BUKU SAKU RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA.pdf
September 1, 2018 | Author: eny_sumaini65 | Category: N/A
Short Description
Download BUKU SAKU RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA.pdf...
Description
Jl. Ahmad Yani Yani No. 9 Selagalas - Mataram 83237 Telp. 0370 617 7000 - Fax. 0370 673 666
KATA KAT A PENGANTAR PENG ANTAR Assalamualaikum Assalamualaiku m Wr.Wb Wr.Wb Salam sejahtera bagi kita semua, Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk-NYA kepada kepada kita sehingga Buku Saku Akreditasi Rumah Sakit Harapan Keluarga telah selesai disusun. Buku saku ini juga merupakan pengetahuan bagi dokter, perawat/bidan, seluruh PPA (Profesional (Profesional Pemberi Asuhan/PPA) berikut seluruh karyawan RSHK yang memberikan pelayanan agar mutu dan keselamatan pasien dan staf dapat terjaga. Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan sistem akreditasi yang sebagian besar mengacu pada Joint Commission International (JCI), serta dilengkapi dengan program prioritas nasional berupa program Millenium Development Goals (MDG's) yang meliputi PONEK, HIV dan TB DOTS dan standar-standar yang berlaku di Kementerian Kesehatan RI. Buku Saku ini memuat uraian tentang standar-standar pelayanan rumah sakit yang terakreditasi secara internasional, meliputi Standar Pelayanan yang Berfokus pada Pasien, Standar Manajemen Rumah Sakit dan ditambah dengan Sasaran Millenium Development Goals (MDG's). Seperti kita ketahui bersama, saat ini tuntutan akan pelayanan medis yang bermutu terus meningkat dan isu terkait keamanan di rumah sakit semakin mengemuka sehingga penerapan standar mutu dan keselamatan mau tidak mau menjadi suatu keharusan untuk menjaga keamanan dan keselamatan baik pasien maupun tenaga medis sendiri. Dengan menerapkan standar mutu dan keselamatan, setiap pegawai dapat bahu membahu mewujudkan Rumah Sakit yang bermutu dan aman melalui pembentukan budaya keselamatan, keselamatan pelayanan, staf yang bertanggungjawab, keterlibatan pasien, memiliki sistem pendukung yang arnan, serta merupakan tempat yang aman baik bagi pasien, pengunjung maupun staf. Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku saku ini. Kesunggu-han Saudara sangat berarti bagi terwujudnya keselamatan bagi kita semua. Akhir kata, semoga Allah SWT selalu membantu membukakan mata dan hati serta kepedulian kita kepada sesama. Mataram, Agustus 2017 DIREKTUR RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
KATA KAT A PENGANTAR PENG ANTAR Assalamualaikum Assalamualaiku m Wr.Wb Wr.Wb Salam sejahtera bagi kita semua, Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk-NYA kepada kepada kita sehingga Buku Saku Akreditasi Rumah Sakit Harapan Keluarga telah selesai disusun. Buku saku ini juga merupakan pengetahuan bagi dokter, perawat/bidan, seluruh PPA (Profesional (Profesional Pemberi Asuhan/PPA) berikut seluruh karyawan RSHK yang memberikan pelayanan agar mutu dan keselamatan pasien dan staf dapat terjaga. Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan sistem akreditasi yang sebagian besar mengacu pada Joint Commission International (JCI), serta dilengkapi dengan program prioritas nasional berupa program Millenium Development Goals (MDG's) yang meliputi PONEK, HIV dan TB DOTS dan standar-standar yang berlaku di Kementerian Kesehatan RI. Buku Saku ini memuat uraian tentang standar-standar pelayanan rumah sakit yang terakreditasi secara internasional, meliputi Standar Pelayanan yang Berfokus pada Pasien, Standar Manajemen Rumah Sakit dan ditambah dengan Sasaran Millenium Development Goals (MDG's). Seperti kita ketahui bersama, saat ini tuntutan akan pelayanan medis yang bermutu terus meningkat dan isu terkait keamanan di rumah sakit semakin mengemuka sehingga penerapan standar mutu dan keselamatan mau tidak mau menjadi suatu keharusan untuk menjaga keamanan dan keselamatan baik pasien maupun tenaga medis sendiri. Dengan menerapkan standar mutu dan keselamatan, setiap pegawai dapat bahu membahu mewujudkan Rumah Sakit yang bermutu dan aman melalui pembentukan budaya keselamatan, keselamatan pelayanan, staf yang bertanggungjawab, keterlibatan pasien, memiliki sistem pendukung yang arnan, serta merupakan tempat yang aman baik bagi pasien, pengunjung maupun staf. Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku saku ini. Kesunggu-han Saudara sangat berarti bagi terwujudnya keselamatan bagi kita semua. Akhir kata, semoga Allah SWT selalu membantu membukakan mata dan hati serta kepedulian kita kepada sesama. Mataram, Agustus 2017 DIREKTUR RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
DAFTAR ISI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tata Kelola & Kepemimpinan (TKP) Asesmen Pasien (AP) Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) Pendidikan Pasien & Keluarga (PPK) Pendidikan Mutu & Keselamatan Pasien (PMKP) Pelayanan Pasien (PP) Manajemen Komunikasi & Informasi (MKI) Manajemen Fasilitas & Keselamatan (MFK) Hak Pasien & Keluarga (HPK) Pelayanan Anestesi & Bedah (PAB) Millenium Development Goals (MDGs) Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI) Kualifikasi Pendidikan & Staff (KPS) Akses Pelayanan & Kontinuitas Pelayanan (APK) Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
à à à à à à à à à à à à à à à
1 13 23 40 44 48 59 64 79 87 89 93 105 109 114
TATA KELOLA & KEPEMIMPINAN (TKP) Motto Rumah Sakit Harapan Keluarga:
“Your Health Our Care” Care ” Visi Rumah Sakit Harapan Keluarga:
“Menjadi Rumah Sakit pilihan keluarga di Indonesia Timur dengan semangat Your Health Our Care” Care ” Misi Rumah Sakit Harapan Keluarga: 1. Menjadi rumah sakit terbaik dan menjadi menjadi rujukan wilayah NTB pada khususnya serta Indonesia Timur pada umumnya. 2. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima, kekeluargaan dan berorientasi pada keselamatan pasien. 3. Memberikan pelayanan yang berkualitas dan berteknologi dengan melakukan penapisan/skrining teknologi kedokteran yang efektif, aman dan efisien. Tujuan berdirinya Rumah Sakit Harapan Keluarga a. Tujuan Umum: Meningkatkan mutu keselamatan pasien dan mutu pelayanan rumah sakit. b. Tujuan Khusus: 1. Mengoptimalkan pengelolaan program pemerintah dan berbagai pihak untuk menjalin dan mengembangkan jaringan kerjasama yang saling menguntungkan melalui peningkatan kemitraan dengan pemangku kepentingan. 2. Senantiasa mengikuti mengikuti perkembangan perkembangan IPTEK yang yang mutakhir dengan mengedepankan prinsip efektif, aman dan efisien untuk meningkatkan mutu pelayanan. 3. Memberdayakan seluruh seluruh potensi sumber sumber daya yang yang ada di rumah
4. Menjadi rumah sakit pilihan dan prioritas wisatawan domestik maupun mancanegara serta menjadi tujuan “ Medical Tourism” di NTB
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Gawat Daurat?
Pasien datang ke Unit Gawat Darurat
Etos kerja Rumah Sakit Harapan Keluarga yang harus menjadi sikap dan budaya seluruh karyawan Rumah Sakit Harapan Keluarga adalah “CARE”, yaitu: a. Customer Needs, yaitu: Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang mengharapkan pelayanan kesehatan yang ramah, hangat, kekeluargaan, cepat, akurat, aman, tanggap dan proaktif. b. Attitude, yaitu : Menanamkan dalam masing-masing pribadi sikap disiplin, bekerja keras, tuntas, jujur, tulus, terbuka dan bekerjasama. c. Respect , yaitu: Membiasakan diri untuk konsisten, patuh, taat pada peraturan, menjunjung tinggi rasa solidaritas dan nilai kekeluargaan serta rasa memiliki yang tinggi. d. Effective and Efficient , yaitu : Memiliki sifat kreatif dan inovatif serta mengedepankan pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan efisien.
2-5 Menit Triage Primer oleh Perawat (skrining dan saturasi O2) Segera Resusitasi
5-10 Menit
Emergent
Ruang Resusitasi
Triage Sekunder oleh Dokter Urgent
False Emergency
Max. 2 Jam Tatalaksana pasien dan Mengisi Formulir Resusitasi Trauma
IMET
Non-Trauma
Ditangani langsung berkoordinasi dengan dokter terkait Pulang
Max. 30 Menit Mengisi Formulir Triage dan Formulir Pengkajian Instalasi Gawat Darurat
Transfer
Penanganan oleh Dokter Unit Terkait 1. Mengisi Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi untuk dokumentasi Follow Up 2. Membuat resep dan memastikan obat telah diberikan sesuai instruksi 3. Transfer pasien dan melengkapi Formulir Transfer Pasien antar Ruangan bile pindah perawatan di dalam RS atau Formulir P indah Rumah Sakit bilah pasien pindah RS atau Resume Medis bila
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Rawat Jalan?
Pasien datang ke Poliklinik
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Rawat Inap?
Pasien ditetapkan sebagai pasien rawat inap/memenuhi kriteria pasien rawat inap
30 Menit pertama 24 jam pertama 1. Pasien telah diskrining oleh perawat (tanda vital, risiko jatuh, skor nyeri) 2. Pasien baru; Lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Asesmen Awal Medis Pasien lama; a. Pasien lama dan kunjungan terakhir < 1 tahun: lakukan pemeriksaan pasien dengan pengisian Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi dengan format SOAP b. Pasien baru/tidak berkunjung > 1 tahun: lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Awal Medis Rawat Jalan 3. Mengisi Formulir Konsultasi Medis (jika diperlukan) dan menyertakan rekam medisk pasien atau disertai dengan Formulir Transfer Pasien Antar Ruangan bila tidak dapat menyertakan rekam medik saat mengkonsulkan pasien 4. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga t entang kondisi pasien dan rencana tindak lanjut 5. Mendokumentasikan bukti edukasi pada Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan 6. Menulis Resep Manual 7. Mengisi Ringkasan Rawat Jalan 8. Menjadwalkan waktu kontrol berikutnya dan mengedukasi pasien untuk melakukan sistem perjanjian 9. Jika pasien dianjurkan rawat inap, dokter harus menjelaskan 4 hal: a. Hasil pemeriksaan dan rencana perawatan b. Daftar Obat c. Target rawatan ( outcome) yang diharapkan d. Perkiraan biaya (dapat diminta bantuan ke pusat informasi)
1. Lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Asesmen Awal 2. Membuat Rencana Perawatan Pasien (Plan of Care ) awal jam 3. Menuliskan instruksi medis di Formulir Instruksi Medis Farmakologis dan Non-Farmakologis termasuk instruksi diet, aktivitas, pemeriksaan penunjang dll 4. Mengisi Formulir Konsultasi Medis (jika diperlukan) 5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang rencana perawatan pasien berdasarkan hasil penilaian dan rencana perawatan pasien ( Plan of Care) yang telah disusun 6. Mendokumentasikan bukti edukasi pada Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Inap
Setiap hari 1. Melakukan follow up kondisi pasien setiap hari termasuk hari libur 2. Mendokumentasikan hasil follow up pasien dalam Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 3. Melakukan serah terima pasien antar Shift jaga menggunakan metode SBAR 4. Memperbaharuai Rencana Perawatan Pasien (Plan of Care) sesuai jadwal atau perubahan kondisi/kebutuhan pasein 5. Meneyelenggarakan pertemuan multidisiplin dan multiprofesi pada kasus kompleks dan menuliskannya pada formulir rencana perawatan pasien 6. Memperbaharui Instruksi Medis Farmakologis dan Non Farmakologis 7. Impelementasi layanan kelompok risiko tinggi 8. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien dan rencana perawatan pasien berdasarkan hasil penilaian dan rencana perawatan pasien yang t elah disusun 9. Menuliskan resep pasien secara lengkap 10. Melaporkan kejadian efek samping obat dalam Formulir MESO (Monitoring Efek Samping Obat) Persiapan Pasien Pulang 1. Dalam waktu 1x24 jam sebelum pasien pulang, lengkapi Formulir Resume Medis dan Formulir Discharge Planning 2. Edukasi pasien pulang
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Perawatan Intensif?
Rujukan RS Luar
IGD
Rawat Inap
Kamar Bedah
Memenuhi Kriteria Masuk ICU
Masuk dengan mendapat persetujuan kepala ICU 24 jam pertama 1. Dengan membawa kelengkapan: a. Surat Konsultasi dan persetujuan masuk ICU dan dokumen lain terkait dengan Rekam Medis b. Formulir Informed Consent yang telah diisi dan ditandatangani oleh pasien dan petugas medis dan para medik terkait. 2. Membuat catatan pasien masuk serta melengkapi Fomurlir Transfer Pasien. 3. Membuat Catatan Harian Perkembangan Pasien. 4. Menetapkan status jaminan keuangan pasien (BPJS/Pribadi) jika belum diketahui sebelumnya. 5. Membuat resep dan memastikan obat/alkes sudah diberikan sesuai instruksi. 6. Melakukan edukasi kepada pasien atau keluarga untuk mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi.
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Layanan Bedah Rawat Sehari (One Day Care)?
Setiap hari 1. Asesmen harian pasien dan melengkapi Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi. 2. Membuat resep dan memastikan obat dan alkes diberikan sesuai instruksi. 3. Melaporkan pasien kondisi sekarat ke semua konsulen yang relevan -> kolaborasi dengan tim paliatif. 4. Melakukan edukasi kepada pasien dan atau keluarga dan mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi. 5. Melaporkan kejadian efek samping obat dalam Formulir MESO (Monitoring Efek Samping Obat).
Rawat Jalan (Poli Anestesi untuk penilaian pra anestesi)
Rawat Inap
Pasien tiba di Ruang Prosedur /Bedah sehari
Diterima di bagian pendaftaran a. Pasien rawat jalan: akan diperiksa kelengkapan berkas dan diberikan edukasi Hak dan Kewajiban Pasien b. Pasien rawat inap: akan dilakukan pemeriksaan kelengkapan berkas.
Transfer setelah memenuhi Kriteria Keluar ICU Dimasukkan ke Ruang Persiapan HCU
Buat Formulir Transfer
Rawat Inap
Meninggal
1. Jika pasien meninggal dunia dalam 24 jam karena prosedur operasi atau anestesia -> Buat laporan. 2. Dokter iCU membuat Resume Medis dan Surat Keterangan Kematian
Diterima oleh Perawat dan Dokter Pasien Rawat Inap: Dokter/Perawat melengkapi Formulir Transfer Antar Ruang Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap: 1. Memeriksa kondisi pasien 2. Melengkapi Informed Consent Tindakan/Anestesi 3. Melakukan Edukasi Analgesia Pasca (Post) Operasi dan pilih terapi 4. Mendokumentasikan bukti edukasi di Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap 5. Melakukan dan mendokumentasikan Site Marking bersama Perawat 6. Melakukan prosedur Sign In dan Mendokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Kamar Operasi?
1. Dilakukan persiapan tindakan 2. Dokter Anestesi melakukan pembiusan dengan didahului oleh verifikasi Indentitas pasien 3. Lakukan Time Out sebelum memulai insisi dan didokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi 4. Dokter Anestesi melakukan pemantauan selama operasi dan mendokumentasikan dalam Formulir Status Anestesia. 5. Sebelum pasien keluar dari ruang operasi, lakukan proses S ign Ou t dan dokumentasikan dalam Formulir Checklist Keselamatan Operasi.
Rawat Inap (sudah melalui penilaian prabedah dan anestesi)
Pasien tiba di ruang operasi
Diterima oleh bagian pendaftaran dan dilakukan pemeriksaan kelengkapan berkas
Pasien dipindahkan ke Ruang Pulih
Dimasukkan ke Ruang Pemeriksaan
1. Diterima oleh Dokter dan Perawat 2. Dilakukan monitoring tanda vital dan didokemntasikan dalam Status Anestesia 3. Mengisi Formulir Laporan Operasi 4. Discharge pasien berdasarkan kriteria ALDRETTE atau PADSS 5. Menuliskan instruksi Post Operasi di Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (disalin ke Formulir Instruksi Medis jika pasien rawat inap) 6. Melakukan edukasi sebelum pasien pulang terkait rencana perawatan berikutnya dan mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap
Diterima oleh Perawat dan Dokter 1. Dokter/Perawat melengkapi Formulir Transfer Antar Ruangan 2. Memeriksa kondisi pasien 3. Melengkapi Informed Consent Tindakan/Anestesi 4. Melakukan Edukasi Analgesia Post Operasi dan pilihan terapi 5. Mendokumentasikan bukti edukasi di Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap 6. Melakukan dan mendokumentasikan Site Marking bersama Perawat (jika belum dilakukan di rawat inap) 7. Melakukan prosedur Sign In dan mendokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi
Mengisi Formulit Transfer Antar Ruangan
Membuat Resume Medis
Dipindahkan ke Kamar Operasi
ASESMEN PASIEN (AP) Di kamar Operasi: 1. Dilakukan persiapan tindakan 2. Dokter Anestesi melakukan pembiusan dengan didahului oleh verifikasi Indentitas pasien 3. Lakukan Time Out sebelum memulai insisi dan didokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi 4. Dokter Anestesi melakukan pemantauan selama operasi dan mendokumentasikan dalam Formulir Status Anestesia. 5. Sebelum pasien keluar dari ruang operasi, lakukan proses S ign Ou t dan dokumentasikan dalam Formulir Checklist Keselamatan Operasi.
Pasien dipindahkan ke Ruang Pulih
ICU Diantar oleh dokter anestesi
PICU - Diantar oleh dokter anestesi - Dijemput oleh perawat dari PICU
Mengisi Formulir Transfer Antar Ruangan 1. Diterima oleh Dokter dan Perawat 2. Dilakukan monitoring tanda vital dan didokemntasikan dalam Status Anestesia 3. Mengisi Formulir Laporan Operasi 4. Discharge pasien berdasarkan kriteria ALDRETTE atau PADSS 5. Menuliskan instruksi Post Operasi di Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (disalin ke Formulir Instruksi Medis jika pasien rawat inap) 6. Melakukan edukasi sebelum pasien pulang terkait rencana perawatan berikutnya dan mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap Pasien kembali
1. Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di Rumah Sakit?
Status gizi dinilai dengan mengunakan kriteria MST (Malnutrition Screening Tools) untuk mengidentifikasi dan menatalaksanakan pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi, obesitas. Lima langkah MST adalah sebagai berikut : 1. Hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan menggunakan rumus BB(kg)/TB(m2) 2. Nilai presentasi kehilangan berat badan yang tak direncanakan menggunakan tabel dan berikanlah skore. 3. Nilai adanya efek atau pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien dan berikan skore (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit tidak terdapat asupan makanan lebih dari 5 hari diberikan skor 2. 4. Tambahkan skore yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3 untuk menilai adanya resiko malnutrisi 1. Skor 0 = resiko rendah 2. Skor 1 = resiko sedang 3. Skor >2 = resiko tinggi 5. Gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan berikut ini : A. Resiko rendah Perawatan rutin ulangi screening pada pasien di Rumah Sakit (tiap minggu) pada pasien rawat jalan (tiap bulan) masyarakat umum dengan usia > 75 tahun (tiap tahun) B. Resiko sedang Observasi: a. Catat asupan makanan selama 3 hari b. Jika asupan adekuat, ulangi skrining pasien di Rumah Sakit (tiap minggu) pada pasien rawat janlan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap 2-3 tahun) c. Jika tidak adekuat rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan nutrisi pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi secara teratur C. Resiko tinggi
Status gizi dinilai dengan mengunakan kriteria MST (Malnutrition Screening Tools) untuk mengidentifikasi dan menatalaksanakan pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi, obesitas. Lima langkah MST adalah sebagai berikut : 1. Hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan menggunakan rumus BB(kg)/TB(m2) 2. Nilai presentasi kehilangan berat badan yang tak direncanakan menggunakan tabel dan berikanlah skore. 3. Nilai adanya efek atau pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien dan berikan skore (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien
Pengkajian
0
1
ada ekspresi khusus Gerakan normal, relaksasi Tidur, posisi normal, mudah bergerak Tidak menangis (bangun/tidur) Bersuara normal, tenang
meringis/menarik diri Tidak tenang/tegang Gerakan menggeliat, berguling, kaku Mengerang, merengek-rengek
Wajah Kaki Aktifitas Menangis Bersuara
Skala: 0 = nyaman 1-3 = kurang nyaman
2. Bagaimana prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit?
Pengkajian rasa nyeri menggunakan : A. Nyeri Wong Baker Face Pain Scale Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka (dewasa dan anak > 3 tahun)
B. FLACC (Faces, Legs, Activity, Cry, dan Consolability) Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan inten sitas nyerinya dengan angka (dewasa dan anak > 3 tahun)
2
Nilai
Sering menggetarkan dagu dan mengatupkan rahang Kaki dibuat menendang/menarik diri Melengkungkan punggung/kaku/menghentak Menangis terus menerus, terhisak, menjerit Sulit untuk menenangkan
dipeluk, digendong atau diajak bicara Total skor 4-6 = nyeri sedang 7-10 = nyeri berat
Keterangan: 1. Frekuensi nyeri 2. Lama nyeri 3. Menjalar/tidak 4. Kualitas nyeri 5. Factor-faktor pemicu/yang memperberat 6. Factor-faktor yang mengurangi/menghilangkan nyeri 7. Lokasi nyeri 8. Tingkat lanjut C. Numerical Rating Scale (NRS's) Digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakan. 0 = tidak nyeri 1-3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari) 4-6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari) 7-10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
D. Neonatal Infant Pain Scale (NIPS) Digunakan pada pasien bayi usia kurang dari 12 bulan.
Ketenangan
PENGKAJIAN NYERI Ekspresi Wajah 0 – Otot-otot relaks 1 – Meringis
Wajah tenang, ekspresi netral Otot wajah tegang, alis berkerut, dagu dan rahang tegang (ekspresi wajah (-) – hidung, mulut dan alis)
Menangis 0 – Tidak menangis 1 – Mengerang 2 – Menangis keras
Tenang, tidak menangis Merengek ringan, kadang-kadang Berteriak kencang, menaik, melengking, terus -menerus (catatan: menangis lirih mungkin dinilai jika bayi diintubasi yang dibuktikan melalui gerakan mulut dan wajah yang jelas)
3. Distress Pernafasan 4. 5.
Menangis
Pergerakan
Pola Pernafasan
0 – Bernafas relaks 1 – Perubahan pola pernafasan Lengan 0 – Relaks/terikat 1 – Fleksi/ekstensi
Pola bernafas bayi yang normal Tidak teratur, lebih cepat dari biasanya, tersedak, nafas tertahan Tonus otot
1. 2. 3. 4. 5. 1. 2.
Tidak ada kekakuan otot, gerakan kaki acak sekali-sekali Tegang, kaki lurus, kaku, dan/atau ekstensi cepat Ekstensi, fleksi
Keadaan kesadaran 0 – Tidur/terjaga 1 – Rewel
1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.
Tidak ada kekakuan otot, gerakan tangan acak sekali-sekali Tegang, lengan lurus, kaku, dan/atau ekstensi cepat Ekstensi, fleksi
Kaki 0 – Relaks/terikat 1 – Fleksi/ekstensi
1. 2. 3. 4. 5. 1. 2.
3.
Tenang, tidur damai atau gerakan kaki acak yang terjaga Tejaga, gelisah, dan meronta-ronta
4. 5.
E. Comfort Scale Pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif/ kamar operasi/ ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scala Wong Baker Faces Pain Scale.
1. 2. 3. Denyut jantung basal 4.
Kategori
Kewaspadaan
Skor
1. 2. 3.
Tidur pulas/ nyenyak Tidur kurang nyenyak Gelisah
Tanggal/ Waktu 5.
Agak cemas Cemas Sangat cemas Panik Tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk Respirasi spontan dengan sedikit/ tidak ada respons terhadap ventilasi Kadang-kadang batuk atau ada tahanan terhadap ventilasi Sering batuk, terdapat tahanan/ perlawanan terhadap ventilator Melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk terus-menerus/ tersedak Bernafas dengan tenang, tidak menangis Terisak-isak Meraung Menangis Berteriak Tidak ada pergerakan Kadang-kadang bergerak perlahan Sering bergerak perlahan Pergerakan aktif/ gelisah Pergerakan aktif termasuk badan dan kepala Otot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot Penurunan tonus otot otot normal Peningkatan tonus otot dan flexi jari tangan dan kaki Kekakuan otot ekstrim dan flexi jari tangan dan kaki Otot wajah rileks sepenuhnya otot wajah normal, tidak terlihat tegangan otot wajah yang nyata beberapa otot wajah terlihat nyata hamper di seluruh otot wajah Seluruh otot wajah tegang, meringis darah di bawah batas normal darah berada di batas normal secara konsisten Peningkatan tekanan darah sesekali ≥ 15 % di atas batas normal (1 -3 kali dalam observasi selama 2 menit) Serin gnya peningkatan tekanan darah≥ 15 % di atas batas normal (>3 ka li dalam observasi selama 2 menit) Penin gkatan tekanan darah terus menerus≥ 15 % Denyut jantung di bawah batas normal Denyut jantung berada di batas normal secara konsisten Penin gkatan denyut jantung sesekali≥ 15 % di atas batas normal (1 -3 kali dalam observasi selama 2 menit) Serin gnya peningkatan denyut jantung≥ 15 % di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit) Penin gkatan denyut jantung terus menerus≥ 15 %
3. Asesmen apa saja yang dilakukan pada pasien?
A. Asesmen Awal Pasien a. Asesmen awal adalah tahap awal dari proses dimana dokter, perawat, dietisien mengevaluasi data dalam 24 jam pertama sejak pasien masuk rawat inap atau bisa lebih cepat tergantung kondisi pasien masuk rawat inap dan dicatat dalam rekam medis. b. Asesmen awal memberikan informasi untuk : 1. Memahami pelayanan apa yang dicari pasien 2. Memilih jenis pelayanan yang terbaik bagi pasien 3. .Menetapkan diagnosis awal 4. Memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya 5. Merujuk pasien jika layanan di RS Harapan Keluarga tidak tersedia c. Asesmen awal memiliki Formulir untuk asesmen awal medis dan keperawatan dalam bentuk : 1. Untuk unit gawat darurat dalam bentuk asesmen awal IGD yang dilakukan kurang dari 30 menit 2. Untuk rawat jalan dalam bentuk asesmen awal rawat jalan yang dilakukan kurang dari 2 jam 3. Untuk rawat inap dalam bentuk asesmen awal rawat inap yang dilakukan kurang dari 24 jam B. Asesmen Awal Rawat Inap (Medis dan Perawat) a. Asesmen Rawat Inap adalah suatu proses yang dilakukan secara sengaja, sistematis dan terencana untuk mendapatkan informasi dari seseorang individu yang datang kerumah sakit untuk mendapatkan pelayanan medis dengan tujuan untuk memperoleh : 1. Pengamatan 2. Diagnosis 3. Pengobatan 4. Rehabilitasi 5. Pelayanan kesehatan lainnya dimana keseluruhan proses – proses ini membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga pasien harus tinggal untuk jangka waktu tertentu di ruangan dalam rumah sakit Harapan Keluarga b. Asesmen ini dilakukan kurang dari 24 jam yang dilakukan oleh dokter, perawat maupun tenaga kesehatan lainnya pada pasien yang datang dan dilakukan proses rawat inap. Dimana dilakukan pengkajian terdiri dari :
2. Riwayat penyakit sekarang (termasuk daftar pengobatan sebelumnya) 3. Riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, riwayat pekerjaan, sosial ekonomi, kejiwaan dan kebiasaan 4. Pemeriksaan umum 5. Pemeriksaan fisik, hasil laboratorium rutin 6. Pemeriksaan penunjang lainnya, interpretasi awal, daftar masalah, kesimpulan umum dan prognosis c. Temuan dari semua asesmen diluar rumah sakit harus dinilai ulang dan diverifikasi pada saat pasien masuk rawat inap. Bila data suadah lebih dari 30 hari maka harus diperbaharui. d. Untuk asesmen yang kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan sejak asesmen, dicatat dalam rekam medis pasienpada saat masuk rawat inap. C. Asesmen Awal IGD (Medis dan Perawat) a. Setiap pasien yang datang atau masuk melalui unit gawat darurat atau rawat jalan wajib dilakukan asesmen awal untuk menentukan kebutuhan medis dan keperawatan pasien. b. Pelaksanaan asesmen awal pada unit gawat darurat / emergency dilakukan secara cepat dan tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien dan sesegera mungkin diberikan pelayanan meliputi : 1. Medis 2. Keperawatan c. Apabila operasi darurat (emergency) maka harus ada catatan ringkasan dan diagnosa pre operasi dicatat sebelum tindakan. d. Isi minimal asesmen awal mengacu pada kebutuhan pasien sesuai dengan masing - masing disiplin klinis yang berisi : 1. Riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, diagnosa atau masalah, rencana asuhan . 2. Alergi 3. Asesmen psikologis, sosial, Ekonomi. 4. Resiko jatuh dan asesmen fungsional 5. Asesmen nyeri 6. Resiko nutrisional 7. Kebutuhan edukasi 8. Discharge planning atau perencanaan pulang pasien
dengan : 1. Asesmen pasien dilakukan setelah pasien terdaftar di rawat jalan harus segera didokumentasikan dengan lengkap dan benar dalam waktu kurang dari 2 jam pada formulir pengkajian awal medis dan keperawatan rawat jalan. 2. Hasil pemeriksaan penunjang pasien rawat jalan yang berasal dari luar rumah sakit bila waktunya kurang dari 30 hari masih bisa dipergunakan lagi, kecuali bila status kesehatan dan kondisi pasien berubah maka dilakukan asesmen ulang. 3. Setiap pasien di instalasi rawat jalan harus dilakukan asesmen medis awal dan keperawatan terutama untuk: a. pasien baru dengan diagnosa baru b. pasien lama dengan diagnosa baru c. pasien lama dengan diagnosa lama lebih dari 30 hari d. pasien dengan diagnosa kronis lebih dari 3 bulan
kelompok agama 5. Urusan dan kebutuhan spiritual paisen dan keluarga seperti putus asa, penderitaan, rasa bersalah atau pengampunan 6. Status psikososial pasien dan keluarga seperti hubungan keluarga, lingkungan rumah yang memadai apabila diperlukan perawatan di rumah, cara mengatasi dan reaksi pasien dan keluarga atas penyakit pasien 7. Kebutuhan dukungan atau kelonggaran pelayanan (respite services) bagi pasien keluarga dan pemberi pelayanan lain 8. Kebutuhan akan alternatif atau tingkat pelayanan lain 9. Faktor resiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi reaksi atas faktor kesedihan. d. Asesmen ulang dilaksanankan dan hasilnya dicatat dalam rekam medis pasien : 1. Pada interval yang reguler selama pelayanan (contoh, secara periodik perawat mencatat tanda-tanda vital sesuai kebutuhan berdasarkan kondisi pasien) 2. Setiap hari oleh dokter pada pasien akut atau lebih jarang sesuai kebijakan rumah sakit 3. Sebagai respon terhadap perubahan kondisi pasien yang signifikan 4. Bila diagnosis pasien telah berubah dan kebutuhan asuhan memerlukan perubahan rencana 5. Untuk menetapkan obat-obatan dan pengobatan lain telah berhasil dan pasien dapat dipindahkan atau dipulangkan. e. Pasien dilakukan asesmen ulang : 1. Menentukan respon mereka terhadap pengobatan 2. Untuk perencanaan pengobatan lanjutan 3. Pemulangan pasien 4. Dalam interval sesuai dengan kondisi pasien dan bilamanaterjadi perubahan yang signifikan pada kondisi mereka rencana asuhan kebutuhan individual f. Dokter melakukan asesmen ulang: 1. Sekurang-kurangnya setiap hari 2. Termasuk hari minggu 3. Selama fase akut dari perawatan dan pengobatannya
E. Assesmen awal IGD emergensi dapat berupa : 1. Medis 2. Keperawatan 3. Apabila operasi (emergensi /cito) dilakukan, maka sedikitnya ada catatan ringkas dan diagnosis praoperasi dicatat sebelum tindakan F.
Asesmen Awal Unit Dialisis 1. Tentukan periode asesmen awal terkait edukasi (target Kt/V) 2. Manajemen renal anemia, CKD, MBD, dan hasil lain sebagainya
G. Asesmen Ulang a. Asesmen ulang pasien adalah tahap lanjut dari proses dimana dokter, perawat, dietisien mengevaluasi ulang data pasien setiap terjadi perubahan yang signifikan atas kondisi klinisnya. b. Setiap pasien yang dirawat diasesmen ulang berdasarkan interval tertentu sesuai kondisi dan pengobatan yang diterimanya untuk mengetahui respon pasien terhadap pengobatannya. Minimal sekali dalam 24 jam dan selama 7 hari tergantung kondisi pasien dan dicatat dalam rekam medis. c. Asesmen dan asesmen ulang sesuai kondisi pasien harus mengevaluasi: 1. Gejala seperti ingin muntah dari kesulitan pernafasan 2. Faktor-faktor yang meningkatkan dan membangkitkan gejala fisik
H.
Asesmen Ulang Nyeri Dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan
pemeriksaan fisik pada pasien b. Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah tatalaksana nyeri, setiap empat jam (pada pasien yang sadar/ bangun), pasien yang menjalani prosedur menyakitkan, sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari rumah sakit. c. Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obatobat intravena d. Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit – 1 jam setelah pemberian obat nyeri. I.
Asesmen Ulang Gizi a. Asesmen ulang gizi adalah pengkajian data terkait gizi yang dilakukan oleh ahli gizi pada pasien dengan hasil skrining. b. Skrining Gizi c. Skrining status nutrisi masuk dalam asesmen awal pasien rawat inap yang dilakukan oleh perawat dengan melakukan penilaian/scoring pada pasien Pasien dinyatakan berisiko tinggi bila ada: a. Penurunan nafsu makan (nilai: 1) b. Penurunan berat badan yang tidak diinginkan sebanyak 1-5 kg dalam 6 bulan terakhir (nilai: 1) c. Penyakit yang menyertai pasien seperti: diabetes melitus, obesitas, kanker, penyakit paru kronis, hipertensi > 170/100 mmHg, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, diare/malabsorpsi dan hiperkalemi (nilai: 2) d. Jika skor < 2 maka perawat akan memberikan diet sesuai instruksi DPJP e. Jika skor ≥ 2 maka perawat berkoordinasi dengan ahli gizi untuk pengkajian gizi lanjutan atau dikonsultasikan dengan dokter Spesialis Gizi Klinik.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) 1. Apa yang anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit?
Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit : (Acuan Permenkes Republik Indonesia no. 11 tahun 2017) a. Mengidentifikasi pasien dengan benar b. Meningkatkan komunikasi yang efektif c. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai d. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar e. Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan f. Mengurangi resiko cedera pada pasien akibat terjatuh. 2. Bagaimana prosedur di rumah sakit dalam mengidentifikasikan pasien?
1. Setiap pasien yang masuk rumah sakit dipasangkan gelang identitas pasien, yaitu untuk pasien rawat inap dan kalung identitas pasien untuk pasien rawat jalan yang mendapatkan prosedur / tindakan medis (IGD, Haemodialisa, Fisioterapi) 2. Identifikasi menggunakan minimal 2 dari 3 identitas, yaitu nama, tanggal lahir dan nomor rekam medik pasien. 3. Mengidentifikasi pasien secara visual maupun verbal 4. Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien. 3. Kapan dilakukan proses verifikasi identitas pasien?
1. Sebelum pemberian obat 2. Sebelum pengambilan darah / spesimen 3. Sebelum pemberian darah / produk darah 4. Sebelum pemberian tindakan 5. Sebelum pemberian pengobatan dokter 4. Gelang identifikasi apa saja yang digunakan di rumah sakit?
1. Gelang identitas pasien: Laki-laki : BIRU MUDA Perempuan : MERAH MUDA 2. Penanda khusus pasien (klip): Resiko jatuh : KUNING Alergi : MERAH Do Not Resuscitate : UNGU
4. Pesan pemberian obat LASA / Look Alike Sound Alike , penerima pesan mengulang kembali nama obat dan instruksi yang diberikan dengan mengeja nama obat per huruf. Pemberian obat-obatan epidural dan obat high alert TIDAK diperkenankan diberikan melalui instruksi verbal / per telepon.
5. Bagaimana prosedur pemasangan gelang identifikasi? SPO pemasangan gelang identifikasi pasien 6. Dapatkah Anda menjelaskan tentang cara komunikasi yang efektif di rumah sakit?
Komunikasi efektif terutama wajib dilakukan oleh tenaga kesehatan yang melaporkan : a. Pasien dengan kondisi kritis b. Pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan penunjang c. Pasien dalam pengobatan yang memerlukan pengawasan khusus d. Kondisi yang memerlukan monitoring ketat 1. Rumah Sakit menggunakan tekhnik SBAR (Situation – Background – Assesment – Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas antar pemberi layanan. a. Situation : kondisi terkini yang terjadi pada pasien b. Background : informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini c. Assesment : hasil pengkajian kondisi pasien terkini d. Recommendation : apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini. 2. Rumah Sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan catat/tulis lengkap, baca kembali/eja untuk NORUM/LASA dan konfirmasi ulang (TULBAKON) terhadap perintah yang diberikan. ( verifikasinya dalam 24 jam ) 3. Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jaw ab dok ter ruan gan yang bert uga s dan ata u kep ala shi ft perawat/koordinator masing-masing ruangan. Stempel konfirmasi ditanda tangani DPJP dalam waktu 1 x 24 jam. Bila tidak dapat
7. Apa saja yang perlu ditulis lengkap saat melakukan komunikasi lisan / Komunikasi Efektif?
Hal yang perlu ditulis lengkap saat melakukan komunikasi lisan / komunikasi efektif adalah sebagai berikut: 1. Isi perintah 2. Nama lengkap dan tanda tangan pemberi perintah 3. Nama lengkap dan tanda tangan penerima perintah 4. Tanggal dan jam 8. Apa saja yang termasuk obat-obat high alert medication di rumah sakit?
1. Obat-obat yang termasuk dalam high alert medication : a. Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium bikarbonat, NaCl 0,3% b. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA ( Look Alike Sound Alike ) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip. 2. Pengelolaan high alert medication : a. Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi
b. NaCl 0,3% dan KCl tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di Unit Perawatan Intensif (ICU) c. Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. d. Obat-obatan LASA jika diinstruksikan secara verbal oleh dokter, wajib dibaca ulang dan dieja per huruf. 3. Obat diberi penandaan yang jelas berupa : a. stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert ” b. khusus untuk elektrolit pekat, harus ditempelkan stiker bertuliskan “Elektrolit pekat”, harus diencerkan sebelum diberikan c. NORUM/LASA : ditempelkan stiker berwarna kuning. 9. Bagaimana prosedur penandaan lokasi yang akan dioperasi di Rumah Sakit ini?
1. Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah operator / orang yang akan melakukan tindakan. 2. Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut. 3. Penandaan pada titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang dimana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar, sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi. 4. Tanda berupa “” di titik yang akan dioperasi. 5. Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti. 6. Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus ditandai. 7. Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya, sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil tes lainnya harus dipastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien. 8. Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multipel level (tulang belakang). 9. Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan : a. Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar)
c. Kasus yang melibatkan gigi d. Prosedur yang melibatkan bayi prematur dimana penandaan akan menyebabkan tato permanen 10. Dalam kasus-kasus dimana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. 10. Tahukah anda bagaimana prosedur checklist keselamatan operasi?
Proses checklist ini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir : SIGN IN dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area. TIME OUT dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien. SIGN OUT dilakukan setelah operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan sign out dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, dan perawat. 11. Bagaimana standar prosedur cuci tangan yang benar di rumah sakit?
Semua petugas di Rumah Sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5 momen yang telah ditentukan, yakni : 1. Sebelum kontak dengan pasien 2. Sesudah kontak dengan pasien 3. Sebelum tindakan aseptik 4. Sesudah terkena cairan tubuh pasien 5. Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Rumah sakit menggunakan 6 langkah cuci tangan. Ada 2 cara cuci tangan yaitu : 1. HANDWASH – dengan air mengalir Waktunya : 40-60 detik
12. Apa yang dimaksud dengan resiko jatuh?
Jatuh adalah suatu peristiwa dimana seorang mengalami jatuh dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tak disengaja/tak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin). 13. Bagaimanakah cara mengkaji pasien resiko jatuh? Ÿ
2. HANDRUB – dengan gel berbasis alkohol
Ÿ
Waktunya 20 -30 detik
Ÿ
Penilaian resiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal pasien dengan menggunakan metode pengkajian resiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RS HARAPAN KELUARGA MATARAM. Pengkajian pasien resiko jatuh : a. pada pasien anak menggunakan skala HUMPTY DUMPTY b. pada pasien dewasa menggunakan skala MORSE c. pada geriatri menggunakan skala Ontario Modified StratifySidney Scoring. Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut. Perawat memasang stiker resiko berwarna kuning di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan stiker tersebut.
Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian resiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan. 1. ASESMEN RESIKO JATUH PASIEN RAWAT JALAN GET UP
1. Pengkajian
Parameter
No Penilaian/ pengkajian a
Ya
Nilai
a. Diagnosis Neurologi b. Perubahan Oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, synkope, pusing dsb) c. Gangguan perilaku/ psikiatri d. Diagnose lainnya
4 3
a. Tidak menyadari keterbatasan dirinya b. Lupa akan adanya keterbatasan c. Orientasi baik terhadap diri sendiri
3
Gangguan kognitif
4
Faktor lingkungan
a. Riwayat jatuh/ bayi diletakkan di tempat tidur dewasa b. Pasien menggunakan alat bantu/ bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi/perabot rumah c. Pasien diletakkan di tempat tidur d. Area diluar rumah sakit a. Dalam 24 jam b. Dalam 48 jam c. >48 jam atau tidak menjalani pembedahan
3 2 1
Tidak
Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih) 1. Sempoyongan/tidak seimbang/limbung 2. Jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk, tripod, kursi roda, orang lain)
b
Kriteria
Diagnosa
Menopang saat akan duduk : tampak memegang pinggiran kursi atau meja, atau benda lain sebagai penopang saat akan duduk 2. Hasil
No 1 2 3
Hasil
Penilaian/pengkajian
Tidak berisiko Risiko rendah Risiko tinggi
Ket
Tidak ditemukan a dan b Ditemukan salah satu dari a / b Ditemukan a & b
3. Tindakan No
Hasil kajian
Tidakan
1 2 3
Tidak berisiko Risiko rendah Risiko tinggi
Tidak ada tindakan Edukasi Pasang pita kuning Edukasi
Ttd Petugas
Ya Tidak
2. SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY (PED IATRI)
Parameter
Usia
Kriteria
Nilai
5 thn/kali)
2
Jarang / unlikely (>2-5 thn/kali)
3
Mungkin / possible (1-2 thn/ kali)
4
Sering /likely (beberapa kali)
5
Sangat sering / almost certain (tiap minggu /bulan)
16. Bagaimana analisis matriks grading resiko IKP?
Tabel dampak klinis / konsekue nsi Tingkat risiko 1
Deskripsi
Dampak
Tingkat signifikan
Tidak ada cedera
Skor Resiko : dampak x probabilitas
17. Apa saja warna kode emergensi di Rumah Sakit ini?
Tabel Matriks Grading Resiko :
Probabilitas
Tidak signifikan 1
Minor 2
Moderat 3
Mayor 4
Katastropik 5
Sangat sering terjadi (Tiap minggu/bulan) 5
Moderat
Moder Tinggi Ekstrim Ekstrim -at
Sering terjadi (beberapa kali/thn) 4
Moderat
Moderat
Tinggi Ekstrim Ekstrim
Mungkin terjadi ( 1-2-5 thn/kali)
Rendah
Rendah
Moderat
Tinggi
Ekstrim
Tindakan sesuai Tingkat dan Bands risiko
Level / Bands
Tindakan
Extreme (sangat tinggi)
Risiko extrim, dilakukan RCA paling lama hari membutuhkan tindakan segera, perhatikan sampai ke Direktur,
High (tinggi)
Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari Kaji dengan detik dan perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian top manajemen.
Resiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu. Manajer / Pimpinan Klinis Moderate (sedang) sebaiknya menilai dampak terhadap biaya dan kelola risiko. Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana
1. 2. 3. 4.
Code Blue : untuk menginfokan adanya kegawatdaruratan medis Code Red : untuk menginfokan adanya api / asap Code Pink : untuk menginfokan adanya penculikan bayi / anak Code Black : untuk menginfokan adanya serangan bom / senjata api 5. Code Brown : untuk menginfokan perintah evakuasi segera 6. Code Orange : untuk menginfokan adanya bencana external (misalnya : gempa bumi) 7. : untuk menginfokan adanya bencana internal (misalnya kebocoran gas elpiji, tumpahan bahan kimia berbahaya)
PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK) 1. Siapa yang memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga?
Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga oleh petugas yang berkompeten dan dan di koordinasi oleh panitia P KRS 2. Bagaimana prosedur pemberian informasi atau edukasi kepada pasien dan keluarga?
SPO Pemberian informasi atau edukasi 3. Bagaimana cara anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi yang diberikan?
Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang diberikan. SPO pemberian informasi / edukasi SPO verifikasi pasien 4. Apa bukti edukasi telah diberikan kepada pasien ?
1. Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan keluarga 2. Ada pemberian edukasi berupa formulir pemberian edukasi yang di tanda tangani oleh pemberi edukasi dan penerima edukasi. 5. Apa saja yang perlu dinilai sebelum memulai pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga?
1. Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga 2. Kemampuan belajar 3. Formulir edukasi 6. Apa saja bentuk formulir informasi dan edukasi yang digunakan di Rumah Sakit Harapan Keluarga?
1. Formulir Asesmen Kebutuhan Pendidikan Pasien dan Keluarga
4. Formulir Verifikasi Edukasi Harian 7. Apa bukti penjelasan dan pendidikan kepada pasien yang tertulis dalam rekam medis?
Bukti penjelasan dan pendidikan kepada pasien,yang tertulis dalam rekam medis pasien,petugas menyatakan telah memberikan pendidikan pasien dan keluarga tentang : 1. Penyakit yang di derita 2. Rencana pelayanan 3. Pengobatan dan prosedur yang diberikan dan diperlukan 4. Hasil pelayanan termasuk terjadinya kejadian yang di harapkan dan tidak diharapkan 8. Bagaimana prosedur pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dengan hambatan berbahasa Indonesia?
1. Petugas kesehat an unit pelayanan di lingkungan RS HK mengidentifikasi kebutuhan edukasi pasien /keluarga 2. Bila tidak ada pendamping pasien atau penerjemah, RSHK memiliki daftar tim penerjemah yang kompeten di bidang bahasa daerah dan asing sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga 3. Petugas kesehatan unit pelayanan berkoordinasi dengan tim edukasi (dokter, fisiotherapi, perawat, bidan, ahli gizi dll) terkait persiapan materi dan media yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien / keluarga (leaflet, brosur, standing banner, audiovisual, dll) 4. Petugas PJ PKRS Unit pelayanan membuat laporan terkaitedukasi yang diberikan berupa : analisis data,kesimpulan,dan rencana tindak lanjut.
DAFTAR NAMA PENERJEMAH / NARASUMBER BAGI PASIEN DENGAN HAMBAT HAMBATAN AN BERBAHASA INDONESIA No Inst Instal alas asii /Unit 1
ADMISI ON
Nama
Bahasa Asing
Bahasa Daerah
No. Telp.
Windari Yustianingsi Andarini Sunaring Putri Dewi Satriani Mandalika Putu Pariantini IGA Nyoman Kusumawati Gelis Dwita Putri
Inggris Inggris Inggris
Sumbawa Sasak Sasak Bali Bali Dompu
085238524462 081907710789 081933123400 081805682802 081803003185 082340532188
2
KASIR
Ni Ng Ngh Ya Yayuk Pu Purwantini Ni Putu Bali Erawati Bq Riska Fibriyanti
Inggris
Bali Bali Sasak
083129285287 087865682834 087865545416
3
RADIOL OGI
Lalu Verry Verry Asrisukma H Lalu Khairul Rijal Agustina
Inggris Inggris
Sasak Sasak Dompu
081808522224 083129406321 081917040041
UGD
Gde Wira Santopan Laelatur Rohmi Ni Nym Ayu Nirmala Sari
Inggris Inggris
Sasak Sasak Bali
087765114758 081339120976 082340498040
4
5
FARMA SI
Endang sudiana Ewik Juntriantri
Inggris Inggris
Sasak Dompu
085238140255 081339120104
6
FISIOTE RAPI
M. Fiqqih Imam Faridjmi L. Marta Tomika Utama
Inggris Inggris
Sasak Sasak
081907301333 081907130611
7
LABORA Riccy Niardi TORIUM Ni Made Novi Ariani Chici Wulandari Alimah
Inggris Inggris
Sasak Bali Sasak Sunda
082144514929 081907894983 087865822579 081907434940
8
ANGSA NA WARD
Ni nyoman tri ayudya S Lita Fauziah Hardiantini
Inggris
Bali 081372553759 Sumbawa 081372553759 Sasak 087765610529
9
MAHONI M. Ikhwanus Sofa WARD Ni Wayan Sri Anggraeni Sumaini Azmil Umur Lisma Intan
Inggris Inggris Inggris Inggris
Sasak Bali Sasak Sasak Sumbawa
081236700224 087862094075 081907099022 081907881639 085339005141
No
Instal Inst alas asii /Unit
10
PALEM WARD
11
Nama
Nelly Isfandria Dita Hayu Ningrum Lalu Fathul Aziz Herwin Ferriady
Bahasa Asing
Inggris Inggris
Bahasa Daerah
No. Telp.
Sasak Sasak Sasak Sasak
087864399202 085238335197 085790589014 081917319220
KAMAR BEDAH
I Dewa Made Ari Sutrisno Ledi Suhardi Novi Rahayu Anggraeni
Inggris
Bali Sasak Sasak
081805769363 083129676559 085937049371
12
ICU/HC U/NICU/ PICU
L. Dendy Satria Wibawa Dita Oktamasya Putri
Inggris Inggris
Sasak Sasak
08175796252 081803637669
13
RAWAT JALAN
Abdul Rohim Putu Purni Pratiwi
Inggris
Sasak Bali
081907803251 087855691135
Sasak
08175700292
Inggris Inggris
Sasak Bali Jawa Sasak Jawa
082121070080 081757778838 087861688885 08158006160 081353414242 081338764848
Custome Rina Indah Permata S. Inggris r Service I Gusti Ayu Swari Novitadewi Inggris
Sasak Bali
087839243515 081237616919
14
HEMODI Hul Fathurrahman ALISA
Inggris
15
DOKTE R
China Inggris
16
Dr. Ayu Permata Sari Dr. Arzia Permadi Dr. Anak Agung Niti Dr Lucky Gunawan. SpB (K) Dr. L. Irawan Surasmaji Sp A Dr. Henry Pebruanto Sp OT
PENDIDIKAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN (PMKP) 1. Dapatkah anda menjelaskan jenis-jenis insiden ?
Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) , KPC (Kondisi Potensial Cidera) dan Kejadian Sentinel. 1. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan Insiden yang yang mengakbatkan cedera pada pasien. 2. Kejadia Tidak Tidak Cedera (KTC) merupakan insiden insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera. 3. Kondisi Potensial Cedera (KPC) (KPC) merupakan kondisi yang yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden. Diharapkan (KTD) yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah. Jenis Kejadian Sentinel : 1. Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan dengan perjalanan perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya. Contoh bunuh diri 2. Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya 3. Salah lokasi, salah prosedur prosedur,, salah pasien operasi 4. Penculikan bayi atau atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya. 2. Bagaimana prosedur pelaporan insiden?
Bila terjadi insiden segera melapor dan mengisi formulir sesuai insiden yang terjadi, ada 2 macam formulir : 1. Formulir KTD/KNC/KTC dan Sentinel 2. Formuir KPC 3. Sebutkan indikator area klinis dan indikator area manajemen serta indikator keselamatan pasien dan International dan International Library of measure.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Pelayanan laboratorium; Pelayanan radiologi dan diagnostic imaging; Prosedur bedah; Penggunaan antibiotika dan obat lainnya; Kesalahan medikasi medikasi (medication error) dan kejadian nyaris nyaris cedera (KNC); Penggunaan anestesi dan sedasi; Penggunaan darah dan produk darah; Ketersediaan, isi dan penggunaan rekam medis pasien; Pencegahan dan pengendalian pengendalian infeksi, surveilans dan dan pelaporan; Ri set klinis; Riset
Paling sedikit lima penilaian terhadap upaya klinis harus dipilih dari indikator yang ditetapkan. Indikator yang dipilih terkait dengan upaya manajemen meliputi: 1. Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi kebutuhan pasien; 2. Pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan perundangperundangundangan; 3. Manajemen risiko; 4. Manejemen penggunaan sumber daya; 5. Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga; 6. Harapan dan kepuasan staf; 7. Demografi pasien dan diagnosis klinis; 8. Manajemen keuangan; 9. Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf. Enam sasaran keselamatan pasien adalah sebagai berikut: 1. Ketepatan identifikasi pasien, 2. Peningkatan komunikasi yang efektif, 3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai diwaspadai ( high-alert medications), 4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur tepat-prosedur,, tepat-pasien tepat-pasien operasi, 5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, 6. Pengurangan risiko pasien jatuh. Profil Indikator International Library of measure: 1. Acute Myocardial Infarction (AMI) 2. Stroke (STK)
Jenis-Jenis Kejadian Sentinel
Jenis-jenis Insiden Keselamatan Pasien Jenis Insiden
Definisi
Contoh
KPC Kondisi Potensial Cedera
Kondisi/situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera tetapi belum terjadi insiden
Defibrilator di ruang rawat inap ditemukan rusak saat pengecekan berkala
KNC Kejadian Nyaris Cedera
Suatu insiden yang belum sampai terpapar ke pasien/ pegawai
Transfusi darah yang hampir diberikan kepada pasien yang salah
KTC Kejadian Tidak Cedera
Insiden yang sudah terpapar ke pasien/pegawai tetapi tidak menimbulkan cedera
Transfusi diberikan kepada pasien yang salah namun tidak terjadi cedera pada pasien
KTD Kejadian Tidak Diharapkan
Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien/pegawai
Transfusi diberikan kepada pasien yang salah dan pasien tersebut mengalami reaksi transfusi
Sentinel
Suatu kejadian tidak diantisipasi yang dapat mengakibatkan kematian atau suatu kejadian yang mangakibatkan kehilangan fungsi permanen dan kejadian tersebut tidak berhubungan dengan riwayat alamiah penyakit yang mendasari atau penyakit penyerta. Kejadian sentinel merupakan kejadian yang membutuhkan investigasi dan
Transfusi diberikan kepada pasien yang salah dan hal tersebut menyebabkan kematian pasien.
1. Kematian yang tidak terduga, termasuk, namun tidak terbatas pada: kematian yang tidak berkaitan dengan alamiah penyakit pasien Ÿ atau kondisi yang mendasari (contohnya seperti kematian karena infeksi pasca-operasi atau hospital-acquired pulmonary embolism) kematian janin cukup bulan Ÿ bunuh diri. Ÿ 2. Hilangnya fungsi utama secara permanen yang tidak disebabkan oleh penyakit pasien atau kondisi yang mendasarinya 3. Salah sisi, salah prosedur, dan salah pasien operasi. 4. Penularan penyakit berbahaya, atau penyakit karena t ransfusi darah atau produk darah, atau penularan penyakit akibat transplantasi organ atau jaringan yang terkontaminasi. 5. Penculikan bayi atau bayi dipulangkan dengan orangtua yang salah. 6. Pemerkosaan, kekerasan dalam pekerjaan seperti penyerangan (yang mengakibatkan kematian atau kehilangan fungsi); atau pembunuhan pasien, pegawai, dokter, mahasiswa kedokteran, trainee, pengunjung, atau vendor ketika berada di lingkungan rumah sakit.
PELAYANAN PASIEN (PP) 1. Bagaimana prosedur penyimpanan, penyajian dan pendistribusian makanan kepada pasien?
Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan SPO Penyimpanan, Penyajian dan Pendistribusian Makanan 2. Bagaimana cara menyimpan darah?
PRC, WRC, FFP yang sudah cair disimpan di lemari pendingin pada suhu 2-6 derajat celcius 3. Apakah boleh labu darah dikepit diketiak? TIDAK BOLEH, karena dapat menyebabkan lisis. Darah akan hangat dengan sendirinya di suhu ruangan 4. Bagaimana proses pelaksanaan transfusi?
SPO Transfusi Darah Harus dimulai dalam 30 menit setelah keluar dari UPTD dan selesai Ÿ dalam waktu 4 jam. Observasi tanda vital pasien: 15 menit setelah mulai,segera setelah Ÿ transfusi selesai,4 jam setelah selesai catat di catatan pelaksanaan transfusi. Pada label darah dituliskan apakah TIDAK ADA REAKSI atau ADA Ÿ REAKSI. Bila ada reaksi catat kronologi kejadian dalam rekam medis dan buat laporan reaksi transfusi untuk unit pelayanan transfusi darah. Tulis ADA REAKSI pada isian label darah, dan kembalikan label darah ke UPTD. Pemeriksaan sebelum transfusi dilakukan oleh 2 orang untuk Ÿ meminimalkan terjadinya kesalahan. 5. Apa saja yang termasuk pasien dan pelayanan berisiko tingggi di Rumah Sakit?
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pasien menggunakan layanan resusitasi Pasien dengan pemberian darah dan produk darah Pasien yang menggunakan alat bantu kehidupan (ventilator) Pasien yang menderita penyakit menular Pasien dengan penurunan kekebalan tubuh ( immune-supressed) Pasien menggunakan layanan Dialisis Pasien yang menggunakan alat pengekang (restraint) Pasien lanjut usia, orang dengan keterbatasan, anak-anak, dan populasi yang berisiko disiksa 10. Pasien yang mendapat kemoterapi/ terapi resiko tinggi 6. Bagaimana prosedur penyimpanan, penyajian, dan pendistribuan makanan pada pasien?
Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan SPO Penyimpanan, Penyajian dan Pendistribusian Makanan 7. Bagaimana prosedur penanganan pasien-pasien dalam tahap terminal?
Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan dengan menyediakan pelayanan bimbingan rohani bagi pasien tahap terminal. SPO Pelayanan Pasien Terminal 1. Memberikan bantuan emosional 2. Memberikan bantuan kebutuhan fisiologis 3. Memberikan bantuan kebutuhan sosial 4. Memberikan bantuan kebutuhan spiritual 8. Bagaimana prosedur penanganan prosedur penanganan pasien restrain? Restrain adalah suatu metode / cara pembatasan / restriksi yang disengaja terhadap gerakan / perilaku seseorang Jenis-jenis: 1. Pembatasan fisik. 2. Pembatasan mekanis. 3. Surveilans Teknologi
SPO Penggunaan Restraint Teknik restrain sesuai metode terpilih: 1. Teknik Jaket/Vest Restrain. 2. Baju Restrain. 3. Teknik Elbow Restrain. 4. Restrain Ekstremitas. 5. Teknik Mummy Restrain. 9. Bagaimana cara penanganan pasien dengan penyakit menular?
Memutuskan rantai penularan atau memperlambat penyebaran virus penyakit menular dengan mengisolasi pasien yang terjangkit penyakit menular.
LANGKAH-LANGKAH BANTUAN HIDUP DASAR Korban tidak sadar & tidak berespon Pastikan kemanan (aman penolong & pasien) Minta bantuan sekitar (hubungi TMRC tekan 0 (operator)
10. Apa itu Code Blue? Code Blue adalah sebuah sistem untuk memberi tanda pada tim kode biru agar menuju lokasi dimana terdapat pasien atau pengunjung dengan henti jantung. 11. Tim Medis Reaksi Cepat
Pengertian: tim yang memberikan pertolongan segera pada pasien dengan kegawatdaruratan sebelum dan saat henti napas atau henti jantung (prearrest dan arrrest) Aktivasi TMRC dengan nomer telepon: Internal : 0 (Operator) Ÿ Eksternal : 0370-6177009 Ÿ Kriteria pemanggilan TMRC 1. Airway :ancaman gangguan napas. 2. Breathing :henti napas,perubahan mendadak saturasi oksigen 2poin), kejang berulang atau lama. 5. Pasien lain yang keadaan umumnyanmemburuk dan mencemaskan yang tidak sesuai kriteria diatas.
Cek nadi dan nilai pernapasan (lihat-dengar-rasakan) (jika tdk teraba nadi dan henti napas segera lakukan RJP) Lakukan kompresi jantung 30x dan napas buatan 2x (30:2) Lakukan sebanyak 5 siklus lalu evaluasi kondisi pasien Bila teraba nadi tapi tidak ada napas berikan napas bantuan (20x dalam 1 menit).Bila tidak teraba nadi teruskan RJP sampai bantuan datang. Jika sdh ada respon hentikan RJP
PELAYANAN RESUSITASI 1.
Kegawatdaruratan Medis
Cara pengaktifan Code Blue Hubungi melalui telepon internal ke nomor “0” Sebutkan “ Code Blue”* Sebutkan nama pelapor dan jabatan* Identifikasi pasien/korban (nama, jenis kelamin, umur/ perkiraan umum)* e. Lokasi pasien/korban ditemukan* f. Kriteria yang menyebabkan pemanggilan TMRC (henti napas,henti jantung) *Wajib di sebutkan a. b. c. d.
2.
Ancaman gangguan jalan napas
Breathing
Henti napas Perubahan laju napas (RR) >30x/mnt Perubahan mendadak saturasi oksigen (S02)18 tahun dan Circulation anak usia >12 tahun
Semua henti jantung Perubahan laju jantung (HR)130x/mnt Perubahan mendadak tekanan darah sistolik (BP) 40x/mnt 5-12 tahun >30x/mnt >12 tahun > 30x/mnt Perubahan mendadak saturasi oksigen (so2)12 tahun 130x/mnt Perubahan mendadak tekanan darah sistolik (BP) : 1-4 tahun 12 tahun < 90 x/mnt Perubahan mendadak produksi urin 50x/mnt
Semua henti jantung Perubahan laju jantung (HR) Circulation 0-3 bulan 180x/mnt 4-12 bulan 180x/mnt Penurunan kesadaran tiba-tiba (penurunan Neurologic GCS>2 poin) Kejang berulang atau lama Others
Pasien lain yang keadaan umumnya memburuk dan mencemaskan yang tidak sesuai dengan kriteria di atas.
Periksa kantong darah
Pengambilan darah dan pemeriksaan kantong darah 1. Jangan mengambil darah jka tidak akan ditransfusikan dalam 30 menit 2. Periksa : a. Kesesuaiaan dalam formulir 1) Jenis dan volume darah yang diminta 2) Jenis dan volume darah yang diterima 3) Golongan darah 4) Nomor stok kantong darah 5) Hasil pemeriksaan uji pra transfusi
Monitoring Transfusi darah pada pasien rawat inap Perhatikan : 1. Keadaan umum 2. Tanda vital 3. Gejala dan tanda reaksi transfusi 15 Menit setelah transfusi Ÿ Sesaat sebelum mulai transfusi Ÿ Saat selesai transfusi Ÿ 4 Jam setelah selesai transfusi Ÿ Ketentuan Umum Transfusi Darah 1. Mulai transfusi dalam waktu 30 menit setelah darah keluar dari Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD) 2. Selesai dalam waktu maksimum 4 jam 3. Bila perlu, hangatkan dengan cara yang tepat 4. Gunakan Blood Set 5. Jangan dicampur dengan cairan lain selain NaCl 0,9 % 6. Monitor pasien sat transfusi 7. Dokumentasi 8. Label darah terpasang saat transfusi Dokumentasi pada label darah (Kembalikan ke UPTD) Isian
Bila ditransfusikan
Nama petugas saat terjadi reaksi atau saat transfusi selesai
Petugas
Bila tidak ditransfusikan
N/A
Manajemen Nyeri 1. Skrining nyeri harus dilakukan pada semua pasien rawat inap dan rawat jalan saat pasien mulai diberikan perawatan. 2. Skrining nyeri dilakukan oleh perawat (dan diverifikasi oleh dokter) 3. Skala nyeri yang digunakan sesuai dengan kondisi pasien 4. Alternatif penatalaksanaan nyeri harus disampaikan kepada pasien 5. Monitoring nyeri sesuai jenis obat yang diberikan: Obat oral ἀ 2 j am pasca pemberian Obat injeksi ἀ 1 jam setelah pemberian 6. Edukasi pasien dan keluarga dan dokumentasikan pada formulir eduksi terintegrasi Instrumen dan Pemantauan Nyeri Digunakan pada
Nyeri Ringan
Nyeri Sedang
Nyeri Berat
Asesmen Nyeri
Setiap 8 Jam
Setiap 2 Jam
Setiap 1 Jam
Pasien tidak sadar
1-5
6-8
>9
Nama petugas yang mentransfusikan
Nama petugas yang mentransfusikan
Gejala reaksi transfusi
“tidak ada reaksi” atau “ada reaksi “
N/A
Neonatal Infant Pain Scale (NIPS)
Neonatus 0-28 hari
1-7
8-14
>15
Volume yang ditransfusikan
Sesuai volume yang ditransfusikan
N/A
Jam mulai transfusi
Sesuai jam mulai transfusi
The Face, Legs, Activity, Cry, consolability scale (FLACC)
28 hari – 1 tahun
1-3
4-6
>7
Anak & dewasa
1-3
4-6
>7
Sesuai jam selesai Jam selesai transfusi transfusi Sesuai jam terjadi
Tanda silang
N/A N/A
Behavioural Pain Scale (BPS)
FACE Scale/virsual analog scale (VAS)
Fiksasi Fisik / Restrain Pelaksanaan
Tenaga medis dan non medis Rumah Sakit
Kompet ensi
a. Sudah mendapat fiksasi b. Mengetahui tujuan, indikasi dan cara fiksasi
Proses
a. Lakukan proses informed consent lisan kepada pasien dn keluarga b. Dokumentasikan dalam rekam medis (form edukasi terintergrasi)
Pemantauan
Formulir pemantaun fiksasi fisik : 1. Pasien dipantau setip 1 jam 2. Ikatan dilepaskan setian 2-4 jam
Perlengkapan
Mengunakan alat dan bahan fiksasi mencederai pasien
MANAJEMEN KOMUNIKASI & INFORMASI (MKI) 1. Adakah standarisasi singkatan dan simbol yang boleh dipakai di Rumah Sakit ini?
Rumah Sakit telah mensosialisasikan standariasi singkatan dari simbol yang boleh digunakan dalam pelayanan. 2. Bagaimana cara Rumah Sakit melindungi berkas rekam medis pasien kehilangan / kerusakan / penyalahgunaan?
yang tidak
Ketentuan waktu menjawab konsul Mengingat bahwa proses konsultasi antara disiplin sangatlah penting dalam proses perawatan pasien, maka lama waktu yang diperkenankan untuk menjawab konsul adalah : 1. Untuk Konsul CITO – harus dijawab dalam waktu < 60 menit 2. Untuk konsul non CITO – harus dijawab dalam kurun waktu < 6 jam
Rumah sakit mengembangkan suatu kebijakan bahwa yang diberikan kewenangan mengakses rekam medis klinis pasien adalah para praktisi kesehatan yang memberikan layanan kepada pasien tersebut. 3. Bagaimana Kepemilikan rekam medis?
Berkas rekam medis milik rumah sakit, isi rekam medis dalam bentuk ringkasan rekam medis (Resume Medis) adalah milik pasien dan dapat diberikan, dicatat, atau dicopy oleh pasien/orang yang diberi kuasa/atas persetujuan tertulis pasien/keluarga pasien yang berhak. 4. Siapakah Praktisi kesehatan yang memiliki akses ke data pasien?
Adapun praktisi kesehatan yang memiliki akses ke data pasien adalah DPJP, dokter konsulen yang dikonsulkan, perawat dan dokter kepala instalasi, dokter ruangan dan dokter jaga. 5. Bagaimana cara pembetulan kesalahan penulisan catatan medis?
Kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi/tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.
ALFABET INTERNASIONAL Character
Telephony
Phonic (Pronunciation)
A
Alfa
(AL–FAH)
B
Bravo
(BRAH–VOH)
C
Charlie
(CHAR–LEE) or (SHAR–LEE)
D
Delta
(DELL–TAH)
E
Echo
(ECK–OH)
F
Foxtrot
G
ALFABET INTERNASIONAL Number
Telephony
Phonic (Pronunciation)
1
One
(WUN)
2
Two
(TOO)
3
Three
(TREE)
4
Four
(FOW–ER)
5
Five
(FIFE)
(FOKS–TROT)
6
Six
(SIX)
Golf
(GOLF)
7
Seven
(SEV–EN)
H
Hotel
(HOH–TEL)
8
Eight
(AIT)
I
India
(IN–DEE–AH)
9
Nine
(NIN–ER)
0
Zero
(ZEE–RO)
J
Juliet
(JEW–LEE–ETT)
K
Kilo
(KEY–LOH)
L
Lima
(LEE–MAH)
M
Mike
(MIKE)
N
November
(NO–VEM–BER)
O
Oscar
(OSS–CAH)
P
Papa
(PAH–PAH)
Q
Quebec
(KEH–BECK)
R
Romeo
(ROW–ME–OH)
S
Sierra
(SEE–AIR–RAH)
T
Tango
(TANG–GO)
U
Uniform
(YOU–NEE–FORM)
V
Victor
(VIC–TAH)
W
Whiskey
(WISS–KEY)
X
X-ray
(ECKS–RAY)
LOGO & SIMBOL
Cara penggunaan Hidran Indoor & Outdoor
Berikan Prioritas
Cara membuang pembalut bekas
Jalur Evakuasi
Budaya hidup sehat
MANAJEMEN FASILITAS & KESELAMATAN (MFK) 1. Bagaimana prosedur evakuasi di Rumah Sakit Harapan Keluarga?
1. Tetap tenang, jangan panik, jangan berlari, ikuti petunjuk arah evakuasi atau dari petugas evakuasi 2. Jangan coba mengambil barang yang tertinggal 3. Lepaskan sepatu hak tinggi 4. Gunakan tangga darurat terdekat menuju jalur evakuasi 5. Jangan gunakan lift, lift tidak bekerja sewaktu alarm berbunyi 6. Jalan merangkak menuju tangga darurat, bila lorong dipenuhi asap 7. Tutup hidung dan mulut dengan sapu tangan atau tissue yang telah dibasahi air guna menghindari dari kemungkinan menghirup zat-zat beracun 8. Keluar menuju tempat berhimpun di halaman parkir depan gedung Rumah sakit Harapan Keluarga atau titik kumpul belakang gedung Rumah sakit Harapan Keluarga 9. Terakhir jangan lupa berdoa pada Allah SWT
Logo Titik Kumpul / Assembly Point
2. Bagamaian jalur evakuasi di Rumah Sakit Harapan Keluarga?
Lantai 8 sampai dengan lantai 2 lari menuju jalur evakuasi melalui tangga darurat sisi barat dan timur gedung, lantai 1 langsung turun menuju titik kumpul, sedangkan lantai basement naik melalui tangga darurat sisi timur gedung menunju lantai 1 langsung menuju titik kumpul, kecuali tim pemadam kebakaran menuju titik bencana akan melalui jalur evakuasi tangga darurat sisi tengah gedung rumah Sakit Harapan keluarga. 3. Bagaimana prosedur penggunaan APAR?
Prosedur penggunaan A PAR: 1. Tarik keluar segel pengaman handle picu 2. Angkat nozel ke area bebas 3. Tekan handle picu sedikit sampai gas CO2 / powder keluar 4. Bawa APAR ke titik api 5. Arahkan nozel ke titik api dan tekan handle picu Jarak APAR dengan titik api: 2 meter.
Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 7 detik ( jeda waktu ) terhitung sejak waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali. untuk beberapa lokasi seperti ICU, OK,Radiologi , ruang Panel, Laboratorium ( alat-alat laboratorium ) bila terjadi gangguan aliran listrik maka akan diback up dengan UPS sehingga tidak terdapat jeda waktu. Bila pasokan air teganggu dari PDAM maka cadangan air di bak
No
KODE DARURAT Hal yang perlu diwaspadai Kebakaran Kegawat daruratan medis Gangguan keamanaan Penculikan bayi / anak Gempa
Kode
Simbol
Panggilan darurat
Bahan ini dapat langsung mencemari lingkungan dan tidak mudah terurai dengan proses alam.
4
Instalasi farmasi, Gudang Farmasi,
Bahan beracun ini berbahaya karena dapat langsung meracuni mahluk hidup saat tertelan, terhirup, tersentuh.
5
Ruang Panel, Ruang Kontrol, Ruang Genset
Padatan ini menyala bila terjadi kontak dengan bahan lain panas / sumber api sehingga menimbulkan kebakaran.
6
Instalasi Farmasi, IGD, Radiologi, Poli, Laboraturium, ICU, OK, Ruang Perawatan, Fisioterapi.
Bahan berbahaya ini terinfeksi dan mengandung bakteri, virus atau zat lain yang dapat menularkan penyakit.
7
Laboraturium, Ruang panel, Ruang Kontrol, Ruang Genset
Bahan meledak / Peledak Bahan ini berbahaya karena dapat menimbulkan reaksi ledakan hebat dan meledak.
8
Radiologi, ESWL, dan OK (saat mengunakan alat C-arm)
Bahaya radiasi.
Pink Orange Hitam
Peintah untuk evakuasi
Ungu
SIMBOL B3 Simbol
Lokasi
Keterangan
1
Instalasi Farmasi, Gudang Farmasi, Laboraturium, Gizi
Cairan ini menyala bila terjadi kontak dengan bahan lain, panas, sumber api sehingga menimbulkan kebakaran.
2
Laboratorium
Bahan korosif ini berbahaya karena dapat melukai, membakar kulit dan
Keterangan
Instalasi Farmasi, Gudang Farmasi, Laboraturim
Abu-Abu
Ancaman Bom
No
Lokasi
3
Merah Biru
Simbol
No
Simbol
Lokasi
9
Semua Unit yg ada Label Peringatan
Keterangan Label untuk peringatan bahan berbahaya dan beracun.
BILA TERJADI KEBAKARAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Petugas Security Petugas security lantai B Petugas security lantai 1 Petugas security lantai 2 Petugas security lantai 3 Petugas security lantai 5 Petugas security lantai 6 Petugas security lantai 7 Petugas security lantai 8
: : : : : : : :
Tugas security :
1. Mengamankan area lantai tempat bertugas. 2. Megarahkan pasien, penunggu pasien, pengunjung pasien, dan staf untuk menunjukkan posisi atau letak tangga darurat untuk berlalri menuju titik kumpul posisi area parkir kendaraan sisi depan gedung ( security tidak ikut berlari ) 3. Petugas security memeriksa dengan teliti setiap ruangan apakah ruang-ruang tersebut sudah sudah aman atau belum. 4. Kalau ruangan-ruangan sudah aman security turun melalui tangga darurat menuju titik kumpul i. 5. Mengamankan area titik kumpul i apabila terjadi huru hara keluarga pasien atau pengunjung lainnya. 6. Membantu pelaksanaan evakuasi pasien dan mengatur lalu lintas. Tugas dan tanggung jawab Lantai Basement
Kesehatan Lingkugan. 1. Helm putih (koodinator) 2. Helm merah 3. Helm kuning 4. Helm hijau 5. Helm orange 6. Petugas dokumentasi
: ……………………………….. : ……………………………….. : ……………………………….. : ……………………………….. : ……………………………….. : ………………………………..
Tugas helm putih
: mengkoordinir semua kegiatan bila terjadi bencana pada lantai basement. Tugas helm merah : membawa apar menuju lantai bencana ( titikapi ) melalui tangga darurat sebagai pendukung petugas apar lantai bencana. Tugas hekm orange : menyelamatkan dokumen-dokumen. Tugas helm hijau : menyelamatkan pasien. Petugas helm kuning, orange, dan hijau serta staf lainnya berlari menuju titik kumpul utama. Tugas dan tanggung jawab lantai I (Team A)
Unit lantai I terdiri dari unit UGD, Radiologi, Kasir rawt inap, Admission, dan Cafe. 1. Helm putih : ……………………………….. 2. Helm merah : ……………………………….. 3. Helm kuning : ……………………………….. 4. Helm hijau : ……………………………….. 5. Helm orange : ……………………………….. 6. Petugas dokumentasi : ……………………………….. Tugas helm putih
: mengkoordinir semua kegiatan bila terjadi bencana pada lantai I. Tugas helm merah : membawa apar menuju lantai bencana (titik api) melalui tangga darurat sebagai pendukung petugas apar lantai bencana. Tugas helm kuning : menye lamatkan alat-alat medis (pen gendali al at medis). Tugas hekm orange : menyelamatkan dokumen-dokumen. Tugas helm hijau : menyelamatkan pasien.
Petugas helm kuning, orange, dan hijau serta staf lainnya berlari menuju titik kumpul utama. Tugas dan tanggung jawab lan tai I (Team B) Unit lantai I terdiri dari Poli, Farmasi, dan Kasir rawat jalan. 1. Helm putih : ……………………………….. 2. Helm merah : ……………………………….. 3. Helm kuning : ……………………………….. 4. Helm hijau : ……………………………….. 5. Helm orange : ……………………………….. 6. Petugas dokumentasi : ………………………………..
Tugas helm putih
: mengkoordinir semua kegiatan bila terjadi bencana pada lantai I. Tugas helm merah : membawa apar menuju lantai bencana (titik api) melalui tangga darurat sebagai pendukung petugas apar lantai bencana. Tugas helm kuning : menyelamatkan alat-alat medis (peng endali a lat medis). Tugas hekm orange : menyelamatkan dokumen-dokumen. Tugas helm hijau : menyelamatkan pasien. Petugas helm kuning, orange, dan hijau serta staf lainnya berlari menuju titik kumpul utama. Tugas dan tanggung jawab lantai II Unit lantai II terdiri dari OK, ICU, Laboratorium, dan CSSD. 1. Helm putih : ……………………………….. 2. Helm merah : ……………………………….. 3. Helm kuning : ……………………………….. 4. Helm hijau : ……………………………….. 5. Helm orange : ……………………………….. 6. Petugas dokumentasi : ………………………………..
Tugas helm putih
: mengkoordinir semua kegiatan bila terjadi bencana pada lantai II. Tugas helm merah : membawa apar menuju lantai bencana ( titik api ) melalui tangga darurat sebagai pendukung petugas apar lantai bencana.
Tugas hekm orange : menyelamatkan dokumen-dokumen. Tugas helm hijau : menyelamatkan pasien. Petugas helm kuning, orange, dan hijau serta staf lainnya berlari menuju titik kumpul utama. Tugas dan tanggung jawab lantai III Unit lantai III terdiri dari VK (Angsana Ward) dan Hemodialisa. 1. Helm putih : ……………………………….. 2. Helm merah : ……………………………….. 3. Helm kuning : ……………………………….. 4. Helm hijau : ……………………………….. 5. Helm orange : ……………………………….. 6. Petugas dokumentasi : ………………………………..
Tugas helm putih
: mengkoordinir semua kegiatan bila terjadi bencana pada lantai III Tugas helm merah : membawa apar menuju lantai bencana (titik api) melalui tangga darurat sebagai pendukung petugas apar lantai bencana. Tugas helm kuning : me nyelamatkan alat-alat medis ( pengendali alat medis). Tugas hekm orange : menyelamatkan dokumen-dokumen. Tugas helm hijau : menyelamatkan pasien. Petugas helm kuning, orange, dan hijau serta staf lainnya berlari menuju titik kumpul utama. Tugas dan tanggung jawab lantai V Unit lantai V adalah ruang rawat inap (Mahoni Ward ). 1. Helm putih : ……………………………….. 2. Helm merah : ……………………………….. 3. Helm kuning : ……………………………….. 4. Helm hijau : ……………………………….. 5. Helm orange : ……………………………….. 6. Petugas dokumentasi : ………………………………..
Tugas helm putih
: mengkoordinir semua kegiatan bila terjadi bencana pada lantai V. Tugas helm merah : membawa apar menuju lantai bencana (titik api)
Tugas helm kuning : m enyelamatkan alat-alat medis (pengen dali al at medis) Tugas hekm orange : menyelamatkan dokumen-dokumen. Tugas helm hijau : menyelamatkan pasien. Petugas helm kuning, orange, dan hijau serta staf lainnya berlari menuju titik kumpul utama.
melalui tangga darurat sebagai pendukung petugas apar lantai bencana. Tugas helm kuning : men yelamatkan alat-alat medis (pengendali alat medis). Tugas hekm orange : menyelamatkan dokumen-dokumen. Tugas helm hijau : menyelamatkan pasien. Petugas helm kuning, orange, dan hijau serta staf lainnya berlari menuju titik kumpul utama.
Tugas dan tanggung jawab lantai VI Unit lantai VI adalah ruang rawat inap (Palem Ward). 1. Helm putuh : ……………………………….. 2. Helm merah : ……………………………….. 3. Helm kuning : ……………………………….. 4. Helm hijau : ……………………………….. 5. Helm orange : ……………………………….. 6. Petugas dokumentasi : ………………………………..
Tugas dan tanggung jawab lantai VIII. Unit lantai VIII adalah SDM & Umum, I T, Marketing, Sekertariat, Keuangan, Ruang Direktur RSHK dan Direktur PT. Msm, dan Ruang Manager. 1. Helm putih : ……………………………….. 2. Helm merah : ……………………………….. 3. Helm orange : ……………………………….. 4. Petugas dokumentasi : ………………………………..
Tugas helm putih
Tugas helm putih
: mengkoordinir semua kegiatan bila terjadi bencana pada lantai VI Tugas helm merah : membawa apar menuju lantai bencana ( titik api ) melalui tangga darurat sebagai pendukung petugas apar lantai bencana. Tugas helm kuning : m enyelamatkan alat-alat medis (pengendali alat medis). Tugas hekm orange : menyelamatkan dokumen-dokumen. Tugas helm hijau : menyelamatkan pasien. Petugas helm kuning, orange, dan hijau serta staf lainnya berlari menuju titik kumpul utama. Tugas dan tanggung jawab lantai VII Unit lantai VII adalah Fisioterapi, BPJS, dan Poli rawat jalan. 1. Helm putih : ……………………………….. 2. Helm merah : ……………………………….. 3. Helm kuning : ……………………………….. 4. Helm hijau : ……………………………….. 5. Helm orange : ……………………………….. 6. Petugas dokumentasi : ………………………………..
Tugas helm putih
: mengkoordinir semua kegiatan bila terjadi bencana
: mengkoordinir semua kegiatan bila terjadi bencana pada lantai VIII. Tugas helm merah : membawa apar menuju lantai bencana ( tit ikapi ) melalui tangga darurat sebagai pendukung petugas apar lantai bencana. Tugas hekm orange : menyelamatkan dokumen-dokumen. Petugas helm orange serta staf lainnya berlari menuju titik kumpul utama.
Kondisi Darurat dan Respon yang dilakukan sebagai pegawai Rumah Sakit Harapan Keluarga Kode Darurat
Keterangan
Code Blue (Kegaw atdarur atan Medis)
Situasi yang berpotensi menganca m nyawa dan memerluka n respons dari tim medis
Code Adanya api, Red asap atau (Kebak bau benda aran) terbakar
Respons Primer
Respons Skunder
Hubungi
Informasi adanya 1. Jaga agar pasien kegawatdaruratan tetap tenang medis kepada Tim 2. Periksa nadi dan medis R eaksi pernapasan C e p a t ( T M R C ) 3. Lakukan Bantuan untukmengaktifkan Hidup Dasar (BHD) oleh staf berkompetensi bila diperlukan
Tim Medis Reaksi Cepat (TMRC)
I – Informasi Saat berusaha adanya Code Red memadamkan api kepada pegawai degan APAR lainnya untuk P – Pull (tarik/cabut meminta bantuan pengaman APAR dan utamakan dalam posisi jongkok keselamatan dan lakukan pasien, batasi pengetesan tekanan penyebaran api A – Aim (arahkan dan asap jika ujung selang ke fasilitas dasar api dengan memunginkan jarak 2,5 m) P – Padamkan api S – Squeeze (tekan mengunakan tuas APAR) peralatan yang S – Sweep (kibasefektif secepatnya, kibas arah pastikan jalur semprotan ke dasar keluar bebas api, jangan melawan hambatan arah angin) E – Evakuasi pasien dan pengunjung menuju titk kumpul jika api tidak dapat
Pusat Komand Security dan Koordina tor Keadaan Darurat (KKD) gedung terkait
Kode Darurat
Keterangan
Code Grey (Gangg uan Keama nan)
Situasi verbal/fisik yang semakin berisiko serta berbahaya
1.Li ndu ngi / pertahankan diri sendiri 2.Hubungi untuk mengaktifkan Code Grey
B e r u s a h a u n t u k Pusat mengurangi tingkat Komando r i s i k o / b a h a y a Security secara verbal
Code Bayi/Anak Pink hilang atau (Pencul diculik ikan Bayi/An ak)
Hubungi Pusat Komando Security untuk mengaktifkan Code Pink informasikan adanya penculikan bayi/anak kepada pegawai lainnya dan penanggung jawab (PJ) ruangan Monitor seluruh pintu keluar terhadap seluruh orang yang akan meninggalkan rumah sakit dengan bayi/anak
Bantu pihak Pusat kepolisian dan Komando keamanan RSHK Security jika diminta Jika sasaran terlihat, jangan dihentikan sendiri, hubungi Pusat Komando Security dan laporkan lokasi temuan
Code Purple (Evaku asi)
Evakuasi area secara horizontal/vertikal Evakuasi mulai dari yang dapat berjalan, dengan kursi roda, lalu dengan ranjang
Lihat rencana evakuasi masingmasing gedung
Tetap tinggal di lokasi dapat membahay akan nyawa, kesehatan, atau keamanan
Respons Primer
Respons Skunder
Hubungi
Kode Darurat
Keterangan
Respons Primer
Code Green (Gempa Bumi)
Peristiwa adanya gerakan bumi yang mengakiba tkan adanya guncangan oleh faktor alam yang dapat mengakiba tkan timbulnya korban jiwa, kerusakan serta dampak psikologis
Menuju tempat 1 . B e r a d a d a l a m Pusat yang aman, g e d u n g t i n g g i ; Komando j o n g k o k , menuju tempat yang Security berlindung dan aman sesu ai jangan berlari dengan peta aman pada tiap lantai, bagi pasien yang Berada di tempat tidur tetap berada di tempat tidur masing-masing 2. Berada di luar gedung; segera mencari tempat yang aman dari reruntuhan 3. Berada di dalam mobil; segera keluar dari mobil 4 . S e d a n g mengendarai mobil; segera hentikan mobil tetapi jangan hentikan mobil di atas jembatan
Code Black (Ancaman Bom)
Adanya informasi ancaman bom dan bendabenda yang dicurigai dan tidak dikenal
Hubungi Pusat Komando Security untuk mengaktifkan Code Black Jangan sentuh benda yang dicurigai sebagai bom Isolasi area/lokasi ancaman bom
Respons S kunder
Laporkan ke Koordinator Keadaan Darurat (KKD) gedung untuk konsultasi dengan Kepolisisan Republik Indonesia sebagai pertimbangan untuk mengevakuasi penghuni gedung Bertanya sebanyak mungkin kepada penelpon jika menerima telepon
Hubungi
Pusat Komando Security dan Koordinat or Keadaan Darurat (KKD) gedung terkait
PETUNJUK PENGGUNAAN HELM BILA TERJADI CODE RED / BENCANA KEBAKARAN A. TUGAS HELM BIRU ( SECURITY ) Bertanggung jawab untuk : 1 Mengamankan area lantai tempat bertugas (tempat / lantai dimana yg menjadi tanggung jawabnya) 2 Mengarahkan pasien (dengan pendamping dari keluarga/dari RS), pendamping pasien, pengunjung pasien dan seluruh staf RS, untuk mengarahkan posisi atau letak tangga darurat untuk berlari menuju titik kumpul (assembly point) - Posisi area parkir kendaraan sisi depan gedung - Security tidak ikut berlari dan tidak meningglakan TKP sebelum dipastikan tidak ada orang lagi yang tertinggal dilantai t ersebut. 3 Petugas security memeriksa dengan teliti setiap ruangan apakah ruang – ruang tersebut sudah tidak ada orang yang tertinggal/barang penting tertinggal di area tanggung jawabnya tersebut. 4 Kalau seluruh ruangan sudah aman, security turun melalui tangga darurat menuju titik kumpul 1. Security penanggung jawab yang menyatakan aman tempat lantai dia bertugas. 5 Semua Security mengamankan area titik kumpul 1 apabila terjadi huru hara keluarga pasien / pengunjung lainnya atau ada pihak – pihak eksternal (siapapun) yang meminta keterangan kepada seluruh karyawan RSHK. Hanya direktur RSHK yang boleh memberikan keterangan kepada pihak siapapun. 6 Membantu pelaksanaan evakuasi pasien dan mengatur lalu lintas 7 Mengamankan lokasi hidran 8 Berkordinasi dengan helm putih tempat lantai dimana harus bertanggung jawab. B. TUGAS HELM PUTIH (LEADER/PIMPINAN SELURUH AREA LANTAI YANG MENJADI TANGGUNG JAWABNYA)
Bertanggung jawab untuk : 1 Menghubungi operator (teknik komunikasi efektif SBAR) tentang pemberitahuan code red di area mana (harus lengkap dan jelas) 2 Mengkordinir semua kegiatan bila terjadi bencana pada lantai yang menjadi tanggung jawabnya.
4
5 6 7
menjelaskan kepada pasien/pendamping/pengunjung pasien tentang sikon yang terjadi/penjelasan code red yang di umumkan oleh operator. Mengkordinir seluruh petugas di lantai tempat tanggung jawab untuk menjelaskan kepada pasien/pendamping/pengunjung pasien tentang sikon yang terjadi/penjelasan code red yang diumumkan oleh operator. Membantu mengarahkan bersama security untuk evakuasi melalui tangga darurat dan berkumpul di Assembly Point. Mengecek jumlah seluruh team di lantai tempat yang menjadi tanggung jawab apakah seluruhnya (staf, pasien, pendamping, pengunjung) sudah berkumpul di Assembly Point. Memberi laporan kepada ketua TKPRS untuk kemudian diteruskan kepada Direktur RSHK.
C. TUGAS HELM ORANGE (DOKUMEN) Bertanggung jawab untuk menyelamatkan semua dokumen penting di lantai tempat yang bersangkutan bertugas D. TUGAS HELM HIJAU (PENYELAMAT PASIEN) Koordinator evakuasi seluruh pasien tempat lantai yang menjadi tanggung jawabnya. E. TUGAS HELM KUNING (PENGENDALI ALAT MEDIS) Koordinator penanggung jawab semua alat medis yang penting dan memungkinkan di bawa pada lantai yang menjadi tanggung jawabnya. F. HELM MERAH (PENGENDALI API) 1. Bila TKP di Basement : Titik Api 2. Bila TKP di lantai 1 : Titik Api 3. Bila TKP di lantai 2 : Titik Api 4. Bila TKP di lantai 3 :Hi dran dalam membawa Apar) 5. Bila TKP di lantai 5 :Hi dra n dala m membawa Apar) 6. Bila TKP di lantai 6 :H id ra n dala m membawa Apar) 7. Bila TKP di lantai 7 :H id ra n dala m membawa Apar)
Bara t
(Tetap turun
Bara t ( Tetap tur un Timu r (Tet ap tur un Timu r (Tet ap tur un
HAK PASIEN & KELUARGA (HPK) 1. Tahukah Anda tentang bagaimana hak pasien di rumah sakit?
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai dengan UU RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yaitu : 1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit; 2. Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien; 3. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi; 4. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional; 5. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi; 6. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di dapatkan; 7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit; 8. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang di deritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit; 9. Pasien berhak mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya; 10. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan; 11. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang di deritanya; 12. Pasien berhak di dampingi keluarganya dalam keadaan kritis; 13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang di anutnya selama hal itu t idak mengganggu pasien lainnya; 14. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit;
rumah sakit terhadap dirinya; 16. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya; 17. P asien berhak menggugat dan/ atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata maupun pidana; 18. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 2. Tahukan Anda tentang bagaimana kewajiban pasien di rumah sakit?
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan kewajiban pasien dan keluarga sesuai Permenkes No. 69 tahun 2014 tentang Kewajiban Pasien dan Kewajiban Rumah Sakit Pasal 28 , kewajiban pasien yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit; 2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab; 3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit; 4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya; 5. Memberikan informasi mengenai kemampuan financial dan jaminan kesehatan yang dimilikinya; 6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit dan di setujui oleh pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/ atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya; 8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. 3. Bagaimana prosedur pemberian informasi dan edukasi kepada pasien & keluarga?
pemberian informasi dan edukasi ini dikoordinasikan oleh Panitia PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit). SPO Pemberian Informasi dan Edukasi. 4. Apa yang dimaksud dengan General Consent ?
General Consent memuat persetujuan tindakan medis bersifat umum seperti pemberian obat, tindakan EKG, pemeriksaan radiologi, melepaskan infuse dan pengambilan sampel (darah, urin, dll). 5. Apa saja Jenis Informed Consent yang berlaku di Rumah Sakit Harapan Keluarga?
Jenis Informed Consent yang berlaku di Rumah Sakit Harapan Keluarga No
Formulir
Keterangan
1
General Consent
Diberikan pada saat pasien akan masuk rawat inap berisikan: a. Persetujuan P asien dan K eluarga terkait tindakan medik keseharian ringan seperti pemasangan infuse, NGT, pengambilan darah untuk laboratorium, pemeriksaan radiologi tanpa kontras, dll. b. Privasi dan kerahasiaan pasien
2
Tindakan Kedokteran
Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan.
3
Bedah
Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan
4
Radiologi
Untuk tindakan radiologi invasiv dan atau menggunakan kontras
5
Transfusi Darah
Dimintakan sebelum melakukan prosedur pertama kali.
6
Penolakan Tindakan
Dimintakan jika pasien/keluarga menolak tindakan yang direncanakan oleh tim medis.
6. Bagaimana prosedur pemberian Informed Consent kepada pasien & keluarga? Siapa yang memberikan Informed Consent ? Apa saja yang di informasikan saat Informed Consent ? Apakah yang di maksud dengan General Consent ?
e. Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN) 1. Penyataan persetujuan (informed consent ) dari pasien di dapat melalui suatu proses yang di tetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien
f.
SPO Pemberian Informed Consent
2. Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi 3. Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan t indakan tersebut dari Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) 4. Yang berhak untuk memberikan pesetujuan Informed Consent setelah mendapatkan informasi adalah : a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun dan telah menikah. b. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun, Persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut : 1) Ayah/ ibu kandung 2) Saudara-saudara kandung c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut: 1) Ayah/ ibu adopsi 2) Saudara-saudara kandung 3) Induk semang d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan
diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut : 1) Ayah/ ibu kandung 2) Wali yang sah 3) Saudara-saudara kandung Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle) persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan menurut hak berikut: 1) Wali 2) Curator Bagi pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut : 1) Suami/ istri 2) Ayah/ ibu kandung 3) Anak-anak kandung 4) Saudara-saudara kandung
7. Adakah tindakan dengan perlakukanInformed Consent Khusus?
Dua jenis tindakan dengan perlakuan informed consent yang khusus : No Jenis
Pertama kali
Pengulangan
1
Hemodialisa Sebelum melakukan tindakan pertama kali
6(enam) bulan sekali atau jika ada perubahan kondisi
2
Thalasemia
6(enam) bulan sekali atau jika ada perubahan kondisi
Sebelum melakukan tindakan pertama kali
8. Apa saja yang di informasikan saat Informed Consent ?
Informed consent menginformasikan tentang : Diagnosis (diagnosa kerja dan diagnosa banding), dasar diagnosis, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tata cara, tujuan risiko, komplikasi, prognosis, alternatif dan
9. Apa saja yang wajib dijelaskan oleh dokter (sesuai kompetensi) kepada pasien dan keluarga?
Dokter (sesuai kompetensi) wajib memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga terkait: 1. Kondisi pasien 2. Rencana tata laksana pasien termasuk obat-obatan 3. Nama staf yang akan melakukan tindakan dan DPJP utama 4. Keuntungan dan kerugian 5. Alternative 6. Angka keberhasilan 7. Masalah yang mungkin timbul selama masa pemulihan 8. Kemungkinan jika tida dilakukan tindakan 9. Analgesia post-prosedur (jika ada) 10. Edukasi nyeri 10. Siapa saja yang kompeten memberikan tanda tangan pada Informed Consent ?
Orang yang kompeten memberikan tanda tangan pada Informed Consent sesuai dengan Permenkes No. 290 tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran, pasal 1 nomor 7, adalah sebagai berikut : 1. Dewasa atau bukan anak 2. Telah/ pernah menikah 3. Tidak terganggu kesadaran fisik 4. Mampu berkomunikasi secara wajar 5. Tidak mengalami retardasi mental 6. Tidak mengalami gangguan mental 11. Bagaimana pasien mendapatkan informasi pelayanan kerohanian di Rumah Sakit?
Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan atas permintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian. Kemudian perawat akan menghubungi petugas terkait sesuai daftar yang ada.
12. Bagaimana Rumah Sakit melindungi kebutuhan privasi pasien?
Semua petugas rumah sakit pada saat dilakukan wawancara klinis, pemeriksaan, konsultasi, prosedur/ pengobatan, membantu BAB dan BAK, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai dan saat transportasi di tutup dengan selimut. SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien. 13. Bagaimana Rumah Sakit melindungi pasien terhadap kekerasan fisik?
1. Kriteria kekerasan fisik di lingkungan rumah sakit terdiri atas : pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu/ pengunjung pasien maupun petugas. 2. Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku. 3. Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut. 4. Setiap pasien/ pengunjung/ karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/ pengunjung/ pendamping atau name tag karyawan. SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 14. Bagaimana rumah sakit mencegah terjadinya penculikan atau kehilangan bayi/anak? Rumah sakit bertanggung jawab melindungi hak pasien untuk memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit. Jika terjadi penculikan atau kehilangan bayi/ anak, rumah sakit langsung mengaktifkan kode keselamatan pasien” Code Pink ” yaitu: 1. Unit tempat terjadinya kehilangan atau penculikan langsung menghubungi operator 2. Operator langsung melakukan paging Kode Pink 3. Pihak keamanan yang mendengan paging langsung melakukan
SPO Perlindungan Terhadap Penculikan Bayi/Anak 15. Bagaimana prosedur melindungi barang milik pasien? SPO Perlindungan Barang Milik Pasien
1. Kategori pasien yang barangnya harus dilindungi terdiri dari : a. Pasien tidak sadar tanpa keluarga b. Pasien yang meminta Rumah Sakit untuk melindungi barangnya c. Pasien terkait kriminalitas 2. Barang yang di lindungi meliputi : uang dan dokumen pribadi yang terkait dengan proses perawatan 3. Barang berharga lainnya seperti perhiasan, barang elektronik tidak diperkenankan dibawa keruang perawatan. 16. Apa yang dilakukan Rumah Sakit jika pasien menolak/ memberhentikan tindakan (resusitasi) atau pengobatan yang diberikan?
1. Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi 2. Keputusan untuk melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) harus di catat di Rekam Medis pasien dan di Formulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus di isi lengkap dan disimpan di rekam medis pasien. 3. Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien. SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan
PELAYANAN ANESTESI & BEDAH (PAB) 1. Bagaimana untuk memastikan apakah tindakan operasi yang benar dilakukan pada pasien yang benar?
IPSG / SKP 4 mengenai kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi, yang meliputi proses : 1. Sign In dilakukan sebelum tindakan induksi, dipimpin oleh dokter anestesi, dilakukan di ruang persiapan, dihadiri oleh dokter anestesi dan perawat. 2. Time Out dilakukan sebelum insisi area operasi, dipimpin oleh dokter operator, dilakukan di kamar operasi, dihadiri oleh tim bedah. 3. Sign Out dilakukan sebelum dilakukan tindakan penutupan luka operasi, dipimpin oleh dokter operator di kamar operasi, dihadiri oleh tim bedah. 2. Apa saja jenis anestesi yang anda ketahui?
Ada 3 teknik anestesia yaitu : 1. Anestesia Umum adalah teknik pembiusan dengan bius total dimana pasien tidak sadar, tidak dapat dirangsang dan tidak merasakan sakit. 2. Anestesia Spinal/ Epidural atau Anestesia Regional adalah pembiusan yang hanya meliputi daerah perut ke bawah (perut sampai ujung kaki) dengan pasien tetap sadar tanpa merasakan nyeri. 3. Blok Perifer atau Anestesia Lokal adalah teknik pembiusan yang hanya melibatkan sebagian tubuh saja (misalnya lengan atas atau bawah, tangan, tungkai, kaki, dan sebagainya). 3. Apa saja jenis sedasi yang anda ketahui?
Ada 3 macam sedasi, yaitu : 1. Sedasi Ringan yaitu teknik pembiusan dengan penyuntikan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan patensi dan jalan nafasnya, sedang fungsi
2. Sedasi Sedang atau Modera t, yaitu teknik pembi usan dengan penyuntikan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon terhadap rsangsangan vebal, dapat diikuti atau tidak diikuti oleh rangsangan tekan yang ringan dan pasien masih dapat menjaga patensi jalan nafasnya sendiri. 3. Sedasi dalam, yaitu teknik pembiusan dengan penyuntikan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tidur, serta, tidak mudah dibangunkan tetapi masih memberikan respon terhadap rangsangan berulang atau rangsangan nyeri. 4. Apa saja yang dijelaskan pada pasien saat visite pre operasi?
1. Prosedur – prosedur yang berkaitan dengan pembedahan. 2. Pilihan teknik anestesi. 3. Resiko – resiko dan keuntungan teknik operasi. 4. Hasil pemeriksaan laboratorium. 5. Bila perlu, memberikan obat – obatan sebelum tindakan anestesi. 5. Bagaimana prosedur pemantauan yang dilakukan selama proses anesthesia?
1. Pemantauan adekuatnya jalan nafas dan ventilasi selama anesthesia. 2. Pengamatan tanda klinis (kualitatif) seperti pergerakan dada, observasi reservoir breathing bag dan auskultasi suara nafas. 3. Bila tersedia ventilasi dapat dimonitor secara kuantitatif dengan pemantauan end tidal CO2. 4. Pada keadaan vent ilasi dikendalika n dengan memakai m esin anestesi, bila tersedia, hidupkan alarm untuk mendeteksi adanya kebocoran system pernafasan. 5. Pasien dalam anesthesia regional atau MC adekuat setidaknya ventilasi diamati melalui tanda klinis kualitatif seperti yang telah disebutkan terdahulu.
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALs (MDGs) 1. Apa yang dimaksud dengan MDGs?
MDGs / Millenium Development Goals merupakan salah satu Tujuan Pembangunan Millenium yaitu sebuah paradigma pembangunan global yang dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang memiliki 8 tujuan. Dari 8 tujuan MDGs ada 3 (tiga) yang berkaitan dengan Bidang Kesehatan, yaitu: Ÿ Sasaran I : penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu Ÿ Sasaran II : penurunan angka kesakitan HIV/AIDS Ÿ Sasaran III : penurunan angka kesakitan TB 2. Bagaimana cara menurunkan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu?
Dengan melaksanakan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif) di rumah sakit meliputi : a. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatus b. Penyelenggaraan PONEK 24 jam di Rumah Sakit c. Rawat Gabung Ibu dan Bayi d. Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif e. Perawatan Metode Kangguru pada BBLR f. Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi g. Pelaksanaan Rujukan 3. Apa yang dimaksud dengan RS PONEK 24 jam?
RS PONEK 24 jam adalah Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan Maternal dan Neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam. 4. Apa saja Kriteria Umum RS PONEK?
Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun emergency obstetrik – neonatal. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di Ÿ Ÿ
Mempunyai SPO penerimaan dan penanganan pasien kegawatdaruratan obstetric dan neonatal. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan Ÿ obstetric dan neonatal Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu. Ÿ Mempunyai standar respon time di IGD selama 10 menit, di kamar Ÿ bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan penyediaan darah kurang dari 1 jam. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan Ÿ operasi, bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum. Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam Ÿ waktu kurang dari 30 menit. Memiliki Tim yang siap melakukan operasi atau melaksanakan Ÿ tugas sewaktu-waktu,meskipun on call. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, Ÿ antara lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat. Tersedia pelayanan penyediaan darah yang siap 24 jam. Ÿ Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, Ÿ seperti Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 ja m, ob at da n al at pe nu nj an g ya ng se la lu si ap te rs ed ia . Ÿ
Ÿ
Ÿ
Perlengkapan 1. Semua perlengkapan harus bersih (bebas debu, kotoran, bercak, cairan, dll) 2. Permukaan metal harus bebas karat atau bercak 3. Semua perlengkapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau tidak stabil) 4. Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar 5. Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsi baik 6. Instrument yang siap digunakan harus disterilisasi 7. Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel dan stiker menempel kokoh) Bahan 8. Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan unit ini.
5. Apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS?
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan AIDS. Sedangkan AIDS merupakan suatu gejala berkurangnya kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV ke dalam tubuh seseorang. 6. Bagaimana langkah – langkah menanggulangan HIV/AIDS?
1. Meningkatkan fungsi pelayanan VCT (Voluntary Counseling and Testing); 2. Meningkatkan fungsi pelayanan PMTCT (Prevention Mother to Child Transmision); 3. Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Opurtunistik (IO); 4. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang meliputi: pelayanan gizi, laboratorium,radiologi dan pecatatan dan pelaporan. 7. Bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS?
A. Abstinence (Tidak berhubungan seks saat jauh dari pasangan) B. Be faithful (Tidak berganti-ganti pasangan) C. Condom (Memakai kondom saat berhubungan seks) D. Drugs (Tidak mengkonsumsi narkoba) E. Education (Aktif mencari Informasi) 8. Bagaimana cara menurunkan angka kesakitan TB?
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB (Tuberkulosis) dengan strategi DOTS (Directly Observed Therapy Shortcourse). Penerapan starategi DOTS di rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan : 1. Angka penemuan kasus (Care Detection Rate) 2. Keberhasilan Rujukan (Succes Referal Rate) 9. Apa saja Strategi DOTS?
Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci, yaitu: 1. Komitmen politis (peningkatan dan kesinambungan pendanaan) 2. Penemuan kasus (pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya)
4. Sistem pengelolaan dan ketersediaan OAT efektif 5. Sistem monitoring pencatatan dan pelaporan yang baik (mampu mengevaluasi hasil pengobatan pasien dan kinerja program)
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) 1. Apakah yang termasuk dalam komponen kewaspadaan standar?
10. Bagaimana etika batuk yang baik dan benar?
Komponen kewaspadaan standar meliputi : 1. Kebersihan tangan 2. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) 3. Pengelolaan limbah dan benda tajam 4. Pengendalian lingkungan 5. Penyuntikan yang aman 6. Etika batuk 7. Praktik lumbal punksi 8. Peraatan perawatan pasien 9. Penatalaksanaan linen 10. Kesehatan karyawan 11. Penempatan pasien 2. Apakah Rumah Sakit menerapkan pemisahan pasien infeksius dan non infeksius?
Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPI RS) telah menetapkan pemisahan pasien infeksius dan non infeksius sesuai dengan SPO penempatan pasien berdasarkan cara penularan (airbone, droplet dan kontak) 3. Apakah macam-macam limbah RS dan bagaimana cara pemilahannya?
Jenis limbah Rumah Sakit adalah limbah INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS, Limbah benda Tajam, Limbah Zat Kimia, limbah cair, limbah radio aktif. 1. Sampah Infeksius adalah sampah yang terkontaminasi oleh cairan tubuh pasien, contoh: kapas, kassa, perban, sarung tangan, maskerselang infus, selang kateter, kantong darah potongan organ tubuh jaringan tubuh, darah obat/vaksin/serum kadaluarsa, kantong urin, specimen laborat jarum suntik, skalpel, pisau bedah, pecahan kaca, ampul obat, pampers, diapers.
2. Sampah non infeksius adalah sampah yang tidak terkontaminasi oleh cairan tubuh pasien, contohnya: sampah rumah tangga, sampah perkantoran/administrasi: kertas, kardus, karton toples kaleng, botol/gelas minuman sisa-sisa makanan sampah tanaman : daun, rumput, kayu, ranting, batang pohon, kemasan/plastik pembungkus: makanan/minuman, pasta gigi, sabun, shampoo, pembungkus obat. SAMPAH NON INFEKSIUS DIBUANG KE TEMPAT SAMPAH YANG DILAPISI PLASTIK WARNAHITAM 3.
Limbah benda tajam adalah semua benda yang memiliki permukaan tajam dan dapat melukai / merobek permukaan kulit. Contohnya: Jarum suntik, pisau cukur,silet,pecahan ampul, objek gelas, sampah yg memiliki permukaan/ujung yg tajam LIMBAH BENDA TAJAM DIBUANG KE KOTAK TAHAN TUSUK DAN TAHAN AIR / SAFETY BOX. NO RECAPING (jarum tidak di tutup kembali)
4.
LIMBAH CAIR LANGSUNG DIBUANG KE WASTAFEL YANG ADA DI SPOELHOCK. Contohnya : cairan punksi, urine, muntahan, sisa infuse.
4. Sebutkan kode warna / labeling untuk pembungkus limbah.
Kode warna pembungkus a. Kuning -> SampahInfeksius b. Hitam -> Non infeksius c. Merah -> Radioaktif d. Ungu -> Cytotoksik e. Kotak kuning -> Limbah benda tajam tahan tusukan dan tahan air 5. Sebutkan 5 momen (waktu) cuci tangan
1. 2. 3. 4.
Sebelum kontak dengan pasien. Sebelum melakukan tindakan / prosedur aseptik dan tindakan bersih. Setelah melakukan tindakan aseptik/resiko terpapar cairan tubuh. Setelah kontak dengan pasien.
6. Sebutkan 6 (enam) langkah kebersihan tangan (Hand Hygiene)
Kebersihan tangan (Hand Hygiene) menurut WHO di bagi menjadi 2 macam : 1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir / HAND WASH (durasi 40-60 detik) 2. HAND RUB berbasis alcohol (durasi 20-30 detik) 6 (ENAM) LANGKAH CUCI TANGAN (ingat : Te-Pung-Sela-Ci-PutPut): 1. Gosok telapak tangan pada posisi telapak pada telapak ke arah ibu jari (berlawanan arah jarum jam) (Te : Telapak Tangan) 2. Gosok punggung tangan pada posisi telapak tangan diatas punggung tangan kiri saling menjalin lakukan bergantian kiri dan kanan (Pung : Punggung tangan) 3. Gosok sela-sela jari pada posisi telapak pada telapak saling menjalin turun naik (Sela : Sela-sela Jari) 4. Gerakan mengunci, punggung jari-jari pada telapak t angan berlawanan dengan jari-jari saling mengunci (Ci : Mengunci) 5. Putar- putar ibu jari dengan cara gosok memutar pada ibu jari mengunci pada telapak,lakukan untuk kiri dan kanan (Put : Putar-
6. Gosok memutar pada ujung jari-jari tangan kanan pada tepak tangan kiri dengan gerakan memutar kearah ibu jari dan sebaliknya (Put : Putar – putar ujung jari)
7. Bagaimanakah cara memakai dan melepaskan APD? CARA MENGGUNAKAN APD SEDERHANA :
1. Kenakan apron lengan panjang, tutup bagian depan tubuh seluruhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung kemudian ikat dibagian belakang, leher, dan pinggang. 2. Gunakan masker surgical, eratkan tali atau karet, lalu klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung kemudian paskan pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat dengan baik. 3. Gunakan masker N95, eratkan tali atau karet, lalu klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung, kemudian paskan pada wajah dan dibawah dagu sehingga melekat dengan baik 4. Pakai penutup kepala dan ikat di bagian belakang. 5. Pasang kacamata pada wajah dan mata, sesuaikan agar pas.
CARA MENGGUNAKAN APD LENGKAP :
1. Kenakan alat pelindung kaki berupa sepatu boot karet dan pastikan bagian bawah celana panjang masuk kedalam boot. 2. Kenakan apron lengan panjang, tutup bagian depan tubuh seluruhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung kemudian ikat dibagian belakang, leher, dan pinggang. 3. Gunakan masker surgical, eratkan tali atau karet, lalu klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung kemudian paskan pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat dengan baik. 4. Gunakan masker N95, eratkan tali atau karet, lalu klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung, kemudian paskan pada wajah dan dibawah dagu sehingga melekat dengan baik 5. Pakai penutup kepala dan ikat di bagian belakang. 6. Pasang kacamata pada wajah dan mata, sesuaikan agar pas. 7. Gunakan sarung tangan non steril.
CARA MELEPASKAN APD :
1. Lepaskan sarung tangan terlebih dahulu dengan memegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, lepaskan lalu pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang masih memagang sarung tangan. Selipkan jari tangan yang tidak memakai sarung tangan dibawah sarung tangan yang belum dilepas, kemudian lepaskan sarung tangan diatas sarung tangan pertama, lalu buang pada tempat sampah infeksius. 2. Lepaskan gaun pelindung dengan menarik tali dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam pelindung gaun, lalu lipat atau gulung dan letakan pada wadag yang telah disediakan. 3. Lepaskan tutup kepala dengan membuka tali bagian belakang dan buang ke tempat sampah infeksius. 4. Lepaskan kacamata dengan memgang gagang kacamata kemudian lepaskan dan letakkan pada wadah yang disediakan. 5. Lepaskan masker dengan melepas tali bawah dahulu kemudian tali atas, lalu lepaskan dan gulung tali mengelilingi masker dan buang ke tempat sampah infeksius. 6. Lepaskan sepatu boot. 7. Cuci tangan.
8. Sebutkan langkah-langkahspill kit ?
1. Siapkan alat : a. Tangkai pel dengan kode strip garis warna kuning b. Double bucket: 1 bucket untuk air bersih Ÿ 1 bucket untuk cairan desinfektan 0,05% Ÿ c. Larutan desinfektan Larutan clorin 0,05 % yang ditempatkan di ember pengepelan Ÿ Larutan clorin 0,5 % yang ditempatkan dalam botol yang sudah Ÿ diberi tulisan cairan clorin 0,5% d. Kertas yang mudah menyerap cairan (kertas Koran, kertas CD dll) yang disediakan dalam 2 ukuran : 1 ukuran kecil ± 30 cm x 30 cm dan 1 ukuran yang lebih besar dengan ukuran ± 1m x 1m e. Kantong plastik kuning f. Alat pelindung diri : masker, sarung tangan, apron g. Tanda peringat an 2. Gunakan alat pelindung diri : masker, sarung tangan, apron. 3. Serap tumpahan darah atau duh tubuh lain dengan menggunakan kertas yang sudah disediakan : Gunakan kertas ukuran yang lebih kecil bila tumpahannya sedikit Ÿ Gunakan kertas ukuran yang lebih besar bila tumpahannya Ÿ banyak. 4. Masukkan semua kertas yang digunakan untuk menyerap tumpahan tadi dalam kantong plastih berwarna kuning kemudian diikat dan buang dalam tempat sampah infeksius 5. Tuangkan larutan clorin 0,5 % pada seluruh permukaan yang terkontaminasi, biarkan larutan clorin 0,5% selama 10 menit kemudian bersihkan dengan larutan clorin 0,05%. (bila tumpahan dilantai gunakan tangkai pel, bila di permukaan lain gunakan lap) 6. Rapikan alat 7. Buka alat pelindung diri 8. Cuci tangan 9. Apa saja infeksi di RS dan bagaimana cara pencegahannya?
1. IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) terkait dengan pemakaian Central Venous Cateter. Pencegahan IADP : a. Cuci tangan
c. Penggunaan antiseptic chlorhexidine d. Pemilhan lokasi kateter yang tepat e. Pengkajian lokasi kateter setiap hari (masih ada indikasi atau tidak, tanda-tanda infeksi) 2. IDO (Infeksi Daerah Operasi) Pencegahan dengan bundle IDO : a. Antibiotik profilaksis diberikan 1 jam sebelum insersi b. Control gula darah Dasar Melakukan Kredensial 7. Jelaskan tahapan Kredensial yang dilakukan di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram?
1. Bagaimana prosedur skrining di IGD? Ÿ
1. Pengajuan surat permohonan kredensial; 2. Proses kredensial : pengisian format kewenangan klinis oleh mitra bestari yang ditunjuk; 3. Proses asesmen kompetensi (disepakati), review, dan verifikasi oleh mitra bestari; 4. Mengambil keputusan tentang kewenagan klinis; 5. Proses Rekomendasi; 6. Penerbitan Penugasan Klinik oleh Direktur/ Pimpinan RS.
Ÿ
Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menentapkan apakah pasien dapat dilayanai oleh Rumah Sakit. Skrining dilakukan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnosa imaging sebelumnya
SPO Skrining Pasien 2. Bagaimana prosedur penerimaan pasien rawat inap dan rawat jalan? SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan 3. Bagaimana prosedur triage?
Rumah Sakit melaksanaan proses triage berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien sesuai kegawatannya 4. Bagaimana cara memerioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya?
Pasien diseleksi berdeasarkan kondisi kegawatdaruratannya menggunakan Australian Triage Scale (ATS) sebagai berikut: 1. Kondisi yang mengancam jiwa atau beresiko dan perlu intervensi yang cepat (RESUSITASI) 2. Pasien yang memiliki kondisi cukup serius atau mengalami penurunan kondisi secara cepat apabila tidak ditangani dalam waktu 10 menit (EMERGENCY) 3. Pasien yang datang dengan kondisi yang mungkin akan berkembang menjadi mengancam nyawa atau menimbulkan kecacatan apabila tidak ditangani dalam waktu 30 menit. (URGENT) 4. Pasien dengan kondisi yang dapat mengalami penurunan atau akan
5. Kondisi pasien yang sudah kronis dengan gejala minordimana tidak akan meninbulkan ancaman nyawa apabilapenanganannya ditunda 2 jam.(FALSE EMERGENCY) 5. Apa yang dilakukan apabila pasien sudah melewati batas waktu observasi di IGD?
PASIEN
Perawat lanjutan atau dokter dengan kompetensi penanganan pasien kritis/ advance life support
Pasien yang membutuhkan observasi/intervensi lebih ketat,termasuk penanganan kegagalan satu system organ atau perawatan pasca oprasi besar
Derajat 3
Dokter anestesi dan perawat yang memiliki kemampuan advance life support
Pasien yang membutuhkan bantuan pernafasan lanjut (advance respiratory support) atau bantuan pernafasan dasar (basic respiratory support) dengan dukungan/bantuan pada minimal 2 organ termasuk pasien-pasien yang membutuhkan penanganan multi organperawatan diruang perawatan biasa.
SPO penundaan pelayanan atau pengobatan 7. Bagaimana prosedur rumah sakit terhadap pasien bila tempat tidur pasien penuh?
Mengikuti prosedur penitipan pasien rawat inap atau transfer pasien ke rumah sakit lain. 8. Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit?
TRANSFER ANTAR RUANGAN PASIEN Derajat 0
Derajat 1
PETUGAS P ENDAMPING
KRITERIA PASIEN
Derajat 2
Mengikuti prosedur transfer pasien antar ruangan dan antar rumah sakit 6. Bagaimana prosedur apabila adanya penundaan pelayanan atau pengobatan terhadap pasien?
PETUGAS PENDAMPING
TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT KRITERIA PASIEN
Perawat pelaksana atau tenanga perkarya yang terlatih BHD
Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhan dengan ruang rawat biasa dengan hemodiamik stabil
Perawat pelaksana atau dokter
Pasien yang perburukan kondisi atau pasien yang menjalani perawatan di ICU yang sudah memungkinkan untuk perawatan diruang perawatan biasa.
PASIEN Derajat 0
PETUGAS PENDAMPING
KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
Petugas ambulance
Bantuan hidup dasar
PERALATAN YANG DIBUTUHKAN Kendaraan High Dependency Service / Ambulance
PASIEN Derajat 1
PETUGAS PENDAMPING Petugas ambulance dan perawat
KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN Ÿ
Ÿ Ÿ
Derajat 2
Dokter, perawat,da n petugas ambulance
Ÿ
Ÿ Ÿ Ÿ
Ÿ
Derajat 3
Doker, perawat dan petugas ambulans
PERALATAN YANG DIBUTUHKAN
Bantuan hidup dasar Pemberian oksigen Pemberian obatobatan Kenal akan tanda deteriorirasi Keterampilan petawatan trakeostomi dan suction
Ÿ
Semua keterampilan diatas Penggunaan alat pernafasan Bantuan hidup lanjut Penggunaan kantong pernafasan (bag valve mask) Penggunaan monitor intensif
Ÿ
Dokter : Minimal 6 bulan Ÿ pengalaman mengenai perawatan pasien intensif dan berkerja di icu
Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ
Ÿ
Ÿ
Ÿ Ÿ
Ÿ
PASIEN
PETUGAS PENDAMPING
Kendaraan High Dependency Service / Ambulance Oksigen Suction Tiang infuse portable Infuse pump Oksimetri
PERALATAN YANG DIBUTUHKAN
Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut Keterampilan Ÿ menangani permasalahan jalan nafas Harus mengikuti Ÿ pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis Perawat : Minimal 2 tahun Ÿ berkerja di ICU Keterampilan Ÿ bantuan hidup dasar dan lanjut Harus mengikuti Ÿ pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat/kritis
Ÿ
Ÿ
Ambulan EMS Semua peralatan diatas,ditambah: Monitor EKG dan tekanan darah Defibrillator bila diperlukan
Ambulans lengkap Monitor icu portable yang lengkap Ventilator dan peralatan transfer yang memenuhi
KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
9. Bagaiman prosedur discharge planing ? Discharge planing atau rencana peemulangan pasien adalah suatu proses sistematik untuk perkiraan, persiapan,dan koordinasi yang dilakukan petugas kesehatan untuk memfasiitasi pembekalan perawatan kesehatan pasien sebelum dan setelah pemulangan. SPO Discharge Planing
MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO) 1. Apa yang di maksud dengan High Alert Medication?
Obat yang harus di waspadai karena sering menyebabkan terjadinya kesalahan serius ( sentinel event ) dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD). 2. Bagaimana kebijakan pengelolaan obat High Alert Medication di Rumah sakit?
- Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker yang berwarna merah bertuliskan “ High Alert “. - Obat-obatan High Alert ( kalium klorida 7,46% dalam ampul dan Natrium klorida 3 % dalam kolf ) hanya disimpan di ruang rawat intensif ( ICU, NICU, HCU). - Obat High Alert tersebut diberi stiker “High Alert “ berwarna merah dan khusus untuk larutan elektrolit pekat juga diberi penandaan stiker bertuliskan “Elektrolit Pekat, Harus Diencerkan Sebelum Diberikan !“ - Sebelum diberikan kepada ruang perawatan dan pasien, petugas harus melakukan “ DOUBLE CHECK ” 3. Bagaimana prosedur pengelolaan obat emergensi di Rumah Sakit?
- Obat emergensi di simpan dalam troli/ kit/ lemari emergensi terkunci, di periksa, di pastikan selalu tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan jumlahnya sudah tidak sesuai lagi dengan daftar yang di temple/ di gantung di troli/ lemari emergensi. Perbekalan farmasi dan penguncian troli tersebut dikontrol per hari oleh petugas ruang perawatan. - Troli akan di periksa 2 minggu sekali sekali oleh petugas monitoring dan evaluasi instalasi farmasi untuk dilihat kesesuaian perbekalan farmasi dengan daftar, ketepatan penyimpanan dan tanggal kadaluwarsa. 4. Bagaimana alur pelaporan insiden apabila terjadi medication error ?
Baik dokter maupun perawat yang menemukan terjadinya medication error harus melaporkan kejadian tersebut ke kepala unit kerja.
5. Bagaimana kebijakan Rumah Sakit tentang persyaratan Resep lengkap?
Resep harus memenuhi kelengkapan : - Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien (jika tidak dapat mengingat tanggal lahir), nomor rekam medik dan berat badan pasien (untuk pasien anak) - Nama doctor, tanggal penulisan resep dan ruang pelayanan. - Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan atas lembar resep. - Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generic. Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat ( contoh : injeksi, tablet,kapsul, salep), serta kekuatannya (contoh : 500 mg, 1 gram). - Bila obat racikan dituliskan nama setiap jenis/bahan obat dan jumlah bahan obat (untuk bahan padat : microgram, milligram, gram) dan untuk cairan : tetes, millilit er, liter). - Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran tersebut telah terbukti aman dan efektif. - Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk aturan pakai bila perlu atau prn atau “ pro re nata “, harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari. Resep hanya boleh ditulis oleh doctor, dan DILARANG dilakukan PENULISAN / PENYALINAN (transcribing ) ke resep oleh petugas apotik atau siapapun. 6. Untuk mencapai medication safety, setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 5 (lima) tepat yaitu? 1. 2. 3. 4. 5.
Tepat obat Tepat waktu dan frekuensi pemberian Tepat dosis Tepat rute pemberian Tepat identitas pasien : a. Ketepatan nama pasien b. Ketepatan nomor rekam medis pasien c. Ketepatan umur/tanggal lahir pasien
Acarbose Glucobay 50, 100 mg Eclid 50, 100 mg -
DAFTAR NAMA OBAT HIGH ALERT MEDICATION No
KATEGORI
1
Agonis Adrenergik IV
2
Anestesi umum, IV
3
4
5
Anastesi umum Inhalasi
Antiaritmia IV
Antitrombotik
SEDIAAN Epinefrin (adrenaline) inj. 1ml Norepinephrine Raivas 4ml inj 1mg/ml Levosol inj 8 ml Adrenalin+Lidocain Pehacain 2ml inj Dobutamin Dobuject 250 mg/5ml injeksi 5ml Dobutamin Giulini 250 mg/20 ml injeksi 20 ml Dopamin Dopamine giulini inj Ketamin KTM 100mg injeksi 10ml (vial) Ketalar injeksi Propofol Recofol 20 ml inj Fentanyl inj Durogesic patch 12,5 mcg, 25 mcg dan 50 mcg Sevoflurane Sevodex Sevofluran baxter Isoflurane Lidocain inj Lidocain 40 mg/2 ml inj Lidodex 100 mg/2 ml inj Amiodaraon HCL Tiaryt 50 mg/ml inj 3 ml Cordarone 50 mg/ml inj 3 ml Digoxin Fargoxin inj Diltiazem Herbesser injeksi Streptase 1.500.000 IU Injeksi Heparin Na Inviclot 5000 IU/ml Inj Fondaparinux sodium Arixtra 2mg/2,5ml Inj Warfarin Na Simarc-2 mg tablet Enoxaparin Na Lovenox 6000 IU 60 mg/0.6 ml i njeksi Parnaparin Fluxum 4250 IU injeksi syringe 0.4 ml Fluxum 6400 IU injeksi syringe 0.6 ml Dabigatran Pradaxa 110 mg tablet Pradaxa 150 mg tablet
6
Hipoglikemik Oral dan Insulin
7
Sedativ Intra Vena
8
9
Inotropik IV
Narkotik
Glimepiride 1,2,3,4 mg Anpiride 1,2,3,4 mg Amaryl 1,2,3,4 mg Amadiab 1,2,3,4 mg Gluvas 1,2,3,4 mg Gliclazide Glukolos 80 mg Diamicron MR tablet 30 mg, 60 mg Glucodex 80 mg tablet Glibenclamide 5 mg Daonil 5 mg Metformin 500, 850 mg Forbetes 500, 800 mg Glumin 500 mg Glucophage 500 mg Gludepatic 500 mg Glumin XR 500, 750 mg Metformin, vidagliptin Galvusment 50/500 mg Galvusmet 50/850 mg Metformin-glibenklamid Glucovance tablet 2.5 mg/500 mg Pioglitazone Actos 15, 30 mg Deculin 15, 30 mg Insulin intermediate action Novomix 300 unit (3ml) Apidra 100 IU/ ML Insulin rapid action Novo Rapid flexpen 100 unit Insulin long action Levemir 3 ml (300 unit) Lantus Solostar Midazolam Sedacum 5 ml inj Sedacum 3 ml inj Dormicum 3 ml inj Digoksin 0,25 mg Fargoxin 0,25 mg Fargoxin 2 ml inj 0,25 mg /ml Codein Codein 10, 15, 20 mg Codipron kapsul Codipron sirup Codipron Cum ekspektoran cap Codipron Cum ekspektoran sirup Coditam tab Morphine HCL inj MST Continus 10mg, 15 mg
10
11
Neuromuscular blocking agent
Preparat Nutrisi Parenteral
12
Dextrose hipertonik
13
S od iu m c hl or id e h ip er to ni k
14
Elektrolit Konsentrat IV
Atracurium Tramus 25 mg/2.5 ml injeksi Tramus 50 mg/5 ml injeksi Vecuronium bromide Ecron 4 mg injeksi Ecron 10 mg injeksi Pan Amin G Aminoleban Aminofluid 500ml Aminofusin Hepar Aminofusin Paed Clinoleic inf Livamin 500ml Triofusin inf Dextrose 40 % Sodium chloride 3% Otsu salin 3% Kalium Klorida inj 7,46% Natrium Bikarbonat inj 8,4 % Magnesium Sulfat injeksi 20 % dan 40%
NAMA OBAT 1 NAMA & DOSIS SED
NAMA OBAT 2 BENTUK SEDIAAN Tablet Injeksi Tablet
Ab vask 10 mg Tablet Acran 25 mg/ml injeksi 2 ml Actos 30 mg tablet
Tablet
Acyclovir 5% Krim
Krim
Tablet
Adalat oros 30 mg tablet
Tablet
Tablet
Adona (AC-17) 25mg/5ml injeksi
Injeksi
Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet
Tablet Tablet Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Sirup Injeksi Tablet Tablet Tablet
18
Amoxicillin 500 mg tablet
Tablet
19
Amoxsan 500 mg injeksi
Injeksi
Akilen 400 mg tablet Alganax 1 mg tablet Alinamin F Injeksi 5ml Allopurinol 300mg Tablet Alprazolam 1 mg tablet Amadiab 4 mg tablet Amaryl 4 mg tablet Ambroxol 15mg/5ml Sirup Aminophylin Injeksi 10ml Amlodipin 10mg Tablet Amlodipine 10 mg tablet Amoxan caps 500 mg Amoxicillin 125 mg/5ml dan 250 mg/5 ml dry sirup 60 ml Amoxsan 1 gr Injeksi
4 5
Asam traneksamat 500 mg tablet
Tablet
26 27 28
Asthin force 4 mg kapsul Atorvastatin 20mg Tablet Azitromycin 500 mg tablet
Kapsul Tablet Tablet
29
Azomax 500 mg kapsul
Kapsul
Injeksi Kapsul Tablet Injeksi Sirup
46 47 48
Captopril 12.5mg Tablet
Tablet
49 50 51 52 53
Carmed 10 % 40 gr cream Carpiatone 25 mg tablet C efa dr oxi le 5 00 mg k aps ul C ef at 1 25 mg /5 ml s ir up 6 0 m l Cefila 100 mg, 200 mg kapsul C ef ix im e 1 00 m g, 20 0 m g k ap su l Celebrex 100 mg kapsul Celocid 500 mg tablet Cendo Asthenof Eye drop Cendo Catarlent 5 ml eye drop Cendo Cenfres ED 5 ml Cendo Eyefresh MD Eye Drop Cendo Fenicol 0,25 % MD Eye Drop Cendo Genta 0,3 % Eye Oint, Cendo Gentamycine 0,3% 3,5 Gram Cendo Lyteers ED 15 ml Cendo Mydriatil 0.5% Tetes Mata 5ml
Krim Tablet Kap su l S ir up Kapsul K ap su l Kapsul Tablet Tetes Mata Tetes Mata Tetes Mata Tetes Mata Tetes Mata Salep Mata
Cendo Genta 0,3 % Eye drop
Tetes Mata
Cendo Lyteers Eye Drop MD
Tetes Mata
Tetes Mata
Cendo Mydriatil 1% Tetes Mata 5ml
Tetes Mata
Tetes Mata
Cendo Pantocain 0.5 % MD EyeDrop, Cendo Pantocain 2 % Eye
Tetes Mata
42 43
54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
Sirup Injeksi
Tablet Suspensi Tablet Tablet
Cafat 500 mg kasul Cardisan 10 mg Canderin 16 mg tablet Candesartan 16 mg tablet Captopril 25mg Tablet dan 50 mg tablet Carmed 20% 40 gr cream Carpiaton 100 mg tablet C efad ro xi l 125 mg/ ml dr y s ir up C ef at 2 50 m g/ 5 ml s ir up 6 0 m l Cefila 100 mg/5 ml dry sirup 30 ml C ef ix im 1 00 m g/ 5 m l d ry s ir up 3 0 m l Celebrex 200 mg kapsul Celocid 750 mg/vial serbuk inj Cendo Asthenof MD Cendo Catarlent MD eyedrop Cendo Cenfres MD EyeDrop Cendo Eyefresh Plus MD Cendo Fenicol 0,5 % MD Eye Drop
41
65
Cendo Pantocain 0.5% Eye Drop 5
Tablet Krim Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tabl et Salep Suppositiria
Anpiride 4 mg tablet Antasida DOEN Suspensi 60ml Arcoxia 120 mg Aricept Avest tablet Asam traneksamat 250 mg/ml dan 500 mg/ml injeksi Asthin force 6 mg kapsul Atorvastatin 40mg Tablet Azitromicin injeksi Azomax DS 200 mg/5 ml syrup 15 ml Baquinor 200 mg/100 ml infus Benoson n 15 gr cream Benadoz 200 mg Beta-one 5 mg tablet Betaserc 24 mg tablet Bisoprolol 5 mg tablet Bledstop injeksi Blopress 16 mg tablet Bo nvi va 3 mg / 3 ml sy rin ge Borraginol S Oint Borraginol S Suppositoria
Baquinor forte 500 mg tablet Benoson 15 gr cream Benadoz 100 mg tablet Beta-one 2.5 mg tablet Betaserc 8 mg tablet Bisoprolol 2.5 mg tablet Bledstop tablet Blopress 8 mg tablet Bonviva tablet Borraginol N Oint Borraginol N Suppositoria Brainact 500 mg tablet, 1000 mg tablet Bricasma 2,5 mg Buscopan 10 mg tablet dan Buscopan plus tablet Cefat 250 mg kapsul Cardisan 5 mg tablet Canderin 8 mg tablet Candesarta 8 mg tablet
44 45
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
3
25
36 37 38 39 40
Ab vask 5 mg tablet Acran 150 mg Tablet Actos 15 mg tablet Acyclovir 200mg Tablet, 400 mg Tablet Adalat oros 20 mg tablet Adona (AC-17) 10mg Tablet, 30 mg tablet Akilen 200 mg tablet Alganax 0.25, 0.5 mg tablet Alinamin F Tablet dan alinamin tab Allopurinol 100mg Tablet Alprazolam 0.25 , 0. 5 mg tablet Amadiab 1, 2, 3 mg tablet Amaryl 1, 2, 3 mg tablet Ambroxol 30mg Tablet Aminophylin Tablet Allopurinol 300mg Tablet Amlodipine 5 mg tablet Amoxan caps 250 mg
1 2
Tablet Tablet Tablet Tablet
31 32 33 34 35
BENTUK SEDIAAN Tablet Tablet Tablet
NAMA & DOSIS SEDIAAN
Anpiride 1, 2, 3 mg tablet Antasida DOEN Tablet Kunyah Arcoxia 60 mg, 90 mg tablet Aricept 5 mg tablet
30
DAFTAR OBAT LOOK ALIKE SOUND ALIKE /LASA (UCAP/TULIS MIRIP KARENA NAMA OBAT SAMA, BEDA BENTUK SEDIAAN ATAU DOSIS SEDIAAN) NO
21 22 23 24
Infuse Krim Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Tablet I nj eks i Salep Suppositiria
Tablet
Brainact 125 mg/ml injeksi 2 ml
Injeksi
Tablet
Bricasma injeksi 0.5 mg/ml
Injeksi
Tablet
Buscopan injeksi
Injeksi
Kapsul Tablet Tablet Tablet
Kapsul Tablet Tablet Tablet Tablet Krim Tablet S ir up S ir up Sirup S ir up Kapsul Injeksi Tetes Mata Tetes Mata Tetes Mata Tetes Mata Tetes Mata Tetes Mata
66
Cendo Polygran Eye Drop 5 ml
Tetes Mata
67 68 69 70 71
Tetes Tetes Tetes Tetes Tetes
73 74 75 76 77
Cendo Protagenta A ED Cendo Statrol 5 ml Eye Drop Cendo Timol 0.25% Tetes Mata 5ml Cendo Vasacon 15 ml ED Cendo Vitrolenta ED 5 ml Cenco Xitrol Tetes Mata 5mldanminidose Cepezet 100 mg tablet Cetirizine 10mg Tablet Cinolon cream Ciprofloxacin 500 mg tablet Citicolin 500mg Tablet
78
Claneksi kapsul
Kapsul
79 80 81 82 83 84 85 86
Clindamycin 150 mg kapsul Clinmas 150 mg Codein 10, 15 mg tablet Codipront cum exp Tablet Copipront capsul Concor 2.5 mg tablet Cordarone 200 mg Cortidex 0.5 mg
Kapsul Kapsul Tablet Tablet Kapsul Tablet Tablet Tablet
87
Cravox 500 mg tablet
Tablet
88 89 90 91 92 93 94 95
97 98 99 100 101 102 103 104
Crestor 10 mg, 20 mg tablet Cygest 200 mg Ovula Depakote 250 mg tablet Depakote er 250 mg tablet Dexametasone 0.5mg Tablet Dexanta Tablet Diflucan 50 mg, 150 mg kapsul Diovan 40, 80 mg tablet Dobutamin giulini 250 mg/20 ml injeksi 20 ml Dom 10 mg Tablet Dulcolax 5 mg Tablet Du rog esi c p at ch 12 ,5 mc g, 2 5 mcg Duvadilan 20 mg tablet Eclid 50 mg tablet Eflagen 25 mg tablet Fastor 10 mg tablet Elgran 1 mg tablet
105
Elkana tablet
Tablet
106 107 108 109 110 111
Epexol tablet Epinephrine 0.1 % Injeksi Episan Suspensi 100 ml Erysanbe 500 mg kapsul Erythromicin 250 Kaplet Esilgan 1 mg tablet Exforge 5 mg/80 dan 5 mg/160 mg tablet Fargoxin 0.25mg Tablet F i 40 t bl t
72
96
112 113 114
Mata Mata Mata Mata Mata
Cendo Polygran Eye Drop MD, Cendo Polygran Eye Oint Cendo Protagenta A MD Cendo Statrol Eye Oint 3.5 Gram Cendo Timol 0.5% Tetes Mata 5ml Cendo Vasacon A MD Eye Drop Cendo Vitrolenta MD Eye Drop
Tetes Mata Tetes Mata Salep Mata Tetes Mata Tetes Mata Tetes Mata
Tetes Mata
Cendo Xitrol Salep Mata 3.5gr
Salep Mata
Tablet Tablet Krim Tablet Tablet
Injeksi Sirup Krim Infuse Injeksi
Tablet Suppositoria Tablet Tablet Tablet Tablet Kapsul Tablet
Cepezet 50mg/2ml injeksi Cetirizine 5mg/5ml Sirup 60ml Cinolon n 10 gr cream Ciprofloxacin 200 mg/100 ml infus Citicolin Inj 125mg/ml Claneksi 125 mg/5 ml dan 250 mg/5 ml sirup 60 ml Clindamycin 300 mg kapsul Clinmas 300 mg Codein 20 mg tablet Codipront cum exp sirup Codipront sirup Concor 5 mg tablet Cordarone Injeksi Cortidex 0.5 mg/ml injeksi Cravox 500 mg/150 ml dan 750 mg/150 ml infus Crestor 40 mg tablet Cygest 400 mg ovula Depakene 250 mg/5 ml sirup Depakote er 500 mg tablet Dexametasone 5mg/ml Injeksi Dexanta Sirup 100 ml Diflucan 2 mg/ml infusan 100 ml Diovan 160 mg tablet
Injeksi
Dobuject 250 mg/5 ml injeksi 5 ml
Injeksi
Tablet Tablet Pa tch Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet
Sirup Suppositiria Pa tc h Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet
Tablet Injeksi Sirup Kapsul Tablet Tablet
Dom Syrup 60 ml Dulcolax 5mg dan 10 mg Supp D uro ge sic Pa tch 5 0 mc g Duvadilan 10 mg/2ml injeksi 2 ml Eclid 100 mg tablet Eflagen 50 mg tablet Fastor 20 mg tablet Elgran 2 mg tablet Elkana sirup 60 ml dan elkana cl emulsion sirup Epexol sirup dan epexol drop Ephedrine HCl 3mg/ml Injeksi Episan suspense 200 ml Erysanbe 200 mg/5 ml syrup Erythromicin 200mg/5ml Dry Syr Esilgan 2 mg tablet
Ta bl et
E xf or ge 1 0 m g/ 16 0 m g t ab le t
Ta bl et
Tablet T bl t
Fargoxin 0.5mg/2ml injeksi F i 10 / li j k i2 l
Injeksi I j k i
Sirup Kapsul Kapsul Tablet Sirup Sirup Tablet Injeksi Injeksi Infuse Tablet Suppositoria Sirup Tablet Injeksi Sirup Infus Tablet
Sirup Sirup Injeksi Sirup Sirup Sirup Tablet
117 118 119 120 121 122 123 124 125
Flamicort 10 mg/ml IAD Fleeet Enema Fluimusil Capsul 200 Forbetes 500 mg Formyco tablet Farsorbid 5 mg, 10 mg tablet Frego 5 mg Tablet Furosemide 40mg Tablet Gentamisin Injeksi
Injeksi Botol Kapsul Tablet Ta bl et Tablet Tablet Tablet Injeksi
126
Glimepiride 1mg Tablet
Tablet
127 128 129 130 131 132 133 134 135
Tablet Tablet Injeksi Tablet Ta bl et Sachet Tablet Krim Tablet
137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154
Glubose 50 mg Glucobay 50 mg tablet Granon 1 mg/ml injeksi Gratizin 5 mg tablet Harnal D 0.2 mg tablet Hepamerz Sach Herbeser 100, 200 mg tablet Hydrocortisone 1% Krim 5g Hyperil 2.5 mg tablet Ibuprofen 200mg dan 400 mg Tablet Imunos tablet Imunos plus Inlacin 50 mg kapsul Inpepsa suspense 100 ml Kaen 3a 500 ml Kalium diklofenac 25 mg tablet Kalxetin 10 mg Kalnex 250 mg, 500mg Tablet Kaltrofen 50mg, 100 mgTablet Keren 25 mg tablet Ketesse 25 mg tablet Ketoconazole 200mg Tablet Ketorolac 10mg/ml Injeksi KT M 100mg i nj ek si 1 ml (Ket amin ) Kutoin 100mg Kapsul Lagesil tablet Lameson 4mg Tablet Lapibal 500mcg Kapsul
Tablet Tablet Kapsul Sirup Infuse Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Ta bl et Tablet Tablet In jek si Kapsul Tablet Tablet Kapsul
155
Lapicef 500 mg kapsul
Kapsul
156
Lapifed tablet
Tablet
157
Lapimox 500 mg kaplet
Kaplet
158 159 160 161 162 163 164
Lasal syrup 100 ml Lapraz 30 mg , Laz 30 mg Kapsul Lasix 40 mg tablet Laxadine 30 Suspensi 30 ml, 60 ml Leptica 75 mg casul Levofloxacin 500 mg tablet Lipitor 10mg Tablet
Sirup Kapsul Tablet Sirup Kapsul Tablet Tablet
136
Tablet
Flamicort IM inj 40mg/ml Fleet Phospo Soda Fluimusil sachet 200 Forbetes 850 mg Fo rmy co 2 % 1 0 gra m cr eam Forsorbid 10 mg/10 ml Frego 10 mg Tablet Furosemide 10mg/ml I njeksi Gentamisin 0,1% SalepKulit 5gr Glimepiride 2mg, 3 mg, dan 4 mg Tablet Glubose 100 mg tablet Glucobay 100 mg tablet Granon 3 mg/3ml injeksi Gratizin 10 mg tablet Ha rna l D o ca s 0. 4 mg t abl et H ep am er z 5 gr am /1 0 ml in je ks i Herbeser 50 mg injeksi Hydrocortisone 2.5% Krim 5g Hyperil 5 mg tablet Ibuprofen 100mg/5ml suspense 60 ml dan 200mg/5ml Suspensi 100ml Imunos sirup Imunos plus sirup Inlacin 100 mg kapsul Inpepsa Suspensi 200 ml Kaen 3b 500 ml K al iu m d ik lo fe na c 5 0 m g t ab le t Kalxetin 20 mg tablet Kalnex 500mg/5ml Injeksi Kaltrofen 100mg Supp Keren 50 mg/2 ml injeksi Ket ess e 50 mg/ 2 ml in je ks i Ketokonazole 2% Krim Ketorolac 30mg Injeksi 1ml KT M 100mg i nj ek si 10ml ( vi al ) Kutoin Injeksi Lagesil Susp 170 ml Lameson 8mg, 6 mg Tablet Lapibal 500mcg Injeksi Lapicef 125 mg/5 ml dan 250 mg/ 5ml sirup 60 ml Lapifed syrup 60 ml, lapifed DM sirup 60 ml dan Lapifed Exp sirup 60 ml Lapimox 125 mg/5ml dan 250 mg/5 ml dry sirup 60 ml Lasal exp sirup 100 ml Lasgan 30 mg Kapsul Lasix 10 mg/ml injeksi 2 ml Laxadine Suspensi 110 ml Leptica 150 mg capsul Levofloxacin 500 mg/100 ml Lipitor 20 mg, 40mg Tablet
Injeksi Botol Sachet Tablet K rim Injeksi Tablet Injeksi SalepKulit Tablet Tablet Tablet Injeksi Tablet Tab le t I nj ek si Injeksi Krim Tablet Suspensi Sirup Sirup Kapsul Sirup Infuse Ta bl et Tablet Injeksi Suppositoria Injeksi I nj ek si Krim Injeksi I nj ek si Injeksi Sirup Tablet Injeksi Sirup Sirup Sirup Sirup Kapsul Injeksi Sirup Kapsul Infuse Tablet
Tablet Kapsul Tablet Tablet Sirup Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Injeksi Tablet Tablet
180 181 182 183 184 185 186 187 188 189
Lodomer 2 dan 5 mg tablet Lyrica 50 mg capsul Maintate 2.5 mg tablet Maltofer tablet Maltofer drop Medixoon 4, 8 mg tablet Mefinal 250 mg tablet Meloxicam 7.5mg Tablet Meptin mini 0.025 mg tablet Meropenem 0.5 gr injeksi Merosan1 gr injeksi Mertigo 6 mg tablet Metformin 500mg Tablet Methyl Prednisolone 4mg, 8mg, 16mg Tab Metrison 4, 8 mg tablet Metronidazol 500 mg tablet MgSO4 20% Injeksi 25ml Micardis 40, 80 mg tablet Movix 7.5 mg tablet MST Continus 10 mg tablet Mucohexine 8 mg tablet Mucos Oral Drop 20ml Nasea 0.1 mg tablet Natrium diklofenac 25 mg tablet
190
Neuciti 500 mg tablet
Tablet
191
194 195 196 197 198 199 200 201 202
Neulin 250 mg, 500 mg injeksi Neurosanbe tablet dan Neurosanbe 5000 tablet Nexium 20 mg, nexium 40 mg Tablet Nicardipine 10 mg/10 ml injeksi Nitrocaf retard 2,5 mg Kapsul Norvask 5 mg Tablet Novalgin tablet N ov al gi n 2 50 m g/ 5m l s ir up 6 0 m l ODR 2 mg/ml injeksi Ofloxacin 200 mg Omeprazole 20mg Kapsul OMZ 20 mg Caps
203
Ondansetron 8mg Tablet
Tablet
204 205 206 207 208 209 210 211 212
Osfit tablet Osocal 0.25 mcg Ostelox 7.5 mg tablet Ossoral 200 mg tablet Osteocom kaplet Oxytetracycline 1% Salep Mata 5 gr Pantoprazol 20 mg, 40 mg Tablet Pantozol 20 mg, 40 mg Tablet Paracetamol Sirup
Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Salep Mata Tablet Tablet Sirup
213
Paracetamol tablet
Tablet
166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179
192 193
Lodomer 5 mg/ml injeksi Lyrica 75 mg dan lyrica 150 mg kapsul Maintate 5 mg Tablet Maltofer fol tablet Maltofer sirup Medixon 16 mg tablet Mefinal 500 mg tablet Meloxicam 15mg Tablet Meptin syr Meropenem 1 gr injeksi Merosan 0.5 gr injeksi Mertigo SR 12 mg tablet Metformin 850mg Tablet
Injeksi Kapsul Tablet Tablet Sirup Tablet Tablet Tablet Sirup Injeksi Injeksi Tablet Tablet
Tablet
Methyl Prednisolone 125mg Injeksi
Injeksi
Tablet Tablet Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Tetes Oral Tablet Tablet
Tablet Infuse Injeksi Tablet Tablet Tablet Sirup Sirup Injeksi Tablet
Injeksi
Metrison 16 mg tablet Metronidazol 5mg/ml infuse 100 ml MgSO4 40% Injeksi 25ml Micardis plus 80 mg tablet Movix 15 mg tablet MST Continu s 15 mg Tablet Mucohexine elixir 4mg/5 ml Mucos Sirup 60ml Nasea Injeksi Natrium diklofenac 50 mg tablet Neuciti 250 mg/ml injeksi 2 ml dan 500 mg/ml injeksi 4 ml Neulin 1000 mg injeksi
Tablet
Neurosanbe injeksi
Injeksi
Tablet
Nexium 40 mg/ml Injeksi
Injeksi
Injeksi Kapsul Tablet Tablet S ir up Injeksi Tablet Kapsul Kapsul
Nicardex 10 mg/10 ml injeksi Nitrocaf forte 5 mg Kapsul Norvask 10 mg tablet Novalgin 250 mg/5 ml sirup 60 ml N ov al gi n 5 00 m g/ ml i nj ek si 2 m l ODR 8mg/ 4 ml Injeksi Ofloxacin 400 mg Omeprazol Injeksi OMZ 40 mg/10 ml injeksi Ondansetron Injeksi 4mg/2mldan8mg/4ml Osfit Dha tablet Osocal 0.5 mg Ostelox 15 mg tablet Ossoral 800 mg tablet Osteokom forte tablet Oxytetracycline 3% Salep Kulit 5 gr Pantoprazol 40 mg Injeksi Pantozol injeksi Paracetamol Drop 15ml Paracetamol drop dan paracetamol sirup
Injeksi
239
Injeksi
240 241
PGB 75 mg kapsul Phenobarbital 30 mg tablet Piracetam 1gr/5ml Injeksi Piracetam 400mg Kapsul Plasminex 500 mg film coated tablet Pidovix 75 mg tablet Pirofel 10 mg Pletaal 50 mg Pradaxa 110 mg tablet Pregabalin 75mg Kapsul Primperan 10 mg tablet Prolic 150 mg kapsul Pronalges 100 mg sup Pronalges 50 mg, 100 mg tablet, Pronalges CR 200 mg tablet Propanolol HCl 10mg Tab Prosogan 15 mg, 30 mg Kapsul Psidii kapsul Pulmicort Respules 0.5mg/2ml Pumpitor 20 mg Kapsul Ramiril 2.5 mg tablet Risperidone 1 mg tablet Extrace 200 mg 100/ml Ranitidine Tablet Remopain pfs 10 mg/ml injeksi 1 ml Revolan 400 mg, 800 mg Revolan 1 gr injeksi
242
Rhinos sr
Kapsul
243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255
Rifampisin 300mg Tab Rosufer 10 mg tablet Sagestam 40 mg/ml injeksi 2 ml Salbutamol 2mg Tablet Sanadryl DMP sirup Sanexon 4, 8, 16 mg tablet Sanmag Tablet Sanmol Sirup 60 ml Sanmol Tablet Sanpicillin Tab Sedacum 5 mg/ml injeksi Simvastatin 10mg Tablet Spironolacton 25mg Tablet
Tablet Tablet Injeksi Tablet Sirup Tablet Tablet Sirup Tablet Tablet Injeksi Tablet Tablet
256
Sporetik 50 mg, 100 mg kapsul
Kapsul
257 258 259 260 261
Starcef 100 mg, 200 mg kapsul Stator 10, 20 mg tablet Stesolid Inj 2ml Sy mb ic or t t ur bu hal er 16 0/ 4, 5 Ta xe gr am 1 g r i nj ek si
Kapsul Tablet Injeksi B ox I nj ek si
262
Tebokan 40 mg tablet
Tablet
Injeksi Kapsul Tablet Sirup I nj ek si Injeksi Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Salep Kulit Injeksi Injeksi Tetes Oral Sirup
216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238
Kapsul Tablet Injeksi Kapsul
PGB 150 mg Kapsul Phenobarbital 100mg/ml injeksi Piracetam 3gr/15ml Injeksi Piracetam 800mgdan 1200mg Tablet
Kapsul Injeksi Injeksi Tablet
Tablet
Plasminex 100 mg/5 ml injeksi 5 ml
Injeksi
Tablet Tablet Tablet Tablet Kapsul Tablet Kapsul Supositoria
Plavix 75 mg tablet Pirofel 20 mg Pletaal 100 mg Pradaxa 150 mg tablet Pregabalin 150mg Kapsul P ri mp er an 5 mg /m l i nj ek si 2 ml Prolic 300 mg kapsul Pronalges 100 mg/2ml injeksi 2 ml
Tablet Tablet Tablet Tablet Kapsul I nj ek si Kapsul Injeksi
Tablet
Pronalges 100 mg sup
Supositoria
Tablet Kapsul Kapsul Nebule Kapsul Tablet Tablet Injeksi Tablet
Propanolol HCl 40mg Tab Prosogan 30 mg injeksi Psidii syrup 60 ml Pulmicort Respules 1mg/2ml Pu mp it or 40 mg /10 ml Inj ek si Ramipril 5 mg Tablet Risperidone 2 mg t ablet Extrace 500 mg 100/ml Ranit idine 25mg/ml Injeksi
Tablet Injeksi Sirup Nebule In je ks i Tablet Tablet Injeksi Injeksi
Injeksi
Remopain pfs 30 mg/ml injeksi 1 ml
Injeksi
Tablet Injeksi
Revolan 1200 mg tablet Revolan 3 gr injeksi Rhinos neo drop dan rhinos sirup junior Rifampisin 450mgdan 600 mgTab Rosufer 20 mg tablet Sagestam cream 3.5 % Salbutamol 4mg Tablet Sanadryl Ekspektoran sirup Sanexon injeksi Sanmag Suspensi 120 ml Sanmol Drop 20ml Sanmol Forte Tablet Sanpicillin 1000mg Injeksi Sedacum 15 mg/3ml Simvastatin 20mg Tab Spironolacton 100mg Tablet Sporetik 100 mg/5 ml dry sirup 30 ml Starcef 100 mg/5 ml dry sirup 30 ml Stator 40 mg tablet Stesolid Rectal Tube 5mgdan 10mg Sy mbi co rt t ur bu ha ler 80/ 4. 5 Ta xe gr am 0 .5 g r i nj ek si Teboka special 80 mg dan t ebokan forte 120 mg tablet
Tablet Injeksi Sirup Table t Tablet Krim Tablet Sirup Injeksi Sirup Tetes Oral Tablet Injeksi Injeksi Tablet Tablet Sirup Sirup Tablet Rectal Tube Bo x I nj ek si Tablet
266 267 268 269 270 271
Tiaryt 200 mg Tofedex Tablet Tradosik kapsul Tramadol Tablet Tranexid 5% (250mg) Injeksi Tremenza Tablet
Tablet Tablet Kapsul Tablet Injeksi Tablet
279 280 281 282 283 284
Thyrozol 5 mg tablet Uresix 40 mg Tablet Utrogestan 100 mg tablet Valisanbe 2mg dan 5mg Tablet Valsartan 80 mg Vectrin kapsul
Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Kapsul
Tiaryt 50 mg/ml injeksi 3 ml Tofedex Injeksi Tradosik ineksi Tramadol Inj dan Kamadol injeksi Tranexid 10% (500mg) Injeksi Tremenza sirup 60 ml Trichodazol 500 mg/100 ml infuse 100 ml Triatec 10 mg tablet Trichodazole plus ovula Tripenem 1 gr injeksi Trolip 300 mg tablet Trovensis 8mg/ 4 ml dan 4mg/ 2ml injeksi Twinsta 80/5 mg dan 80mg/10 mg tablet Thyrozol 10 mg tablet Uresix 10 mg/ml injeksi 2 ml Utrogestan 200 mg tablet Valisanbe Injeksi Valsartan 160 mg tablet Vectrin 175 mg/5 ml syr
272
Trichodazol 500 mg
Tablet
273 274 275 276
Triatec 2.5 mg, 5 mg tablet Trichodazol 500 mg tablet Tripenem 0.5 gr injeksi Trolip 100 mg tablet
Tablet Tablet Injeksi Tablet
285
Ventolin Inhaler 200 doses
Inhaler
Ventolin Nebules 2.5mg
286 287 288 289 290 291
Verticaf 8 mg tablet Vesicare 5 mg tablet VIP albumin sachet Vitamin K tablet Voltadex 25 mg tablet Voltaren 25 mg 50 mg tablet
Tablet Tablet Sachet Tablet Tablet Tablet
292
Vometa FT 10 mg Tablet
Tablet
293 294 295 296
Vometraz 2 mg/ml injeksi 2 ml Water for Injeksi (WI) 25ml Xarelto 15 mg tablet Z it hr om ax 5 00 m g k ap su l
297 298 299
Arm Sling uk. S B med aerosol mask adult B med nasal canula adult B med oxygen mask with tubing adult Demetech Catgut Chromic 0 CK0DA (Cutting ) C er to fi x D uo P ae d F R. 5 4 16 71 3/ 9 Certofix Trio Paed S 513 (CVP) Chromic Gut 2-0 Cutting Convatec colo ctomy bag adult Delta Dry 7.5 cm Delta Lite Conformable 7,5cm x 3.6M
Injeksi Injeksi Tablet K ap su l ALAT Alkes Alkes Alkes
277 278
300 301 302 303 304 305 306 307 308
Trovensi s 8 mg Tablet Twynsta 40 mg/5 mg tablet
Demetech polyglicolic acid 1 taper
Tablet Tablet
Alkes
Verticaf 24 mg tablet Vesicare 5 mg tablet VIP albumin kapsul Vitamin K injeksi Voltadex 50 mg tablet Voltaren sr 75 mg tablet Vometa 5mg/5ml Suspensi 60 ml dan Vometa 5 mg/ml drops 10 ml Vometraz 2mg/ml injeksi 4 ml Water for Injeksi (WI) 1000ml Xarelto 20 mg tablet Z it hr om ax 2 00 m g/ 5 m l s ir up 1 5 m l KESEHATAN Arm Sling uk. Mdan L B med aerosol mask paed B med canula infant dan paediatric B med oxygen tubing
Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Sirup
Nebules
Infuse Tablet Suppositoria Injeksi Tablet Injeksi
311
Drc kasa roll 5 cm x 4 yard
Alkes
312 313
DRC kasa steril 16x16 cm 16 OM Elastomull Haft 8cm x 4M
Alkes Alkes
314
Flexicare guedel airway Size 0
Alkes
315
Flexicare laryseal clear size 1
Alkes
316
Gypsona 3" (3,5M x 7,5cm)
Alkes
317
Gypsona 3” 3.5 M x 7.5 CM
Alkes
318
Hospitech iv canula plus no 20
Alkes
319
Hospitech suction cath No 6
Alkes
320
Hypafix 5cmx 5m
Alkes
321
Leucodur3” (2,7 Mx 7.5 cm) dan 4" (2,7M x 10cm)
Alkes
Tablet Tablet Uresix Tablet Injeksi Tablet Sirup
Tablet Tablet Kapsul Injeksi Tablet Tablet Sirup Injeksi Injeksi Tablet S ir up
322
Leukocrepe 4.5Mx 10 cm
Alkes
323 324
Leukoplast 1”x5M Micropore dispenser ½”, 1” dan 2”
Alkes Alkes
325
Norta Foley Cat 2 Way CH.14
Alkes
326
Norta Folley Catheter 3 Way FR. 22
Alkes
327
Onemed inflo plus iv cath no 18
Alkes
328 329
Onemed infuset adult Poliban 3” 7.5cmx 2.7 M
Alkes Alkes
330
Poligyp 3” 7.5 cm x 2.7 m
Alkes
331
Quicky suction bottle 500 cc fg 16 Rusch Ett Cuff Nkk No. 3.5, 4, 4.5, 5, 5.5, 6, 6.5, 7, 7.5 dan 8
Alkes
332
Alkes
333
Rusch Folley Catheter 2 Way CH.10, CH. 16, CH. 18 dan CH. 20
Alkes
334
Rusch Folley Catheter 2 Way CH.18, CH. 20, CH. 22 dan CH. 24
Alkes
Alkes
335
M edi fi x l ine 10 0 c m w /in tra fix
A lk es
Alkes Alkes Alkes
Alkes
Catgut Chromic 2/0 C13DA( Taper )
Alkes
336
Soffban 3" (7,5cm x 2,7M)
Alkes
A lk es Alkes Alkes Alkes Alkes
C er to fi x D uo V 72 0 4 16 12 1/ 1 Certofix Trio V720 (CVP) Chromic Gut 2-0 Taper Convatec colo ctomy bag paed Delta Dry 10 cm
A lk es Alkes Alkes Alkes Alkes
337 338 339 340 341
Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes
Alkes
Delta Lite Conformable 10cm x 3.6M
Alkes
Alkes
Demetech polyglicolic acid 1 taper cat
Alkes
Spinal Spinocan23g, 2 5G Spuit 1cc Insulin 100U Terumo Surgimask masker dispo ear lop Syneture plain 2-0 cg-323 Tegaderm 6x 7 cm tm 1623W Tegaderm w/ adsorbant pad 9x10cm tm3586 Terumo volumetric Terumo extentio n tube 75 cm
342 343 344
Alkes Alkes Alkes
Drc kasa roll 8 cm, 10 c, dan 15 cm x 4 yard D RC ka sa s tr ei l 1 6x 1 6 c m 1 6 p ad Elastomull Haft 12cm x 4M Flexicare guedel Airwaysize 00: 000; 1; 2; 3; 4. Flexicare laryseal clear size 2; 3; 4; dan 5 Gypsona 4" (3,5M x 10cm) dan Gypsona 6" (3,5M x 15cm) Gypsona 4” 3.5 M x 10 cmdan 6” 3.5M x 15 cm Hospitech iv canula plus 22 dan 24 Hospitech suction cath No 8, 10, 12, 14 dan 16 Hypafix 10cm x 5m danHypafix 15cm x 5m Leucodur 6" (2,7M x 15cm) Leukocrepe 4.5 Mx 15 CM dan 4.5 M x 7.5 cm Leukoplast 2”x5M dan 3” x 5 M Micropore non dispenser ½”, 1” dan 2 “ Norta Foley Cath 2 Way CH.16; C H.18; dan CH.10 N or ta Fo ll ey Ca th et er 3 W ay F R. 24 Onemed inflo plus iv cath no. 20, 22 dan 24 Onemed infuset pediatric Poliban 4” 10cm x 2.7 M Poligyp 4” 10cm x2.7 m dan 6” 15 cm x 2.7 m Quicky suct 500 cc fg14-2mpiqso14 Rusch Ett Cuff No. 3.5, 4, 4.5, 5, 5.5, 6, 6.5, 7, 7.5 dan 8 Rusch Gold Folley Catheter 2 Way CH.8, CH. 10, CH. 12, CH. 14, CH. 16 CH. 18. CH. 20 Rusch Gold Folley Catheter 3 Way CH.18, CH. 20, CH. 22, CH. 24 Sangofix es (Blood set) dan intrafix safeset Soffban 4" (10cm x 2,7M)danSoffban 6" (15cm x 2,7M) Spinal Spinocan 26G d an 27G Spuit 1cc Tuberculin Terumo Surgimask masker dispo tie on Syneture plain 2-0 gg 322 Tegaderm 7x 8.5 cm 1633 Tegaderm w/adsorbant pad 5x7 cm tm 3582 dan 9x20 cm tm 3590 Terumo blood set Terumo extention tube 150 cm
Alkes A lk es Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes A lk es Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes
Alkes
Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes Alkes
View more...
Comments