Buku Panduan Praktikum Laboratorium Jalan Raya

March 15, 2019 | Author: Hendrik Taupan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

PANDUAN LAB TRANSPORT...

Description

2010

Tujuan Pelaksanaan Percobaan Percobaan ini ini dimaksudka dimaksudkan n untuk menentukan menentukan komposisi komposisi prosentase prosentase campuran antara agregat kasar dan halus untuk pembuatan campuran aspal yang kemudian kemudian akan menjalani menjalani percobaan percobaan marshall

Dasar teori  Analisa saringan saringan (ayakan) (ayakan) adalah menggetar menggetarkan kan contoh contoh tanah melalui satu set ayakan dimana lubang lubang – lubang ayakan ayakan tersebut tersebut makin makin kecil kecil serta berurutan (Braja 1995-17). Dalam analisis saringan agregat ini dilakukan dilakukan penentuan penentuan prosentase prosentase berat butiran agregat agregat yang lolos dari satu set saringan,kemu saringan,kemudian dian angka – angka prosentase digambarkan pada grafik pembagian butir. Berdasarkan Berdasarkan berat partikel – partikel agregat, agregat, agregat agregat dapat dapat dibedakan dibedakan atas :  Agregat  Agregat kasar yaitu yaitu agregat agregat dengan ukuran partikel partikel > 4,75 4,75 mm menurut ASTM atau ukuran partikel > 2 mm menurut AASHTO  Agregat  Agregat halus yaitu yaitu agregat agregat dengan dengan ukuran partikel < 4,75 mm menurut ASTM atau ukuran partikel < 2 mm dan > 0,075 menurut  AASHTO  Abu batu / mineral filter yaitu yaitu agregat agregat halus yang umumnya lolos lolos saringan no 200

2010

Test yang dilaksanakan Peralatan 1. Timbangan Timbangan dan neraca dengan ketelitian ketelitian 0,2% 0,2% dari berat uji 2. Satu set set saringan saringan 19,1 mm (3/4”), (3/4”), 12,5 12,5 mm (1/2”), (1/2”), 9,5 mm mm (3/8”), no 4, no 8, no 30, no 50, no 100, no 200 dan PAN 3. Oven Oven yang dileng dilengkapi kapi dengan dengan peng pengatur atur suhu suhu untuk untuk memanasi sampai (110 0C) 4. Alat Alat pem pemis isah ah con conto toh h 5. Mesian Mesian peng penggun guncan cang g saring saringan an 6. Talam 7. Kuas, Kuas, sili silikat kat kuni kuning ngan, an, send sendok ok dan dan alat alat – alat alat lainn lainnya ya Bahan 1. Agregat Agregat halus halus dengan dengan berat berat 1000 1000 gram gram 2. Agregat Agregat kasar kasar dengan dengan berat berat 2000 2000 gram gram 3. Bila agrega agregatt tersebut tersebut berupa berupa campur campuran an dari dari agre agregat gat halus halus dan agregat agregat kasar maka dipisah jadi jadi dua (2) bagian dengan dengan saringan no 4,(bila agregat diatas no 4,maka dikatakan agregat kasar dan bila agregat dibawah no 4, maka dikatakan agregat halus) Langkah Kerja 1. Benda uji dikeringkan dikeringkan dalam oven dengan dengan suhu suhu (110 0C), sampai berat tetap 2. Menyaring Menyaring benda uji uji lewat lewat susunan saringan dengan ukuran ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit 3. Mengolah Mengolah data yang yang diperol diperoleh eh dan dises disesuaik uaikan an dengan dengan spesifikasi Bina Marga II 4. Table Table Spesifi Spesifikasi kasi Bina Marg Marga a II

2010

Jenis ayakan

keterangan

0,75"

100

0,50"

75-100

0,37"

60-85

no 4

55-75

no8

20-35

no 30

10-22

no 50

6-16

no 100

4-12

no 200

2-8

Hasil Test Analisa Saringan

Hasil Test Analisa Saringan Agregat Halus  Jumlah

 Jumlah Persen komulatif  komulatif 

 No

Berat 

Berat 

 Saringan

 Tertahan

 tertahan

 Tertahan

Lolos

0,75"

0

0

0

100

0,50"

0

0

0

100

0,37"

0

0

0

100

 no 4

20

20

2

98

 no8

480

500

50

50

 no 30

215

715

71.5

28.5

 no 50

30

745

74.5

25.5

 no 100

105

850

85

15

 no 200

50

900

90

10

PAN

100

1000

100

0

Berat agregat halus kering = 1000 gram Menentukan Jumlah Persen Tertahan Agregat Halus

2010

Jumlah Jumlah Berat Tertahan Tertahan x (100 % : 1000)

Sarin Saringa gan n no 4 20 x

100% 1000

=

2%

Sarin Saringa gan n no 8 500 x

100% 1000

=

50%

Saringa Saringan n no 30 715 x

100% 1000

=

71,5%

Saringa Saringan n no 50 745 x

100% 1000

=

74,5%

Saringan no 100 850 x

100% 1000

=

85%

Saringa Saringan n no 200 900 x

100% 1000

=

90%

Menentukan Jumlah Persen Lolos Agregat Halus 100% 100% - Jmlah Jmlah Pers Persen en Kom Komula ulatif tif Tert Tertaha ahan n

Saringan no 4 100% 100% - 2% = 98% 98% Saringan no 8 100% 100% - 50% 50% = 50% 50% Saringan no 30 100% 100% - 71,5 71,5% % = 28,5 28,5% % Saringan no 50

2010

100% 100% - 74,5 74,5% % = 25,5 25,5% % Saringan no 100 100% 100% - 85% 85% = 15% 15% Saringan no 200 100% 100% - 90% 90% = 10% 10%

Hasil Test Analisa Saringan Agregat Kasar   Jumlah

 Jumlah Persen komulatif  komulatif 

 No

Berat 

Berat 

 Saringan

 Tertahan

 tertahan

 Tertahan

Lolos

0,75"

0

0

0

100

0,50"

949.5

949.5

47.475

52.525

0,37"

465.5

1415

70.75

29.25

 no 4

264.5

1679.5

83.975

16.025

 no8

140.5

1820

91

9

 no 30

180

2000

100

0

 no 50

0

2000

100

0

 no 100

0

2000

100

0

 no 200

0

2000

100

0

PAN

0

2000

100

0

Berat agregat kasar kering = 2000 gram

2010

Menentukan Jumlah Persen Tertahan Agregat Kasar  Jumlah Berat Tertahan x (100 % : 2000)

Saringan 1/2” 949,5 x

100%

=47,475%

2000

Saringan 3/8” 1415 x

100% 2000

=

70,75%

Saringan no 4 1679,5 x

100% 2000

=

83,975%

Saringan no 8 1820 x

100% 2000

=

91,00%

Saringan no 30 2000 x

100% 2000

=100%

Menentukan Jumlah Persen Lolos Agregat Kasar  100% - Jmlah Persen Komulatif Tertahan

Saringan 1/2” 100% - 47,475% = 52,525% Saringan 3/8” 100% - 70,75% = 29,25% Saringan no 4 100% - 83,975% = 16,025% Saringan no 8 100% - 91,00% = 9,00% Saringan no 30 100% - 100% = 0%

2010

Hasil Test Analisa Saringan Komposisi Campuran Agregat 

Agregat 

Kasar 

Halus

 No

Lolos

 Saringan

(%)

45%

(%)

0,75"

100

45

0,50"

52.53

0,37"

 

Lolos

Total   Spesifikasi Lolos

BINA

55%

(%)

 MARGA II

100

55

100

100

23.64

100

55

78.64

75-100

29.25

13.16

100

55

68.16

60-85

 no 4

16.03

7.211

98

53.9

61.11

55-75

 no8

9

4.05

50

27.5

31.55

20-35

 no 30

0

0

28.5

15.68

15.68

10-22

 no 50

0

0

25.5

14.03

14.03

6-16

 no 100

0

0

15

8.25

8.25

4-12

 no 200

0

0

10

5.5

5.5

2-8

PAN

0

0

0

0

0

0

Menentukan Agregat 45% (Kasar) Persen lolos x (45/100)

Menentukan Agregat 45% (Halus) Persen lolos x (55/100)

Menentukan Persen Total Lolos Agregat 45% (Kasar) + 55% (Halus)

2010

Dari hasil analisa disimpulkan bahwa komposisi agregat memenuhi spec span BM II. Maka dalam perencanaan campuran agregat gabungan spec span BM II akan digunakan sebagai acuan.

2010

a. Maksud metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan berat  jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu, dan angka  penyerapan dari agregat halus.  b. Tujuan tujuan pengujian adalah untuk mendapatkan angka berat jenis curah hujan, berat jenis  permukaan jenuh, berat jenis semu, dan penyerapan air pada agregat halus.

 pengujian ini dilakukan pada tanah jenis agregat halus, yaitu lolos saringan no.4 (4,75 mm). hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan : 1. penyelidikan quarry agregat. 2. perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton. 3. perencanaan campuran dan pengendalian mutu perkerasan jalan.

 berat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C.

2010

 berat jenis jenuh kering permukaan adalah perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C.  berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 25°C.  penyerapan adalah perbandingan berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.

Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram. 2. Kerucut terpancung, diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian bawah (90 ± 3) mm dan tinggi (75 ±3) mm dibuat dari logam tebal minimum 0,8 mm. 3. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340 ± 15) gram, diameter permukaan penumbuk (25 ± 3) mm. 4. Saringan no.4 (4,75 mm). 5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)°C. 6. Talam. 7. Bejana tempat air. 8. Pompa hampa udara atau tungku. 9. Desikator.

2010

 benda uji adalah agregat yang lewat saringan no.4 (4,75 mm) diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat (quartering) sebanyak 100 gram.

Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebag ai berikut : 1. Mengeringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± 5)°C, sampai berat tetap, yang dimaksudkan berat tetap adalah keadaan berat benda uji selama 3 kali proses  penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2 jam berturut-turut, tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih besar daripada 0,1%, didinginkan  pada suhu ruang, kemudian direndam dalam air selama (24 ± 4) jam. 2. Membuang air perendam dengan hati-hati, hingga tidak ada butiran yang hilang, agregat ditebarkan diatas talam, dikeringkan diudara panas dengan cara membalik balikan benda uji, pengeringan dilakukan sampai tercapai keadaan kering permukaan  jenuh. 3. Memeriksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji ke dalam kerucut terpancung, dipadatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25 kali, mengangkat kerucut terpancung, keadaan kering permukaan jenuh tercapai bila benda uji runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak. 4. Segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh 500 gram benda uji dimasukkan ke dalam piknometer, diputar sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya, untuk mempercepat proses ini dapat dipergunakan  pompa hampa udara, tetapi harus diperhatikan jangan sampai ada air

yang ikut

terhisap dapat juga dilakukan dengan merebus piknometer. 5. Merendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu standar 25°C. Menambahkan air sampai mencapai tanda batas. 6. Menimbang piknometer berisi air dan benda uji samapai ketelitian 0,1 gram (Bt). 7. Mengeluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai  berat tetap, kemudian benda uji didinginkan dalam desikator. Setelah benda uji dingin kemudian ditimbang (Bk).Menentukan berat piknometer berisi air penuh dan mengukur suhu air, guna penyesuaian dengan suhu standar 25°C (B).

2010

 Pengujian : 

Benda uji direndam selama

: 24 jam



Berat benda uji kering perm. jenuh (SSD)

: 500 gram



Berat picnometer + air (25 C)   B

: 646 gram



Berat picnometer +benda uji SSD + air  Bt

: 935 gram



Benda uji kering oven   Bk 

: 490 gram

Perhitungan :

a. Berat jenis (balk specific gravity)  Bk   B  500  Bt



490 646  500  935

 2,32

 b. Berat jenis permukaan jenuh 500

 B  500  Bt



500 646  500  935

 2,37

c. Berat jenis semu (apparent)  Bk   B   Bk   Bt



490 646  490  935

 2,44

d. Penyerapan 500   Bk 

500  490

 Bk 

490

 x100% 

 x100%  2,04%

.

Dari percobaan diperoleh Berat jenis semu (Apparent Spesific Gravity) = 2,44 lebih kecil dari

syarat minimum yang ditentukan Laston yakni 2,50. Sedangkan pengujian

 peresapan agregat diperoleh sebesar 2 % dan memenuhi syarat laston yakni peresapan agregat halus terhadap air maksimum 3%. Sehingga bahan agregat halus pada percobaan ini layak digunakan untuk pembuatan struktur jalan.

2010

a. maksud metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan berat  jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu dari agregat kasar, serta angka penyerapan dari agregat kasar.  b. tujuan tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka berat jenis curah, berat jenis kering  permukaan jenuh, dan berat jenis semu serta besarnya angka penyerapan.

Pengujian dilakukan terhadap agregat kasar, yaitu yang tertahan oleh saringan  berdiameter 4,75 mm ( saringan no.4); hasil pengujian ini dapat digunakan dalam  pekerjaan : 1. penyelidikan quarry agregat. 2. perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton. 3. perencanaan campuran dan pengendalian mutu perkerasan jalan.

 berat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25˚C.  berat jenis kering permukaan jenuh, yaitu perbandingan antara berat agregat kering  permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25˚C.

2010

 berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 25˚C.  penyerapan adalah perbandingan berat air yang dapat diserap quarry terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam %.

Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut ; 1. keranjang kawat ukuran 3,35 mm (no.6) atau 2,36 mm (no.8) dengan kapasitas kira-kira 5 Kg 2. tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan. Tempat ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap. 3. timbangan dengan kapasitas 5 Kg dan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang. 4. oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)˚C. 5. alat pemisah contoh. 6. saringan no.4 (4,75 mm).

Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan no.4 (4,75 mm) diperoleh dari alat  pemisah contoh atau cara perempat sebanyak kira-kira 5 Kg.

Urutan pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut : 1. mencuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat  pada permukaan.

2010

2. mengeringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± 5)ºC sampai beratnya tetap. sebagai catatan, bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam pekerjaan  beton dimana agregat digunakan pada keadaan kadar air aslinya. Maka tidak pelu dilakukan pengeringan dengan oven. 3. mendinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian ditimbang dengan ketelitian 0,5 gram (Bk). 4. merendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam. 5. mengeluarkan benda uji dari air, dilap dengan kain penyerap sampai selaput air pada  permukaan hilang, untuk butiran yang besar pengeringan, harus satu persatu. 6. menimbang benda uji kering permukaan jenuh (Bj). 7. meletakkan benda uji di dalam keranjang, menggoncangkan batunya untuk  mengeluarkan udara yang tersekap dan menentukan beratnya di dalam air (Ba), dan mengukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan pada suhu standar (25ºC). 8. banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir-butir berat dan ringan. Bahan semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yang tidak tetap walaupun  pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati-hati, dalam hal ini beberapa pemeiksaan ulang diperlukan untuk mendapatkan harga rata-rata yang memuaskan.

 Pengujian : 

Benda uji direndam selama

: 24 jam



Berat benda uji kering oven tertahan saringan No. 4  Bk  : 5000 gram



Berat uji kering permukaan jenuh  Bj

: 5075 gram



Berat uji dalam air   Ba

: 3114,22gram

 Perhitungan :

a. Berat jenis (balk specific gravity)  Bk   Bj  Ba



5000 5075  3114,22

 2,55

2010

 b. Berat jenis permukaan jenuh  Bj  Bj  Ba



5075 5075  3114,22

 2,56

c. Berat jenis semu (apparent)  Bk   Bk   Ba



5000 5000  3114,22

 2,65

d. Penyerapan 5075  5000  Bj   Bk   x100%   x100%  1,5%  Bk  5000

Dari percobaan diperoleh Berat jenis semu (Apparent Spesific Gravity) = 2,72 lebih besar  dari

syarat minimum yang ditentukan Laston yakni 2,50. Sedangkan pengujian

 peresapan agregat diperoleh sebesar 1,1 % dan memenuhi syarat laston yakni peresapan agregat halus terhadap air maksimum 3%. Sehingga bahan agregat halus pada percobaan ini layak digunakan untuk pembuatan struktur jalan.

2010

a. Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan untuk menentukan ketahanan agregat kasar  terhadap keausan dengan mempergunakan mesin abrasi Los Angeles.  b. Tujuan Pengujian ini adalah untuk mengetahui angka keausan tersebut yang dinyatakan dengan  perbandingan antara berat bahan aus lolos saringan no.12 (1,7 mm) terhadap berat semula, dalam persen.

Pengujian ini dapat digunakan untuk mengukur keausan agregat kasar. Hasil pengujian  bahan ini dapat digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan bahan perkerasan jalan atau konstruksi beton.

Peralatan untuk pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut : 1. mesin abrasi Los Angeles. Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 711 mm (28¨). 2. sarinagn no.12 (1,7 mm) dan saringan-saringan lainnya. 3. Timbangan (dengan ketelitian % gram).

2010

4. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1,7/8¨) dan berat masing-masing antara 400 gram sampai 440 gram. 5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110 ± 5 )ºC.

Benda uji dipersiapkan dengan cara sebagai berikut : 1. berat dan gradasi benda uji sesuai daftar (lampiran). 2. membersihkan benda uji dan mengeringkan dalam oven pada suhu (110 ± 5)ºC sampai berat tetap.

Pengujian dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : 1. pengujian ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat dilakukan dengan salah satu dan & (tujuh) cara berikut :

a. cara A : gradasi A , bahan lolos 37,5 mm sampai tertahan 9,5 mm.  jumlah bola 12 buah dengan 500 putaran.  b. Cara B : gradasi B , bahan lolos 19 mm sampai tertahan 9,5 mm.  jumlah bola 11 buah dengan 500 putaran. c. cara C : gradasi C , bahan lolos 9,5 mm sampai tertahan 4,75 mm.  jumlah bola 8 buah dengan 500 putaran. d. cara D : gradasi D , bahan lolos 4,75 mm (no.4) sampai tertahan 2,36 mm.  jumlah bola 6 buah dengan 500 putaran. e. cara E : gradasi E, bahan lolos 75 mm sampai tertahan 37,5 mm.  jumlah bola 12 buah dengan 1000 putaran. f. cara F : gradasi F, bahan lolos 50 mm sampai tertahan 25 mm.  jumlah bola 12 buah dengan 1000 putaran.

2010

g. cara G : gradasi G , bahan lolos 37,5 mm sampai tertahan 19 mm.  jumlah bola 12 buah dengan 1000 putaran. Bila tidak ditentukan cara yang harus dilakukan, maka pemilihan gradasi disesuaikan dengan contoh material yang merupakan wakil dari material yang akan digunakan. 2. Benda uji dan bola baja dimaksudkan ke dalam mesin abrasi Los Angeles. 3. Putaran mesin dengan kecepatan 30 sampai dengan 33 rpm. Jumlah putaran gradasi A,B,C< dan D 500 putran dan untuk gradasi E,F dan G 1000 putaran. 4. setelah selesai pemutaran, benda uji dikeluarkan dari mesin kemudian disaring dengan saringan no.12 (1,7 mm). butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu (110 ± 5)ºC sampai beratnya tetap.

Grading of Simple Test

: B (diputar sebanyak 500 kali)

Ukuran Saringan

Berat (gram)

Lolos

Tertahan

Sebelum

¾ in

½ in

2500

½ in

3/8 in

2500

-

no 12

0

3250

5000

3250

Jumlah Berat  Banyaknya yang aus adalah : 

Berat sebelum (a)

: 5000 gram



Berat sesudah (b)

: 3250 gram



Berat yang aus (c)

: 1750 gram

Sesudah

2010

Prosentase yang aus :

c a

 x100% 

1750 5000

x100%  35%

Peraturan Bina Marga keausan max = 40%

Pada percobaan tersebut awalnya ditimbang berat aggregat total 5000 gram. Setelah ditest dengan mesin Los Angeles maka didapat berat tertahan saringan no 12 sebesar 3250 gram. Dengan mengurangkan berat awal sebelum dilakukan test dan hasil akhir maka didapat nilai 1750 gram. Dengan prosentase sebesar 35 %. Selisih nilai ini merupakan jumlah aggregat yang aus.

Dari hasil analisa diperoleh bahwa keausannya 35 % < 40 %. Sehingga disimpulkan bahwa aggregat yang diuji baik digunakan untuk bahan lapis permukaan dan lapis pondasi atas.

2010

a.

Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian daktilitas bahan aspal.

 b.

Tujuan Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan harga pengujian daktilitas bahan aspal.

Pengujian ini dapat dilakukan pada aspal keras atau aspal cair. Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui elastisitas bahan aspal.

Daktilitas aspal adalah nilai keelastisitas aspal, yang diukur dari jarak terpanjang, apabila antara dua cetakan berisi bitumen keras yang ditarik belum putus pada suhu 25°C dan dengan kecepatan 50 mm/menit. Syarat AASHTO T-51, d aktilitas minimum adalah 100 cm.

Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Termometer; 2. Cetakan daktilitas kuningan; 3. Bak perendam isi 10 liter, yang dapat menjaga suhu tertentu selama pengujian dengan ketelitian 0,1°C dan benda uji dapat terendam sekurang-kurangnya 100 mm di bawah  permukaan air, bak tersebut dilengkapi dengan pelat dasar berlubang yang diletakkan 50 mm dari dasar bak perendam untuk meletakkan benda uji;

2010

4. Mesin uji dengan ketentuan sebagai berikut : a. Dapat menarik benda uji dengan kecepatan yang tetap;  b. Dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak menimbulkan getaran selama  pemeriksaan; 5. Bahan methyl alkohol teknik atau glcerin teknik.

Benda uji adalah contoh aspal sebanyak 100 gram yang dipersiapkan sebagai berikut : 1. Lapisi seluruh bagian

dalam sisi-sisi cetakan daktilitas dan bagian atas pelat dasar 

dengan campuran glycerin dan dextrin atau glycerin dan talk atau glycerin dan kaolin atau amalgan; kemudian pasanglah cetakan daktilitas di atas pelat; 2. Panaskan contoh aspal sehingga cair dan dapat dituang; untuk menghindarkan pemanasan setempat lakukan dengan hati-hati; pemanasan dilakukan sampai suhu antara 80°C –  100°C di atas titik lembek; kemudian contoh disaring dengan No. 50 dan setelah diaduk, dituang dalam cetakan. 3. Pada waktu mengisi cetakan, contoh dituang hati-hati dari ujung ke ujung hingga penuh  berlebih. 4. Dinginkan cetakan pada suhu ruang selama 30 sampai 40 menit lalu pindahkan seluruhnya ke dalam bak perendam yang telah disiapkan pada suhu pemeriksaan selama 30 menit; kemudian ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula yang  pahas sehingga cetakan terisi penuh dan rata.

Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendiamkan benda uji pada suhu 25°C dalam bak perendam selama 85 sampai 95 menit, kemudian melepaskan benda uji dari pelat dasar dan sisi-sisi cetakannya. 2. Memasang benda uji pada alat mesin uji dan menarik benda uji secara teratur dengan kecepatan lebih atau kurang dari 5% masih bisa diijinkan, membaca jarak antara  pemegang benda uji, pada saat benda uji putus (dalam cm), selama percobaan

2010

 berlangsung benda uji harus selalu terendam sekurang-kurangnya 25 mm dalam air dan suhu harus dipertahankan tetap (25 ± 0.5)°C; 3. apabila benda uji menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada permukaan air maka  pengujian dianggap tidak normal, untuk menghindari hal semacam ini, maka berat jenis air harus disesuaikan dengan berat jenis benda uji dengan menambah methyl alkohol atau glycerin, apabila pemeriksaan normal tidak berhasil setelah dilakukan 3 kali, maka dilaporkan bahwapengujian daktilitas bitumen tersebut gagal

Pembacaan Waktu

Pembukaan Contoh

Pembacaan Suhu

Contoh dipanaskan Mulai Jam

10.00

Suhu Oven :

Selesai Jam

10.10

110°C

Mendinginkan Dibiarkan pada Suhu Ruang Contoh

Mencapai Suhu Pemeriksaan

Pemeriksaan

Mulai Jam

10.10

Selesai Jam

10.45

Direndam pada suhu 25°C Mulai Jam

10.45

Suhu Waterbath :

Selesai Jam

11.00

25°C

Mulai Jam

11.00

SuhuPenetrometer:

Selesai Jam

11.45

Daktilitas pada 25°C

25°C

2010

Daktilitas pada 25°C

Pembacaan Pengukur

7 cm/menit

Pengamatan I

Keterangan

pada Alat

180 cm

Memenuhi syarat daktilitas untuk aspal penetrasi tpe 60/70

Pengamatan II

112 cm

Karena Syarat Bina Marga II Daktilitas minimum 100 cm

Daktilitas Rata-Rata

110 cm

(OK)

Daktalitas rata – rata > 100 cm Keterangan : -

Pengamatan daktilitas : 25C kecepatan 5 cm/menit

-

Syarat AASHTO T-51, daktilitas minimum adalah 100 cm

Dari hasil percobaan dan analisa hasil dapat disimpulkan bahwa aspal tersebut memenuhi syarat dasktilitas untuk aspal penetrasi 60-70. Sehingga aspal ini memenuhi syarat untuk  digunakan.

2010

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau lembek (solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam bitumen pada suhu tertentu pula .

Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0.1 mm;  b. Pemegang jarum seberat (47.5 ± 0.05) gram yang dapat dilepas dengan mudah dari alat  penetrasi untuk peneraan; c. Pemberat (50 ± 0.05) gram dan (100 ± 0.05) gram masing-masing dipergunakan untuk   pengukuran penetrasi dengan beban 100 dan 200 gram; d. Jarum penetrasi dan stailess steel mutu 440C atau NRC54 sampai 50, ujung jarum harus  berbentuk kerucut terpancung; e. Cawan contoh harus terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang rata-rata berukuran sebagai berikut Penetrasi

Diameter

Dalam

2

>2

>2

2010

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar aspal dalam campuran di lapangan

Kadar aspal perlu diketahui sehingga dapat ditentukan banyak aspal dan agregat yang akan dipergunakan untuk suatu campuran. Untuk mengetahui jumlah kadar aspal pada suatu campuran dengan agregat maka dapat dipergunakan larutan CCL4 (Solvent) yang bersifat mudah menguap namun tidak mudah terbakar, Benda yang telah disaring dengan cairan ini akan dibagi menjadi dua (residu) yang tertahan dan yang lolos kertas saring akan berubah warna menjadi jernih.

Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut : a. Reflux Extractor   b. Tabung gelas c. Saringan kerucut d. Tabung pendingin e. Pemanas f.

Kertas saring

g. Kawat asbes h. Timbangan i.

Oven pemanas

 j.

Pendingin

k. CCL4 (Solvent PCE)

2010

Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

1. Menempatkan alat extructor pada tempat daar dan aman pada ruangan berventilasi  baik. 2. Menentukan kadar air benda uji 3. Keringkan dan timbang kertas saring dengan ketelitian 0.5 gr, lipat kertas saring melalui garis tengan lalu lipat lagi menjadi bentuk seperempat lingkaran dan bentuk  menjadi kerucut dengan cara membuat ruang antara segmen lingkaran terhadap ketiga segmen lain, tempatkan kertas saring pada saringan kerucut 4. Masukkan benda uji ke dalam saringan kerucut 5. Tuangkan solvent ke dalam abung gelas 6. Masukkan saringan kerucut beserta rangka ke dalam tabung gelas, bahan pelarut harus berada dibawah ujung saringan kerucut bawah 7. Tempatkan tabung gelas tadi di atas pemanas yang telah dilapisi kasa asbes kemudian tutup dengan pendingin 8. Alirkan air melalui pendingin 9. Hidupkan pemanas dan atur panas sedemikian rupa sehingga bahan pelarut mendidih dengan mantap. Pemanasan harus dilakukan secara hati – hati agar tidak terjadi luapan bahan pelarut yang keluar dari ujung kerucut lebih keruh lagi 10. Matikan pemanas dan biarkan aliran air ke pendingin terus berlangsung sampai tabung gelas cukup dingin 11. Angkat rangka kerucut dan keringkan di udara 12. Masukkan kertas berserta ekstrak agregat ke dalam cawan yang telah ditimbang sebelumnya. Keringkan dalam oven pada suhu 110oC selama 24 jam setelah itu didinginkan dalam desikator selam 10 menit lalu timbang kertas saring dan agregat yang tertinggal.

2010

Berat kertas saring + sample

= 71 gram

Berat kertas saring

= 5 gram

Berat kertas sample (A)

= 66 gram

Berat kertas saring + sample

= 71 gram

Berat kertas saring + mineral

= 66,8 gram

Berat endapan (B)

= 4,2 gram

Kadar Aspal ( (B/A) x 100% )

= 6,3 %

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF