Buku Ajar Pengembangan Dan Pelestarian Sumber Daya Air - Dr. Ir. I Gusti Agung Putu Eryani, MT

August 18, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Buku Ajar Pengembangan Dan Pelestarian Sumber Daya Air - Dr. Ir. I Gusti Agung Putu Eryani, MT...

Description

 

 

BUKU AJAR PEN EMBANGAN D N ELESTARIAN SU

BER DAYA AI   SUMBER DANA DARI

PENELITIAN FUNDAMENTAL T

HUN ANGGARAN 2014

PENELI IAN KAJIAN PERUBAHAN  FUNGSI LAHAN DI MUARA SU GAI TERHADAP P LESTARIAN SUMBER DAYA AIR OLEH

IR. I GUSTI AGU G PUTU ERYANI,MT NIDN : 08 8016601  

 

\

DITERBITKAN OLEH WARMADEWA UNIV RSITY PRESS  

 

BUKU AJAR

PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN SUMBER DAYA AIR  

OLEH IR. I GUSTI AGUNG PUTU ERYANI,MT NIDN : 0808016601

Penerbit Warmadewa University Press Alamat Redaksi : Jalan Terompong No. 24 Tanjung Bungkak,Denpasar Telpon : (0361) 223858, Fax (0361) 225073 www.warmadewa.ac.id   Web : www.warmadewa.ac.id E-mail : [email protected]

 

 

Penerbit Warmadewa University Press Alamat Redaksi : Jalan Terompong No. 24 Tanjung Bungkak,Denpasar Telpon : (0361) 223858, Fax (0361) 225073 www.warmadewa.ac.id   Web : www.warmadewa.ac.id E-mail : [email protected]

 

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Materi pengembangan sumber daya air di Indonesia sangat memerlukan adanya konsetrasi di bidang rekayasa, pengoperasian fasilitas-fasilitas untuk pengendalian dan pemanfaatan air dan pengelolaan sumber daya air. Permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air cukup banyak membuat mahasiswa sangat antusias dalam mengikuti perkuliahan ini. Pada saat pertama kali mata kuliah ini disajikan, seluruh mahasiswa minat studi Teknik Tanah dan Air memprogramkannya meskipun mata kuliah tersebut statusnya pilihan. Jumlah peserta mata kuliah pada saat itu sebanyak 22 mahasiswa.Namun karena mata kuliah ini membutuhkan tingkat pemahaman yang tinggi dan memerlukan pengalaman, sehingga untuk memenuhi kedua hal tersebut dalam waktu yang singkat maka dibutuhkan suatu bahan ajar sistematis yang bisa menghantarkan mahasiswa untuk belajar secara mandiri. Harapan dari pengadaan modul adalah agar prosentase mahasiswa yang lulus A bisa meningkat. Selama ini, nilai peserta mata kuliah ini pada umumnya adalah B dan B+ dengan  jumlah mahasiswa yang mendapatkan mendapatkan nilai tersebut secara berturut-turut berturut-turut adalah 7 dan 6mahasiswa dari 22 peserta mata kuliah. Sedangkan yang mendapatkan nilai A hanya3 atau (13,6%) mahasiswa dari 22 mahasiswa dan nilai E tidak ada. Penilaian umumdipengaruhi oleh beberapa aspek seperti: kemampuanKognitif berupa kemampuan menganalisis persoalan sumber daya air danbagaimana mencari solusinya serta menghitung dan mengolah data; kemampuanmotorik (Skill) berupa kemampuan mengolah data dengan perangkat lunak olah datamenggunakan komputer; dan Soft Skill yang meliputi kemampuan kerja kelompokdan bekerjasama, mampu mengemukakan argumentasi dan etika yang baik.Pengalaman pada tahun sebelumnya, kurangnya mahasiswa yang mendapatnilai yang bagus (A atau A-) karena kemampuan kognitif dan soft skill yang kurang.Karena proses pembelajaran yang singkat, maka kemampuan soft skill dalam hal inisharing dalam informasi sangat dibutuhkan disamping kemampuan analisis yangtinggi. Oleh karena itu, keberadaan Buku Ajar Pengembangan Sumber Daya Air diharapkan dapat

1

 

meningkatkan meningkatkan gairah belajarmahasiswa secara mandiri sehingga proses belajar mengajar berjalan lebih efisiendan efektif. Pemanfaatan sumber daya air untuk berbagai keperluan disatu pihak terus meningkat dari tahun ke tahun, sebagai dampak pertumbuhan penduduk dan pengembangan aktivitasnya. Padahal dilain pihak ketersediaan sumber daya air semakin terbatas malahan cenderung semakin langka terutama akibat penurunan kualitas lingkungan dan penurunan kualitas air akibat pencemaran. Apabila hal seperti ini tidak diantisipasi, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan ketegangan dan bahkan konflik akibat benturan kepentingan manakala permintaan (demand) tidak lagi seimbang dengan ketersediaan sumber daya air untuk pemenuhannya (supply). Oleh karena itu perlu upaya secara proporsional dan seimbang antara pengembangan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya air baik dilihat dari aspek teknis. 1.2.Rencana Belajar

Kompetensi : Setelah mengikuti perkuliah Pengembangan Sumber daya Air mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep pengembangan dan pengelolaan sumber daya air. Jenis kegiatan : Ceramah, diskusi dan pelaporan Tanggal : Tempat belajar : di Kampus Fakultas Teknik Universitas Warmadewa 1.3.Kegiatan Belajar

A. Tujuan kegiatan pembelajaran

1. Mahasiswa mampun memahami pengertian dan definsi tentang pengembangan dan pengelolaan sumber daya air dan memahami siklus hidrologi sebagai faktor dalam upaya pengembangan sumber daya air. 2. Mahasiswa mampu memahami pengertian air sebagai benda yang memiliki nilai ekonomi dan sosial dan mampu menerapkan pola pemakaian air yang efektif dan efisien. 3. Mahasiswa dapat mengetahui sumber-sumber air yang terdapat diatmosfir dan permukaan bumi. 2

 

4. Mahasiswa dapat menganalisis kuantitas dan kualitas air dari masing-masing sumber air yang ada. 5. Mahasiswa mampu memahami pengertian, fungsi dan usaha konservasi daerah aliran sungai (DAS). 6.Mahasiswa mampu memahami pengendalian banjir dan kekeringan. 7. Mahasiswa mampu mengenal infrastruktur keairan dan dapat menerapkannya dalam perencanaan pengembangan sumber daya air. 8. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air. 9. Mahasiswa mampu memahami potensi air permukaan di daerah muara sungai dan metode pengelolaan sumber daya air di daerah muara sungai dan lingkungan 10. Mahasiswa mampu memahami konsep pengelolaan sumber daya air yang terpadu. 11. Mahasiswa mampu memahami kebijakan pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten/kota) dengan konsep otonomi daerah dalam pengelolaan sumber daya air. 12. Mahasiswa mampu membuat model manajemen sumber daya air.

B. Sasaran Pembelajaran

1.  Mahasiswa mampu menjelaskan proses kejadian air dalam setiap phase/elemen dalam siklus hidrologi 2.  Mahasiswa mampu membuat batas sistem dalam siklus hidrologi 3.  Mahasiswa mampu merancang skema model dari elemen siklus hidrologi

Sumber/Referensi

Jemar, M.K., 1987. Water Resources and Water Management. Amsterdam: Elsevier. Karamouz M., F. Szidarovszky dan B.Zahraie. 2003. Water resources systemsanalysis Florida:CRC Press LLC Sosrodarsono, S. dan Takeda, 1993. Hidrologi untuk untuk Pengairan Pengairan. Jakarta: PTPradnya Paramita.

3

 

C. Strategi Pembelajaran

1. Dosen menjelaskan tentang siklus hidrologi dan prosesnya hingga mendefinisikan sistem dan model konseptual. 2. Melakukan latihan-latihan di kelas 3. Memberikan tugas perorangan untuk kasus yang sesuai dengan kondisi daerah 4. Melakukan diskusi.

4

 

BAB II.PEMBELAJARAN 1

AIR DAN FUNGSINYA 2.1. Pendahuluan

Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah-limpah. Namun, ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor. Lebih dari 97% air di muka bumi ini merupakan air laut. Dari 3% air yang tersisa, 2% tersimpan sebagai gunung es ( glacier ) dan di kutub dan uap air. Air yang benar-benar tersedia bagi keperluan keperluan manusia hanya 0,62%, meliputi air yang terdapat di danau, sungai dan air tanah. Jika ditinjau dari segi kualitas, air yang memadai bagi konsumsi manusia hanya 0,003% dari seluruh air yang ada (Effendi, 2003). Air tawar yang tersedia selalu mengalami siklus siklus hidrologi. Pergantian total (replacement ) air sungai berlangsung sekitar 18 – 20 tahun, sedangkan pergantian uap air yang terdapat di atmosfer berlangsung sekitar dua belas hari dan pergantian ait tanah dalam ( deep groundwater ) membutuhkan waktu ratusan tahun (Miller, 1992). Air tawar berasal dari dua sumber yaitu air permukaan (surface water ) dan air tanah (ground water )).. Air permukaan adalah semua air yang terdapat di atas permukaan tanah seperti sungai, danau, waduk, rawa, dan badan air lainnya. Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheds  atau drainage basin. Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan ( surface run off ), ), dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai (river run off ))..

Sekitar 69% air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan

es/salju, dan

sisanya berasal dari air tanah (Effendi, 2003). Proses kejadian air pada suatu tempat penting untuk diketahui mahasiswa,karena menjadi dasar dalam melakukan suatu pengelolaan agar keberadaan airada tempat tersebut bisa berkelanjutan. Tanpa pengetahuan tentang proseskejadian air, maka mahasiswa tidak dapat mengetahui pengaruh setiap pengelolaanair terhadap keberadaan air, baik secara kuantitas maupun kualitas. Demikian halnyadengan pengetahuan tentang fungsi air dalam sistem alam sangat penting, karenadengan pengetahuan ini mahasiswa dapat mengetahui dampak pengelolaan yangsalah terhadap perubahan sistem. Disamping itu, dengan

5

 

pengetahuan tentangsistem keairan, maka mahasiswa dapat melakukan suatu metode pengelolaansecara

terstruktur

sehingga

bisa

lebih

efisien

dan

efektif.

Dengan

pengetahuansistem, mahasiswa dapat membatasi sistem dan melakukan tindakan pengelolaansecara fokus sesuai dengan kebutuhan yang mendesak.Dalam materi ini akan dibahas tentang: siklus hidrologi , neraca air, interaksiantara airtanah dan air permukaan serta pemodelan hidrologi. Dalam siklus hidrologiakan dibahas tentang proses kejadian air dalam setiap phase/elemen, sehinggamahasiswa dapat mengetahui proses kejadian air dalam setiap phase tersebut.Sedangkan dalam pemodelan hidrologi, dibahas tentang sistem untuk setiapphase/elemen dalam sisklus hidrologi sehingga mahasiswa dapat membatasi sistemdan merancang model secara sederhana dengan mengaplikasikan persamaanneraca air.

2.2. Uraian Materi A. Air permukaan permukaan : di Sungai, Danau, Laut, Mata Air Sumber air permukaan terdiri dari air sungai dan danau (situ), Sumber air permukaan yang terdiri dari air sungai dan danau/situ, merupakan sumber air yang utama dan sangat penting dalam menunjang kegiatan penduduk, mulai dari sumber air baku air untuk kegiatan rumah tangga, perkotaan, industri, irigasi sampai dengan pembangkit tenaga listrik. Air  Air bawahpermukaan : Air tanah Sumur sedangkan sumber air bawah tanah terdiri dari air

sumur dangkal, air sumur dalam dan sumber air artesis. Usaha penyediaan air :

  Phisik



  Manusia



  Finansial



  Informasi



a. Pengembangan adalah pembinaan dan pengaturan air dan/atau sumber air yang meliputi aspek-aspek pembangunan, perlindungan dan pemanfaatan (Susela dkk, 1992). b. Pengelolaanadalah pengaturan suatu kesatuan sistem dalam salah satu bentuk manajerial dengan melibatkan pihak-pihak terkait sehingga dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada.

6

 

c. Penyediaanadalah proses, cara dan perbuatan menyediakan barang (air) yang mengandung makna usaha menjaga berkelanjutan dan pada manfaat, fungsi dan nilai dari segi mutu dan jumlah yang berkaitan dengan skala tempat/ruang dan waktu. d. Sumber daya airadalah segala sesuatu sarana yang berwujud untuk menunjang pembangunan yang berkaitan dengan air. e. Daerah Pengaliran Sungai  (DPS) adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah dimana air meresap dan atau mengalir melalui sungai dan anak-anak sungai yang bersangkutan (PP RI No. 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Air). Menurut pengertian hidrologi bahwa DPS ( Bassin Versant, Bassin Bassin River, Cathcment Area Area) dapat didekati secara geografis dan geologis. Kedua pendekatan ini masing-masing mempunyai keterbatasan dan kelebihan dalam penyelesaian dinamika air air (Roche M, 1963). Tujuan Pengelolaan dan Pengembangan: Keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air

B. Siklus hidrologi

Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km3 air: 97,5% adalah airlaut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau,airtanah dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap di udara. Air di bumi inimengulangi terus menerus sirkulasi (terjadi penguapan, presipitasi dan pengalirankeluar (outflow)). Air menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut, berubahmenjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujanatau salju ke permukaan laut atau daratan. Sebelum tiba ke permukaan bumisebagian langsung menguap ke udara dan sebagian tiba ke permukaan bumi. Tidaksemua bagian hujan yang jatuh ke permukaan bumi mencapai permukaan tanah.Sebagian akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan dimana sebagian akan menguapdan sebagian lagi akan jatuh atau mengalir melalui dahan-dahan ke permukaantanah.Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah(inflitrasi).

Bagian

lain

yang

merupakan

kelebihan

akan

mengisi

lekuk-

lekukpermukaan tanah, kemudian mengalir ke daerah-daerah yang rendah, masuk kesungai-sungai danakhirnya ke laut. Tidak semua butir air yang mengalir akan tiba ke laut. 7

 

Dalamperjalanan ke laut sebagian akan menguap dan kembali ke udara. Sebagian air yangmasuk ke dalam tanah keluar kembali segera ke sungai-sungai (disebut aliran intra:interflow). Tetapi sebagian besar akan tersimpan sebagai airtanah ( groundwater )yang )yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama ke permukaantanah di daerah-daerah yang rendah (disebut groundwater runoff : limpasan airtanah).Jadi sungai itu mengumpulkan 3 jenis limpasan, yakni (1) limpasan permukaan( surface runoff ), ), (2) aliran intra (interflow) dan (3) limpasan airtanah ( groundwaterrunoff ) yang akhirnya akan mengalir ke laut. Singkatnya adalah : uap dari laut dihembuske atas daratan (kecuali bagian yang telah jatuh sebagai presipitasi ke laut), jatuh kedaratan sebagai presipitasi (sebagian  jatuh langsung ke sungai-sungai sungai-sungai dan mengalirlangsung mengalirlangsung ke laut). Sebagian dari hujan atau salju yang jatuh di daratan menguap danmeningkatkan kadar uap di atas daratan. Bagian yang lain mengalir ke sungai danakhirnya ke laut. Air di laut dan air daratan berlangsung terus. Sirkulasi air ini disebut siklus hidrologi(hydrological cycle).Tetapi sirkulasi air ini tidak merata, karena kita melihat perbedaan besarpresipitasi dari tahun ke tahun, dari musim ke musim yang berikut dan juga dariwilayah ke wilayah yang lain. Sirkulasi air ini dipengaruhi oleh kondisi meteorology (suhu, tekanan atmosfir, angin dan lain-lain) dan kondisi

topografi;

kondisimeteorologi

adalah

faktor-faktor

yang

menentukan.Air

permukaan tanah dan airtanah yang dibutuhkan untuk kehidupan danproduksi adalah air yang terdapat dalam proses sirkulasi ini. Jadi, jika sirkulasi initidak merata (hal mana memang terjadi demikian), maka akan terjadi bermacam-macamkesulitan. Jika terjadi sirkulasi yang lebih, seperti banjir, maka harusdiadakan pengendalian banjir.Proses siklus hidrologi dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

8

 

Gambar 1. Proses Siklus Hidrologi

Komponen siklus (daur) hidrologi : 1. Transpirasi (penguapan dari tumbuhan) 2. Evaporasi (penguapan dari tanah, sungai/danau, laut) 3. Mendung (rain cloud ) 4. Hujan ( precipitation  precipitation) 5. Limpasan (run off ) 6. Infiltrasi (infiltration) 7. Perkolasi ( percolation  percolation) 8. Aliran air tanah (ground water flow)

2.3. Penutup . A. Rangkuman Siklus hidrologi merupakan suatu proses perpindahan air dari suatuphase/elemen atau tempat ke tempat yang lain, atau juga merubahan wujud airdari cair menjadi gas atau padat, dari air permukaan menjadi airtanah danselanjutnya akan keluar sebagai air permukaan kembali dan pada akhirnya kelaut, baik langsung atau melalui sungai dimana sebelumnya keluar sebagai mataair.Dalam sistem hidrologi, dapat digunakan neraca air sebagai dasar untukmenganalisis. Dalam neraca air, dikatakan bahwa jumlah air yang masuk dankeluar

9

 

dari sustu sistem yang ditinjau selalu sama dengan jumlah yang tersimpandalam sistem tersebut. Dasar ini, maka dikembangkan suatu model tangki,dimana sistem yang ditinjau dianalogikan sebagai tangki. Jumlah air yangtertampung dalam tangki merupakan selisih antara yang masuk dengan yangkeluar. Jumlah tangki dapat dibuat sedemikan banyak tergantung pada seberapabanyak sub-sistem atau phase/elemen yang kita tinjau.

B. Tugas dan Latihan 1. Mengacu pada Gambar 1 buatkan: a. Batas sistem airtanah b. Buatlah skema model (konseptual model) untuk aliran airtanah

3. Indikator Pencapaian 1. Mahasiswa dapat menjelaskan deskripsi tentang proses kejadian air darisetiap phase/elemen siklus hidrologi 2.  Mahasiswa dapat membuat model koseptual dari setiap phase/elemen siklus hidrologi

C. Sumber/Referensi tambahan Anderson, M.P. and W.W. Woessner, 1992. Applied Groundwater Modelling Simulation of Flow and Advective Transport. San Diego: Academic Press Inc. Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran sungai. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press Biswas, A.K. 1996. Water Resources. Environmental Planning, Management, andDevelopment. New York: McGraw-Hill. Black, P.E. 1996. Watershed Hydrology. Edisi ke-2. New York: Ann Arbor Press, Inc.

D. Kegiatan Belajar 1. Mahasiswa telah membaca materi yang akan dibahas. 2. Menjelaskan kembali materi secara garis besar 10

 

3. Memberikan tes/latihan kepada mahasiswa 4. Melakukan tanya jawab atau diskusi

E. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelaran Carilah data klimatologi selama 1 (satu) tahun, kemudian buatlah sistem airtanahdan modelkan untuk mengetahui berapa besar airtanah yang tertahan dalam system airtanah tersebut.

11

 

BAB III PEMBELAJARAN 2 POTENSI SUMBER DAYA AIR

3.1. Pendahuluan Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung didalamnya.Sumber didalamnya. Sumber daya air

adalah

segala

sesuatu

sarana

yang

berwujud

untuk

menunjang

pembangunan.Rekayasa sumber daya air adalah bagian dari pengembangan sumber daya air yang dititik beratkan pada masalah rekayasa dan teknologi pemanfaatan sumber daya air. Pertambahan jumlah penduduk yang pertumbuhannya sangat cepat, sumber daya air menjadi salah satu sumber daya yang amat penting diantara sumber daya lainnya untuk berbagai keperluan kehidupan manusia disamping untuk kepentingan lainnya seperti : kebutuhan sehari-hari dan sanitasi, kebutuhan untuk irigasi, kebutuhan industri, kebutuhan transportasi dan kebutuhan rekreasi. Sumber daya air disamping sangat bermanfaat, juga dapat merugikan/membahayakan bagi kehidupan manusi misalnya : kelebihan air dapat mengakibatkan banjir yang membawa kerugian besar, baik harta maupun jiwa. A.  Sasaran Pembelajaran: 1. Masiswa mampu memahami beberapa pengertian yang berhubungan dengansumber daya air. 2. Mahasiswa dapat memahami pentingnya potensi sumber daya airmengingat jumlah air relative tetap secara global.

3.2. Uraian Materi Materi ini menjelaskan beberapa definisi yang berkaitan dengan sumberdaya air,potensi air baik dunia maupun di Indonesia. Istilah-istilah ini diambil dari beberapasumber dan dilakukan pengelompokkan untuk lebih memudahkan dalam pencarianistilah yang diinginkan. Potensi air dijelaskan bahwa secara global jumlah air didunia relative sama hanya berubah karena pergeseran tempat/ruang dan waktudalam durasi yang singkat. Disamping itu, dijelaskan pula tentang akibatpeningkatan jumlah penduduk terhadap 12

 

kebutuhan air sehingga pengelolaansangat penting agar kebutuhan air dari tahun ke tahun selalu meningkat dapatterpenuhi baik kuantitas maupun kualitas.

A. Pengertian dan definisi dalam sumber daya air Beberapa definisi yang berkenaan dengan sumber daya airsebagai berikut: a. Pengertian secara umum: 1. Air adarah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di bawah permukaantanah termasuk dalam pengertian ini air permukaan, airtanah, air hujan, dan airlaut ang berada di darat (UU No. 7 Tahun 2004). Definisi lain air adalah semuaair yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber-sumber air baik yangterdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah, tidak termasuk dalampengertian ini air yang terdapat di laut (UU No. 11 Tahun 1974). 2. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan suatukesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung,menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau kelaut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batasdi laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan(UU No. 7 Tahun 2004). Definisi lain: Daerah Aliran sungai: adalah suatukesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah, dimana semua airhujan yang jatuh ke daerah ini akan mengalir melalui sungai dan anak sungaiyang bersangkutan Definisi lain yaitu suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifatalamnya sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan dengan sungaidan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untukmenampung air yang berasal dari air hujan dan sumber-sumber air lainnya yangpenyimpanannya serta pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hokum alam sekelilingnya demi keseimbangan daerah tersebut; daerah sekitarsungai, meliputi punggung bukit atau gunung yang merupakan tempat sumber airdan semua curahan air hujan yang mengalir ke sungai, sampai daerah datarandan muara sungai (Ditjen Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah, 2002). Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber airyang dapat memberikan manfaat atau pun kerugian bagi kehidupan danpenghidupan manusia serta lingkungannya.Daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan 13

 

kehidupan.Hak guna air adalah hak untuk memperoleh dan memakai atau mengusahakan. Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan sertakeberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar selalu tersediadalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi keburuhanmakhluk hidup baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapatpada, di atas, maupun di bawah permukaan tanah. Pengertian yang berkenaan dengan air permukaan: Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.Banjir ada 2 peristiwa: pertama peristiwa banjir/genangan yang terjadi padadaerah yang biasanya tidat terjadi banjir dan kedua peristiwa banjir terjadi karenalimpasan air banjir dari sungai karena debit banjir tidak mampu dialirkan oleh alur,sungai atau debit banjir lebih besar dari kapasitas pengaliran sungai yang ada.Peristiwa banjir sendiri tidak menjadi permasalahan, apabila tidak menggangguaktivitas atau kepentingan manusia dan permasalahan ini timbul setelah manusiamelakukan kegiatan pada daerah dataran banjir. Maka perlu adanya pengaturandaerah dataran banjir untuk mengurangi kerugian akibat banjir (flood plainmanagement).

Pendayagunaan sumber daya air adalah upaya penatagunaan, penyediaan,penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air secara optimalagar berhasil guna dan berdaya guna.Pengelola sumber daya air adalah institusi yang diberi wewenang untukmelaksanakan pengelolaan sumber daya air.Pengelolaan industri keairan adalah praktek dari pengelolaan sumber daya air kedalam industri keairan. Industri keairan terdiri atas organisasi pelayanansumberdaya air (diantaranya suplai air bersih, air limbah, pengendalian banjir,PLTA, rekreasi, navigasi, lingkungan), peraturanperaturan dan organisasipendukung (Grigg, 1996). Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Pengendalian banjir: secara umum merupakan

kegiatan

perencanaan,pelaksanaan

pekerjaan

pengendalian

banjir,

eksploitasi dan pemeliharaan, yangpada dasarnya untuk mengendalikan banjir, 14

 

pengaturan penggunaan daerahdataran banjir dan mengurangi atau mencegah adanya bahaya/kerugian akibatbanjir.Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi,dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabtan oleh daya rusakair. B. Potensi air di dunia Total volume air yang ada yaitu air asin dan air tawar didunia adalah 1.385.984.610 km3, terdiri atas (UNESCO, 1978 dalam Chow dkk.,1988) Air tawar dari es di di Kutub dan es lainnya serta salju memberikan distribusi yangpaling besar yaitu 69,553% (68,581% + 0,972%). Bila dilihat keseimbangan jumlahair tawar yang ada, maka airtanah memberikan distribusi yang cukup penting karenajumlahnya mencapai 30,061% dari seluruh air tawar yang ada. Sedangkan jumlah airtawar di tanah dangkal (soil moisture), danau, rawa/payau, sungai dan air biologihanya 0,349%. Bila dibandingkan jumlah air tawar tersebul terhadap air tanah makabesarnya hanya 0.0116 atau 1,116% dari airtanah. Jumlah air tawar di sungai0,006% atau kurang lebih l/5010 dari airtanah. Jumlah air di tanah dangkal (soilmoisture) danau, rawal payau, sungai dan air biologi adalah 0,0151% dan ini hanyakurang lebih 9/1000 dari airtanah.Secara global dari luas area di luar air laut, maka air biologi ataupun air udaramempunyai luas yang paling besar yaitu 510 juta km2, disusul air sungai sebesar148,8 juta km2, air tanah luasnya 134,8 juta km2. Bila dilihat jumlah air tawar yangada di luar es kutub maka jumlah airtanah menempati posisi teratas yaitu 95,68%dari semua air tawar yang ada di permukaan, disusul dengan es lainnya dan salju diluar es kutub, kemudian air di danau. Jumlah Air sungai walaupun arealnya lebihbesar hanya 0,02%. Total jumlah air tawar yang ada di luar es kutub adalah11.005.710 juta km3.Karena kecepatan aliran airtanah yang relatif sangat kecil dibandingkan denganaliran permukaan, maka dalam keseimbangan air tahunan global aliran airtanahyang menuju ke laut jauh lebih kecil yaitu hanya 2200 km3/thn dibandingkan denganair permukaan 44.700 km3/thn (Chow dkk., 1988).

15

 

C.  Potensi Air di Indonesia Besar curah hujan per tahun, aliran permukaan, aliran mantap danpemanfaatan air di beberapa pulau-pulau besar di lndonesia ditunjukkan dalam

3.3.Penutup. Potensi sumber daya air secara global adalah konstan, namun di lain pihakpengguna dalam hal ini manusia di dunia ini cenderung bertambah sehinggamenyebabkan peningkatan permintaan. Atas dasar tersebut, maka perlu suatupengelolaan yang bijak, yang dapat memenuhi kebutuhan sekarang tanpamengaibakan pemenuhan kebuuhan untuk generasi berikutnya.

Tugas dan Latihan 1.  Jelaskan hubungan antara jumlah penduduk dengan kebutuhan air, apakahmerupakan hubungan linier atau dalam bentuk hubungan yang lain. 2.  Bagaimana potensi sumber daya air di Provinsi Bali ? Dan lakukan analisisapakah potensi tersebut masih memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan airpenduduk di Provinsi Bali pada tahun 2025?

Indikator Pencapaian 1. Mahasiswa dapat menjelaskan beberapa definisi tentang sumber daya air. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan potensi sumber daya air dan melakukananalisis untuk memprediksi kemampuan potensi sumber daya air untukmemenuhi kebutuhan air penduduk pada suatu tempat/kota. 3. Lakukan survey tentang pasokan (potensi) dan kebutuhan air di Provinsi Bali 4. Lakukan analisis, apakah potensi sumber daya air di ProvinsiBali

16

 

Sumber/Referensi 1. UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air 2. UU No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan 3. Kodoatie, R.J. dan R. Sjarief, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu,edisi revisi. Yogyakarta: Andi. Strategi Pembelajaran 1. Dosen menjelaskan istilah yang berhubungan sumber daya air hingga pada potensiair di dunia dan di Indonesia. 2.

Dosen

menjelaskan

dampak

peningkatan

jumlah

penduduk

terhadap

pemenuhankebutuhan air, dimana jumlahnya relative tetap 3. Melakukan latihan-latihan di kelas 4. Memberikan tugas perorangan untuk kasus yang sesuai dengan kondisi daerah 5. Melakukan diskusi. Bahan Bacaan: Grigg, N.S., 1996. Water Resources Management: Principles, Regulation, and Cases. New York: McGraw-Hill. Kodoatie, R.J. dan R. Sjarief, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu, edisi revisi. Yogyakarta: Andi. Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Undang-undang Nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan Mohammad Karamouz, Ferenc Szidarovszky, Banafsheh Zahraie. 2003. Sukadi, 2006, Modul Manajemen sumber daya air Water resources systems analysis. Florida: CRC Press LLC, Jain, S.K. dan V.P. Singh, 2003. Water Resources Systems Planning andManagement. Amsterdam: Elsevier.

17

 

BAB IVPEMBELAJARAN 3

(SISTEM DAN INFRASTRUKTUR KEAIRAN)

4.1. Pendahuluan Sistem dalam suatu kegiatan perlu agar dalam kegiatantersebut menjadi fokus sehingga setiap kegiatan lebih efektif dan efisien.Demikian halnya dalam pengembangan infrastruktur

keairan,

sistem

perludiketahui

agar

dalam

pelaksanaannya

dapat

mempertimbangkan seluruh aspekyang mempengaruhi dan dipengari oleh pembangunan infrastruktur tersebut.Dalam sistem keairan, batas teknis hidrologi merupakan merupakan batassistem. Dalam materi ini, komponen sumberdaya air, termasuk komponen alamidan buatan dan beberapa sistem dalam pengendalian daya rusak air. Pembangunan infrastruktur mempunyai hubungan yang erat dengan masalah,karena titik tolak pembangunan dimulai dari tindakan mengurangi masalah tersebut dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan untuk mencapai suatu tingkatan yang layak. Pembangunan infrastruktur yang tidak bertitik tolak dari masalah berarti ada indikasi kesalahan konsep dan model pembangunan tersebut.Pembangunan tersebut. Pembangunan infrastruktur

selalu

ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik dan merata. Pembangunan infrastruktur untuk pengelolaan sumber daya air dari segi kualitas dan kuantitas di Provinsi Bali belum merata di semua kabupaten/kota, yang menyebabkan satu sisi sumber air berlimpah di satu kabupaten pada musim hujan dan pada musim kemarau daerah tertentu mengalami krisis air.

4.2.Sistem dan infrastruktur infrastruktur sumber Daya Air  Sumber Daya Air tidak termasuk komponen infrastruktur, namun bagian-bagiandari pengelolaan sumber daya air bisa dikategorikan sebagai infrastruktur keairan,misalnya sistem air bersih, irigasi, drainase, pengendalian banjir, dan lain-lain.

18

 

C. Sistem Pengendalian Banjir

1. Penyebab Banjir Banjir dan genangan yang terjadi akibat tindakan manusia dan oleh alam di suatu lokasi diakibatkan antara lain oleh sebab-sebab berikut ini (Kodoatie dan Sugiyanto, 2002 dalam Kodoatie dan Sjarief, 2008): · Perubahan Perubahan tata guna lahan (land-use) di daerah aliran sungai (DAS). · Pembuangan Pembuangan sampah. · Erosi dan sedimentasi. sedimentasi. · Kawasan kumuh di sepanjang sungai/drainase sungai/drainase.. · Perencanaan Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat. · Curah hujan. · Pengaruh fisiografi/geofisik fisiografi/geofisik sungai. sungai. · Kapasitas Kapasitas sungai dan drainase yang tidak memadai. · Pengaruh air pasang. pasang. · Penurunan Penurunan tanah dan

A. Sasaran Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi sistem dan insfrastrukturkeairan 2. Mahasiswa mengetahui komponen sumber daya air sebagai infrastrukturkeairan, alami dan buatan dari sumber daya air 3. Mahasiswa mampu merancang sistem infrastruktur keairan untukmengendalikan daya rusak air. B. Sumber/Referensi 1. Grigg, N.S., 1996. Water Resources Management: Principles, Regulation, andCases. New York: McGraw-Hill. 2. Kodoatie, R.J. dan R. Sjarief, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu,edisi revisi. Yogyakarta: Andi. 3. Suhardi, 2008. Model Pengelolaan Airbumi untuk Irigasi dengan Operasi PompaTunggal dan Ganda: Kasus Sub DAS Data, Kabupaten Wajo, Provisi SulawesiSelatan. (Disertasi). Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, IPB.

19

 

C. Strategi Pembelajaran 1. Dosen menjelaskan sistem dalam keairan dan infrastruktur keairan baik alamimaupun buatan 2.

Dosen menjelaskan daya pengendaliannya.

rusak

daripada

sumberdaya

air

dan

bagaimanametode

3. Melakukan latihan-latihan di kelas 4. Memberikan tugas perorangan untuk kasus yang sesuai dengan kondisidaerah. 5. Melakukan diskusi. 4.3. Uraian Materi Komponen Sumber Daya AirSumber Daya Air tidak termasuk komponen infrastruktur, namun bagian-bagiandari pengelolaan sumber daya air bisa dikategorikan sebagai infrastruktur keairan,misalnya sistem air bersih, irigasi, drainase, pengendalian banjir, dan lain-lain. 1. Komponen Alami Sumber Komponen alami dari sumber daya air dapat disebutkan antara lain: sungai,muara/estuari, rawa, danau, daerah retensi, pantai, airtanah, mata air, air terjun, danlain-lain. Masing-masing komponen terbentuk secara alami akibat dari sifat air yangmengalir dari hulu ke hilir dengan sistem gravitasi. Alam telah membentuk komponentersebut secara seimbang sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.Karena sifat air yang dinamis maka keseimbangan alam dari komponen tersebutjuga tergantung dari proses aliran air. Secara alami ada yang sudah stabil, ada yangberubah bentuk, dan ada yang hilang. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak halantara lain siklus hidrologi, kondisi geologi, kondisi wilayah dan kehidupan yang adabaik itu, hewan, tumbuh-tumbuhan dan aktifitas manusia.

2. Komponen buatan/artifisial Sumber Daya Air Komponen artifisial sumber daya air merupakan bangunan air yang dibuat olehmanusia untuk suatu tujuan tertentu. Komponen-komponen itu antara lain meliputi:· Waduk: bangunan penyimpan air. Waduk sebagai bangunan utama memilikibangunan penunjang lainnya seperti: bangunan pelimpah (spinway) yangberfungsi untuk melimpahkan kelebihan air di dalam waduk, bangunanpengambilan (intake) berfungsi untuk pengambilan air dari waduk,

20

 

pipa pesatberfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air, dan lain-lain. Waduk dari segikonstruksinya juga ada bermacam-macam, misalnya: waduk tipe urugan, wadukbeton, dan lain-lain.Nama lain waduk antara lain dam, reservoir.

Embung: merupakan waduk-waduk kecil luasnya jauh lebih kecil dibandingkandengan waduk (bisa seukuran lapangan sepak bola atau lebih).· Bendung (weir): berfungsi untuk membendung aliran sehingga ada perbedaanketinggian di hulu dan hilir bendung.Checkdam, sabo dam (bangunan pengendali sedimen).Sistem drainase berfungsi untuk membuang air: baik di perkotaan (urban) maupundi pedesaan (rural).Sistem irigasi berfungsi untuk mengairi areal irigasi terdiri atas: bangunanpengambilan, saluran induk, saluran sekunder, saluran tersier, bangunan bagi,bangunan sadap, bangunan ukur, daerah irigasi dan lain-lain.

Ada 4 strategi dasar untuk pengelolaan daerah banjir yang meliputi (Grigg,1996): 21

 

1. Modifikasi kerentanan dan kerugian banjir (penentuan zona atau pengaturan tataguna lahan). 2. Pengaturan peningkatan kapasitas alam untuk dijaga kelestariannya sepertipenghijauan. 3. Modifikasi dampak banjir dengan penggunaan teknik mitigasi seperti asuransi,penghindaran . banjir (flood proofing). 4. Modifikasi banjir yang terjadi (pengurangan) dengan bangunan pengontrol(waduk) atau perbaikan sungai.

II. Penyebab banjir paling dominan Perubahan tata guna lahan rnerupakan penyebab utarna banjir dibandingkandengan yang lainnya. Sebagai contoh, apabila suatu hutan yang berada dalam suatudaerah aliran sungai diubah menjadi pemukiman, maka debit puncak sungai akanmeningkat antara 6 sampai 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini tergantung dari jenishutan dan jenis pemukiman. Demikian pula untuk perubahan yang lainnya makaakan terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan. 4.3. Penutup sistem pengendalian bencana akibat sumber daya air sepertibanjir dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan identifikasi terhadap penyebabbanjir kemudian dilakukan perumusan teknik pengendaliannya. Demikian haldengan sistem drainase dilakukan dilakukan perancangan sesuai denganfungsinya, kemudian dilakukan desain jaringan drainase dengan pertimbanganbeberapa aspek. Sistem airtanah yang menjadi fokus adalah sumber aliran danpotensinya. Kedua hal ini relative rumit jika dilakukan pada air permukaan,karena obyeknya tidak kelihatan dan sulit terdeteksi. Pendekatan dengan modelsering dilakukan untuk mempermudah pekerjaan meski hasilnya kurang eksak.

Tugas dan Latihan

Kepada mahasiswa diharuskan melakukan studi lapangan pada suatu system keairan kemudian membuat batasan sistem dan sub sistem keairan tersebut.

Indikator Pencapaian 22

 

1. Mahasiswa dapat mendesain suatu sistem 2. Mahasiswa dapat merumuskan suatu formulasi penyelesaian masalah dalam sumberdaya air.

Sumber/Referensi

1. Grigg, N.S., 1996. Water Resources Management: Principles, Regulation,and Cases. New York: McGraw-Hill. 2. Kodoatie, R.J. dan R. Sjarief, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu,edisi revisi. Yogyakarta: Andi. 3. Suhardi, 2008. Model Pengelolaan Airbumi untuk Irigasi dengan Operasi PompaTunggal dan Ganda: Kasus Sub DAS Data, Kabupaten Wajo, Provisi SulawesiSelatan. (Disertasi). Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, IPB.

Strategi Pembelajaran

1. Dosen menjelaskan sistem dalam keairan dan infrastruktur keairan baik alamimaupun buatan 2.Dosen

menjelaskan

daya

rusak

daripada

sumberdaya

air

dan

bagaimanametode

pengendaliannya. 3. Melakukan latihan-latihan di kelas 4. Memberikan tugas perorangan untuk kasus yang sesuai dengan kondisidaerah. 5. Melakukan diskusi.

BAB V PEMBELAJARAN 4

(FUNGSI AIR DALAM SISTEM SOSIAL)

23

 

5.I. Pendahuluan

Pemanfaatan sumberdaya air meliputi penyediaan air untuk kebutuhan airbersih, irigasi, pembangkit listrik tenaga air, perikanan, peternakan, pemeliharaansungai (pengenceran polusi), dan lalu lintas air. Berbagai kebutuhan air tersebutharus dapat dilayani oleh air yang tersedia yang bisa berupa air permukaan ataupunair tanah. Perlu diingat bahwa ketersediaan air merupakan fungsi waktu, yangmelimpah/berlebih pada musim penghujan dan berkurang pada musim kemarau.Untuk itu perlu dipelajari ketersediaan air dengan keandalan tertentu untuk dapatmemenuhi kebutuhan tersebut. Pada musirn penghujan keberadaan air berlebihdalam

bentuk

masyarakat.Kegiatan dalampengaturan

banjir

yang

pengendalian

sumber

daya

sering

banjir, air

dapat

drainase, sehingga

menimbulkan pembuangan kelebihan

air

kerugian

limbah,

bagi

termasuk

tersebut

tidak

menimbulkanbencana.

5.2. Sasaran Pembelajaran

Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: a. Menjelaskan air dalam kehidupan sosial b. Menjelaskan metode pengembangan sumber daya air.

Sumber/Referensi

1. Jermar, M.K. 1987. Water Resources and Water Management. New York:Elsevier Science Pub. Co. 2. Kodoatie, R.J. dan R. Sjarief, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu,edisi revisi. Yogyakarta: Andi. 3. Sosrodarsono, S., dan K. Takeda, 1993. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta:Pradnya Paramita. 4. Triatmodjo, B., 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset. 5. Kementrian Lingkungan Hidup,2007, Rencana Aksi Nasional dalam menghadapi Perubahan Iklim, Jakarta. Strategi Pembelajaran:

1. Dosen menjelaskan tentang fungsi air dalam kehidupan sosial termasukdalam hal ini adalah bentuk pemanfaatan dan pengaturan air.

24

 

2. Dosen menjelaskan beberapa persamaan pendekatan untuk mengetahuibesar kebutuhan air untuk beberapa bentuk pemanfaatan air. 3. Melakukan latihan-latihan di kelas 4. Memberikan tugas perorangan untuk kasus yang sesuai dengan kondisidaerah 5.Melakukan diskusi, untuk lebih mempertajam penggunaan persamaanpendekatan dalam menghitung kebutuhan air.

Uraian Materi

Pengembangan

sumberdaya

air

dapat

dikerompokkan

dalam dua

kegiatanyaitu

pemanfaatan dan pengaturan air.. Untuk dapat melaksanakankedua kegiatan tersebut diperlukan konsep,

perancangan,

perencanaan,pembangunan

dan

pengoperasian

fasilitas-fasilitas

pendukungnya. Pengembangansumberdaya air merupakan cabang dari ilmu teknik sipil, yang didukung oleh ilmu-ilmulainnya seperti ilmu ekonomi, politik, geologi, elektro, mesin, kimia, biologi. Masalah sumber air di masyarakat (secara sosial) merupakan sebuah ironi bagi kita yang hidup di Indonesia. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup,2007, menyebutkan bahwa dampak perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap sumber daya air di Indonesia antara lain : 1.  Meningkatnya kejadian cuaca dan iklim ekstrem yang berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor dan kekeringan. Hal ini akan meningkatkan kerusakan prasarana dan sarana, menurutnya produktivitas pangan serta kerugian harta benda perorangan dan korban jiwa manusia, juga termasuk ancaman terjadinya badai dan gelombang yang tinggi sehingga mengancam keselamatan pelayaran. 2.  Menurunnya konstribusi tenaga air pada penyediaan energi secara keseluruhan. 3.  Bertambahnya panjang pantai yang mengalami erosi

4.  Meningkatnya ancaman intrusi air laut yang mengakibatnya : Penurunanan kuantitas dan kualitas pasokan air baku selama musim kemarau yang akan berdampak pada bertambahnya biaya untu pengolahan air baku untuk air minum. Masalah-masalah sosial, ekonomi dan lingkungan pada daerah yang terkena dampak. BAB VI PEMBELAJARAN 5

(KONDISI DAN TANTANGAN DALAM MANAJEMEN SUMBERDAYA AIR)

25

 

6.1. Pendahuluan Tantangan dalam manajemen sumber daya air adalah adanya perubahan penggunaan lahan mencakup penambahan tipe lahan atau berkurangnya tipe lahan. Penambahan luas lahan pemukiman dan pengurangan luas lahan sawah irigasi merupakan yang terluas di Kota Denpasar yaitu 907,89 ha dan -824,16 ha. Akan tetapi, Kabupaten Badung merupakan wilayah administrasi terluas yang mengalami perubahan lahan dari lahan non pemukiman menjadi lahan pemukiman yaitu seluas 1.054,29 ha. Lahan non pemukiman yang berubah akibat bertambahnya lahan pemukiman di Kabupaten Badung adalah sawah irigasi yang berkurang seluas 743,66 ha, tegalan/ladang yang berkurang seluas 152,65 ha, dan semak seluas 101,77 ha. Di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung  juga terjadi penambahan luas hutan mangrove dimana luas Mangrove di Denpasar bertambah seluas 285,69 ha dan di Kabupaten K abupaten Badung bertambah seluas 127,10 ha.  Perubahan penggunaan lahan mengakibatkan dampak yang baik dan buruk bagi lingkungan. Walaupun belum ada penelitian yang menghubungkan kerusakan lingkungan dengan perubahan penggunaan lahan di Provinsi Bali, akan tetapi bisa diasumsikan bahwa terjadinya status defisit daya dukung lahan dan air Provinsi Bali (Bappeda Bali dan PPLH UNUD, 2009) terjadi akibat perubahan penggunaan lahan. Terciptanya lahan dan sungai kritis yang mencapai 138.910 ha (Bappeda Bali, 2005) dan 34 buah sungai (Adnyana, 2009) di Provinsi Bali juga bisa dikarenakan oleh kerusakan lahan akibat perubahan penggunaan lahan. Menurut Lambin et al. (2003) salah satu efek perubahan pengunaan lahan di daerah tropis adalah terjadinya kerusakan lahan. Secara umum, masalah krisis

air merupakan akibat dari tindakan manusiadalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Manusia melakukan perubahan tata gunalahan untuk keperluan memenuhi nafkah dan tempat tinggal. Kerusakan lingkunganyang secara implisit menambah lajunya krisis air semakin dipercepat olehpertumbuhan penduduk yang tinggi, baik secara alami maupun migrasi. Bencanabanjir, longsor dan kekeringan yang sudah menjadi persoalan klasik sepanjang tahunmerupakan bukti dari degradasi lingkungan dari waktu ke waktu cenderung meningkat.

6.2. Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: a. Menjelaskan tantangan dalam manajemen sumber daya air b. Menjelaskan metode pengembangan sumber daya air. 26

 

Sumber/Referensi

1. Jermar, M.K. 1987. Water Resources and Water Management. New York:Elsevier Science Pub. Co. 2. Kodoatie, R.J. dan R. Sjarief, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu,edisi revisi. Yogyakarta: Andi. 3. Sosrodarsono, S., dan K. Takeda, 1993. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta:Pradnya Paramita. 4. Triatmodjo, B., 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.

Strategi Pembelajaran:

1. Dosen menjelaskan tentang tantangan dalam manajemen sumber daya air dalam hal ini adalah bentuk tantangan dan perubahan lahan. 2. Dosen menjelaskan beberapa persamaan pendekatan untuk mengetahui besar kebutuhan air untuk beberapa bentuk pemanfaatan air. 3. Melakukan latihan-latihan di kelas 4. Memberikan tugas perorangan untuk kasus yang sesuai dengan kondisi daerah 5. Melakukan diskusi, untuk lebih mempertajam perubahan fungsi lahan terhadap tantangan manajemen sumber daya air

BAB VII. PEMBELAJARAN 6

(PENDEKATAN (PENDEKAT AN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SECARABERKELANJUTAN) SECARABERKELANJUTAN) 27

 

7.1. Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai di Indonesia Indonesia bermaksud untuk terwujudnya terwujudn ya kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Indonesia, serta menunjang tercapainya.Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai yang ada Provinsi Bali adalah untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas ketersediaan air dengan cara berikut; a. Melakukan konservasi sumber daya air secara berkelanjutan melalui kegiatan rehabilitasi lahan di daerah hilir sungai/muara sungai   b. Mendayagunakan sumber daya air secara adil serta memenuhi persyaratan kuantitas dan kualitas untuk berbagai kebutuhan, secara berkelanjutan untu dapatmenekan perubahan alih fungsi lahan.  7.2. Konservasi air dan lahan Konservasi air adalah pengelolaan sumber daya air yang pemanfaatnya dilakukan dengan bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Konservasi air bertujuan untuk terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya. Konservasi air segenap proses pengelolaan air agar makna kuantitas dan kualitasnya terpelihara dengan baik. Konservasi air dapat melalui sumur resapan, teknik panen air hujan (UUNo5.1990 Konservasi Sumber Daya Alam). Lahan (land) mencakup pengertian yang lebih luas yaiyu meliputi seluruh kondisi lingkungan dengan tanah merupakan salah satu bagianya. Kondisi lingkungan tersebut meliputi iklim, sumber air, topografi, penggunaan lahan dan sebagainya. Menurut FAO(1976),lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape yang mencakup lingkungan fisik termasuk iklim, topografi, tanah, hidrologi dan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.

7.3. Sasaran Pembelajaran

Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: a. Menjelaskan tantangan pendekatan pengelolaan sumber daya air b. Menjelaskan metode pengembangan sumber daya air berkelanjutan . 28

 

Sumber/Referensi

1. Jermar, M.K. 1987. Water Resources and Water Management. New York:Elsevier Science Pub. Co. 2. Kodoatie, R.J. dan R. Sjarief, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu,edisi revisi. Yogyakarta: Andi. 3. Sosrodarsono, S., dan K. Takeda, 1993. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta:Pradnya Paramita. 4. Triatmodjo, B., 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.

Strategi Pembelajaran:

1. Dosen menjelaskan tentang tantangan dalam manajemen sumber daya air dalam hal ini adalah bentuk tantangan dan perubahan lahan. 2. Dosen menjelaskan beberapa persamaan pendekatan untuk mengetahui besar kebutuhan air untuk beberapa bentuk pemanfaatan air. 3. Melakukan latihan-latihan di kelas 4. Memberikan tugas perorangan untuk kasus yang sesuai dengan kondisi daerah 5. Melakukan diskusi, untuk lebih mempertajam perubahan fungsi lahan terhadap tantangan manajemen sumber daya air

BAB VIII.

Pembelajaran 7 (Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu) 8.1. Pendahuluan

29

 

Pengelolaan sumber daya air yaitu perencanaaan, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air dan konservasi sumber daya air. Sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik di waktu sekarang maupun di waktu yang akan datang. 8.2. Pengelolaan sumber daya air yang berwawasan lingkungan Pengelolaan Sumber daya air yang berwawasan lingkungan, berkaitan dengan kuantitasdan

kualitasnya

harus

menyadarkan

semua

pihak

bahwa

persoalan

air

perludilakukan dengan tindakan yang tepat sehingga menghasilkan solusi yang optimal.Dengan

kata

lain

diperlukan

Pengelolaan

Sumber

Daya

Air

Terpadu,

Menyeluruhdan Berwawasan Lingkungan. Secara umum kerangka dan isi materi ini yangmerupakan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya air diambil dari Kodoatie danSjarief, 2008.Beberapa substansi yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya airtepadu, meliputi: kritisnya pengelolaan sumber daya air, hal-hal yang menyebabkanair perlu dikelola, persoalan dan tantangan masa depan, ketergantunganpengelolaan dengan banyak hal, Prinsip Dublin dan aplikasinya sebagai pemecahanmasalah, dan perubahan paradigma. 1. Sasaran Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya pengelolaan sumber daya airsecara terpadu. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan mendasar antara pengelolaansecara terpadu dengan pengelolaan secara menyeluruh.

2. Sumber/Referensi

1. Grigg, N.S., 1996. Water Resources Management: Principles, Regulation, andCases. New York: McGraw-Hill. 2. Global Water Partnership (GWP), 2001. Integrated Water ResourcesManagement. Stockholm: GWP Box. 3. Kodoatie, R.J. dan R. Sjarief, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu,edisi revisi. Yogyakarta: Andi.

30

 

4. Lenton, R. dan M. Muller, 2009. Integrated water resources management inpractice: better water management for development. UK,MPG Books Ltd.

3. Strategi Pembelajaran

1. Dosen menjelaskan pentingnya dilakukan pengelolaan sumber daya airsecara terpadu. 2. Dosen menjelaskan prinsip dasar pengelolaan sumber daya alam secaraterpadu dan secara menyeluruh. 3. Melakukan latihan-latihan di kelas dengan mengangkat studi kasus 4. Memberikan tugas perorangan untuk kasus yang sesuai dengan kondisidaerah 5.Melakukan diskusi untuk mempertajam pemahaman mahasiswa sertamemberi latihan dalam berargumentasiUraian Materi

8.3. Penutup Pengelolaan sumber daya terpadu adalah suatu proses yang mempromosikankoordinasi pengembangan dan pengelolaan air, tanah dan sumber daya yang terkaitdalam rangka bertujuan untuk mengoptimalkan resultan ekonomi dan kesejahteraansosial dalam tindakan yang tepat tanpa mengganggu kestabilan dari ekosistemekosistempenting.Pengelolaan sumber daya air harus dilakukan secara Terpadu, Menyeluruh danBerwawasan Lingkungan. Hal ini menjadi keharusan karena saat ini pengelolaansumber daya air sudah dalam kondisi kritis, akibat pertumbuhan penduduk yangsemakin meningkat. Akibatnya adalah aktifitas manusia dalam rangka pemenuhankebutuhannya juga meningkat, baik dalam dimensi ekonomi, sosial dan lingkunga.Dalam kondisi demikian maka rawan terjadinya konflik. Untuk itu, maka air harusdikelola dengan baik. Pengelolaan sumber daya harus dilakukan secara terpadudengan dasar: (1) air merupakan salah satu sumber kehidupan denganberbagaimacam fungsi; dan (2) air merupakan bagian dari sumber daya alam.Dengan

pengelolaan

secara

terpadu,

maka

keberlanjutan

sumber

daya

air

lebihterjamin.

2. Tugas dan Latihan

31

 

Lakukan studi kasus tentang pengelolaan sumber daya air, apakah dilakukansecara terpadu dan menyeluruh sehingga kegiatan pengelolaan berhasil atau gagal.

3. Indikator Pencapaian

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya pengelolaan sumber daya airsecara terpadu. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan mendasar antara pengelolaansecara terpadu dengan pengelolaan secara menyeluruh.

4. Sumber/Referensi

1. Grigg, N.S., 1996. Water Resources Management: Principles, Regulation, andCases. New York: McGraw-Hill. 2. Global Water Partnership (GWP), 2001. Integrated Water ResourcesManagement. Stockholm: GWP Box. 3. Kodoatie, R.J. dan R. Sjarief, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu,edisi revisi. Yogyakarta: Andi. 4. Lenton, R. dan M. Muller, 2009. Integrated water resources management inpractice: better water management for development. UK,MPG Books Ltd.

5. Strategi Pembelajaran

1. Dosen menjelaskan pentingnya dilakukan pengelolaan sumber daya airsecara terpadu. 2. Dosen menjelaskan prinsip dasar pengelolaan sumber daya alam secaraterpadu dan secara menyeluruh. 3. Melakukan latihan-latihan di kelas dengan mengangkat studi kasus 4. Memberikan tugas perorangan untuk kasus yang sesuai dengan kondisidaerah 5. Melakukan diskusi untuk mempertajam pemahaman mahasiswa sertamemberi latihan dalam berargumentasi

BAB IXPEMBELAJARAN8 32

 

(Pengelolaan Sumber Daya Air di daerah muara sungai dan pantai)

9.1.Pendahuluan Pengeloaan Sumber Daya Air di daerah muara sungai dan pantai adalah mengelola sumber daya air yang berada di daerah muara sungai (estuari) dan yang ada di pantai, juga dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari cara struktural dan non-struktural, untuk mengendalikan system sumber daya air alam dan buatan manusia untuk kepentingan/manfaat manusia dan tujuan-tujuan lingkungan. Tindakan-tindakan struktur (structural measure) untuk pengelolaan air adalah fasilitas-fasilitas terbangun (construc constructed ted facilities) yang digunakan untuk mengendalikan aliran air baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Tindakan-tindakan non-struktural (nonstructual measure) untuk pengelolaan air adalah program-program atau aktifitas-aktifitas yang tidak membutuhkan fasilitas-fasilitas terbangun. (Grigg, 1996 ) Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisis alamiahnya. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air. Penggunaan teknologi pengelolaan air dapat dilihat berdasarkan : 1.  Kualitas Air : a.  Siklus air di alam b.  Baku mutu lingkungan hidup c.  Klasifikasi dan kriteria mutu air (kondisi fisika-kimia-biologis air) d.  Kontrol polusi air 2.  Sistem pengolahan air : a.  Tahap pengolahan air tawar b.  Problem dalam unit pengolahan air Ada beberapa teknologi yang dipakai untuk pengelolaan kualitas air, misalnya: 1.  Manipulasi kondisi air kultur Parameter fisika-kimia kultur (kimia : kandungan oksigen terlarut, kandungan H2S, NH3, tingkat keasaman (pH);

fisika: salinitas, turbiditas/kekeruhan air, filtrasi, sterilisasi). 33

 

Parameter biologis kultur (parameter dan pengukuran kualitas biologis air, bakteri nitrifikasi (isolasi, substrat, etc), probiotik, bio-flok, perifiton, pakan alami dan aplikasi). 2.  Teknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge

Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Kriteria mutu air adalah tolak ukur mutu air untuk setiap kelas air. Langkah – langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Melakukan upaya untuk memperkecil ra-sio debit sungai saat hujan dan saat kemarau. 2) Revitalisasi saluran irigasi untuk me-ningkatkan efesiensi saluran 3) Memulihkan / mempertahankan kapasitas tampung waduk, sehingga saat dibutuh-kan, waduk mampu mensuplai air untuk masing – masing kebutuhan. 4) Memulihkan / mempertahankan dan me-lindungi kapasitas bangunan bagi (ben-dung), sungai sebagai saluran pembawa, dan jaringan perpipaan. 5) Mengupayakan penambahan waduk, em-bung dan atau bendung untuk meningkat-kan kemampuan jejaring tata air dalam memanfaatkan air hujan dan permukaan. 6) Melakukan kegiatan yang dapat mening-katkan kesempatan air hujan meresap kedalam tanah, antara lain perlindungan terhadap daerah resapan dan daerah tang-kapan air. 7)

Peningkatan manajemen BerorientasiKebutuhan

operasional

pe-ngelolaan

SDA.

Pendayagunaan

SDA

Arahan pendayagunaan SDA berorientasi ke-butuhan bertujuan mengupayakan penghema-tan pemakaian air untuk masing – masing je-nis kebutuhan. Dengan penghematan pema-kaian air diharapkan dapat menekan kuantitas kebutuhan air. Langkah – langkah yang dapat dilakukan sebagai langkah penghematan air antara lain :

34

 

1) Melakukan studi untuk mengetahui ke-mungkinan melakukan perubahan pola tanam pada daerah irigasi dan atau studi untuk mengaplikasikan suatu metode ta-nam tertentu tanpa mengurangi produkti-fitas tanaman namun dapat menghemat pemakaian air. 2) Melakukan sosialisasi penghematan air kepada pengguna air. 3) Memasyarakatkan upaya pemanenan air hujan sampai pada kelompok terkecil dalam masyarakat (keluarga). 4) Mengembangkan pertanian organis, se-hingga sisa air yang telah dimanfaatkan sektor pertanian (irigasi) dapat diman-faatkan oleh kelompok pengguna lain Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya yang dapat dilakukan untuk menin-gkatkan peran masyarakat

dalam

penda-yagunaan

SDA

adalah

dengan

meningkatkan

pengetahuan,

keterampilan dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air dan sum-ber air. Langkah – langkah untuk member-dayakan masyarakat dalam pendayagunaan SDA antara lain : 1. Pengembangan keterampilan masyarakat. Peningkatan keterampilan praktis penge-lolaan air bagi masyarakat dan jajaran pemerintah ditingkat dusun, desa dan kecamatan perlu dilakukan untuk mendo-rong peran serta unsur – unsur tersebut secara aktif dalam menanggulangi masa-lah – masalah air di lingkungan masing - masing. 2. Penggalian dan pengembangan nilai tra-disional masyarakat. Melakukan pengga-lian dan pengembangan nilai – nilai yang berlaku dalam masyarakat agar dapat difungsikan sebagai landasan dalam pengelolaan air. Sehingga masyarakat menjadi lebih arif dalam mengelola air. Aspek Pengendalian Daya Rusak Air adalah Analisis pengendalian daya rusak air dila-kukan dengan menganalisis data skunder terkait dengan banjir yang terjadi di langkah – langkah analisis pengendalian daya rusak air adalah sebagai berikut : 1) Penetapan zona banjir yaitu penetapan daerah rawan banjir berdasarkan luas genangan banjir terhadap luas DAS. 2) Melakukan inventarisir sarana SDA pada masing – masing zona banjir.

35

 

3) Memadukan kedua parameter di atas dengan kekritisan DAS. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah hulu masing – masing DAS berkontribusi terhadap banjir yang terjadi di WS Petanu Sehingga pola pengendalian daya rusak air dapat dilakukan dengan langkah – langkah : 1) Mengacu pada arahan konservasi SDA 2) Mengupayakan pembangunan / revitali-sasi sarana pengendali banjir untuk me-ngurangi kerugian akibat banjir 3) Meningkatkan kemampuan SDM dalam institusi pengelola SDA dan instansi ter-kait dalam melakukan manajemen banjir 4) Meningkatkan kemampuan masyarakat secara individu maupun kolektif dalam menghadapi bahaya banjir Arahan Pengelolaan SDA Terpadu WS PetanuArahan pengelolaan SDA WS Petanu tersusun dari tiga aspek yaitu aspek konser-vasi, pendayagunaan SDA, dan pengendalian daya rusak air. Arahan pengelolaan SDA diharapkan mampu menghasilkan perencana-an pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan tetap mem-perhatikan alokasi air untuk masing – masing kebutuhan. Analisis aspek konservasi, pendayagunaan SDA, dan pengendalian daya rusak air WS Petanu menghasilkan gambaran lang-kah – langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi WS Petanu ter-kait dengan pengelolaan SDA. Dari gambaran tersebut dapat disusun arahan pengelolaan SDA untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang saling terkait adalah Pembentukan wadah koordinasi antara stake holder dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pengelolaan SDA. Jangka Pendek yang dilakukan adalah Melakukan evaluasi kesesuaian lahan dan penataan kembali berdasarkan kesesuaian lahan dengan pertimbangan, tidak mengganggu stabilitas sosial, ekonomi, dan politikPerbaikan sarana sanitasi dan infrastruktur lingkungan lainnya untuk mengendalikan penurunan kualitas air akibat limbah masyarakat

36

 

Memantau dan melakukan tindakan terhadap limbah industri yang masuk ke badan air. Tindakan dapat dilakukan dengan penyuluhan, pemberlakuan sanksi kepada pelaku sesuai hukum yang berlaku, pembangunan IPAL, dan tindakan lain disesuaikan dengan keadaan di lapangan Pembangunan / revitalisasi waduk, embung, bendung dalam rangka meningkatkan / mempertahankan kapasitas tampingMemulihkan / mempertahankan fungsi infrastruktur SDA saluran pembawa seperti sungai, jaringan irigasi, bendung, tanggul, dan lain – lain. Peningkatan monitoring dan pendataan data hidrologi sebagai dasar dari rekayasa teknik SDA. Melakukan studi pola tanam daerah irigasi dan atau studi untuk mengaplikasikan metode tanam tertentu tanpa mengurangi produktifitas tanaman dalam rangka menyelaraskan kebutuhan dengan kapasitas suplai. Peningkatan kemampuan SDM institusi pengelola SDA dalam bidang konservasi, pendayagunaan SDA, dan pengendalian daya rusak air. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain pelatihan, simulasi, dan studi banding. Peningkatan

pengetahuan,

kemampuan,

dan

ketrampilan

masyarakat

dalam

melaksanakan konservasi, pendayagunaan SDA, dan menghadapi daya rusak air (banjir). Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain penyuluhan, pelatihan, dan studi banding. Penggalian dan pengembangan nilai – nilai yang berkembang dalam masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengelolaan SDA berkelanjutan dan berwawasan lingkungan 9.2. Uraian Materi Aspek Pengelolaan Sumber Daya Air (Kodoatie dan Sjarief, 2008). Konservasi Sumber Daya AirKegiatannya, dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air yangditetapkan pada setiap wilayah sungai dan menjadi acuan dalam perencanaan tataruang meliputi:perlindungan dan pelestarian sumber air.pengawetan air. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.Tujuannya menjaga kelangsungan:keberadaan sumber daya air yaitu terjaganya keberlanjutan keberadaan airdan sumber air, termasuk potensi yang terkandung di dalamnya.daya dukung sumber daya air: kemampuan sumber daya air untukmendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.daya tampung air dan sumber air: kemampuan air dan sumber air untukmenyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkanke dalamnya.

37

 

1. Perlindungan dan Pelestarian Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk melindungi danmelestarikan sumber air beserta lingkungan keberadaannya terhadap kerusakanatau gangguan yang disebabkan oleh daya alam, termasuk kekeringan dan yangdisebabkan oleh tindakan manusia. Upaya perlindungan dan pelestarian sumber airdijadikan dasar dalam penatagunaan lahan dan dilakukan melalui: 1.  pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air . 2.  pengendalian pemanfaatan sumber air: 3.  pemanfaatan sebagian atau seluruh sumber air tertentu melalui perizinan 4.  pelarangan untuk memanfaatkan sebagian atau seluruh sumber air tertentu. 5.  pengisian air pada sumber air, antara lain: pemindahan aliran air dari satu daerahaliran sungai ke daerah aliran sungai lainnya, misalnya dengan sudetan,interkoneksi, suplesi, dan imbuhan air tanah. 6.  pengaturan prasarana dan sarana sanitasi meliputi prasarana dan sarana airlimbah dan persampahan. 7.  perlindungan

sumber

air

dalam

hubungannya

dengan

kegiatan

pembangunandanpemanfaatan lahan pada sumber air. 8.  pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu. 9.  pengaturan daerah sempadan sumber air. 10. rehabilitasi hutan dan lahan. 11. pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam Perlindungan dan pelestarian sumber air dilaksanakan secara vegetativedan/atau sipil teknis melalui pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya. Pelaksanaansecara vegetatif merupakan upaya perlindungan dan pelestarian yang dilakukandengan atau melalui penanaman pepohonan atau tanaman yang sesuai pada daerahtangkapan air atau daerah sempadan sumber air.Yang dimaksud dengan cara sipil teknis adalah upaya perlindungan danpelestarian yang dilakukan melalui rekayasa teknis, seperti pembangunan bangunanpenahan sedimen, pembuatan teras (sengkedan), danlatau perkuatan tebing sumberair. Yang dimaksud dengan melalui pendekatan sosial, budaya, dan ekonomi adalahbahwa pelaksanaan upaya perlindungan dan pelestarian sumber air denganberbagai upaya tersebut harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi sosial,budaya, dan ekonomi masyarakat setempat. 38

 

2. Pengawetan Air Pengawetan air ditujukan untuk memelihara keberadaan dan ketersediaan airatau kuantitas air, sesuai dengan fungsi dan manfaat, dilakukan dengan cara: 1.  menyimpan air yang berlebihan di saat hujan untuk dapat dimanfaatkan padawaktu diperlukan. 2.  menghemat air dengan pemakaian yang efisien dan efektif. 3.  mengendalikan penggunaan air tanah. 4.  Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air ditujukan untukmempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang ada padasumber-sumber air. Pengelolaan Kualitas dilakukan dengan cara memperbaikikualitas air pada sumber air antara lain dilakukan melalui upaya aerasi pada sumberair dan prasarana sumber daya air.Pengendalian pencemaran dilakukan dengan cara mencegah masuknyapencemaran air pada sumber air dan prasarana sumber daya air. 1.  Untuk mencegahmasuknya pencemaran air pada sumber air misalnya dilakukan dengan cara tidakmembuang sampah di sumber air, dan mengolah air limbah sebelum dialirkan kesumber air. 2.  Larangan Kegiatan yang Merusak Sumber Air, Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yangmengakibatkan rusaknya sumber air dan prasarananya, mengganggu upayapengawetan air, danlatau mengakibatkan pencemaran

air.

Yang

dimaksud

denganrusaknya

sumber

air

adalah

berkurangnya daya tampung atau fungsi sumber air. Pelaksanaan Konservasidilaksanakan pada sungai, danau, waduk, rawa, cekungan airtanah, sistem irigasi, daerah tangkapan air, kawasan suaka alam, kawasanpelestarian alam, kawasan hutan, dan kawasan pantai. Pengaturan konservasisumber daya air yang berada di dalam kawasan suaka alanl, kawasan pelestarianalam kawasan hutan, dan kawasan pantai diatur berdasarkan peraturan perundangundangan. .

Pendayagunaan Sumber daya air dilakukan dengan mengutamakan fungsisosial untuk

mewujudkan keadilan dengan memperhatikan prinsip pemanfaat airmembayar biaya jasa pengelolaan sumber daya air dan dengan melibatkan peranmasyarakat. Yang dimaksud dengan prinsip pemanfaat membayar biaya jasapengelolaan adalah penerima manfaat ikut menanggung 39

 

biaya pengelolaan sumberdaya air baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketentuan ini tidakdiberlakukan kepada pengguna air untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-haridan pertanian

rakyat.Setiap

orang

baik

orang

perseorangan

maupun

badan

usaha

berkewajibanmenggunakan air sehemat mungkin. Kegiatan pendayagunaan sumber daya air meliputi: 1. Penatagunaan Sumber Daya Airditujukan untuk menetapkan zonapemanfaatan sumber air dan peruntukan air pada sumber air. 2. Penyediaan Sumber Daya Airditujukan untuk memenuhi kebutuhan air dandaya air serta memenuhi berbagai keperluan sesuai dengan kualitas dankuantitas. 3. Penggunaan Sumber Daya Airditujukan untuk pemanfaatan sumber daya airdan prasarananya sebagai media dan/atau materi. Yang dimaksud denganpenggunaan sebagai media misalnya pemanfaatan sungai unhlk transportasi transportas i dan arum jeram yang dimaksud dengan penggunaan sebagai materi misalnyapemanfaatan air untuk minum. rumah tangga, dan industri. 4.Pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai ditujukan untukpeningkatan kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan airbaku untuk rumah tangga, pertanian, industri, pariwisata, pertahanan,pertambangan, ketenagaan, perhubungan, dan untuk berbagai keperluan

lainnya.Yang

dimaksud

dengan

pengembangan

termasuk

kegiatan

pelaksanaankonstruksi. Pengusahaan sumber daya air diselenggarakan dengan memperhatikanfungsi sosial dan kelestarian lingkungan hidup. Pengusahaan sumber daya airpermukaan yang meliputi satu wilayah sungai hanya dapat dilaksanakan olehbadan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah di bidang pengelolaansumber daya air atau kerja sarna antara badan usaha milik negara dengan badanusaha milik daerah.Yang dimaksud dengan pengusahaan sumber daya air permukaan yangmeliputi satu wilayah sungai adalah pengusahaan pada seluruh sistem sumberdaya air yang ada dalam wilayah sungai yang bersangkutan mulai dari hulusampai hilir sungai atau sumber air yang bersangkutan. Yang dimaksud denganbadan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah di bidang pengelolaansumber daya air adalah badan usaha yang secara khusus dibentuk olehPemerintah atau pemerintah daerah dalam rangka pengelolaan sumber daya airwilayah sungai.

40

 

E. Pola dan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air di muara sungai an pantai

Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaks nakan,mema nakan,memantau, ntau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,pendayagunaa sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air di daerah muara sungai dan pantai.Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dal m merencanakan,melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber  ayaair, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak

air.

Prinsippenyusu an

dan

penetapan

Pola

pengelolaan

sumber

daya

air

adalahketerpaduan antara air permukaan dan air tanah, serta keseimbangan antaraupaya konservasi sumber daya ai   dan pendayagunaan sumber daya air.K terpaduan antara air permukaan dan air tanah merupakan keterpaduan dalampengelolaannya yang diselenggarakan dengan memperhatikan wew nang dantanggung jawab masing-masing instansi sesuai dengan tugas pokok danfungsinya. Pola pengelolaan su ber daya air dilakukan di wilayah sung i, muara sungai dan pantai.Rencana pengelolaan  umber daya air adalah hasil perencanaan secaramenyeluruh dan terpadu yang diperlukan untu menyelenggarakan pengelolaansumber daya air. Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air  i wilayahsungai adalah:Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai lintas negara dan

ilayahsungai strategis nasional disusun d ngan memperhatikan

kebijakan nasionalsumber da a air dan kebijakan pengelolaan sumber daya air di tingkatprovinsi dan/atau kabupaten/kota yang bersangkutan. bersangkutan.

41  

 

Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai lintas provinsi disusundengan memperhatikan kebijakan pengelolaan sumber daya air di tingkatprovinsi yang terkait. 1.  Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai lintas kabupaten/kotadisusun dengan memperhatikan kebijakan pengelolaan sumber daya air ditingkat kabupaten/kota terkait. 2.  Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai dalam satu kabupaten/kotadisusun dengan memperhatikan kebijakan pengelolaan sumber daya air ditingkat kabupaten/kota yang bersangkutan. 3.  Muatan pola pengelolaan sumber daya air adalah:tujuan pengelolaan sumber daya air.dasar pertimbangan melakukan pengelolaan sumber daya air.beberapa skenario pengelolaan sumber daya air. Altenatif pilihan strategi pengelolaan sumber daya air untuk setiap scenariopengelolaan sumber daya air.Langkah operasional untuk melaksanakan strategi pengelolaan sumber daya air. III. Penutup 1. Rangkuman

Dalam Undang-undang Sumber Daya Air No. 7 tahun 2004, pengelolaansumber daya air dilakukan dengan: (1) dasar legalitas yang terdiri dari: filosofis,yuridis dan rekayasan; (2) asas dan cara seperti: kelestarian, keseimbangan,kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian,transparansi dan akuntabilitas, menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkunganhidup, dan berkelanjutan. Sumber daya air mempunyai tiga fungsi yaitu sosialhidup, dan berkelanjutan. Sumber daya air mempunyai tiga fungsi yaitu sosial,ekonomi dan lingkungan hidup. Ketiga fungsi tersebut sebagai pilar dalampengelolaan sumber daya air berkelanjutan. Dalam pengelolaan sumber daya air,ada 3 aspek utama dan 2 aspek pendukung yaitu: konservasi sumber daya air,pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air, sistem informasi sumber daya air dan pemberdayaan masyarakat.

2. Tugas dan Latihan

Lakukan studi lapangan dan buatlah analisis tentang pengeloaan sumber dayaair di daerah muara sungai dan pantai

42

 

3. Indikator Pencapaian

1. Mahasiswa mampu menjelaskan peran Undang-undang Sumber Daya Airdalam menunjang keberlanjutan Sumber Daya Air di daerah muara sungai dan pantai. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan aturan-aturan dalam pengelolaan sumberdaya air di muara sungai dan pantai

4. Sumber/Referensi

1. Kodoatie dan Sjarief, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu,edisi revisi,Yogyakarta: Andi. 2. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air 3.Darsono, V. 1992. Pengantar Ilmu Lingkungan. Penerbit Universitas Atmajaya. Yogyakarta. 4.Dahuri, R., A. Damar. 1994.  Metode dan Teknik Analisis Kualitas Air.  Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH). Lembaga Penelitian IPB-Bogor. 5. Sudarmaji,Pramono Hadi, 2014, Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 6. Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Fakultas Teknik. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 7. Triatmodjo, B. 2010. Hidrologi Terapan, Fakultas Teknik. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Y ogyakarta.

5. Strategi Pembelajaran

1. Dosen menjelaskan tentang Undang-undang Sumber Daya Air, mulai daridasar keberadaan undang tersebut, kerangka undang-undang hingga hal-halpokok yang diatur termasuk aspek pengelolaan yang dapat dilakukan di daerah muara sungai dan pantai.. 2. Dosen juga menjelaskan peran Undang-undang Sumber Daya Air dalamkeberlanjutan Sumber Daya air di daerah muara sungi dan pantai. 3. Melakukan latihan-latihan di kelas dengan mengangkat studi kasus 4. Memberikan tugas perorangan untuk kasus yang sesuai dengan kondisidaerah masing-masing.

43

 

44

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF