Buku Saku Ramsar.pdf

March 16, 2019 | Author: qalbi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Buku Saku Ramsar.pdf...

Description

 Tentang Konvensi mengenai Lahan Laha n Basah Konvensi mengenai Lahan Basah (Ramsar, Iran, 1971) adalah perjanjian antar pemerintah yang misinya adalah "konservasi dan kebijakan menggunakan semua lahan basah melalui tindakan lokal, regional dan nasional serta kerjasama internasional, sebagai kontribusi terhadap pencapaian pembangunan pembangunan yang berkelanjutan berkelanjutan di seluruh dunia". Hingga bulan Oktober 2010, 160 negara telah bergabung dengan Konvensi sebagai Pihak yang terikat kontrak, dan lebih dari 1900 lahan basah di seluruh dunia, yang mencakup lebih dari 186 juta hektar, telah dirancang untuk dimasukkan dalam Daftar Lahan Basah Ramsar yang Penting.

 Apakah Lahan Basah itu? Seperti yang telah didefinisikan oleh Konvensi, lahan basah meliputi berbagai macam habitat seperti rawa-rawa, lahan gambut, dataran basah, sungai dan danau, dan daerah pesisir seperti rawa payau, hutan bakau, dan rumput laut, tetapi juga terumbu karang dan daerah dataran laut lainnya tidak lebih dari enam meter gelombang surutny, serta lahan basah buatan manusia seperti kolam pengolahan air limbah dan waduk.

Mengenai serial dari Buku Saku ini Seri ini telah disiapkan oleh Sekretariat Konvensi setelah pertemuan para pihak ke-7, 8 9, dan 10, (COP7, COP8, COP9 dan COP10) diadakan, masing-masing, di San José, Kosta Rika, pada bulan Mei 1999, Valencia, Spanyol, pada bulan November 2002, Kampala, Uganda, pada bulan November 2005, dan Changwon, Republik Korea, Oktober-November 2008. Pedoman tentang berbagai hal yang diadopsi oleh para pihak dan COP sebelumnya telah disiapkan sebagai serial dari buku saku untuk membantu mereka yang memiliki minat, atau terlibat langsung dengan, pelaksanaan Konvensi di internasional, regional, nasional, subnasional atau tingkat lokal. Setiap buku saku menyatukan subyek dengan subyek, berbagai pembinaan yang relevan diadopsi oleh Pihak, ditambah dengan bahan tambahan dari kertas informasi COP, studi kasus dan publikasi lain yang relevan sehingga dapat menggambarkan aspek-aspek kunci dari pedoman tersebut. Buku saku ini tersedia dalam tiga bahasa Konvensi (Inggris, Perancis, dan Spanyol).  Tabel di sampul belakang b elakang terdaftar t erdaftar lingkup l ingkup penuh pen uh dari subyek su byek yang dicakup oleh seri buku saku saat ini. Buku saku tambahan akan disiapkan untuk menyertakan petunjuk lebih lanjut yang diadopsi oleh pertemuan Conferences of the Contracting Parties (Konferensi Pihak terkait Perjanjian) yang akan datang. Konvensi Ramsar mempromosikan tindakan terintegrasi untuk menjamin konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijaksana. Dalam pembelajaran pendekatan terpadu tersebut, pembaca akan menemukan bahwa dalam setiap Buku Saku ada banyak referensi silang terhadap pihak/ bagian lain dari seri buku s aku ini.

Hak cipta © 2010, Sekretariat Konvensi Ramsar (Ramsar Convention Secretariat) 

Kutipan versi Bahasa Indonesia: Sekretariat Konvensi Ramsar 2010. Pemanfaatan lahan basah secara bijaksana: Konsep dan pendekatan untuk pemanfaatan lahan basah secara bijaksana. Buku Saku Ramsar untuk penggunaan lahan basah, edisi 4,  vol. 1. Sekreta S ekretariat riat Konvensi Ko nvensi Ramsar, Gland, Swiss. udul asli: Ramsar Convention Secretariat, 2010. Wise use of wetlands: Concepts and approaches for the wise use of wetlands. Ramsar handbooks for the wise use of wetlands, 4th edition, vol. 1. Ramsar Convention Secretariat, Gland, Switzerland. Publikasi ini untuk pendidikan dan non-komersial. Tujuannya tidak perlu meminta izin terlebih dahulu dari Sekretariat Ramsar, untuk pengetahuan yang diberikan.  Editor (Seri): (Se ri): Dave Pritchard P ritchard Pembimbing (Seri): Nick Davidson Desain dan tata letak: Dwight Peck Sampul foto: Pengeringan ikan, Inner  Niger Delta Del ta (Leo Zwarts) Zw arts)

Buku Saku Ramsar bagi pemanfaatan lahan basah secara bijaksana Edisi keempat, 2010 

   1 Pemanfaatan lahan basah secara bijaksana   u    k Konsep dan Pendekatan   a mengenai pemanfaatan    S lahan basah secara bijaksana   u    k   u    B

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia oleh: Anna Arifin Penyesuaian Layout oleh: Triana Terjemahan dibiayai oleh: Wetlands International Indonesia

Edisi ke-4 Buku Saku Ramsar ini menggantikan seri yang diterbitkan pada tahun 2007. Buku ini mencakup panduan yang relevan diadopsi oleh beberapa pertemuan Konferensi Para Pihak, khususnya pada COP7 (1999), COP8 (2002), COP 9 (2005), dan COP10 (2008), serta latar belakang dokumen – dokumen yang dipilih dan disajikan pada COP tersebut.

Ucapan Terima Kasih Proses persiapan panduan dan kerangka kerja konseptual untuk pemanfaatan lahan basah secara bijaksana yang terdapat pada dalam Buku Saku ini dilakukan sebagai upaya kolaborasi yang terjadi pada tahun 2003-2005 oleh Kelompok Kerja 1 Ramsar Scientific and Technical Review Panel  (Panel Peninjauan  Teknis dan Ilmiah - STRP) (Tahap inventarisasi dan penilaian, yang dipimpin oleh Max Finlayson, dari Insternational Water Management Institute ( Institut Manajemen Air Internasional)) dan Kelompok Kerja 2 (pemanfaatan yang bijaksana, dipimpin oleh Randy Milton, Kanada). Tim ini juga menyiapkan analisis yang mendasari dan rekomendasi yang diberikan pada pertemuan ke-9 dari Konferensi Para Pihak (COP 9) sebagai Kertas Informasi (COP 9 DOC. 16). Kontribusi besar untuk pekerjaan ini dibuat secara khusus oleh Randy Milton, Dave Pritchard, Max Finlayson, dan personil pada Sekretariat Ramsar. Pekerjaan STRP itu sangat terbantu oleh kerjasama dari Millennium Ecosystem Assess ment (MA), dan khususnya kerangka konseptual dari MA untuk ekosistem dan kesejahteraan manusia serta definisi dan deskripsi karakteristik EKOSISTEM dan jasa ekosistem (Millennium Ecosystem Assessment 2003. Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia: Sebuah Kerangka Kerja untuk Penilaian. Island Press, Washington, DC). "Deklarasi Changwon", juga ditampilkan dalam buku ini, merupakan inisiatif dari pemerintah Republik Korea dan diadopsi sebagai resolusi X.3 pada COP10 di Changwon, Republik Korea, pada tahun 2008. Hal ini disiapkan melalui proses kolaboratif yang berangkat dari keahlian pada STRP, International Organization Partners  (Organisasi Mitra Internasional - IOPS), pemerintah Korea sebagai tuan rumah Negara COP10, dan Sekretariat Ramsar. Semua Resolusi dari COP Ramsar tersedia dari situs website Konvensi di www.ramsar.org/resolutions. Dokumen latar belakang sebagaimana dimaksud dalam buku panduan ini tersedia pada tautan  www.ramsar.org/cop7-docs, www.ramsar.org/cop8-docs, www.ramsar.org/cop9-docs, dan  www.ramsar.org/cop10-docs.

Gambar: Perahu nelayan di Sao Tome dan Principe. Foto oleh Tim Dodman

2

Daftar Isi

Ucapan Terima kasih

2

Mendapatkan yang terbaik dari Buku Saku ini

4

Kata Pengantar

6

Konsep dan pendekatan mengenai pemanfaatan lahan basah secara bijaksana

7

Bagian I: Konsep kerangka kerja mengenai pemanfaatan lahan basah secara bijak dan perawatan sifat ekologi lahan basah

8

Pendahuluan

8

 Terminologi ekosistem lahan basah

8

Sebuah kerangka kerja konseptual bagi pemanfaatan lahan basah secara bijaksana

9

Update definisi tentang “sifat ekologi” dan “perubahan dalam sifat ekologi” pada lahan basah Bagian II. Kesejahteraan manusia dan lahan basah: Deklarasi Changwon

20

Lampiran 1: Definisi pemanfaatan secara bijak pada Ramsar dalam kaitannya dengan pemanfaatan yang berkelanjutan, pembangunan terpadu dan pendekatan berbasis ekosistem

28

Lampiran 2: Panduan tambahan tentang pemanfaatan lahan basah secara bijak

30

Lampiran 3: Buku Saku Ramsar mengenai pemanfaatan lahan basah secara bijak: terdiri dari (edisi keempat) Nuku Saku 2-20

34

Lampiran 4: Tambahan contoh terbaru mengenai prinsip dan panduan Ramsar menangani pengemudi tertentu terhadap perubahan lahan basah

39

Resolusi yang relevan

Resolusi IX.1: Panduan teknis dan ilmiah tambahan untuk menerapkan konsep pemanfaatan secara bijak dari Ramsar

56

Resolusi X.3: Deklarasi Changwon tentang kesejahteraan manusia dan lahan basah

57

3

Mendapatkan yang terbaik dari Buku Saku ini Buku Saku ini secara umum  Tujuan dari Buku saku Ramsar ini adalah untuk mengatur materi panduan dari berbagai keputusan yang relevan dan telah diadopsi oleh para Pihak selama bertahun-tahun, sesuai dengan tema pembahasan. Hal ini membantu praktisi untuk menerapkan praktek terbaik tingkat internasional yang disepakati dan dapat melakukannya dengan cara yang nyaman dan lebih alami sesuai dengan lingkungan kerja sehari-hari mereka sendiri. Pembaca yang dimaksud meliputi staf lokal dan nasional pada departemen pemerintahan, kementerian dan lembaga yang bertindak sebagai Otoritas Administrasi untuk Konvensi Ramsar di setiap negara. Pengguna penting lainnya dalam banyak kasus diantaranya manajer dari situs/ area lahan basah, karena beberapa aspek panduan berhubungan khusus dengan manajemen situs. Panduan Ramsar telah diadopsi oleh anggota pemerintahan secara keseluruhan, dan semakin meningkatkannya dan pentingnya peran dari sektor lain di luar sektor "lingkungan" atau "air". Menjadi sangat penting bagi buku saku ini untuk digunakan oleh semua pihak yang tindakannya dapat mengambil manfaat atau berdampak pada pemanfaatan lahan basah secara bijaksana. Langkah pertama yang penting di setiap negara adalah untuk memastikan penyebaran buku saku ini secara memadai untuk semua pihak yang membutuhkan atau bisa mendapatkan keuntungan dari buku saku ini. Salinan bebas tersedia dalam format PDF dari Sekretariat Ramsar dalam tiga bahasa dalam bentuk CD-ROM atau dapat diunduh dari website Konvensi (www.ramsar.org). Langkah awal lainnya, dalam setiap konteks, penting untuk memperjelas garis tanggung jawab dan secara aktif memeriksa bagaimana menyelaraskan istilah yang digunakan serta menjelaskan pendekatan terhadap yurisdiksi pembaca sendiri, termasuk situasi kerja, dan struktur organisasi. Sebagian besar teks dapat digunakan dalam makna proaktif, sebagai dasar untuk menyusun kebijakan, rencana dan kegiatan, kadang-kadang hanya mengutip bagian yang relevan menjadi bahan lokal dan nasional. Hal ini juga dapat digunakan dalam makna reaktif sebagai sumber bantuan dan ide-ide untuk menanggapi masalah dan peluang, mengatur materi pembahasan dengan kebutuhan pengguna. Referensi silang, sumber-sumber asli, dan membaca lebih lanjut dapat bebas mengutip: Buku saku ini tidak akan menjadi "kata terakhir", namun memberikan manfaat dalam bentuk "peta-perjalanan" untuk sumber informasi dan dukungan lebih lanjut. Pengarahan yang strategis dalam Konvensi Ramsar disediakan dalam bentuk Rencana Strategis, versi terbaru yang diadopsi oleh COP10 tahun 2008 untuk periode 2009-2015. Semua kerangka pelaksanaan tematik, termasuk buku saku ini, terdapat dalam konteks tujuan dan strategi pada Rencana Strategis ini dan prioritasnya menyoroti untuk periode yang dicakup. Dalam edisi keempat buku saku, penambahan dan kelalaian dari teks pedoman asli, yang dibutuhkan oleh hasil COP8, COP9 dan COP10, ditunjukkan dalam tanda kurung siku [...]. Seri Buku saku diperbarui setelah setiap pertemuan Konferensi Para Pihak, dan umpan balik tentang pengalaman pengguna selalu dihargai dalam membantu untuk memperbaiki setiap edisi terbaru.

4

Buku saku ini (Pemanfaatan lahan basah secara bijaksana)  Tujuan 1 dari Rencana Strategis mencakup pemanfaatan yang bijaksana sebagai salah satu dari tiga "pilar" utama Konvensi, dan tujuannya yang dinyatakan sebagai "Bekerja untuk mencapai penggunaan dari semua lahan basah yang bijaksana dengan memastikan bahwa semua Pihak yang terlibat mengembangkan, mengadopsi dan menggunakan instrumen dan langkah-langkah yang diperlukan dan tepat", dengan "Hasil akan dicapai" yang diutarakan sebagai "penggunaan semua lahan basah dengan bijaksana yang dicapai oleh semua Pihak, termasuk manajemen lahan basah yang lebih partisipatif, dan keputusan konservasi yang dibuat dengan kesadaran akan pentingnya jasa ekosistem yang diberikan oleh lahan basah". Strategi untuk mencapai hal ini, diuraikan dalam Rencana Strategis, antara lain: 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11

Penilaian dan persediaan lahan basah Informasi tentang lahan basah yang menyeluruh Kebijakan, peraturan dan institusi Pengenalan lintas sektor mengenai jasa lahan basah Pengenalan mengenai peranan dari Konvensi Manajemen lahan basah berbasis ilmu pengetahuan Manajemen sumber daya air yang terpadu Restorasi lahan basah Invasi spesies asin Sektor Swasta Langkah-langkah yang intensif

Rencana tersebut kemudian mengatur sebanyak 28 “Area kunci” yang harus dicapai pada tahun 2015 sebagai bagian dari Rencana Strategis ini.  Teks dalam buku ini dikutip terutama dari Resolusi IX.1 dan Lampiran yang A, serta Resolusi X.3 dan lampirannya, selain dari berbagai kutipan Resolusi lainnya. Substansi tersebut mencerminkan keputusan resmi yang diadopsi oleh Konferensi Para Pihak. Buku saku juga menyatukan kertas informasi dan bahan sumber daya lainnya yang relevan dengan masalah ini. Pandangan yang diungkapkan dalam bahan-bahan tambahan tidak selalu mencerminkan pandangan dari Sekretariat Ramsar atau para Pihak terkait kontrak, dan bahan-bahan tersebut belum disahkan oleh Konferensi Para Pihak.

5

Kata Pengantar Buku Saku edisi ke-4, dengan Buku Saku lainnya (2-20) ini menangani satu atau lebih spesifik jenis intervensi di bawah "Kerangka Konseptual untuk pemanfaatan lahan basah secara bijaksana dan pemeliharaan sifat ekologis mereka". Selain daftar judul Buku Saku yang disediakan pada Lampiran 3, panduan ringkasan melingkupi masing-masing Buku Saku akan diberikan dalam publikasi pendamping terpisah "Sebuah Panduan untuk Penggunaan Buku Saku Ramsar yang Bijaksana". Prinsip-prinsip "pemanfaatan "pemanfaatan yang bijaksana" dan pemeliharaan "Sifat ekologis" pada lahan basah terletak di jantung Konvensi Ramsar. Mempertahankan sifat ekologi lahan basah ditetapkan sebagai Lahan Basah yang Penting (Situs Ramsar) dan pengamanan, sejauh mungkin, pemanfaatan yang bijaksana dari lahan basah di wilayah mereka, diperkenalkan dalam teks Konvensi yang diadopsi pada tahun 1971 sebagai kunci keberhasilan pelaksanaan konvensi oleh para Pihak yang terkait tersebut.  Tetapi apa yang dimaksud di maksud dengan d engan istilah ist ilah "pemanfaatan "pema nfaatan yang ya ng bijaksana" bijak sana" dan "sifat " sifat ekologi"? e kologi"? Definisi Definis i "bijak" pertama kali diadopsi oleh Para Pihak di COP3 pada tahun 1987. Selanjutnya, Konvensi Panel tinjauan ulang secara Ilmiah dan teknis (STRP) mengembangkan definisi "sifat ekologis" dan "perubahan sifat ekologi" yang diadopsi oleh COP7 di 1999. Sejak adopsi definisi dari "pemanfaatan yang bijaksana" pada tahun 1987, bahasa pelestarian lingkungan telah berkembang dan berubah, dengan istilah-istilah baru seperti orang-orang dari laporan Komisi Brundtland tahun 1987 pada pembangunan berkelanjutan, berkelanjutan, pada tahun 1992 Konvensi mengenai keragaman biologi (CBD) menggunakan istilah "pendekatan ekosistem" dan "pemanfaatan berkelanjutan", dan akhir-akhir ini Penilaian Ekosistem Millenium ( MA) mendefinisikan dan mendeskripsikan karakteristik dari ekosistem dan "jasa ekosistem”. Dalam rangka untuk memastikan bahwa definisi Ramsar yang terbaru dan konsisten dengan bahasa pada saat itu, maka pada tahun 2002 Pihak Ramsar meminta STRP untuk meninjau kembali definisi tersebut dan mengusulkan definisi yang diperbaharui sesuai dengan kebutuhan. Buku saku ini memberikan definisi-definisi yang diperbaharui, seperti yang diadopsi oleh COP 9 pada tahun 2005 sebagai Resolusi IX.1 Lampiran A.  Yang penting, pent ing, dalam dal am melakukan melak ukan pekerjaan peker jaan ini, STRP mengakui menga kui bahwa Konvensi tidak t idak memiliki mem iliki suatu s uatu kerangka kerja yang menyeluruh untuk implementasi dari "pemanfaatan yang bijaksana". Kerangka kerja konseptual untuk ekosistem dan kesejahteraan manusia sedang dikembangkan oleh MA terbukti sangat relevan dalam konteks ini, terutama karena berbicara langsung terhadap Konvensi Ramsar tentang saling ketergantungan antara manusia dan lingkungan mereka. Kerangka kerja konseptual ini menghubungkan penyebab langsung dan tidak langsung dari perubahan keanekaragaman hayati, ekosistem dan jasa mereka dan keterkaitannya dengan kesejahteraan manusia dan pengentasan kemiskinan. Dalam kerangka ini, "pemanfaatan yang bijak" Ramsar setara dengan pemeliharaan ekosistem dan penggunaan jasa ekosistem yang berkelanjutan untuk mempertahankan kesejahteraan manusia. Selanjutnya, kerangka konseptual ini menyediakan alat yang berharga bagi mereka yang melaksanakan Konvensi Ramsar dengan membentuk dasar untuk bagaimana dan kapan setiap aspek dan topik panduan Konvensi dapat dan harus diterapkan sebagai intervensi untuk mencapai pemanfaatan yang bijaksana dan pemeliharaan sifat ekologis lahan basah. Semua Pihak yang terkait dan lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan Konvensi didesak untuk menggunakan buku ini sebagai "peta-perjalanan" "peta-perjalanan" milik mereka untuk keberhasilan pelaksanaannya. pelaksanaannya. Dalam kasus tertentu sektor di luar sektor lahan basah itu sendiri, prinsip-prinsip dan pesan kunci juga dirumuskan dalam "Deklarasi Changwon" (COP10 Resolusi X.3, juga disajikan di sini) menawarkan ekspresi isu yang dirancang untuk membantu dengan tindakan lintas sektor yang luas dan pendekatan pendekatan yang diperlukan diperlukan oleh semua pihak.

6

Konsep dan pendekatan pend ekatan bagi pemanfaatan lahan basah secara bijaksana Komitmen implementasi yang relevan dibuat oleh para Pihak yang terikat kontrak dalam Resolusi COP Resolusi IX.1 : Penambahan pedoman ilmiah dan teknik guna menerapkan konsep  pemanfaatan yang bijaksana bijaks ana dari Ramsar KONFERENSI DARI PIHAK YANG TERKAIT KONTRAK 5.

MENYETUJUI Kerangka Konseptual untuk pemanfaatan pemanfaatan lahan basah basah secara secara bijaksana bijaksana dan dan pemeliharaan pemeliharaan sifat ekologi mereka (Lampiran A pada Resolusi ini) dan definisi yang diperbarui "pemanfaatan yang bijaksana" dan "sifat ekologis", dan menegaskan bahwa hal ini menggantikan semua definisi istilah ini sebelumnya;

8.

MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk menarik menarik [kerangka [kerangka kerja ini] (...) menjadi perhatian perhatian semua pemangku kepentingan yang relevan, termasuk kementerian pemerintah, departemen dan instansi, perairan dan otoritas pengelolaan daerah aliran sungai, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sipil; dan MENDORONG LEBIH JAUH para Pihak yang terikat kontrak untuk mendukung para pemangku kepentingan untuk mengambil [itu] ke dalam pertimbangan, bersama-sama dengan (...) 'peralatan' dari Buku Saku Pemanfaatan secara bijaksana (...), dalam pengambilan keputusan dan kegiatan yang berhubungan dengan pemanfaatan lahan basah secara bijak melalui pemeliharaan sifat ekologis mereka; Resolusi X.3: Deklarasi Changwon mengenai kesejahteraan manusia dan lahan basah

4.

MENYAMBUT pesan dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dikirim ke pada Konferensi ini pada tanggal 28 Oktober 2008, dan MENCATAT penekanan dalam pesan pada hubungan penting antara lahan basah, mata pencaharian, dan kesejahteraan orang di seluruh dunia, serta sebagai pentingnya Konvensi Ramsar dalam memberikan pedoman dan mekanisme untuk mendasari hubungan penting dan kontribusi yang berharga bahwa layanan ekosistem lahan basah dapat membuat untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium;

7.

INFORMASI bahwa bahwa tujuan utama dari "Deklarasi Changwon" adalah untuk mengirimkan pesan-pesan kunci tentang isu yang terkait lahan basah dengan banyak pihak dan para pemangku kepentingan di luar komunitas Ramsar yang relevan dengan konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijak, untuk menginformasikan tindakan mereka dan pengambilan keputusan;

8.

MENCATAT bahwa bahwa Deklarasi ini dirancang untuk melengkapi Rencana Strategis Ramsar 2009-2015, yang yang menyediakan Konvensi dan bagian-bagiannya dengan pendekatan masa depan mereka sendiri dan prioritas pelaksanaannya, serta bahwa sejumlah tujuan dalam Rencana Str ategis dapat berkembang melalui penerapan Deklarasi Changwon; KONFERENSI DARI PIHAK YANG TERKAIT KONTRAK

12. MENDORONG DENGAN KUAT para Pihak yang terikat kontrak dan pemerintah lainnya untuk membawa "Deklarasi Changwon" menjadi perhatian kepala negara mereka, parlemen, sektor swasta, dan masyarakat sipil, serta untuk mendorong mereka dan semua sektor pemerintah (termasuk sektor pengelolaan air, kesehatan manusia, perubahan iklim, pengurangan kemiskinan, dan perencanaan tata ruang) dan lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk kegiatan yang mempengaruhi lahan basah, terutama untuk menanggapi panggilan untuk bertindak bagi lahan asah yang terkandung dalam Deklarasi itu; 13.

JUGA MENDORONG DENGAN KUAT para Pihak Pihak yang terikat kontrak dan pemerintah pemerintah lainnya lainnya untuk memanfaatkan "Deklarasi Changwon" untuk menginformasikan kebijakan nasional dan pengambilan keputusan, termasuk dalam posisi delegasi nasional mereka untuk proses eksternal lainnya, dan melalui peluang khusus di tingkat lokal, nasional dan internasional di mana konvensi Ramsar dan proses lainnya memiliki potensi yang baik untuk saling membantu dan bekerja sama, termasuk antara lain Komisi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan, badan-badan PBB, kesepakatan lingkungan multilateral, dan Forum Air Dunia (...).

7

Bagian 1 Sebuah Kerangka kerja konseptual pada pemanfaatan lahan basah secara bijak dan pemeliharaan terhadap sifat ekologi mereka (Dikutip sebagai lampiran A pada Resolusi IX oleh Konferensi para Pihak yang terikat kontrak ke-9, Kampala, Uganda, 2006)

Pendahuluan 1.

Definisi kunci konsep Konvensi Ramsar "pemanfaatan yang bijaksana" dan "Sifat ekologis" pada lahan basah yang diadopsi oleh COP3 (1987) dan COP7 (1999). Kegiatan 3.1.1 tentang Rencana Strategis Ramsar 2003-2008 membutuhkan Konvensi Panel tinjauan ulang Ilmiah dan Teknis (STRP) tentang "Meninjau ulang konsep pemanfaatan yang bijaksana, penerapannya, penerapannya, dan konsistensi dengan tujuan pembangunan berkelanjutan ". [Lihat Lampiran 1 untuk informasi tentang definisi Ramsar mengenai pemanfaatan yang bijaksana dan hubungannya dengan pemanfaatan berkelanjutan, pembangunan berkelanjutan dan pendekatan ekosistem.]

2.

Sebagai tambahan, COP8 Resolusi VIII.7 meminta STRP untuk diperiksa lebih lanjut dan, sebagaimana mestinya, mengembangkan pedoman dan melaporkan kepada COP 9 tentang kesenjangan yang telah diidentifikasi dan ketidakharmonisan dalam mendefinisikan dan melaporkan ekologi sifat lahan basah, termasuk, antara lain, harmonisasi definisi dan istilah dalam panduan pada persediaan, penilaian, pengawasan dan pengelolaan sifat ekologi lahan basah.

3.

Pekerjaan STRP telah sangat dibantu bersamaan oleh pekerjaan dari Millennium Ecosystem Assessment (MA), khususnya Kerangka kerja konseptual untuk Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia (Millennium Ecosystem Assessment 2003. Ecosystems and Human  Well-being:  Well-bei ng: A Framework Fr amework for Assessment. Asses sment. Island I sland Press, P ress, Washington, Wa shington, D.C.), dan definisi defini si dan deskripsi karakteristik ekosistem dan pelayanan ekosistem.

4.

STRP menentukan bahwa tepat untuk memperbarui dan menyelaraskan Konvensi "pemanfaatan yang bijak" dan definisi "sifat ekologis" untuk mempertimbangkan istilah dan definisi yang berkaitan dengan ekosistem dan pembangunan berkelanjutan, serta kerangka kerja konseptual untuk pengiriman "pemanfaatan yang bijak" akan mendapatkan bantuan oleh para Pihak yang terikat kontrak dan lain-lain dalam menentukan kapan dan dimana untuk membuat kebijakan dan manajemen intervensi untuk mendukung proses ini.

5.

Panduan ini mencakup harmonisasi istilah ekosistem lahan basah dan menyediakan baik kerangka kerja konseptual untuk penggunaan lahan basah dengan bijaksana dan diperbarui serta harmonis definisi "sifat ekologis", "perubahan sifat ekologi ", dan" pemanfaatan yang bijaksana "pada lahan basah.

 Terminologi ekosistem lahan basah 6.

8

Dalam Millennium Ecosystem Assessment (MA), ekosistem digambarkan sebagai masyarakat yang kompleks (termasuk komunitas manusia) dan lingkungan non-hidup

(Komponen Ekosistem) pada Buku Saku 1: Pemanfaatan lahan basah dengan bijaksana bagian 9, berinteraksi (melalui Proses Ekologis) sebagai unit fungsional yang menyediakan berbagai manfaat kepada orang-orang (Jasa Ekosistem). 7.

 Termasuk dalam "Jasa Ekosistem MA" yang menyediakan, mengatur, dan kebiasaan melayani yang secara langsung mempengaruhi orang-orang, dan jasa pendukung yang diperlukan untuk mempertahankan layanan lain. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan dalam Laporan Sintesis disiapkan oleh MA untuk Konvensi Ramsar (Finlayson, CM, D'Cruz, R. & Davidson, NC 2005. Wetlands and water: ecosystem services and human  well-being. World Resources Institute,Washington D.C). Dalam konteks sesuai dengan Konvensi Ramsar ini mengacu pada hasil, fungsi dan atribut sebagaimana dimaksud dalam Resolusi VI.1 dan diperluas untuk mencakup nilai-nilai budaya materi dan non-materi, fungsi dan manfaatnya sebagaimana dimaksud dalam COP8 DOC.15 "Aspek budaya terkait lahan basah".

8.

Syarat [...] digunakan dalam panduan Ramsar sebelumnya dan dokumen tersebut ditunjukkan pada Tabel 1 yang juga digunakan dalam MA. Penelaahan lebih lanjut tentang harmonisasi definisi dan istilah yang terkait dengan jasa /manfaat ekosistem (dengan mengacu pada Resolusi VIII.7 (ayat 15) dan COP9 DOC. 16, dengan mempertimbangkan penggunaan istilah tersebut dalam forum-forum internasional lainnya) [dilakukan oleh STRP pada tahun 2005-2008, dan dilaporkan pada para pihak di COP10 DOC.22: "penggunaan istilah global mengenai layanan ekosistem". Antara lain ini menemukan beberapa kebingungan, dan kebutuhan untuk memperjelas perbedaan konseptual antara istilah "jasa ekosistem" (manfaat yang diberikan oleh ekosistem kepada orang-orang) dan "jasa lingkungan" (manfaat yang diberikan oleh orang-orang) dalam kaitannya dengan timbal balik untuk jasa lingkungan: timbal balik tersebut harus digunakan sebagai insentif untuk menjaga ekosistem dan jasa ekosistem yang mereka berikan, bukan sebagai timbal balik untuk layanan yang disediakan bagi orang-orang oleh ekosistem ini].

Tabel 1. Perbandingan terminologi untuk menjelaskan ekosistem lahan basah

Syarat ekosistem MA

Syarat Ramsar

Komponen ekosistem: fisik, kimia, biologis (habitat, jenis, gen)

“komponen”, “sifat”, “atribut”, “barang-barang”

Proses ekologis dengan dan antara ekosistem

“proses”, “interaksi”, “barang-barang”, “fungsi”

Pelayanan ekosistem: menyiapkan, mengatur, budaya, mendukung

“layanan”, “keuntungan”, “nilai-nilai”, “fungsi”, “barang”, “hasil”

Sebuah Kerangka Kerja Konseptual bagi penggunaan lahan basah dengan bijaksana 9.

Kerangka Konseptual yang telah dikembangkan oleh  Millennium Ecosystem Assessment  (MA) untuk pemeliharaan jasa ekosistem bagi kesejahteraan manusia dan pengentasan kemiskinan menyediakan pendekatan multi-skala yang menunjukkan bagaimana dan dimana kebijakan serta manajemen intervensi dan pengambilan keputusan dapat dibuat (Gambar 1). Dalam kerangka kerja MA, "bijak" setara dengan pemeliharaan manfaat ekosistem / jasa untuk memastikan pemeliharaan jangka panjang terhadap keanekaragaman hayati serta kesejahteraan manusia dan pengentasan kemiskinan.

9

Informasi tambahan

Millenium Ecosystem Assessment (Penilaian Ekosistem Millennium) Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia: Sebuah Kerangka Kerja untuk Penilaian  The Millennium Ecosystem Assessment (MA) adalah sebuah program kerja internasional yang berfokus pada jasa ekosistem (manfaat yang diperoleh manusia dari ekosistem), bagaimana perubahan ekosistem telah mempengaruhi kesejahteraan manusia, bagaimana perubahan ekosistem dapat mempengaruhi orang dalam beberapa dekade mendatang, dan respons terhadap pilihan yang mungkin diadopsi pada skala lokal, nasional, maupun global untuk meningkatkan manajemen ekosistem dan dengan demikian memberikan kontribusi untuk kesejahteraan manusia dan pengentasan kemiskinan. Hal ini telah diluncurkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan pada bulan Juni 2001 dan selesai pada bulan Maret 2005. Ini dimaksudkan untuk membantu memenuhi kebutuhan penilaian Konvensi Keanekaragaman Hayati, Konvensi untuk Memerangi Desertifikasi, Konvensi Ramsar mengenai Lahan Basah, dan Konvensi Migran Spesies, serta kebutuhan lain di sektor swasta dan masyarakat sipil. Menurut website-nya, "MA mengolah informasi dari literatur ilmiah, dataset, dan model ilmiah, termasuk pengetahuan yang dimiliki oleh sektor swasta, para praktisi, masyarakat lokal dan masyarakat adat. Semua temuan MA melalui proses peninjauan bersama yang ketat. Lebih dari 1.300 penulis dari 95 negara terlibat dalam empat kelompok ahli yang bekerja mempersiapkan penilaian global, dan ratusan lainnya [telah dilakukan] lebih dari 20 penilaian sub-global". Empat isi utama dari laporan umum MA - berjudul Current State and Trends, Scenarios, Policy Responses, and Multiscale Assessments - as well as Our Human Planet (Ringkasan untuk Pengambil Keputusan), tersedia untuk PDF download dari situs web MA dan membeli dalam bentuk cetakan dari Island Press: http://www.millenniumassessment.org/en/index.aspx.

Laporan Sintesis Selain laporan umum yang sangat besar, ada lima laporan sintesis yang mengintegrasikan temuan umum yang signifikan untuk lima bidang studi utama. Semua dengan judul "Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia ", pengolahan ini juga termasuk Lahan basah dan Air (disiapkan untuk Konvensi Ramsar), Keanekaragaman Hayati (disiapkan untuk CBD); Desertifikasi (dipersiapkan untuk UNCCD); Peluang dan Tantangan pada Bisnis dan Industri; dan Kesehatan (dengan WHO). Semuanya ini tersedia untuk download dalam bentuk pdf dari link web di atas. Pengolahan laporan mengenai Lahan basah dan Air disiapkan oleh sebuah Tim Pengolahan MA lebih dari dua puluh penulis ikut dibantu oleh Max Finlayson, Rebecca D'Cruz, dan Nick Davidson. Ini termasuk bagian pesan kunci dan ringkasan untuk Pembuat Keputusan serta bab tentang distribusi lahan basah dan spesies di dalamnya; layanan lahan basah; mengendalikan kerugian dan mengubah ekosistem lahan basah; kesejahteraan manusia; skenario untuk masa depan mengenai lahan basah; dan tanggapan untuk pemanfaatan lahan basah secara bijak.

Pesan kunci dari STRP Untuk melengkapi pesan dalam pengolahan laporan mengenai Lahan basah dan Air, Scientific and Technical Review Panel (STRP) Ramsar, pada pertemuan bulan Februari 2005 yang menyiapkan satu set 14 pesan kunci untuk pengambil keputusan pada implikasi dari MA untuk Konvensi Ramsar dan masa depan mengenai lahan basah. Hal ini dipresentasikan pada COP Ramsar tanggal 9 November 2005 [dan diterbitkan sebagai Lampiran III sampai Laporan Konferensi COP9].

10

14 Pesan Kunci SRTP dari Penilaian Millenium bagi Konvensi Ramsar dan masa depan lahan basah 1.

Sebuah fokus pada lintas sektoral sangat diperlukan dari kebijakan dan pengambil keputusan yang menekankan pengamanan ekosistem lahan basah dan jasa mereka dalam konteks mencapai pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.

2.

Pengelolaan lahan basah dan sumber daya air yang paling berhasil ditangani melalui manajemen terpadu skala cekungan di sungai (atau danau atau akuifer) yang terkait dengan pengelolaan wilayah pesisir pantai untuk lahan basah pesisir dan dekat pantai serta memperhitungkan alokasi air untuk ekosistem.

3.

Lahan basah memberikan berbagai layanan darurat dan penting (misalnya ikan dan serat, pasokan air, pemurnian air, perlindungan pantai, peluang rekreasi, dan semakin meningkat, pariwisata) untuk kesejahteraan manusia. Mempertahankan fungsi alami lahan basah akan memungkinkan mereka untuk terus memberikan layanan ini.

4.

Pasokan utama daur ulang air segar bagi manusia berasal dari berbagai jenis lahan basah, termasuk danau, sungai, rawa dan akuifer air tanah. Hingga 3 milyar orang tergantung pada air tanah sebagai sumber air minum, tetapi abstraksi tersebut semakin melebihi resapan mereka dari permukaaan lahan basah.

5.

Layanan yang diberikan oleh lahan basah telah dibilang senilai 14 trilyun US Dollar setiap tahun. Valuasi ekonomi sekarang menyediakan alat yang ampuh untuk menempatkan lahan basah dalam agenda pengambilan keputusan mengenai konservasi dan pembangunan.

6.

Lahan basah mencakup proporsi yang signifikan dari wilayah bumi; perkiraan global adalah 1280 juta hektar (setara dengan sekitar 9% dari permukaan tanah) dan diakui sebagai sesuatu yang diremehkan.

7.

Degradasi dan hilangnya lahan basah lebih cepat daripada ekosistem lainnya. Demikian pula, status air segar dan pada tingkat lebih rendah, spesies pesisir pantai memburuk lebih cepat daripada spesies dalam ekosistem lainnya. Keanekaragaman hayati yang bergantung pada lahan basah di banyak bagian dunia adalah melanjutkan dan mempercepat penurunan.

8.

Hilangnya dan degradasi lahan basah terutama didorong oleh konversi lahan dan pembangunan infrastruktur, abstraksi air, eutrofikasi dan polusi dan eksploitasi yang berlebih. Kerugian cenderung lebih cepat di mana populasi paling meningkat dan di mana tuntutan peningkatan pembangunan ekonomi yang besar. Ada beberapa alasan yang luas, alasan keterkaitan dengan perekonomian, termasuk subsidi yang salah, mengapa lahan basah terus hilang dan rusak.

9.

Perubahan iklim global diperkirakan akan lebih memperburuk hilangnya dan degradasi keanekaragaman hayati pada lahan basah termasuk spesies yang tidak dapat pindah dan spesies yang bermigrasi dimana pada berbagai tahap siklus hidup mereka mengandalkan sejumlah lahan basah.

10. Penurunan dan degradasi lahan basah secara terus menerus yang mengarah pada pengurangan pemberian layanan ekosistem lahan basah, namun pada saat yang sama permintaan untuk layanan tersebut diproyeksikan semakin meningkat. 11. Penggunaan dua layanan ekosistem lahan basah tertentu - air tawar dan penangkapan ikan tergantung pada reproduksi alami - di beberapa daerah sekarang lebih dari beberapa tingkat yang dapat dipertahankan bahkan pada tuntutan saat ini, akan banyak berkurang di masa depan. 12. Kehilangan terus menerus yang diproyeksikan dan degradasi lahan basah akan menghasilkan pengurangan kesejahteraan manusia lebih lanjut, terutama bagi orang-orang miskin di negara-negara yang kurang berkembang dimana tidak tersedianya solusi teknologi. 13. Kemajuan menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium tergantung pada upaya mempertahankan atau meningkatkan layanan ekosistem lahan basah. 14. Prioritas ketika membuat pilihan tentang keputusan pengelolaan lahan basah adalah untuk memastikan bahwa layanan ekosistem lahan basah dipelihara (dan, jika perlu, dipulihkan). Hal ini dapat dicapai dengan penerapan prinsip pemanfaatan yang bijaksana dan panduan dari Konvensi Ramsar.

11

Gambar 1. Kerangka Konseptual Pemanfaatan lahan basah secara bijak dan pemeliharaan sifat ekologis, serta penerapan pedoman dalam “peralatan” Ramsar dari Buku Saku Pemanfaatan dengan Bijak edisi ke-4 (2010). (Dari laporan MA pada Konvensi Ramsar: Ecosystem Services and Human Well-Being: Wetlands & Water: Synthesis. 2005. World Resources Institute, Washington D.C. [diperbarui untuk mencerminkan judul dan penomoran Buku Saku yang baru)

[Lihat pada Lampiran 3 untuk informasi lebih lanjut  pada  peralatan Ramsar edisi ke-4]

12

10.

Pemetaan isi dari peralatan penggunaan dengan bijak Ramsar pada kerangka kerja konseptual ini juga memungkinkan penilaian cakupan dan kesenjangan peralatan tersebut dalam kaitannya dengan peluang intervensi dan pembahasan. Perlu dicatat bahwa banyak dari panduan pemanfaatan yang bijaksana Ramsar terkait dengan perhatian strategi dan intervensi untuk ekosistem dan prosesnya, atau strategi dan intervensi menangani aspek yang mengarah secara langsung pada perubahan ekosistem. Juga, intervensi perhatian ini terutama di tingkat lokal atau nasional, karena panduan Ramsar adalah untuk Pihak yang terkait kontrak bertindak dalam wilayah mereka, meskipun beberapa panduan juga berlaku secara regional dan global (misalnya, aspek Pedoman Kerjasama Internasional - Buku Saku [20]).

11.

Strategi dan peluang intervensi yang relevan maka aplikasi dari masing-masing pedoman dari peralatan Ramsar tercantum pada Tabel 2.

12.

Hanya ada dua penggunaan panduan Ramsar dengan bijak - Kebijakan Lahan Basah Nasional dan Meninjau ulang Kerangka Kerja Legislatif dan Kelembagaan - s epenuhnya menjadi perhatian intervensi pada pengemudi tidak langsung terhadap perubahan, meskipun beberapa panduan lain mencakup beberapa aspek kebijakan. Namun, jelas bahwa 'intervensi' ke pengemudi tidak langsung mengarah pada perubahan yang penting untuk memiliki tempat jika upaya untuk mengelola ekosistem lahan basah secara berkelanjutan melalui penerapan sisa suit panduan pemanfaatan yang bijaksana agar efektif dan efisien.

Informasi tambahan

Millenium Ecosystem Assessment (Penilaian Ekosistem Millennium)  Aplikasi untuk pilihan tindakan Pada COP10 tahun 2008, Pihak Ramsar mengadopsi Resolusi X.18 pada Penerapan opsi tanggapan dari Millennium Ecosystem Assessment (MA) dalam Penggunaan peralatan dengan bijaksana dari Ramsar, mengarah pada kerja dilakukan oleh Kelompok Kerja Penggunaan dengan bijaksana pada STRP itu yang dijadwalkan akan diterbitkan sebagai Laporan Teknis Ramsar. Laporan ini akan berfungsi sebagai panduan untuk Para Pihak dan lain-lain pada penerapan opsi respons MA untuk meningkatkan pelaksanaan Konvensi Ramsar di tingkat nasional. Pelengkap pekerjaan laporan lahan basah dan sintesis air, telah disiapkan pada saat yang sama dengan laporan MA keseluruhan sedang diselesaikan, dan karena itu tidak mungkin untuk meninjau secara menyeluruh semua isi MA lainnya untuk pilihan tanggapan yang relevan untuk memasukkannya dalam laporan proses. Beberapa poin dari analisis STRP sebagai berikut: •









Output MA mengenai tanggapan mengandung sedikit detail pada pemanfaatan lahan basah secara bijak, dan di mana lahan basah menggunakan bijak diperlakukan dalam pilihan jawaban, mereka sebagian besar difokuskan pada mengatasi pengemudi langsung pada perubahan (misalnya, abstraksi air, panen yang tidak berkelanjutan, dan konsumsi sumber daya); Output MA mengenai tanggapan mengandung beberapa pilihan yang relevan yang membahas pengemudi tidak langsung terkait pada perubahan (Pengemudi, misalnya, ekonomi dan sosial-politik) dan sejumlah yang berhubungan dengan pertukaran (trade-off) dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan basah secara bijak; Mayoritas dari pilihan tanggapan bahwa mengatasi pengemudi yang mengarah langsung pada perubahan lahan basah telah diartikulasikan dalam peralatan Ramsar dan Buku saku pemanfaatan yang bijaksana Pengecualian merupakan pilihan respon yang terkandung dalam beberapa bab MA yang mendasari berurusan dengan layanan ekosistem (misalnya, siklus nutrisi, makanan, kesehatan manusia, dan perubahan iklim dan kualitas udara) dan beberapa bab MA yang berhubungan dengan sistem alam dan buatan manusia (misalnya, sistem perkotaan, sistem bertani dan sistem lahan kering); Beberapa pilihan respon MA yang tidak tercakup oleh buku saku Ramsar Pemanfaatan dengan bijaksana yang disertakan dalam produk STRP lainnya yang telah dibawa ke COP (misalnya, bahan diadopsi oleh COP10 di Resolusi X.23 Lahan Basah dan kesehatan serta (kesejahteraan) dan / atau sedang diterbitkan sebagai Laporan  Teknis Ramsar.]  Tanpa kebijakan tersebut dan kerangka kerja legislatif dalam tempatnya, ada risiko intervensi lain yang akan terjadi dalam 'kekosongan politik' tanpa lingkungan otorisasi yang jelas untuk pengiriman mereka, sehingga beresiko bahwa upaya tersebut gagal. 13.

Untuk beberapa peluang intervensi ditunjukkan oleh Kerangka Kerja Konseptual MA misalnya, antara faktor pendorong perubahan secara tidak langsung dan kesejahteraan manusia dan sebaliknya - saat ini tidak ada panduan Ramsar yang dikembangkan.

13

14.

Semua aspek mengenai Panduan garis besar pelaksanaan konsep pemanfaatan yang bijaksana  yang diadopsi oleh COP4 (Rekomendasi 4.10) dan sebagian besar aspek Panduan tambahan untuk  pelaksanaan konsep pemanfaatan yang bijaksana  diadopsi oleh COP5 (Resolusi 5.6) kini telah digantikan oleh panduan gabungan yang sesuai diadopsi oleh Konferensi para Pihak yang terikat kontrak dan disusun dalam peralatan Penggunaan Buku Saku Ramsar dengan bijak (lihat Tabel 2). Namun, tiga aspek panduan COP5 belum dikembangkan lebih lanjut, yang menyangkut "Penelitian", "Pelatihan" dan "Masalah teknis" dari teknologi yang berkelanjutan. [Bagian ini Resolusi 5.6 disertakan di sini dalam Lampiran 2.]. Beberapa contoh yang lebih baru dari prinsip-prinsip, pedoman dan informasi lain yang dipertimbangkan oleh COP, tentang cara-cara dimana pengemudi tertentu dapat diatasi dengan cara-cara yang positif dimana terintegrasi dengan pemeliharaan jasa ekosistem lahan basah, diberikan dalam Lampiran 4.

Perkembangan definisi mengenai “sifat ekologi” dan “perubahan sifat ekologi” pada lahan basah 15.

Menerapkan persyaratan dan konsep MA, di mana layanan membentuk bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem, definisi terbaru dari Ramsar "Sifat ekologi" adalah: "Sifat ekologis adalah kombinasi dari komponen ekosistem, proses dan keuntungan1 / yang membentuk ciri lahan basah diberikan pada waktu tertentu."

16. Ungkapan "pada suatu titik waktu tertentu" mengacu pada Resolusi VI.1 ayat 2.1, yang menyatakan bahwa "Sangat penting bahwa sifat ekologis dalam sebuah situs dapat dijelaskan oleh Pihak yang bersangkutan pada saat penunjukan untuk Daftar Ramsar, dengan penyelesaian Lembar Informasi tentang Ramsar Lahan Basah (seperti yang diadopsi oleh Rekomendasi IV. 7)."

1

17.

Selanjutnya, ayat 2.3 Resolusi VI.1 menyatakan bahwa "Persetujuan para Pihak yang terikat kontrak diminta untuk melakukan verifikasi data yang mereka berikan pada Lembar Informasi tentang Lahan Basah Ramsar setiap enam tahun, yaitu, setiap detik pertemuan Konferensi dan untuk menyediakan [Sekretariat] dengan lembar yang diperbaharui jika diperlukan. "Selain itu, menurut ayat 2,4" Perubahan sifat ekologi pada situs yang terdaftar harus dinilai terhadap status dasar yang disajikan dalam Lembar Informasi tentang Lahan Basah Ramsar, pada saat merancang untuk Daftar (atau pada saat Lembar Informasi pertama diberikan kepada [Sekretariat]), bersama-sama dengan informasi yang telah diterima sebelumnya. "

18.

Penting untuk pengelolaan lahan basah adalah data dasar yang menetapkan kisaran  variasi alami dalam komponen, proses dan manfaat / jasa di setiap situs dalam jangka  waktu tertentu, terhadap ada perubahan dapat dinilai. Para Pihak yang terikat kontrak telah mengadopsi berbagai panduan yang relevan dengan identifikasi, penilaian, pemantauan dan pengelolaan sifat ekologi Lahan Basah bagi kepentingan Internasional dan lahan basah lainnya, termasuk penilaian risiko lahan basah (Resolusi VII.10), penilaian dampak (Resolusi VII.16 dan VIII.9), pemantauan (Resolusi VI.1), persediaan (Resolusi VIII.6), dan perencanaan manajemen (Resolusi VIII.14). Selain itu, [...] [teks telah diadopsi untuk menggambarkan sifat ekologi (Resolusi X.15) dan mendeteksi, pelaporan dan menanggapi perubahan sifat ekologis (Resolusi X.16) lahan basah].

Dalam konteks ini, manfaat ekosistem didefinisikan sesuai dengan definisi MA mengenai jasa ekosistem sebagai "manfaat yang diterima oleh masyarakat dari ekosistem".

14

 Tabel 2. Penerapan pedoman dalam “peralatan” Ramsar pada Penggunaan Buku Panduan yang bijak [4 Edition], didukung oleh Laporan Teknis Ramsar, peluang intervensi yang berbeda dalam Kerangka kerja Konseptual MA (lihat Gambar 1). Peluang intervensi

Relevan dengan Penggunaan Panduan Ramsar yang bijak (edisi ke-4) […] dan Laporan Teknis Ramsar (RTR)

Pengemudi secara tidak langsung Pengemudi secara langsung

Pengemudi secara langsung Ekosistem lahan basah





2. Kebijakan Nasional mengenai lahan basah 3. Hukum dan institusi [8.] Kerangka kerja terkait dengan air [9.] Manajemen bnataran sungai (beberapa bagian) [10.] Manajemen dan Alokasi air (beberapa bagian) [12.] Manajemen pantai (beberapa bagian) [8.] Kerangka kerja terkait dengan air [9.] Manajemen bnataran sungai (beberapa bagian) [10.] Manajemen dan Alokasi air (beberapa bagian) [11.] Air tanah [12.] Manajemen pantai (beberapa bagian) [15.] Persediaan Lahan Basah [16.] Dampak dari penilaian RTR 1. Penilaian secara cepat RTR 3. Nilai ekonomis dari Lahan Basah RTR 5. Penilaian kerentanan RTR. Kebutuhan air lingkungan (dalam persiapan)

Dalam ekosistem Lahan Basah

[7.] Kemampuan dari peserta [9.] Manajemen bnataran sungai (beberapa bagian) [10.] Manajemen dan Alokasi air (beberapa bagian) [11.] Air tanah [13.] Kerangka kerja mengenai persediaan/ penilaian / pengawasan [15.] Persediaan Lahan Basah [16.] Dampak dari penilaian [17.] Perencanaan situs Ramsar [18.] Mengatur Lahan Basah RTR 1. Penilaian secara cepat RTR 2 GIS untuk persediaan, penilaian dan pengawasan

Menutupi beberapa tipe peluang intervensi (Pengemudi secara tidak langsung  Pengemudi Langsung, pengemudi secara Langsung  ekosistem Lahan Basah, dalam ekosistem Lahan Basah)

1. Penggunaan Lahan Basah dengan Bijak [4. Flu Burung dan Lahan Basah] [5. Kemitraan] [6.] Lahan Basah CEPA [20.] Kerjasama Internasional Lihat juga Resolusi IX.1 . Lampiran D : Indikator keefektifan.

15

19.

Konsisten dengan definisi terbaru dari "sifat ekologi", definisi "perubahan sifat ekologi lahan basah" yang diperbaharui adalah: "Untuk keperluan pelaksanaan Pasal 3.2, perubahan sifat ekologi adalah perubahan  yang merugikan yang disebabkan oleh manusia pada komponen, proses, dan / atau manfaat / jasa ekosistem apapun. "

20.

Lihat juga Buku Saku 13,  persediaan,  penilaian dan  pengawasan. 21. 18, Manajemen Lahan basah dan 19. Mengatasi Perubahan  pada sifat ekologi Lahan basah

Dimasukkannya referensi khusus dengan Pasal 3.2 dari teks Konvensi dalam definisi ini dirancang untuk memperjelas kewajiban pemeliharaan untuk sifat ekologis lahan basah yang telah terdaftar dalam Kepentingan Internasional (Situs Ramsar) berdasarkan Pasal 3.2, dan untuk dicatat bahwa masalah perubahan tersebut hanya merugikan mengubah yang disebabkan oleh tindakan manusia. Hal ini sejalan dengan konteks Pasal 3.2 dan 4.8 Rekomendasi (1990) menetapkan Rekaman Montreux, yang kembali ditegaskan oleh COP8 Resolusi VIII .8. Untuk keperluan berhubungan dengan Konvensi, definisi ini tidak memasukkan proses perubahan evolusioner alam yang terjadi pada lahan basah dan juga tidak termasuk perubahan positif yang disebabkan oleh manusia. Namun, perlu dicatat bahwa tindakan lain yang diadopsi oleh Konvensi, seperti yang menyangkut penilaian status keseluruhan dan kecenderungan lahan basah serta Situs Ramsar, memerlukan informasi pada semua jenis perubahan sifat ekologi - positif dan negatif, yang disebabkan oleh alam dan manusia (seperti diakui dalam COP8 DOC. 20 dan dengan Resolusi  VIII.8). Demikian pula, Konvensi Ramsar juga telah mengakui bahwa restorasi lahan basah dan / atau program rehabilitasi dapat menyebabkan perubahan-manusia yang menguntungkan dalam sifat ekologi (Lampiran Resolusi VI.1, 1996) dan merupakan aspek utama pada intervensi pengelolaan lahan basah (lihat, misalnya, Lampiran Resolusi VIII.14 (Buku Saku [18]) dan Buku Saku [19]).

Definisi terbaru dari “pemanfaatan yang bijak” pada Lahan Basah 22.

Definisi terbaru dari "pemanfaatan yang bijaksana", menjadi pertimbangan dalam pernyataan misi dari Konvensi, terminologi MA, konsep pendekatan ekosistem dan pemanfaatan berkelanjutan yang diterapkan oleh Konvensi Keanekaragaman Hayati, dan definisi pembangunan berkelanjutan yang diadopsi oleh Komisi Brundtland 1987, yaitu: “Penggunaan lahan basah yang bijak adalah pemeliharaan sifat ekologis mereka,  yang dicapai melalui penerapan pendekatan ekosistem 2, dalam konteks pembangunan berkelanjutan3.”

23.

Ketentuan penggunaan Konvensi yang berlaku dengan bijak, sejauh ini, untuk semua ekosistem lahan basah. Pilihan masyarakat melekat dalam memajukan kesejahteraan manusia dan pengentasan kemiskinan, yang tergantung pada pemeliharaan manfaat / layanan ekosistem. Tekanan untuk mengikuti ajaran pembangunan berkelanjutan, dan untuk menjaga lingkungan, keberlanjutan sosial dan ekonomi dalam keputusan penggunaan lahan, mendorong kompromi pertukaran ( trade-off   ) antara individual dan kepentingan bersama.

2 Termasuk

antara lain Konvensi "Pendekatan Ekosistem" Keanekaragaman Hayati (CBD Keputusan COP5 V / 6) dan yang diterapkan oleh HELCOM dan OSPAR (Deklarasi Rapat Gabungan Menteri Pertama Helsinki dan Komisi OSPAR, Bremen 25-26 Juni 2003). 3 Ungkapan

"dalam konteks pembangunan berkelanjutan" dimaksudkan untuk mengakui bahwa sementara beberapa pembangunan lahan basah tidak dapat dihindari dan banyak perkembangan memiliki manfaat penting bagi masyarakat, perkembangan dapat difasilitasi dengan cara berkesinambungan dengan pendekatan yang digabungkan di bawah Konvensi, dan tidak tepat menyiratkan bahwa 'pembangunan' merupakan tujuan untuk setiap lahan basah.

16

24.

Dalam konteks pendekatan ekosistem, proses perencanaan untuk mempromosikan pengiriman manfaat / jasa ekosistem lahan basah harus dirumuskan dan dilaksanakan dalam konteks pemeliharaan atau peralatan tambahan, yang sesuai, sifat ekologis lahan basah pada skala spasial dan skala temporal.

Pengeringan ikan, Situs Ramsar Coppename Mending, Suriname, 2007 (Foto: Margarita Astralaga)

17

Informasi tambahan

Lahan Basah dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan: mengamankan lahan basah – mempertahankan kehidupan Oleh Wetlands International

Sebuah perkembangan oleh staff Ramsar untuk Buku Saku edisi ke-4  Wetlands dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan dari Wetlands International berjalan dari bulan Januari 2005 sampai Desember 2008, dan dimaksudkan untuk membuktikan dan mempromosikan peran penting lahan basah dapat berperan dalam penanggulangan kemiskinan. Bersama dengan mitra dari organisasi lingkungan dan pembangunan, proyek berlangsung dalam konteks Lahan Basah dan Program Mata Pencaharian dari Wetlands International, yang mendukung peningkatan manajemen lahan basah. Tantangannya adalah untuk mengatasi konflik kepentingan serta kurangnya pengetahuan antara orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan lahan basah. Proyek ini megembangkan pandangan dan informasi yang jelas, menawarkan fasilitas pelatihan dan menggunakan advokasi dan komunikasi untuk membawa pengetahuan kepada orang yang tepat. Untuk pengelolaan lahan basah yang optimal, yang mengarah pada manfaat yang berkelanjutan bagi banyak orang, advokasi juga dilakukan untuk mempromosikan penolakan terhadap kebijakan dan praktik yang merugikan serta mendukung kemitraan dan kebijakan yang mengarah pada solusi jangka panjang bagi masyarakat miskin.

Pengetahuan: mengembangkan informasi dan pandangan yang meyakinkan Proyek ini bekerja pada basis pengetahuan informasi dan pandangan yang jelas tentang berbagai topik mengenai lahan basah untuk menginformasikan dan meyakinkan mereka yang bertanggung jawab atas kebijakan. Proyekproyek percontohan didirikan di Afrika dan Asia untuk menggali potensi berbagai jenis lahan basah untuk pengentasan kemiskinan dan bagaimana pengelolaan yang terbaik. Dalam proyek percontohan, kemitraan lokal menggambarkan bagaimana pengurangan kemiskinan dapat dicapai melalui pemanfaatan lahan basah secara bijak, menunjukkan dengan cara yang praktis, bagaimana resiliensi ekosistem lahan basah dapat memenuhi kebutuhan manusia dan mempertahankan keanekaragaman hayati. Pemangku kepentingan dalam proyek percontohan didorong untuk belajar dari pengalaman orang lain, khususnya masyarakat adat. Salah satu kriteria pendanaan untuk proyek-proyek adalah komitmen nyata dari kemitraan yang aktif antara lembaga konservasi dan pembangunan serta kepentingan sektoral lainnya dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek tersebut.Contoh dari demonstrasi proyek tersebut, antara lain:

Penangkapan ikan di Inner Niger Delta. Foto: Leo Zwarts.

MALI: Penanggulangan kemiskinan di Inner Niger Delta KENYA: Meningkatkan pengelolaan air sebagai pintu masuk untuk meningkatkan mata pencaharian penduduk, rencana penggunaan lahan yang terpadu dan pembangunan institusional ZAMBIA – MALAWI:  Membuat sebuah keseimbangan – mengelola lahan basah musiman dan kontribusi mata pencaharian mereka di wilayah Selatan Afrika Tengah

18

 AFRIKA SELATAN -  Konservasi hutan rawa gambut pesisir pantai dan penanggulangan kemiskinan dan sekitar Greater St Lucia Wetland Park INDONESIA: Meningkatkan mata pencaharian masyarakat miskin dan rentan dalam wilayah Berbak dan Sembilang Taman Nasional melalui pemanfaatan lahan basah secara bijak.

 Tentu saja, banyak yang bisa dipelajari dengan melihat keberhasilan dan kegagalan dalam pengelolaan lahan basah di masa lalu. Ini adalah sumber pengetahuan kedua : pengembangan 'pembelajaran' dari pengelolaan lahan basah. Wetlands International sendiri juga memiliki sejarah panjang terkait pengelolaan lahan basah dimana dapat kita pelajari. Semua informasi ini membentuk dasar dari kegiatan kami.

Melatih orang-orang yang tepat Melatih orang-orang yang berhubungan dengan kebijakan dan pengelolaan lahan basah adalah kunci keberhasilan. Oleh karena itu proyek t ersebut dan mitranya mengembangkan program pelatihan skala besar, yang terdiri dari dua program; satu untuk para pembuat kebijakan tingkat tinggi dan satu untuk manajer lahan basah tingkat menengah. Lembaga mitra menawarkan kursus ini di Barat dan Afrika Barat dan Timur, masingmasing dalam bahasa Prancis dan Inggris. Selain itu, 100 pelatih telah dilatih sehingga mereka juga dapat menawarkan kursus ini kepada banyak orang lainnya.

Bekerja pada Kebijakan yang lebih baik Proyek ini diharapkan membawa peningkatan dalam kebijakan khusus internasional pengambilan keputusan badan seperti Konvensi Ramsar, CBD dan pemerintah daerah di Afrika, Amerika Latin dan Asia, sehingga peran lahan basah dalam pengentasan kemiskinan diakui dalam dokumen kebijakan yang tepat. Pada tingkat internasional ini, Wetlands I nternational memainkan peran terlihat pada konvensi; menginformasikan dan mendukung delegasi yang mewakili pemerintah serta pemangku kepentingan non-pemerintah lainnya. Sebagian besar ambisi kami mengarah pada Penjemuran ikan, Inner Niger Delta. Foto: Leo Zwarts. kebijakan pembangunan nasional di negaranegara berkembang. Pada tingkat ini kita bekerja dalam kemitraan dengan LSM lokal. LSM ini yang paling mampu mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kebijakan. Mereka juga akan mendesak misi kami dengan orang-orang penting di lain LSM terkait, pemerintah dan perusahaan,  Akhirnya, kami bekerja dengan donor pemerintah dan non-pemerintah untuk memperbaiki kebijakan mereka pada pengurangan kemiskinan dan konservasi. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi http://www.wetlands.org.

19

Bagian II Kesejahteraan Manusia dan Lahan Basah: Deklarasi Changwon "Deklarasi Changwon mengenai kesejahteraan manusia dan lahan basah" adalah sebuah inisiatif dari pemerintah Republik Korea pada tahun 2008, pertemuan Ramsar tahun ke-10 tentang Konferensi Para Pihak yang terikat kontrak (COP10) yang diselenggarakan di kota Changwon, Korea. Teks Deklarasi disiapkan melalui proses pendiskripsian secara kolaboratif dari para ahli pada konvensi ilmu pengetahuan dan panel kajian ulang secara teknis (STRP), Organisasi Mitra Internasional (IOPS), pemerintah Korea dan Sekretariat Ramsar. Deklarasi tersebut diadopsi pada COP10 sebagai Lampiran Resolusi X.3; dan mewujudkan semangat dari tema COP, yaitu "kesehatan lahan basah, kesehatan manusia". Slogan ini mencerminkan prinsipprinsip kunci dalam evolusi Konvensi tersebut untuk prioritas abad ke-21. Teks mengenai resolusi yang diadopsi tersebut dicatat pada akhir buku ini; dan Deklarasi itu sendiri direproduksi dalam bagian di bawah ini. Deklarasi Changwon ditulis dalam bentuk pesan-pesan kunci untuk para pengambil keputusan di sector lain (yaitu, non-lahan basah), mereka yang berbisnis baik mempengaruhi konservasi lahan basah dan pemanfaatan yang bijaksana dan tergantung pada pemeliharaan lahan basah yang sehat, dan menyadari bahwa hal tersebut belum sepenuhnya dipahami secara luas. Deklarasi ini dirancang untuk dapat diakses untuk semua orang untuk mengambil dan menggunakannya, pada semua skala, dari lokal hingga internasional. Ada pesan kunci untuk lima sektor utama, meliputi: • • • • •

 Air dan lahan basah Perubahan iklim dan lahan basah Mata pencaharian manusia dan lahan basah Kesehatan manusia dan lahan basah Perubahan penggunaan lahan, keanekaragaman hayati dan lahan basah

Dan pada dua tipe irisan mekanisme yang membantu dalam mengantarkan tanggapan, yaitu : • •

Perencanaan, pengambilan-keputusan, keuangan dan ekonomi Berbagi pengetahuan dan pengalaman

Resolusi tersebut berterima kasih pada pemerintah Republik Korea untuk niatnya menyatakan mengutamakan penyebaran dan penyerapan Deklarasi ini di masa depan, dan menetapkan berbagai tindakan oleh para pihak, organisasi-organisasi Konvensi dan lain-lain untuk memanfaatkan dan mempromosikan Deklarasi ini. Hal ini juga dicatat bahwa Deklarasi Changwon disiapkan sedemikian rupa untuk mengizinkan ekstraksi hanya dalam bentuk teks dari s etiap pesan kunci untuk membentuk "ringkasan untuk para pengambil keputusan" lebih singkat.  Teks lengkap dari Lampiran Resolusi X.3 berikut.

20

Deklarasi Changwon mengenai kesejahteraan manusia dan lahan basah MENGAPA ANDA PERLU MEMBACA DAN MENGGUNAKAN DEKLARASI INI?

Lahan basah menyediakan makanan, menyimpan karbon, mengatur aliran air, menyimpan energi, dan sangat penting bagi keanekaragaman hayati. Manfaatnya bagi orang yang penting adalah untuk keamanan masa depan umat manusia. Konservasi dan pemanfaatan yang bijaksana pada lahan basah sangat penting bagi orang-orang, terutama bagi mereka yang miskin. Kesejahteraan manusia bergantung pada manfaat yang banyak diberikan kepada mereka oleh ekosistem, beberapa di antaranya berasal dari lahan basah yang sehat. Kebijakan, perencanaan, pengambilan keputusan dan tindakan manajemen di berbagai sektor, di semua t ingkatan dari lokal sampai internasional, mampu mendapatkan keuntungan dari konsensus masukan global yang disediakan oleh Konvensi Ramsar. Hal ini termasuk identifikasi relevansi lahan basah, pentingnya konservasi dan pemanfaatan yang bijaksana, dan menjamin keamanan dari manfaat dimana lahan basah menyediakan dalam hal ini adalah air, penyimpanan karbon, pangan, energi, keanekaragaman hayati dan mata pencaharian. Ini juga mencakup pengetahuan teknis, panduan, model dan jaringan pendukung untuk membantu dalam menempatkan pengetahuan ini untuk penggunaan secara praktis. Deklarasi Changwon menyajikan gambaran langkah-langkah tindakan prioritas yang bersama-sama menunjukkan "bagaimana" memberikan beberapa tujuan keberlanjutan lingkungan yang paling penting di dunia. Deklarasi Changwon adalah sebuah pernyataan dan ajakan untuk bertindak dari pertemuan Konferensi para Pihak yang terikat kontrak ke-10 pada Konvensi Ramsar mengenai Lahan Basah, yang diadakan di Changwon, Republik Korea, mulai tanggal 28 Oktober sampai 4 November 2008. Deklarasi Changwon relevan bagi kita semua, di mana-mana, yang peduli dengan masa depan dari lingkungan kita  Jika Anda adalah seorang perencana, pembuat kebijakan, pengambil keputusan, perwakilan terpilih atau manajer di setiap lingkungan, tanah atau sektor penggunaan sumber daya, atau bekerja di bidang pendidikan dan komunikasi, kesehatan manusia, ekonomi atau mata pencaharian, maka Deklarasi ini ditujukan untuk Anda.  Tindakan Anda akan mempengaruhi masa depan lahan basah.

Darimana Deklarasi ini berasal? Konvensi Ramsar Wetlands adalah perjanjian antar pemerintah global yang berkaitan dengan konservasi dan pemanfaatan secara bijak lahan basah di seluruh dunia. Didirikan di kota Ramsar di Republik Islam Iran pada tanggal 2 Februari 1971. Misi dari Konvensi Lahan Basah (Ramsar, Iran, 1971) 1 adalah: "Konservasi dan penggunaan2 yang bijaksana pada semua lahan basah 3 melalui tindakan lokal, regional dan nasional serta kerjasama internasional, sebagai kontribusi untuk mencapai  pembangunan yang berkelanjutan di seluruh dunia".

Konvensi Ramsar mendekati empat dekade keberadaan, terus tumbuh dan memfokuskan agendanya pada prioritas kritis bagi lingkungan di tingkat global, nasional dan lokal. Konferensi Pihak Konvensi mengadakan pertemuan ke-10 di Changwon, Republik Korea, dari 28 Oktober hingga 4 November 2008, dengan tema "kesehatan lahan basah, kesehatan manusia” 4, dengan fokus pada hubungan antara kesejahteraan manusia dan fungsi lahan basah dan identifikasi tindakan positif dalam hal ini.

21

Siapa yang harus menggunakan Deklarasi ini? Konferensi mengatasi Deklarasi ini untuk semua pemangku kepentingan dalam tata kelola lingkungan dan manajemen, khususnya di posisi kepemimpinan, baik dalam forum yang relevan di tingkat global, termasuk kepala pemerintahan, dan sama-sama di "tangani" proses di tingkat daerah aliran sungai lokal.

Mengapa ini bukan: ”Hanya Deklarasi yang lain”? Deklarasi telah dikeluarkan dari beberapa konferensi lingkungan internasional. Deklarasi Changwon bertujuan untuk tidak menutupi "standar" dasar, tapi untuk menambah nilai dengan: •

• •

Mengarahkan langsung terutama untuk penonton di luar Konvensi Ramsar sendiri, dan juga menjadi peluang untuk tindakan; Menawarkan positif, langkah-langkah tindakan praktis; dan Mendefinisikan cara dimana dampak Deklarasi akan terjamin.

 Apa saja yang ada dalam Deklarasi ini? Deklarasi ini menyoroti tindakan positif untuk menjamin kesejahteraan manusia dan dampak keamanan di masa depan di bawah prioritas judul tematik selama lima tahun, diikuti oleh dua bidang utama mekanisme proses yang saling bersinggungan.

 Apakah artinya dalam prakteknya?  Air dan lahan basah

Degradasi dan hilangnya lahan basah lebih cepat daripada ekosistem lainnya, dan tren ini semakin cepat, karena perubahan besar dalam penggunaan lahan, pengalihan air, dan pembangunan infrastruktur. Akses untuk air segar menurun bagi 1-2 miliar orang di seluruh dunia, dan ini menjadi dampak yang negatif mempengaruhi produksi pangan, kesehatan manusia, dan pembangunan ekonomi, serta dapat meningkatkan konflik sosial.  Ada kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan pengelolaan air . Walaupun didorong kebutuhan, yang mempromosikan kelebihan-alokasi air, pengelolaan air harus memperlakukan lahan basah sebagai "infrastruktur air alami" kami, integral terhadap pengelolaan sumber daya air pada skala Daerah  Aliran Sungai. Melanjutkan dengan gaya "bisnis seperti biasa" bukanlah suatu pilihan. Meningkatnya permintaan kami, dan kelebihan-penggunaan, air membahayakan kesejahteraan manusia dan lingkungan . Akses terhadap air bersih, kesehatan manusia, produksi pangan, pembangunan ekonomi dan stabilitas geopolitik yang dibuat kurang aman oleh degradasi lahan basah dikemudikan oleh kesenjangan antara permintaan dengan dan pasokan air yang cepat.  Terjadinya kecenderungan tidak cukup air untuk memenuhi kebutuhan manusia secara langsung dan untuk menjaga lahan basah yang kita butuhkan . Bahkan dengan upaya saat ini untuk menjaga aliran air bagi ekosistem, kapasitas lahan basah untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat dan keanekaragaman hayati, termasuk pasokan air bersih dan dapat diandalkan, menurun.  Tindakan untuk mendukung alokasi air untuk ekosistem, seperti arus lingkungan, menempatkan batas atas alokasi air (‘topi’ air), dan undang-undang pengelolaan air baru, harus diperkuat.

22

Untuk menutupi “kesenjangan air” ini, kami perlu melakukan: •







Menggunakan air kami yang tersedia lebih efisien Menghentikan lahan basah kita dari kerusakan atau hilang  - berdasarkan pengakuan yang jelas bahwa kita semua bergantung pada lahan basah yang sehat untuk keamanan air kita, dan bahwa lahan basah saat ini sedang hilang pada tingkat yang lebih cepat daripada di ekosistem lainnya; Mengembalikan lahan basah kami yang sudah terdegradasi – hal ini menawarkan kita cara yang efisien dan lebih efektif secara biaya meningkatkan penyimpanan air tanah dan permukaan, meningkatkan kualitas air, mempertahankan pertanian dan perikanan, serta melindungi keanekaragaman hayati. Mengelola dengan bijaksana dan melindungi lahan basah kita  - dengan selalu memastikan bahwa mereka memiliki cukup air untuk terus menjadi sumber kuantitas dan kualitas air yang kita butuhkan untuk produksi makanan, air minum dan sanitasi. Kegagalan untuk melakukannya membuat masalah air yang lebih buruk, karena lahan basah adalah satu-satunya sumber air yang kita miliki yang mudah didapatkan.

Perubahan iklim dan lahan basah

Banyak jenis lahan basah memainkan peran penting dalam penyerapan dan penyimpanan karbon. Mereka sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, sementara gangguan manusia pada sistem lahan basah yang sama dapat menyebabkan emisi karbon yang besar. Lahan basah merupakan bagian penting dari infrastruktur alami yang kita butuhkan untuk mengatasi perubahan iklim. Degradasi dan hilangnya lahan basah membuat perubahan iklim buruk dan meninggalkan orang-orang yang lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti banjir, kekeringan dan kelaparan. Banyak tanggapan kebijakan perubahan iklim untuk penyimpanan air dan penyalurannya lebih banyak, serta pembangkit energi, jika diimplementasikan dengan buruk, maka akan menyebabkan dampak buruk pada lahan basah. Perubahan iklim meningkatkan ketidakpastian dalam pengelolaan air dan membuatnya lebih sulit untuk menutup kesenjangan antara kebutuhan dan pasokan air.  Kita akan semakin merasakan dampak perubahan iklim yang secara langsung melalui perubahan distribusi dan ketersediaan air, meningkatkan tekanan pada kesehatan lahan basah. Mengembalikan lahan basah dan menjaga siklus hidrologi adalah sangat penting dalam menanggapi untuk menangani perubahan iklim, mitigasi banjir, penyediaan air, penyediaan pangan dan konservasi keanekaragaman hayati.

Lahan basah di pesisir pantai akan memainkan bagian penting dalam strategi yang dibentuk untuk menangani masalah di wilayah pesisir yang diciptakan oleh kenaikan permukaan laut. Pemerintah perlu untuk menyediakan air dan pengelolaan lahan basah dalam strategi efektif untuk mengatasi perubahan iklim di tingkat nasional. Para pengambil keputusan harus mengakui infrastruktur alami lahan basah sebagai aset utama dalam menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan iklim.  Air dan lahan basah yang berfungsi dengan baik memainkan peranan kunci dalam menanggapi perubahan iklim dan dalam mengatur proses alami iklim  (melalui siklus air, pemeliharaan keanekaragaman hayati, emisi gas rumah kaca berkurang, dan dampak kestabilan). Konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijak membantu mengurangi dampak negatif pada ekonomi, sosial dan ekologi yang mungkin terjadi.

23

Mengembangkan peluang harus diraih untuk kolaborasi antara badan-badan teknis internasional yang terlibat dalam perubahan iklim (misalnya, Panel Antar pemerintah tentang Perubahan Iklim, Ilmu pengetahuan dan Panel Review Teknis Ramsar), untuk berbagi pemahaman dan menyelaraskan analisis, terutama dalam kaitannya yang berhubungan dengan lahan basah / air / iklim. Mata pencaharian penduduk dan lahan basah

Ketika kebijakan di berbagai sektor tidak harmonis, banyak perkembangan utama dan skema infrastruktur yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan benar-benar dapat menyebabkan degradasi lahan basah, sehingga merusak kemampuan mereka untuk menyediakan layanan penting bagi penduduk lokal dan akhirnya menyebabkan dan memperdalam kemiskinan lebih lanjut.  Tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan manfaat yang diberikan oleh lahan basah untuk pembangunan ekonomi dan mata pencaharian masyarakat, khususnya masyarakat yang miskin. Investasi dalam pemeliharaan layanan yang diberikan oleh lahan basah harus terintegrasi dengan Kertas Strategi Penanggulangan Kemiskinan dan terkait dengan kebijakan dan perencanaan. Pemanfaatan dengan bijak, manajemen dan pemulihan lahan basah harus membantu untuk membangun peluang bagi peningkatan kehidupan masyarakat, terutama bagi orang-orang yang bergantung pada lahan basah, terpinggirkan dan rentan. DegraDasi lahan basah mempengaruhi mata pencaharian dan memperburuk kemiskinan, terutama pada masyarakat yang terpinggirkan dan rentan. Hubungan lahan basah / mata pencaharian harus dianalisis dan didokumentasikan lebih baik . Kapasitas dan kemitraan harus dipromosikan di berbagai tingkatan untuk mendukung pembelajaran, mengumpulkan dan berbagi pengetahuan tentang hubungan ini.

Pengelolaan lahan basah yang berkelanjutan harus didukung oleh adat dan pengetahuan tradisional, pengakuan identitas budaya yang terkait dengan lahan basah, pelayanan dipromosikan oleh ekonomi insentif, dan diversifikasi pada dukungan Dasar untuk mata pencaharian. Kesehatan manusia dan lahan basah

Lahan basah penting bagi manfaat kesehatan yang mereka berikan, dan juga sebagai tempat-tempat dimana orang-orang dapat mengunjunginya untuk pendidikan, rekreasi, ekowisata, pengalaman spiritual dan budaya, atau hanya untuk menikmati keindahan alam mereka. Keterkaitan antara ekosistem lahan basah dan kesehatan manusia harus menjadi komponen kunci dari kebijakan, rencana serta strategi nasional dan internasional. Sektor pembangunan, termasuk pertambangan, industri ekstraktif lainnya, infrastruktur pengembangan, air dan sanitasi, energi, pertanian, transportasi dan lain-lain dapat memiliki efek langsung maupun tidak langsung pada lahan basah. Hal ini menyebabkan dampak negatif terhadap jasa ekosistem lahan basah, termasuk yang mendukung kesehatan manusia dan kesejahteraan. Manajer dan para pengambil keputusan di sektor pembangunan tersebut harus lebih menyadari hal ini dan mengambil semua langkah yang mungkin dilakukan untuk menghindari dampak negatif ini. Sektor kesehatan dan lahan basah harus bekerjasama untuk mengelola hubungan antara sifat ekologi lahan basah5 dan kesehatan manusia. Lahan basah dan pengelolaan air harus mengidentifikasi dan menerapkan intervensi yang menguntungkan pada "kesehatan" ekosistem lahan basah dan kesehatan manusia.

24

Hal ini sudah jelas bahwa banyak tekanan berkelanjutan pada lahan basah yang mendorong tren kesehatan manusia berakar pada masalah air, seperti untuk transmisi penyakit yang ditularkan melalui air dan vektor dan / atau berkurangnya pasokan air berkualitas yang cocok untuk produksi pangan, sanitasi , dan air minum. Perubahan menggunakan lahan, keanekaragaman hayati dan lahan basah

Pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang biaya dan manfaat dari perubahan ekosistem lahan basah menyebabkan pengambilan keputusan lebih baik . Keputusan tentang perubahan penggunaan lahan harus mengintegrasikan pengetahuan yang memadai tentang berbagai manfaat, dan nilai-nilai mereka, bahwa lahan basah menyediakannya untuk orang-orang dan keanekaragaman hayati. Pengambilan keputusan harus, sedapat mungkin, memberikan prioritas untuk menjaga secara alami fungsi dari lahan basah  dan manfaat yang mereka berikan, khususnya melalui jaminan keberlangsungan layanan ekosistem, sementara mengenali bahwa sistem lahan basah buatan manusia juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tujuan ketahanan pangan dan air.  Tindakan lain yang diperlukan untuk mengatasi akar penyebab hilangnya keanekaragaman hayati dan untuk membalikkan kerugian ini dengan mengacu pada target pemulihan yang telah disepakati, termasuk target yang akan diadopsi dalam tindak lanjut untuk "target 201 0" 6 tentang pengurangan yang signifikan dalam tingkat penurunan dari keanekaragaman hayati.

 Tipe mekanisme apa yang saling berhubungan paling membantu untuk menyampaikan semua ini? Perencanaan, pengambilan keputusan, keuangan dan ekonomi

Pengembangan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam menanggapi setiap isu yang dibahas dalam Deklarasi ini sangat sering membutuhkan pengorbanan pada tujuan kebijakan dari berbagai sektor. Suara pengambilan keputusan tergantung pada keseimbangan yang bijaksana mengenai tujuan yang sah dan saling berhubungan, bahkan jika tidak ada informasi yang lengkap dan rinci.

Penggunaan yang baik pada alat pendukung keputusan yang cepat dan praktis (seperti penilaian cepat, resolusi konflik, mediasi, pohon - keputusan dan analisis biaya - manfaat) sering menjadi bantuan penting dalam mengidentifikasi isu-isu dan pilihan kebijakan. Pengakuan yang penuh harus diberikan kepada pentingnya lahan basah dalam perencanaan tata ruang, terutama Lahan Basah pada Kepentingan Internasional (Situs Ramsar 7), sehingga nilai-nilai yang mereka wakili benar dapat menginformasikan penggunaan lahan dan investasi penetapan prioritas dan penerapan perlindungan yang diperlukan.  Analisis biaya - manfaat harus cukup komprehensif  untuk mencerminkan nilai ekonomi lahan basah yang terbaik, serta kenyataan bahwa berinvestasi dalam pemeliharaan sifat ekologis lahan basah biasanya sebuah strategi biaya yang efektif lebih daripada remediasi untuk hilangnya jasa lahan basah. Pembiayaan yang memadai dan berkelanjutan untuk konservasi lahan basah dan pemanfaatan  yang bijaksana adalah penting, dan ini dapat dibantu dengan menggunakan instrumen keuangan yang inovatif dan kemitraan antara sektor dan pemangku kepentingan di luar Konvensi Ramsar yang mungkin tidak bekerja sama dalam isu-isu lahan basah di masa lalu. Terutama ketika sumber daya terbatas, kegiatan yang relevan dengan konservasi lahan basah dan pemanfaatan yang bijaksana harus berusaha untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia saat ini.

25

Berbagi pengetahuan dan pengalaman

Informasi dasar pada tingkat global dan karakterisasi lahan basah harus segera ditingkatkan .  Ada peningkatan kesempatan untuk membuat penggunaan yang baik pada pengembangan teknik observasi bumi dan teknologi informasi lainnya. Organisasi dengan kepentingan bersama mengenai data dan informasi serta pengetahuan (termasuk pengetahuan lokal dan tradisional) yang relevan dengan isu-isu yang dibahas dalam Deklarasi ini harus mengintensifkan upaya untuk mencari pendekatan umum, harmonis dan dapat diakses, sehingga pengetahuan dan pengalaman (misalnya, mengenai praktek yang baik) dapat dibagi secara lebih efektif, termasuk melalui aplikasi teknologi informasi yang tepat.

Panggilan Anda untuk bertindak Setiap dan salah satu dari kita memiliki sebuah pertaruhan mengenai dampak yang didukung oleh Deklarasi ini. Banyak kelompok di seluruh dunia yang telah bekerja untuk pemanfaatan lahan basah secara bijak hanya dalam cara panggilan dari Deklarasi ini. Ada pengalaman berharga dan  pengetahuan untuk dibagikan yang dapat membantu kita semua untuk membuatnya nyata, kemajuan yang nyata. Menjangkau, terhubung, basah!

Memastikan dampak Ukuran keberhasilan dari Deklarasi ini mencakup: • •





keberadaannya menjadi dikenal luas, dilaporkan, diterjemahkan dan diingat pesan ini telah dibawa dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dalam proses tata kelola / manajemen tingkat lokal dan daerah aliran sungai elemen yang relevan yang dimasukkan ke dalam rencana tingkat nasional, keputusan dan program aksi elemen yang dimasukkan ke dalam pernyataan kebijakan internasional, keputusan dan program aksi, termasuk melalui briefing untuk delegasi pemerintah menuju pertemuan internasional yang relevan.

Catatan 1 Konvensi

Lahan Basah Ramsar adalah pimpinan dari otoritas antar pemerintah mengenai lahan basah dan berusaha untuk memastikan bahwa kontribusi lahan basah membuat semua aspek kesejahteraan manusia diakui dan diperkuat di semua sektor dan di semua tingkat masyarakat 2 Pemanfaatan

lahan basah secara bijak telah didefinisikan dalam Konvensi sebagai “pemeliharaan sifat ekologis mereka, dicapai melalui penerapan pendekatan ekosistem, dalam konteks pembangunan berkelanjutan”. (Ungkapan "dalam konteks pembangunan berkelanjutan" dimaksudkan untuk mengakui bahwa beberapa pembangunan lahan basah tidak dapat dihindari dan banyak perkembangan yang

26

membawa manfaat penting bagi masyarakat, perkembangan dapat difasilitasi dengan cara berkesinambungan dengan pendekatan gabungan di bawah Konvensi, dan tidak tepat untuk menyiratkan bahwa 'pembangunan' merupakan tujuan pada setiap lahan basah.) 3 "Lahan

Basah" mencakup jangkauan yang luas daripada ekosistem sering direalisasikan. Pasal 1.1 dari Konvensi Ramsar mendefinisikan mereka sebagai "daerah payau, rawa, lahan gambut atau air, baik yang alami maupun buatan, permanen atau sementara, dengan air yang statis atau mengalir, segar, payau atau asin, termasuk area air laut kedalaman yang saat surut tidak melebihi ketinggian 6 meter 4 Selama

beberapa tahun terakhir, Konferensi Para Pihak yang terikat kontrak Ramasar (COP) telah diberikan judul bertema untuk mencerminkan isu-isu prioritas saat dalam evolusi Konvensi ini. Tema sebelumnya telah menekankan pada aspek yang berbeda dari hubungan antara lahan basah dan orangorang, dan tema untuk COP10, "kesehatan lahan basah, kesehatan manusia", posisi Konvensi dalam kaitannya dengan pemahaman yang muncul tentang hubungan penting antara lahan basah dan kesehatan manusia dan menetapkan konteks untuk penerapan keputusan baru di daerah ini. "Sifat ekologis" dari lahan basah adalah konsep kunci dari Konvensi Ramsar, yang didefinisikan sebagai "kombinasi dari komponen ekosistem, proses dan manfaat / jasa yang menjadi ciri lahan basah pada suatu titik waktu tertentu". (Dalam konteks ini, manfaat ekosistem didefinisikan sesuai dengan Millennium Ecosystem Assessment mendefinisikan jasa ekosistem sebagai "manfaat yang diterima oleh masyarakat dari ekosistem"). 5

6 "Target

Keanekaragaman Hayati 2010", yang diadopsi oleh Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) dan oleh Kepala Negara pada Konferensi Tingkat Tinggi PBB 2002 tentang Pembangunan Berkelanjutan (WSSD), adalah "untuk mencapai tahun 2010 sebuah penurunan yang signifikan dari hilangnya keanekaragaman hayati di tingkat global, regional dan nasional sebagai kontribusi terhadap pengentasan kemiskinan dan untuk kepentingan semua kehidupan di bumi. " 7 "Situs

Ramsar" (Lahan basah pada Kepentingan Internasional) diakui dan ditetapkan oleh pemerintah di dunia dimana Para Pihak yang terikat kontrak pada Konvensi Ramsar. Mereka membentuk jaringan global terbesar "kawasan lindung", saat ini (per bulan November 2008) mencakup lebih dari 168 juta hektar pada 1.822 situs bahkan lebih.]

27

Lampiran 1 Definisi pemanfaatan yang bijak dari Ramasar dalam kaitannya untuk  penggunaan yang berkelanjutan, pembangunan yang terpadu dan  pendekatan ekosistem (dari Ramsar COP9 DOC 16, paragraf 11 dan 14-20. Alasan untuk proposal bagi Kerangka Kerja Konseptual untuk pemanfaatan lahan basah secara bijak dan memperbarui pemanfaatan yang bijaksana serta definisi sifat ekologi) Konferensi Ramasar ketiga mengenai para Pihak yang terikat kontrak ( COP3, 1987) mendefinisikan pemanfaatan lahan basah secara bijak sebagai: "Pemanfaatan berkelanjutan untuk kepentingan umat manusia dengan cara yang sesuai dengan pemeliharaan sifat alami dari ekosistem." Sebagai bagian dari definisi dari pemanfaatan lahan basah secara bijak, COP3 juga mendefinisikan "pemanfaatan berkelanjutan" sebagai: "Manusia menggunakan lahan basah sehingga dapat menghasilkan manfaat yang berkelanjutan yang terbesar untuk keturunan berikutnya sambil mempertahankan potensinya untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi keturunannya di masa depan".  Juga pada tahun 1987, Komisi Brundtland mendefinisikan "pembangunan berkelanjutan" sebagai: "Pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan dari generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri." (Komisi PBB Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan. 1987.  Masa Depan Kita Bersama .) COP3 Ramasar juga mengakui bahwa kebijakan pemanfaatan yang bijaksana dan tindakan di tingkat manajemen situs merupakan integral bagian dari pembangunan berkelanjutan. Sejak persyaratan dari definisi Brundtland dan definisi COP3Ramsar tentang "pemanfaatan berkelanjutan" yang sangat mirip, ini mengikutinya daripada menyamakan pemanfaatan yang bijak dengan pemanfaatan berkelanjutan (menggunakan), sekarang lebih tepat dan relevan untuk menentukan pemanfaatan yang bijaksana dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Selain itu, pemanfaatan yang bijaksana sebagai sebuah mekanisme pembangunan berkelanjutan telah diakui oleh Konvensi Ramsar pada tahun 1996 (COP6) melalui adopsi dari pernyataan misi Konvensi dalam Rencana Strategis 1997-2002, ditegaskan kembali oleh pernyataan misi ini diubah dalam Rencana Strategis 2003- 2008 (COP8 Resolusi VIII.25): "Konservasi dan pemanfaatan secara bijak semua lahan basah melalui tindakan lokal, regional dan nasional sertta kerjasama internasional, sebagai kontribusi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia." Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) telah menjelaskan "pendekatan ekosistem"-nya sebagai pendekatan menyeluruh sebagai pendekatan Konvensi tersebut untuk pelaksanaannya. CBD telah dijelaskan (dalam Keputusan V / 6; COP5, 2000) "pendekatan ekosistem" sebagai:

28

“Sebuah strategi untuk pengelolaan tanah, air dan sumber daya alam terpadu yang mempromosikan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan dengan cara yang adil. Dengan demikian, penerapan pendekatan ekosistem akan membantu untuk mencapai keseimbangan dari tiga tujuan Konvensi: konservasi; pemanfaatan secara berkelanjutan; dan pembagian yang adil dan merata dari keuntungan yang dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya genetik.” Pendekatan ekosistem didasarkan pada penerapan metodologi ilmiah yang sesuai difokuskan pada tingkat organisasi biologis, yang meliputi struktur, proses, fungsi dan interaksi yang penting antara organisme dan lingkungannya. Ia mengakui bahwa manusia, dengan keragaman budaya mereka, merupakan komponen integral dari banyak ekosistem. Dengan demikian "pendekatan ekosistem" menyeluruh CBD dapat dianggap sebagai kesamaan dengan konsep menyeluruh Ramsar tentang "pemanfaatan yang bijaksana". Selain itu, "Prinsip  Addis Ababa dan Panduan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan", yang diadopsi oleh Konvensi Keanekaragaman Hayati pada tahun 2004 (CBD COP7 Keputusan VI / 12), memusatkan perhatian pada pemanfaatan secara berkelanjutan komponen-komponen keanekaragaman hayati. Panduan ini mencakup berbagai penerapan intervensi pada tingkat yang sama detailnya dengan Panduan Pemanfaatan yang bijak Ramsar COP4 dan COP5 yang asli. Oleh karena itu panduan pemanfaatan berkelanjutan CBD juga serupa dengan “peralatan” Ramsar tentang panduan untuk memberitahukan pemanfaatan yang bijaksana melalui pengelolaan sifat ekologi lahan basah. Selain deskripsi CBD tentang "pendekatan ekosistem", ada beberapa definisi lain dan deskripsi yang digunakan saat ini. Ini termasuk definisi yang digunakan oleh OSPAR dan Komisi Helsinki (Deklarasi Rapat Menteri Gabungan Pertama Helsinki dan Komisi OPSAR, Juni 2003) dan deskripsi serta sebelas prinsip yang diterapkan oleh US Fish and Wildlife Service  (Layanan Perikanan dan Margasatwa USA)

Pada saat ini mengerjakan penggaraman di kota Pomorie, sebuah resor wisata yang penting di pantai Laut Hitam Bulgaria, ada rencana untuk mendirikan sebuah museum garam dan melatih para petani  garam muda pada kerajinan tradisional. Foto: Hjalmar Dahm dan Theodora Petani dou.

29

Lampiran 2 Panduan tambahan tentang pemanfaatan lahan basah secara bijak  Teks di bawah ini, diambil dari Resolusi 5.6, panduan tambahan pada pelaksanaan konsep pemanfaatan yang bijaksana (1993), direproduksi di sini karena masalah penelitian dan pelatihan belum dikembangkan lebih lanjut oleh panduan dalam buku ini. Untuk informasi lebih lanjut tentang Ramsar dan pelatihan / kapasitas, pembaca juga diarahkan pada [http://www.ramsar.org/cda/en/ramsar-activitiescepapenasehat-board-on / main / Ramsar / 1-63-69 % 5E20381_4000_0__] untuk informasi tentang bentuk dan fungsi dari Dewan Penasehat Pengembangan Kapasitas Ramsar.

II.3 Penelitian Penelitian dapat menjadi apa saja yang memperluas atas pengetahuan dasar. Daerah tertentu yang mungkin perlu diperhatikan identifikasi dan kuantifikasinya mengenai nilai lahan basah, keberlanjutan penggunaan lahan basah, dan fungsi tata ruang serta modifikasi. Pihak yang terkait kontrak harus mengambil langkah-langkah positif untuk memperoleh dan, apabila mungkin, berbagi pengetahuan yang dikembangkan pada lahan basah nilai-nilai, fungsi dan kegunaannya. 1)

Tindakan penelitian yang utama dapat mengandung: • •







• •



2)

Pengembangan sebuah syarat kosakata, yang dapat dimengerti secara luas; Pengembangan dari pengertian yang menekankan tata ruang atau pendekatan tangkapan dalam pengelolaan; Pengembangan teknik untuk memantau perubahan ekologi dan meramalkan evolusi karakteristik pada lahan basah di bawah tekanan pemanfaatan saat ini; Peningkatan pengetahuan dasar tentang fungsi dan nilai-nilai lahan basah, terutama nilainilai sosial-ekonomi lahan basah, untuk belajar tentang teknik manajemen tradisional penduduk lokal dan kebutuhan mereka; Peningkatan pengetahuan tentang klasifikasi ilmiah lahan basah microorganizms, tumbuhan dan hewan, dan penginapan penelitian spesimen dengan museum atau lembaga lain yang sesuai; Pengembangan metodologi untuk mengevaluasi praktek-praktek yang berkelanjutan; Penyediaan data yang teknologi alternatif / pemanfaatan secara bijak yang dapat dikembangkan; Pengembangan teknik untuk restorasi lahan basah

Pertanyaan-pertanyaan penelitian yang disebutkan di atas merupakan indikasi kebutuhan. Dalam prakteknya, dapat diharapkan bahwa jumlah pertanyaan penelitian yang spesifik yang harus ditangani akan meningkat sebagai kemajuan yang dibuat dalam program sumber daya alam. Prioritas penelitian harus didasarkan pada kebutuhan manajemen.

II.4 Pelatihan 1)

30

Perhatian harus ditujukan untuk empat aspek pelatihan: •

Definisi dari kebutuhan pelatihan



Kebutuhan yang berbeda diantara wilayah, negara dan s itus

Keahlian mungkin tidak selalu tersedia dan beberapa aspek kunci pada pemanfaatan yang bijaksana, mungkin tidak tercakup dalam program yang ada. Aspek kunci ini harus dianggap sebagai prioritas untuk kegiatan pelatihan lebih lanjut. Oleh karena itu, langkah pertama dalam membangun sebuah program pelatihan harus melakukan analisis kebutuhan pelatihan. •

 Target peserta  Ada perbedaan besar antara program pendidikan dan penyadaran serta pelatihan yang profesional. Secara umum, dapat dikatakan bahwa sementara pelayanan publik dan pembuat kebijakan publik yang senior harus dibuat sadar mengenai nilai-nilai ekologi, budaya, sosial dan ekonomi ekosistem lahan basah, pelatihan harus disediakan bagi mereka yang secara langsung terlibat dalam pengelolaan dan berlatih mengelola lahan basah. Sesi pelatihan harus fokus pada metode yang paling terbaru untuk menerapkan pemanfaatan yang bijaksana. Sesi tersebut juga perlu diselenggarakan untuk kekuasaan kehakiman dan penegak hukum lainnya.



Penyelenggara Pelatihan harus memberikan pengelola dan administrator lahan basah dengan pengetahuan profesional yang diperlukan untuk membangun, mempertahankan, dan menerapkan konsep pemanfaatan lahan basah secara bijak.

2)

Tiga jenis pelatihan luas tampaknya mempunyai relevansi khusus bagi para profesional lahan basah: •

Kursus mengenai pengelolaan lahan basah yang terpadu Pelatihan harus berusaha untuk menyatukan keahlian khusus dari berbagai bidang untuk menghasilkan pemahaman umum dan pendekatan umum untuk pengelolaan dan perencanaan pada lahan basah;



Kursus mengenai teknik pengelolaan lahan basah Pelatihan harus berusaha untuk memberikan peserta teknik yang paling terbaru dan efektif pada persediaan, perencanaan, monitoring, analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan pemulihan;



Kursus bagi staff lapangan Sipir dan polisi hutan perlu memiliki pemahaman yang sangat Dasar tentang konsep pemanfaatan yang bijaksana dan mampu menghadapi situasi sehari-hari seperti penegakan hukum dan kesadaran masyarakat. Pengembangan panduan pelatihan dan bahan sumber daya lainnya harus menjadi tujuan jangka panjang yang penting dalam setiap program pelatihan.

31

Staff Ramsar Vainuupo Jungblut dalam sebuah sesi pelatihan untuk anak-anak muda, Samoa 2007

3)

Metode pelatihan dan sumber daya Kegiatan pelatihan dan transfer pengetahuan yang tepat harus menjadi komponen yang terintegrasi dari semua proyek pemanfaatan secara bijak. Kegiatan tersebut harus sebagai katalisator sebaik mungkin, dan berusaha untuk melatih para pelatih potensial di tingkat regional yang kemudian dapat menularkan keahlian mereka ke tingkat yang lebih rendah, dan melibatkan kerjasama organisasi pemerintah dan non-pemerintah, menggunakan sumber daya lokal dan lembaga apabila memungkinkan.

Panduan untuk Aksi Global mengenai Lahan Gambut (GGAP) Panduan untuk Aksi Global mengenai lahan gambut (GGAP), diadopsi sebagai Lampiran Resolusi  VIII.17 oleh Konferensi ke-8 dari Para Pihak terkait kontrak, Valencia, Spanyol, 2002, belum dimasukkan sebagai volume terpisah dalam Edisi Buku Saku ke -4. Teks di bawah, diambil dari panduan ini, memberikan tindakan yang relevan dengan penelitian dan pelatihan termasuk dalam GGAP. E. Jaringan penelitian, pusat-pusat regional keahlian, dan kapasitas kelembagaan Panduan untuk tindakan

E1.

32

Jaringan untuk penelitian dan kerjasama program harus ditetapkan, yang melibatkan lembaga penelitian dan organisasi ilmiah lahan gambut lainnya sehingga dapat berbagi pengetahuan dan informasi dan meningkatkan pemahaman tentang keanekaragaman hayati, sifat ekologis, nilainilai, dan fungsi lahan gambut di dunia.

E2.

Lembaga penelitian dan organisasi ilmiah lahan gambut lainnya harus mencari peluang untuk pengembangan kerjasama studi ilmiah dan manajemen untuk mengisi kesenjangan yang diidentifikasi dalam pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan penggunaan lahan gambut yang bijaksana. Komite Koordinasi GAP (lihat Panduan G1 di bawah ini seharusnya membantu dalam proses ini dengan meninjau dan mengidentifikasi kesenjangan tersebut).

E3.

Peluang untuk kerjasama penelitian koperasi harus dicari untuk lebih menjelaskan peran lahan gambut dalam mengurangi dampak perubahan iklim global, sejalan dengan kesenjangan dalam pengetahuan yang diidentifikasi oleh kajian komprehensif dari "Lahan Basah dan perubahan iklim: dampak dan mitigasi" yang diserahkan pada COP8 Ramsar.

E4.

Membentuk Pusat Keahlian Regional dalam pemanfaatan yang bijaksana dan pengelolaan lahan gambut harus dipromosikan untuk pelatihan dan transfer pengetahuan guna membantu negaranegara berkembang dan orang-orang dengan ekonomi dalam transisi untuk meningkatkan kapasitas mereka menerapkan penggunaan lahan gambut dengan bijaksana.

E5.

Lahan gambut yang cocok untuk restorasi dan rehabilitasi harus diidentifikasi setelah prosedur yang dimasukan dalam Prinsip dan panduan restorasi lahan basah yang diadopsi oleh COP8 Ramsar (Resolusi VIII.16), dan penelitian serta transfer teknologi untuk pengelolaan lahan gambut serta restorasi dan rehabilitasi lahan gambut yang tepat harus difasilitasi, terutama untuk digunakan masyarakat setempat di negara berkembang dan negara-negara dengan ekonomi dalam transisi.

E6.

Pihak yang terikat kontrak harus mendorong pembentukan dan kegiatan organisasi lokal dan nasional dengan keahlian dalam pengelolaan lahan gambut.

E7.

Penelitian mendalam, dan pengembangan, alternatif berkelanjutan yang tepat untuk gambut, misalnya, penggunaan hortikultura, harus didorong.

33

Lampiran 3 Buku Saku Ramsar mengenai pemanfaatan lahan basah secara bijak :  Terdiri dari (edisi keempat) Buku Saku 2-20 Buku Saku 2 Kebijakan Nasional tentang Lahan Basah Mengembangkan dan menerapkan Kebijakan Nasional tentang Lahan basah Dimana termasuk panduan pada  : Mengapa kebijakan mengenai lahan basah diperlukan?  Apa saja sebuah kebijakan lahan basah? Hubungan antara kebijakan dan pemanfaatan yang bijak Pertimbangan untuk sebuah Komite Lahan basah Nasional Pernyataan masalah nasional dan kertas latar belakang Menentukan lahan basah pada tingkat nasional Menentukan pemangku kebijakan dan membentuk konsultasi nasional  Tujuan untuk sebuah Kebijakan nasional tentang Lahan basah dan strategi kebijakan penerapannnya Mencari dukungan dan persetujuan dari Pemerintah Menentukan siapa yang bertanggungjawab untuk penerapannya Mengembangkan panduan penerapan dan menentukan kebutuhan sumber daya Harmonisasi antar Kementrian Membangun sebuah program pengawasan nasional

Buku Saku 3 Hukum dan Institusi Meninjau ulang hukum dan institusi untuk mempromosikan konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijaksana Dimana termasuk panduan pada  :  Tujuan dari sebuah tinjauan ulang mengenai hokum dan institusi Membangun tanggung jawab politik dan institusional untuk tinjauan tersebut Menentukan metodologi dari tinjauan tersebut Membangun sebuah Dasar pengetahuan mengenai hokum dan institusional yang relevan Mengevaluasi pengetahuan Dasar tersebut MerekomenDasikan perubahan-perubahan hukum dan institusional yang penting untuk mendukung konservasi dan pemanfaatan yang bijak

Buku Saku 4 Flu burung dan lahan basah Panduan tentang pengendalian dan tanggapan terhadap patogenik flu burung yang tinggi Dimana termasuk panduan pada  : Persiapan dan tanggapan untuk memecahkan patogenik flu burung yang tinngi Mengurangi resiko flu burung pada situs Ramsar dan lahan basah lainnya MerekomenDasikan informasi ornitologi untuk dikumpulkan program pengawasan dan kejadian kematian Pendirian dan pengoperasian panel ahli ornitologi  Jaringan Internasional Pembelajaran

34

Buku Saku 5 Kemitraan Kunci kemitraan sebagai penerapan dari Konvensi Ramsar Dimana termasuk panduan pada  : Kesepakatan Lingkungan hidup multilateral dan institusi lainnya Organisasi Internasional Konvensi Ramsar Pemangku kebijakan lainnya Prinsip-prinsip kemitraan Antara Konvensi Ramsar dan sector usaha

Buku Saku 6 Lahan basah CEPA Program dari Konvensi keenam mengenai komunikasi, pendidikan, partisipasi dan penyadaran (CEPA) 2009 – 2015 Dimana termasuk panduan pada :  Visi dan prinsip-prinsip panduan Strategi dan tujuan untuk mencapai visi Pemahaman mengenai apa arti dari persyaratan “komunikasi, pendidikan, partisipasi penyadaran, peningkatan kapasitas dan pelatihan” Peran dan tanggung jawab dari  focal points  CEPA nasional Sasaran kelompok dan pemangku kebijakan

Buku Saku 7 Kemampuan partisipasif Membangun dan menguatkan partisipasi komunitas lokal dan masyarakat adat dalam  pengelolaan lahan basah Dimana termasuk panduan pada : Mengapa keterlibatan komunitas menguntungkan? Pembelajaran dari keterlibatan komunitas Insentif, kepercayaan, fleksibilitas, pertukaran pengetahuan dan peningkatan kapasitas; berkelanjutan Melibatkan penduduk local dan adat Melakukan pengawasan dan evaluasi pelibatan penduduk lokal dalam pengelolaan lahan basah

Buku Saku 8 Panduan mengenai air Sebuah kerangka kerja dari Kovensi yang terkait dengan panduan air yang terpadu Dimana termasuk panduan pada :  Air dan Ramsar – sebuah pandangan Kanal Ramsar tentang Resolusi dan panduan berkaitan dengan hidrologi  Air dalam lingkungan hidup Pengelolaan sumber daya air dalam konteks siklus hidrologi Sebuah kerangka kerja untuk panduan Ramsar terkait dengan air Resolusi dan panduan Ramsar terkait langsung dengan air Pembangunan yang sedang berlangsung pada kerangka kerja untuk panduan terkait dengan air

Buku Saku 9 Pengelolaan das Konservasi lahan basah dan pemanfaatan yang bijak secara terpadu pada pengelolaan das Dimana termasuk panduan pada : Pemahaman yang terpadu dalam konteks Ramsar, lahan basah dan pengelolaan das Pandangan tentang panduan teknis dan ilmiah Pendekatan “Jalur Kritis” Memulai Panduan teknis dan ilmiah pada tingkat nasional Panduan teknis dan ilmiah pada tingkat das Kerjasama dan kemitraan internasional

35

Buku Saku 10 Pengelolaan dan alokasi air Panduan untuk pengelolaan dan alokasi air untuk memelihara fungsi ekologis dari lahan basah Dimana termasuk panduan pada : Prinsip-prinsip Kerangka kerja pembuatan keputusan Proses untuk menentukan alokasi air  Alat dan metode Penerapannya

Buku Saku 11 Pengelolaan air tanah Mengelola air tanah untuk memelihara sifat ekologi lahan basah Dimana termasuk panduan pada  : Sebuah gambaran tentang air tanah berkaitan dengan lahan basah  Jaringan fungsional Antara air tanah dengan lahan basah Pemahaman tentang air tanah berkaitan dengan lahan basah Menghitung mekanisme transfer air Memprediksi dampak hidrologi melalui modeling Menuju sebuah kerangka kerja untuk pengembangan strategi pengelolaan air tanah untuk memelihara lahan basah

Buku Saku 12 Pengelolaan pesisir pantai Masalah lahan basah dalam pengelolaan zona pesisir pantai yang terpadu Dimana termasuk panduan pada : Menyadari peranan dan pentingnya Konvensi Ramsar dan lahan basah di zona pesisir pantai Memastikan kesadaran penuh mengenai nilai-nilai dan fungsi lahan basah di zona pesisir pantai Menggunakan mekanisme untuk mengamankan konservasi tersebut dan penggunaan lahan basah yang berkelanjutan dalam zona yang luas Mengatasi integrasi pada konservasi tersebut dan penggunaan lahan basah yang berkelanjutan dalam zona yang luas terintegrasi dengan pengelolaan ekosistem

Buku Saku 13 Penyimpanan, penilaian, dan pengawasan Sebuah Kerangka kerja terpadu mengenai simpanan lahan basah, penilaian dan pengawasan Dimana termasuk panduan pada : Pentingnya mengidentifikasi, menilai dan melaporkan keadaan dari situs Ramsar dan lahan basah lainnya dalam penerapan Konvensi tersebut Hubungan antara simpanan lahan basah, penilaian, pengawasan dan pengelolaan Pendekatan multi skala terhadap simpanan lahan basah, penilaian dan pengawasan “Peralatan” Ramsar mengenai panduan yang tersedia pada Pihak yang terkait kontrak Ramsar untuk menerapkan kerangka kerja simpanan lahan basah, penilaian dan pengawasan secara terpadu Kesenjangan pada “peralatan” Ramsar mengenai panduan penyimpanan, penilaian dan pengawasan Prioritas untuk meningkatkan simpanan lahan basah, penilaian dan pengawasan yang terpadu

Buku Saku 14 Kebutuhan data dan informasi Sebuah kerangka kerja untuk kebutuhan data dan informasi Ramsar Dimana termasuk panduan pada :  Tujuan dari kebutuhan data dan informasi di bawah Konvensi Prinsip-prinsip panduan untuk penilaian kebutuhan data dan informasi Mengembangkan kerangka kerja kebutuhan data dan informasi

36

Buku Saku 15 Simpanan lahan basah Sebuah kerangka kerja Ramsar untuk simpanan lahan basah dan deskripsi sifat ekologi Dimana termasuk panduan pada : Menyatakan maksud dan tujuan Meninjau ulang pengetahuan dan informasi yang tersedia Meninjau ulang metode penyimpanan yang tersedia Menentukan skala dan resolusi Membangun sebuah Dasar atau data set minimum Membangun sebuah klasifikasi habitat Memilih sebuah metode yang tepat Membangun sebuah sistem pengelolaan data Membangun sebuah jadwal kerja dan tingkat sumber daya yang dibutuhkan Menilai kemungkinan yang akan terjadi dan biaya yang efektif Membangun sebuah prosedur pelaporan Membangun sebuah tinjauan ulang dan proses evaluasi Merencanakan sebuah studi percontohan Penerapan pada penyimpanan tersebut Menjelaskan sifat ekologi pada individu lahan basah

Buku Saku 16 Penilaian dampak Panduan mengenai penilaian dampak dan strategi penilaian lingkungan hidup khususnya keanekaragaman hayati Dimana termasuk panduan pada :  Tahapan dalam prosesnya Masalah keanekaragaman hayati pada tahap yang berbeda dalam penilaian dampak lingkungan hidup Kriteria penyaringan indikatif, daftar layanan ekosistem dan aspek keanekaragaman hayati Peralatan penilaian lingkungan hidup yang strategis Memberikan perhatian khusus terhadap keanekaragaman hayati dalam penilaian strategis lingkungan (SEA) dan pengambilan keputusan Masalah keanekaragaman hayati yang relevan pada SEA Kapan dan bagaimana untuk mengatasi kenaekaragaman hayati dalam SEA

Buku Saku 17 Menyusun situs Ramsar Kerangka kerja dan panduan strategis untuk pembangunan masa depan mengenai Daftar Lahan basah dalam Kepentingan Internasional Dimana termasuk panduan pada :  Visi, tujuan, dan sasaran jangka pendek pada Daftar Lahan basah yang penting di Internasional Lahan basah pada Kepentingan Internasional dan prinsip pemanfaatan yang bijak Ramsar Panduan untuk mengadopsi pendekatan sistematis guna mengidentifikasi lahan basah yang prioritas untuk dirancang di bawah Konvensi Ramsar Kriteria untuk mengidentifikasi Lahan basah pada Kepentingan Internasional, panduan untuk aplikasi mereka, dan sasaran jangka panjang Panduan untuk mengidentifikasi dan menyusun jenis lahan basah yang spesifik Panduan menggabungkan sebuah lembar informasi Ramsar (RIS)

Buku Saku 18 Mengelola Lahan basah Kerangka kerja untuk mengelola lahan basah pada kepentingan Internasional dan lahan basah lainnya Dimana termasuk panduan pada : Menjelaskan “sifat ekologi” pada lahan basah Mengembangkan sebuah proses perencanaan pengelolaan Merancang sebuah program pengawasan Menerapkan sebuah kerangka kerja penilaian resiko lahan basah

37

Buku Saku 19 Mengatasi perubahan pada sifat ekologi lahan basah Mengatasi perubahan pada sifat ekologi lahan basah pada situs Ramsar dan lahan basah lainnya Dimana termasuk panduan pada : Sebuah kerangka kerja untuk proses deteksi, pelaporan dan tanggapan terhadap perubahan sifat ekologi pada lahan basah Menerapkan “alat” Montreux Record pada Konvensi Menghapus atau membatasi batas-batas dari daftar situs Ramsar Site: menafsirkan "kepentingan nasional yang mendesak" dalam Konvensi Pasal 2.5 Menghapus atau membatasi batas-batas dari daftar situs Ramsar Site: alasan lain dalam Konvensi Pasal 2.5 Merancang program restorasi Kompensasi dan mitigasi untuk kerugian lahan basah

Buku Saku 20 Kerjasama internasional Panduan dan dukungan lainnya untuk kerjasama internasional berDasarkan Konvensi Ramsar mengenai lahan basah Dimana termasuk panduan pada : Menafsirkan artikel 5 pada Konvensi Ramsar Mengatur pembagian lahan basah dan daerah alirah sungai Mengatur pembagian spesies yang bergantung pada lahan basah Ramsar bekerja dalam kemitraan dengan Konvensi dan badan-badan lingkungan hidup regional / internasional Berbagi keahlian dan informasi Bantuan internasional untuk mendukung konservasi dan penggunaan lahan basah yang bijak Panen yang terpadu dan perdagangan internasional dalam lahan basah yang berasal tanaman dan hewan Peraturan investasi asing untuk menjamin konservasi lahan basah dan pemanfaatan yang bijaksana Pedoman Operasional untuk inisiatif regional dalam rangka kerangka kerja Konvensi Ramsar

Operasi penyelamatan lumba-lumba di Pakistan, 2005 (Foto : Najjam Khursid)

38

Lampiran 4  Tambahan contoh terbaru prinsip dan panduan Ramsar menangani  pengemudi tertentu terhadap perubahan lahan basah Lampiran ini menyajikan inti yang terpilih dari beberapa contoh terbaru dari prinsip-prinsip, pedoman dan informasi lain yang dipertimbangkan oleh COP mengenai cara-cara di mana pengemudi tertentu terhadap perubahan dapat diatasi dengan cara-cara yang positif yang terintegrasi dengan pemeliharaan jasa ekosistem lahan basah. Topik-topik berikut antara lain: • • • • • • • • •

Perubahan iklim Kemiskinan Kesehatan Pertanian Perikanan Nilai-nilai budaya Spesies invasive Industri ekstraktif Urbanisasi

Perubahan iklim Resolusi X.24 tentang Perubahan iklim dan lahan basah , diadopsi oleh COP10 tahun 2008, diperbaharui dan menggantikan keputusan COP sebelumnya mengenai hal itu. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut:

1.

MENGAKUI bahwa lahan basah memberikan berbagai layanan ekosistem yang berkontribusi terhadap kesejahteraan manusia, dan bahwa dalam beberapa jenis lahan basah ini dapat mencakup jasa yang berkaitan dengan mitigasi dan / atau adaptasi perubahan iklim;

14.

MENCATAT bahwa banyak kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim termasuk langkahlangkah seperti meningkatkan pasokan energi dari pembangkit listrik tenaga air dan bahan bakar bio serta penyimpanan air yang lebih banyak dan saluran air antar-aliran, dan menekankan manfaat dari pelaksanaan panduan Ramsar yang berhubungan dengan air ini (Resolusi IX.1  Annex C dan resolusi X.19) sehingga untuk memastikan dimana kemungkinan seperti kebijakan iklim mempromosikan yang positif dan meminimalkan dampak negatif pada sifat ekologis lahan basah;

16.

MENCATAT bahwa lahan basah juga dapat mengurangi efek buruk dari perubahan iklim, seperti kekurangan pangan, dengan menyediakan sumber daya keanekaragaman hayati yang penting, tetapi MENJADI PERHATIAN bahwa degradasi terus menerus dan hilangnya kedua lahan basah pesisir dan pedalaman mengurangi kapasitas lahan basah untuk memberikan sumber daya tersebut;

18.

MENGAKUI bahwa pemanfaatan yang bijaksana dan restorasi lahan basah berkontribusi untuk membangun resiliensi populasi manusia terhadap dampak perubahan iklim dan dapat mengurangi bencana alam akan terjadi dengan perubahan iklim, seperti penggunaan untuk mengembalikan lahan basah di dataran banjir guna mengurangi risiko dari banjir;

39

19.

MENEGASKAN KEMBALI bahwa kebijakan integratif dan langkah-langkah perencanaan perlu didorong dalam rangka mengatasi pengaruh perubahan iklim global pada ketergantungan antara lahan basah, pengelolaan air, pertanian, produksi energi, pengurangan kemiskinan dan kesehatan manusia;

28.

MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk mengelola lahan basah secara bijaksana untuk mengurangi beberapa tekanan yang mereka hadapi dan dengan demikian meningkatkan resiliensi mereka terhadap perubahan iklim dan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang signifikan untuk menggunakan lahan basah secara bijaksana sebagai pilihan untuk mengurangi dampak perubahan iklim;

30.

MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk mempromosikan pemulihan sungai, danau dan akuifer das dan lahan basah mereka sebagai aspek penting dari kebijakan yang terkait dengan perubahan iklim;

31.

MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak dan pemerintah lainnya, bila perlu, untuk memasukkannya dalam strategi perubahan iklim nasional perlindungan lahan basah pegunungan (...);

32.

JUGA MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk mengambil tindakan penting, sejauh mungkin dan dalam kapasitas nasional, untuk mengurangi degraDasi, mempromosikan restorasi, meningkatkan praktek pengelolaan lahan gambut dan lahan basah jenis lain yang signifikan [gas rumah kaca] tenggelam, (...);

36.

MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk mempromosikan koordinasi terpadu dalam mengembangkan dan melaksanakan kebijakan nasional yang berkaitan dengan pengelolaan air, pertanian, produksi energi, pengurangan kemiskinan, dan kesehatan manusia, untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan sektoral yang saling mendukung dalam mengatasi kemungkinan dampak negatif perubahan iklim (...);

41.

MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan yang mempromosikan kesempatan untuk mengambil keuntungan dari layanan regulasi yang sudah disediakan oleh lahan basah untuk sistem iklim global, sementara pada saat yang sama memberikan kontribusi untuk meningkatkan kehidupan manusia dan mencapai tujuan keanekaragaman hayati (...).

Kemiskinan Resolusi X.28 tentang Lahan basah dan penanggulangan kemiskinan diadopsi oleh COP10 tahun 2008. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut :

2.

MENGAKUI peran penting bahwa banyak lahan basah dan jasa ekosistem mereka bermain dalam mendukung ketahanan pangan, mata pencaharian dan kesejahteraan manusia, termasuk melalui penyediaan antara lain makanan, serat dan produk lainnya, air untuk sanitasi, minum, irigasi dan keperluan lainnya, serta layanan lainnya seperti perlindungan banjir dan badai; tapi MENJADI PERHATIAN bahwa hilangnya dan degradasi lahan basah berkelanjutan (...) adalah menempatkan penyediaan layanan tersebut terus menerus, sehingga kesehatan, mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakat, menjadi resiko selanjutnya;

4.

MENGINGAT bahwa dalam Resolusi IX.14 (2005) tentang Lahan Basah dan penanggulangan kemiskinan, para Pihak yang terikat kontrak memberikan kerangka kerja menyeluruh bagi mereka untuk mengatasi masalah penanggulangan kemiskinan dalam kaitannya dengan konservasi dan pemanfaatan lahan basah yang bijaksana (..);

40

10.

MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak, dalam kaitannya dengan kerangka kerja kegiatan yang ditetapkan dalam Resolusi IX.14, juga untuk: i)

terus berupaya untuk mengintegrasikan pengelolaan dan penggunaan lahan basah secara bijak, termasuk restorasi lahan basah yang sesuai, dalam semua kebijakan nasional dan regional yang terkait, termasuk dalam Strategi Penanggulangan Kemiskinan, Strategi Nasional Perubahan Iklim (NAPA), memberikan program transfer, rencana dan strategi tentang air dan sanitasi , dengan mempertimbangkan kebutuhan Dasar untuk strategi tersebut pada pemahaman tentang lahan basah tertentu saat ini dan proyeksi produktivitas masa depan, terutama di mana lahan basah tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu;

ii)

mengakui dalam perencanaan mereka dan kebijakan pengelolaan lahan mereka peran lahan basah dalam sanitasi dan kesehatan manusia, terutama dalam kaitannya dengan penyakit yang dibawa oleh air dan yang berhubungan dengan air, serta peningkatan risiko terhadap kesehatan manusia yang disebabkan oleh rusaknya lahan basah, seperti yang dijelaskan dalam resolusi X.23 tentang Lahan Basah dan kesehatan manusia;

iii)

menghormati dan menggabungkan pengetahuan dan praktek tradisional serta perspektif lokal dalam pengelolaan lahan basah nasional dan inisiatif mata pencaharian yang berkelanjutan, yang sesuai, untuk dipastikan meningkatkan penerimaannya pada kelompokkelompok masyarakat setempat;

iv)

memastikan bahwa setiap sistem peringatan dini dan rencana darurat yang dibangun untuk melindungi manusia terhadap bencana alam seperti angin topan, badai, kekeringan, banjir, dan tsunami, termasuk penggunaan pengelolaan lahan basah dan, langkah-langkah pemulihan yang tepat untuk melindungi terhadap dampak perubahan iklim , kenaikan permukaan air laut, dan intrusi garam, dalam pelaksanaan Resolusi VIII.35 (2002) tentang dampak bencana alam, terutama kekeringan, pada ekosistem lahan basah;

 v)

berkolaborasi dengan instansi terkait dalam mengembangkan kegiatan ekowisata yang cocok di lahan basah pada umumnya, dan khususnya dirancang dalam Situs Ramsar, dengan tujuan memberikan kesempatan untuk mengurangi kemiskinan, sementara juga mempertimbangkan dampak negatif yang mungkin timbul seperti pariwisata pada integritas lahan basah dan budaya lokal;

 vi)

menyusun pengetahuan tentang praktik terbaik dan mempromosikan transfernya untuk pemanfaatan yang bijaksana, ekstraksi, pengolahan dan pemasaran produk-produk lahan basah untuk mengurangi tekanan pada sumber daya alam dalam lahan basah dengan menambahkan manfaat untuk meningkatkan penanggulangan kemiskinan;

 vii)

membangun keuangan insentif atau investasi seperti skema kredit mikro termasuk

 viii)

dana awal dan dana bergulir, terutama dalam kemitraan dengan sektor s wasta, yang meningkatkan pengelolaan lahan basah dan berkontribusi terhadap penanggulangan kemiskinan yang nyata dalam jangka pendek dan menengah, dengan tujuan mempromosikan swasembada dan pembagian keuntungan yang adil dalam jangka panjang;

ix)

mendorong pengenalan pembayaran untuk jasa ekosistem sebagai sarana untuk mengumpulkan dana bagi program penanggulangan kemiskinan, termasuk melalui pencegahan penggundulan hutan dan pencegahan degraDasi lahan basah, serta melalui kemitraan sektor swasta untuk akses dan pembagian keuntungan;

x)

mempertimbangkan layanan lahan basah sebagai komoditas ekonomi sehingga penggunaannya dapat dimasukkan dalam mekanisme pajak berDasarkan ekonomi seperti pembayaran pengguna, sehingga ini berkontribusi pada program penanggulangan kemiskinan nasional dan investasi dalam pengelolaan lahan basah yang berkelanjutan;

41

xi)

menyadari pentingnya mengidentifikasi jaringan pemasaran yang tersedia dan cara untuk mengaksesnya sebelum memperkenalkan keuangan insentif yang baru atau investasi untuk kegiatan yang menghasilkan pendapatan yang dapat berkontribusi pada pemberantasan kemiskinan dalam lahan basah; dan

xii)

mengambil langkah-langkah untuk melindungi mata pencaharian masyarakat yang berasal dari lahan basah di daerah dimana pertambangan dan industri ekstraktif lainnya sedang berlangsung, atau mungkin terjadi, termasuk dalam tahap pemberhentian kegiatan ekstraktif, sehubungan dengan pelaksanaan Resolusi X.26 tentang lahan basah dan industri ekstraktif

Kesehatan manusia Keseluruhan tema dalam COP10 tahun 2008 adalah "kesehatan lahan basah, kesehatan manusia". Versi sementara untuk sebuah dokumen tinjauan utama pada subjek, dikoordinasikan oleh Panel Tinjauan Ilmiah dan Teknis (STRP), dibuat tersedia untuk para Pihak sebagai COP10 DOC. 28: Kesehatan lahan basah, kesehatan manusia – sebuah tinjauan ulang tentang interaksi antara lahan basah dan kesehatan manusia: Draft Ringkasan Eksekutif dan Pesan Utama . Ekstrak yang dipilih dari dokumen ini terdapat di bawah ini.

Meningkatnya tingkat eksploitasi manusia dan modifikasi lingkungan juga berdampak buruk terhadap kesehatan lahan basah, banyak yang telah hilang atau rusak ke tingkat di mana mereka tidak lagi menyediakan jasa ekosistem yang sebelumnya mendukung kesejahteraan dan kesehatan manusia. Situasi ini telah dikembangkan sampai sejauh mana kegagalan untuk mengatasi hilangnya dan degradasi ekosistem lahan basah dapat merusak kemajuan pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Kerumitan [dari situasi ini] ditunjukkan oleh situasi paradoks di mana lahan basah mendukung banyak  vektor penyakit, tetapi juga menyediakan berbagai layanan yang berharga kepada orang-orang (hubungan antara air minum yang aman dan layanan ekosistem lahan basah mudah dirasakan). Penjelasan yang kurang adalah peran yang menentukan faktor sosial-lahan basah spesifik tentang kesehatan dapat berperan pada penularan HIV/AIDS, namun demikian jelas bahwa masyarakat lahan basah yang menderita HIV/AIDS, malaria, TBC atau berbagai penyakit yang terbawa air akan memiliki kapasitas yang kurang untuk turut memelihara dan memanfaatkan lahan basah dan layanan mereka. Sifat timbal balik langsung dari hubungan antara sistem kesehatan dan lahan basah harus dipertimbangkan setiap saat. Setidaknya kejelasan untuk para profesional non-kesehatan mungkin hubungan khusus antara faktor lahan basah dan kesehatan ibu dan anak serta beban penyakit masa kanak-kanak. Ini akan terkait erat dengan faktor-faktor lembaga kesehatan, yaitu, kapasitas pelayanan kesehatan untuk menjangkau masyarakat setempat yang bergantung pada lahan basah dan kemungkinan anggota masyarakat lahan basah untuk memiliki akses pelayanan kesehatan. Manusia mendapatkan manfaat dari lahan basah baik secara individu maupun kolektif, dan langsung maupun tidak langsung. Dengan menggabungkan layanan ekosistem dalam s ifat ekologi, Konvensi telah mengakui kesejahteraan manusia sebagai bagian yang erat terkait dengan sifat ekologis melalui layanan yang disediakan oleh lahan basah. Sifat ekologi dan layanan ekosistem merupakan subjek yang dapat berubah melalui proses alami, musiman, perubahan langsung atau evolusi bertahap, atau peristiwa berkelanjutan skala besar yang lebih dramatis, dan semua perubahan ini mungkin atau mungkin tidak terjadi dengan keterlibatan manusia. Perubahan tersebut dapat memberikan umpan balik bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia.

42

Banyak contoh yang ada hubungan antara perubahan dalam sifat ekologi dan kesehatan manusia. Kesehatan ekosistem adalah sebuah pendekatan konseptual yang berusaha untuk menjadi eksplisit tentang kesejahteraan manusia dan kesehatan manusia sebagai bagian dari sebuah ekosistem, tidak terpisah darinya. Ini mencakup, baik pendekatan ekosistem untuk menangani masalah-masalah kesehatan manusia, dan menggunakan metafora kesehatan untuk penilaian ekosistem. Mengadopsi sebuah tema 'kesehatan lahan basah, kesehatan manusia' karenanya memiliki beberapa pesan dan menguntungkan, sehingga penilaian ekosistem lahan basah untuk meningkatkan pemahaman kita tentang sifat ekologis, memahami jasa ekosistem lebih lengkap, mengakui sentralitas hubungan antara lahan basah dan kesejahteraan manusia, dan memastikan pendekatan sistem untuk pengelolaan lahan basah.  Jasa ekosistem yang disediakan oleh lahan basah menjadi Dasar berbagai kesehatan manusia dan manfaat kesejahteraan: •











Keamanan pangan merupakan salah satu kontribusi yang paling signifikan dari lahan basah terhadap kesehatan manusia Lahan basah memainkan peran penting dalam memastikan keamanan air dan menjadi penting untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia Lahan basah juga menyediakan produk yang membentuk Dasar dari nafkah pendapatan bagi masyarakat Lahan basah merupakan salah satu sumber obat tradisional dan produk alami yang paling produktif Dengan mengurangi kerentanan manusia terhadap bencana dan kejadian ekstrim, banyak lahan basah menyediakan manfaat "asuransi" melalui pembentukan penyangga alami. Lahan basah melalui kepercayaan, rekreasi, nilai-nilai inspirasi dan pendidikan mereka berkontribusi pada psikologis dan kesejahteraan sosial pada manusia.

Gangguan ekosistem lahan basah melalui aktivitas manusia dapat mengurangi kapasitas lahan basah untuk memberikan salah satu dari berbagai layanan ekosistem yang berkontribusi terhadap kesehatan manusia. Sementara lahan basah dapat dikaitkan dengan peningkatan insiden penyakit menular penting yang signifikan secara global dan lokal (seperti malaria dan schistosomiasis), penghapusan lahan basah atau perubahan air mereka umumnya bukan s atu-satunya pilihan penanggulangan penyakit yang harus dipertimbangkan.  Ada kebutuhan untuk memperluas perspektif kesehatan masyarakat tradisonal dan pendekatan epidemiologi mereka menjadi satu lebih diselaraskan dengan ilmu ekologi, suatu daerah di mana pengelola lahan basah memiliki kontribusi yang signifikan untuk dibuat. Pengelola lahan basah perlu mengakui kesadaran dan persepsi perubahan masyarakat sebagai variabel mediasi ketika menguji efek dari keputusan mereka tentang kualitas lingkungan setempat. Konsekuensi bagi kesehatan manusia dapat bertahan atau timbul dalam jangka panjang, sehingga intervensi harus beroperasi dengan semua skala temporal yang relevan bukan hanya jangka pendek atau menengah. Karena banyak dari hal ini yang beroperasi, atau didorong oleh faktor-faktor pada skala global, perhatian pengelola lahan basah juga harus difokuskan di luar skala lokal dan regional.

43

Meskipun peran penting lahan basah dalam menyediakan jasa ekosistem yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan manusia, ada bahaya yang signifikan bahwa ini akan diabaikan atau dan tidak dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan. Penerapan teknik penilaian ekonomi telah menghasilkan perkiraan manfaat ekonomis tentang kontribusi lahan basah terhadap tujuan kesehatan untuk memandu pengambilan keputusan. Gangguan dan / atau hilangnya fungsi ekosistem lahan basah membebankan biaya ekonomi yang besar. Penilaian terhadap hasil kesehatan dan kesejahteraan pada jasa ekosistem lahan basah yang terganggu telah berada di bawah-penelitian, meskipun kerangka teoritis yang dikembangkan telah dikembangkan dengan baik. Pengembangan sistem insentif yang berkelanjutan merupakan kesempatan penting bagi pengelola lahan basah dan pembuat kebijakan untuk mempromosikan konservasi dan pemanfaatan secara bijak jasa ekosistem lahan basah dan menyadari hasil kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan pengelolaan lahan basah dapat mengakibatkan konsekuensi positif atau negatif bagi kesehatan manusia. Pengelola lahan basah perlu terlibat secara aktif dengan sektor kesehatan di tingkat lokal dan nasional. Salah satu strategi yang berharga untuk mencapai tindakan lintas-sektoral mungkin terletak pada penggunaan data beban penyakit manusia sebagai bio-indikator untuk membantu sasaran dan prioritas rremediasi lahan basah. Banyak respons pilihan yang mungkin untuk mengatasi perubahan ekosistem dan kesejahteraan manusia terutama terletak di luar kontrol langsung dari sektor lahan basah, atau bahkan sektor kesehatan. Pengelola lahan basah perlu mengakui bahwa pendekatan yang berbeda (yang melibatkan instrumen dan bentuk keterlibatan yang berbeda) yang tersedia untuk merencanakan atau menerapkan intervensi. Pengelola lahan basah perlu dilibatkan dalam membangun kapasitas menghadapi masyarakat manusia, dan mengakui bahwa tanggapan ini harus beroperasi pada tingkat lokal, nasional, atau regional. Dalam konteks pengelolaan ekosistem, intervensi perlu dirancang pada skala spasial dan temporal yang sesuai dengan gangguan ekosistem dan hasil kesehatan yang menjadi perhatian. Dimana terjadi intervensi atau tanggapan melibatkan pengorbanan, penting untuk memahami konsekuensi dari mengambil satu jalur dalam preferensi kepada yang lain. Pilihan respon dan intervensi khusus untuk menangani pengelompokkan efek kesehatan dan hasil kesehatan yang dihasilkan dari jasa ekosistem yang berkurang, meliputi: Reformasi kelembagaan dan pemerintahan; Ekonomi dan insentif; Ukuran sosial dan perilaku; Ukuran teknologi; dan Pengetahuan dan langkah-langkah yang kognitif. Mengelola layanan ekosistem lahan basah untuk meningkatkan kesehatan manusia akan membantu mencapai Tujuan Pembangunan Milenium.

44

COP tersebut kemudian mengadopsi Resolusi X.23, Lahan Basah dan kesehatan serta kesejahteraan manusia. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut: 8.

MENCATAT bahwa banyak informasi yang tersedia tentang kondisi dalam interaksi antara kesehatan manusia dan lahan basah berasal dari analisis kesehatan dan hubungan dengan air, bukan pada di antara lahan basah ekosistem itu sendiri dan kesehatan manusia, khususnya sifat sifat ekologis dan jasa ekosistem dan hubungan antara layanan ekosistem, kesejahteraan manusia, dan kesehatan manusia;

9.

MENGAKUI bahwa pada tempatnya, lahan basah menyediakan habitat bagi vektor yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap beban penyakit masyarakat lokal (misalnya, malaria dan schistosomiasis), bahwa metode pengendalian lingkungan (misalnya, pengelolaan air) dapat dalam beberapa keadaan menjadi pendekatan yang paling tepat untuk mitigasi , dan bahwa pembangunan pemukiman manusia dan perkembangan lain di beberapa area perlu dijangkau dengan cara pencegahan;

11.

MENGAKUI bahwa perubahan iklim diperkirakan akan terus meningkatkan risiko untuk kesehatan manusia pada hal-hal yang berhubungan dengan ekosistem lahan basah, termasuk perubahan distribusi vektor dan patogen serta perubahan ketersediaan air dan peningkatan  variabilitas dan tingkat kejadian cuaca yang parah;

13.

MENYADARI bahwa bagi kebanyakan komunitas manusia, kelaparan, kekurangan gizi, dan kurangnya akses terhadap air bersih adalah salah satu akar penyebab kesehatan yang buruk dan kesehatan dan kesejahteraan berhubungan erat dengan kehidupan masyarakat dan menjadi dasar untuk mengurangi kemiskinan dan kerentanan terhadap kemiskinan;

14.

JUGA MENYADARI bahwa kesehatan yang buruk dapat memiliki dampak yang parah pada kemampuan masyarakat untuk memelihara sistem pengelolaan sumber daya berkelanjutan dan pemanfaatan lahan basah secara bijak;

15.

MENYADARI LEBIH LANJUT bahwa penggunaan lahan basah yang tidak berkelanjutan dapat meningkatkan terjadinya banyak penyakit dan hal-hal lain, sementara sebaliknya, pengelolaan berkelanjutan lahan basah, terutama dalam konteks penyediaan air dan sanitasi, dapat berkontribusi pada pengurangan dan pemberantasan penyakit yang berhubungan dengan air dan untuk menjaga kesehatan masyarakat secara umum;

18.

PEDULI bahwa ekosistem lahan basah terus terdegradasi; bahwa ketika mereka terganggu oleh aktivitas manusia, terutama dengan kegiatan-kegiatan yang mengurangi ketersediaan air dan kualitas air, kemampuan mereka untuk memberikan layanan ekosistem berkurang; dan bahwa hal ini memiliki efek langsung dan tidak langsung terhadap kesehatan manusia, termasuk melalui hilangnya produksi pangan, hilangnya mata pencaharian, munculnya penyakit menular dan wabah penyakit, dan munculnya dan penyebaran penyakit yang berhubungan dengan air;

21.

PANGGILAN LEBIH JAUH pada semua orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan lahan basah untuk mengatasi penyebab menurunnya kesehatan manusia terkait dengan lahan basah dengan mempertahankan atau meningkatkan jasa ekosistem yang ada yang dapat memberikan kontribusi pada pencegahan penurunan masalah tersebut, dan untuk memastikan bahwa langkahlangkah pemberantasan penyakit di sekitar lahan basah yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak perlu membahayakan pemeliharaan sifat ekologis lahan basah dan jasa ekosistem mereka, misalnya dengan mengurangi dan menargetkan penggunaan pestisida yang lebih tepat;

45

23.

JUGA MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak dan sektor pembangunan, termasuk pertambangan, industri ekstraktif lainnya, pembangunan infrastruktur, air dan sanitasi, energi, pertanian, transportasi dan lain-lain, untuk mengambil semua langkah yang mungkin untuk menghindari efek langsung atau tidak langsung dari kegiatan mereka di lahan basah yang akan berdampak negatif pada layanan-layanan ekosistem lahan basah yang mendukung kesehatan manusia dan kesejahteraan.

Pertanian Resolusi VIII.34 tentang Pertanian, lahan basah dan pengelolaan sumber daya air  diadopsi oleh COP8 pada tahun 2002. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut:

3.

MENGAKUI LEBIH LANJUT bahwa pertanian juga merupakan bentuk utama dari penggunaan lahan dan lembah sungai, dataran banjir, dan dataran rendah pesisir khususnya telah sering digunakan untuk pertanian karena kesesuaian alam dan tuntutan pertanian untuk, tanah datar yang subur dan pasokan air tawar yang tersedia, dan oleh karena itu ada prioritas yang tinggi untuk memastikan bahwa praktek pertanian yang sesuai dengan tujuan konservasi lahan basah;

4.

MENYADARI bahwa lahan basah dapat memainkan peran penting dalam kaitannya dengan pertanian, seperti meredakan efek badai dan banjir, sehingga membantu untuk melindungi tempat tinggal dan lahan pertanian, memberikan kontribusi bagi penambahan akuifer yang merupakan sumber air untuk irigasi, dan merupakan habitat tanaman liar yang dibudidayakan dan rumput;

7.

SADAR pada satu sisi bahwa drainase dan budidaya intensif di daerah tersebut telah menyebabkan kehilangan lahan basah yang luas dan berkelanjutan, dan di sisi lain pertanian berkelanjutan mendukung beberapa ekosistem lahan basah yang penting;

12.

MEYAKINI bahwa, sesuai dengan konsep 'penggunaan dengan bijak' Ramsar (seperti yang didefinisikan oleh Konferensi Para Pihak), upaya bersama yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan yang saling menguntungkan antara pertanian dan pemanfaatan konservasi dan lahan basah berkelanjutan, dan untuk mencegah atau meminimalkan efek samping dari praktek pertanian terhadap kesehatan ekosistem lahan basah di seluruh dunia (...);

19.

PANGGILAN TERHADAP para Pihak yang terikat kontrak untuk memastikan bahwa rencana pengelolaan untuk Situs Ramsar dan lahan basah lainnya yang dikembangkan dalam pendekatan pengelolaan daerah penampungan air terpadu yang lebih luas yang seharusnya mengakui kebutuhan untuk pelaksanaan yang tepat dari praktek pertanian dan kebijakan yang kompatibel dengan konservasi lahan basah dan tujuan pemanfaatan berkelanjutan, dan MENDORONG para Pihak untuk mengidentifikasi dan meningkatkan insentif positif untuk konservasi dan pemanfaatan lahan basah yang berkelanjutan, termasuk sistem pertanian yang berkelanjutan terkait dengan lahan basah tersebut;

21.

MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak, ketika meninjau kembali kebijakan pertanian mereka, untuk mengidentifikasi kemungkinan subsidi atau insentif yang mungkin memiliki dampak negatif terhadap sumber daya air pada umumnya dan pada lahan basah khususnya, di  wilayah mereka dan / atau di tempat lain di dunia, sesuai dengan hak-hak dan kewajiban internasional mereka yang lain, dan untuk menghilangkan atau mengganti mereka dengan insentif yang akan memberikan kontribusi untuk konservasi lahan basah;

22.

MENGUNDANG para Pihak yang terikat kontrak yang belum melakukannya untuk memulai dialog intra dan inter-kementerian (...), dengan tujuan untuk meningkatkan kebijakan terpadu yang relevan terkait dengan konservasi sumber daya air, lahan basah, dan keanekaragaman hayati.

46

Perikanan Resolusi IX.4 pada Konvensi dan konservasi Ramsar, produksi dan pemanfaatan sumber daya  perikanan yang berkelanjutan  telah diadopsi oleh COP 9 pada tahun 2005. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut: 3.

MENGAKUI bahwa sumber daya perikanan merupakan sumber pangan penting dan pendapatan bagi jutaan orang, yang dapat membantu dalam pengurangan dari kemiskinan, lebih lanjut dan MENJADI PERHATIAN bahwa Millennium Ecosystem Assessment (MA) telah melaporkan bahwa hasil perikanan menurun di beberapa bagian dunia (...);

10.

JUGA MENCATAT pertumbuhan Budidaya perikanan yang luas, manfaat potensialnya untuk meningkatkan sumber daya ikan dan mengurangi biaya lingkungan, dan kebutuhan untuk perencanaan dan pengelolaan yang cermat guna menghindari dampak negatif terhadap spesies asli laut dan ekosistem lahan basah;

14.

MENGAKUI bahwa terumbu karang adalah yang paling kompleks, spesies-kaya dan produktif pada ekosistem laut, meliputi kurang dari 1% dari wilayah laut yang belum menjadi rumah bagi sepertiga dari semua spesies ikan laut, dimana terumbu karang diperkirakan menghasilkan 6 juta metrik ton tangkapan ikan per tahun (...);

15.

MENGAKUI bahwa beberapa manfaat / jasa lingkungan yang disediakan oleh ekosistem Bakau termasuk perlindungan pantai, nutrisi dan retensi sedimen dan penyerapan karbondioksida, relevansi khusus mereka sebagai pembibitan berbagai spesies akuatik, dan peran protektif terhadap ekosistem terkait yang ada seperti terumbu karang dan rumput laut, serta PENYOROTAN pentingnya ekosistem Bakau, termasuk dataran pasang surut yang terkait, dan muara sebagai sumber sumber daya perikanan ke beberapa komunitas pesisir;

23.

MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk menerapkannya sesuai rekomenDasi yang terlampir pada Resolusi ini saat menyikapi masalah dari pemanfaatan sumber daya perikanan dalam kaitannya dengan konservasi dan pemanfaatan secara bijak Situs Ramsar dan lahan basah lainnya;

30.

MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk mengambil langkah yang diperlukan dalam kerangka kerja mereka untuk das terpadu dan pengelolaan wilayah pesisir untuk mempertahankan atau mengembalikan jalur migrasi biota air, untuk mengurangi dampak sumber utama dan penyebaran polusi dalam segala bentuknya, untuk menetapkan dan melaksanakan alokasi aliran lingkungan yang mendukung konservasi biota air, untuk melindungi proses ikan bertelur dan pembibitan Dasar yang penting, serta untuk mengembalikan habitat yang relevan di mana telah menjadi rusak, dengan mempertimbangkan pedoman yang diadopsi dalam Resolusi  VIII.1 tentang Alokasi Air, VIII.4 tentang Manajemen Kawasan Pesisir Terpadu, dan VIII.32 tentang Ekosistem Bakau;

31.

MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk mengontrol budidaya dengan berhati-hati (misalnya kolam dan cagar budaya) praktek di Situs Ramsar dan di daerah-daerah yang bertanggung jawab memberikan dampaknya pada Situs Ramsar dan lahan basah lainnya sehingga dapat mencegah perubahan negatif terhadap sifat ekologi lahan basah, menerapkan ketentuan Kode Etik dan Pedoman Teknis FAO tahun 1997 terkait dengan Perikanan yang Bertanggung  Jawab - Pengembangan Budidaya perikanan dan Deklarasi Bangkok tahun 2000 dan Strategi Pengembangan Budidaya perikanan (Jaringan Pusat Akuakultur di Asia-Pasifik (NACA) / FAO));

47

35.

MENDORONG setiap Pihak terkait kontrak dengan ekosistem terumbu karang, rumput laut dan ekosistem terkait lainnya di wilayah mereka untuk melaksanakan program nasional untuk perlindungan ekosistem ini melalui pembentukan cagar alam yang efektif, program pengawasan, program kesadaran dan kerjasama yang inovatif bagi terumbu karang, rumput laut serta terkait proyek restorasi ekosistem;

36.

JUGA MENDORONG setiap Pihak terkait kontrak untuk mengambil langkah yang diperlukan dalam kebijakan dan sistem cagar alam nasional untuk pembentukan dan pengakuan cagar alam di pedalaman, pesisir dan laut sebagai alat untuk konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan sumber daya perikanan.

Lampiran pada Resolusi menetapkan serangkaian "Masalah dan rekomenDasi untuk para Pihak terkait kontrak memperhatikan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan pada Situs Ramsar dan lahan basah lainnya". Kutipan yang dipilih dari teks tersebut di bawah ini. Masalah 1 : Budidaya perikanan

Praktek budidaya Perikanan (misalnya kolam dan cagar budaya) di Situs Ramsar atau di daerah yang bertanggung jawab memberikan dampak pada Situs Ramsar harus dikontrol secara hati-hati. Budidaya perikanan yang berkelanjutan dapat difasilitasi melalui penggunaan spesies asli dan jenis yang ada, dan minimalisasi penggunaan bahan kimia dan memprioritaskan teknologi baru yang berkelanjutan. •



Masalah 2 : Budidaya padi •

 Arti penting dari budidaya perikanan pada budidaya padi yang berkelanjutan dalam Situs Ramsar harus lebih dieksplorasi dan didokumentasikan serta kombinasi praktek pengelolaan "nasi-ikan" dipromosikan lebih efisien.

Masalah 3 : Manajemen perikanan

Manajemen partisipatif dalam situs yang tepat harus didorong dan difasilitasi dengan merevisi undang-undang dan peraturan yang ada yang mengabaikan isu itu. Undang-undang dan peraturan Perikanan harus mempromosikan partisipasi pemangku kepentingan dalam perumusan kebijakan pengelolaan sumber daya. Langkah-langkah harus diambil untuk mengontrol penggunaan dari perikanan di Situs Ramsar dan lahan basah lainnya. Langkah-langkah harus diletakkan di tempatnya untuk meminimalkan atau mencegah penangkapan melalui penggunaan teknik perikanan yang sesuai. Dimana praktek penangkapan ikan merusak lingkungan atau peralatan (mencakup kegiatan yang secara signifikan mengubah struktur habitat, mencegah pergerakan spesies, atau mengubah sifat ekologi), yang mempengaruhi, atau cenderung mempengaruhi, daftar lahan basah Ramsar, tindakan yang tepat harus diambil untuk mengatasi ancaman kerusakan tersebut. •









Masalah 4 : Pengelolaan sumber daya perikanan • •



48

Program pembudidayaan sebaiknya harus menggunakan jenis ikan atau genom asli. Mengadopsi peralatan hukum dan program yang efektif untuk mencegah dan meminimalkan masuknya spesies asing dan / atau invasif dalam lahan basah. Sebuah kode yang mirip dengan kode ICES tentang Pengenalan Praktek dan Transfer Organisme Kelautan dan GEF / UNDP / IMO Konvensi Internasional untuk Pengendalian dan Pengelolaan Kapal Pengimbang Air dan Sedimen harus diterapkan secara



ketat sehingga Situs Ramsar tidak ditempatkan pada risiko melalui perkenalan spesies laut yang tidak direncanakan. Praktek yang wajar harus diadopsi untuk mengurangi risiko dari program pembudidayaan tidak diatur.

Masalah 5 : Pengelolaan Ekosistem lahan basah untuk perikanan yang terpadu

Penilaian aliran lingkungan di semua sungai dan lahan basah terkait yang terancam oleh kegiatan aliran-modifikasi seperti pembangunan bendungan, penampungan saluran sungai, dan abstraksi air harus mencakup perhatian khusus terhadap sumber daya perikanan dan aspek yang terkait perikanan (lihat juga Resolusi VIII .1 dan Resolusi IX.1 Lampiran C). Strategi untuk mitigasi pada dampak negatif terhadap lingkungan dari kegiatan pengguna lainnya pada sumber daya air harus dirumuskan. Dimana penggunaan berdampak seperti telah berhenti, kemungkinan rehabilitasi ekosistem yang rusak harus dieksplorasi (dengan mengacu pada COP8 Resolusi VIII.16) Pembentukan konservasi formal dan cadangan panen dalam situs yang ditentukan serta penting bagi perikanan harus dipertimbangkan. •





Masalah 6 : Konflik dan penggunaan multi fungsi •

Mekanisme lokal, nasional dan internasional harus dibentuk, sebagaimana mestinya, dimana alokasi sumber daya penting untuk perlindungan sumber daya air dan khususnya sumber daya perikanan yang dinegosiasikan antara semua pengguna sumber daya.

Masalah 7 : Meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pengelolaan lahan basah untuk  perikanan

Program pelatihan harus dilakukan di bawah program Konvensi tentang komunikasi, pendidikan dan kesadaran masyarakat (CEPA) untuk mempromosikan pengertian bersama tentang masalah pada sektor yang beragam yang terlibat dengan pengelolaan lahan basah dan konservasi termasuk perikanan. Inisiatif motivasi diri sendiri seperti penjangkauan masyarakat, pemantauan satwa liar, kode etik, sertifikasi dan pendidikan, dan peningkatan kesadaran harus dipupuk pada komunitas nelayan •



Masalah 9 : Menerapkan perjanjian internasional yang sudah disepakati

Kode Etik untuk Penangkapan Ikan yang Bertanggung Jawab (FAO, 1995) dan berbagai Pedoman Teknis yang harus diambil sebagai prinsip-prinsip dalam mengatur perikanan laut dan air tawar serta budidaya perikanan. Strategi manajemen untuk konservasi perikanan dan biota perairan terutama dalam kaitannya dengan Situs Ramsar harus mempertimbangkan spesies langka yang terdaftar dalam Lampiran I Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah (CITES). •



Masalah 10 : Kondisi perikanan pada situs Ramsar •

Program nasional dan regional untuk pengumpulan data perikanan di Situs Ramsar dan daerah yang terkait harus dimulai atau diperkuat.

Masalah 11 : Jangkauan dari situs Ramsar mengenai perikanan •

Penambahan situs Ramsar harus ditunjuk (...) di bawah Kriteria 7 dan / atau 8, untuk melengkapi jaringan global tentang situs penting internasional untuk populasi ikan mereka.

49

Nilai-nilai kebudayaan Resolusi VIII.19 pada Prinsip-prinsip panduan untuk mempertimbangkan nilai-nilai kebudayaan lahan basah untuk manajemen yang efektif  dari situs yang diadopsi oleh COP8 pada tahun 2002. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut:

4.

MENGAKUI LEBIH LANJUT bahwa penggunaan tradisional sumber daya lahan basah yang terpadu seringkali menciptakan tata ruang nilai budaya yang signifikan bagi konservasi lahan basah dan pemanfaatan yang bijaksana;

5.

MENYADARI bahwa nilai-nilai budaya dari lahan basah masih penting untuk masyarakat yang tinggal di lahan basah dan lingkungan sekitar mereka, dan merupakan bagian dari identitas mereka; sehingga kerugian mereka mungkin tidak hanya berkontribusi pada keterasingan mereka dari lahan basah, tetapi juga menimbulkan dampak negatif pada sosial dan ekologi yang signifikan;

9.

SADAR tentang fakta bahwa pengakuan yang memadai dan dukungan untuk warisan budaya, baik material maupun non-material, merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam setiap proses untuk pemanfaatan sumber daya lahan basah;

19.

Selanjutnya mendorong Pihak yang terkait kontrak, dalam kerangka kerja nasional dan hukum serta sumber daya dan kapasitas yang tersedia (...) c)

untuk memasukkan aspek-aspek yang relevan dari warisan budaya baik dalam desain dan pelaksanaan rencana pengelolaan lahan basah;

d)

melakukan upaya untuk mengintegrasikan kriteria dampak budaya dan sosial ke dalam penilaian lingkungan.

Lampiran pada Resolusi menekankan hubungan kuat yang ada antara konservasi lahan basah dan manfaat kepada manusia, dan fakta bahwa korelasi positif antara konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan lahan basah telah berulang kali ditunjukkan. Hal ini menetapkan daftar "Prinsip-prinsip panduan untuk mempertimbangkan nilai-nilai budaya lahan basah untuk manajemen yang efektif dari situs", sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

50

Untuk mengidentifikasi nilai-nilai budaya dan mitra terkait yang relevan. Untuk menghubungkan aspek budaya lahan basah dengan yang terkait air. Untuk menjaga tata ruang budaya yang terkait dengan lahan basah. Untuk belajar dari pendekatan tradisional. Untuk memelihara praktek tradisional pengelolaan diri sendiri yang berkelanjutan. Untuk memasukkan aspek budaya dalam kegiatan pendidikan dan interpretatif di lahan basah. Untuk memperhitungkan budaya perawatan yang tepat pada isu-isu gender, usia dan peran sosial. Untuk menjembatani perbedaan pendekatan antara ilmu pengetahuan alam dan sosial. Untuk memobilisasi kerjasama internasional dalam hal isu-isu budaya yang berkaitan dengan lahan basah. Untuk mendorong penelitian tentang Palaeoenvironmental, paleontologis, antropologi dan aspek arkeologi pada lahan basah. Untuk menjaga sistem produksi tradisional yang terkait lahan basah. Untuk melindungi struktur sejarah terkait lahan basah atau yang berhubungan erat dengan mereka.

13. 14. 15.

16. 17. 18. 19. 20.

21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.

Untuk melindungi dan melestarikan artefak-lahan basah yang terkait (warisan bahan bergerak). Untuk melestarikan sistem air dan lahan kolektif yang terkait dengan lahan basah. Untuk mempertahankan praktek-praktek tradisional berkelanjutan yang digunakan di dalam dan sekitar lahan basah, dan menghargai produk yang dihasilkan dari praktekpraktek ini. Untuk menjaga tradisi lisan yang terkait lahan basah. Untuk menjaga pengetahuan tradisional tetap hidup. Untuk menghormati keyakinan agama dan spiritual yang terkait lahan basah dan aspek mitologi dalam upaya pelestarian lahan basah. Untuk menggunakan seni untuk mempromosikan konservasi lahan basah dan interpretasi. Untuk menggabungkan aspek-aspek budaya, yang tersedia, dalam Lembar Informasi Ramsar (RIS) untuk deskripsi Kepentingan Internasional tentang Lahan Basah, serta memastikan perlindungan hak-hak dan kepentingan tradisional. Untuk menggabungkan aspek budaya lahan basah dalam perencanaan manajemen. Untuk menyertakan nilai-nilai budaya dalam proses pemantauan lahan basah. Untuk mempertimbangkan penggunaan instrumen kelembagaan dan hukum untuk konservasi dan perlindungan nilai-nilai budaya lahan basah. Untuk mengintegrasikan kriteria budaya dan sosial ke dalam penilaian dampak lingkungan. Untuk meningkatkan komunikasi yang terkait lahan basah, pendidikan dan kesadaran masyarakat (CEPA) dalam hal aspek budaya lahan basah. Untuk mempertimbangkan kemungkinan menggunakan pelabelan berkualitas pada produk tradisional lahan basah yang berkelanjutan secara s ukarela dan non-diskriminatif. Untuk mendorong kerjasama lintas s ektoral.

Resolusi IX.21 tentang Mempertimbangkan nilai-nilai budaya lahan basah diadopsi oleh COP 9 pada tahun 2005. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut:

1.

MENYADARI bahwa lahan basah dan sumber daya air di semua bagian dunia telah menjadi focal point bagi orang-orang dan masyarakat, menyediakan layanan penting dan menjadi tempat dimana masyarakat lokal dan masyarakat adat telah mengembangkan hubungan budaya yang kuat dan praktek penggunaan secara berkelanjutan;

4.

MENGINGATKAN bahwa Konvensi Ramsar dari awal telah mengakui nilai-nilai budaya lahan basah dalam Pembukaan, serta mengakui bahwa kegiatan terkait budaya dapat ditentukan oleh proses ekologi dan sebaliknya;

5.

MENGHARGAI bahwa pemanfaatan lahan basah secara bijak, Dasar dari Konvensi Ramsar, membutuhkan pertimbangan serius mengenai nilai-nilai budaya ini karena mereka dapat membantu dalam memperkuat atau membangun kembali hubungan antara manusia dan lahan basah, dan memberikan pengakuan nilai-nilai budaya yang lebih besar dalam Konvensi tersebut;

13.

MENDORONG LEBIH JAUH para Pihak terkait kontrak untuk memasukkan nilai-nilai budaya dalam kebijakan dan strategi lahan basah, serta dalam rencana pengelolaan lahan basah, dan untuk mengkomunikasikan hasilnya, sehingga memberikan kontribusi bagi pengembangan pendekatan yang komprehensif dan terpadu.

COP10 tahun 2008 melihat peluncuran oleh Kelompok Budaya Kerja Ramsar engenai Kebudayaan dan lahan basah: dokumen panduan Ramsar; yang tersedia untuk di-download dari website Konvensi di http://www.ramsar.org/cda/ramsar/display/main/main.jsp?zn=ramsar&cp=1-63-412416_4000_0__ .

51

Spesies invasif Resolusi VIII.18 tentang Spesies invasif dan lahan basah diadopsi oleh COP8 pada tahun 2002. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut:

1.

MENYADARI bahwa spesies asing yang menjadi invasif terus menimbulkan ancaman besar bagi sifat ekologi lahan basah di seluruh dunia, dan spesies pada lahan basah, serta bahwa invasi tersebut dapat menyebabkan kerusakan utama pada sosial dan ekonomi dan kerugian;

2.

MENYADARI JUGA bahwa sudah diperkirakan tentang efek dari perubahan iklim global akan mencakup invasi oleh spesies asing ke daerah baru, dan bahwa spesies yang sebelumnya dianggap jinak dapat menjadi invasif;

12.

MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh spesies invasif pada ekosistem lahan basah secara tegas dan menyeluruh, memanfaatkan, yang sesuai, alat dan panduan serta proses yang dikembangkan oleh berbagai lembaga, termasuk pedoman yang relevan atau prinsip panduan yang diadopsi di bawah konvensi lainnya ;

15.

MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk melakukan penilaian risiko spesies asing yang dapat menimbulkan ancaman bagi sifat ekologi lahan basah, dengan mempertimbangkan potensi perubahan ekosistem dari dampak perubahan iklim global, dan menerapkan pedoman yang tersedia dalam Kerangka Penilaian Risiko Ramsar ini (Resolusi VII.10);

18.

(...) MENDORONG semua Pihak terkait kontrak berbagi dengan lahan basah, sistem sungai, dan daerah pesisir / laut untuk bekerja sama sepenuhnya dalam pencegahan, peringatan dini pada lintas batas lahan basah, pemberantasan dan pengendalian spesies invasif, menerapkan Panduan kerjasama internasional di bawah Konvensi Ramsar (Ramsar Handbook [20]);

20.

MENDORONG para Pihak terkait kontrak, mengutamakan untuk memindahkan air antara das, untuk memeriksa dengan cermat dampak lingkungan yang potensial karena spesies invasif.

Industri ekstraktif Mengingat keprihatinan pada tahun 2007-2008 mengenai dampak semakin luasnya industri pertambangan dan ekstraktif pada lahan basah, perhatian terhadap masalah ini diberikan di COP10 pada tahun 2008. Sebuah dokumen latar belakang dibuat tersedia untuk para Pihak terkait kontrak sebagai COP10 DOC. 24: Lahan Basah dan industri ekstraktif: informasi latar belakang . Kutipan yang dipilih dari dokumen tersebut di bawah ini. Ketertarikan awalnya berpusat pada eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas, tetapi telah menjadi jelas (...) bahwa semua sektor industri pertambangan, termasuk logam mulia, logam Dasar, mineral industri dan batubara, diharapkan untuk melanjutkan jalur pertumbuhan yang cepat, yang menyebabkan meningkatkan potensi yang berdampak terhadap ekosistem lahan basah. Hasil dari proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pertambangan atau ekstraksi pada lahan basah atau dekat lahan basah harus konsisten dengan prinsip pemanfaatan yang bijaksana. Artinya, harus mewakili suatu keseimbangan yang memadai Antara biaya dan manfaat jangka pendek dan jangka panjang. Ini berarti bahwa proses pengambilan keputusan itu sendiri harus juga terinformasi sebaik mungkin dengan dapat dipertanggungjawabkan, informasi kuantitatif. Hal ini akan membantu untuk mempromosikan keputusan yang seimbang, yang jelas mengidentifikasi kondisi di mana pertambangan mungkin atau tidak dapat diproses dan tanggung

52

jawab serta persyaratan untuk mitigasi, minimalisasi, atau menghindari dampak lingkungan yang negatif pada seluruh tahapan proyek, termasuk pasca-penutupan dan pergantian. Mengelola dampak kegiatan pertambangan / ekstraksi pada lahan basah dalam konteks pemanfaatan yang bijaksana mensyaratkan bahwa tiga faktor harus dipertimbangkan dan ditangani secara terpadu, yaitu: •





sistem pemerintahan dan terkait pengambilan keputusan dan proses regulasi untuk perizinan dan manajemen situs; praktek tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) anggota sektor pertambangan / ekstraksi; penyediaan data yang relevan, kredibel dan informasi yang terkait dengan ekosistem lahan basah mungkin akan terpengaruh oleh kegiatan penambangan / ekstraksi, serta berbagai layanan ekosistem dan manfaat yang diberikan oleh ekosistem tersebut.

Makalah ini membahas tren ekonomi saat ini dan potensi di sektor pertambangan dan tekanan potensial yang terkait pada lahan basah, [dan] memberikan gambaran tentang pengemudi ekonomi saat ini mempengaruhi sektor pertambangan / ekstraksi dan garis besar "siklus pertambangan" dari eksplorasi hingga penutupan. Memahami pengendali ekonomi yang lebih luas dan siklus pertambangan memberikan wawasan yang lebih baik untuk sektor lahan basah dalam bagaimana dan dimana kemungkinan tekanan pada lahan basah akan terjadi. Pemahaman seperti itu dapat mendukung pengembangan respon proaktif dari sektor lahan basah, terutama dalam terlibat dengan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan mengizinkan kegiatan pertambangan / ekstraksi. Bagian 3 menangani jenis informasi teknis dan ilmiah serta panduan yang mungkin dapat membantu dalam mendukung keterlibatan proaktif dari sektor lahan basah dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan / ekstraksi. Secara khusus, pentingnya mengidentifikasi area prioritas untuk persediaan dan data Dasar ditekankan, dalam rangka meningkatkan manajemen waktu untuk sektor lahan basah dalam menanggapi jangka  waktu yang sangat singkat untuk pindah dari eksplorasi menuju produksi pada sektor pertambangan.  Tanggapan area kunci terhadap sektor lahan basah : •







Memberikan informasi untuk memastikan pertimbangan dari berbagai layanan ekosistem lahan basah dalam pengambilan keputusan Penilaian dari berbagai layanan ekosistem lahan basah harus dimasukkan ke dalam proses pengambilan keputusan Mengejar ketinggalan dengan pengendali ekonomi di sektor pertambangan Memperkuat proses pengambilan keputusan untuk mengatasi perlindungan dan penggunaan lahan basah dengan bijak dalam semua tahap proyek-proyek pertambangan / ekstraksi



Memperkuat sistem pemerintahan nasional dan lintas batas



Memperkuat persyaratan, dan penegakan, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

53

COP kemudian mengadopsi Resolusi X.26, Lahan Basah dan industri ekstraktif. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut: 6.

MENYADARI JUGA bahwa inisiatif global dan regional baru-baru ini, termasuk oleh United Nations Environment Programme (UNEP) dan IUCN, untuk meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan dan pemerintahan tentang industri ekstraktif menawarkan kesempatan untuk memperkuat konservasi dan pemanfaatan lahan basah dengan bijak, sementara masih menyadari manfaat ekonomi dari pengembangan industri ekstraktif;

7.

MENGAKUI nilai dari pendekatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam mendukung pengambilan keputusan yang mencerminkan pemanfaatan lahan basah dengan bijak, sesuai dengan Resolusi X.17 t entang Penilaian Dampak Lingkungan dan Penilaian Lingkungan Hidup Strategis: Panduan ilmiah dan teknis yang diperbaharui (...);

14.

MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk menekankan pentingnya Penilaian Strategis Lingkungan, khususnya yang terkait dengan sektor industri ekstraktif, dan untuk menerapkan panduan SEA yang diadopsi pada COP10 Resolusi X.17 (...);

16.

MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk mempertimbangkan penilaian pada tahap awal dalam penilaian dampak lingkungan (...), untuk memastikan bahwa berbagai layanan ekosistem yang dipertimbangkan dalam analisis biaya-manfaat terkait dengan semua tahapan yang relevan dari kegiatan industri ekstraktif, dengan perhatian khusus biaya potensial yang terkait dengan fase pasca-penutupan kegiatan industri ekstraktif;

19.

MENDORONG para Pihak terkait kontrak, jika diperlukan, meninjau ulang dan merevisi prosedur peraturan dan perizinan yang terkait dengan kegiatan industri ekstraktif, untuk memastikan bahwa dampaknya terhadap ekosistem lahan basah dan jasa ekosistem mereka dapat dihindari, diperbaiki atau dikurangi sejauh mungkin, dan bahwa setiap dampak yang tidak dapat dihindari cukup mendapatkan kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional yang berlaku (...);

25.

MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk terlibat dengan kepentingan sektor swasta yang relevan di tingkat internasional, nasional dan lokal untuk membangun dan / atau memperkuat program tanggung jawab sosial perusahaan yang terkait dengan industri ekstraktif (...).

STRP telah bertugas dengan pekerjaan lebih jauh selama periode 2009-2012 untuk "meninjau ulang panduan teknis penilaian, menghindari, meminimalkan dan mengurangi dampak langsung dan tidak langsung dari industri ekstraktif terhadap lahan basah dalam eksplorasi, pengembangan, operasi, penutupan dan pasca fase penutupan, dengan mempertimbangkan potensi untuk mengadopsi teknologi ekstraksi yang baru atau muncul dan memberikan perhatian khusus terhadap pilihan restorasi, dan atas Dasar ulasan ini, untuk membuat rekomenDasi tentang kesesuaian panduan teknis yang tersedia dengan kebutuhan, jika ada, untuk pengembangan panduan teknis yang baru ".

54

Urbanisasi Resolusi X.27 tentang Lahan Basah dan urbanisasi  diadopsi oleh COP10 tahun 2008. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut:

4.

MENGAKUI bahwa lahan basah di lingkungan perkotaan dan pinggiran kota dapat memberikan berbagai layanan ekosistem penting untuk orang-orang, seperti pengolahan air limbah, dan JUGA MENGAKUI bahwa ruang terbuka hijau semakin dikenal untuk berkontribusi terhadap kesehatan dan fisik dan mental kesejahteraan rakyat (...);

8.

JUGA MEPERHATIKAN bahwa penyebaran urbanisasi menyebabkan lahan basah, termasuk Situs Ramsar, yang sebelumnya di daerah pedesaan menjadi semakin urban, dengan peningkatan risiko akibat degraDasi mereka, misalnya melalui perpecahan ekosistem dan eksploitasi;

14.

JUGA MENDORONG semua Pihak terkait kontrak untuk meninjau kembali keadaan lahan basah perkotaan dan pinggiran kota mereka dan dimana diperlukan, untuk dimasukkan ke dalam skema restorasi dan rehabilitasi mereka sehingga mereka dapat memberikan berbagai layanan ekosistem kepada orang-orang dan keanekaragaman hayati;

22.

MENDORONG Pihak terkait kontrak untuk melibatkan Kabupaten dalam proses perencanaan dan tindakan operasional konservasi lahan basah dan pemanfaatan yang bijak untuk mencari kontribusi dari Kabupaten, termasuk bagian perencanaan fisik mereka, a) untuk menilai dampak lingkungan langsung dan tidak langsung dari daerah perkotaan terhadap lahan basah dan b ) untuk melestarikan atau meningkatkan fungsi ekologi lahan basah perkotaan dan pinggiran kota dan melindungi mereka terhadap dampak negatif dari peningkatan konsumsi produk dan jasa ekosistem lahan basah di perkotaan.

STRP telah bertugas dengan pekerjaan lebih lanjut selama periode 2009-2012 untuk "mempersiapkan pedoman untuk mengelola lahan basah perkotaan dan pinggiran kota, sesuai dengan pendekatan ekosistem, dengan isu-isu yang perlu dipertimbangkan seperti perubahan iklim, jasa ekosistem, produksi pangan, kesehatan manusia dan mata pencaharian ".

55

Resolusi yang relevan Resolusi IX.1 (Diadopsi oleh pertemuan ke-9 tentang Konferensi mengenai para Pihak terkait kontrak, Kampala, Uganda, 2006)

Panduan teknis dan ilmiah tambahan untuk menerapkan konsep  pemanfaatan dengan bijak dari Ramsar 1.

MENYADARI tentang ruang mengenai panduan teknis dan ilmiah dan bahan lainnya yang disiapkan oleh Review Panel Ilmiah dan Teknis (STRP) untuk mendukung Pihak terkait kontrak dalam penerapan mereka terhadap konservasi dan pemanfaatan yang bijak;

2.

MENCATAT bahwa pertemuan ke-8 Konferensi para Pihak terkait kontrak (COP8) menginstruksikan STRP untuk mempersiapkan saran dan panduan lebih lanjut untuk dipertimbangkan oleh para Pihak terkait kontrak pada COP 9 mengenai topik, antara lain, inventarisasi dan penilaian, pemanfaatan yang bijak, pengelolaan sumber daya air, r penunjukan situs Ramsar dan manajemennya, dan menilai efektivitas pelaksanaan konvensi;

3.

BERTERIMA KASIH kepada STRP untuk kerjanya dalam mempersiapkan saran dan panduan yang dilampirkan dalam Resolusi ini, serta untuk mendukung tinjauan ulang teknis dan laporan yang dibuat tersedia untuk para Pihak terkait kontrak dan lainnya s ebagai Laporan Teknis Ramsar; dan

4.

 JUGA BERTERIMA KASIH kepada Pemerintah Swedia dan IUCN, WWF, World Fish Centre, dan Komisi Penelitian Air (Afrika Selatan), yang telah memberikan dukungan keuangan kepada Panel dan Kelompok Kerja untuk persiapan saran dan panduan serta laporan teknis, dan MENGUNGKAPKAN APRESIASI YANG BESAR kepada banyak organisasi yang telah memberikan bentuk dukungan yang signifikan kepada pekerjaan Panel; KONFERENSI DARI PARA PIHAK TERKAIT KONTRAK

5.

MENYETUJUI Kerangka kerja Konseptual untuk pemanfaatan lahan basah secara bijaksana dan pemeliharaan sifat ekologis mereka (Lampiran A Resolusi ini) dan definisi yang diperbaharui tentang "bijak" dan "sifat ekologis", dan menegaskan bahwa ini menggantikan semua definisi istilah ini sebelumnya;

6.

 JUGA MENYETUJUI revisi Kerangka kerja Strategis dan panduan untuk pengembangan masa depan pada Daftar Lahan Basah yang Penting (Lampiran B Resolusi ini), MENGINSTRUKSIKAN Sekretariat Ramsar untuk memperkenalkan perubahan dalam penyusunan edisi terbaru dari Buku Saku 7 Ramsar Pemanfaatan yang bijak, termasuk revisi Lembar Informasi tentang Lahan basah (RIS) Ramsar, dan MENDORONG semua Pihak terkait kontrak mempersiapkan RIS untuk penunjukan situs baru dalam Daftar Ramsar dan untuk memperbarui RIS untuk situs yang ada untuk mengirimkan informasi ke Sekretariat Ramsar dalam Format yang direvisi ini;

7.

MENYAMBUT kerangka kerja, pedoman dan saran lain yang disediakan sebagai lampiran C, D, dan E dalam Resolusi ini dan MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk membuat penggunaan mereka sebagaimana mestinya, beradaptasi seperlunya sesuai kondisi dan keadaan nasional serta dalam kerangka kerja mengenai inisiatif regional dan komitmen serta dalam konteks pembangunan berkelanjutan;

56

8.

MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk menarik kerangka kerja, panduan dan saran lainnya ini menjadi perhatian semua pihak terkait, termasuk kementerian antara lain pemerintah, departemen dan instansi, kewenangan atas pengelolaan air dan das, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sipil; dan MENDORONG LEBIH LANJUT para Pihak terkait kontrak untuk mendukung para pemangku kepentingan dalam mengambil pedoman ini ke dalam kebijakan, bersama-sama dengan “peralatan” Ramsar pada Buku Panduan Pemanfaatan yang bijak edisi kedua, dalam pengambilan keputusan dan kegiatan yang berhubungan dengan pemanfaatan lahan basah secara bijak melalui pemeliharaan sifat ekologis mereka; dan

9.

MENGINSTRUKSIKAN Sekretariat Ramsar untuk menyebarkan secara luas kerangka kerja dan panduan yang dilampirkan pada Resolusi ini, termasuk melalui amandemen dan pembaharuan “peralatan” Ramsar dari Buku panduan pemanfaatan yang bijak.

Resolusi X.3 (Diadopsi oleh pertemuan ke-10 tentang Konferensi mengenai para Pihak terkait kontrak, Changeon, Republik Korea, 2006)

Deklarasi Changwon tentang kesejahteraan manusia dan lahan basah 1.

MENJADI PERHATIAN bahwa seperti dilaporkan oleh Millennium Ecosystem Assessment (MA) banyak tekanan dari perubahan penggunaan lahan dan penggunaan air yang berlebihan, diperburuk oleh pemanasan dan iklim yang semakin bervariasi, berarti bahwa lahan basah terus hilang dan rusak di beberapa bagian dunia dan pada tingkat lebih cepat daripada ekosistem lainnya, dan bahwa hal ini membahayakan penyediaan layanan mereka di masa depan dimana Dasar yang mereka berikan untuk kesejahteraan manusia;

2.

Menyadari bahwa banyak upaya yang dilakukan oleh Pihak terkait kontrak Ramsar dan lainnya di tingkat lokal, nasional dan internasional untuk mengatasi situasi ini sebagai pengakuan atas kontribusi penting dari lahan basah untuk kesejahteraan manusia, mata pencaharian dan kesehatan manusia, serta keanekaragaman hayati, yang dapat disampaikan melalui pemeliharaan dan pemulihan sifat ekologi mereka, tetapi MENGAKUI bahwa upaya ini perlu dilipatgandakan jika penurunan ini harus dihentikan atau dibatalkan dan jika sasaran keanekaragaman hayati pada tahun 2010 dan sasaran lingkungan pada Tujuan Pembangunan Millenium tahun 2015 ingin dicapai;

3.

MENYADARI bahwa tema konferensi ini adalah "kesehatan lahan basah, kesehatan manusia";

4.

MENYAMBUT pesan dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, dikirim ke Konferensi ini pada tanggal 28 Oktober 2008, dan MENCATAT penekanan dalam pesan pada hubungan penting antara lahan basah, mata pencaharian, dan kesejahteraan manusia di seluruh dunia, serta sebagai pentingnya konvensi Ramsar dalam memberikan panduan dan mekanisme untuk menDasari hubungan penting ini dan kontribusi yang berharga bahwa layanan ekosistem lahan basah dapat dibuat untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium;

5.

MENGAKUI kebutuhan mendesak bagi pemerintah, organisasi internasional, sektor swasta dan masyarakat sipil untuk memahami lebih lengkap peran mereka yang dapat dan harus mereka mainkan dalam mengamankan kesehatan lahan basah di masa depan dan pemeliharaan sifat ekologis mereka, dalam kaitannya dengan komitmen global yang dibuat berDasarkan Konvensi Ramsar, dan kebutuhan untuk mengembangkan tindakan lintas-sektoral yang lebih efektif untuk melakukan ini;

57

6.

Menekankan pentingnya kolaborasi dan kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat lokal untuk konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijaksana, dan PENYOROTAN tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat lokal dalam pelaksanaan Konvensi Ramsar;

7.

INFORMASI bahwa tujuan utama dari "Deklarasi Changwon" adalah untuk mengirimkan pesanpesan kunci tentang isu-isu lahan basah yang terkait dengan banyak pihak dan para pengambil keputusan di luar komunitas Ramsar yang relevan dengan konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijaksana, untuk menginformasikan tindakan mereka dan pengambilan keputusan;

8.

MENCATAT bahwa Deklarasi ini dirancang untuk melengkapi Rencana Strategis Ramsar 20092015, yang menyediakan Konvensi dan bagian-bagiannya dengan pendekatan masa depan mereka sendiri dan prioritas pelaksanaan, dan bahwa sejumlah tujuan dalam Rencana Strategis dapat berkembang efektif melalui penerapan Deklarasi Changwon;

9.

BERTERIMA KASIH pemerintah Republik Korea untuk inisiatifnya dalam mempersiapkan "Deklarasi Changwon" untuk memberikan agenda besar bagi tindakan di masa depan pada lahan basah untuk masyarakat dunia, dan dukungannya untuk proses penyusunan Deklarasi ini; dan

10.

MENGAKUI bahwa "Deklarasi Changwon" telah disiapkan melalui proses penggambaran kolaboratif pada keahlian dari Panel Review Ilmiah dan Teknis (STRP), Organisasi Mitra Internasional (IOPS), pemerintah Korea sebagai negara tuan rumah COP10, dan Sekretariat Ramsar; dan berterima kasih kepada pemerintah Korea untuk niatnya menyatakan penyebaran dan penyerapan Deklarasi ini di masa depan; KONFERENSI DARI PARA PIHAK TERKAIT KONTRAK

11.

MENYAMBUT "Deklarasi Changwon tentang kesejahteraan manusia dan lahan basah" dilampirkan Resolusi ini;

12.

MENDESAK para pihak terkait kontrak dan pemerintah lainnya untuk membawa "Deklarasi Changwon" menjadi perhatian kepala negara mereka, parlemen, sektor swasta, dan masyarakat sipil, dan untuk mendorong mereka dan semua sektor pemerintah (termasuk sektor pengelolaan air, kesehatan manusia, perubahan iklim, penanggulangan kemiskinan, dan perencanaan tata ruang) dan lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk kegiatan yang mempengaruhi lahan basah, terutama untuk menanggapi panggilan untuk kegiatan terkait lahan basah yang terkandung dalam Deklarasi tersebut;

13.

 JUGA SANGAT MENDORONG para Pihak terkait kontrak dan pemerintah lainnya untuk memanfaatkan "Deklarasi Changwon", menginformasikan kebijakan nasional dan pengambilan keputusan, termasuk dalam posisi delegasi nasional mereka untuk proses eksternal lainnya, dan melalui peluang khusus di tingkat lokal, nasional dan internasional di mana Konvensi Ramsar dan proses lainnya memiliki potensi yang baik untuk saling membantu dan bekerjasama, termasuk Komisi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan, badan-badan PBB, kesepakatan lingkungan multilateral, dan Forum Air Dunia, s erta PERMINTAAN Sekretariat tersebut untuk mempersiapkan saran tentang peluang tindakan yang relevan untuk mendukung hal ini;

14.

MENDESAK LEBIH LANJUT Komite Tetap, STRP, Sekretariat Ramsar, National Focal Points CEPA, inisiatif regional yang beroperasi dalam kerangka kerja Konvensi, Organisasi Mitra Internasional (IOPS) dan lain-lain untuk memanfaatkan "Deklarasi Changwon" dalam pekerjaan masa depan mereka dan pembentukan prioritas, dan juga untuk menggunakan cara-cara mereka sendiri dan semua peluang lain yang relevan secara aktif untuk mempromosikan Deklarasi tersebut;

58

15.

MENDUKUNG organisasi, badan, lembaga, dan inisiatif lain yang kegiatannya relevan dengan konservasi lahan basah dan pemanfaatan yang bijaksana untuk mempromosikan pesan kepada konstituen mereka dalam Deklarasi Changwon;

16.

MENDORONG para Pihak terkait kontrak dan lainnya untuk menemukan sumber daya guna menerjemahkan "Deklarasi Changwon" ke dalam bahasa lokal dan untuk memfasilitasi penyebaran dan pemahaman seluas mungkin;

17.

MENGINSTRUKSIKAN Sekretariat Ramsar dan Komite Tetap untuk mempertimbangkan pembangunan dan masuknya indikator dalam Format Laporan Nasional untuk COP11, jika memungkinkan, memperhatikan penyebaran dan penyerapan "Deklarasi Changwon" dan untuk melaporkan hal ini kepada para Pihak terkait kontrak dan lainnya, mencatat bahwa di beberapa kasus, indikator yang berhubungan dengan Rencana Strategis juga mungkin relevan sebagai indikator untuk Deklarasi Changwon;

18.

PERMINTAAN Komite Tetap, STRP, National Focal Points CEPA, inisiatif regional yang beroperasi dalam kerangka kerja Konvensi, Organisasi Mitra Internasional (IOPS), dan pihak lain yang berkepentingan untuk memberitahu pada Sekretariat tentang penerapan pengalaman mereka dari Deklarasi tersebut dalam rangka untuk menginformasikan pertemuan Konferensi para Pihak terkait kontrak ke-11; dan

19.

MENGINSTRUKSIKAN Sekretariat Ramsar untuk mengkonsoliDasikan, apa yang diperlukan, dalam Resolusi ini dalam teks beberapa bahasa yang diadopsi oleh Konferensi para Pihak ini, sehingga mencapai terminology yang konsisten.

Ketua saat ini dan Wakil Ketua (kanan) dari Panel Review Ilmiah dan Teknis, dengan staf Sekretariat 2006.

59

“Peralatan” Konvensi Ramsar untuk konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijaksana, Edisi ke-4 (2010) Pilar Konvensi 1: Pemanfaatan yang bijak Buku Saku 1

Pemanfaatan Lahan Basah dengan Bijaksana

Konsep dan pendekatan untuk pemanfaatan lahan basah dengan bijak Buku Saku 2

Kebijakan Nasional mengenai Lahan Basah

Mengembangkan dan menerapkan Kebijakan Nasional tentang Lahan basah Buku Saku 3

Hukum dan Institusi

Meninjau ulang hukum dan institusi untuk mempromosikan konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijaksana Buku Saku 4

Flu burung dan lahan basah

Panduan tentang pengendalian dan tanggapan terhadap patogenik flu burung yang tinggi Buku Saku 5

Kemitraan

Kunci kemitraan sebagai penerapan dari Konvensi Ramsar Buku Saku 6

Lahan basah CEPA

Program dari Konvensi keenam mengenai komunikasi, pendidikan, partisipasi dan penyadaran (CEPA) 2009 – 2015 Buku Saku 7

Kemampuan partisipasif

Membangun dan menguatkan partisipasi komunitas lokal dan masyarakat adat dalam pengelolaan lahan basah Buku Saku 8

Panduan mengenai air

Sebuah kerangka kerja dari Kovensi yang terkait dengan panduan air yang terpadu Buku Saku 9

Pengelolaan das

Konservasi lahan basah dan pemanfaatan yang bijak secara terpadu pada pengelolaan das Buku Saku 10

Pengelolaan dan alokasi air

Panduan untuk pengelolaan dan alokasi air untuk memelihara fungsi ekologis dari lahan basah Buku Saku 11

Pengelolaan air tanah

Mengelola air tanah untuk memelihara sifat ekologi lahan basah Buku Saku 12

Pengelolaan pesisir pantai

Masalah lahan basah dalam pengelolaan zona pesisir pantai yang terpadu Buku Saku 13

Penyimpanan, penilaian, dan pengawasan

Sebuah Kerangka kerja terpadu mengenai simpanan lahan basah, penilaian dan pengawasan

60

Buku Saku 14

Kebutuhan data dan informasi

Sebuah kerangka kerja untuk kebutuhan data dan informasi Ramsar Buku Saku 15

Simpanan lahan basah

Sebuah kerangka kerja Ramsar untuk simpanan lahan basah dan deskripsi sifat ekologi Buku Saku 16

Penilaian dampak

Panduan mengenai penilaian dampak dan strategi penilaian lingkungan hidup khususnya keanekaragaman hayati

Pilar Konvensi 2: Penunjukkan situs Ramsar dan pengelolaannya Buku Saku 17

Menyusun situs Ramsar

Kerangka kerja dan panduan strategis untuk pembangunan masa depan mengenai Daftar Lahan basah dalam Kepentingan Internasional Buku Saku 18

Mengelola Lahan basah

Kerangka kerja untuk mengelola lahan basah pada kepentingan Internasional dan lahan basah lainnya Buku Saku 19

Mengatasi perubahan pada sifat ekologi lahan basah

Mengatasi perubahan pada sifat ekologi lahan basah pada situs Ramsar dan lahan basah lainnya

Pilar Konvensi 3: Kerjasama internasional Buku Saku 20

Kerjasama internasional

Panduan dan dukungan lainnya untuk kerjasama internasional berDasarkan Konvensi Ramsar mengenai lahan basah

Dokumen pendukung Buku Saku 21

Rencana Strategis Konvensi Ramsar 2009-2015

 Tujuan, strategi, dan harapan untuk pelaksanaan Konvensi Ramsar untuk periode 2009-2015

61

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF