BUKU Deskripsi
April 12, 2019 | Author: IrsanBahutala | Category: N/A
Short Description
Download BUKU Deskripsi...
Description
BUKU PANDUAN GEOLOGI LAPANGAN Di Susun oleh : IRSAN BAHUTALA 471410022
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2014/SELAMANYA
1
2
3
4
5
6
7
BATUAN BEKU 1. TEKSTUR BATUAN BEKU
1.1 Tekstur batuan beku berdasarkan derajat kristalisasinya:
Holokristalin : terdiri dari kristal seluruhnya Hipokristalin : terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas Holohyalin : terdiri dari gelas seluruhnya 1.2 Tekstur batuan beku berdasarkan granulitas/besar butirnya:
Fanerik: kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa. Khusus untuk batuan bertekstur fanerik, ukuran butirnya dapat ditentukan sebagai berikut:
Halus
: besar butir < 1 mm
Sedang
: besar butir 1 mm - 5 mm
Kasar
: besar butir 5 mm - 3 cm
Sangat kasar
: besar butir > 3 cm
Afanitik: kristal-kristalnya sangat halus atau amorf, hanya dapat dilihat dengan mikroskop.Jika batuan bertekstur porfiritik maka ukuran fenokris dan masa dasar dipisahkan. 1.3 Tekstur batuan beku berdasarkan keseragaman butir/kristalnya:
Equigranular: ukuran besar butir relatif sama Inequigranular: ukuran besar butir tidak sama Khusus untuk inequigranular dapat dibedakan menjadi tekstur: Faneroporfiritik bila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang kecil dan dapat dikenali dengan mata telanjang
Porfiroafinitik bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.
Porfiritik: kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) yang lebih halus.
Vitrofirik: kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) gelas/amorf.
8
1.4 Tekstur batuan beku berdasarkan bentuk geometri kristalnya:
Tabular (plagioklas, k-felspar) Prismatik (piroksen, hornblenda) Berlembar (mika) Poligonal (k uarsa, olivin) 1.5 Tekstur batuan beku berdasarkan kesempurnaan bentuk krist alnya/butirnya : Bentuk Butir
Tekstur
Keterangan
Euhedral
Panidiomorfik
Sebagian kristal mempunyai batas sempurna
granular
(euhedral) dan berukuran butir sama
Hypidiomorfik
Batas kristal pe ralihan antara sempurna dan tidak
Granular
beraturan (subhedral) dan berukuran butir sama
Allotrimorfik
Batas
Granular
berukuran butir sama
Subhedral
Anhedral
kristal
tak
beraturan
(anhedral)
dan
1.6 Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya : a) Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna) b) Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral. c) Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan kristal yang berbentuk anhedral. 2. STRUKTUR BATUAN BEKU
2.1 Struktur yang berhubungan dengan aliran magma:
Schlieren: struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau memanjang atau oleh xenolith akibat pergerakan magma.
Segregasi: struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik) yang mengakibatkan perbedaan komposisi mineral dengan batuan induknya.
Lava bantal (Pillow lava) : struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat interaksi dengan lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana bagian atas cembung dan bagian bawah cekung.
9
2.2 Struktur yang berhubungan dengan pendinginan magma:
Vesikuler: lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava). Amigdaloidal: lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava), yang telah diisi oleh mineral sekunder, seperti zeolit, kalsit, kuarsa.
Scorius: vesikuler yang penyebarannya merata. Kekar kolom (Columnar joint) : kekar berbentuk tiang dimana sumbunya tegak lurus arah aliran.
Kekar berlembar (Sheeting joint) : kekar berbentuk lembaran, biasanya pada tepi/atap intrusi besar akibat hilangnya beban atau struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam. B. Klasifikasi umum berdasarkan pada urut-urutan kristalisasi mineral Seri Bowen (mineralogi) serta komposisi SiO2 batuan beku (Tabel 4 dan 5). Klasifikasi ini bukan klasifikasi resmi yang dibakukan, tetapi dibuat khusus digunakan dalam praktikum di Laboratorium Petrologi - Geologi ITB.
Tabel 1. Pembagian batuan beku berdasarkan komposisi SiO 2 dan mineralogi. Keterangan : x : selalu hadir; -
: tidak hadir;
x/- : biasanya hadir/kadangkala tidak hadir; -/x : biasanya tidak hadir/kadangkala hadir.
10
Catatan: untuk batuan yang mengandung mineral felspatoid (leusit, nefelin, dll.) dapat dipergunakan nama batuan misalnya: nephelinite, leucitite, phonolite, felspathoid syenite, leucite basalt, dll. Hal-hal utama yang perlu dicatat dalam deskripsi bat uan beku : 1. Warna, sebagai petunjuk awal untuk memperkirakan komposisi kimia dan mineral dari batuan. 2. Tekstur, besar butir, prosentase kehadiran butir (Gambar 6), dan kemas, yang mana berhubungan dengan sejarah dan cara kejadian batuan, serta kecepatan dan urutan pertumbuhan kristal. 3. Mineralogi, sebagai petunjuk untuk identifikasi batuan, biasanya di dalam batuan beku terdapat antara 2 dan 4 mineral utama.
4. Inklusi material asing (sebagai tambahan dalam membantu indentifikasi batuan). Inklusi ini kadang ditemukan dalam batuan beku dan harus dideskripsikan terpisah, inklusi penting ketika kita ingin menilai cara kejadian dan asal tubuh batuan beku.
11
12
13
14
Kelompok Mineral
Kelompok Batuan Beku
Olivin Piroksen
Ultramafik dan Ultramafitit
Plagioklas Olivin, piroksen Olivin, piroksen, plagioklas Olivin, plagioklas
Gabroid dan Basaltoid
Piroksen, plagioklas Piroksen, hornblenda, plagioklas Hornblenda, plagioklas
Dioritoid dan Andesitoid
Hornblenda, biotit, plagioklas, 100 cm
Masif (tidak bergradasi) atau bergradasi: normal ;
reverse ;
normal-reverse ;
reverse-normal
Kemas: clast-supported atau matrix-supported terpilah baik, terpilah sedang, terpilah buruk
Kekar: blocky, prismatik, columnar, platy Ketebalan seragam atau tidak seragam Ketebalan lateral rata atau tidak rata Secara lateral menerus atau tidak menerus Cross-bedded, cross-laminated 5. Alterasi:
Mineralogi: klorit, serisit, silika, pirit, karbonat, felspar, hematit Distribusi: disseminated, nodular, spotted, pervasive, patchy.
20
21
22
23
24
BATUAN SEDIMEN 1. Komposisi sedimen:
Fragmen mineral/batuan hasil rombakan (terigen) Material hasil proses kimiawi (material autigenik): karbonat, fosfat, dll. Material allochem (rombakan hasil presipitasi terdahulu): fosil, material organik. 2. Mineral-mineral dalam batuan sedimen:
Mineral Autigenic:
Terbentuk di daerah sedimentasi dan langsung diendapkan
Contoh: gipsum, kalsit, anhidrit, oksida besi, halit, glaukonit.
Mineral Allogenic:
Terbentuk di luar daerah sedimentasi
Telah mengalami transportasi dan kemudian diendapkan di daerah sedimentasi
Harus tahan pelapukan dan tahan terhadap pengikisan selama tranportasi sampai pengendapan.
Tekstur dan mineralogi batuan sedimen dapat merefleksikan lingkungan pengendapan batuan sedimen. Hal-hal yang mempengaruhi pembentukan batuan sedimen:
Litologi batuan (batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorfosa, batuan piroklastik).
Stabilitas dari mineral-mineral yang ada Kecepatan erosi, banyaknya mineral sedimen yang dapat ditransport turut menentukan berapa banyak material yang dapat/akan diendapkan.
Transportasi
pada
pembentukan
batuan
sorting/pemilahan dan roudness/kebundaran. Pembagian batuan sedimen berdasarkan tekstur:
Batuan sedimen bertekstur klastik Batuan sedimen bertekstur non klastik (kristalin)
25
sedimen
akan
menghasilkan
Batuan sedimen bertekstur non klastik (kristalin):
Umumnya terdiri dari mineral autigenik Pada P dan T tertentu seringkali memperlihatkan gejala diagenesa, akibatnya porositas batuan menjadi sangat rendah atau hilang.
Porositas primer rendah dan memperlihatkan tekstur mozaik ( contoh: batugamping). Kadang-kadang terdapat butiran yang amorf (seperti kalsedon & opal) sebagai semen. Ukuran Besar Butir (mm)
Nama Besar Butir
1 – 2
Very coarsely crystalline
0,5 – 1
Coarsely crystalline
0,25 – 0,5
Medium crystalline
0,125 – 0,25
Finely crystalline
0,063 – 0,125
Very finely crystalline
0,004 – 0,063
Microcrystalline
< 0,004
Cryptocrystalline
Tabel . Besar butiran batuan sedimen non klastik Batuan sedimen bertekstur klastik:
Terdiri dari material detritus (hasil rombakan: pecahan), memperlihatkan tekstur klastik (butiran berukuran lempung sampai bongkah)
Memperlihatkan berbagai struktur sedimen Proses : pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi Dapat
dipelajari
tentang
sumber
material
(provenance),
lingkungan
pengendapan/fasies, diagenesa Besar butir (grai n size ): unsur utama dari tekstur klastik, yang berhubungan dengan tingkat
energi pada saat transportasi dan pengendapan. Klasifikasi besar butir diterangkan sebagai berikut dengan menggunakan skala Wentworth (Tabel dan Gambar ). ukuran Besar Butir (mm)
ama Besar Butir
256
oulder / bongkah
– 256
ouble / berangkal
– 64
ebble / kerakal
26
– 4 4
ranule / ranule / kerikil
– 2 2
ery coarse sand / / pasir sangat kasar
-1
oarse sand / / pasir kasar
4 – 1/2 1/2
edium sand / / pasir sedang
8 – 1/4 1/4
ine sand / / pasir halus
16 – 16 – 1/8 1/8
ery fine sand / / pasir sangat halus
256 – 256 – 1/16 1/16
lt / / lanau
1/256
lay / lay / lempung Tabel . Klasifikasi besar butir menggunakan skala Wentworth
Gambar Komparator besar butir Unsur-unsur tekstur batuan sedimen klastik:
Butiran ( grain): grain): butiran klastik (yang tertransport) disebut se bagai fragmen. Masa dasar (matrix (matrix): ): lebih halus dari butiran/fragmen, diendapkan bersama-sama dengan fragmen.
Semen (cement (cement ): ): berukuran halus, mengikat butiran/fragmen dan matri k, diendapkan setelah fragmen dan matrik . Pemilahan/sorting : derajat kesamaan atau keseragaman antar butir.
27
Kebundaran/roundness: menyatakan kebundaran atau ketajaman sudut butiran, yang
mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi.
Gambar 12. Derajat Kebundaran Kemas/fabric: merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir dan
packing, secara umum dapat memberikan member ikan gambaran tentang te ntang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan. Kemas: - terbuka: kontak antar butiran tidak bersentuhan, - tertutup: kontak antar butiran bersentuhan. Struktur batuan Sediment:
Perlapisan: - Lapisan: tebal > 1 cm -
Laminasi: tebal < 1 cm
Jenis perlapisan: Perlapisan sedimen Paralel lamination Cross lamination/cross beds Convolute lamination Gradded bedding Injection structures ( sandstones sandstones dykes) dykes)
Struktur di bidang perlapisan: Di bagian bawah : load cast, flute cast Di bagian atas
: ripple marks, mud cracks, organic marks (tracks & trails, burrow) burrow)
1. Struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses pembatuan (lithifikasi)
Struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses pembatuan dapat terjadi di bagian atas lapisan, sebelum lapisan atau endapan yang lebih muda atau endapan baru di endapkan. Struktur sedimen ini merupakan hasil kikisan, 'scour marks', 'flutes', 'grooves', 'tool marking' dan sebagainya. Struktur-struktur ini sangat penting untuk menentukan arah aliran atau arah sedimentasi.
28
2. Struktur yang terbentuk setelah proses pengendapan (Sekunder)
Struktur ini terbentuk selepas sedimen terendap. Ini termasuklah struktur beban, 'pseudonodules' dimana sebahagian lapisan pasir jatuh dan masuk kedalam lapisan lumpur di bawahnya, bawahnya, laminasi konvolut konvolut (convolute (convolute lamination) dan sebagainya. Struktur nendatan, hasil dari pergerakan mendatar sedimen yang membentuk lipatan juga termasuk dalam struktur selepas endapan. Nendatan boleh berlaku di tebing sungai, delta dan juga laut dalan dan ianya sangat berguna untuk menentukan arah cerun kuno. Struktur sedimen sekunder (post-deposition structures), struktur sedimen yang terbentuk setelah proses litifikasi. Struktur sedimen sekunder meliputi:
Struktur erosional, terbentuk karena erosi, contohnya: flute cast, groove cast, tool marks, scour marks, channel, dll.
Struktur deformasi, terbentuk oleh adanya gaya, contohnya: slump, convolute, sand dyke, dish, load cast, nodule, dll.
Struktur biogenik, terbentuk oleh adanya aktivitas makhluk hidup, contohnya: bioturbation, trace fossils, rootlet bed, dll
3. Struktur sedimen yang terbentuk pada proses sedimentasi (struktur primer)
Struktur yang terbentuk semasa proses pengendapan, antara lain adalah perlapisan mendatar (flat bedding), perlapisan silang-siur (cross bedding), laminasi sejajar (paralel lamination), dan laminasi ripple mark. Struktur sedimen primer (depositional structures), struktur sedimen yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya te rbentuknya suatu batuan, contohnya adalah: graded bedding, parallel lamination, ripple mark, dune and sand wave, cross stratification, shrinkage crack (mud crack), flacer, lenticular, dll.
29
30
31
Hal-hal lain yang juga perlu dideskripsi:
Pencampuran batuan: - karbonatan : bila pencampurnya material karbonat - karbonan
: bila pencampurnya karbon
Fragmen pembentuk batuan: kuarsa, sediment (k-felspar dan plagioklas), fragmen batuan (batuan beku, batuan sediment, batuan metamorf, batuan piroklastik)
Semen dan matrik: - semen karbonat, sedime, oksida besi, anhidrit, glaukonit - matrik pasir, lanau, lempung
32
Warna/kilap: deskripsikan warna batuan yang representative (misalnya : abu -abu dengan garis-garis hitam, abu-abu, hitam mengkilat, dll.)
Mineral sedikit: glaukonit, pirit, hematit, piroksen, olivin, biotit, muskovit, karbon, dll. Kandungan fosil (bila ada dan sebutkan jenisnya, misalnya foraminifera, dll.) Struktur sediment yang ada: perlapisan, graded bedding, laminasi sejajar, dll. Porositas:
- baik
: bila menyerap air
- buruk
: bila tidak menyerap air
- sedang
: diantara porositas baik dan buruk
Kekompakan: mudah diremas, getas, kompak, lunak, padat, keras, dll. (deskripsikan kekompakan yang representative).
Tabel 10. Sifat – sifat Litologi Keterangan : x -
: sifat yang selalu dimiliki : sifat yang tidak dimiliki
x/- : sifat yang bisa dimiliki atau tidak dimiliki x* : yang dideskripsi adalah pembentuk batuan tersebut. Penggolongan Batuan Sedimen berdasarkan proses-proses pembentukan Koesoemadinata, 1985): Sedimentasi mekanis: batulanau, batulempung, serpih, napal, batupasir, konglomerat, breksi, kalkarenit, batugamping klastik, batugamping bioklastik, batugamping oolit.
Sedimentasi Organis: batubara, batugamping terumbu, batugamping bioklastik, radiolarit, diatome.
33
Sedimentasi Kimiawi: batugamping kristalin, dolomit, batugamping oolit, gips, anhidrit, batugaram, napal, flint, chert, fosforit. Penggolongan Batuan Sedimen Berdasarkan asal-usulnya
Klastik
Endapan
biokimia
– Pengendapan
Terigenous
biogenik – organic
Kimia
Batupasir,
Batugamping,
Ironstones,
mudrock,
rijang, fosfat, batubara
dolomit,
Volkaniklastik
Tufa, aglomerat
evaporite
konglomerat, breksi Tabel. Penggolongan Batuan Sedimen Berdasarkan asal-usulnya
Gambar. Golongan batuan sedimen utama serta proses-proses pembentukannya (Koesoemadinata,1985)
34
Tabel. Klasifikasi penamaan batuan sedimen Macam-macam batuan sedimen silisiklastik:
Berbutir sedang-kasar: batupasir, konglomerat, breksi Berbutir halus: mudrock Kandungan fosil
Yang dapat ditentukan di lapangan tentu saja fosil-fosil yang bersifat makro (besar). Dalam penentuannya, sebutkan minimal kelas atau filumnya, jika ia berongga atau bolong bolong maka itu adalah koral (filum coelenterata, artinya rongga), jika ia memiliki dua cangkang yang tidak sama besar (memiliki bagian ventral dan dorsal) maka itu adalah brachiophoda, jika ia memiliki dua cangkang yang sama besar, maka itu adalah moluska. Jika ia berbentuk menyerupai keong mas, maka itu adalah gastrophoda, dan jika ia berbentuk seperti bintang laut, maka itu adalah echinodermata, dll.
35
Grafik Log
Metode standar yang digunakan untuk merekonstruksi dalam pengumpulan data lapangan pada batuan sedimen adalah dengan menggunakan grafik log. Grafik log memberikan kenampakan visual suatu singkapan (stasiun), dan merupakan cara yang mudah untuk membuat korelasi dan perbandingan antara suatu singkapan (stasiun) yang berbeda (pengulangan fasies, siklus sedimen, dll).
1. BATUPASIR Klasifikasi Batupasir
1. Batupasir Silisiklastik (butiran terigen)
Batupasir Epiklastik: endapan yang berasal dari rombakan batuan terdahulu akibat pelapukan dan erosi, termasuk batuan volkanik dan non-volkanik
Batupasir Volkaniklastik: terdiri dari material volkanik (hasil rombakan maupun yang tidak), termasuk endapan piroklastik dan endapan epiklastik.
36
2. Batupasir Non-Silisiklastik (butiran karbonat dan evaporit) Batupasir
Tekstur: ukuran butiran (pasir 0.125 - 2.00 mm), bentuk butiran (menyudut, membundar, dll.), sorting, kemas butiran (mencakup orientasi, grain packing , grain contact , hubungan butiran dan matriks), textural maturity, porositas, permeabilitas, struktur sedimen.
Textural maturity: - Texturally immature sediment : matriks dominan, sortasi buruk, butiran menyudut. - Texturally mature sediment : matriks sedikit, sortasi sedang-baik, butiran membundar tanggung-membundar.
Komposisi: butiran (fragmen batuan/litik, kuarsa, felspar, dan mineral-mineral lainnya), matrik, dan semen.
Klasifikasi batupasir Parameter: -
butiran (stabil dan tak stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik
-
matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi batuan)
-
kehadiran matriks lempung: arenit (matriks < 15%)
-
wacke (matriks > 15%)
Pembagian secara umum (Gilbert, 1982), dan Folk, 1974): batupasir kuarsa, batupasir arkose, batupasir litik, batupasir greywacke. Batupasir kuarsa (Quar tz Ar eni tes ): berasosiasi dengan sedimen eolian, beach,
shelf (lingkungan kerak yang stabil), tingkat maturity : mature hingga supermature, interbedded dengan shallow marine limestones, umumnya struktur sedimennya lapisan bersilang, mineralogi kuarsa, rijang kuarsit lebih besar dari 90%, semen silika, karbonat, hematit. Batupasir arkose ( Arkoses ): butiran felspar prosentasenya tinggi, warnanya merah
atau pink, lingkungan non marin sering fluviatil pada iklim semi-arid, tingkat maturity: immature atau submature, mineralogi: kuarsa fragmen litik 10-75% (rata-rata 20-40%), semen karbonat, silika felsfar, hematit, mineral sulfat (barit, pirit, mineral lempung).
37
Batupasir Litik (Litharenites ): penamaan tergantung dari jenis fragmen batuan
yang hadir, lingkungan deltaik atau fluviatil, mineralogi fragmen litik 10-80%, felsfar, kuarsa, semen karbonat, silika, mineral lempung, oksida besi, pirit, matrik lempung/klorit (kalau ada). Batupasir wacke (Greywackes) : sebagian besar keras dan berwarna abu-abu gelap
dengan matriks melimpah, felspar dan butiran litik umumnya hadir, diendapkan oleh arus turbidit pada cekungan air dalam, menunjukan struktur sedimen turbidit.
Gambar 14. Klasifikasi batupasir (Gilbert, 1982)
38
Gambar 15. Klasifikasi batupasir (Folk, 1974).
2. KONGLOMERAT DAN BREKSI
Kenampakan yang penting untuk mendiskripsi batuan ini adalah jenis klastik yang hadir dan tekstur batuan tersebut. Berdasarkan asal-usul klas tik penyusun konglomerat dan breksi:
Klastik intraformasi, berasal dari dalam cekungan pengendapan, banyak fragmen mudrock atau batugamping mikritik yang dilepaskan oleh erosi atau pengawetan sepanjang garis pantai.
Klastik ekstraformasi, berasal dari luar cekungan pengendapan dan lebih tua dari pada sedimen yang melingkupi cekungan tsb. Jenis konglomerat berdasarkan macam klastik:
Konglomerat polimiktik: terdiri dari bermacam-macam jenis klas tik yang berbeda. Konglomerat monomitik/oligomiktik: terdiri dari satu jenis klastik.
39
Konglomerat dan breksi terutama diendapkan pada lingkungan glasial, alivial fan dan braided stream. Konglomerat yang re-sedimen diendapkan dalam lingkungan deep water biasanya berasosiasi dengan turbidit. 3. MUDROCK
Mudrock adalah istilah umum untuk batuan sedimen yang disusun terutama oleh partikel berukuran lanau-lempung, mineral lain mungkin juga hadir. Mudrock diendapkan terutama dalam lingkungan river floodplain, lake, low energy shoreline, delta, outer marine shelf dan deep ocean basin.
Gambar 16. Skema untuk mendeskripsi batuan berukuran pasir-lanau-lempung
40
41
42
43
4. BATUAN KARBONAT (BATUGAMPING DAN DOLOMIT) 4.1 Batuan karbonat
semua batuan yang terdiri dari garam karbonat, dalam prakteknya terutama berupa batugamping dan dolomit.
44
45
Komponen pembentu k batuan k arbon at:
1. Butiran karbonat (allochems):
Butiran skeletal: fragmen bagian yang keras dari organisme yang kalkareous dan cangkang yang tidak pecah seperti moluska, echinoid, ostrakoda, dan foraminifera.
Ooid: berbentuk speroidal, butiran berukuran pasir terdiri dari korteks (kulit luar) aragonit atau kalsit yang dibentuk oleh akresi kimia di sekitar inti partikel.
Pellets: berbentuk speroidal atau elipsoid, berukuran pasir, terdiri dari mikrit, tidak punya struktur dalam.
Litoklas: fragmen batuan karbonat - Intraklas: fragmen batuan karbonat yang terbentuk lebih awal (berasal dari cekungan yang sama) - Ekstraklas: fragmen batuan karbonat dari umur yang berbeda atau berasal dari cekungan yang berbeda 2. Matrik lumpur karbonat (mikrit): agregat (kumpulan) kalsit mikrogranular. 3. Semen spar: kalsit granular yang terekristalisasi dalam ruang kosong dalam endapan karbonat atau batugamping, terutama dalam ruang kosong antar butir dan dalam rongga fosil. Komposisi kimi a/mineral:
Aragonit CaCO3 (ortorombik): hasil presipitasi langsung dari air laut, bentuk serabut, tidak stabil
Kalsit CaCO3 (heksagonal): mineral lebih stabil, berbentuk hablur yaang baik/spar, kalsit bila diberi alizarin red menjadi merah
Dolomit CaMg(CO3)2: berbentuk belah ketupat, tidak bereaksi dengan alizarin red, kebanyak hasil dolomitisasi dari kalsit
High Magnesium Calcite: larutan padat MgCO3 dalam kalsit Magnesit MgCO3: biasanya berasosiasi dengan evaporit Siderit FeCO3 Tekstur batuan karbonat:
1. Tekstur primer, menyangkut: Kerangka organik (organic framework texture) Klastik (clastic texture) Masa dasar (matrix texture)
46
2.
Tekstur sekunder / Tekstur Diagenesa, menyangkut kehabluran / crystalinity yang diperlihatkan oleh: Semen yang mengisi rongga-rongga antar butir Rekristalisasi sebagian atau seluruh masa dasar maupun kerangka/butiran
Kl asif ik asi Batuan Kar bonat
Klasifikasi Grabau
berdasarkan ukuran butir: - kalsirudit (> 2mm) - kalkarenit (62 mm – 2 mm) - kalsilutit (< 62 mm) Klasifikasi Folk (gb. 10)
Berdasarkan komposisi: allochem, matiks, dan semen Bio (butiran skeletal), oo (ooid), pel (peloid), intra (intraklas) macam-macam : Biosparit (komponen bioklas, dominan kalsit spar); pelsparit, oosparit, intrasparit, biolithit (berasal dari terumbu) Klasifikasi Dunham
Berdasarkan tekstur proporsi dari butiran vs matriks (Tabel 13) Mudstone: lumpur karbonat>>>butiran (mud supported ), butiran < 10% Wackestone: lumpur karbonat>butiran ( grain-mud supported ), butiran> 10% Packestone: butiran>lumpur karbonat (mud-grain supported ) Grainstone: butiran>>>lumpur karbonat ( grain supported ) Boundstone: terdiri dari kerangka Crystalline carbonate: terdiri dari kristal, tekstur pengendapan tidak diketahui Klasifikasi Embry & Klovan
Berdasarkan terdapatnya lumpur karbonat diantara kerangka atau pecahan-pecahan kerangka (Tabel 15) Framestone: terdiri seluruhnya dari kerangka organik seperti koral, bryozoa, ganggang, matriks
View more...
Comments