buku ajar dasar-dasar ilmu tanah edisi 2012.pdf
March 27, 2017 | Author: eva-maria-929 | Category: N/A
Short Description
Download buku ajar dasar-dasar ilmu tanah edisi 2012.pdf...
Description
HIBAH PENULISAN BUKU AJAR
DASAR DASAR ILMU TANAH (141G2103)
Oleh: PROF. DR. IR. MUSLIMIN MUSTAFA, M.Sc. (NIDN: 001714302) ASMITA AHMAD, ST.MSi. (NIDN: 0016127304) MUH. ANSAR, SP.MSi. (NIDN:0003057302) IR. MASYHUR SYAFIUDDIN (NIDN: 0031125911)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012 Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 1
HALAMAN PENGESAHAN HIBAH PENULISAN BUKU AJAR BAGI TENAGA AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012
Judul
: Dasar Dasar Ilmu Tanah
Nama Lengkap
: Prof. Dr Ir Muslimin Mustafa, M.Sc.
NIP
: 194311171966101001
Pangkat/Golongan
: Pembina Utama Madya / IV d
Jurusan
: Ilmu Tanah
Makassar, 19 November 2012
Mengetahui : Ketua Jurusan Ilmu Tanah
Penanggungjawab Penulisan,
(DR Ir Burhanuddin Rasyid, MSc.) NIP. 196312291990021001
(Prof. Dr Ir Muslimin Mustafa, M. Sc) NIP. 194311171966101001
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
(Prof. DR Yunus Musa, MSc.) NIP. 195412201983031001
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 2
KATA PENGANTAR
Buku pengajaran Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini disusun sebagai bahan untuk memahami pengetahuan dasar tentang tanah secara umum, yang meliputi; tanah sebagai bagian dari litosfer, pembentukan tanah dan prosesnya serta faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah tersebut.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Fakultas Pertanian, karena menjelaskan dan membahas tentang tanah sebagai media pertumbuhan tanaman. Dalam proses pembentukan tanah, buku pengajaran Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini memberikan penjelasan tentang peran faktor fisik, biologi, kimia dalam pembentukan tanah seperti perubahan iklim, temperatur, curah hujan serta mikroba dalam tanah. Pembahasan-pembahasan pokok serta kaitan antara setiap faktor pembentukan tanah tersebut akan memberikan pengertian tentang tanah sebagai media tumbuh tanaman. Berdasarkan pokok bahasan yang disampaikan maka diharapkan agar mahasiswa pertanian yang memahami proses pembentukan tanah tersebut dapat memiliki pemahaman tentang tanah sebagai media pertumbuhan tanaman. Materi bahasan dalam buku ajar ini akan merupakan dasar pemahaman untuk beberapa mata kuliah lanjutan yang berhubungan dengan tanah sebagai media tumbuh tanaman, seperti agrohidrologi, fisika tanah, kimia tanah, biologi tanah dan konservasi tanah dan air. Pokok-pokok bahasan dalam buku ajar ini sebagian besar bersumber dari bahan-bahan perkuliahan selama ini yang disempurnakan sesuai dengan literatur yang terkait. Buku ajar ini merupakan hasil revisi dari buku ajar yang telah diterbitkan pada tahun 2009. Revisi ini dilakukan guna meningkatkan kualitas buku ajar serta menambah khazanah membelajaran bagi mahasiswa. Para penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan, serta keterbatasan pokok bahasan yang diuraikan dalam buku ajar ini.
Koreksi dan
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 3
komentar serta usulan perbaikan buku ajar ini sangat kami harapkan.
Atas
perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Makassar, 19 November 2012 Tim Penyusun
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 4
RINGKASAN Tanah memiliki kemampuan memberikan makanan air, maupun udara sehingga tanaman dapat hidup dan tumbuh.
Berdasarkan fakta tersebut, maka tanah
didefenisikan sebagai bahan atau massa yang terdiri dari mineral dan bahan organik yang mendukung pertumbuhan tanaman di permukaan bumi. Tanah terdiri dari partikel-partikel batuan, bahan organik, mahluk hidup, udara dan air. Tanah merupakan sistem 3 fase, yaitu padat, cair dan gas yang selalu mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang. Dipandang dari sisi pedologi, tanah adalah suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Tanah yang dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman disebut edaphologi. Tanah yang terbentuk dari berbagai proses fisik, kimia dan biologi menghasilkan lapisan-lapisan yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya baik sifat fisik, kimia maupun sifat biologinya. Dalam istilah tanah, lapisan tersebut dikenal dengan nama horison. Penampakan vertikal dari tanah yang terdiri atas horison-horison disebut profil tanah. Cepat atau lambatnya pembentukan horisonhorison tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuk tanah, yaitu: bahan induk, iklim, biota, topografi dan waktu. Fraksi anorganik tanah terdiri dari fragmen batuan dan mineral dengan berbagai ukuran dan susunan. Berdasarkan ukuran, dikenal fraksi utama yaitu : kerikil (>2 mm); pasir (2,0– 0,05 mm); debu (0,05-0,002 mm) dan liat ( sumbu horisontal, hor B, daerah iklim kering.
3.
Tiang (columner): sumbu vertikal >sumbu horisontal, bagian atas membulat, hor B, daerah iklim kering.
4.
Gumpal bersudut (angular blocky): seperti kubus dengan sudut-sudut tajam, sumbu vertikal=sumbu horisontal, hor B, daerah iklim basah
5.
Gumpal membulat(rounded blocky): seperti kubus dengan sudut membulat, sumbu vertikal=sumbu horisontal, hor B, daerah iklim basah
6.
Granular: Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut "Crumbs" atau Spherical.
7.
Remah (single grain): bulat sangat porous, di hor A
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 44
Gambar 2 Bentuk-bentuk struktur tanah Ukuran Ukuran struktur tanah berbeda-beda sesuai dengan bentuknya (Tabel 2). Tabel 2. Ukuran butir-butir struktur tanah Ukuran
Lempeng
Prisma dan tiang
Gumpal
Granular Remah
mm Sangat halus
30% akan berpengaruh terhadap agregasi, sedangkan kandungan liat < 30% tidak berpengaruh terhadap agregasi.
2. Bahan organik tanah Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian. Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan organik dan organisme di dalam tanah saling berhubungan erat.
3. Tanaman Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang mantap. Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk celah-celah. Disamping itu dengan adanya tekanan akar, maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat. Selain itu celah-celah tersebut dapat terbentuk dari air yang diserap oleh tanaman tersebut.
4. Organisme tanah Organisme tanah dapat mcmpercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu berperan langsung dengan membuat !ubang dan menggemburkna tanaman.Secara
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 46
tidak langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan dikelaarlan lagi menjadi bahan pengikat tanah.
5. Waktu Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin mantap.
6. Iklim Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan, pencairan. Iklim
merupakan faktor yang
sangat
berpengaruh
terhadap
pembentukan agregat tanah.
Kemantapan atau Tingkat Perkembangan Struktur Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan.
Ketahanan struktur
tanah dibedakan menjadi: 1. tingkat perkembangan lemah 2. tingkat perkembangan sedang 3. tingkat perkembangan kuat
Konsistensi Konsistensi menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk.
Dalam keadaan lembab tanah
dibedakan ke dalam bentuk konsistensi gembur sampai teguh.
Dalam keadaan
kering, tanah dibedakan ke dalam konsistensi lunak sampai keras. Dalam keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari lastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 47
Tanah basah: kandungan air di atas kapasitas lapang Kelekatan – tidak lekat, agak lekat, lekat, sangat lekat Plastisitas-tidak plastis, agak plastis, plastis, sangat plastis Tanah lembab: kandungan air mendekati kapasitas lapang Lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, sangat teguh sekali Tanah kering : tanah dalam keadaan kering angin Lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, sangat keras sekali.
Konsistensi merupakan bagian dari rheologi yaitu ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan bentuk dan aliran suatu benda.
Sifat-sifat rheologi tanah
dipelajari dengan menentukan angka Atterberg yaitu angka-angka kadar air tanah pada beberapa macam keadaan. Sifat-sifat tanah yang berkaitan angka Atterberg tersebut adalah : Batas mengalir
: jumlah air terbanyak yang dapat ditahan tanah
Batas melekat
: kadar air dimana tanah mulai tidak dapat melekat
pada benda lain Batas menggolek
: kadar air dimana gulungan tanah mulai tidak dapat
digolekkan lagi Indeks plastisitas
: kadar air batas mengalir-batas menggolek
Jangka olah
: kadar air batas melekat-batas menggolek
Batas ganti warna
: tanah yang telah mencapai batas menggolek masih
dapat kehilangan air, sehingga tanah lambat laun menjadi kering dan pada suatu ketika tanah menjadi berwarna lebih terang. Titik ini disebut titik ganti warna atau titik ubah
Bobot Isi Tanah (Bulk Density) Bobot isi tanah menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 48
Bulk density =
berat tanah kering (g) volume tanah (cm3)
Bobot isi tanah adalah petunjuk kepadatan tanah. Makin padat tanah maka makin tinggi bulk density yang berarti makin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya, bobot isi tanah berkisar antara 1,1-1,6 g/cm3. Bulk density berbeda dengan particle density (kerapatan jenis zarah). Particle density = berat kering persatuan volume partikel-partikel (padat) tanah (jadi tidak termasuk volume pori - pori tanah). Tanah mineral mempunyai particle density = 2,65 g/cm3. dengan mengetahui bulk density dan particle density, maka dapat diketahui banyaknya (%) pori-pori total tanah sebagai berikut : Bulk density
X 100 % =
% bahan padat tanah
Particle density
% pori total tanah = 100% - % bahan padat tanah
Ruang pori total (%) = ( 1 - _Bulk density_ ) Particle density
Pori-pori Tanah Pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori halus. Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi, sedangkan pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah ini sulit menahan air sehingga tanaman sering mengalami kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori total lebih tinggi dari tanah berpasir. Porosistas dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 49
dan tekstur tanah. Porositas tinggi jika bahan organik tinggi. Tanah dengan struktur granuler atau remah porositas lebih tinggi dibanding yang berstruktur masif. Drainase Tanah Tanah ditemukan baik di daerah yang tergenang air maupun daerah-daeah kering yang tidak pernah tergenang air. Mudah tidaknya air hilang dari tanah menentukan kelas drainase tanah tersebut. Drainase tanah dikenal dua macam; drainase eksternal dan drainase internal. Air dapat hilang melalui permukaan tanah (external drainage) maupun melalui peresapan ke dalam tanah (internal drainage). External drainage banyak ditentukan oleh bentuk permukaan tanah/lahan, sedang internal drainage ditentukan oleh tekstur tanah. Berdasar atas kelas drainasenya tanah dibedakan atas kelas drainase terhambat (tergenang) sampai sangat cepat (air sangat cepat hilang dari tanah). Keadaan drainase tanah menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh. Sebagai contoh, padi dapat hidup pada tanah-tanah dengan drainase buruk, tetapi jagung, karet, cengkeh, kopi dan lain-lain tidak akan dapat tumbuh dengan baik kalau tanah selalu tergenang air.
A. Indikator Penilaian Penilaian dalam penugasan pada modul 4 ini didasarkan pada hasil kerja perorangan dan kelompok. Setiap mahasiswa wajib untuk membuat deskripsi setiap sifat fisik tanah dalam bentuk bahan presentasi kelompok. Penilaian pada bagian ini mencakup 15 % dari nilai akhir.
B. Contoh Latihan dan Tugas Jelaskan sifat-sifat fisik tanah dasar.
Buatlah dalam bentuk makalah dan
dipresentasikan secara berkelompok.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 50
BAB III. PENUTUP Sifat fisik tanah dasar yang perlu dipahami mahasiswa antaralain tekstur, struktur dan agregat tanah, bulk density, dan porositas tanah. Pemahaman tentang sifat-sifat fisik tanah akan membantu mahasiswa menentukan potensi tanah kaitannya dengan pertumbuhan tanaman.
Begitupula dengan sifat morfologi tanah yang dapat
ditentukan jika sifat fisik tanah dipahami dengan baik.
Sumber pustaka: 1. Foth, H.D. 1990. Fundamentals of Soil Science. 8Ed. John Wiley & Sons. New York. 2. Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
3. Singer, M.J. and D.N. Munns. 1991. Soils An Introduction. 2nd. Macmilan Publishing Company. New York.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 51
MODUL 5 AIR DALAM TANAH BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah senyawa yang penting bagi kehidupan di dunia.
Lebih dari 80%
komponen penyusun tubuh tanaman jenis herbaceous dan lebih dari 50% tanaman kayu-kayuan adalah air. Air baukan hanya penyusun tubuh tanaman, tetapi juga sebagai media pelarut dan transportasi unsur hara. Sumber air utama adalah air hujan yang jatuh ke tanah. Air hujan ada yang diteruskan ke dalam tanah dan akan mengisi ruang pori untuk digunakan di masa depan, dan ada/dapat juga mengalir di permukaan dan masuk ke sungai (sumber air lainnya). Bagian 5 dari modul ini akan menjelaskan potensi air dalam tanah yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan ketersediaan air.
B. Ruang Lingkup Isi Bagian ini mencakup pembahasan tentang penentuan kadar air dalam tanah, konsep energi air, retensi air tanah, prinsip dasar pergerakan air dalam tanah, ketersediaan air dan absorpsi unsur hara.
C. Sasaran Pembelajaran Modul Modul ini diharapkan menjadi pedoman bagi mahasiswa dan dosen untuk memahami konsep air dalam tanah untuk kepentingan produksi.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 52
BAB II. PEMBAHASAN Konsep Energi Air 1.
Konsep Potensial Aliran air merembes tanah dapat dibandingkan dengan aliran panas melalui batang metal atau aliran listrik melalui kawat. Gaya yang mendorong air untuk mengalir dapat dibandingkan dengan perbedaan potensial listrik atau perbedaan panas, dan dapat diujudkan sebagai perbedaan tarikan dari dua bagian tanah terhadap air yang kadar airnya tidak sama. Apabila hanya terdapat satu gaya saja yang bekerja pada air, persoalan aliran air menjadi sangat mudah. Tetapi persoalannya tidaklah demikian, sebab selain gaya matriks, masih ada macam gaya lain yang bekerja, yaitu: gaya osmotik yang disebabkan adanya garam-garam terlarut dan gaya gravitasi. Jika kita dapat mengetahui besarnya ketiga macam gaya ini, maka kita dapat mengetahui bergerak atau tidaknya air, serta arahnya. Potensial Air dapat didefinisikan sebagai tenaga yang diperlukan untuk memindahkan sejumlah satuan air dari tempat patokan yang dianggap potensialnya sama dengan nol ke tempat lain yang potensialnya mempunyai nilai tertentu. Sehingga potensial dapat diartikan sebagai petunjuk status energi atau ketersediaan air tanah. Jika potensialnya rendah maka ketersediaan air juga rendah. Potensial adalah skalar bukan vektor, ia mempunyai besaran tetapi tidak mempunyai arah. Jumlah aljabar dari komponen-komponen potensial adalah konstan dan jumlah ini disebut potensial total. Dengan demikian gaya dorong untuk pergerakan air hanyalah gradien potensial total untuk dua titik, yaitu potensial enersi Ф dalam jarak X. Konsep potensial air tanah adalah sangat penting. Konsep ini mengganti cara penggolongan air tanah yang umum dipakai pada masa lalu yaitu yang menggolongkan air tanah dalam beberapa bentuk: air gravitasi, air kapiler, air higroskopik dan sebagainya.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 53
Faktanya adalah bahwa semua air tanah, tidak hanya sebagian saja, dipengaruhi juga gravitasi, sehingga semua air adalah air gravitasi. Selanjutnya hukum kapiler tidak mulai atau berhenti pada suatu nilai kadar air, atau ukuran pori. Dengan demikian air tanah dapat berbeda dari tempat ke tempat dan dari waktu ke waktu tidak dalam bentuk tetapi dalam energi potensial. 2.
Potensial Air Tanah a.
Potensial Gravitasi Setiap benda di atas permukaan bumi ditarik ke arah pusat bumi oleh gaya gravitasi yang sama besarnya dengan berat benda tersebut, dimana berat benda tersebut adalah hasil kali massa dengan percepatan gravitasi. Untuk mengangkut suatu benda melawan tarikan, kerja harus dilakukan, dan kerja ini disimpan oleh benda yang diangkut dari dalam bentuk energi potensial gravitasi.
Besarnya energi ini tergantung pada tempat benda itu dalam
medan gaya gravitasi. Potensial gravitasi air tanah, pada setiap titik ditentukan oleh elevasi relatif titik bersangkutan terhadap suatu tempat referensi tertentu. Untuk mudahya adalah umum untuk menentukan tempat referensi pada suatu elevasi titik yang penting di dalam tanah, atau dibawah profil tanah yang sedang diteliti, agar potensial gravitasi selalu dapat bernilai + atau 0. Pada ketinggian z diatas suatu referensi, energi potensial gravitasi Eg, suatu massa air M air yang bervolum V adalah: E =Mgz =ρwVgz Dimana ρw=kerapatan air=BD air g=percepatan gravitasi z=ketinggian diatas referensi M z
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 54
b.
Potensial tekanan =Potensial matriks Jika air tanah berada dalam keadaan dimana tekanan hidrostatik lebih besar daripada tekanan atmosfer, maka potensial tekanan dianggap positif (+). Jika air berada pada keadaan dimana tekanan lebih rendah dari tekanan atmosfer, maka potensial tekanan dianggap negatif.
c. Potensial Total dan Potensial Hidrolik Potensial total adalah hasil kombinasi komponen-komponen potensial yang bersangkutan : Ф = Фg + Фm + Фo + Ф (eksternal) Suatu keadaan seimbang akan tercapai jika transfer massa air dalam fase cair tidak ada. Keadaan ini dapat terjadi apabila potensial totalnya mencapai nilai yang tetap. Syarat yang cukup untuk terjadinya keseimbangan ini ialah jika jumlah komponen-komponen potensial adalah tetap.
Dalam praktek
potensial osmotik sering dapat diabaikan. Dalam keadaan seimbang jika tidak ada gaya external, yaitu jika tekanan di dalam tanah dan atmosfer sama, diperoleh persamaan : Фh = Фg + Фm =konstan (untuk tanah tidak jenuh) Фh= Фg + Фp=konstan(Dan untuk tanah jenuh) Dimana : Фh=potensial hidrolik Фp=ghp=potensial tekanan hidrostatik Hp=tekanan hidrostatik yang diukur dengan tinggi kolom air Sifat-sifat fisik air tanah sangat bergantung dari sifat-sifat tanah yang bersangkutan. Tanah yang halus atau yang mempunyai luas permukaan yang besar per satuan berat, mempunyai kadar air yang lebih besar dari pada tanah yang kasar atau mempunyai luas permukaan yang lebih kecil.
Luas
permukaan tanah berkisar antara 1000 cm2/g sampai dengan 106 cm2/g. Partikel tanah bersifat hidrofilik atau suka menyerap air dan yang terutama yang berbentuk koloida. Dalam air tanah terdapat dua macam interaksi
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 55
antara permukaan ialah antara benda padat dan cair serta antara benda cair dan udara. Interaksi antara permukaan inilah yang menyebabkan adanya tegangan antara permukaan dalam tanah dan mengakibatkan bergeraknya air. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman dapat ditunjukkan oleh adanya air dan udara yang seimbang dalam tanah. Penentuan Kandungan Air Tanah Kadar air tanah dinyatakan dalam satuan cm3/100 cm3 (air per tanah) atau g air/100 g tanah. Padsa banyak literatur dinyatakan sebagai persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah atau persen berat. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering-ovenkan dalam oven pada suhu 100 °C – 110 °C selama 2 x 24 jam. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O 2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati. Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 56
Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama makin mengering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen). Kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen disebut total air tanah tersedia (TAW, Total Available Water). Titik kritis adalah batas minimum air tersedia yang dipertahankan agar tidak habis mengering diserap tanaman hingga mencapai titik layu permanen. Titik kritis ini berbeda untuk berbagai jenis tanaman, tanah, iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian di lapangan (Benami dan Offen, 1984 dalam Yanwar , 2003).Kandungan air antara kapasitas lapang dan titik kritis disebut RAW (Readily Available Water). Perbandingan antara RAW dengan total air tanah yang tersedia dipengaruhi oleh iklim, evapotranspirasi, tanah, jenis tanaman dan tingkat pertumbuhan tanaman (Raes,1988). Retensi Air-Tanah Kapasitas lapang adalah kadar air yang dapat ditahan dengan gaya yang sama dengan gaya gravitasi tetapi arahnya berlawanan. Kapasitas lapangan ini juga dikenal dengan batas atas air yang tersedia untuk pertumbuhan tanaman. Jika terdapat permukaan air-bumi (groundwater table) yang dangkal dan tidak ada pergerakan air ke atas yang kuat karena evaporasi pada permukaan tanah, maka pada kurun waktu tertentu, terdapatlah suatu keseimbangan antara pergerakan air ke atas (kapiler) dan pergerakan air kebawah (gravitasi). Dalam keadaan seperti di atas maka kadar air di dekat permukaan tanah akan akan merupakan kadar air pada kapasitas lapang. Titik layu adalah kadar air untuk mana tanaman akan layu dan tidak dapat segar lagi. Kadar air pada titik layu ini dalam praktek akan seimbang dengan
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 57
hisapan matriks sebesar 15 bar, sedang kadar air pada kapasitas lapang sering diambil setara dengan hisapan matriks sebesar 1/3 bar. Ada beberapa mekanisme yang aktip dalam adsorpsi air oleh partikel-partikel tanah. Diantaranya ialah muatan listrik yang ada pada partikel-partikel tanah dan ion-ion lawan yang diadsorpsikan. Sedang mekanisme retensi air oleh tanah ialah adanya tegangan permukaan antara air dan udara di dalam tanah.
Tengangan
permukaan ini besarnya kurang lebih 72 dyne/cm atau 72 erg/cm2 pada 25oC. Air menempel pada permukaan tabung kapiler sekuat dengan aghesi dengan dirinya sendiri karena kerja untuk kohese besarnya juga sama dengan 2σ. Oleh karena itulah maka air dapat membasahi dinding gelas tabung kapiler, dan air yang menempel pada dinding tabung tersebut menarik sejumlah cairan setinggi h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Air dalam Tanah Masing-masing tanah mempunyai kadar air tanah kering udara, kadar air kapasitas lapang, dan kadar air maksimum yang berbeda-beda. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor: a.
Jenis air yang yang diserap yang didasarkan pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi.
b.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahanair yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Oleh karenanya tanaman yang ditanam pada tanah pasir umunya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.
c.
Kadar bahan organic tanah (BOT). Semakin tinggi kadar BOT akan makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
d.
Senyawa kimiawi. Semakin banyak senyawa kimiawi di dalam tanah akan menyebabkan kadar dan ketersediaan air tanah menurun. Tanah kering udara adalah tanah yang tidak terkena cahaya matahari langsung. Bahan organik tanah merupakan hasil dekomposisi atau elapukan bahan-bahan
mineral yang terkandung didalam tanah. Bahan organik tanah juga dapat berasal dari
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 58
timbunan mikroorganisme, atau sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mati dan terlapuk selama jangka waktu tertentu.bahan organik dapat digunakan untuk menentukan sumber hara bagi tanaman, selain itu dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi tanah (Soetjito, dkk. 1992). Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah ( disebut air tanah). Air ini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Kadar dan komposisi udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah. Udara tanah yang terdiri dari campuran gas itu bergerak menuju ke pori-pori yang belum diduduki oleh air (Hakim,1986). Tumbuhan air umumnya memerlukan air lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan lain. Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi, dalam proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, serta untuk mengangkut hasil-hasil fotosintesisnya ke seluruh jaringan tumbuhan. Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam tanah. Air tanah dan unsur hara ini membentuk larutan tanah. Air tanah berfungsi membawa unsur hara ke permukaan akar tumbuhan. Di dalam jariingan atau tubuh tumbuhan ini juga berperan mengangkut unsur hara yang diserap akar ke seluruh tanaman (Indranada, 1994). Tanah yang diovenkan beratnya akan berkurang dari berat awal. Hal inidikarenakan hilangnya kadar air yang terkandung pada tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Craig (1994) yang menyatakan bahwa energi yang telah dilepaskan ketika air berubah dari uap air menjadi cairan. Pembebasan panas dan pembentukanair hujan merupakan sumber energi utama untuk sistem hujan. Bila butir-butir air hujan jatuh ke atas tanah kering dan diserap oleh permukaan partikel tanah, terjadi penurunan lebih lanjut dalam pergerakan dan mempunyai tapak positif dan negatif. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air di dalam tanah adalah: 1.
Kadar Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 59
banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organic tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah. 2.
Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin banyak.
3.
Iklim dan Tumbuhan Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuah dalam tanah. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi pengguanaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah fakto pertumbuhan yang berarti.
4. Senyawa Kimiawi Garam-garam dan senyawa pupuk atau amelioran baik alamaiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotic yang dapat menarik dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat. Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu. Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air. Peranan Air Tanah dalam Absorpsi Unsur Hara Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebanyak 85-90 % dari bobot segar sel-sel dan jaringan tanaman tinggi adalah air.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 60
Setiap tanaman harus menyeimbangkan antara proses kehilangan air dan proses penyerapannya, bila proses kehilangan air tidak diimbangi dengan penyerapan melalui akar makan akan terjadi kekurangan air didalam sel tanaman yang dapat menyebabkan berbagai kerusakan pada banyak proses dalam tanaman. fungsi air bagi tanaman yaitu: 1) sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma, 2) sebagai senyawa pelarut bagi masuknya mineral-mineral dari larutan tanah ke tanaman dan sebagai pelarut mineral nutrisi yang akan diangkut dari satu bagian sel ke bagian sel lain, 3) sebagai media terjadinya reaksi-reaksi metabolik, 4) sebagai rektan pada sejumlah reaksi metabolisme seperti siklus asam trikarboksilat, 5) sebagai penghasil hidrogen pada proses fotosintesis, 6) menjaga turgiditas sel dan berperan sebagai tenaga mekanik dalam pembesaran sel, 7) mengatur mekanisme gerakan tanaman seperti membuka dan menutupnya stomata, membuka dan menutupnya bunga serta melipatnya daun-daun tanaman tertentu, 8) berperan dalam perpanjangan sel, 9) sebagai bahan metabolisme dan produk akhir respirasi, serta 10) digunakan dalam proses respirasi. Kehilangan air pada jaringan tanaman akan menurunkan turgor sel, meningkatkan konsentrasi makro molekul serta senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah, mempengaruhi membran sel dan potensi aktivitas kimia air dalam tanaman.
Peran air yang sangat penting
tersebut menimbulkan konsekuensi bahwa langsung atau tidak langsung kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi semua proses metaboliknya sehingga dapat menurunkan pertumbuhan tanaman. Cekaman kekeringan dapat disebabkan oleh 2 (dua) faktor, yaitu kekurangan suplai air di daerah perakaran atau laju kehilangan air (evapotraspirasi) lebih besar dari absobsi air meskipun kadar air tanahnya cukup. Kekurangan air secara internal pada tanaman berakibat langsung pada penurunan pembelahan dan pembesaran sel. Pada tahap pertumbuhan vegetatif, air digunakan oleh tanaman untuk pembelahan dan pembesaran sel yang terwujud dalam pertambahan tinggi tanaman, pembesaran diameter, perbanyakan daun dan pertumbuhan akar. Keadaan cekaman air menyebakan penurunan turgor pada sel tanaman dan berakibat pada menurunnya proses fisiologi.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 61
Pada waktu musim kemarau maka ketersediaan air akan berkurang sehingga mengakibatkan penurunan pertumbuhan. Berapa tanaman masih dapat tumbuh dengan baik pada kondisi air tanah berkurang. Bergantung responnya terhadap kekeringan, tanaman dapat diklasifikasikan menjadi: 1) tanaman yang menghindari kekeringan (drought avoiders), dan 2) tanaman yang mentoleransi kekeringan (drought
tolerators).
Tanaman
yang
menghindari
kekeringan
membatasi
aktivitasnya pada periode air tersedia atau akuisisi air maksimum antara lain dengan meningkatkan jumlah akar dan modifikasi struktur dan posisi daun. Tanaman yang mentoleransi kekeringan mencakup penundaan dehidrasi atau mentoleransi dehidrasi. Penundaan dehidrasi mencakup peningkatan sensitivitas stomata dan perbedaan jalur fotosintesis, sedangkan toleransi dehidrasi mencakup penyesuaian osmotik. Tanaman memiliki reaksi yang sangat kompleks menghadapi cekaman kekeringan. Bentuk morfologi, anatomi dan metabolisme tanaman yang berbeda menyebabkan tanaman memiliki respon yang beragam. Ketika kekeringan semakin meningkat maka tanaman menyesuaikan diri melalui proses fisiologi yang kemudian diikuti perubahan struktur morfologi tanaman seperti layu, meningkatkan pertumbuhan akar dan menghambat pertumbuhan pucuk. Penurunan proses fotosintesis dan pertumbuhan, sehingga tanaman juga mengalami penurunan produksi seperti berkurangnya hasil panen secara kualitas maupun kuantitas Bila tanaman dihadapkan pada kondisi kering terdapat dua macam tanggapan yang dapat memperbaiki status air, yaitu: (1) tanaman mengubah distribusi asimilat baru untuk mendukung pertumbuhan akar dengan mengorbankan tajuk, sehingga dapat meningkatkan kapasitas akar menyerap air serta menghambat pemekaran daun untuk mengurangi transpirasi, (2) tanaman akan mengatur derajat pembukaan stomata untuk menghambat kehilangan air lewat transpirasi. Relative Water Content (RWC) yang mengambarkan kadar relatif air daun merupakan parameter ketahanan tanaman menghadapi cekaman kekeringan. Proses fotosintesis pada sebagaian besar tanaman akan mulai tertekan bila nilai RWC
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 62
tanaman lebih rendah dari 70 persen, sehingga tanaman memerlukan pengaturan dalam tubuhnya diantaranya dengan melakukan penutupan stomata.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 63
A. Indikator Penilaian Penilaian dalam penugasan pada modul 5 ini didasarkan pada hasil kerja perorangan. Penilaian pada bagian ini mencakup 10 % dari nilai akhir.
B. Contoh Latihan dan Tugas 1.
Jelaskan tentang potensial air tanah
2.
Jelaskan hubungan antara tekstur tanah dengan kapasitas pegang air
Tugas ini dibuat dalam bentuk makalah perorangan yang akan didiskusikan dalam kelas.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 64
BAB III. PENUTUP Air dalam tanah mempunyai tingkat energi yang beragam sesuai dengan kandungan air tanah. Tingkat energi air tanah menaik jika kadar air naik, dan menurun jika kadar air tanah menurun. Hal inilah yang melahirkan konsep energi air tanah. Energi air tanah ditunjukkan dengan potensial air tanah dengan satuan bars atau kilopascal.
Sumber Pustaka: 1.
Foth, H.D. 1990. Fundamentals of Soil Science. 8Ed. John Wiley & Sons. New York.
2.
Hillel, D. 1971. Soil and Water. Physical Principles and Process. Academic Press, New York-London.
3.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA: Lampung.
4.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.
5.
Indranada, Henry. 1994. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bumi Aksara, Semarang.
6.
Mawardi, M. 2011. Asas Irigasidan Konservasi Air. Bursa Ilmu, Yogyakarta.
7.
Raes, D., Herman L. , Paul V. A. Matman dan V.B Martin. 1987. Irrigation Schedulling Information Sistem. Katholike Universiteit Leuven: Leuven.
8.
Soetjipto. 1992. Dasar-Dasar Irigasi. Erlangga :Jakarta.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 65
MODUL 6 SIFAT-SIFAT KIMIA TANAH BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
A
nalisis kimia tanah akan membantu dalam memprediksikan kemampuan tanah dalam suplai hara bagi tanaman. Namun, sering terjadi bahwa hanya sejumlah sedikit saja unsur-unsur tersedia bagi tanaman.
Untuk
itu diskusi dan pembahasan tentang sifat kimia tanah difokuskan pada reaksi pertukaran kation, pH tanah, kejenuhan basa, koloid tanah.
B. Ruang Lingkup Isi Modul ini akan membahas tentang sifat-sifat kimia tanah terutama reaksi pertukaran kation, pH tanah, kejenuhan basa, koloid tanah.
C. Sasaran Pembelajaran Modul Modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami berbagai sifat kimia tanah dasar.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 66
BAB II. PEMBAHASAN Tanah merupakan perantara penyedia suhu, udara, air dan unsur-unsur hara. Pertumbuhan tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh tersedianya unsur hara dalam tanah, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti telah disebutkan diatas. Komposisi Kimia Tanah Tanah terbentuk dari batuan yang melapuk. Adapun komposisi kimia rata-rata dari batuan beku ditunjukkkan dalam Tabel 1. Variasi kandungan unsur Silikon, Oksigen dan Aluminium sangat banyak ditemui. Hal ini menunjukkan dominasi mineral silikat dan aluminosilikat pada batuan beku. Selanjutnya adalah unsur besi, kalsium, magnesium, natrium, dan kalium. Komposisi kimia batuan beku menyerupai komposisi mineralogik dari tanah yang telah melapuk minimal atau sedang. Sejumlah tanah mengandung kuarsa, feldspar, dan mika pada fraksi pasir dan debunya, liat silikat lapis 2:1 dalam fraksi liatnya, dan kebanyakan muatan negatif liat dinetralisir dengan adsorpsi ion-ion kalsium, magnesium, sodium dan kalium. Tabel 1. Komposisi kimia batuan beku dan tanah-tanah yang melapuk intensif Senyawa SiO2 Al2O3 Fe2O3 TiO2 MnO CaO MgO K2O Na2O P2O5 SO3
Persentase unsur kimia (%) 60 16 7 1 0,1 5 4 3 4 0,3 0,1
Total
100,5
Adapted from Bohn, McNeal, and O’Connor, 1985 in Foth, 1990
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 67
Pada saat tanah melapuk dan komposisi mineralogi berubah setiap waktu, terjadi pula perubahan komposisi kimiawi. Selama proses pembentukan tanah, terjadi kehilangan unsur-unsur Si relatif terhadap Al dan Fe.
Pelepasan dan
kehilangan Ca, Mg, Na dan K lebih cepat dibandingkan Si, dan hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kandungan empat kation pada tanah-tanah yang melapuk intensif. Berikut adalah penjelasan masing-masing sifat-sifat kimia tanah yang penting untuk dipahami: a. Reaksi Tanah atau pH tanah Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain ion H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OHyang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. Pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi dibanding OH-, sedang pada tanah alkalin kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OHmaka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH=7. Konsentrasi H+ atau OH- dalam tanah sebenarnya sangat kecil. Nilai pH berkisar antara 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedang pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Besarnya kisaran nilai pH tersebut didasarkan atas besarnya konstanta disosiasi air murni yaitu : HOH [ H+] [OH-]
H+ + OH= 10-14 = K (konstan)
Di Indonesia, pH tanah berkisar antara 3 hingga 9.
Tanah-tanah pada
umumnya bereaksi masam dengan pH 4,0-5,5 sehingga tanah-tanah yang mempunyai pH 6,0-6,5 sering dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam.
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 68
Alasan pH tanah penting untuk diketahui : 1. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Pada umumnya hara tanaman akan lebih mudah untuk diserap pada kisaran pH netral (Gambar 1) oleh karena pada kisaran pH tersebut kebanyakan unsur hara larut dalam air. Pada tanah masam unsur P tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh Al sedangkan pada tanah alkalis, P sulit diserap tanaman karena difiksasi oleh Ca. 2. Menunjukkkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun (Gambar 1). Pada tanah-tanah masam banyak ditemukan ion-ion Al didalam tanah, yang kecuali memfiksasi P juga merupakan racun bagi tanaman. Pada tanah rawa yang pH tanah rendah (sangat masam) menunjukkan kandungan sulfat tinggi yang bersifat meracun bagi tanaman. Disamping itu, pada tanah yang masam, unsur-unsur mikro juga menjadi mudah larut, sehingga ditemukan unsur mikro yang terlalu banyak. Unsur mikro Mo dapat menjadi racun kalau pH tanah terlalu alkalis.
Gambar 1 Nilai ketersediaan unsur pada kisaran pH 4-9
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 69
3. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme Bakteri berkembang baik pada pH 5,5 atau sedang pada pH 5,5 jamur harus bersaing dengan bakteri Bakteri pengikat nitrogen dari udara dan bakteri nitrifikasi hanya dapat berkembang dengan baik pada pH >5,5.
b. Koloid Tanah Koloid tanah adalah bahan mineral dan bahan organik tanah yang sangat halus sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi persatuan berat.
Liat
termasuk koloid tanah (koloid anorganik) dan humus (koloid organik). Koloid tanah merupakan bagian tanah yang sangat aktif dalam reaksi-reaksi fisikokimia dalam tanah. Partikel-partikel koloid yang sangat halus yang dikenal sebagai mikro sel pada umumnya bermuatan negatif, sehingga ion-ion yang bermuatan positif akan tertarik dan membentuk lapisan ganda ion (ionic double layer). 1.
Mineral liat. Mineral liat adalah mineral yang berukuran 40cm
-
ANDISOL
-
Sifat andik
GELISOL
-
Sifat gelik (membeku sepanjang tahun)
Horison penciri Untuk keperluan klasifikasi maka dikenal 3 horison penciri yakni : 1.
Epipedon/horison permukaan
2.
Horison penciri bawah
3.
Horison penciri lainnya/sifat penciri lainnya
Epipedon 1.
Epipedon mollik
2.
Epipedon umbrik
3.
Epipedon histik
Modul Pembelajaran Dasar Dasar Ilmu Tanah 120
4.
Epipedon okrik
5.
Epipedon plaggen
6.
Epipedon anthropik
Horison penciri bawah 1.
Horison Agrik, terdapat akumulasi debu, liat dan humus
2.
Horison Albik, horizon berwarna pucat, horizon E
3.
Horison Argilik, horizon penimbunan liat
4.
Horison Kalsik, tebal >15cm dan mengandung CaCO3 atau MgCO3 sekunder
5.
Horison Kambik, warna lebih merah, indikasi lemah ada argilik atau spodik
6.
Horison Gipsik, banyak mengandung gipsum
7.
Horison Natrik, argilik yang banyak mengandung Na
8.
Horison
Oksik,
tebal>30
cm,
KTK
View more...
Comments