Black Books UKMPPD
November 13, 2017 | Author: Rizadin Anshar | Category: N/A
Short Description
ukmppd one shot solution...
Description
Black Books Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
Muhammad Iqbal Sugiantoro
Untuk Kalangan Sendiri Tidak Diperjualbelikan
Black Books for UKMPPD DAFTAR ISI Interna .................................................................................................................................................... 3 Pediatri................................................................................................................................................... 82 Bedah ..................................................................................................................................................... 101 Obsetri-Ginekologi ............................................................................................................................... 124 Anestesiologi ........................................................................................................................................ 151 Oftalmologi............................................................................................................................................ 158 THT-KL ................................................................................................................................................... 175 Dermatovenerologi .............................................................................................................................. 194 Neurologi ............................................................................................................................................... 215 Psikiatri .................................................................................................................................................. 227 Forensik dan Medikolegal ................................................................................................................... 239 Ilmu Kesehatan Masyarakat ............................................................................................................... 256 JKN dan BPJS ...................................................................................................................................... 279 OSCE ...................................................................................................................................................... 284
2
Black Books for UKMPPD
INTERNA ENDOKRINOLOGI 1. Tirotoksikosis dan Hipertiroidisme
Tirotoksikosis: manifestasi klinis akibat peningkatan hormon tiroid dalam darah
Hipertiroidisme: tirotoksikosis yang diakibatkan oleh hiperaktifitas kelenjar tiroid. Indeks Wayne >19.
Pemeriksaan TSH, FT3, dan FT4 Diagnosis
TSH
FT3
FT4
N
N
N
N/↑
↑
↑
Hipertiroidisme Subklinik
↓
N
N
Hipertiroidisme
↓
↑
↑
Bukan hipertiroidsime TSH secreting pituitary adenoma Thyroid hormone resistance syndrome
Struma : pembesaran kelenjar tiroid. Berdasarkan bentuk: difus (menyeluruh), nodusa (nodul). Berdasarkan gejala: toxic (peningkatan hormon tiroid), non-toxic (tidak terdapat peningkatan hormon tiroid)
Graves Disease / Struma Difusa Toxic / Toxic Diffuse Goiter o Hipertiroidisme tersering o Adanya antibodi terhadap reseptor TSH o Tampilan klinis: exoftalmus, takikardia, berkeringat, iritabel, diare, berat badan ↓ , nafsu makan meningkat ↑ o Penatalaksanaan:
Propiltiourasil (PTU) : aman untuk wanita hamil dan menyusui
Methimazol
B Blocker (atasi gejala hiperadrenergik, aritmia, hambat konversi T4 --.T3)
Iodin
Krisis Tiroid o Pemicu: infeksi, pembedahan, terai iodium radioaktif, kontras iodium o Tampilan Klinis: meningkatnya tanda-tanda hipertioid yang sudah ada, hipertermia, penurunan kesadaan
3
Black Books for UKMPPD o Penatalaksanaan:
Rehidrasi dan koreksi elektrolit, vitamin, glukosa, kompres es
Koreksi hipertiroidisme : PTU dosis besar, sol lugol 10 gtt / 6 – 8 jam
Hambat koversi T4 T3 : propanolol / b blocker lain
2. Hipotiroidisme
Defisiensi hormon tiroid
Klinis: o Lelah, kulit
kering, mengantuk, suara serak, peningkatan BB, gangguan
menstruasi o Bergerak lambat, bicara lambat, bradikardia, hiporefleks, myxedema (penebalan kulit, non pitting edema pada jaringan lunak)
Pemeriksaan Hormon Diagnosis
TSH
FT4
Hipotiroidisme Primer
↑
↓
Hipotiroidisme Sekunder
↑
N
Hipotiroidisme Subklinik
↓/N
↓
Hashimoto’s Disease o Penyebab paling sering dari hipotiroidisme o Penyakit autoimun terhadap jaringan tiroid o Struma difus
Hipotiroid pada kehamilan o Hormon tiroid pada janin mulai terbentuk setelah minggu ke 11 o Pada kehamilan antibodi dapat melewati plasenta. Jika ibu menderita penyakit hashimoto, maka fetus akan mengalami hipotiroid o Hormon tiroid dibutuhkan untuk perkembangan kognitif fetus
Hipotiroid pada bayi (Kretinisme) o Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan o Malas makan o Prolonged neonatal jaundice o Hernia umbilicalis o Lidah menonjol keluar o Keterlambatan pertumbuhan tulang
4
Black Books for UKMPPD o Retardasi mental
Penatalaksanaan : Levotiroksin
Koma Miksedema o Pemicu: wanita usia lanjut, infeksi, paparan udara dingin, obat-obatan, gangguan metabolik o Tampilan klinis: riwayat hipotiroid lama, hipotermia berat (< 27° C), bradikardi, gagal nafas, penurunan kesadaran o Penatalaksanaan: hormon tiroid IV
3. Goiter Non-toxic
Merupakan pembesaran kelenjar tiroid tanpa disertai gejala tirotoksikosis / hipertiroidisme
Paling banyak diakibatkan karena defisiensi iodium, dan menjadi endemik di daerah yang tanahnya kurang mengandung iodium.
Terapi: o Jika tidak terdapat gejala, tidak perlu diberikan terapi o Jika menimbulkan gejala obstruktif pada trakhea atau esofagus atau vena jugular, maka goiter diterapi dengan radioaktif iodin terapi atau dengan pembedahan (lebih cepat menghilangkan gejala obstruksi)
4. Hiperparatiroidisme
Hormon paratiroid berfungsi untuk meningkatkan kadar kalsium darah dengan melepaskan kalsium dari tulang , meningkatkan resorbsi kalsium di ginjal, dan peningkatan produksi calcitrion yang dapat meningkatkan absorbsi kasium di usus.
Hiperparatiorid primer : 80 % disebabkan adenoma
Hiperparatiroid sekunder: gagal ginjal kronik, defisiensi vitamin D
Tampilan klinis: o Letargi, lelah, depresi, neurosis, konstipasi, mual, muntah o Hiperkalsemia o Osteoporosis, osteomalasia o Nefrolithiasis
Penatalaksanaan: o Estrogen (hambat resorpsi tulang) o Calcitonin (hambat aktifitas osteoklas) o Bhiposponate
5
Black Books for UKMPPD o Vit. D 5. Hipoparatiroidisme
Etiologi Sering terjadi setelah operasi tiroidektomi karena diduga terjadi hipoksia dari glandula paratiroid
Tampilan klinis: o Hipokalsemia o Keram otot, paraestesi, kejang, nefrolitiasis
Penatalaksanaan: Kalsium oral dan vitamin D
6. Diabetes Melitus a. Klasifikasi
DM tipe 1 (90% autoimun) : defek insulin absolut
DM tipe 2: resistensi insulin
DM gestasional: pertama kali menderita DM saat hamil
b. Diagnosis
Gejala klasik DM: polifagia (sering lapar), polidipsi (sering haus), poliuria (banyak buang air kecil), penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
Kriteria diagnosis DM: Gejala klasik DM ditambah: o Gula Darah Sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dl o Gula Darah Puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl Atau Gula Darah 2 Jam Post Prandial (GDPP) setelah Tes Toleransi Glukosa Oral ≥ 200 mg/ dl
Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT) : Kadar GDP 100 – 125 mg/ dl
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Kadar GDPP setelah TTGO 140 – 199 mg/dl
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) : diberikan beban glukosa 75 gram kemudian 2 jam kemudian di cek gula darah
Diagnosis DM dengan kriteria HbA1C ≥ 6,5% di Indonesia belum dapat digunakan secara nasional karena standarisasi laboratorium belum baik
c. Penatalaksanaan
Modifikasi gaya hidup
6
Black Books for UKMPPD
Farmakologi o DM tipe I : insulin o DM tipe II:
Golongan
Cara Kerja
Keterangan
Sulfonilurea , ex:
Meningkatkan sekresi insulin:
First line untuk DM tipe 2 non-obese
Tolbutamid
Stimulasi
Chlorpropamide
permukaan sel B dengan Efek samping: hipoglikemia dan penurunan
Glibenclamid
cara memblok kanal K+ dan
Glimepirid
membuka kanal Ca+
Glikuidone
Glipizid
Glipizid bagus untuk DM + obesitas
Glikazid
Glikazid bagus untuk DM + riwayat PJK
pada Diberikan 15-30 menit sebelum makan
reseptor
berat badan Glikuidon bagus untuk DM + gangguan ginjal karena bisa dieksresikan di hepar
karena mempunyai efek anti aggregasi trombosit Biguanide (Metformin)
Meningkatkan
sensitifitas First line untuk DM tipe 2 obese
insulin
Diberikan saat/sesudah makan
Menghambat
Tidak menyebabkan hipoglikemia
glukoneogenesis Meningkatkan
Efek samping pada sistem GIT: mual, ambilan
glukosa otot
muntah, diare Kontraindikasi untuk
CKD, CHF, dan
Sirrosis (pada keadaan tersebut berikan insulin) Glitazon (Thiazolidindion) Bekerja ex:
pada
jaringan Tidak bergantung pada jadwal makan
lemak, hepar, dan
Rosiglitazone
dengan
Plogitazone
sensitifitas
otot Efek
meningkatkan
samping:
retensi
cairan
dan
hepatotoksik
insulin,
potensiasi aktifitas insulin PPAR y Agonis (mengurangi HbA1c 1%) Acarbose
Alpha Glukosilase Inhibitor
Diberikan bersama suapan pertama makan
Menginhibisi disacaridase di Efek samping: flatus, perut kembung, diare usus. Menghambat
pencernaan
kompleks karbohidrat
7
Black Books for UKMPPD
Menghambat absorbsi Exenatide, Liraglutide
Inhibitor DPP – IV
Diberikan sesaat sebelum makan
Diberikan pada:
Insulin
o Penurunan BB cepat o HHS, DKA o Gagal dengan kombinasi OHO o Kehamilan o Gangguan fungsi ginjal dan hepar o Stres
berat
(infeksi
sistemik,
operasi, stroke, AMI) d. Kegawatdaruratan
Diabetik Ketoasidosis (DKA) atau KAD o Trias : hiperglikemik (GD > 250 mg/dl) , asidosis (pH arteri < 7.3), Ketonuria. Tambahan: anion gap ↑ , HCO3 600 mg/dl), Hiperosmolar (osmolaritas serum ≥ 320 mOSm/kg), dehidrasi, gangguan kesadaran, ketoasidosis ( - ) o Tampilan klinis: kehausan, produksi urin meningkat, infeksi, riw. konsumsi diuretik, riw. konsumsi alkohol o Penatalaksanaan: rehidrasi, insulin, koreksi kalium
Hipoglikemia o Kriteria: Hipoglikemik (GD < 60 mg/dl atau 80 mg/dl dengan gejala klinis), gejala hipoglikemik (lemas, lapar, mual, keringat dingin, gangguan kesadaran), membaik setelah dilakukan koreksi glukosa plasma o Tatalaksana:
Sadar Berikan gula murni 30 gram
8
Black Books for UKMPPD Pertahankan GDS sekitar 200 mg/dl
Tidak Sadar D 40% 2 flakon (50 ml) bolus IV Infus D 10% 6 jam / kolf Periksa GDS: < 50 mg/dl bolus D 40% 50 ml IV < 100 mg/dl bolus D 40% 25 ml IV Periksa GDS < 50 mg/dl bolus D 40% 50 ml IV < 100 mg/dl bolus D 40% 25 ml 100 – 200 tidak usah berikan D 40 > 200 ganti infus D 10 dengan NaCl 0,9% Monitor setiap 2 jam Penggunaan insulin reguler SC Gula darah
Dosis Insulin
350
20 unit
Bila hipoglikemia tidak teratasi, pertimbangkan pemberian antagonis insulin (adrenalin, glukagon, kortison) e. Komplikasi
Mikrovaskuler Retinopati, neuropati, macular edema, katarak, galukoma
Neuropati Sensorik, motorik, autonomik
Makrovaskuler ACS, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit cerebrovaskuler
Nefropati DM
9
Black Books for UKMPPD Kriteria: DM > 5 tahun, retinopati diabetikum, macroalbuminuria (> 300 mg/dl/24 jam dalam 3-4x pemeriksaan selang 2 minggu) tanpa penyebab albuminuria lainnya. OAD sebaiknya glikuidon karena tidak diekskresikan di ginjal.
Gastrointestinal Diare, gastroparesis
Genitourinari Disfungsi ereksi, ejakulasi retrograde
Ulkus Diabetikum Angiopati: ganggren kering, pulsasi arteri dorsali pedis (-), sensibilitas (+) Neuropati: ganggren basah, pulsasi arteri dorsalis pedis (+), sensibilitas (-)
7. Menghitung Jumlah Kalori Basal a. Jumlah Kalori Basal per Hari
Laki-laki: 30 kal/kgBB idaman
Perempuan: 25 kal/kgBB idaman
b. Menghitung Berat Badan Idaman
BB idaman = (TB – 100) – 10%
Pria < 160 cm dan wanita < 150 cm tidak dikurangi 10%
BB kurang: < 90% BB idaman
BB normal: 90 – 100 % BB idaman
BB lebih: 110 – 120% BB idaman
Gemuk: >120% BB idaman
c. Penyesuaian
BB gemuk: - 20% kal
BB lebih: -10% kal
BB kurang: +20% kal
Umur >40 tahun: -5% kal
Stres metabolik (infeksi, operasi): + 10-30% kal
Aktifitas ringan: + 10% kal
Aktifitas sedang: + 20% kal
Aktifitas berat: + 30% kal
Hamil trimester I,II: + 300 kal
Hamil trimester III/laktasi: + 500 kal
d. Komposisi Makanan yang Dianjurkan
10
Black Books for UKMPPD
Karbohidrat: 45- 65%
Protein: 15- 20%
Lemak: 20- 25%
8. Diabetes Insipidus a. Definisi Kondisi volume urin yang banyak (>3 L/hari) karena gangguan resorbsi air oleh ginjal yang disebabkan penurunan ADH oleh hipofisis posterior (DI sentral) atau gangguan respon ginjal terhadap ADH (DI perifer) b. Tampilan klinis
Gejala: poliuria, polidipsia, dehidrasi, gejala hipernatremia
Osmolalitas urin normal 300 – 450 mOSM/kg
Osmolalitas urin pada DI 50-150 mOSM/kg (urin tidak terkonsentrasi)
Deprivation test (diberikan desmopresin): Normal
Osmolalitas urin >600 mOSM/kg Kemampuan mengkonsentrasikan urin normal
Polidipsia primer
Osmolalitas urin 400-600 mOSM/kg Urin
terkonsentrasi,
kemampuan
mengkonsentrasikan urin berkurang) DI Sentral
Osmolalitas
urin
mOSM/kg)
naik
setelah
(>
600
pemberian
desmopressin DI nefrogenik
Osmolalitas urin tidak naik setelah pemberian desmopresin
c. Penatalaksanaan - diet rendah garam - atasi penyebab - Indometachin, chlorprompamide 9. Dislipidemia
Peningkatan kadar kolesterol total (200 mg/dl) , LDL (>130 mg/dl), trigliserid (>250 mg/dl), serta penurunan HDL (110 mg/dl
Resistensi insulin
11. Sindrom Cushing
Etiologi Peningkatan kadar glukokortikoid. Biasanya karena penggunaan steroid jangka panjang. Jika terdapat adenoma hipofisis yang menyebabkan peningkatan ACTH disebut Cushing Disease
Tampilan klinis o Peningkatan berat badan, akne, amenore, penurunan libido, o Moon face, buffalo hump, memar, striae, kulit tipis, fraktur patologis, proksimal miopati o Yang membedakan dengan obesitas adalah penurunan protein (kulit tipis, mudah memar, dan proximal weaknes)
12. Penyakit Addison
Etiologi Defisiensi glucocorticoid dan mineralcorticoid karena destruksi atau disfungsi glandula adrenal. Biasanya autoimun. Lebih banyak terjadi pada wanita usia 30 – 50 tahun.
Tampilan klinis o Penurunan berat badan, tampak kurus, pigmentasi, rambut rontok o Penurunan kadar kortisol, hormon kelamin, aldosteron o Hiponatremia, hipokalemia, hipoglikemia, hiperkalsemia, ACTH / MSH ↑
Penatalaksanaan Steroid replacement therapy
Krisis Addison o Pemicu: infeksi, pembedahan, luka bakar, kehaminal, steroid withdrawal
13
Black Books for UKMPPD o Tampilan klinis: syok yang tidak diketahui penyebabnya, membaik dengan resusitasi cairan. Hipertermia / hipotermia. Mual, muntah, nyeri pinggang. o Penatalaksanaan: Resusitasi cairan, hidrokortison
PULMONOLOGI 13. Bronkiektasis a. Etiologi Paling sering infeksi, aspirasi, penyakit jaringan ikat, dll b. Tampilan klinis
Keluhan: batuk berdahak hampir setiap hari selama lebih dari satu bulan, bisa terdapat hemoptisis bila terjadi infeksi, sesak nafas, nyeri dada, wheezing, demam, penurunan berat badan
Khas sputum berwarna seperti karat atau sputum 3 lapis.
Gambaran Rontgen thoraks tampak Honeycomb Appearance
c. Penatalaksanaan
Bronkodilator, mukolitik, kortikosteroid inhalasi, antibiotik
14. Bronkhitis Akut a. Definisi Peradangan pada bronkus yang ditandai dengan batuk yang berlangsung kurang dari 3 minggu. Disebabkan oleh virus (paling sering), bakteri, atau paparan zat iritan. b. Klinis
Faringitis diikuti oleh batuk (dapat batuk kering atau berdahak, dapat pula berdarah)
Wheezing dan Ronkhi Basah Kasar
Demam (jarang sampai lebih dari 40°C)
14
Black Books for UKMPPD
Rontgen thoraks dapat normal atau tampak gambaran corakan bronkovesikuler meningkat
c. Penatalaksanaan
Oksigenasi
Antitusif
Ekspektoran
Bronkhodilator
Antibiotik
15. Penyakit Paru Obstruksi Kronis a. Definisi
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif non-reversibel atau reversibel parsial. Terdiri dari bronkitis kronik dan atau emfisema.
Bronkitis kronik: batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun sekurang-kurangnya 2 tahun berturut-turut tanpa disebabkan penyakit lain.
Emfisema: kelainan anatomis berupa pelebaran rongga udara distal bronkhiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.
b. Tampilan klinis
Anamnesis o Batuk berulang dengan atau tanpa dahak o Sesak dengan atau tanpa mengi o Riwayat paparan kronik rokok, zat iritan
PF o Pursed lip breathing (mulut setengah terkatup mencucu) o Barrel chest (diameter antero-posteriol dan transversal sebanding) o Penggunaan otot bantu nafas o Pelebaran sela iga o Bisa terjadi gagal jantung kanan (JVP meningkat, edema tungkai) o Pink puffer (kurus, kulit kemerahan, pernafasan pursed lip) , khas pada emfisema o Blue bloater (gemuk, sianosis, edema tungkai, RBH di basal paru), khas pada bronkhitis kronik
15
Black Books for UKMPPD o Fremitus melemah, perkusi hipersonor, ekspirasi memanjang, ronkhi, wheezing, suara jantung menjauh o Eksaserbasi: sesak bertambah, produksi sputum meningkat, perubahan warna sputum
Penunjang o Spirometri : FEV1 < 80 o Uji Bronkodilator 80% o Derajat II / sedang: sesak saat aktifitas, VEP SGPT, Gamma GT ↑, ALP ↑, bilirubin ↑, hipoalbuminemia
Komplikasi: ensefalopati hepatik (kelebihan amonia, penurunan kesadaran), pecah varises esofagus, peritonitis bakterial spontan, ascites permagna, endotoxemia
33. Pankreatitis Akut a. Etiologi Batu empedu (tersering), alkohol, obat-obatan (estrogen, asam valproat), infeksi
34
Black Books for UKMPPD b. Klinis
Keluhan: nyeri abdomen, mual, muntah, distensi abdomen, demam, ikterik
PF: nyeri tekan epigastrium, Cullen’s Sign, Turner’s Sign
Cullen’s Sign: warna kebiruan di sekitar umbilikus akibat hemoperitoneum
Turner’s Sign: warna blue-red-purple / green brown pada panggul akibat katabolisme jaringan tersebut
Amilase dan lipase meningkat > 3x
c. Tatalaksana
Puasakan
Pasang NGT
Antibiotik spektrum luas
34. Karsinoma Pankreas
Faktor risiko: laki-laki usia > 40 tahun, diet tinggi protein dan lemak, alkohol, DM, pankreatitis kronik
Klinis: ikterik, nyeri epigastrium, gejala obstruksi akibat kanker menekan duodenum
PF: massa di epigastrium, distensi dan pembesaran kantung empedu yang tidak nyeri (Courvoiser;s sign)
35. Diare Akut Dilihat berdasarkan patogen a. E. Coli
Gram negatif, anaerobik fakultatif, bentuk batang, bisa ditemukan di intestinal distal. Pada biakan di agar Mc Conkey didapatkan pertumbuhan koloni bundar, halus, memfermentasi glukosa.
Entetotoxin E. coli (ETEC) Diare tanpa lendir, darah. Riwayat bepergian ke negara berkembang (makanan tidak higienis).
Enterohemoragic E.Coli (EHEC) Diare dapat atau tidak disertai lendir, darah. Riwayat mengkonsumsi daging ayam, daging sapi, daging babi, dll yang tidak dimasak
Enteroinvasive E.Coli (EIEC) Diare disertai lendir, darah. Riwayat konsumsi daging ayam dan susu yang tidak dimasak, keju.
35
Black Books for UKMPPD
Terapi: fluorokulinolon, azitromisin
b. Shigella
Menyebabkan disentri basiler (shigellosis)
Bentuk paling berat (fluminan) biasanya disebabkan S. dysentriae
Diare disertai lendir dan darah, darah > lendir, demam, tenesmus
Terapi: cotrimoksazol (bisa membunuh shigella dan E. hystolitica), fluorokuinolon, azitromisin
c. Entamoeba hystolitica
Menyebabkan disentri amoeba (amoebiasis)
Diare lendir dan darah, lendir > darah, tenesmus
Pemeriksaan mikroskopis didapatkan trofozoit dengan sitoplasma mengandung eritrosit. Kista: berinti empat.
Jika tidak terdapat pemeriksaan mikroskopis untuk membedakan disentri basiler atau disentri amoeba, maka dianggap menderita disentri basiler karena insidensi lebih banyak.
Dapat menyerang hepar.
Terapi: metronidazole
d. Vibrio colera
Menyebabkan Kolera
Menyebabkan gangguan absorbsi ion klorida
Riwayat konsumsi makanan laut yang tidak dimasak
Diare seperti cucian beras, sering dan banyak (profuse)
Terapi: doksisiklin, tetrasiklin (anak), eritromisin
e. Giardia lambdia
Menyebabkan giardiasis
Diare dengan tinja berminyak/berlemak (steatorrhea)
36
Black Books for UKMPPD
Mikroskopis: trofozoit dengan 2 nukleus dan 2 aksonema, berflagel (bentuk seperti layang-layang)
f.
Terapi: metronidazole
Stafilokokus aureus
Bakteri gram positif, bentuk rantai/coccus, aerob
Riwayat konsumsi daging ayam, sapi, babi, dll yang tidak dimasak
Terapi: fluorokuinolon, azitromisin
g. Salmonella thypii
Bakteri berbentuk batang, berflagel, anaerob, gram negatif
Demam, mual, muntah, nyeri perut, diare dapat atau tanpa disertai lendir dan darah
Terapi: kloramfenikol, ciprofloksasin, amoxicillin, cotrimoxazole
h. Rotavirus
i.
Diare cair, kekuningan, tidak disertai darah, disertai demam, nyeri perut
Terapi: rehidrasi, zinc
Balantidium coli
Protozoa bersilia, mempunyai makronukleus dan mikronukleus, protozoa terbesar yang menginfeksi manusia
Riwayat kontak dengan babi atau konsumsi air / makanan yang tercemar kotoran babi
j.
Diare lendir darah, profus
Habitan protozoa di colon ascenden
Terapi: cairan, metronidazole
C. dificle
Terganggunya flora normal usus karena penggunaan antibiotik
37
Black Books for UKMPPD
Diare cair, banyak (profuse)
Terapi: metronidazole
k. C. botulinum
Riwayat konsumsi makanan kaleng kadaluwarsa
Diare, terdapat gangguan saraf (paralisis/ paresis)
Terapi: metronidazole
36. Iritable Bowel Syndrom a. Definisi Gangguan fungsi gastrointestinal tanpa adanya kelainan organik. b. Tampilan Klinis Kriteria menurut Roma III: Adanya nyeri perut atau abdominal discomfort berulang minimal 3 hari per bulan selama 3 bulan dan diikuti 2 gejala berikut:
Lega setelah buang air besar
Perubahan frekuensi buang air besar (konstipasi / diare)
Perubahan konsistensi tinja
Perut kembung
Muccorhea
c. Penatalaksanaan
Diet tinggi serat, bebas kafein, bebas gluten (kontroversial)
Terangkan pada pasien bahwa tidak ada gangguan organik (psikoterapi)
37. Iritable Bowel Disease
Gangguan fungsi GIT disertai kelainan organik
Terdiri dari Crohn disease dan ulceratif colitis Crohn Disease
Dapat
mengenai
segmen
Ulceratif Colitis GIT
manapun
Diare kronik, nyeri perut, lelah,
Rekuren Inflamasi pada seluruh mukosa colon dan rektum
penurunan BB
Diare disertai lendir darah
Inflamasi sampai ke otot GIT
Endoskopi: peningkatan post-rectal
Bisa terdapat fistula ani, abses, atau ulkus
space
38
Black Books for UKMPPD
Endoskopi:
cobblestone
appearance
GINJAL DAN HIPERTENSI 38. Infeksi Salurah Kemih a. Etiologi Eschercia coli (paling sering), Proteus sp, Klebsiella sp, Staphylococcus sp b. Klasifikasi
ISK atas o Meliputi pielonefritis akut, pielonefritis kronik o Gejala: demam tinggi, mual, muntah, keram punggung, NKCV (+), penurunan BB
ISK bawah o Meliputi sistitis, sindrom uretra akut, epididimitis, prostatitis o Nyeri suprapubik, disuria, polakisuria, hematuria, urgensi, tranguria, nokturia
c. Pemeriksaan Penunjang Kultur urin dengan midstream urin (urin pancaran tengah) d. Penatalaksanaan Minum air putih banyak, fluorokuinolon 39. Gagal Ginjal Akut a. Perburukan fungsi ginjal yang cepat dan tiba-tiba ditandai dengan oligouria (Urine output < 0,5 cc/kgBB/jam) atau anuria dan peningkatan kreatinin. b. Etiologi
Prerenal Hipovolemia (diare), edema, penurunan cardiac output, renal vacular disease (stenosis a. Renalis), NSAID
Renal Glomerulonefritis, sindrom nefrotik, emboli, acute interstitial nefritis (AIN), acute tubular necrosis (ATN), NSAID, siklosporin
Post renal Karena obstruksi: batu ureter, batu uretra, BPH, striktur uretra
39
Black Books for UKMPPD c. Kriteria RIFFLE
Risk: creatitin ↑ 50%
Injury: creatinin ↑ 100%
Failure: creatitin ↑ 150%
Loss: berlangsung >4 minggu
End-stage: berlangsung > 3 bulan
40. Gagal Ginjal Kronik a. Definisi Keadaan klinis yang ditandai penurunan fungsi ginjal secara irreversibel b. Etiologi
DM
Penyakit glomerular: autoimun, infeksi sistemik, obat (NSAID)
Penyakit vaskular: hipertensi, mikroangiopati
Penyakit polikistik kistik ginjal
Keracunan obat (siklosporin, takrolismus)
c. Tampilan Klinis
Trias CKD: hipertensi, anemia, edema
Dispneu (edema pulmo)
Nyeri pinggang menjalar
d. Klasifikasi Grade I: GFR > 90% Grade II: GFR 60-89% Grade III: GFR 30-59% Grade IV: GFR 15-29% Grade V: GFR 3 g/24 jam atau dipstik +3) o Hipoalbuminemia o Hiperkolesterolemia
40
Black Books for UKMPPD o Edema
Terminologi o Remisi Proteinuria negatif 3 hari berturut-turut dalam satu minggu o Relaps Proteinuria ≥ +2 3 hari berturut-turut dalam satu minggu Relaps jarang: kurang dari 2x dalam 6 bulan atau 4x dalam satu tahun Relaps sering: ≥ 2x dalam 6 bulan atau ≥ 4x dalam setahun o Dependen steroid Relaps 2x berurutan saat dosis steroid diturnkan atau 14 hari setelah dosis steroid dihentikan o Sensitif steroid Remisi pada pengobatan steroid dosis penuh selama 2mg/KgBB/hari selama 4 minggu o Resisten steroid Tidak terjadi remisi pada pengobatan steroid dosis penuh. Indikasi biopsi ginjal.
41. Sindroma Nefritik
Disebabkan glomerulonefritis akut
Klinis: hematuria, proteinuria, hipertensi, penurunan fungsi ginjal, silinder eritrosit
Biasanya pada anak-anak. Didahului infeksi oleh Streptococcus B hemolitikus grup A (biasanya faringitis atau impetigo). Reaksi hipersensitifitas tipe 3 (melibatkan komplemen C3)
Pemeriksaan penunjang dengan ASTO
41
Black Books for UKMPPD 42. Hipertensi a. Guidline hipertensi menurut JNC8
42
Black Books for UKMPPD
43
b. Obat Antihipertensi Oral Drug Class
Examples
Other Indication
Contraindication
Diuretics Thiazid
Hydroclorotiazid
Diabetes, dyslipidemia, gout,
Chlothalidone
hyperuricemia, hypokalemia
Furosemide
Loop Diuretic
Ethacrynic acid Aldosterone antagonist
Spironolaktone Eplerenone
CHF due to systolic dysfunction, renal failure CHF due to systolic dysfunction, primary aldosteronism
Renal failure, hyperkalemia
Amiloride
K retaining
Triamterene
Beta Blockers Cardioselective Nonselective
Atenolol
Angina, CHF, post-MI, sinus
Metoprolol
tachycardia, ventricular
Propanolol
Arythmia
Asthma, COPD, 2nd - 3 rd degree heart block, sick-sinus syndrome
Propanolol LA Labetalol
Combined alpha/beta
Post-MI, CHF
Carvediol
ACE inhibitors
Captopril
Post-MI, coronarry syndrome,
Acute renal failure, bilateral
Lisinopril
CHF with low EF, nephropathy
renal artery stenosis, pregnancy,
Ramipril Angiotensin II reseptor blockers
Hyperkalemia
Losartan
CHF with low EF, nephropathy
Acute renal failure, bilateral
Valsartan
ACE-I cough
renal artery stenosis, pregnancy,
Candesartan
Hyperkalemia
Calcium canal blockers / calcium antagonists Dyhydropyridines Non-dihydropyridines
Nifedipine
Post-MI, SVT, angina
2nd or 3rd heart block
Verapamil Diltiazem
c. Hipertensi Urgensi o Tekanan darah sangat tinggi (≥ 180/110 mmHg) o Tidak disertai kelainan / kerusakan organ target o Terapi dengan antihipertensi oral untuk menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam d. Hipertensi Emergensi o Tekanan darah sangat tinggi (≥ 180/100 mmHg)
Black Books for UKMPPD o Disertai / akan terjadi kerusakan organ target. Harus dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang o Kerusakan organ target: diseksi aorta akut, edema paru akut, AMI, ACS, PEB, eklampsia, gagal ginjal akut, ensefalopati hipertensi, SAH, ICH, stroke, hipertensi post-operatif akut, krisis simpatis o Terapi dengan antihipertensi IV: nicardipin, clonidin (hati-hati efek rebound) o Target penurunan tekanan darah 25% MAP dalam satu jam, kemduian diturunkan secara gradual
KARDIOLOGI 43. Penyakit Jantung Koroner (Acute Corronarry Syndrome / ACS)
Terdiri dari UAP, STEMI, dan Non-STEMI
Faktor risiko: usia, riwayat keluarga ACS 20 menit
Angina pektoris stabill (tidak termasuk ACS) Angina “sehari-hari”, sering dirasakan, muncul saat aktifitas, frekuensi beratnya tetapt sama, membaik dengan istirahat atau nitrogliserin
Angina pektoris tidak stabil (UAP) Angina yang pertama kali dirasakan, dirasakan saat istirahat dan lebih dari 20 menit, Angina yang semakin berat (cressendo), tidak membaik dengan istirahat / nitrogliserin. EKG dapat normal (low risk UA) atau ST Depresi (High risk UA). Cardiac marker normal
Non-STEMI EKG menunjukkan ST Depresi atau T Inverted. Cardiac marker meningkat. Tidak perlu trombolitik.
STEMI EKG menunjukkan ST Elevasi. Cardiac marker meningkat. Perlu trombolitik.
Trombolitik diberikan pada pasien dengan onset kurang dari 12 jam
Cardiac markers Biomarker
Meningkat
Puncak
Kembali ke normal
44
Black Books for UKMPPD
Myoglobin
1-4 jam
6-7 jam
24 jam
CKMB
3-12 jam
24 jam
48-72 jam
Troponin I
3-12 jam
24 jam
5-10 hari
Troponin T
3-12 jam
12-72 jam
5-14 hari
Tatalaksana awal (guidline AHA 2014): o Oksigen bila SaO2 94% atau nafas memendek o Aspirin 160-320 mg o Nitrogliserin sublingual / spray. Jangan diberikan pada riwayat infark ventrikel kanan o Pain control (morfin, fentanyl)
Gambaran EKG Evolusi STEMI
ST Depresi
o Lokasi infark Anterior: V1-V6 Anteroseptal: V1-V4 High Lateral: I, aVL, V5, V6 Inferior: II, III, aVF
45
Black Books for UKMPPD
46
Posterior: tampak gambaran resiprokal (biasanya ST depresi) di V1, V2. Saat dipasang lead posterior tampak ST Elevasi 44. Gagal Jantung a. Definisi Suatu kondisi dimana cardiac output tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini disebabkan oleh remodelling progresif akibat meningkatnya beban miokard. Secara fungsi dibagi menjadi gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri. Dapat juga dibagi menjadi gagal jantung sistolik (Ejection fraction 50%). Gagal jantungn akut adalah perubahan kondisi yang cepat dan tiba-tiba dari seseorang yang telah mengalami gagal jantung sebelumnya. b. Tampilan Klinis Gagal jantung kiri
Gejala
Tanda
Dyspneu de effort
Diaphoresis
Orthopneu
Takikardi
Paroxysmal
nocturnal Suara
Fatique
S3 gallop
Edema perifer
Right
2
mengeras
dyspneu Gagal jantung kanan
jantung
upper
JVP meningkat
quadrant
Hepatomegaly
Edema perifer
discomfort
Jika didapatkan gejala gagal jantung kanan dan kiri maka disebut gagal jantung kongestif. c. NYHA Functional Class I : Sesak saat aktifitas berat (lari, naik tangga) II : Sesak saat aktifitas lebih ringan III : Sesak saat aktifitas sehari-hari IV : sesak saat istirahat d. Tatalaksana Diuretik, ACE-i / ARB, Beta blocker (bila hemodinamik stabil), digoksin, vasodilator 45. Aritmia
Black Books for UKMPPD
Aritmia adalah kelainan pada frekuensi, regularitas, lokasi asal, atau kondiksi listrik jantung. Irama sinus normal adalah irama yang dicetuskan oleh nodus sinus (sinoartrial node) yang kemudian diteruskan ke AV node, berkas hiss, cabang berkas kanan dan kiri, serabut purkinje, kemudia ke ventrikel dengan irama yang reguler dan frekuensi 60-100 x/menit. Selain dari itu disebut aritmia.
Aritmia dibagi menjadi supraventrikular dan ventrikular. Dalam ekg aritmia supraventrikular ditandai dengan kompleks QRS yang sempit, sedangkan aritmia ventrikuler ditandai dengan kompleks QRS yang lebar.
Aritmia supraventrikel tersering: sinus bradikardia, sinus takikardia, paroksismal supraventrikular takikardi, atrial fibrilasi, atrial flutter
Aritmia ventrikular tersering: ventrikel takikardia dan ventrikel fibrilasi
Aritmia letal atau yang dapat menyebabkan kematian adalah VF, VT pulseless, PEA, dan asistol
Sinus bradikardia
o Irama berasal dari SA node o Dipengaruhi oleh sistem simpatis o Frekuensi 1 cm pada dua atau lebih daerah ekstrainguinal selama lebih dari 3 bulan o Infeksi simptomatik (AIDS) CD4 1 bulan, demam menetap, kandidiasis oral menetap, oral hairy leukoplakia, TB paru, infeksi bakteri berat, stomatitis, ginggivitis, anemia, netropenia, trombositopenia o Stadium IV Sindrom wasting HIV (BB turun >10% + diare kronik >1 bulan + demam >1 bulan), PCP, TB ekstraparu
Tatalaksana o Kriteria mulai ARV: CD4 3 dosis
Imunisasi terakhir
>10
tahun Ya
terakhir
>5
tahun ya
TD: imunisasi aktif tetanus difteri TIG: imunisasi pasif dengan langsung memberikan antibodi (immunoglobulin 250 unit IM) 71. Leptospirosis a. Etiologi Leptospira interogans. Reservois oleh tikus. b. Klinis
Riwayat terpapar urin binatang (banjir, dll)
75
Black Books for UKMPPD
Demam tinggi
Nyeri otot gastroknemius
Mata merah
Sindrom Weil (leptospirosis berat): ikterik disertai kegagalan organ (misal gagal ginjal oligouria)
c. Penunjang
Pemeriksaan langsung: mikroskop lapang gelap
Pemeriksaan tidak langsung: o Kultur: terdeteksi setelah hari ke 4 gejala o Rapid antibodi test: Latex agglutination test, IgM ELISA (terdeteksi hari 3-5) o Microscopic angglutination test (MAT): terdeteksi setelah 1 minggu
d. Tatalaksana
Ringan: doksisiklin (2 x100 mg), ampisilin (4 x 500 mg), amoksisilin (4 x 500 mg)
Berat: penisilin G 1,5 juta unit /6 jam IV atau Ceftroaxon 2 x 1 gr IV
Profilaksis: doksisiklin 200 mg /minggu
72. Parotitis a. Definisi Peradangan kelenjar parotis b. Klinis
Akut o Demam o Pembengkakan kelenjar parotis mulai dari depan telinga sampai rahang bawah o Nyeri terutama saat mengunyah makanan dan mulut terasa kering o Dapat disebabkan bakteri, virus (gondongan, pada anak-anak), dan TB
Kronik o Sjogren syndrome Pembengkakan salah satu atau kedua kelenjar parotis berulang yang tidak diketahui penyebabnya, mata dan mulut kering o Sarkoidosis Nyeri tekan pada pembengkakan kelenjar parotis
c. Tatalaksana
76
Black Books for UKMPPD Analgetik, antipiretik, antibiotik 73. Infeksi Cacing a. Trematoda
Schistosoma o Menyebabkan skistosomiasis / bilharziasis o Terdiri dari S. japonicum, S. mansoni, S. haematobium o Klinis: diare dapat disertai lendir darah, hematuri, riwayat bepergian ke daerah endemis o Mikroskopis feses: telur bentuk oval dengan salah satu kutub membulat disertai spina terminal di kutub lain o Stadium infektifnya serkaria o Tatalaksana: Prazikuantel
Fasciolopsis buski o Menyebabkan fasciolopsiasis o Klinis: diare, mual, muntah, nyeri perut o Mikroskopis feses: telur bulat besar beroperkulum o Habitat parasit di duodenum o Menyebabkan gangguan penyerapan B12 o Stadium infektifnya metaserkaria o Tatalaksana: Prazikuantel
b. Nematoda
Enterobious vermicularis / Osciuris vermicularis o Menyebabkan enterobiasis o Klinis: gatal pada anus
77
Black Books for UKMPPD o Mikroskopis feses: telur berdinding tipis berlapis 2, terdapat sisi cembung dan sisi datar (seperti huruf D) o Scotch tes: menempelkan selotip ke dubur kemudian diperiksa mikroskopis o Tatalasksana: Pyrantel pamoat / mebendazole / albendazole
Trichuris trichuria o Klinis: diare, prolaps rekti o Mikroskopis feses: telur berbentuk seperti tempayan, ada sisi datar di kedua ujungnya o Tatalaksana: Mebendazole / albendazole
Ascaris lumbricoides o Menyebabkan ascariasis o Klinis: anemia, malnutrisi, obstruksi (ileus) o Cacing dapat mengembara ke saluran empedu, apemdiks atau ke bronkhus o Cacing dapat keluar melalui anus
78
Black Books for UKMPPD o Sindrom Loeffler: batuk, demam, eosinofilia. Akibat infeksi larva pada paru. o Mikroskopis: telur bular-oval dengan dinding tebal berlapis-lapis o Tatalaksana: Mebendazole / Pyrantel pamoat
Hookworm (cacing tambang) o Terdiri dari Ancylostoma duodenale dan Necator americanus o Klinis: anemia (def. Besi), ground itch (larva cacing masuk melalui kaki) o Mikroskopis: telur dengan segmented ovum o Tatalaksana: mebendazole / pyrantel pamoat / albendazole
c. Cestoda
Taenia saginata o Reservoir pada sapi
79
Black Books for UKMPPD o Klinis: diare / konstipasi, mual, rasa tidak enak di ulu hati, penurunan berat badan o Mikroskopis feses
Proglotid: segmen gravid 15-30 cabang uterus
Scolex: Rostellum (-)
o Tatalaksana: Albendazole
Taneia solium o Reservoir pada babi o Klinis: diare / konstipasi, mual, rasa tidak enak di ulu hati, penurunan berat badan o Mikroskopis feses
Proglotid: segmen gravid 5-10 cabang uterus
Scolex: Rostellum (+)
o Tatalaksana: albendazole
Hymenolepsis nana o Reservoir atropoda (tikus,dll) o Klinis: diare o Mikroskopis feses: telur bulat, 6 kait, dan filamen polar o Bentuk infektif dan diagnostik adalah telur o Tatalaksana: Prazikuantel
74. Filariasis a. Etiologi Wucheria bancrofti (tersering), Brugia malayi, Brugia timori. Vektor: culex, anopheles b. Klinis
Akut: demam, limfadenitis, limfangitis
80
Black Books for UKMPPD
Kronik: elephantiasis (kaki besar, akibat dari obstruksi saluran limfe oleh cacing dewasa), edema skrotum
Chyluria (urin berwarna keruh) akibat adanya cairan limfe dalam urin
c. Penunjang
Apusan darat tepi dengan pewarnaan GIEMSA: ditemukan mikrofilaria dalam darah
Sampel diambil malam hari (22.00 – 02.00)
d. Tatalaksana Dietil carbamazin (DEC) 3 x 6 mg/KgBB per hari (12 hari) e. Profilaksis DEC 6 mg/KgBB + albendazol 400 mg per tahun (5 tahun) 75. Sepsis
SIRS (Systemic Inflamatory Response Syndrome) Suhu > 38° C atau < 36° C, HR > 90 x/menit, RR > 20x/menit, AL >12.000
Sepsis SIRS + infeksi
Severe Sepsis Sepsis + hipoperfusi
Septic Shock Severe sepsis + refraktori hipotensi
MODS (Multiple Organ Dysfunction) Sepsis disertai dengan gangguan organ
81
Black Books for UKMPPD
PEDIATRI ENDOKRINOLOGI 1. Growth Hormone
Disekresi di hipofisis anterior. Dihambat oleh somatostatin
Kelebihan GH o Pre-pubertas: gigantisme (peningkatan pertumbuhan tulang) o Post-pubertas: akromegali (beberapa tulang seperti kartilago hidung, tangan, kaki, dagu, lidah tetap tumbuh). Dapat menyebabkan hiperglikemik DM tipe 2
Defisiensi GH Dwarfisme: hambatan pertumbuhan tulang, badan terlihat proporsional dengan tinggi badan, IQ normal
2. Pubertas Prekoksia
Perkembangan seksual (pubertas) lebih cepat dibanding seharusnya
Laki-laki: normal pubertas usia 9-14 tahun
Perempuan: normal pubertas usia 8-13 tahun
GASTROENTEROHEPATOLOGI 3. Intoleransi Laktosa
Akibat berkurangnya kemampuan mencerna dan absorbsi laktosa (Defisiensi Lactase, enzim yang mencerna laktosa). Tidak melibatkan proses immunologi.
Klinis: nyeri perut, diare berbau asam, mual, perut kembung, kentut setalah mengkonsumsi makanan yang mengandung laktosa
Tatalaksana: o Hindari makanan yang mengandung laktosa (susu) o Minum susu lactosa free atau reduced lactosa
4. Diare
Etiologi lihat bagian interna
5 pilar tatalaksana diare pada anak: o Terapi cairan Sesuai derajat dehidrasi
82
Black Books for UKMPPD o Nutrisi Tidak boleh dipuasakan. Berikan ASI, makanan rendah serat, pisang. o Zinc Usia < 6 bulan: 10 mg/ hari, usia > 6 bulan: 20 mg/ hari selama 10-14 hari o Antibiotik Terutama pada diare lendir darah o Edukasi Jaga higienitas
Tingkat dehidrasi o Tanpa dehidrasi
Klinis anak tampak baik.’
Rencana terapi A: berikan cairan tambahan sebanyak yang anak mau, berikan oralit (2 tahun 100-200 ml) setiap anak BAB atau muntah.
o Dehidrasi ringan-sedang
Klinis anak rewel, kehausan, mata cekung, turgor kembali lambat.
Tatalaksana rencana terapi B: oralit 75 cc/KgBB dalam 3 jam
o Dehidrasi berat
Klinis anak letargis, malas minum, turgor kembali sangat lambat.
Tatalaksana rencana terapi C: Usia 12 bulan: 30 ml/Kg dalam 30 menit pertama, 70 ml/Kg dalam 2,5 jam berikutnya
o Syok
Klinis kesadaran menurun, nadi tidak teraba, tekanan darah rendah / tidak terukur, akral dingin.
Tatalaksana: IV RL 20 cc/KgBb secepatnya
83
Black Books for UKMPPD
GIZI 5. Gizi Buruk
Marasmus o Kekurangan kalori o BB/TB 70% o Edema tungkai, mata sayu, rambut tipis kemerahan seperti jagung, mudah dicabut dan rontok, cengeng, wajah sembab, rewel atau apatis, pembesaran hepar
Marasmik-Kwashiorkor o Tipe campuran o BB / TB 10 kg)
>20
1500 + 20 ml/Kg (>20 kg)
84
Black Books for UKMPPD
Makanan Usia (bulan)
Makanan
0-6
ASI saja
6-7
ASI + bubur susu
8
ASI + bubur tim lumat
9
ASI + bubur tim
10
ASI + nasi tim
11
ASI + nasi lembek
>12
Berikan makana orang dewasa
IMMUNOLOGI 7. Alergi Susu Sapi
Diakibatkan reaksi hipersensitifitas yang diperantarai oleh IgE (paling sering) terhadap protein dalam susu sapi
Riwayat atopi atau riwayat keluarga atopi
Tampilan klinis: diare dapat disertai lendir darah, nyeri perut, mual, muntah, anemia, dapat disertai gejala di kulit (urtikaria), saluran nafas
Tatalaksana: Diet eliminasi
8. Inkompatibilitas Rhesus
Diakibatkan oleh perbedan rhesus antara ibu dan fetus yang mengakibatkan alloimune-induced hemolytic anemia. Ibu rhesus negatif sedangkan fetus rhesus positif.
Klinis: Ikterik terjadi pada 24 jam pertama kehidupan o Ringan Tanpa atau sedikit anemia dan hiperbilirubinemia o Sedang Anemia dan hiperbilirubinemia o Berat Kern ikterus: diakibatkan adanya bilirubin indirek yang masuk ke susunan saraf pusat
85
Black Books for UKMPPD o Mengancam Jiwa
Eritroblastosis fetalis Anemia hemolitik berat dan jaundice
Hydrops fetalis Hematocrit < 5%, CHF, edema, ascites, ekstramedular hematopoiesis
9. Inkompatibilitas ABO
Diakibatkan perbedaan golongan darah antara ibu (golongan darah O) dan fetus (golongan darah A atau B), sehingga antibodi anti-A dan anti-B yang ada dalam darah ibu akan berikatan dengan darah fetus yang menyebabkan hemolitik.
Klinis: ikterik dalam 24 jam pertama kehidupan, anemia
HEMATOLOGI 10. Hemofilia
Suatu penyakit yang diturunkan (X-linked) yang disebabkan oleh kekurangan faktor koagulasi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah
Klasifikasi o Hemofilia A: defisiensi faktor VIII o Hemifilia B: defisiensi faktor IX
Klinis
Aktifitas Faktor VIII/IX
Perdarahan
Ringan
5-25 %
Trauma berat
Sedang
1-5 %
Trauma ringan
Berat
< 1%
Spontan
Penunjang PT normal, APTT memanjang
Tatalaksana o Hemofilia A: kriopresipitat (berisi Faktor VIII, Faktor XIII, fibrinogen, von willebrand factor, fibronectin) o Hemofilia B: Fresh Frozen Plasma (berisi semua faktor pembekuan darah)
11. Acquired Prothrombine Complex Deficiency
Perdarahan intrakranial pada bayi (usia 1-6 bulan) akibat kekurangan vitamin K
Riwayat injeksi vitamin K saat baru lahir (-)
86
Black Books for UKMPPD
Pada ASI sedikit mengandung vitamin K, sehingga perlu suplemen vitamin K saat bayi baru lahir
Klinis: sebelumnya tampak sehat, pucat tanpa ada tanda perdarahan yang nyata, UUB membonjol, penurunan kesadaran, papil edema
Penunjang: USG/CT scan kepala
PEDIATRI SOSIAL 12. Gangguan Perkembangan
Autisme Gangguan interaksi sosial, komunikasi, perilaku yang terbatas dan diulang-ulang
Sindrom Rett Kehilangan keterampilan tangan dan bicara disertai keterlambatan pertumbuhan kepala
Sindrom Asperger Gangguan interaksi sosial, pola perilaku berulang, tanpa keterlambatan kognitif/bahasa
Ansietas Perpisahan Enggan berpisah, takut ditingalkan seorang diri, gejala fisik (sakit kepala, sakit perut, mual, muntah)
Enuresis Sering mengompol padahal anak seusianya sudah tidak mengompol
Enkopresis Anak tidak mampu menahan buang air besar
Pika Anak suka memakan benda bukan makanan (tanah, cat, dll)
Suttering Bicara gagap
13. Imunisasi
Jadwal imunisasi dasar menurut Permenkes 2013 Umur (bulan)
Jenis
0
HB 0
87
Black Books for UKMPPD
1
BCG, Polio 1
2
DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3
DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4
DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9
Campak
Kontraindikasi diberikan vaksin o Permanent Alergi, ensefalopati, suhu > 40,5 ° C , kejang o Temporary Vaksin hidup (campak, BCG, MMR): kehamilan, imunodefisiensi, mendapat produk darah Keadaan akut ringan-berat
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi o DPT: demam, kejang, syok, nyeri, bengkak, kemerahan
Anak dengan HBsAg positif yang didapat dari ibunya pada saat lahir diberikan vaksin HB dan HBIG (hepatitis B immunoglobulin)
14. Muscular Dystrophy
Penyakit menurun yang ditandai dengan kelemahan dan atrofi otot yang progresif terutama otot skelet dan dapat mengenai otot jantung
Pseudohipertrofi: otot lain terlihat membesar karena bagian otot lain mengalami atrofi
Gower sign
Biopsi otot: terdapat serat otot yang nekrosis dan regenerasi
15. Kebutaan Pada Anak
Prenatal Congenital anomali, anopthalmos, micropthalmos, coloboma, congenital cataract, retinal dystrophy (X-linked atau autosomal resesif), infantile glaucoma, katarak kongenital
Perinatal Cortical impairement karena lahir asfiksia, ophtalmia neonatorum, retinopathy of prematurity
88
Black Books for UKMPPD
Postnatal Retinoblastoma (autosomal dominant inherited)
16. Kelaian Genetik
Sindrom Turner o Perempuan – 45 XO o Dapat dilahirkan tanpa uterus dan ovarium o Tubuh pendek, kehilangan lipat kulit di leher, wajah seperti anak kecil, tangan dan kaki bengkak
Sindorm Klinefelter o Laki-laki – 47 XXY o Infertilitas, retardasi mental, gangguan perkembangan, ginekomastia
Sindrom Jacobs o Laki-laki XYY (laki-laki super) o Pertumbuhan pesat, lebih tinggi dari rata-rata, tidak infertil
Sindrom Down o Kelainan pada kromosom 21 o Mikrosefal dengan bagian anterior-posterior mendatar, sela hidung datar, macroglossia, mata menjadi sipit dengan sudut bagian bawah tengah membentuk lipatan (epicanthal fold) dan melebar, tangan pendek, jarak antara jari pertama dan kedua melebar, garis tangan menghilang (simian crease), retardasi mental
Sindrom Marfan o Kelainan genetik pada jaringan ikat o Manusia karet, ekstremitas panjang, jari-jari panjang, kelainan katup jantung dan aorta
RESPIROLOGI 17. Bronkhiolitis
Etiologi: Respiratory Syncytial Virus
Klinis: o Episode wheezing pada anak usia di bawah 2 tahun. Dapat disertai batuk, demam, sesak.
89
Black Books for UKMPPD o PF: Ekspirasi memanjang, perkusi hipersonor, dapat ditemukan ronkhi o Kurang berespon dengan bronkhodilator
Penunjang Rontgen thoraks didapatkan hiperinflasi
Tatalaksana o Oksigen o Antibiotik (amoksisilin) o Bronkhodilator (salbutamol inhalasi)
18. Pneumonia Pada Anak
Pneumonia ringan o Disamping batuk atau kesulitan nafas, hanya ada nafas cepat saja.
< 2 bulan
: 60 x/menit
2 – 12 bulan : 50 x/menit
1 – 5 tahun : 40 x/menit
o Tatalaksana: Kotrimoxazole 2 x 4 mg/KgBB selama 3 hari atau Amoksisilin 2 x 25 mg/KgBB selama 3 hari
Pneumonia berat o Batuk dan kesulitan bernafas disertai: nafas cuping hidung, retraksi subkostal, tidak dapat menyusu, muntah, kejang, letargis, sianosis, distres nafas o Foto thoraks menunjukkan gambaran infiltrat luas, konsolidasi, dll o Tatalaksana Amoksisilin/ampisilin IV + kloramfenikol IV / IM atau gentamisin IM Atau Seftriakson IIM / IV
19. Croup / Laryngotrakheobronkhitis
Disebabkan infeksi virus
Klinis: demam, suara serak, batuk seperti menggonggong
Tatalaksana: steroid sistemik, epinefrin rasemik
Bila ada obstruksi (retraksi berat dan anak gelisah) lakukan intubasi
20. Pertusis a. Etiologi Bordetella pertusis
90
Black Books for UKMPPD b. Klinis
Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi, lebih dari 2 minggu
Perdarahan subkonjungtiva (karena batuk terus-menerus)
Riwayat belum lengkap imunisasi DPT
Apneic spell pada bayi
Infeksius
c. Tatalaksana Eritromisin 40-50 mg/KgBB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama 14 hari 21. Epiglotitis a. Etiologi Haemophilus influenza tipe B b. Tampilan Klinis:
Sulit menelan
Air liur berlebihan
Odinofagi
Stridor
Suara serak / Muffled sound
Demam tinggi
c. Penunjang Rontgen leher lateral : Thumb Sign/ thumbprint sign CT-scan : Halloween sign d. Tatalaksana Amankan jalan nafas (intubasi), antibiotik, kortikosteroid 22. Laryngomalasia
Kelainan kongenital dari kartilago laring Supraglotis jatuh saat inspirasi obstruksi
Mulai 4-6 minggu, memuncak 6-8 bulan, remisi setelah 2 tahun
Klinis: Stridor saat inspirasi, tidak ada kesulitan makan atau menelan
Laringoskopi: omega-shaped epiglotis
INFEKSI 23. Rubeola / Campak
Demam, konjungtivitis, ruam di badan
91
Black Books for UKMPPD
Khas ada bercak koplik, dapat berkembang menjadi pneumonia
Pemberian vitamin A
o < 6 bulan
: 50.000 IU (1/2 kapsul biru)
o 6 – 11 bulan
: 100.000 IU (1 kapsul biru)
o 12 bulan – 5 tahun
: 200.000 IU (1 kapsul merah)
Komplikasi: pneumonia, diare, ensefalitis, OMA, gizi buruk
24. Rubella
Demam, ruam, khas ada pembesaran kelenjar getah bening retroauricular / occipital
Pada Rubella kongenital: o Mata: katarak kongenital, retinopati, micropthalmia o Telinga: tuli sensorineural kongenital o Penyakit jantung bawaan
25. Roseola Infantum
Demam tinggi muncul ruam kemudian demam turun
26. Scarlett Fever
Etiologi: Group A Streptococcus
Klinis: demam, ruam di tubuh seperti pasir (sandpaper texture), lidah kemerahan (strawberry tongue)
PERINATOLOGI 27. APGAR SCORE 0
1
2
Activity (tonus)
Tidak ada
Lengan dan lutut fleksi
Gerak aktif
Pulse
Tidak ada
100 x/menit
Ektremitas fleksi
Aktif
Grimace
(refleks Flasid
iritabilitas) Appearance Respiration
(batuk,
bersin) Biru,
Badan pink, ektremitas Pink
pucat
biru
Tidak ada
Lambat, irreguler
Menangis kencang
92
Black Books for UKMPPD
28. Resusitasi Neonatus
93
Black Books for UKMPPD 29. Sepsis Neonatorum
Onset: early (dalam 3 hari pertama kehidupan), late (setelah 3 hari)
Faktor risiko: ibu demam >38,9 °C sebelum melahirkan, KPD >24 jam, ketuban berbau
Klinis: o Anak tidak mau menyusui o RR > 60x/menit atau < 20 x/menit o Takikardi o Demam atau hipotermi o Sklerema / skleredema o Kejang o Letargi o Jaundice o Sianosis sentral o Fontanella menonjol
Hasil kultur positif
30. Neonatal Hypoglikemia a. Definisi Hipoglikemia pada saat bayi baru lahir dimana kadar glukosa darah 14 hari
Sepsis
Breast feeding
96
Black Books for UKMPPD
Hipotiroid
Atresia bilier (tinja pucat / dempul)
d. Kramer
Kramer I
Kramer II : dada-pusat (bilirubin total 7-10)
Kramer III : bawah pusat-lutut (bilirubin total 10-13)
Kramer IV : ekstremitas sampai pergelangan (bilirubin total 13-17)
Kramer V : telapak (bilirubin total >17)
: kepala (bilirubin total 5-7)
e. Komplikasi Kern ikterus: karena bilirubin indirek (bilirubin terkonjugasi) larut lemak dan dapat melewati sawar darah otak dan bersifat toksik. f.
Tatalaksana Fototerapi atau transfusi tukar Indikasi Fototerapi
Indikasi Transfusi tukar Usia
Bayi Cukup Bulan Sehat
Bayi dengan risiko
Kadar bilirubin
Kadar bilrubin
Hari ke-1
15
13
Hari ke-2
25
15
Hari ke-3
30
20
Hari ke-4 dst
30
20
37. Breast Feeding Jaundice
Ikterik pada bayi usia 3- 7 hari
Penyebab: bayi kurang minum, sehingga eksresi bilirubin berkurang
97
Black Books for UKMPPD 38. Breast Milk Jaundice
Ikterik pada bayi usia lebih dari 7 hari
Penyebab: zat tertentu dalam ASI menghambat eksresi bilirubin
Bersifat sementara, tidak perlu stop ASI, membaik dalam waktu 4 minggu
NEUROLOGI 39. Kejang Demam a. Definisi Adalah bangkitat kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (>38° C per rektal) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat, gangguan elektrolit, atau metabolik lain. b. Klasifikasi
Kejang demam sederhana: 15 menit, bersifat fokal atau parsial, berulang dalam 24 jam.
c. Tatalaksana
EEG: normal, gelombang delta
98
Black Books for UKMPPD
Terapi jangka panjang diberikan bila: adanya gangguan perkembangan saraf, KDK disertai defisit neurologis, ada riwayat keluarga epilepsi. Fenobarbital 4-5 mg/KgBB/hari atau asam valproat 15-40 mg/KgBB/hari sampai minimal satu tahun bebas kejang.
40. Kongenital Toxoplasmosis
Terjadi bila ibu terinfeksi Toxoplasma gondii saat mengandung bayi. Ibu biasanya asimptomatik. Sumber infeksi khas adalah daging mentah (sapi dan babi)
Klinis: trias toxoplasmosis (retinokoroiditis, kalsifikasi serebral, kejang), kerusakan neurologi irreversibel, hidrosefalus
Penunjang dan tatalaksana (dilakukan saat bayi masih dalam kandungan) o Pertama lakukan pemeriksaan serologis pada ibu. Diagnosis toxoplasmosis maternal ditegakkan apabila terdapat serokonversi, yaitu IgG (-) dan IgM (+) berubah menjadi IgG (+) dan IgM (+) setelah tiga minggu. o Setelah itu lakukan USG dan pemeriksaan cairan amnion untuk mengetahui adakah transmisi ke dalam fetus o Sembari menunggu hasil, berikan spiramisin jika usia gestasi < 18 minggu, berikan prirmetamin + sulfadiazin + asam folinat jika kehamilan ≥ 18 minggu. o Jika hasif positif untuk toksoplasmosis fetal ditegakkan, maka spiramisin harus diganti dengan pirimetamin + sulfadiazin + asam folinat sampai persalinan. Bila negatif teruskan pengobatan sampai persalinan.
KARDIOLOGI 41. Penyakit Jantung Bawaan a. Penyakit Jantung Bawaan Asianotik
Atrial Septal Defect o Biasanya asimptomatik o Left to right shunt o Wide fixed splitting S2, Loud P2, mid-systolic murmur di katup pulmonal o Dapat terjadi Eisenmenger syndrom o RAH, RVH
99
Black Books for UKMPPD
Ventricular Septal Defect o Left to right shunt o Murmur pansistolik di SIC 3-4 linea sternalis sinistra. Murmur middiastolik di apex. Bisa didapatkan thrill. o Dapat terjadi hipertensi pulmonal dan Eisenmenger syndrome. o LVH, LAH
Patent Ductus Arteriosus o Adanya hubungan antara aorta dan arteri pulmonal akibat ductus arteriosus yang tidak menutup o Left to right shunt o Continues ”machinerry” murmur (sistolik + diastolik) di infraclavicula o Dapat terjadi hipertensi pulmonal dan Eisenmenger syndrome o LAH, LVH
Coartacio Aorta o Adanya penyempitan pada aorta descenden o Mid-late systolic murmur o Tekanan darah di tangan dan kaki tidak sama
b. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik
Tetralogi of Fallot o VSD, stenosis pulmonal, overriding aorta, RVH o Systolic ejection murmur o Foto thoraks: boot shaped o Keterlambatan pertumbuhan o Clubbing finger o Anak sering jongkok (squating/ tet spell) untuk mengurangi hipoksia o Cyanotic/tet/hypoxic spell: beri oksigen, knee chest position, beri cairan NaCl, dan morfin sulfat
Transposition of Geat Arteries o Akibat tertukarnya posisi a. Pulmonal dengan aorta o Terapi dengan prostaglandin untuk mencegah ductus arteriosus menutup
100
Black Books for UKMPPD
BEDAH BEDAH DIGESTIF 1. Abdominal Pain Sign
Lap Belt Echymosis Gambaran perdarahan menyerupai bekas sabuk pengaman pada perut. Berhubungan dengan ruptur intestinal.
Kehr’s Sign Nyeri yang sangat hebat pada bahu kiri. Berhubungan dengan ruptur lien.
Grey Turner’s Sign Kemerahan / kehitaman pada flank. Berhubungan dengan perdarahan retroperitoneal (pankreatitis hemoragik, pecahnya aneurisma aorta abdominal).
Chandelier’s Sign Manipulasi pada serviks menyebabkan pasien mengangkat pantatnya dari meja. Berhubungan dengan Pelvic Inflamatory Disease.
Cullen’s Sign Kebiruan / kemerahan pada periumbilikal. Berhubungan dengan perdarahan retroperitoneal.
2. Appendicitis
Klinis: nyeri awal di periumbilical (nyeri kolik) kemudian menjalar ke kuadran kanan bawah (somatis).
PF: o Mc Burney’s Sign Nyeri pada penekanan di titik Mc Burney (1/3 lateral garis yang ditarik dari umbilikus ke SIAS). o Rebound Tenderness Sign / Blumberg Sign Nyeri ketika menekan kuadran kanan bawah sedalam mungkin kemudian dilepas secara tiba-tiba. o Rovsign’s Sign Nyeri pada daerah appendiks ketika ditekan di kuadran kiri bawah. o Obturator Sign / Cope sign
101
Black Books for UKMPPD Fleksi 90° pada hip joint kemudian dilakukan endorotasi. Bila nyeri menunjukkan bahwa appendiks mengalami inflamasi, membesar, dan menyentuh m. Obturator. o Psoas Sign / Obraztsova Sign Melakukan penekanan secara pasif pada saat hiperekstensi hip joint. Nyeri bila appendiks mengiritasi m. Iliopsoas. o Digital Rectal Examination Nyeri saat penekanan area rectovesical pouch.
Alvarado Score Sign & Symptom
Value
Migration pain
1
Anorexia-acetone
1
Nausea-vomiting
1
Tenderness in right lower quadrant
2
Rebound pain
1
Temp. > 37,3° C
1
Leukocytosis
2
Shift to the left (Neutrophilia)
1
o Score 1-4 : Appendicitis unlikely o Score 5-6 : Appendicitis possible o Score 7-8 : Appendicitis probable o Score 9-10: Appendicitis very probable
Penunjang Appendikogram (non-filling, partial filling, mouse tail, cut off) USG Abdomen
Tatalaksana Antibiotik dosis tinggi. Appendektomi.
Komplikasi Peritonitis akibat perforasi appendiks. (Rontgen abdomen: pneumoperitoneum)
3. Illeus a. Gangguan passase usus
102
Black Books for UKMPPD b. Ileus obstruksi
Tidak bisa BAB, mual, muntah, perut kembung, nyeri perut
Bising usus meningkat sampai menurun, metalic sound, borborigmi
Abdomen 3 posisi: herring bone, coil spring, stap ladder
Tatalaksana: dekompresi (NGT), rehidrasi (IVFD), laparotomi
c. Ileus paralitik
Tidak bisa BAB, kembung, tidak ada nyeri perut. Biasanya setelah operasi
Bising usus menghilang.
Abdomen 3 posisi: usus penuh oleh udara
Tatalaksana: sesuai penyebab. Spasmodik dengan pilokarpin, filostigmin.
4. Ca Colorectal a. Kelompok risiko: usia > 50 th, riwayat keluarga polip / ca colon, mutasi gen HNPCC b. Klinis
Nyeri, teraba massa, perdarahan, perubahan defekasi, penurunan berat badan, obstruksi, diare (massa di kolon ascenden)
c. Penunjang Abdomen dengan kontras: gambaran apple core, filling defect d. Skrinning
FOBT (fecal occult blood test): untuk melihat darah yang tersamar dalam feses
Feacal Calprotectin: dengan ELISA
Kolonoskopi
5. Hemmoroid a. Hemmoroid Interna Akibat pelebaran pleksus v. Hemmoroidalis superior dan media Derajat: I
: Bedarah saja
II
: Bisa masuk sendiri
III
: Dimasukan dengan tangan
IV
: Tidak dapat dimasukkan
b. Hemmoroid Eksterna Ditutupi kulit. Akibat pelebaran pleksus v. Hemmoroidalis inferior. c. Tatalaksana Diet tinggi serat, hindari faktor risiko, NSAID, laksatif, ardium, hemmoroidektomi
103
Black Books for UKMPPD 6. Hernia Abdominal a. Definisi Suatu penonjolan / protrusi organ intraabdominal keluar dari cavum abdomen melalui lokus minoris (fascia defect) yang masih diliputi peritoneum b. Klinis: benjolan di abdomen, dapat hilang-timbul / keluar-masuk c. Berdasarkan lokasi
Hernia Inguinalis (di atas lipatan abdominokrural, biasanya pada laki-laki) o Hernia inguinalis medialis (HIM) / direct Intestinal keluar melalui trigonum hasselbach o Hernia inguinalis lateralis (HIL) / indirect Intestinal keluar melalui canalis inguinalis
Hernia Femoralis Intestinal keluar melalui canalis femoralis. Biasanya pada wanita usia tua.
Hernia Umbilikalis Banyak pada ibu hamil
d. Berdasarkan klinis
Hernia reponibilis: bisa masuk kembali
Hernia irreponibilis: tidak bisa masuk kembali
Hernia inkarserata: tidak bisa masuk kembali, disertai gejala obstruktif (mual, muntah, perut kembung)
Hernia strangulata: usus mengalami hipoksia/nekrosis, keluhan berupa gejala obstruksi disertai nyeri hebat
e. PF:
f.
Zieman test (jari ke 2 HIL, jari ke 3 HIM, jari ke 4 hernia femoralis)
Finger Test (ujung jari HIL, medial jari HIM)
Thumb test (tidak keluar benjolan HIL, keluar benjolan HIM atau hernia femoralis)
Tatalaksana Hernioraphy
BEDAH UROLOGI 7. Ruptur uretra
Ruptur uretra anterior (straddle injury) / pars bulbosa-pars cavernosa
104
Black Books for UKMPPD Meatal bleeding, hematom penis, butterfly hematom (hematom berbentuk seperti kupu-kupu di perineum).
Ruptur uretra posterior / pars prostatica-pars membranacea Meatal bleeding, floating prostate.
Penunjang: uretrografi, biasanya dilakukan pungsi suprapubik terlebih dahulu
8. BPH a. Definisi Pembesaran prostat jinak b. Klinis Gejala obstruktif (hesitansi, pancaran miksi lemah, intermitensi, miksi tidak puas, menetes setelah miksi) dan gejala iritatif (urgensi, frekuensi, disuria) Rectal touche: prostat teraba membesar, licin, konsistensi kenyal, tidak ada nodul c. Penunjang
PSA: membedakan dengan Ca prostat. Normal ≤ 4ng%
USG: menilai volume prostat
d. Tatalaksana
IPSS Score < 7 Wathcful waiting
IPSS Score 8-19 Medikamentosa: o Alfa-blocker (tamsulosine) o 5-alfa reduktase inhibitor (finasteride)
IPSS Score >19 o Volume > 60 cc: open prostat, TURP o Volume < 60 cc: minimal invasif
9. Batu Saluran Kemih a. Klinis
Nefrolithiasis Nyeri regio flank, NKCV (+), nyeri kolik atau non kolik
Ureterolithiassi o Proksimal: nyeri pinggang kolik menjalar setinggi pusar o Media: nyeri pinggang kolik menjalar sampai ke medial paha / skrotum o Distal: nyeri pinggang kolik menjalar sampai ke ujung penis, disuria
105
Black Books for UKMPPD
Vesicolithiasis Gejala iritasi, kelancaran miksi dipengaruhi perubahan posisi. Pada anak sering mengompol malam hari, menarik-narik penis / menggosok-gosok vulva.
Uretrolithiasis o Anterior Miksi tiba-tiba berhenti, retensi urin, benjolan pada penis, nyeri glans penis o Posterior Miksi tiba-tiba berhenti, retensi urin, nyeri pada perineum atau rektum
b. Jenis Batu
Kalsium oksalat Biasa terjadi pada penderita hiperparatidoid. Radioopak. Terapi dengan konsumsi asam sitrat yang akan mengikat kalsium menjadi kalsium sitrat.
Struvit Berhubungan dengan infeksi bakteri yang dapat mengubah urea menjadi amonia sehingga mengubah pH urin menjadi basa (proteus, pseudomonas, dll). Sering sebagai batu staghorn (gambaran radiologi seperti tanduk rusa).
Asam urat Berhubungan denga hiperurisemia. pH urin menjadi asam. Terapi: alkalinisasi (bicarbonat)
Cystine Akibat gangguan absorbsi asam amino dan gangguan eksresi sistin. Terapi: penicillamine, tiopronin
c. Penunjang
BNO-IVP
Pada ibu hamil USG
d. Tatalaksa Medikamentosa, ESWL, pembedahan 10. Ca Buli
Faktor risiko: laki-laki usia tua, merokok, paparan amin aromatic (cat)
Klinis: gross hematuira yang tidak nyeri
11. Inkontinensia Urin Berdasarkan tipe:
Overflow
106
Black Books for UKMPPD o Karena obstruksi di uretra sehingga kandung kemih tidak bisa mengeluarkan urin dengan lancar o Pancaran lemah, tidak tuntas o BPH, fecal impaction o Terapi: Alpha blocker
Stress o Karena relaksasi dinding pelvis. Peningkatan tekanan intraabdomen o Urin keluar sedikit ketika terjadi peningkatan tekanan intraabdomen (batuk, bersin, dll). o Multiparitas, riwayat operasi urologis o Terapi: alpha agonis
Urgensi o Karena oversensitifitas (infeksi) atau gangguan neurologis (stroke, alzhemier) o Urgensi dan frekuensi o Terapi: antikolinergik
12. Torsio Testis
Akibat terpuntirnya funikulus spermatikus
Klinis: nyeri mendadak pada skrotum, mual, muntah, tidak demam
Phren Sign negatif (ketika testis yang nyeri didorong ke atas nyeri tidak berkurang)
Refleks kremaster negatif
Terapi: detorsi, orchidektomi
Komplikasi: infertilitas
13. Orchitis
Riwayat parotitis (mumps)
Nyeri pada testis, bengkak, kemerahan, disertai demam
Phren sign positif (ketika testis yang nyeri didorong ke atas nyeri berkurang)
14. Varicocele
Akibat pelebaran vena
Nyeri skrotum, bengkak, seperti ada kantung berisi cacing
15. Hydrocele
Akumulasi cairan di testis (kongenital, inflamasi, injury, blokade funikulus spermatikus)
Testis membesar, fluktuatif
107
Black Books for UKMPPD
Transiluminasi / diapanoskopy positif (testis ditempelkan cahaya dari senter)
16. Fimosis
Preputium tidak dapat diretraksi
Disuria, perlu mengedan, jika miksi preputium menggembung
17. Parafimosis
Preputium menjepit batang penis
Saat preputium diretraksi, tidak dapat dikembalikan lagi
Emeregensi urologi
Tatalaksana awal: kompres es + analgetik, injeksi hyaluronidase. Bila tidak ada perbaikan pembedahan
18. Epispadia
Orifisium uretra eksterna berada pada bagian dorsal penis (atas)
19. Hipospadia
Orifisium uretra eksterna berada pada bagan ventral penis (bawah). Keluhan biasanya kencing menetes.
20. Kryptoorkidismus / Kriptorkismus
Klinis: setelah usia satu tahun, satu atau kedua testis tidak berada di kantung skrotum, tetapi berada di sepanjang jalur desensus yang normal
Klasifikasi o Skrotal tinggi / prescrotal o Intrakanalikuler (inguinal) o Intraabdominal
Tatalaksana Terapi hormonal HCG, pembedahan bila tidak ada respon dengan hormonal. Dilakukan sebelum usia 2 tahun.
108
Black Books for UKMPPD
BEDAH ORTOPEDI 21. Fraktur a. Berdasarkan tipe
b. Berdasarkan terbuka/tertutup
Fraktur terbuka Fraktur dengan bagian tulang menembus kulit. Gradimg open fracture (Gustillo-Anderson): o Grade I Luka bersih, < 1 cm, kerusakan jaringan lunak minimal o Grade II Luka bersih, > 1cm, kerusakan jaringan lunak minimal o Grade III Luka dengan kerusakan jaringan lunak yang luas, avulsi, trauma pada otot, dan saraf o Grade III A Luka dengan kerusakan jaringan lunak yang luas tetapi dengan jaringan yang masih menutupi tulang adekuat. o Grade III B
109
Black Books for UKMPPD Luka dengan kerusakan jaringan lunak yang luas disertai bone exposed, devaskularisasi tulang, kontaminasi luka yang luas, biasanya memerlukan skin graft / skin flap o Grade III C Luka dengan kerusakan neurovaskuler Tatalaksana: Grade I-II ORIF, grade III OREF
Fraktur tertutup Fraktur dengan bagian tulang diatasnya tetap intak.
22. Fraktur Colle’s
Fraktur radius distal disertai dislokasi pergelangan tangan ke arah posterior (dorsal)
Disebut juga “dinner fork deformity” / seperti garpu
Disebabkan jatuh dengan telapak tangan menahan badan
23. Fraktur Smith’s
Fraktur radius distal disertai dislokasi pergelangan tangan ke arah anterior (ventral/volar)
Disebut juga “reverse colle’s”
Disebabkan jatuh dengan punggung tangan menahan badan
24. Fraktur Montegia
110
Black Books for UKMPPD
Fraktur ulna proksimal disertai dislokasi caput radius
Disebabkan oleh jatuh dengan lengan hiperpronasi
25. Fraktur Galeazzi
Fraktur radius disertai dislokasi sendi radio-ulna distal
Disebabkan oleh jatuh dengan lengan dalam posisi hiperpronasi
26. Fraktur Humerus Lokasi fraktur: a. Collum chirurgicum
Mengenai nervus aksilaris
Klinis: tidak bisa abduksi / mempertahankan abduksi
b. Sulcus radialis (shaft)
Mengenai nervus radialis
Klinis: wrist drop / drop hand (pergelangan tangan tidak bisa di dorsofleksikan)
c. Distal end
Mengenai nervus medianus / nervus ulnaris
N. Medianus: Preacher’s hand / Obsetric’s hand (I dan II ekstensi, jari III fleksi minimal, jari IV dan V fleksi)
N. Ulnaris: claw hand (jari IV dan V fleksi, jari I, II, II ekstensi)
d. Epicondylus medial
Mengenai n. ulnaris
27. Dislokasi Humerus a. Dislokasi Anterior Klinis: bahu adduksi dan eksorotasi b. Dislokasi Posterior KlinisL bahu abduksi dan endorotasi 28. Dislokasi Hip Joint a. Dislokasi Anterior Klinis: hip joint fleksi, abduksi, eksorotasi b. Dislokasi Posterior Klinis: hip joint fleksi, adduksi, endorotasi 29. Ruptur Tendon Achilles Akut
Faktor risiko: usia 40 – 50 tahun, atlet
Klinis: nyeri ketika ingin plantarfleksi, bengkak, teraba gap pada tendon
111
Black Books for UKMPPD
Thompson test positif (bila dilakukan penekanan pada m. Gastrocnemius tidak terjadi plantar fleksi)
30. Cedera Saraf Perifer Pada Ekstremitas Sueperior a. N. Axilaris Klinis: tidak bisa mempertahankan abduksi lengan b. N. Muskulokutaneus Klinis: tidak bisa fleksi lengan atas c. N. Ulnaris Klinis: claw hand (jari IV dan V fleksi, jari I, II, II ekstensi) d. N. Radialis Klinis: wrist drop / drop hand (pergelangan tangan tidak bisa di dorsofleksikan) e. N. Medianus Klinis: preacher’s hand atau obsetric’s hand (jari IV dan V fleksi, jari I, II, II ekstensi) 31. Cedera Saraf Perifer Pada Ektermitas Inferior a. N. Femoralis Klinis: tidak bisa ekstensi lutut b. N. Obturatorius Klinis: tidak bisa adduksi sendi panggul c. N. Tibialis Klinis: tidak bisa fleksi jari kaki d. N. Peroneus superfisialis Klinis: tidak bisa eversi ankle e. N. Peroneus profunda Klinis: tidak bisa dorsofleksi ankle / jari f.
N. Ischiadikus Klinis: tidak bisa plantarfleksi kaki
g. N. Glutealis superior Klinis: tidak bisa abduksi sendi panggul h. N. Gluetealis inferior Klinis: tidak bisa ekstensi sendi panggul 32. Cedera Plexus Brachialis a. Cedera trunkus superior (C5-C6) / Erb-Duschenne Palsy
Akibat antara leher dan bahu teregang
112
Black Books for UKMPPD
Terjadi pada bayi dengan distosia bahu saat kelahiran pervaginam, jatuh dengan bahu menghantam lantai
Klinis o Paralisis m. Deltoid, biceps, brachialis, dan brachioradialis o Adduksi bahu, endorotasi, ekstensi siku o Parasthesia lateral ekstremitas superior
b. Cedera trunkus inferior (C8-T1) / Klumpke Palsy
Akibat tarikan mendadak dan keras pada ekstremitas superior
Klinis: claw hand
33. Compartement Syndrome
Akibat peningkatan tekanan intrakompartemen akibat kompresi (fraktur, pemasangan cast, dll). Merupakan emergency ortopedi
Klinis: 6P (pain, pallor, pulseless, paresthesis, paralysis, pressure)
Terapi: fasciotomy
34. Multiple Myeloma
Suatu keganasan yang merupakan bagian dari MGUS terhadap leukemia sel plasma.
Klinis: CRAB (hiperkalsemia, renal insuficiency, anemia, bone lessions)
Penunjang: Rontgen punched out lession
35. Osteomyelitis
Peradangan pada tulang yang disebabkan oleh infeksi (S aureus paling sering). Infeksi menyebar secara hematogen. Terbentuk paling sering di bagian metafisis.
Faktor risiko: trauma / fraktur, post operasi ortopedi, pemakaian protesa
Klinis: classic sign (nyeri lokal, bengkak, kemerahan), demam, menggigil, letargi
Rontgen: mixed lucency and sclerosis
Osteomyelitis kronik: gambaran sequestrum dan involukrum
36. Osteosarcoma
Merupakan keganasan pada tulang
Rontgen: codman triangles, sunburst appearance
37. Ewing Sarkoma
Keganasan pada tulang. Insidensi biasanya pada remaja dan dewasa muda.
Paling sering pada pelvis
Rontgen: onion peel
113
Black Books for UKMPPD
BEDAH ONKOLOGI 38. Fibroadenoma Mammae
Usia < 30 tahun
Benjolan solid, bulat, kenyal, mobile, tidak nyeri
Penunjang: USG
Tatalaksana: eksisi
39. Fibrokistik Mammae
Usia 20 – 40 tahun
Benjolan di kedua payudara
Bertambah besar dan nyeri saat menstruasi
Bisa terdapat nipple discharge
40. Mastitis
Usia 18 – 50 tahun
Eritem, lokal, nyeri, hangat, disertai demam.
Berhubungan dengan ibu yang tidak menyusui anaknya setelah lahir
Tatalaksana: anjurkan pemberian laktasi adekuat, analgetik, antibiotik
41. Abses Mammae
Riwayat abses mammae sebelumnya
Eritem, lokal, nyeri, hangat, fluktuatif, disertai demam
Nipple discharge
42. Galactocele
Massa yang berisi susu yang tersumbat pada duktus laktiferus
Benjolan solid, tidak fluktuatif
43. Tumor Philoides
Usia 30 – 55 tahun
Stroma intralobular, ’leaf like, batas tegas, permukaan tidak rata, permukaan kulit kemerahan dan hangat
Tumbuh cepat
44. Papiloma Duktus
Usia 45 – 50 tahun
Lokasi di duktus yang besar, nipple discharge (bloody atau serous), ukuran biasnya kecil, tidak selalu dapat teraba
114
Black Books for UKMPPD 45. Ca Mammae
Usia 30 tahun – menopause
Terdiri dari Invasive Ductal Carcinoma dan Paget’s disease (ca insitu)
Konsistensi keras, terfiksir, batas tidak tegas, infiltratif, nipple discharge, retratsi puting, skin dimpling, peau d’orange, pembesaran kelenjar limfonodi
BEDAH SARAF 46. Cedera Kepala Klasifikasi berdasarkan GCS: Eye Opening
Verbal Response
Motorik Response
Spontan = 4
Kalimat, orientasi baik = 5
Dengan perintah = 6
Dengan perintah suara = 3
Kalimat, orientasi buruk = 4
Lokalisasi nyeri = 5
Dengan nyeri = 2
Kata = 3
Withdrawal nyeri = 4
Tidak respon = 1
Suara / mengerang = 2
Fleksi = 3
Tidak respon = 1
Ekstensi = 2 Tidak respon = 1
Cedera kepala ringan o GCS 13 – 15 o Tatalaksana: observasi, dapat dipulangkan
Cedera kepala sedang o GCS 9 – 12 o Tatalaksana: harus dirawat 2 x 24 jam, dilakukan CT-scan
Cedera kepala berat o GCS ≤ 8 o Harus dilakukan intubasi dan CT-scan
47. Komosio Serebri
Disebut juga gegar otak
Penurunan kesadaran tanpa disertai kerusakan anatomis
CT – scan normal
48. Kontusio Serebri
Disebut juga memar otak
CT-scan: hiperdensitas serebri yang tidak semencolok perdarahan intraserebral
115
Black Books for UKMPPD 49. Epidural Hemmorhage
Akibat pecahnya a. Meningea media
Lokasi biasanya di temporo-parietal. Bisa terjadi countercoup (perdarahan berlawanan dengan lokasi trauma)
Klinis: nyeri kepala, mual, muntah, kejang, defisit neurologis fokal, lusid interval (terdapat periode tidak sadar – sadar – tidak sadar), pupil anisokor
CT-scan: gambaran hiperdens biconvex / lentikular
Dapat menyebabkan herniasi
Tatalaksana: o Konservatif o Bila terdapat tanda peningkatan TIK diberikan diuretik osmotik (manitol) dan hiperventilasi o Evakuasi pedarahan (kraniotomi), pada usia > 60 tahun atau GCS kurang dari 8 memberikan outcome yang buruk
50. Subdural Hemmorhage
Akibat pecahnya bridging vein
Klinis: nyeri kepala, mual, muntah, gangguan kesadaran, pandangan kabur, refleks pupil menurun ipsilateral
CT-scan: gambaran hiperdensitas seperti bulan sabit
Prognosis lebih buruk dari EDH karena terdapatnya brain injury
Tatalaksana: konservatif, kraniotomi
51. Subarachnoid Hemmorhage
Akibat pecahnya aneurisma atau arteri-vena malformation
Klinis: nyeri kepala yang tak tertahankan (thunderclap headache), muntah, kaku kuduk, meningeal sign positif
CT-scan: hiperdensitas di sulkus, fisura, dan falks serebri
Tatalaksana: beta-blocker apabila MAP > 130 mmHg, kraniotomi (menutup aneurisma)
52. Intracerebral Hemmorhage
Perdarahan di parenkim otak akibat pecahnya pembuluh darah yang lebih besar. , Stroke (perdarahan spontan).
Klinis: defisit neurologis, penurunan kesadaran
Tatalaksana: konservatif, kraniotomi (evakuasi)
116
Black Books for UKMPPD 53. Herniasi Serebri
Protrusi (keluarnya) otak melalui lokus minoris diakibatkan peningkatan tekanan intrakranial.
Biasanya diakibatkan oleh EDH
Lokasi paling sering di uncal
Klinis: nyeri kepala, muntah proyektil, pupil anisokor, edema papil
Tatalaksana: diuretik osmotik (maniotl), hiperventilasi
54. Fraktur Basis Cranii
Klinis: haemotimpanum, ottorhea, racoon eyes, battle’s sign, rinnorhea
Tanda kebocoran LCS: pada darah halo sign positif, glucosa positif, beta-2 transferin positif
BEDAH TORAKS DAN KARDIOVASKULER 55. Hematothoraks
Definisi: akumulasi darah di cavum pleura. Masif bila lebih dari 1,5 liter atau 200 cc per jam saat drainase
Etiologi: Ruptur a. thoracica interna, a. Intercostalis, a. bronkhialis
Klinis: dispneu, Insepksi terdapat jejas dan ketertinggalan gerak, fremitus menurun, perkusi redup, suara vesikuler menurun, suara jantung normal
Tatalaksana: tube thoracostomy / WSD
56. Tamponade Cordis
Definisi: terdapatnya cairan / darah di perikardium
Etiologi: trauma tumpul / tajam di dada bagian tengah
Klinis: trias Beck (JVP meningkat, suara jantung menjauh, hipotensi)
Terapi: pericardiocentesis (di bawah proc. Xyphoideus)
57. Tension Pneumothorax
Terdapatnya udara di cavum pleura yang menyebabkan pendesakan
Klinis: syok, JVP meningkat, deviasi trakhea, distres nafas
PF: Inspeksi ketertinggalan gerak dada dan deviasi trakhea, fremitus menurun, perkusi hipersonor, suara vesikuler menurun, suara jantung normal
Tatalaksana awal (emergency): neddle thoracostomy / dekompresi jarum di SIC II linea midclavicula, setelah itu dipasang WSD
117
Black Books for UKMPPD 58. Flail Chest
Akibat dari adanya fraktur kosta segmental, multipel, dan berurutan
Klinis: nyeri saat bernafas, paradoxal movement (pergerakan dinding dada kanan dan kiri asimetris), krepitasi, severe respiratory distress
Tatalaksana: ABCDE, analgetik kuat (morfin)
59. Raynaud Syndrome
Gangguan vasospastic yang menyebabkan perbedaan warna pada jari tangan, jari kaki, dan lokasi lainnya
Perubahan / perbedaan warna pada jari-jari (pucat – sianosis – kemerahan)
Diakibatkan penyakit sistemik (SLE)
BEDAH PLASTIK 60. Luka Bakar
Klasifikasi o Derajat I
Mengenai hanya epidermis
Warna kemerahan
Sangat nyeri
Tidak ada bula
o Derajat II A
Mengenai epidermis dan superfisial dermis (stratum papilare)
Warna kemerahan, jika ditekan berubah warna menjadi pucat
Disertai bula
Sangat nyeri
o Derajat II B
Mengenai epidermis sampai dermis profunda (stratum retukulare)
Warna merah sampa pink, bila ditekan sedikit memucat
Disertai bula
Nyeri
o Derajat III
Mengenai sampai di bawah dermis
Warna putih
Tidak nyeri
118
Black Books for UKMPPD o Derajat IV
Mengenai sampai subkutan, otot, dan tulang
Warna hitam, terdapat eschar
Tidak nyeri
Luas luka bakar Rule of nine
Tatalaksana o Siram dengan air steril mengalir o Resusitasi cairan dengan formula Baxter / formula Parkland Jumlah cairan: 4 x luas luka bakar (derajat II A ke atas) x berat badan ½ diberikan dalam 8 jam dari kejadian luka, ½ diberkan dalam 16 jam kemudian o Debridemen dan escharectomi (mencegah kontraktur, sindrom kompartemen) o Balut luka setelah diolesi pelembab
61. Labio-gnato-palatoschisis
Gangguan pembentukkan bibir dan palatum
Tatalaksana o Cleft Lip
Rule of ten (usia 10 minggu,berat 10 lbs, Hb 10)
o Cleft Palate
119
Black Books for UKMPPD
Bervariasi antara 6 – 18 bulan, biasanya 10 bulan
Perbaikan dini menyebabkan midface retrussion
Perbaikan dini meningkatkan perkembangan bicara
62. Frakture Le Fort / Fraktur Maksilofasial
Le Fort I o Fraktur maksila horizontal, memisahkan gigi dari wajah bagian atas. Disebut juga fraktur Guerin. o Garis fraktur berjalan sepanjang maksila bagian bawah sampai dengan bawah rongga hidung.
Le Fort II o Disebut juga fraktur piramid, dengan gigi sebagai dasar dan sutura nasofrontalis sebagai puncak. o Garis fraktur dimulai dari sutura nasofrontalis, berjalan ke prosesus frontalis maksila, lalu ke tulang lakrimalis dan dasar orbita, ke dinding anterior sinus maksilaris, ke bawah os zigoma, sampai mencapai lempeng pterigoid.
Le Fort III o Fraktur transversal, disebut juga craniofacial dysjunction o Garis fraktur dimulai dari sutura nasofrontalis, memanjang ke belakang melewati dinding medial orbit (os ethmoid). Di bagian posterior orbita, garis
120
Black Books for UKMPPD fraktur melewati fisura orbita inferior, lalu memanjang ke depan mencapai dinding lateral orbit (os zygoma). 63. Snake Bite Derajat:
Derajat 0: eritema < 3 cm
Derajat 1: eritema 3 -12 cm
Derajat 2: eritema 12-25 cm, mual, pusing
Derajat 3: eritema > 25 cm, syok, petechie, ecymosis
Derajat 4: >ekstremitas, gagal ginjal akut, koma, perdarahan
BEDAH ANAK 64. Atresia Esofagus
Kelainan bawan dimana ada sebagian segmen esofagus tidak terbentuk. Dapat terbentuk fistel dengan trakhea.
Ibu hamid dengan polihidramnion
Klinis: o Bayi lahir hipersalivasi, saliva berbuih o Tersedak, batuk, sesak nafas, sianosis o Disfagia o Pasang NGT tidak bisa masuk
65. Hypertrophy Pyloric Stenosis
Akibat hipertrofi m. Sphinter pylorus
Klinis: o Gejala muncul usia 2 – 3 minggu o Muntah proyektil non-billous, boul+gastric juice o Muntah terjadi 30 – 60 menit setelah intake o Anak terlihat kelaparan o PF: teraba massa seperti bauh zaitun (olive)
Penunjang o Barium meal / OMD: umbrella sign o Foto polos: single bubble sign
66. Atresia Duodeni
Bisa complete obstruction atau partial obstruction
121
Black Books for UKMPPD
Lokasi tersering di duodenum pars horizontal
Klinis: o Muntah setelah lahir, warna hijau (bilous vomite), terus menerus walau dipuasakan
Penunjang o Foto polos: double bubble sign
67. Atresia Jejunum
Klinis: muntah warna hijau – kuning seperti feses, tidak menyemprot, banyak, terus menerus, disertai distensi abdomen dan obstipasi
Penunjang: o Foto polos: triple bubble sign, no gas in pelvic cavity
68. Patent Ductus Urachus
Tidak menutupnya ductus uracus yang menghubungkan vesica urinaria dengan umbilikus (tempat berkemih saat dalam kandungan)
Klinis: keluar cairan dari pusar warna kuning, bening
69. Malrotasi Usus
Merupakan kelaianan yang diakibatkan oleh terpuntirnya usus. Dapat meliputi duodenum, intestinum, dan colon.
Volvulus duodenum dan intestinum Terjadi pada anak, akibat malrotiasi/ non-rotasi usus saat embriogenesis. Volvulus duodenum gejala biasanya muncul pada neonatus, sedangkan volvulus intestinum gejala muncul pada tahun pertama kehidupan. Dapat akut (terpuntir seluruhnya) atau kronik (terpuntir sebagian). Gejala klinis: muntah kehijauan (Billous vomiting), nyeri abdomen
Volvulus sigmoid Terjadi pada dewasa. Gambaran BNO: Coffee-bean shape
70. Hirschprung Disease / Megacolon Congenital
Kelainan kongenital akibat tidak terbentuknya sel ganglionik pada plexus myentericus Aurbach dan plexus submucosal Meisner
80% di rectosigmoid
Klinis o Pengeluaran mekonium terlambat (> 24 jam) o Distensi abdomen
122
Black Books for UKMPPD o Muntah hijau (billous vomiting) o Pemeriksaan RT: tinja menyemprot
Penunjang Barium enema: ditemukan zona transisi
71. Invaginasi / Intususepsi
Masuknya segmen usus proksimal ke segmen distal
Usia 3 – 12 bulan
Klinis: Trias (nyeri kolik, teraba massa, muccous red current jelly stools / hematoscezia)
PF: massa seperti sosis, dance sign
Penunjang o USG: doughnut sign, sandwich sign, pseudokidney o Barium enema (diagnostik dan terapi): cupping
72. Atresia Ani
Tidak terbentuknya anus
Letak rendah < 1 cm, letak tinggi > 1 cm
Bisa disertai fistel atau tidak
73. Gastroschisis
Protrusi / keluarnya sebagian organ abdomen melalui umbiikus tanpa diliputi peritoneum
74. Omphalocele
Protrusi / keluarnya sebagian organ abdomen melalui umbiikus yang masih diliputi peritoneum
123
Black Books for UKMPPD
OBSETRI – GINEKOLOGI OBSETRI 1. Diagnosis Kehamilan a. Tanda kehamilan tidak pasti (probable sign)
Amenorrhea
Mual dan muntah
Mastodinia (payudara membesar, kencang)
Perubahan payudara (tuberkel montogmery menonjol, sekresi kolostrum)
Gerakan janin (quickening)
Keluhan kencing (urinasi, kencing malam >)
Konstipasi
Perubahan BB (direkomendasikan 11,5 – 16 kg)
Peningkatan temperatur basal
Perubahan kulit (kloasma, areola menggelap, striae gravidarum, linea nigra)
Chadwick sign (UK >6 minggu, tanda membirunya serviks akibat pelebaran pembuluh darah akibat peningkatan estrogen)
Hegar sign (UK > 5-6 minggu, melunaknya segmen bawah rahim)
Cairan vagina putih, encer, sel eksfoliasi vagina meningkat
Pembesaran uterus
Kontraksi uterus
Ballotement
b. Tanda pasti kehamilan
Denyut jantung janin (USG, doppler, laenec)
Palpasi (UK > 12 minggu)
USG (gestational sac, polus embrional, gerak janin, plasenta)
Fetal ECG
Plano test / PP test positif
2. Usia Kehamilan a. Rumus Naegle
Untuk siklus mens 28 hari
Ovulasi hari ke 14
124
Black Books for UKMPPD
Rumus: (hari + 7), (bulan – 3), (tahun +1)
b. Rumus Parikh
Untuk siklus mens bukan 28 hari
Ovulasi = siklus mens – 14 hari
Rumus: (hari + (siklus - 21), (bulan –3), (tahun +1)
c. Rumus Bartholomew
UK 12 minggu: TFU di atas simfisis
UK 16 minggu: TFU setengah jarak pusat ke simfisis
UK 20-22 minggu: TFU setinggi umbilikus
UK 28 minggu: TFU setinggi antara umbilikus dengan prosesus xyphoideus
UK 36 minggu: TFU setinggi procesus xyphoideus
d. Rumus Mc Donald
Usia Kehamilan (minggu) = tinggi fundus x 8 / 7
Taksiran berat janin = (TFU cm – n) x 155 Kepala belum masuk PAP, n = 12 Kepala sudah masuk PAP, n = 11
e. Gerakan Fetus I (Quickening)
f.
Primigravida: 18 minggu
Multigravida: 16 minggu
USG
Gestational sac: 5,5 minggu
Polus embryonic: 6 minggu
Fetal movement: 8 minggu
g. Denyut Jantung Janin
Dopler: 10 – 12 minggu
USG: 5 – 7 minggu
Laenec: 16 – 19 minggu
h. Klasifikasi usia kehamilan
Preterm: 28 – 37 minggu
Aterm: 37 – 40 minggu
Post date: 40 minggu + 1 hari – 42 minggu
Post term: lebih dari 42 minggu
125
Black Books for UKMPPD 3. Jenis Panggul a. Ginekoid Panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter transversa b. Android Bentuk hampir seperti segitiga. Diameter anteroposterior hampir sama panjangnya dengan diameter transversa, namun diameter transversa dekat ke sakrum. c. Antropoid Bentuk agak lonjong seperti telur. Diameter anteroposterior lebih besar dari diameter transversa. d. Platipeliod Diameter transversa lebih lebar dari diameter anteroposterior. 4. Persalinan Normal a. Tanda dan gejala persalinan
Tanda dan gejala curiga persalinan o Nyeri abdomen intermitten setelah kehamilan 22 minggu o Nyeri abdomen disertai lendir darah (bloody show) o Keluar air ketuban per vaginam
Tanda dan gejala pasti persalinan o Serviks melunak o Pendataran dan pemendekan serviks secara progresif o Dilatasi / pembukaan serviks
b. Kala I
Pembukaan serviks, penurunan kepala, putar paksi dalam
Primigravida 12-14 jam, multigravida 6-8 jam
Fase laten: pembukaan 0-3 cm, ± 8 jam
Fase aktif: pembukaan 4 sampai lengkap, 4-6 jam, terdiri dari fase akselerasi maksimum slope – deselerasi
Observasi vital sign (setiap 4 jam), pembukaan (setiap 4 jam), DJJ (setiap 30 menit), his (setiap 30 menit), asupan nutrisi
Ibu tidak boleh mengejan
Ibu boleh jalan-jalan, BAB, BAK bila: sudah masuk panggul, selaput ketuban (+), ibu dan anak baik
Kemajuan persalinan:
126
Black Books for UKMPPD o Baik: kontraksi baik (teratur, progresif, frekuensi dan durasi meningkat), kecepatan pembukaan serviks minimal 1 cm per jam, serviks tampak dipenuhi bagian bawah janin o Kurang baik: kontraksi tidak teratur, kecepatan pembukaan serviks di sebelah kanan garis waspada, serviks tidak dipenuhi bagian bawah janin
Kemajuan kondisi janin o DJJ normal 120-160 x/menit o Fetal compromised: 100-120 atau 160-180 x/menit o Fetal distress: < 100 atau > 180 x/menit
c. Kala II
Pembukaan serviks lengkap atau kepala janin tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm
Penanganan: kosongkan VU (kateter), mengatur posisi partus, jaga kenyamanan ibu, ajarkan cara mengejan, cek DJJ
Episiotomi Indikasi: perineum rigid, pertolongan persalinan kala II / primigravida, patologi (tumor, sikatrik), bayi besar, distosia bahu, presbo, VE, forceps, gawat janin
Pimpin mengejan
Lahirkan kepala
Lahirkan bahu
Potong tali pusat
Nulipara maksimal 2 jam, multipara maksimal 1 jam
d. Kala III
Lahirnya plasenta
Tanda plasenta lepas o Semburan darah banyak dan tiba-tiba o Uterus globular o Tali pusat memanjang (Ahfield sign)
Tindakan o Inkesi oksitosin 10 IU IM atau misoprostol 3 tablet per oral atau per rectal o Manajemen aktif kala III (Peregangan Tali Pusat Terkendali/ PTPT)
Perasat o Kusner
127
Black Books for UKMPPD o Klein o Strassman o Manuaba e. Kala IV
Monitor Vital Sign
Monitor kontraksi uterus
Repair episiotomi
Kontrol perdarahan
5. Malpresentasi
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain verteks
Malposisi adalah posisi kepala janin relatih terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referensi
Macam-macam presentasi o Posisi oksiput posterior PD: fontanella posterior dekat sakrum, fontanella anterior dengan mudah teraba jika kepala bayi defleksi o Presentasi dahi PD: teraba fontanella anterior dan orbita o Presentasi muka PD: teraba muka, mulut, rahang. Jari pemeriksa mudah masuk ke mulut janin o Presentasi ganda Prolaps tangan bersama dengan bagian terendah janin o Presentasi bokong / sungsang
Teraba bokong dan kaki
Bokong sempurna (complete breech): kedua kaki dan panggul fleksi
Bokong murni (Frank breech): kedua panggul fleksi, kedua lutut ekstensi
Bokong-kaki (Incomplete breech): kedua panggul felksi, salah satu lutut fleksi, lutut lainnya ekstensi
Melahirkan bokong (hanya pada bokong sempurna atau bokong murni): spontan bracht, manual aid (muller, lovset, classic). Incomplete breech SC
o Letak lintang
128
Black Books for UKMPPD Perut melebar ke samping, palpasi bagian besar (bokong dan kepala) teraba di samping. Lakukan versi luar, bila gagal SC 6. Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan a. Definisi Kelainan pada ibu hamil dengan kadar hemoglobin < 11 g/dl pada trimester I dan III atau < 10,5 g/dl pada trimester II karena defisiensi besi. b. Tampilan Klinis
Badan lemah, lesu, mudah lelah, mata berkunang-kunang, tampak pucat, telinga berdengin.
PF: konjungtiva pucat
c. Tatalaksana
Diet tinggi protein hewani (daging, ikan, susu, telur, sayuran hijau)
Suplementasi besi o Dosis suplemen besi elemental 3 x 60 mg/ hari (ferosulfat 3 x 325 mg/hari) o Baik diberikan saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan), tetapi dapat diberikan bersama dengan makanan. o Kopi, teh, dan soda menghambat absorbsi besi
Perlu diberikan juga asam folat 250 µg/hari
7. Persalinan Lama a. Faktor Risiko o Power: his tidak adekuat o Passanger: malpresentasi, malposisi, janin besar o Passage: panggul sempit b. Partus lama
Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida, dan lebih dari 18 jam pada multigravida. Ditandai dengan fase laten > 8 jam, persalinan telah berlangsung lebih dari 12 jam tanpa kelahiran bayi, dan dialatasi serviks di kanan garis waspada pada partograf.
Etiologi Disproporsi fetopelvik, malpresentasi, malposisi, kerja uterus tidak efisien, serviks yang kaku, primigravida, ketuban pecah dini, anastesia berlebihan
Nulipara
129
Black Books for UKMPPD Kemajuan pembukaan serviks pada fase aktif 3 jam), tidak ada pembukaan > 2 jam, tidak ada penurunan bagian terendah janin > 1 jam
Multipara Fase deselerasi memanjang > 1 jam, tidak ada pembukaan > 2 jam, tidak ada penurunan bagian terendah janin > 1 jam
d. Manajemen
Fase laten memanjang Induksi: drip oksitosin 5 unit dalam 500 cc dekstrose mulai dengan 8 tpm, tiap 30 menit tambah 4 tpm hingga his adekuat (maskimal 40 tpm) atau beri prostaglandin.
Fase aktif memanjang Bila tidak ada CPD atau obstruksi: penanganan umum untuk memperbaiki kontraksi, pecahkan ketuban.
Kala 2 memanjang Singkirkan malpresentasi dan tanda obstruksi, beri oksitosin drip, bila tidak ada kemajuan dalam 1 jam VE / forcep / SC sesuai indikasi dan kontraindikasi
DKP dan obstruksi Bayi hidup SC Bayi mati kraniotomi / embriotomi atau SC
8. Hyperemesis Gravidarum a. Definisi Muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai usia kehamilan 20 minggu. b. Tampilan Klinis
130
Black Books for UKMPPD
Amenorhea disertai mual dan muntah yang hebat
Nafsu makan turun
Berat badan turun
Nyeri epigastrium
Lemas
Rasa haus yang hebat
Gangguan kesadaran
Bisa sampai dehidrasi
c. Klasifikasi
Tingkat I Muntah terus meneurs, tanda-tanda dehidrasi, belum ada tanda-tanda syok
Tingkat II Sudah ada tanda-tanda syok
Tingkat III Syok, penurunan kesadaran, disertai gangguan organ
d. Pemeriksaan Penunjang Darah: hematokrit meningkat Urinalisa: warna pekat, berat jenis meningkat, ketonuria, proteinuria e. Tatalaksana
Makan makanan yang banyak mengandung gula
Makan porsi kecil tetapi sering
Menghindari makanan berminyak atau berlemak
Istirahat cukup
Farmakologis:
antihistamin
H2,
piridoksin,
antiemetik
(ondansentron,
metoclopramid)
Dehidrasi cairan IV
Syok tatalaksana syok
9. Hipertensi Pada Kehamilan a. Hipertensi Kronik
Hipertensi yang didiagnosa sebelum kehamilan (riwayat hipertensi sebelumnya) atau sebelum usia gestasi kurang dari 20 minggu
Tatalaksana:
131
Black Books for UKMPPD o Jika tekana diastolik ≥ 110 mmHg atau tekanan sistolik ≥ 160 mmHg, berikan antihipertensi. o Istirahat o Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR, superimposed preeklampsia. b. Hipertensi Gestasional
Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan 20 minggu dan tanpa proteinuria.
Tatalaksana: o Rawat jalan o Pantau kondisi janin setiap minggu o Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia o Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin terhamba rawat dan pertimbangkan terminasi
c. Pre Eklampsia Ringan
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dan proteinuria ≥ 0,3 g/24 jam atau dipstik +1.
Tatalaksana: o Usia kehamilan 37 minggu: Pertimbangkan terminasi:
Serviks matang: pecah ketuban, induksi dengan oksitosin / prostaglandin
Serviks belum matang: pematangan serviks dengan prostaglandin atau kateter foley atau SC
d. Pre Eklampsia Berat
Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg dan proteinuria ≥ 5 mg/24 jam atau dipstik +3
Tatalaksana:
132
Black Books for UKMPPD o Rawat inap o Oksigen 4-6 lpm o Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi o Berikan antikonvulsan o Observasi VS, refleks, dan DJJ setiap jam o Awasi komplikasi: edem pulmo (bila terdapat edem pulmo, berikan furosemid IV), HELLP syndrome (hemolisis, elevated liver enzime, low platetel count), koagulopati (lakukan uji pembekuan darah bed side) e. Superimposed Preeklampsia
f.
Hipertensi kronik disertai proteinuria.
Tatalaksana sama dengan preeklampsia
Impending Eklampsia
Preeklampsia disertai gejala sakit kepala, mual, muntah, gangguan pengelihatan, nyeri kuadran kanan atas abdomen, hiperrefleksia
Tatalaksana sama seperti preeklampsia.
g. Eklampsia
Preeklampsia disertai kejang
Tatalaksana sama seperti preeklampsia, namun persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang.
h. Antihipertensi
i.
TD 140-159 / 90 – 109 : metildopa, labetalol, nifedipin PO
TD ≥ 160/110: labetalol IV, hidralazin IV, atau nifedipin sub lingual
Antikonvulsan
Pilihan obat: MgSO4
Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5 menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr bokong kanan dan 5 gr bokong kiri.
Sebelum pemberian, cek: RR minimal 16 x/menit, refleks patella (+), urin minimal ≥ 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
Antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam larutan 10%) IV sampai bernafas kembali.
133
Black Books for UKMPPD 10. Ketuban Pecah Dini a. Definisi Keadaan pecahnya ketuban sebelum persalinan dan tidak diikuti oleh proses persalinan. b. Tampilan Klinis
Anamnesis: keluarnya cairan ketuban dari vagina secara tiba-tiba, tidak ada his
c. Pemeriksaan Penunjang Nitrazin test (pH kertas lakmus setelah ditempelkan ke cairan menjadi biru), USG d. Tatalaksana
Ada tanda-tanda infeksi: terapi sebagai amnionitis
Tidak ada tanda-tanda infeksi, UK < 37 minggu o Antibiotik: ampisilin 4 x 500 mg + eritromisin 3 x 250 mg selama 7 hari o Kortikosteroid o Observasi sampai ada tanda-tanda persalinan
Tidak ada tanda-tanda infeksi, UK > 37 minggu o Ketuban pecah lebih dari 18 jam
Ampisilin 4 x 2 g IV atau penisilin G 4 x 2 juta unit IV
Jika tidak ada tanda-tanda infeksi post partus stop antibiotik
o Nilai serviks
Matang induksi persalinan dengan oksitosin
Belum matang prostaglandin induksi dengan oksitosin atau SC
11. Amnionitis a. Definisi Infeksi pada amnion b. Tampilan Klinis
Keluar cairan dari vagina yang purulen, berbau busuk
Demam, leukositosis, nyeri tekan pada uterus, takikardi ibu atau janin
c. Tatalaksana
Antibiotik o Ampisilin 4 x 2 g IV + gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam o Persalinan pervaginam stop antibiotik post partus o SC lanjutkan AB + metronidazol 3 x 500 mg IV sampai bebas demam 48 jam
134
Black Books for UKMPPD
Nilai Serviks o Matang: induksi persalinan dengan oksitosin o Serviks belum matang prostaglandin + induksi oksitosin atau SC
12. Perdarahan Antepartum a. Solusio Plasenta
Definisi Terlepasnya plasenta dari tempat implantasi sebelum waktunya.
Fakor Risiko Hipertensi, trauma abdomen, riwayat solusio plasenta sebelumnya, merokok, gemelli, polihidramnion, penyalahgunaan obat (kokain, obat bius)
Tampilan Klinis Perdarahan pervaginam, sedikit, berwarna merah gelap atau coklat, nyeri perut, kontraksi, gerakan janin berkurang, bisa sampai syok pada ibu atau gawat janin. Pada PF janin bisa tidak teraba.
Penunjang USG
Tatalaksana o Janin hidup
Cukup bulan: terminasi dengan pervaginam atau SC
Kurang bulan: steroid, terminasi
o Janin mati
Persalinan per vaginam
b. Plasenta Previa
Definisi Implantasi plasenta di atas osium serviks interna.
Faktor Risiko Riwayat plasenta previa sebelumnya, riwayat SC atau operasi uterus, multiparitas, kehamilan multipel, merokok
Klasifikasi o Komplit: seluruh ostium tertutup o Parsial: sebagian ostium tertutup o Marginal: tidak menutup, tapi berada dalam jarak < 2 cm dari ostium
135
Black Books for UKMPPD o Letak rendah: berada dalam jarak 2 – 3,5 cm dari ostium. Tidak dianggap plasenta previa
Tampilan Klinis Bisa asimptomatis, perdarahan pervagina yang tidak nyeri. Tidak boleh melakukan VT kecuali setelah USG bukan plasenta previa atau di ruang operasi. Inspekulo boleh dilakukan.
Penunjang USG
Tatalaksana o Tidak ada perdarahan: tunggu sampai 37 minggu, lalu SC o Perdarahan:
≥ 37 minggu: SC
≤ 37 minggu: bila hemodinamik tidak stabil SC. Bila hemodinamik stabil rawat inap, observasi
c. Vasa Previa
Definisi Korda umbilikus berada diantara fetus dan ostium serviks
Tampilan Klinis Perdarahan berat ketika ketuban pecah saat persalinan. Risiko kematian janin akibat syok sangat tinggi.
Tatalaksana SC
13. Kelainan Implantasi Plasenta
Plasenta Accreta Plasenta menempel sampai sedikit menembus ke miometrium
Plasenta Increta Plasenta menempel sampai ke miometrium tapi tidak sampai ke parametrium
Plasenta Percreta Plasenta menempel hingga menembus parametrium. Bisa menyebabkan ruptur uteri.
14. Prolaps Tali Pusat a. Tali pusat menumbung / prolapsus funiculli
136
Black Books for UKMPPD
137
Tali pusat keluar atau berada di samping dan melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir, tali pusat dapat prolaps ke dalam vagina atau bahkan ke luar vagina setelah ketuban pecah. b. Tali pusat terdepan / terkemuka Tali pusat berada di samping bagian besar janin dapat teraba pada kanalis servikalis, atau lebih rendah dari bagian bawah janin sedang ketuban masih intak. c. Occult prolapse Keadaan dimana tali pusat terletak di samping kepala atau di dekat pelvis tapi tidak dalam jangkauan jari pada pemeriksaan vagina 15. Perdarahan Post Partum a. Definisi Perdarahan pasca persalinan yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir atau yang berpotensi mengganggu hemodinamik ibu b. Tampilan Klinis No. 1.
Gejala dan Tanda Perdarahan setelah anak lahir
Kemungkinan Penyebab Atonia Uteri
Uterus tidak berkontraksi dan lembek 2.
Perdarahan segera
Robekan jalan lahir
Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir 3.
Plasenta belum lahir sampai 30 menit
Retensi plasenta
4.
Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap
Sisa plasenta
Perdarahan dapat muncul 6-10 hari post partum disertai subinvolusi uterus 5.
Perdarahan segera (perdarahan intraabdominal Ruptur uteri dan perdarahan pervaginam) Nyeri perut yang hebat Kontraksi yang hilang
6.
Fundus uteri tidak teraba pada palpasi abdomen
Inversio uteri
Lumen vagina terisi massa Nyeri ringan atau berat 7.
Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat Gangguan gumpalan sederhana
darah
pembekuan
Black Books for UKMPPD Kegagalan terbentuknya gumpalan pada
uji
pembentukkan darah sederhana Terdapat faktor predisposisi: solusio plasenta, kematian janin dalam uterus, eklampsia, emboli air ketuban c. Tatalaksana
Tatalaksana Awal o ABC o Jika syok tatalaksana syok
Atonia Uteri o Kompresi bimanual internal atua eksternal o Infus oksitosin dan oksitosin IM o Ergometrin o Asam Tranexamat
Robekan Jalan Lahir o Penjahitan
Retensi Plasenta o Tarikan tali pusat terkendali, bila tidak berhasil, lakukan manual plasenta o Infus oksitosin dan oksitosin IM o Antibiotik profilaksis
Sisa Plasenta o Infus Oksitosin dan Oksitosin IM o Eksplorasi digital (menggunakan jari) atau dengan kuretase o Antibiotik profilaksis
16. Robekan Perineum
Derajat I Robekan hanya terjadi pada mukosa vagina, dengan atau tanpa mengenai kulit perineum
Derajat II Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinea transversalis, tetapi tidak melibatkan kerusakan otot sfingter ani
138
Black Books for UKMPPD
Derajat III Robekan mengenai perineum sampai ke otot sfingter ani: III A: robekan < 50% sfingter ani eksterna III B: robekan > 50% sfingter ani eksterna III C: robekan juga meliputi sfingter ani interna
Derajat IV Robekan mengenai perineum sampai dengan sfingter ani dan mukosa rektum
17. Puerperal Sepsis a. Definisi Semua infeksi genital yang terjadi akibat komplikasi dari aborsi atau persalinan. Gejala muncul biasanya lebih dari 24 jam setelah persalinan. b. Faktor Risiko SC, usia muda, persalinan lama, KPD, pemeriksaan vagina berulang, manual plasenta c. Tampilan Klinis Demam, menggigil, lemas, nyeri abdomen bawah, nyeri uterus, subinvolusi uterus, lokhia purulen dan berbau busuk, perdarahan pervaginal, syok. d. Tatalaksana
Posisi semi-Fowler
Cairan IV
Infus oksitosin
Analgetik
Antibiotik spektrum luas IV
18. Prolaps Uteri
Derajat I Serviks masih berada di dalam vagina
Derajat II Serviks terlihat di luar vulva
Derajat III Prolaps komplit
19. Abortus a. Definisi Berakhirnya kehamilan sebelum usia gestasi 20 minggu b. Klinis: perdarahan dari serviks dan nyeri ringan
139
Black Books for UKMPPD c. Klasifikasi Diagnosis Abortus
Perdarahan Sedikit
Nyeri Perut Sedang
Imminens
Uterus Sesuai
Serviks
Gejala Khas
usia Terututp Tidak
kehamilan
ada
epulsi
jaringan konsepsi
Abortus
Sedang-
Sedang-
Sesuai
Insipiens
banyak
hebat
kehamilan
jaringan konsepsi
Abortus
Sedang-
Sedang-
Lebih kecil dari Terbuka
Epulsi
Inkomplit
banyak
hebat
usia kehamilan
jaringan konsepsi
Abortus
Sedikit
Tanpa/sedikit
Lebih kecil dari Tertutup Epulsi
Komplit Missed
usia Terbuka
usia kehamilan Tidak ada
Tidak ada
Abortion
Tidak
ada
epulsi sebagian seluruh
jaringan konsepsi
Lebih kecil dari Tertutup Janin telah mati, tapi usia kehamilan
tidak
ada
epulsi
jaringan d. Tatalaksana
Abortus Imminens: konservatif, bed rest
Abortus Insipiens: dilatasi dan kuretase
Abortus Inkomplit: dilatase dan kuretase
Abortus Komplit: suportif
Missed Abortion: dilatasi dan kuretase
Septic Abortion o Abortus dengan komplikasi infeksi pelvis. Disertai demam, nyeri abdomen, sekret vagina. o Tatalaksana: dilatasi, kuretase, dan antibiotik
Habitual Abortion / Abortus Rekuren o Abortus dalam tiga kehamilan berturut-turut o Penyebab: anomali kromosom
20. Kehamilan Ektropik a. Definisi Kehamilan yang implantasi blastosisnya terjadi di luar mukosa endometrium. Paling sering di tuba falopii. Bila ruptur dapat menyebabkan kematian. b. Faktor Risiko Infeksi genital, merokok, IUD
140
Black Books for UKMPPD c. Klinis Nyeri perut bawah, perdarahan per vagina, sebelumnya haid terlambat. Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) atau ruptur: nyeri sangat berat, abdomen distensi, bisa sampai syok. PF: nyeri goyang porsio (+) d. Penunjang
Plano / PP test positif
USG: uterus kosong
Beta-HCG: >1500 IU/L (USG transvaginal), >6500 IU/L (USG transabdominal)
Kuldosintesis
e. Tatalaksana
Bila syok: ABC
Belum ruptur: metrothrexat
KET: pembedahan (laparotomy, laparoskopi, salpingectomy, salpingostomy)
21. Mola Hidatidosa a. Definisi Kehamilan abnormal dimama uterus tidak berisi fetus, tetapi berisi masa trofoblastik dengan villus korionik yang membengkak. b. Etiologi Abnormal kromosom (parsial: 69,XXX atau 69,XXY, komplit: 46,XX atau 46,XY) c. Tampilan Klinis Perdarahan per vaginam, mual dan muntah hebat, ukuran uterus lebih besar dari usia gestasi, aktifitas janin (-), DJJ (-) d. Penunjang
USG: snowstorm appearance (komplit), honeycomb appearance (inkomplit)
Beta-HCG: > 100.000 IU/L
e. Tatalaksana
Dilatase dan kuretase
Cegah kehamilan minimal satu tahun
Ukur kadar HCG tiap 2 minggu
Tunda terapi selama kadar HCG berkurang
Setelah kadar HCG normal cek HCG tiap bulan selama 6 bulan tiap 2 bulan selama dua tahun
141
Black Books for UKMPPD
Bila ada tanda-tanda tirotoksikosis tatalaksana sesuai terapi tirotoksikosis
22. Kontrasepsi a. Metode Amenore Laktasi
Adalah metode kontrasepsi dengan pemberian ASI sebagai usaha alamiah untuk menjarangkan kehamilan
Cara kerja: penundaan, penekanan ovulasi
Efektif sampai 98% dengan syarat: ibu menyusui secara penuh, bayi menghisap secara langsung, ibu belum mendapatkan haid sejak melahirkan, umur bayi kurang dari 6 bulan, menyusui dimulai 30 menit sampai satu jam setelah bayi lahir, kolostrum diberikan pada bayi, jarak menyusui tidak lebih dari 4 jam
Keuntungan: efektifitas tinggi, segera efektif, tidak mengganggu senggama, tidak ada efek sistemik, tidak perlu pengawasan medis, tidak perlu obat, tidak perlu biaya
Keterbatasan: perlu persiapan dan perawatan payudara sejak hamil agar dapat segera menyusui dan produksi ASI lebih baik, kesulitan dilaksanakan karena kondisi sosial, efektifitas tinggi hanya sampai 6 bulan
b. Sistem Pantang Berkala
Metode lendir serviks Masa subur ditandai dengan keluarnya lendir serviks cukup banyak, jernih, licin, mulur sehingga pada hari itu ibu merasa “lebih basah”, saat itu pasangan diinstrusikan untuk abstinensi.
Metode suhu basal Abstinensi dimulai dari awal siklus haid sampai sore hari ketiga berturut-turut setelah suhu berada di atas garis pelindung pada kurva suhu basal.
Metode simtomtermal Gabungan metode keduanya
Syarat: siklus haid teratur, ibu harus tahu pasti kapan masa suburnya
Efektifitas sedang
Perlu kerjasama pasangan
c. Senggama Terputus
Metode: pria mengeluarkan penisnya sebelum ejakulasi
Efektifitas terganggu kesediaan pasangan dan motivasi
142
Black Books for UKMPPD
Tidak dianjurkan pada suami yang mempunyai riwayat ejakulasi dini atau suami tidak kooperatif
d. Metode Barier
Kondom o Cukup efektif o Merupakan metode pilihan semetara bila kontrasepsi pilihan harus ditunda o Mencegah IMS o Agak mengganggu hubungan seksual
Diafragma + spermisida o Efektifitas sedang o Dapat menjadi penyebab infeksi
e. Kontrasepsi Kombinasi (estrogen dan progesteron)
Pil kombinasi o Efektif dan reversibel o Cara kerja: menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks, mengganggu pergerakan tuba o Harus diminum setiap hari, terdiri dari 21 tablet mengandung hormon estrogen dan progesteron dan 7 tablet plasebo. Diminum mulai hari pertama haid. o Siklus haid menjadi teratur o Kesuburan segera kembali setelah penggunaan dihentikan o Tidak dianjurkan bagi ibu menyusui o Efek samping: perubahan mood, mual, bercak/ spotting, peningkatan berat badan o Kontraindikasi: riwayat saki jantung, DM, kanker payudara, epilepsi, gangguan pembekuan darah
Suntikan kombinasi o Disuntikan satu bulan sekali o Contoh: 25 mg Depo Medroxyprogesterone asetat dan 5 mg estradiol sipionat o Cara kerja, efek samping, indikasi dan kontraindikasi hampir sama dengan pil kombinasi
f.
Kontrasepsi Progestin
143
Black Books for UKMPPD
Suntikan Progestin o Sangat efektif o Cara kerja: menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks, mengganggu pergerakan tuba o Kesuburan kembali sekitar 4 bulan setelah lepas obat o Sering terjadi gangguan haid o Peningkatan berat badan o Kontraindikasi: riwayat DM, kanker payudara, penyakit hati, penyakit jantung, stroke o Disuntikan 3 bulan sekali (Depo Provera) atau 2 bulan sekali (Depo Noristerat)
Pil Progestin / mini pil o Tidak menurunkan produksi ASI o Harus diminum setiap hari dengan waktu yang sama o Dapat menjadi kontrasepsi darurat
g. Kontrasepsi Implan
Efektif 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (implanon)
Dapat digunakan oleh ibu menyusui
Bebas estrogen
h. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Sangat efektif, reversibel, jangka panjang, bebas hormon
Cara kerja: menghambat kemampuan sperma masuk ke tuba, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum masuk ke kavum uteri, mencegah sperma dan ovum bertemu
i.
j.
Dapat dipasang setelah melahirkan
Dapat keluar sendiri dari uterus
Efek samping: haid lama dan banyak, infeksi, dismenorhea
Kontraindikasi: infeksi genital, risiko tinggi menderita IMS, kelainan bentuk uterus
Kontrasepsi Mantap
Sangat efektif, tidak ada efek samping
Bagi pasangan yang tidak ingin memiliki anak lagi
Kontrasepsi Pasca Persalinan
MAL: setelah pesalinan hingga 6 bulan
144
Black Books for UKMPPD
Barier: segera setelah persalinan
AKDR: setelah 3 minggu
Progesteron: setelah 6 minggu
KB alamiah: setelah 6 minggu
Kombinasi: setelah 6 bulan
GINEKOLOGI 23. Ca Serviks a. Faktor Risiko Infeksi HPV (16, 18, 45, 46), menikah usia muda, pertama kali koitus usia muda, berganti-ganti pasangan seks, rokok, paritas, ras b. Tampilan klinis
Anamnesis: perdarahan pervagina (terutama setelah berhubungan seksual), uretra, atau rektum, keputihan berbau, penurunan berat badan
c. Deteksi Dini
Pemeriksaan sitologi (pap smear), IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) test, Colposcopy
Gold standart: colposcopy + biopsi
IVA test: positif bila terlihat gambaran acetowhites area (lesi prekanker)
Pap Smear o Pemeriksaan dilakukan saat kondisi serviks tidak dalam keadaan inflamasi / infeksi. Inflamasi / infeksi ditangani lebih dahulu. o Negatif palsu: sampel tidak adekuat, salah lokasi pengambilan sampel, kesalahan pembacaan o Waktu paling baik pengambilan sampel saat fase proliperatif. Sampel diambil 24-48 jam setelah hubungan seksual. o Mulai pemeriksaan tiga tahun setelah hubungan seksual pertama kali pada wanita yang berhubungan seksual sebelum usia 21 tahun o Usia < 30 tahun: screening setiap tahun o Usia > 30 tahun: screening setiap tahun atau dua tahun sekali o Screening bisa dihentikan setelah usia 65 tahun
d. Lesi Pre-kanker / cervical dysplasia
145
Black Books for UKMPPD
Perubahan abnormal sel pada permukaan serviks dilihat menggunakan mikroskop
Histologi Cervical intraepitelial neoplasma (CIN) I (mild), CIN II (moderate), CIN III (severe)
Sitologi Low-grade SIL (squamous intraepithelial lession), High-grade SIL
e. Staging Stage 0 : carcinoma is situ Stage I : terbatas di serviks Stage II : keluar dari serviks tapi belum sampai dinding pelvis, 1/3 posterior vagina Stage III: lesi sudah sampai ke dinding pelvis dan 1/3 anterior vagina Stage IV: sudah menginvasi vesica urinaria, rectum, atau metastase 24. Mioma Uteri a. Definisi Tumor jinak yang berasak dari jaringan otot polos uterus b. Tampilan Klinis
Anamnesis: o Menorrhagia dan mentruasi memanjang o Nyeri pelvis o Gejala pendesakan ruang (sering buang air kecil, konstipasi) o Abortus spontan o Infertilitas
PF (pemeriksaan bimanual): o Teraba massa di abdomen berbatas tegas, mobile, konsistensi padat o Uterus teraba membesar dan keras
c. Klasifikasi berdasarkan lokasi
Submukosa: di lapisan endometrium
Intramural: di lapisan miometrium
Subserosa: di lapisan parametrium
Intracavity (mioma geburt): menggantung di dalam cavum uteri (dapat keluar masuk ke vagina)
Pedinculated (mioma satelit): menggantung di luar cavum uteri
d. Pemeriksaan Penunjang
USG: whorl like pattern / tersusun seperti konde
146
Black Books for UKMPPD e. Tatalaksana Mioma kecil: observasi Mioma besar/ mendesak ruang sekitarnya: myomectomi / hysterectomi 25. Ca Endometrium
75 % terjadi post menopause
Etiologi: estrogen berlebihan, obesitas, PCOS, DM dan hipertensi
Post menopausal bleeding
26. Sindrom Polikistik Ovarium a. Definisi Terdapatnya hiperandrogenemia yang berhubungan dengan anovulasi kronik pada wanita tanpa adanya kelainan dasar spesifik pada adrenal atau kelenjar hipofisis b. Tampilan Klinis Siklus
menstruasi
irreguler
,oligomenorhea,
amenorhea,
hiperandrogen
(hirsutisme, jerawat, alopesia), obesitas, akantosis nigrikan 27. Pelvic Inflamatory Disease a. Definisi Infeksi dan inflamasi pada uterus, tuba falopii, dan adneksa pelvis. Biasanya akibat dari perluasan infeksi pada serviks. b. Tampilan Klinis
Nyeri goyang porsio
Nyeri tekan uterus
Nyeri tekan adneksa
c. Penatalaksanaan Antibiotik sesuai penyebab 28. Endometriosis a. Definisi Ditemukannya jaringan endometrium di luat uterus yang menyebabkan reaksi inflamasi. Lokasi tersering: GIT, saluran kemih, jaringan lunak, diafragma. Penyakit estrogen-dependent b. Tampilan Klinis Anamnesis: dismenorrhea berat, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri pelvis kronis, nyeri diantara siklus menstruasi (Mittleschmertz), gejala perimenstrual c. Tatalaksana
147
Black Books for UKMPPD
Farmakoterapi GnRH, kontrasepsi oral, progestin, aromatase inhibitor
Pembedahan (hysterectomi, oophorectomy, salpingo-oophorectomy) Bila nyeri pelvis tidak dapat diatasi yang menyebabkan penurunan kualitas hidup, gagal dengan terapi farmakologi, gejala obstruksi
29. Disfungsional Uterine Bleeding
Perdarahan yang berasal dari uterus dimana tidak ada proses patologis lainnya yang mendasari
Disfungsi aksis hipotalamus-thalamus-ovarium anovulasi progesteron tidak dihasilkan proliferasi endometrium perubahan vaskuler endometrium & penurunan prostaglandin perdarahan
Tatalaksana: ferrous sulfat, NSAID
30. Amenorhea a. Definisi Tidak adanya menstruasi b. Etiologi Kelainan hipofisis, tiroid, adrenal, ovarium c. Klasifikasi
Primer Tidak menstruasi setelah usia 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder normal (pembesaran payudara, pubes, dll) atau tidak menstruasi setelah usia 14 tahun tanpa disertai pertumbuhan seksual sekunder
Sekunder Tidak mestruasi selama lebih dari 6 bulan pada wanita yang sebelumnya menstruasi normal
31. Pre Menstrual Syndrome
Siklus yang berulang saat fase lutheal pada menstruasi dimana terjadi stres fisik, psikologis, dan atau perubahan sikap yang mengakibatkan gangguan hubungan interpersonal
Premenstrual Magnificence (PMM) premenstrual sindrom yang terjadi pada penderita gangguan jiwa
32. Dysmenorrhea a. Definisi
148
Black Books for UKMPPD Nyeri pada saat menstruasi. Dibagi dalam dual katergori: primer (tanpa kelainan organ pelvis), sekunder (terdapat kelainan organik). b. Tampilan klinis Nyeri saat menstruasi, berlangsung 48-72 jam atau lebih, terasa di perut bagian bawah c. Tatalaksana NSAID: ibuprofen, aspirin, asam mefenamat 33. Terminologi dan definisi perdarahan uterus abnormal
Amenorrhea Tidak ada menstruasi lebih dari 6 bulan
Menorrhagia Menstruasi dengan perdarahan banyak (>80 ml/siklus) atau durasi memanjang >7 hari
Metroraghia Siklus menstruasi irreguler dan interval bervariasi
Menometroraghia Menstruasi irreguler, perdarahan banyak, dan memanjang
Oligomenorhea Jumlah darah yang keluar saat menstruasi sedikit
Polymenorrhea Frekuensi menstruasi meningkat
Intermenstrual Perdarahan / spotting di antara siklus menstruasi
34. Kista Bartholini
Kista yang terbentuk akibat sumbatan pada duktus / kelenjar bartholini. Dapat dilihat dari bagian luar/vulva, lokasi pada labia mayor, umumnya muncul pada usia reproduksi. Dapat berkembang menjadi abses jika terinfeksi. Bakteri penyebab tersering N. Gonnorhea.
Tatalaksana: insisi drainase, marsupialisasi
35. Kista Gardner
Kista yang muncul pada liang vagina terutama pada bagian anterolateral, berasal dari sisa duktus mesonefrik / duktus wolfii
36. Kista Nabothi
149
Black Books for UKMPPD
Kista yang terbentuk karena retensi kelenjar endoserviks (nabothii), biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis. Kita berwarna putih berisi cairan mukus. Bila menjadi besar bisa menimbulkan nyeri.
37. Infertilitas Definisi: tidak terjadi kehamilan selama satu tahun dengan hubungan seksual 2-3 x/minggu tanpa kontrasepsi. 40% faktor pria, 40% faktor wanita, 20% faktor keduanya. 38. Analisis Sperma a. Normozoospermia Jumlah sperma ≥ 20 juta/ml b. Oligozoospermia Jumlah sperma < 20 juta/ml c. Astenozoospermia Motilitas sperma a (gerak cepat dan lurus) < 25% atau a+b (gerak lambat,tidak lurus) 0,5 – 1 cc/KgBB/jam
Syok hemoragik o Karena perdarahan (trauma, fraktur tulang panjang, KET) o Terapi: resusitasi cairal kristaloid (Saline, RL, RA) 20 cc/KgBB secepatnya, dapat diulang. Bila tidak membaik setelah diulang, dapat diberikan koloid (HES, albumin, dextran) atau transfusi whole blood. o Adekuat jika urin output > 0,5 – 1 cc/KgBB/jam
Syok anafilaktik o Karena reaksi alergi / hipersensitifitas tipe 1 (IgE mediated) terhadap obat, media kontras, dll
153
Black Books for UKMPPD o Terjadi kolaps sirkulasi akibat vasodilatasi o Terapi: ABC, posisi head down, adrenalin / epinefrin 0,5 mg SC / IM (1 : 1000) atau IV (1 : 10.000)
Syok septic o Akibat infeksi sistemik o Terapi: oksigen, antibiotik spektrum luas IV, cairan, vasopressor (norepinefrin)
Syok neurogenik o Akibat cedera pada medula spinalis o Rangsang simpatis menghilang
3. Triase
Penilaian dengan metode RPM (respirasi-perfusi-mental)
Prioritas penanganan o Merah (immediate) Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Contoh: tension pneumothoraks, cardiac arrest, perdarahan hebat, luka bakar inhalasi o Kuning (delayed) Pasien perlu tindakan definitif tapi tidak ada ancaman jiwa segera. Pasien dapat menunggu giliran pengobatan tanpa bahaya. Contoh: fraktur tertutup ekstremitas (perdarahan terkontrol), perdarahan laserasi terkontrol, luka bakar < 25%. o Hijau (minimal) Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Contoh: memar, lecet o Hitam (expectant) Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meski dapat pertolongan, prognosis buruk. Contoh: cedera kepala berat, luka bakar hampir seluruh tubuh.
4. Gangguan Keseimbangan Asam Basa Gangguan Asam Basa pH PCO2
HCO3
Penyebab Umum
Asidosis Respiratorik
↓
↑
↑ jika terkompensasi
PPOK, asma, ARDS
Alkalosis Respiratorik
↑
↓
↓ jika terkompensasi
Hiperventilasi, sepsis
154
Black Books for UKMPPD
Asidosis Metabolik
↓
↓ jika terkompensasi
155
Dehidrasi berat, DM,
↓
gagal ginjal Alkalosis Metabolik
↑
↑ jika terkompensasi
Muntah,
↑
diuresis,
hiperkalsemia
pH: 7,35 – 7,45
pCO2: 35-45 mmHg
HCO3 : 22-25 mmol/L
5. Obstruksi Jalan Nafas Oleh Benda Asing
Obstruksi pada orang dewasa
Unconscious
Start CPR
Conscious
5 back blows, 5 abdominal thrusts
Encourage cough
Observasi apakah membaik atau memburuk
Unconscious
Oper airway, 5 breath, start CPR
Conscious
5 back blows, 5 abdominal thrusts
Encourage cough
Observasi apakah membaik atau memburuk
Severe airway obstruction (ineffective cough) Assess severity Mild airway obstruction (effective cough)
Obstruksi pada anak-anak
Ineffective cough Assess Severity Effective cough
Abdominal thrust (heimlich manuver): pada anak kurang 1 tahun di dada, lebih dari satu tahun di abdomen
6. Keracunan CO
CO berikatan dengan Hb membentuk carboxyhemoglobin, sehingga menghambat ikatan Hb dengan oksigen
Black Books for UKMPPD
Klinis: sakit kepala, mual, peningkatan RR, pandangan kabur, kejang, tidak sadar, serangan jantung
PF: kulit berwarna merah cerah (cherry-red skin)
7. Keracunan Sianida
Menyebabkan jaringan tidak dapat menggunakan oksigen
Riwayat konsumsi singkong berlebihan, asap pembakaran plastik, dll
Klinis: nafas bau almond, sakit kepala, kejang, hipertensi / hipotensi, sesak, mual, muntah
Antidotum: sodium nitrat, amyl nitrat, sodium thiosulfat
8. Keracunan Organofosfat
Menghambat asetilkolinesterase, sehingga terjadi kelebihan asetilkolin di celah sinaps
Riwayat konsumsi / kontak dengan pestisida atau insektisida
Klinis: miosis, salivasi, lakrimasi, mual, produksi urin meningkat, defekasi meningkat
Tatalaksana: atropinisasi (pemberian atropin 2 mg IM, dapat digandakan tiap 10 menit sampai teratropinisasi, tanda pupil menjadi midriasis)
9. Keracunan Arsen
Klinis: hiperkeratosis, melanosis, terbentuknya ulkus-ulkus di kulit
Apusan darah: pansitopenia, basophilic stippling
10. Keracunan Metanol
Klinis: gangguan pengelihatan (gangguan pada n. Opticus), asidosis metabolik, ,gangguan gerak (gangguan pada putamen)
Tatalaksana: hemodialisa
11. Keracunan Merkuri
Klinis: neuropati perifer (paraesthesia, nyeri, seperti terbakar), penurunan lapang pandang, gangguan kognitif, acrodynia (telapak kaki dan tangan berwarna merah terang)
12. Keracunan Asam Jengkolat
Riwayat konsumsi jengkol berlebihan
Membuat urin menjadi asam, sehingga asam amino berubah menjadi kristal di urin
Klinis: gejala obstruksi saluran kemih
Tatalaksana: hidrasi (menambah aliran urin), alkalinisasi (pemberian HCO3)
156
Black Books for UKMPPD 13. Intoksikasi Opioid
Klinis: bradikardi, hipotensi, hipotermia, sedasi, pin point pupil
Tatalaksana: naloxone
Opioid withdrawal: takikardi, hipertensi, hipertermi, insomnia, midriasis, diaphoresis, lakrimasi, rinorhea
14. Intoksikasi Amfetamin
Klinis: takikardi, hipertensi, hipertermi, peningkatan aktifitas motorik
157
Black Books for UKMPPD
OFTALMOLOGI 1. Gangguan Sistem Lakrimal a. Dakriodenitis
Radang pada glandula lakrimalis
Sering pada anak-anak
Gejala : nyeri dan bengkak di orbita bagian temporal
b. Dakriosistitis
Radang pada sakkus lakrimalis karena sumbatan duktus nasolakrimalis
Etiologi : S. aureus, S. pneumoniae, H. Infulenza, Candida albicans
Gejala : epifora (mata berair), eksudat, uji regurgitasi (+), nyeri, hiperemi, nyeri tekan pada daerah nasal
Anel Test (Uji patensi sakkus lakrimalis) : memasukan jarum tumpul ke dalam sakkus lakrimal melalui punctum lakrimal, kemudian disemprotkan NaCl fisiologis. Positif bila ada rasa asin di tenggorokan. Schirmer testt : untuk memeriksa produksi air mata dengan cara menyisipkan kertas saring di fornix inferior kemudian tunggu 5 menit. Normalnya air mata minimal 10 mm. 2. Entropion a. Definisi Endorotasi dari tepi kelopak mata (margo palpebra). b. Etiologi
Congenital Entropion Sejak lahir. Biasanya pada kelopak mata bawah
Spastic Entropion Hanya pada kelopak mata bawah. Biasa terjadi pada orang tua.
Cicatricial Entropion Disebabkan oleh infeksi atau trauma (trakoma, luka bakar, trauma kimia), Steven Johnson Syndrome, pemfigus
158
Black Books for UKMPPD c. Gejala Klinis Mata merah karena iritasi dari bulu mata pada konjungtiva. Pada entropion kongenital asimptomatik. d. Tatalaksana Pembedahan 3. Ektropion a. Definisi Eksorotasi dari tepi kelopak mata (margo palpebra) b. Etiologi
Congenital ectropion
Senile ectropion
Paralytic ectropion
Cicatrical ectropion
c. Gejala Klinis
Mata tidak dapat menutup sempurna (lagoftalmus)
Air mata mengalir lewat pipi
Ulkus kornea
d. Tatalaksana Pembedahan 4. Trikiasis Terlipatnya bulu mata ke arah dalam (mengarah ke bola mata) karena infeksi atau trauma (Bedakan dengan entropion, pada entropion yang melipat tepi kelopak mata, sehingga bulu mata ikut mengarah ke dalam. Pada trikiasis hanya bulu mata saja yang melipat.) 5. Blefaritis a. Definisi Radang pada tepi kelopak mata dapat disertai terbentuknya ulkus dan melibatkan kelopak mata b. Etiologi
Seboroik Berkaitan dengan dermatitis seboroik. Gangguan pada glandula zeis, moll, atau meibom.
Stafilokokal / ulserativa
159
Black Books for UKMPPD Infeksi kronik stafilokokus. Biasanya pada anak-anak c. Gejala Klinis
Skuama atau krusta pada tepi kelopak. Jika krusta dilepas bisa terjadi perdarahan
Bulu mata rontok
Dapat ditemukan ulkus pada tepi kelopak mata
Pembengkakan dan merah pada kelopak mata
d. Tatalaksana Seboroik:
Memperbaiki kebersihan kelopak mata. Cuci dengan sampo bayi.
Bersihkan dengan cotton bud dan kompres 10-15 menit
Tetrasiklin PO 2 x 250 mg selama 1 bulan atau doksisiklin 1 x 100 mg
Stafilokokal:
Memperbaiki kebersihan kelopak mata. Cuci dengan sampo bayi.
Bersihkan dengan cotton bud dan kompres 10-15 menit
Salep atau tetes mata gentamisin / eritromisin / basitrasin
6. Hordeolum a. Definisi Peradangan pada kelenjar sebasea mata Internum : kelenjar Zeis atau Moll Eksternum : kelenjar Meibom b. Etiologi Stafilokokus c. Gejala Klinis Nodul di kelopak mata dapat di luar atau di dalam, nyeri, hangat, bengkak (Bedakan dengan khalazion. Pada khalazion nodul tidak nyeri). d. Tatalaksana
Kompres hangat 4 x 10 menit
Antibiotik topikal (salep eritromisin / basitrasin)
Antibiotik sistemik bila perlu (doksisiklin 2x100 mg)
Bila tidak membaik atau memburuk pikirkan pembedahan (insisi dan drainase)
160
Black Books for UKMPPD 7. Kalazion a. Definisi Peradangan kronik pada kelenjar Meibom b. Etiologi Reaksi granulomatosa c. Gejala Klinis Nodul di kelopak mata, tidak nyeri. d. Tatalaksana Insisi dan kuretase 8. Pterygium a. Definisi Pertumbuhan jaringan fibrivaskular seubepitelial berbentuk segitiga pada jaringan konjungtiva bulbar hingga kornea b. Klinis Derajat I
: pterygium terbatas sampai limbus
Derajat II
: pterygium tidak melewati pertengahan antara limbus dan pupil ( 2 mm dari limbus)
Derajat IV
: pterygium melewati pupil
Bedakan dengan pseudopterygium. Pseudopterygium : jaringan tidak menempel ke konjungtiva. Tes sonde (+). Tes sonde : menyelipkan sonde di bawah jaringan, positif bila sonde dapat diselipkan antara jaringan dan konjungtiva. c. Penatalaksanaan Pembedahan 9. Konjungtivitis a. Definisi Peradangan pada konjungtiva b. Gejala Klinis Gejala umum: mata merah, injeksi konjungtiva, visus tidak turun. Etiologi
Klinis
Tatalaksana
Viral
Sekret jernih (mukoserous)
Steroid topikal bila perlu
(adenovirus,
Folikel (+)
Salep acyclovir 3% 5 x sehari selama 10
161
Black Books for UKMPPD
HSV, VZV)
Non
Bakteri GO
hari
Pembesaran kelenjar preaurikular
Sekret mukopurulen
Antibiotik topikal (kloramfenikol tetes 6 x
Kelopak mata bengkak
1 atau flurokuinolon tetes atau polimiksin
(stafilokokus,
Papila (+)
B tetes, atau salep antibiotik)
streptokokus, haemofilus)
Dapat disertai membran atau
Gonokokal
pseudomembran.
Sekret purulen
Seftriakson 1 gr IM dosis tunggal.
Kelopak mata sangat bengkak
Pada bayi kloramfenikol 50.000 U/kgBB
Papila (+)
IM setiap hari sampai GO (-) tiga hari
Dapat terjadi keratitis / ulkus
berturut-turut.
kornea.
Antibiotik topikal tiap jam
Irigasi
Klamidial
Sekret mukopurulen
Azitromisin PO 1 gr dosis tunggal
(Chlamidia
Mata lengket
Eritromisin / tetrasiklin topikal 2-3 minggu
Trakhomatis.
Folikel (+)
Antihistamin topikal atau kortikosteroid
Vektor
oleh
lalat)
Jaringan parut pada konjungtiva tarsal entropion trauma kornea kebutaan
Kronik berulang
Mikroskopis sekret: inclution body
Alergi
Rasa gatal prominen
(diperantarai
Riwayat atopi
IgE)
Sekret cair
Papila (+)
Alergi
lensa
topikal (flumetolon tetes mata 2x1)
Giant papil di konjungtiva tarsal
Rujuk
di
Rujuk
kontak
Vernal (diperantarai
Cobblestone
appearance
konjungtiva tarsal
IgE) 10. Episkelritis a. Definisi
162
Black Books for UKMPPD Peradangan pada episklera b. Etiologi
Idiopatik
Infeksi : zooster
Lain-lain : atopi, gout, tiroid, rosea
c. Gejala Klinis Mata merah biasanya sektoral (tidak difus), visus tidak turun, nyeri, jarang melibatkan kornea. Pada pemberian fenilefrin 2,5 % kemerahan menghilang. d. Tatalaksana
Artificial tears
Steroid topikal
11. Skleritis a. Definisi Peradangan pada sklera b. Etiologi Penyakit sistemik : RA, SLE, gout, sifilis, TB, Wegener, polyartritis nodusa c. Gejala Klinis Mata merah, nyeri yang menyebar hingga kepala dan wajah, visus tidak turun. Pada pemberian fenilefrin 2,5 % kemerahan tidak hilang. d. Tatalaksana
NSAID
Steroid sistemik
12. Perdarahan Subkonjungtiva a. Definisi Perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah konjungtiva atau sklera. b. Faktro Risiko
Trauma tumpul
Hipertensi
Gangguan koagulasi (Cek faktor koagulasi bila tidak ada faktor risiko lain)
Penggunaan obat antikoagulasi
Benda asing
Konjungtivitis
c. Gejala Klinis
163
Black Books for UKMPPD Perdarahan pada sklera berwarna merah terang atau gelap. Tidak nyeri. Visus tidak turun. d. Tatalaksana Self limiting 13. Keratitis a. Definisi Peradangan pada kornea b. Gejala Klinis Gejala klinis umum : mata merah, visus turun mendadak, injeksi silier, nyeri, fotofobia Etiologi Bakterial: Stafilokokus
Anamnesis Penggunaan
Pemeriksaan lensa Defek epitel
Tatalaksana Antibiotik
topikal
Opasitas (Infiltrat)
(flurokuinolon,
Pseudomonas Riwayat operasi
Edema
gentamisin, polimiksin B)
Moraksela
Hipopion +/-
kontak Riwayat korpal
Sikloplegik (atropin) Kortikosteroid
HSV
Lesi dendritik (seperti Antiviral
Riwayat HSV
cabang pohon)
Herpes Zooster Nyeri dermatomal
(acyclovir salep)
Geografika
Sikloplegik
Vesikel +/-
Kortikosteroid
Vesikel di kulit sekitar Antiviral mata
topikal
topikal
(acyclovir salep) Acyclovir oral 5x800 mg selama 7 hari Sikloplegik Kortikosteroid
Fungal: Aspergilus Candida
Riwayat
trauma Infiltrat
dengan tumbuhan
Natamisin 5% tetes atau
Batas kabur
amfoterisin B 0,15% tiap
Lesi satelit
2 jam selama 4 minggu Antifungi
sistemik
(flukonazol 200 mg) Tidak boleh diberi steroid
164
Black Books for UKMPPD
Riwayat berenang di
Amuba (acanthamoeba)
danau,
Amebisida Kortikosteroid topikal
riwayat
pemakaian lensa kontak Nyeri sangat hebat 14. Ulkus Kornea a. Etiologi
Infeksi (etiologi seperti keratitis)
Penyakit sistemik (RA, SLE)
Idiopatik (ulkus Mooren)
b. Gejala Klinis
Gejala keratitis + tes fluorescein (+)
c. Tatalaksana Pembedahan Fluorescein Test: untuk melihat adanya defek epitel kornea. Kertas fluoresin yang telah dibasahi diletakan di sakkus konjungtiva inferior kemudian pasien diminta menutup mata sehingga fluoresin menyebar. Positif bila terdapat defek kornea yang terlihat berwarna hijau. Seidel Test: untuk mengetahui adanya perforasi kornea. Setelah tes fluoresin, mata ditutup kemudian dilakukan sedikit penekanan pada kornea. Jika terdapat ulkus mata akan terlihat fluoresin diencerkan oleh aquos humour dan tampak seperti aliran. 15. Uveitis a. Definisi Peradangan pada uvea (iris, badan silier, koroid) b. Gejala Klinis Gejala umum: mata merah, visus turun, fotofobia Etiologi
Anamnesis
Klinis
Tatalaksana
Anterior (Iris):
Nyeri
Injeksi siliar
Idiopatik
Nyrocos
Flare (efek tyndal pada Steroid topikal
Penyakit sistemik Sensasi benda apung (-) (RA, SLE, IBD) Infeksi
(herpes,
COA) Keratic presipitat Hipopion
Sikloplegik Tidak membaik steroid sistemik
165
Black Books for UKMPPD TB, sifilis)
Sinekia
Post OP
posterior
glaukoma
akut
sudut
tertutup Intermediate
Tidak nyeri
Infiltrasi sel ke vitreous Steroid topikal, bila
(Badan Silier):
Sensai Benda apung (+)
Idiopatik
Bilateral
tidak membaik berikan
(vitritis)
Tampak snowbanking di sistemik
Sarkoidosis
inferior vitreus
Myastenia Gravis Lyme Sifilis Posterior
Nyeri
Sel Hazy (+)
(Koroid):
Sensasi benda apung (+)
Koroiditis
Toxoplasmosis
Inflamasi COA
Retinitis
CMV
Sesuai penyebab
Vaskulitis
Histoplasmosis
16. Glaukoma a. Definisi Neuropati optik yang disebabkan oleh TIO yang relatif tinggi b. Gejala Klinis Pemeriksaan yang diperlukan : Perimetri / tes konfrontasi (melihat lapang pandang), Tonometri (Menilai TIO), Gonioskopi (melihat sudut iridokornea), Funduskopi (Menilai CD (cup-disc) ratio) Etiologi
Klinis
Tatalaksana
Glaukoma akut / Mata merah, berair, visus turun Acetazolamid sudut tertutup: Obstruksi trabekula iris perifer
mendadak, nyeri, mual, muntah, halo
Hcl
500
dilanjutkan 4x250
TIO > 21 mmHg, injeksi konjungtiva, KCl 0,5 mg 3x1 oleh
edema kornea, pupil midriasis, COA Timolol 0,5 % 2x1 dangkal
Steroid topikal + antibiotik 4x1 Pilokarpin Definitif: iridotomi perifer
Glaukoma kronik / Biasanya asimptomatik.
Beta blocker topikal
sudut terbua:
Definitif: trabekulotomi
Penurunan lapang pandang.
mg,
166
Black Books for UKMPPD
Disfungsi
TIO biasanya normal CD Ratio > 0,5
trabekula 17. Katarak
a. Definisi Kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam pengelihatan. b. Etiologi Degenerasi (katarak senilis) Penyakit sistemik ( DM) Trauma Glaukoma Uveitis Pemakaian steroid jangka panjang c. Klinis Katarak Kongenital Umumnya karena infeksi intrauterin (Rubella). Pada pemeriksaan fisik ditemukan refleks merah abnormal atau ada leukokoria. Bila tidak diobati dapat menyebabkan ambliopia (penurunan visus yang tidak dapat dikoreksi menjadi normal, akibat gangguan pada nervus optikus) bahkan kebutaan. Tatalaksana dengan pembedahan, dilakukan sebelum usia 2 bulan agar perkembangan visus tidak terganggu. Katarak Senilis Imatur Kekeruhan
Matur
Hipermatur
Sebagian
Seluruh
Lensa Jatuh
Shadow Test
Positif
Negatif
Pseudopositif
Visus
>6/60
12 tahun) o Antibiotik oral (amoksisilin)
2) Hiperemis
Membran timpani hiperemis, edem
Tatalaksana: o Tetes hidung efedril HCl o Antibiotik oral
3) Supuratif
179
Black Books for UKMPPD
Membran timpani bulging
Sangat nyeri, demam
Tatalaksana: o Antibiotik oral o Miringotomi
4) Perforasi
Membran timpani ruptur sehingga sekret mengalir ke luar
Nyeri menghilang, suhu menurun
Tatalaksana: o Antibiotik oral o Ear toilet dengan H2O2 3% selama 3-5 hari
5) Resolusi
Sekret mengering dan perforasi menutup
Kegagalan stadium resolusi menyebabkan OMSK
Tatalaksana: Antibiotik oral
52. Otitis Media Supuratif Kronik a. Etiologi OMA yang gagal mengalami stadium resolusi b. Klinis : membran timpani perforasi, sekret keluar terus menerus sampai lebih dari 6 minggu
OMSK tipe benigna o Tidak ada kolesteatoma o Perforasi biasanya sentral
OMSK tipe maligna o Terdapat kolesteatoma o Bisa menyebabkan komplikasi mastoiditis
c. Penunjang CT-scan bila curiga ada komplikasi d. Tatalaksana
OMSK Benigna o Ear toilet dengan H2O2 3% selama 3-5 hari o Antibiotik tetes telinga (neomycin + polimyxin B)
180
Black Books for UKMPPD o Kauterisasi bila ada jaringan granulasi o Jika perforasi tidak menutup setelah 2 bulan miringoplasti
OMSK Maligna o Operasi eradikasi kolesteatoma, mastoidektomi, dengan atau tanpa miringoplasti
53. Otitis Media Serosa a. Etiologi Transudat serosa di dalam telinga tengah. Bisa disebabkan oleh disfungsi tuba Eustachius atau kelanjutan dari OMA b. Klinis
Gangguan pendengaran, tidak nyeri, tidak ada gejala sistemik
Membran timpani tampak suram, tidak hiperemis, mobilitas berkurang (tes Toynbee dan valsava negatif)
c. Tatalaksana
Watchful and waiting selama 3 bulan. Bila tidak ada perbaikan dipasang tube timpanostomi untuk drainase
Antihistamin, dekongestan, antibioti, steroid
54. Mastoiditis
Merupakan komplikasi dari otitis media
Klinis : demam, nyeri telinga, nyeri di belakang telinga, terdapat massa di belakang telinga yang bengkak dan nyeri, othorea
Pemeriksaan penunjang : CT Scan (clouding of mastoid air cells)
Tatalaksana: o Antibiotik dosis tinggi IV o Analgetik o Miringotomi o Indikasi mastoidektomi: mastoid osteitis, intracranial extension, abses, adanya cholesteatoma, perbaikan yang kurang dengan pemberian antibiotik IV
55. Tuli Pendengaran a. Tuli Konduktif
Disebabkan gangguan hantaran suara
181
Black Books for UKMPPD
Etiologi: atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, OE sirkumskripta, osteoma,
tuba
katar,
otitis
media,
otosklerosis,
timpanosklerosis,
hemotimpanum, dislokasi tulang pendengaran b. Tuli Sensorneural (persepsi)
Disebabkan gangguan pada saraf pendengaran
Etiologi: aplasia, labirinitis, introksikasi streptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin, kina, asetosal, alkohol, trauma kapitis, trauma akustik, neuroma, multiple mieloma, cedera otak
c. Pemeriksaan 1) Tes Penala Memakai penala 512 Hz
Tes Rinne Penala digetarkan, diletakan di procesus mastoid, setelah tidak terdengan penala dipegang di depan lubang telinga. Bila masih terdengar disebut rinne (+), bila tidak terrdengar disebut rinne (-)
Tes Webber Penala digetarkan diletakan di garis tengah kepala (verteks, dahi, gigi seri). Bila terdengar lebih keras di salah satu sisi disebut Webber lateralisasi ke telinga tersebut
Tes Schwabach Penala digetarkan kemudian diletakan di procesus mastoid pasien sampai tidak terdengar. Kemudia penala segera dipindahkan ke procesus mastiod pemeriksa. Jika pemeriksa masih dapat mendengar disebut Schwabach memendek. Kemudian pemeriksaan diulang dengan pemeriksa terlebih dahulu. Jika setelah pemeriksa tidak dapat mendengar penala tetapi pasien masih bisa mendengar, disebut schwabach memanjang. Jika sama-sama tidak mendengar disebut schwabach sama. Diagnosis
Webber
Schwabach
Rinne
Normal
Lateralisasi -
Sama
Positif
Tuli Konduktif
Lateralisasi
ke Memanjang
Negatif
telinga yang sakit Tuli sensorineural
Lateralisasi telinga sehat
ke Memendek
Positif
182
Black Books for UKMPPD
Tes Bing Tragus ditekan sampai menutup liang telinga, kemudian penala digetarkan dan diletakan pada pertengahan kepala. Bila terdapat lateralisasi pada telinga yang ditutup berarti telinga tersebut normal. Bila tidak terdapat laterasasi berarti telinga tersebut menderita tuli konduktif.
Tes Stenger Digunakan pada pemeriksaan tuli anorganik (pura-pura tuli)
2) Tes Berbisik Bersifat semi-kuantitatif. Digunakan untuk menentukan derajat ketulian secara kasar. 3) Audiometri Nada Murni Digunakan untuk mengukur derajat ketulian secara kuantitatif 56. Meniere Disease a. Etiologi Terlalu banyak cairan endolimfe di dalam kanalis semisirkularis b. Klinis Trias meniere: gangguan pendengaran, vertigo, tinitus c. Tatalaksana Diazepam saat serangan. HCT dan steroid untuk pencegahan 57. Furunkel pada Hidung a. Definisi Infeksi kelenjar sebasea atau folikel rambut oleh Staphylococcus aureus b. Klinis
Furunkel di dalam hidung paling sering di lateral vestibulum nasi yang mempunyai vibrissae
Kadang nyeri
c. Tatalaksana
Kompres hangat
Antibiotik oral dan topikal
Insisi bila sudah terjadi abses
58. Rhinitis Akut a. Definisi
183
Black Books for UKMPPD Peradangan pada mukosa hidung yang berlangsung kurang dari 12 minggu b. Klinis Keluhan umum: rinorea, hidung tersumbat, disertai rasa panas dan gatal pada hidung, bersin-bersin.
Rhinitis simpleks o Disebabkan oleh virus (adenovirus, rhinovirus, ECHO) o Terdapat demam ringan, o Tatalaksana: antipiretik, dekongestan
Rhinitis Influenza o Disebabkan virus Influenza A, B, atau C o Gejala sistemik umumnya lebih berat, disertai myalgia o Tatalaksana: antipiretik, dekongestan.
Rhinitis Eksantematosa o Disebabkan Morbili, varisela, variola, pertusis o Riwayat imunisasi tidak lengkap o Gejala terjadi sebelum ruam muncul
Rhinitis Bakteri o Disebabkan bakteri Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus. o Sekret mukopurulen o Demam o Terdapat membran putih keabuan bila diangkat berdarah o Tatalaksana: antibiotik, antipiretik, dekongestan
Rhinitis Difteri o Disebabkan Corynebacterium difteri o Riwayat imunisasi tidak lengkap o Demam, limfadenitis, toksemia, paralisis otot pernafasan o Tatalaksana: isolasi, penisilin sistemik, antitoksin difteri
Rhinitis Iritan o Disebabkan paparan terhadap debu, asap, atau gas iritatif (amonia, formalin, dll) o Rinorea yang sangat banyak dan bersin-bersin o Tatalaksana: hindari pencetus
184
Black Books for UKMPPD 59. Rhinitis Alergi a. Etiologi Inflamasi membran nasal yang dimediasi IgE b. Klinis
Keluhan: bersin di pagi hari atau bila ada kontak debu, hidung tersumbat, hidung gatal, rhinorea
Alergic shiners : dark circles di sekitar mata, berhubungan dengan vasodilatasi atau obstruksi hidung
Alergic crease : lipatan horizontal yang melewati setengah bagian bawah hidung akibat kebiasaan menggosok hidung ke atas dengan tangan
Alergic salute : kebiasaan menggosok-gosok hidung karena gatal
Facies adenoid : mulut sering terbuka dengan lengkung langit-langit yang tinggi, menyebabkan gangguan gigi
Cobblestone appearance pada dinding posterior faring
Geographic tongue
Rhinoskopi: mukosa hidung edem berwarna livide/pucat, dengan sekret cair
c. Klasifikasi
Berdasar sifat berlangsungnya o Intermiten: bila gejala 4 hari/ minggu atau lebih dari 4 minggu
Berdasar tingat berat ringanmya o Ringan : bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktifitas harian o Berat: bila terdapat gangguan tidur dan gangguan aktifitas harian
d. Penunjang
Skin Prick Test (in vivo) dan IgE RAST (in vitro) untuk mengetahui alergen yang berperan pada pasien
Hitung jumlah IgE dan Eosinofil : meningkat pada pasien alergi, tetapi tidak spesifik
e. Tatalaksana
Hindari alergen spesifik
Dekongestan topikal (oxymetazolin) , gunakan bila benar-benar tersumbat. Gunakan < 2 minggu agar tidak terjadi rhinitis medikamentosa
185
Black Books for UKMPPD
Kortikosteroid topikal bila obat lain tidak membaik (flutikason, budesonid, beklometason, triamsinolon)
Antikolinergik topikal (ipatropium bromida)
Antihistamin sistemik (cetirizin, hidroksizin)
Dekongestan oral (pseudoefedrin)
60. Rhinitis Vasomotor a. Etiologi Disregulasi persarafan otonom di hidung, dimana rangsang parasimpatis berlebihan sehingga terjadi vasodilatasi dan edema mukosa nasal. Tidak terdapat infeksi, alergi, eosinofilia, pajana obat, perubahan hormonal. b. Klinis
Ada pemicu namun bukan alergi, melainkan suhu, bau menyengat, asap, stres, dll.
Gejala utama hidung tersumbat, rhinorea, jarang ada bersin (beda dengan rhinitis alergi)
Rhinoskopi: mukosa warna merah terang sampai ungu, sekret (+), permukaan konka tidak rata dan hipertrofi
c. Penunjang
Skin prick test (-), IgE RAST (-), IgE dan eosinofil tidak meningkat
d. Tatalaksana
Hindari pencetus
Kortikosteroid topikal (budesonid)
Bila rinorea berat antikolinergik topikal (ipatropium bromide)
Kauterisasi konka yang hipertrofi dengan larutan AgNO 3 25%
Dekongestan oral (pseudoefedrin)
61. Non-allergic Rhinitis with Eosinophilia (NARES)
Gejala bersin-bersin, rinorea profus, hidung tersumbat
Eosinofilia
Pemeriksaan IgE RAST dan Skin Prick Test negatif
62. Rhinitis Atrofi
Rinorea kental dan cepat mengering
Terbentuk krusta berbau
Atrofi mukosa konka
186
Black Books for UKMPPD 63. Rhinitis Medikamentosa
Gejala rhinitis
Riwayat pemakaian obat topikal (dekongestan) dalam waktu lama (>2 minggu)
64. Sinusitis a. Etiologi Inflamasi sinus paranasal akibat infeksi. Penyebab tersering bakteri Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza, dan Moraxella catarrhalis b. Klinis
Anamnesis: Gejala dan tanda ISPA, nyeri wajah (pipi, dahi, periorbital) yang diperberat dengan menunduk, sekret purulen, hidung tersumbat, riwayat sakit gigi, post nasal drip
Pemeriksaan fisik: nyeri tekan sinus (+), mukosa hiperemis, sekret purulen, tes transiluminasi menunjukkan cahaya berkurang
c. Klasifikasi patogen: kemungkinan besar bakteri apabila
Gejala melebihi 7 hari
Demam di atas 38° C
Nyeri wajah yang berat
d. Klasifikasi berdasarkan waktu
Akut: < 4 minggu
Subakut: 4 minggu – 3 bulan
Kronik: di atas 3 bulan
e. Penunjang
Foto polos (waters, caldwell, lateral): ditemukan opasifikasi, penebalan mukosa sinus, air fluid level.
CT Scan : gold standart, dipakai jika ada kegagalan terapi atau pada sinusitis kronik
f.
Tata laksana
Bakterial: amoxicillin
Simptomatik: analgesik, dekongestan, antihistamin, mukolitik
65. Polip Nasi a. Etiologi Inflamasi kronik di mukosa nasal atau sinus paranasal b. Klinis
187
Black Books for UKMPPD
Anamnesis Hiposmia/anosmia, obstruksi nafas, post nasal drip, nyeri kepala, mengorok, rhinorea
Rhinoskopi Massa berwarna pucat, bertangkai, mudah digerakan, sering berada di meatus medius
Stadium: o Stadium 1: polip terbatas di meatus medius o Stadium 2: polip sudah keluar dari meatus medius, tampak di rongga hidung tapi belum memenuhi rongga hidung o Stadium 3: polip masif
c. Penunjang
Nasoendoskopi
CT Scan
d. Tatalaksana
Kortikosteroid oral (lebih efektif) atau intranasal
Antibiotik
Antihistamin
Pembedahan bila farmakoterapi tidak berhasil
66. Epistaksis a. Epistaksi Anterior
Etiologi Perdarahan dari pleksus Kiesselbach (a. Sphenopalatina, a. Etmoidalis anterior, a. Labialis superior, a. Palatina mayor) di septum bagian anterior atau arteri ethmoidalis anterior
Klinis Perdarahan ringan unilateral
Tatalaksana o Inisial : posisi duduk, kepala ditegakkan, cuping hidung ditekan ke arah septum selama 3-5 menit (metode Trotter) o Definitif: kauterisasi dengan larutan AgNO 3, hati-hati jangan lakukan di kedua septum
188
Black Books for UKMPPD o Jika tidak berhasil, pasang tampon anterior yang dilumasi vaselin/antibiotik, lidocain 2% dan epinefrin 1:1000. Lepas tampon setelah 48 jam b. Epistaksis Posterior
Etiologi Perdarahan dari a. Etmoidalis posterior atau a. sfenopalatina
Klinis Perdarahan hebat bilateral, sering terlihat di faring
Tatalaksana Pasang tampon Bellocq selama 2-3 hari. Tampon anterior juga dipasang, pasien dirawat inapkan.
67. Benda Asing di Hidung
Klinis: riwayat memasukan benda ke dalam hidung, rhinitis berulang tanpa sebab yang jelas, sumbatan jalan nafas
Rhinoskopi: tampak adanya benda asing di cavum nasi
Tatalaksana: ekstraksi, antibiotik jika ada laserasi
68. Karsinoma Nasofaring a. Etiologi Berhubungan dengan infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan konsumsi makanan yang diawetkan atau diasinkan b. Klinis
Anamnesis Pembesaran KGB cervical (metastasis), hidung tersumbat, epistaksis, gangguan pendengaran, nyeri kepala, kelumpuhan n. Fasialis (diplopia)
Rhinoskopi Massa tumor dapat terlihat di dinding lateral nasofaring (fossa Rosenmulleri)
c. Penunjang
Biopsi pada KGB yang membesar atau nasofaring
CT Scan untuk melihat ekspansi tumor
d. Tatalaksana Radioterapi dan kemoterapi 69. Faringitis Kronik a. Faringitis Kronik Hiperplastik
189
Black Books for UKMPPD
Tampak hiperplasia kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral band hiperplasi
Mukosa dinding faring posterior tidak rata, bergranular
Tatalaksana dengan kauterisasi
b. Faringitis Kronik Atrofi
Timbul bersama rhinitis atrofi
Tampak mukosa faring tertutup lendir kental dan bila diangkat mukosa tampak kering
70. Tonsilitis a. Tonsilitis akut viral
Etiologi : EBV (paling sering), dan coxsackie virus
Klinis o Gejala seperti common cold disertai nyeri tenggorok o Pada infeksi EBV terlihat membran pada tonsil yang radang. Jika membran diangkat tidak menimbulkan perdarahan. o Pada infeksi virus coxsackie tampak luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yang sangan nyeri o Pada infeksi coxsackie virus menyebabkan tonsilitis akut supuratif
Tatalaksana: istirahat, minum cukup, analgetik, antivirus bila gejala berat
b. Tonsilitis aku bakterial
Etiologi GABHS, Pneumococcus, Streptococcus viridian,Streptococcus pyogenes, dan H. Influenza
Klinis o Nyeri tenggorok, nyeri menelan, demam tinggi, nyeri sendi, nyeri telinga o Tonsil tampak membengkak, hiperemis, terdapat detritus o Tonsilitis folikularis: detritus jelas o Tonsilitis lakunaris: detritus menjadi satu dan membentuk alur
Tatalaksana
Antibiotik golongan penisilin (Penisilin G atau amoksisilin) atau eritromisin
Antipiretik
Kortikosteroid
190
Black Books for UKMPPD c. Tonsilitis Fungal
Candida
Pada pasien immunokompromais atau mendapat terapi antibiotik jangka panjang
Tampak plak putih seperti keju (white cottage cheese like plaque)
Plak berdarah jika diangkat
d. Tonsilitis Difteri
Etiologi Corynebacterium difteri
Klinis o Nyeri menelan, demam subfebris, nyeri kepala, lemas o Tonsil membesar, hiperemis, terdapat pseudomembran yang melekat erat dengan dasarnya dan mudah berdarah o Pembesaran kelenjar limfe leher (Bull neck appearance)
Tatalaksana o Isolasi o Anti difteri serum 20.000 – 100.000 unit o Antibiotik golongan penisilin (Penisilin G atau amoksisilin) atau eritromisin o Kortikosteroid o Antipiretik
e. Tonsilitis Septik
f.
Penyebab Streptococcus hemoliticus
Riwayat konsumsi susu sapi yang tidak di masak dahulu atau di pasteurisasi
Tonsilitis Kronik
Etiologi Rangsangan menahun rokok, beberapa jenis makanan, higine mulut buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
Klinis o Rasa mengganjal di tenggorokan, tenggorokan terasa kering, bau mulut o Tonsil membesar, hiperemis, terdapat kripte yang melebar berisi detritus
Tatalaksana
191
Black Books for UKMPPD
Tonsilektomi (jika ada obstruksi nafas, infeksi berulang >3 kali dalam setahun, dll)
71. Abses Peritonsilar (Abses Quinsy) a. Etiologi Komplikasi dari tonsilitis dan faringitis b. Klinis
Demam, nyeri tenggorokan, nyeri telinga ipsilateral, disfagia, hipersalivasi, trismus, hot potato voice
Tampak eritem pada palatum molle, tampak abses, uvula terdorong ke sisi kontralateral, tonsil terdorong inferomedial
Jika tidak terdapat abses disebut peritonsilar infiltrat
c. Diagnosis banding
Abses retrofaring: leher kaku, kaku kuduk, sesak nafas, stridor, faring posterior eritem dan edem.
Abses parafaring: leher terlihat membengkak
d. Tatalaksana Insisi drainase, antibiotik, kortikosteroid 72. Laringitis a. Etiologi Virus
(parainfluenza, adenoviruz, influenza), bakteri (Haemofilus influenza,
Branhamella cattharalis, Streptococcus pyogenes, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus), jamur, vocal abuse, pajanan terhadap polutan, GERD, pneumonia b. Klinis
Suara serak atau hilang (afonia)
Nyeri saat menelan dan berbicara
Gejala common cold
Pada Rontgen Soft tissue leher tampak pembengkakan jaringan subglotis (Steeple sign)
c. Tatalaksana
Vocal rest, vocal rehabilitation
Kortikosteroid
Simptomatik
192
Black Books for UKMPPD 73. Laringomalasia
Kelainan kongenital dimana epiglotis lemah
Menyebabkan sumbatan jalan nafas, no feeding intolerance, remisi pada umur 2 tahun
Laringoskopi: epiglotis berbentuk omega
Bila ada sumbatan nafas intubasi
74. Epiglotitis
Akibat infeksi H. Influenza tipe B
Onset akut, nyeri tenggorokan, nyeri menelan, muffled voice / hot potato voice, riwayat ISPA
Rontgen lateral soft tissue leher : thumb sign
75. Nodul Pita Suara
Riwayat penggunaan suara dalam waktu lama (guru, penyanyi, dll)
Suara parau, batuk
Laringoskopi tampak nodul di plica vocalis
Tatalaksana dengan voice therapy
76. Akalasia
Sfingter esofagus tidak bisa relaksasi
Gejala berupa kesulitan menelan
193
Black Books for UKMPPD
DERMATOVENEROLOGI 1. Akne Vulgaris
Merupakan peradangan kronis folikel pilosebaseous
Lesi berupa komedo hitam atau putih, papul, pustul, nodus, kista, jaringan parut, hiperpigmentasi
Klasifikasi: o Gradasi ringan
Komedo < 20 atau lesi inflamasi < 15, total lesi < 30
Tatalaksana: topikal retinoid +/- benzoil peroksida atau antibiotik topikal (klindamisin gel atau eritromisin)
Terapi: topikal retinoid ± benzoil peroksida (BPO) atau antibiotik topikal (klindamisin gel atau eritromisin sol)
o Gradasi sedang
Komedo 20 – 100, atau lesi inflamasi 15-50 atau total lesi 30 – 125
Tatalaksana: Retinoid topikal dan BPO atau antibiotik topikal +/- antibiotik sistemik (tetrasiklin, doksisiklin, minosiklin selama 6-8 minggu)
Terapi: topikal retinoid + BPO ± antibiotik oral (tetrasiklin, doksisiklin, minosiklin, klindamisin)
o Gradasi berat
Kista > 5 atau komedo > 100 atau lesi inflamasi > 50 atau total lesi > 125
Tatalaksana: retinoid topikal + BPO + antibiotik oral. Bila tidak berhasil isotretinoin oral.
Terapi:topikal retinoid + BPO + antibiotik oral, bila tidak berhasil: isotretinoin oral
Penatalaksanaan:
2. Dermatitis Atopik a. Definisi Inflamasi kulit kronik dan residif b. Klinis
Gatal
Lesi berbentuk polimorfik, umumnya eritema dengan skuama, bisa terdapat papul, vesikel, krusta, likenifikasi. Kulit tampak kering (xerosis)
194
Black Books for UKMPPD
Biasanya pada daerah fleksor dan wajah
Onset biasanya dibawah 2 tahun
Ada riwayat atopi (rhinitis, asma, dll)
c. Tatalaksana
Pelembab untuk pencegahan
Kortikosteroid topikal saat ada gejala
3. Dermatitis Seboroik
Klinis : skuama kekuningan berminyak
Predileksi di daerah seboroik: scalp, belakang telinga, nasolabial, leher
Dapat disertai infeksi Pytirosporum ovale
Tatalaksana: o Wajah dan badan: kortikosteroid potensi ringan – sedang (pada bayi hidrokortison krim 1%) o Kulit kepala: selenium sulfida shampo 1 – 2,5%
4. Dermatitis Numularis
Klinis: lesi papulovesikel berbentuk bulat sebesar mata uang logam, biasanya mudah pecah sehingga basah.
Predileksi di ekstremitas atas, ekstremitas bawah
Sering kambuh (kronik residif)
5. Neurodermatitis / Liken Simpleks Kronis a. Definisi Peradangan kulit kronik, sangat gatal, disertai penebalan kulit akibat garukan dan gosokan berulang. b. Klinis
Sangat gatal
Terkait stres, makin stres makin gatal
Lesi likenifikasi ukuran lentikular sampai plakat
Lokasi di daerah skalp, tengkuk leher, ektremitas ekstensor, pergelangan tangan, anogenital.
Dapat terjadi infeksi sekunder
c. Tatalaksana
Kortikosteroid topikal potensi kuat (mometason 0,1 % salep)
Antihistamin (hidroksizin)
195
Black Books for UKMPPD
Antidepresan
6. Miliaria a. Definisi Kelainan kulit akibat retensi keringat yang ditandai oleh adanya vesikel milier b. Klinis
Miliaria kristalina o Vesikel miliar, subkorneal tanpa tanda inflamasi, mudah pecah o Predileksi pada bagian yang tertutup pakaian
Miliaria rubra o Vesikel milier atau papulovesikel dengan dasar eritematosa sekitar lubang keringat, tersebar diskret
Miliaria profunda o Kelanjutan miliaria rubra, bentuk papul putih keras, ukuran 1-3 mm
Miliaria pustulosa o Kelanjutan miliaria rubra, vesikel berubah menjadi pustul
c. Tatalaksana
Pakai pakaian tipis dan menyerap keringat
Bedak kocok asam salisilat 2% dan mentol
Antihistamin oral
7. Pitiriasis Rosea a. Definisi Erupsi kulit akut dan self limiting ditandai dengan gambaran khas Herald patch dan gambaran pohon cemara b. Klinis
Lesi primer (Herald patch) berupa plak berbatas tegas eritematousa atau hiperpigmentasi berbentuk oval atau bulat dengan skuama halus.
2 hari sampai 2 bulan kemudian tampak lesi sekunder polimorfik yang penyebarannya mengikut garis kulit atau (Relaxed Skin Tension Line) dan membentuk gambaran seperti pohon cemara
c. Tatalaksana Sembuh sendiri 8. Psoriasis a. Definisi
196
Black Books for UKMPPD Penyakit peradangan kulit kronik residif yang ditandai dengan plak eritematosa yang diatasnya terdapat skuama terbal berlapis-lapis transparan seperti mika, disertai dengan adanya tanda-tanda khas:
Fenomena tetesan lilin (bila lesi digores, tampak seperti lilin)
Auspitz sign (titik-titik perdarahan di dasar lesi)
Fenomena Koebner (kulit yang mengalami trauma bisa menjadi psoriatik)
b. Klinis
Psoriasis Plak Plak eritematosa yang diatasnya terdapat skuama terbal berlapis-lapis transparan seperti mika. Lokasi di ektensor, kepala, palmar, plantar, pantat.
Psoriasis Gutata Didahului infeksi streptokokus di saluran nafas atas. Bentuk seperti tetesan air.
Psoriasis Pustulosa Pustul steril yang mengenai hampir seluruh bagian tubuh. Pustul dapat bergabung menjadi gambaran seperti pulau-pulau pustul.
Psoriasis Eritroderma Eritema dengan skuama yang bisa mengenai 100% bagian tubuh.
c. Tatalaksana
Kortikosteroid topikal
Calcipotriene (analog vitamin D)
Preparat ter
Terapi UV jika lesi sangat luas
9. Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis Kontak Iritan
Penyebab
Bahan sehari-hari
Bahan iritan
Patofisiologi
Reaksi hipersensitivitas tipe IV
Iritasi langsung
Onset
Setelah paparan kedua, akut
Dapat
akut
(iritan
kuat)
maupun
kronik/kumulatif (iritasi lemah berulangulang) Yang Terkena
Penderita alergi
Klinis
Tanda-tanda polimorf.
Semua orang dermatitis,
Dapat
meluas
lesi ke
Tanda-tanda
dermatitis,
lesi
monomorf. Terbatas pada daerah
197
Black Books for UKMPPD
sekitarnya. Uji Tempel/Patch
kontak.
Rasa gatal
Cresendo
Rasa gatal, panas, sampai sakit
Decresendo
Tatalaksana: Kortikosteroid topikal sedang-kuat (clobetasol, triamcinolone) 10. Dermatosis Vesikobulosa
Merupakan penyakit autoimun Pemfigus Vulgaris
Pemfigoid Bulosa
Antibodi yang berperan
IgG
Complement 3
Karakteristik bula
Kendur
Tegang
Lokasi bula
Suprabasal / intraepidermal
Subepidermal
Keterlibatan mukosa
Ya
Jarang
Nikolsky Sign
Positif
Negatif
Nikolsky Sign: positif bila pada penekanan bula meluas 11. Pioderma a. Impetigo Krustosa
Etiologi: Streptococcus / Stafilokokus aureus
Klinis: o Krusta berwarna kuning seperti madu (Honey colored crust) yang menyebar secara oto-inokulasi o Predileksi di wajah terutama sekitar hidung
b. Impetigo Bulosa
Etiologi Stafilokokus aureus
Klinis: o Bula kendor, hipopion, nikolsky sign (-) o Predileksi di intertriginosa
c. Ektima
Etiologi Stafilokokus aureus atau Streptokokus grup A
Klinis:
198
Black Books for UKMPPD o Lesi berupa ulkus dangkal tertutup krusta tebal dan lengket berwarna kuning keabuan kotor. Bila krusta diangkat tampak ulkus berbentuk punched out, tepi ulkus meninggi, indurasi, berwarna keunguan o Predileksi di ektremitas bawah atau daerah terbuka d. Furunkel / Karbuknel
Peradangan folikel rambut beserta jaringan di sekitrarnya
Lesi berupa nodus eritematosa, awalnya keras, nyeri tekan, setelah beberapa hari terdapat fluktuasi, bila pecah keluar pus. Furunkel ukuran 1 – 3 cm, karbunkel ukuran 3 – 10 cm dan lebih dalam. Furunkel yang banyak pada satu tempat disebut furunkulosis.
Predileksi di leher, wajah, aksila, bokong.
e. Folikulitis
Folikulitis superficialis (impetigo Bockhart) Lesi berupa pustul kecil dome-shape, mudah pecah, pada folikel rambut, multipel. Predileksi di kulit kepala, dagu, leher, aksila, bokong
Folikulitis profunda (sycosis barbae) Nodul eritematosa dengan perabaan hangat. Predileksi di dagu / bibir.
f.
Selulitis
Etiologi: Grup A Streptococcus B Hemolitikus
Lesi berupa infiltrat berwarna merah cerah, letak superficial (dermis), batas tegas, edema
Predileksi di wajah dan tungkai
g. Erisipelas
Etiologi: S. aureus / GABHS
Les berupa infiltrat eritematosa difus, batas tidak tegas, letak lebih dalam dari erisipelas (Subkutis).
h. Eritrasma
Etiologi : Corynebacterium minutissimum
Lesi berupa makula atau patch eritem berskuama dengan batas tegas, biasanya di daerah lipatan
Wood’s Lamp: Coral Red
Terapi Eritromisin
Terapi:
199
Black Books for UKMPPD
Bila banyak pus / krusta : kompres terbuka dengan kalikus 1/5000 atau rivanol 1% atau povidon iodin diencerkan 10x
Bila tidak tertutup pus / krusta: salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin krim 2%, neomisin, atau basitrasin
Sistemik: Kloksasilin, amoksisilin, azitromisin selama minimal 7 hari
12. Morbus Hansen a. Etiologi Mycobacterium lepra b. Klinis
Diagnosis ditegakkan bila terdapat satu dari cardinal sign: o Lesi kulit mati rasa o Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf (n.facialis, n. Auricularis magnus, n. Medianus, n. Ulnaris, n. Radialis, n. peroneus komunis, n. Tibialis posterior) o BTA (+) dalam kerokan kulit dengan pewarnaan Ziehl Nelsen
Klasifikasi lepra
Tanda Utama
Pausibasiler (PB)
Bercak Kusta
Multibasiler (MB)
Jumlah 1-5
Jumlah >5
Penebalan saraf tepi disertai Hanya 1 saraf
Lebih dari 1 saraf
gangguan fungsi (mati rasa / kelemahan otot) Kerokan jaringan kulit
BTA negatif
Tanda Lain
BTA positif
Pausibasiler (PB)
Multibasiler (MB)
Distribusi
Unilateral atau bilateral asimetris
Bilateral simetris
Permukaan bercak
Kering, kasar
Halus, mengkilap
Batas bercak
Tegas
Kurang tegas
Mati rasa pada bercak
Jelas
Biasanya kurang jelas
Deformitas
Terjadi lebih cepat
Terjadi pada tahap lanjut
Ciri khas
-
Madarosis (alis mata hilang)
Hidung pelana
Wajah singa
200
Black Books for UKMPPD
Ginekomastia pada laki-laki
c. Reaksi Kusta Terdapat dua reaksi kusta: reaksi tipe I (reaksi reversal) dan reaksi tipe II (eritema nodusum leprosum) Gejala Tanda
Reaksi Tipe I
Reaksi Tipe II
Tipe kusta
Bisa PB atau MB
Hanya pada MB
Waktu timbul
Segera setelah pengobatan
Lebih dari 6 bulan pengobatan
Keadaan umum
Umumnya baik, subfebris
Ringan sampai berat, demam tinggi
Peradangan di kulit
Bercak kulit lama menjadi lebih
Timbul nodus kemerahan, lunak,
merah, bengkak, mengkilat,
nyeri tekan.
hangat.
Dapat timbul bercak baru.
Biasanya
pada
lengan
dan
tungkai.
Nodus dapat pecah.
Saraf
Sering terjadi. Silent neuritis
Dapat terjadi
Udem pada ekstremitas
(+)
(-)
Peradangan pada mata
Anestesi kornea dan lagoftalmus
Iritis, iridosiklitis, glaukoma, katarak
Peradangan pada organ Hampir tidak ada
Peradangan pada testis, sendi,
lain
ginjal, KGB. d. Tatalaksana
Pausibasiler o Obat bulanan Hari pertama setiap bulan, rifampisin 2x300 mg dan Dapson/DDS 1x100 mg diminum langsung o Obat harian Hari ke 2 – 28, Dapson 1x100 mg o Jangka waktu pengobatan 6-9 bulan o Dosis pada anak 10-15 tahun, rifampisin 450 mg, DDS 50 mg
Multibasiler o Obat bulanan Hari pertama setiap bulan, rifampisin 2x300 mg + klofazimin (lampren) 3x100 mg + Dapson 1x100 mg diminum langsung
201
Black Books for UKMPPD o Obat harian Hari ke 2 – 28, Lampren 1x50 mg + Dapson 1x100 mg o Jangka waktu pengobatan 12-18 bulan o Dosis pada anak 10-15 tahun, rifampisin 450 mg, lampren 150 mg, DDS 50 mg. Dosis lampren 2 hari sekali.
Reaksi o Tipe 1 Prednison 40 mg / hari tappering off tiap 2 minggu o Tipe 2 Prednison 40 mg / hari tappering off tiap 2 minggu Klofazimin 1x100 mg selama 2 bulan
13. Tuberkulosis Kutis a. TB milier Kulit
Pada pasien immunocompromised
Gambaran milier pada paru (+)
Lesi kulit berupa papul, pustul, dengan / tanpa nekrosis seluruh tubuh
b. TB Chancre
Riwayat TB (-) , menyerang langsung pada kulit
Papul shallow firm non healing ulcer
c. TB Verukosa
Riwayat TB (+)
Imunitas baik
Lesi berupa hiperkeratosis dengan penjalaran serpiginosa (seperti ular). Predileksi di lutut, siku, tangan, dan kaki
d. Scofuloderma
Kronik, sering kambuh
Nodul / supurasi / ulkus tepi irreguler di area limfonodi, sendi, atau tulang
e. Orificial TB
f.
Pada penderita TB dengan immunocompromised
Ulkuk bergaung, eritem, purulen, hemoragik di orificium oris
TB Gumma
14. Cutaneus Antraks a. Etiologi
202
Black Books for UKMPPD Bacilus antrachis b. Klinis
Benjolan disertai krusta (keropeng) di tangan
Berhubungan dengan ternak kambing / sapi
Pewarnaan Gram : bakteri batang, gram (+), spora (+), aerob
c. Tatalaksana Ciprofloxacin 15. Limfogranuloma Venerum a. Etiologi Chlamidya trachomatis b. Klinis
Vesikel pada penis atau vagina, kemudian setelah hilang timbul peradangan pada kelenjar limfonodi buboinguinal, sangat nyeri
Demam
c. Tatalaksana
Doksisiklin 2 x 100 mg PO selama 14 hari atau
Eritromisin 4 x 500 mg PO selama 14 hari (boleh pada ibu hamil)
16. Pitiriasis Versikolor a. Etiologi Jamur Malassezia furfur b. Klinis
Lesi makula/patch hipo/hiperpigmentas dengan skuama halus. Finger nail sign (jika lesi diusap seperti terdapat bubuk/tepung)
Pemeriksaan KOH: hifa pendek disertai spora (spaghetti and meat ball)
Wood lamp: kuning keemasan
c. Tatalaksana
Sampo selenium sulfida 1,8% atau ketokonazole sampo 2% dioleskan 10 menit sebelum mandi setiap hari
Bila lesi luas berikan sistemik (ketokonazole 200 mg 1x1 PO)
17. Dermatofitosis a. Etiologi Jamur Dermatofit: Microsporum, Epidermophyton, Tricophyton b. Klinis
203
Black Books for UKMPPD
Berdasarkan Lokasi o Tinea Kapitis Alopesia dan skuama di kepala (grey patch). Bila rambut patah tetapi masih tersisa akar akan tampak titik-titik hitam (black dot). Jika terjadi infeksi terlihat seperti massa basah, kotor, dan berbau seperti tikus (kerion celsi) o Tinea Korporis Plak eritema berbatas tegas berskuama dengan tepi aktif (central healing). Lokasi selain di kepala, selangkangan, tangan dan kaki. o Tinea Kruris Lesi sama seperti tinea korporis. Lokasi lesi di selangkangan dapat menjalar ke perineum dan bokong. o Tinea Barbae Lesi sama seperti tinea korporis namun predileksi di dagu/ leher. o Tinea Manum Lesi segmental berupa vesikel dengan skuama di tepi pada telapak tangan, punggung tangan, tepi lateral tangan, atau jari. o Tinea Pedis Paling sering tipe interdigital dimana terdapat eritema, skuama, maserasi, dan fisura. Dapat disertai infeksi sekunder yang menyebabkan pruritus dan bau (athlete’s foot) o Tinea Unguium Disebut juga onikomikosis atau jamur kuku. Lesi distrofi, hiperkeratosis, onikolisis, debris, dan perubahan warna kuku.
Pemeriksaan KOH 10% , untuk kuku 20%: Hifa panjang bersekat (Bamboo like)
Lampu Wood: kuning kehijauan
c. Tatalaksana
Antifungal topikal (golongan azol, siklopiroksolamin) selama 2-4 minggu
Antifungal sistemik bila lesi luas (griseofulvin oral)
Tinea Kapitis: griseofulvin PO atau itrakonazole PO selama 6-8 minggu dan sampo antimikotik
Tinea Unguium: Siklopiroksolamin topikal (cat kuku) selama 2-3 bulan
Tinea Pedis: Antifungal sistemik selama 4-6 minggu
204
Black Books for UKMPPD 18. Kandidiasis a. Etiologi Candida albicans b. Klinis
Biasanya di daerah lipatan (intertriginosa)
Lesi tampak patch / plak eritematosa, berbatas tegas, basah, bersisik, dikelilingi lesi satelit (vesikel, papul, atau pustul) di sekitarnya.
Pemeriksaan KOH 10% : ragi, pseudohifa, blastospora
c. Tatalaksana Nistatin dan krim imidazole 19. Skabies a. Etiologi Sarcoptes scabei b. Klinis
Papul dan vesikel eritema multipel. Distribusi terutama di sela-sela jari kaki dan tangan.
Diagnosis ditemukan 2 dari 4 tanda kardinal: o Gatal terutama di malam hari o Ditemukan terowongan o Ditemukan tungau (pemeriksaan KOH dari kerokan kulit pada lesi) o Terjadi berkelompok
c. Tatalaksana
Permetrin krim 5% dioleskan malam hari ke seluruh tubuh kemudian diulang 1 minggu kemudian. Atau gameksan 1%
Pada ibu hamil dan anak < 2 bulan : sulfur presipitatum 4-20% (salep 2-4)
20. Cutaneus Larva Migran / Creeping Eruption a. Etiologi Larva Ancylostoma braziliensis atau Ancylostoma caninum b. Klinis
Riwayat kontak dengan tanah lembab yang terkontaminasi dengan larva.
Lesi berbentuk seperti benang berkelok-kelok , kemerahan, agak menonjol, disertai gatal
c. Tatalaksana
205
Black Books for UKMPPD Albendazole 1x400 mg selama 3 hari Cryotherapy 21. Pedikulosis a. Etiologi Pedikulosis capitis atau pediculosis pubis b. Klinis
Lesi berupa makula berwarna kebiruan (sky blue spot) di kepala atau leher (pediculosis capitis) atau di selangkangan (pediculosis pubis)
c. Tatalaksana
Cuci air hangat
Permetrin krim 1% 2 jam atau
Malathion lotion 0,5% semalam atau
Gameksan 1% 12 jam
22. Varicela a. Etiologi Varicella Zoster Virus b. Klinis
Demam, nyeri kepala, lemas
Lesi papul atau vesikel eritematousa (tear drop) yang menyebar secara sentrifugal (awalnya dari badan kemudian ke ektrimitas)
Pemeriksaan mikroskopis ditemukan sel Tzanck
c. Tatalaksana
Asiklovir 5 x 800 mg PO selama 7 – 10 hari atau
Valasiklovir 3 x 1000 mg selama 7 – 10 hari
Anak : asiklovir 4 x 20 mg/Kg BB
23. Herpes Zooster a. Etiologi Varicella Zoster Virus dorman yang mengalami reaktifasi b. Klinis
Vesikel berkelompok dengan dasar eritem yang lokasinya mengikuti dermatom. Nyeri menonjol.
Lokasi unilateral, tidak melewati garis tengah tubuh
Dapat disertai demam, malaise, pusing
206
Black Books for UKMPPD
Bentuk khusus: o Herpes zoster oflatmikus Kelainan mata dan kulit di daerah persarafan cabang 1 n. Trigeminus (n. Oftalmikus) o Herpes zoster otikus Kelainan sesuai persarafan n. VIII. Gejala: lesi vesikuler di daun telinga yang nyeri, tinitus, gangguan pendengaran, vertigo, nistagmus o Ramsay Hunt Syndrome Herpes pada gangglion geniculatum. Manifestasi gejala akibat gangguan pada n. VII dan VIII. Gejala: nyeri di daerah lesi, paralisis wajah, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, gangguan pengecapan.
c. Tatalaksana
Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 – 10 hari atau
Valasiklovir 3 x 1000 mg selama 7 – 10 hari
Post herpetik neuralgia:
Profilaksis : kortikosteroid
Terapi : amitriptilin atau gabapentin
24. Moluskum Kontagiosum a. Etiologi Molluscum contagiosum virus (pox virus) b. Klinis
Lesi papul bentuk seperti kubah miliar, di tengahnya terdapat delle. Bila dipijat akan keluar massa putih seperti nasi yang merupakan badan moluskum.
Pemeriksaan penunjang dengan pewarnaan Giemsa tampak badan inklusi moluskum (Henderson-Paterson Bodies) di dalam sitoplasma
c. Tatalaksana
Kuretase
Topikal : asam salisilat, asam trikloroasetat, kantaridin, podofilin
25. Veruka Vulgaris a. Etiologi Human Papiloma Virus (HPV) b. Klinis
207
Black Books for UKMPPD
Lesi papul berwarna kulit sampai keabuan dengan permukaan verukosa. Jika permukaan rata disebut veruka plana.
Dapat dijumpai di kulit, mukosa, kuku
Jika digores timbul autoinokulasi (lesi baru) di sepanjang goresan (fenomena Koebner)
c. Tatalaksana
Kaustik dengan asam salisilat 20 - 40%, larrutan AgNO3 25%
26. Uretritis / servisitis Gonore a. Etiologi Neisseria gonorrhea b. Klinis
Pria : duh tubuh purulen dari uretra disertai disuria, edema dan eritema pada orifisium uretra
Wanita : asimptomatik, kadang terjadi perubahan duh tubuh vagina
Pemeriksaan Penunjang : pewarnaan gram diplokokus gram negatif intraseluler (bentuk biji kopi) . Jika tidak didapatkan DGNI, maka termasuk ke dalam uretritis Non-GO yang disebabkan Chlamidia trachomatis, terapinya dengan Azithromisin.
c. Tatalaksana
Sefiksim 400 mg PO dosis tunggal atau Ceftriaxon 250 mg IM DITAMBAH DENGAN Azitromisin 1 g PO atau doksisiklin 2x100 mg PO selama 7 hari (terapi uretritis non-GO)
d. Komplikasi
Pria o Lokal: Tysonitis, parauretritis, littritis, cowperitis o Ascenden: prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis, trigonitis
Wanita o Lokal: parauretritis, bartholinitis o Ascenden: salphingitis, PID
27. Vaginosis Bakterial a. Etiologi Bakteri anaerob Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis b. Klinis
208
Black Books for UKMPPD
Duh tubuh warna putih homogen, bau amis seperti ikan, whiff test / tes amin positif (duh tubuh ditetesi larutan KOH 10% akan tercium bau amis)
pH vagina >4,5
Pemeriksaan penunjang: pewarnaan Gram atau sediaan basah dengan NaCl fisiologis dapat ditemukan clue cell (bakteri menempel pada tepi sel)
c. Tatalaksana
Metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari atau
Metronidazole 2 g PO dosis tunggal
Pada ibu hamil metronidazole aman digunakan 28. Trikomoniasis a. Etiologi Parasit berflagel Trichomonas vaginalis b. Klinis
Sekret homogen, kuning kehijauan, berbusa/buih, kadang gatal
pH vagina > 4,5
Serviks : strawberry cervix
Pemeriksaan penunjang: sediaan basah dengan NaCl fisiologis ditemukan parasit Trichomonas vaginalis dengan gerakan flagel khas (motil)
c. Tatalaksana
Metronidazol 2 x 500 mg PO selama 7 hari atau
Metronidazol 2 gr PO dosis tunggal
29. Kandidiasis Vulvovaginalis a. Definisi Infeksi pada vulva yang disebabkan oleh Candida albicans atau ragi lainnya. b. Klinis
Gatal pada vulva
Dapat disertai edema dan fisura
Duh tubuh putih seperti susu, bergumpal, tidak berbau
Terdapat lesi satelit
Pemeriksaan penunjang : sediaan basah dengan larutan KOH 10% dapat ditemukan pseudohifa dan atau blastospora
c. Tatalaksana
Klotrimazole kapsul vagina 500 mg dosis tunggal atau
209
Black Books for UKMPPD
Nystatin kapsul vagina 1 x 100.000 IU selama 7 hari
Flukonazole 150 mg PO dosis tunggal atau
Itrakonazole 1 x 200 mg selama 3 hari atau
Ketokonazole 2 x 200 mg PO selama 7 hari
Pada ibu hamil lebih baik tidak diberikan obat sistemik. Klotrimazole dan nystatin aman untuk ibu hamil. 30. Herpes Simpleks Genitalis a. Etiologi Herpes Simpleks Virus tipe 2, kadang tipe 1. Herpes Simpleks Labialis HSV 1 b. Klinis
Lesi vesikel / erosi / ulkus dangkal berkelompok, dengan dasar eritematosa, disertai nyeri
Dapat disertai dengan disuria atau duh tubuh
Pemeriksaan mikroskopis ditemukan Sel Tzanck (Sel datia berinti banyak)
c. Tatalaksana
Asiklovir 5 x 200 mg PO selama 7 – 10 hari atau
Valasiklovir 2 x 500 mg PO selama 7 – 10 hari
31. Sifilis a. Etiologi Treponema palidum b. Klinis
Stadium I : ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, terdapat indurasi, tidak nyeri, pembesaran KGB regional
Stadium II : lesi kulit polimorfik, pembesaran KGB generalisata
Stadium II laten : asimptomatik, tes serologi (+)
Stadium III : gumma (+)
Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap dan Burry
Tes serologis : VDRL, RPR, TPHA
c. Tatalaksana
Benzatin penisilin G 2,4 juta unit IM atau
Tetrasiklin / eritromisin / doksisiklin selama minimal 30 hari
32. Ulkus Mole / Chancroid
210
Black Books for UKMPPD a. Etiologi Haemophylus ducreyi b. Klinis
Ulkus multipel, tepi tidak teratur, dinding bergaung, dasar kotor, sangat nyeri
Pewarnaan gram / Unna Pappenheim : basil gram negatif berderet seperti rantai
c. Tatalaksana
Ciprofloxacin 2 x 500 mg PO selama 3 hari atau
Azitromisin 1 gr PO dosis tunggal atau
Eritromisin 4 x 500 mg PO selama 7 hari atau
Ceftriaxon 250 mg IM dosis tunggal
33. Kondiloma Akuminata a. Etiologi Human Papiloma Virus b. Klinis
Vegetasi atau papul bentuk akuminata (jengger ayam / kembang kol)
c. Tatalaksana
Kauterisasi dengan : o Podofilin 10-25 % seminggu 2 kali atau o Asam trikloroasetat 50 – 90 % 1 minggu sekali (terutama untuk wanita hamil)
34. Fixed Drug Eruption a. Definisi Kelainan akibat alergi obat yang muncul berkali-kali pada tempat yang sama. Obat pencetus : sulfonamid, barbiturat, trimetropim, analgetik. Reaksi hipersensitivitas tipe II. b. Klinis
Lesi khas: o Vesikel, bercak eritem o Lesi target berbentuk bulat, lonjong atau numular, kadang disertai erosi o Bercak hiperpigmentasi dengan kemerahan di tepinya
Predileksi: bibir, penis, vulva, punggung
c. Tatalaksana
Antihistamin sistemik dan steroid topikal
211
Black Books for UKMPPD 35. Exanthematous Drug Eruption a. Definisi Exanthematous Drug Eruption adalah reaksi alergi ringan pada kulit yang terjadi karena pemberian obat sistemik. Reaksi alergi hipersensitivitas tipe IV. Obat pencetus biasanya antibiotik (ampisilin, tetrasiklin, sulfonamid), NSAID. Nama lainnya erupsi makulopapular atau morbiliformis. b. Klinis
Gejala muncul 10 – 14 hari setelah konsumsi obat
Lesi makulopapular
Predileksi di tungkai, lipat paha, lipat ketiak kemudian meluas diikuti gejala sistemik (demam, malaise, nyeri sendi)
c. Tatalaksana
Kortikosteroid sistemik: prednisol 3x10 mg selama satu minggu
Antihistamin sistemik: hidroksizin, cetirizin
Bedak salisilat 2% topikal
36. Urtikaria a. Definisi
Reaksi vaskular di kulit ditandai dengan edema setempat timbul cepat dan menghilang perlahan. Disebabkan reaksi hipersensitivitas yang dimediasi IgE dan sel Mast (hipersensitivitas tipe I). Dibagi menjadi akut (< 6 minggu) dan kronik (> 6 minggu).
Angioedema adalah urtikaria yang terjadi pada lapisan subkutis atau submukosa, atau dapat juga mengenai saluran cerna, saluran nafas dan organ kardiovaskular.
b. Klinis
Plak yang sangat gatal (biduran / gambaran seperti pulau), warna pucat sampai eritema
Angioedema : terlihat sebagai pembengkakan yang biasanya terdapat di kelopak mata atau bibir
Pemeriksaan Penunjang: o Pemeriksaan hitung eosinofil dan IgE o Urtikaria alergi : Skin Prick Tes atau IgE RAST o Utrikaria makanan : uji eliminasi makanan o Urtikaria kontak : tes demografisme
212
Black Books for UKMPPD o Urtiaria dingin : Ice cube test o Urtikaria kronik : DPL, LED, CRP, tes fungsi hati, dll untuk mencari penyebab urtikaria c. Tatalaksana
Antihistamin 1 non sedatif (lini pertama) atau sedatif
Bila terjadi obstruksi nafas: adrenalin, kortikosteroid
37. Sindrom Steven Johnson (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) a. Definisi
Jenis erupsi kulit akibat alergi obat yang berat. Melibatkan mukosa terutama di orificium oris dan anogenital.
SJS: < 10% area tubuh yang terkena
SJS Overlap TEN: 10 – 30% area tubuh yang terkena
TEN: > 30% area tubuh yang terkena
b. Klinis
Lesi kulit berupa eritema, vesikel, target-like lession, papul, erosi, ekskoriasi, krusta, kadang purpura
Kelainan mata: konjungtivitis kataralis, purulenta, atau ulkus
Kelainan di mukosa oral dan anogenital
c. Tatalaksana
Hentikan obat penyebab
Kortikosteroid
Sesuai dengan SCORETEN SCORE
38. Keganasan Kulit Karsinoma Sel Basal
Squamous Cell Ca
Melanoma Maligna
Asal
Sel basal epidermis
Sel keratinosit epidermis
Melanosit
Klinis
Ulkus Rodent
Tumor berbenjol-benjol
Riwayat naevus (tahi lalat)
Papul, mengkilat (pearly
Luka
appearance),
disertai
tidak
sembuh
ulkus di tengah, besar, Bercak nekrosis berwarna hitam di
yang
sembuh- Bentuk asimetris Batas irreguler
kemerahan
keropeng / lecet
dengan Warna tidak sama (hitam, coklat, abu-abu)
tengah, tepi meninggi,
Diameter > 6 mm
krusta
Peninggian
hemoragic,
dikelilingi nodul. Invasi ke
Membesar dengan cepat
213
Black Books for UKMPPD jaringan di bawahnya.
39. Potensiasi Steroid Topikal
214
Black Books for UKMPPD
NEUROLOGI 1. Transient Ischemic Attack dan Reversible Ischemic Neurologic Deficit
Etiologi: iskemia otak yang tidak menyebabkan infark
Tampilan klinis: o TIA: defisit neurologis akut yang membaik / kembali menjadi normal dalam waktu kurang dari 24 jam setelah onset. o RIND: defisit neurologis akut yang membaik / kembali menjadi normal dalam waktu 72 jam setelah onset.
Tatalaksana Aspirin atau clopidogrel untuk mencegah terjadinya stroke.
2. Stroke a. Stroke Iskemik
Etiologi Trombus atau emboli yang menyebabkan infark serebri
Klinis o Anamnesis: defisit neurologis akut (biasanya berupa hemiparesis) yang berlangsung lebih dari 72 jam. Kesadaran umumnya tidak menurun. Biasanya terjadi saat istirahat. o PF: tanda-tanda lesi UMN (hiperrefleks, refleks patologis positif), kekuatan motoris menurun.
Penunjang CT-Scan: daerah hipodens di cerebrum
Tatalaksana o Trombolitik (rt-PA) untuk pasien yang datang dalam 3 jam setelah onset dan tidak ada kontraindikasi (glukosa darah < 50 mg%, TD > 185/110 mmHg) o Aspirin o Jika TD > 220/120 maka target penurunan 15% MAP
b. Stroke Hemoragik
Etiologi Perdarahan intracerebral akibat pecahnya pembuluh darah
Klinis
215
Black Books for UKMPPD o Anamnesis: defisit neurologis akut, disertai penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan mual muntah. Biasanya terjadi saat aktifitas. o PF: tanda-tanda lesi UMN, hipertensi
Penunjang CT-Scan: daerah hiperdens di cerebrum
Tatalaksana o Bedah: evakuasi hematom o Antihipertensi (target maksimal 25% MAP) o Diuretik osmotik (manitol)
c. Kekuatan otot Nilai
Keterangan
0
Paralisis, tidak ada tonus
1
Tonus (+), tetapi tidak bisa digerakkan
2
Dapat melakukan gerakan tanpa melawan gravitasi (geser)
3
Dapat melakukan gerakan melawan gravitasi
4
Dapat melakukan gerakan melawan tahanan ringan
6
Dapat melakukan gerakan melawan tekanan kuat
3. Headache a. Tension Headache
Klinis: nyeri kepala bilateral, rasa seperti diikat atau ditekan, lokasi frontal atau oksipital
Tatalaksana: o Akut: ibuprofen, aspirin, paracetamol o Pencegahan: antidepresan trisiklik (amitriptilin)
b. Migraine
Klinis: nyeri unilateral, berdenyut, lokasi di frontotemporal dan okular. Disertai mual, muntah, fotofobia, dan fonofobia. Bisa disertai aura (silau, pandangan ganda, ganguan sesoris, gangguan motoris, dll) atau classic migrain, bisa tanpa aura atau common migrain.
Tatalaksana: o Akut: ergot atau triptan o Pencegahan: asam valproat
216
Black Books for UKMPPD
217
c. Cluster Headache
Klinis: nyeri unilateral, terasa sangat berat seperti ditusuk, mata seperti didorong keluar, lokasi di orbita dan temporal. Disertai lakrimasi, mata merah, rhinorrea, dan perspirasi di dahi ipsilateral.
Tatalaksana: o Akut: ergot atau triptan o Pencegahan: calcium channel blocker
4. Epilepsi a. Etiologi Idiopatik, sindrom keturunan, malformasi kongenital, infeksi, trauma kepala, stroke, tumor, dan penyakit degeneratif lain b. Klasifikasi Kejang
Parsial (fokal) Sederhan a
Kompleks
Umum Kejang umum sekunder
Tonicclonic
Absence
Miokloni k
Tonik
Kejang parsial (fokal): berasal dari bagian tertentu di korteks serebri o Sederhana Tidak ada penurunan kesadaran. Gejala bisa sensoris, motoris, otonom, atau psikis, tergantung bagian korteks yang terlibat. o Kompleks Ada penurunan kesadaran (amnesia). Gejala tiba-tiba diam, melamum, bengong mendadak yang diikuti dengan automatisme dan kebingungan pasca serangan. o Kejang tonik-klonik umum sekunder Kejang parsial yang berlanjut menjadi kejang tonik-klonik umum.
Kejang umum o Absens / lena / petit mal
Atonik
Black Books for UKMPPD Bengong mendadak, tanpa aura, tanpa kebingungan pasca serangan. Berlangsung hanya sebentar (< 20 detik), bisa disertai automatisme atau tidak. o Mioklonik Kedutan motorik aritmik (tidak teratur) o Klonik Kedutan motorik ritmik (teratur), lebih lama dari mioklonik. o Tonik Fleksi atau ekstensi tonik mendadak pada kepala, badan, atau ekstremitas o Tonik-klonik umum primer (grand mal) Kejang berawal sebagai ekstensi tonik ekstremitas atas dan bawah yang berlangsung beberapa detik, kemudian menjadi gerakan klonik ritmik, dengan kebingungan pasca serangan. o Atonik Hilangnya tonus postural tubuh secara mendadak (tiba-tiba jatuh) c. Klinis Kejang berulang tanpa demam d. Penunjang Elektroensefalografi (EEG): spike and wave e. Tatalaksana Kejang parsial: carbamazepine Kejang umum: asam valproat f.
Status Epileptikus
Suatu keadaan kejang atau epilepsi yang terus menerus disertai kesadaran menurun > 30 menit, atau kejang beruntun tanpa disertai pemulihan kesadaran yang sempurna
Tatalaksana: ABC, diazepam 0,3 mg/KgBB IV sampai maksimum 20 mg, dapat diulang setiap 5 menit. Bila kejang teratasi, lanjutkan dengan fenitoin IV 18 mg/KgBB
5. Vertigo a. Vertigo Perifer (vestibuler)
Serangan pusing berputar yang berat, disertai mual muntah.
Nistagmus horizontal
218
Black Books for UKMPPD
Romberg tes (pasien berdiri dengan kedua kaki rapat): mata terbuka pasien dapat mempertahankan keseimbangan, saat mata tertutup pasien tidak dapat mempertahankan keseimbangan.
Finger to finger test: normal
b. Vertigo Sentral (non-vestibuler)
Rasa seperti melayang, serangan tidak seberat vertigo perifer, kontinyu, jarang disertai mual dan muntah, bisa disertai defisit neurologis fokal
Nistagmus vertikal
Romberg tes: baik saat mata terbuka atau mata tertutup pasien tidak dapat mempertahankan keseimbangan.
Finger to finger test: abnormal
Tatalaksana: calcium channel blocker (flunarizin)
c. Penyakit Vertigo Perifer
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) o Etiologi Kanalith di dalam kanalis semisirkularis o Klinis Vertigo dipicu oleh perubahan posisi o Penunjang Manuver Dix-Hallpike o Tatalaksana Manuver Epley, Calcium Channel Blocker (flunarizin), antihistamin, betahistin
Meniere Disease o Etiologi Terlalu banyak cairan di endolimfe o Klinis Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran o Tatalaksana Saat serangan: diazepam. Pencegahan: HCT, steroid
6. Meningitis a. Etiologi Inflamasi lapisan meninges sistem saraf pusat, umumnya karena infeksi
219
Black Books for UKMPPD b. Klinis
Anamnesis: demam tinggi, sakit kepala
PF: kaku kuduk, tanda rangsang meningeal positif (Burdzinski I, Burdzinski II, Kernig)
c. Penunjang: analisa LCS
Bakteri (paling sering s. pneumonia) Warna keruh, leukosit tinggi (≥ 1000/mm3), banyak sel neutrofil, protein meningkat, glukosa rendah
Virus Warna jernih, leukosit rendah (≤ 100/mm3), banyak sel limfosit, protein normal, glukosa normal
Tuberkulosis Warna xantokrom, jumlah leukosit variabel, banyak sel limfosit, protein mengingkat tapi tidak setinggi bakteri, glukosa rendah
d. Tatalaksana Sesuai patogen penyebab. Pada meningitis bakterial diberikan deksametason. 7. Ensefalitis a. Etiologi Biasanya disebabkan virus atau TB b. Klinis
Anamnesis: demam, kejang, penurunan kesadaran
PF: meningeal sign (-)
c. Penunjang: analisa LCS dan PCR untuk mengetahui penyebab d. Tatalaksana Asiklovir sebagai tatalaksana empirik karena tingginya insidensi ensefalitis herpes simpleks. Setelah patogen diketahui, terapi sesuai patogen. 8. Rabies a. Definisi Infeksi akut SSP oleh virus rabies yang termasuk genus Lyssa-virus, family Rhabdoviridae dan menginfeksi manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi (anjing, monyet, kucing, kelelawar, serigala). b. Tampilan Klinis
220
Black Books for UKMPPD
Riwayat gigitan hewan (anjing, kucing, dll) dan hewan yang menggigit mati dalam waktu satu minggu atau positif rabies
Gatal dan parastesia di daerah bekas luka gigitan
Enchepalitis rabies: agitasi, kesadaran fluktuatif, demam tinggi persisten, nyeri pada faring terasa seperti tercekik, hipersalivasi, hidrofobia, aerofobia
c. Tatalaksana
Isolasi
Fase awal: cuci luka dengan air sabun 5- 10 menit kemudian bilas dengan air bersih, lakukan debridement, berikan desinfektan (alkohol 50- 70%). Jika terkena selaput lendir, cuci dengan air lebih lama
Fase lanjut: suportif, cegah gagal jantung dan gagal nafas
Serum Anti Rabies (SAR): o Serum heterolog (berasal dari kuda) 40 IU/ kgBB infiltrasi di sekitar luka, sisanya IM o Serum homolog (berasal dari manusia) 20 IU/ kgBB
Vaksin Anti Rabies
9. Parkinson a. Etiologi Degenerasi neuron dopaminergik di substansia nigra b. Klinis Diagnosis ditegakkan jika ada 2 dari 3 kardinal sign: tremor saat istirahat, rigiditas, dan bradikinesia c. Tatalaksana Levodopa 10. Bell’s Palsy a. Etiologi Paralisis n. VII perifer unilateral, biasanya karena terkena angin atau udara dingin dalam waktu lama b. Klinis Wajah perot / mencong, dahi dan pipi tidak bisa digerakkan, kelopak mata tidak bisa ditutup (lagophtalmus), bibir tertarik ke sisi yang sehat c. Tatalaksana Steroid, artificial tears
221
Black Books for UKMPPD 11. Trigeminal Neuralgia a. Klinis Nyeri diwajah seperti ditusuk pisau, terutama saat mengunyah, mengikuti persarafan n. trigeminal b. Tatalaksana carbamazepine 12. Guillain-Barre Syndrome a. Etiologi Antibodi terhadap patogen tertentu (C. jejuni) bereaksi silang dengan myelin sistem saraf perifer. b. Klinis
Riwayat infeksi (biasanya infeksi pernafasan atau gastrointestinal)
Kelemahan otot dan penurunan refleks yang dimulai dari tungkai lalu menjalar ke atas (paralisis ascendent). Pada kasus berat bisa terjadi gagal nafas.
Paralisis stocking and gloves (dimulai dari bagian distal ekstremitas)
c. Tatalaksana Plasmaferesis atau immunoglobulin 13. Myastenia Gravis a. Etiologi Penyakit autoimun dimana terdapat antibodi yang memblok reseptor asetilkolin di presinaps. b. Klinis
Biasnaya mengenai otot yang spesifik dibanding umum
Ptosis (tersering), pasien tidak bisa mempertahankan membuka mata
Gejala semakin sore semakin memburuk
c. Tatalaksana Asetilkolin esterase inhibitor 14. Hernia Nukleus Pulposus a. Etiologi Diskus intervertebralis mengalami herniasi dan menekan radiks saraf perifer. Kebanyakan setinggi L4/L5 atau L5/S1 b. Klinis
222
Black Books for UKMPPD o Anamnesis: nyeri punggung bawah yang menjalar ke paha, sering disertai kelemahan otot dan rasa kebas o PF: tes Lasegue (+), perubahan refleks, penurunan sensitifitas o Pemeriksaan lain: tes Bragard, Patrick, Contrapatrick c. Penunjang MRI d. Tatalaksana Tirah baring, NSAID, muscle relaxan (benzodiazepin). Definitif: laminektomi. 15. Carpal Tunnel Syndome a. Etiologi Kompresi n. Medianus di dalam carpal tunnel b. Klinis
Anamnesis: nyeri di pergelangan tangan bagian ventral, rasa kebas di telapak tangan bagian radial dan jari 1-4
Flick sign: pasien mengebaskan tanggannya (seperti mengebaskan termometer raksa) untuk menghilangkan gejala
Tinnel sign: rasa kesemutan bila carpal tunner diketuk.
Phalen sign: rasa kesemutan bila pergelangan tangan fleksi maksimal
c. Penunjang Nerve Conduction Study (NCS) d. Tatalaksana
Bidai pergelangan tangan
Bila tidak membaik, injeksi steroid ke dalam karpal tunnel
Bila tidak mempan juga, lakukan pembedahan
16. Cubital Tunnel Syndrome
Penekanan n. Ulnaris saat melewati cubital tunnel (saluran yang terbentuk oleh arcus tendenius m. Flexor carpi ulnaris yang menghubungkan humerus dan ulna)
Klinis: claw hand, Wertenberg’s Sign (Jari kelingking dalam posisi abduksi), fromment sign positif (tidak bisa adduksi jempol)
17. Guyon Tunnel Syndrome
Penekanan n. Ulnaris saat melewati canalis ulnaris / guyon tunel (saluran yang dibentuk oleh os pisiform dan hammulus os hammati)
223
Black Books for UKMPPD
Klinis: claw hand, Wertenberg’s Sign (Jari kelingking dalam posisi abduksi), fromment sign positif (tidak bisa adduksi jempol)
18. Pyramidal Tract Lession Lokasi Lesi:
Traktus kortikospinal: contralateral hemiplegia (kelemahan anggota gerak berlawanan dengan sisi lesi. Contoh: lesi di traktus cortiocspinal kiri, kelemahan anggota gerak kanan)
Decussatio piramidalis: hemiplegia cruciata / hemiplegia alternans (kelemahan gerak antara ekstremitas atas dan bawah berbeda sisi, contoh: lesi di dekussatio piramidal kanan, kelemahan di ekstremitas superior kanan dan ekstremitas inferior kiri)
Traktus kortikospinal lateral: ipsilateral hemiplegi (kelemahan anggota gerak sama dengan sisi lesi)
19. Movement Dysorder
Ataxia Tidak ada kordinasi otot yang berpengaruh kepada gerakan volunter (berbicara, berjalan, mengambil benda, dll)
Akathisia Sensasi tidak nyaman pada tubuh sehingga berkeinginan untuk terus bergerak (suka mengerak-gerakan kaki, tidak bisa duduk tenang). Biasanya karena efek antipsikotik
Cervical Dystonia / Spasmodi Torticolis Kontraksi involunter dari otot leher (kepala menengok ke salah satu sisi, mengangguk)
Tardive Diskinesia Gerakan involunter, ritmik, berulang-ulang pada otot-otot wajah, lidah, ekstremitas. Akibat efek ektrapiramidal antipsikotik
20. Ganglia Basalis Disorder
Athetosis Lesi pada putamen. Diskinesia, gerakan-gerakan menggeliat lambat. Biasanya pada kepala, wajah, atau ekstremitas bagian distal.
Balismus
224
Black Books for UKMPPD Lesi pada nucleus subthalamicus, biasanya unilateral. Gerakan involunter memukul / mencambuk dengan keras.
Chorea Lesi pada striatum. Gerakan involunter yang cepat, menghentak, singkat. Biasanya pada tangan.
21. Brain Death / Kematian Batang Otak
Lesi setinggi Mesenchepalon Refleks pupil menghilang
Lesi setinggi Pons Refleks kornea menghilang. Pons bagian bawah: gag refleks menghilang
Lesi setinggi Medula Oblongata Apneu
22. Demensia a. Definisi Adalah sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan detoriorasi kognisi dan fungsional sehigga pasien terganggu fungsi luhur, sosial, dan aktifitas hariannya. b. Klasifikasi
Demensia Degeneratif o Demensia kortikal: alzheimer o Demensia subkortikal: penyakit parkinson, palsi supranuklear progresif, degenerasi stritonigral, sinrom Shy-Drager, degenerasi spinocerebral, kalsifikasi ganglia basalis idiopatik, penyakit Wilson, penyakit huntington, neuroachantosis o Demensia campuran: demensia frontotemporal, demensia Lewy’s Body, degenerasi ganglion kortikobasal, leukodistrofi
Demensia Non-degeneratif o Demensia vaskular o Infark korteks multiple o Sindrom gyrus angularis o Demensia karena infeksi (HIV, Creutzfeltds Jacob Disease) o Demensia demyelinisasi (multiple sklerosis) o Demensia campuran
225
Black Books for UKMPPD c. Alzheimer
Etiologi Terjadi pembentukkan B Amyloid yang mengganggu pembentukan dan pelepasan asetilkolin.
Klinis Perjalanan pelan, perburukan memori jangka pendek, afasia, apraksia, agnosia, gangguan motorik, depresi, insomnia, inkontinensia, gangguan seksual, riwayat keluarga (+)
Penunjang Patologi anatomi (Gold Standar, diagnosis post mortem): adanya neurofibrilatory tangle dan senile plaque CT-Scan: atrofi serebri
Tatalaksana Asetilkolinesterase inhibitor (donepezil), MAO inhibitor, neuroleptik atipikal
d. Demensia Vaskular
Adalah semua kasus demensia karena adanya gangguan cerebrovaskuler dengan menurunkan kognisi ringan – berat.
Riwayat stroke, TIA
Gangguan motorik
Gangguan perilaku dan psikis
e. Demensia Lewy’s Body
f.
Demensia yang berhubungan dengan penyakit Parkinson
Ditemukannya Lewy’s Body di substansia nigra
Demensia Pick
Demensia pada usia pertengahan
Adanya atrofi spesifik pada lobus temporalis atau frontalis
Perubahan karakter, buruknya hubungan sosial, gangguan intelektual
226
Black Books for UKMPPD
PSIKIATRI 1. Skizofrenia a. Akibat peningkatan aktifitas dopamin b. Pedoman Diagnostik
Harus ada sedikitnya satu gejala secara jelas: thought of (insertion,withdrawal, broadcasting), delusion of (control, influence, passivity, perception), halusinasi auditorik, waham bizare yang menetap
Atau dua gejala secara jelas: halusinasi panca indra yang menetap, wahan yang mengambang, arus pikiran terputus atau sisipan (neologisme, inkoherensi), gangguan perilaku (katatonik, gaduh gelisah, posturing, negativisme, mutisme, stupor), gejala negatif (apatis, bicara ↓, menarik diri, dll)
Gejala berlangsung selama minimal satu bulan. Kurang dari satu bulan psikotik lir skizofrenia
c. Klasifikasi
Paranoid Gejala menonjol: halusinasi auditorik, waham curiga
Herbefrenik Gejala menonjol: gangguan perilaku (tidak bertanggung jawab, tak dapat diramalkan, menyendiri, mannerisme, hampa perasaan), afek dangkal dan inapropiate, sering tertawa sendiri, disorganisasi proses fikir (inkoheren, rambling)
Katatonik Gejala menonjol: perilaku katatonik, negativisme, fleksibilitas serea
Tak Terinci Tidak memenuhi kriteria paranoid, herbefrenik, atau katatonik
Simpleks Gejala kurang khas, gejala negatif, kehilangan minat, penarikan diri
Depresi pasca skizofrenia Depresi satu tahun post-skizofrenia
Skizofrenia Residual Gejala negatif satu tahun post-skizofrenia
d. Antipsikotik
227
Black Books for UKMPPD
Cara kerja: blokade dopamin pada reseptor pasca sinaps
Tipikal / generasi pertama o Diberikan pada gejala positif yang menonjol o Efek sedatif kuat o Contoh: clorpromazin, haloperidol, trifluoroperazine o Efek EPS kuat (tardive diskinesia, dyskinesia, dystonia). Berikan triheksiphenidil (THP)
Atipikal / generasi kedua o Diberikan jika gejala negatif yang menonjol o Contoh: risperidon, clozapine, olanzapine, sulpiride
2. Gangguan Skizotipal Gejala: penampilan dan perilaku aneh, eksentrik, kepercayaan mistik/magis 3. Gangguan Waham Menetap Gejala: hanya gangguan waham yang menonjol, lebih dari 3 bulan, tidak ada halusinasi 4. Gangguan Skizoafektif Gejala: gejala skizofrenia dan gangguan mood (depresi, manik) sama-sama menonjol 5. Gangguan Mood a. Episode manik
Mood dan perilaku meningkat, ide kebesaran
Hipomania: tidak sampai mengganggu aktifitas sehari-hari, tidak ada ide kebesaran
Dapat disertai gejala psikotik atau tidak
Tatalaksana (obat anti mania): lithium, haloperidol, carbamazepin, asam valproat
b. Gangguan bipolar
Pada DSM III tidak dibagi menjadi Tipe I dan Tipe II (hanya ditandai oleh adanya minimal 2 episode gangguan mood dimana ada penyembuhan sempurna diantara kedua ganggua tersebut). PadA DSM IV dibagi menjadi tipe I dan tipe II.
Gangguan Bipolar Tipe I o Setidaknya ada satu episode mania dan episode depresi atau campuran atau episode mania saja
Gangguan Bipolar Tipe II o Harus ada satu episode hipomania dan episode depresi
Tatalaksana
228
Black Books for UKMPPD o Episode manik: lithium o Episode campuran: asam valproat o Episode depresi: lithium + antidepresan c. Episode depresi
Gejala utama: anhedonia (kehilangan minat dan kegembiraan), anenergia (berkurangnya energi), afek depresi yang berlangsung minimal 2 minggu
Bisa disertai gejala psikotik atau tidak
Antidepresan (menghambat reuptake atau penghancuran aminergik di neurotransmiter (terutama serotonin): o SSRI (first line): sertraline, fluoxetin o Trisiklik: amitriptilin, imipramin o Tetrasiklik: maprotilin, amoxapine o MAO-inhibitor: moclobemide o Atipikal: trazodone
6. Gangguan Ansietas Fobik
Dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas yang sebenarnya tidak membahayakan. Pasien akan menghindari situasi fobik tersebut.
Agorafobia: takut saat di tempat terbuka, keramaian
Fobia sosial: takut pada situasi sosial tertentu (outside the family circle)
Fobia spesifik: takut terhadap objek atau situasi tertentu
Penatalaksanaan: CBT, hipnosis, exposure terapi / desensitisasi, farmakoterapi
7. Gangguan Ansietas a. Gangguan Panik
Berlangsung kira-kira satu bulan
Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya
Tidak terbatas pada keadaan yang sudah diketahui sebelumnya
Ada keadaan bebas gejala
b. Gangguan Cemas Menyeluruh (GAD)
Gejala berlangsung hampir setiap hari, mulai beberapa minggu sampai beberapa bulan
Bersifat free floating
Gejala: o kecemasan (khawatir akan nasib buruk, berada di ujung tanduk)
229
Black Books for UKMPPD o Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetar, tidak dapat santai) o Overaktifitas otonomik (berkeringat, jantung berdebar-debar, mulut kering, keluhan lambung) c. Tatalaksana (anti-panik):
Trisiklik: Imipramine, Clomipramine
Benzodiazepine: Alprazolam
RIMA: Moclobemide
SSRI: Sertraline, Fluoxetine
8. Gangguan Obsesif-Kompulsif
Gejala obsesif dan tindakan kompulsif harus ada hampir setiap hari selama minimal 2 minggu berturut-turut
Gejala obsesif: o Disadari diri sendiri o Sedikitnya ada satu pikiran yang tidak dapat dilawan o Lega setelah melakukan tindakan yang dipikirkan tersebut o Gagasan atau pikiran tersebut merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan
Penatalaksanaan (Anti-obsesif kompulsif) o Trisiklik: Clomipramine o SSRI: sertraline, fluoxetin
9. Gangguan Terkait Stres a. Gangguan Stres Akut
Gejala o Gejala beberapa menit atau segera terjadi setelah kejadian traumatik o Gejala bervariatif: terpaku, sedih, cemas, marah, kecewa, overaktif, penarikan diri, disorientasi o Gejala mereda dalam beberapa jam, hari, atau sampai satu bulan
Penatalaksanaan o Antidepresan SSRI: sertralin, fluoxetin o Antiansietas: diazepam
b. Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD)
Gejala timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatik
Gejala
230
Black Books for UKMPPD o Re-experiencing (merasa mengalami kembali kejadian / flash back) o Avoidance (menghindar) o Hyperarousal (kesiagaan berlebihan) o Gejala berlangsung lebih dari satu bulan
Penatalaksanaan o CBT o Antidepresan SSRI: sertralin 25-200 mg/hari, fluoxetin o Antiansietas: diazepam, alprazolam, lorazepam
c. Gangguan Penyesuaian
Reaksi maladaptif terhadap stres dalam kehidupan sehari-hari (psikososial).
Berhubungan dengan tipe kepribadian
Gejala: depresi, ansietas, gangguan emosi, gangguan perilaku, disabilitas dalam kegiatan sehari-hari
Terjadi dalam satu bulan setelah stresor dan tidak bertahan lebih dari 6 bulan.
10. Gangguan Disosiatif (konversi)
Gejala utama: kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi normal (dibawah kendali kesadaran) antara ingatan masa lalu, kesadaran identitas atua pengindraan, kontrol terhadap gerakan tubuh
Harus ada penyebab psikologis (stresfull) yang berhubungan dengan timbulnya gejala
Jenis-jenis: o Amnesia disosiatif o Fugue disosiatif (melakukan perjalanan tertentu) o Gangguan trans dan kesurupan o Gangguan motorik disosiatif o Konvulsi disosiatif o Anestesia disosiatif
11. Gangguan Somatoform a. Gejala umum: terdapat keluhan-keluhan fisik yang berulang-ulang disertai permintaan pemeriksaan medik meskipun sudah terbukti tidak terdapat kelainan fisik (doctor shoping) b. Somatisasi
231
Black Books for UKMPPD
Adanya keluhan fisik yang bermacam-macam (sakit kepala, mual, berdebardebar, dll) yang tidak ada dasar kelainan fisik, berlangsung sedikitnya 2 tahun
Terdapat disabilitas
Tidak mau menerima kalau tidak ada kelainan fisik
c. Hipokondriasis
Keyakinan menetap bahwa menderita satu penyakit fisik serius yang melandasi keluhannya
Tidak mau menerima bahwa tidak ditemukan penyakit tersebut
d. Gangguan Nyeri Somatoform Menetap
Keluhan utama: nyeri berat, menyiksa dan menetap, yang tidak dapat dijelaskan atas dasar gangguan fisik
Berhubungan dengan adanya konflik emosional atau problem psikososial yang jelas
e. Body Dismorfik Dysorder
Preokupasi terhadap adanya kelainan dari anggota tubuh penderita (sebenarnya tidak ada) dan penderita peduli berlebihan terhadap hal tersebut
f.
Gangguan Somatoform Tak terinci
Tidak memenuhi kriteria somatisasi atau hipokondriasis
12. Gangguan Makan a. Anoreksia Nervosa
Mengurangi berat badan dengan sengaja, dipicu, atau dipertahankan oleh penderita
Berat badan dipertahankan 15% dibawah yang seharusnya
Menghindari makanan yang mengandung lemak, merangsang muntah, olahraga berlebihan, obat penurun nafsu makan
Distorsi body-image (ketakukan gemuk terus menerus meskipun penderita sudah kurus)
Ada gangguan endokrin (amenore, kehilangan minat seksual)
b. Bulimia Nervosa
Episode makan berlebihan (preokupasi untuk makan dan ketagihan terhadap makanan yang tidak bisa dilawan)
232
Black Books for UKMPPD
Usaha untuk melawan efek kegemukan (merangsang muntah, konsumsi pencahar, puasa, konsumsi obat-obatan penurun berat badan atau nafsu makan)
Biasanya ada riwayat anoreksia nervosa sebelumnya
13. Gangguan Tidur Non-organik a. Insomnia
Adanya gangguan untuk memulai tidur (early insomnia), mempertahankan tidur (middle insomnia / sering terbangun malah hari namun bisa tidur kembali), atau tidak bisa tidur kembali setelah terbangun malam hari (late insomnia)
Gejala minimal 3 x/minggu selama sebulan
Adanya preokupasi tidak bisa tidur dan peduli berlebihan terhadap akibatnya
Penatalaksanaan (obat anti-insomnia): o Benzodiazepin: Nutrazepam, Flurazepam, Estazolam o Non-Benzodiazepin: Zolpidem
b. Hipersomnia
Rasa kantuk berlebihan di siang hari atau adanya seragan tidur (sleep attack) atau transisi yang memanjang dari saat bangun tidur sampai sadar sepenuhnya
Terjadi setiap hari selama lebih dari satu bulan
c. Gangguan Jadwal tidur-jaga
Pola tidur yang tidak seirama dengan pola tidur pada masyarakat setempat
Insomnia pada waktu orang-orang tidur, dan hipersomnia pada waktu orangorang terjaga
Dialami minimal satu bulan
d. Somnabulisme (sleep walking)
Episode bangun dari tempat tidur, berjalan-jalan. Setelah bangun penderita tidak ingat dengan kejadian tersebut
Tidak ada gangguan aktifitas mental setelah kejadian tersebut
e. Night Terrors
Adanya episode bangun dari tidur, berteriak karena panik, disertai ansietas hebat, seluruh tubuh bergetar, dan hiperaktifitas otonomik
Tidak bereaksi terhadap upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan tidurnya
233
Black Books for UKMPPD f.
Penderita tidak ingat dengan kejadian yang membuatnya terbangun
Nightmares
Terbangun dari tidur akibat mimpi yang menakutkan
Penderita dapat mengingat kejadian di mimpi tersebut
Setelah kejadian pasien sadar penuh dan mampu mengenali lingkungan
Kejadian tersebut menyebabkan penderitaan cukup berat bagi penderita
14. Gangguan Kepribadian a. Ciri kepribadian dan gangguan kepribadian Ciri kepribadian yang sudah mengganggu aktifitas individu atau lingkungan disebut gangguan kepribadian. b. Kepribadian Paranoid Penuh rasa curiga. Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan. c. Kepribadian Skizoid Lebih senang menyendiri dan tidak suka berhubungan dengan orang lain. d. Kepribadian Skizotipal Memiliki pikiran, perilaku, dan penampilan yang aneh. e. Kepribadian Disosial Tidak peduli terhadap hak orang lain. Sering melanggar peraturan. f.
Kepribadian Histrionik Suka mencari perhatian, suka menggoda.
g. Kepribadian Narsistik Melebih-lebihkan diri, merendahkan orang lain, mudah iri. h. Kepribadian Anankastik Ragu-ragu dan hati-hati berlebihan. Perfeksionisme. i.
Kepribadian Cemas Menghindar Pemalu, merasa diri tidak mampu, preokupasi berlebihan terhadap kritik dan penolakan, menghindari aktifitas sosial karena takut dikritik
j.
Kepribadian Dependen Mendorong atau membiarkan orang lain mengambil keputusan penting untuk dirinya.
k. Kepribadian Emosi Tak Stabil / Ambang Kecenderungan bertindak impulsif, emosi tak stabil. 15. Gangguan Preferensi Seksual a. Fetihisme
234
Black Books for UKMPPD Kepuasan seksual melibatkan benda-benda (celana dalam wanita). b. Frotteurisme Kepuasan seksual didapatkan saat bergesekan atau bersentuhan dengan orang yang tidak sadar. c. Masokisme Kepuasan seksual didapatkan apabila penderita pura-pura dilecehkan, disiksa, disakiti, atau dipermalukan. d. Sadisme Kepuasan seksual didapatkan bila pasangan seksual menderita dengan dipukuli, disakiti, diikat, disiksa. e. Voyeourisme Kepuasan seksual didapatkan bila mengintip orang yang sedang telanjang atau melakukan aktifitas seksual. f.
Troilisme Kepuasan seksual didapatkan bila melihat pasangan seksualnya berhubungan seksual dengan orang lain.
g. Necrofilia Obsesi untuk berhubungan seksual dengan jenazah. 23. Gangguan Persepsi:
Aphasia sensorik (aphasia wernick): Gangguan fungsi bahasa, tidak bisa mengerti apa yang dibicarakan orang lain, tetapi bisa mengucapkan kata/kalimat tapi tidak bermakna
Aphasia motorik (aphasia broca): Ganggun fungsi bahasa, bisa mengerti apa yang dibicarakan orang lain, tetapi tidak bisa mengucapkan apa yang ingin diucapkan
Alexia: Gangguan keterampilan membaca (verbal: kata, lateral: huruf)
Agnosia: Gangguan fungsi persepsi, tidak bisa mengenali benda
Apraxia: Gangguan keterampilan motorik, tidak bisa melakukan cara tertentu (contoh: diminta menium korek api yang menyala tidak bisa)
Agraphia:
235
Black Books for UKMPPD Gangguan keterampilan menulis 16. Psikiatri Anak a. Retardasi Mental
Suatu keadaan dimana perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, ditandai oleh hendaya keterampilan selama masa perkembangan mempengaruhi kecerdasan secara menyeluruh
Klasifikasi: Ringan
: IQ 50-69
Sedang
: IQ 35-49
Berat
: IQ 20-34
Sangat berat: IQ 6-10 jam
Warna:
239
Black Books for UKMPPD Merah kebiruan: normal Merah terang: keracunan CO, sianida, atau suhu dingin Merah gelap: asfiksia Biru: keracunan nitrit Coklat: keracunan aniline o Rigor mortis (kaku mayat)
Akibat otot kehabisan cadangan glikogen
Mulai tampak: 3 – 4 jam PM
Pertama terlihat di sendi kecil
Kaku maksimal: 12 jam PM kemudian dipertahankan selama 12 jam
Menghilang (relaksasi sekunder): setelah 24 jam
Faktor yang mempengaruhi: aktifitas pre mortal, suhu tubuh, otot atletis, suhu lingkungan
Kaku mayat segera setelah mati (bukan rigor mortis): cadaveric spasm, heat stiffening, cold stiffening
o Dekomposisi atau Pembusukan
Tampak setelah 24 jam PM
Pertama terlihat di perut kanan bawah (caecum)
Warna kehijauan
Telur lalat: segera setelah mati
Larva lalat: 36-48 jam PM
Tubuh menggembung: 60 - 72 jam PM
o Maserasi o Saponifikasi 2. Luka Trauma
240
Black Books for UKMPPD
Lecet tekan
Lecet Lecet geser Tumpul
Memar sobek
Trauma
Tusuk Tajam
Iris Bacok
a. Trauma Tumpul
Lecet / abrasi o Kerusakan pada epidermis o Jenis tekan: epidermis tertekan ke dalam o Jenis geser: epidermis rusak akibat tergeser seperti ombak o Jenis regang: diskontinuitas akibat regangan
Memar / kontusio o Perdarahan pada kapiler bawah kulit, warna merah kebiruan
Sobek / laserasi o Kerusakan pada epidermis dan dermis
b. Trauma Tajam
Luka tusuk / stab Kedalaman luka > panjang luka
Luka iris / incised Panjang luka > kedalaman luka
Luka bacok / chop Panjang luka dan kedalaman luka hampir sama
3. Luka Tembak Jarak jauh
anak peluru
mesiu utuh
lubang lecet lemak
Tatto
+
+
+
mesiu yg terbakar gas panas jelaga
api
jejak laras
kira-kira jarak (cm) >50
241
Black Books for UKMPPD dekat
+
+
+
+
sangat dekat
+
+
+
+
tempel
+
+
+
20-50 +
+
7 bulan, tidak ditemukan cacat kongenital berat 2) Umur kandungan Melihat panjang badan (rumus Haase) atau melihat inti penulangan 3) Lahir hidup / mati
Hidup: Paru: sudah mengembang, tes apung (+), gambaran mozaik (bercak merah muda tidak homogen), gambaran marmer (tonjolan tipis di permukaan oleh penebalan septum interkapsularis)
246
Black Books for UKMPPD
Mati Paru: belum mengembang, tes apung (-)
4) Tanda-tanda kekerasan 5) Sebab kematian Yang lazim: pembekapan, pencekikan, penjeratan, tenggelam 6) Tanda-tanda perawatan Tali pusat terawat / tidak, sudah dimandikan / tidak 7) Hubungan bayi dengan ibu Cocokan DNA 12. Abortus Menuturt hukum: tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat usia kandungannya. Hanya abortus provokatus kriminalis saja yang termasuk di atas.
MEDIKOLEGAL 13. Surat Kematian a. Guna Surat Kematian
Sebagai bukti bahwa seseorang meninggal dunia
Untuk statistik penyebab kematian
b. Formulir Surat Kematian
Formulir A Surat keterangan pemeriksaan kematian. Diberikan kepada keluarga. Digunakan untuk izin pemakaman.
Formulir B Dikirim ke DKK.
Formulir M Surat untuk memberikan ketarangan bahwa kematian disebabkan penyakit menular atau tidak. Diberikan kepada keluarga korban.
Formulir I Formulir kematian internasional.
Formulr CS Formulir pelaporan kematian untuk catatan sipil.
Formulir KIP
247
Black Books for UKMPPD Dibuat untuk izin pemakaman bagi golongan Eropa dan Cina. 14. Macam-macam Consent a. Expressed concent Pasien menunjukkan persetujuannya secara lisan dan tertulis b. Implied concent Pasien menunjukkan persetujuan dengan tingkah lakunya, misal: mengangguk. c. Informed concent Persetujuan yang diberikan setelah diberi penjelasan megnenai tindakan, tujuan, dan efek samping. Biasanya untuk tindakan medis tertentu dan umumnya tertulis. d. Presumed concent Dokter menganggap pasien memberi persetujuan, meskipun pasien tidak menunjukkan baik secara expressed atau implied (pasien tidak menolak, jadi dianggap menerima. e. Mandatory concent Keadaan – keadaan yang mutlak dokter tidak boleh melakukan apa-apa sebelum ada persetujuan 15. Informed Consent a. Definisi Persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga pasien atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan pada pasien tersebut (Permenkes No. 589 tahun 1989) b. Yang berhak memberikan informasi Dokter atau yang didelegasikan c. Yang berhak memberikan persetujuan
Usia 18 tahun atau lebih atau 16 tahun yang dapat diperlakukan sebagai orang dewasa (telah menikah) dan kompeten
Kompetensi: cakap dalam menerima informasi, memahami, mengalisisnya, dan menggunakannya dalam membuat persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran/gigi
Yang tidak kompeten: o Gangguan jiwa o Menderita nyeri hebat, syok, pengaruh obat tertentu atau keadaan kesehatan fisiknya
248
Black Books for UKMPPD
Persetujuan individu yang tidak kompeten: o Keluarga terdekat (suami, istri, orang tua sah, anak yang kompeten, saudara kandung) o Pengampu / wali / pengasuh o Pada pasien yang tidak kompeten dan sedang mengalami keadaan gawat darurat, sedangkan tidak ada yang sah mewakilinya, dokter dapat melakukan tindakan kedokteran demi kepentingan terbaik pasien.
Isi informed concect Diagnosis dan tata cara tindakan, tujuan tindakan medis yang dilakukan, alternatif tindakan lain dan risiko, risiko komplikasi yang mungkin terjadi, prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
16. Kaidah Dasar Bioetik a. Beneficence Prinsip bioetik dimana dokter melakukan suatu tindakan untuk kepentingan pasiennya. Contoh:
Memberi obat generik, tidak polifarmasi
Menyampatkan edukasi kepada pasien
Pemberian obat anti nyeri pada pasien terminal (yang masih hidup)
Menolong anak yang diduga menjadi korban kekrasan dalam keluarga
Membuat rujukkan yang dianggap perlu
Memutuskan dan menjelaskan kepada keluarga untuk melakukan amputasi pada kondisi gawat (keuntungan > kerugian)
b. Non-Maleficence Prinsip gawat darurat, dokter tidak melakukan suatu perbuatan atau tindakan yang dapat memperburuk pasien (fist do no harm) Contoh:
Dokter menolak aborsi tanpa indikasi medis
Dokter melakukan kuret atas indikasi medis (karena perdarahan, gawat darurat)
Tidak melakukan euthanasia
Dokter mengutamakan pasien gawat
Dokter melakukan bius terlebih dahulu sebelum tindakan medis walau pasiennya sudah tidak sadar
249
Black Books for UKMPPD
Tidak melakukan rujukan lab / obat yang sebenarnya tidak mutlak, demi mendapatkan komisi
c. Autonomy Dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia, terutama untuk menentukkan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sesuai keinginannya sendiri. Sangat berhubungan dengan informed concent. Contoh:
Melakukan informed concent
Menjaga rahasia pasien bila orang lain tidak ada hubungannya
Memberi pasien untuk memutuskan sendiri (asal dewasa dan sehat mental)
Dokter tidak berbohong walau demi kebaikan pasien, misal jujur mengatakan kalau peluang sembuh sangat kecil
d. Justice Tidandakan yang memegang prinsip sama rata, tidak membeda-bedakan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll. Termasuk juga adalah melindungi kelompok yang rentan. Contoh:
Dokter tidak membeda-bedakan pelayanan walau beda suku/agama
Dokter melayani pasien sesuai nomor urut (bila tidak ada pasien gawat)
Dokter boleh membongkar rahasia pasien dalam keadaan menyangkut orang lain yang rentan (misal: suami ISK, dokter boleh memberitahu kepada istri, atau supir bus epilepsi)
e. Prima Facie Mengedepankan salah satu prinsip bioteik dari yang lainnya pada suatu keadaan. 17. Komponen Profesionalisme
Altruism (mengutamakan orang lain dari diri sendiri)
Accountability (memegang prinsip etik)
Excellence (long life learning)
Duty (komitmen untuk terus memberikan pelayanan, tanpa memikirkan kemampuan seseorang untuk membayar)
Honor and integrity (komitmen, dapat dipercaya, tidak melanggar kode etik)
Respect for other (menghargai hak asasi orang lain)
250
Black Books for UKMPPD
Personal commitment (long life learning)
18. Rekam Medis a. Kegunaan Rekam Medis Menurut Permenkes no. 749a tahun 1989:
Pengobatan pasien
Peningkatan kualitas pelayanan
Pendidikan dan penelitian
Pembiayaan
Statistik kesehatan
Pembuktian masalah hukum, disiplin, dan etik
b. Isi Rekam medis
Rawat Jalan: identitas, tanggal dan waktu, anamnesis, hasil pemeriksaan fisik, diagnosis, rencana penatalaksanaan, pengobatan atau tindakan, pelayanan lain yang diberikan, persetujuan tindakan
Rawat Inap: identitas, tanggal dan waktu, anamnesis, hasil pemeriksaan fisik, diagnosis, rencana penatalaksanaan, pengobatan atau tindakan, pelayanan lain yang diberikan, persetujuan tindakan, catatan observasi, ringkasan pulang
c. Kepemilikan Rekam Medis
Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan
Materi rekam medis milik pasien (jika pasien minta RM, berikan resumenya saja)
Rekam medis merupakan berkas yang wajib dijaga kerahasiaannya
d. Penyimpanan Rekam Medis
Batas waktu penyimpanan 5 tahun
Resume RM minimal 5 tahun
e. Aspek Hukum Rekam Medis f.
Rekam medis sebagai alat bukti tertulis di pengadilan
Kerahasiaan Rekam Medis
Setiap dokter wajib menjaga kerahasiaan dalam rekam medis
Rahasia tersebut dapat dibuka hanya untuk kepentingan pasien atas permintaan pasien sendiri berdasarkan undang-undang
Baru dapat dibuka apabila diminta oleh hakim majelis di hadapan sidang majelis
251
Black Books for UKMPPD 19. Kejadian Tidak Diinginkan Unforesseable Risk Non-error
Acceptable Risk Complication
Near Miss KTD Latent Error
Miss Management Medical Error
Error
Negligence
Intensional Active Error Lack of Skill
Malfeasance
a. Non Error (unpreventable) 1) Unforesseable Risk Risiko yang tidak diketahui.Contoh: anafilaktik saat diberikan obat injeksi padahal sudah di tes alergi. 2) Acceptable Risk Risiko yang diketahui pasien. Contoh: akan terasa sakit bila disuntik. 3) Complication Komplikasi dari penyakit atau tindakan. b. Error (preventable) 1) Latent Error a) Near Miss Kesalahan yang belum / hampir menjadikan cedera. Contoh: salah mamasukkan obat injeksi namun tidak ada efek buruk pada pasien. b) Miss Management Kesalahan yang dilakukan manajemen rumah sakit. Contoh: pasien terjatuh akibat roda brankart yang copot. c) Medical Error
252
Black Books for UKMPPD Kesalahan yang dilakukan dalam proses pendidikan. Contoh: kesalahan yang dilakukan oleh koas atau residen. 2) Active Error (malpraktik) a) Intensional (sengaja) b) Neglience (lalai) c) Lack of Skill (tidak punya kompetensi) d) Malfeasance (pelanggaran jabatan) 20. Asas, Dasar, Kaidah, dan Tujuan Praktik Kedokteran a. Praktik kedokteran Indonesia harus berdasarkan pada:
Nilai ilmiah
Asas manfaat manusia
Asas keadilan bermutu
Asas kemanusiaan
Asas keseimbangan
Asas perlindungan dan keselamatan
b. Praktik kedokteran Indonesia mengacu pada 4 kaidah dasar moral:
Menghormati martabat manusia
Berbuat baik
Tidak berbuat merugikan
Keadilan
21. Penyelenggaraan Praktik Kedokteran a. Hak Dokter
Memperoleh perlindungan hukum selama melaksanan praktir sesuai standar profesi dan SOP
Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan SOP
Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan keluarga
Mendapat imbalan jasa
b. Hak Pasien
Mendapat penjelasan lengkap tentang tindakan medis
Meminta pendapat dokter lain
Mendapat pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis
Menolak tindakan medis
Mendapat isi rekam medik
253
Black Books for UKMPPD c. Kewajiban Dokter
Memberikan pelayanan medis sesuai standar
Merujuk pasien bila tidak mampu memberikan pelayanan
Merahasiakan informasi pasien
Melakkan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan
Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan
d. Kewajiban Pasien
Memberikan informasi lengkap dan jujur
Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana yankes
Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
22. Peran IDI Satu-satunya organisasi profesi kedokteran yang menghimpun para dokter Indonesia, bersifat bebas, tidak mencari keuntungan, dijiwai oleh Sumpah Dokter Indonesia serta mematuhi Kode Etik Kedokteran Indonesia. Tujuan: a. Meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia b. Mengembangkan ilmu kesehatan serta IPTEK Kedokteran c. Membina dan mengembangkan kemampuan profesi anggota d. Meningkatkan kesejahteraan anggota 23. Peran Konsil Kedokteran Indonesia a. Melakukan registrasi terhadap semua dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran b. Mengesahkan standar pendidikan profesi kedokteran c. Melakukan pembinaan bersama lembaga terkait lainnya terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran 24. Peran Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) a. Melakukan tugas bimbingan, pengawasan, dan penilaian dalam pelaksanaan etik kedokteran b. Memperjuangkan agar etik kedokteran dapat ditegakkan di Indonesia c. Memberikan usul dan saran, diminta atau tidak diminta, kepada Dewan Pertimbangan, dalam hubungan dengan masalah etik kedokteran di Indonesia
254
Black Books for UKMPPD d. Membina hubungan baik dengan aparat etik yang ada, baik pemerintah maupun organisasi profesi lain dengan sepengetahuan Dewan Pertimbangan e. Bertanggung jawab kepada Muktamar / rapat Pembentukan Pengurus Wilayah melalui Dewan Pertimbangan 25. Peran Majelis Pembinaan dan Pembelaan Anggota (MP2A) a. Melakukan
pembinaan
dalam
kesadaran Hukum
Kesehatan.
Termasuk
memperjuangkan agar Hukum Kesehatan masuk dalam kurikulum FK b. Membela anggota dalam menjalankan profesinya, baik menyangkut masalah etik, hukum, administratif, atau organisatoris, baik diminta maupun tidak c. Dalam menjalankan tugasnya, perlu mendengar pendapat dan saran dari Badan Kelengkapan Organisasi IDI yang sehubungan dan pihak-pihak yang dianggap perlu. d. MP2A bertanggung jawab pada Muktamar melalui Dewan Pertimbangan
255
Black Books for UKMPPD
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS 1. Bentuk Keluarga a. Nuclear (conjugal family) Hanya terdiri dari suami, istri, dan anak yang belum menikah b. Blended (step family) Terdiri dari ayah tiri / ibu tiri / anak tiri c. Extended (consanguinal family) Suami, istri, anak, ditambah dengan kerabat (paman, bibi, kakek, nenek, keponakan) d. Single-parent family Orang tua tunggal yang hidup bersama anaknya e. Commune family Beberapa orang yang tinggal bersama, berbagi tanggung jawab dan sumber daya (asrama, kos) f.
Common law family Laki-laki dan perempuan dapat disertai anak atau tidak yang hidup bersama tanpa ikatan suami-istri
2. Identifikasi Masalah Keluarga a. APGAR
Untuk mengetahui fungsi keluarga terhadap pasien
A (adaptation): kapabilitas keluarga untuk membantu saat anggota keluarga memiliki masalah
P (partnership): saling berbagi dan berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah
G (growth): bagaimana keluarga memberikan kebebasan untuk tumbuh dan berkembang
A (affection): menilai keintiman dan ikatan emosional antar anggota keluarga
R (resolve): komitmen dari setiap anggota keluarga kepada keluarga
Pasien diberikan kuesioner, kemudian dilakukan skoring: o 8 – 10 : highly functional family o 4 - 7 : moderate dysfunctional family o 0 -3
: severely dysfunctional family
256
Black Books for UKMPPD b. Genogram Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor keturunan / herediter terhadap masalah kesehatan pasien c. Family Circle Untuk mengetahui fungsi / pengaruh setiap individu dalam keluarga terhadap pasien. d. Family Lifeline Untuk mengetahui pengaruh kejadian di masa lampau pasien terhadap masalah kesehatan pasien atau kronologi sampai terjadi masalah kesehatan pada pasien. e. Lifecycle Mengetahui siklus hidup-mati. f.
SCREEM Untuk menilai kapasitas keluarga dalam partisipasi layanan kesehatan. SCREEM: social, cultural, religious, economic, educational, medical.
3. Tahapan Dalam Siklus Keluarga a. Unattached Young Adult (dewasa dan belum menikah) Masalah:
Medis: masalah episodik, seks
Emosional: psikosomatis, depresi
Sosial: tekanan dari teman atau pacar
b. The Newly Married Adult (tahap awal dalam perkawinan)
Honeymoon stage: 0 – 2 tahun
Early marriage stage: 2 – 10 tahun
Middle marriage stage: 10 -25 tahun
Long term marriage stage: > 20 tahun
Masalah:
Medis: kehamilan cepat, infertility , ginekologis, episodik
Emosional: depresi, cemburu, keuangan, komunikasi, pekerjaan
c. The Family with Young Childern (tahap keluarga dengan anak-anak) Masalah:
Berperan sebagai orang tua o Medis: KB, penyakit kelamin o Emosional dan sosial: perselingkuhan
257
Black Books for UKMPPD
Berperan sebagai kakek dan nenek o Medis: degeneratif, penyakit kronis o Emosional dan sosial: psikosomatis
Berperan sebagai anak o Medis: kecelakaan o Emosional dan sosial: child abuse
d. The Family with Adolescent (tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa) Masalah:
Siklus kehidupan anak o Medis: narkoba, acne, menstruasi o Emosional dan sosial: depresi, konflik
Siklus kehidupan orang tua o Medis: premenopause, kandungan o Emosional dan sosial: perselingkuhan
Krisis usia pertengahan
e. Launching Family (tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga) Masalah:
Siklus kehidupan anak o Medis: kesehatan remaja, obgyn o Emosional dan sosial: kemandirian
Siklus kehidupan orang tua o Medis: penyakit degeneratif o Emosional dan sosial: penurunan karir
f.
Sindroma kesepian
Family in Later Life (tahap keluarga pada usia lanjut) Masalah:
Medis: penyakit degeneratif, urologis, menopausal
Emosional dan sosial: depresi, kesepian, psikosomatis, pensiun
4. Hubungan dokter-pasien a. Paternalistic: doctor-centered, disease-centered, semua ditentukan dokter b. Consumeristic: pasien memaksa dokter untuk patient-centered, mengikuti keinginan pasien.
258
Black Books for UKMPPD c. Default: dokter berusaha patient-centered, tapi pasien tidak mau. Seolah pasien bilang “terserah dokter saja” d. Mutuality: kerjasama antara dokter dan pasien 5. Keterlibatan Dokter dalam Keluarga a. Minimal emphasis on family Dasar pemikiran dokter adalah komunikasi dengan keluarga pasien hanya untuk praktek atau keperluan legal medis saja. Perilaku dokter adalah, bertemu dengan keluarga pasien hanya untuk mendiskusikan masalah-masalah medis saja. b. Medical Information and Advice Dasar pemikiran dokter adalah bahwa keluarga itu penting dalam diagnosa dan membuat keputusan pengobatan pasien, keterbukaan perlu untuk melibatkan keluarga. c. Feeling and Support Dasar pemikiran dokter adalah perasaan dan dukungan dan timbal balik antara pasien, keluarga, dan dokter sangat penting dalam diagnosa dan pengobatan pasien. d. Assessment and Intervention Dasar pemikian dokter adalah sistem keluarga, dinamika keluarga, dan perkembangan keluarga penting dalam diagnosa dan pengobatan pasien. Perilaku dokter adalah bertemu dengan keluarga pasien dan membantu mereka untuk mengubah peran dan interaksi satu sama lain agar lebih efektif dengan menghadapi masalah penyakit dan pengobatan pasien. e. Family Therapy Dasar pemikiran dokter adalah dinamika keluarga dan kesehatan pasien saling mempengaruhi satu sama lainnya dan pola ini perlu dirubah. Perilaku dokter adalah bertemu secara teratur dengan keluarga pasien dan berusaha merubah dinamika keluarga dan peraturan-peraturan yang tidak tertulis dalam keluarga tersebut yang berhubungan dengan perkembangan fisik dan mental pasien. 6. Five Star Doctor a. Care provider
Holistik
Manajemen promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
b. Decision maker
Keputusan berdasarkan berbagai sudut pandang dan kondisi yang ada, teknologi yang tersedia, dengan cost effectiveness
259
Black Books for UKMPPD c. Communicator
Memperbaiki gaya hidup sehat melalui pendidikan kesehatan dan advokasi yang efektif
d. Community leader
Memahami kebutuhan dan masalah masyarakat
Memahami faktor kesehatan pada lingkungan fisik dan sosial
Membawa manfaat bagi banyak orang
e. Manager
Memiliki skill managerial yang baik
Mampu bekerja sama dengan perorangan maupun organisasi, baik di dalam maupun di luar sistem pelayanan kesehatan
7. Prinsip Kedokteran Keluarga a. Holistik: biopsikososial b. Komprehensif: promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif c. Kontinyu: berkesinambungan, follow up, kontrol d. Koordinatif: kerjasama antar profesional e. Kolaboratif: kerjasama dengan pasien & keluarga pasien 8. Metode Penyelesaian Masalah a. Saling Ketergantungan (interdependence) Interaksi keluarga cenderung diulangi membentuk pola ada aturan-aturan yang mendukung untuk terbentuknya pola ini. Bagi dokter keluarga, keberhasilan dalam merubah keluarga tersebut sangat tergantung kepada kemampuan kita dalam melihat interdependence ini. b. Ikatan (boundaries) Hal-hal atau kebiasaan dari para anggota keluarga, yang dapat diterima dan tidak dapat diteriima dalam keluarga tersebut. Seperti pagar yang akan melindungi para anggota keluarga dari pihak lain. c. Triangulasi Keterlibatan pihak ketiga pada saat masalah muncul. Peran dari orang ketiga ini adalah untuk “menyelamatkan” pasangan tersebut. Biasanya terjadi berulang-ulang dengan harapan ini akan membuat keluarga tersebut tetap bersatu. Contoh yang paling sering adalah school phobia pada anak-anak yang orang tuanya mempunyai masalah dalam perkawinan mereka.
260
Black Books for UKMPPD 9. Metode dan Media Promosi Kesehatan a. Metode
Perseorangan: bimbingan dan konseling, wawancara
Kelompok kecil: diskusi, FGD, role play, simulasi
Kelompok besar: ceramah (pendidikan tinggi maupun rendah), seminar (pendidikan menengah ke atas)
Massa: ceramah umum, media elektronik, media cetak, billboard, dll.
b. Media Beberapa contoh media grafis:
Poster Gambar dengan sedikit kata-kata. Tujuan untuk mempengaruhi orang banyak dan memberikan pesan singkat. Harus menarik, sederhana, dan berisikan satu ide.
Leaflet Kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar sederhana. Membahas satu masalah khusus untuk sasaran tertentu. Dapat disebarkan.
Film Menghibur dan dapat disisipkan pesan edukatif. Sasaran: kelompok besar dan kolosal.
Slide Cukup efektif karena gambar atau materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Sasaran: kelompok.
10. Penyusunan Kegiatan Hal-hal yang harus disusun / ditentukan saat penyusunan kegiatan adalah:
Tujuan
Manfaat
Sasaran
Acara
Anggaran
11. Efektivitas Jalan Keluar Tetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar dengan memberikan angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan angka 5 (paling efektif). Prioritas jalan keluar adalah
261
Black Books for UKMPPD yang nilai efektifitasnya paling tinggi. Untuk menentukan efektifitas jalan keluar digunakan kriteria tambahan yang dapat dilihat di bawah ini: a. Besaranya masalah yang dapat diselesaikan (magnitude) Makin besar masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut. b. Pentingnya jalan keluar (Imporatancy) Pentingnya jalan keluar dikaitkan dengan kelanggengan masalah. Makin lama bebas masalahnya, makin penting jalan keluar tersebut. c. Sensitivitas jalan keluar (vulnerability) Sensitivitas dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi masalah. Makin cepat masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut. Efektifitas: M x I x V 12. Efisiensi Jalan Keluar Ditambah dengan biaya atau cost (C). Beri angka 1 untuk biaya paling sedikit, angka 5 untuk biaya paling banyak. Efisiensi: (M x I x V) / C 13. Puskesmas a. Klasifikasi Puskesmas menurut jenis pelayanan
Puskesmas Perawatan: pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap
Puskesmas Non Perawatan: hanya pelayanan kesehatan rawat jalan
b. Klasifikasi Puskesmas menurut wilayah kerja
Puskesmas Induk: kecamatan
Puskesmas Satelit / Pustu: kelurahan
c. Puskesmas Rawat Inap Kriteria Puskesmas Rawat Inap:
Letak ± 20 km dari RS
Mudah dicapai dengan kendaraan bermotor
Ada dokter dan tenaga yang memadai
Jumlah kunjungan ≥ 100 orang per hari
Penduduk minimal 20.000 jiwa per Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dan 3 Puskesmas sekitarnya
Pemda bersedia menyediakan dana rutin yang memadai
d. Pustu
Biasanya ada di setiap desa / kelurahan
262
Black Books for UKMPPD
Pelayanan medis sederhana oleh perawat atau bidan, disertai jadwal kunjungan dokter
Syarat pembangunan Pustu: Kebutuhan: o Desa baru / pemekaran wilayah o Bencana alam kerusakan total pada Pustu o Relokasi Pustu (jalur hijau, dll) Lokasi: o Di tengah pemukiman penduduk o Kepadatan penduduk 3000 – 5000 penduduk o Jarak Pustu dengan sarana kesehatan lain = 3 – 5 Km
e. Pusling
Pelayanan khusus ke luar gedung, di wilayah kerja puskesmas
Pelayanan medis terpadu oleh dokter, perawat, bidan, gizi, pengobatan dan penyuluhan
14. Posyandu Tipe Posyandu: a. Pratama Cakupan program utama (KIA/KB, imunisasi, Gizi) belum mantap, jumlah kader terbatas b. Madya Cakupan program utama < 50%, jumlah kader ≥ 5 orang c. Purnama Cakupan program utama ≥ 50%, jumlah kader ≥ 5 orang, ada program tambahan sederhana, dana sehat ≤ 50% KK d. Mandiri Cakupan program utama ≥ 50%, julah kader ≥ 5 orang, program tambahan sudah berjalan dengan baik, dana sehat sudah mencakup ≥ 50% KK 15. PONED (Pelayanan Obsetri Neonatus Essensial Dasar)
Tujuan: untuk menghindari rujukan yang lebih dari dua jam dan untuk memutuskan rantai rujukan itu sendiri
Petugas: dokter, bidan, perawat, dan tim PONED Puskesmas
Tugas:
263
Black Books for UKMPPD o Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu, dan pondok bersalin desa o Melakukan kegawatdaruratan obsetrik neonatal sebatas wewenang o Melakukan rujukan kasus secara aman ke RS dengan penanganan pra hospital
Dalam PONED bidan boleh: o Injeksi antibiotik o Injeksi ureterotonika o Injeksi sedatif o Manual plasenta o Ekstraksi vakum o Transfusi darah o Operasi SC
16. Pembiayaan Kesehatan a. Out of Pocket Pasien membayar langsung ketika berobat. b. Pajak (taxation) Pemerintah menarik pajak umum dari warga. c. Asuransi (insurance) Compulsory payroll tax (pekerja wajib membayar asuransi) atau non-compulsory d. Medical Saving Account Mengharuskan warga menabung untuk membiayai pelayanan kesehatannya sendiri. 17. Sistem Rujukan a. Antar Instansi
Horizontal: satu strata (contoh: puskesmas ke RS)
Vertical: beda strata
b. Antar Dokter
Interval Pelimpahan sepenuhnya kepada satu dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu. Selama jangka waktu itu dokter primer tidak ikut campur.
Split Pelimpahan sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu. Selama jangka waktu itu dokter primer tidak ikut campur.
264
Black Books for UKMPPD
Collateral Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita hanya satu masalah tertentu.
Cross Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien kepada dokter lain untuk selamanya.
18. SKDN
S (seluruh): jumlah total balita di wilayah Posyandu
K (KMS): yang mempunyai KMS
D (ditimbang): yang ditimbang Posyandu
N (naik): yang naik berat badannya
D/S: partisipasi masyarakat
K/S: cakupan program
N/D: keberhasilan kegiatan
D/K: kesinambungan atau kelangsungan penimbangan
19. Imunisasi a. Rutin: bayi, wanita usia subur, anak SD b. Tambahan
Back log fighting Anak usia 1-3 tahun bila tidak tercapai UCI 2 tahun berturut-turut.
Crash program Intervensi cepat, cegah KLB: tidak tercapai UCI 3 tahun berturut-turut, IMR dan PD3I tinggi, infrastruktur jelek.
Outbreak response immunization Penanggulangan KLB
PIN Percepan pemutusan siklus hidup virus polio
Sub PIN 2x imunisasi polio (interval 1 bulan), serentak, pada anak < 1 tahun
Catch up campaign Vaksinasi semua anak usia < 15 tahun pada suatu waktu
265
Black Books for UKMPPD
266
20. Tujuan Audit Medis a. Umum Tercapainya pelayanan medis prima b. Khusus
Evaluasi mutu layanan medis
Mengetahui penerapan standar pelayanan medis
Melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan medis sesuai kebutuhan pasien dan standar pelayanan medis
EPIDEMIOLOGI 21. Surveilans
Aktif
Data langsung
Pasif
Laporan bulanan
Data
Surveilans
Khusus
Metode
Sentinel
Rutin Terpadu
22. Case Definition a. Suspect Faktor risiko + sign & symptom b. Probable Faktor risiko + sign & symptom + penunjang c. Definite Faktor risiko + sign & symptom + penunjang gold standart 23. Riwayat Alamiah Penyakit Natural History of Disease
Pada wilayah atau populasi terbatas untuk mendapatkan sinyal adanya masalah yang lebih luas
Black Books for UKMPPD
Susceptibility: risk factor
Pre-clinical: pathological
Clinical: Sign&symptom
Disability: loss
(usual time of
of function
changes
diagnosis)
Level of Prevention Primary Health
Specific
promotion
protection
Nutrition,
Vaccination,
smoking
protective
cessation
equipment
Secondary
Tertiary
Early detection and prompt
Disability limitation
Rehabilitation
Medikamentosa
Fisioterapi
treatment SCREENING
24. Screening a. Mass Semua populasi. Contoh: X-ray masal b. Selective Pada kelompok risiko tinggi. Contoh: HIV c. Case Finding Kelompok yang lebih kecil. Contoh: penyakit menurun d. Single Disease Satu penyakit tertentu. Contoh: HBsAg e. Multi-phase Beberapa tes. Contoh: medical check up 25. Carrier dan Vector a. Carrier
Incubatory carrier Akan menjadi sakit, namun sudah bisa menularkan sebelum timbulnya gejala (contoh: HIV)
Healthy carrier Tidak akan menjadi sakit, namun bisa menularkan penyakit (contoh: polio)
Convalescent carrier
267
Black Books for UKMPPD Dapat menularkan penyakit ketika sedang sakit maupun setelah pemulihan (contoh: tifoid) b. Vector
Biological vector Organisme / parasit berkembang atau bereplikasi di dalam vektor (contoh: nyamuk)
Mechanical vector Organisme / parasit tidak berkembang atau bereplikasi di dalam vektor (contoh: lalat)
26. Wabah a. Endemik Suatu penyakit yang persisten ditemukan di daerah tertentu. Contoh: malaria di papua. b. Epidemik atau Outbreak Kasus/ penyakit baru pada suatu populasi tertentu, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju ekspektasi/ dugaan, yang didasarkan pada pengalaman mutakhir. c. Pandemik Suatu epidemi yang meluas dan bersifat global. d. Sporadik Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan / penyakit yang ada di suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu. 27. Kejadian Luar Biasa Kriteria:
Penyakit menular baru
Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama tiga kurun waktu tertentu
Peningkatan kejadian kesakitan ≥ 2 kali dibandingkan dengan periode sebelumnya
Jumlah penderita baru dalam periode satu bulan meningkat ≥ 2 kali dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya
Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama satu tahun meningkat ≥ 2 kali dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya
268
Black Books for UKMPPD
Case fatality rate dalam satu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan ≥ 50% dibanding periode sebelumnya
Proprotional rate penderita baru pada satu periode meningkat ≥ 2 kali dibanding satu periode sebelumnya
28. Pengukuran Epidemiologi
Usia produktif (bekerja) 15 - 64 tahun
Usia reproduktif (female fertility) 15 – 44 tahun
29. Menghitung Frekuensi Penyakit a. Insidensi kumulasi
Untuk mengetahui risiko penyakit yang mengenai populasi berisiko pada suatu periode tertentu
Insiden kumulatif = jumlah kasus baru selama periode waktu tertentu x 100% Jumlah orang berisiko pada permulaan waktu
b. Densitas insidens atau insidence rate
Mengetahui kecepatan penyakit menyerang populasi
Insidens Rate = Jumlah kasus baru selama periode waktu tertentu Rata-rata populasi berisiko pada waktu tertentu
Rata-rata populasi berisiko = populasi awal + populasi akhir 2
c. Prevalensi
Untuk mengetahui beban penyakit
Prevalensi = Jumlah kasus baru dan lama pada suatu periode x 100% Populasi
d. Attack rate
Jenis khusus insidens kumulatif yang berguna selama epidemik / outbreak
Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama
Manfaat attack rate untuk memperkirakan derajat penularan suatu penyakit
Attack rate = Kasus baru pada periode tertentu x 100% Populasi berisiko pada awal waktu
e. Secondary attack rate
269
Black Books for UKMPPD
Untuk mengetahui frekuensi jumlah kasus baru dimana penderita tersebut kontak dengan penderita yang pertama terinfeksi.
Sec. AR = Kasus baru dimana riwayat kontak dengan penderita kasus pertama Jumlah individu yang kontak dengan penderita pertama
30. Angka Kematian a. Birth rate / angka kelahiran Jumlah kelahiran dalam satu tahun x 1000 Populasi pertengahan tahun b. Crude death rate / angka kematian kasar Jumlah kematian x 1000 Jumlah penduduk c. Fertility rate Jumlah kelahiran hidup dalam setahun
. x 1000
Populasi pertengahan tahun wanita usia 15 - 44 d. Perinatal mortality rate Jumlah lahir mati + mati usia < 7 hari x 1000 Jumlah kelahiran dalam setahun e. Neonatal mortality rate Jumlah kematian bayi usia < 28 hari dalam setahun x 1000 Jumlah kelahiran hidup dalam setahun f. Infant mortality rate Jumlah kematian bayi usia < 1 tahun dalam setahun x 1000 Jumlah kelahiran hidup dalam setahun g. Case fatality rate Jumlah kematian dalam setahun karena penyakit tertentu x 100% Jumlah kasus tertentu tersebut dalam setahun 31. Cara menekan angka kematian a. Neonatus Mortality Rate Inisiasi menyusui dini b. Infant Mortality Rate
Pemberian imunisasi dasar (puskesmas)
Pemberian ASI eksklusif (ibu)
Perbaikan status gizi
270
Black Books for UKMPPD
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
MTBs
c. Maternal Mortality Rate
Persalinan oleh tenaga kesehatan
PONED dan PONEK
Cegah unwanted pregnancy
32. Indikator Program Penanggulangan TB a. Angka Penjaringan Suspek
Jumlah suspek yang diperiksa dahaknya diantara 100.000 penduduk dalam waktu satu tahun
Jumlah suspek yang diperiksa dahak x 100.000 Jumlah penduduk
b. Proporsi Pasien TB BTA Positif diantara Suspek
Presentase penderita BTA (+) yang ditemukan diantara semua suspek yang diperiksa dahaknya
Jumlah pasien BTA (+) yang ditemukan x 100% Jumlah seluruh suspek yang diperiksa
c. Case Notification Rate
Untuk TREND
Jumlah pasien TB semua tipe x 100.000 Jumlah Penduduk
d. Case Detection Rate
Presentase jumlah penderita baru BTA (+) yang ditemukan dibanding jumlah penderita baru BTA (+) yang diperkirakan ada di wilayah tersebut
Jumlah penderita baru BTA (+)
x 100%
Perkiraan jumlah penderita baru BTA (+)
Target 70%
e. Angka Konvesi (Conversion Rate)
Presentase penderita TB paru BTA (+) yang mengalami konversi menjadi BTA (-) setelah pengobatan fase intensif 2 bulan
Jumlah penderita BTA (+) yang konversi x 100% Jumlah penderita BTA (+) yang diobati
Angka minimal yang harus dicapai adalah 80%
271
Black Books for UKMPPD f. Angka Kesembuhan (Cure Rate)
Presentase penderita BTA (+) yang sembuh setelah selesai masa pengobatan diantara semua penderita BTA (+) yang tercatat
Jumlah penderita BTA (+) yang sembuh x 100% Jumlah penderita BTA (+) yang diobati
Angka yang harus dicapai minimal 85 %
Angka ini menunjukkan keberhasilan program
g. Angka Kesalahan (Error Rate)
Angka kesalahan laboratorium yang menyatakan presentase kesalahan pembacaan slide yang dilakukan oleh laboratorium pertama setelah di cross chek oleh BLK
Jumlah sediaan positif palsu + negatif palsu x 100% Jumlah seluruh sediaan yang diperiksa
Error rate bisa ditoleransi maksimal 5%
33. Merumuskan Pertanyaan Klinis PICO:
Patient, population, problem: bagaimana pasien dan masalah apa, yaitu kausa/ etiologi/ harm, diagnosis, terapi, atau prognosis?
Intervention: tes diagnostik, terapi, paparan
Comparison: gold standart, plasebo, terapi standar
(clinical) Outcome: Patient-Oriented Evidence that Matters (perbaikan klinis, mortalitas, morbiditas, kualitas hidup)
272
Black Books for UKMPPD
METODOLOGI PENELITIAN 34. Desain Penelitian
35. Disain Penelitian Observasional Analitik a. Cross Sectional
Penelitian dimana penyakit (outcome) dan paparan faktor risiko (eksposure) diteliti dalam waktu yang sama (saat ini)
Cocok untuk peneliti dengan keterbatasan waktu dan dana
Ukuran hubungan dengan Prevalence Ratio (PR)
b. Case Control
Penelitian dimana peneliti mencari sampel yang mempunyai penyakit (outcome), kemudian peneliti menggali riwayat paparan (exposure) terhadap faktor risiko yang ingin diteliti.
Ukuran hubungan dengan Odd Ratio (OR)
c. Cohort Study
Retrospektif: penelitian dimana peneliti mencari sampel yang mempunyai riwayat terhadap paparan faktor risiko (exposure) kemudian diteliti apakah saat ini menderita penyakit atau tidak (outcome)
273
Black Books for UKMPPD
Prospektif: penelitian dimana peneliti mencari sampel yang saat ini terkena paparan faktor risiko (exposure) kemudian diikuti beberapa lama dan dilihat apakah paparan tersebut menimbulkan penyakit atau tidak (outcome)
Memerlukan waktu yang lama
Ukuran hubungan dengan Risk Ratio (RR)
d. Mengetahui ukuran hubungan Outcome Exposure
Positif
Negatif
Positif
a
b
Negatif
c
d
Cross Sectional (Prevalence ratio): (a / a+b) / (c / c + d)
Case Control (Odd ratio): ad / bc
Cohort Study (Risk Ratio): (a / a + b) / (c / c + d)
36. Efficacy vs Effectiveness a. Efficacy Ideal setting. Semua variabel dikendalikan. b. Effectiveness Real setting 37. Metode Pengambilan Sampel a. Simple random sampling b. Systematic sampling Semua berkesempatan sama, namun diatur dengan pola tertentu. Contoh: diberi nomer c. Stratified sampling Karakteristik bertingkat (pendidikan rendah – menengah – tinggi) d. Cluster sampling Kelompok setara (dari 100 SMP diambil 20 SMP) e. Multistage sampling Populasi besar, bertahap, agar mewakili seluruhnya (provinsi kabupaten kecamatan kelurahan) f.
Consecutive sampling Diambil yang memenuhi kriteria dan berdasar kurun waktu tertentu.
274
Black Books for UKMPPD g. Convenience sampling Sampel dipilih suka-suka peneliti. h. Purposive sampling Berdasarkan penilaian peneliti bahwa sampel tersebut adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. i.
Snowball Sampling Bermula dari sedikit, kemudian sampel menajadi banyak (dengan network)
38. Karakteristik Skala Variabel Skala Variabel
Sifat
Contoh
Bukan peringkat
Jenis
Kategorikal Nominal
kelamin,
golongan
darah Ordinal
Peringkat
Derajat
penyakit,
status
ekonomi Numerik Interval
Tidak punya 0 alamiah
Suhu, IQ
Rasio
Pumya 0 alamiah
Penghasilan, kadar Hb
39. Uji Statistika a. Uji Statistik Bivariat (dua variabel)
Langkah 1: tentukan skala pengukuran variabel o Tentukan skala pengukuran masing-masing variabel apakah nominal (kategorik atau ordinal) atau numerik (interval atau rasio)
Langkah 2: tentukan jenis hipotesis o Tentukan jenis hipotesis apakah komparatif atau korelatif o Komparatif untuk menjawab pertanyaan: apakah terdapat perbedaan antara a dan b?, apakah terdapat hubungan a dan b? o Korelatif untuk menjawab pertanyaan: seberapa besar korelasi antara a dan b?
Langkah 3: tentukan masalah skala pengukuran o Hipotesis komparatif Kategorik + kategorik = masalah skala pengukuran kategorik Kategorik + numerik = masalah penelitian numerik
275
Black Books for UKMPPD Numerik + numerik = tidak bisa dilakukan uji hipotesis komparatif o Hipotesis korelatif Kategorik + kategorik = masalah skala pengukuran kategorik Kategorik + numerik = masalah skala pengukuran kategorik Numerik + numerik = masalah skala pengukuran numerik
Langkah 4: tentukan berapa jumlah kelompok data o Contoh dua kelompok data: Hubungan kebiasaan olahraga terhadap dismenorrhea. Kebiasaan olahraga dinilai sebagai olahraga jarang, dan olahraga sering. o Contoh tiga kelompok data Hubungan kebiasaan olahraga terhadap dismenorrhea. Kebiasaan olahraga dinilai sebagai olahraga jarang, olahraga kadang-kadang, olahraga sering. Dan seterusnya
Langkah 5: apakah data berpasangan atau tidak o Contoh data tidak berpasangan Hubungan captopril terhadap tekanan darah. Peneliti mencari sampel kemudian diminta meminum captopril, setelah itu diukur tekanan darahnya. Kemudian dilakukan uji statistik. o Contoh data berpasangan (pre and post test) Hubungan captopril terhadap tekanan darah. Peneliti mengambil data tekanan darah sampel sebelum diberikan captopril kemudian sampel diminta meminum captopril, setelah itu peneliti kembali mengambil data tekanan darah sampel. Kemudian dilakukan uji statistik.
Langkah 6: uji parametrik atau nonparametrik o Uji parametrik (T test, ANOVA) digunakan pada masalah skala pengukuran numerik, yang distribusi datanya normal setela diuji dengan kolmogorovsmirnov. Bila distribusi data tidak normal, dapat dilakukan uji alternatifnya (lihat tabel) o Uji non-parametrik (uji kategorik selain T test dan ANOVA) digunakan untuk masalah skala pengukuran kategorik atau masalah skala pengukuran numerik yang tidak berdistribusi normal.
Langkah 7: cocokan dengan tabel uji hipotesis
276
Black Books for UKMPPD
b. Uji Statistik Multivariat (lebih dari dua variabel)
Masalah skala pengukuran numerik uji regresi linear
Masalah skala pengukuran kategorik uji regresi logistik
40. Kekuatan hubungan
Dengan NNT
NNT
Interpretasi
Terapi Kuratif: 1–4
Sangat efektif
≥4
Efektif/ kurang efektif
Terapi Preventif: < 60
Efektif
≥ 60
Kurang/ tidak efektif
Dengan koefisien korelasi (r) r > 0,7
: asosiasi kuat
r 0,3 – 0,7
: asosiasi sedang
r < 0,3
: asosiasi ringan
41. Hirarki Kekuatan Bukti Untuk Efektifitas Terapi
277
Black Books for UKMPPD
42. Akurasi Tes Diagnostik Keberadaan penyakit
(dengan
gold standart) Positif
Negatif
Hasil Positif
A
B
Tes
C
D
Negatif
a. Sensitivitas = a / (a + c) b. Spesifisitas = d / (b + d) c. Nilai prediktif positif (PPV) = a / (a + b) d. Nilai prediktif negatif = d / (c + d) e. True positif: a f.
False positif: b
g. True negatif: d h. False negatif: c i.
Like hood ratio positif (LR +) = sensitivitas / (1 – spesifisitas)
j.
Like hood ratio negatif (LR -) = (1 – sensitivitas) / spesifisitas
278
Black Books for UKMPPD
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN BPJS 1. Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2012 tentang penerimaan bantuan iuran
Peraturan Presiden RI No. 12 Tahun 2013 tentang jaminan kesehatan
Peraturan Presiden RI No. 111 Tahun 2013
Peraturan Pemerintah RI No. 86 Tahun 2013
2. Azas, Program, Prinsip a. 3 Azaz
Kemanusiaan
Manfaat
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b. 5 Program
Jaminan kesehatan
Jaminan kecelakaan kerja
Jaminan hari tua
Jaminan pensiun
Jaminan kematian
c. 9 Prinsip
Kegotongroyongan
Nirlaba
Kepesertaan wajib
Portabilitas
Keterbukaan
Kehati-hatian
Akuntabilitas
Dana amanat
Hasil pengelolaan dana digunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta
3. Perbedaan Asuransi Sosial dan Komersial a. Asuransi Sosial
Wajib bagi seluruh penduduk
279
Black Books for UKMPPD
Non profit
Manfaat komprehensif
b. Asuransi Komersial
Kepesertaan sukarela
Profit
Manfaat sesuai dengan premi yang dibayarkan
4. Tugas BPJS
Melakukan pendaftaran/ penerimaan peserta
Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja
Menerima bantuan iuran dari pemerintah
Mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta
Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial
Membayarkan manfaat/ membiayai pelayanan kesehatan sesuai ketentuan program jaminan nasional
Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta dan masyarakat
5. Wewenang BPJS
Menagih pembayaran iuran
Menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka panjang/ pendek
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya
Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai pembayaran mengacu pada standar tarif
Membuat/ menghentikan kontrak dengan faskes
Mengenakan sanksi administratif terhadap pekerja dan pemberi kerja
Melaporkan pemberi kerja kepada instansi berwenang mengenai ketidakpatuhan terkait iuran dan kewajiban lainnya
Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan jaminan sosial
6. Hak dan Kewajiban Peserta a. Hak
Memperoleh identitas peserta
280
Black Books for UKMPPD
Memperoleh manfaat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan
PNS kelas I-II kelas II
PNS kelas III-IV kelas I
PBI kelas III
Jika menginginkan naik tingkat, maka bayar selisihnya saja
b. Kewajiban
Membayar iuran
Melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS kesehatan dengan menunjukkan identitas peserta pada saat pindah domisili / pindah kerja
7. Peserta Jaminan Kesehatan a. Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI)
Pekerja penerima upah (termasuk PNS)
Pekerja bukan penerima upah
Bukan pekerja
b. Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Fakir miskin
Orang tidak mampu
c. Anggota Keluarga
Istri atau suami sah dari peserta
Anak kandung / anak tiri/ anak angkat yang sah dari peserta o Belum berusia 21 tahun atau belum berusia 25 tahun yang masih menjalani pendidikan formal o Belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri
d. Non-PBI di PHK atau cacat tidak bekerja lagi selama lebih dari 6 bulan PBI 8. Masa Berlaku Kepesertaan
Selama peserta membayar iuran sesuai dengan kelompok peserta
Bila peserta tidak membayar iuran atau meninggal dunia maka status kepesertaannya akan hilang
Ketentuan lebih lanjut akan diatur oleh peraturan BPJS
9. Iuran a. PBI: dibayar oleh pemerintah b. Pekerja penerima upah: dibayar oleh pemberi kerja dan pekerja
281
Black Books for UKMPPD c. Pekerja bukan penerima upah: dibayar oleh peserta yang bersangkutan d. Bukan pekerja: dibayar oleh peserta yang bersangkutan 10. Pelayanan Kesehatan yang Dijamin a. Tingkat pertama
Administrasi pelayanan
Pelayanan promotif dan preventif
Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non-operatif
Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis
Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama
Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi
b. Tingkat lanjutan rawat jalan
Administrasi pelayanan
Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi sepsialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis
Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
Pelayanan alat kesehatan implan
Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis
Rehabilitasi medis
Pelayanan daerah
Pelayanan kedokteran forensik
Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan
c. Tingkat lanjutan rawat inap
Perawatan inap non intensif
Perawatan inap intensif
11. Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin
Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS kesehatan, kecuali untuk kasus gawat darurat
282
Black Books for UKMPPD
Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri
Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik
Pelayanan untuk mengatasi infertilitas
Pelayanan meratakan gigi
Gangguan kesehatan/ penyakit akibat ketergantungan obat/ alkohol
Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri
Pengobatan komplementer, alternatif, tradisional
Pengobatan atau tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan
Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, susu
Perbekalan kesehatan rumah tangga
Pelayanan kesehatan akibat bencana/ tanggap darurat, kejadian luar biasa
Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikan
12. Alur Pelayanan Kesehatan Peserta Faskes primer (puskesmas, polindes) rumah sakit
283
Black Books for UKMPPD
OSCE
284
Black Books for UKMPPD
INTERNA 1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah
285
Black Books for UKMPPD Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat 5.
Pemeriksaan General Survey Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Pemeriksaan cara berjalan Posisikan pasien duduk atau tidur Persiapkan alat (senter, kapas, tongue spattel) Cuci tangan Pemeriksaan kulit (ikterik, petekie, pucat) Pemeriksaan kuku
6.
Pemeriksaan Kepala-Leher Pemeriksaan Kepala (rambut, konjungtiva, refleks pupil, refleks kornea, sklera, telinga, hidung, bibir, rongga mulut, tonsil, faring) Pemeriksaan Leher (trakhea, limfonodi (kalau sakit bilang), JVP)
7.
Pemeriksaan Toraks Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Persiapan alat (stetoskop)
Pemeriksaan Dada Posterior Posisikan pasien (duduk di bed, punggung menhadap pemeriksa, pakaian bagian atas dilepas, tangan dilipat di depan dada) Inspeksi: statis dan dinamis Palpasi: superfisial (kalau sakit bilang), pengembangan dinding dada, fremitus (4 titik) Perkusi: lapang paru (7 titik), peranjakan diafragma Auskultasi: suara nafas (7 titik), suara tambahan, egofoni (bilang e), bronkofoni (bilang sembilan-sembilan), whispered pectoryloquy (bisik sembilan-sembilan) Pemeriksaan Dada Anterior Pasien diminta berbaring di bed, posisi pemeriksa di sebelah kanan pasien Inspeksi: a. Paru: statis, dinamis b. Jantung: iktus kordis
286
Black Books for UKMPPD Palpasi: a. Paru: superfisial (kalau sakit bilang), pengembangan dinding dada, fremitus (3 titik) b. Jantung: iktus kordis, thrill Perkusi: a. Paru: 6 titik, batas paru hepar b. Jantung: batas jantung kanan, kiri, atas, dan pinggang jantung Auskultasi: a. Paru: suara nafas 6 titik, egofoni (eee), bronkofoni (sembilan-sembilan) whispered pectoriloquy (berbisik sembilan-sembilan) b. Jantung: BJ I-II di apeks, katup trikuspid, aorta, pulmonal (tiga posisi: supinasi, LLD, setengah duduk) 8.
Pemeriksaan Abdomen Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien tidur di bed, buka baju, kaki ditekuk, relaks Meminta pasien untuk bilang jika sakit saat dilakukan pemeriksaan Berdiri di samping kanan pasien Inspeksi: dinding abdomen, aorta abdominalis Auskultasi: bising usus, bruit a. Renalis Perkusi: empat kuadran, liver span, lien Palpasi (kalau sakit bilang): superfisial, deep, hepar, lien, ginjal, kandung kemih Pemeriksaan ascites: pekak alih, undulasi Pasien dipersilahkan kembali pakai baju
9.
Pemeriksaan Ekstremitas Ekstremitas superior dan inferior (motorik, sensorik, edema, CRT, ADP)
10.
Pemeriksaan Khusus Mc Burney, rhovsing, rebound tenderness, obturator sign, psoas sign Murphy sign Rectal Toucher (minta pasien buka celana, berbaring miring, cuci tangan, pakai handscoon, minta pasien relaks, lubrikasi)
11.
Penutup Meminta pasien kembali ke meja Cuci tangan
12.
Menjelaskan kepada pasien mengenai hasil pemeriksaan
287
Black Books for UKMPPD 13.
Membuat diagnosis banding
14.
Menentukan pemeriksaan penunjang
15.
Interpretasi pemeriksaan penunjang
16.
Diagnosis
17.
Menentukan terapi, menulis resep
18.
Edukasi kepada pasien
19.
Menanyakan apa ada yang masih mau ditanyakan atau disampaikan
20.
Mengucapkan terima kasih, semoga lekas sembuh, jabat tangan
2. Pemeriksaan Penunjang, Diagnosis Banding, Terapi, Edukasi a. Hipertensi 1) Pemeriksaan penunjang Urinalisis (proteinuria, albuminuria), tes gula darah, profil lipid, ureum, kreatinin, funduskopi, EKG, foto thoraks 2) Diagnosis Banding Proses akibat white coat hypertension, proses akibat obat, nyeri akibat tekanan intraserebral, ensefalitis 3) Terapi
R/ Hidroclorotiazid tab mg 12,5 No. VII S 1 dd tab I
R/ Captopril tab mg 12,5 No. XX S 3 dd tab I a.c.
R/ Amlodipin tab mg 2,5 No VII S 1 dd tab I
4) Edukasi
Gizi seimbang, pembatasan gula, garam, lemak
Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
Olahraga teratur
Stop merokok
Batasi konsumsi alkohol
b. CHF 1) Pemeriksaan penungjang Rontgen thoraks, EKG, darah lengkap
288
Black Books for UKMPPD 2) Diagnosis Banding Penyakit paru (PPOK, asma, pneumonia, ARDS, emboli paru), penyakit ginjal (CKD, sindrom nefrotik), penyakit hati (sirrosis) 3) Terapi a) Akut
Oksigen 2-4 lpm
IV line
R/ furosemid inj. mg 40 No. I S i.m.im
Rujuk
b) Kronik
R/ Furosemid tab mg 40 No. X S 1 dd tab I
R/ Captopril tab mg 12,5 No. XXX S 3 dd tab I
R/ Atenolol tab mg No. X S 1 dd tab I
4) Edukasi
Penyebab gagal jantung: hipertensi tak terkontrol, kadar lemak tinggi, kadar gula darah tinggi
Tanda-tanda kegawatdaruratan yang mengharuskan pasien segera dibawa ke RS (sesak saat istirahat)
Patuh menjalaknan pengobatan
Dukungan keluarga
c. Infark Miokard 1) Pemeriksaan Penunjang EKG, enzim jantung (di layanan rujukan) 2) Diagnosis Banding Angina pektrois prinzmetal, UAP, ansietas, diseksi aorta, dispepsia, GERD, miokarditis, pneumothoraks, emboli paru 3) Terapi
Oksigen bila saturasi < 94%
R/ Aspirin tab mg 80 No. IV
289
Black Books for UKMPPD S 1 dd tab III
R/ Morfin inj. mg 5 fl. No.I S i.m.m
R/ Isosorbid Dinitrat tab mg 5 No. I S 1 dd tab I sublingual
Rujuk
4) Edukasi
Mengetahui faktor risiko
Rutin kontrol
d. TB 1) Pemeriksaan Penunjang Darah rutin, sputum SPS, tes tuberkulin (anak), rontgen thoraks 2) Diagnosis Banding Pneumonia, bronkopneumonia, Ca paru, asma, PPOK 3) Terapi (untuk BB= 50 kg) a) Fase intensif (2RHZE)
R/ 4FDC tab No. XXX S 1 dd tab III Atau
R/ Rifampicin tab mg 450 No. XXX S 1 dd tab I
R/ Isoniazid tab mg 300 No. XXX S 1 dd tab I
R/ Pirazinamid tab mg 1000 No. XXX S 1 dd tab I
R/ Etambutol tab mg 1000 No. XXX S 1 dd tab I
R/ Vit B6 tab No. X S 1 dd tab I
b) Fase lanjutan (4R3H3)
R/ 2FDC tab No. XXX S 1 dd tab III setiap 3 hari sekali
R/ Vit B6 tab No. XX
290
Black Books for UKMPPD S 1 dd tab I 4) Edukasi
Pengawas minum obat (PMO)
Kontrol teratur
Efek samping obat
Pola hidup sehat (ventilasi rumah, makanan bergizi)
Keluarga dengan keluhan serupa langsung diperiksa
e. Bronkhitis Akut 1) Pemeriksaan Penunjang Sputum (gram dan BTA), foto thoraks, tes fungsi paru 2) Diagnosis Banding Pneumonia, Asma, TB 3) Terapi
Dekstrometrophan tab mg 15 No. XV S 3 dd tab I
Ambroxol tab mg 30 No. XV S 3 dd tab I
Paracetamol tab mg 500 No. XV S 3 dd tab I
Ampicilin tab mg 500 No. XV S 3 dd tab I
4) Edukasi
Modifikasi gaya hidup sehat
Hindari rokok
Kontrol setelah obat habis
Efek samping obat
f. Pneumonia 1) Pemeriksaan Penunjang Darah lengkap, analisa sputum, rontgen thoraks 2) Diagnosis Banding Bronkhitis akut, pleuritis eksudatif, Ca paru, infark paru 3) Terapi R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XX
291
Black Books for UKMPPD S 3 dd tab I 4) Edukasi
Pola hidup sehat
Tidak merokok
Vaksinasi pada orang risiko tinggi
g. Asma Bronkhial 1) Pemeriksaan Penunjang APE, darah rutin dengan hitung jenis 2) Diagnosis Banding Obstruksi jalan nafas, bronkhitis kronik, bronkiektasis 3) Terapi a) Serangan
R/ Salbutamol Nebulasi mg 2,5: NaCl 2,5 mg S i.m.m
Oksigenasi nasal canul 2-3 lpm
R/ Prednison tab mg 5 No. I S 1 dd tab I
b) Pengontrol
R/ Budesonid inhaler 100 mcg/ puff lag No. I S 2 dd puff II
R/ Formeterol inhaler lag No. I S 2 dd puff II
Prednison tab mg 5 No. XXX S 1 dd tab I
4) Edukasi
Hindari faktor pencetus
Mekanisme kerja obat
Asthma control test
Kapan harus meminta pertolongan dokter
h. Diabetes Melitus 1) Pemeriksaan Penunjang GDS, GDP, TTGO, HbA1C 2) Diagnosis Banding
292
Black Books for UKMPPD Diabetes insipidus 3) Terapi
R/ Glibenklamid tab mg 5 No. XXX S 1 dd tab I ½ H. a.c. mane Atau
R/ Metformin tab mg 500 No. XXX S 3 dd tab I
4) Edukasi
Kontrol gula darah
BB ideal, kebutuhan kalori harian
Latihan fisik minimal 30 menit 3-4 kali seminggu dengan maksimal HR 50-70% maskimun HR
i.
Perawatan kaki: visualisasi mandiri, perawatan pencegahan teratur
Pencegahan retinopati: funduskopi minimal satu tahun sekali
Pencegahan kasus penyulit:cek albumin urin dan kreatinin serum
Manajemen hipertensi
Graves Disease 1) Pemeriksaan Penunjang TSH, FT3, FT4, EKG, GDS 2) Diagnosis Banding Struma multinodusa toksik, adenoma toksik 3) Terapi
R/ Propanolol tab mg 10 No. X S 4 dd tab I
Rujuk
4) Edukasi
j.
Dukungan keluarga dalam meminum obat
Kapan harus ke rumah sakit (krisis tiroid)
Infeksi Cacing 1) Pemeriksaan Penunjang Darah rutin dengan hitung jenis, Mikroskopis tinja 2) Diagnosis Banding Askariasis, skistosomiasis, taeniasis, ancylostomiasis
293
Black Books for UKMPPD 3) Terapi a. Askariasis, necatoriasis, ancylostomiasis R/ Mebendazole tab mg 500 No. I S 1 dd tab I b. Skistosomiasis R/ Praziquantel tab mg 600 No. II S 1 dd tab II c. Taeniasis R/ Albendazol tab mg 400 No. VI S 2 dd tab I 4) Edukasi
PHBS
Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah melakukan aktifitas
Setiap keluarga memiliki satu jamban
Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
Menghindari kontak dengan tanah yang tercemar tinja manusia
Menggunakan sarung tangan jika ingin mengelola sampah/ limbah
Kondisi rumah bersih dan tidak lembab
k. Anemia Defisiensi Besi 1) Pemeriksaan Penunjang Darah rutin, apusan darah tepi, MCV, MCH, MCHC, retikulosit 2) Diagnosis Banding Anemia defisiensi asam folat dan B12, anemia aplastik, anemia pada penyakit kronik 3) Terapi
R/ sulfas ferrosus tab mg 325 No. XXX S 3 dd tab I
R/ Vitamin C tab mg 100 No. XXX S 2 dd tab I
4) Edukasi
l.
Makan makanan tinggi protein dan besi heme (daging, ati)
Kurangi konsumsi makanan yang menghambat asupan besi (teh, kopi, soda)
DBD
294
Black Books for UKMPPD 1) Pemeriksaan Penunjang Darah rutin, rontgen thoraks, albumin serum 2) Diagnosis Banding Influenza, chikungunya, demam tifoid 3) Terapi
R/ Infus Ringel Asetat Fl. No III S i.m.m
R/ Paracetamol tab mg 500 No. XXX S. p.r.n.
4) Edukasi
Perjalanan penyakit
Terapi hanya bersifat suportif
3M
Makan makanan bergizi
m. Malaria 1) Pemeriksaan Penunjang Darah rutin, apusan darah tebal 2) Diagnosis Banding Demam dengue, demam tifoid, leptospirosis 3) Terapi (Untuk BB 50 kg)
Falciparum o R/ Artesunat tab mg 50 No. XII S 3 dd tab IV o R/ Amodiakuin tab mg 150 No. XII S 3 dd tab IV o R/ Primakuin tab mg 15 No. III S 1 dd tab III
Vivax/ Ovale o R/ Artesunat tab mg 50 No. XII S 3 dd tab IV o R/ Amodiakuin tab mg 150 No. XII S 3 dd tab IV o R/ Primakuin tab mg 15 No. IV
295
Black Books for UKMPPD S 1 dd tab I
Malariae o R/ Artesunat tab mg 50 No. XII S 3 dd tab IV o R/ Amodiakuin tab mg 150 No. XII S 3 dd tab IV
4) Edukasi
Prognosis
Pencegahan: repellan, kelambu, aktifitas malam hari
Mengobati pasien hingga tuntas
n. Demam Tifoid 1) Pemeriksaan Penunjang Darah rutin, widal, TUBEX 2) Diagnosis Banding Demam dengue, malaria, leptospirosis 3) Terapi R/ Kloramfenikol tab mg 500 No. XXX S 4 dd tab I 4) Edukasi
Diet, bedrest, tahapan mobilisasi
Kapan bisa dirawat di rumah (klinis baik, tidak ada komorbid, dapat makan atau minum) atau harus mondok
Tanda-tanda kegawatan
o. Leptospirosis 1) Pemeriksaan Penunjang Darah rutin dengan hitung jenis, urin rutin 2) Diagnosis Banding Demam dengue, demam tifoid, malaria 3) Terapi
Terapi cairan IV
Antibiotik a) Ringan R/ Doksisiklin tab mg 100 No. XIV
296
Black Books for UKMPPD S 2 dd tab I b) Berat R/ Penisilin G injeksi fl No. I S i.m.m
Rujuk
4) Edukasi
Pencegahan: pakaian khusus untuk menghindari kontak dengan bahan-bahan yang terkontaminasi dengan urin binatang, menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus
Minum doksisiklin dengan 2 gelas air putih
Hindari obat-obatan yang mengandung logam (antasida, kalsium, dll)
p. Kandidiasis Oral 1) Pemeriksaan Penunjang KOH 10% dari sekret 2) Diagnosis Banding Peradangan mulut yang disebabkan oleh bakteri atau virus 3) Terapi R/ Nistatin sol. 100.000 IU/ml fl. No I S 3 dd u.e. 4) Edukasi
Menjaga kebersihan mulut
Bila karena HIV rujuk
q. Gastritis 1) Pemeriksaan Penunjang Gastritis akut tidak memerlukan pemeriksaan penunjang. Gastritis kronis: darah rutin, urea breath test, feses rutin 2) Diagnosis Banding Kolesistitis, kolelitiasis, chron disease, gastroenteritis 3) Terapi
R/ Ranitidine tab mg 150 No. X S 2 dd tab I
R/ Omeprazole tab mg 20 No. X S 2 dd tab I
297
Black Books for UKMPPD
Antasid Doen tab No. XV S 3 dd tab I a.c.
4) Edukasi
Ketahui faktor risiko: telat makan, stres, masakan pedas, masakan asam, dll
r. GERD 1) Pemeriksaan Penunjang Tidak perlu. Endoskopi di layanan sekunder. 2) Diagnosis Banding Angina pektoris, akalasia, dispepsia, ulkus peptik 3) Terapi R/ Omeprazole tab mg 20 No. XV S 2 dd tab I 4) Edukasi
Modifikasi gaya hidup: BB ideal, stop rokok, stop zat yang mengiritasi
Tidur 2-4 jam setelah makan
Kurangi konsumsi makanan pedas, asam, berlemak
s. Hepatitis 1) Pemeriksaan Penunjang Urin rutin (lihat bilirubin urin), darah rutin, SGPT/SGOT kalau ada 2) Diagnosis Banding Kolesistitis, abses hepar, sirrosis hepatis 3) Terapi
Diet TKTP
Bed rest
R/ Paracetamol tab mg 500 No.XV S 3 dd tab I
R/ Metoclopramid tab mg 10 No.XV S 3 dd tab I
R/ Ranitidin tab mg 10 No.X S 2 dd tab I
4) Edukasi
Batasi aktifitas penderita
Vaksinasi
298
Black Books for UKMPPD
Keluarga ikut menjaga asupan kalori dan cairan yang adekuat
Pencegahan: PHBS, hindari kontak darah (Hep. B)
t. Parotitis 1) Pemeriksaan Penunjang Analisa saliva (di layanan sekunder) 2) Diagnosis Banding Neoplasma, pembesaran KGB karena sebab lain 3) Terapi (bakteri) R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XX S 3 dd tab I 4) Edukasi
Cegah penularan
Vaksinasi MMR (untuk pencegahan parotitis viral)
3. Interpretasi Rontgen Thoraks
Foto Toraks proyeksi PA atas nama .. diambil di ..
Simetris
Kekerasan cukup
Inspirasi cukup
Cor: besar dan bentuk normal
Pulmo: tak tampak infiltrat di kedua lapang paru, corakan bronkovesikuler normal
Sinus costophrenicus kanan kiri tajam
Hemidiafragma kanan kiri normal
Trakhea di tengah
Sistema tulang baik
4. Pemasangan EKG No.
Aspek Penilaian
1.
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
2.
Cuci tangan
3.
Persiapan probandus/ pasien: a. Bila menggunakan perhiasan/ logam supaya dilepaskan b. Pasien diminta membuka baju bagian dada c. Pasien disuruh tidur terlentang d. Pasien diusahakan untuk tenang, bernafas tenang, selama proses perekaman tidak
299
Black Books for UKMPPD boleh bicara e. Bersihkan daerah yang akan dipasang elektroda dengan kapas beralkohol f.
Oleskan pasta EKG pada elektroda untuk menghindari kemungkinan terjadinya syok listrik
4.
Pasang lead standart dan lead tambahan
5.
Pasang lead prekordial dada: a. Pasang lead V1 b. Pasang lead V2 c. Pasang lead V3 d. Pasang lead V4 e. Pasang lead V5 f.
6.
Pasang lead V6
Isikan ID: a. Isian untuk jenis kelamin b. Isian untuk umur c. Isian untuk nomer ID
7.
Pilih mode: a. Manual b. Auto
8.
Lepas lead standart maupun prekordial, bersihkan sisa pasta EKG dengan kapas alkohol
9.
Meminta pasien untuk memakai baju kembali
10.
Pasien dipersilahkan kembali ke kursi
11.
Bereskan alat
12.
Cuci tangan
13.
Interpretasi: Irama, rate, aksis, adakah hipertrofi, adakah infark
5. Pemasangan NGT No.
Keterangan Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Cuci tangan Persiapan alat: pad, handscoon, NGT, gel, stetoskop, bengkok, gelas berisi air, plester yang udah diguntingin, spuit 10 cc, spuit 50 cc
300
Black Books for UKMPPD Posisikan penderita (1/2 Fowler atau supinasi) Pakai handscoon Letakan pad di dada penderita, beserta bengkok berisi air Ukur kedalaman NGT, tandai dengan plester kecil Inspeksi lubang hidung yang mau dimasukan NGT Lubrikasi NGT Masukan NGT, minta pasien sambil menelan Cek dengan ujung NGT dimasukan air, ada gelembung atau tidak? Cek dengan mendorong spuit isi udara Fiksasi Sambungkan dengan spuit 50 cc Bereskan alat Cuci tangan Edukasi (jangan dicabut, dibilas) 6. Teknik Konseling No. 1.
2.
3.
Keterangan Mengawali Pertemuan:
Mengucapkan salam dan perkenalkan diri
Menanyakan identitas klien
Memberikan situasi yang nyaman bagi klien
Menunjukkan sikap empati
Menjaga rahasia klien
Inti Konseling:
Mengeksplorasi kondisi klien
Mengidentifikasi masalah dan penyebab
Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah
Melakukan penetapan alternatif pemecahan masalah
Menutup pertemuan
Melakukan penilaian terhadap efektifitas konseling
Membuat kesimpulan
Mengakhiri konseling atas persetujuan klien
301
Black Books for UKMPPD
PEDIATRI 1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien dan pengantar, mempersilahkan pasien dan pengantar duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: Bayi: nama, usia, jenis kelamin Pengantar: nama, usia, alamat, pekerjaan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta, intake makan/ minum, riwayat penyakit lain yang dapat menimbulkan keluhan utama RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riwayat kelahiran (preterm, aterm, normal, sc, vakum, dll) Riwayat kehamilan ibu (masalah kehamilan, infeksi, APH, hipertensi, dll) Riwayat vaksinasi Riwayat pertumbuhan dan perkembangan (dibandingkan dengan teman seusianya) RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB, TB, dan lingkar kepala)
302
Black Books for UKMPPD 4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat
5.
Pemeriksaan General Survey Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Pemeriksaan cara berjalan Posisikan pasien duduk atau tidur Persiapkan alat (senter, kapas, tongue spattel) Cuci tangan Pemeriksaan kulit (ikterik, petekie, pucat) Pemeriksaan kuku
6.
Pemeriksaan Kepala-Leher Pemeriksaan Kepala (bentuk kepala, fontanella, rambut, konjungtiva, refleks pupil, refleks kornea, sklera, telinga, hidung, Chovteks sign, parotis, bibir, rongga mulut, tonsil, faring) Pemeriksaan Leher (trakhea, limfonodi (kalau sakit bilang), JVP)
7.
Pemeriksaan Toraks Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Persiapan alat (stetoskop)
Pemeriksaan Dada Anterior Pasien diminta berbaring di bed, posisi pemeriksa di sebelah kanan pasien Inspeksi: c. Paru: statis, dinamis d. Jantung: iktus kordis
303
Black Books for UKMPPD Palpasi: c. Paru: superfisial (kalau sakit bilang), pengembangan dinding dada, fremitus (3 titik) d. Jantung: iktus kordis, thrill Perkusi: c. Paru: 6 titik, batas paru hepar d. Jantung: batas jantung kanan, kiri, atas, dan pinggang jantung Auskultasi: c. Paru: suara nafas 6 titik, egofoni (eee), bronkofoni (sembilan-sembilan) whispered pectoriloquy (berbisik sembilan-sembilan) d. Jantung: BJ I-II di apeks, katup trikuspid, aorta, pulmonal (tiga posisi: supinasi, LLD, setengah duduk) 8.
Pemeriksaan Abdomen Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien tidur di bed, buka baju, kaki ditekuk, relaks Meminta pasien untuk bilang jika sakit saat dilakukan pemeriksaan Berdiri di samping kanan pasien Inspeksi: dinding abdomen, aorta abdominalis Auskultasi: bising usus, bruit a. Renalis Perkusi: empat kuadran, liver span, lien Palpasi (kalau sakit bilang): turgor, superfisial, deep, hepar, lien, ginjal, kandung kemih Pemeriksaan ascites: pekak alih, undulasi Pasien dipersilahkan kembali pakai baju
9.
Pemeriksaan Ekstremitas Ekstremitas superior dan inferior (motorik, sensorik, edema, CRT,ADP)
10.
Pemeriksaan Khusus Mc Burney, rhovsing, rebound tenderness, obturator sign, psoas sign Murphy sign Rectal Toucher (minta pasien buka celana, berbaring miring, cuci tangan, pakai handscoon, minta pasien relaks, lubrikasi)
11.
Penutup Meminta pasien kembali ke meja Cuci tangan
12.
Menjelaskan kepada pasien mengenai hasil pemeriksaan
304
Black Books for UKMPPD 13.
Membuat diagnosis banding
14.
Menentukan pemeriksaan penunjang
15.
Interpretasi pemeriksaan penunjang
16.
Diagnosis
17.
Menentukan terapi, menulis resep
18.
Edukasi kepada pasien
19.
Menanyakan apa ada yang masih mau ditanyakan atau disampaikan
20.
Mengucapkan terima kasih, semoga lekas sembuh, jabat tangan
1. Mengukur Lingkar Kepala No.
Aspek Penilaian
1.
Melakukan sambung rasa
2.
Menyebutkan tujuan pengukuran
3.
Mempersiapkan instrumen dengan benar
4.
Menyiapkan dan mengisi form antropometri
5.
Mempersiapkan probandus dengan benar (pakaian minimal, posisi antropometri)
6.
Menunjukkan letak acromion dan radiale dengan benar
7.
Melakukan pengukuran panjang acromion-radiale dengan benar
8.
Menunjukkan/menandai titik tengah acromion-radiale
9.
Melakukan pengukuran lingkar lengan atas dengan benar (tarikan pita ketat, tapi tidak menekan, lurus)
10.
Memaca skala pada posisi yang benar
11.
Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali
12.
Mencatat hasil pengukuran
13.
Menyimpulkan hasil berdasar baku rujukan dengan benar
2. Mengukur Panjang Badan No.
Aspek Penilaian
1.
Melakukan sambung rasa
2.
Menyebutkan tujuan pengukuran
3.
Mempersiapkan instrumen dengan benar
4.
Menyiapkan dan mengisi form antropometri
305
Black Books for UKMPPD 5.
Mengarahkan asisten untuk membantu pengukuran dengan benar
6.
Mempersiapkan probandus dengan benar (pakaian minimal, melepaskan alas kaki)
7.
Meletakkan bayi pada posisi yang benar (di tengah alas, terlentang, lurus, asisten bertugas memfiksasi kepala)
8.
Melakukan pengukuran panjang badan dengan benar
9.
Membaca skala pada posisi yang benar
10.
Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali
11.
Mencatat hasil pengukuran
12.
Menghitung rata-rata pengukuran
13.
Menyimpulkan hasil berdasar baku rujukan dengan benar
3. Diagnosis Banding, Pemeriksaan Penunjang, Terapi a. Diare akut 1) Pemeriksaan penunjang Darah rutin, feses lengkap 2) Diagnosis banding Rotavirus, disentri basiler, disentri amuba 3) Terapi
R/ Oralit sachet No.
R/ Infus Rl fl No.
R/ Zinc tab mg 10 No.
R/ Metronidazole tab mg 500 No.
R/ Ciprofloxacin tab mg 500 No.
4) Edukasi
ASI tetap diberikan
PHBS
Orangtua diminta membawa anaknya bila: demam, tinja disertai darah, diare makin sering, tidak membaik dalam tiga hari
b. MEP 1) Pemeriksaan penunjang Darah rutin, feses rutin, urin rutin, gula darah, foto thoraks, tuberkulin 2) Diagnosis banding Marasmus, kwashiorkokr, marasmic-kwashiorkor
306
Black Books for UKMPPD 3) Terapi Lihat materi 4) Edukasi
Menyampaikan tentang hasil penilaian pertumbuhan anak
Cari penyebab gizi buruk
Nasihat sesuai penyebab kekurangan gizi
Pemberian makan sesuai umur dan kondisi anak, menyiapkan makanan formula
c. Kejang Demam 1) Pemeriksaan Penunjang Darah rutin dengan hitung jenis, elektrolit, gula darah, urin rutin 2) Diagnosis Banding Meningitis, ensefalitis, epilepsi 3) Terapi
Oksigen per nasal kanul
R/ Diazepam supp. No. I S i.m.m
4) Edukasi
Prognosis
Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau gangguan kognitif setelah kejang demam
Kejang demam kurang dari 30 menit tidak menyebabkan kerusakan otak
Risiko kekambuhan penyakit di massa depan
307
Black Books for UKMPPD
OBSETRI-GINEKOLOGI 1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Obsetri No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Jika kunjungan pertama, tanyakan HPMT Riwayat obsetri (GPA, menstruasi, KB) Riwayat kehamilan sekarang, keluhan selama kehamilan sekarang Gerakan janin Riwayat penyakit lain Riwayat penyakit dahulu Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pasien diminta berkemih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan
5.
Pemeriksaan Vital Sign Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah
308
Black Books for UKMPPD Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat 6.
Lakukan Pemeriksaan Head to Toe
7.
Melakukan Pemeriksaan Obsetri Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Meminta pasien untuk memaparkan perut dari prosesus xiphoideus sampai simpisis pubis (bagian bawah ditutup selimut) Menyiapkan alat (stetoskop Laenec, pita meter) Berdiri di samping kanan pasien Pemeriksaan Leopold I (bagian teratas) Pemeriksaan Leopold II (bagian lateral) Pemeriksaan Leopold III (bagian bawah) Pemeriksaan Leopold IV (sudah masuk PAP atau belum) Mengukur DJJ (di punggung janin, kepala pemeriksa hadap ke bawah) Mengukur TFU (dari simfisis pubis sampai ke proc, xiphoideus) Mepersilahkan ibu untuk memakai bajunya lagi Mempersilahkan ibu kembali ke kursi Cuci tangan Menanyakan/ menjelaskan hasil pemeriksaan
8.
Membuat diagnosis antenatal, hari perkiraan lahir (Hari +7, Bulan -3, Tahun +1)
9.
Memberikan penatalaksanaan sesuai hasil pemeriksaan
R/ Sulfas ferrosus tab mg 325 No. XXX S 1 dd tab I
R/ Asam folat tab 400 µg No. XXX S 1 dd tab I
10.
Memberikan konseling antenatal sesuai hasil pemeriksaan
11.
Mengkonfirmasi apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan lagi
12.
Mengingatkan jadwal kunjungan berikutnya
UK < 28 minggu: tiap 4 minggu sekali
309
Black Books for UKMPPD
13.
UK 28-36 minggu: 2 minggu sekali
UK > 36 minggu: setiap minggu
Jika ada komplisasi jadwal kunjungan menyesuaikan
Mengucapkan terima kasih, jabat tangan
2. Persalinan Normal No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Tanyakan HPMT Riwayat obsetri (GPA, menstruasi, KB) Riwayat kehamilan sekarang, keluhan selama kehamilan sekarang Gerakan janin Riwayat penyakit lain Riwayat penyakit dahulu Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer
310
Black Books for UKMPPD Pemeriksanan tekanan darah Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat 5.
Lakukan pemeriksaan Head to Toe
6.
Kala I Menentukan inpartu atau tidak Menentukan fase laten (1 – 3 cm) atau fase aktif ( 4 cm – lengkap) Memeriksa urin (dengan kateter atau pipis langsung): volume, protein, aseton Mengukur tekanan darah dan suhu setiap 4 jam Mengukur denyut jantung ibu dan janin setiap 30 menit Menilai kontraksi setiap 30 menit Menilai pembukaan serviks tiap 4 jam Edukasi ibu untuk jangan mengejan
7.
Kala II Menentukan kala II Persiapan peralatan: lampu ginekologi, apron, handscoon, 3 linen steril, ½ kocher, gunting episiotomi, klem lurus, gunting jaringan, klem tali pusat, oksitosin 10 IU dalam spuit, ergometrin dalam spuit, kateter nelaton, needle holder, jarum, benang absorble, wadah berisi klorin, doppler Posisikan ibu pada posisi siap melahirkan Memimpin ibu mengejan saat puncak his Mengistirahatkan ibu saat his hilang dan cek DJJ (setiap satu menit) Episiotomi Menahan perineum dan mengatur defleksi bayi Cek adakah lilitan tali pusat Tunggu putar paksi luar Pegang kepala bayi biparietal Lahirkan bahu anterior dengan menarik ke arah bawah Lahirkan bahu posterior dengan menarik ke arah atas Lahirkan sisa badan
311
Black Books for UKMPPD Potong tali pusat Baringkan bayi di atas perut ibu yang dilandasi linen steril Keringkan badan bayi Letakkan bayi di dada ibu untuk IMD 8.
Kala III Memberikan injeksi oksitosin 10 IU IM Penegangan tali pusat terkendali Kenali tanda-tanda lepasnya plasenta (uterus globuler, tali pusat memanjang, ada semburan darah mendadak) Pimpin ibu mengejan saat his untuk melahirkan tali pusat Tangan kiri melakukan penekanan ke arah dorsokranial Periksa kotiledon apakah lengkap atau tidak Lakukan massase ringan pada uterus Injeksi ergometrin IM (jika tekanan darah normal)
9.
Kala IV Repair episiotomi Pemantauan tanda vital Pemantauan perdarahan
3. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Ginekologi, Swab Vagina, Pap Smear No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riwayat Obsetri (GPA, menarche, menstruasi) Riwayat KB Riwayat menyusui
312
Black Books for UKMPPD RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan? 3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat
5.
Pemeriksaan Head to Toe
6.
Minta pasien mengosongkan kandung kemih
7.
Pemeriksaan Ginekologi Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Instruksikan pasien untuk membuka pakaian bagian bawah, naik ke meja ginekologi, perineum tepat di tepi Persiapan alat:
Pemeriksaan Gyn: lampu, handscoon dua pasang, kom berisi povidon iodin, kassa steril, klem pean, klem ovarium, spekulum graves, lubrikan, wadah berisi cairan klorin
313
Black Books for UKMPPD
Swab Vagina (tambahan): lidi kapas steril, objek glass (4 buah), NaCl 0,9%, pewarna gram, KOH 10%, marker/ label untuk objek glass (dilabeli sebelum pemeriksaan)
Pap Smear (tambahan): endoserviks brush, spatulla ayre, lidi kapas, 2 objek glass, alkohol 95%, marker/ label marker/ label untuk objek glass (dilabeli sebelum pemeriksaan)
Cuci tangan Pakai handscoon Inspeksi mons pubis dan vulva Lakukan toilet vulva Celupkan spekulum ke air hangat Masukan spekulum dengan tangan kanan dalam keadaan tertutup searah sumbu vagina, tangan kiri membuka labia (minta ibu sambil tarik nafas) Masukan sampai ¾ bagian Putar spekulum hingga tegak lurus Buka spekulum, kencangkan skrup Inspeksi dinding vagina (bisa sambil diputar spekulumnya) Bersihkan dinding vagina menggunakan kassa dengan povidon iodin (bila tidak akan dilakukan papsmear / swab), bila dilakukan pemeriksaan pap smear atau swab vagina, pembersihan dinding vagina dilakukan setelah pengambilan sampel Inspeksi serviks Lakukan pemeriksaan swab vagina / pap smear (bila perlu) Kendurkan skrup spekulum, tarik sampai ¼ bagian berada di luar, putar 45°, keluarkan spekulum Ganti handscoon Lubrikasi Pemeriksaan bimanual 8.
Pemeriksaan Swab Vagina Informed consent (tujaun, prosedur, komplikasi) Mencelupkan lidi kapas ke dalam NaCl 0,9% Ambil sampel di endoserviks, oleskan pada objek glass (pemeriksaan gram) Ambil sampel di forniks posterior, oleskan pada objek glass (pemeriksaan sediaan basah/ NaCl) Ambil sampel di dinding vagina, oleskan pada 2 buah objek glass (satu gram, satu KOH)
314
Black Books for UKMPPD 9.
Pemeriksaan Pap Smear Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Bersihkan porsio dari lendir dan eksudat dengan lidi kapas Masukan endoserviks brush, putar 360°, ratakan di objek glass dengan cara diputar Masukan spatula ayre, putar 180°, ratakan di objek glass dengan cara diusap dua kali ke bagian yang berbeda, setipis mungkin Fiksasi dengan semprot atau rendam di alkohol 95%
10.
Rendam spekulum graves di larutan klorin
11.
Buang sampah ke tempat sampah
12.
Persilahkan ibu memakai pakaiannya kembali
13.
Persilahkan ibu kembali ke kursi
14.
Lepas handscoon
15.
Matikan lampu gyn
16.
Cuci tangan
17.
Meminta/ menjelaskan hasil pemeriksaan
18.
Meminta hasil pemeriksaan penunjang
19.
Membuat diagnosis
20.
Memberikan penatalaksanaan
21.
Edukasi
22.
Menanyakan apakah ada yang ingin disampaikan atau ditanyakan
23.
Terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh
4. Konseling Kontrasepsi dan Pemasangan AKDR No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis dan Konseling Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Menanyakan permasalahan klien Menanyakan tujuan memakai kontrasepsi Riwayat reproduksi
315
Black Books for UKMPPD Pengalaman kontrasepsi sebelumnya Riwayat penyakit dahulu Menanyakan metode yang diinginkan Memberikan penjelasan tentang metode yang diinginkan Usulkan alternatif pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan pasien Jelaskan secara lengkap tentang kontrasepsi yang dipilih pasien Memberikan informasi apa yang harus dilakukan bila terjadi masalah atau efek samping dari alat kontrasepsi Menanyakan ada yang masih belum disampaikan? 3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat
5.
Pemeriksaan Head to Toe
6.
Minta pasien mengosongkan kandung kemih
7.
Pemeriksaan Ginekologi Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Instruksikan pasien untuk membuka pakaian bagian bawah, naik ke meja ginekologi, perineum tepat di tepi Persiapan alat: lampu gyn, handscoon dua pasang, kom berisi povidon iodin, kassa steril,
316
Black Books for UKMPPD klem pean, klem ovarium, tenakulum, klem aligator, gunting, sonde, spekulum graves, lubrikan, wadah berisi cairan klorin, IUD (cooper T atau NOVA T) Cuci tangan Pakai handscoon Inspeksi mons pubis dan vulva Lakukan toilet vulva (metode burung garuda) Celupkan spekulum ke air hangat Masukan spekulum dengan tangan kanan dalam keadaan tertutup searah sumbu vagina, tangan kiri membuka labia (minta ibu sambil tarik nafas) Masukan sampai ¾ bagian Putar spekulum hingga tegak lurus Buka spekulum, kencangkan skrup Inspeksi dinding vagina (bisa sambil diputar spekulumnya) Bersihkan dinding vagina menggunakan kassa dengan povidon iodin Inspeksi serviks Lakukan pemeriksaan swab vagina / pap smear (bila perlu) Kendurkan skrup spekulum, tarik sampai ¼ bagian berada di luar, putar 45°, keluarkan spekulum Ganti handscoon Lubrikasi Pemeriksaan bimanual 8.
Pemasangan AKDR Informed consent (tujuan, prosedur, kompikasi) Masukan IUD ke dalam inserter (dalam bungkus, jangan disentuh) Ganti handscoon Masukan lagi spekulum graves Bersihkan dinding vagina dengan kassa dan povidon iodine Jepit porsio dengan tenaculum di arah jam 11 dan jam 1 Masukan sonde secara perlahan hingga fundus uteri Keluarkan sonde dan identifikasi kedalaman uterus Sesuaikan kedalaman uterus dengan pembatas inserter IUD Masukan IUD Tahan plunger kemudian tarik inserter hingga IUD keluar
317
Black Books for UKMPPD Dorong inserter hingga pembatas menyentuh dinding serviks Tahan inserter dan keluarkan plunger Keluarkan inserter sambil diputar Potong benang IUD secukupnya Sisipkan benang ke forniks posterior Lepaskan tenakulum Jika terdapat perdarahan, tekan dengan kassa menggunakan klem ovarium 9.
Rendam spekulum peralatan di larutan klorin
10.
Buang sampah ke tempat sampah
11.
Persilahkan ibu memakai pakaiannya kembali
12.
Persilahkan ibu kembali ke kursi
13.
Lepas handscoon
14.
Matikan lampu gyn
15.
Cuci tangan
16.
Edukasi:
IUD dapat dilepas dan menjadi fertil lagi setelahnya
Akan keluar bercak selama 3 hari kedepan
Jangan melakukan hubungan selama 3 hari pertama
Akan terjadi perubahan siklus mens setelah 3 bulan pertama
Pakai kontrasepsi lain jika ingin berhubungan dalam satu minggu pertama
Kontrol saat haid berikutnya atau bila benang IUD teraba
Kontrol setiap bulan
17.
Menanyakan apakah ada yang ingin disampaikan atau ditanyakan
18.
Terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh
5. Diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, tatalaksana, edukasi a. Hiperemesis gravidarum 1) Pemeriksaan Penunjang Darah rutin, urinalisa 2) Diagnosis Banding Ulkus peptikum, appendisitis akut, IBS, GEA 3) Terapi
R/ Inf. RL fl. No. I
318
Black Books for UKMPPD S i.m.m
R/ Ranitidin inj. mg 50 amp. No. I S i.m.m
R/ Ondansetron inj. mg 8 amp No.I S i.m.m
R/ Piridoksin tab mg 10 No. III S 3 dd tab I
Rujuk
4) Edukasi
Mual dan muntah biasnya akan hilang setelah usia kandungan 4 bulan
Makan porsi kecil tapi sering
Hindari makanan berlemak atau berminyak
Istirahat cukup
b. Preeklampsia 1) Pemeriksaan penunjang Protein urin 2) Diagnosis banding Hipertensi gestasional 3) Terapi
R/ Metildopa tab mg 25 No. XX S 3 dd tab I
PEB rujuk setelah berikan MgSO4
R/ MgSO4 inj. mg 5 fl No. II S i.m.m
c. Abortus 1) Pemeriksaan Penunjang Tes kehamilan, darah rutin 2) Diagnosis Banding KET, mola, missed abortion d. ADB pada kehamilan 1) Pemeriksaan Penunjang Darah rutin, apusan darah tepi 2) Diagnosis Banding
319
Black Books for UKMPPD Anemia akibat penyakit kronik, anemia sideroblastik, trait talasemia 3) Terapi
R/ Sulfas ferrosus tab mg 325 No. XXX S 3 dd tab I
R/ asam folat tab µg 250 No. X S 1 dd tab I
4) Edukasi
Diet tinggi protein dari protein hewani
Lakukan pemantauan pertumbuhan kesejahteraan janin
e. Fluor albus 1) Pemeriksaan Penunjang Swab vagina 2) Diagnosis Banding GO, bakterial vaginosis, trikomoniasis, chlamidia, kandidiasis 3) Terapi
GO o R/ Sefiksim tab mg 400 No. I S 1 dd tab I o R/ Azitromisin tab mg 500 No. II S 1 dd tab II
Chlamidia R/ Azitromisin tab mg 500 No. II S 1 dd tab II
BV dan trikomoniasis R/ Metronidazole tab mg 500 No.XV S 2 dd tab I
Kandidiasis R/ Nistatin ovula 100.000 IU No. I S u.c.
4) Edukasi
Jaga higienitas kelamin
Jangan berganti-ganti pasangan seksual, pakai kondom
Obati pasangan seksual
320
Black Books for UKMPPD
BEDAH 1. Anamensis, Pemeriksaan Muskuloskeletal, Bebat, Bidai No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah
321
Black Books for UKMPPD Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat 5.
Pemeriksaan Status Lokalis Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman, pakaian yang menghalangi dibuka Look: deformitas, luka Feel: nyeri tekan, diskontinuitas, neurovaskular (distal dan proksimal) Movement: ROM
6.
Melakukan diagnosis sementara
7.
Meminta pemeriksaan penunjang
8.
Interpretasi pemeriksaan penunjang (Rontgen Ekstremitas AP/Lat):
7.
Alignment
Trabekulasi tulang
Celah dan permukaan sendi
erosi dan destruksi tulang
soft tissue mass/ swelling
Pembebatan Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Meminta pasien naik ke bed, memposisikan senyaman mungkin Mempersiapkan alat dan bahan (handscoon, kassa, larutan antiseptik, larutan irigasi, klem, , salep antibiotik, bandage) Memakai handscoon Perawatan luka (desinfeksi, penutupan luka) Pembebatan Nilai: terlalu kencang? Mudah lepas? Membatasi sendi normal? Cek neurovaskular di distal dan proksimal, kesemutan atau tidak Mempersilahkan pasien kembali ke kursi Cuci tangan
8.
Pembidaian
322
Black Books for UKMPPD Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Meminta pasien naik ke bed, memposisikan senyaman mungkin Mempersiapkan alat dan bahan (handscoon, kassa, larutan antiseptik, larutan irigasi, klem, , salep antibiotik, splint, tali) Memakai handscoon Perawatan luka (desinfeksi, penutupan luka) Pembidaian (melewati dua sendi) Nilai: terlalu kencang? Mudah lepas? Membatasi sendi normal? Mengimobilisasi ekstremitas yang terluka? Cek neurovaskular di distal dan proksimal, kesemutan atau tidak Mempersilahkan pasien kembali ke kursi Cuci tangan 9.
Memberikan terapi farmakologis:
R/ Natrium diclofenac tab mg 50 No. X S 3 dd tab I
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV S 3 dd tab I
R/ Anti-tetanus serum fl. No I S i.m.m
10.
Fraktur rujuk
Edukasi:
Bagian yang luka jangan kena air
Komplikasi pemasangan
Kontrol 2-3 hari kemudain untuk pengecekan luka
11.
Menanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
12.
Terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh
2. Anamnesis, Pemeriksaan Genitalia Maskulina, Pemasangan Kateter No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
323
Black Books for UKMPPD Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan? 3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat
5.
Pemeriksaan Genitalia Maskulina Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Memposisikan pasien di atas bed, minta untuk membuka celananya Mempersiapkan alat (senter, handscoon, gel)
324
Black Books for UKMPPD Pemeriksaan buli-buli (inspeksi, palpasi, perkusi) Pemeriksaan limfonodi inguiinal Pemeriksaan penis (inspeksi, palpasi) Pemeriksaan skrotum (inspeksi, palpasi, transiluminasi) Pemeriksaan rectal toucher (rektum, prostat) Persilahkan untuk memakai celananya kembali Persilahkan untuk kembali ke kursi Cuci tangan Melaporkan/ menanyakan hasil pemeriksaan 6.
Teknik Kateterisasi Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Memposisikan pasien pada posisi supinasi, membuka celananya Mempersiapkan alat:
Meja steril: handscoon, klem kocher, kassa, kom steril berisi akuades, kom steril berisi povidon iodin, duk lubang, klem duk, xylocain (lidocain:gel 1:10) beserta spuitnya, kateter foley (18 F untuk dewasa, BPH: 22 F), klem lurus, pinset anatomis, spuit berisi akuabides 10 cc, urin bag
Meja non-steril: plester yang sudah dipotongin, gunting plester, tube xylocain, bengkok
Cuci tangan Pakai handscoon Prosedur aseptik Memasang duk Memasukkan xylocain ke dalam penis/ mengoleskan xylocain ke kateter pada wanita Memegang kateter dengan pinset anatomis Memasukkan kateter, minta pasien tarik nafas, rileks Masukan kateter sampai habis Jika keluar urin, tampung di bengkok Jika sudah masuk seluruhnya, fiksasi dengan memasukkan akuades dengan spuit Cek apakah sudah terfiksasi atau belum Klem ujung kateter dengan klem lurus agar menyumbat urin yang keluar Lepas duk Sambungkan kateter ke urine bag Fiksasi kateter ke paha pasien
325
Black Books for UKMPPD Tempatkan urin bag Membereskan peralatan Lepas handscoon Cuci tangan Edukasi:
Tidak perlu mengejan bila ingin BAK
Jangan ditarik
Kalau mau jalan urin bagnya dibawa
Diajarkan cara mengosongkan urine bag
7.
Menanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
8.
Terima kasih, jabat tangan
3. Anamnesis, Wound Assessment, Tatalaksana Luka Laserasi No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran
326
Black Books for UKMPPD Status Gizi (BB dan TB) 4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat
5.
Pemeriksaan Status Lokalis Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman, pakaian yang menghalangi dibuka Inspeksi:
Lokasi, onset terjadinya luka, jenis luka, tingkat kontaminasi
Ada benda asing atau tidak
Kelembaban luka
Bau luka
Dasar luka
Tepi luka
Jaringan di sekitar luka
Kedalaman luka
Menentukkan penatalaksanaan yang tepat 6.
Penatalaksanaan Luka Laserasi Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien senyaman mungkin Mempersiapkan alat:
Meja steril: handscoon, duk lubang, klem duk, kassa steril, kom berisi NaCl/ akuades
327
Black Books for UKMPPD steril, kom berisi povidon iodin, kom berisi perhidrol, kom berisi jarum tapper dan benang non-absorble, needle holder, pinset chirurgis, pinset anatomis, klem kocher, klem lurus, klem mosquito, gunting benang, gunting jaringan, spuit 3 cc steril yang sudah dibuka
Meja non-steril: plester yang sudah dipotongin, gunting plester, benang roll, korentang, lidocain 1%, NaCl 0,9%, povidon iodin, perhidrol
Cuci tangan Pakai handscoon Melakukan anestesi luka:
Secara SC di sekeliling luka
Cek apakah sudah bekerja apa belum
Tentukan apakah perlu dilakukan debridement atau tidak
Membersihkan luka:
Luka bersih: langsung bersihkan dengan kassa yang dibasahi povidone iodine
Luka terkontaminasi: irigasi dengan NaCl mengalir, kemudian bersihkan dengan kassa yang dibasahi povidone iodine
Luka kotor: irigasi dengan NaCl bertekanan (pakai spuit), bersihkan dengan kassa yang dibasahi povidone iodine
Ganti Handscoon Pasang duk steril Lakukan debridement bila perlu Teknik penjahitan Pegang jarum dengan needle holder Masukan benang Tangan kanan memegang needle holder, tangan kiri memegang pinset anatomis Masukan jarum ke salah satu sisi kulit Tarik keluar jarum hingga benag tersisa 3-4 cm Masukan lagi jarum di tepi luka yang lain Tarik keluar hingga benang tersisa 1 cm Buat simpul, gunting benang Rapikan jaitan Menutup luka jaitan Lepaskan duk
328
Black Books for UKMPPD Bersihkan luka dengan Povidon Iodine 10% Mengoleskan antibiotik topikal Menutup luka dengan kassa yang tidak menempel Lepas handscoon Fiksasi dengan plester Cuci tangan Memberikan terapi farmakologis:
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV S 3 dd tab I
R/ Natrium diclofenac tab mg 50 No. X S 2 dd tab I
R/ Anti-tetanus serum fl No.I S i.m.m (berikan 250 IU IM)
Edukasi:
Kenali tanda-tanda luka terjadi infeksi
Cara merawat luka, jangan kena air
Kapan kontrol
Makan makanan tinggi protein
7.
Menanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
8.
Terima kasih, jabat tangan
4. Bedah Minor No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
329
Black Books for UKMPPD RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan? 3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat
5.
Pemeriksaan Status Lokalis Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman, pakaian yang menghalangi dibuka Inspeksi: lokasi, jumlah, ukuran, permukaan, tepi, warna Palpasi: temperatur, nyeri, konsistensi, mobilitas, fluktuasi, transiluminasi
6.
Teknik Bedah Minor Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien senyaman mungkin Mempersiapkan alat:
330
Black Books for UKMPPD
Meja steril: handscoon, duk lubang, klem duk, kassa steril, kom berisi NaCl/ akuades steril, kom berisi povidon iodin, kom berisi perhidrol, kom berisi jarum tapper dan benang non-absorble dan absorble, needle holder, scalpel, forcep alis, pinset chirurgis, pinset anatomis, klem kocher, klem lurus, klem mosquito, gunting benang, gunting jaringan, spuit 3 cc steril yang sudah dibuka
Meja non-steril: plester yang sudah dipotongin, gunting plester, benang roll, korentang, lidocain 1%, NaCl 0,9%, povidon iodin, perhidrol
Cuci tangan Pakai handscoon Sterilkan medan operasi Meletakkan duk kain Melakukan anestesi luka:
Secara SC di sekeliling luka
Cek apakah sudah bekerja apa belum
Membuat insisi:
Membuat insisi berbentuk elips (lesi yang berada di atas kulit: veruka, papiloma, granuloma, dll)
Membuat insisi linear (lesi yang berada di bawah kulit: lipoma, ateroma, neurofibroma, dll)
Dua jari diletakkan pada kedua sisi massa untuk fiksasi
Pisahkan jaringan longgar dengan massa secara tumpul
Kontrol perdarahan
Menutup luka:
Jahit subkutis dengan benang absorble (cat gut)
Jahit kutis dengan benang non-absorble (silk)
Lepas duk
Tutup dengan kassa steril
Fiksasi dengan plester
Cuci tangan Memberikan terapi farmakologis:
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV
331
Black Books for UKMPPD S 3 dd tab I
R/ Natrium diclofenac tab mg 50 No. X S 2 dd tab I
R/ Anti-tetanus serum fl No.I S i.m.m (berikan 250 IU IM)
Edukasi:
Kenali tanda-tanda luka terjadi infeksi
Cara merawat luka, jangan kena air
Kapan kontrol
Makan makanan tinggi protein
7.
Menanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
8.
Terima kasih, jabat tangan
5. Sirkumsisi No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta RPD: keluhan serupa, hemofilia, hipertensi, DM, alergi RPK: keluhan serupa, hemofilia, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum
332
Black Books for UKMPPD Kesadaran Status Gizi (BB dan TB) 4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat
5.
Pemeriksaan Status Lokalis Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman, pakaian yang menghalangi dibuka Mencari indikasi: fimosis, parafimosis, mencegah infeksi Mencari kontraindikasi: epispadia, hipospadia, mikropenis
6.
Teknik Sirkumsisi Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien senyaman mungkin Mempersiapkan alat:
Meja steril: handscoon, duk lubang, klem duk, kassa steril, kom berisi NaCl/ akuades steril, kom berisi povidon iodin, kom berisi perhidrol, kom berisi jarum tapper dan benang absorble, needle holder, scalpel, forcep alis, pinset chirurgis, pinset anatomis, klem kocher,3 buah klem lurus, klem mosquito, gunting benang, gunting jaringan, spuit 3 cc steril yang sudah dibuka
Meja non-steril: plester yang sudah dipotongin, gunting plester, benang roll, korentang, lidocain 1%, NaCl 0,9%, povidon iodin, perhidrol
Cuci tangan Pakai handscoon
333
Black Books for UKMPPD Sterilkan medan operas Meletakkan duk lubang Melakukan anestesi lokal:
Menggunakan teknik blok atau infiltrasi
Pengecekan kerja anestesi
Membuka dan membersihkan preputium Melakukan insisi:
Tandai area insisi dengan dijepit menggunakan pinset
Memasang klem lurus pada arah jam 11, 1, dan 6
Menarik klem ke arah distal
Buat irisan dengan gunting di arah jam 12 sampai di belakang sulkus korona glandis
Membuat jahitan kontrol arah jam 12
Membuat jahitan kontrol arah jam 6 dengan teknik figure of eight
Memotong preputium kanan, kontrol perdarahan, jahit arah jam 2 dan jam 4
Memotong preputium kiri, kontrol perdarahan, jahit arah jam 8 dan jam 10
Cek kembali perdarahan
Menutup Luka:
Lepas duk
Oleskan salep antibiotik
Balut melingkar dengan kassa steril
Fiksasi ke pubis dengan plester
Cuci tangan Memberikan terapi farmakologis:
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV S 3 dd tab I
R/ Natrium diclofenac tab mg 50 No. X S 2 dd tab I
R/ Anti-tetanus serum fl No.I S i.m.m (berikan 250 IU IM)
Edukasi:
Kenali tanda-tanda luka terjadi infeksi
Cara merawat luka, jangan kena air
334
Black Books for UKMPPD
Kapan kontrol
Makan makanan tinggi protein
Bila BAK, cukup di lap dengan tissue
Batasi aktifitas
7.
Tanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
8.
Terima kasih, jabat tangan
6. Pemeriksaan Mammae No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta Massa: lokasi (kuadran, bilateral/ unilateral), jumlah, onset, ukuran, kecepatan membesar, konsistensi, nyeri/tidak, ukuran dipengaruhi menstruasi atau tidak Nyeri: lokasi, onset, kualitas, kuantitas berhubungan dengan ,menstruasi atau tidak Keluhan lain: nipple discharge, perubahan kulit (luka, skin dimpling), retraksi puting, benjolan di ketiak atau di tempat lain RPD: keluhan serupa, kanker, hipertensi, DM, alergi Riwayat obsetri (GPA, menarche, menstruasi, penggunaan KB) RPK: keluhan serupa, kanker, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran
335
Black Books for UKMPPD Status Gizi (BB dan TB) 4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat
5.
Pemeriksaan Fisik Payudara Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Mau ditemani suami/ perawat wanita Posisikan pasien (duduk di bed, membuka pakaian bagian atas) Inspeksi 4 posisi: duduk tangan di samping, tangan di kepala, tanggan di pinggang, setengah membungkuk:
Kesimetrisan payudara
Ukuran payudara
Perubahan kulit
Areola
Manuver pektoralis
Pasien diminta untuk berbaring di bed, tangan di belakang kepala, bahu bisa diganjal bantal Inspeksi Palpasi:
Palpasi dengan tangan maupun ujung jari
Memeriksa nipple discharge
Pemeriksaan limfonodi aksila Pasien dipersilahkan memakai bajunya kembali
336
Black Books for UKMPPD Pasien dipersilahkan kembali ke kursi Cuci tangan 6.
SADARI Tanyakan alasan mengapa ingin mengetahui SADARI Jelaskan faktor risiko (riwayat keluarga, menstruasi awal atau menopause lambat, persalinan diatas 35 tahun, paparan karsinogen) Jelaskan pentingnya SADARI (screening) Metode: Berbaring:
Posisi tidur, bahu diganjal bantal, tangan yang tidak digunakan untuk memeriksa berada di belakang kepala
Periksa payudara kiri dengan tangan kanan, payudara kanan dengan tangan kiri
Periksa menggunakan jari II,III,IV 1/3 distal
Lakukan penekanan cukup keras, melingkar, naik turun, atau wheel
Berdiri:
Posisi berdiri , tangan yang tidak digunakan untuk memeriksa berada di belakang kepala
Bisa dilakukan saat mandi dengan tangan yang bersabun untuk mempermudah, atau di depan cermin
Periksa payudara kiri dengan tangan kanan, payudara kanan dengan tangan kiri
Periksa menggunakan jari II,III,IV 1/3 distal
Lakukan penekanan cukup keras, melingkar, naik turun, atau wheel
Edukasi:
Bisa dilakukan setiap hari, rasakan perubahannya
Bila terdapat perubahan, harap hubungi dokter
7.
Menanyakan apakah ada yang ingin ditanyakan atau ingin disampaikan
8.
Terima kasih, jabat tangan
337
Black Books for UKMPPD
ANESTESIOLOGI 1. Bantuan Hidup Dasar No. 1.
Keterangan Memeriksa/
menentukan
kesadaran
pasien,
dengan
memanggil
namanya,
menggoyangkan bahu, dll 2.
Berteriak minta tolong
3.
Posisi pasien harus tidur terlentang, dipertahankan pada posisi horizontal dengan alas yang keras dengan kedua tangan di samping
4.
Posisi penolong, berlutut sejajar di samping kanan atau kiri pasien
5.
Periksa jalan nafas, bila ada sumbatan: bersihkan
6.
Tindakan buka jalan nafas, dengan ekstensi kepala, angkat dagu, buka mulut
7.
Melakukan tindakan: lihat, raba, rasa dengan mendekatkan pipi ke dekat mulut/ hidung penderita dengan mata melirik ke dada penderita
8.
Melakukan bantuan nafas dari mulut ke mulut atau mulut ke hidung 2x (sampai dada mengembang)
9.
Memastikan ada/ tidaknya denyut jantung dengan memeriksa denyut arteri karotis
10.
Menentukan titik tumpu, dengan meletakan 2 jari di atas prosesus xyphoideus, kemudian meletakkan pangkal telapak tangan di atas 2 jari tersebut
11.
Meletakan telapak tangan yang satunya dengan di atas tangan yang lain dengan jari-jari tidak boleh menempel di dada
12.
Melakukan pijat jantung luar dengan frekuensi 100 x/menit, perbandingan 15 x kompresi dan 2 x ventilasi dilakukan selama satu siklus (1 menit)
13.
Frekuensi pijat jantung yang dilakukan: < 80 = skor 0 80-99 = skor 1 100
14.
= skor 2
Membaringkan pasien dalam posisi mantap
2. Pemasangan ETT No. 1.
Keterangan Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
338
Black Books for UKMPPD 2.
Posisikan pasien berbaring
3.
Persiapan alat: handscoon, sumber oksigen, bag valve mask, laringoskop, ETT, spuit 10 cc, OPA, plester, stilet, sambungan ke bag valve, suction, lubrikan
4.
Cuci tangan
5.
Pakai handscoon
6.
Cek pengembangan balon ETT
7.
Pastikan patensi jalan nafas dan oksigenasi Buka jalan nafas dengan tripple airway manuver Bersihkan jalan nafas Bila perlu pasang OPA Oksigenasi 10-12 lpm dengan bag mask selama 2-3 menit Cabut OPA
8.
Memasukkan laringoskop Pegang laringoskop dengan tangan kiri Buka mulut dengan teknik cross finger Masukan laringoskop dari sisi kanan mulut pasien, dorong ke sisi kiri Masukan sampai ke vallecula Angkat laringoskop hingga epiglotis terbuka, jangan mengungkit
9.
Memasukkan ET Pasang ET dengan tangan kanan seperti sedang memegang pensil Masukkan melalui sisi kanan mulut sampai masuk trakhea, ujung ET terletak pada carina Bisa dibantu dengan Sellick manuver oleh asisten (penekanan eksternal krikoid) Kembangkan balon melalui spuit
10.
Pastikan posisi ET Sambungkan ET ke bagging Dengar suara nafas memakai stetoskop di epigastrik, apeks, dan basal paru
11.
Fiksasi ET Posisikan ET di sudut mulut Fiksasi ET menggunakan tape dengan melingkari ET, salah satu ujung ditempelkan di atas sudut bibir, ujung lainnya di bawah sudut bibir
12.
Bereskan alat
13.
Cuci tangan
339
Black Books for UKMPPD 3. Infus Intravena No.
Keterangan
1.
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
2.
Memposisikan pasien
3.
Siapkan alat: handscoon, cairan infus, infus set, penyangga infus, alas/ tray, bengkok, torniket, kapas alkohol, pinset chirurgis, abbocath, kassa steril, plester yang udah digunting, gunting, pad
4.
Memasang infus set, mengalirkan cairan, menggantung infus set dan cairan infus
5.
Letakan pad di bawah tangan pasien
6.
Identifikasi vena
7.
Cuci tangan
8.
Bendung bagian proksimal dari vena dengan torniket
9.
Pakai handscoon
10.
Disinfeksi dengan kassa alkohol menggunakan pinset
11.
Menginsersikan jarum
12.
Menarik stylet
13.
Melepaskan torniket
14.
Memasang infus set ke blood set
15.
Melihat kelancaran
16.
Fiksasi menggunakan plester
17.
Mengatur tetesan infus: Tetesan makro: 1 cc = 20 tetes Tetesan mikro: 1 cc = 60 tetes
18.
Membuang sampah pada tempatnya
19.
Cuci tangan
20.
Edukasi:
Jangan ditarik
Tempatkan botol infus selalu lebih tinggi dari lengan
Beritahukan petugas bila infus habis
21.
Menanyakan adakah yang ingin ditanyakan atau disampaikan
22.
Terima kasih, jabat tangan
340
Black Books for UKMPPD
NEUROLOGI No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
341
Black Books for UKMPPD Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan 5.
Pemeriksaan N. Cranialis Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Persiapan alat (senter, kapas, tongue spatel, garputala, aroma kopi, garam) Posisikan pasien di depan penderita n. I (daya penciuman) n. II (visus) n. III, IV, VI (gerakan bola mata, refleks pupil) n. V (merapatkan gigi, refleks kornea) n. VII (mengerutkan dahi, menggembungkan pipi, mencucu, menyeringai, sensoris 2/3 anterior lidah) n. VIII (tes webber, tes kalori) n. IX (pasin buka mulut, bilang aaaaa) n. X (uvula, refleks muntah) n. XI (raba m. Sternocleidomastoideus, m. Trapezius) n. XII (menjulurkan lidah)
6.
Pemeriksaan Fungsi Koordinasi Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien Tes nistagmus Tes cara berjalan Tes tandem walking Tes romberg Tes disdiadokinesia Tes telunjuk-telunjuk Tes telunjuk-hidung Tes rebound Tes tumit-lutut-ibu jari kaki
8.
Pemeriksaan Fungsi Motorik Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
342
Black Books for UKMPPD Posisikan pasien tidur di bed Nilai tonus Nilai gerak Nilai kekuatan motorik 9.
Pemeriksaan Sensibilitas Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Minta pasien untuk menutup mata Sensasi raba Sensasi nyeri superfisial Sensasi tekan Sensasi gerak dan posisi Sensasi suhu
10.
Pemeriksaan Refleks Fisiologis Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien duduk, tenang Persiapan alat (palu refleks) Refleks biceps Refleks triceps Refleks brachioradialis Refleks patella Refleks achilles
11.
Pemeriksaan Refleks Patologis Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien tidur, relaks Persiapan alat (palu refleks) Hoffman-Tromner Oppenheim Gordon Schaffer Chaddock Babinski Rosollimo
343
Black Books for UKMPPD Mandel-Bachtrew 12.
Pemeriksaan Meningeal Sign Kaku kuduk Brudzinski I Brudzinski II Kernig
13.
Pemeriksaan Provokasi Nyeri Lasseque Valsava Patrick Kontra-Patrick
14.
Meminta pasien kembali ke kursi
15.
Cuci tangan
16.
Menjelaskan atau meminta hasil pemeriksaan
17.
Membuat diagnosis banding
18.
Menentukan pemeriksaan penunjang
19.
Interpretasi pemeriksaan penunjang
20.
Menentukan Diagnosis
21.
Menentukan penatalaksanaan dan menulis resep
22.
Edukasi
23.
Menanyakan pada pasien adakah yang masih ingin ditanyakan atau disampaikan
24.
Mengucapkan terima kasih, berjabat tangan
2. Pemeriksaan penunjang, diagnosis banding, terapi, edukasi a. Migrain 1) Pemeriksaan Penunjang Tidak diperlukan 2) Diagnosis Banding AVM, cluster headache, TTH 3) Terapi
R/ Ibuprofen tab mg 400 No. X S p.r.n
344
Black Books for UKMPPD
Profilaksis: R/ propanolol tab mg 40 No. XX S 1 dd tab I
4) Edukasi
Pasien dan keluarga dapat mengontrol serangan
Istirahat, hindari faktor pemicu
Olahraga teratur
Stop merokok
Bila tidak membaik, rujuk ke spesialis saraf
b. TTH 1) Pemeriksaan Penunjang Tidak diperlukan 2) Diagnosis Banding Migrain, cluster headache 3) Terapi
Serangan R/ Ibuprofen tab mg 400 No. X S p.r.n.
Pencegahan R/ Amitriptilin tab mg 10 No. XX S 1 dd tab I
4) Edukasi
Menenangkan pasien bahwa tidak terdapat kelaianan fisik dalam rongga kepala
Motivasi keluarga untuk membantu mengurangi kecemasan pasien
c. Cluster Headache 1) Pemeriksaan Penunjang Tidak diperlukan 2) Diagnosis Banding AVM, cluster headache, TTH 3) Terapi
R/ Ibuprofen tab mg 400 No. X S p.r.n
Profilaksis:
345
Black Books for UKMPPD R/ propanolol tab mg 40 No. XX S 1 dd tab I 4) Edukasi
Pasien dan keluarga dapat mengontrol serangan
Istirahat, hindari faktor pemicu
Olahraga teratur
Stop merokok
Bila tidak membaik, rujuk ke spesialis saraf
d. Vertigo 1) Pemeriksaan Penunjang Sesuai etiologi 2) Diagnosis Banding BPPV, meniere disease, labirinitis, gangguan kecemasan 3) Terapi R/ dimenhidrinat tab mg 25 No. XX S 4 dd tab I 4) Edukasi
Mendorong pasien untuk teratur melakukan latihan vestibular
Dukungan dan motivasi dari keluarga
346
Black Books for UKMPPD
OFTALMOLOGI 1. Anamnesis dan Pemeriksaan Oftalmologi No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah
347
Black Books for UKMPPD Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat 5.
Pemeriksaan Visus Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien 6 meter dari optotipe snellen Persiapan alat: snellen chart, lensa koreksi Minta pasien melepaskan kaca mata Tutup mata yang tidak diperiksa Lakukan pemeriksaan visus, pinhole Koreksi dengan lensa sferis Lakukan pemeriksaan astigmat dial Koreksi dengan lensa silindris Lakukan pemeriksaan pada mata lainnya
6.
Pemeriksaan Lapang Pandang Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien 60 cm dari pemeriksa Minta pasien menutup mata kanan, pemeriksa menutup mata kiri Minta pasien melihat lurus ke depat Minta pasien mengatakan ya jika melihat jari pasien, tidak boleh menoleh, padangan tetap lurus Menggerakan jari dari perifer ke sentral dari 8 arah Lakukan pemeriksaan pada mata lainnya
7.
Pemeriksaan Otot Ekstraokuler Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien kurang lebih 1 lengan (60 cm) dengan pemeriksa Mengamati kesejajaran mata:
Meminta pasien melihat objek kecil yang jauh di belakang pemeriksa
Menyinarkan lampu senter ke arah glabella
Amati pantulan sinar pada kornea, sejajar atau tidak
348
Black Books for UKMPPD Tes pergerakan otot bola mata:
Meminta pasien mengikut arah gerakan jari, kepala tetap lurus ke depan
Gerakan jari bentuk huruf H
Tes konvergensi: 8.
Gerakan objek di tengah, mendekati hidung pasien
Pemeriksaan Segmen Anterior Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Persiapan alat (senter, kapas) Cuci tangan Posisikan pasien berjarak 60 cm (satu lengan) dari pemeriksa Inspeksi dan palpasi alis Inspeksi bulu mata Inspeksi dan palpasi palpebra Inspeksi konjungtiva palpebra inferior (tarik palpebra bawah, pasien diminta melirik ke atas) Inspeksi konjungtiva palpebra superior (eversi palpebra) Inspeksi konjungtiva bulbi Inspeksi kornea (sinari dengan suduh 45° dari temporal) Periksa sensibilitas kornea (dengan kapas) Inspeksi COA (sinari dari arah limbus bagian temporal) Periksa refleks pupil direk dan indirek Periksa kejernihan lensa
9.
Pemeriksaan Segmen Posterior Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Persiapan alat (oftalmoskop) Posisikan pasien berjarak 60 cm dari pemeriksa Atur lensa oftalmoskop Pasien diminta fokus melihat titik yang jauh di depan Memeriksa fundus:
Menyinarkan oftalmoskop ke arah pupil dari jarak 30 cm dengan sudut 45° arah temporal
Pemeriksa mendekat perlahan hingga fundus tampak jelas (pembuluh darah, papila
349
Black Books for UKMPPD n. Opticus) 10.
Pemeriksaan Tekanan Intra Okular Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien duduk di kursi Persiapan alat (tonometer schiotz, pantokain, salep antibiotik, kapas alkohol) Meminta pasien meleihat ke bawah dengan mata tertutup Palpasi kedua bola mata dengan kedua jari telunjuk, bergantian kanan dan kiri Pasien diminta untuk berbaring di bed, diteteskan pantokain Bersihkan tonometer dengan kapas alkohol, lakukan kalibrasi, pasang beban Minta pasien memandang titik di atasnya (melihat jempolnya yang diletakan di depan mata) Buka kelopak mata dengan jari telunjuk dan ibu jari Tempelkan tonometer di kornea Baca angka yang ditunjukkan jarum Lepas tonometer Berikan salep mata antibiotik Pasien diminta kembali ke kursi Cuci tangan Baca hasil sesuai tabel Jelaskan kepada pasien
11.
Buat diagnosis dari hasil pemeriksaan
12.
Jelaskan kepada pasien tentang diagnosis dan hasil pemeriksaan
13.
Edukasi
14.
Menanyakan apakah ada yang masih ingin ditanyakan atau disampaikan
15.
Mengucapkan terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh
2. Diagnosis banding, penunjang, terapi, edukasi a. Hordeolum 1) Diagnosis Banding Selulitis preseptal, kalazion, granuloma piogenik 2) Terapi
R/ Kloramfenikol 1% eye drop fl. No I S 4 dd gtt 2 OD/OS
350
Black Books for UKMPPD 3) Edukasi
Mata dikompres air hangat 4 x 15 menit sehari
Kelopak mata dibersihkan menggunakan air bersih atau sabun bayi
Jangan menekan hordeolum
Jaga higine mata
b. Blefaritis 1) Diagnosis Banding Selulitis, hordeolum, trikiasis 2) Terapi
R/ Kloramfenikol 1% eye drop fl. No I S 4 dd gtt 2 OD/OS
3) Edukasi
Mata dikompres air hangat 4 x 15 menit sehari
Kelopak mata dibersihkan menggunakan air bersih atau sabun bayi
Jangan menekan hordeolum
Jaga higine mata
c. Konjungtivitis 1) Diagnosis Banding Konjungtivits viral, konjungtivitis bakterial, konjungtivitis bakteri, keratitis 2) Terapi
Bakteri R/ Kloramfenikol 1% eye drop fl. No.I S 4 dd gtt I OD/OS
Viral o R/ Artifisial tears eyedrop fl No. I S 3 dd gtt II OD/OS o R/ Asiklovir 3% eye ointment tube No.I S 5 dd u.e
Alergi R/ Flumetolon eye drop fl. No. I S 2 dd gtt I OD/OS
3) Edukasi
Konjungtivitis mudah menular
351
Black Books for UKMPPD
Mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan mata atau mengoleskan obat
Jangan menggunakan handuk dan lap bersama-sama dengan anggota keluarga lain
Jaga higine mata
Jaga higine lingkungan
d. Glaukoma Akut 1) Diagnosis Banding Uveitis anterior, keratitis, ulkus kornea 2) Terapi
R/ Asetazolamid HCl tab mg 250 No. II S 1 dd tab II
R/ Timolol 0,5% eye drop fl. No. I S 1 dd gtt II OD/OS
R/ Ibuprofen tab mg 400 No. I S 1 dd tab I
Rujuk
3) Edukasi
Motivasi kepatuhan pengobatan untuk keberhasilan pengobatan
Pasien dengan riwayat glaukoma untuk memeriksakan matanya secara teratur
e. Katarak 1) Diagnosis Banding Kelainan refraksi 2) Terapi Rujuk 3) Edukasi
Memberi tahu keluarga bahwa katarak adalah gangguan pengelihatan yang dapat diperbaiki
f.
Kontrol teratur untuk mencegah komplikasi
Hipermetropia, miopia ringan, astigmatisme Contoh: Pasien dengan koreksi: OD sferis – 4 dan silinder – 0,5 dengan sudut 80° OS sferis – 2 dan silinder - 0,5 dengan sudut 90° Distansia pupil 62 mm
352
Black Books for UKMPPD
Resep kacamatanya: R/ OD S – 4,00 C – 0,50 X 80° OS S – 2,00 C – 0,50 X 90° DP 62/60 Jika pasien tersebut usia 50 tahun, maka: R/ OD S – 4,00 C – 0,50 X 80° OS S – 2,00 C – 0,50 X 90° Addisi S + 2,00 ODS DP 62/60
353
Black Books for UKMPPD
THT-KL 1. Anamnesis, pemeriksaan telinga, hidung, tenggorok No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah
354
Black Books for UKMPPD Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat 5.
Pemeriksaan Telinga Informed consent Posisikan pasien duduk di kursi, berhadapan dengan kaki berselingan dengan pemeriksa Persiapan alat: lampu kepala, garpu tala, spekulum telinga, pinset telinga, aplikator, aligator, serumen hak, otoskop, tampon steril Inspeksi telinga Palpasi telinga (seluruh, tragus pain, nyeri ketok mastoid) Menyalakan lampu kepala Pemeriksaan dengan spekulum telinga Mematikan lampu kepala Pemeriksaan dengan otoskop Melakukan tes penala
6.
Pemeriksaan Rhinoskopi Anterior dan Sinus Paranasal Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien di kursi, berhadapan dengan kaki menyilang Persiapan alat: lampu kepala, spekulum hidung, pinset bayonet, hak, kapas tampon, lidokain, adrenalin Nyalakan lampu kepala Pasang tampon adrenalin Palpasi hidung Palpasi sinus maksilaris dan sinus frontalis Lepas tampon adrenalin Pemeriksaan dengan spekulum hidung
7.
Pemeriksaan Rhinoskopi Posterior Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien Persiapan alat: lampu kepala, lidokain spray, kaca laring, spirtus, tongue spatel Melakukan anestesi lokal dengan lidokain spray
355
Black Books for UKMPPD Memanaskan kaca laring dengan spirtus Menyalakan lampu kepala Menekan lidah dengan tongue spatel Memasukan kaca laring (miring dulu, baru dibalik pas sudah lewat uvula) Melakukan inspeksi (OPTAE, torus tubarius, fossa rosenmuleri, koana Menarik keluar kaca laring 8.
Pemeriksaan Laringoskopi Indirek Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien Persiapan alat: lampu kepala, tongue spatel, kaca laring, kassa, lidokain spray, spirtus Menyalakan lampu kepala Inspeksi bibir Minta pasien membuka mulut Inspeksi lidah, rongga mulut, tonsil, dinding faring (pakai tongue spatel) Pemeriksaan limfonodi Pemeriksaan tiroid Semprotkan lidokaiin spray Panaskan kaca laring dengan spirtus Meminta pasien menjulurkan lidahnya, genggam dengan kassa steril Masukan kaca laring, miring dulu, setelah lewat uvula baru diputar Minta pasien bilang aaaaa Menarik keluar kaca laring, melepas lidah pasien Matikan lampu kepala Bereskan alat Cuci tangan
9.
Mempersilahkan pasien kembali ke kursi
10.
Menjelaskan/ meminta hasil pemeriksaan
11.
Membuat diagnosis
12.
Memberikan terapi farmakologis
13.
Edukasi
14.
Menanyakan pasien apakah masih ada yang terlewat, atau ingin ditanyakan
15.
Terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh
356
Black Books for UKMPPD 2. Diagnosis banding, penunjang, terapi, edukasi a. Otitis Eksterna 1) Diagnosis banding Otitis eksterna difusa, otitis eksterna sirkumpskripta, perikondritis, kondritis 2) Terapi R/ Polimiksin B ear ointment tube No. I S 3 dd ue AS / AD 3) Edukasi
Jangan mengorek telinga
Selama pengobatan pasien tidak boleh berenang, jangan memasukan air ke dalam telinga
Penyakit dapat berulang, usahakan kondisi liang telinga selalu kering
b. Otitis Media Akut (oklusi tuba, hiperemi) 1) Diagnosis Banding Otitis media serosa, otitis eksterna 2) Terapi
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV S 3 dd tab I
R/ Parasetamol tab mg 500 No. XV S 3 dd tab I
R/ Pseudoefedrin tab mg 120 No. X S 2 dd tab I
3) Edukasi
Pengobatan harus adekuat agar membran timpani dapat kembali normal
Cegah ISPA
Menghindari pajanan terhadap rokok, dll
c. Rhinitis a) Diagnosis Banding Rhinitis viral, rhinitis bakteri, rhinitis alergi b) Terapi
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV S 3 dd tab I
R/ Parasetamol tab mg 500 No. XV
357
Black Books for UKMPPD S 3 dd tab I
R/ Pseudoefedrin tab mg 120 No. I S 2 dd tab I
R/ Cetirizin tab 5 No. X S 2 dd tab I
c) Edukasi
Jaga tubuh tetap fit
Olahraga teratur
Makan makanan bergizi
Memperkecil kontak dengan orang yang telah terinfeksi
Menutup hidung ata mulut bila bersin
d. Tonsilitis a) Diagnosis Banding Tonsilitis bakteri, tonsilitis fungal, tonsilitis, viral, tonsilofaringitis b) Terapi
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV S 3 dd tab I
R/ Parasetamol tab mg 500 No. XV S 3 dd tab I
c) Edukasi
Istirahat cukup
Jaga higine mulut
Minum cukup
Berhenti merokok
Hindari makanan dan minuman yang mengiritasi
358
Black Books for UKMPPD
DERMATOVENEROLOGI 1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik kulit No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah
359
Black Books for UKMPPD Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat 5.
Pemeriksaan Status Lokalis Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien senyaman mungkin, membuka pakaian yang menutupi lesi Mempersiapkan alat (senter, lup) Melakukan inspeksi lesi (pakai senter dan lup) Menyebutkan UKK (jenis, warna, marginasi, konsistensi, bentuk, susunan, konfluensi, distribusi) Mempersilahkan pasien memakai kembali bajunya Mempersilahkan pasien kembali ke kursi Cuci tangan Meminta/ menjelaskan hasil pemeriksaan Membuat diagnosis banding Meminta pemeriksaan penunjang Membuat diagnosis Memberikan terapi Edukasi Menanyakan pasien apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan Terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh
2. Diagnosis banding, penunjang, terapi, edukasi a. Tinea 1) Pemeriksaan penunjang Kerokan kulit, KOH 10% 2) Diagnosis banding Kandidiasis, dermatitis numularis, dermatitis kontak 3) Terapi
Topikal R/ Mikonazole krim 2% tube No. I
360
Black Books for UKMPPD S 2 dd u.e. Selama 1 – 2 minggu
Sistemik (lesi luas, kronik) R/ Griseofulvin tab mg 500 No. XX S 1 dd tab I p.c. Selama 1 - 2 minggu
Tinea Kapitis R/ Griseofulvin tab mg 500 No. XX S 1 dd tab I p.c. Selama 6 – 8 minggu
Tinea Unguium o Melibatkan 1-2 kuku dan < 2/3 kuku R/ Siklopiroksolamin krim tube No.I S 3 dd u.e. o Lebih dari 2 kuku dan > 2/3 kuku Itrakonazole tab mg 200 No. XIV S 2 dd tab I Selama seminggu tiap bulan, 2-3 bulan
Tinea Pedis R/ Itrakonazole tab mg 200 No. XIV S 2 dd tab I Selama 4 – 6 minggu
4) Edukasi
Lama pengobatan
Obat krim dipakai setelah mandi
Obat griseofulvin diminum bersama makanan berlemak
Menjaga higiene tubuh
b. Kandidiasis 1) Pemriksaan Penunjang Kerokan kulit, KOH 10% 2) Diagnosis Banding Tinea, dermatitis numularis, pitiriasis 3) Terapi
361
Black Books for UKMPPD
Kandidiasis Kutis R/ Nistatin krim tube No.I S 3 dd u.e. Atau R/ Imidazole krim tube No. I S 3 dd u.e.
4) Edukasi
Jaga kebersihan tubuh
Gunakan pakaian yang menyerap keringat
c. Pitiriasis versikolor 1) Pemeriksaan Penunjang Kerokan kulit, KOH 10% 2) Diagnosis Banding Vitiligo, dermatitis seboroik, pitiriasis alba 3) Terapi
Sistemik (lesi luas) R/ Ketokonazole tab mg 200 No. X S 1 dd tab I
Topikal R/ Selenium sulfida 1,8% shampo fl. No. I S u.c.
4) Edukasi
Patuh pengobatan
Jangan membiarkan kulit lembab
Jangan memakai handuk atau baju bergantian dengan orang yang terinfeksi
d. Skabies 1) Pemeriksaan Penunjang Kerokan kulit, KOH 10% 2) Diagnosis Banding Pioderma, impetigo, dermatitis, pedikulosis 3) Terapi R/ Permetrin krim 5% fl No. I S u.c.
362
Black Books for UKMPPD 4) Edukasi
Oleskan permetrin krim ke seluruh badan setelah mandi di malam hari, biarkan sampai besok pagi
Jangan memakai pakaian atau alat mandi bergantian dengan orang lain
Mengobati seluruh anggota keluarga atau orang yang tinggal bersama
Memcuci pakaian, sprei, dll dengan air panas
e. Dermatitis Kontak 1) Pemeriksaan Penunjang Tidak diperlukan 2) Diagnosis Banding DKA, DKI 3) Terapi
R/ Urea krim 10% tube No. I S 2 dd u.e.
R/ Betametason valerat Krim 0,1% tube No.I S 2 dd u.e.
R/ Cetirizin tab mg 5 No. X S 2 dd tab I
4) Edukasi
f.
Hindari bahan yang menyebabkan alergi, iritan
Penggunaan APD
Herpes Zooster 1) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Tzank 2) Diagnosis Banding Herpes simpleks, Dermatitis venenata 3) Terapi
R/ Asiklovir tab mg 400 No. LXX S 5 dd tab II
R/ Salicyl talk 2% No. I S 3 dd u.e.
4) Edukasi
Perjalanan penyakit
363
Black Books for UKMPPD
Lesi membaik 2-3 minggu
Komplikasi neuralgia pasca-herpetik
g. Herpes Simpleks 1) Pemeriksaan Penunjang Tzanck Tes 2) Diagnosis Banding Impetigo vesikubulosa, ulkus genitalis pada penyakit menular seksual 3) Terapi R/ Asiklovir tab mg 200 No. XXXV S 5 dd tab I 4) Edukasi
Perjalanan penyakit (rekurensi)
Tidak melakukan hubungan seksual selama masih ada lesi
Informasikan kepada pasangannya
Transmisi seksual
Penggunaan kondom untuk pencegahan IMS
h. Varicela 1) Pemeriksaan Penunjang Tzanck tes 2) Diagnosis Banding Variola, herpes simpleks diseminata, coxsackie virus, ricketsialpox 3) Terapi R/ Asiklovir tab mg 400 No. LXX S 5 dd tab II 4) Edukasi
i.
Edukasi bahwa penyakit ini self-limiting
Komplikasi: infeksi sekunder
Jaga higiene tubuh
Isolasi
Morbus Hansen 1) Pemeriksaan Penunjang BTA (slit skin smear) 2) Diagnosis Banding
364
Black Books for UKMPPD Psoriasis, pitiriasis versicolor, vitiligo 3) Terapi
Pausibasiler (lama pengobatan 6 – 9 bulan) o Bulanan (hari pertama setiap bulannya)
R/ Rifampisin tab mg 300 No. II S 1 dd tab II
R/ Dapson tab mg 100 No. I S 1 dd tab I
o Harian (hari ke 2 – 28) R/ Dapson tab mg 100 No. XXVII S 1 dd tab I
Multibasiler (lama pengobatan 12 – 18 bulan) o Bulanan (hari pertama setiap bulannya)
R/ Rifampisin tab mg 300 No. II S 1 dd tab II
R/ Klofazimin tab mg 100 No. III S 1 dd tab III
R/ Dapson tab mg 100 No. I S 1 dd tab I
o Harian (hari ke 2 – 28)
R/ Dapson tab mg 100 No. XXVII S 1 dd tab I
R/ Klofazimin tab mg 50 No. XXVII S 1 dd tab I
4) Edukasi
j.
Penjelasan kepada keluarga tentang penyakit, penularan, dan pengobatan
Minta keluarga untuk mengawasi pasien meminum obat (PMO)
Bila ada keluarga dengan keluhan serupa, segera diperiksakan
Pemeriksaan Penunjang Kulit 1) Pemeriksaan KOH
Informed conscent
Siapkan alat: handscoon, object glass, deck glass, cawan, skalpel, KOH 10 - 30%, lidi kapas, kapas alkohol
365
Black Books for UKMPPD
Cuci tangan
Pakai handscoon
Bersihkan area dengan kapas alkohol
Kerok tepi lesi yang aktif satu arah, tampung di cawan
Teteskan KOH di object glass, ambil lidi kapas, basahi dengan KOH di object glass
Ambil kerokan di cawan dengan lidi kapas tersebut, campurkan di objek glass
Tunggu 2-3 menit untuk kulit, 7 menit untuk rambut, 10 menit untuk kuku
Tutup dengan deck glass, periksa dengan mikroskop
2) Pemeriksaan Gram
Informed conscent
Siapkan alat: handscoon, object glass, lidi kapas, spiritus, gentian violet, lugol, alkohol 96%, safranin
Cuci tangan pakai handscoon
Ambil sekret dengan lidi kapas, swab di object glass
Fiksasi di atas api, lewatkan sebanyak 3x
Tuang gentian violet 1 menit
Tuang lugol 1 menit, buang
Cuci dengan air mengalir
Tuang alkohol 96% 1 menit, cuci
Tuang safranin 1 menit, cuci
Keringkan
Periksa dengan mikroskop
3) Pemeriksaan Tzanck
Informed conscent
Siapkan alat: handscoon, object glass, skalpel, alkohol 96%, giemsa, spiritus
Cuci tangan
Pakai handscoon
Pecahkan vesikel, kerok dasar kulit, swab di object glass
Fiksasi di atas api, lewatkan sebanyak 3x
Rendam dalam alkohol 96% selama 5 menit, cuci
Tuangkan giemsa 30 menit, cuci
Keringkan, periksa dengan mikroskop
366
Black Books for UKMPPD 4) Pemeriksaan Slit Skin Smear
Informed conscent
Siapkan alat: handscoon, object glass, spiritus, skalpel, kapas alkohol, larutan fuschin, asam alkohol 1%, metilen blue
Cuci tangan
Pakai Handscoon
Bersihkan area dengan kapas alkohol
Cubit agak keras area yang akan diambil sampel agar tidak berdarah
Buat sayatan panjang 5 mm dalam 2 mm
Kerok dasar kulit dengan plasmanya
Swab di objek glass, lewatkan di atas api sebanyak 3x
Bersihkan skalpel dengan alkohol, lewatkan di atas api
Ulangi langkah 5-7
Swab di sebelah apusan sebelumnya, fiksasi di atas api
Teteskan larutan fuschin, difiksasi di atas api, ulangi sebanyak 3 kali dalam 5 menit
Bilas dengan air mengalir
Teteskan asam alkohol selama 10 detik, bilas
Beri metilen blue 2 menit, bilas
Keringkan
Periksa di bawah mikroskop
367
Black Books for UKMPPD
PSIKIATRI 1. Pemeriksaan status mental No. 1.
Keterangan Sambung Rasa Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2.
Anamnesis Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Informed Consent Keluhan Utama RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan, keluhan penyerta RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol Riw. Psikoseksual Riw. Kehidupan pribadi (lahir, anak-anak, remaja, dewasa) Genogram Anamnesis Sistem Resume Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3.
Pemeriksaan Keadaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi (BB dan TB)
4.
Pemeriksaan Vital Sign Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi) Posisikan pasien (duduk, tidur) Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
368
Black Books for UKMPPD Cuci tangan Memasang termometer Pemeriksanan tekanan darah Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan) Pemeriksaan frekuensi nafas Melepas dan membaca hasil termometer Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan Bereskan alat 5.
Pemeriksaan Status Mental Kesan umum (penampilan, psikomotor, sikap terhadap pemeriksa) Kesadaran (kualitatif, kuantitatif) Pembicaraan (logorhea, flight of idea, asosiasi longgar) Alam perasaan (mood, afek, keserasian) Gangguan persepsi (ilusi, halusinasi, derealisasi, depersonalisasi) Gangguan bentuk pikir (realistik/ non realistik) Gangguan isi pikir (waham) Orientasi (orang, waktu, tempat, situasi) Daya ingat: masa lalu (peristiwa waktu anak-anak), jauh (peristiwa beberapa bulan lalu), dekat (peristiwa beberapa hari lalu) Konsentrasi dan perhatian (mengulangi angka maju mundur, mengulangi tiga kata, menghitung mundur dari 100 sampai 90) Membaca dan menulis (pasien diminta membaca, menulis kalimat, mencontoh gambar, mengartikan peribahasa sederhana) Kemampuan visuospasial (menghitung uang kembalian) Pikiran abstrak Pengendalian impuls Pertimbangan Tilikan Reliabilitas
6.
Cuci tangan
7.
Membuat diagnosis: Axis I : gangguan klinis Axis II: ciri kepribadian
369
Black Books for UKMPPD Axis III: kondisi medik umum Axis IV: masalah psikososial Axis V: GAF 8.
Memberikan terapi
9.
Edukasi
10.
Menanyakan ada yang ingin disampaikan atau ditanyakan
11.
Terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh
370
View more...
Comments