budidaya ikan dikolm bak plastik

September 27, 2017 | Author: ikarahmadewi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

paper mata kuliah manajemen akuakultur tawar, UNIVERSITAS HASANUDDIN, Makassar...

Description

Makalah Manajemen Akuakultur Tawar

Budidaya Ikan di Kolam Bak Plastik

OLEH Kelompok IV Ika Rahma Dewi ( L 221 12 276) Ardi Syam ( L 221 11 268 )

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kami masih sempat menyelesaikan Tugas Makalah ini sebagai prasyarat dari proses Belajar Mengajar. Semoga makalah “Budidaya Ikan di Kolam Bak Plastik” ini dapat bermanfaat sebagai mana mestinya kepada setiap pembaca. Namun kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih mempunyai kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritikan yang membangun dari segala pihak sangat kami butuhkan.

Makassar, 11 Februari 2014

Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Akuakulture air tawar sudah sangat maju dengan penerapan teknologi budidaya intensif. Budidaya intensif menghendaki penerapan sistem budidaya yang baik melalui padat penebaran tinggi, pemberian pakan berkualitas dan kontinu, pengelolaan kualitas air, serta penanggulangan hama dan penyakit. Dengan cara itu maka produksi dapat ditingkatkan dengan menghasilkan komoditas budidaya berkualitas dan sesuai dengan pasar. Penerapan sistem budidaya intensif pada akuakultur air tawar merupakan suatu keharusan karena lahan baru tidak dapat terus-menerus dilakukan. selain ketersediaan lahan yang terbatas, lahan akuakulturair tawar juga diperuntukkan bagi sektor lain. Demikian pula, pembukaan lahan baru yang tidak mempertimbangkan keseimbangan ekologi juga akan berdampak negatif pada ekosistem. Salah satu sistem budidaya intensif pada akuakultur air tawar adalah sistem budidaya kolam terpal. Sistem budidaya ikan di kolam terpal merupakan salah satu inovasi baru dalam pengembangan budidaya ikan. Sistem budidaya kolam terpal pertama kali dikembangkan oleh Bapak Mujarob, seorang petani di Bekasi, Jawa Barat, pada tahun 1999, dengan membudidayakan ikan lele. Saat ini kolam terpal telah digunakan untuk budidaya berbagai jenis ikan, seperti lele, gurami, nila, patin, bawal air tawar, dan sebagainya. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemilihan lokasi untuk pembuatan kolam bak plastik/terpal? 2. Bagaimana pembuatan kolam/bak plastik/terpal? 3. Apakah faktor penting dalam pembuatan kolam/bak plastik/terpal? 4. Jenis-jenis ikan apa saja yang cocok pada kolam bak plastik/terpal? 5. Apakah kelebihan dan kelemahan kolam/bak plastik/terpal? 1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui pemilihan lokasi pada pembuatan kolam bak plastik/terpal 2. Untuk memahami pembuatan kolam/bak plastik/terpal 3. Untuk memahami faktor penting dalam pembuatan kolam/bak plastik/terpal 4. Untuk mengenali Jenis-jenis ikan yang cocok pada kolam bak plastik 5. Untuk memahami kelebihan dan kelemahan kolam/bak plastik/terpal

BAB II PEMBAHASAN A. Lokasi untuk pemilihan kolam terpal Telah disebutkan bahwa kolam terpal merupakan salah satu alternatif teknologi budidaya ikan yang dapat diterapkan pada lahan sempit, minim air, ataupun pada lahan yang tanahnya porous, terutama tanah berpasir. Kolam terpal atau kolam bak plastik dapat menjadi solusi untuk pengembangan budidaya ikan dilahan kritis. Kolam terpal berbeda dengan kolam konvensional, seperti kolam air mengalir dan kolam air deras yang pembangunannya harus dilakukan dilokasi yang memiliki sumber air dengan kuantitas dan kualitas yang ideal. Untuk membangun kolam, faktor tanah memiliki peran penting karena terkait dengan kemampuan kolam menampung air. Kuantitas dan kualitas air merupakan faktor utama untuk pemilihan lokasi. Pada budidaya ikan di kolam terpal, kuantitas dan kualitas air, sekalipun tetap merupakan faktor penting, hal itu tidak menjadi faktor pembatas. Sumber air untuk kolam terpal tidak harus berupa sumber air utama yang dikenal dalam sistem budidaya konvensional, seperti danau, waduk, sungai, rawa-rawa, dan saluran irigasi. Kolam terpal bisa diisi dengan air sumur, air dari PAM ( Perusahaan Air Minum), air hujan yang telah ditampung ataupun air limbah yang telah di-treatmen. Namun demikian, pemanfaatan lahan sempit atau kritis untuk pembangunan kolam terpal perlu mempertimbangkan faktor teknis maupun faktor sosial ekonomis. a.

Pertimbangan teknis

Kolam terpal dapat dibangun diberbagai tempat, termasuk dihalaman rumah, bekas garasi mobil atau bekas gudang. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membangun kolam terpal antara lain: 1.

Sumber air untuk mengisi kolam, seperti sumur, air PAM, tempat penampungan air hujan, dan lain-lain sumber yang layak digunakan. Lebih ideal lagi jika kolam terpal dapat memperoleh pasokan air dari sungai, saluran irigasi, waduk atau danau.

2.

Ketinggian lokasi untuk pembuatan kolam terpal perlu diperhatikan karena terkait dengan suhu air. Makin tinggi suatu lokasi, suhu air semakin rendah.

3.

Ukuran ikan. Ukuran ikan yang akan dipelihara perlu dipertimbangkan karena terkait dengan kedalaman air didalam kolam. Misalnya, benih gurami cocok dipelihara pada kedalaman 20-40 cm. Untuk menampung air sedalam 40 cm dapat dibuat kolam dengan kedalaman sekitar 60 cm.

4.

Dasar tanah untuk peletakan kolam terpal harus rata. Bila tanah tidak rata, sebaiknya dilapisi pelepah batang pisang atau sekam padi. Selain dapat meratakan tanah, kedua

bahan itu dapat menstabilkan suhu. Kerangka yang digunakan pun tidak boleh tajam agar tidak membuat terpal menjadi sobek. 5.

Untuk kolam yang dibangun di daerah pemukiman penduduk perlu dipikirkan penanganan limbah air kolamnnya. Perlu diupayakan untuk membangun tempat penampungan limbah buangan sehingga air limbah pemeliharaan ikan dapat diolah lebih dahulu sebelum dibuang kesaluran umum. Bisa juga membangun saluran pemanen yang terhubung langsung dengan sungai atau kanal. Dapat pula membangun sumur serapan.

b.

Pertimbangan sosial ekonomi

Pengembangan budidaya ikan dikolam terpal juga perlu mempertimbangkan faktor sosialekonomi, diantaranya: 1.

Lokasi yang dipilih untuk pemeliharaan ikan dengan kolam terpal bukanlah lokasi sengketa. Sekalipun kolam terpal mudah dibongkar dan dipindahka, namun sebaiknya lokasi yang dipersengketakan tidak dipilih karena dapat merugikan.

2.

Dekat dengan daerah pengembangan budidaya ikan sehingga mudah untuk memperoleh induk ataupun benih.

3.

Tersedia sarana dan prasarana transportasi yang memadai untuk pengadaan alat dan bahan maupun transportasi benih, hasil panen, dan lain-lain.

4.

Adanya alat dan bahan disekitar lokasi, atau pengadaannya mudah.

5.

Pasar cukup terbuka untuk menampung produksi, baik pasar lokal mauupun pasar ekspor, serta harga yang cukup memadai.

6.

Lokasi cukup aman dari gangguan hewan liar maupun manusia (pencurian). Harus ada cara efektif untuk mengatasi gangguan tersebut.

7.

Adanya sumber energi listrik untuk penerangan dan kebutuhan lainnya, misalnya untuk mengoperasikan pompa air dan aerator.

8.

Adanya dukungan dari pihak-pihak terkait, misalnya permodalan dan yang lain. Untuk petani ikan kecil, dukungan juga dapat berupa penyuluhan teknis dan pemasaran hasil. B. Pembuatan Kolam/Bak Plastik/terpal Adapun luas kolam plastik relatif kecil, yakni rata-rata 14 meter persegi dengan

kedalaman air antara 10-60 cm. Kecuali untuk kolam Pendederan I dan Pendederan II, luasnya cukup 2 meter persegi dengan kedalaman air 10 cm. Begitu pula untuk ukuran super,luasnya dapat dua kali atau tiga kali lebih luas dibandingkan dengan kolam untuk ukuran benih lebih kecil dari ukuran super dan kedalamannnya dapat sampai 1 meter.

