Bor Pile.pdf

June 10, 2019 | Author: Thaulus Sandy | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Bor Pile.pdf...

Description

ANALISIS PRODUKTIVITAS PENGEBORAN PONDASI BOR PILE DENGAN MENGGUNAKAN MESIN BOR RINGAN I G.N. Aditya Dhiva Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Korespondensi: [email protected] Korespondensi: [email protected] ABSTRAK Pengeboran pondasi bor pile yang dilakukan dengan mesin bor ringan dengan metode direct wash  wash  telah  banyak digunakan pada berbagai konstruksi di Kalimantan Timur. Variasi keadaan di lapangan dan berbagai hambatan yang muncul selama proses pengeboran menyebabkan produktivitas pengeboran sangat beragam  pada tiap lokasi pengeboran. Penelitian terhadap produktivitas pengeboran pondasi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran dan pengaruhnya terhadap  produktivitas pengeboran. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, wawancara dan observasi. Dari pengumpulan data di lapangan diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi  produktivitas pengeboran. Dengan analisis korelasi faktor-faktor utama yang paling berpengaruh pada  produktivitas dapat diketahui yaitu kekerasan tanah (X1.2), daya mesin (X4.1), diameter bor (X6.2)  dan kedalaman pengeboran (X6.2). Hubungan antara faktor pengaruh dengan produktivitas pengeboran dinyatakan (2,608 –  (2,608 –  0,33  0,33 X1.2 - 0,068 X4.1  –  0,024  0,024 X6.1 –  X6.1  –  0,054  0,054 X6.2) dengan persamaan Y = e . Kata kunci : bor pile ringan, metode direct wash, wash, produktivitas pengeboran.

1. PENDAHULUAN Pondasi bor pile termasuk jenis  pondasi dalam dimana proses  pembuatannya dilakukan dengan mengebor tanah sehingga dihasilkan lubang pada tanah dengan diameter dan kedalaman yang sesuai dengan disain. (Brown, 1990). Setelah lubang bor mencapai kedalaman yang diinginkan,  pemasangan besi tulangan dan  pengecoran dilakukan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Proses  pengeboran pondasi dalam adalah sebuah  proses konstruksi yang memiliki tingkat kesulitan yang bervariasi pada tiap lokasi, hal ini disebabkan karena pengeboran tanah menemui hambatan alami di dalam tanah dan berbagai hambatan alam lainnya seperti medan, cuaca dan akses  jalan yang berbeda-beda pada setiap lokasi. Spesifikasi teknis berupa diameter lubang bor dan kedalaman turut menjadi faktor yang mempengaruhi produktivitas  pengeboran pondasi yang dinyatakan dalam satuan panjang per satuan waktu.

Penelitian mengenai produktivitas  pengeboran pondasi dalam dengan menggunakan mesin ringan belum  banyak dilakukan. Minimnya data mengenai produktivitas pengeboran menyebabkan biaya pengeboran tidak dapat diperkirakan dengan baik. Selama ini pelaksana pengeboran memperkirakan  biaya produksi pengeboran berdasarkan  pengalaman mengebor di proyek-proyek terdahulu. Untuk menghindari terjadinya kerugian di pihak pelaksana maupun  pemberi kerja, perlu dilakukan analisis terhadap produktivitas pelaksanaan  pengeboran dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hasil analisis terhadap produktivtias pengeboran diharapkan akan dapat digunakan sebagai  pedoman bagi pihak penyedia jasa  pengeboran untuk menghitung anggaran  biaya borongan pengeboran. Data hasil  penelitian ini juga akan dapat digunakan untuk melakukan estimasi waktu proyek  pengeboran.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2  –  2014  2014 ISSN 1978 - 5658

128

2. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Faktor-faktor yang berpengaruh pada  produktivitas pengeboran dengan menggunakan bor pile ringan. 2. Produktivitas pengeboran pondasi dengan menggunakan mesin bor pile ringan. 3. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bermanfaat bagi para  praktisi pengeboran maupun bagi akademisi, adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi praktisi pengeboran dan konsultan dengan mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi  produktivitas pengeboran dan  pengaruhnya pada pengeboran maka akan memiliki dasar dalam  pembuatan estimasi biaya. 2. Bagi akademisi penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan produktivitas pelaksanaan  pengeboran pondasi bor pile. 4. TINJAUAN PUSTAKA Faktor-faktor yang mempengaruhi  pelaksanaan pengeboran telah diidentifikasi oleh Zayed dan Halpin (2004), tipe dan ukuran mata bor, kekerasan tanah, kedalaman lubang bor,  pola pengeboran, kelerengan dan waktu hilang akibat menunggu operasi  pengeboran lainnya. Hal lain yang mempengaruhi kecepatan pengeboran adalah faktor ketersediaan komponen alat. Pengeboran adalah kegiatan yang menimbulkan getaran keras sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada komponen-komponen tertentu atau keseluruhan alat yang mana hal ini akan menimbulkan tertundanya pekerjaaan. Salah satu elemen waktu kerja dalam  pelaksanaan pengeboran adalah faktor kesiapan alat, dimana biasanya

ditunjukkan dalam persen waktu dari total waktu pengeboran. 4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran menurut penelitian sebelumnya Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, produktivitas  pengeboran pondasi bor pile dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: 1. Jenis tanah, misalnya : pasir, lempung, lempung keras dll. Produktivitas berbeda dari satu jenis tanah ke jenis tanah lainnya  berdasarkan properti tanah tsb. 2. Jenis alat bor, ukuran dan metode  pelaksanaan. Meliputi jenis dan ukuran mesin bor, mata bor, dan metode pelaksanaan; kering, dengan casing atau cara basah. 3. Sudut perputaran alat. Merupakan sudut perputaran alat bor dari lubang  bor ke tempat membuang tanah. 4. Metode pembuangan tanah. Hal ini  berpengaruh pada waktu yang terbuang sebagai akibat alat bor harus menunggu tanah dibuang. 5. Kelurusan as pipa bor. Jika pipa bor tidak di tepat berada pada as lubang  bor, akan menimbulkan pekerjaan ulang. 6. Kedalaman dan diameter lubang bor. Hal ini adalah merupakan hal yang mendasar dalam produktifitas  pengeboran. 7. Daya dari alat yang digunakan. Daya mempengaruhi kemampuan bekerja alat. 8. Efisiensi operator, dipengaruhi oleh  pengalaman, karakteristik dan kepribadian. 9. Cuaca, udara yang panas mempengaruhi efisiensi dari alat dan operator, sedangkan cuaca dingin mempengaruhi kondisi tanah.

Perlu untuk diperhatikan bahwa  pada penelitian sebelumnya, obyek  penelitian adalah mesin bor besar yang dioperasikan dengan bantuan alat-alat

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2  –  2014 ISSN 1978 - 5658

129

 berat seperti excavator, sehingga faktorfaktor yang berpengaruh terhadap  produktivitas pengeboran dengan menggunakan mesin ringan dapat  berbeda. 4.2 Kerangka Konseptual Pemikiran Dengan melakukan interview dan menyebarkan kuisioner maka dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran dengan menggunakan mesin bor ringan. Produktivitas pengeboran bor pile dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : tanah, tenaga kerja, faktor alamiah, mesin  bor, metode kerja dan spesifikasi teknis merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran  bor pile. Dalam faktor-faktor tersebut terdapat sub faktor yaitu: jenis, kekerasan (faktor tanah), pengalaman, jumlah dan sikap (faktor pekerja), sumber air, keterbukaan lahan, cuaca, kelerengan lahan, jarak angkut (faktor alamiah), daya dan kondisi (faktor mesin), pengupahan dan pengawasan (faktor metode kerja), serta diameter dan kedalaman (faktor spesifikasi teknis).

wawancara dan kuisioner. Hasil dari wawancara dan kuisioner dianalisis dengan bantuan program SPSS untuk mengetahui hubungan antara faktor  pengaruh dengan produktivitas  pengeboran. Pada tahap awal dilakukan analisis korelasi; analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui dan menentukan ada tidaknya hubungan antar beberapa variabel yang telah terpilih atau ditetapkan untuk dilakukan penelitian sehingga dapat diukur karakterisitik hubungan serta implikasi dari hubungan  positif (+) atau negatif (-). Pada tahap selanjutnya dilakukan beberapa  pengujian model statistik terhadap model,  jika model telah memenuhi pengujian statistik, persamaan yang terbentuk dapat diinterpretasikan dan dibuat kesimpulan hasil penelitian. 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pengamatan lapangan terhadap kegiatan pengeboran yang dilakukan tahapan pengeboran terdiri atas kegiatan

Mulai

4.3 Metodologi Penelitian Pengumpulan informasi dilakukan dengan cara mempelajari penelitian yang  pernah dilakukan sebelumnya, literaturliteratur yang terkait dengan pengeboran  pondasi, sumber-sumber lain seperti website dan video tentang proses  pelaksanaan pengeboran, pengamatan,

Latar Belakang Penelitian terdahulu

Interview

Observasi

Faktor-faktor pengaruh Analisis Korelasi Faktor-faktor signifikan

um er Air Pengalaman Jenis

Jumlah

Kekerasan Tanah

Sikap Pekerja

Keterbukaan lahan Cuaca

Kelerengan Lahan

Analisis regresi

Jarak Angkut

Pengujian Model

Faktor Alam

Produktivitas Pengeboran Mesin Bor Metode Kerja Spesifikasi Bor Pile Teknis Pengupahan Daya Diameter Pengawasan Kondisi Kedalaman

Gambar 1. Fish bone diagram produktivitas  pengeboran bor pile

Persamaan Regresi Interpretasi Hasil Selesai

Gambar 2. Bagan alir penelitian

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2  –  2014 ISSN 1978 - 5658

130

 persiapan, kegiatan pengeboran itu sendiri dan kegiatan pasca pengeboran. Kegiatan persiapan pengeboran merupakan kegiatan pendahuluan berupa mobilisasi alat, pengangkutan alat di dalam lokasi, perakitan alat bor,  penyiapan bak tampungan air dan  pembuatan saluran buangan air. Kegiatan  pengeboran berupa menghidupkan mesin  bor, menghidupkan mesin pompa, memasang pipa, mengebor, melepaskan  pipa, menyambung pipa, mengalirkan air  buangan dan mengangkat pipa. Sedangkan kegiatan pasca pengeboran terdiri atas kegiatan pembongkaran mesin, pembersihan alat, dan demobilisasi. Tabel 1. Faktor korelasi variabel penelitian  No.

Variabel

Xn

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Jenis Tanah Kekerasan Tanah Pengawasan Pengalaman Jumlah Pekerja Sikap Pekerja Cuaca Daya Mesin Kondisi Mesin Pengupahan Diameter Kedalaman

X1.1  X1.2  X5.2  X2.1  X2.2  X2.3  X3.5  X4.1  X4.2  X5.1  X6.1  X6.2 

Faktor Korelasi -0,001 -0,499** -0,148 0,203 -0,090 0,112 -0,019 -0,374** -0,057 -0,-30 -0,323** -0,595**

Ket: ** Berkorelasi signifikan pada tingkat kepercayaan 1%

5.1 Statistik Deskriptif Dari interview yang telah dilaksanakan, didapat 12 faktor pengaruh dan satu variabel terikat (produktivitas)  pada masing-masing proyek pengeboran. Dari pengumpulan data yang telah dilakukan didapat nilai minimal, nilai maksimal, rata-rata dan standar deviasi sesuai skala ukur setiap variabel. Terdapat 48 data pengeboran dari 17 responden yang akan diolah dengan deskripsi data. 5.2 Analisis korelasi variabel produktivitas Untuk mengetahui signifikansi hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat, dilakukan uji korelasi

dengan bantuan program SPSS. Dari uji korelasi ini didapat empat variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap Variabel

No

Min

Max

Mean

Produktivitas Jenis Tanah Kekerasan Tanah Pengawasan Pengalaman Jumlah Pekerja Sikap Pekerja Cuaca Daya Mesin Kondisi Mesin Pengupahan Diameter Kedalaman

Y X1.1 X1.2

0,25 2 1

5,5 5 4

1,96 3,36 2,5

Std. Dev 1,32 0,70 1,13

X5.2 X2.1 X2.2

3 3 4

4 4 5

3,49 3,42 4,50

0,50 0,50 0,50

X2.3 X3.5 X4.1 X4.2 X5.1 X6.1 X6.2

3 3 5 3 3 30 10

4 4 15 5 4 50 30

3,44 3,46 10,0 3,53 3,51 40,0 20,0

0,50 0,50 4,11 0,69 0,50 10,07 8,22

 produktivitas pengeboran. Keempat variabel tersebut adalah kekerasan tanah (X1.2) , daya mesin (X4.1), diameter bor (X6.1) dan kedalaman pengeboran (X 6.2). Tabel 2. Statistik deskriptif variabel penelitian

5.3 Pengujian Model 2 5.3.1 R    Test atau

Coefficient of Determination Test 

R 2  test digunakan untuk mengukur  besarnya kontribusi variabel bebas X terhadap variasi (naik turunnya) variabel terikat (Y). R 2  juga digunakan untuk mengukur seberapa dekat garis regresi terhadap data daerah nilai R 2. Semakin dekat nilai Y dari model regresi kepada titik-titik data, maka nilai R 2  semakin tinggi. Dalam penelitian ini yang dilihat adalah Adjusted R square (R 2  yang disesuaikan), yang merupakan koreksi dari R 2  sehingga gambarannya lebih mendekati mutu penjajakan model dalam  populasi.

Tabel 3. Nilai R 2 dari model yang dibentuk Model

1

R .920a

R 2 .847

Adjusted R 2 .838

Std. Error of the Estimate .29960

DurbinWatson 1.379

a. Predictors: (Constant), Daya_Mesin, Diameter, Kedalaman, Kekerasan_Tanah  b. Dependent Variable: ln_Produktivitas

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2  –  2014 ISSN 1978 - 5658

131

Hasil uji R 2 menunjukkan nilai R 2 adjusted cukup berarti, yaitu nilai adjusted R 2  = 0,838 artinya X 1.2, X4.1, X6.1  dan X6.2  memberikan kontribusi sebesar 83,8% terhadap produktivitas  pengeboran pondasi sumuran. Hal ini  berarti keempat variabel bebas secara signifikan mempengaruhi produktivitas  pengeboran. 5.3.2 Uji F Uji F digunakan untuk menguji hipotesis nol (H0) bahwa seluruh nilai koefisien variabel bebas Xi  dari model regresi sama dengan nol dan hipotesis alternatifnya (Ha) adalah bahwa seluruh nilai koefisien variabel X tidak sama dengan nol. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut: H0 : β0 = 0, β1 = 0, β2 = 0, …….. βk  = 0 H0 : β0 ≠ 0, β 1 ≠ 0, β2 ≠ 0, …….. βk = 0 Apabila hipotesis nol tersebut diterima atau benar, maka seluruh model tidak signifikan untuk menjelaskan variabel terikat (Y) dan nilai penyesuaian R 2  secara signifikan tidak berbeda dengan nol. Sedangkan kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:  H0 ditolak jika F 0 hitung > F α (k-1) (nk) tabel  H0  diterima jika F0  hitung < Fα  (k-1) (n-k) tabel Tabel 4. Analysis of varians Model

1

Regression Residual Total

Sum of Squares 33.263

df 4

6.014 39.277

67 71

Mean Square 8.316

F 92.646

Sig. .000 a

.090

a. Predictors: (Constant), Daya_Mesin, Diameter, Kedalaman, Kekerasan_Tanah  b. Dependent Variable: ln_Produktivitas

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa F = 92,646 > F tabel (Ftabel untuk signifikansi 5% dengan derajat bebas (df) untuk  pembilang = 3 dan penyebut = 22 adalah 3,34), maka H0 ditolak. Artinya nilai ratarata dari populasi sampel tidak identik. Kesimpulan ini juga diperkuat dengan a=0,000 yang berarti a < 0,05. Dengan demikian, semakin meyakinkan bahwa model regresi yang dihasilkan terdapat

 pengaruh yang signifikan secara simultan. 5.3.3 Uji T Uji T digunakan untuk menguji hipotesis nol (H0) bahwa masing-masing koefisien dari model regresi sama dengan nol dan hipotesis alernatifnya (Ha) adalah  jika masing-masing koefisien dari model tidak sama dengan nol. Dengan demikian dapat dinyatakan sebagai berikut: H0 : β0 = 0, β1 = 0, β2 = 0, …….. β k  = 0 Ha : β0 ≠ 0, β1 ≠ 0, β2 ≠ 0, …….. β k  ≠ 0 Jika hipotesis nol (H 0) diterima  berarti model yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai Y, sebaliknya jika hipotesis nol (H 0) ditolak maka model yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk memprediksi nilai Y. Kriteria pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut:  H0  ditolak jika t 0  hitung > ta  (n-k-1) tabel  H0  diterima jika t0  hitung = t a  (n-k-1) tabel Tabel 5. Uji T Model

1

(Constant)

Unstandardized Coefficients Std. B Error 2.608 .206

Coeffi cients Beta

t 12.667

Sig. .000

Kekerasan_  Tanah Kedalaman

-.330

.032

-.499

-10.441

.000

-.054

.004

-.595

-12.442

.000

Diameter Daya_ Mesin

-.024 .068

.004 .009

-.323 .374

-6.758 7.816

.000 .000

Berdasarkan output di atas dapat diketahui bahwa nilai sig pada uji t untuk masing-masing variabel berturut-turut 0,000 dan 0,000 karena nilai sig lebih kecil dari nilai (a < 0,05) dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara individual  predictor terhadap kinerja biaya konstruksi. Untuk a = 5% dan nilai derajat kebebasan regresi (df) = 2 dan derajat kebebasan residual (df) 20 (dari

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2  –  2014 ISSN 1978 - 5658

132

tabel anova). Persamaan yang terbentuk menjadi: Y = 2,608  –   0,330 X 1.2  –   0,054 X 6.2  –  0,024 X6.3 + 0,068 X 4.1 Sedangkan Ftabel  = nilai t tabelnya adalah 1,371; yaitu lebih kecil dari t outputnya untuk semua model. Artinya H0  ditolak, yaitu menunjukkan bahwa  persamaan regresi linier yang didapat adalah penting atau berpengaruh nyata terhadap nilai Y. 5.3.4 Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang bersifat normal atau mendekati normal. Metode yang paling handal adalah dengan melihat normal  probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi. Uji normalitas data  pada penelitian dilakukan dengan menggunakan grafik normal probability  plot dengan melihat kecenderungan sebaran data terhadap garis regresi. Hasil grafik normal probability plot ditunjukkan dalam Gambar 3. Dari grafik Normal Probability Plot  pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa titiktitik data menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, dengan demikian sebaran data berdistribusi normal sehingga bisa dilakukan regresi dengan Model Linear Berganda.

Gambar 3. Grafik uji normalitas dengan normal P-P plot

5.3.5 Uji autokorelasi (Durbin-Watson Test) Durbin-Watson Test dilakukan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi antara variabel-variabel yang diteliti. Uji autokorelasi dengan batasan nilai DurbinWatson (0 < X < 4) dan nilai yang dipakai 1,5 < Durbin- Watson < 2,5 untuk menentukan ada tidaknya korelasi residual atau auto korelasi dari model regresi yang dihasilkan. Tabel 6. Durbin Watson Test Model

1

R .943a

R 2 .890

Adjus ted R 2 .882

Std. Error of the Estimate .25641

DurbinWatson .997

a. Predictors: (Constant), Diameter, Kedalaman, Kekerasan_Tanah  b. Dependent Variable: lnProduktivitas

Dari tabel durbin watson dl = 1,335; du = 1,771 ; d = 1,497 nilai (4-d) = 2,503. Cara menentukan atau kriteria pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut:  Deteksi Autokorelasi Positif: Jika d < dL maka terdapat o autokorelasi positif. Jika d > dU maka tidak terdapat o autokorelasi positif. o Jika dL < d < dU maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan.  Deteksi Autokorelasi Negatif: o Jika (4 - d) < dL maka terdapat autokorelasi negative.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2  –  2014 ISSN 1978 - 5658

133

Jika (4 d) > dU maka tidak terdapat autokorelasi negative. Jika dL < (4 - d) < dU maka o  pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan. Dengan nilai d = 1,497 < dL =1,335 dan (4-d) = 2,503 > dU = 1,771. Maka dapat disimpulkan pada analisis regresi tidak terdapat auto korelasi positif dan tidak terdapat auto korelasi negatif sehingga  bisa disimpulkan sama sekali tidak terdapat auto korelasi. 5.3.6 Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui penyebaran atau  pencaran variabel-variabel. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya SRESID. Dari  grafik scatterplot regression  standardized predicted value maka dapat dilihat bahwa terjadi pola penyebaran data tidak membentuk pola tertentu. Hal ini mengindikasikan tidak terjadinya heteroskedastisitas.

korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat (produktivitas pengeboran) menunjukkan bahwa variabel  bebas mempengaruhi variabel terikat secara signifikan dengan level of significance 5%`. 2. Produktivitas Pengeboran Pondasi a. Produktivitas pengeboran bor pile dinyatakan dalam persamaan: lnY = 2,608 –  0,33 X1.2 + 0,068 X4.1 –  0,024 X 6.1 –  0,054 X 6.2 Persamaan ini dapat juga dinyatakan dengan:

6. KESIMPULAN 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi  produktivitas pengeboran. a. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas  pengeboran bor pile dengan menggunakan mesin bor pile ringan metode direct wash  yaitu: kekerasan tanah, diameter lubang  bor, kedalaman pengeboran, medan kerja, letak sumber air, daya mesin, cuaca, tenaga kerja, dan beberapa faktor lainnya.  b. Terdapat empat faktor yang paling  berpengaruh pada produktivitas  pengeboran pondasi. Faktor faktor tersebut adalah: kekerasan tanah (X1.2), daya mesin (X4.1), diameter (X6.1) dan kedalaman  pengeboran (X 6.2). Hasil pengujian

7. DAFTAR PUSTAKA

o

Y = e(2,608  –   0,33

X1.2 - 0,068 X4.1  –   0,024

X6.1 –  0,054 X6.2)

Dimana: Y = produktivitas pengeboran, X1.2 = kekerasan tanah, X6.2 = kedalaman X6.1 = diameter bor  b. Pengujian model yang terbentuk dengan menggunakan beberapa tool   pengujian statistik menunjukkan  bahwa secara statistik model dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Baars,

Wouter, 2006,  Project Management  Handbook , Data Archiving and Networked Services, The Hague. Benator Barry, A. Tumann, 2007,  Project  Management and Leaderhip Skill for  Engineering and Construction Project , Marcel Dekker Inc, New York. Bull, R Champell, 2010,  Moving from Project  Management to Project Leadership A  Practical Guide to Guiding Groups. CRC Press Taylor & Francis Group 6000 Broken Sound Parkway NW, Suite 300. Brown Dan A., W. Kenneth .,1990, Guidedlines  for The Selection, Design and Construction of Drilled Shaft Foundations  for Bridge in Alabama, Alabama. Dawson, Chaterine, 2009,  Introduction to  Research Methods, A Practical Guide for  Anyone Who Undertaking a Research  Project , How to Books Ltd. United Kingdom.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2  –  2014 ISSN 1978 - 5658

134

Illinois Departement of Transportation, 2010,  Drilled Shaft Foundation Inspection, S 32 Class Reference Guide. Kansas Department of Transportation, 2008,  Drilled Shaft Bridge Construction Manual , Kansas. O’Connor, James T., W.K. Chong, 2004,  Development of Improved Information for  Estimating Construction Time, Center for Transportation Research, University of Texas at Austin, Texas. Portny, Stanley E. PMP, 2010,  Project  Management for Dummies, Wiley Publishing, Inc., Indianapolis, Indiana. Siswanto, S. Utama, H. Wijaya, 2009,  Analisa  Produktivitas Pembuatan Bored Pile  Jembatan Suramadu Daerah Main Bridge, Skripsi Universitas Petra, Surabaya. Thomsett, Michael C, 2002, The Litle Black Book of Project Management , Third Edition, American Management Asociation, Broadway, New York NY10019. U.S. Department of Transportation Federal Highway Administration, 2010,  Drilled Shafts: Construction Procedures and  LRFD Design Methods, New York. University of Missouri, 2011, Engineering Policy Guidelines for Design of Drilled Shafts, Missouri. Wikipedia, 2013,  Deep Foundation, http://en.wikipedia.org/wiki/Deep foundation. Zayed, Tarek M., D.W. Halpin, (2001) “Simulation of Bored Pile Construction”,  Proceedings of the 2001 Winter Simulation Conference, West Lavayette. Zayed, Tarek M., D.W. Halpin, (2002)”Concrete Bored Piles Construction Productivity Assessment Using Regresion Analysis”,  Annual Conference of the Canadian Society for Civil Engineering , Quebec Canada. Zayed, Tarek M., D.W. Halpin, 2004, “Quantitative Assessment for Piles Productivity Factors”,  Journal of Construction Enginering and Management  ASCE. ASCE0733-9364(2004)130:3(405) Zayed, Tarek M., D.W. Halpin, 2005 , “Pile Construction Productivity Asessment”,  Journal of Construction Enginering and  Management ASCE. ASCE07339364(2005)131:6(705)

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2  –  2014 ISSN 1978 - 5658

135

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF