Buku Bak 007 Baru Dari Diklat
March 7, 2017 | Author: IS Baaqiyah | Category: N/A
Short Description
Download Buku Bak 007 Baru Dari Diklat...
Description
4
TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
Lampiran Peraturan Kasad Nomor Perkasad / / / 2008 Tanggal 2008
BUKU PETUNJUK TEKNIK tentang MENEMBAK DAN LATIHAN MENEMBAK SENJATA RINGAN (SENAPAN)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Umum. a.
Kemampuan menembak merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki setiap prajurit TNI AD untuk memenangkan pertempuran. Kemampuan ini tidak mudah untuk mendapatkannya kecuali dengan frekuensi latihan yang memadai dan dukungan sarana serta prasarana yang dapat menjamin kelancaran pelaksanaannya. Untuk kepentingan ini semua tentu melibatkan pelatih, peserta latihan maupun penyusun rencana latihan dalam suatu kegiatan dan berorientasi pada standar kemampuan menembak yang diharapkan serta harus dicapai oleh seorang prajurit TNI AD. b.
Untuk mencapai hasil menembak senjata ringan yang diharapkan, maka
diperlukan teknik, prosedur dan urutan
menembak yang benar, berlaku di
jajaran TNI AD serta sesuai dengan teknik penyelenggaraan latihan maupun sasaran yang diharapkan. c.
Agar dapat mewujudkan prajurit TNI AD yang memiliki pengetahuan
teknis menembak senjata ringan dan kemampuan menembak senjata ringan yang baik maka latihan menembak senapan dilaksanakan secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut serta dilakukan secara profesional. Untuk itu perlu diatur dalam Buku Petunjuk Teknik tentang Menembak dan latihan menembak Senjata Ringan (Senapan).
5
2.
Maksud dan Tujuan.
a.
Maksud.
Untuk memberikan gambaran dan penjelasan tentang teknik
menembak dan kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh penyelenggaraan Latbakjatri senapan di satuan jajaran TNI AD.
b.
Tujuan.
Sebagai pedoman dalam latihan menembak senapan di
satuan agar diperoleh keseragaman dalam pelaksanaan, sehingga mencapai tujuan dan sasaran latihan yang diharapkan.
3.
Ruang Lingkup dan Tata Urut.
a.
Ruang Lngkup.
Buku Petunjuk Teknik ini mencakup tentang hal-hal
yang berkaitan dengan teknik dan latihan menembak senjata ringan senapan yang dibatasi pada teknik dan latihan menembak senapan.
b.
Tata Urut. 1)
Bab I
Pendahuluan.
2)
Bab II
Ketentuan Umum.
3)
Bab III
Teknik Menembak Senjata Ringan (senapan).
4)
Bab IV
Teknik Latihan Menembak Senjata Ringan (senapan).
4.
5)
Bab IV
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan.
6)
Bab V
Pengawasan dan Pengendalian.
7)
Bab VI
Penutup.
Landasan.
a.
Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/58/III/2004 tanggal 9 Maret 2004
tentang Buku Petunjuk Induk tentang Infanteri.
6
b.
Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/10/I/2003 tanggal 28 Januari 2003
tentang Buku Petunjuk Pembinaan tentang Pembinaan Latihan.
c.
Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/11/I/2003 tanggal 28 Januari 2003
tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Latihan. d.
Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/416/VII/1987 tanggal 17 juli 1987
tentang Buku Petunjuk Teknik tentang Latihan Menembak Senapan dan Pistol. e.
Surat Keputusan Dankodiklatad Nomor Skep/139/V/2004 tanggal 19 Mei
2004
tentang
Naskah
Sementara
Buku Petunjuk
Administrasi
tentang
Penyusunan dan Penerbitan Doktrin/Buku Petunjuk Angkatan Darat. f.
Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/14/I/2001 tanggal 29 Januari 2001
tentang Buku Petunjuk Teknik tentang Latihan Menembak Dalam Operasi Lawan Gerilya.
5.
Pengertian-pengertian. Terlampir.
7
BAB
II
KETENTUAN UMUM
6.
Umum.
Teknik
menembak
dan
latihan
menembak
senjata
ringan,
merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pelaku dan pelatih dijajaran TNI AD dalam rangka mencapai hasil latihan yang diharapkan.
7.
Tujuan.
Untuk memberikan pengetahuan teknik menembak bagi prajurit
tentang kemampuan menembak senjata ringan (senapan) dan pelatih dalam menyelenggarakan latihan menembak senjata ringan (senapan).
8.
Sasaran.
Tercapainya kemampuan perorangan dalam menembak senjata
ringan (senapan).
9.
Macam, Jenis dan Metode. a.
Macam. 1)
2)
b.
Tembak Dasar. a)
Tembak Koreksi Dasar Senapan.
b)
Tembak Pengelompokan.
c)
Tembak Tepat lesan “ L” ( Lingkaran ).
d)
Tembak Tepat lesan Tempur.
Tembak Lanjutan. a)
Tembak Tempur Perorangan.
b)
Tembak Tempur Kelompok.
c)
Tembak Tempur Satuan.
Jenis.
Senjata ringan.
1)
M16 A1.
2)
SS 1.
8
c.
Metode.
Metode menembak harus ada sinkronisasi dan integrasi
antara penyajian pelajaran secara : 1)
Teori.
2)
Praktek dengan driil kering ( Dry shooting ) dan kegiatan
menembak basah.
10.
Peranan.
Tercapainya kemampuan perorangan dalam menerapkan teknik
dan latihan menembak senjata ringan (senapan).
11.
Pengorganisasian.
PIMUM LAT TIM WAS-EV DANLAT WADANLAT
STAF LAT
DANSIMALAT
PASIPAMOPS PASIMIN LOG
BAKES BAANG BAPAL BAKOM BAMAK
KOORD MAT/TIH
RIK JA
WAS TAK
TIH PIBAK
WAS JUR
TIH DP
TUR LESAN
PELAKU PELAKU PELAKU
Keterangan : : Garis Komando : Garis Staf
PENILAI
YAN MUNISI
TIH TB AKHIR
PENGATUR PIRINGAN
9
12.
Tugas dan Tanggung Jawab.
a.
Komandan Latihan. 1)
Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan dan dukungan
logistik agar semua kegiatan mencapai tujuan latihan. 2)
Bertanggung jawab atas semua usaha, pekerjaan dan kegiatan
penyelenggaraan latihan. 3)
b.
Bertanggung jawab kepada Pimpinan Umum Latihan
Wakil Komandan Latihan. 1)
Membantu komandan di dalam mengawasi dan mengendalikan
latihan.
c.
2)
Mewakili komandan apabila berhalangan.
3)
Mengkoordinir staf latihan.
4)
Bertanggung jawab kepada komandan latihan.
Pasipamops. 1)
Membuat rencana pengamanan latihan.
2)
Mengkoordinasikan
personel
Pamlat,
Provost
dalam
penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di daerah latihan. 3)
Melaporkan keamanan lapangan tembak kepada komandan
latihan.
d.
4)
Membuat rencana latihan.
5)
Koordinasi dengan unsur terkait.
6)
Menyusun laporan selesai latihan
7)
Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.
Pasiminlog. 1)
Menyelenggaraan administrasi dibidang logistik.
2)
Membuat laporan tentang administrasi dan logistik .
3)
Koordinasi dengan unsur terkait.
4)
Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.
10
e.
Dansimalat. 1)
Mengkoordinir pendukung latihan (Bakes, Baang, Bapal, Bakom
dan Bamak).
f.
2)
Mengkoordinir urusan dan perlengkapan latihan.
3)
Menyiapkan sarana dan prasarana latihan yang akan digunakan.
4)
Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.
Koordinator Materi / Pelatih. 1)
Memimpin,
mengkoordinir,
mengawasi
dan
mengendalikan
jalannya latihan.
g.
h.
2)
Memberi resume pelajaran tentang latihan menembak.
3)
Memberikan evalusi hasil latihan.
4)
Membuat laporan.
5)
Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.
Pimpinan Penembakan. 1)
Melaksanakan tugas sebagai pimpinan penembakan.
2)
Memberikan aba-aba penembakan.
3)
Memperhatikan keamanan penembakan.
4)
Mengkoordinir pengawas lajur.
5)
Bertanggung jawab kepada Koordinator materi.
Pengawas Petak. 1)
Mengawasi petaknya masing-masing.
2)
Membantu mengawasi lajur di petaknya..
3)
Melaporkan kendala dan situasi di petaknya kepada pimpinan
penembakan.
i.
4)
Memeriksa kesiapan pengawas lajurnya masing-masing.
5)
Melaporkan kesiapan petaknya kepada pimpinan penembakan.
6)
Bertanggung jawab kepada Koordinator materi.
Pengawas Lajur. 1)
Mengawasi pelaksanaan menembak pada lajurnya.
11
j.
k.
l.
m.
2)
Mengawasi keamaman antar petembak.
3)
Mengawasi penggunaan senjata dan munisi pada lajurnya.
4)
Mengecek kamar saat mengosongkan senjata.
5)
Melaporkan kesiapan lajurnya kepada pengawas petak.
6)
Bertanggung jawab kepada pengawas petak.
Pengatur Piringan Pengaman. 1)
Mengatur piringan pengaman.
2)
Bertanggung jawab kepada Pimpinan penembakan.
Penilai. 1)
Mencatat perkenaan dan menghitung jumlah nilai.
2)
Menyiapkan blangko penilaian.
3)
Melaksanakan penambahan/penggantian lesan.
4)
Bertanggung jawab kepada koordinator.
Pelatih Petugas TB Akhir. 1)
Menerima pelaku yang telah melaksanakan penembakan.
2)
Melaksanakan tindakan keamanan / kosongkan senjata.
3)
Menempatkan senjata pada rak yang telah disediakan.
4)
Bertanggung jawab kepada koordinator.
Pelatih Petugas DP. 1)
Menerima pelaku dilanjutkan dengan pengecekan personel dan
materiil.
n.
2)
Melaksanakan tindakan keamanan / kosongkan senjata.
3)
Melaporkan tentang kesiapan pelaku kepada koordinator.
4)
Bertanggung jawab kepada koordinator.
Bintara Makan. 1)
Menyiapkan makanan dan extrafooding.
2)
Memelihara kebersihan makanan dan peralatan.
3)
Bertanggung jawab kepada Dansimalat.
12
o.
Bintara Kesehatan. 1)
Mempersiapkan obat-obatan dan peralatan kesehatan.
2)
Mengadakan pemeriksaan dan pertolongan pertama kepada
peserta latihan yang terluka/sakit. 3)
Melaksanakan
evakuasi
personel
yang
perlu
mendapatkan
perawatan lebih lanjut.
p.
4)
Koordinasi dengan instansi yang terkait.
5)
Bertanggung jawab kepada Dansimalat.
Bintara Angkutan. 1)
Mengatur dan menyiapkan kendaraan sesuai dengan jadwal
kegiatan latihan.
q.
r.
s.
2)
Koordinasi dengan instansi yang terkait.
3)
Bertanggung jawab kepada Dansimalat.
Bintara Komunikasi. 1)
Mempersiapkan alat komunikasi yang digunakan dalam latihan.
2)
Mengatur penggunaan alat komunikasi.
3)
Koordinasi dengan instansi yang terkait.
4)
Bertanggung jawab kepada Dansimalat.
Bintara Peralatan. 1)
Menyiapkan senjata dan munisi yang akan digunakan.
2)
Mempersiapkan alat-alat pembersih dan perbaikan senjata.
3)
Mengatasi gangguan senjata.
4)
Koordinasi dengan instansi yang terkait
5)
Bertanggung jawab kepada Dansimalat.
Petugas Munisi. 1)
Menyiapkan munisi yang akan digunakan.
2)
Mencatat penggunaan jumlah munisi yang sebelum maupun
setelah. 3)
Memeriksa kondisi munisi.
13
4)
Menghitung dan mengumpulkan munisi sisa dan rusak.
5)
Melaporkan kepada pimpinan apabila ada terjadi kendala dalam
penggunaan munisi. 6) t.
Bertanggung jawab kepada Koordinstor.
Petugas Pemeriksa Senjata. 1)
Memeriksa senjata sebelum dan setelah digunakan.
2)
Melaksanakan tindakan keamanan kepada pelaku.
3)
Memeriksa kamar senjata.
4)
Mencatat kerusakan senjata.
5)
Melaporkan kendala kepada pimpinan apabila terjadi kerusakan
dalam Rikjat. u.
v.
13.
Pengatur Lesan. 1)
Menyiapkan lesan yang akan digunakan.
2)
Menghitung lesan yang akan digunakan.
3)
Memeriksa lesan apakah ada yang rusak atau tidak.
4)
Menginventarisir/memisahkan lesan yang akan digunakan.
5)
Menyimpan lesan pada tempat yang telah ditentukan.
6)
Memasang lesan pada saat sebelum pelaksanaan menembak.
7)
Menghitung jumlah lesan yang telah digunakan.
8)
Mencatat dan membuat laporan penggunaan lesan.
Pelaku. 1)
Melaksanakan seluruh kegiatan sesuai perintah pelatih.
2)
Bertanggung jawab kepada Koordinator/pelatih.
Syarat Personel.
Personel yang melaksanakan kegiatan latihan menembak
senjata ringan baik sebagai penyelenggara maupun pelaku adalah personel yang mempunyai beberapa persyaratan antara lain :
a.
Pelatih. 1)
Pernah mengikuti kursus pelatih senjata ringan.
2)
Pernah mengikuti penataran pelatih senjata ringan.
14
b.
Pelaku. 1)
Personel organik satuan jajaran TNI AD.
2)
Siswa/pelajar/petatar yang mempelajari senjata ringan.
BAB III TEKNIK MENEMBAK SENJATA RINGAN (SENAPAN)
14.
Umum.
Untuk mendukung dalam pelaksanaan menembak senjata ringan
(senapan), perlu diberikan pembekalan tentang teknik-teknik menembak senjata ringan (senapan) sehingga prajurit yang akan melaksanakan menembak menjadi percaya diri akan kemampuannya.
Hal-hal yang bersifat mendukung pelaksanaan latihan
menembak diuraikan secara jelas dengan maksud untuk menghindari pembahasan secara tumpang tindih dengan petunjuk-petunjuk yang telah ada.
15.
Teknik Pegangan Teguh.
Pengetahuan tentang pegangan teguh harus
diberikan oleh pelatih dengan cara demontrasi. Hal-hal yang perlu diberikan dalam latihan pegangan teguh adalah sebagai berikut :
a
Cara Memegang Senjata. 1)
Pegangan senjata jangan terlalu kuat.
terlalu kuat maka otot-otot tangan
Bila pegangan senjata
kiri dan tangan kanan akan kaku,
tekanan dasar popor pada bahu juga akan terlalu kuat, akibatnya akan timbul gemetar. 2)
Memegang senjata jangan terlalu lemah.
Bila terlalu lemah otot-
otot tangan akan lemah, letak dasar popor pada bahu juga akan lemah, akibatnya senjata akan goyang. 3)
Cara yang baik dalam pegangan senjata adalah pegangan pada
senapan tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah.
15
Gambar - 1 Genggaman tangan kiri pada senjata
Gambar - 2 Genggaman tangan kiri pada senjata dilihat dari depan
16
Gambar - 3 Genggaman tangan kiri pada senjata dilihat dari kanan belakang
4)
Kedudukan senapan harus tegak lurus, tidak miring tidak goyang
ke kiri / ke kanan agar perkenaan nantinya tidak terlalu tersebar.
Hal ini
bisa dikontrol dengan cara melihat kedudukan pejera, apakah miring atau tidak.
Cara-cara
memegang
senjata
tersebut
di
atas
harus
didemonstrasikan oleh pelatih, dan waktu siswa / pelaku melakukan / melaksanakan bisa dikontrol dengan memegang tangan para penembak dan melihat kedudukan senjata.
17
Gambar -4 Letak pejera tegak lurus.
Perhatikan letak tangan kiri telapak tangan
pada perimbangan senjata
Benar
Salah
Gambar – 5 Kedudukan pejera dan cara meletakkan siku kiri yang benar dan salah.
18
b.
Cara meletakkan pipi pada popor.
Pada prinsipnya cara meletakkan
pipi pada popor hampir sama memegang senjata, artinya popor bukan sebagai sandaran untuk menahan kekuatan pipi, tetapi popor hanya sebagai tempat meletakkan / menempelkan pipi dan kedudukan pipi disesuaikan dengan konstruksi senjata (Gambar–6).
Gambar - 6 Penempatan pipi pada popor
c.
Mengatur jarak antara mata dengan pisir.
Setiap saat waktu
menembak, letak pipi pada popor harus tetap, bila kedudukan pipi berubah-ubah akan membawa perubahan gambar bidik. Kedudukan mata disesuaikan dengan konstruksi alat bidik (pisir) dan popor, jarak antara mata dengan pisir harus tetap dipelihara sehingga gambar bidik akan tetap (Gambar-7)
Gambar - 7 Dilihat dari samping cara menempatkan siku kanan.
19
d.
Otot leher tidak kaku melainkan harus tetap santai sehingga tidak akan
terjadi ketegangan yang mengakibatkan konsentrasi terbagi dua.
e.
Kedudukan tangan kiri. Tangan
kiri
berfungsi
sebagai
sandaran
senjata, kedudukannya harus kokoh. Letak (siku) tangan kiri harus benar-benar menunjang letak senjata, telapak tangan berada pada perimbangan senjata (Gambar- 4 & 5).
f.
Tangan kanan sedikit rileks (santai), fungsi utamanya adalah untuk
menarik picu dan membantu kedudukan senjata agar tidak mudah goyah / labil (Gambar –7 ).
g.
Meletakan popor pada lekukan bahu depan. Harus diingat pada saat
menjelang terjadinya letusan jangan sekali-kali mengencangkan urat bahu. Hal ini akan membuat
geseran garis bidik walau hanya beberapa milli meter dan
akan mengakibatkan penyebaran perkenaan (Gambar-7).
h.
Dengan demikian cara pengangan teguh harus dapat menguasai akibat-
akibat yang ditimbulkan oleh letusan senjata, sebagai contoh :
1)
Dapat menahan dan tidak merasakan sakit akibat tolak balik
senjata. 2)
Senjata tidak bergerak atau tidak berubah kedudukannya pada
saat terjadi letusan. 3)
Tidak
menimbulkan
kesulitan
pada
saat
membidik
karena
gemetar akibat kekakuan seluruh atau sebagian otot-otot.
Catatan : Ujung popor senapan pada lekukan bahu, penguncian popor dengan pipi, jarak mata, cara memegang pegangan pistol dan jari telunjuk menarik picu agar diperhatikan.
20
16.
Teknik Pernafasan.
Apabila prajurit bernafas dengan wajar pada waktu
menembakkan senapannya, gerakan dadanya akan mengakibatkan senapan dan bidikannya bergoyang juga. Untuk menghilangkan hal ini, penembak harus belajar menarik nafas, mengeluarkan sebagian nafasnya, kemudian menahan nafasnya selama beberapa detik untuk membidik dan menembakan senjatanya. Apabila menahan nafas lebih dari 10“ (sepuluh) detik, sering terjadi penegangan otot dan pandangan menjadi kabur.
Pentahapan teknik pernapasan dalam menembak :
a.
Napas normal (memperhatikan sasaran).
b.
Tarik nafas dan keluarkan lebih dalam dari biasanya (memulai membidik).
c.
Tahan nafas sampai terjadi letusan (membuat gambar bidik).
d.
Napas normal.
Kontrol Pernapasan Napas Normal
Napas lepas 0
II
I
Tarik napas
2
4
Tahan
Napas Dalam
6
8
10
12
III
14
16
18
20
I
22
24
26
28
Gambar - 8 Teknik pernafasan
17.
Teknik Membidik.
Teknik
membidik
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan pisir “V”, pisir “U” maupun pisir “O”. Penempatan titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru senjata yang digunakan. Penjelasan teknik membidik berikut gambar contoh membidik penggunaan pisir “O” (seperti pada senapan M.16 A.1/SS1).
21
a.
Lintasan peluru. 1)
Senjata SS-1 (Gambar - 9).
2)
Senjata M 16 A1 (Gambar - 10).
+ 6,3 cm
Keterangan :
( + ) berarti perkenaan diatas titik bidik, ( - ) berarti perkenaan dibawah titik bidik.
b.
Kedudukan mata. 1)
Kedudukan mata yang dimaksud adalah kedudukan mata
sipenembak terhadap pisir senapan. Penembak pada saat menempatkan mata tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh, disesuaikan dengan kedudukan
mata
pada
pisir
(sesuai
konstruksi
senjata),
tanpa
mengakibatkan ketegangan pada otot leher atau lengannya. 2)
Pada latihan menembak cepat dan tepat, kedudukan mata harus
selalu sama pada setiap tembakan. Kedudukan mata yang tetap mudah dipelajari dengan cara menempelkan ujung hidung pada bagian belakang kas senapan.
22
c.
Penguncian popor senapan dengan menggunakan pipi. Penguncian
popor senapan adalah suatu titik pertemuan yang kokoh antara pipi dengan popor senapan. Pelaksanaan penguncian popor senapan yang benar dapat dilihat dari hidung penembak yang menyentuh ringan pada bagian belakang atas kas senapan.
Penguncian popor dengan menggunakan pipi memungkinkan
seluruh kepala dapat mengikuti gerak ke belakang bersama-sama dengan senapan
pada
waktu
senapan
ditembakkan,
sehingga
memungkinkan
pengalihan tembakan dengan cepat terhadap sasaran yang lain.
d.
Garis bidik. Garis bidik adalah garis lurus dari mata sipenembak melalui
titik tengah pisir ketitik tengah ujung (puncak) pejera (gambar 13). Bagian tengah pada puncak pejera (di depan) berada tepat di tengah lubang pisir ( di belakang).
Apabila tepat pada tengah lubang pisir dibuat garis semu yang
tegak, maka garis semu ini kelihatannya membelah pejera menjadi 2 bagian yang sama (gambar-14). Penyesuaian letak peralatan bidik yang tepat amat penting untuk ketepatan menembak terhadap sasaran pada jarak sedang dan jarak jauh. Apabila terjadi kesalahan penyesuaian peralatan bidik terhadap sasaran, maka makin besar jarak ke sasaran, akan makin besar pula jarak penyimpangan titik perkenaan dari titik bidik. Contoh : Suatu kesalahan di dalam menyesuikan letak pisir dan pejera, masih akan tetap mengenai suatu titik bidik pada jarak 50 m dan 75 m. Akan tetapi pada jarak 300 m, perkenaan terhadap titik bidik yang sama akan meleset sejauh 2 m lebih. Pengertian : - Jarak dekat
: 0 – 100m
- Jarak sedang
: 100 – 300 m
- Jarak jauh
: 300 m
GARIS BIDIK MATA
PISIR
PEJERA Gambar - 11
Garis bidik yang benar dari penampang samping
23
Garis semu Garis pandangan penembak kesasaran
Mata penembak
Pejera
Sasaran titik bidik tengah bawah hitam
Gambar - 12 Titik bidik yang benar dari penampang samping
e.
Letak sasaran atau titik bidik pada sasaran terhadap pejera dan pisir yang
telah disesuaikan. Letak titik bidik (sasaran) telah dipastikan benar, apabila tengah-tengah titik bidik (sasaran) tersebut berada di bagian atas pejera. Apabila ditarik garis semu tegak tepat di tengah lubang–pejera, maka garis semu ini akan membelah titik bidik (sasaran) dan pejera menjadi 2 bagian yang sama besarnya. Pada jarak penentuan dasar senapan (Zeroing), lesan yang dipasang pada jarak 25 m dari garis penembakan, cara meletakkan penyesuaian pisir dan pejera terhadap titik bidik sasaran lesannya. f.
Gambar Bidik.
Adalah gambaran yang tampak pada penembak jika
garis bidik diproyeksikan pada sasaran gambaran pada alat bidik yang benar didapatkan apabila pisir dan pejera telah disesuaikan letaknya dengan benar terhadap suatu sasaran / titik bidik. Gambar Bidik pada jarak 25 M.
Gambar Bidik pada jarak 100 M.
10
24
Gambar Bidik pada jarak 200 M.
Gambar Bidik pada jarak 300 M.
1 0
Gambar – 13 Gambar bidik f.
Penyebab terjadinya kesalahan. Adalah mata penembak tidak dapat
memfokus pada 2 (dua) objek yang mempunyai jarak berbeda di dalam waktu yang bersamaan, oleh karenanya : 1)
Apabila mata penembak tersebut memfokus pada sasaran, maka
pejera dan pisir akan kabur penampakannya. 2)
Apabila mata penembak tersebut memfokuskan pada pejera, maka
pisir dan bidik sasarannya akan kabur. Oleh karena itu penyebab ketidaktepatan perkenaan pada sasaran adalah: a)
Kesalahan penyesuaian pisir-pejera dan titik bidik sasaran
tidak pada satu garis bidik. b)
Kesalahan meletakkan titik bidik sasaran, tidak pada satu
garis bidik dengan pisir dan pejera.
Dengan kesalah tersebut,
seorang penembak akan mengenai sasaran beberapa cm meleset dari titik bidik, akan tetapi masih tetap dapat mengenai musuh. Sedangkan kesalahan menempatkan pisir dan pejera akan menyebabkan peluru tidak dapat mengenai sasaran lesan tubuh, meleset 1(satu) m atau lebih tergantung pada jarak sasaran. Oleh karena itu, penyesuaian letak pisir dan pejera lebih penting dari pada menempatkan titik bidik sasaran pada satu garis bidik.
25
g.
Metoda penyesuaian letak alat bidik. Untuk meyakinkan penyesuaian
letak alat bidik (pejera dan pisir terletak pada satu garis bidik) mata harus difokuskan pada pejera di waktu pelaksanaan penembakan. Namun demikian, sasaran tidak boleh diabaikan begitu saja, jadi penembak harus memfokuskan matanya antara pejera dan pisir. 1)
Pertama.
Ia harus memfokuskan matanya pada pejera dan
menyesuaikan letak dengan pisir agar terletak pada 1 garis bidik. 2)
Kedua.
Ia harus memfokuskan matanya pada sasaran dan
meletakkannya pada garis bidik, segaris dengan pejera dan pisir. 3)
Ketiga.
Pada waktu ia menekan picu, ia harus memfokuskan
matanya pada pejera, guna meyakinkan letak pisir, pejera dan titik bidik sasarannya terletak pada satu garis bidik. Pada saat ini gambaran alat bidik harus terlihat. h.
Membersihkan dan menghitamkan peralatan bidik. 1)
Seorang penembak senapan akan mengalami kesulitan di dalam
membidik apabila alat bidiknya mengkilat atau kotor. Pejera atau pisir yang mengkilap akan membuat silau dan membuat penembak tersebut sulit melihat sesuatu di depan.
Pejera atau pisir yang kotor dapat
menyebabkan kesalahan di dalam penyesuaian letak alat bidik, dengan titik sasaran pada satu garis bidik. Oleh sebab itu di dalam latihan atau pertempuran, alat bidik haruslah bersih dan dihitamkan apabila dipandang perlu. 2)
Menghitamkan peralatan bidik ada beberapa macam cara, yang
dapat dilakukan umumnya menggunakan lampu karbit, sumbu diminyaki kemudian dibakar, geretan rokok, cerobong asap. Apabila senapan telah dilengkapi
dengan
alat
bidik
yang
dilapisi
dengan
Promethium,
pelaksanaan menghitamkan harus hati-hati. Api / asap jangan terlalu dekat dengan pejera. Apabila terlalu dekat, maka bulatan plastik pelindung pejera yang megandung unsur yang mudah terbakar akan mengelupas.
26
i.
Ketepatan teknik membidik dengan box bidik.
1)
Kedudukan senjata pada box bidik
a)
Senjata diletakkan/dimasukkan pada coakan (lubang) yang
tersedia dan tidak miring atau bergerak. b)
Kedudukan pisir dan pejera tidak perlu diadakan perubahan
terlebih dahulu.
2)
Penembak.
a)
Sikap menembak tiarap dengan kedua kaki rapat.
b)
Senjata tidak boleh tersentuh oleh bagian-bagian tubuh.
c)
Tangan kiri rapat dengan siku di samping badan untuk
membantu menahan berat badan pada tanah. d)
Siku tangan kanan rapat pada tanah, lengan kanan
bergerak bebas untuk memberikan kode atau isyarat ke kiri / ke kanan, ke atas / ke bawah. e)
Tidak boleh bicara pada saat memberikan isyarat.
f)
Tanda / isyarat yang diberikan oleh sipenembak kepada
pembantu penembak adalah, sebagai berikut :
(1)
Telapak tangan kanan terbuka menghadap ke kiri
dan digerakkan ke kiri, artinya titik bidik harus diarahkan ke samping kiri. (2)
Telapak tangan terbuka menghadap ke kanan dan
digerakkan ke kanan, artinya titik bidik harus diarahkan ke samping kanan. (3)
Telapak tangan terbuka menghadap ke bawah dan
digerakkan ke bawah, artinya titik bidik harus diarahkan ke bawah.
27
(4)
Telapak tangan terbuka menghadap ke atas dan
digerakkan ke atas, artinya titik bidik harus diarahkan ke atas. (5)
Telapak tangan mengepal dan diam, artinya titik bidik
sudah pada tempatnya dan pembantu penembak harus segera memberi tanda titik pada lubang yang tersedia ditongkat bidik.
g)
Penembak
harus
membuat
pengelompokkan
bidikan
minimal 3 buah kelompok @ 5 titik bidik dengan besar kelompokkan maksimal berdiameter 1 ½ cm.
3)
Pembantu penembak. Sikap pembantu penembak duduk di atas
kotak bidik dengan jarak 15 m di depan penembak.
a)
Tangan kanan memegang tongkat bidik dan diletakkan
rapat pada kertas yang ditempatkan/ditempelkan pada kotak bidik. b)
Tangan kiri memegang pensil yang telah diruncingkan.
c)
Pandangan ke arah sipenembak, perhatikan isyarat dari
sipenembak. d)
Menggerakkan
tongkat
bidik
perlahan-lahan
sesuai
permintaan sipenembak. e)
Memberikan tanda titik dengan pensil pada lubang yang
tersedia pada tongkat bidik apabila ada tanda/isyarat berhenti dari sipenembak. f)
Merubah kedudukan kotak bidik apabila terjadi penumpukan
kelompok bidikan. g)
Berlaku jujur dan tidak membohongi penembak dengan
maksud agar latihan cepat selesai.
28
Gambar – 14 dan perlengkapan drill kering membidik dengan menggunakan box bidik
40 cm
40 cm Kotak bidik
40 cm Kotak sandaran
Alat bantu bidik
Kertas dan pensil
Senjata Kedudukan penembak dan pembantu penembak
15 m
18.
Teknik Pengendalian Tarikan Picu.
Pengendalian tarikan picu adalah suatu
kemampuan di dalam mengusahakan agar tekanan pada picu tidak mengganggu sama sekali garis bidikan (pejera, pisir dan titik bidik pada sasaran).
29
a.
Cara mengendalikan jari telunjuk penarik picu.
1)
Penempatan jari telunjuk pada picu. Jari telunjuk penarik picu di
tempatkan diantara ruas pertama dan ujung jari telunjuk. Titik pasti penempatan telunjuk penarik pada picu tergantung pada ukuran tangan penembak serta cara penembak memegang popor senapan. Perlu diperhatikan, bagian atas jari telunjuk tidak boleh menyentuh kas senapan.
Gambar – 15 2)
Tahap gerakan picu.
Gerakan picu ke belakang dibagi dalam 2
(dua) tahap, yaitu: a)
Tenggang picu.
Tenggang
picu
adalah
gerakan
permulaan pada picu, tanpa ada sedikit hambatan apa pun. Hambatan mulai terjadi pada saat tekanan picu dirasakan berat. b)
Tekanan picu.
Tekanan picu (biasanya 3 sampai 5 kg)
adalah suatu gaya tekanan yang harus diberikan pada saat menarik picu (oleh telunjuk jari penarik picu) agar lepas dari pengunci dan kemudian memukul pena pemukul. 3)
Cara mengendalikan tarikan picu.
Di dalam proses menembak,
picu harus secepatnya ditekan dan secara bertahap menambah gaya tekanan lurus ke belakang pada picu. Pengendalian tarikan picu adalah faktor yang penting didalam usaha mengenai sasaran jarak sedang dan sasaran jarak jauh dengan tepat. Pada proses menekan picu, penyesuaian letak alat bidik dan titik bidik pada sasaran harus tetap
30
terletak pada satu garis bidik. Namun demikian, keadaan ini sulit untuk dapat dipertahankan secara terus menerus. Oleh karena itu, seorang penembak senapan harus mampu mengendalikan diri untuk tidak menekan picu lebih lanjut apabila letak alat bidik dan titik bidik pada sasaran tidak terletak pada satu garis bidik.
Selalu berupaya agar alat
bidik dan titik bidik sasaran terletak pada satu garis bidik, maka penembak hanya sedikit tekanan pada picunya tanpa mengakibatkan goyangan sedikitpun pada senapannya.
b.
Penekanan dalam pengendalian tarikan picu.
1)
Jari telunjuk penarik picu.
Bagian atas jari telunjuk penarik picu
harus bebas tidak menyentuh senapan, agar gerakan kedepan dan kebelakang bebas usaha memanfaatkan picu. Apabila telunjuk penarik picu menyentuh kas senapan, maka tekanan pada picu akan sedikit miring
dan
lurus
kebelakang.
Keadaan
seperti
itu,
akan
tetap
mengakibatkan goyangan pada kedudukan senapan, sehingga letak alat bidik dan titik sasaran tidak terletak pada satu garis bidik lagi (lihat gambar 18 & 19).
2)
Jari tangan menggenggam pegangan pistol senapan. Pegangan
pistol digenggam oleh tiga jari dan ibu jari dengan teguh tetapi tidak erat. Tujuannya adalah agar jari telunjuk dapat menekan picu dengan halus, dan bukan tangan menggenggam peganggan pistol yang melaksanakan remasan pada picu. Genggaman yang teguh ini harus senantiasa dipelihara pada setiap saat jari telunjuk menekan picu. Apabila cara memegang pegangan pistol senapan tidak teguh, genggaman tangan yang tidak teguh ini akan bergerak pada waktu berat tarikan picu mulai dirasakan akibatnya penyesuaian alat bidik dan titik bidikan pada sasaran tidak lagi segaris dan hal ini akan membawa berbagai kesalahan lainnya.
c.
Kesalahan dalam pengendalian tarikan picu.
31
1)
Kejutan.
Kejutan adalah reaksi penembak terhadap akibat
tolak balik dan ledakan peluru senapan. Hal ini dapat dilihat pada :
2)
a)
Gerakan kepala penembak.
b)
Mata penembak yang tiba-tiba menutup (berkedip).
c)
Ketegangan pada tangan kiri penembak.
d)
Gerakan bahu kebelakang.
e)
Kombinasi dari (1) sampai (4).
Dorongan.
Dorongan adalah usaha penembak untuk mengatasi
akibat tolak balik senapan sebelum letusan terjadi. Penembak ini melaksanakannya
dengan
menegangkan
otot
bahunya
dan
menggerakkan bahunya ke depan.
3)
Tarikan.
Tarikan
adalah
usaha
penembak
menembakan
senapan dengan cara menekan picunya dengan cepat. Tarikan mengakibatkan garis bidiknya menjadi rusak, karena alat bidik dan titik bidik kepada sasaran tidak segaris lagi.
Gambar – 16 Cara memegang pegangan pistol senapan dan picu dilihat dari kanan bagian atas jari telunjuk tidak menyentuh kas senapan.
32
Gambar – 17 Cara memegang pegangan pistol senapan dan picu dilihat dari kiri. 4)
Kombinasi
dari
ketiga
kesalahan
hal-hal
tersebut
akan
mengakibatkan sasaran selalu tidak kena, terutama pada sasaran pada jarak sedang dan sasaran jarak jauh.
19.
Teknik Sikap-Sikap Menembak.
Sikap menembak merupakan faktor
yang turut menentukan dalam ketepatan perkenaan. Oleh karena itu berbagai sikap menembak perlu dilatihkan kepada penembak, sesuai dengan penggunaannya nanti dalam pertempuran. Ketepatan dalam mengambil posisi tembak akan mempengaruhi ketenangan penembak dalam membidikkan senjatanya pada sasaran, sebab berbagai macam pengaruh dapat mengakibatkan kesalahan dalam mengambil sikap tembak. a.
Persyaratan teknis dalam menggunakan sikap tembak adalah sebagai
berikut: 1)
Pegangan teguh yang sempurna.
2)
Tidak memaksakan, sehingga tidak terjadi ketegangan otot.
3)
Tidak membuat labil kedudukan sebagian anggota tubuh.
4)
Memperkecil bidang sasaran terhadap tembakan musuh.
5)
Dapat
digunakan.
menguasai
senjata
dengan
berbagai
sikap
yang
33
b.
Macam-macam sikap-sikap menembak antara lain :
1)
Sikap berdiri.
a)
Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.
b)
Depan senjata dengan tangan kanan memegang pegangan
pistol dengan jari telunjuk lurus. c)
Rapatkan ujung kaki kiri dengan kaki kanan dan pindahkan
kaki kanan kekanan belakang seenak-enaknya dan keberatan badan terletak pada kedua kaki. d)
Tempatkan dasar popor pada lekukan pundak kanan dan
siku kanan diangkat sehingga membentuk sudut 900. Bersamaan dengan gerakan tersebut, maka telapak tangan kiri ditempatkan di bawah pelindung tangan bagian bawah dengan seenak-enaknya atau telapak tangan kiri ditempatkan di bawah magasen dengan siku rapat pada badan. e)
Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga dapat melihat
ujung pejera melalui pisir (membidik). Jarak antara mata dengan pisir jangan berubah. Gerakan tersebut dapat dilakuan berulangulang (gambar – 20). f)
Gerakan kembali ke sikap sempurna.
(1)
Turunkan senjata dan mengambil sikap depan
senjata. (2)
Pindahkan kaki kanan kedepan rapat dengan kaki
kiri. (3)
Putar badan 45° ke kiri dan kembali ke sikap
sempurna.
34
Gambar – 18 Sikap berdiri
2)
Sikap berlutut.
a)
Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan
b)
Depan senjata dengan tangan kanan memegang pegangan
pistol dan jari telunjuk lurus. c)
Rapatkan ujung kaki kiri dengan kaki kanan dan pindahkan
kaki kiri kedepan seenak-enaknya. d)
Ambil sikap berlutut dengan lutut kaki kanan dan duduklah
pada tumit seenak-enaknya.
35
e)
Tempatkan dasar popor pada lekukan pundak kanan dan
angkat siku kanan sehingga membentuk sudut ± 90°. Bersamaan dengan gerakan tersebut, tempatkan siku tangan kiri di atas lutut kaki kiri seenak-enaknya. f)
Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata dapat
melihat ujung pejera melalui pisir (membidik). Gerakan tersebut dapat dilakukan berulang-ulang (gambar – 21) g)
Gerakan kembali ke sikap sempurna.
(1)
Turunkan
senjata
dan
ambil
sikap
depan
senjata. (2)
Ambil
sikap
berdiri
dan
pindahkan
kaki
kiri
kebelakang, rapat dengan kaki kanan. (3)
Putar
badan
kekiri
sempurna.
Gambar – 19 Sikap berlutut
45°
dan
kembali
kesikap
36
Gambar – 20 Sikap berlutut tersandar
h)
Ada 3 (tiga) variasi sikap berlutut, dengan perbedaan
terletak pada letak telapak kaki. 1)
Sikap berlutut rendah. Telapak kaki kanan pada
bagian luar rata pada tanah (gambar – 21)
Gambar – 21
37
2)
Sikap berlutut setengah dengan tali sepatu kanan
rata dengan tanah (gambar – 22)
Gambar –22
3)
Sikap berlutut tinggi.
Telapak kaki tegak bertumpu
pada ujung jari kaki (gambar – 23).
Gambar – 23
38
3)
Sikap duduk.
a)
Sikap duduk dengan kaki terbuka.
(1)
Sikap sempurna dengan senapan disebelah badan.
(2)
Depan senjata dengan tangan kanan memegang
pegangan pistol dan jari telunjuk lurus. (3)
Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol dan
ambil sikap duduk dengan bantuan tangan kanan. (4)
Tempatkan kedua kaki seenak-enaknya, dan tangan
kanan kembali memegang pegangan pistol. (5)
Tempatkan dasar popor pada lekukan pundak kanan
seenak-enaknya.
Tempat siku tangan kanan di atas
sebelah dalam paha kanan, sedang siku tangan kiri ditempatkan di atas sebelah dalam paha kiri (ambil sikap menembak (6)
yang seenak-enaknya).
Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata
melihat ujung pejera melalui pisir (membidik). Jika sikap tersebut belum dapat dilakukan, maka kedua paha dapat diangkat atau dengan bantuan tangan kiri, sampai sikap ini dapat dilakukan. (7)
Gerakan kembali ke sikap sempurna :
(a)
Turunkan senjata dan ambil sikap depan
senjata. (b)
Tarik
lepaskan
kedua pegangan
kaki pistol.
ke
belakang Dengan
dan
bantuan
tangan kanan ambillah sikap berdiri. (c)
Tangan kanan memegang pegangan pistol
dan kaki kanan dirapatkan dengan kaki kiri. (d)
Putar
badan
kesikap sempurna.
kekiri
45°
dan
kembali
39
Gambar – 24 Sikap duduk dengan kaki terbuka b)
Sikap duduk bersila pendek. (1)
Sikap sempurna dengan senapan di sebelah kanan
badan. (2)
Depan senjata dengan tangan kanan memegang
pegangan pistol dan jari telunjuk lurus. (3)
Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol dan
ambil sikap duduk dengan bantuan tangan kanan. (4)
Kedua kaki dilipat (bersila) dan bersamaan dengan
gerakan ini tangan kanan memegang pegangan pistol seperti semula. (5)
Tempatkan dasar popor pada pundak kanan seenak-
enaknya dan siku tangan kanan di atas paha sedang siku tangan kiri di atas paha kiri. (6)
Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata
melihat ujung pejera
melalui pisir (membidik). Jika sikap
tersebut belum dapat dilakukan, maka kedua paha dapat diangkat atau dengan bantuan tangan kiri sampai sikap ini dapat dilakukan.
40
(7)
Gerakan kembali kesikap sempurna.
(a)
Turunkan senjata dan ambil sikap depan
senjata. (b)
Buka kedua kaki kedepan dan tangan kanan
menepuk tanah di samping kanan. (c)
Ambil sikap berdiri dengan bantuan tangan
kanan dan pindahkan kaki kanan rapat dengan kaki kiri. (d)
Putar badan kekiri 45° dan kembali ke sikap
sempurna.
Gambar – 25 Sikap duduk bersila pendek
c)
Sikap duduk bersila panjang.
(1)
Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.
(2)
Depan senjata dengan tangan kanan memegang
pegangan pistol dan jari telunjuk lurus.
41
(3)
Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol dan
ambil sikap duduk dengan bantuan tangan kanan. (4)
Kedua kaki disilangkan pada pergelangan kaki dan
sedikit ditarik ke belakang. Bersamaan dengan gerakan ini tangan kanan memegang pegangan pistol seperti semula. (5)
Tempatkan dasar popor pada pundak kanan seenak-
enak dan siku tangan kanan di atas paha kanan sedang siku tangan kiri di atas paha kiri. (6)
Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata
melihat ujung pejera melalui pisir (membidik). Jika sikap tersebut belum dapat dilakukan, maka kedua paha dapat diangkat atau dengan bantuan tangan kiri, sampai sikap ini dilakukan. (7)
Gerakan kembali ke sikap sempurna :
(a)
Turunkan senjata dan ambil sikap depan
sejata. (b)
Buka kedua kaki kedepan dan tangan kanan
menepuk tanah disamping kanan. (c)
Ambilah sikap berdiri dengan bantuan tangan
kanan dan pindahkan kaki kanan rapat dengan kaki kiri. Bersamaan dengan gerakan ini tangan kanan memegang pegangan pistol seperti semula. (d)
Putar badan kekiri 45 ° dan kembali kesikap
sempurna.
42
Gambar – 26 Sikap duduk dengan kedua mata kaki bersilang
4)
Sikap jongkok.
a)
Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.
b)
Depan senjata tangan kiri memegang perimbangan senjata
dan tangan kanan pada hulu popor. c)
Rapatkan kaki kiri kepada kaki kanan sehingga menghadap
serong kanan (30%) dari sasaran, buka kaki kanan ke samping seenaknya. d)
Mulai berjongkok dengan membengkokkan lutut dengan
badan condong ke depan, setelah jongkok tangan kanan memegang pangkal popor dan tempatkan dasar popor pada lekukan pundak. e)
Jari telunjuk berada pada pelindung picu, tempatkan
pangkal lengan kanan dan kiri pada kedua lutut kiri dan kanan. f)
Gerakan kembali adalah kebalikannya
43
Gambar – 27 Sikap jongkok
5)
Sikap tiarap.
a)
Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.
b)
Depan senjata dengan tangan kanan memegang pegangan
pistol dan jari telunjuk lurus. c)
Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol, dan kaki kiri
dipindahkan lurus ke depan satu langkah. d)
Badan dibungkukkan ke depan bersamaan dengan telapak
tangan kanan diletakkan di tanah dan kedua lutut dibengkokkan. e)
Lemparkan kedua kaki ke belakang dengan bantuan
kekuatan tangan kanan dan dirapatkan pada tanah perlahan-lahan. f)
Bukalah kedua kaki dan kedua sisi dalam telapak kaki rapat
pada tanah. g)
Ambilah
sikap
menembak
yang
seenaknya,
dengan
menempatkan dasar popor pada lekukan pundak kanan dan kedua siku di tanah. h)
Usahakan
siku
tangan
kiri
tepat
dibawah
senjata.
Bersamaan dengan gerakan tersebut tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata dapat melihat ujung pejera melaui pisir.
44
i)
Gerakan kembali ke sikap sempurna.
(1)
Turunkan senjata dan ditarik ke belakang.
(2)
Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol dan
letakkan telapak tangan pada tanah. (3)
Bersamaan dengan gerakan ini kaki kanan ditarik
kedepan, dan lutut kaki kanan diletakkan di tanah, dan kaki kiri diluruskan. (4)
Dengan kekuatan tangan kanan dan lutut kanan
badan diangkat dan kaki kiri dipindahkan kedepan. (5)
Berdirilah dengan merapatkan kaki kanan pada kaki
kiri dan bersamaan dengan gerakan ini tangan kanan memegang pegangan pistol seperti semula. (6)
Satu langkah ke belakang dan kembali ke sikap
sempurna.
Gambar – 28 Sikap tiarap biasa (kedua kaki lurus)
45
Gambar – 29 Sikap tiarap dengan kaki dibengkokkan
Gambar – 30 Sikap tiarap tersandar
46
Gambar – 31 Sikap tiarap dalam sumur tembak dengan senjata tersandar
j)
Penekanan.
Pada dasarnya sikap dalam sumur
tembak adalah sama dengan sikap biasa. Yang perlu diperhatikan:
(1)
Sandaran dibuat rata.
(2)
Lengan bawah dan telapak tangan kiri bertumpu
pada sandaran. (3)
Senjata
terletak
pada
telapak
tangan
yang
memegang pelindung tangan ( lade ), hal ini dimaksudkan agar senjata lebih mudah dialihkan arahnya.
6)
Sikap serbuan.
a)
Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.
b)
Depan senjata tangan kiri pada pelindung tangan dan
tangan kanan pada hulu popor.
47
c)
Berdiri menghadap sasaran, ajukan kaki kiri ke depan
dengan jarak seenaknya dan mudah untuk digerakkan ke segala arah. d)
Bengkokkan lutut sedikit dan pinggang sedikit membungkuk
agar enak untuk menembak. e)
Letakkan dasar popor di ketiak (di bawah bahu dan di atas
pinggang). f)
Tangan kiri dekat cincin tali sandang depan, ibu jari
disebelah atas dan jari lainnya melingkari pelindung tangan dari bawah. g)
Siku
lurus,
membidik
dengan
kedua
mata
mengarahkan langsung ke sasaran. h)
Gerakan kembali adalah gerakan kebalikannya.
Gambar – 32 Sikap Serbuan
terbuka,
48
7)
Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan di dalam setiap sikap
menembak, untuk memiliki kemampuan dan ketangkasan dalam menggunakan senapan di samping harus banyak latihan, maka tiap prajurit dalam mengambil sikap menembak harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)
Letak senapan.
pejera)
tidak
boleh
Senapan harus tegak lurus (perhatikan miring
karena
akan
menimbulkan
penyimpangan dari yang diharapkan. b)
Tangan kiri.
Letak
tangan
kiri
harus
mampu
menahan berat senjata dengan tenang, untuk itu siku harus diletakkan dengan tersandar pada tanah atau rapat pada bagian badan seenak-enaknya (tidak goyang). c)
Dasar popor.
Penempatan popor harus tepat pada
lekukan pundak kanan, dan tidak dirubah-ubah. d)
Kepala.
Cara menempatkan pipi kanan / mata juga
harus dipehatikan, karena perubahan penempatan pipi akan merubah jarak antara mata dan pisir yang dapat menimbulkan penyimpangan. e)
Tangan kanan.
Penempatan siku ditanah / dengan
sudut tertentu dilakukan seenak-enaknya dan kokoh. Begitu juga pada waktu menarik picu,harus seirama NABITEPI. f)
Badan.
Badan ditempatkan serong 30° dan peralatan
tubuh supaya santai, sedang kaki ditempatkan terbuka dan rapat pada tanah (disesuaikan dengan medan). Dalam sikap tiarap, untuk mengatur pernapasan, kaki kanan dapat dibengkokkan sedikit.
20.
Teknik Koreksi Dasar Senapan.
Koreksi
dasar
senapan
(zeroing)
dilaksanakan sebelum digunakan menembak. Cara mengoreksi disesuaikan dengan buku petunjuk penggunaan senjata yang akan digunakan. Dalam buku ini hanya membahas 2 (dua) senjata yaitu M16 A1 dan SS-1.
49
a.
Perubahan pisir. 1)
Untuk senjata M.16 A1, perubahan pisir (arah samping) jarak 25 m
adalah 7 mm setiap 1 klik. 2)
Untuk senjata FNC / SS-1, perubahan pisir (arah samping) jarak 25
m adalah 5 mm setiap 1 klik. b.
Perubahan pejera. 1)
Untuk senjata M.16 A1, perubahan pejera (naik dan turun) jarak 25
m adalah 7 mm setiap klik. 2)
Untuk senjata FNC / SS-1, perubahan pejera (naik dan turun) jarak
25 m adalah 4 cm setiap 1 putaran (360º). c.
Penggunaan pisir pada dasar senapan. 1)
Untuk senjata M.16 A1 menggunakan pisir yang tanpa huruf
adalah pisir “S” digunakan untuk menembak sampai dengan jarak 300 m. 2)
Untuk senjata FNC / SS-1 menggunakan pisir yang bertanda “250”
digunakan untuk menembak sampai dengan jarak 300 m. d.
Teknik Koreksi. 1)
Tembakan 3 butir peluru pada lesan dengan titik bidik tengah garis
bawah hitam. 2)
Buat segitiga melalui ketiga lubang perkenaan pada lesan.
Gambar - 33
50
3)
Buat lingkaran dengan garis tengah 4 cm (sama besarnya dengan
lingkaran yang ada). Bila segitiga lebih besar dari lingkaran maka jangan merubah alat bidik, namun bila segitiga itu masuk dalam lingkaran maka alat bidik (pisir dan pejera) bisa berubah, dengan jalan sebagai berikut : a)
Tarik garis datar dari titik berat segitiga (ke kiri / ke kanan)
lesan dasar senapan tersebut untuk merubah klik pejera sesuai angka pada ujung garis tersebut dan ke arah tanda panah yang digambarkan. b)
Tarik garis tegak dari titik berat segitiga (ke
atas
/
ke
bawah) lesan dasar senapan tersebut untuk merubah klik pisir sesuai angka pada ujung garis tersebut dan ke arah tanda panah yang digambarkan. 4)
Tembakan lagi 3 butir peluru dengan cara yang sama, diharapkan
kelompok perkenaan sudah masuk di dalam lingkaran besar dasar senapan.
21.
Teknik Pengelompokan. a.
Pengelompokan adalah sebuah seri penembakan (tidak lebih dari 3 seri)
tembakan dalam titik bidik, pegangan dan operasional picu yang sama. b.
Tujuan dari pengelompokan. Pengelompokan adalah dasar dari semua
jenis tembakan yang bagus. Untuk mengukur kemampuan petembak dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip dasar menembak secara konsisten sehingga senjata dalam kondisi status dasar senapan. c.
Apa yang menyebabkan tembakan berkelompok.
Faktor-faktor yang
dapat menentukan hasil ukuran tembakan kelompok senjata, amunisi dan petembak. d.
Teori pengelompokan.
Hasil ukur tembakan kelompok akan bertambah
dan berkurang secara terukur langsung pada setiap tembakan. e.
Teori pengelompokan.
51
1)
Petembak dengan kapasitas nilai tembakan pengelompokan 250
mm. 2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi tembakan pengelompokan di
lapangan tembak :
3)
a)
Angin (berubah).
b)
Cahaya.
c)
Kejelasan sasaran.
Mengukur hasil tembakan pengelompokan. Tentukan tembakan-
tembakan yang cepat namun terpisah :
22.
a)
Ukur dari tengah kembali ke tengah.
b)
Tentukan perbedaan lebar yang besar.
Sarana dan Prasarana.
a.
Lapangan Tembak.
Lapangan tembak untuk senapan ringan harus
mempunyai syarat keamanan untuk diguanakan latihan menembak, guna mencegah dampak yang mungkin timbul sebagai akibat latihan tersebut. Beberapa ketentuan yang dibutuhkan untuk lapangan tembak : 1)
Tanggul penahan peluru.
Tanggul
penahan
peluru
ini
mutlak diperlukan untuk menahan peluru yang ditembakan dan juga dapat mencegah peluru rikoset. 2)
Radius keamanan.
Adalah jarak dimana setiap orang aman
bila berada diluar jarak ini. Radius keamanan digunakan sebagai jarak untuk keamanan pemindahan / penyingkiran terhadap suatu ledakan yang tidak terkendalikan atau suatu gangguan senjata yang tidak dapat diatasi. 3)
Daerah medan bahaya.
Daerah
medan
bahaya
merupakan
bagian dari lapangan tembak yang berbahaya, disebabkan oleh tembakan suatu jenis senjata yang digunakan, terdiri dari :
52
a)
Daerah penembakan.
Titik atau tempat dimana senjata
ditembakan. b)
Daerah perkenaan ( daerah bahaya primer ).
Merupakan
daerah yang telah dibatasi, didalam daerah ini semua peluru mengenai permukaan medan. c)
Daerah A ( daerah bahaya sekunder ).
Merupakan daerah
yang letaknya tegak lurus dengan daerah perkenaan. Daerah ini diadakan
untuk
menampung
pecahan
bahan/material
yang
meledak dipinggiran kiri dan kanan dari daerah perkenaan. d)
Daerah B ( daerah bahaya sekunder ).
Merupakan daerah
yang berada dibagian depan daerah perkenaan. Daerah ini diadakan
untuk
menampung
pecahan
bahan/material
yang
meledak ditepi jauh dari daerah perkenaan. e)
Daerah keamanan tambahan.
Daerah yang diperlukan
untuk meyakinkan keamanan latihan dengan maksud untuk menampung peluru yang rekoset. Keluasannya disesuaikan dengan keadaan medan dan ketentuan daerah setempat ( + 5° kesamping kiri / kanan daerah perkenaan dan + 30° dari daerah penembakan/titik tembak ). Gambar - 34 5°
5°
5°
30°
5°
30°
53
b.
Senjata.
Senjata yang digunakan menembak kaliber 5,56 mm dalam
kondisi baik dan sesuai standar TNI AD. c.
Munisi.
Jenis munisi yang digunakan menembak kaliber 5,56 mm
dalam kondisi baik dan sesuai dengan karakteristik senjata yang digunakan. d.
Lesan.
Lesan adalah sebuah gambar yang dibuat sedemikian rupa
untuk mengarahkan bidikan penembak agar perkenaan dapat dikoreksi ketepatannya atau sebagai sarana untuk menilai kemampuan penembak dalam menempatkan titik perkenaan sesuai dengan yang diinginkan. Penggunaan lesan harus sesuai dengan kerucut tembakan senjata yang digunakan dalam menembak, dimana kerucut tembakan ini didapat dari hasil uji yang dilakukan oleh pabrik pembuat senjata. Kerucut tembakan adalah sejumlah peluru yang ditembakan dari suatu titik penembakan ke arah sasaran ( lesan ) dengan jarak tertentu yang di pasang tegak lurus dengan arah lintasan peluru maka kelompok perkenaannya akan membentuk lingkaran pada sasaran ( lesan ) tersebut. Gambar – 35.
4 5 6 7 8 9
Kerucut tembakan.
4 5 6 7 8 9
1
9 8 7 6 5 4
9 8 7 6 5 4
Tabel kerucut tembakan
NO
JARAK TEMBAK (m) JENIS Ø KERUCUT TEMBAKAN (cm) SENJATA 100 200 300
1.
M. 16 A1
16
32
48
2.
SS - 1
15
30
45
KETERANGAN
Semakin besarnya Vo dan semakin banyak jumlah alur dan galangan akan semakin kecil diameter kerucut tembakan berarti semakin tinggi ketepatannya.
Dengan demikian lesan yang dibuat harus sesuai dengan data kerucut tembakan, antara lain :
54
1)
Lesan ”C-1”.
Lesan penentuan dasar senapan.
Gambar - 36
55
2)
Lesan ”L”( lingkaran ).
a)
Prinsip yang dipakai adalah bahwa lesan harus dapat
menampung kerucut tembakan pada jarak tempur (300 m). Jadi ukuran minimal terutama lebarnya lesan akan berbeda sesuai jenis senjata yang digunakan.
b)
Digunakan untuk tembak pengelompokan dan tembak
tepat/nilai.
c)
Berbentuk lingkaran dengan ukuran :
(1)
Untuk Siswa. (Gambar – 37)
SS-1 ( L – 1 )
4
5
7
6
8
9
M 16 A1 ( L – 1)
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
9
10
8
7
6
5
4
4
5
6
7
8
9
1
9
7,5 cm
7
6
9
M 16 A1 ( L – 2 )
4
4
5
5
6
6
7 8
97 8
9
9
1
9
8
7
6
5
4
4
5
6
7
8
9
1
9
9
8
8
7
7
6
6
5 30 cm
32 5cm
4
4
4
SS-1 ( L – 2 )
8
5
8 cm
16 5cm
4
7
6
7
6
6
7
8
15 5cm
5
8
9
8
4
9
4
9
8
7
6
5
4
56
M 16 A1 ( L – 3 )
SS-1 ( L – 3 )
4
5
6
7
8
9
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
1
9
8
7
6
5
4
4
5
6
7
8
9
8
8
7
7
6
48 5cm
9
8
7
6
5
4
6
45 cm 4
4
Untuk Organik.
(Gambar – 38)
Lesan L1
Lesan L2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1
10 cm
1
9
5
(2)
9
5 cm
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Lesan L3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1
57
3)
Lesan Tempur.
a)
Prinsip yang dipakai adalah bahwa lesan harus dapat
menampung kerucut tembakan pada jarak tempur (300 m). Jadi ukuran minimal terutama lebarnya lesan akan berbeda sesuai jenis senjata yang digunakan.
b)
Digunakan untuk tembak tepat/nilai dan tembak tempur.
c)
Berbentuk silhouette manusia dalam berbagai sikap (berdiri,
jongkok, atau tiarap ) dengan ukuran :
Lesan tubuh ring
Lesan tubuh
Lesan ½ tubuh
Lesan dada
2 3 4 5 V
Gambar - 39
4)
Lesan Baksi Penunjukan Sasaran.
a)
Bentuk.
Lesan
dibuat
dengan
bermacam-macam
bentuk dan mudah dikenal oleh peserta latihan, baik dari bentuk yang umum maupun dari warnanya yang jelas.
58
b)
Bahan.
Dari triplek, kayu atau sejenisnya. Tiang dari
bambu/kayu dengan tinggi maksimal 2 m.
Tali plastik digunakan
untuk menggantungkannya.
c)
Warna lesan.
Digunakan cat 4 warna yang berbeda
satu sama lain, serta berbeda dengan warna latar belakang sasaran (berbeda dengan warna tanggul pengaman).
d)
Contoh bentuk dan ukuran.
18 cm
18 cm
18 cm
18 cm Lingkaran
Segi tiga
Segi empat
Palang
Gambar - 40
e.
Skip.
1)
Skip Lesan C.
Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 35 cm; Lebar : 25 cm dan tinggi dari tanah 30 cm. 25 cm
35 cm
30 cm Gambar - 41
59
2)
Skip Lesan L.
Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 120 cm; Lebar : 120 cm dan tinggi dari tanah 60 cm.
120 cm
120 cm
60 cm
Gambar - 42
3)
Skip Tubuh.
Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 120 cm; Lebar : 50 cm dan tinggi dari tanah 50 cm.
120 cm
50 cm 50 cm
Gambar - 43
60
4)
Skip ½ tubuh.
Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 60 cm; Lebar : 50 cm dan tinggi dari tanah 50 cm.
60 cm
50 cm 50 cm
Gambar - 44
5)
Skip Dada.
Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 40 cm; Lebar : 50 cm dan tinggi dari tanah 50 cm.
40 cm
50 cm 50 cm
Gambar - 45
61
6)
Skip Merayap.
Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 120cm; Lebar : 50 cm dan merapat tanah. N
M
B
A
Kawat jemuran yang tegang untuk jalannya skip Gambar - 46
7)
a)
Skip akan maju bila kawat A ditarik.
b)
Batas gerak maju skip + 10 cm sebelum patok M.
Skip sasaran bergerak.
Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 120cm; Lebar : 50 cm.
N
M
B
A
Gambar - 47 a)
Skip akan maju bila kawat A ditarik.
b)
Batas gerak maju skip + 10 cm sebelum patok M.
62
8)
Skip muncul dari bawah. Karet Ban
A
B Gambar - 48 a)
Bila kawat A ditarik maka skip akan berdiri.
b)
Sementara itu karet yang dipasang dibelakang skip akan
menegang. 9)
Skip muncul dari samping.
A
Karet Ban Gambar - 49 a)
Bila kawat A ditarik maka skip akan muncul dari samping.
b)
Sementara itu karet yang dipasang disamping akan
menegang.
63
10)
Skip jendela.
Gambar - 50
11)
Skip tembak reaksi penunjukan sasaran.
18 cm
18 cm
18 cm
18 cm Lingkaran
Segi tiga
Segi empat
Palang
Cara pemasangan skip Baksi penunjukan sasaran.
Gambar - 51 f.
Alkap lain. Alat dan perlengkapan lain yang mendukung
kegiatan menembak.
pelaksanaan
64
23.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
dalam penembakan senjata ringan antara lain :
a.
Faktor Manusia.
Adalah merupakan faktor sentral yang berpengaruh
terhadap ketepatan tembakan.
Dari padanya terdapat pula tiga hal yang
sangat dominan yaitu mental, fisik dan keterampilan.
1)
Mental.
Titik perhatian dalam hal ini adalah kestabilan emosi.
Kondisi kestabilan emosi seorang prajurit dapat berbeda di dalam situasi yang berbeda pula. Kestabilan emosi di dalam pertempuran sangat dipengaruhi kepercayaan diri untuk mampu menyelesaikan tugas. Hal ini dipengaruhi pula oleh tingkat kemampuannya menembak disamping faktor-faktor lain diluar persoalan teknik menembak.
Oleh karenanya
latihan yang intensif dan kondisi senjata dan munisi yang terawat sangat membantu dalam hal membentuk kepercayaan diri seorang prajurit. Setiap prajurit di dalam menjalankan tugas pertempuran selalu terancam bahaya, pertempuran modern memerlukan kecepatan dan setiap prajurit harus dapat meniadakan ancaman musuh dalam waktu yang cepat pula. Hal ini tidak berarti prajurit harus menembak dengan terburu-buru tetapi dengan tenang dan dapat memanfaatkan senjata dan lingkungannya untuk kepentingan dirinya. Dia tidak boleh gentar oleh desingan peluru dan serangan kawannya yang menjadi korban. Namun dia juga tidak boleh membabi buta menembak musuh. Akalnya dapat menuntun tindakannya untuk memanfaatkan segala aspek medan yang dihadapinya dan mempergunakan senjatanya dengan efektif.
2)
Fisik. Menembak senapan sangat memerlukan dukungan fisik
yang sangat memadai untuk mengatasi beban dan berat senapan serta mengatasi rintangan yang dijumpai di sepanjang perjalanannya menuju ke sasaran.
Seorang penembak senapan profesional memerlukan
pembinaan fisik yang memadai untuk mendapatkan kondisi yang prima untuk menopang berat senapan, membidik dan menekan picu dengan benar saat diperlukan.
Untuk mendapatkan kondisi, kekuatan dan
65
daya tahan yang baik, pembinaan yang berlanjut, terarah dan terawasi perlu dilakukan. Kekuatan dan daya tahan yang dibutuhkan dapat dibina dengan berbagai cara, selanjutnya ikuti petunjuk pembinaan jasmani militer. 3)
Keterampilan.
Keterampilan
adalah
perpaduan
antara
mental, fisik dan kecerdasan untuk mengaplikasikan segala kegiatan di lapangan.
Keterampilan
dibina
melalui
penyajian
materi
yang
direncanakan.
b.
Faktor Senjata.
Pemeliharaan senjata yang dilakukan secara rutin
dan berlanjut sangat penting untuk mencegah gangguan terhadap kerja senjata. 1)
2)
Laras yang kotor akan mengakibatkan : a)
Pengait kelongsong patah.
b)
Laras gembung.
c)
Laras pecah.
d)
Kelongsong macet.
e)
Gangguan senjata.
Laras dan kamar berlemak menyebabkan tekanan gas membesar
dan tolak balik yang keras.
Hal ini menyebabkan jalannya peluru
pertama akan tidak sesuai dengan perkiraan (kemungkinan tidak mengenai sasaran) di samping dapat pula menyebabkan laras gembung dan pena pemukul patah.
c.
Faktor Munisi.
Untuk menjamin ketepatan tembak, seyogyanya
dipakai peluru/munisi dari lot yang sama dan dalam kondisi yang baik.
Munisi
dari lot yang berbeda kemungkinan akan berbeda pula kondisinya sehingga akan mempengaruhi kelompok perkenaan (dalam latihan).
Di samping hal
tersebut : 1)
Peluru yang berlemak akan mengakibatkan hal yang sama dengan
senjata yang berlemak.
66
2)
Peluru basah akan menyebakan kesulitan pembakaran dan
berpengaruh terhadap daya dorong pada pelor.
3)
Peluru yang terkena terik matahari, munisinya akan berproses dan
akan berakibat menyebarnya perkenaan.
4)
Peluru kotor karena pasir atau debu akan menyebabkan kamar
dan laras rusak yang akan mengakibatkan perkenaan tidak sesuai dengan perkiraan.
5)
Peluru yang kadaluarsa dan cacat akan mengakibatkan macet
atau lambat meletus.
d.
Faktor Cuaca.
Faktor
ini
dengan
ketiga
aspeknya
sangat
berpengaruh terhadap ketepatan perkenaan tembak. Aspek tersebut adalah:
1)
Suhu.
Teriknya matahari akan mempengaruhi daya tahan mata
untuk membidik dan menyebabkan gambar sasaran menjadi kabur. Hal ini akan
menyebabkan
kesulitan
bagi
penembak,
namun
dengan
pengalaman yang didapat dari latihan menembak yang berulang-ulang pada
suhu
udara
yang
berbeda-beda,
penembak
akan
dapat
memperkirakan jatuhnya peluru sesuai dengan yang dikehendakinya. Caranya sebagai berikut : a)
Setel pisir pejera pada jarak tembak 100 m (dari hasil
penentuan dasar senapan) b)
Dengan sikap tiarap tersandar, tembakkan satu peluru pada
lesan L-1 dalam kondisi suhu udara tertentu dengan titik bidik dasar hitam. Catat
penyimpangan
perkenaan
peluru
dari
perkenaan. Penyimpangan ke atas ditulis ( + ) dan ke bawah ditulis ( - ). c)
Ulangi hal ini sampai tiga kali tembakan.
67
d)
Cari rata-rata penyimpangan.
Data ini dapat dijadikan
pedoman untuk mengatasi penyimpangan perkiraan akibat suhu tertentu tersebut pada jarak 100 m.
e)
Untuk menentukan penyimpangan pada jarak lain (200, 300
dst) dapat dipergunakan metode yang sama.
2)
Kelembaban udara.
Di
dalam
udara
dengan
kadar
kelembaban tinggi, peluru yang melayang akan lebih tertekan ke bawah. Makin jauh jarak terbang peluru (berarti makin jauh jarak tembak) akan makin besar penyimpangan antara titik perkenaan dengan titik bidiknya bila dibandingkan dengan penembakan dilakukan pada cuaca disaat penentuan dasar senapan. Standar perhitungan untuk koreksinya sampai saat ini belum ditemukan. Untuk mendapatkan titik perkenaan sesuai dengan yang diharapkan, pengalaman dalam latihan sangat membantu. Adakan penembakan pada bermacam-macam kondisi kelembaban udara dan catat hasilnya. Adakan uji coba kembali atas data yang tercatat, perbaiki bila perlu.
Data yang ditemukan dapat dipedomani untuk
penembakan pada kondisi cuaca yang sama. Caranya sebagai berikut :
a)
Setel pisir pejera pada jarak 100 m (dari hasil penentuan
dasar senapan). b)
Dengan sikap tiarap tersandar, tembakan satu butir peluru
pada lesan L-1 dalam kondisi kelembaban udara tertentu dengan titik bidik tengah-tengah bawah hitam. Catat penyimpangan perkenaan
peluru
terhadap
titik
bidik
dengan
ketentuan
penyimpangan ke atas ditulis (+) dan ke bawah (-). c)
Ulangi hal ini sampai tiga kali tembakan.
d)
Cari rata-rata penyimpangan.
Data ini dapat dipergunakan
untuk mengatasi penyimpangan perkenaan akibat kelembaban udara tertentu tersebut pada jarak 100 m.
68
e)
Untuk menentukan penyimpangan pada jarak lain (200, 300
dst ) dapat menggunakan metode yang sama. f)
3)
Catat data pada buku penembak.
Angin. a)
Kondisi yang selalu membuat kesulitan pada
ialah angin.
penembak
Angin mempunyai banyak pengaruh terhadap
lintasan peluru. b)
Angin juga banyak berpengaruh pada penembak. Makin
kuat angin, makin banyak kesulitan dalam memegang teguh senjata.
Pengaruh penembak dapat diatasi dengan cara
latihan dan penyiapan kondisi fisik yang baik. c)
Sebelum setiap penyesuaian bidikan diatur untuk mengatasi
angin, perlu ditentukan arah dan kecepatannya terlebih dahulu. Cara yang biasa dipakai untuk menentukan arah dan kecepatan angin (dalam latihan) ialah dengan melihat bendera. Sudut diantara bendera dan tiangnya dibagi dengan angka 4, hasilnya sama dengan + Vo dalam mil/jam. Apabila tidak ada bendera, sehelai kertas atau rumput, kain atau beberapa macam barang ringan dijatuhkan dari pundak.
Dengan menunjuk langsung
tempat jatuhnya perkiraan kecepatan angin mil/jam dapat dihitung.
40°
60°
60 = 15 mil/jam 4
40 = 10 mil/jam 4
Gambar – 52 (Arah angin)
69
d)
Apabila beberapa cara demikian tak dapat digunakan hal
berikut ini akan membantu untuk menentukan kecepatan : (1)
Di bawah 3 mil/jam, angin hampir tak dapat
dirasakan, tapi dapat ditentukan dengan gerakan asap.
e)
(2)
3-5 mil/jam, angin dapat dirasakan pada muka.
(3)
5-8 mil/jam, daun-daun di pohon bergerak terus.
(4)
12-15 mil/jam, pohon-pohon kecil berayun-ayun.
Sebelum latihan menembak harus diketahui seberapa
pengaruh angin dan harus dicatat.
Penembak harus dapat
menggolongkan beberapa jenis pengaruh angin. Cara yang biasa dipakai ialah dengan menggunakan jarum jam (gambar 53). Angin bergerak setengah akan mempengaruhi lintasan peluru kira-kira setengah dari pengaruh angin penuh dengan Vo yang sama. Kecepatan angin yang mengakibatkan perlu adanya koreksi dinamakan “angin berpengaruh”. Namun demikian sebutan angin “tak berpengaruh” juga masih mempunyai pengaruh tertentu terhadap peluru yang ditembakkan untuk jarak jauh, apabila tidak berembus langsung dari arah pukul 6 atau pukul 12. Angin semacam ini adalah angin yang paling sukar untuk diatasi.
Gambar – 53
70
Perhitungan angin menurut sistem jarum jam : - Jam 8, 9, 10 dan 2,3,4 adalah angin penuh. - Jam 12 dan 6 tidak ada perhitungan. - Jam 11, 1, 5, 7 adalah angin setengah. f)
Cara mengoreksi pengaruh angin terhadap bidikan dan
penyesuaian alat bidik, rumus dasarnya adalah sebagai berikut : R (jarak dalam ratusan) x Vo (kecepatan angin) 10 R x Vo = untuk munisi kaliber 5,56 mm. 10 Contoh : Jarak 300 m kecepatan angin 10 mil/jam (16, 093 km/jam) pengaruh penuh, munisi kaliber kecil. Jawab : 3 x 10 = 3 klik 10
e.
Faktor Medan.
Yang dimaksud disini adalah permukaan medan yang
dilintasi oleh anak peluru yang ditembakkan. 1)
Medan yang terjal.
Menembak dari bawah ke arah atas
mengakibatkan peluru cenderung mengenai atas titik bidik, hal ini disebabkan karena makin keatas tekanan udara makin ringan. Oleh karenanya bidikan perlu diturunkan. Besarnya penurunan bidikan didapat dengan
percobaan-percobaan
dengan
metode
yang
sama
untuk
atas
ke
bawah
mengatasi faktor cuaca. 2)
Medan yang curam.
Menembak
dari
mengakibatkan peluru lebih cenderung turun kebawah dari titik bidik. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang semakin ke bawah semakin padat. Oleh karenanya bidikan perlu dinaikkan. Besarnya penaikan bidikan didapat dengan percobaan-percobaan dengan metode yang sama seperti pada mengatasi faktor cuaca.
71
3)
Menembak dari ketinggian ke ketinggian.
Lembah yang dilalui
anak peluru cenderung menyebabkan lintasannya semakin cepat menurun karena kelembaban udara yang tinggi di atas lembah. Oleh karenanya menembak dari ketinggian ke ketinggian perlu menaikkan bidikan.
Besarnya penaikkan di dapat dari pengalaman yang teruji
dengan metode yang sama.
4)
Medan terbuka dan datar.
Sangat memungkinkan untuk
mengontrol perkenaan sampai dengan jarak 300 m.
5)
Medan tertutup.
Menyebabkan sulit untuk membidik, penembak
harus siap melakukan tembak cepat atau tembak reaksi.
6)
Faktor gravitasi.
Gravitasi adalah gaya tarik bumi terhadap
benda-benda sifatnya selalu menuju ke pusat bumi, pada keadaan normal (menembak
pada
medan
datar),
pengaruh
gravitasi
ini
sudah
diperhitungkan oleh pabrik pembuat senjata dan cara mengatasinyapun telah ditentukan dengan pengaturan peralatan bidik (pisir dan pejera), dan seterusnya perhatikan tabel berikut :
100
150
200
250
300
5,2 cm 13 cm 23 cm 40 cm
Gambar - 54 Keterangan : (gambar tanpa kedar) Sumbu laras. Lintasan peluru.
62 cm
72
Senapan masa kini mempunyai kecepatan peluru yang tinggi, oleh sebab itu lintasan pelurunya dapat dikatakan “ senjata lintas datar “. Apabila senapan dikatakan mempunyai jarak tembak efektif 300 m, hal itu telah memberitahukan bahwa dengan lintasan pelurunya baik di atas atau di bawah garis bidik, peluru akan tetap mengenai sasaran setinggi orang berdiri pada jarak 300 m. Dengan
demikian
maka
untuk
mengenai
sasaran pada jarak 0 sampai dengan 300 m (jarak pisir tempur), cukup menggunakan satu titik bidik yang sama. Karenanya cukup kepentingan menembak dalam jarak efektif, pengaruh gravitasi dapat diabaikan, namun untuk mendapatkan ketepatan (misalnya dalam pertandingan atau penembak runduk) perlu dilakukan koreksi dan hasilnya di catat di dalam buku penembak.
7)
Menembak melalui medan berair. Yang dimaksud di sini adalah
bila anak peluru terbang melintasi bentangan air yang cukup luas (danau, sungai yang cukup lebar).
Udara lembab di atas air akan menyebabkan
anak peluru cenderung lebih cepat menurun lintasan-nya, pengalaman menembak di atas bentangan air agar dicatat untuk dijadikan pedoman di dalam melaksanakan tugas selanjutnya.
f.
Faktor Penyimpangan-Penyimpangan Teknis.
Pembuatan senjata
dalam pabrik merupakan masa produksi dengan toleransi-toleransi ukuran tertentu.
Karenanya
disamping
sifat-sifat
umum,
mungkin
saja
ada
penyimpangan-penyimpangan tertentu dalam lintasan peluru dan perkenaan sebagai sifat khusus dari senjata. Hal tersebut dapat terjadi akibat gerakangerakan di medan tempur, penerjunan dari udara, benturan-benturan di dalam pengiriman dan sebagainya yang menyebabkan perubahan-perubahan kecil.
73
BAB IV TEKNIK LATIHAN MENEMBAK SENJATA RINGAN (SENJATA)
24.
Umum.
Untuk menjamin kegiatan latihan dapat berjalan aman, lancar dan
mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan, maka kegiatan yang dilaksanakan harus mengacu pada tahapan penyelenggaraan latihan yang meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan dengan pengawasan dan pengendalian, serta pengakhiran. Penyelenggaraan
latihan menembak diupayakan
sudah dihadapkan pada
kepentingan pembinaan personel, sehingga kegiatan latihan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana pendukungnya harus dirancang seperti kondisi yang mendekati sebenarnya. Dalam hal ini medan latihan serta lesan sebagai sarana penembakan perlu dibuat serealistis mungkin.
25.
Tahap Perencanaan. a.
Komandan Latihan. 1)
Briefing kepada pelatih dan pendukung.
2)
Koordinasi dengan Staf yang terkait.
3)
Membuat rencana latihan.
4)
Memaparkan/melaporkan
rencana
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan kepada Pimpinan. b.
Wadan Latihan. 1)
Membantu dan mewakili Danlat dalam merencanakan kegiatan
yang akan dilaksanakan. 2) c.
Mengkoordinir Staf lat.
Pasipamops. 1)
Merencanakan pengamanan selama latihan.
2)
Merencanakan alokasi waktu sesuai dengan jumlah peserta
latihan. 3)
Merencakan daerah latihan yang akan digunakan.
4)
Menyusun jadwal latihan atas dasar hasil koordinasi dengan
koordinator.
74
d.
Pasiminlog. 1)
Merencanakan dukungan administrasi dan logistik.
2)
Merencanakan dukungan logistik sesuai alokasi.
3)
Merencanakan seluruh sarana prasarana latihan yang akan
digunakan.
e.
Perwira Koordinator Materi/Pelatih. 1)
Membuat rencana lapangan.
2)
Briefing kepada pelatih dan pendukung.
3)
Merencanakan jumlah pelatih dan pendukung.
4)
Merencanakan jumlah lajur dan petak dihadapkan jumlah pelaku.
lapangan yang akan digunakan. 5)
Merencanakan penggunaan Sarpras yang akan digunakan.
6)
Merencanakan alokasi waktu yang akan digunakan.
7)
Merencanakan pelatih yang akan memberikan materi menembak.
8)
Memberikan arahan kepada Baurlat dan pelatih untuk mengurus
Alkap menembak yang akan digunakan. 9)
Koordinasi dengan Staf dan unsur lain yang terkait.
10)
Memaparkan/melaporkan
kepada
Danlat/Wadanlat
tentang
rencana lapangan menembak yang akan dilaksanakan. 11)
Merencanakan tempat-tempat yang harus diamankan langsung
dan tidak langsung. 12)
Merencanakan tentang tempat akomodasi di lapangan.
13)
Merencanakan jumlah kendaraan yang akan digunakan dalam
kegiatan menembak. 14)
Merencanakan pembagian gelombang dan lajur serta briefing
pelaku. 15)
Merencanakan tentang rencana evakuasi serta cara mengatasi
kemungkinan lain yang terjadi di lapangan. 16)
Merencanakan penempatan pasukan di lapangan serta berangkat
dan kembali. 17)
Merencanakan tentang materi yang akan diberikan.
18)
Merencanakan tentang Alins dan Alongins yang akan digunakan.
75
19)
Merencanakan tentang administrasi dalam penilaian.
20)
Merencanakan tentang pelatih yang akan mengoreksi serta menilai
hasil tembakan. 21)
Merencanakan tentang sarana komunikasi yang akan digunakan.
22)
Merencanakan tentang penempatan bendera dan tanda-tanda
untuk pengamanan. 23)
Merencanakan tentang penempatan Alkap menembak di lapangan.
24)
Merencanakan pengaturan dan penempatan lajur dan gelombang.
25)
Melaporkan
kepada
Danlat
tentang
rencana
yang
akan
dilaksanakan. f.
Simalat/Pendukung. 1)
Merencanakan tentang kebutuhan administrasi serta Alkap lain
yang akan digunakan. 2)
Melaporkan rencana yang dibuat kepada koordinator.
3)
Merencanakan
tentang
cara
mengatasi
kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi di lapangan. 4)
Merencanakan tentang kebutuhan yang dibutuhkan sesuai dengan
bagiannya masing-masing. 5)
Merencanakan tentang teknik mengatasi kendala dan situasi yang
berkembang. 6) 26.
Merencanakan kebutuhan-kebutuhan yang segera diselesaikan.
Tahap Persiapan. a.
Komandan Latihan. 1)
Memeriksa tentang kesiapan latihan yang akan dilaksanakan.
2)
Memeriksa tentang kesiapan sarana dan prasarana yang akan
digunakan. 3)
Memeriksa administrasi dan kebutuhan lain yang akan digunakan
dalam latihan. 4)
Memeriksa seluruh bagian-bagian lain yang terkait dalam kegiatan
latihan. 5)
Memeriksa kesiapan pelatih dan pendukung.
76
b.
Wadan Latihan.
Membantu tugas Danlat serta mewakili Danlat
apabila berhalangan dalam pemeriksaan kesiapan latihan.
c.
Perwira Koordinator Materi/Pelatih. 1)
Memeriksa
kesiapan
pelatih
tentang
materi
yang
akan
disampaikan. 2)
Memeriksa kesiapan sarana dan prasarana latihan menembak.
3)
Memeriksa kesiapan tentang pemasangan Sarpras di lapangan.
4)
Memeriksa
kesiapan
administrasi
kepada
Baurlat
tentang
kebutuhan latihan. 5)
Memeriksa kesiapan sarana lain yang mendukung dalam latihan
menembak. 6)
Melaporkan kepada Danlat tentang kesiapan latihan menembak.
7)
Memeriksa kesiapan pelatih dan pendukung latihan.
8)
Menyiapkan Alins/Alongins dalam pemberian materi latihan
menembak. 9)
Menyiapkan serta memasang sarana dan prasarana latihan di
lapangan. 10)
Menyiapkan sarana administrasi dan kebutuhan lain yang
digunakan dalam latihan menembak. 11)
Menyiapkan senjata dan munisi serta alkap lain yang digunakan
dalam latihan menembak. 12)
Melaksanakan
geladi/latihan
pendahuluan
untuk
memeriksa
seluruh kesiapan latihan. 13)
Melaporkan kepada koordinator tentang kesiapan latihan yang
akan dilaksanakan.
d.
Simalat/Pendukung. 1)
Menyiapkan sarana dan prasarana latihan yang akan digunakan.
2)
Menyiapkan
administrasi
serta
kebutuhan
dalam
latihan
menembak. 3)
Melaporkan tentang kesiapan pendukung dalam mendukung
latihan kepada koordinator.
77
27.
Tahap Pelaksanaan.
a.
Tembak Koreksi Dasar Senapan.
1)
Jarak 25 m.
2)
Lesan C 1 (sesuai jenis senapan yang digunakan).
3)
Munisi 9 butir, digunakan untuk 3 (tiga) seri tembakan @ 3 butir,
4)
Sikap tiarap tersandar.
5)
Titik bidik pada tengah garis bawah hitam.
6)
Waktu tidak dibatasi.
7)
Urut-urutan Kegiatan.
a)
Kegiatan di DP.
(1)
Koordinator
menerima
pelaku,
kegiatan
yang
dilaksanakan: (a)
Tindakan keamanan.
(b)
Pemeriksaan personel dan materiil dilanjutkan
dengan berdoa. (c)
Menjelaskan tentang mekanisme kegiatan
yang akan dilaksanakan. (d)
Memberikan penjelasan tentang keharusan
dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. (e)
Menyerahkan pelaku/peserta latihan kepada
Pelatih Pibak.
(2)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: (a)
Teori/Materi kegiatan yang akan dilaksanakan.
(b)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju ke
pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
78
b)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (1)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan senjata.
(2)
Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan apabila
terdapat senjata yang rusak. (3)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian senjata
cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (4)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat kepada
pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata. (5)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan dari
tempat
pemeriksaan
senjata
menuju
ke
tempat
pengambilan munisi.
c)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (1)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada pelaku
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah diterima. (2)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah dibagikan
kepada pelaku. (3)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan dari
tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
d)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (1)
Wasjur
mengarahkan
pelaku
untuk
menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (2)
Setelah
Pelaku
menempati
benar, meletakkan senjata dan
kedudukan
dengan
berdiri satu langkah
dibelakang senjata. (3)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksan
pelaku
kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya. (4)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas pelaku.
di
79
(5)
Pelatih Pibak memberikan aba-aba menghitung
kepada pelaku, selanjutnya pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (6)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan
lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (7)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa pelaku
siap melaksanakan menembak. (8)
Wastak melaporkan kepada pimpinan penembakan
bahwa penembakan siap dimulai. (9)
Pelatih Pibak memberikan aba-aba penembakan
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (10)
Pelaku melaksanakan menembak sesuai dengan
sasarannya masing-masing. (11)
Wasjur
mengawasi
dan
membantu
mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (12)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi apabila
terjadi munisi yang kets atau rusak. (13)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan menembak
berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (14)
Setelah
menembak
seluruh
Pelatih
pelaku
Pibak
selesai
melaksanakan
memerintahkan
kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (15)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar senjata
sesuai dengan lajurnya masing-masing. (16)
Pibak
memerintahkan
pelaku
berdiri
hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
berada diluar
80
e)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (1)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (2)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
pelaku
untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (3)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata pelaku satu
persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-benar aman/kosong. (4)
Petugas Rikjat memerintahkan hadap kanan/kiri
menuju ke TB akhir.
f)
Kegiatan di TB akhir. (1)
Petugas TB akhir menerima pelaku ditempatkan
sesuai tempat yang telah ditentukan. (2)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (3)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke tempat
yang telah disiapkan. (4)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan pelaku dan
senjata terpisah. (5)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (6)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak dibenarkan
meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
81
BAGAN LATIHAN MENEMBAK KOREKSI SENAPAN
TANGGUL PENAHAN PELURU
PIRINGAN PENGAMAN
GARIS NOL
- Jarak 25 meter. - Munisi 9 butir tiga kali pelaksanaan. - Sikap tiarap tersandar. - Lesan C-1 25 Meter
GARIS TEMBAK
8
7
6
5
4
3
2
1
WAS JUR
WAS JUR
WAS JUR
WAS JUR
WAS JUR
WAS JUR
WAS JUR
WAS JUR
WAS PETAK
WAS PETAK
TP MU PIBAK RIK JAT/MU
RIK JAT
TB AKHIR
DP
POSKO Gambar - 55
82
b.
Tembak Pengelompokan.
1)
Tembak pengelompokan jarak 100 m. a)
Sikap tiarap tersandar.
b)
Lesan L.1.
c)
Menembak 15 butir untuk 3 seri tembakan (@ 5 btr)
d)
Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
100 m e)
2)
Perkenaan yang diharapkan: (1)
Senjata M 16 A1 adalah + 6,3 cm diatas titik bidik.
(2)
Senjata SS 1 adalah + 10,5 cm diatas titik bidik.
Tembak pengelompokan jarak 200 m. a)
Sikap tiarap tersandar.
b)
Lesan L.2.
c)
Menembak 15 butir untuk 3 seri tembakan(@ 5 btr )
d)
Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
200 m e)
3)
Perkenaan yang diharapkan: (1)
Senjata M 16 A1 adalah + 6,3 cm diatas titik bidik.
(2)
Senjata SS 1 adalah + 8,5 cm diatas titik bidik.
Tembak pengelompokan jarak 300 m. a)
Sikap tiarap tersandar.
b)
Lesan L.3.
c)
Menembak 15 butir untuk 3 seri tembakan(@ 5 btr )
d)
Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
300 m. e)
Perkenaan yang diharapkan: (1)
Senjata M 16 A1 adalah + 11,4 cm diatas titik bidik.
(2)
Senjata SS 1 adalah + 13,5 cm dibawah titik bidik.
83
4)
Urut-urutan Kegiatan. a)
Kegiatan di DP. (1)
Koordinator
menerima
pelaku,
kegiatan
yang
dilaksanakan: (a)
Tindakan keamanan.
(b)
Pemeriksaan personel dan materiil dilanjutkan
dengan berdoa. (c)
Menjelaskan tentang mekanisme kegiatan
yang akan dilaksanakan. (d)
Memberikan penjelasan tentang keharusan
dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. (e)
Menyerahkan pelaku/peserta latihan kepada
Pelatih Pibak. (2)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: (a)
Teori/Materi kegiatan yang akan dilaksanakan.
(b)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju ke
pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata. b)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (1)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan senjata.
(2)
Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan apabila
terdapat senjata yang rusak. (3)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian senjata
cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (4)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat kepada
pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata. (5)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan dari
tempat
pemeriksaan
pengambilan munisi.
senjata
menuju
ke
tempat
84
c)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (1)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada pelaku
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah diterima. (2)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah dibagikan
kepada pelaku. (3)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan dari
tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
d)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (1)
Wasjur
mengarahkan
pelaku
untuk
menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (2)
Setelah
Pelaku
menempati
benar, meletakkan senjata dan
kedudukan
dengan
berdiri satu langkah
dibelakang senjata. (3)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
pelaku
di
kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya. (4)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas pelaku.
(5)
Pelatih Pibak memberikan aba-aba menghitung
kepada pelaku, selanjutnya pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (6)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai dengan
lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (7)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa pelaku
siap melaksanakan menembak. (8)
Wastak melaporkan kepada pimpinan penembakan
bahwa penembakan siap dimulai. (9)
Pelatih Pibak memberikan aba-aba penembakan
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (10)
Pelaku melaksanakan menembak sesuai dengan
sasarannya masing-masing.
85
(11)
Wasjur
mengawasi
dan
membantu
mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (12)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi apabila
terjadi munisi yang kets atau rusak. (13)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan menembak
berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (14)
Setelah
menembak
seluruh
Pelatih
pelaku
Pibak
selesai
melaksanakan
memerintahkan
kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (15)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar senjata
sesuai dengan lajurnya masing-masing. (16)
Pibak
memerintahkan
pelaku
berdiri
hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada di luar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
e)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (1)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (2)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
pelaku
untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (3)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata pelaku satu
persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-benar aman/kosong. (4)
Petugas Rikjat memerintahkan hadap kanan/kiri
menuju ke TB akhir.
f)
Kegiatan di TB akhir.
86
(1)
Petugas TB akhir menerima pelaku ditempatkan
sesuai tempat yang telah ditentukan. (2)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (3)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke tempat
yang telah disiapkan. (4)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan pelaku dan
senjata terpisah. (5)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (6)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak dibenarkan
meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih. BAGAN LATIHAN MENEMBAK PENGELOMPOKKAN SENAPAN TANGGUL PENAHAN PELURU
TUR PRG
T A N G G U L
LESAN : L-1 TIARAP TERSANDAR : 15 BTR (3 SERI)
100 M
T A N G G U L
LESAN : L-2 TIARAP TERSANDAR : 15 BTR (3 SERI)
200 M
LESAN : L-3 TIARAP TERSANDAR : 15 BTR (3 SERI)
300 M
WASJUR PETEMBAK WAS PETAK PIBAK RIK JAT AKHIR
TUR PRG
TP MU RIK JAT AWAL
TB AKHIR
DP
Gambar - 56
POSKO
87
c.
Tembak Tepat/Nilai (Lesan Lingkaran).
1)
Tembak tepat/nilai jarak 100 m. a)
Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru dan hasil
tembak pengelompokan pada jarak 100 m. b)
Sikap tiarap tidak tersandar, berlutut / duduk / jongkok dan
berdiri. c)
Lesan L.1 ( lingkaran angka 10 s.d 4 )
d)
Menembak 15 butir untuk 3 sikap tembakan(@ 5 btr)
dilaksanakan 2 seri tembakan ( 30 btr peluru ). e)
Evaluasi 10 butir, waktu 10 menit, sikap tiarap tidak
tersandar. f)
Perkenaan yang diharapkan pada penilaian angka tertinggi
(pusat lingkaran).
2)
Tembak tepat / nilai jarak 200 m. a)
Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru dan hasil
tembak pengelompokan pada jarak 100 m. b)
Sikap tiarap tidak tersandar, berlutut / duduk / jongkok.
c)
Lesan L.2 ( lingkaran angka 10 s.d 4 )
d)
Menembak 10 butir untuk 2 sikap tembakan(@ 5 btr)
dilaksanakan 2 seri tembakan ( 20 btr peluru ). e)
Evaluasi 10 butir, waktu 10 menit, sikap tiarap tidak
tersandar. f)
Perkenaan yang diharapkan pada penilaian angka tertinggi
(pusat lingkaran). 3)
Tembak tepat / nilai jarak 300 m. a)
Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru dan hasil
tembak pengelompokan pada jarak 100 m. b)
Sikap tiarap tidak tersandar.
88
c)
Lesan L.3 ( lingkaran angka 10 s.d 4 ).
d)
Menembak 5 butir, dilaksanakan 2 seri tembakan ( 10 btr
peluru ). e)
Evaluasi 10 butir, waktu 10 menit, sikap tiarap tidak
tersandar. f)
Perkenaan yang diharapkan pada penilaian angka tertinggi
(pusat lingkaran).
4)
Urut-urutan Kegiatan.
a)
Kegiatan di DP.
(1)
Koordinator
menerima
pelaku,
kegiatan
yang
dilaksanakan: (a)
Tindakan keamanan.
(b)
Pemeriksaan personel dan materiil dilanjutkan
dengan berdoa. (c)
Menjelaskan tentang mekanisme kegiatan
yang akan dilaksanakan. (d)
Memberikan penjelasan tentang keharusan
dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. (e)
Menyerahkan pelaku/peserta latihan kepada
Pelatih Pibak.
(2)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: (a)
Teori/Materi kegiatan yang akan dilaksanakan.
(b)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju ke
pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
b)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (1)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan senjata.
89
(2)
Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan apabila
terdapat senjata yang rusak. (3)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian senjata
cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (4)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat kepada
pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata. (5)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan dari
tempat
pemeriksaan
senjata
menuju
ke
tempat
pengambilan munisi.
c)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (1)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada pelaku
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah diterima. (2)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah dibagikan
kepada pelaku. (3)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan dari
tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
d)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (1)
Wasjur
mengarahkan
pelaku
untuk
menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (2)
Setelah
Pelaku
menempati
benar, meletakkan senjata dan
kedudukan
dengan
berdiri satu langkah
dibelakang senjata. (3)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksan
pelaku
di
kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya. (4)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas pelaku.
(5)
Pelatih Pibak memberikan aba-aba menghitung
kepada pelaku, selanjutnya pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
90
(6)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan
lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (7)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa pelaku
siap melaksanakan menembak. (8)
Wastak melaporkan kepada pimpinan penembakan
bahwa penembakan siap dimulai. (9)
Pelatih Pibak memberikan aba-aba penembakan
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (10)
Pelaku melaksanakan menembak sesuai dengan
sasarannya masing-masing. (11)
Wasjur
mengawasi
dan
membantu
mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (12)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi apabila
terjadi munisi yang kets atau rusak. (13)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan menembak
berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (14)
Setelah
menembak
seluruh
Pelatih
pelaku
Pibak
selesai
melaksanakan
memerintahkan
kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (15)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar senjata
sesuai dengan lajurnya masing-masing. (16)
Pibak
memerintahkan
pelaku
berdiri
hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk
berada diluar
picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
e)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (1)
Petugas
Rikjat
menerima
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
pelaku
untuk
91
(2)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
pelaku
untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (3)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata pelaku satu
persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-benar aman/kosong. (4)
Petugas Rikjat memerintahkan hadap kanan/kiri
menuju ke TB akhir.
f)
Kegiatan di TB akhir. (1)
Petugas TB akhir menerima pelaku ditempatkan
sesuai tempat yang telah ditentukan. (2)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (3)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke tempat
yang telah disiapkan. (4)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan pelaku dan
senjata terpisah. (5)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (6)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak dibenarkan
meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
92
BAGAN LATIHAN MENEMBAK TEPAT/NILAI SENAPAN
TANGGUL PENAHAN PELURU
TUR PRG
T A N G G U L
100 M
200 M
300 M
LESAN TIARAP TDK TERSANDAR BERLUTUT/DUDUK BERDIRI EV. TIARAP TDK TERSANDAR
: L-1 : 5 BTR : 5 BTR : 5 BTR : 10 BTR
LESAN TIARAP TDK TERSANDAR BERLUTUT/DUDUK EV. TIARAP TDK TERSANDAR
: L-2 : 5 BTR : 5 BTR : 10 BTR
LESAN : L-2 TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR
T A N G G U L
TUR PRG
WASJUR PETEMBAK WAS PETAK PIBAK RIK JAT AKHIR
TP MU RIK JAT AWAL
TB AKHIR DP
POSKO
Gambar – 57
93
d.
Tembak Tepat/Nilai (Lesan Tempur). 1)
Tembak tepat/nilai jarak 100 m. a)
Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
100 m. b)
Sikap tembak : (1)
Tiarap tidak tersandar : sasaran lesan dada
(2)
Berlutut/duduk/jongkok : sasaran lesan ½ tubuh.
(3)
Berdiri : sasaran lesan Tubuh.
c)
Lesan tubuh, ½ tubuh, dada.
d)
Menembak 15 butir untuk 3 sikap tembakan(@ 5 btr )
dilaksanakan 2 seri tembakan ( 30 btr peluru ) e)
Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tidak
tersandar, sasaran lesan dada. f)
Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada
sasaran.
2)
Tembak tepat / nilai jarak 150 m.
a)
Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
150 m. b)
Sikap tembak : (1)
Tiarap tidak tersandar : sasaran lesan ½ tubuh.
(2)
Berlutut/duduk/jongkok : sasaran lesan tubuh.
c)
Lesan tubuh, ½ tubuh.
d)
Menembak 10 butir untuk 2 sikap tembakan(@ 5 btr )
dilaksanakan 2 seri tembakan ( 20 butir peluru ) e)
Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tidak
tersandar, sasaran lesan ½ tubuh. f)
Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada
sasaran.
94
3)
Tembak tepat / nilai jarak 200 m.
a)
Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
200 m. b)
Sikap tembak : (1)
Tiarap tidak tersandar : sasaran lesan ½ tubuh.
(2)
Berlutut/duduk/jongkok : sasaran lesan tubuh.
c)
Lesan tubuh, ½ tubuh.
d)
Menembak 10 butir untuk 2 sikap tembakan (@ 5 btr)
dilaksanakan 2 seri tembakan ( 20 btr peluru ) e)
Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tidak
tersandar, sasaran lesan ½ tubuh. f)
Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada
sasaran.
4)
Tembak tepat / nilai jarak 250 m.
a)
Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
250 m. b)
Sikap tembak: (1)
Tiarap tidak tersandar.
(2)
Berlutut/duduk/jongkok tersandar .
c)
Lesan tubuh.
d)
Menembak 10 butir untuk 2 sikap tembakan (@ 5 btr)
dilaksanakan 2 seri tembakan ( 20 btr peluru ) e)
Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tidak
tersandar, sasaran lesan tubuh. f)
Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada
sasaran.
95
5)
Tembak tepat / nilai jarak 300 m.
a)
Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
300 m. b)
Sikap tembak : tiarap tersandar
c)
Lesan tubuh.
d)
Menembak 5 butir dilaksanakan 2 seri tembakan ( 10 btr
peluru ) e)
Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tersandar,
sasaran lesan tubuh. f)
Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada
sasaran.
4)
Urut-urutan Kegiatan.
a)
Kegiatan di DP.
(1)
Koordinator
menerima
pelaku,
kegiatan
yang
dilaksanakan: (a)
Tindakan keamanan.
(b)
Pemeriksaan personel dan materiil dilanjutkan
dengan berdoa. (c)
Menjelaskan tentang mekanisme kegiatan
yang akan dilaksanakan. (d)
Memberikan penjelasan tentang keharusan
dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. (e)
Menyerahkan pelaku/peserta latihan kepada
Pelatih Pibak.
(2)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: (a)
Teori/Materi kegiatan yang akan dilaksanakan.
96
(b)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju ke
pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
b)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (1)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan senjata.
(2)
Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan apabila
terdapat senjata yang rusak. (3)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian senjata
cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (4)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat kepada
pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata. (5)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan dari
tempat
pemeriksaan
senjata
menuju
ke
tempat
pengambilan munisi.
c)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (1)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada pelaku
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah diterima. (2)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah dibagikan
kepada pelaku. (3)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan dari
tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
d)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (1)
Wasjur
mengarahkan
pelaku
untuk
menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (2)
Setelah
Pelaku
menempati
benar, meletakkan senjata dan dibelakang senjata.
kedudukan
dengan
berdiri satu langkah
97
(3)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
pelaku
di
kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya. (4)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas pelaku.
(5)
Pelatih Pibak memberikan aba-aba menghitung
kepada pelaku, selanjutnya pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (6)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai dengan
lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (7)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa pelaku
siap melaksanakan menembak. (8)
Wastak melaporkan kepada pimpinan penembakan
bahwa penembakan siap dimulai. (9)
Pelatih Pibak memberikan aba-aba penembakan
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (10)
Pelaku melaksanakan menembak sesuai dengan
sasarannya masing-masing. (11)
Wasjur
mengawasi
dan
membantu
mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (12)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi apabila
terjadi munisi yang kets atau rusak. (13)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan menembak
berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (14)
Setelah
menembak
seluruh
Pelatih
pelaku
Pibak
selesai
melaksanakan
memerintahkan
kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (15)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar senjata
sesuai dengan lajurnya masing-masing. (16)
Pibak
memerintahkan
pelaku
berdiri
hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan
98
kanan memegang pistol grip, jari telunjuk
berada diluar
picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
e)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (1)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (2)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
pelaku
untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (3)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata pelaku satu
persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-benar aman/kosong. (4)
Petugas Rikjat memerintahkan hadap kanan/kiri
menuju ke TB akhir.
f)
Kegiatan di TB akhir. (1)
Petugas TB akhir menerima pelaku ditempatkan
sesuai tempat yang telah ditentukan. (2)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (3)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke tempat
yang telah disiapkan. (4)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan pelaku dan
senjata terpisah. (5)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (6)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak dibenarkan
meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
99
BAGAN LATIHAN MENEMBAK TEPAT SENAPAN LESAN TEMPUR
TANGGUL PENAHAN PELURU
T
T A N G G U L
100 M
150 M
200 M
250 M
300 M
½ T
D
TUR PRG
LESAN : DADA, ½ TUBUH, TUBUH TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK/JONGKOK : 5 BTR BERDIRI : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (30 BTR) EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT) LESAN : ½ TUBUH, TUBUH TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK/JONGKOK : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (20 BTR) EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT) LESAN : ½ TUBUH, TUBUH TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK/JONGKOK : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (20 BTR) EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT)
T A N G G U L
LESAN : ½ TUBUH, TUBUH TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK/JONGKOK : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (20 BTR) EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT) LESAN : TUBUH TIARAP TERSANDAR : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (10 BTR) EV. TIARAP TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT)
TUR PRG
WASJUR PETEMBAK WAS PETAK PIBAK RIK JAT AKHIR
TP MU RIK JAT AWAL
TB AKHIR DP
POSKO Gambar 58
100
e.
Tembak Tempur Perorangan.
1)
Tembak Cepat.
a)
Kedudukan petembak pada jarak 80 m, 70 m dan 50 m.
b)
Sikap berdiri tidak tersandar.
c)
Jumlah peluru 12 btr, batas lulus minimal 9 btr.
d)
Lesan dada 2 buah.
e)
Drill pembawaan senjata saat berpindah kedudukan.
f)
Drill ketepatan dan kecepatan membidik.
g)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
h)
Waktu 70 detik dengan urut –urutan :
i)
(1)
Jarak 80 m waktu pemunculan 15 detik.
(2)
Jarak 70 m waktu pemunculan 20 detik.
(3)
Jarak 50 m waktu pemunculan 25 detik
(4)
interval 5 detik pada tiap-tiap jarak.
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
kepada Pelatih Pibak.
pelaku/peserta
latihan
101
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi.
(3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
102
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak berdiri pada jarak 80 m,
senjata diletakkan dengan posisi ujung laras mengarah ke sasaran. ii)
Aba-aba
magasen mengulangi
isi
”
Sikap
senjata aba-aba,
laporan ”Lajur ... Siap”
tiarap
terkunci”
pasang petembak
melaksanakan
dan
103
iii)
Aba-aba ”Pandang gerak dan tembak”
2x maka kedua lesan ½ tubuh muncul selama 15”
pada
saat
lesan
muncul
petembak
mengambil sikap berdiri dan menembak lesan 2 butir kiri dan 2 butir kanan, kemudian menembak kunci senjata, setelah interval 5” maka sasaran muncul selama 20”. Pada saat sasaran muncul petembak lari menuju jarak 70 m dan langsung menembak sasaran 2 butir kiri dan 2 butir kanan, kemudian petembak kunci senjata, setelah interval 5” maka sasaran muncul selama 25”, pada saat sasaran muncul petembak
lari
menuju
jarak
50
m
dan
menembak sasaran 2 butir kiri dan 2 butir kanan.
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
104
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melakanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan
bahwa
kamar
benar-benar
aman/kosong. (d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
105
BAGAN LATIHAN TEMBAK CEPAT
TANGGUL PENAHAN PELURU
2m
2
2
2
2
Jrk 50m 4 btr Skp Berdiri Wkt 25 ”
Lari Jrk 70m 4 btr Skp Berdiri Wkt 20 ”
Lari 2
2
START PETEMBAK WASJUR WAS PETAK PIBAK RIK JAT AKHIR
Jrk 80m 4 btr Skp Berdiri Wkt 15 ”
TP MU RIK JAT AWAL
TB AKHIR DP
POSKO Gambar - 59
106
2)
Tembak Malam. a)
Kedudukan petembak jarak 50 m dan 25 m.
b)
Penerangan alam / buatan agar sasaran terlihat samar-
samar. c)
Teropong bidik malam atau Improvisasi senjata / sasaran.
d)
Pembawaan senjata saat berpindah kedudukan.
e)
Sikap tiarap tak tersandar.
f)
Proses ketepatan dan kecepatan menembak.
g)
Jumlah peluru 8 btr, batas lulus minimal 6 btr.
h)
Lesan tubuh 2 buah.
i)
Waktu tidak terbatas.
j)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
k)
Urut-urutan Kegiatan. (1)
Kegiatan di DP. (a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
dilaksanakan.
kegiatan
yang
akan
107
ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata. (2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi. (3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan. (4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
108
(b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak berdiri pada jarak 50 m,
senjata diletakkan dengan posisi ujung laras mengarah ke sasaran. ii)
Aba-aba ”Sikap tiarap pasang magasen
isi senjata terkunci” petembak mengulangi aba-aba, melaksanakan dan laporan. iii)
Aba-aba
mengarahkan
“Arahkan……”
penemabak
senjatanya
kesasaran.
Selanjutnya penembak laporan “Lajur ... Siap” iv)
Aba-aba
”tembak”
petembak
menembak 2 butir sasaran kiri dan 2 butir
109
sasaran kanan. Pada saat menembak malam diharapkan
sasaran
terlihat
samar-samar
dengan bantuan penerangan tidak langsung (terang
bulan,
cakrawala,
senter
tidak
langsung). v)
Setelah
penembakan
selesai
selanjutnya lepas magasen kosongkan dan kunci senjata, kemudian Pibak memerintahkan pindah kedudukan ke jarak 25 m laras tetap mengarah
ke
sasaran
selanjutnya
Pibak
memberikan aba-aba kegiatan sama.
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
110
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan
bahwa
kamar
benar-benar
aman/kosong. (d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
111
BAGAN LATIHAN TEMBAK MALAM
TANGGUL PENAHAN PELURU
T
T
2m
2
2
Jrk 25 m - Peluru 4 btr - Skp Tiarap 2
2
Jalan
Jrk 50m - Peluru 4 btr - Skp Tiarap START PETEMBAK WASJUR WAS PETAK PIBAK RIK JAT AKHIR
TP MU RIK JAT AWAL
TB AKHIR DP
POSKO Gambar - 60
112
3)
Tembak Tempur Pertahanan (TTP) Siang.
a)
Kedudukan petembak pada jarak 300 m.
b)
Sikap tembak : (1)
Kedudukan tembak pertama sikap tiarap tersandar.
(2)
Kedudukan
tembak
kedua
sikap
tiarap
tidak
tersandar.
c)
Perpindahan dari kedudukan pertama ke kedudukan kedua
merangkak. d)
Jumlah peluru 14 butir, batas lulus minimal 10 butir.
e)
Lesan timbul tenggelam, penempatannya sebagai berikut: (1)
Lesan tubuh 1 buah pada jarak 300 m.
(2)
Lesan tubuh 1 buah pada jarak 250 m.
(3)
Lesan ½ tubuh 1 buah pada jarak 200 m.
(4)
Lesan ½ tubuh 1 buah pada jarak 150 m.
(5)
Lesan dada 3 buah pada jarak 100 m.
f)
Drill pembawaan senjata saat berpindah kedudukan.
g)
Drill ketepatan dan kecepatan membidik.
h)
Waktu 1 menit 57 detik dengan urut –urutan : (1)
Jarak 300 m waktu pemunculan 14 detik.
(2)
Jarak 250 m waktu pemunculan 12 detik.
(3)
Jarak 200 m waktu pemunculan 10 detik
(4)
Jarak 150 m waktu pemunculan 8 detik
(5)
Jarak 100 m waktu pemunculan 18 detik
(6)
Interval pemunculan 5 detik pada jarak 300 m s.d.
150 m. (7)
Perpindahan dari kedudukan I ke kedudukan II
(merangkak) 40 detik. i)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
113
j)
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus ditaati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat.
114
(d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi.
(3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
selanjutnya
aba-aba pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
115
(f)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak berdiri pada kedudukan awal
(jarak 300 m) senjata diletakkan dengan posisi ujung laras mengarah ke sasaran. ii)
Aba-aba.
“Sikap
tiarap
pasang
magasen isi senjata terkunci”. Petembak mengulangi
aba-aba,
melaksanakan
dan
laporan “Lapor senjata terisi dan terkunci”. iii)
Setelah aba-aba pandang gerak dan
tembak 2x, maka sasaran jarak 300 m muncul, selama 14 detik, petembak menembak 2 butir. iv)
Setelah interval selama 5 detik maka,
sasaran jarak 250 m muncul selama 12 detik, petembak menembak 2 butir. v)
Setelah interval selama 5 detik maka
sasaran jarak 200 m muncul selama 10 detik, petembak menembak 2 butir. vi)
Setelah interval selama 5 detik maka
sasaran jarak 150 m muncul selama 8 detik, petembak menembak 2 butir. vii)
Selanjutnya interval selama 40 detik,
kesempatan bagi petembak untuk merangkak menuju ke kedudukan ke-II.
116
viii)
Setelah interval selama 40 detik selesai
maka sasaran jarak 100 m muncul selama 18 detik, petembak menembak 3 sasaran @ 2 butir.
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar.
117
(c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan
bahwa
kamar
benar-benar
aman/kosong. (d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
118
BAGAN LATIHAN TEMBAK TEMPUR PERTAHANAN (TTP) SIANG
TANGGUL PENAHAN PELURU
- Lsn - Pel - Wkt
300
: Tbh : 2 Btr : 14 Dtk
- Lsn - Pel - Wkt
250
Interval Pemunculan lesan 5 detik
: Tbh : 2 Btr : 12 Dtk
- Lsn - Pel - Wkt
200
- Lsn - Pel - Wkt
150
Interval Pemunculan lesan 5 detik
: ½Tbh : 2 Btr : 10 Dtk
Interval Pemunculan lesan 5 detik
: ½ Tbh : 2 Btr : 8 Dtk
- Lsn - Pel - Wkt
100 Jrk Wkt Ger
: @ 2 Btr : 18 Dtk
:15 meter : 40 Dtk : Merangkak
Kedudukan I Tiarap Tersandar
Kedudukan II Tiarap Tdk Tersandar WASJUR WAS PETAK PIBAK
RIK JAT AKHIR
TP MU RIK JAT AWAL
TB AKHIR DP
Gambar - 61
POSKO
119
4)
Tembak Tempur Pertahanan (TTP) Malam.
a)
Jarak 50 m, 40 m, 30 m, dan 25 m.
b)
Sikap tembak : (1)
Kedudukan tembak pertama sikap tiarap tersandar.
(2)
Kedudukan
tembak
kedua
sikap
tiarap
tidak
tersandar.
c)
Jumlah peluru 8 butir, batas lulus 6 butir.
d)
Perpindahan tempat merangkak.
e)
Lesan tetap ( statis ) penempatannya sebagai berikut : (1)
Lesan tubuh 2 buah pada jarak 50 m.
(2)
Lesan ½ tubuh 2 buah pada jarak 40 m.
(3)
Lesan ½ tubuh 2 buah pada jarak 30 m.
(4)
Lesan dada 2 buah pada jarak 25 m.
f)
Drill pembawaan senjata saat berpindah kedudukan.
g)
Waktu (1)
2 detik untuk 1 butir peluru.
(2)
40 detik untuk perpindahan dari kedudukan I ke
kedudukan II.
h)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
i)
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dilanjutkan dengan berdoa.
dan
materiil
120
iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi.
121
(3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
122
(i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak berdiri pada kedudukan awal
(jarak 50 m) senjata diletakkan dengan posisi ujung laras mengarah ke sasaran. ii)
Aba-aba.
“Sikap
tiarap
pasang
magasen isi senjata terkunci”. Petembak mengulangi aba-aba, kemudian mengarahkan senjata ke sasaran dan laporan “Lapor senjata terisi dan terkunci”. iii)
Aba-aba
mengarahkan
“Arahkan” senjata
penembak
kesasaran
dengan
kedua mata terbuka. iv)
Aba-aba “ Lampu mati tembak” 2x atau
Zen menyala maka petembak menembak sasaran 2 lesan tubuh dan 2 lesan ½ tubuh dengan 1 butir peluru. v)
Setelah
selesai
menembak
di
kedudukan I petembak mengunci senjata dan merangkak menuju ke kedudukan II, setelah sampai di tempat kedudukan II petembak langsung mengarahkan senjata ke sasaran dan menembak 2 lesan ½ tubuh dan 2 lesan dada @ 1 butir. Pada saat menembak malam diharapkan
sasaran
terlihat
samar-samar
dengan bantuan penerangan tidak langsung (terang
bulan,
cakrawala,
langsung, pistol isyarat).
senter
tidak
123
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan aman/kosong.
bahwa
kamar
benar-benar
124
(d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
125
BAGAN LATIHAN TEMBAK TEMPUR PERTAHANAN (TTP) MALAM
TANGGUL PENAHAN PELURU
T
T
50 m
½
½
40 m ½
½
30 m D
25 m
D
Merangkak 15 m 14 detik Kddk I 16”
Kddk II 16”
WASJUR WAS PETAK PIBAK RIK JAT AKHIR
TP MU RIK JAT AWAL
TB AKHIR DP
POSKO Gambar - 62
126
5)
Tembak Serbuan. Tembak
serbuan
adalah
tembakan
yang
dilakukan pada saat menyerbu ke dalam kedudukan musuh. Kegiatan tembak serbuan ini dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu : tembakan di tempat, tembakan dengan berjalan dan tembakan dengan berlari. a)
Tembak serbuan di tempat. (1)
Jarak 50 m dan 25 m.
(2)
Sikap tembak serbuan.
(3)
Jumlah peluru 20 butir untuk 2 jarak @10 butir
(4)
Lesan tetap ( statis ) penempatannya sebagai
berikut: (a)
Lesan tubuh 1 buah pada jarak 50 m.
(b)
Lesan tubuh 1 buah pada jarak 25 m.
(5)
Drill sikap tembak serbuan.
(6)
Waktu tidak dibatasi
(7)
Batas lulus 7 butir pada jarak 50 m dan 8 butir pada
jarak 25 m. (8)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
(9)
Urut-urutan Kegiatan. (a)
Kegiatan di DP. i)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan: aa)
Tindakan keamanan.
bb)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa. cc)
Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. dd)
Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh
latihan.
pelaku
selama
kegiatan
127
ee)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
ii)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang : aa)
Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan. bb)
Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju
ke
kemudian
pemeriksaan diterima
oleh
senjata pelatih
pemeriksa senjata.
(b)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. i)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pemeriksaan senjata. ii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan apabila terdapat senjata yang rusak. iii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. iv)
Petugas
Rikjat
melaporkan
dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata. v) latihan
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku dari
tempat
pemeriksaan
senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi.
(c)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. i)
Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah diterima.
128
ii)
Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku. iii)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(d)
Kegiatan di kedudukan penembakan. i)
Wasjur
mengarahkan
pelaku
untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. ii)
Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. iii)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksan
pelaku di kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya. iv)
Wasjur
melaksanakan
pencatatan
identitas pelaku. v)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. vi)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. vii)
Wasjur melaporkan kepada
Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak. viii)
Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan
bahwa
penembakan
siap
dimulai. ix)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan.
129
x)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing. aa)
Petembak
berdiri
pada
kedudukan tembak jarak 50 m dengan 10 butir peluru dalam magasen, senjata dipegang dengan posisi ujung laras mengarah ke sasaran. bb)
Aba-aba. “Sikap berdiri pasang
magasen
isi
senjata
terkunci”.
Petembak
mengulangi
aba-aba,
kemudian
mengarahkan
senjata
ke
sasaran dan laporan “Lapor senjata terisi dan terkunci”. cc)
Aba-aba
“Arahkan” penembak
mengarahkan
senjata
kesasaran
dengan posisi sikap tembak serbuan. dd)
Aba-aba
“Tembak”
maka
petembak menembak sasaran 1 lesan tubuh dengan 10 butir peluru. ee)
Setelah selesai menembak Pibak
memberikan senjata,
aba-aba
apabila
senjata
kosongkan dinyatakan
kosong petembak diperintahkan menuju ke jarak 25 m. ff)
Kegiatan di jarak 25 m sama
dengan jarak 50 m.
xi)
Wasjur
mengawasi
dan
membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. xii)
Wasjur
melaksanakan
penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
130
xiii)
Pelaku
yang
telah
selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari
tempat
“Lapor
lajur
.....
selesai
menembak”. xiv)
Setelah
seluruh
pelaku
selesai
melaksanakan
menembak
Pelatih
Pibak
memerintahkan
kosongkan
senjata
“Sikap
berlutut kosongkan senjata”. xv)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masingmasing. xvi) hadap
Pibak memerintahkan pelaku berdiri kiri/kanan
pemeriksaan
menuju
senjata
ke
akhir
tempat dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(e)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. i)
Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. ii) untuk
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku melaksanakan
tindakan
keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. iii)
Petugas
Rikjat
memeriksa
kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar benarbenar aman/kosong.
131
iv)
Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f)
Kegiatan di TB akhir. i)
Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan
sesuai
tempat
yang
telah
ditentukan. ii)
Petugas
TB
akhir
memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. iii)
Setelah
meletakkan
senjata
pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan. iv)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. v)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. vi)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
b)
Tembak serbuan dengan berjalan.
(1)
Jarak 50 m s.d 25 m.
(2)
Sikap tembak serbuan.
(3)
Jumlah peluru 10 butir.
(4)
Lesan tubuh tetap ( statis ).
(5)
Drill sikap tembak serbuan.
(6)
Waktu tidak dibatasi
(7)
Batas lulus perkenaan 6 butir peluru.
(8)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
(9)
Urut-urutan Kegiatan.
132
(a)
Kegiatan di DP. i)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan: aa)
Tindakan keamanan.
bb)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa. cc)
Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. dd)
Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh
pelaku
selama
kegiatan
latihan. ee)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
ii)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang : aa)
Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan. bb)
Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju kemudian
ke
pemeriksaan diterima
oleh
senjata pelatih
pemeriksa senjata.
(b)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. i)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pemeriksaan senjata. ii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan apabila terdapat senjata yang rusak. iii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat.
133
iv)
Petugas
Rikjat
melaporkan
dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata. v) latihan
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku dari
tempat
pemeriksaan
senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi.
(c)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. i)
Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah diterima. ii)
Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku. iii)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(d)
Kegiatan di kedudukan penembakan. i)
Wasjur
mengarahkan
pelaku
untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. ii)
Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. iii)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksan
pelaku di kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya. iv)
Wasjur
identitas pelaku.
melaksanakan
pencatatan
134
v)
Pelatih
menghitung
Pibak
memberikan
kepada
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. vi)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. vii)
Wasjur melaporkan kepada
Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak. viii)
Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan
bahwa
penembakan
siap
dimulai. ix)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. x)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing. aa)
Petembak
berdiri
pada
kedudukan tembak jarak 50 m dengan 10 butir peluru dalam magasen, senjata dipegang dengan posisi ujung laras mengarah ke sasaran. bb)
Aba-aba. “Sikap berdiri pasang
magasen
isi
senjata
terkunci”.
Petembak
mengulangi
aba-aba,
kemudian
mengarahkan
senjata
ke
sasaran dan laporan “Lapor senjata terisi dan terkunci”. cc)
Aba-aba
mengarahkan
“Arahkan” penembak senjata
kesasaran
dengan posisi sikap tembak serbuan.
135
dd)
Aba-aba
“Tembak”
maka
petembak menembak dengan berjalan, sasaran lesan tubuh dengan 10 butir peluru dari jarak 50 m s.d 25 m.,
xi)
Wasjur
mengawasi
dan
membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. xii)
Wasjur
melaksanakan
penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. xiii)
Pelaku
yang
telah
selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari
tempat
“Lapor
lajur
.....
selesai
menembak”. xiv)
Setelah
seluruh
pelaku
selesai
melaksanakan
menembak
Pelatih
Pibak
memerintahkan
kosongkan
senjata
“Sikap
berlutut kosongkan senjata”. xv)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masingmasing. xvi) hadap
Pibak memerintahkan pelaku berdiri kiri/kanan
pemeriksaan
menuju
senjata
ke
akhir
tempat dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(e)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
136
i)
Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. ii) untuk
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku melaksanakan
tindakan
keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. iii)
Petugas
Rikjat
memeriksa
kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar benarbenar aman/kosong. iv)
Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f)
Kegiatan di TB akhir. i)
Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan
sesuai
tempat
yang
telah
ditentukan. ii)
Petugas
TB
akhir
memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. iii)
Setelah
meletakkan
senjata
pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan. iv)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. v)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. vi)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
137
c)
Tembak serbuan dengan berlari.
(1)
Jarak 25 m s.d 15 m.
(2)
Sikap tembak serbuan.
(3)
Jumlah peluru 10 butir.
(4)
Lesan tubuh timbul tenggelam
(5)
Drill sikap tembak serbuan.
(6)
Waktu tidak dibatasi
(7)
Batas lulus perkenaan 6 butir peluru.
(8)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi
(9)
Urut-urutan Kegiatan.
(a)
Kegiatan di DP.
i)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan: aa)
Tindakan keamanan.
bb)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa. cc)
Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. dd)
Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh
pelaku
selama
kegiatan
latihan. ee)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
ii)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang : aa)
Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
138
bb)
Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju
ke
kemudian
pemeriksaan diterima
oleh
senjata pelatih
pemeriksa senjata.
(b)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. i)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pemeriksaan senjata. ii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan apabila terdapat senjata yang rusak. iii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. iv)
Petugas
Rikjat
melaporkan
dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata. v) latihan
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku dari
tempat
pemeriksaan
senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi.
(c)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. i)
Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah diterima. ii)
Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku. iii)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(d)
Kegiatan di kedudukan penembakan.
139
i)
Wasjur
mengarahkan
pelaku
untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. ii)
Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. iii)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksan
pelaku di kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya. iv)
Wasjur
melaksanakan
pencatatan
identitas pelaku. v)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. vi)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. vii)
Wasjur melaporkan kepada
Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak. viii)
Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan
bahwa
penembakan
siap
dimulai. ix)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. x)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing. aa)
Petembak
berdiri
pada
kedudukan tembak jarak 30 m dengan 10 butir peluru dalam magasen, senjata dipegang dengan posisi ujung laras mengarah ke sasaran.
140
bb)
Aba-aba. “Sikap berdiri pasang
magasen
isi
senjata
terkunci”.
Petembak
mengulangi
aba-aba,
kemudian
mengarahkan
senjata
ke
sasaran dan laporan “Lapor senjata terisi dan terkunci”. cc)
Aba-aba
“ Jalan ” penembak
berjalan ke jarak tembak 25 m sampai di titik tembak jarak 25 m maka lesan tubuh muncul petembak mengarahkan senjata kesasaran dengan posisi sikap tembak serbuan. Kemudian menembak sasaran dengan berlari 10 butir peluru sampai pada jarak 15 m
xi)
Wasjur
mengawasi
dan
membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. xii)
Wasjur
melaksanakan
penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. xiii)
Pelaku
yang
telah
selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari
tempat
“Lapor
lajur
.....
selesai
menembak”. xiv)
Setelah
seluruh
pelaku
selesai
melaksanakan
menembak
Pelatih
Pibak
memerintahkan
kosongkan
senjata
“Sikap
berlutut kosongkan senjata”. xv)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masingmasing.
141
xvi) hadap
Pibak memerintahkan pelaku berdiri kiri/kanan
pemeriksaan
menuju
senjata
ke
akhir
tempat dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(e)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. i)
Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. ii) untuk
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku melaksanakan
tindakan
keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. iii)
Petugas
Rikjat
memeriksa
kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar benarbenar aman/kosong. iv)
Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f)
Kegiatan di TB akhir. i)
Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan
sesuai
tempat
yang
telah
ditentukan. ii)
Petugas
TB
akhir
memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. iii)
Setelah
meletakkan
senjata
menuju ke tempat yang telah disiapkan.
pelaku
142
iv)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. v)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. vi)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
6)
Tembak Tempur Serangan (TTS) Siang.
a)
Jarak 310 m, 300 m, 250 m, 200 m, 150 m, 100 m, 75 m
dan 50 m. b)
Jumlah peluru 22 butir dalam 2 magasen ( magasen I = 12
butir, II = 10 butir ) c)
d)
Sikap tembak. (1)
Jarak 310 m sikap awal berdiri.
(2)
Jarak 300 m tiarap tersandar.
(3)
Jarak 250 m jongkok dibalik perlindungan.
(4)
Jarak 200 m berlutut dibalik perlindungan.
(5)
Jarak 150 m duduk dibalik perlindungan.
(6)
Jarak 100 m tiarap tidak tersandar.
(7)
Jarak 75 m tiarap tidak tersandar.
(8)
Jarak 50 m sikap tembak serbuan.
Lesan timbul tenggelam, dengan penempatan : (1)
Jarak 300 m, 250 m dan 200 m : 1 buah lesan tubuh .
(2)
Jarak 150 m dan100 m : lesan ½ tubuh 1 buah.
(3)
Jarak 75 m : lesan dada 1buah.
(4)
Jarak 50 m : lesan tubuh 1 buah.
143
e)
Perpindahan tempat (1)
Jarak 310 m s.d 100 m lari.
(2)
Jarak 100 m s.d. 75 m merangkak.
(3)
Jarak 50 m s.d. 25 m merayap.
f)
Waktu keseluruhan 5 menit 5 detik ( 5’05” ).
g)
Batas lulus perkenaan 16 butir peluru.
h)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi
i)
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
144
(2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi.
(3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata.
145
(c)
Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak berdiri pada jarak
310 m
senjata di pegang dengan posisi ujung laras mengarah ke sasaran. ii)
Aba-aba
“Sikap
berdiri
pasang
magasen isi senjata “terkunci“ petembak mengulangi
aba-aba,
melaksanakan
dan
laporan “Lapor senjata terisi dan terkunci“ iii)
Lesan tubuh akan muncul selama 1“
dan petembak lari menuju jarak 300 m sampai di tempat mengambil sikap tiarap tersandar setelah selang waktu 5“ lesan tubuh 1 buah akan muncul 10” dan menembak 1 buah lesan tubuh dengan 2 butir peluru.
146
iv)
Setelah interval 7“ lesan tubuh akan
muncul selama 25“ dan petembak lari menuju jarak 250 m sampai di tempat mengambil sikap
jongkok
dibalik
perlindungan
dan
menembak 1 buah lesan tubuh dengan 2 butir peluru. v)
Setelah interval 7“ lesan akan muncul
selama 24“ dan petembak lari menuju jarak 200 m sampai di tempat mengambil sikap berlutut di balik perlindungan dan menembak 1 buah lesan tubuh dengan 1 butir peluru. vi)
Setelah interval 7“ lesan akan muncul
selama 23“ dan petembak lari menuju jarak 150 m sampai di tempat mengambil sikap duduk di balik perlindungan dan menembak 1 buah lesan ½ tubuh dengan 2 butir peluru. vii)
Setelah interval 7“ lesan akan muncul
selama 22“ dan petembak lari menuju jarak 100 m sampai di tempat mengambil sikap tiarap tidak tersandar dan menembak 1 buah lesan ½ tubuh dengan 1 butir peluru. viii)
Setelah interval 7“ lesan akan muncul
selama 60“ dan petembak merangkak menuju jarak 75 m sampai di tempat mengambil sikap tiarap tidak tersandar dan menembak 1 lesan dada dengan 2 butir peluru kemudian ganti magasen. ix)
Setelah interval 10“ lesan akan muncul
selama 90“ dan petembak merayap menuju jarak 25 m sampai di tempat mengambil sikap tembak serbuan dan menembak 1 lesan tubuh dengan 10 butir peluru.
147
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan aman/kosong.
bahwa
kamar
benar-benar
148
(d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
149
BAGAN LATIHAN TEMBAK TEMPUR SERANGAN (TTS) SIANG
TANGGUL PENAHAN PELURU 2m
5m 80 Interval 5” 100 Lari
Interval 5”
- Lsn : Dada Tiarap Tdk - Pel : 2 Btr tersandar - Wkt :85 Dtk Merayap Tiarap Tdk - Lsn : Dada tersandar - Pel : 2 Btr - Wkt :35 Dtk
Berlutut
150
- Lsn - Pel - Wkt
: ½ Tbh : 3 Btr :45 Dtk
- Lsn - Pel - Wkt
: ½ Tbh : 3 Btr :45 Dtk
- Lsn - Pel - Wkt
: Tubuh : 3 Btr :45 Dtk
- Lsn - Pel - Wkt
: Tubuh : 3 Btr :25 Dtk
Lari
Interval 5” Duduk
200 Interval 5”
Lari
250
Berlutut Tersandar
Interval 5”
Lari Tiarap Tersandar
300 10 M
Lari
WASJUR WAS PETAK PIBAK RIK JAT AKHIR
TP MU RIK JAT AWAL
TB AKHIR DP
POSKO Gambar - 63
150
7)
Tembak Tempur Serangan (TTS) Malam.
a)
Jarak 50 m, 40 m, 30 m, 25 m.
b)
Jumlah peluru 8 butir.
c)
Sikap menembak. (1)
Persiapan sikap tiarap.
(2)
Jarak 50 m dan 40 m sikap tiarap tidak tersandar.
(3)
Jarak 30 m sikap duduk / berlutut / jongkok.
(4)
Jarak 25 m sikap berdiri.
d)
Lesan tubuh tetap ( statis )
e)
Perpindahan tempat merayap.
f)
Waktu keseluruhan 3 menit.
g)
Nilai minimal perkenaan 6 butir.
h)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
i)
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
kepada Pelatih Pibak.
pelaku/peserta
latihan
151
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi.
(3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
152
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak berdiri pada kedudukan awal
(jarak 50 m) senjata diletakkan dengan posisi ujung laras mengarah ke sasaran. ii)
Aba-aba.
“Sikap
tiarap
pasang
magasen isi senjata terkunci”. Petembak mengulangi aba-aba, kemudian mengarahkan senjata ke sasaran dan laporan “Lapor senjata terisi dan terkunci”.
153
iii)
Aba-aba “ Arahkan “ maka petembak
mengarahkan senjata kesasaran, kemudian aba-aba “ lampu mati tembak “ 2x, maka petembak menembak 1 lesan tubuh dengan 2 butir, sikap tiarap tidak tersandar. iv)
Setelah selesai menembak di jarak 50
m petembak mengunci senjata dan merayap menuju ke jarak 40 m, setelah sampai di tempat petembak langsung mengambil sikap tiarap
tidak
tersandar
dan
mengarahkan
senjata ke sasaran kemudian menembak 1 lesan tubuh dengan 2 butir peluru. v)
Setelah selesai menembak di jarak 40
m petembak mengunci senjata dan merayap menuju ke jarak 30 m, setelah sampai di tempat petembak langsung mengambil sikap berlutut / duduk dan mengarahkan senjata ke sasaran kemudian menembak 1 lesan tubuh dengan 2 butir peluru. vi)
Setelah selesai menembak di jarak 30
m petembak mengunci senjata dan merayap menuju ke jarak 25 m, setelah sampai di tempat petembak langsung mengambil sikap berdiri dan mengarahkan senjata ke sasaran dan menembak 1 lesan tubuh dengan 2 butir peluru. vii)
Pada
diharapkan
saat sasaran
menembak terlihat
malam
samar-samar
dengan bantuan penerangan tidak langsung (terang
bulan,
langsung).
cakrawala,
senter
tidak
154
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan aman/kosong.
bahwa
kamar
benar-benar
155
(d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
156
BAGAN LATIHAN TEMBAK TEMPUR SERANGAN (TTS) MALAM
TANGGUL PENAHAN PELURU
T
T
½ T
D
-
Jrk 25 M Berdiri 2 BTR
-
Jrk 30 M Duduk/Berlutut 2 BTR Jrk 40 M Tiarap Tdk Tersandar 2 BTR
-
Jrk 50 M Tiarap Tdk Tersandar 2 BTR
WASJUR WAS PETAK PIBAK RIK JAT AKHIR
TP MU RIK JAT AWAL
TB AKHIR DP
Gambar - 64
POSKO
157
8)
Tembak Tempur Reaksi Penunjukan Sasaran.
a)
Jarak 15 m, 20 m dan 25 m.
b)
Jumlah peluru 10 butir.
c)
Sikap berdiri.
d)
Lesan dalam bentuk bulat, kotak, segi tiga dan palang
terbuat dari tripilek dengan ukuran diameter 20 cm. e)
Waktu menembak, 2 detik untuk 1 butir peluru.
f)
Batas lulus minimal perkenaan 6 butir.
g)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
h)
Cara penilaian. (1)
Penilaian dilakukan dengan cara menghitung jumlah
perkenaan pada sasaran sesuai aba-aba pelatih. (2)
Penilaian dinyatakan sah apabila tembakan sesuai
aba-aba pelatih.
i)
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
kepada Pelatih Pibak.
pelaku/peserta
latihan
158
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi.
(3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
159
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak disusun dalam daftar sesuai
gelombang dan lajur masing-masing. ii)
Petembak diberikan penjelasan secara
umum tentang jalannya latihan menembak dengan menyaksikan peragaan.
160
iii)
Setelah melaksanakan hal-hal tersebut
dikumpulkan
ditempat
yang
aman
dan
menunggu giliran dengan meletakkan senjata secara teratur. iv)
Petembak
menempati
gilirannya
lajur
dipanggil
masing-masing
dan
membawa peluru dimasukan magasen belum terpasang pada senjata. v)
Pelatih
memberikan
kesempatan
memperhatikan sasaran. vi)
Aba-aba Pibak. aa)
Pasang
magasen
isi
senjata
“Sikap berdiri pasang magasen isi senjata
terkunci”.
mengulangi
Petembak
aba-aba,
kemudian
mengarahkan senjata ke sasaran dan laporan
“Lapor
senjata
terisi
dan
terkunci”. bb)
kemudian
Pibak
memberikan
aba-aba “ Persiapan………bentuk dan warna, tembak ! ” Pelaku menembak 2 butir peluru kemudian kembali kesikap awal ( popor di bahu ), selanjutnya kegiatan sama. Contoh
:
“
Segi
tiga
–
Kuning
….Tembak !
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
161
(m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan
bahwa
kamar
benar-benar
aman/kosong. (d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
162
(b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
Skema Pemasangan Sasaran Penunjukan Sasaran
Gambar - 65
Keterangan : - Sasaran dapat disusun dengan posisi sama tetapi warna harus beda. - Ukuran sasaran 20 cm.
163
9)
Tembak Tempur Reaksi Penunjukan Arah dan Jarak.
a)
Persyaratan lapangan tembak. (1)
Lapangan. Lebar lapangan harus dapat menampung
sektor tembakan pada sudut 30°– 120°. (2)
Panjang lapangan maksimal 100 m.
(3)
Terdapat pepohonan dan semak belukar yang dapat
digunakan bagi penempatan sasaran. (4)
Medan rata dan bergelombang, ada tanjakan yang
tidak terlalu tajam. (5)
Di sekitar penempatan sasaran bersih dari batu dan
sejenisnya. (6)
b)
Terdapat tanggul alam untuk penerima peluru.
Lesan tetap ( satatis ). (1)
Jam 12, 75 m
= 1 lesan tubuh.
(2)
Jam 10, 50 m
= 1 Iesan tubuh.
(3)
Jam 11, 40 m
= 2 lesan ½ tubuh.
(4)
Jam 10, 30 m
= 1 lesan ½ tubuh.
(5)
Jam 11, 25 m
= 2 lesan dada.
(6)
Jam 12, 20 m
= 1 lesan dada.
c)
Jumlah peluru 10 butir.
d)
Sikap berdiri.
e)
Waktu menembak, 2 detik untuk 1 butir peluru.
f)
Batas lulus minimal perkenaan 7 butir.
g)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
h)
Cara penilaian. (1)
Penilaian dilakukan dengan cara menghitung jumlah
perkenaan pada sasaran sesuai aba-aba pelatih. (2)
Penilaian dinyatakan sah apabila tembakan sesuai
aba-aba pelatih.
164
i)
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat.
165
(d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi.
(3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
selanjutnya
aba-aba pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
166
(f)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak berdiri di kedudukan tembak.
ii)
Pibak memerintahkan pasang magasen
isi
senjata,
petembak
mengikuti,
melaksanakan dan laporan “ Lapor ...... Siap” iii)
Pibak
memberikan
aba-aba
“12–75
tembak” (dapat di ganti dengan pluit) artinya petembak menembak 2 butir arah jam 12 dan jarak 75 m sampai dengan selesai.
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
167
(o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan
bahwa
kamar
benar-benar
aman/kosong. (d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
168
(e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
Skema Tembak Tempur Reaksi Penunjukan Arah dan Jarak
Gambar - 66
10)
Tembak Tempur Reaksi Sasaran Timbul Tenggelam.
a)
Persyaratan lapangan tembak. (1)
Lapangan. Lebar lapangan harus dapat menampung
sektor tembakan pada sudut 30°– 120°. (2)
Panjang lapangan maksimal 100 m.
169
(3)
Terdapat pepohonan dan semak belukar yang dapat
digunakan bagi penempatan sasaran. (4)
Medan rata dan bergelombang.
(5)
Di sekitar penempatan sasaran bersih dari batu dan
sejenisnya. (6)
b)
Terdapat tanggul alam untuk penerima peluru.
Lesan timbul tenggelam dan bergerak.
Ditempatkan di
lapangan dengan pengatur seperti dalam gambar. (1)
Lesan tubuh
= 1 buah.
(2)
Lesan setengah tubuh
= 1 buah.
(3)
Lesan bentuk orang lari
= 1 buah.
(4)
Lesan dada rebah depan
= 2 buah.
(5)
Lesan dada rebah samping = 2 buah.
c)
Jumlah peluru 10 butir.
d)
Sikap berdiri.
e)
Waktu menembak, 2 detik untuk 1 butir peluru.
f)
Batas lulus minimal perkenaan 7 butir.
g)
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan.
170
v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi.
(3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
171
(c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak berdiri di kedudukan tembak.
ii)
Pibak memerintahkan “ Sikap berdiri
pasang
magasen
isi
senjata”
petembak
172
mengikuti, melaksanakan dan laporan “Lapor ....... Siap” iii)
Setelah
petembak
siap,
Pibak
memberikan aba-aba “Pandang dan tembak“ iv)
Apabila ada lesan yang timbul maka
petembak segara bereaksi dengan cepat mengarahkan senjatanya ke sasaran dan menembak 1 butir selama 2” dan seterusnya sampai dengan 10 butir peluru..
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
173
(a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan
bahwa
kamar
benar-benar
aman/kosong. (d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
174
Skema Baksi Timbul Tenggelam
Gambar – 67 Keterangan : - Sudut kelebaran 120˚. - jarak 75 m lesan orang lari (kesamping). - Jarak 60 m setengah tubuh (jendela). - Jarak 50 m tubuh (rebah tegak). - Jarak 45 m setengah tubuh (timbul tenggelam). - Jarak 30 m lesan dada (rebah kesamping). - Jarak 20 m lesan dada (rebah tegak).
11)
Tembak Tempur Reaksi Sasaran Bergerak.
a)
Persyaratan lapangan tembak. (1)
Lebar lapangan 120°.
(2)
Panjang lorong 50 m s.d 100 m.
(3)
Terdapat pepohonan dan semak belukar.
(4)
Tanggul penahan peluru.
(5)
Medan rata/berupa lereng bukit.
175
b)
Lesan bergerak dan jarak tembak. (1)
Lesan tubuh bentuk orang lari dari kanan ke kiri 1
buah pada jarak 30 m. (2)
Lesan tubuh bentuk orang berjalan dari kiri ke kanan
1 buah pada jarak 50 m (3)
Lesan tubuh bentuk orang jalan kedepan 1 buah
pada jarak 65 m s.d 55 m. (4)
Lesan tubuh bentuk orang merayap 1 buah pada
jarak 25 m. (5)
Lesan tubuh bentuk orang meluncur 1 buah pada
jarak 80 m.
c)
Jumlah peluru 10 butir.
d)
Sikap berdiri.
e)
Waktu menembak. (1)
Sasaran berlari 3’ s. D 4” ( jarak 10 m).
(2)
Sasaran berjalan kesamping dan kedepan 5” s.d 6”
(jarak 10 m). (3)
Sasaran merayap 8” s.d 10” ( jarak 5 m ).
(4)
Sasaran meluncur 3” s. D 4” ( jarak 10 m ).
f)
Batas lulus minimal perkenaan 6 butir.
g)
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan.
mekanisme
176
iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak. (b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata. (2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi. (3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi diterima.
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
177
(b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak berdiri di kedudukan tembak.
178
ii) isi
Pibak memerintahkan pasang magasen senjata,
petembak
mengikuti,
melaksanakan dan laporan “Lapor ....... Siap”. iii)
Setelah
petembak
siap,
Pibak
memberikan aba-aba “Pandang dan tembak“. iv)
Apabila ada lesan yang bergerak, maka
petembak
segera
bereaksi
mengarahkan
senjatanya ke sasaran dan menembak 2 butir sampai dengan sasaran berikutnya.
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
179
(a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan
bahwa
kamar
benar-benar
aman/kosong. (d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
180
Skema Baksi Sasaran Bergerak.
90 m 70 m 45m
25 m
Gambar - 68 Penarik lesan
Ked. Bak
Keterangan : - Sasaran jarak 25 m (merayap). - Sasaran jarak 45 m (orang berjalan). - Sasaran jarak 70 m (kesamping). - Sasaran jarak 90 m 2 lesan tubuh (jendela).
12)
Tembak Tempur Reaksi Lorong Hantu.
a)
Persyaratan medan yang digunakan.
Mengingat
latihan
ini cukup berbahaya maka sebaiknya medan Baksi Lorong Hantu dipilih pada suatu tempat yang jarang atau tidak pernah dilalui penduduk. (1)
Medan tertutup.
(2)
Terdapat lorong yang dapat dilalui satu atau dua
orang. (3)
Pembuatan lorong hendaknya merupakan setengah
lingkaran dan penempatan lesan diarahkan ke satu arah ke kiri dan ke kanan sehingga lintasan peluru cukup aman.
181
(4)
Bila terdapat lembah yang sempit dan kiri kanannya
terdapat tanggul penahan peluru maka sasaran dapat ditempatkan di kiri, kanan, depan dan di atas pohon. (5)
b)
Panjang lorong antara 100 m s.d. 300 m.
Lesan tetap ( statis ). Jumlah dan penempatannya
disesuaikan dengan betuk medan yang digunakan ( + 25 m dari titik tembak ) (1)
Lesan tubuh.
(2)
Lesan ½ tubuh.
(3)
Lesan dada.
c)
Jumlah peluru 10 butir.
d)
Sikap berdiri atau sikap tembak serbuan.
e)
Batas lulus minimal perkenaan 6 butir.
f)
Urut-urutan Kegiatan. (1)
Kegiatan di DP. (a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
182
i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi.
(3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
183
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak ( 2 orang ) menuju ke titik
start. ii)
Pibak memberikan aba-aba ” Pasang
magasen mengikuti,
isi
senjata
terkunci”
melaksanakan
Petembak
dan
laporan
”Lapor....... Siap” iii)
Pibak memerintahkan petembak ”Maju”
kemudian
2
petembak
bergerak
maju
184
berdampingan saling melindungi ( sesuai sektor pengawasan yang diberikan pelatih ) menelusuri lorong diikuti oleh 2 Wasjur dan 1 penilai. iv)
Pada saat petembak bergerak dan
melihat sasaran, maka petembak segera bereaksi dengan mengarahkan senjatanya ke sasaran,
kemudian
menembak
2
butir,
selanjutnya kegiatan sama.
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
185
(a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan
bahwa
kamar
benar-benar
aman/kosong. (d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
186
Skema Baksi Lorong Hantu
Petembak Gambar – 69
13)
Tembak Tempur Reaksi Pertempuran Perjumpaan (Purpa).
a)
Persyaratan medan yang digunakan.
Mengingat latihan ini
cukup berbahaya maka sebaiknya medan Baksi Purpa dipilih pada suatu tempat yang jarang atau tidak pernah dilalui penduduk. (1)
Medan tertutup / semi tertutup.
(2)
Terdapat lorong yang dapat dilalui satu atau dua
orang. (3)
Pembuatan lorong hendaknya merupakan setengah
lingkaran dan penempatan lesan diarahkan ke satu arah ke kiri dan ke kanan sehingga lintasan peluru cukup aman.
187
(4)
Bila terdapat lembah yang sempit dan kiri kanannya
terdapat tanggul penahan peluru maka sasaran dapat ditempatkan di kiri, kanan, depan dan di atas pohon. (5)
b)
Panjang lorong antara 100 m s.d. 300 m.
Lesan timbul tenggelam dan bergerak.
penempatannya
disesuaikan
dengan
betuk
Jumlah dan medan
yang
digunakan ( + 25 m dari titik tembak ). (1)
Lesan tubuh rebah tegak
(2)
Lesan ½ tubuh rebah tegak dan rebah samping.
(3)
Lesan dada rebah tegak dan jendela.
(4)
Lesan bentuk orang berjalan kesamping.
(5)
Lesan bentuk orang merayap.
c)
Jumlah peluru 10 butir.
d)
Sikap berdiri atau sikap tembak serbuan.
e)
Batas lulus minimal perkenaan 8 butir.
f)
Yang
mempengaruhi penilaian. Tidak menembak ke
sasaran sampai radius 25 m / 90° dianggap diskualifikasi dan perkenaan dikurangi 2 butir. g)
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan.
mekanisme
188
iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak. (b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata. (2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi. (3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi diterima.
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
189
(b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak menuju ke titik start.
sesuai
190
ii)
Pibak memberikan aba-aba ” Pasang
magasen
isi
mengikuti,
senjata
terkunci”
melaksanakan
Petembak
dan
laporan
”Lapor....... Siap” iii)
Pibak memerintahkan petembak ”Maju”
kemudian
petembak
bergerak
maju
menelusuri lorong diikuti oleh 1 Wasjur dan 1 penilai. iv)
Pada saat petembak bergerak dan
melihat sasaran, yang muncul tiba-tiba maka petembak
segera
mengarahkan
bereaksi
senjatanya
ke
dengan sasaran,
kemudian menembak 1 butir, selanjutnya kegiatan sama.
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
191
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan
bahwa
kamar
benar-benar
aman/kosong. (d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
192
Skema Baksi Pertempuran Perjumpaan
-
Sikap berdiri Munisi 10 btr @ 2 btr Waktu 2 btr 2” Petembak berjalan Sasaran timbul tenggelam Panjang lapangan minimal 50m Lebar lapangan mempunyai sektor sudut 30˚ s.d 120 ˚ - Batas lulus 8 btr Petembak Gambar - 70
14)
Tembak Khusus.
a)
Menembak Terjal.
Tujuannya untuk melumpuhkan
musuh yang menduduki / mempertahankan suatu ketinggian.
(1)
Persyaratan lapangan tembak. (a)
Jarak tembak antara 200 m s.d. 300 m.
(b)
Sudut tembak ± 45º.
(c)
Tidak terdapat batu atau benda keras lainnya
sekitar sasaran. (2)
Sasaran lesan tubuh statis 1 buah
(3)
Sikap tembak menyesuaikan medan.
(4)
Jumlah peluru 12 butir dengan rincian :
193
(a)
2 butir peluru untuk pemanasan ( koreksi )
(b)
10 butir peluru untuk lesan tubuh
(5)
Perkenaan yang diharapkan minimal 7 butir.
(6)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
(7)
Urut-urutan Kegiatan. (a)
Kegiatan di DP. i)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan: aa)
Tindakan keamanan.
bb)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa. cc)
Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. dd)
Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh
pelaku
selama
kegiatan
latihan. ee)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
ii)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang : aa)
Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan. bb)
Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju kemudian
ke
pemeriksaan diterima
oleh
senjata pelatih
pemeriksa senjata.
(b)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
194
i)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pemeriksaan senjata. ii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
peccatatan apabila terdapat senjata yang rusak. iii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. iv)
Petugas
Rikjat
melaporkan
dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata. v) latihan
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku dari
tempat
pemeriksaan
senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi. (c)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. i)
Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah diterima. ii)
Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku. iii)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan. (d)
Kegiatan di kedudukan penembakan. i)
Wasjur
mengarahkan
pelaku
untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. ii)
Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata.
195
iii)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
pelaku di kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya. iv)
Wasjur
melaksanakan
pencatatan
identitas pelaku. v)
Pelatih
menghitung
Pibak
memberikan
kepada
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. vi)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. vii)
Wasjur melaporkan kepada
Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak. viii)
Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan
bahwa
penembakan
siap
dimulai. ix)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. x)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing. xi)
Wasjur
mengawasi
dan
membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. xii)
Wasjur
melaksanakan
penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. xiii)
Pelaku
yang
telah
selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari
tempat
menembak”.
“Lapor
lajur
.....
selesai
196
xiv)
Setelah
seluruh
pelaku
selesai
melaksanakan
menembak
Pelatih
Pibak
memerintahkan
kosongkan
senjata
“Sikap
berlutut kosongkan senjata”. xv)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masingmasing. xvi) hadap
Pibak memerintahkan pelaku berdiri kiri/kanan
pemeriksaan
menuju
senjata
ke
akhir
tempat dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(e)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. i)
Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. ii) untuk
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku melaksanakan
tindakan
keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. iii)
Petugas
Rikjat
memeriksa
kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar benarbenar aman/kosong. iv)
Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f)
Kegiatan di TB akhir.
197
i)
Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan
sesuai
tempat
yang
telah
ditentukan. ii)
Petugas
TB
akhir
memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. iii)
Setelah
meletakkan
senjata
pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan. iv)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. v)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. vi)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
Skema Tembak Terjal
- Sikap bebas - Peluru 10 btr - Waktu 5 menit - Sasaran 1 tubuh statis - Aba-aba persiapan …. Awas … tembak. - Sudut tembak 45-60 derajat
Gambar - 71
198
b)
Menembak Curam.
Tujuannya
untuk
melumpuhkan
musuh yang berusaha merebut medan kritik atau merebut suatu kedudukan di suatu ketinggian.
(1)
Persyaratan lapangan tembak : (a)
Jarak tembak 200 m s.d 300 m.
(b)
Sudut tembakan ± 135º
(c)
Tidak terdapat batu atau benda keras lainnya
di sekitar sasaran.
(2)
Sasaran
lesan
tubuh
statis
1
buah
untuk
1
penembak. (3)
Sikap tembak menyesuaikan medan.
(4)
Jumlah peluru 12 butir dengan rincian : (a)
2 butir peluru untuk pemanasan ( koreksi )
(b)
10 butir peluru untuk lesan tubuh
(5)
Perkenaan yang diharapkan minimal 7 butir.
(6)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
(7)
Urut-urutan Kegiatan. (a)
Kegiatan di DP. i)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan: aa)
Tindakan keamanan.
bb)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa. cc)
Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. dd)
Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus ditaati oleh pelaku selama kegiatan latihan.
199
ee)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak. ii)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang : aa)
Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan. bb)
Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju
ke
kemudian
pemeriksaan diterima
oleh
senjata pelatih
pemeriksa senjata. (b)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. i)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pemeriksaan senjata. ii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pencatatan apabila terdapat senjata yang rusak. iii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. iv)
Petugas
Rikjat
melaporkan
dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata. v) latihan
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku dari
tempat
pemeriksaan
senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi. (c)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. i)
Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah diterima.
200
ii)
Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku. iii)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(d)
Kegiatan di kedudukan penembakan. i)
Wasjur
mengarahkan
pelaku
untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. ii)
Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. iii)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
pelaku di kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya. iv)
Wasjur
melaksanakan
pencatatan
identitas pelaku. v)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. vi)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. vii)
Wasjur melaporkan kepada
Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak. viii)
Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan
bahwa
penembakan
siap
dimulai. ix)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan.
201
x)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing. xi)
Wasjur
mengawasi
dan
membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. xii)
Wasjur
melaksanakan
penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. xiii)
Pelaku
yang
telah
selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari
tempat
“Lapor
lajur
.....
selesai
menembak”. xiv)
Setelah
seluruh
pelaku
selesai
melaksanakan
menembak
Pelatih
Pibak
memerintahkan
kosongkan
senjata
“Sikap
berlutut kosongkan senjata”. xv)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masingmasing. xvi) hadap
Pibak memerintahkan pelaku berdiri kiri/kanan
pemeriksaan
menuju
senjata
ke
akhir
tempat dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(e)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. i)
Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
202
ii) untuk
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku melaksanakan
tindakan
keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. iii)
Petugas
Rikjat
memeriksa
kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar benarbenar aman/kosong. iv)
Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f)
Kegiatan di TB akhir. i)
Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan
sesuai
tempat
yang
telah
ditentukan. ii)
Petugas
TB
akhir
memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. iii)
Setelah
meletakkan
senjata
pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan. iv)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. v)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. vi)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
203
Skema Tembak Curam
- Sikap bebas - Peluru 10 butir - Waktu 5 menit - Sasaran 1 tubuh statis. - Aba-aba persiapan …. awas … tembak. - Sudut tembak 45-60 derajat. - Nilai minimal perkenaan 7 butir
Gambar - 72
c)
Menembak Lintas Air.
Tujuannya untuk melumpuhkan
musuh yang berusaha merebut pantai atau tepi pantai.
(1)
Persyaratan lapangan tembak : (a)
Jarak tembak antara 200 s/d 300 m.
(b)
Ketinggian antara air dengan lintasan peluru
maksimal 1 meter. (c)
Sasaran ditembak dari tepi ke tepi atau dari
tepi ke tengah rawa / danau.
(2)
Sasaran lesan tubuh 1 buah untuk 1 penembak.
(3)
Sikap tembak menyesuaikan medan.
(4)
Jumlah peluru 12 butir dengan rincian : (a)
2 butir peluru untuk pemanasan ( koreksi )
(b)
10 butir peluru untuk lesan tubuh
(5)
Perkenaan yang diharapkan minimal 7 butir.
(6)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
204
(7)
Urut-urutan Kegiatan.
(a)
Kegiatan di DP.
i)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan: aa)
Tindakan keamanan.
bb)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa. cc)
Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. dd)
Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus ditaati oleh pelaku selama kegiatan latihan. ee)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
ii)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang : aa)
Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan. bb)
Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju kemudian
ke
pemeriksaan diterima
oleh
senjata pelatih
pemeriksa senjata.
(b)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. i)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pemeriksaan senjata. ii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pencatatan apabila terdapat senjata yang rusak.
205
iii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. iv)
Petugas
Rikjat
melaporkan
dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata. v) latihan
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku dari
tempat
pemeriksaan
senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi.
(c)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. i)
Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah diterima. ii)
Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku. iii)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(d)
Kegiatan di kedudukan penembakan. i)
Wasjur
mengarahkan
pelaku
untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. ii)
Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. iii)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
pelaku di kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya.
206
iv)
Wasjur
melaksanakan
pencatatan
identitas pelaku. v)
Pelatih
menghitung
Pibak
memberikan
kepada
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. vi)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. vii)
Wasjur melaporkan kepada
Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak. viii)
Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan
bahwa
penembakan
siap
dimulai. ix)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. x)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing. xi)
Wasjur
mengawasi
dan
membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. xii)
Wasjur
melaksanakan
penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. xiii)
Pelaku
yang
telah
selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari
tempat
“Lapor
lajur
.....
selesai
menembak”. xiv)
Setelah
melaksanakan
seluruh menembak
pelaku Pelatih
selesai Pibak
207
memerintahkan
kosongkan
senjata
“Sikap
berlutut kosongkan senjata”. xv)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masingmasing. xvi) hadap
Pibak memerintahkan pelaku berdiri kiri/kanan
pemeriksaan
menuju
senjata
ke
akhir
tempat dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(e)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. i)
Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. ii) untuk
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku melaksanakan
tindakan
keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. iii)
Petugas
Rikjat
memeriksa
kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar benarbenar aman/kosong. iv)
Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f)
Kegiatan di TB akhir. i)
Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan ditentukan.
sesuai
tempat
yang
telah
208
ii)
Petugas
TB
akhir
memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. iii)
Setelah
meletakkan
senjata
pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan. iv)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. v)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. vi)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
Skema Tembak Lintasan Air Mak. 1 meter
- Sikap bebas - Peluru 10 butir - Waktu 5 menit - Sasaran 1 tubuh statis. - aba-aba persiapan …. awas … tembak. - Tinggi permukaan air dgn lintasan peluru maksimal 1 meter - Nilai minimal perkenaan 7 butir
Gambar - 73
d)
Menembak Antar Cot.
Tujuannya untuk melumpuhkan
musuh yang berusaha merebut sasaran pokok melalui sasaran antara. (1)
Persyaratan lapangan tembak : (a)
Jarak tembak antara 200 m s/d 300 m.
(b)
Ketinggian relatif sama.
209
(c)
Terdapat
lembah
atau
jurang
pemisah
kedalaman 75 m dari titik kulminasi lintasan peluru. (d)
Tidak terdapat batu atau benda keras disekitar
sasaran. (e)
(2)
Terdapat tanggul tembak / tanggul pengaman.
Sasaran
lesan
tubuh
statis
1
buah
untuk
1
penembak. (3)
Sikap tembak menyesuaikan medan.
(4)
Jumlah peluru 12 butir dengan rincian : (a)
2 butir peluru untuk pemanasan ( koreksi ).
(b)
10 butir peluru untuk lesan tubuh.
(5)
Perkenaan yang diharapkan minimal 7 butir.
(6)
Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
(7)
Urut-urutan Kegiatan.
(a)
Kegiatan di DP.
i)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan: aa)
Tindakan keamanan.
bb)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa. cc)
Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. dd)
Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh
pelaku
selama
kegiatan
latihan. ee)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
210
ii)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang : aa)
Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan. bb)
Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju
ke
kemudian
pemeriksaan diterima
oleh
senjata pelatih
pemeriksa senjata.
(b)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. i)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pemeriksaan senjata. ii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan apabila terdapat senjata yang rusak. iii)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. iv)
Petugas
Rikjat
melaporkan
dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata. v) latihan
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku dari
tempat
pemeriksaan
senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi.
(c)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. i)
Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah diterima. ii)
Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku.
211
iii)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(d)
Kegiatan di kedudukan penembakan. i)
Wasjur
mengarahkan
pelaku
untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. ii)
Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. iii)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
pelaku di kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya. iv)
Wasjur
melaksanakan
pencatatan
identitas pelaku. v)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. vi)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. vii)
Wasjur melaporkan kepada Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak. viii)
Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan
bahwa
penembakan
siap
dimulai. ix)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan.
212
x)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing. xi)
Wasjur
mengawasi
dan
membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. xii)
Wasjur
melaksanakan
penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. xiii)
Pelaku
yang
telah
selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari
tempat
“Lapor
lajur
.....
selesai
menembak”. xiv)
Setelah
seluruh
pelaku
selesai
melaksanakan
menembak
Pelatih
Pibak
memerintahkan
kosongkan
senjata
“Sikap
berlutut kosongkan senjata”. xv)
Wasjur
melaksanakan
pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masingmasing. xvi) hadap
Pibak memerintahkan pelaku berdiri kiri/kanan
pemeriksaan
menuju
senjata
ke
akhir
tempat dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(e)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. i)
Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
213
ii) untuk
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku melaksanakan
tindakan
keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. iii)
Petugas
Rikjat
memeriksa
kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar benarbenar aman/kosong. iv)
Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f)
Kegiatan di TB akhir. i)
Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan
sesuai
tempat
yang
telah
ditentukan. ii)
Petugas
TB
akhir
memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. iii)
Setelah
meletakkan
senjata
pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan. iv)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. v)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. vi)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
214
Skema Tembak Antar Cot
- Sikap bebas - Peluru 10 butir - Waktu 5 menit - Sasaran 1 tubuh statis. - Aba-aba persiapan …. awas … tembak - Nilai minimal perkenaan 8 butir
Gambar - 74
f.
Tembak Tempur Kelompok.
1)
Tembak Tempur Reaksi Saling Melindungi, sebagai Speed 1
dan 2.
a)
Persyaratan
medan
yang
digunakan.
Mengingat
pelaksanaan menembak ini cukup berbahaya maka sebaiknya medan yang dipilih pada suatu tempat yang jarang atau tidak pernah dilalui penduduk. (1)
Medan tertutup / semi tertutup.
(2)
Panjang lapangan 100 m s.d 200 m dan terdapat
lorong yang dapat dilalui 2 orang. (3)
Terdapat pepohonan dan gerumbul semak belukar
untuk menyembunyikan sasaran. (4)
Medan rata atau bergelombang dan terdapat tanggul
penahan peluru. (5)
Bersih dari batu-batuan.
215
b)
Lesan tetap ( statis ), timbul tenggelam dan bergerak.
Jumlah dan penempatannya disesuaikan dengan bentuk medan yang digunakan ( + 25 m dari titik tembak ). (1)
Lesan tubuh rebah tegak
(2)
Lesan ½ tubuh rebah tegak dan rebah samping.
(3)
Lesan dada rebah tegak dan jendela.
(4)
Lesan bentuk orang berjalan ke samping.
(5)
Lesan ½ tubuh statis.
(6)
Lesan tubuh statis.
c)
Jumlah peluru 10 butir/orang ( 2 orang = 20 butir ).
d)
Sikap menyesuaikan dengan medan/perlindungan.
e)
Batas lulus minimal perkenaan 7 butir.
f)
Penekanan dalam latihan ini adalah : (1)
Saat bergerak laras senjata selalu mengarah pada
jam 10 s.d jam 2. (2)
Diadakan
driil
teknis
untuk
penembak
sampai
mengerti benar bagaimana pelaksanaan seseungguhnya. (3)
Larangan-larangan yang disampaikan pelatih harus
ditaati oleh penembak dalam hal tindakan keamanan.
g)
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan.
mekanisme
216
iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus ditaati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak. (b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata. (2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi. (3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi diterima.
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
217
(b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak menuju ke titik start.
sesuai
218
ii)
Pibak memberikan aba-aba ”Pasang
magasen
isi
mengikuti,
senjata
terkunci”
melaksanakan
Petembak
dan
laporan
”Lapor....... Siap” iii)
Pibak memerintahkan petembak ”Maju”
kemudian
petembak
bergerak
maju
menelusuri lorong diikuti oleh 1 Wasjur dan 1 penilai. iv)
Pada saat petembak bergerak dan
melihat sasaran, yang muncul tiba-tiba maka petembak
segera
mengarahkan
bereaksi
senjatanya
ke
dengan sasaran,
kemudian menembak 1 butir, selanjutnya kegiatan sama.
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
219
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan
bahwa
kamar
benar-benar
aman/kosong. (d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
220
2)
Tembak Tempur Reaksi Saling Melindungi dengan Dopper.
a)
Persyaratan
medan
yang
digunakan.
Mengingat
pelaksanaan menembak ini cukup berbahaya maka sebaiknya medan yang dipilih pada suatu tempat yang jarang atau tidak pernah dilalui penduduk. (1)
Medan tertutup / semi tertutup.
(2)
Panjang lapangan 50 m s.d 100 m.
(3)
Terdapat pepohonan dan gerumbul semak belukar
untuk menyembunyikan sasaran. (4)
Medan rata atau bergelombang dan terdapat tanggul
penahan peluru. (5)
b)
Bersih dari batu-batuan.
Lesan timbul tenggelam.
Jumlah dan penempatannya
disesuaikan dengan bentuk medan yang digunakan :
c)
(1)
Lesan dada rebah tegak.
(2)
Lesan ½ tubuh rebah tegak.
Jumlah personel 2 s.d 10 orang ( tergantung luas daerah
yang digunakan ). d)
Jumlah peluru 20 butir/orang.
e)
Sikap menyesuaikan dengan medan/perlindungan.
f)
Batas lulus minimal perkenaan 14 butir.
g)
Penekanan dalam latihan ini adalah : (1)
Saat bergerak laras senjata selalu mengarah ke
depan (sasaran). (2)
Diadakan
driil
teknis
untuk
penembak
sampai
mengerti benar bagaimana pelaksanaan seseungguhnya. (3)
Larangan-larangan yang disampaikan pelatih harus
ditaati oleh penembak dalam hal tindakan keamanan.
h)
Urut-urutan Kegiatan.
221
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus ditaati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pencatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
pemeriksaan senjata.
terdapat
kendala
di
222
(e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi.
(3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
selanjutnya
aba-aba pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
223
(g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i)
Pelatih dan penembak dopper sudah
siap dikedudukan masing-masing. ii)
Pelaku
mennuju
titik
start
dengan
membawa 20 butir peluru/orang selanjutnya Pibak memberikan aba-aba ”Pasang magasen isi senjata terkunci” Petembak mengikuti, melaksanakan dan laporan ”Lapor....... Siap” iii)
Pibak memerintahkan petembak ”Maju”
kemudian petembak bergerak maju sesuai route yang telah ditentukan. iv)
Pada saat petembak bergerak dan
pada titik yang ditentukan pendopper yang diperumpamakan sebagi musuh menembak, dengan cepat pelaku mencari perlindungan dan membalas tembakan kearah sasaran yang muncul secara bergantian, selanjutnya pelaku bergerak mendekati sasaran dengan gerakan saling melindungi. Setiap pelaku bergerak pendopper selalu menembak di depan atau disampingnya.
224
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan aman/kosong.
bahwa
kamar
benar-benar
225
(d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
g.
Tembak Tempur Satuan. 1)
Tembak Taktis Dalam Pertahanan.
Melatih
prajurit
agar
mampu menembak secara cepat dan tepat dalam sektor pertahanan serta melatih disiplin dan kerjasama tembakan. a)
Persyaratan lapangan tembak. (1)
Lapangan tembak harus dapat menampung pasukan
setingkat Peleton atau Regu bila melaksanakan pertahanan. (2)
Terdapat pohon-pohon dan semak-semak untuk
penempatan sasaran.
b)
(3)
Terdapat tanggul penahan peluru dan penarik lesan.
(4)
Jauh dari perkampungan penduduk.
Perlengkapan. Untuk ukuran 1 Regu dengan kekuatan 9
orang (dikurangi penembak SO).
226
(1)
(2)
Sasaran timbul tenggelam dan jarak tembak. (a)
Lesan tubuh 5 buah pada jarak 300 m.
(b)
Lesan tubuh 5 buah pada jarak 250 m.
(c)
Lesan tubuh 5 buah pada jarak 200 m.
(d)
Lesan ½ tubuh 5 buah pada jarak 150 m.
(e)
Lesan ½ tubuh 5 buah pada jarak 100 m.
Munisi 12 butir tiap orang.
c)
Sikap tembak menyesuaikan dengan perlindungan.
d)
Jumlah minimal perkenaan 65% dari jumlah peluru yang
ditembakan Regu dinyatakan cukup berhasil. e)
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus ditaati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
dilaksanakan.
kegiatan
yang
akan
227
ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
pencatatan
apabila terdapat senjata yang rusak. (c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi.
(3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan.
228
(a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku. (e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing. i)
Petembak
masuk
kedudukan
pada
jarak 300 m. ii)
Pibak
memberikan
aba-aba
“isi
senjata”, petembak mengikuti, melaksanakan dan laporan “ Lapor.......Siap”. iii)
Pibak
memberikan
aba-aba
“Regu,
perhatikan sektormu masing-masing, musuh muncul tembak ”.
229
iv)
5 lesan tubuh jarak 300 m muncul
selama 14” maka masing-masing petembak menembak dengan 2 butir peluru sesuai sektor yang diberikan. v)
Setelah interval 5”, 5 lesan tubuh jarak
250 m muncul selama 12”, maka masingmasing petembak menembak dengan 2 butir peluru sesuai sektor yang diberikan. vi)
Setelah interval 5”, 5 lesan tubuh jarak
200 m muncul selama 10” maka masingmasing petembak menembak dengan 2 butir peluru sesuai sektor yang diberikan. vii)
Setelah interval 5”, 5 lesan ½ tubuh
jarak 150 m muncul selama 8” maka masingmasing petembak menembak dengan 2 butir peluru sesuai sektor yang diberikan. viii)
Setelah interval 5”, 5 lesan ½ tubuh
jarak 100 m muncul selama 12”, maka masingmasing petembak menembak dengan 4 butir peluru sesuai sektor yang diberikan.
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
230
(o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir. (b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan
bahwa
kamar
benar-benar
aman/kosong. (d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
231
(e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih. Skema Tembak Tempur Pertahanan Kelompok Siang
T
T
T
½T
½T
T
T
T
½T
½T
T
T
T
½T
½T
T
T
T
½T
½T
Gambar – 75
T 300m
14”
250m
12”
200m
10”
150m
8”
100m
12”
T
T
½T
½T
232
2)
Tembak Taktis dalam Serangan. Melatih prajurit agar mampu
menembak secara cepat dan tepat dalam serangan serta melatih disiplin dan kerjasama tembakan. a)
Persyaratan lapangan tembak. (1)
Lapangan tembak harus dapat menampung pasukan
setingkat Regu atau Peleton bila melaksanakan serangan. (2)
Terdapat
tanggul/perlindungan
yang
dapat
dimanfaatkan saat menembak.
b)
(3)
Terdapat tanggul penahan peluru dan penarik lesan.
(4)
Jauh dari perkampungan penduduk.
Perlengkapan. Untuk ukuran 1 Regu dengan kekuatan 9
orang (dikurangi penembak SO)
(1)
(2)
c)
Sasaran timbul tenggelam dan jarak tembak. (a)
Lesan tubuh 5 buah pada jarak 300 m.
(b)
Lesan tubuh 5 buah pada jarak 250 m.
(c)
Lesan tubuh 5 buah pada jarak 200 m.
(d)
Lesan ½ tubuh 5 buah pada jarak 150 m.
(e)
Lesan dada 5 buah pada jarak 100 m.
(f )
Lesan tubuh 5 buah pada jarak 50 m s.d 25 m.
Munisi 25 butir/orang.
Sikap tembak.
(1)
Jarak 300 m s.d 100 m, sikap tembak menyesuaikan
dengan medan. (2)
Jarak 50 m s.d 25 m, sikap tembak serbuan dengan
berjalan.
233
e)
Jumlah minimal perkenaan 65% dari jumlah peluru yang
ditembakan Regu dinyatakan cukup berhasil.
f)
Urut-urutan Kegiatan.
(1)
Kegiatan di DP.
(a)
Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan: i)
Tindakan keamanan.
ii)
Pemeriksaan
personel
dan
materiil
dilanjutkan dengan berdoa. iii)
Menjelaskan
tentang
mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan. iv)
Memberikan
penjelasan
tentang
keharusan dan larangan yang harus ditaati oleh pelaku selama kegiatan latihan. v)
Menyerahkan
pelaku/peserta
latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b)
Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang: i)
Teori/Materi
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. ii)
Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata. (a)
Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata. (b)
Petugas
Rikjat
melaksanakan
apabila terdapat senjata yang rusak.
pencatatan
234
(c)
Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang rusak berat. (d)
Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada
pimpinan
apabila
terdapat
kendala
di
pemeriksaan senjata. (e)
Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat pengambilan munisi.
(3)
Kegiatan di tempat pembagian munisi. (a)
Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku
sesuai
dengan
materi
yang
akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima munisi
memeriksa
jumlah
munisi
yang
sudah
diterima. (b)
Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku. (c)
Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
(4)
Kegiatan di kedudukan penembakan. (a)
Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur. (b)
Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah dibelakang senjata. (c)
Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan
tembak
baik
personel
maupun
materiilnya. (d)
Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
235
(e)
Pelatih
menghitung
Pibak kepada
memberikan
pelaku,
aba-aba
selanjutnya
pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing. (f)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan. (g)
Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak. (h)
Wastak
melaporkan
kepada
pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai. (i)
Pelatih
Pibak
memberikan
aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan. (j)
Pelaku
melaksanakan
menembak
sesuai
dengan sasarannya masing-masing, perpindahan tempat
dengan
berlari
dan
komando
pengendaliannya diserahkan kepada Danton, Baton, atau Danru. i)
Petembak
masuk
kedudukan
pada
jarak 300 m. ii)
Pibak
memberikan
aba-aba
“isi
senjata”, petembak mengikuti, melaksanakan dan laporan “ Lapor.......Siap”. iii)
Pibak
memberikan
aba-aba
“Regu,
perhatikan sektormu masing-masing, musuh muncul tembak ”. iv)
5 lesan tubuh jarak 300 m muncul
selama 25” maka masing-masing petembak menembak dengan 3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan. v)
Setelah interval 5”, sebagian lesan
tubuh jarak 250 m muncul selama 30”, maka masing-masing petembak menembak dengan 3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan.
236
vi)
Setelah interval 5”, sebagian lesan
tubuh sisanya pada jarak 250 m muncul selama 30” maka masing-masing petembak menembak dengan 3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan. vii)
Setelah interval 5”, sebagian lesan
tubuh jarak 200 m muncul selama 27” maka masing-masing petembak menembak dengan 3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan. viii)
Setelah interval 5”, sebagian lesan
tubuh sisanya pada jarak 200 m muncul selama 27”, maka masing-masing petembak menembak dengan 3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan. ix)
Setelah interval 5”, sebagian lesan ½
tubuh jarak 150 m muncul selama 24” maka masing-masing petembak menembak dengan 3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan. x)
Setelah interval 5”, sebagian lesan ½
tubuh sisanya pada jarak 150 m muncul selama 24”, maka masing-masing petembak menembak dengan 3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan. xi)
Setelah interval 5”, sebagian lesan ½
tubuh jarak 100 m muncul selama 21” maka masing-masing petembak menembak dengan 3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan. xii)
Setelah interval 5”, sebagian lesan ½
tubuh sisanya pada jarak 100 m muncul selama 21”, maka masing-masing petembak menembak dengan 3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan.
237
xiii)
Interval 22”, penembak ganti magasen
selanjutnya bergerak ke jarak 50 m, dan lesan tubuh jarak 50 m muncul selama 1’ maka masing-masing petembak menembak dengan sikap
tembak
serbuan
dengan
berjalan
sebanyak 10 butir peluru sesuai sektor yang diberikan.
(k)
Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku. (l)
Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak. (m)
Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”. (n)
Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”. (o)
Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing. (p)
Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
(5)
Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir. (a)
Petugas
Rikjat
menerima
pelaku
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
untuk
238
(b)
Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan periksa kamar. (c)
Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan meyakinkan
bahwa
kamar
benar-benar
aman/kosong. (d)
Petugas
Rikjat
memerintahkan
hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6)
Kegiatan di TB akhir. (a)
Petugas
TB
akhir
menerima
pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan. (b)
Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan. (c)
Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan. (d)
Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah. (e)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah selesai dilaksanakan. (f)
Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
239
½T T
--
½T
½T T
T
--
T
T
--
½T T
T
--
½T T
T
--
T
100 m
150 m
200 m
250 m
300 m
Gambar - 76
28.
Tahap Pengakhiran.
a.
Komandan Latihan. 1)
Melaksanakan rapat/briefing kepada pelatih dan pendukung
tentang hasil latihan yang dicapai. 2)
Menerima laporan hasil pelaksanaan menembak dari Koordinator.
3)
Memeriksa seluruh Alkap yang telah digunakan.
4)
Melaksanakan ganti rugi.
5)
Melaksanakan evaluasi/kaji ulang kepada seluruh pelatih dan
pendukung.
240
6)
Membuat laporan tentang hasil kegiatan kepada Pimumlat/Dan
Atasan yang memberikan perintah. 7)
Memaparkan tentang hasil latihan guna evaluasi kegiatan yang
akan datang. b.
Wakil Komandan Latihan. 1)
Membantu dan mewakili Danlat dalam melaksanakan rapat/briefing
kepada pelatih dan pendukung tentang hasil latihan yang dicapai. 2)
Mengkoordinir Staf membuat laporan hasil kegiatan sesuai bidang
masing-masing. c.
Pasipamops. 1)
Melaksanakan
rapat/briefing
kepada
seluruh
pelatih
dan
pendukung. 2)
Mengumpulkan data hasil latihan dari koordinator/pelatih sebagai
bahan laporan.
d.
3)
Memeriksa seluruh alat perlengakapan pelatih/pendukung.
4)
Membuat laporan hasil latihan sesuai bidangnya.
5)
Paparan hasil latihan kepada Danlat.
Pasiminlog. 1)
Melaksanakan rapat/briefing kepada seluruh pendukung.
2)
Mengumpulkan alat perlengkapan dan mendata apabila ada
kerusakan selama latihan. 3)
Melaksanakan evaluasi/kaji ulang dibidang administrasi dan
logistik.
e.
4)
Membuat laporan hasil latihan sesuai bidangnya.
e)
Paparan hasil latihan kepada Danlat.
Koordinator Materi/Pelatih. 1)
Melaksanakan
rapat/breifing
kepada
seluruh
pelatih
dan
pendukung. 2) ulang.
Mengumpulkan data hasil latihan sebagai bahan evaluasi/kaji
241
3)
Memeriksa seluruh alat perlengkapan yang digunakan baik
pelaku/pendukung. 4)
Melaporkan
seluruh
kendala/hal-hal
yang
menonjol
selama
kegiatan kepada Danlat.
f.
5)
Membuat laporan hasil latihan sesuai bidangnya.
6)
Paparan hasil latihan kepada Danlat
Simalat/pendukung. 1)
Melaksanakan rapat/briefing seluruh pendukung.
2)
Malaporkan tentang kendala yang menonjol dibidang
masing-
masing selama kegiatan kepada Danlat 3)
Membuat laporan sesuai bidangnya kepada Danlat.
4)
Paparan
kepada
Danlat
tentang
penggunaan
sarana
dan
prasarana serta administrasi selama latihan.
BAB V HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
29.
Umum.
Untuk menjamin kelancaran teknik pelaksanaan menembak senjata
ringan dengan baik maka perlu dilaksanakan tindakan keamanan dan tindakan administrasi dalam rangka mendukung kegiatan.
30.
Tindakan Pengamanan.
Dalam setiap pelaksanaan menembak faktor
keamanan harus mendapat perhatian secara khusus, karena setiap pelaksanaan kegiatan tidak tertutup kemungkinan terjadi kecelakaan yang berdampak pada kerugian personel maupun materiil yang dimungkinkan atas dasar resiko dalam pelaksanaan menembak tersebut. a.
Maksud dan Tujuan. 1)
Maksud.
Untuk
menjelaskan
pelaksanaan
kegiatan
pengamanan dalam rangka pelaksanaan menembak senjata ringan.
242
2)
Tujuan.
Sebagai
pedoman
pelaksanaan
kegiatan
pengamanan yang diperlukan dalam pelaksanaan latihan menembak senjata ringan sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan aman dan lancar sesuai dengan tujuan dan
sasaran latihan yang
ditentukan.
b.
Pelaksanaan pengamanan sebelum menembak.
1)
Pengamanan personel.
a)
Seleksi terhadap personel yang dilibatkan dalam kegiatan
sesuai dengan fungsinya masing-masing. b)
Menginventarisasi personel yang terlibat dalam kegiatan.
c)
Memberikan tanda-tanda khusus bagi personel yang
dilibatkan dalam tahap persiapan tersebut. d)
Koordinasi dengan aparat setempat sebelum kegiatan
menembak dilaksanakan. e)
Mengingatkan para pelatih dan pendukung tentang tindakan
keamanan sebelum pelaksanaan menembak.
2)
Pengamanan berita.
a)
Pengamanan komunikasi. Menyelenggarakan usaha-usaha
dan
kegiatan
pencegahan
terhadap
segala
kemungkinan
kebocoran informasi sebagai akibat gangguan atau kelemahan komunikasi sebagai berikut :
(1)
Tentukan klasifikasi berita yang dikirim melalui
telepon, caraka atau fasilitas lainnya yang diselenggarakan untuk kepentingan kegiatan menembak. (2)
Tentukan klasifikasi berita yang harus disandi.
(3)
Mencegah
gangguan
fasilitas pengamanan berita.
atau
hambatan
terhadap
243
b)
Pengamanan dokumen.
Adakan tindakan pengamanan
terhadap dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku, antara lain sebagai berikut :
(1)
Mengawasi pendistribusian dokumen-dokumen yang
berklasifikasi “rahasia”. (2)
Mengadakan
penyimpanan
dan
pengamanan
terhadap dokumen yang berklasifikasi rahasia dan sangat rahasia.
c)
Melaksanakan pengamanan pemberitaan.
(1)
Menentukan
pejabat
yang
bertanggung
jawab
memberikan penjelasan terhadap pihak luar. (2)
Menentukan
materi
menembak
yang
boleh
direalisasikan melalui media massa.
3)
Pengamanan materiil.
a)
Pengamanan materiil saat persiapan menembak terutama
ditujukan kepada pengamanan pangkalan dan fasilitas lain yang akan digunakan.
b)
Pengamanan
naskah.
Naskah
penyelenggaraan
menembak senjata ringan yang berklasifikasi diberlakukan sesuai dengan klasifikasinya.
4)
Pengamanan kegiatan.
Mengadakan usaha, tindakan dan
kegiatan pengamanan pada setiap tahap kegiatan menembak.
c.
Pengamanan selama menembak.
1)
Pengamanan personel.
244
a)
Penyelenggaraan
kegiatan
pengamanan
mulai
saat
pelaku/peserta datang. b)
Tekankan keharusan pelaku/peserta untuk mentaati segala
peraturan yang berlaku. c)
Mengadakan penyebaran informasi kepada pelaku/peserta
tentang situasi di lingkungan sekitar daerah yang digunakan. d)
Mengadakan
kegiatan
pengamanan
terhadap
segala
kegiatan menembak keluar selama diperjalanan, selama kegiatan menembak maupun saat kembali ke pangkalan serta mengadakan koordinasi dengan pihak terkait di daerah yang digunakan menembak.
2)
Pengamanan materiil. a)
Mengadakan
kegiatan
pengamanan
terhadap
materiil
satuan. b)
Menekankan pengamanan terhadap materiil inventaris yang
dipinjamkan. c)
Mengadakan pencegahan untuk tidak merusak materiil yang
digunakan selama pelaksanaan menembak termasuk kelestarian lingkungan hidup sekitar tempat menembak. d)
Mengadakan kegiatan pengamanan terhadap fasilitas alat
instruksi
dan
fasilitas
akomodasi
yang
digunakan
selama
pelaksanaan menembak. 3)
Pengamanan Berita. a)
Mengusahakan pencegahan kebocoran informasi selama
penyelenggaraan menembak baik yang diakibatkan dari dalam maupun dari luar. b)
Mengadakan
kegiatan
pencegahan
penyalahgunaan
wewenang dalam penyusunan naskah dan penyimpanan naskah.
4)
Pengamanan kegiatan.
245
a)
Menyelenggarakan
usaha
dan
kegiatan
pengamanan
terhadap semua kegiatan menembak. b)
Mengadakan koordinasi pelaksanaan kegiatan pengamanan
dengan koordinator menembak.
d.
Pengamanan setelah menembak.
Kegiatan pengamanan setelah
menembak khususnya pada kegiatan penyelesaian administrasi menembak.
1)
Pelaksanaan kegiatan pengamanan mengacu pada administrasi
bidang pengamanan terutama yang berkaitan penyampaian laporanlaporan bidang pengamanan secara periodik maupun insidentil. 2)
Setiap kejadian dilaporkan menurut rantai komando yang ada baik
periodik maupun insidentil melalui laporan khusus. 3)
Laporan langsung disampaikan kepada Komandan yang ditunjuk
untuk pelaksanaan menembak. 4)
Untuk kejadian yang bersifat khusus segera dilaporkan baik lisan
maupun tertulis, selanjutnya disusun laporan kejadian secara kronologis sesuai ketentuan.
e.
Pengawasan dan pengendalian pengamanan. 1)
Pengawasan.
dalam rangka
Kegiatan pengawasan dibidang pengamanan
penyelenggaraan menembak dilaksanakan secara
desentralisasi dibagian masing-masing dengan penanggung jawab Pasipamops. 2)
Pengendalian.
Pengendalian
kegiatan pengamanan secara
terpusat oleh Komandan dan pelaksanaan fungsi pengamanan dilakukan Bintara Pengamanan.
31.
Tindakan Administrasi. a.
Melengkapi
menembak.
administrasi
yang
diperlukan
dalam
penyelenggaraan
246
b.
Merencanakan dan mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan
secara baik dan cermat. c.
Menentukan metode penyelenggaraan menembak dengan benar agar
kegiatan berjalan dengan efektif dan efisien. d.
Menyusun, membuat dan melaporkan hasil penyelenggaraan kegiatan
menembak.
BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
32.
Umum.
Komandan
yang
ditunjuk
untuk
menangani
pelaksanaan
menembak mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memimpin, menyiapkan, mengerahkan anggotanya dalam rangka melaksanakan menembak secara maksimal. Penunjukan Komandan berdasarkan perintah dari pimpinan.
33.
Pengawasan.
a.
Pimpinan Umum. Bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian
kegiatan penyelenggaraan menembak untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan.
b.
Komandan. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelenggaraan
menembak dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran. Dengan demikian Komandan mempunyai kewenangan dalam mengatur penyelenggaraan menembak yang ada dibawahnya, yaitu terhadap unsur Staf, Koordinator
materi/pelatih
dan
unsur
pendukung.
Dalam
pelaksanaan
penyelenggaraan menembak Komandan bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan Umum.
c.
Koordinator Materi / Pelatih.
bertanggung
jawab
kepada
Komandan
Dalam pelaksanaan menembak dalam
melatih,
menilai
dan
melaksanakan briefing terhadap pelaku sesuai dengan materi yang dilatihkan.
247
34.
Pengendalian.
a.
Komandan bertanggung jawab terhadap pengendalian menembak
senjata ringan dengan cara mengikuti kegiatan menembak yang sedang dilaksanakan secara terus menerus b.
Pengendalian menembak senjata ringan menggunakan jaring dan sarana
komunikasi yang tersedia.
BAB VII PENUTUP
35.
Keberhasilan.
Disiplin untuk mentaati ketentuan-ketentuan yang ada
dalam buku petunjuk teknik menembak senjata ringan oleh para pembina dan pengguna, akan sangat berpengaruh tehadap keberhasilan pembinaan latihan TNI AD.
36.
Penyempurnaan.
Hal-hal yang dirasakan perlu perbaikan akibat adanya
perkembangan untuk menyempurnakan Buku Petunjuk Teknik Menembak Senjata Ringan ini dapat disarankan kepada Kasad melalui Komandan Pussenif Kodiklat TNI AD.
A.n. Kepala Staf Angkatan Darat Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri
Tri Subagio Mayor Jenderal TNI
248
TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
Sub Lampiran A Surat Peraturan Kasad Nomor Perkasad / Tanggal
/
/ 2008 2008
PENGERTIAN-PENGERTIAN
1.
Gambar Bidik.
Adalah gambaran yang tampak dilihat penembak, jika garis
bidik diproyeksikan pada sasaran.
2.
Garis Bidik.
Adalah garis lurus dari mata penembak melalui titik tengah
pisir ke titik tengah ujung ( puncak ) dari pejera.
3.
Kerucut Tembakan.
Adalah sejumlah peluru yang ditembakan dari suatu
titik penembakan kearah lesan dengan jarak tertentu yang dipasang tegak lurus dengan arah lintasan peluru maka kelompok perkenaannya akan membentuk suatu lingkaran.
4.
Latihan.
Adalah kegiatan yang diulang secara sistematis dalam praktek
untuk memperoleh kemahiran dan keterampilan maksimal.
5.
Lesan.
Adalah sebuah gambar yang dibuat sedemikian rupa untuk
mengarahkan bidikan penembak agar perkenaan dapat dikoreksi ketepatannya atau sebagai sarana untuk menilai kemampuan seseorang dalam menempatkan titik perkenaan sesuai dengan yang diinginkan.
6.
Lintasan Peluru.
Melesatnya/larinya anak peluru dari laras senjata menuju
sasaran.
7.
Menembak. Adalah Melepaskan peluru dari senjata api.
8.
Pengelompokan.
Adalah perkenaan anak peluru pada sasaran sesuai
pengelompokan yang diharapkan.
249
8.
Pengawasan.
Adalah
kegiatan
untuk
menjamin
kelancaran
dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan pekerjaan secara berhasil guna sesuai dengan maksud dan tujuan suatu tugas.
9.
Pengendalian.
Adalah kegiatan untuk menentukan hubungan antara soal
yang direncanakan dengan hasilnya dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan berdasarkan rencana.
10.
Prasarana Latihan.
Adalah
segala
fasilitas
yang
tidak
dapat
digerakkan/dipindahkan untuk menunjang terlaksananya suatu proses usaha dan kegiatan latihan.
11.
Sarana Latihan.
Adalah segala fasilitas yang dapat digerakkan/dipindahkan
dan dipergunakan sebagai alat untuk mencapai maksud dan tujuan latihan.
12.
Senapan.
Adalah senjata api berlaras panjang.
13.
Senjata Ringan.
Adalah suatu alat yang digunakan untuk berperang dan
mudah dibawa.
14.
Teknik.
Adalah semua latihan yang dilatihkan pada perorangan agar
dicapai tingkat kemahiran maupun keterampilan teknik di dalam mengerahkan, melayani ataupun menggunakan senjata/perlengkapan lain yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
A.n. Kepala Staf Angkatan Darat Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri
Tri Subagio Mayor Jenderal TNI
250
Sub Lampiran B Surat Peraturan Kasad Nomor Perkasad / Tanggal
TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
/
/ 2008 2008
SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN BUJUKNIK TENTANG MENEMBAK DAN LATIHAN MENEMBAK SENJATA RINGAN (SENAPAN)
BUJUKIN tentang INFANTERI
BUJUKNIK tentang MENEMBAK DAN LATBAKJATRI (SENAPAN)
A.n. Kepala Staf Angkatan Darat Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri
Tri Subagio Mayor Jenderal TNI
View more...
Comments