Sedangkan ukuran panjang atau lebar kolam disesuaikan dengan keadaan lahan, misalnya di halaman rumah. sesuai dengan namanya, kolam terpal adalah kolam yang keseluruhan bentuknya, dari bagian dasar hingga dindingnya menggunakan bahan utama berupa terpal. Selain dapat berbentuk seperti kolam tanah atau kolam tembok, kolam terpal juga bisa berbentuk bak dengan sokongan kerangka bambu, kayu, atau besi. Dibandingkan kolam lain, misalnya kolam tembok, kolam terpal lebih praktis, harganya terjangkau, dan dapat dipindahkan. Sewaktu-waktu pemilik kolam atau pemilik tanah dapat mengalih fungsikan lokasi tersebut. Biaya pembongkaran kolam terpal tidak mahal dan mudah pula melakukannya. A. Jenis kolam terpal Berdasarkan peletakannya, kolam terpal terdiri atas kolam terpal diatas permukaan tanah dan kolam terpal dibawah permukaan tanah. Sedangkan berdasarkan bahan dan cara pembuatannya, terutama untuk dinding kerangka kolam, dikenal beberapa jenis kolam terpal, yaitu: (a) kolam terpal dengan kerangka bambu/kayu/besi; (b) kolam terpal dengan dinding batako atau batu bata; (c) kolam terpal dengan dinding tanah; dan (d) kolam beton atau kolam tanah berlapis terpal. Kolam a dan b merupakan kolam diatas permukaan tanah. Kolam c adalah kolam di bawah permukaan tanah, sedangkan kolam d bisa merupakan kolam dibawah permukaan tanah maupun diatas permukaan tanah. 1. Kolam terpal di atas permukaan tanah Kolam terpal diatas permukaan tanah adalah kolam yang dibangun/dibuat diatas permukaan tanah tanpa menggali atau melubangi permukaan tanahnya. Kolam tanah jenis ini lebih cocok dibangun dilahan yang miskin air, ditanah yang relatif datar, di tanah berpasir, tetapi luasnya mencukupi. Kontruksi untuk kolam yang dibangun diatas permukaan tanah dapat dibuat dari bambu/kayu, pipa besi, ataupun batako/batu bata. 2. Kolam terpal dibawah permukaan tanah Kolam terpal dibawah permukaan tanah adalah kolam yang dibangun/dibuat dibawah permukaan tanah, dimana pembuatannya dilakukan dengan melubangi atau menggali tanah untuk memendam sebagian atau seluruh kolam terpal. Bila kolam terpal yang dimasukkan kedalam hanya sebagian saja, sekeliling kolam harus diberi kerangka dari kayu/bambu/besi atau batu bata untuk menyangga sisi atau tepi kolam. Namun jika kolam ditanam seluruhnya dalam tanah maka sepanjang tepian terpal

harus diikat dengan pasak di sepanjang tepian lubang, atau ujung terpal dilipat dan ditindih dengan batu bata, kayu, atau pot tanaman. Kolam jenis ini cocok dibangun dijenis tanah yang porous seperti tanah berpasir. Kolam terpal yang dibangun di bawah permukaan tanah selain dapat menghemat air juga mencegah bebagai organisme tanah yang melubangi kolam. Suhu air kolam terpal yang dibangun dibawah permukaan tanah lebih stabil. B. Bahan dan alat untuk membuat kolam terpal 1. Plastik terpal Bahan utama untuk membuat kolam terpal adalah plastik terpal. Jenis terpal yang digunakan untuk kolam terpal adalah terpal untuk atap tenda, terpal untuk penutup barang diatas mobil, atau plastik yang sering digunakanpetani untuk menjemur padi dan jagung. Prinsipnya, terpal atau plastik yang dipilih adalah yang memiliki ketebalan yang menandai dan mampu menahan tekanan air. Terpal yang biasa digunakan adalah jenis A5 dan A6 dengan masa pemakaian mencapai lima tahun. Ukuran plastik terpal bermacam-macam, tetapi sebaiknya pilih yang sesuai dengan ukuran kolam yang hendak dibuat. Ada terpal gulung yang sangat panjang dengan lebar 2 meter dan ada jenis terpal lipat yang telah dipotong-potong dengan panjang dan lebar yang bervariasi. Ukuran kolam yang dibuat harus disesuaikan dengan modal usaha. Namun kebanyakan orang menggunakan terpal ukuran 6x10 m. Terpal dengan ukuran ini banyak tersedia di pasaran. Kolam yang dibangun berukuran 4x8x1 m (luas kolam 32 m2, kedalaman kolam 1 m). Sisa terpal, 2 meter, digunakan untuk menutup dinding penyangga yang terbuat dari kayu/bambu atau batako/batu bata. Untuk kolam yang lebih kecil dapat menggunakan terpal berukuran 3 x 5 m. 2. Kayu/bambu/pipa Untuk membuat kerangka, terutama untuk kolam yang dibangun di atas permukaan tanah, dibutuhkan kayu, bambu, atau pipa. Bambu sudah umum digunakan sebagai kerangka kolam terpal. Untuk tiang sebaiknya digunakan bambu bulat, sedangkan untuk penyangga horizontal dapat berupa bambu yang dibelah. Demikian juga kayu. Kayu apa saja dapat digunakan untuk membuat kerangka kolam terpal, baik yang bulat ataupun balok. Sebaiknya dipilih kayu yang lurus sehinnga memudahkan pengerjaannya. Kerangka kolam terpal juga dapat dibuat dari pipa ledeng atau besi siku. Tiang dan kerangka kolam dibuat dari pipa ledeng atau besi siku. Tiang dan

kerangka kolam dibuat dari pipa ledeng dan kemudian dilapisi dengan kawat yang telah dibentuk krei. Siku tentu membutuhkan biaya yang lebih besar, tetapi tentu lebih kuat dan tahan lama. 3. Papan/seng/asbes Untuk

dapat

membuat

kolam

terpal

dapat

dilakukan

dengan

memanfaatkan berbagai bahan yang tersedia sehingga dihasilkan berbagai bentuk kolam sesuai bahan yang digunakan. Ada kolam yang seluruh kerangkanya, baik tiang tegak maupun horizontal, terbuat dari bambu atau kayu. Ada juga kolam yang kerangkanya dari kayu dan untuk dindingnya menggunakan papan. Untuk dinding kolam dapat menggunakan bambu, seng bekas, atau asbes. Bahan-bahan ini digunakan untuk menahan terpal. Bila asbes dan sen digunakan sebagai dinding seng digunakan maka harus dipasang vertikal. Caranya asbes atau seng yang dipasang harus dibuat jangan sampai ada yang menonjol atau bagian yang tajam yang dapat membocorkan terpal. Kelemahannya, seng adalah bahan yang mudah menyerap panas sehingga dapat meningkatkan suhu air didalam kolam. 4. Pipa paralon Untuk mengatur ketinggian air dan memudahkan pengeringan kolam diperlukan pipa atau selang sebagai saluran pembuang. Pipa paralon atau pipa PVC umum digunakan sebagai saluran pembuang. Untuk kolam terpal berukuran 4 x 6 m dapat digunakan pipa paralon berdiameter 4 inci. Sedangkan bila kolam yang dibangun lebih kecil, cukup menggunakan pipa paralon 2 atau 3 inci. Paralon sebaiknya dilengkapi dengan bengkokan pipa (knee). 5. Paku/kawat/tali Paku, kawat, dan tali berfungsi sebagai bahan untuk menyambung atau memperkuat kerangka kolam. Pada kolam terpal yang menggunakan kerangka pipa ledeng, untuk menyambung pipa digunakan bengkokan pipa. 6. Alat kerja Untuk membuat kolam terpal dibutuhkan berbagai peralatan sesuai kebutuhan, seperti gergaji, parang, pahat, palu, dan gunting. Sedangkan untuk menggali tanah, dibutuhkan cangkul, sekop, dan linggis. Bila kolam terpal dibangun dengan menggunakan besi, misalnya besi siku, penyambungnya dilakukan dengan dilas agar lebih kuat. C. Membuat kolam terpal 1. Kolam terpal dengan kerangka bambu/kayu

1. Persiapkan lahan untuk kolam terpal dengan membersihkannya dari benda-benda yang mengganggu seperti rumput maupun perdu. Ratakan tanahnya. 2. Jika tanah tidak rata, miring, perataan dapat dilakukan dengan menggunakan pelepah pisang atau sekam padi. Selain dapat meratakan tanah, kedua bahan tersebut juga dapat menstabilkan suhu. Kerena menjadi stabilisator suhu, pelepah pisang, atau sekam padi juga digunakan sekalipun tanahmya rata. Ketebalan pelepah pisang atau sekam padi sekitar 10 cm. 3. Siapkan bambu yang akan digunakan. Kemudian pasang bambu - bambu tersebut dengan model dan bentul seperti gambar di bawah ini. Kolam terpal sendiri bisa dibuat dalam ukuran 2 x 3 x 1 meter, 4 x 5 x 1 meter, atau 4 x 8 x 1 meter.

4. Pasang terpal yang telah dilubangi bagian tepinya dan diberi ring logam supaya tidak gampang robek. Kemudian ikat terpal pada kerangka bambu. Kebutuhan terpal untuk masing - masing ukuran kolam adalah sebagai berikut: kolam ukuran 2 x 3 x 1 meter membutuhkan luas terpal 4 x 5 meter kolam ukuran 4 x 5 x 1 meter membutuhkan luas terpal 6 x 7 meter

5. Langkah terakhir adalah memasang pipa atau selang untuk saluran pembuangan air apabila kolam kelebihan air. Kolam kemudian di isi dengan air hingga mencapai kedalaman sesuai kebutuhan pemeliharaan ikan. Kolam terpal diperiksa untuk memastikan bahwa kolam telah kokoh dan tidak bocor. Bila bocor, segera lakukan penambalan. Cara memasang pipa atau selang bisa melihat gambar dibawah ini:

2. Kolam terpal dengan kerangka pipa/besi Kolam terpal dengan kerangka besi/pipa merupakan kolam terpal di atas permukaan tanah. Pembuatan kolam terpal dengan kerangka pipa atau besi mirip pembuatan kolam terpal dengan kerangka bambu atau kayu. Teknik pembuatannya saja yang

sedikit berbeda. Berikut dikemukakan urutan pembuatan kolam terpal dengan kerangka pipa atau besi. 1. Lahan dipersiapkan dengan meratakan tanah sebagaimana pembuatan kolam dengan kerangka bambu atau kayu. 2. Jika menggunakan pipa ledeng, penyambungan pipa dilakukan dengan menggunakan bengkokan pipa, sedangkan bila menggunakan besi siku maka dapat dilakukan dengan cara dilas. 3. Kerangka yang sudah terbentuk selanjutnya dipasangi dinding dari kawat anyam dan kemudian dipasangi plastik terpal. Bagian tepi terpal yang telah dilubangi dengan ring logam dimasukkan tali untuk mengikat terpal ke pipa atau kawat anyam. 4. Selanjutnya pasang pipa paralon atau PVC untuk saluran pembuangan. Kolam telah siap diisi air. 3. Kolam terpal dengan dinding batako Kolam terpal dengan dinding batako atau batu bata juga merupakan kolam terpal di atas permukaan tanah. Pembuatan kolam terpal sperti ini sangat sederhana dan mudah karena hanya membutuhkan dinding penahan dari batako atau batu bata. Kelemahan kolam terpal yang seperti ini adalah mudah roboh, terutama bila dinding penahan kurang tebal. Pembuatan kolam terpal dengan batako atau batu bata sangat mudah karena kita hanya perlu menyusun batako membentuk dinding. Berikut ini urutan pembuatannya: 1.

Lahan dipersiapkan dengan meratakan tanah sebagaimana pada pembuatan kolam terpal diatas.

2.

Selanjutnya batako atau batu bata disusun membentuk fondasi atau pematang dengan ketinggian sesuai keinginan. Lebar susunan batako minimal 30 cm.

3.

Jika dinding kolam sudah terbentuk, selanjutnya pasang plastik terpal. Ujung terpal menutup bagian atas fondasi atau pematang (susunan batako) dan kemudian ditindih lagi dengan batako atau pot tanaman. Tanaman dalam pot diatas fondasi selain dapat berfungsi sebagai

penahan terpal juga berfungsi

sebagai peneduh sekaligus untuk memperindah kolam. 4.

Pipa paralon atau PVC dipasang untuk saluran pembuangan. Kolam siap diisi air.

4. Kolam terpal dengan dinding tanah Kolam terpal dengan dinding tanah adalah kolam terpal dibawah permukaan tanah. Biasanya kolam terpal ini dibangun pada tanah yang porous. Kelebihan kolam

ini adalah suhu air lebih stabil dibanding

kolam terpal yang dibangun diatas

permukaan tanah. Untuk membangun kolam terpal dengan dinding tanah pun cukup mudah. Urutan pembuatannya adalah: 1.

Persiapkan lahan untuk kolam terpal. Bersihkan dari benda yang mengganggu, seperti rumput dan pepohonan yang rimbun.

2.

Jika ingin membuat kolam terpal 6 x 4 m, lakukan penggalian tanah sedalam 5060 cm. Rapikan galian dan bentuk pematang.

3.

Jika kolam sudah terbentuk, plastik terpal berukuran 8 x 6 m siap dipasang. Pasang terpal hingga rapat ke tepi. Bagian atas terpal dapat dijepit atau ditimbun dengan tanah agar posisinya tidak berubah.

4.

Selanjutnya pasang pipa paralon atau pipa PVC. Kolam sudah siap diisi air.

5.

Untuk mencegah kolam dari banjir ketika terjadi hujan deras, buatlah tanggul penahan yang tinggi.

5. Kolam beton atau tanah berlapis terpal Kolam atau bak beton atau tanah berlapis terpal berupa kolam yang dibangun dibawah permukaan tanah. Kolam beton dilapisi plastik biasanya karena retak atau bocor, sedangkan kolam tanah dilapisi plastik karena tanahnya porous. Berikut cara membuat kolam beton atau kolam tanah berlapis terpal: 1.

Kolam yang akan dilapisi terpal dibersihkan dari benda-benda yang mengganggu.

2.

Pastikan bahwa saat hendak memasang terpal, di dasar kolam tidak terdapat air sehingga terpal tidak akan menggelembung saat dipasang.

3.

Ukuran kolam biasanya sangat luas sehingga terpal yang tersedia tidak sesuai. Untuk mengatasinya, terpal dapat disambung menggunakan lem atau pres.

4.

Pasang terpal hingga rapat ke tepi lalu lipat di bagian sudutnya agar terlihat rapi. Bagian atas terpal dijepit dengan kayu atau ditindih dengan batako.

5.

Pasang pipa paralon atau pipa PVC pada tempat yang telah ditentukan. Kolam siap diisi air.

C. Faktor Penting Dalam Pembuatan Kolam/Bak Plastik Terdapat beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan kolam terpal, diantaranya sebagai berikut : · Jenis ikan yang akan dibudidayakan. Hal ini karena tidak semua ikan cocok dibudidayakan dalam kolam terpal. Bahkan, ada beberapa jenis ikan yang tidak cukup hanya dengan air sebagai media hidupnya, tetapi membutuhkan media tambahan berupa

lumpur. Sebagai contoh, belut membutuhkan dasar kolam yang berlumpur tebal dan mengandung bahan organik. · Ukuran ikan. Hal ini karena ukuran ikan berpengaruh terhadap ketinggian kolam. Sebagai contoh, untuk benih gurami yang masih kecil tidak dianjurkan untuk diletakkan ke dalam kolam yang dibuat terlalu tinggi, tetapi sebaiknya cukup 60 cm dengan ketinggian air 20-40 cm. · Keseimbangan antara volume air dengan kerangka penyangganya harus kuat. Bila volume air atau volume media lumpur (untuk belut) bertekanan cukup besar, kerangka penyangganya harus kuat. Begitu pula dengan kemampuan bahan terpalnya, bila tipis, sebaiknya tidak meletakkan ikan dengan volume yang besar sehingga tidak jebol. · Dasar untuk peletakan kolam terpal harus rata, begitu pula dengan kerangka tidak berbahan tajam yang dapat membuat terpal sobek atau berlubang. Bila tanah dasar tidak rata, sebaiknya diberi lapisan dari pelepah batang pisang atau sekam padi. Untuk kerangka yang menggunakan bambu belah, sebaiknya belahannya diletakkan di bagian luar dan jika kerangkanya terbuat dari besi, sebaiknya jangan gunakan yang mudah berkarat karena bisa membuat terpal sobek. · Pada waktu panen dan pascapanen diperlukan perlakuan yang baik sehingga terpal tidak rusak dan dapat digunakan untuk operasional berikutnya. · Saluran pembuangan air kolam yang dibuat dengan cara melubangi terpal sebaiknya dilakukan dengan hati-hati sehingga terpal tidak bocor atau dengan membuat saluran pembuangan sistem kapiler (dengan selang sedot). D. Ikan-ikan yang cocok Prinsipnya semua ikan dan biota air tawar lainnya dapat dipelihara di kolam terpal. Namun pada daerah yang gersang dan sulit air, hanya ikan tertentu yang cocok untuk dipelihara. Ikan-ikan yang tahan hidup pada perairan yang minim oksigen cocok dipelihara pada kolam terpal yang dibangun didaerah sulit air, seperti ikan gurami, lele, nila, mujair, patin, tambakan, sepat, betok, belut, gabus, dan toman. Ikan-ikan tersebut tahan hidup pada perairan yang minim oksigen sehingga dalam pemeliharaannya tidak selalu membutuhkan penggantian air. Selain itu, khusus untuk ikan-ikan labirin, ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan, yang mampu menghirup oksigen langsung dari udara, untuk memeliharanya tidak memerlukan aerator untuk memasok oksigen. Artinya, dengan memelihara ikan-ikan yang tahan hidup pada perairan minim oksigen dan ikan-ikan yang mampu menghirup oksigen langsung dari udara, maka biaya produksi dapat ditekan, khususnya pada biaya penggantian air dan biaya operasional aerator untuk memasok oksigen.

Sebaliknya, bila kolam terpal digunakan untuk memelihara ikan selain jenis ikan diatas maka akan dibutuhkan biaya yang lebih besar, khususnya penggantian air dan pengoperasian aerator, kecuali bila kolam terpal dibangun didaerah dengan pasokan air yang cukup besar. Atau komoditas yang dibudidayakan adalah spesies bernilai ekonomi tinggi semacam lobster air tawar (Cherax sp.) sehingga sekalipun biaya produksi benih tinggi, dengan harga komoditas budidaya yang tinggi maka keuntungan tetap diperoleh. Dengan demikian ada dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih komoditas yang hendak dikembangkan di kolam terpal. Pertama, pertimbangan biologi, yakni terkait dengan kemampuan biota tersebut dalam beradaptasi dengan lingkungan kolam terpal. Yang kedua, pertimbangkan ekonomis yang terkait dengan harga dan pasar biota tersebut. Ikan-ikan labirin sangat cocok dipelihara dikolam terpal dilihat dari aspek biologis, namun dari sisi ekonomiis tidak semua ikan labirin layak dibudidayakan, walau hal itu terkadang juga tergantung dimana ikan tersebut dibudidayakan. Sebagai contoh, ikan gabus, toman, dan betok tidak ekonomis untuk dikembangkan dijawa mengingat harganya di jawa murah, namun merupakan ikan bernilai ekonomis tinggi dibeberapa wilayah di Kalimantan. Didalam buku “Panduan lengkap memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal” membahas mengenai pemeliharaan ikan dikolam terpal, khususnya ikan-ikan yang layak dibudidayakan baik secara biologis maupun ekonomis, diantaranya bawal air tawar, belut, betok, gabus, gurami, mujair, nila, lele, patin, sepat, tambakan, dan toman. Ikan jenis tersebut dapat hidup dengan baik pada lingkungan perairan yang minim oksigen, dan beberapa diantaranya merupakan ikan penting dalam akuakultur air tawar. E. Kelebihan dan Kelemahan Kolam/Bak Plastik Kelebihan 1. Dapat diterapkan dilahan terbatas. Teknologi budidaya ikan dikolam terpal bisa diterapkan dilahhan sempit, seperti dipekarangan atau halaman rumah. Bahkan teknologi ini bisa diterapkan digarasi mobil atauteras. 2. Dapat diterapkan dilahan atau tanah yang porous, tanah yang menyerap air , atau tanah berpasir. Tanah porous atau tanah berpasir tidak baik atau tidak cocok untuk membangun kolam karena tidak mampu menahan air. Cara mengatasinya adalah dengan membangun kolam beton sangat mahal. Kolam terpal menjadi alternatif yang baik, karena selain biaya pembuatannya lebih murah, kolam juga mudah dipindahkan. 3. Dapat diterapkan didaerah sulit air. Sebelumnya pada daerah sulit air hanya dikenal sistem budidaya ikan dengan menggunakan kolam tadah hujan. Namun pembangunan

kolam tadah hujan juga membutuhkan biaya yang besar. Di samping itu, air pada kolam tadah hujan dapat hilang karena terserap tanah dan karena penguapan. Kolam terpal merupakan solusi yang tepat karena biaya pembuatannya murah sementara air dikolam hanya berkurang oleh karena penguapan. 4. Pembuatannya praktis. Kolam terpal hanya membutuhkan sedikit bahan. Waktu pembuatannya pun hanya beberapa jam. Hal ini berbeda dengan membuat kolam tanah atau kolam beton yang membutuhkan bahan yang banyak dan waktu pembuatan berhari-hari. 5. Waktu produksi yang lebih singkat. Jika menggunakan kolam tanah, selesai panen, kolam harus dijemur dan diolah lagi. Pada kolam terpal, selesai panen, kolam terpal cukup dibersihkan dan diisi air lagi. 6. Ikan-ikan yang dibudidayakan dikolam terpal tidak berbau lumpur. Salah satu kelemahan ikan yang dipelihara di kolam tadah hujan atau di air tergenang adalah berbau lumpur. Hal ini karena kotoran ikan yang menumpuk, sisa-sisa makanan, sisa metabolisme tubuh ikan, ataupun sumber air yang tidak bersih. Pada kolam terpal, halhal tersebut dapat diminimalisasi akibatnya dengan menyifon, menyedot kotoran didasar kolam, yang memang dapat dengan mudah dilakukan. 7. Sintasan atau kelangsungan hidup (survival rate) ikan yang dipelihara dikolam terpal lebih tinggi, yang dapat mencapai 90-95%. Hal ini karena pengawasannya lebih mudah dan intensif. 8. Padat penebaran lebih tinggi. Pada kolam tadah hujan atau kolam air tergenang, padat penebaran ikan bisa tinggi namun pertumbuhannya melambat dan sintasan manurun. 9. Pertumbuhan ikan lebih cepat. Ikan yang dibudidayakan di kolam terpal, pertumbuhannya dapat dipacu. 10. Biaya pembuatan kolam terpal juga dapat diubah posisinya dan dapat dipindahkan. Berbagai keunggulan kolam terpal ini merupakan suatu peluang yang baik bagi pengembanganbudidaya ikan. Kolam terpal dapat diterapkan untuk kegiatan pembenihan, pendederan, hingga pembesaranuntuk menghasilkan ikan konsumsi dan induk. Dengan adanya teknologi kolam terpal maka budidaya ikan tidak lagi terpusat pada lahan yang ideal yang memungkinkan pembangunan kolam karena mempunyai sumber air yang melimpah, yang melimpah, yang biasanya hanya terdapat didesa atau daerah sekitar sumber air, seperti danau, waduk, dan sungai. Dengan adanya teknik budidaya ikan dikolam terpal maka budidaya ikan juga dapat dilakukan di daerah tandus dan sulit air, seperti Gunung Kidul (Yogyakarta) dan

Jeneponto (Sulawesi Selatan). Teknologi kolam terpal juga dapat diterapkan dilahan sempit dan terbatas sehingga budidaya ikan juga dapat dilakukan masyarakat kota. Kelemahan Kelemahan dari model ini adalah keterbatasan suplai nutrient dari tanah karena model ini membuat adanya pembatas antara tanah dengan air, akibatnya nutrien hanya bisa disuplai dari pakan ataupun kalaupun ada dari air jumlahnya cukup terbatas. Model ini tidak berarti mematikan aktifitas fotosintesis hanya saja aktifitas ini akan sangat terbatas peranannya untuk suplai pakan kultivan artinya metode ini mengingikan suplai nutrient yang terkontrol untuk kultivan olehnya model ini identik dengan budidaya intensif . Tabel kelebihan dan kelemahan bentuk dan bahan dalam pembuatan kolam plastik/terpal: No. 1.

Bentuk dan bahan

kelebihan

kolam terpal

kelemahan

Kolam terpal diatas Praktis dan lebih mudah Suhu kurang stabil, bila tidak permukaan tanah

dibuat, investasi kecil, kokoh/kuat maka bisa jebol. tidak

mudah

banjir,

terkena mudah

dikeringkan

dan

dibersihkan,

mudah

disifon

untuk

mengeluarkan

sisa

pakan dan kotoran yang ada

didasar

kolam,

mudah dipanen, mudah dipindahkan. 2.

Kolam

terpal Lebih kuat, tidak mudah Mudah terkena banjir, sulit

dibawah permukaan rusak, tanah

lebih

mudah untuk

membuat

dalam mengisi air, suhu pembuangannya, lebih stabil.

dikeringkan,

sulit

saluran sulit disifon

untuk mengeluarkan kotoran yang ada didasar kolam, investasi lebih besar, rawan serangan

predator,

sulit

dipanen, sulit dipindahkan 3.

Kolam

terpal Mudah

dibuat

dan Jika tidak kokoh/kuat mudah

dengan

kerangka praktis,

bambu atau kayu

biaya jebol,

tidak

tahan

lama,

pembuatan lebih murah, terutama didaerah rayap. dapat dibangun dilahan sempit,

mudah

dipindahkan,

mudah

dibongkar,

mudah

dipanen,

mudah

dibersihkan

dan

dikeringkan 4.

Kolam

terpal Relatif

dengan

kerangka dibangun

besi ledeng

atau

praktis,

dapat Biaya relatif mahal, relatif dilahan sulit dibuat, bila berkarat

pipa sempit,

mudah maka dapat merusak terpal.

dipindahkan, dibongkar,

mudah lebih

kokoh/kuat, tahan lama, mudah dipanen, mudah dibersihkan

dan

dikeringkan. 5.

Kolam

terpal Mudah

dengan

dinding praktis,

batako

dibuat

dan Mudah

jebol,

sela-sela

mudah batako dapat menjadi tempat

dipindahkan,

mudah persembunyian

dibongkar, relatif tahan hewan-hewan lama, mudah dipanen, mungkin

berbagai kecil

akan

yang

merusak

mudah dibersihkan dan terpal, dinutuhkan banyak dikeringkan. 6.

Kolam dengan tanah

batako, relatif mahal.

terpal Kolam lebih kuat, tidak Mudah terkena banjir, lebih dinding mudah

rusak,

lebih sulit untuk membuat saluran

mudah diisi air, suhu pembuangan, terutama bila lebih stabil

kolam

ada

permukaan

di tanah,

bawah rawan

predator, relatif sulit dipanen, relatif sulit dibersihkan dan dikeringkan, relatif mahal. 7.

Kolam beton atau Lebih kuat, tidak mudah Mudah terkena banjir, lebih kolam

tanah rusak, lebih mudah diisi sulit dalam membuat saluran

berlapis terpal

air, suhu air lebih stabil.

pembuangan, rawan predator, relatif sulit dipanen, relatif sulit

dibersihkan

dan

dikeringkan, relatif mahal.

BAB III PENUTUP

5.1. Simpulan Budidaya ikan dengan bak/kolam plastic/terpal adalah budidaya yang dilakukan sebagai alternatif dalam budidaya intensif untuk mengatasi keterbatasan lahan budidaya dan cara budidaya yang praktis. 5.2. Saran Sebaiknya peserta diskusi maupun presentator memperbanyak membaca literatur agar lebih memahani materi yang di bahas dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ghufran H, M dkk. 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal. Lily Publisher: Yogyakarta. Indah, f. 2013. Cara membuat kolam ikan terpal. http://www.carapedia.com. Diakses pada Senin, 10 Januari 2014, pukul 20:21 WITA. Sukarji, A. 2013. Budidaya Ikan Lele Dikolam Plastik. http://www.blogspot.com. Diakses pada Senin, 10 Januari 2014, pukul 20:38 WITA.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF