Brevet PPH Badan Materi I

August 10, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Brevet PPH Badan Materi I...

Description

 

Pajak penghasilan badan Disajikan untuk Materi Brevet Unsoed Purwokerto, 12 Desember 2019

 

Profil pengajar

Supriono, S.M.

Fungsional Pemeriksa Pajak, KPP Pratama Purwokerto

Fungsional Pemeriksa Pajak KPP Pratama Pangkalpinang

Senior Tax Agent, Kantor Layanan dan Informasi Perpajakan

 

Materi pph badan 01. KONSEP SUBJEK PAJAK BADAN, but & KONSEP PENGHASILAN

02. BIAYA FISKAL & BIAYA BI AYA KOMERSIAL 03. DEPRESIASI & AMORTISASI 04. PENILAIAN HARTA

 

DASAR HUKUM UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan; sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 36 Tahun 2008

 

“IN

THIS WORLD NOTHING CAN BE SAID TO

BE CERTAIN, EXCEPT DEATH AND TAXES .” .”

—Benjamin franklin

 

01. KONSEP SUBJEK PAJAK BADAN, but & KONSEP PENGHASILAN

 

Konsep subjek pajak badan

sekkum umpu pula lan n or oran ang g da dan n at atau au mo moda dall yang merupakan Badan adalah se kesatuan   baik yang melakukan usaha maupun   ya yang tidak mela me laku kuka kan n us usah aha a yang meliputi…….(Pasal 2 Ayat (1) Huruf b UU

PPh)

Badan Berorientasi Laba/ Bisnis/ Profit Oriented

Badan Tidak Berorientasi Laba/ Yay/ NGO/ NPO

 

Konsep subjek pajak badan

Wajib Pajak Badan adalah Badan yang telah mem  memen enuh uhii kr krit iter eria ia su subj bjek ekti tiff (masuk  krit iter eria ia obj objek ekti tiff (memiliki penghasilan yang dalam lingkup definisi badan) dan kr menjadi objek PPh). Subjek Pajak Badan terdiri dari Subjek Pajak Subjek Pajak adan Luar Negeri (SPLN).

adan Dalam Negeri (SPDN) dan

SPDN memiliki kriteria didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia sedangkan   SPLN merupakan badan yang tidak didirikan da dann at atau au ti tida dakk yang menerima atau memperoleh bert be rtem emppat ke kedu dudu duka kann di In Indo done nesi siaa   ya peng pe ngha hasi sila lan n di In Indo done nesi sia a dengan atau tanpa adanya Bentuk Usaha Tetap (BUT)

di Indonesia.

 

Konsep subjek pajak badan

Tidak termasuk sebagai Subjek Pajak Badan adalah sebagai berikut: 1. Badan Perwakilan Negara Asing; 2. Organisasi Internasional di mana Indonesia adalah anggota dan menerapkan asas resiprokal serta tidak menjalankan kegiatan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia

 

Konsep BENTUK USAHA TETAP (but/pe)

“Di

dalam UU PPh, definisi Wajib Pajak Badan berupa BUT dipisahkan dari Wajib Pajak Badan namun untuk teknis perpajakan diperlakukan sama dengan Wajib Pajak Badan. dipergunakan oleh: Yang dimaksud dengan BUT adalah bentuk usaha yang a. Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia < 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau; b. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, melalui BUT di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

 

Konsep BENTUK USAHA TETAP (but/pe)

Rincian bentuk/ wujud BUT sesuai Pasal 2 Ayat 5 UU PPh antara lain: tempat kedudukan manajemen, cabang perusahaan, kantor perwakilan, gedung kantor, pabrik, bengkel, gudang, ruang promosi, kegiatan pertambangan/ penggalian …… ” sumber daya alam, .. “Yang

menjadi objek pajak dari BUT adalah sebagai berikut (Pasal 5 UUPPh): a. Penghasilan dari usaha atau kegiatan dan dari harta yang dimiliki atau dikuasi BUT tersebut; b. Penghasilan dari Kantor Pusat dari usaha/ kegiatan di Indonesia yang sejenis dengan yang dilakukan oleh BUT di Indonesia; c. Penghasilan cfm Pasal 26 UU PPh yang diterima/ diperoleh Kantor Pusat sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta atau kegiatan

yang memberikan penghasilan dimaksud.  

Konsep PENGHASILAN

Yang Ya ng me menj njad adii   objek pajak adalah penghasilan, ya yaiitu se settia iapp   tambahan kema ke mamp mpua uan n ek ekon onom omis is yang di  ditter eriima atau diperol ole eh Wajib Pajak, baik yang  dipa paka kaii un untu tukk berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat di konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun (Pasal 4 Ayat (1) UU PPh)

 

Konsep PENGHASILAN •



Sumber 







Pengenaan





Wujud



Penghasilan dari Usaha/ Kegiatan (Aktif) Penghasilan dari Modal Berupa Harta (Pasif) Penghasilan Lain-lain Penghasilan Bukan Objek Pajak Penghasilan Objek PPh Final Penghasilan Objek PPh Tidak Final

Benefit In Cash (Uang Tunai) Benefit In Kind (Natura, Kenikmatan, Fasilitas)

 

OBJEK PAJAK PENGHASILAN BADAN

1. Hadiah dari Kegiatan dan Penghargaan; 2. Laba Usaha; 3. penjualan atau 4. Keuntungan peneri pen erima maan ankarena kemba kem bali li pe pemba mbayar yaran an karena paja pa jakk pengalihan yang yan g tel telah ahharta; dibeba dib ebank nkan an seb sebaga agaii biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pengembalian pajak; 5. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang; 6. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi 7. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;

 

OBJEK PAJAK PENGHASILAN BADAN

8. sewa dan penghasilan lain sehubungan sehubungan dengan penggunaan harta; 9. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala; 10. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah; 11. keuntungan selisih kurs mata uang asing; 12. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; 13. premi asuransi 14. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; 15. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak

 

OBJEK PAJAK PENGHASILAN BADAN

16. penghasilan dari usaha berbasis syariah; 17. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan 18. surplus Bank Indonesia.

 

OBJEK PAJAK PENGHASILAN BADAN FINAL

1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga bunga obligasi; 2. penghasilan berupa hadiah undian; 3. penghasilan dari transaksi dan sekuritas lainnya, transaksi yang diperdagangkan di bursa,saham dan transaksi penjualan saham atau derivatif pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura; 4. pe peng ngha hasi sila lann da dari ri tr tran ansa saks ksii pe peng ngal alih ihan an ha hart rtaa be beru rupa pa tana tanahh da dan/ n/at atau au bangun ban gunan an,, us usaha aha ja jasa sa ko konst nstruk ruksi si,, us usah ahaa rea reall est estat ate, e, da dann per perse sewa waan an tan tanah ah dan/atau bangunan; 5. penghasilan tertentu lainnya;

 

BUKAN OBJEK PPH BADAN

1. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah da dan ngam yang ya dite rima oleh ol eh pene neri rima zakkat za yang ya ng berh rhak ak at atau au sumb mban n kea eaga mang an di yteri ang an gmasifa fatn tnya ya pe waji wa jib bmaba bagi gi pem emel elu uk be aga ag ama yang ya ng su diak di akuuanga i gan di Indo In done nesi sia, a, ya yang ng di dite teri rima ma ol oleh eh le lemb mbag agaa ke keag agam amaa aann ya yang ng di dibe bent ntuk uk at atau au disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak berh ak,, ya yanng ke kete tent ntuuan annnya di diat atur ur de deng ngan an at atau au ber erda dassar arka kann Pe Pera ratu tura rann Pemerintah; 2. harta hibahan yang diterima oleh badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi ang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

 

BUKAN OBJEK PPH BADAN

3. ha hart rtaa te term rmas asuk uk se seto tora rann tu tuna naii ya yang ng di dite teri rima ma ol oleh eh ba bada dann se seba baga gaim iman anaa dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal; 4. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat: a. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan b. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memb me mber erik ikan an di divi vide denn pa pali ling ng re rend ndah ah 25 25% % (d (dua ua pu pulu luhh li lima ma pe pers rsen en)) da dari ri

jumlah modal yang disetor;  

BUKAN OBJEK PPH BADAN

5. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai; 6. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dima di maks ksud ud pa pada da hu huru ruff g, da dala lam m bi bida dang ng-b -bid idan ang g te tert rten entu tu ya yang ng di dite teta tapk pkan an dengan Keputusan Menteri Keuangan; 7. ba bagi gian an la laba ba ya yanng di dite teri rima ma at atau au di dipe pero role lehh an angg ggot otaa dar arii pe pers rser erooan koman ko mandit diter er yan yang g mod modaln alnya ya tid tidak ak ter terba bagi gi at atas as sa saha ham-s m-sah aham, am, per perse seku kutua tuan, n, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;

 

BUKAN OBJEK PPH BADAN

8. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan usaha menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan tersebut: a. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;

 

BUKAN OBJEK PPH BADAN

9. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bpengembang erg er ger eraak daan, lamyang bida dan ng terdaftar pen endi didi dikkpada an da dan/ n/at ataau yang bid idaamembidanginya, ng pen eneeli liti tiaan yang dann da pengembangan, telah instansi ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) (empa t) tah tahun un sej sejak ak dip dipero eroleh lehnya nya si sisa sa leb lebih ih ter terseb sebut ut,, yan yang g ket ketent entuan uannya nya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan

 

BUKAN OBJEK PPH BADAN

10. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

 

02. BIAYA FISKAL DAN BIAYA KOMERSIAL

 

BIAYA FISKAL VS BIAYA KOMERSIAL

Biaya fiskal adalah biaya yang boleh dibebanka dibebankann sesuai ketentuan perpajak perpajakan an sedangkan biaya komersial adalah biaya yang dibebankan mengikuti prinsip Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Keduanya berhubungan dengan konsep Rekonsiliasi/KoreksiFiskal. Biaya fiskal diperoleh setelah menghitung kembali semua biaya komersial dengan menyandingkannya terhadap ketentuan Pasal 6 dan Pasal 9 UUPPh. Sehingga diketahui biaya yang boleh dan tidak boleh dikurangkan dari Laba Bruto dalam rangka mencari penghasilan neto.

 

BIAYA FISKAL VS BIAYA KOMERSIAL

 

BIAYA FISKAL VS BIAYA KOMERSIAL

 

03. DEPRESIASI & AMORTISASI

 

DEPRESIASI DAN AMORTISASI

Depresiasi Depresia si adal adalah ah peny penyusut usutan an akt aktiva iva teta tetapp berw berwujud ujud seme sementar ntaraa amor amortisa tisasi si adal ad alah ah pe pennyu yusu suta tann ak akti tiva va ti tida dakk be berw rwuj ujud ud.. Pe Peny nyus usut utan an pa pada da da dassar arny nyaa merupa mer upaka kann pe pembe mbeba banan nan sec secar araa pro propor porsi sion onal al dal dalam am ku kurun run wak waktu tu ter terten tentu tu sebagai ganti untuk membebankan biaya perolehan aktiva tersebut. Sepanjang aktiva akt iva ter terseb sebut ut ter terbu bukti kti// dap dapat at dib dibuk uktik tikan an ada adala lahh ben benar ar dig digun unak akan an un untuk tuk mendapatkan,, menagih, dan memelihara penghasilan mendapatkan Aktiva Akti va ya yanng di digu guna naka kann un untu tukk me mend ndap apat atka kan, n, me mena nagi gih, h, da dann me meme meli liha hara ra peng pe ngha hasi sila lann ya yang ng di dike kena naii PPh se seca cara ra fi fina nall ti tida dakk bo bole lehh di disu susu sutk tkan an.. Ja Jadi di bagaimana jika suatu perusahaan memiliki mesin pabrik untuk operasional produksi dan juga gudang yang sebagian disewakan? Maka atas mesin pabrik boleh disusutkan namun atas gudang yang disewakan tidak boleh disusutkan

sebagai pengurang penghasilan bruto.  

DEPRESIASI DAN AMORTISASI

Penyusut Penyus utan an di dimul mulai ai pad padaa bu bulan lan di dilak lakuk ukann annya ya pen pengel geluar uaran an (pe (perta rtama ma ka kali li dipaka dip akaii dan mem membu butuh tuhka kann bel belan anja ja op opera erasio siona nal). l). Kec Kecua uali li un untuk tuk har harta ta yan yang g masi ma sihh da dala lam m pr pros oses es pe peng nger erja jaan an,, ma maka ka pe peny nyus usut utan an di dimu mula laii pa pada da bu bula lann sele se lesa sain inya ya pen enge gerj rjaa aann ha hart rtaa te ters rseb ebut ut.. Pe Peny nyus usuuta tann se seca cara ra fi fisk skal al ti tida dakk mengenal nilai sisa/ residu.

Untuk kep Untuk keperl erlua uann pen penghi ghitun tungan gan pen penyus yusut utan, an, akt aktiva iva tet tetap ap ber berwuj wujud ud buk bukan an bang ba ngun unan an di dike kelo lomp mpok okka kann se sesu suai ai ma masa sa ma manf nfaa aatt me menj njad adii ke kelo lomp mpok ok 1s 1s.d .d.4 .4 sebagaimana Pasal 11 UU PPh dan dirinci lagi dalam PMK-96/PMK.03/2009.

 

DEPRESIASI DAN AMORTISASI

 

04. PENILAIAN HARTA

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF