Bffk Transdermal Patch

December 16, 2017 | Author: TikaUlam | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Mata kuliah BFFK...

Description

BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA VOLEZE PATCH

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt

Disusun Oleh : Farmasi B – Semester 6 Nuril Alifiani Sheila Sabrina Laela Wulandari

(11141020000043) (11141020000058) (11141020000070)

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA JUNI/2017

DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................................ 2 Bab I Pendahuluan ................................................................................................................ 3 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 3 1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 3 Bab II Isi ................................................................................................................................. 4 2.1 Tinjauan Produk ....................................................................................................... 4 2.1.1 Transdermal ..................................................................................................... 4 2.1.2 Transdermal Patch .......................................................................................... 4 2.1.3 Sistem Penghantaran Obat Transdermal Patch ................................................ 5 2.1.4 Voleze Patch ................................................................................................... 6 Bab III Penutup ...................................................................................................................... 9 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 9 Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 10

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem penghantaran secara transdermal merupakan bentuk penghantaran dimana obat menembus ke dalam kulit yang akan menghasilkan efek lokal dan sistemik. Ada berbagai jenis formulasi sediaan transdermal seperti patch, salep, krim, gel, pasta dan lotion, yang paling banyak dikembangkan saat ini yaitu bentuk patch. Bentuk sediaan patch ini dapat menghantarkan obat melewati kulit untuk menghasilkan efek sistemik dengan kecepatan yang dapat dikontrol. Keuntungan sediaan transdermal yaitu kecepatannya dapat dikontrol, memungkinkan tercapainya konsentrasi tunak di dalam darah, menghindari first pass metabolism serta sediaan ini penggunaannya nyaman untuk pasien (Nair dkk. 2013). Rivastigmine merupakan obat golongan inhibitor cholinesterase, dimana enzim tersebut berperan dalam peningkatan jumlah tertentu sel di otak. Rivastigmine digunakan untuk mengobati demensia pada penyakit alzheimer, gangguan yang mempengaruhi kemampuan untuk mengingat, berpikir jelas, berkomunikasi dan kegiatan sehari-hari lainnya dan pada penyakit Parkinson. Sediaan rivastigmine yang beredar dipasaran yaitu sediaan oral dan sediaan transdermal. Dibandingkan dengan sediaan peroral maka sediaan transdermal ini selain dapat meningkatkan kepatuhan pasien juga dapat menjaga keseragaman obat dalam plasma. Syarat suatu obat dapat dibuat dalam bentuk patch diantaranya: 1) waktu paruh pendek, 2) tidak memberikan efek toksik pada kulit, 3) berat molekul kurang dari 500 Da, 4) memiliki koefisien partisi 1-3 (Kumar dan Philip. 2007; William. 2003). Kemampuan pelepasan obat dari polimer merupakan salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu patch. Partikel obat pertama-tama harus terlarut sehingga terbentuk molekul yang dapat berdifusi melewati polimer, kemudian obat akan berpenetrasi melewati kulit. Ada 2 sistem transdermal patch yaitu tipe matriks dan tipe membran. I.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4.

Apakah jenis sediaan Voleze patch ? Apakah komponen zat aktif yang terkandung didalam Voleze patch ? Bagaimana rumus struktur dari Rivastigmine ? Bagaimana mekanisme absorbsi dari sediaan Voleze patch ?

I.3 Tujuan 1. 2. 3. 4.

Mengetahui jenis sediaan Voleze patch Mengetahui komponen zat aktif dari Voleze patch Mengetahui rumus struktur dari Rivastigmine Mengetahui mekanisme absorbs dari sediaan Voleze patch

3

BAB II ISI

2.1 Tinjauan Produk 2.1.1 Transdermal Transdermal adalah salah satu cara administrasi obat dengan bentuk sediaan farmasi/obat berupa krim, gel atau patch (koyo) yang digunakan pada permukaan kulit, namun mampu menghantarkan obat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (trans = lewat; dermal = kulit). Umumnya penggunaan transdermal adalah pada obatobatan hormone, misalnya estrogen. Yang paling umum ditemui mungkin koyo untuk menghilangkan kecanduan rokok, atau menghilangkan nafsu makan (berfungsi sebagai pelangsing). Bentuk transdermal menjadi pilihan terutama untuk obat-obat yang apabila diberikan secara oral bisa memberi efek samping ang tidak diinginkan. Misalnya efek penggumpalan darah akibat estrogen oral, atau iritasi lambung pada obat-obat antiinflamasi non steroid dan aspirin/asetosal (Lucida, 2008). 2.1.2

Transdermal Patch Patch adalah salah satu rute pemberian obat secara perkutan yang ditujukan untuk pmekaian luar dengan sistem kontak dengan kulit secara tertutup. Sediaan patch dibedakan menjadi 2 yaitu transdermal local dan transdermal sistemik. Transdermal patch adalah sediaan farmasi yang fleksibel dalam persiapannya dari berbagai ukuran yang mengandung satu atau lebih zat aktif. Patch diterapkan pada kulit agar dapat memberikan zat aktif ke sistemik setelah melewati penghalang kulit. Patch transdermal biasanya terdiri dari lapisan luar yang mendukung persiapan yang berisi substansi aktif (European Directorate for Quality of Medicines, 2005). Banyak sediaan (utamannya pada kosmetik dan sediaan dermatologi) yang ditujukan untuk pemakaian melalui kulit karena berbagai alasan. Sediaan tersebut misalnya lotio, salep, krim, suspense, emulsi, dan lain-lain. Meskipun pada umumnya dimaksudkan untuk pengobatan penyakit kulit dan kalaupun ditujukan agar obat menembus permukaan kulit dihindari permease ke sirkulasi sistemik tentu ada beberapa pengecualian, akan tetapi jika obat telah berhasil menembus epidermis, akan tetap ada kemungkinan obat tersebut menembus sirkulasi sistemik. Adanya obat yang sampai ke sirkulasi sistemik dapat dibuktikan dengan pemeriksaan kadar obat dalam darah atau dalam urin. Tetapi untungnya, biasanya kadar obat yang “tidak sengaja” menembus sirkulasi sistemik berjumlah kecil sehingga efeknya tidak dirasakan oleh pasien (Anonim, 2010). Proses masuknya suatu zat dari luar kulit melintasi lapisan – lapisan kulit menuju posisi di bawah kulit hingga menembus pembuluh darah disebut absorbsi perkutan. Absorbsi transdermal terjadi melalui proses difusi yang lambat yang ditentukan oleh gradient konsentrasi obat dari konsentrasi tinggi (pada sediaan yang diaplikasikan) menuju konsntrasi rendah di kulit. Obat dapat mempenetrasi kulit utuh melalui dinding folikel rambut, kelenjar minyak, atau kelenjar lemak. Dapat pula melalui celah 4

antar sel dari epidermis dan inilah cara yang paling dominan untuk penetrasi obat melalui kulit dibandingkan penetrasi melalui folikel rambut, kelenjar minyak, maupun kelenjar lemak. Hal ini terkait perbandingan luas permukaan diantara keempatnya.Sebenarnya, kulit yang rusak pun (robek, iritasi, pecah – pecah, dll) dapat terpenetrasi oleh obat. Bahkan penetrasinya lebih banyak dari pada kulit normal. Hal ini karena kulit rusak telah kehilangan sebagian lapisan pelindungnya. Meski demikian, penetrasi melalui kulit yang rusak tidak dianjurkan karena absorbs obat menjadi sulit untuk diprediksi (Anonim, 2010). Senyawa peningkat penetrasi (penetration enhancers) lazim digunakan di dalam sediaan transdermal dengan tujuan mempermudah transfer obat melewati kulit. Rute pemberian obat secara transdermal merupakan suatu alternatif untuk menghindari variabilitas ketersediaan hayati obat pada penggunaan per oral, menghindari kontak langsung obat dengan mukosa lambung sehingga mengurangi efek samping obat tertentu, juga untuk memperoleh konsentrasi obat terlokalisir pada tempat kerjanya. Namun, kulit merupakan suatu ’barrier’ alami dengan lapisan terluar (stratum corneum) tersusun atas jalinan kompak ’crystalline lipid lamellae’ sehingga bersifat impermeable terhadap sebagian besar senyawa obat (Lucida, 2008). 2.1.3

Sistem Penghantaran Obat Transdermal Patch Pada sistem penghantaran obat transdermal, setiap partikel obat harus terlarut terlebih dahulu sehingga pertikel obat dapat berdifusi pada membran (polimer) yang terdapat di patch, yang kemudian akan berpartisi kedalam perekat patch setelah melalui membran patch. Setelah berpartisi pada penyekat patch, molekul obat akan menyebar ke permukaan stratum korneum, yang kemudian akan berpartisi kedalam stratum koneum dan berdifusi melewatinya, didalam stratum korneum terdapat kemungkinan terjadi keterikatan beberapa partikel obat di depot dan sisanya akan berdifusi lebih lanjut kedalam epidermis. Pada lapisan epidermis dapat terjadi metabolism obat oleh enzim, namun banyaknya obat yang dimetabolisme hanya sekitar 5% dan terjadi interaksi obat dengan reseptor, kemudian obat akan berdifusi kedalam lapisan dermis. Pada lapisan dermis obat dapat mengalami metbolisme, interaksi dengan reseptor, difusi obat pada depot dermis, dan partisi obat kedalam dinding pembuluh darah menuju aliran sistemik. Terjadinya metabolisme dan difusi obat pada depot dermis dapat mengintervensi obat untuk bergerak ke pembuluh darah untuk berpartisi, dan sebagian kecil difusan obat akan berpartisi kedalam lapisan subkutan sehingga mencapai lemak atau otot.

5

Gambar: Tahap Penghantaran Obat dari Transdermal Patch (Aulton, M.E. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design)

2.1.4

Voleze Patch A. Voleze Patch Voleze patch adalah merupakan sediaan patch transdermal yang berbentuk tiga lapis matriks bundar yang terdiri dari lapisan belakang, matriks obat (akrilik) yang mengandung zat obat, dan matriks perekat (silikon). Voleze patch mengandung Rivastigmine, 4.6 mg/24 h. Indikasi Voleze patch ini untuk pengobatan simtomatik demensia Alzheimer ringan sampai sedang parah untuk orang dewasa.

6

B. Preformulasi Zat Aktif (Rivastigmin) Rumus molekul C14H22N2O2 Struktur molekul

Berat molekul Pemerian Kelarutan Koefisien distribusi Volume distribusi Klirens T 1/2 ADME

Sumber: pubchem.ncbi.nlm.nih.gov 250.34 Kental, bening kekuningan. Sedikit larut dalam air; sangat larut dalam etanol, asetonitril, n butanol dan etil asetat. Pada suhu 37’C dalam larutan buffer n-oktanol/fosfat yaitu 4,27 (pada pH 7) 1,8 to 2,7 L/kg 2,1 – 2,8 L/jam 1,5 jam 1. Rivastigmine dimetabolisme utama oleh enzim cholinesterase melalui proses hidrolisis menjadi metabolit dekarboksilasi NAP226-90. 2. Diekskresikan melalui ginjal dari metabolit tersebut yang merupakan rute utama eliminasi. Kurang dari 1% dosis diekskresikan dalam tinja.

C. Mekanisme Absorbsi Obat Voleze Patch Voleze patch merupakan sediaan transdermal patch dengan tiga lapisan matriks, yaitu backing film, drug (acrilic) matrix containing drug substance, dan adhesive (silicone). Maka berdasarkan design produknya, voleze patch memiliki design dengan tipe Rate-limiting membrane system, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

7

Voleze patch diindikasikan untuk penyakit demensia, sehingga untuk mencapai efek farmakologisnya, obat harus melalui sistemik. Secara skematis absorbsi voleze patch yaitu:

Rivastigmin dalam matriks voleze patch terdisolusi, untuk kemudian berdifusi ke adhesive (perekat patch) Rivastigmin berpartisipasi ke stratum corneum, dan berdifusi

Rivastigmin berpartisipasi ke epidermis, dan berdifusi

Rivastigmin berpartisipasi ke dermis, berdifusi, dan berpartisi ke pembuluh darah untuk mencapai efek sistemik

8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 1. Voleze patch merupakan sediaa patch transdermal yang berbentuk tiga lapis matriks bundar yang terdiri dari lapisan belakang, matriks obat (acrylic) yang mengandung zat obat, dan matriks perekat (silikon). 2. Voleze Patch mengandung rivastigmin, yang diindikasikan untuk terapi simtomatik demensia, Alzheimer ringan sampai sedang untuk orang dewasa. 3. Berdasarkan lapisan matriksnya diketahui bahwa design produk voleze patch adalah tipe Rate-limiting membrane system. 4. Mekanisme absorbsi voleze patch diawali dengan terlarutnya obat rivastigmin pada matriks obat, kemudian pertikel obat berdifusi ke matriks perekat patch, untuk kemudian berpartisi ke stratum korneum dam berdifusi dalam stratum korneum, kemudian berpatisi ke lapisan epidermis dan berdifusi dalam epidermis, kemudian berpartisi ke lapisan dermis dan berdifusi dalam dermis, kemudian berpartisi ke pembuluh darah yang ada pada dermis untuk mencapai efek sistemik.

9

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Rivastigmine patch. Diakses melalui https://www.drugs.com/cdi/rivastigminepatch.html pada tanggal 29 Mei 2017 Anonim.

2005. Rivastigmine. Diakses melalui https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/rivastigmine pada tanggal 30 Mei 2017

Aulton, M. E. 2003. Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. Second Edition. 408. ELBS Fonded by British Goverment. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. 7 nd ed , Vol. 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007 Nasir, A & Muhith, A. 2011. Dasar Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.

10

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF