada pembatasan. 8. Jawaban C. Kata kunci: baru saja tiba di IGD, tindakan prioritas yang pertama kali. Analisa: pemeriksaan tanda tanda vital dilakukan pertama kali dan menunjukkan penurunan fungsi fisik dan dapat menjadi data dasar bagi penatalaksanaan dan pengobatan selanjutnya. Setelah itu penting pula dilakukan pemeriksaan EKG, pengkajian lengkap riwayat penyakit seperti kapan serangan terjadi, pemeriksaan darah dan auskultasi jantung tapi bukan yang prioritas untuk pertama kali dilakukan. Strategi: perhatikan kata kunci dan pertanyaan dengan baik. 9. Jawaban B. Kata kunci: triase IGD, nyeri dada Analisa: pada triase di IGD meliputi pegkajian singkat pasien untuk memprioritaskan perawatan dan kebutuhan untuk evaluasi selanjutnya berdasarkan kondisi yang mengancam kehidupan. Pasien dengan trauma, nyeri dada, distress pernafasan, perubahan neurologis secara akut menjadi prioritas pertama. Walaupun pasien dengan nyeri dada tersebut datang akibat makan makanan pedas dan mungkin mengalami nyeri lambung, tetapi pasien tersebut juga mungkin mengalami infark myocard akut dan memerlukan penanganan segera. Pasien yang datang dengan demam, nyeri kepala dan nyeri otot (gejala flu), anak yang mengalami lecet (laserasi) di dagu mungkin perlu dijahit, serta klien yang mengeluh nyeri sendi dengan riwayat arthritis diklasifikasikan sebagai non urgent. 10. Jawaban D. Kata kunci adalah pergerakan dada paradoksal, nafas pendek. Analisa: pergerakan dada paradoksal hanya terjadi pada pasien dengan fraktur iga. Walaupun disertai pula dengan nafas pendek, nyeri saat bernafas dan penurunan fungsi ventilasi yang signifikan akan menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran. Strategi: perhatikan kata kunci dengan baik
11. Jawaban B. Kata kunci: beberapa kali mengungkapkan kekhawatiran Analisa: perhatian utama klien ini adalah keselamatan janinnya. Prioritas saat ini adalah kecemasan klien. Pilihan B adalah diagnosa medik, bukan diagnosa keperawatan. Nyeri (A) dan gangguan integritas kulit (E) sering terjadi pada infeksi saluran kemih, tetapi tidak cukup data untuk menyimpulkan hal tersebut. Strategi: Perhatikan kata kunci “beberapa kali mengungkapkan kekhawatiran” 12. Jawaban C. Kata kunci : saat disamaikan, menangis Analisa: klien baru saja menerima berita buruk dan membutuhkan seseorang ada bersamanya untuk menghadapi masalah. Perawat perlu duduk dan aktif mendengarkan klien ketika ia bicara dan menangis. Memanggil konselor HIV bisa membantu, tetapi bukan yang klien butuhkan saat ini. Pilihan lain tidak tepat pada tahap ini. Strategi : gunakan pilihan eliminasi. Dengan kata kunci pertanyaan “pada saat ini” maka pilihan B dan C bisa dieliminasi terlebih dahulu. Dari sisa jawaban, kita ingat bahwa fokus pada perasaan klien, maka kemudian jawaban bisa dipilih dengan tepat. 13. Jawaban D. Kata kunci: keluhan perut keras atau kram. Analisa: kondisi poliklinik yang ramai dan posisi antri yang panjang membuat pasien merasa tidak nyaman dan cemas yang berakibat pada ketegangan sehingga mempengaruhi kehamilan yang ditandai dengan perut keras dan keram akibat meningkatnya stres yang berdampak pada respon fisik. 14. Jawaban D. Kata kunci: sering mendengar suara suara yang ingin membunuh dirinya dan suara itu sangat menakutkan. Analisa: ketika pasien mengalami halusinasi maka tanda dan gejala yang harus ada adalah data subjektif yang mengatakan bahwa pasien mendengar suara suara dan data objektif pasien sering bicara sendiri. 15. Jawaban C. Kata kunci: keluarga sudah mampu memotivasi pasien untuk mengontrol perilaku kekerasannya. Analisa: penanganan masalah kesehatan jiwa pada pasien tidak lepas dari dukungan keluarga. Dengan pernyataan keluarga sudah dapat
memotivasi pasien untuk mengontrol perillaku kekerasannya menjadi indikator tercapainya asuhan keperawatan yang diberikan keluarga 16. Jawaban A. Kata kunci: Ibu saya mau meracuni saya karena dia tidak suka dengan calon suami saya, pokoknya saya tidak mau makan makanan yang diberikan oleh ibu saya. Analisa: waham curiga adalah waham yang terjadi pada pasien jiwa karena ketidaksesuaian antara rangsangan internal dan eksternal tentang keyakinan yang salah. Setiap tindakan yang diberikan selalu dicurigai dengan jawaban bahwa dirinya akan diracuni. 17. Jawaban B. Kata kunci: hemiparise kaki sebelah kanan, tidak mau. Analisa: gangguan citra tubuh ditandai dengan ketidakmampuan akibat masalah fisik yang alami dengan respon yang muncul perasaan tidak mampu, ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas dan tidak mau untuk melihat sakit fisik yang diderita. 18. Jawaban B. Kata kunci: amputasi kaki kanan, tidak berharga dan tampak murung Analisa: pada kasus pasien kehilangan salah satu fungsi tubuh yaitu kaki dan pasien masih remaja yang seharusnya pada tahap tumbuh kembangnya dapat melakukan aktivitas dan mencari identitas diri. Kondisi amputasi kaki kiri menyebabkan krisis pada pasien yaitu perasaan tidak berharga yang menyebabkan bosan akan hidup dan ingin mengakhiri hidup. 19. Jawaban D. Kata kunci: putus zat, gelisah. Analisa: Pasien sudah menggunakan putau 1 tahun dan penggunaannya meningkat menjadi 4 kali sehari, kondisi ini merupakan ketidakmampuan pasien dalam menahan sugesti dengan respon susah tidurnya, mana tulang rasanya pada sakit, gelisah dan menggigil. 20. Jawaban C. Kata kunci: PPOK Eksaserbasi dan perencanaan pulang. Analisa: Antibiotik harus diminum sampai obatnya habis walaupun gejala gejala telah teratasi sebelum obatnya habis. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah eradikasi organisme yang tidak lengkap
dan infeksi ulang karena PPOK dengan eksaserbasi disebabkan oleh bakteri. Pilihan A, B dan D pernyataan pasien yang sudah tepat. 21. Jawaban A. Kata kunci pada soal adalah melakukan pemeriksaan fisik pada pasien suspect HIV. Analisa: penerapan standard precaution yang meliputi cuci tangan sebelum dan setelah tindakan, menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan untuk mencegah transmisi pathogen perlu dilakukan. Gunakan strategi eliminasi karena masker digunakan pada kasus kasus dengan transmisi droplet dan airbone, maka pilihan c dan d salah. Pilihan B salah karena pemeriksaan fisik bukan tindakan yang beresiko mengkontaminasi ataupun membuat lembab pakaian pemeriksa. 22. Jawaban D. Kata kunci: efek obat Coumadin (warfarin) dan persiapan operasi. Analisa: Coumadin (Warfarin) termasuk golongan low molecular weight heparin yang bekerja menghambat pembekuan darah. Maka langkah berikut yang tepat dilakukan oleh perawat adalah memeriksakan protrombine time dan INR untuk mengetahui status koagulasi pasien dan resiko perdarahannya. Pilihan lain menjadi tidak tepat sebelum diketahui status koagulasi pasien. 23. Jawaban B. Kata kunci: intervensi keperawatan Analisa: kemerahan, hangat, nyeri, dan bengkak di area proksimal tusukan merupakan indikasi terjadinya phlebitis yang menyebabkan jalur infuse tersebut harus segera distop dan dipasang kembali di area lainnya. 24. Jawaban A. Kata kunci: komplikasi transfusi, sesak, gelisah dan crackles. Analisa: berdasarkan data di atas maka jawaban yang paling tepat adalah A, karena kelebihan volume cairan terjadi saat sejumlah besar cairan diberikan melalui infuse dalam waktu singkat, sehingga menyebabkan terjadinya perpindahan cairan ke interstisial paru. Pilihan B,C dan D salah karena tidak ada data yang menunjukkan gangguan tersebut. 25. Jawaban A. Kata kunci: nafas cepat dan dalam (kussmaul), gagal ginjal kronik.
Analisa: pada pasien dengan gagal ginjal dapat terjadi asidosis metabolic akibat retensi H+ yang terjadi akibat penurunan filtrasi glomerulus. Untuk kondisi asidosis metabolic digambarkan dengan pH kurang dari 7,35; HCO3 kurang dari 22 dan PaCO2 dapat normal ataupun turun akibat kompensasi yang terjadi. 4. Soal Keperawatan 60 Nomor 1. Seorang anak yang menelan 15 tablet acetaminophen dosis tinggi 45 menit yang lalu datang ke UGD. Manakah yang harus perawat lakukan pertama kali? a. Kumbah Lambung b. Kolaborasi pemberian Acetylcysteine (mucomyst) sesuai usia c. Pasang Dextrose 5% dengan NaCl 0,33% IV untuk menjaga stabilitas pembuluh darah d. Kolaborasi pemberian charcoal 2. Seorang klien dirawat di UGD dengan diagnosa medis batu ginjal dan mengeluh nyeri sedang dan mual. Suhu klien adalah 100,8 derajat Farenheit. Prioritas tujuan tindakan yang harus dilakukan perawat adalah..... a. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit b. Mual terkontrol c. Pengendalian nyeri d. Mencegah infeksi saluran kemih 3. Pada pemeriksaan kesehatan komunitas didapatkan tekanan darah seorang klien lansia berusia 62 tahun yaitu 160/96 mmHg. Klien menyatakan "tekanan darah saya biasanya jauh lebih rendah." Perawat harus memberitahu klien untuk ... a. Cek tekanan darah dalam 48 sampai 72 jam berikutnya b. Pemeriksa tekanan darah lagi dalam 2 bulan c. Mengunjungi pelayanan kesehatan segera mungkin d. Mengunjungi tenaga medis dalam waktu 1 minggu untuk cek tekanan darah 4. Di sebuah rumah sakit pada shift malam, banyak klien yang meminta tolong kepada perawat. Manakah pasien yang harus di prioritaskan untuk mendapatkan pengangan terlebih dahulu? a. Seorang klien paruh baya yang terpasang ventilator selama lebih dari 7 tahun dan menderita pneumonia bakteri lima hari lalu
b. Klien dewasa muda dengan diabetes mellitus tipe 2 selama lebih dari 10 tahun dan mengaku telah minum antibiotik akibat diare 24 jam yang lalu c. Klien lansia dengan riwayat hipertensi, hiperkolesterolemia dan lupus, mengeluh mengidap sindrom Stevens-Johnson pada pagi hari. d. Seorang remaja dengan HIV positif yang menderita cellulitus akut tungkai bawah 48 jam yang lalu 5. Seorang anak usia 3 tahun datang ke klinik pediatrik setelah tiba-tiba mengamuk, suara meredam, menguak saat bernafas, badan terasa panas, tubuh tak dapat bersandar, lidah keluar, mengeluarkan mukus dan nampak retraksi suprasternal. Apa yang pertama kali harus dilakukan oleh perawat? a. Siapkan x-ray untuk saluran napas atas b. Periksa tenggorokan anak c. Kumpulkan spesimen sputum d. Beritahu pelayanan kesehatan tentang status anak 6. Seorang perawat manajer yang biasanya bekerja di unit perawatan spinal dipindahkan ke UGD. Manakah klien berikut yang harus diprioritaskan oleh perawat pelaksana untuk dilaporkan pada perawat manajer? a. Seorang klien setengah baya yang mengatakan "Saya telah minum banyak pil diet" dan "dada saya terasa berdebar-debar." b. Pasien dewasa muda yang mengatakan "Saya mendengar lagu-lagu dari surga. Saya butuh uang untuk beli bir. Saya berhenti minum 2 hari yang lalu karena keluarga saya. Mengapa tangan dan kaki saya menyentak? " c. Seorang remaja yang telah mendapatkan pengobatan kanker stadium akhir, ada refleks pupil, frekuensi pernapasan 10 x/i d. Klien lansia yang terluka akibat tersandung batu 10 menit sebelum berjalan ke ruang UGD 7. Perawat homecare mengunjungi seorang klien laki-laki untuk memberikan perawatan luka dan menemukan klien nampak lesu dan bingung. Istrinya mengeluh ia jatuh dari tangga 2 jam yang lalu. Apa yang harus dilakukan segera oleh perawat? a. Menelpon layanan kesehatan untuk meminta petunjuk
b. Mengirim pasien ke UGD c. Meyakinkan istri klien bahwa gejala tersebut hanya bersifat sementara d. Instruksikan istri klien untuk menghubungi dokter jika gejalanya menjadi lebih buruk 8. Perawat sedang memberikan penyuluhan kesehatan pada klien 7 hari post op infark miokard. Pasien menanyakan perawat mengapa ia harus menunggu 6 minggu sebelum melakukan hubungan seksual. Bagaimana tanggapan terbaik oleh perawat untuk pertanyaan ini? a. "Anda sebaiknya pulih terlebih dahulu sebelum melakukan hal tersebut." b. "Ketika Anda bisapulih lebih cepat tanpa masalah, maka hal itu aman untuk dilakukan." c. "Minum segelas wine dapat membuat anda lebih rileks untuk melakukan hubungan seks” d. "Jika Anda menjalani program pemulihan dengan aktif, risiko akan lebih kecil” 9. Seorang perawat harus melakukan triase di ruangan UGD dalam waktu 15 menit. Klien manakah yang menjadi prioritas terlebih dahulu? a. Seorang bayi berusia 2 bulan dengan riwayat terguling dari tempat tidur dengan fontanel bengkak sambil menangis b. Seorang remaja dengan luka bakar pada dagu saat berkemah” c. Klien lansia dengan keluhan feses berwarna coklat” d. Seorang klien paruh baya dengan nyeri intermiten pada belakang skapula kanan” 10. Saat menyusun rencana perawatan untuk balita, perawat memberi penyuluhan kesehatan pada orang tua tentang perubahan perkembangan yang diharapkan untuk usia balita saat ini. Manakah pernyataan ibu berikut ini yang menunjukkan pemahaman tentang kebutuhan perkembangan anak? a. "Saya ingin melindungi anak saya dari jatuh." b. "Saya akan menetapkan batas-batas yang boleh dilewati anak saya dalam rumah” c. "Saya tahu saya harus menggunakan keterampilan-keterampilan baru untuk perkembangan anak saya" d. "Saya ingin mengontrol penuh anak saya”
11. Perawat sedang mempersiapkan pengelolaan makanan enteral untuk klien melalui NGT. Tindakan yang paling penting dari perawat adalah .... a. Periksa kembali penempatan tube yang benar b. Periksa kembali makanan yang diberikan bahwa sesuai dengan rencana diet c. Aspirasi isi abdomen untuk megetahui volume yang tersisa di perut d. Pastikan bahwa suhu makanan sesuai dengan suhu kamar 12. Seorang perawat memasuki ruangan klien dan menemukan nadi klien tidak teraba dan terjadi henti nafas. Setelah meminta bantuan, tindakan pertama yang harus dilakukan perawat adalah.... a. Pasang jalur IV b. Kompresi dada c. Buka jalan nafas d. Pindahkan klien ke tempat yang aman 13. Seorang ibu yang sedang hamil datang ke klinik untuk kunjungan pertama. Perawat mengkaji data riwayat kebidanan, yaitu partus gemeli 3 tahun yang lalu dirumah dan keguguran 10 tahun yang lalu pada usia kehamilan 12 minggu. Bagaimana pemdokumentasian perawat atas informasi ini? a. Gravida 4 para 2 b. Gravida 2 para 1 c. Gravida 3 para 1 d. Gravida 3 para 2 14. Seorang klien dengan multiple sclerosis berencana untuk memulai program latihan. Pada diskusi mengenai manfaat olahraga teratur, perawat sebaiknya menyarankan klien untuk menghindari kegiatan yang... a. Meningkatkan frekuensi nadi b. Menimbulkan dehidrasi c. Termasuk olahraga aerobik d. Bersifat kompetitif 15. Selama evaluasi kualitas perawatan di rumah untuk klien dengan penyakit Alzheimer, salah satu prioritas keperawatan adalah memberikan feedback positif pada ungkapan klien berikut ini yaitu.... a. “Setidaknya 2 porsi makan full telah dihabiskan”
b. “Kami pergi ke sebuah diskusi kelompok setiap minggu di pusat komunitas kami c. “Kami memiliki papan keselamatan yang terpasang di kamar mandi serta alarm 24 jam di depan pintu d. “Obat ini tidak masalah jika diminum 3 x 1 16. Seorang pasien memberitahu perawat terjadi perubahan warna pada urin. Jika perawat yakin perubahan ini karena obat-obatan, obat pasien manakah berikut ini yang tidak menyebabkan perubahan warna urin? a. Sulfasalazin b. Levodopa c. Fenolftalein d. Aspirin 17. Seorang wanita berusia 34 tahun didiagnosis menderita gangguan autoimun. Klien juga sedang hamil. Manakah dari berikut ini adalah satu-satunya immunoglobulin yang akan memberikan perlindungan kepada janin dalam kandungan? a. IgA b. IgD c. IgE d. IgG 18. Seorang mahasiswa keperawatan tingkat II tertusuk jarum saat menyuntik pasien yang positif AIDS. Manakah berikut ini tindakan prioritas yang harus dilakukan oleh mahasiswa tersebut? a. Menemui staf perawat b. Lakukan Pengobatan profilaksis AZT c. Lakukan Pengobatan profilaksis Pentamidin d. Lakukan konseling 19. Seorang perawat sedang mengkaji riwayat kesehatan dari seorang pasien perempuan berusia 14 tahun dengan Body Mass Index (BMI) 18. Klien melaporkan sulit makan, muntah, dan mengalami sembelit. Manakah berikut ini yang merupakan penyebab utama? a. Multiple sclerosis b. Anorexia nervosa c. Bulimia d. Sistemik sclerosis
20. Seorang perawat sedang merawat bayi dengan diagnosa penyakit jantung bawaan. Manakah dari tanda-tanda klinis berikut yang paling tepat untuk kondisi bayi? a. Takikardi b. Berat badan bertambah c. Penurunan tekanan sistolik d. Nilai WBC tidak menentu 21. Seorang perawat berencana untuk memberikan transfusi darah kepada pasien dengan hemoglobin rendah. Pasien bertanya “berapa lama masa aktif RBC di tubuh saya?”. Jawaban yang benar dari perawat adalah.... a. Masa aktif RBC adalah 45 hari. b. Masa aktif RBC adalah 60 hari. c. Masa aktif RBC adalah 90 hari. d. Masa aktif RBC adalah 120 hari. 22. Seorang wanita lansia berusia 87 tahun dirawat di rumah sakit dengan demensia dan riwayat jatuh 2 minggu yang lalu. Klien juga menderita stroke ringan pada bagian kiri tubuhnya. Manakah dari pemeriksaan penunjang berikut ini yang paling tepat untuk pasien? a. Darah lengkap b. EKG (electrocardiogram) c. Tes fungsi tiroid d. CT scan 23. Seorang pria lansia berusia 84 tahun telah kehilangan kemampuan mobilitasnya dan mengalami kenaikan berat badan selama 2 bulan terakhir. Pasien memiliki pemanas ruangan di rumahnya yang menyala sepanjang hari meski pada musim panas. Manakah dari pemeriksaan penunjang berikut ini yang paling tepat untuk klien? a. Darah lengkap b. EKG (electrocardiogram) c. Tes fungsi tiroid d. CT scan 24. Seorang perempuan berusia 20 tahun ditemukan tak sadarkan diri di kamar asramanya. Klien demam dan nampak ruam pada kulit. Klien kemudian dibawa ke rumah sakit. Manakah dari pemeriksaan penunjang berikut ini yang paling tepat untuk klien? a. Cek Gula darah b. CT scan
c. Kultur darah d. Gas darah arteri 25. Seorang perawat baru saja memberikan obat pada pasien anak berusia 4 tahun dengan bisu. Anak ini tidak memiliki identitas apapun. Apa yang harus perawat lakukan? a. Minta bantuan rekan lain b. Minta anak untuk menulis namanya di kertas. c. Tanyakan rekan kerja tentang identitas anak. d. Tanyakan pada ayah anak. 26. Seorang klien hemodialisa ingin mengetahui tentang proses dialisis yang menggantikan fungsi ginjalnya. Tanggapan perawat yang paling tepat adalah bahwa hemodialisa bekerja dengan cara... a. Menyaring cairan melalui membran dialisa b. Menghilangkan protein plasma darah c. Menurunkan pH dengan mengeluarkan asam nonvolatile d. Penyaringan limbah ginjal melalui membran dialisis 27. Seorang klien dengan post amputasi pada tungkai atas memberitahu perawat bahwa kakinya terasa nyeri dan gatal. Manakah respon perawat berikut yang menunjukkan pemahaman perawat pada tingkat nyeri? a. "Rasa nyeri akan hilang dalam beberapa hari." b. "Rasa nyeri ini disebabkan gangguan sistem perifer saraf. Saya akan memberikan obat nyeri untuk anda. " c. "Rasa nyeri adalah pengaruh psikologis karena kaki Anda sudah tidak ada lagi" d. "Rasa nyeri dan gatal-gatal disebabkan oleh infeksi sebelum operasi." 28. Seorang klien dengan gangguan pembekuan diberikan terapi lanjut Lovenox (enoxaparin) suntikan setelah pemberhentian terapi sebelumnya. Apa yang harus diajarkan perawat mengenai injeksi tersebut? a. Disuntikkan ke dalam otot deltoid b. Disuntikkan ke perut c. Aspirasi setelah injeksi d. Membersihkan udara dari jarum suntik sebelum suntikan
29. Seorang klien dengan ISK berulang bertanya pada perawat bagaimana mencegah terulangnya penyakit tersebut. Apa yang harus diajarkan perawat pada klien? a. Hygiene setelah hubungan seksual b. Miksi setiap 3 jam c. Periksa urine setiap bulan d. Hygiene dengan mengusap dari belakang ke depan setelah miksi 30. Seorang klien dengan post op tiroidektomi baru saja diantar ke kamarnya. Apa yang harus diletakkan perawat disamping tempat tidur klien? a. Tracheostomy set b. Spatel c. ETT d. Airway 31. Manakah intervensi berikut yang menjadi prioritas pertama perawat ketika merawat pasien yang mengalami nyeri dada sambil berjalan? a. Menganjurkan pasien duduk. b. Menganjurkan kembali ke tempat tidur. c. Lakukan EKG. d. Berikan nitrogliserin sublingual. 32. Seorang pasien 20 tahun sedang dirawat karena pneumonia. Klien batuk terus-menerus dan mengeluh nyeri parah saat batuk. Apa yang bisa perawat katakan pada pasien untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan? a. "Tahan batuk Anda sesering mungkin." b. "Tempatkan kepala tempat tidur datar untuk membantu batuk." c. "Batasi cairan untuk membantu mengurangi jumlah sputum." d. "Sandarkan dada dengan bantal untuk kenyamanan." 33. Seorang pasien 19 tahun datang ke UGD dengan asma akut. Frekuensi pernapasan nya adalah 44 x / menit, klien nampak mengalami gangguan pernapasan akut. Manakah dari tindakan prioritas perawat beriku ini? a. Kaji riwayat medis lengkap. b. Kolaborasi bronkodilator oleh nebulizer. c. Pasang monitor jantung. d. Berikan dukungan emosional bagi pasien.
34. Seorang petugas pemadam kebakaran dibawa ke rumah sakit karena mengalami trauma inhalasi saat memadamkan api. Klien mengalami hipoksia berat 48 jam setelah insiden, membutuhkan intubasi dan ventilasi mekanis. Manakah dari diagnosa berikut yang sedang diderita oleh pasien? a. Acute respiratory distress syndrome (ARDS). b. Atelektasis. c. Bronchitis. d. Pneumonia. 35. Manakah dari faktor-faktor berikut yang merupakan fokus utama manajemen keperawatan pada pasien dengan pankreatitis akut? a. Manajemen Nutrisi. b. Keseimbangan cairan dan elektrolit. c. Manajemen hipoglikemia. d. Pengendalian Nyeri. 36. Manakah dari komplikasi berikut yang berpotensi terjadi pada terapi untuk hipotiroidisme? a. Reaksi hemolitik akut. b. Angina atau aritmia jantung. c. Retinopati. d. Trombositopenia. 37. Pada kunjungan tindak lanjut pada pasien dengan post op histerektomi vaginal, seorang pasien 32 tahun mengalami penurunan tingkat hematokrit. Manakah dari komplikasi berikut ini yang tidak diharapkan? a. Hematoma. b. Hipovolemia. c. Infeksi. d. Emboli paru 38. Seorang pasien mengalami luka bakar dengan derajat III pada kedua kaki. Manakah dari cairan IV berikut ini yang menjadi prioritas? a. Albumin. b. D5W. c. Ringer Lactat. d. 0,9% NaCl dengan 2 mEq kalium per 100 ml.
39. Seorang perawat memberikan terapi furosemide IV pada pasien dengan gagal jantung kongestif. Setelah infus, manakah dari gejala berikut yang tidak diharapkan terjadi? a. Peningkatan output urin. b. Penurunan edema. c. Penurunan nyeri. d. Penurunan tekanan darah. 40. Setelah pemulihan dari infark miokard, seorang pasien yang dirawat di rumah sakit berlatih latihan kaki sesering mungkin dan ambulasi di lorong rumah sakit sesuai saran dokter. Manakah berikut ini yang merupakan tujuan latihan ini? a. Meningkatkan kebugaran dan mencegah serangan jantung di masa depan. b. Mencegah luka dekubitus. c. Mencegah DVT (deep vein thrombosis). d. Mencegah konstipasi. 41. Seorang pasien tiba di UGD darurat dengan gejala infark miokard, dan berlanjut ke syok kardiogenik. Manakah dari gejala berikut yang muncul pada pasien? a. Hipertensi. b. Bradikardia. c. Nadi teratur d. Kebingungan. 42. Seorang pasien dengan riwayat gagal jantung kongestif tiba di klinik dengan keluhan dyspnea. Manakah dari tindakan berikut yang pertama harus dilakukan oleh perawat? a. Minta pasien berbaring di tempat periksa. b. Ambil darah untuk pemeriksaan kimia dan gas darah arteri (ABG). c. Kirim pasien untuk x-ray dada. d. Periksa tekanan darah. 43. Seorang pasien menjalani operasi dan kemoterapi untuk kanker kolon, terapi telah selesai 3 bulan sebelumnya, dan sekarang dalam tahap pemulihan. Pada kunjungan berikutnya, klien mengeluh kelelahan dalam beraktivitas dan sulit berkonsentrasi pada permainan bridge. Manakah dari penjelasan perawat berikut yang paling tepat? a. Gejala mungkin akibat anemia yang disebabkan oleh kemoterapi. b. Pasien mungkin imunosupresi.
c. Pasien mungkin mengalami depresi. d. Pasien mungkin mengalami dehidrasi. 44. Seorang pasien klinik memiliki kadar hemoglobin 10,8 g / dL dan melaporkan melakukan diet vegetarian ketat. Manakah dari saran gizi berikut yang sesuai? a. Diet ini mengandung zat besi yang cukup dan tidak memerlukan perubahan. b. Pasien harus menambahkan konsumsi daging dalam diet; diet vegetarian tidak disarankan. c. Pasien harus menggunakan peralatan masak besi untuk mempersiapkan makanan, seperti sayuran berdaun hijau gelap dan kacang-kacanganyang tinggi zat besi. d. Secangkir kopi atau teh harus diminum setiap kali makan. 45. Seorang pasien dirawat di rumah sakit menerima transfusi PRC untuk pengobatan anemia berat. Manakah berikut ini pernyataan yang paling akurat? a. Terjadi reaksi transfusi segera setelah infus selesai. b. PRC diteteskan perlahan melalui 20g a. IV kateter. c. PRC harus dibilas dengan larutan dekstrosa 5%. d. Seorang perawat harus tetap di ruangan selama 15 menit pertama setelah infus. 46. Seorang pasien dengan post kemoterapi untuk pengobatan kanker diberikan suntikan Epoetin. Manakah berikut ini perubahan hasil pemeriksaan darah lengkap (CBC) beberapa hari kemudian? a. Peningkatan jumlah neutrofil. b. Peningkatan hematokrit. c. Peningkatan jumlah trombosit. d. Peningkatan besi serum. 47. Seorang perawat sedang merawat pasien di unit onkologi. Manakah berikut ini tindakan keperawatan yang paling penting dalam merawat pasien neutropenia? a. Mengganti masker sekali pakai segera setelah digunakan. b. Mengganti handscoon segera setelah digunakan. c. Minimalkan kontak dengan pasien. d. Minimalkan percakapan dengan pasien. 48. Seorang pasien sedang menjalani tahap induksi pengobatan untuk leukemia. Perawat mengajarkan anggota keluarga tentang pencegahan
infeksi. Manakah dari pernyataan berikut oleh anggota keluarga menunjukkan bahwa keluarga membutuhkan pendidikan kesehatan lebih? a. Kami akan membawa buku dan majalah untuk hiburan. b. Kami akan membawa barang-barang perawatan pribadi untuk kenyamanan. c. Kami akan membawa bunga segar untuk mencerahkan ruangan. d. Kami akan membawa foto keluarga dan kartu sembuh. 49. Seorang pria Amerika Afrika berusia 43 tahun menderita anemia sel sabit. Perawat berencana untuk memantay sirkulasi di ekstremitas bawah setiap 2 jam. Manakah dari kriteria hasil berikut yang digunakan perawat? a. Suhu tubuh 99 ° F atau kurang b. Tulang jari kaki dapat bergerak ketika berlatih ROM Aktif c. Ada sensasi telapak kaki ketika disentuh d. Capilary refill