Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Undip Semarang
T E S T
•
•
Untuk menilai keadaan ventilasi, oksigenasi dan keseimbangan asam basa. Butuh perhatian yang lebih besar : #.harus segera dilakukan,
A G D
#.banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil, dampak yang besar terhadap pasien
PRA ANALITIK I. Persiapan pasien. •
•
Perhatikan diagnosis awal dan kondisi pasien Anamnesis penggunaan obat anti koagulan, adanya kelainan pembekuan darah
•
Pasien dalam keadaan tenang
•
Temperatur dicatat
keperluan koreksi
PRA ANALITIK II. Persiapan Spesimen. •
Spesimen
•
Menggunakan semprit gelas
•
•
darah arteri
Jika menggunakan semprit plastik pemeriksaan dilakukan dalam waktu 10 menit Bila ditunda 1-2 jam
termos es ;t o 1-5 0C
. •
Spesimen darah harus murni, membuang udara di dalam semprit dan menutup lubang jarum dengan tutup karet
Anti koagulan heparin
•
•
•
homogenkan
Pengiriman Spesimen < 15 mnt Tahap instrumentasi yaitu tidak tercampur baiknya antara sel darah dan plasma pada waktu tes.
PRA ANALITIK
III. Alat dan Bahan. Semprit gelas Antikoagulan (lithium heparin) Media transpor dengan es Alkohol, kain kasa dan plester Lidocain 0,5% (bila perlu) Alat Opti Critical Care Analyzer
PRA ANALITIK III. Pemilihan tempat pengambilan darah arteri
Darah Arteri : •
Tempatnya aman dan mudah dicapai
•
Sifatnya homogen secara sistemik
•
•
Menggambarkan fungsi pertukaran gas di paru Memberi keterangan kualitas darah yg disuplai ke seluruh tubuh
Darah Vena : menggambarkan metabolisme lokal daerah yg dialiri Darah Kafiler : nilai PaO2 tidak sesuai
NILAI NORMAL GAS DARAH Arteri
Venacampuran
Vena
7,40
7,36
7,36
( 7,37 - 7,44 )
( 7,31 - 7,41 )
( 7,31 - 7,41)
PaO2
80 -100
35 - 40
30 - 50
pCO2
35 - 45
41 - 51
40 - 52
Sat.O2
> 95
60 - 80
60 - 85
HCO3
22 - 26
22 - 26
22 - 28
BE
-2 - +2
-2 - +2
-2 - +2
pH
Tehnik pengambilan darah arteri radialis Diraba a.radialis dan ulnaris mengikuti aplikasi tes Allen Kulit dibersihkan dengan alkohol dan penusukan jarum tidak dilakukan pada daerah kulit yang kemerahan atau abnormal Dapat diberikan anastesi lokal •
•
•
Jarum sejajar dengan arteri Sudut antara jarum dan arteri diusahakan sekecil mungkin. Darah akan terlihat pada bagian tengah jarum ketika mengenai arteri jika jarum seluruhnya telah ada dalam arteri dengan perlahan turunkan jarum sampai bagian dalam lumen
• •
•
Tes Allen Tangan dikepal kearah ibujari , arteri radialis dan ulnaris ditekan Tangan kemudian dibuka (tetapi tidak ekstensi maksimal), telapak tangan dan jari-jari Tekanan pada arteri ulnaris dilepaskan.
Penusukan Arteri Radialis. Pergelangan tangan diekstensikan 30 0 dengan palmaris menghadap ke atas. Penusukan dibuat sudut 45 0 berlawanan aliran darah dengan permukaan ujung jarum yang menghadap ke atas
Kontra indikasi AGD Modifikasi
Allen tes negatif. Adanya infeksi atau penyakit pembuluh darah perifer pada tempat yang akan diperiksa koagulopati (gangguan Adanya pembekuan) atau pengobatan dengan antikoagulan dosis sedang dan tinggi merupakan kontraindikasi relatif.
Komplikasi Hematoma Arteriospasm (spasme pembuluh darah arteri) Emboli udara atau bekuan darah Anaphilaksis yang timbul dari anastesi lokal Kontaminasi pada tempat pungsi dan resiko infeksi Perdarahan Nyeri/sakit
PERANAN BGA 1. Evaluasi pH 2. Evaluasi Fungsi Pernafasan (Ventilasi) 3. Evaluasi Proses Metabolik 4. Tentukan Gangguan Primer dan Kompensasinya. 5. Evaluasi Oksigenasi
1. Evaluasi pH •
Jika pH < 7.35
•
Jika pH > 7.45
asidosis alkalosis
2. Evaluasi fungsi pernafasan (Ventilasi) •
•
Jika PaCO2 < 35 mmHg hiperventilasi & alkalosis respiratorik. Jika PaCO2 > 45 mmHg gagal nafas & asidosis respiratorik.
3. Evaluasi proses metabolik •
•
Jika serum HCO3 < 22 mEq/L dan/atau kekurangan basa (base excess/BE) < -3 asidosis metabolik. Jika serum HCO3 > 26 mEq/L dan/atau kelebihan basa (base excess/BE) > -3
alkalosis metabolik.
4. Tentukan gangguan primer dan kompensasinya. •
•
Tentukan nilai analisa gas darah arteri (PaCO2 & HCO3) yang mengikuti penyimpangan pH dan tentukan penyimpangan yang paling besar dari nilai normal. Nilai penyimpangan yang mengikuti penyimpangan nilai normal pH dan mempunyai nilai penyimpangan terbesar dari nilai normal merupakan identifikasi gangguan primer.
Karena nilai HCO3 mengindikasikan adanya asidosis (mengikuti penyimpangan nilai pH) dan juga menunjukkan nilai penyimpangan yang terbesar dari nilai normal, maka proses gangguan primernya adalah asidosis metabolik dan proses kompensasinya adalah alkalosis respiratorik.
5. Evaluasi oksigenasi Status oksigenasi pasien dikaji dengan melihat nilai PaO2 dan SaO2. Normal PaO2 : 80 100 mmHg Normal SaO2 > 95% (menunjukkan oksigenasi jaringan adekuat) Jika PaO2 turun < 60 mmHg & SaO 2 turun Hipoksia Jumlah O2 yg dibawa hemoglobin SaO2 = ------------------------------------------------ X 100 Jumlah maksimal O2 yg dpt dibawa Hb. •
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.