Buku Saku Akreditasi Snars
June 12, 2019 | Author: Tim Akreditasi | Category: N/A
Short Description
Buku Saku Akreditasi Snars...
Description
BUKU SAKU AKREDITASI SNARS
RUMAH SAKIT BINA HUSADA Jl. Mayor Oking Jayaatmaja No. 101 Cibinong, Bogor
Visi RS Bina Husada
Men Menjad jadi Ruma Rumah h Sakit akit pili piliha han n masy masyar arak akat at dan ruju rujuk kan peru perusa saha haan an denga engan n pela pelay yanan anan yang ang bermutu serta biaya yang terjangkau.
Misi RS Bina Husada
1. Menyelengg Menyelenggarakan arakan pelayanan pelayanan yang yang terjangk terjangkau au bagi bagi masyaraka masyarakat. t. 2. Memasti Memastikan kan tercap tercapain ainya ya kepuasan kepuasan pelan pelangga ggan. n. 3. Member Memberika ikan n pelayana pelayanan n profesio profesional nal dan bermut bermutu. u. 4. Membudayak Membudayakan an pembelajaran pembelajaran berkesinamb berkesinambungan ungan.. 5. Mengembangk Mengembangkan an produk produk unggulan unggulan sesuai kebutuhan kebutuhan..
Motto RS Bina Husada Prima : Profesional Responsif Informatif Manusiawi
1
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) No. 1.
PERTANYAAN Apa yang Anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien di rumah sakit?
2.
Bagaimana prosedur di rumah sakit dalam mengidentiikasi pasien?
3.
Kapan dilakukan proses veriikasi identitas pasien?
4.
Gelang identiikasi apa saja yang digunakan di rumah sakit?
5.
Bagaimana prosedur pemasangan gelang identiikasi?
6.
Dapatkah Anda menjelaskan tentang cara komunikasi yang efektif di rumah sakit?
JAWABAN Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit :
(Acuan : Peraturan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011) ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪
Ketepatan Idenfikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efekf; Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; Kepasan tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi; Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan Pengurangan risiko pasien jatuh.
▪ Seap pasie asien n yang masu asuk rawat inap inap dipasangkan gelan lang ide identas pasien. Ada 2 ide ident ntas yaitu aitu mengg enggu unaka nakan n NAMA dan TANGG ▪ Ada TANGGAL AL LAHIR LAHIR yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi. ▪ Pengecualian prosedur idenfikasi dapat dilakukan pada kondisi kegaw egawat atda daru rura rata tan n pasi pasien en di IGD IGD, ICU ICU dan dan kama kamarr oper operas asii deng dengan an teta tetap p memperhakan data pada gelang identas pasien. ▪ Sebelum pemberian obat, ▪ Sebelum pemberian transfusi darah, ▪ Sebelum pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi ▪ Sebelum dilakukan ndakan medis ▪ Gelang identas Pasien laki-laki : BIRU MUDA Pasien perempuan : MERAH MUDA ▪ Gelang pasien risiko jatuh : KUNING ▪ Gelang alergi : MERAH
SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien ▪ Rumah sakit menggunakan tehnik SBAR (Situaon – Background – Assessment – Recomendaon) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efekvitas komunikasi antar pemberi layanan. ▪ Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien. ▪ Background : Informasi penng apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini. ▪ Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini ▪ Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini. ▪ Rumah sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan tulis, baca kembali dan konfirmasi ulang (TULBAKON) terhadap perintah yang diberikan.
2
▪ Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas.
7.
Apa saja yang termasuk obat-obat high alert medication di rumah sakit?
Obat- obatan yang termasuk dalam high alert medication adalah : 1. Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 0,3% 2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip.
Pengelolaan high alert medication: ▪ Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa sker berwarna merah bertuliskan “High Alert” ▪ NaCl 0,3% dan KCl dak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di Unit Perawatan Intensif (ICU). ▪ Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memaskan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. ▪ Obat diberi penandaan yang jelas berupa sker berwarna merah bertuliskan “High Alert” dan khusus untuk elektrolit pekat, harus ditempelkan sker yang dituliskan “Elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan”
8.
Bagaimana prosedur penandaan lokasi yang akan dioperasi di RS ini?
▪ Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah Operator/orang yang akan melakukan ndakan. ▪ Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut. ▪ Penandaan k yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi. ▪ Tanda berupa “O” di k yang akan dioperasi. ▪ Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimu. ▪ Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus ditandai. ▪ Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan paskan dengan catatan medis pasien dan gelang identas pasien. ▪ Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur mulpel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau mulple level (tulang belakang).
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan: ▪ ▪ ▪ ▪
kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar) kasus intervensi seperti kateter jantung kasus yang melibatkan gigi prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan menyebabkan tato permanen
3
Tahukah Anda bagaimana prosedur check list keselamatan operasi?
9.
Bagaimanakah standar prosedur cuci tangan yang benar di rumah sakit?
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesiik intraoperatif menggunakan radiographic marking. Proses check list ini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area, time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat . Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni: ▪ Sebelum kontak dengan pasien ▪ Sesudah kontak dengan pasien ▪ Sebelum tindakan asepsis ▪ Sesudah terkena cairan tubuh pasien ▪ Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Rumah Sakit Akreditasi menggunakan 6 LANGKAH cuci tangan Ada 2 cara cuci tangan yaitu : 1. HANDWASH – dengan air mengalir waktunya : 40 – 60 detik 2. HANDRUB – dengan gel berbasis alkohol waktunya : 20 – 30 detik
4
10.
Bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko jatuh ? Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RS Akreditasi. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY dan pada pasien dewasa menggunakan scoring MORSE dan pada geriatri menggunakan SYDNEY scoring.
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI parameter
kriteria
nila
skor i
Usia
Jenis kelamin Diagnosis
€
< 3 tahun
€
3 – 7 tahun
€
7 – 13 tahun
€
≥ 13 tahun
€
Laki-laki
€
Perempuan
€
Diagnosis neurologi
€
Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)
Gangguan kognitif
Faktor lingkungan
€
Gangguan perilaku / psikiatri
€
Diagnosis lainnya
€
Tidak menyadari keterbatasan dirinya
€
Lupa akan adanya keterbatasan
€
Orientasi baik terhadap diri sendiri
€
Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat dur dewasa
€
Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat dur bayi / perabot rumah
Respons terhadap: 1. Pembedahan/ sedasi / anestesi
€
Pasien diletakkan di tempat dur
€
Area di luar rumah sakit
€
Dalam 24 jam
€
Dalam 48 jam
4 3 2 1 2 1 4 3 2 1 3 2 1 4 3 2 1 3 2 1
5
€ 2.
> 48 jam atau dak menjalani pembedahan / sedasi/ anestesi
3
Penggunaan mulpel: sedaf, obat hipnosis, barbiturat,
2 1
Penggunaan medikamentosa
€
fenoazin, andepresan, pencahar, diurek, narkose
€
Penggunaan salah satu obat di atas
€
Penggunaan medikasi lainnya / dak ada medikasi
Skor asesmen risiko jatuh: (skor minimum 7, skor maksimum 23) Skor 7-11: risiko rendah ● Skor ≥ 12: risiko nggi ●
ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING Tanggal :
Nama : No.Rekam Medik :
Parameter
Skrining
Jawaban
Keterangan Nilai
Riwayat jatuh
apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh? jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir ini? apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat) apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang) apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas) apakah pasien memakai kacamata?
Ya / tidak
Salah satu jawaban ya =6
apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram? apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi makula? apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia) mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / isik) menggunakan kursi roda
Ya/ tidak
Status mental
Penglihatan
Kebiasaan berkemih Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur)
Mobilitas
imobilisasi
Skor
Ya/ tidak Ya/ tidak
Salah satu jawaban ya = 14
Ya/ tidak
Ya/ tidak Ya/ tidak
Salah satu jawaban ya =1
Ya/ tidak
Ya/ tidak
0 1 2
ya = 2
jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 4-6, maka skor = 7
3 0 1 2 3
6
total skor Keterangan skor: 0-5 = risiko rendah 6-16 = risiko sedang 17-30 = risiko tinggi
Morse Fall Scale (Skala Jatuh Morse)
i
FAKTOR RISIKO
SKALA
riwayat jatuh
ya
25
dak
0
ya
15
2 diagnosis medis)
dak
0
alat bantu
Berpegangan pada perabot
30
tongkat/alat penopang
15
dak ada/kursi roda/perawat/rah baring
0
ya
20
dak
0
terganggu
20
lemah
10
normal/rah baring/imobilisasi
0
diagnosis sekunder (≥
terpasang infus
gaya berjalan
status mental
POIN
sering lupa akan keterbatasan yang dimiliki
15
sadar akan kemampuan diri sendiri
0
SKOR
Total
Kategori:
Risiko tinggi Risiko sedang Risiko rendah
= ≥ 45 = 25 – 44 = 0 - 24
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut. Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut.
SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan.
11.
Apa yang dilakukan jika ada pasien yang jatuh?
Dilakukan tatalaksana pasien jatuh dan membuat laporan insiden keselamatan pasien.
7
8
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) NO.
PERTANYAAN
1.
Tahukah Anda tentang bagaimana hak pasien di rumah sakit?
JAWABAN RS Akreditasi bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu : a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata terb dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. b. Pasien berhak informasi tentang hak dan kewajiban pasien. c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi. d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai sengan standar profesi dan standar prosedur operasional. e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efekf dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan. g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit. i. j.
Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data – data medisnya. Pasien berhak mendapat informasi yang melipu diagnosis dan tata cara ndakan medis, tujuan ndakan medis, alternaf ndakan,
resiko dan kompliksi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap ndakan yang dilakukan serta perk iraan biaya pengobatan. k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas ndakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya. l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kris. m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu dak mengganggu pasien lainnya. n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit. o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya. p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang dak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang dak sesuai r.
dengan standar baik secara perdata maupun pidana. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang dak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
9
2.
3.
Bagaimana prosedur pemberian informasi dan edukasi kepada pasien & keluarga?
Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan, dan diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai. Dalam pemberian informasi dan edukasi ini dikoordinasi oleh Panitia PKRS.
Bagaimana prosedur pemberian informed consent kepada pasien & keluarga?
Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN )
SPO Pemberian informasi dan edukasi
▪ Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlah, dalam bahasa yang dipahami pasien. SPO Pemberian Informed Consent
▪ Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan ndakan serta pengobatan lain yang berisiko nggi. ▪ Semua ndakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan ndakan tersebut dari Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP). Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi adalah. a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah. b.Bagi Pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut : 1) Ayah/ Ibu Kandung 2) Saudara – saudara kandung c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan dak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan (Informed Consent) atau Penolakan Tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut : 1) Ayah/Ibu Adopsi 2) Saudara – saudara Kandung 3) Induk Semang d.Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (Informed Consent) atau penolakan penolakan ndakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut: 1) Ayah/Ibu kandung 2) Wali yang sah 3) Saudara – Saudara Kandung e.Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle) Persetujuan atau penolakan ndakan medis diberikan menurut hal tersebut. 1) Wali 2) Curator
10
f. Bagi Pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan atau penolakan ndakan medik diberikan pleh mereka menurut urutan hal tersebut. 1) Suami/ Istri 2) Ayah/ Ibu Kandung 3) Anak- anak Kandung 4) Saudara – saudara Kandung
▪ Informed consent menginformasikan tentang : diagnosis (WD & DD), dasar diagnosis, ndakan kedokteran, indikasi ndakan, tata cara, tujuan, risiko, komplikasi, prognosis, alternaf & risiko.
4.
Bagaimana pasien mendapatkan informasi pelayanan kerohanian di RS?
Pelayanan kerohanian di RS Bina Husada hanya dilakukan atas permintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian. Kemudian perawat akan menghubungi petugas terkait sesuai daar yang ada. SPO Pelayanan Kerohanian
5.
6.
Bagaimana RS melindungi kebutuhan privasi pasien? Bagaimana RS melindungi pasien terhadap kekerasan isik?
Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan rai. SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien
▪ Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu /pengunjung pasien maupun petugas. ▪ Bilai terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seper pengekangan atau restrain) sesuai standar medis dan eka rumah sakit yang berlaku. ▪ Seap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan. SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik
7.
8.
Bagaimana prosedur melindungi barang milik pasien? Apa yang dilakukan RS jika pasien menolak/ memberhentikan tindakan (resusitasi) atau pengobatan yang diberikan?
SPO Perlindungan Barang Milik Pasien Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi. Keputusan untuk dak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis pasien dan di formulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien. Alasan diputuskannya ndakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.
SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan
11
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Siapa yang memberikan edukasi kepada pasien & keluarga?
Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan oleh petugas yang berkompeten dan dikoordinasi oleh Panitia PKRS.
2.
Bagaimana prosedur pemberian informasi atau edukasi kepada pasien & keluarga?
SPO Pemberian informasi atau edukasi
Bagaimana cara Anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi yang diberikan?
Melakukan veriikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang diberikan.
3.
SPO Pemberian informasi atau edukasi 4.
Apa bukti edukasi telah diberikan kepada pasien?
▪ Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga ▪ Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian edukasi yang ditandatangani oleh pemberi edukasi dan penerima edukasi.
12
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) NO. 1.
PERTANYAAN Apakah deinisi kejadian sentinel?
JAWABAN ▪ Insiden melipu Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) , Kejadian Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian Sennel. ▪ Kejadian sennel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kemaan atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat dak diharapkan atau dak dapat diterima seper: operasi pada bagian tubuh yang salah. ▪ Kejadian sennel : o
Kemaan dak terduga dan dak terkait dengan perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya . Contoh bunuh diri
o
o o
Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang dak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya.
▪ Pelaporan insiden dak boleh lebih dari 2 x 24 jam
2.
Bagaimana prosedur pelaporan insiden?
13
PROGRAM NASIONAL NO. 1.
PERTANYAAN Apa yang Anda ketahui tentang PONEK RS?
JAWABAN Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu. Rumah sakit membentuk Tim/Panitia PONEK untuk menjalankan program PONEK RS.
2.
Apa yang Anda ketahui tentang TB-DOTS RS?
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan pedoman strategi DOTS (Direct Observe Treatment Shortcourse) Rumah sakit membentuk Tim/Panitia TB DOTS untuk menjalankan program TB DOTS RS.
14
AKSES KE RS DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK) NO. 1.
PERTANYAAN Bagaimana prosedur skrining di IGD?
JAWABAN ▪ Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar RS untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh RS. ▪ Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnosk imajing sebelumnya.
SPO Skrining Pasien 2.
Bagaimana prosedur penerimaan pasien rawat inap dan rawat jalan?
SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap
3.
Bagaimana prosedur triase?
Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya menggunakan ATS (Australian Triage Scale)
4.
Bagaimana RS mengidentiikasi hambatan di populasinya dalam memberikan pelayanan ?
RS mengidentiikasi hambatan di populasinya dengan membuat kajian data cakupan antara lain area cakupan, etnis dan agama. Selain itu juga dikaji faktor biologis dan psikososialnya.
SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan SPO Penahanan Pasien untuk diobservasi
Untuk mengatasi hambatan/ kendala keterbatasan isik dalam populasinya, RS Akreditasi memiliki prosedur penanganan bagi mereka dengan keterbatasan isik.
15
Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit?
TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT PASIEN
5.
DERAJAT 0 DERAJAT 0,5 (ORANG TUA/ DELIRIU M)
PETUGAS PENDAMPING TPK/ Petugas Keamanan
TPK/ Petugas Keamanan
DERAJAT 1
Perawat/ Petugas berpengalaman (sesuai dengan kebutuhan pasien)
DERAJAT 2
Perawat dan Petugas keamanan/ TPK
DERAJAT 3
Dokter, perawat, dan TPK/ Petugas keamanan
KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
PERALATAN UTAMA
Bantuan hidup dasar
Bantuan hidup dasar
Bantuan hidup dasar, pelatihan tabung gas, pemberian obat- obatan, kenal akan tanda deteriorasi, keterampilan trakeostomi dan suction
Semua ketrampilan di atas, ditambah : dua tahun pengalaman dalam perawatan intensif (oksigenasi, sungkup pernapasan, deibrillator, monitor) Standar kompetensi dokter harus di atas standar minimal : Dokter: Minimal 6 bulan pengalaman ● mengenai perawatan pasien intensif dan bekerja di ICU Keterampilan bantuan hidup dasar ● dan lanjut Keterampilan menangani ● permasalahan jalan napas dan pernapasan, minimal level ST 3 atau sederajat. Harus mengikuti pelatihan untuk ● transfer pasien dengan sakit berat / kritis Perawat: ● Minimal 2 tahun bekerja di ICU Keterampilan bantuan hidup dasar ● dan lanjut Harus mengikuti pelatihan untuk ● transfer pasien dengan sakit berat / kritis
Oksigen, suction, tiang infuse portabel, pompa infuse dengan Baterai, oksimetri denyut Semua peralatan di atas, ditambah: monitor EKG dan tekanan darah dan deibrillator
Monitor ICU portable yang Lengkap, ventilator dan alat transfer yang memenuhi standar minimal.
TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT PASIEN
PETUGAS PENDAMPI NG
DERAJAT 0
Petugas ambulan
DERAJAT 0,5 (ORANGTUA /DELIRIUM)
Petugas ambulan dan paramedis
DERAJAT 1
Petugas ambulan dan perawat
KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
Bantuan hidup dasar (BHD)
Bantuan hidup dasar Bantuan hidup dasar, pemberian oksigen, Pemberian obat-obatan, kenal akan tanda deteriorasi, Keterampilan perawatan, trakeostomi dan suction
PERALATAN UTAMA DAN JENIS KENDARAAN Kendaraan High Dependency Service (HDS)/ Ambulan Kendaraan HDS/ Ambulan Kendaraan HDS/ ambulan, oksigen, suction, tiang infus portabel, Infus
16
DERAJAT 2
DERAJAT 3
6.
Dokter, perawat dan petugas ambulans
Dokter, perawat, dan petugas ambulan
Bagaimana prosedur pemulangan pasien?
Semua ketrampilan di atas, ditambah: penggunaan alat pernapasan, bantuan hidup lanjut, penggunaan kantong pernapasan (bagvalve mask), penggunaan deibrillator, penggunaan monitor intensif Dokter: Minimal 6 bulan pengalaman mengenai ● perawatan pasien intensif dan bekerja di ICU Keterampilan bantuan hidup dasar dan ● lanjut Keterampilan menangani permasalahan ● jalan napas dan pernapasan, minimal level ST 3 atau sederajat. Harus mengikuti pelatihan untuk transfer ● pasien dengan sakitberat / kritis Perawat: ● Minimal 2 tahun bekerja di ICU Keterampilan bantuan hidup dasar dan ● lanjut Harus mengikuti pelatihan untuk transfer ● pasien dengan sakit berat / kritis
pump dengan baterai, oksimetri Ambulan , semua peralatan di atas, ditambah: monitor EKG dan tekanan darah dan deibrillator bila diperlukan
Ambulan lengkap/ AGD 118, monitor ICU portabel yang lengkap, ventilator dan peralatan transfer yang memenuhi standar minimal.
Perencanaan pemulangan bagi pasien dibuat 1x24 jam setelah pasien diterima sebagai pasien rawat inap.
17
ASESMEN PASIEN (AP) NO. 1.
PERTANYAAN
JAWABAN
Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di rumah sakit? Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk mengidentiikasi dan menatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atu obesitas.
Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut:
Langkah 1: hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan menggunakan kurva di bawah ini dan berikanlah skor.
18
Langkah 2: nilai persentase kehilangan berat badan yang tak direncanakan menggunakan tabel di bawah ini, dan berikanlah skor.
Langkah 3 : nilai adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien, dan berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan skor 2. Langkah 4 : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3 untuk menilai adanya risiko malnutrisi. i. Skor 0 ii. Skor 1 iii. Skor ≥ 2
= risiko rendah = risiko sedang = risiko nggi
Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan berikut ini. Risiko rendah Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum dengan usia > 75 tahun (tiap tahun).
19
Risiko sedang Observasi: o o
o
Catat asupan makanan selama 3 hari Jika asupan adekuat, ulangi skrining: pasien di rumah sakit (ap minggu), pada pasien rawat jalan (ap bulan), masyarakat umum (ap 2-3 bulan). Jika dak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi secara teratur.
Risiko tinggi Tatalaksana: o o o
Rujuk ke ahli gizi Perbaiki dan ngkatkan asupan nutrisi Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: pada pasien di rumah sakit (ap minggu), pada pasien rawat jalan (ap bulan), masyarakat umum (ap bulan).
Untuk semua kategori: a) Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis makanan b) Catat kategori risiko malnutrisi c) Catat kebutuhan akan diet khusus dan iku kebijakan setempat.
2.
Bagaimana prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit? Pengkajian rasa nyeri menggunakan
Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1 tahun, FLACCS untuk usia 1-3 tahun, Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3 tahun dan Numeric Scale untuk dewasa. Comfort Scale digunakan pada pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang dak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong-Baker FACES Pain Scale.
COMFORT SCALE
KATEGORI
SKOR 1 – dur pulas / nyenyak 2 – dur kurang nyenyak
KEWASPADAAN
3 – gelisah 4 – sadar sepenuhnya dan waspada 5 – hiper alert 1 – tenang 2 – agak cemas
KETENANGAN
3 – cemas 4 – sangat cemas 5 – panic
20
1 – dak ada respirasi spontan dan dak ada batuk 2 – respirasi spontan dengan sedikit / dak ada respons terhadap venlasi DISTRESS
3 – kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan terhadap venlasi PERNAPASAN
4 – sering batuk, terdapat tahanan / perlawanan terhadap venlator 5 – melawan secara akf terhadap venlator, batuk terus-menerus / tersedak 1 – bernapas dengan tenang, dak menangis 2 – terisak-isak MENANGIS
3 – meraung 4 – menangis 5 – berteriak 1 – dak ada pergerakan 2 – kedang-kadang bergerak perlahan
PERGERAKAN
3 – sering bergerak perlahan 4 – pergerakan akf / gelisah 5 – pergrakan akf termasuk badan dan kepala 1 – otot relaks sepenuhnya, dak ada tonus otot 2 – penurunan tonus otot
TONUS OTOT
3 – tonus otot normal 4 – peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan dan kaki 5 – kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan dan kaki 1 – otot wajah relaks sepenuhnya 2 – tonus otot wajah normal, dak terlihat tegangan otot wajah yang nyata
TEGANGAN WAJAH
3 – tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata 4 – tegangan hampir di seluruh otot wajah 5 – seluruh otot wajah tegang, meringis 1 – tekanan darah di bawah batas normal 2 – tekanan darah berada di batas normal secara konsisten 3 – peningkatan tekanan darah sesekali ≥15% di atas batas normal (1-3 kali dalam
TEKANAN DARAH
observasi selama 2 menit) BASAL
4 – seringnya peningkatan tekanan darah ≥15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit) 5 – peningkatan tekanan darah terus-menerus ≥15% 1 – denyut jantung di bawah batas normal 2 – denyut jantung berada di batas normal secara konsisten 3 – peningkatan denyut jantung sesekali ≥15% di atas batas normal (1-3 kali dalam DENYUT JANTUNG
observasi selama 2 menit) BASAL
4 – seringnya peningkatan denyut jantung ≥15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit) 5 – peningkatan denyut jantung terus-menerus ≥15% TOTAL SKOR
21
3.
Kapan asesmen awal harus diselesaikan?
Asesmen medis dan keperawatan awal diselesaikan dalam waktu 1x24 jam setelah pasien masuk sebagai pasien rawat inap Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan isik diulang. Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan isik diulang. Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari, perubahan-perubahan signiikan dalam kondisi pasien semenjak asesmen dicatat dalam rekam medis pada saat penerimaan pasien sebagai pasien rawat inap.
22
PELAYANAN ASUHAN PASIEN (PAP) NO. 1.
PERTANYAAN Apa saja yang termasuk pasien dan pelayanan berisiko tinggi di RS Akreditasi?
JAWABAN ▪ ▪ ▪ ▪ ▪
Pasien keadaan darurat. Pasien menggunakan layanan resusitasi Pasien dengan pemberian darah dan produk da rah. Pasien yang menggunakan alat bantu kehidupan. Pasien yang menderita penyakit menular dan penurunan kekebalan
tubuh (immune-suppressed). ▪ Pasien yang menjalani dialisis. ▪ Pasien yang menggunakan alat pengekang (restraint)
▪ Pasien lanjut usia, orang dengan keterbatasan, anak-anak, dan populasi yang berisiko diperlakukan tak senonoh.
2.
Bagaimana prosedur penyimpanan, penyajian dan pendistribusian makanan kepada pasien?
Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan. Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan.
SPO Penyimpanan, Penyajian dan Pendistribusian Makanan 3.
4.
Bagaimana prosedur penanganan pasien-pasien dalam tahap terminal?
Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan dengan menyediakan ruangan khusus bagi pasien tahap terminal.
Bagaimana prosedur penanganan pasien restraint?
restraint adalah suatu metode / cara pembatasan / restriksi yang disengaja terhadap gerakan / perilaku seseorang.
SPO Pelayanan Pasien Terminal
Jenis-jenis : 1.
Pembatasan Fisik
2.
Pembatasan Mekanis
3.
Surveilans Teknologi
4.
Pembatasan Kimia
SPO Penggunaan restraint
23
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
2.
Sedasi ringan / minimal (anxiolysis)
Sedasi sedang (pasien sadar)
Sedasi berat / dalam
Anestesi umum
Respons
Respons normal terhadap stimulus verbal
Merespons terhadap stimulus sentuhan
Merespons setelah diberikan stimulus berulang / stimulus nyeri
Tidak sadar, meskipun dengan stimulus nyeri
Jalan napas
Tidak terpengaruh
Tidak perlu intervensi
Mungkin perlu intervensi
Sering memerlukan intervensi
Ventilasi spontan
Tidak terpengaruh
Adekuat
Dapat tidak adekuat
Sering tidak adekuat
Fungsi kardiovaskul ar
Tidak terpengaruh
Biasanya dapat dipertahankan dengan baik
Biasanya dapat dipertahankan dengan baik
Dapat terganggu
Wrong site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery Tiga komponen penting dalam prosedur pre op eratif : 1. 2. 3.
Proses verifikasi Menandai lokasi yang akan dioperasi Time out
▪ Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah Dokter Bedah/Operator yang akan melakukan ndakan. ▪ Dokter bedah/operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut. ▪ Penandaan k yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi. ▪ Tanda berupa “X” di k yang akan dioperasi. ▪ Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimu. ▪ Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus ditandai. ▪ Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan paskan dengan catatan medis pasien dan gelang identas pasien. ▪ Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur mulpel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau mulple level (tulang belakang).
24
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan: ▪ ▪ ▪ ▪
kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar) kasus intervensi seperti kateter jantung kasus yang melibatkan gigi prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan menyebabkan tato permanen
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesiik intraoperatif menggunakan radiographic marking. Proses time out ini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area, time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat .
25
26
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) NO. 1.
2.
PERTANYAAN
JAWABAN
Apa saja daftar obat-obatan yang termasuk dalam NORUM?
Daftar obat-obatanNORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA ( Look A ike Sound Alike ) dapat ditemukan di SPO Obat-obatan NORUM/ LASA dan juga pada buku quality and safety.
Bagaimana kebijakan penyimpanan elektrolit
Obat- obatan high alert (Kalium klorida 7,46% dalam ampul dan Natrium klorida 3% dalam kolf) hanya disimpan di ruang rawat intensif (ICU, NICU,HCU) ( di tempat yang ditandai dengan stiker merah). Obat high alert tersebut diberi stiker “high alert” berwarna merah dan khusus untuk larutan elektrolit pekat juga diberi penandaan stiker yang bertuliskan “ elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan!” .
pekat di RS?
Contoh obat look alike adalah obat-obat dengan tampilan yang mirip namun sebenarnya berbeda dosis (misalnya Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg). Sementara contoh obat sound alike adalah azithromycin dan erithromycin (terdengar mirip).
3.
Bagaimana prosedur pengelolaan obat emergensi di RS?
4.
Bagaimana alur pelaporan insiden apabila terjadi medication error ?
Baik dokter maupun perawat yang menemukan terjadinya medication error boleh melaporkan kejadian tersebut.
Bagaimanakah kebijakan RS tentang persyaratan resep yang lengkap?
Resep harus memenuhi kelengkapan:
5.
▪ Obat emergensi disimpan dalam troli/kit/lemari emergensi terkunci, diperiksa, dipaskan selalu tersedia dan harus digan segera jika jenis dan jumlahnya sudah dak sesuai lagi dengan daar yang ditempel/ digantung di troli/kit/lemari emergensi. Perbekalan farmasi dan penguncian troli tersebut dikontrol oleh farmasi. ▪ Troli akan dibuka 3 bulan sekali untuk dilakukan pemeriksaan kesesuaian perbekalan farmasi dengan daar, ketepatan penyimpanan dan tanggal kadaluwarsa.
SPO Pelaporan Insiden.
▪ Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien (jika dak dapat mengingat tanggal lahir), no rekam medik dan berat badan pasien (untuk pasien anak) ▪ Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang pelayanan ▪ Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan atas lembar resep manual ▪ Menuliskan tanda R/ pada seap sediaan. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generik. Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam Formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat (contoh: injeksi, tablet, kapsul, salep), serta kekuatannya (contoh: 500 mg, 1 gram) ▪ Bila obat berupa racikan dituliskan nama seap jenis/bahan obat dan jumlah bahan obat (untuk bahan padat : mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan: tetes, milliliter, liter. ▪ Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan dak dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran tersebut telah terbuk aman dan efekf.
27
▪ Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau “pro re nata”, harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari.
6.
Bagaimana prosedur pemberian obat yang berlaku di RS ini?
Pemberian obat menggunakan prinsip 7 benar : 1.
Benar Pasien
2. 3. 4.
Benar Indikasi Benar Obat Benar Dosis
5.
Benar Cara Pemberian
6. 7.
Benar Waktu Pemberian Benar Dokumentasi
28
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI(MKE) NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Adakah standarisasi singkatan dan simbol yang boleh dipakai di RS ini?
RS telah mensosialisasikan standarisasi singkatan dan simbol yang boleh digunakan dalam pelayanan
2.
Bagaimana cara RS melindungi berkas rekam medis pasien dari kehilangan /kerusakan /penyalahgunaan?
Rumah sakit mengembangkan suatu kebijakan bahwa yang diberikan kewenangan men gakses rekam medis klinis pasien adalah para praktisi kesehatan yang memberikan layanan kepada pasien tersebut.
29
KUALIFIKASI DAN KEWENANGAN STAF (KKS) NO.
PERTANYAAN Dapatkah Anda menjelaskan uraian jabatan Anda?
JAWABAN Uraian jabatan adalah proses, metode dan teknik un tuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk kepentingan program pegawai serta memberikan umpan balik bagi organisasi dan tatalaksana. Uraian jabatan staf bersifat personal tergantung pada jabatan yang dimiliki. Secara umum uraian jabatan tersebut terdiri dari nama, jabatan, misi organisasi, misi jabatan, hasil kerja, bahan kerja, perangkat kerja, sifat jabatan, pelaksanaan tugas (uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang), nama jabatan bawahan langsung, korelasi jabatan, kondisi pelaksanaan kerja, persyaratan jabatan, kondisi isik, butiran informasi lain dan surat tugas. Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian administrasi di masingmasing departemen/divisi/unit tempat bertugas dan salinannya harus dimiliki oleh setiap staf medis yang bersangkutan.
30
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) NO. 1.
PERTANYAAN Bagaimana pemilahan sampah medis dan non medis / benda tajam / cair
JAWABAN Pania Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan pemisahan sampah medis dan non medis. Sampah medis dibuang di tempat sampah medis berkantung plask kuning Sampah non medis dibuang di tempat sampah non medis berkantung plask hitam Sampah benda tajam dan jarum dibuang di tempat sampah k husus yang dak dapat tembus (puncture proof) dan dak di reuse yaitu safety box. Limbah cair dibuang di wastafel atau kloset
2.
Apakah RS menerapkan pemisahan pasien infeksius dan non infeksius?
Pania Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan pemisahan pasien infeksius dan noninfeksius sesuai dengan SPO perawatan pasien di ruang isolasi infeksi. Pasien ditempatkan sesuai dengan sumber infeksi, apakah lewat kontak, airborne, dan droplet.
31
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
JALUR EVAKUASI Baca Panduan Penanggulangan Bencana
2.
Bagaimana prosedur penggunaan APAR? Prosedur penggunaan APAR: ▪ Tarik keluar segel pengaman handle picu ▪ Angkat nozel ke area bebas ▪ Tekan handle picu sedikit sampai gas CO2 / powder keluar ▪ Bawa APAR ke k api ▪ Arahkan nozel ke k api dan tekan handle picu
Jarak APAR dengan titik api : 2 meter
3.
Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 7 detik (jeda waktu) terhitung sejak waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali. Untuk beberapa lokasi seperti ICU, OK, Laboratorium ( alat-alat laboratorium) bila terjadi gangguan aliran listrik maka akan diback up dengan UPS sehingga tidak terdapat jeda waktu.
4.
Bila air terganggu maka cadangan air di bak penampungan akan dapat memenuhi kebutuhan air selama 1 hari saja. Selama proses penggunaan cadangan air di bak penampung tersebut maka kebutuhan air akan dikirim oleh perusahaan air rekanan dengan estimasi waktu pengiriman 5-10 jam.
32
View more...
Comments