Bst Hipertensi Gestasional
April 16, 2018 | Author: Intan Nurjannah | Category: N/A
Short Description
BST...
Description
Bed Side Teaching
HIPERTENSI GESTASIONAL Oleh : Erni Yessyca Rizky Rahmaniyah
Pembimbing : Dr. Hj. Yusrawati SpOG(K)
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS RS DR. M. DJAMIL PADANG 2012
1
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan 5-10 % penyulit pada kehamilan, dan salah satu dari bagian setiga kematian ( the deadly triad ), selain hemorrhage dan infeksi. Dan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap angka kesakitan dan kematian maternal. Bersamaan dengan hipertensi, sindrom preeklamcia, maupun superimpose tersendiri atau pada kronik hipertensi, adalah berbahaya pada kehamilan. 1
World Health Organization (WHO) me-reviews secara sistematis angka kejadian hipertensi pada kehamilan di dunia. Pada negara berkembang 16 % dari kematian maternal disebabkan karena hipertensi. Persentase ini lebih besar dari 3 penyebab lain yaitu perdarahan 13 %, aborsi 8 % dan sepsis 2 %. Di ameri ka serikat dari tahu n 1991-1997 (berg dkk.2003) melaporkan bahwa hampir 16 % dari 3201 kematian maternal berhubungan dengan hipertensi. Dan laporan lebih lanjut dari berg dkk pada tahun 2005 lebih dari separuh kematian maternal yang berhubungan dengan hipertensi dapat dicegah. 1 Spellacy dkk (1986) melaporkan bahwa pada wanita > 40 tahun insiden hipertensi meningkat 3 kali lipat dibandingkan dengan wanita usia 20-30 tahun. Hansen (1986) melaporkan peningkatan insiden preeklampsi sebesar 2-3 kali pada nullipara yang berusia di atas 40 tahun bila dibandingkan dengan usia 25-29 tahun. Secara umum insiden preeklampsia ± 5 % dari seluruh kehamilan, hampir 70 % diantaranya adalah nullipara. Menurut Cunningham dan Leveno (1987) di RS Parkland selama tahun 1986 ditemukan insiden hipertensi sebesar 18 % pada ras kulit putih, 20 % hispanik dan 22 % ras kulit hitam Insiden hipertensi dalam kehamilan pada multipara adalah 6,2 % pada kulit putih, 6,6 % pada hispanik dan 8,5 % pada ras kulit hitam.2
TINJAUAN PUSTAKA
DEFENISI
2
Menurut American College Obstetric and Gynaecologist ( ACOG, 1986 ) Hipertensi adalah suatu keadaan dengan tekanan darah diastolik minimal 90 mmHg atau tekanan sistolik minimal 140 mmHg atau kenaikan tekanan diastolik minimal 15 mmHg atau kenaikan tekanan sistolik minimal 30 mmHg. Tekanan darah harus diukur 2 kali dengan selang waktu 6 jam.2 KLASIFIKASI
Menurut NHBPEP—National High Blood Pressure Education Program (2000). Hipertensi dalam kehamilan di klasifikasikan sebagai berikut: 1. Hipertensi Gestasional: adalah hipertensi pada kehamilan yang tidak di ikuti oleh sindrom preeklampsi(proteinuria). Dan tekanan darah turun setelah 12 minggu post partum.1 2. Preeklampsia adalah suatu keadaan hipertensi yang disertai proteinuria, edema, atau keduanya (trias) yang terjadi akibat kehamilan di atas 20 minggu dan paling sering mendekati aterm.1,2,3 3. Eklampsia adalah keadaan terjadinya kejang-kej ang pada wanita dengan kriteria klinis 1,2,3
preeklampsia yang bukan disebabkan penyakit neurologi seperti epilepsi. 4. Superimposed preeklampsia adalah suatu keadaan preeklampsia-eklampsia yang terjadi pada wanita yang sebelumnya telah menderita hipertensi vaskuler kronis atau penyakit ginjal.1,2,3 5. Hipertensi kronis adalah keadaan hipertensi yang menetap dengan penyebab apapun yang sudah diderita sebelum konsepsi atau sebelum kehamilan 20 minggu atau menetap selama 12 minggu post partum. 1,2 6. Transient hipertensi yaitu timbulnya hipertensi dalam kehamilan sesudah trimester II atau dalam 24 jam pertama post partum tanpa ada tanda-tanda hipertensi kronis atau preeklampsia-eklampsia dan gejala ini akan hilang setelah 10 hari post partum.1,2,3 Proteinuria didefenisikan adanya seksresi protein 300 mg atau lebih dalam urine 24 jam. 1
INSIDSEN
World Health Organization(WHO) me reviews secara sistematis angka kejadian hipertensi pada kehamilan di dunia. Pada negara berkembang 16 % dari kematian maternal disebabkan karena gangguan hipertensi. Persentase ini lebih besar dari 3 penyebab lain yaitu perdarahan 13 3
%, aborsi 8 %
dan sepsis 2 %. Di amerika serikat dari tahun 1991- 1997 (berg dkk.2003)
melaporkan bahawa hampir 16 % dari 3201 kematian maternal berhubungan dengan hipertensi. Dan laporan lebih lanjut dari berg dkk pada tahun 2005 lebih dari separuh kematian maternal yang berhubungan dengan hipertensi dapat dicegah. 1 PENGARUH KEHAMILAN TERHADAP SISTEM KARDIOVASKULAR
Selama kehamilan akan terjadi perubahan fisiologis terhadap sistem kardiovascular sebagai respon dari kehamilan itu sendiri. Kardiak output akan meningkat pada awal 5 minggu usia gestasi, dan dapat mencapai 45 % diatas baseline sampai minggu ke 32 usia gestasi. Peningkatan kardiak uotput ini diikuti dengat peningkatan denyut nadi. Peningkatan denyut nadi di mulai pada minggu ke-8 usia gestasi dan akan meningkat secara progresif pada minggu ke -20 usia gestasi.4 Aliran darah melalui plasenta selama kehamilan mencapai 625 mililiter permenitnya pada akhir kehamilan. Keadaan ini diikuti dengan peningkatan umum metabolisme, akan meningkatkan curah jantung ibu 30-45 % di atas norma l pada minggu ke 24- 27 kehamilan, namun curah jantung ibu ini akan kembali menurun sampai hanya sedikit atas normal pada 8 minggu terakhir kehamilan, walaupun aliran darah ke uterus tetap tinggi dengan penyebab yang belum dapat di jelaskan.4,5 Volume darah ibu saat kehmilan juga meningkat sampai 30 % pada akhir kehamilan aterm. Penyebab dari peningkatan volume terutama karena faktor hormonal, karena aldostero n dan esterogen yang sama-sama meningkat dalam kehamilan menyebabkan peningkatan absorbsi sodium pada tubulus ginjal dan terjadi retensi cairan oleh ginjal berakibat peningkatan total garam tubuh dan air. Dan juga sumsum tulang menjadi lebih aktif dalam proses eritropoisis. Peningkatan volume plasma lebih besar dari pada eritripoisis yang menyebabkan anemia fisiologis pada ibi hamil. Pada saat kelahiran ibu memiliki kelebihan darah sebesar 1 – 2 liter didalam sirkulasinya, tetapi hanya seperempat yang hilang selama persalinan, hal ini memungkinkan adanya suatu faktor pengamanan pada ibu. 4,5 Karena peningkatan total garam tubuh dan cairan serta volume plasma, vena jugularis biasanya sering terisi penuh dan tekanan vena jugularis dapat meninggkat. Hal yang sama pada wanita hamil juga bisa terjadi edem ringan pada ektimitas bawah. Selama kehamilan uterus yang membesar dapat mendesak diafragma ke atas hal ini dapat menyebabkan penurunan kapasitas
4
volume paru, keadan ini akan dikompensasi dengan peningkatan aktifitas pernafasan dan pembesaran ruang ventrikel kiri.4
FAKTOR RESIKO
Hipertensi dalam kehamilan sering terjadi pada wanita yang hamil di usia muda dan nullipara, namun wanita yang tua memiliki faktor resiko yang lebih besar untuk terjadinya hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia. Resiko juga dipengaruhi oleh ras dan etnic, juga oleh predisposisi genetic.Meskipun merokok selama kehamilan memiliki berbagai efek negatif bagi kehamilan, ironisnya merokok berhubungan dalam penurunan faktor resiko hipertensi dalam kehamilan(ananth dkk, 1997). 1 Hubungan antara peningkatan berat badan ibu dengan kejadian preeklampsi sangat progresif. Kejadian preeklampsi meningkat 4,3 % pada ibu dengan BMI 35 kg/m 2. Kehamilan ganda dibandingk an dengan kehamilan tunggal kejadian hipertens i gestasional 13% vs 6 %. 1
ETIOLOGI
Kejadian hipertensi dalam kehamilan lebih mungkin terjadi pada wanita sbb : 1 •
terpapar villi khorialis untuk pertama kalinya seperti nullipara
•
terpapar villi khorialis dengan jumlah berlimpah seperti gemelli dan molahidatidosa
•
mempunyai riwayat gangguan vaskuler dan ginjal
•
ada kecenderungan genetik Hipertensi pada kehamilan muncul oleh pengaruh berbagai faktor yang melibatkan ibu,
plasenta, dan faktor fetus.
Pada implantasi normal, arteriol spiral uterus mengalami remodelling secara ektensif karena adanya invasi dari endovascular trophoblas. Endovascular trophoblas ini menempati endotel dan lapisan otot untuk memperlebar pembuluh darah.1 PATOFISIOLOGI
5
Perubahan utama yang terjadi pada hipertensi dalam kehamilan adalah
vasospasme dan
1,2
aktivasi sel endothelium 1. Vasospasme 1,2
Konsep vasospame didasarkan pada pengamatan langsung terhadap pembuluh darah kecil pada kuku, fundus oculi dan konjuntiva. Konstriksi vaskular menyebabkan peningkatan tahanan perifer dan tekanan darah. pada saat yang sama, kerusakan sel endotel menyebabkan kebocoran interstisial yang meliputi bahan dalam darah antara lain trombosit, fibrinogen dan deposit subendotelial lain.
2. Aktivasi Sel Endotel
1,2
Terdapat faktor plasenta yang tak dapat di identifikasi dengan jelas masuk kedalam sirkulasi ibu dan merangsang aktivasi dan disfungsi sel endotel. Sindroma klinis preeklampsi adalah manifestasi umum dari terjadinya perubahan sel endotel tersebut. Endotel yang utuh memiliki sifat antikogulan dan dapat menurunkan respon otot polos terhadap agonis melalui pengeluaran nitric oxide. sedangkan kerusakan atau aktivasi sel endotel akan menyebabkan keluarnya bahan-bahan yang merangsang koagulasi dan meningkatkan sensitivitas terhadap vasopresor.
6
Perubahan-perubahan lain sebagai akibat proses aktivasi endotel adalah: a. Perubahanan khas pada morfologi endotel kapiler glomerulus. b. Peningkatan permeabilitas kapiler. c. Peningkatan kadar bahan-bahan yang terkait dengan aktivasi tersebut.
3. Nitric oxide
1
Vasodilator sangat kuat ini dibentuk dari l-arginine oleh sel endotel. bila nitric oxide ini diambil maka timbul gejala-gejala yang menyerupai preeklampsi. Pencegahan sintesa nitric oxide akan menyebabkan : •
peningkatan nilai MAP-mean arterial pressure.
•
Penurunan frekuensi denyut jantung.
•
Kepekaan terhadap vasopresor meningkat.
Pada preeklampsi terjadi penurunan synthase nitric oxide endotel sehingga permeabilitas sel meningkat. Kenaikan kadar nitric oxide dalam serum pada penderita preeklampsi tersebut adalah sebuah akibat bukan sebuah sebab. 1 4. Endothelin 1
Endothelin adalah 21–amino acid peptide yang merupakan vasokonstriktor kuat, dan endothelin-1 (Et-1) adalah isoform primer yang dihasilkan oleh endotel manusia. Kadar endothelin dalam plasma wanita hamil normal memang meningkat, tetapi pada penderita preeklampsi kadar endothelin jauh lebih meningkat. Pemberian MgSo4 pada penderita preeklamsi terbukti menurunkan kadar Et-1.
Kepekaan pembuluh darah yang meningkat terhadap presor seperti angiotensin II mendahului awal terjadinya hipertensi karena kehamilan. Sistem kardiovaskular
DIAGNOSIS HIPERTENSI PADA KEHAMILAN TABEL DIAGNOSIS HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
7
Gestational Hipertensi Sistolik BP ≥140 mmHg, atau Diastolik BP ≥ 90 mmHg untuk pertama kalinya • selama kehamilan •
•
Tidak ada proteinuria
•
Tekanan darah kembali normal sebelum 12 minggu post partum Diagnosis akhir hanya dapat dibuat pada post partum
•
Dapat ditemukan gejala dari preeklampsi, contohnya, rasa tidak nyaman pada ulu hati atau trombositopenia
Preeklampsi Kriteria minimum •
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah 20 minggu usia gestasi
•
Proteinuria >300 mg/ 24 jam atau ≥ +1 dipstik
Kriteria berat •
Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg
•
Proteinuria 2,0 gram/ 24 jam atau ≥+2
•
Serum creatinin > 1,2 mg/dl atau terjadi peningkatan dari sebelumnya
•
Platelets < 100.000/mikroliter
•
Mikroangiopati hemolisis _ peningkatan LDH > 600 IU/L
•
Elevasi level serum transaminase_ ALT atau AST
•
Sakit kepala menetap atau gangguan serebral maupun visual
•
Nyeri epigastrik persisten
Eklampsia : •
Kejang yang tidak diseabkan oleh gangguan lain pada wanita dengan preeklampsi.
Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
8
•
New-onset proteinuria ≥300 mg/ 24 pada wanita yang hipertensi tapi tidak ada proteinuria sebelum 20 minggu usia gestasi
•
Peningkatan proteinura secar a tiba-tiba
atau tekanan dara h atau trombosit <
100.000/L pada wanita dengan hipe rtensi dan proteinuria sebelum 20 minggu usia gestasi.
Hipertensi kronik •
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg sebelum hamil atau terdiagnosa sebelum 20 minggu usia gestasi tidak berkaitan dengan penyakit trofoblas.
Atau •
Hipertensi yang pertama kali terdiagnosa setelah 20 minggu usia dan menetap setelah 12 minggu usia gestasi. ALT : alanine aminotranferase; AST : aspartate aminotransferse; LDH : lactate dehydrogenase.
Indikator Derajat Tingktat Keparahan Hipertensi Pada kehamilan.
9
Untuk diagnosis sindrom HELLP apabila hasil laboratorium : •
SGOT > 70 IU/L
•
LDH > 600 IU/L
•
Trombosit < 100.000/mm3
•
Total Billirubin ≥ 1,2 mg/dl
10
A.
Tata Laksana Um um
Diagnosis dini berdasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang cermat menjadi hal yang penting pada pengelolaan HDK. Sekali diagnosis dibuat pengelolaan berikutnya harus berdasarkan pada evaluasi awal dari ibu dan janin, keputusan kemudian dibuat dengan perlu tidaknya masuk rumah sakit, penanganan yang diharapkan atau persalinan dengan memperhitungkan faktor-faktor beratnya proses penyakit, keadaan ibu dan janin serta lamanya kehamilan. Semua wanita hamil dengan atau tanpa hipertensi harus dianjurkan cukup istirahat, mengurangi konsumsi garam, menghindari kafein, merokok, alkohol dan diet dengan makanan yang sehat dan seimbang.
Indikasi Rawat Jalan Dilakukan pada wanita hamil dengan risiko tinggi untuk berkembang menjadi HDK, kondisi ini termasuk tekanan darah yang tidak stabil, kenaikan berat badan > 2 kg/minggu, edema pada muka dan jari. Penderita diharuskan melakukan pemeriksaan setiap minggu dengan pemantauan terhadap tekanan darah, gejala klinis, laboratorium (trombosit, protein, asam urat) dan bila perlu pemeriksaan USG. Dalam kondisi ini dianjurkan untuk membatasi aktivitas dan cukup istirahat.
Indikasi Masuk Rumah Sakit Dianjurkan untuk perawatan dirumah sakit jika pada kehamilan ditemukan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau diastolik > 90 mmHg, dengan gejala klinis proteinuria, trombosit < 100.000, USG menunjukkan aligohidramnion atau gerakan janin yang tidak adekuat. Setelah masuk rumah sakit dibuat keputusan apakah dilakukan terapi konservatif atau mengakhiri kehamilan.
Indikasi Konservatif di Rumah Sakit) Terapi konservatif dilakukan bila tekanan darah terkontrol (sistolik < 140 mmHg, diastolik 90 mmHg, proteinuria < +2 (1 gr/hari), trombosit > 100.000, keadaan janin baik.
11
Faktor yang sangat menentukan terapi konserva tif adalah umur kehamilan. Jika HDK disertai proteinuria berat dan kehamilan > 36 minggu maka terminasi kehamilan perlu dilakukan. Apabila kehamilan < 36 minggu, maka dilakukan terapi konservatif jika tekanan darah stabil < 150 mmHg dan diastolik < 95 mmHg, proteinuria 100.000.
Indikasi Terminasi Kehamilan Bila selama terapi konservatif, ditemukan hal-hal dibawah ini maka dilakukan terminasi kehamilan. Kondisi ibu •
Sakit kepala hebat, gangguan penglihatan
•
Tekanan darah sistolik > 170 mmHg dan atau diastolik > 110 mmHg
•
Oliguria < 400 ml/24 jam
•
Fungsi ginjal dan hepar memburuk
•
Nyeri epigartium berat, mual, muntah
•
Suspek abruptio placenta
•
Edema paru dan sianosis
•
Kejang dan tanda-tanda perdarahan intracerebral pada eklampsia
Kondisi janin : •
Pergerakan janin menurun
•
Oligohidramnion
B.
Pengobatan Medikamentosa
Keuntungan pemakaian obat-obatan bagi ibu dengan HDK tidak dipertanyakan lagi. Dari sudut kepentingan janin banyak pertanyaan yang tidak terjawab secara percobaan klinik. Walaupun diakui bahwa dengan penurunan tekanan darah akan mencegah dan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan janin serta komplikasi kardiovaskuler, namun pilihan obat yang optimal masih harus ditentukan.
12
Kapan wanita dengan HDK menggunakan obat-obat hipertensi masih ada perbedaan pendapat, namun tujuan dalam menurunk an tekanan darah telah disepakati dianggap optimal bila sistolik < 140 mmHg dan diastolik < 90 mmHg. Ada beberapa konsensus kapan kita menggunakan obat anti hipertensi pada HDK antara lain : •
•
Segera : Bila tekanan darah sistolik > 169 mmHg dan diastolik > 109 mmHg dengan gejala klinis. Setelah observasi 1-2 jam : Bila tekanan darah sistolik > 169 mmHg dan atau diastolik > 109 mmHg tanpa gejala klinis.
•
Setelah observasi 24-48 jam - Bila tekanan darah sistolik > 139 mmHg dan atau diastolik > 89 mmHg sebelum kehamilan 28 minggu tanpa proteinuria - Bila tekanan darah sistolik > 139 mmHg dan atau diatolik > 89 mmHg pada wanita hamil dengan gejala klinis, proteinuria, disertai penyakit lain (kardiovaskular, ginjal).
- Bila tekanan darah sistolik > 149 mmHg dan atau diastolik > 94 mmHg
Pada HDK dalam kondisi Non Severe Hypertention direkomendasikan : a.
Tujuan terapi adalah menurunkan tekanan diastolic sampai 80-90 mmHg
b.
Pilihan pertama adalah Methyldopa, diberikan dalam dosis peroral 2-3 kali 250 mg, hingga mencapai tekanan darah optimal)
c.
Pilihan kedua adalah : - Labetalol : Dosis awal peroral 2 x 100 mg 1 hari, dosis dapat dinaikkan setiap minggu tergantung respon. Dosis pemulihan 200-400 mg 2 x sehari - Nifedipine : Dosis awal 10 mg 2 x sehari, dosis pemeliharaan 10-20 mg dua kali sehari
d.
Obat-obatan yang dihindari : -
ACE Inhibitor
-
Angiotensin II reseptor antagonis
13
Pengelolaan pada HDK dengan Acute Severe Hypertension A. 1.
Antihipertensi Kalsium Antagonis ( Nifedipine oral ) •
Dosis awal 5-10 mg tiga kali/ hari
•
Keadaan akut dimulai dengan dosis 10 mg dapat diulang 30-60 menit
•
•
Efek akan tampak 10-15 menit dengan efek puncak 4-5 jam
•
Efek samping biasanya : takikardi, sakit kepala , flushing.
•
2.
Bila perlu dapat diberikan tiap 4 jam dengan dosis maksimal 120 mg/ hari
Dosis lebih rendah dipertimbangkan bila digunakan bersamaan dengan MgSO4
Hydralazine •
Intravena, dosis diawali 5 mg. Intramuskuler 10 mg dengan dosis maksimal 20 mg IV atau 30 mg IM
•
3.
4.
Dapat diulang 15-30 menit bila perlu
Labetolol •
Intravena dimulai 10-20 mg
•
Dapat diulang 15-20 menit
•
Dosis maksimal 200-400 mg
•
Kontra indikasi : AV block, ashma bronchiale
Sodium Nitroprusside •
Intravena, infus dosis dimulai dengan 0,25 ug / kg BB / menit
•
Dosis maksimal 5 ug / kg BB / menit
DAFTAR PUSTAKA
14
1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ.
Pregnancy Hypertension In: William’s
Obstetrics. Ed 23. The Mc Graw-Hill Companies. New York, 2010 2. Cuningham FG,Gant NF,MacDonald PC. Hipertensi Dalam Kehamilan, Obstetri Williams, edisi 23, Alih bahasa: Suyono J, Handoko A, EGC; Jakarta. 1995. 3. PB-POGI. Standa r Pelayanan Medik Obstetri dan Ginek ologi. Gest osis. bagian I, Balai Penerbit FKUI. Jakarta.1991. 4. Baughman L. Ke nnet. The Heart and Pregnancy.
In : Text Book of Cardiovascular
medicine, 2nd edt. Lippincolt Williams & WIilkins. Cleveland. 2002. 5.
Guyton & hall. Pregnancy and Lactation. In : Text Book of medical Physiology,11 thedt. Elsevier Inc.Philadelphia. 2006.
15
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: ny. FH
Umur
Nama Suami : Tn. AS
28 tahun :
Umur
31 tahun :
Alamat Pendidikan
: Jl. Banjaran blok GGno.23 :TamatSLTA
Pendidikan Pekerjaan
: Tamat SLTA :Pegawaiswasta
Pekerjaan
:Iburumahtangga
Agama
:Islam
Suku
Minang :
Agama
Islam :
Suku
:Minang
No .MR
: 77.14.89
Seorang pasien 28 tahun datang ke poliklinik RSUP Dr. M.Djamil Padang pada tanggal 11 April 2012 pukul 10.00 WIB. Dengan:
Keluhan Utama :
Kontrol kehamilan karena tekanan darah diketahui tinggi oleh bidan sejak 2 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang •
Kontrol kehamilan karena tekanan darah (150/90) diketahui tinggi oleh bidan sejak 2 hari yang lalu dan kemudian pasien dianjurkan kontrol ke rumah sakit M.Djamil Padang.
•
Penglihatan kabur tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada, sakit kepala hebat tidak ada, mual muntah tidak ada 16
•
Nyeri pinggang yang menjalar ke ari-ari tidak ada
•
Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan tidak ada
•
Keluar air-air dari kemaluan tidak ada
•
Keluar darah yang banyak dari kemaluan tidak ada
•
•
Tidak haid sejak 7 bulan yang lalu HPHT : 16 September 2011
•
Gerak janin dirasakan sejak 3 bulan yang lalu
•
RHM : mual tidak ada, muntah tidak ada, perdarahan ada saat usia kehamilan 18-20
TP : 23 Juni 2012
minggu dan dianjurkan dirawat di RSUP M Djamil namun pasien menolak. •
A N C : kebidan 2 x .
•
Riwayat menstruasi : menarche umur 13 tahun, siklus tidak teratur, 1x 28 hari, lamanya 57 hari, banyaknya 2-3 x ganti duk per hari, nyeri haid tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, diabetes mellitus, hipertensi dan alergi
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular dan kejiwaan
Riwayat Perkawinan
1x tahun 2000
Riwayat kehamilan/ Abortus/ Persalinan: 4/ 0/ 3
1. 2001, Wanita, 2900 gram, Cukup Bulan, Spontan, Ditolong bidan, Hidup 2. 2005, Wanita, 3100 gram, Cukup Bulan, Spontan, Ditolong bidan, Hidup 3. 2010, Wanita, 3200 gram, Cukup Bulan, Spontan, Ditolong Bidan, Hidup 4. Sekarang
17
Riwayat Kontrasepsi : Pasien menggunakan kontrasepsi pil setelah melahirkan anak ketiga
sampai bulan Agustus 2011
Riwayat Imunisasi : tidak ada
Pemeriksaan Fisik
:
Status Generalis : Keadaan Umum
: Sedang
Kesadaran
:CMC
Tekanan darah
: 150/90 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
Nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 36,90C
Tinggi Badan
: 158 cm
Berat Badan
: 56 kg (sebelum hamil 50 kg) BMI : 22,4 (obesitas)
Edema
-:
Anemis
-:
Ikterus
-:
Mata
: Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Leher
: JVP5–2cmH
Thorax
: Jantung
2
O, kelenjer tiroid tidak membesar
•
Inspeksi
: iktus kordis tidak terlihat
•
Palpasi
: iktus teraba 1 jari LMCS RIC V
•
Perkusi
: batas-batas jantung dalam batas normal
•
Auskultasi : irama reguler, bising (-)
Paru •
Inspeksi
: gerakan simetris kiri = kanan
•
Palpasi
: fremitus kiri = kanan
•
Perkusi
: sonor di kedua lapangan paru
18
•
Auskultasi : vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)
Abdomen
: StatusObstetri
Genitalia
: Status Obstetri
Ekstreinitas
: edema (+), Reflek fisiologis +/+ , reflek patologis -/- , akral hangat, perfusi baik
Status Obstetri
Muka
:cloasmagravidarum(+)
Mammae
: membesar dan menegang, aerola dan papilla mamae hiperpigmentasi, kolostrum (-)
Abdomen Inspeksi
: Tampak membuncit sesuai kehamilan preterm 28-30 minggu, Linea mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+), sikatrik (-)
Palpasi
: Fundus Uteri teraba 3 jari diatas umbilikus, ballotemen (+), defans muskuler (-),nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
Perkusi
: timpani
Auskultasi
: bising usus (+) normal, DJJ 158 x/ menit
Genitalia Inspeksi
: v/u tenang
Pemeriksaan Laboratorium
Hb
:12,5gr/dl
Protein Urin
:-
Diagnosis
G4P3A0H3 Gravid preterm 28 – 30 minggu + Hipertensi Gestasional + Obesitas Janin Hidup Tunggal Intrauterin
Sikap •
•
USG fetomaternal Konsul Penyakit Dalam 19
•
Anti hipertensi
•
Edukasi
Rencana •
Kontrol ulang 2 minggu lagi
20
DISKUSI
Telah dipresentasikan kasus Seorang pasien wanita 28 tahun datang ke poliklinik RSUP Dr. M.Djamil Padang pada tanggal 11 April 2012 pukul 10.00 WIB dengan diagnosis G
P3A0H3
4
Gravid preterm 28 – 30 minggu + Hipertensi Gestasional + Janin Hidup Tunggal Intrauterin Diagnosa pasien ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium kemudian dibandingkan dengan literatur. 1. Diagnosa kehamilan Diagnosa kehamilan ditegakkan berdasakan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan temuan; amenore sejak 7 bulan yang lalu, dan pasien merasakan gerakan janin sejak 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik tampak perubahan-perubahan fisiologis kehamilan seperti cloasma gravidarum, pembesaran mamme dan menegang, areola dan papila yang hiperpigmentasi, perut yang tampak membucit sesuai usia kehamilan preterm, linea mediana hiperpigmentasi dan terdapat striae gravidarum dan juga teraba tinggi fundus uteri 3 jari di atas umbilikus serta DJJ 158x/menit
2. Sikap dan rencana
21
View more...
Comments