Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

March 13, 2018 | Author: Aprilia Widiantini | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit...

Description

BUKTI AUDIT DAN KERTAS KERJA AUDIT I.

Bukti Audit Setiap Auditor independen dalam pekerjaan memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan memerlukan informasi. Semua informasi yang digunakan auditor untuk membuat kesimpulan yang menjadi dasar opini audit disebut dengan Bukti Audit. Ukuran keabsahan bukti audit tergantung pada pertimbangan auditor independen sebab bukti tersebut sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang di buat oleh auditor independen dalam memberikan opininya. Sehingga, bukti audit berbeda dengan bukti hukum yang diatur secara tegas oleh peraturan yang ketat. Dalam bukti audit terdapat catatan akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan dan informasi lainnya yang terkait dengan catatan akuntansi dan pendukung alasan logis auditor tentang laporan keuangan yang layak. Untuk itu, bukti audit yang diperoleh harus memadai sebagai dasar dalam menyatakan pendapat. Jadi, bukti audit memiliki peran yang sangat penting bagi auditor untuk mendukung opini dan laporan auditor (ISA

II.

200,para.A28) Keputusan Auditor Tentang Bukti Audit Keputusan penting yang dihadapi seorang auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti yang tepat yang diperlukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan klien telah ditetapkan secara wajar. Adapun empat keputusab tentang bukti apa yang harus diperoleh dan berapa banyak bukti yang harus dikumpulkan : 1. Prosedur audit apa yang harus digunakan. Prosedur audit adalah instruksi deruk yang menjelaskan bukti audit yang diperoleh selama audit berlangsung. 2. Berapa besar ukuran sampel yang harus dipilih untuk prosedur audit tersebut. Setelah menetapkan prosedur audit, seorang auditor harus menentukan ukuran sampel yang dipilih dari populasi. Keputusan tentang berapa banyak unsur yang akan dikaji harus dibuat auditor untuk setiap prosedur audit yang akan digunakan. Ukuran sampel yang dipilih bisa berbeda-beda antara audit yang satu dengan audit lainnya. 3. Unsur apa yang harus dipilih dari populasi. Setelah menentukan ukuran sampel untuk prosedur audit , auditor harus memutuskan unsur-unsur mana dalam populasi yang akan diuji. 4. Kapan prosedur itu ditetapkan. Prosedur audit bisa dilakukan dalam rentang waktu mulai dari awal periode sampai akhir periode akuntansi. Penentuan saat pelaksanaan prosedur audit dipengaruhi oleh kapan klien membutuhkan laporan audit dan kapan 1

prosedur diperkirakan paling efektif. Program audit adalah daftar prosedur audit untuk suatu bagian atau keseluruhan audit yang berisi daftar prosedur audit dan juga biasaya mencakup ukuran sampel, unsur yang dipilih, dan saat pelaksanaan pengujian. III.

Karakteristik Bukti Audit Auditor diwajibkan oleh Standar Auditing untuk mengumpulkan bukti yang cukup dan tepat sebagai dasar untuk mendukung opini yang diberikan. a. Ketepatan Bukti Ketepatan bukti adalah ukuran kualitas bukti, yakni relevansi dan reliabilitasnya dalam memenuhi tujuan audit atas golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang bersangkutan. Ketepatan bukti hanya berkaitan dengan prosedur yang dipilih. Ketepatan bukti dapat diperbaiki dengan memilih prosedur audit yang lebih relevan atau lebih bisa dipercaya. 1. Relevansi bukti. Bukti harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit yang harus di uji lebih dahulu oleh auditor sebelum disebut sebagai bukti yang tepat. 2. Reliabilitas bukti. Reliabilitas bukti berkaitan dengan seberapa jauh bukti bisa dipercaya atau tingkat kepercayaan atau suatu bukti. Reliabilitas tergantung apakah bukti memenuhi karakteristik berikut: a) Independensi pembuat bukti. b) Efektivitas pengendalian internal klien. c) Pengetahuan langsung auditor. d) Kualifikasi individu pemberi informasi. e) Tingkat obyektivitas. f) Ketepatan waktu. b. Kecukupan Bukti Kecukupan bukti adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuantitas bukti audit yang diperlukan dipengaruhi oleh penilaian auditor tentang resiko kesalahan penyajian material dan audit itu sendiri. Kecukupan bukti ini diukur degan ukuran sampel yang dipilih auditor. Terdapat dua faktor dalam menentukan ketepatan ukuran sampel dalam audit, yaitu ekspetasi auditor tentang kesalahan penyajian dan efektivitas pengendalian internal dalam organisasi klien. c. Hubungan Antara Risiko, Ketepatan, dan Kecukupan Bukti Audit

2

Tugas auditor adalah mengumpulkan atau mendapatkan bukti yang tepat dan cukup. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara risiko, ketepatan, dan kecukupan bukti audit akan dijelaskan pada Gambar 1.

KECUKUPAN Kuantitas bukti yang dikumpulkan auditor

Gambar 1. Hubungan Risiko, Ketepatan, dan Kecukupan Bukti d. Sumber Bukti Audit Auditor harus mendapatkan bukti yang tepat dan cukup sehingga kesalahan penyajian material dapat diminimumkan. Untuk mengetahui bagaimana sumber audit akan dijelaskan pada Gambar 2.

AKUMULASI BUKTI AUDIT

Gambar 2. Sumber Bukti Audit e. Prosedur Untuk Memperoleh Bukti Audit Dalam memutuskan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapat memilih dari tujuh kategori bukti yang disebut tipe bukti, yaitu:

3

1. Inspeksi. Mencakup pemeriksaan atas catatan atau dokumen baik internal maupun eksternal dalam bentuk kertas, elektronik, atau media lain, atau pemeriksaan fisik atas suatu aset. Inspeksi merupakan tipe audit yang paling sering diterapkan dalam audit atas persediaan dan kas, tetapi sering juga digunakan dalam pemeriksaan atas sekuritas, piutang wesel, dan aset tetap berwujud. Inspeksi yang dilakukan auditor atas dokumen dan catatan klien berisi informasi yang dituangkan ke dalam laporan keuangan disebut dokumentasi. Dokumentasi terdiri dari dokumentasi internaldan dokumentasi eksternal Apabila auditor menggunakan dokumentasi untuk mendukung catatan transaksi atau jumlah tertentu, prosesnya disebut vouching. Sedangkan apabila auditor menelusur dari laporan penerimaan barang ke jurnal pembelian untuk memenuhi tujuan kelengkapan maka disebut tracing. 2. Observasi. Terdiri dari melihat langsung suatu proses atau prosedur yang dilakukan oleh orang lain. Observasi memberikan bukti audit tentang pelaksanaan suatu prosedur atau proses, namun hanya terbatas pada titik waktu tertentu pada saat observasi itu dilaksanakan. 3. Konfirmasi eksternal. Konfirmasi eksternal merupakan bukti audit yang diperoleh auditor sebagai respon langsing tertulis dari piak ketiga dalam bentuk kertas, atau secara elektronik, atau media lain. Karena informasi berasal dari sumber yang independen terhadap klien, maka konfirmasi dipandang sebagai tipe bukti berkualitas tinggi dan sering digunakan dalam audit. 4. Perhitungan ulang. Meliputi pengecekan ulang atas suatu hasil perhitungan yang telah dilakukan klien yang meliputi pengujian atas ketelitian perhitungan dan mencakup prosedur . 5. Pelaksanaan kembali (Reperformance). Pelaksanaan kembali adalah pengujian auditor secara indeoenden atas prosedur atau pengendalian akuntansi klien yang sebelumnya telah dilakuakn sebagai bagian dari akuntansi klien dan sistem pengendalian internal. 6. Prosedur analitis. Terdiri dari pengevaluasian atas informasi keuangan yang dilakukan dengan menelaah hubungan yang dapat diterima antara data keuangan dengan data nonkeuangan. Prosedur ini meliputi investigasi atas fluktuasi yang telah diidentifikasi, hubungan yang tidak konsisten antara suatu informasi dengan informasi lainnya, atau data keuangan yang menyimpang secara signifikan dari 4

jumlah yang telah dipresiksi sebelumnya. Prosedur ini wajib dilakukan auditor dalam tahap perencanaan dan tahap penyelesaian semua audit. a) Memahami bidang usaha dan bisnis klien. b) Menilai kelangsungan usaha bisnis klien c) Menunjukkan kemungkinan adanya kesalahan penyajian dalam laporan keuangan. d) Mengurangi penyajian audit yang rinci. 7. Permintaan keterangan. Terdiri dari pencarian informasi atas orang yang memiliki pengetahuan, baik keuangan maupun non keuangan di dalam atau luar entitas. Permintaan keterangan dapat berupa permintaan keterangan secara isan maupun tulisan. f. Biaya Untuk Mendapatkan Bukti Dua tipe bukti yang bukti yangpaling mahal untuk mendapatkannya adalah pemeriksaan fisik dan konfirmasi. Pemeriksaan fisik menjadi mahal karena membutuhkan kehadiran auditor pada saat klien melakukan perhitungan aset yang seringkali dilakukan pada akhir tahun buku. Inspeksi, prosedur analitis, dan pelaksanaan ulang tidak begitu mahal. Apabila klien menyiapkan dokumen dan data elektronik untuk kepentingan auditor dengan rapi dan teratur maka inspeksi sangat murah. Namun apabila auditor harus mencari sendiri sokumen yang diperlukan maka biayanya cukup mahal. Tipe bukti yang murah biayanya adalah observasi, mengajuka pertanyaan kepada klien, dan rekalkulasi. Observasi biasanya dilakukan secara bersamaan dengan prosedur lain. Sedangkan rekalkulasi karena hanya menyangkut perhitungan sederhana dan penelusurannya dapat dilakuakn dengan mudah pula.

Istilah yang digunakan dalam prosedur audit Istilah dan Definisi Periksa (Examine) – Suatu studi detil atas dokumen atau catatan untuk menentukan fakta tertentu. Scan – Pemeriksaan tidak terlalu detil atas

Contoh Prosedur Audit Periksa suatu sampel faktur dari pemasok untuk memastikan apakah barang atau jasa yang diterima beralasan dan merupakan jenis yang biasa digunakan perusahaan. Scan jurnal penjualan, untuk menemukan adanya transaksi

Tipe Bukti Inspeksi

Prosedur analitis 5

dokumen atau catatan untuk memastikan ada tidaknya sesuatu yang tida biasa dan membutuhkan penyelidikan lebih lanjut. Baca – Pemeriksaan atas informasi tertulis untuk memastikan fakta yang berhubungan dengan audit. Hitung (Compute) – Suatu perhitungan yang dilakukan auditor independen dari klien. Hitung Ulang (Recompute) – Suatu perhitungan yang dilakukan auditor untuk memastikan kebenaran hasil perhitungan yang diilakukan klien. Jumlahkan menurun (Foot) – Penjumlahan suatu kolom untuk memastikan apakah hasilnya sama dengan hasil penjumlahan klien. Telusur (Trace) – Suau instruuksi yang biasanya berhubungan dengan dokumentasi dan mengerjakan ulang. Instruksi harus menyebutkan apa

berjumlah besar dan tidak biasa.

Bacalah notulen rapat dewan Inspeksi komisaris dan buatlah ringkasan semua informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dalam file audit. Hitunglah rasio perputaran persediaan dan bandingkan dengan rasio yang sama dari tahun lalu untuk menguji persediaan usang. Hitung ulang harga jual per unit dikalikan jumlah unit dari suatu sampel duplikat faktur penjualan dan bandingkan jumlahnya dengan hasul perhitungan.

Prosedur analitis

Perhitungan ulang

Jumlahkan menurun jurnal Perhitungan penjualan untuk periode 1 bulan ulang dan bandingkan totanya dengan buku besar.

Telusur suatu transaksi penjualan dari faktur penjualan ke jurnal penjualan, dan bandingkanlah nama pembeli, tanggal, dan jumlah rupiah nilai penjualan. Telusurposting dari jurnal

Inspeksi

Pelaksanaan kembali 6

yang ditelusur auditor dan ditelusur darimana ke mana. Seringkali prosedur audit yang berupa penelusuran juga berisi instruksi kedua, seperti misalnya bandingkan atau rekalkulasi. Bandingan (Compare) – Pembandingan informasi dalam dua lokasi berbeda. Instruksi harus menyebutkan informasi mana yang harus dibandingkan sedetil mungkin. Hitung (Count) – Menentukan berapa banyak(unit) aset yang ada pada suatu saat tertentu. Istilah ini hanya berkaitan dengan tipe bukti fisik. Observasi – Tindakan mengobservasi atau melakukan pengamatan langsung atau suatu aktivitas. Meminta keterangan – Tindakan mengajukan pertanyaan kepada klien atau pihak lain, baik secara lisan maupun tertulis. Mencocokkan ke dokumen (Vouch) –

penjualan ke rekening buku besar.

Pilih satu sampel faktur Inspeksi penjualan dan bandingkan harga jual per unit yang tercantum di dalam faktur dengan harga per unit dalamd aftar harga yang telah ditetapkan manajemen

Pilih suatusampel yang terdiri dari 100 unit persediaan dan hitunglah jumlah unitnya kemudian bandingkan dengan jumlah dan deskripsi menurut perhitungan klien.

Bukti fisik

Lakukan observasi apakah kedua tim perhitungan fisik persediaan melakukan perhitungan dan mencatat hasil perhitungan secara independen. Ajukan pertanyaan kepada manjamen apakah pada tanggal neraca terdapat persediaan yang telah usang.

Observasi

Periksalah suatu sampel catatan transaksi pembelian dan

Inspeksi

Pengajuan pertanyaan

7

penggunaan dokumen untuk memeriksan kebenaran pencatatan transaksi atau jumlah rupiahnya. IV.

cocokkanlah dengan faktur dari pemaso dan laporkan penerimaan barang.

Pendokumentasian (Kertas Kerja) Audit a. Tujuan dokumentasi audit Berdasarkan standar audit (SA) 230, dokumentasi audit(kertas kerja audit) merupakan dokumentasi atasa prosedur audit yang telah dilakukan, bukti audit relevan yang diperoleh, dan kesimpulan yang ditarik. Dokumentasi ini harus mencakup semua informasi yang diperlukan oleh auditor untuk memenuhi pelaksanaan audit dan menjadi pendukung atas laporan audit. Tujuan dokumentasi audit yaitu untuk membantu auditor dalam memperoleh jaminan yang layak bahwa audit telah dilaksanakan secara memadai sesuai dengan standar auditing. Terdapat pula tujuan dokumentasi secara spesifik, yaitu: a. Suatu dasar untuk merencanakan audit. b. Suatu catatan tentang bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian. c. Data untuk menentukan jenis laporan yang tepat. d. Suatu dasar untuk mereview oleh supervisor dan partner. b. Kerahasiaan file audit Selama proses audit berlangsung, dokumen audit yang dibuat oleh auditor (termasuk daftar-daftar yang dibuat klien untuk auditor) merupakan milik auditor. Untuk itu, hanya auditor dan timnya dapat melihat isi dokumen tersebut, kecuali bila auditor diajukan ke pengadilan berkaitan dengan audit yang dilaksanakan. Setelah audit

selesai,

file

audit

tersebut

disimpan

auditor

guna

kepentingan

pertanggungjawaban di masa depan dan untuk mempersiapkan audit tahun berikutnya. File yang diperoleh auditor yang berisikan data klien harus dirahasiakan. Sesuai dengan Prinsip Kerahasiaan ditetapkan dalam Seksi 140 Kode Etik Profesi Akuntan Publik, mewajibkan auditor untuk tidak mengungkapkan informasi yang rahasia (140.1), menjaga prinsip kerahasiaan termasuk dalam lingkungan sosialnya(140.2), serta mempertimbangkan pentingnya menjaga kerahasiaan informasi dalam KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja(140.4). Maka, untuk 8

informasi rahasia seperti gaji para direksi, penetapan harga jual, data biaya produksi, serta informasi rahasia lainnya harus tetap terjaga. Apabila informasi rahasia tersebut terungkap ke pihak lain dapat mengganggu hubungan baik auditor dengan manajemen dan dapat memberikan kesempatan karyawan klien untuk mengubah isi file audit. c. Jangka waktu pengarsipan KAP diwajibkan untuk menetapkan suatu kebijakan dan prosedur yang mengatur masa penyimpanan dokumen audit (SA 230,para A.23). Biasanya, batas waktu penyimpanan tidak boleh kurang dari lima tahun sejak tanggal yang lebih dari: 1. Laporan auditor atas laporan keuangan entitas. 2. Laporan auditor atas laporan keuangan konsolidasian dan anak perusahaan. Di Amerika Serikat, sejak berlakunya Sarbanes-Oxley Act, auditor pada perusahaan publik diwajibkan untuk membuat dan menyimpan file audit dan informasi lainnya yang berkaitan dengan laporan audit dengan cukup detail untuk mendukung pendapat auditor, selama jangka waktu tidak kurang dari tujuh tahun. d. Isi dan pengorganisasian Untuk bentuk, isi dan luas dokumentasi audit bergantung pada faktor-faktor berikut, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Ukuran dan kompleksitas entitas. Sifat prosedur audit yang akan dilakukan. Risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi. Signifikansi bukti audit yang diperoleh. Sifat dan luas penyimpanan uang diidentifikasi. Kebutuhan untuk mendokumentasikan suatu kesimpulan atau basis untuk suatu kesimpulan yang belum dapat ditentukan dengan segera dari

dokumentasi pekerjaan audit yang dilakukan/ bukti audit yang diperoleh. 7. Metodologi dan perangkat audit yang digunakan. Terdapat contoh-contoh dokumentasi audit, yaitu mencakup: 1. Program audit 2. Analisis 3. Memorandum isu 4. Ikthisar hal-hal yang signifikan 5. Surat konfirmasi dan surat representasi 6. Daftar uji 9

7. Korespondensi (termasuk email) tentang hal-hal signifikan. Isi dan pengorganisasian yang lazim digunakan dalam kantor akuntan publik antara lain sebagai berikut. 1. Laporan keuangan dan laporan audit 2. Daftar saldo akun 3. Jurnal penyesuaian audit 4. Utang bersyarat 5. Operasi 6. Kewajiban dan ekuitas 7. Aset 8. Prosedur analitis 9. Pengujian pengendalian dan pengujian substantive 10. Pengendalian internal 11. Informasi umum 12. Program audit 13. Arsip permanen

e. Arsip permanen Arsip ini berisikan data historis dan data yang bersifat berkelanjutan yang berlaku dari tahun ke tahun. Biasanya meliputi hal berikut: 1. Ringkasan atau copy dokumen-dokumen yang berkelanjutan seperti anggaran dasar, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan kontrak-kontrak. 2. Analisis akun-akun tertentu dari tahun-tahun yang lalu yang berpengaruh terhadap auditor. 3. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman tentang pengendalian internal dan penilaian risiko pengendalian. 4. Hasil prosedur analitis dari tahun-tahun yang lalu Namun,

banyak

KAP

yang

pendokumentasian

pemahaman

tentang

pengendalian internal dan penilaian risiko pengendalian serta prosedur analitis dari tahun-tahun yang lalu dimasukkan pada file audit tahun berjalan.

f. Arsip tahun berjalan 10

Arsip tahun yang diperiksa meliputi semua dokumen yang bersangkutan dengan tahun berjalan atau tahun yang diperiksa. Berikut jenis-jenis informasi yang termasuk dalam audit tahun berjalan: 1. Program audit. Dalam Standar Auditing diharuskan adanya program audit tertulis untuk setiap audit yang biasanya ditempatkan pada file terpisah untuk meningkatkan koordinasi dan mengintergrasikan semua bagian audit. 2. Informasi umum. Misalnya, rencana audit, ringkasan atau salinan notulen rapat dewan komisaris, ringkasan dari kotrak-kontrak atau perjanjian yang tidak tecantum dalam arsip permanen, catatan hasil diskusi dengan klien, komentar hasil review supervisor, dan kesimpulan umum. 3. Working trial balance. yaitu daftar yang berisi saldo dari semua akun yang ada di buku besar. 4. Jurnal penyesuaian dan jurnal reklarifikasi. Digunakan untuk koreksi laporan keuangan. 5. Daftar pendukung. Tipe daftarnya yaitu analisis, daftar saldo, rekonsiliasi jumlah-jumlah tertentu, uji kewajaran, ringkasan pelaksanaan prosedur, pemeriksaan dokumen pendukung, serta dokumen-dokumen dari luar. g. Penyusunan dokumen audit Saat semua daftar-daftar yang sesuai untuk mendokumetasi bukti yang terkumpul, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai, selanjutnya pendokumentasian disusun dengan detail agar auditor berpengalaman yang tidak terlibat dalam kegiatan audit dapat pemahaman yang jelas mengenai hal-hal tersebut. Walaupun, rancangan tergantung pada tujuan yang ingin dicapai setidaknya dokumentasi audit memiliki karakteristik berikut: 1. Setiap file audit memiliki identifikasi yang jelas dan detail. 2. Dokumen audit harus diberi indeks dan referensi-silang untuk memudahkan dalam pengorganisasian dan pengarsipan. Contoh untuk kas (index-A1), dan lain-lain. 3. Dokumen audit yang sudah rampung harus secara jelas menunjukkan pekerjaan audit yang telah dilakukan. 4. Dokumen audit harus berisi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan sesuai dengan rencana. 5. Kesimpulan yang dicapai tentang suatu segmen audit harus di formulasikan dengan jelas. 11

DAFTAR REFERENSI Jusup, Al. Haryono. 2011. Auditing Edisi II. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN. Mulyadi. 2013. Auditing Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

12

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF