Building Inspection Report of Poso Court Office (Laporan Inspeksi Bangunan Gedung Kantor PN Poso - June 2014)

June 10, 2018 | Author: Yoppy Soleman | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Laporan Inspeksi keretakan bangunan...

Description

Nomor : 01/PT-PN Poso/Inspeksi/V/2014

Poso, 19 Mei 2014

 Yth. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kantor Pengadilan Negeri Klas 1B Poso di Poso

Perihal : Laporan Khusus Khusus Inspeksi Inspeksi Teknis Bangunan Bangunan

Dengan Hormat. Berdasarkan inspeksi teknik pada bangunan gedung Kantor PN Klas 1B Poso yang yang seme sement ntar ara a pe pela laks ksan anaa aan n kons konstr truk uksi si taha tahap p 3, dite ditemu muka kan n seba sebany nyak ak 27 titi titik k keretaka keretakan n dind dinding ing pasangan pasangan bata ½ batu dari hasil hasil pela pelaksan ksanaan aan konstruksi konstruksi tahap 2 (tah (tahun un 20 2013 13). ). Reta Retakk-re reta tak k sede sedemi miki kian an me meru rupa paka kan n tand tanda a ad adan anya ya ma masa sala lah h pa pada da bangunan tersebut. Untuk menentukan signifikansi retak-retak dinding pada keamanan bangunan (kestabilan, kerentanan, resiko) maka pengelola teknis dengan merujuk ke berb be rbag agai ai refe refere rens nsii te tela lah h me meng ngan anal alis isa a pe peny nyeb ebab ab da dan n juga juga me meto toda da ata atau ca cara ra penanggulangannya. Berdasarkan penugasan Ketua PN Poso, pengelola teknis menyusun laporan inspeksi ini sebagai dasar penanggulangan masalah keretakan tersebut. Demi Demiki kian an pe peng ngan anta tarr ka kami mi.. Atas Atas pe perh rhat atiian da dan n ke kerj rjas asam ama a Ba Bapa pak k ka kami mi mengucapkan banyak terima kasih.

Hormat Kami: Pengelola Teknis Proyek Bidang Cipta Karya Dinas PU Kab. Poso

 Yoppy Soleman, S.T., M.T. NIP. 19710731 200903 1 001

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung Kantor Pengadilan Negeri Klas 1B Poso Pendahuluan Semua mate material rial bang bangunan unan meng mengala alami mi perubaha perubahan n volume volume seb sebagai agai respons respons terhada terhadap p perub perubaha ahan n tem tempe perat ratur ur dan kelemb kelembab aban an (kada (kadarr air). air). Perub Perubah ahan an volum volume e mat materi erial, al, defor de formas masii ela elast stik ik akibat akibat be beba ban-b n-beb eban an,, rang rangkak kak (cree (creep), p), da dan n fak faktor tor-fa -fakt ktor or lainny lainnya a mengakibatkan terjadinya pergerakan. Kekangan terhadap pergerakan-pergerakan ini menimb men imbulk ulkan an te tega gang ngan an di dal dalam am ban bangu guna nan n yang yang beraki berakibat bat pa pada da terjad terjadin inya ya retak retak (crack). (crack). Dari sisi konstruk konstruksi, si, retak-re retak-retak tak yan yang g pada mula mulanya nya dipicu dipicu oleh karakter karakteristi istik k material mate rial bang banguna unan n akan menjadi leb lebih ih inte intensif nsif dan leb lebih ih beresik beresiko o bilamana bilamana terdapat terdapat kelemahan-kelemaha kelemahan-kelemahan n tertentu dalam desain konstruksi. Batasan Masalah Oleh karena keterbatasan instrumen pengukur presisi maka semua indikasi keretakan dindin din ding g ba bata ta pa pada da ba bang nguna unan n ge gedu dung ng Kan Kanto torr PN Klas Klas 1B Poso Poso ini dia diang ngga gap p han hanya ya merupakan respons dari aksi gaya-gaya yang bekerja di dalam bidang (in-plane wall), buka bu kan n aksi aksi ga gaya ya di luar luar bida bidang ng (out (out of plan plane e wall wall)) seba sebaga gaim iman ana a yang yang mu mung ngki kin n disebabkan oleh gaya gempa lateral. Penjelasan Umum Keretakan Retak-retak dinding pasangan bata ½ batu yang terjadi pada 27 titik bangunan Gedung Kantor Pengadilan Negeri Klas 1B Poso pada bulan Mei 2014 memiliki variasi dalam lebarr dan pola keretak leba keretakan. an. May Mayorit oritas as keretak keretakan an merupaka merupakan n retak retak mikro mikro (micro (micro crack) crack) dengan lebar < 1.0 mm, beberapa termasuk kategori retak ringan dengan lebar 1.2 – 1.5 mm. Pola retak bervariasi mulai dari pola vertikal, vertikal-ireguler, vertikal diagonal dan diagonal. Berdasar itu, penyebab retak dan faktor-faktor kontribusinya ada lebih dari satu. Menginvestigasi secara eksak penyebab retak-retak dinding ini bukanlah hal yang sederhana oleh karena keterbatasan instrumen pengukuran dalam skala sangat kecil kecil (micro (micro scale). scale). Dari inspeksi inspeksi visual selama 2 ming minggu gu terakhi terakhirr pada keseluruha keseluruhan n kerangka struktur kolom beton bertulang, balok girder, balok sloof, balok ring dan pelat lantai lan tai,, tidak tidak ditemu ditemuka kan n ind indika ikasi si yang yang sanga sangatt men mencol colok ok (seca (secara ra visua visual) l) yang yang dap dapat at segera menjadi pertanda (indikator) langsung dari penyebab keretakan dinding bata. Karena tidak terdapat pola keretakan struktural yang signifikan pada komponen struktur  maka dapat disimpulkan bahwa keretakan bukan pertama-tama bersifat struktural (nonstruktural).

Gbr. 1.a-b. Bentangan Bentangan tengah (midspan) (midspan) dan tepi (endspan) (endspan) dari balok girder 35x65 cm, L = 10 m. Tidak ditemukan indikasi indikasi yang mencolok mencolok (secara visual) visual) berupa keretakan keretakan atau defleksi ekstrim dari struktur pendukung pendukung pelat dan dinding ini (panel balok-pelat balok-pelat monolit Ruangan Hakim)

Secara Secara teknik teknik struktu struktur, r, dind dinding ing pas pasang angan an bata bata ½ batu diklasi diklasifikas fikasikan ikan sebag sebagai ai buk bukan an 2

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

komponen struktural bangunan oleh karena tidak memikul beban mati dan beban hidup bangunan. Dinding pasangan bata ½ batu dikategorikan sebagai elemen pengisi rangka struktur kolom-balok (masonry/brick-wall infilled frame) dan hanya berkontribusi dalam menam men ambah bah kekak kekakuan uan rangk rangka a strukt struktura ural, l, teruta terutama ma ap apabi abila la ban bangu gunan nan men menga gala lami mi gerakan lateral atau horizontal akibat gempa bumi dan getaran.

Gbr. 2. a-b. Bentangan Bentangan tepi (endspan) (endspan) dari balok 30x45 cm, L = 5 m, pend pendukung ukung pelat lantai lantai dan dinding bata pembatas ruangan bagian Selatan Ruang Panitera Pengg Pengganti. anti. Secara inspeksi inspeksi visual visual tidak ditemukan indikasi indikasi yang sangat mencolok berupa keretakan atau defleksi ekstrim pada balok, pertemuan (join) kolom-balok dan kolom beton bertulang. bertulang.

Gbr. 3. a-b. Bentangan Bentangan tengah (midspan) (midspan) dan tepi (endspan) (endspan) dari balok 30x45 cm, L = 5 m, pendukung pelat lantai dan dinding bata pembatas ruangan bagian Utara Ruang Hakim. Secara inspeksi visual visual tidak ditemukan indikasi yang sangat mencolok berupa keretakan atau defleksi ekstrim pada balok, pertemuan (join) kolom-balok dan kolom beton bertulang.

3

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Gbr. 4. a - c. Sistem dinding dinding bata sisip/ sisip/ dinding pengisi kerangka struktur (brickwall infilled frame) denga dengan n tanpa celah ekspansi pada konstruksi bangunan gedung Kantor PN Poso.

Keterangan Keterangan Gbr. 4.a-c: = join (pertemuan) (pertemuan) balok ring (atap) (atap) dan sisi atas dinding dengan tanpa celah ekspansi.

Pada sisi yang lain, dinding pengisi ini sangat integratif dengan komponen struktural bangunan oleh karena dua situasi berikut ini: 1. Dinding pengisi pengisi (= dinding pasangan pasangan bata ½ batu) disupport/dipikul disupport/dipikul oleh oleh balok-balok balok-balok beton bertulang yang dicor secara monolit dengan pelat betonnya (lihat Grb. 5.a-c), dan, 2. Mela Melalui lui bidang sentuh pada sisi atas, dinding dinding peng pengisi isi (paling kurang sebagiann sebagiannya) ya) menerima transfer berat sendiri balok ring dan pelat atap terutama apabila terjadi susut pembebanan (creep) atau defleksi pada sistem balok-pelat atap yang cukup besa be sarr se seme ment ntar ara a ce cela lah h ek eksp span ansi si dia diant ntar ara a du dua a ko komp mpo one nen n ini ini tida tidak k dap apat at mengakomodasi mengakomodasi pergerakan pergerakan ( lihat Gbr. 4.a-c, Gbr. 7, Gbr. 8 ). ).

Gbr. 5. a-c. Sistem kolom-balok-p kolom-balok-pelat elat lantai monolitik monolitik sebag sebagai ai konstruksi pendukung dinding dan beban-beban lantai diatasnya.

4

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Defleksi 

Penurunan struktur pendukung dinding (sistem balok-pelat lantai monolitik)

Defleksi 

Defleksi  Defleksi 

Gbr. 6.a-c. Retak dinding pasangan pasangan bata di sekitar bukaan pintu dan jendela karena deformasi elastik dan creep yang menyebabkan penurunan struktur  pendukung.

5

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Pelat Lantai, t = 12 cm

Balok Ring 30x45 cm Celah ekspansi = 0

Dinding Psg. Bata ½ Batu

Lintel/Latei/Latio

Gbr. 7. Join (pertemuan) (pertemuan) balok ring – pelat monolitik dan sisi atas dinding dinding dengan bukaan lebar dan tanpa celah ekspansi ekspansi horizontal (garis kuning putus-putus). putus-putus).

Cela Celah h eksp kspans nsii, baik horiz orizo ont nta al ma mau upu pun n verti ertik kal da dap pat digun igunak aka an un unttuk meng me ngak akom omod odas asii pe perg rger erak akan an akib akibat at de defo form rmas asii elas elasti tik, k, rang rangka kak k (cre (creep ep), ), susu susutt (shrinkage) dan mencegah retak, khususnya untuk dinding bata dengan lebar lebih dari 5 me mete ter. r. Untu Untuk k dind dindin ing g ba bata ta sisi sisip p (bri (brick ck infil infill) l) de deng ngan an be bent ntan anga gan n lebi lebih h da dari ri pa pada da kerangk kerangka a struktur struktur beto beton n bertula bertulang ng disarank disarankan an untu untuk k mene menempat mpatkan kan celah celah ekspan ekspansi si horiz horizont ontal al min minimu imum m ¼ inci inci (=6.4 (=6.4 mm) dia diant ntara ara struk struktur tur da dan n sisi sisi ata atas s din dindin ding. g. Celah Celah ekspansi dapat diisi dengan mortar lentur atau styrofoam.

Celah di

Balok Struktur 

Dinding non-struktur  Bukaan Pintu

Kolom Struktur 

Gbr. 8. Join (pertemuan) (pertemuan) balok struktur dan sisi atas dinding dinding dengan bukaan dan celah ekspansi horizontal horizontal (garis kuning putus-putus).

Klasifikasi Penyebab Utama, Penyebab Minor dan Faktor Kontribusi Faktor fundamental dalam kasus keretakan dinding ini tidak lain daripada terlampauinya kapasit kapa sitas as tega tegangan ngan tarik tarik (tensile (tensile-str -strengt ength) h) dind dinding ing bata (spesi (spesi mortar mortar maup maupun un batu bata) dalam memikul aksi beban luar berupa tegangan tekan, tarikan dan kombinasi ta tari rika kann-le lent ntur uran an.. Pe Peny nyeb ebab ab ut utam ama a da dari ri kere kereta taka kan n dind dindin ing g ad adal alah ah susu susutt akib akibat at pembebanan (creep), deformasi elastik atau pelenturan pelat beton bertulang bawah 6

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

dinding dan pembebanan yang ditransfer dari balok ring-pelat atas. Penyebab minor  adalah   drying  shrinkage   (susut (susut kering). kering). Seda Sedangka ngkan n fakt faktor or yan yang g berkontr berkontribus ibusii pad pada a keretakan adalah dinding lemah karena perkuatan kolom praktis dan balok latei kurang memadai. Faktor Fundamental: 

Terlampau Terlampauiny inya a kap kapasi asitas tas teg teganga angan n tarik-la tarik-langs ngsung ung (direct (direct tens tensileile-stre strength ngth)) dan tegang teg angan an ta tarik rik-le -lentu nturr (flex (flexura urall ten tensil sile-s e-stre treng ngth) th) din dindin ding g bat bata a (spes (spesii mortar  mortar  maupun batu bata) dalam memikul aksi beban luar berupa tegangan tekan, aksi tarikan dan kombinasi aksi tarikan-lenturan. P e n y e b a b U t a m a :  1. Defl Deflek eksi si be beto ton n pe pela latt lant lantai ai-b -bal alok ok mo mono noli litt pe pend nduk ukun ung g dind dindin ing g akib akibat at pros proses es rangkak (creep); 2. Transfer beban beban mati dari berat balok ring-pelat ring-pelat monolitik monolitik atas dinding, dinding, dan 3. Deformasi elastik elastik sistem balok-pelat balok-pelat lantai akibat akibat peningkatan peningkatan beban mati lantai. lantai. P e n y e b a b M i n o r :  4. Susut volume atau atau susut pengeringan pengeringan (shrinkage) (shrinkage) spesi semen semen atau mortar. F a k t o r K o n t r i b u t i f :    5. Perku Perkuata atan n din dindin ding g lem lemah ah akibat akibat ketia ketiada daan an ata atau u akibat akibat kuran kurang g mem memada adainy inya a rangka perkuatan perkuatan kolom praktis praktis  – latei/lintel pada bukaan-bukaan (pintu dan jendela). 6. Kesalahan Konfigurasi Konfigurasi Pendetailan, Pendetailan, terutama terutama pendetailan pendetailan lapis tulangan tulangan pelat

Defleksi Beton Pelat Lantai-Balok Monolitik Pendukung Dinding akibat Proses  Creep (Rangkak) Rangkak (creep) adalah peningkatan regangan material (beton) terhadap waktu akibat beban beba n yang bek bekerja erja dan meny menyebab ebabkan kan kont kontraks raksii (penger (pengerutan utan)) volume volume pela pelatt beto beton. n. Penyebab  creep  (rangkak) ada dua, sbb: 1. Pertambahan Pertambahan beban mati yang bekerja bekerja di atas pelat oleh oleh karena pemasangan pemasangan lantai keram keramik. ik. Berat Berat spesi spesi mortar mortar (aduk (adukan an seme semen) n) dan be berat rat kera keramik mik grani granito to den denga gan n 2 berat satuan 45-50 kg/m ; Mutu u pel pelak aksa sana naan an be beton ton kuran kurang g bai baik k karen karena a fak faktor tor air sem semen en (fas) (fas) yang yang terlal terlalu u 2. Mut besar (FAS > 0.60)   menyebabkan menyebabkan peningkatan peningkatan pori—pori pori—pori (rongga) (rongga) beton beton.. Karena Karena tidak menggunakan vibrator menggunakan vibrator pada saat pengecoran pelat dan balok maka para pekerja pekerja cende cenderung rung menambahkan air ke dalam adukan beton segar untuk mendapatkan campuran yang lebih ence encerr agar agar worka workabi bili lita tas s (sif (sifat at mu mudah dah diker dikerja jakan kan)) me meni ning ngka kat. t. Hal Hal ini ini me mema mang ng akan akan meni me ning ngka katk tkan an work workab abil ilit itas as beto beton n namu namun n me mengu ngura rang ngii kekua kekuata tann nnya ya karen karena a terj terjad adii peningkatan ukuran dan jumlah pori-pori dalam beton (pori-pori pertama-tama diisi oleh air  berleb berlebih, ih, nam namun un air berleb berlebih ih akan men menguap guap sejala sejalan n waktu waktu dan terben terbentuk tuk rongga rongga-ron -rongga gga mikro dalam beton).

Gambar Gamb ar 9. Skemati Skematik k  creep  (rangkak) dan  drying shrinkage  (susut kering). Rangkak disebabkan oleh pertambahan beban 7

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Transfer Beban Mati dari Berat Balok Ring-Pelat Monolitik Atas Dinding Pembebanan berarah vertikal yang ditransfer dari berat balok ring-pelat lantai monolitik melalui kontak atas dinding melampaui kapasitas geser dinding pasangan bata, baik kekuata kekuatan n spe spesi si mortar mortar maup maupun un kekuata kekuatan n bat batu u bat bata. a. Ini dikatego dikategorika rikan n seb sebagai agai beba beban n berlebih. Tekanan akibat berat balok  ring-pelat lantai monolitik 

Gambar 10. Mekanisme Mekanisme retak krn beban beban berlebih. berlebih. Dinding bata mengalami tekanan (kompresi) vertikal yang melampaui kekuatan geser  lapisan lapisan spesi mortar antar bata ataupun kekuatan bata itu sendiri dan Spesi mortar  mengakibatkan tegangan tarik horizontal yang menimbulkan retak vertikal atau campuran campuran vertikal vertikal diagon diagonal al

Reaksi vertikal 

Deformasi Elastik akibat Peningkatan Beban Mati Lantai Komponen Kompo nen struktur struktural al bang bangunan unan meng mengalami alami deformasi deformasi elastik elastik akibat akibat beb beban an mati dan beban beb an hid hidup up.. Apa Apabil bila a sistem sistem struk struktur tur ba balok lok-pe -pelat lat lanta lantaii bet beton on bertul bertulan ang g mem memili iliki ki bentang yang relatif panjang (panel pelat tengah bangunan gedung Kantor PN Poso memi me mili liki ki leba lebarr 10 10.0 .0 me mete terr ma maka ka sist sistem em stru strukt ktur ur itu itu tent tentu u saja saja akan akan me menj njad adii lebi lebih h fleksibel fleksibel terhada terhadap p peni peningk ngkatan atan beb beban an diat diatasny asnya, a, deng dengan an kata lain struktur struktur tersebu tersebutt mudah melendut. Merujuk pasal 11.5.3 SNI-03-2847-2002 (lihat Tabel 1), bila tidak ada langkah lang kah penc pencegah egahan an khusus, khusus, lend lendutan utan izin izin maksimum maksimum maks ha hany nya a sebe sebesa sarr L/4 L/480 80 = 10000/480 = 20.83 mm.

Tabel 1. Lendutan Izin Maksimum menurut SNI-03-2847-2002 

8

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Sambungan Tabel 1.

P e r h i t u n g a n D e f l ek ek s i T e o r e t i s a k i b a t P e m b e b a n a n B a n g u n a n  

Defleksi maksimum pelat lantai beton bertulang sebelum pekerjaan pemasangan lantai dihitung dengan aplikasi SAFE v12 (lihat Gbr. 12.a) sebesar  maks  = 15.81 mm. Dalam pemodelan struktur dengan aplikasi SAP2000 v16, ETABS v13 dan SAFE v12 kekuatan karakteristik lantai beton bertulang direduksi dari fc’ = 18.6 MPa (≈ K225) menjadi batas bawah kekuatan karakteristik yang berkisar fc’=12 MPa (≈ K147) untuk menghindari overover-est estima imasi si kekuat kekuatan an mat materi erial. al. Rumus Rumus unt untuk uk men mengh ghit itung ung de defle fleks ksii lan lantai tai akiba akibatt pembebanan yang bekerja diberikan sebagai,

Struktur balok-pelat beton mengalami pelenturan deformasi elastik 

Gambar 11. 11. Pelenturan Pelenturan (deformasi (deformasi elastik) elastik) struktur  struktur  pendukung akibat peningkatan beban lantai

Namun Namun un untuk tuk ket ketepa epatan tan ana analis lisis is pe peng ngelo elola la tek teknis nis men mengg gguna unaka kan n prog program ram apl aplika ikasi si ETABS v13 dan SAFE v12.

9

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Gbr. 12.a. Defleksi maksimum maksimum pelat pelat lantai sebelum  pemasangan lantai keramik yang terjadi pada panel tengah ruang ruang Hakim sebesar 15.81 mm (ETABS v13 dan SAFE v12).

Sesudah pemasangan lantai keramik, terjadi peningkatan beban mati lantai beton dan defle de fleks ksii mak maksi simum mum lanta lantaii men menja jadi di maks = 17.3 7.32 mm. Sela Selanj njut utn nya dico dicoba ba pula ula kombi kom binas nasii pe pembe mbeban banan an pun punca cak k lanta lantaii apa apabil bila a be beba ban n hid hidup up per satua satuan n luas luas unt untuk uk 2 standar ruangan kantor (wL = 250 kg/m ) dan beban mati tambahan wL = 50 kg/m 2 bekerj bek erja a secara secara pe penu nuh h sesuai sesuai sta stand ndar ar pe pembe mbeba banan nan ultimi ultimitt dal dalam am Sta Stand ndar ar Nasion Nasional al Indonesia (SNI), wU = 1.2wD + 1.6wL.

Gbr. 12.b. Defleksi maksimum maksimum pelat pelat lantai sesudah  pemasangan lantai keramik.   maks  = 17.32 mm ETABS v13 dan SAFE v12

10

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Berdas Berdasark arkan an kombi kombina nasi si pem pembe beba banan nan mak maksi simu mum m wU = 1.2 1.2wD wD + 1.6 1.6wL wL unt untuk uk jen jenis is 2 peruntukkan bangunan perkantoran (wLL = 250 kg/m ), defleksi maksimum pelat lantai beton beto n bertula bertulang ng akan menc mencapai apai ang angka ka teoretis teoretis seb sebesar  esar  maks   = 26.70 mm. Nilai ini hanya hany a merupaka merupakan n defl defleksi eksi yang disebabk disebabkan an oleh bek bekerja erjanya nya beban mati dan beban hidup bangunan, dan belum termasuk deformasi yang dipengaruhi oleh proses susut (shrinkage) dan mekanisme rangkak (creep).

Gbr. 12.c. Defleksi maksimum maksimum pelat pelat lantai akibat kombinasi pembebanan ultimit menurut SNI. . maks  = 26.70 mm (ETABS v13 v13 dan SAFE v12) v12)

P en e n g a r u h K o n f i g u r a s i P en e n d e t ai ai l an an T u la l a n g an a n d a l am am P en e n i n g k a ta ta n (Kelenturan) Pelat Lantai 

F le l e k s ib i b i l it i t as as  

11

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Gbr. 13. Gambar Potongan Potongan melintang bangunan bangunan gedung gedung kantor PN Klas 1B Poso

Gbr. 14. Denah konfigurasi konfigurasi balok-balok balok-balok struktural struktural pada bangunan gedung gedung kantor PN Klas 1B Poso

12

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Gbr. 15. Pekerjaan Pekerjaan pemasangan/pende pemasangan/pendetailan tailan tulangan balok dan pelat pada konstruksi bangunan gedung kantor PN Klas 1B Poso, September 2013. Nampak dalam gambar  tersebut, tersebut, jarak spasi lapis tulangan tulangan bawah secara umum sudah memenuhi yang dibutuhkan (sesuai perhitungan,  s maks = 15 cm), namun jarak spasi lapis tulangan atas untuk daerah momen tumpua tumpuan n arah bentang pendek pendek kurang memenuhi. memenuhi.

13

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

= 5.0 m

=  10.0 m

Gbr. 16. Skematik Skematik momen lapangan lapangan arah X dan arah Y ( M ly  momen tumpuan tumpuan arah X ly ,  M lx ) dan momen dan arah Y ( M ty  ty ,  M tx )

Tabel 2. Spreadsheet perhitungan tulangan pelat panel interior dengan 4 sisi tumpuan balok  As perlu perlu = ρ perlu perlu . b . d

Ar ah

Mu kNm

Mn kNm kNm

 

2

Rn=Mn/bd N/mm2

erlu

cek > ρ min

As per lu mm2

tul.pakai Ø (mm) s (mm)

As ada

As ada>Asperlu

x ( lap )

5.16

6.4526875

0.807

0.00336 0.003361

336

10

200

393

ok

y ( lap )

4.34

5.4202575

0.542

0.00226

0.0025

250

10

250

314

ok

12.18 .18 11.15 .15

15.2283425 13.937805

1.52 .523 1.39 .394

0.00635 0.00 .006345 0.00581 0.00 .005807

635

10 10

110 125

714 628

ok ok

x( tump ) y ( tump )

581

Berdas Berdasark arkan an ana analis lisis is pel pelat at lan lantai tai du dua a arah arah (two-w (two-way ay slab) slab) den denga gan n men mengg gguna unaka kan n metoda koefisien momen maka momen tumpuan arah bentang pendek M tx  tx  (Lx = 5.00 meter) menghasilkan nilai momen nominal M n  = 15.22 kNm. Dalam detail penulangan dari konsultan perencana semua jarak spasi lapis tulangan bawah diberikan sebesar  semua jarak jarak spasi spasi lapis lapis tulang tulangan an atas atas diberik diberikan an stul.a  = 15/20 cm, stul.b  = 15 cm, dan semua padahal berdasarkan perhitungan, momen pelat maksimum yang terdapat pada lapis tulangan atas di daerah tumpuan arah-X membutuhkan spasi sebesar   s tul.a  = 10-11 cm.

14

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Project

Laporan Inspek Inspeksi si Teknis Gedun Gedung g Ka Kantor ntor PN Poso

Client Location

Kantor PN Klas 1B Poso Lantai 2 - Panel Panel Interior 10x5 m2

REINFORCED CONCRETE COUNCIL Made by

F to G: 1 to 2

2-WAY -WAY SPAN SPANN NING ING INSI INSIT TU CON CONCRET CRETE E SLAB SLABS S to BS 811 8110:1 0:1997 997 (Tab (Table le 3.1 3.14) Originated from RCC94.xls from RCC94.xls on CD

DIMENSIONS m   10.00

 

Imposed, qk   kN/m²   2.50 Design load, n   kN/m²   8.85

MAIN STEEL ßs M   kNm/m d mm k' k Z mm  As req   mm²/m  As min   mm²/m  As deflection   mm²/m

Ø mm Layer  @ mm  As prov   mm²/m = % mm

Perm L/d

1 Job Job No

0

01/PT/V/2014

VALID DESIGN

F

gc  =  1.50

G

gs  =  1.05

Edge 1

1 Plan

gf =

  1.40

EDGE CONDITIONS Edge 1 C C = Continuous Edge 2 C D = Discontinuous Edge 3 C

gf =

  1.60

Edge 4

    m      5     =     x      L

      4      e      g       d       E

       2      e      g       d       E

Ly = 10 m

2

C

Edge 3

See Figure Figure 3.8 and clauses 3.5.3.5-6 

SHORT

LONG

EDGE 1

EDGE 2

EDGE 3

EDGE 4

 

BS8110

SPAN

SPAN

Continuous

Continuous

Continuous

Continuous

 

Reference

0.048 10.5 100.0 0.156 0.070 91.5 503 288 517

0.024 5.3 90.0 0.156 0.044 85.4 272 288 280

0.063 14.0 100.0 0.156 0.093 88.2 695 288 ~

0. 032 7. 1 90.0 0. 156 0. 058 83.7 370 288 ~

0.063 14.0 100.0 0.156 0.093 88.2 695 288 ~

0.032 7.1 90.0 0.156 0.058 83.7 370 288 ~

10 B1

10 B2

10 T1

10 T2

10 T1

10 T2

150

275

100

200

100

200

524

286

785

393

785

393

0.524 310 (a)

0.317 280 (a)

0.785 310 (a)

0. 436 280 (a)

0.785 310 (a)

0.436 280 (a)

154 1.931

152

142

151

142

151

TORSION STEEL STEEL

Table 3.14

 

3.4.4.4

Table 3.25

%    

Clause 3.12.11.2.7

Eqn 8 Eqn 7

Actual L/d

50.00

BOTH EDGES EDGES DISCONTI DISCONTINUOU NUOUS S

10

mm

 As r eq  As prov T  Additional  Additional As T req  As prov B

Revis evisio ion n

STATUS

Density   kN/m³   23.6 (Normal w ei eight conc re ret e) e)

50.21

Ø

Page

29 Mei 2014

YS

fcu   N/mm² 15 fy   N/mm² 240

m   5.00

h mm 120 Top cover  mm 15 Btm cover  mm 15 LOADING   characteristic  Self weight   kN/m² 2.83 Extra dead   kN/m²   0.63 Total Dead, gk   kN/m²   3.46

S max Subclause DEFLECTION fs Mod factor

Chec Checke ked d

© 1999 B CA for RCC

MATERIALS

short span, lx long span, ly

Date

Yoppy Soleman

X

  mm²/m

Y

288 5000 0 286

0 524

  mm²/m

X

377

  mm²/m

Table 3.10

ONE EDGE DISCONTI DISCONTINUOU NUOUS S

Y

5000

  mm²/m

As enha enhanced nced 2.9% for deflection control

 

5000 0 524

3.5.3.5

5000 0 286

Bottom steel not curtailed in edge strips at free edges

SUPPORT REACTIONS (kN/m char uno)

ßv Dead

  kN/m

Imposed

  kN/m

Vs

  kN/m

Sum ßvx = 1.000

(See Figure 3.10)

EDGE 1

EDGE 2

EDGE 3

EDGE 4

1, F-G

G, 2-1

2, F-G

F, 2-1

0.500 8. 66

0.333 5.77

0.500 8.66

0. 333 5.77

6. 25 22.1

4.17 14.7

6.25 22.1

4.17 14.7

Table 3.15

Sum ßvy = 0.667  

equations 19 & 20

OUTPUT/SUMMARY PROVIDE MAIN STEEL

SHORT SPAN

LONG SPAN

EDGE 1 1, F-G

EDGE 2 G, 2-1

EDGE 3 2, F-G

EDGE 4 F, 2-1

R1 0 @ 15 0 B 1

R10 @ 275 B2

R10 @ 100 T 1

R10 @ 200 T 2

R 10 10 @ 100 T 1

R1 0 @ 20 0 T 2

CORNER 2 G1

CORNER 3 G2

CORNER 4 F2

 ADDITIONAL  ADDITIONAL TORSION STEEL X direction Y direction CHECKS Lx > Ly

OK

0 0 0

placed in edg edge e strips

0 BAR Ø < COVER

SINGLY REINFORCED

MIN SPACING

MAX SPACING

OK

OK

OK

OK

  DEFLECTI ON

OK

 

GLOBAL STATUS VALID DESIGN

15

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Laporan Inspek Inspeksi si Teknis Teknis Gedu Gedung ng Kan Kantor tor PN Poso Lantai Lant ai 2 - Pan Panel el In Interior terior 10x5 m2 F to G: 1 to 2

Project Location

2-WAYSPANNIN 2-WAYSPANNING G INSITUCONCRETE INSITUCONCRETE SLABS SLABS to BS 8110 8110:199 :1997 7 (Table (Table 3.14) 3.14) Orig Origin inat ated ed from RCC RCC94 94.xl .xls s on CD

Made by Yoppy Soleman Soleman

 

© 199 999 9 BCA BCA for RCC

Job No 01/PT/V/201 01/PT/V/2014 4

Date  29 Mei 2014

 APPROXIMATE  APPR OXIMATE WEIGHT of REIN REINFORC FORCEMEN EMENT T SUPPORT WIDT H (mm)

 

GRIDLINE

1

G

2

F

WIDTH

300

300

300

300

Spacing

No

Length

Unit wt

Wei ght

TOP STEEL

T y pe

Dia

 Across grid 1  Across grid G  Across grid 2

R R R

10 10 10

@ @ @

100 200 100

97 24 97

1250 2500 1250

0.617 0.617 0.617

74.8 37.0 74.8

 Across grid F

R

10

@

200

24

2500

0.617

37.0

 Along  Along grid 1  Along  Along grid G  Along  Along grid 2  Along  Along grid F

R R R R

10 10 10 10

@ @ @ @

250 250 250 250

5 10 5 10

#N/A #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A

0.617 0.617 0.617 0.617

#N/A #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A

Torsion bars

R

10

0

0

0.617

0.0

BOTTOM STEEL Short span - middle edges Long span - middle edges

R R R R

10 10 10 10

50 16 14 4

4150 5300 8150 10300

0. 617 0.617 0. 617 0.617

127.9 52. 3 70.3 25. 4

SUMMARY Reinforcement density (kg/m³)   #N/A

@ @ @ @

150 150 275 275

Total reinforceme reinforcement nt in bay (kg)   #N/A

Penyeb Penyebab ab Minor: Minor: Susut Susut volume volume atau atau susut susut penger pengering ingan an (shrin (shrinkag kage) e) spesi spesi semen atau mortar. Susut yang terjadi sesudah beton, spesi atau mortar mengeras adalah kontraksi atau penguran peng urangan gan volume volume akibat akibat pen penguap guapan. an. Berdasar Berdasarkan kan fakt fakta a yan yang g dite ditemuka mukan n bahwa bahwa mayoritas keretakan adalah menembus pada dua sisi maka faktor susut pengeringan pastil pas tilah ah buk bukan an merup merupaka akan n fak faktor tor uta utama ma dal dalam am keret keretak akan an din dindi ding ng bat bata a ata atau u han hanya ya merupakan faktor minor. Dua hal yang mempengaruhi besarnya susut pengeringan ini adalah: - Propor Proporsi si da dan n mut mutu u ag agre rega gatt - Ka Kada darr air  air 

Gbr. 17. Karakteristik Karakteristik susut pengeringan pengeringan (drying shrinkage) pada plesteran/acian plesteran/acian tembok bata

16

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Gbr. 18. Hubungan Hubungan susut pengeringan pengeringan (drying shrinkage) menurut berbagai standar standar teknik

Per Perkuat kuatan an dind dindiing lema emah aki akibat bat ket ketiada iadaa an atau tau aki akibat bat kura kurang ng mema memada dain inya ya rang rangka ka perk perkua uata tan n kolo kolom m prak prakti tis s – late latei/ i/li lint ntel el pada pada bukaan-bukaan (pintu dan jendela). Salah satu faktor yang berkontribusi pada keretakan adalah pelemahan dinding akibat tidak digunakannya kolom pengaku (kolom tulangan praktis) dan balok latei (lintel/latio beam) secara memadai untuk luasan bidang, A = 7.5 x 4.0 = 30.0 m 2. Untuk dinding yang dibangun pada zona gempa 3 – 6, luasan maksimum bidang dinding yang harus diperkuat pengaku dari kolom praktis dan balok lintel adalah 6.0 m 2, dan secara umum bidang dinding harus diperkuat pengaku kolom praktis dan balok lintel minimal untuk luasan > 12.0 m 2. Ketiadaan balok lintel dan kolom praktis sebagai pengaku dinding berkontribusi dalam panjang penjalaran vertikal retak beton. Pemasangan balok lintel dan kolom kolom prakti praktis s secar secara a mem memad adai ai sang sangat at pe penti nting ng da dala lam m men menceg cegah ah tidak tidak han hanya ya L = 7.5 m

h = 4.0 m

Gambar 19. Dinding pembatas pembatas ruangan sisi Timur Ruang Panitera Pengganti. Pengganti. Garis merah putus-putus menyatakan zona retak vertikal ireguler.

17

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Balok Ring 

Balok Latei 

Gambar 20. Skematik Skematik penempata penempatan n ringbalk, kolom kolom praktis dan balok latei (lintel, (lintel, latio) untuk perkuatan perkuatan bidang dinding

Gambar 21.a-b. 21.a-b. Penempatan Penempatan kolom praktis dan balok latei untuk perkuatan dan sebagai sebagai pendukung dinding pada bukaan pintu dan jendela

18

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

C o n f i n e d B r i c k W a l l C o n s t r u c t i o n (K o n s t r u k s i D i n d i n g B a t a T er er c e k a t )  

Konstruk Konstr uksi si din dindi ding ng bat bata a diceka dicekatt den denga gan n kolom kolom prakti praktis s da dan n ba balok lok horiz horizont ontal al (latei (latei)) terutama untuk perkuatan (retrofit) guna mencegah kegagalan geser dinding tembok. Konstruksi ini juga akan mencegah penjalaran keretakan Kontruksi dinding pengisi yang terkekang pada rangka struktural, kolom praktis dan balok latei

Balok Ring 

B a l o k L a t e i /L /L i n t e l   Kolom Praktis 

Gambar 21. Konstruksi Konstruksi pengekangan pengekangan dinding pasangan pasangan bata dengan kolom praktis, latei dan angkur.

Klasifikasi dan Pola Retak Pola Po la yang yang da dapa patt diam diamat atii seca secara ra visu visual al un untu tuk k me meng ngkl klas asif ifik ikas asik ikan an ap apak akah ah suat suatu u keretaka keretakan n merupakan merupakan respons respons dari gay gaya a tarik-le tarik-lentur ntur (flexural (flexural-ten -tensil sile e force) force) atau gay gaya a tekan (compressive force) adalah dengan mengamati pola bukaan (lihat Gbr. 22).

Gambar 22.a-b. 22.a-b. Pola bukaan retak retak (mekanisme), (mekanisme), (a) retak tarik; (b) retak tekan

19

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Tabel 3. Klasifikasi derajat retak berdasarkan lebar celah (Referensi dari BRE, USA)

20

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Inspeksi No. 1 Catatan: Definisi Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan F TD   Tidak Ditemukan karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen TI Tidak dapat Diinspeksi karena memerlukan perbaikan perbaikan atau perawatan perawatan NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan RB   Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi sama sekali F

TD TI TI

NF RB

1. Dinding Dinding Pembatas Pembatas Ruangan bagian bagian Timur Ruang Ruang Panitera Panitera Pengganti: Pengganti: Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian. Retak vertikal tak-beraturan yang dimulai pada perletakkan (dasar) dinding ke arah langit-langit bangunan pada zona pertemuan kolom tulangan praktis dan susunan bata dengan lebar retak < 1.0 mm akibat kombinasi 4 hal:

1. Defleks Defleksii pelat beton bertulang bertulang bawah dinding dinding akibat akibat creep (rangkak); (rangkak); 2.

Defleksi minor pada Defleksi pada balok/gelagar balok/gelagar di bawah bawah (tumpuan) (tumpuan) dan balok ring ring di atas dinding dinding akibat akibat creep (rangkak);

3. Celah ekspansi ekspansi (untuk pemuaian, pergerakan pergerakan,, pergeseran) pergeseran) pada bidang bidang sentuh balok atap (ring balk) dan sisi atas dinding kurang memadai;

4. Dinding Dinding bata lemah dalam dalam memikul memikul tegangan akibat akibat gaya vertikal dan horizontal karena tidak ada perkuatan rangka pengaku berupa balok latei 2 (lintel) horizontal pada bidang dinding dengan luas > 12 m (luas bidang dinding 28.0 m 2).

Gambar 23. a - d. Retak vertikal dinding bata Ruang Panitera Pengganti. Penjalaran retak dimulai dari sisi bawah dinding.

21

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Inspeksi No. 2 Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan TD   Tidak Ditemukan karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen TI Tidak dapat Diinspeksi karena NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan memerlukan perbaikan perbaikan atau perawatan perawatan RB   Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi sama sekali F

F

TD TI TI

NF RB

2. Dinding Dinding Pembatas Pembatas Ruangan bagian bagian Selatan Ruang Panitera Panitera Pengganti: Pengganti: Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian. Retak Dinding diagonal bukaan pintu dengan lebar ≈ 1.0 mm akibat kombinasi 3 hal:

1. Dinding Dinding bata lemah pada pada zona bukaan dalam dalam memikul tegangan tegangan akibat akibat berat balok ring atas dinding sehubungan perkuatan rangka pengaku berupa balok latei (lintel) horizontal horizontal kurang memadai (hanya sepotong, kurang panjan panjang, g, tidak menerus sepanjang bentangan kolom) dan ketiad ketiadaan aan kolom praktis. 2. Defleks Defleksii pelat dan balok balok beton bertulang bertulang atas dinding akibat akibat shrinkage shrinkage (susut) dan creep (rangkak); 3. Celah ekspansi ekspansi pada bidang bidang sentuh balok balok ring-pelat ring-pelat monolit dan dan sisi atas dinding kurang memadai.

Gambar 24. a - b. Retak diagonal diagonal dinding bata pada zona zona bukaan pintu Rg. Panitera Pengganti (Gbr. Kiri dilihat dari sebelah dalam ruangan, Gbr, Kanan dilihat dari sisi luar)

Pola Pola retak retak dia diago gonal nal di zona zona buk bukaan aan pin pintu tu din dindin ding g bag bagian ian Selat Selatan an Ruang Ruang Pan Panite itera ra Pengganti ini mengindikasikan penjalaran retak dimulai dari sisi atas dinding. Defleksi akibat akibat pen penyu yusu sutan tan da dan n rangk rangkak ak be beto ton n ba balok lok-pe -pelat lat mon monoli olitt da dari ri ata atas s me meny nyeba ebabk bkan an tekanan teka nan dind dinding ing berarah berarah gravitas gravitasii (bawah). (bawah). Oleh karena karena buk bukaan aan tida tidak k meng mengguna gunakan kan perkua perkuata tan n kolom kolom prak praktis tis dan bal balok ok latei latei secara secara mem memad adai ai mak maka a bag bagian ian yang yang tidak tidak kontin kon tinu u ini (bidan (bidang g bu bukaa kaan n pin pintu tu)) merupa merupaka kan n kompo komponen nen yang yang pal paling ing lemah lemah dal dalam am menahan gaya geser dan selanjutnya bidang dekat bukaan mengalami retak diagonal.

22

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Inspeksi No. 3 Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan Ditemukan TI Tidak dapat Diinspeksi karena karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen memerlukan perbaikan perbaikan atau perawatan perawatan NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan RB   Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi sama sekali F

TD   Tidak

F

TD TI TI

NF RB

3. Dinding Dinding Pembatas Pembatas Ruangan bagian bagian Utara Ruang Ruang Hakim: Hakim: Pasangan Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian. Retak Dinding diagonal bukaan jendela dengan lebar ≈ 1.2 mm akibat kombinasi 3 hal:

1. Defleksi Defleksi pelat beton bertulang bertulang bawah dinding dinding akibat akibat creep (rangkak); (rangkak); 2. Deflek Defleksi si minor pada balok/ge balok/gelagar lagar bawah dinding akibat creep (rangkak); (rangkak); 3. Dindi Dinding ng bata lemah dalam dalam memikul memikul tegangan akibat akibat gaya vertikal dan horizontal karena tidak ada perkuatan rangka pengaku berupa balok latei (lintel) horizontal yang memadai dan kolom praktis pada bidang bukaan  jendela (lihat Grb. 2.e dan 2.f)

Gambar 25. a - c. Retak vertikal vertikal dinding bata dekat bukaan bukaan jendela

Pola reta Pola retak k diag diagon onal al di de deka katt bu buka kaan an jend jendel ela a dind dindin ing g Utar Utara a Ruan Ruang g Haki Hakim m ini ini mengindi meng indikas kasikan ikan penj penjalar alaran an retak retak dimu dimulai lai dari sisi frame rangka rangka aluminium aluminium komp komposi osit. t. Penambah Pena mbahan an beba beban n mati akibat akibat pek pekerja erjaan an pema pemasan sangan gan lant lantai ai Granito Granito meny menyebab ebabkan kan kontraksi pelat beton bertulang bawah dinding. Defleksi akibat penyusutan dan rangkak beton bet on ba balok lok-pe -pela latt mo monol nolit it bawah bawah men menye yeba babka bkan n tarika tarikan n din dindi ding ng berar berarah ah grav gravita itasi si (bawah). Oleh karena bukaan tidak menggunakan perkuatan kolom praktis dan balok latei latei secar secara a mem memad adai ai mak maka a ba bagi gian an yang yang tidak tidak kon kontin tinu u ini ini (bida (bidang ng buk bukaan aan jende jendela la)) merupakan komponen yang paling lemah dalam menahan gaya geser dan selanjutnya bidang dekat bukaan mengalami retak diagonal.

23

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Inspeksi No. 4 Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan TD   Tidak Ditemukan karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen TI Tidak dapat Diinspeksi karena memerlukan perbaikan perbaikan atau perawatan perawatan NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan RB   Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi sama sekali F

F

TD TI TI

NF RB

4. Dinding Dinding Pembatas Pembatas Ruangan bagian bagian Utara Ruang Ruang Hakim: Hakim: Pasangan Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian. Retak tarik lentur diagonal pada zona bukaan jendela lebar ≈ 1.0 mm akibat kombinasi 3 hal: 1. Defleks Defleksii pelat beton bertulang bawah dinding dinding akibat creep (rangkak); 2. Deflek Defleksi si minor pada balok/ge balok/gelagar lagar bawah dinding akibat creep (rangkak); (rangkak); 3.

Dindin Dind ing g ba bata ta le lema mah h da dala lam m me memi miku kull te tega gang ngan an ak akib ibat at gay gaya ve vert rtik ikal al dan dan hori ho rizo zont ntal al kar karen ena a ti tidak dak ad ada a pe perk rkuat uatan an ran rangk gka a pe peng ngak aku u ber berup upa a bal balok ok la late teii (lintel) (linte l) horizo horizontal ntal dan kolom praktis pada bidang dinding. dinding.

Gambar 26. a - c. Retak vertikal vertikal dinding bata dekat bukaan bukaan jendela

24

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Inspeksi No. 5 Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan TD   Tidak Ditemukan karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen TI Tidak dapat Diinspeksi karena memerlukan perbaikan perbaikan atau perawatan perawatan NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan RB   Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi sama sekali F

F

TD TI TI

NF RB

5. Dinding Dinding Pembatas Pembatas Ruangan bagian bagian Utara Ruang Ruang Hakim: Hakim: Pasangan Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian. Retak Dinding diagonal dekat bukaan ventilasi lebar ≈ 1.0 mm akibat kombinasi 3 hal:

1. Dinding Dinding bata lemah pada pada zona bukaan dalam dalam memikul tegangan tegangan akibat akibat berat balok ring atas dinding sehubungan perkuatan rangka pengaku berupa balok latei (lintel) horizontal horizontal kurang memadai (hanya sepotong, kurang panjan panjang, g, tidak menerus sepanjang bentangan kolom) dan ketiad ketiadaan aan kolom praktis. 2. Defleks Defleksii pelat dan balok balok beton bertulang bertulang atas dinding akibat akibat shrinkage shrinkage (susut) dan creep (rangkak); 3. Celah ekspansi ekspansi pada bidang bidang sentuh balok balok ring-pelat ring-pelat monolit dan dan sisi atas dinding kurang memadai.

Gambar 27. Retak vertikal dinding bata dekat bukaan ventilasi ventilasi

25

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Inspeksi No. 6 Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan Ditemukan karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen TI Tidak dapat Diinspeksi karena NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan memerlukan perbaikan perbaikan atau perawatan perawatan RB   Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi sama sekali F

TD   Tidak

F

TD TI TI

NF RB

6. Dinding Dinding Pembatas Pembatas Ruangan bagian bagian Utara Ruang Ruang Hakim: Hakim: Pasangan Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian. Retak Dinding diagonal dekat bukaan pintu lebar ≈ 1.0 mm akibat kombinasi 3 hal:

1. Dinding Dinding bata lemah pada pada zona bukaan dalam dalam memikul tegangan tegangan akibat akibat berat balok ring atas dinding sehubungan perkuatan rangka pengaku berupa balok latei (lintel) horizontal horizontal kurang memadai (hanya sepotong, kurang panjan panjang, g, tidak menerus sepanjang bentangan kolom) dan ketiad ketiadaan aan kolom praktis. 2. Defleks Defleksii pelat dan balok balok beton bertulang bertulang atas dinding akibat akibat shrinkage shrinkage (susut) dan creep (rangkak); 3. Celah ekspansi ekspansi pada bidang bidang sentuh balok balok ring-pelat ring-pelat monolit dan dan sisi atas dinding kurang memadai.

Gambar 28. Retak horizontal horizontal vertikal dinding bata dekat bukaan pintu

26

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Inspeksi No. 7 Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan Ditemukan karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen TI Tidak dapat Diinspeksi karena NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan memerlukan perbaikan perbaikan atau perawatan perawatan RB   Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi sama sekali F

TD   Tidak

F

TD TI TI

NF RB

7. Dinding Dinding Pembatas Pembatas Ruangan Ruangan bagian Selatan Selatan Ruang Rapat: Rapat: Pasangan Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian. Retak Dinding vertikal bukaan pintu lebar ≈ 1.5 mm akibat kombinasi 3 hal:

1. Dinding Dinding bata lemah pada pada zona bukaan dalam dalam memikul tegangan tegangan akibat akibat berat balok ring atas dinding sehubungan perkuatan rangka pengaku berupa balok latei (lintel) horizontal horizontal kurang memadai (hanya sepotong, kurang panjan panjang, g, tidak menerus sepanjang bentangan kolom) dan ketiad ketiadaan aan kolom praktis. 2. Defleks Defleksii pelat dan balok balok beton bertulang bertulang atas dinding akibat akibat shrinkage shrinkage (susut) dan creep (rangkak); 3. Celah ekspansi ekspansi pada bidang bidang sentuh balok balok ring-pelat ring-pelat monolit dan dan sisi atas dinding kurang memadai.

Gambar 29. a – c. Retak vertikal dinding bata di bagian atas bukaan pintu

27

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Inspeksi No. 8 Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan TD   Tidak Ditemukan TI Tidak dapat Diinspeksi karena karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen memerlukan perbaikan perbaikan atau perawatan perawatan NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan RB   Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi sama sekali F

F

TD TI TI

NF RB

8. Dinding Dinding Pembatas Pembatas Ruangan bagian bagian Selatan Ruang Panitera: Panitera: Pasangan Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian. Retak Dinding vertikal bukaan pintu lebar ≈ 1.0 mm akibat kombinasi 3 hal:

1. Dinding Dinding bata lemah pada pada zona bukaan dalam dalam memikul tegangan tegangan akibat akibat berat balok ring atas dinding sehubungan perkuatan rangka pengaku berupa balok latei (lintel) horizontal horizontal kurang memadai (hanya sepotong, kurang panjan panjang, g, tidak menerus sepanjang bentangan kolom) dan ketiad ketiadaan aan kolom praktis. 2. Defleks Defleksii pelat dan balok balok beton bertulang bertulang atas dinding akibat akibat shrinkage shrinkage (susut) dan creep (rangkak); 3. Celah ekspansi ekspansi pada bidang bidang sentuh balok balok ring-pelat ring-pelat monolit dan dan sisi atas dinding kurang memadai.

Gambar 30. Retak vertikal dinding bata bagian atas bukaan pintu

28

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Inspeksi No. 9 Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan Ditemukan karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen TI Tidak dapat Diinspeksi karena NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan memerlukan perbaikan perbaikan atau perawatan perawatan RB   Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi sama sekali F

TD   Tidak

F

TD TI TI

NF RB

9. Dinding Dinding Pembatas Pembatas Ruangan Ruangan bagian Selatan Selatan Ruang Hakim: Hakim: Pasangan Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian. Retak Dinding horizontal tangga zona bukaan jendela, lebar ≈ 1.2 mm akibat kombinasi 3 hal:

1. Defleksi Defleksi pelat beton bertulang bertulang bawah dinding dinding akibat akibat creep (rangkak); (rangkak); Defleksi si minor pada balok/ge balok/gelagar lagar bawah dinding akibat creep (rangkak); (rangkak); 2. Deflek 3. Dindi Dinding ng bata lemah dalam dalam memikul memikul tegangan akibat akibat gaya vertikal dan horizontal karena tidak ada perkuatan rangka pengaku berupa balok latei (lintel) horizontal yang memadai dan kolom praktis pada bidang bukaan  jendela (lihat Grb. 20)

Gambar 31. a – b. Retak horizontal tangga dinding bata pada bukaan jendela

29

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Inspeksi No. 10 Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan Ditemukan karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen TI Tidak dapat Diinspeksi karena NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan memerlukan perbaikan perbaikan atau perawatan perawatan RB   Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi sama sekali F

TD   Tidak

F

TD TI TI

NF RB

10. Dinding Dinding Pembatas Pembatas Ruangan bagian Utara Ruang Sidang Sidang Biasa: Biasa: Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian. Retak Dinding diagonal – tangga zona bukaan v entilasi, lebar ≈ 1.2 mm akibat kombinasi 3 hal:

1. Defleksi Defleksi pelat beton bertulang bertulang bawah dinding dinding akibat akibat creep (rangkak); (rangkak); Defleksi si minor pada balok/ge balok/gelagar lagar bawah dinding akibat creep (rangkak); (rangkak); 2. Deflek 3. Dindi Dinding ng bata lemah dalam dalam memikul memikul tegangan akibat akibat gaya vertikal dan horizontal karena tidak ada perkuatan rangka pengaku berupa balok latei (lintel) horizontal yang memadai dan kolom praktis pada bidang bukaan  jendela (lihat Grb. 20)

Gambar 32. a – b. Retak diagonal - tangga dinding bata pada bukaan ventilasi

30

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Inspeksi No. 11 Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan Ditemukan karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen TI Tidak dapat Diinspeksi karena NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan memerlukan perbaikan perbaikan atau perawatan perawatan RB   Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi sama sekali F

TD   Tidak

F

TD TI TI

NF RB

11. Dinding Dinding Pembatas Pembatas Ruangan Ruangan bagian bagian Barat Ruang Hakim: Hakim: Pasangan Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian. Retak Dinding diagonal – tangga zona bukaan pintu, lebar < 1.0 mm akibat kombinasi 3 hal:

1. Dinding Dinding bata lemah pada pada zona bukaan dalam dalam memikul tegangan tegangan akibat akibat berat balok ring atas dinding sehubungan perkuatan rangka pengaku berupa balok latei (lintel) horizontal horizontal kurang memadai (hanya sepotong, kurang panjan panjang, g, tidak menerus sepanjang bentangan kolom) dan ketiad ketiadaan aan kolom praktis. 2. Defleksi pelat pelat dan balok beton beton bertulang atas atas dinding akibat akibat shrinkage shrinkage (susut) dan creep (rangkak); 3. Celah ekspansi ekspansi pada bidang bidang sentuh balok ring-pela ring-pelatt monolit dan sisi sisi atas dinding kurang memadai.

Gambar 33. Retak diagonal - tangga dinding bata pada bukaan lebar (pintu)

31

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

Inspeksi No. 12 Fungsional dengan tanpa indikasi kerusakan TD   Tidak Ditemukan TI Tidak dapat Diinspeksi karena karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen memerlukan perbaikan perbaikan atau perawatan perawatan NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan RB   Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi sama sekali F

F

TD TI TI

NF RB

12. Dinding Dinding Pembatas Pembatas Ruangan Ruangan bagian bagian Barat Ruang Hakim: Hakim: Pasangan Pasangan Bata ½ Batu, komposisi campuran 1 : 5 (semen, pasir) dengan acian. Retak Dinding iregular, lebar < 1.0 mm akibat kombinasi 3 hal:

1. Dinding Dinding bata lemah pada pada zona bukaan dalam dalam memikul tegangan tegangan akibat akibat berat balok ring atas dinding sehubungan perkuatan rangka pengaku berupa balok latei (lintel) horizontal horizontal kurang memadai (hanya sepotong, kurang panjan panjang, g, tidak menerus sepanjang bentangan kolom) dan ketiad ketiadaan aan kolom praktis. 2. Defleks Defleksii pelat dan balok balok beton bertulang bertulang atas dinding akibat akibat shrinkage shrinkage (susut) dan creep (rangkak); 3. Celah ekspansi ekspansi pada bidang bidang sentuh balok balok ring-pelat ring-pelat monolit dan dan sisi atas dinding kurang memadai.

Gambar 34. Retak iregular iregular dinding bata pada daerah dekat bidang pertemuan dinding

32

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

------------------------------------ KESIMPULAN KESIMPULAN DAN REKOMEND REKOMENDASI ASI ------------------------------------

Kesimpulan : 1. Keret Keretaka akan n dindin dinding g bata bata pada pada 27 titik titik pada pada konstr konstruks uksii bangun bangunan an gedun gedung g Kantor PN Klas 1B Poso sangat berkaitan dengan struktur pendukung atau penyokong bangunan bangunan yaitu sistem sistem balok-pelat lantai monolitik. 2. Pola-pola Pola-pola keretakan keretakan dinding dinding berhubunga berhubungan n dengan dengan mekanisme mekanisme gaya tarik (tensile force) dan tarik-lentur (flexural-tensile force). 3. Fakt Faktor or Fund Fundam amen enta tall dala dalam m kere kereta takan kan dind dindin ing g adal adalah ah terl terlam ampa paui uiny nya a kapasitas kapasitas tegangan tegangan tarik-lang tarik-langsung sung (direct (direct tensile-s tensile-streng trength) th) dan tegangan tegangan tarik-lentur (flexural tensile-strength) dinding bata (spesi mortar maupun batu bata) dalam memikul aksi beban luar berupa tegangan tekan, aksi tarikan dan kombinasi aksi tarikan-lenturan. 4. Penyebab Penyebab Utama Utama keretaka keretakan n dinding dinding ada ada tiga, tiga, yaitu: yaitu: - Deflek Defleksi si beton beton pelat pelat lantai lantai-ba -balok lok monoli monolitt penduk pendukung ung dindi dinding ng akibat akibat proses rangkak (creep); - Transfer Transfer beban mati dari berat balok ring-pelat ring-pelat monolitik monolitik atas dinding, dinding, dan, - Deformasi Deformasi elastik elastik sistem sistem balok-pela balok-pelatt lantai lantai akibat akibat peningkata peningkatan n beban beban mati lantai. 5. Penyebab Penyebab Minor dalam keretakan keretakan dinding adalah adalah susut volume volume atau susut pengeringan (shrinkage) spesi semen atau mortar. 6. Faktor Faktor Kontr Kontribu ibutif tif yang yang sangat sangat funda fundamen menta tall dalam dalam kereta keretakan kan dindin dinding g adalah adalah perkua perkuata tan n dindin dinding g lemah lemah akibat akibat ketiad ketiadaan aan atau atau akibat akibat kuran kurang g memadainy memadainya a rangka perkuatan perkuatan kolom praktis praktis – latei/lint latei/lintel el pada bukaanbukaan (pintu dan jendela), dan distorsi dalam standar pekerjaan beton. 7. Penyebab Penyebab poin 6 adalah adalah ketidaklen ketidaklengkap gkapan an atau tidak tersediany tersedianya a gambar gambar desain dan detail konfigurasi penulangan dari konsultan perencana.

Rekomendasi : 1. Untuk Untuk menj menjam amin in keam keaman anan an dan dan kese kesela lama mata tan n stru strukt ktur ur sela selama ma umur umur rencana pemakaian 25 tahun maka harus dilakukan kan perkua kuatan (ret (retro rofi fitt ttin ing) g) dind dindin ing g susu susuna nan n batu batu bata bata yang yang meng mengal alam amii reta retakk-re reta tak k dengan menggunakan kolom tulangan praktis dan balok latei/latio. 2. Untu Untuk k meng mengur uran angi gi kemu kemung ngki kina nan n terj terjad adin inya ya kere kereta taka kan n dind dindin ing g atau atau kompon komponen en strukt struktur ural al lainny lainnya a pada pada tahapa tahapan n pemban pembangun gunan an beriku berikutny tnya, a, kontra kontrakto ktorr pelaks pelaksana ana dan konsul konsulta tan n harus harus mening meningkat katkan kan mutu mutu proses proses pembuata pembuatan n beton beton melalui melalui perbaikan perbaikan suplai suplai agregat agregat kasar split (kricak), (kricak), agrega agregatt halus halus (pasir (pasir), ), kontro kontroll faktor faktor air semen, semen, pemaka pemakaian ian mesin mesin getar getar (vibrator) dan kontrol proses proses penuangan/pemadatan. penuangan/pemadatan. 3. Harus Harus diadak diadakan an asiste asistensi nsi dan pemeri pemeriksa ksaan an gambar gambar desain desain dan gamba gambarr deta detail il konf konfig igur uras asii tula tulang ngan an dari dari kons konsul ulta tan n pere perenc ncan ana a oleh oleh peng pengel elol ola a teknis/tim teknis sebelum dibuat persetujuan gambar desain. Poso, 22 Mei 2014 2014 Pengelola Teknis Bid. Cipta Karya Dinas PU Kabupaten Poso

 Yoppy Soleman, S.T., M.T. NIP. 19710731 200903 1 001 33

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

34

Laporan Inspeksi Teknik Bangunan Gedung  Kantor PN Klas 1B Poso, Mei 2014 

35

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF