Best Practice PKN
August 23, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Best Practice PKN...
Description
A. Lata Latarr Bel Belak akan ang g
Pendidikan merupakan suatu belajar pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Dalam pendidikan yang sering terjadi di bawah bimbingan orang lain. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang dalam berpikir, merasa, atau bertindak dapat dap at diangg dianggap ap pendid pendidika ikan. n. Sebagi Sebagian an orang orang memaha memahami mi arti arti pendid pendidika ikan n sebaga seb agaii pengaj pengajara aran n yang yang tel telah ah didapa didapatka tkan n dari dari lembag lembagaa pendid pendidika ikan n pada pada waktu di sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi. Pendapat tersebut tidak dapat dianggap salah karena pada kenyataannya, seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan melalui lembaga pendidikan tersebut. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang s eseorang atau kelompok orang dalam us usah ahaa mend mendew ewasa asaka kan n manu manusi siaa mela melalu luii up upay ayaa pe peng ngaj ajara aran. n. Pe Peni ning ngka kata tan n kualiatas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat untuk mencap men capai ai tujuan tujuan pemban pembangun gunan. an. Salah Salah satu satu wahana wahana un untuk tuk mening meningkat katkan kan sumber daya manusia adalah pendidikan yang berkualitas yang diupayakan dengan berbagai program pendidikan yang mengacu pada kemajuan IPTEK. Proses pembelajaran bisa berhasil karena terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru. siswa guru. Guru Guru merupa merupakan kan figur figur yang yang memega memegang ng perana peranan n pentin penting g dalam dal am pembel pembelajar ajaran an di kelas. kelas. Peran Peran utama utama guru guru bukan bukan menjad menjadii penyaj penyajii informasi yang hendak dipelajari oleh siswa, melainkan membelajarkan siswa tent tentan ang g
ca cara ra memp mempel elaj ajar arii
se sesu suat atu u
se seca cara ra ef efek ekti tif. f. Pe Pene nera rapa pan n
stra strate tegi gi
pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien dapat berdampak positif dalam meni me ning ngka katk tkan an ke keak akti tifa fan n da dan n ha hasi sill be bela laja jarr sisw siswa. a. Untu Untuk k meni mening ngka katk tkan an keaktifan dan hasil belajar siswa diperlukan strategi serta media pembelajaran yang dapat menunjang proses yang positif terhadap keaktifan dan hasil belajar sisw siswa. a.
Sa Sanj njay ayaa
(2 (201 010) 0)
meng mengem emuk ukak akan an
ba bahw hwa, a,
Medi Mediaa
pe pemb mbel elaj ajar aran an
merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar, oleh sebab itu dalam
pemilihan
media
harus
melihat
semua
komponen
dari
perencanaan
pembelajaran seperti tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, minat, kebutuhan kebut uhan,, dan kondisi siswa, efektivitas efektivitas dan efisien media yang digunakan, digunakan, pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan, serta bentuk evaluasi termasuk tingkat perkembangan intelektual siswa. Pendidikan Pend idikan Kewarganeg Kewarganegaraan araan (PKn) merupakan merupakan ilmu pengetahu pengetahuan an yang bersifat abstrak dan verbal yang berbeda dengan ilmu-ilmu terapan yang bersifat pasti. Hal ini akan menjadikan siswa terkadang merasa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya, sering terdapat siswa yang menampakkan sikap acuh dan malas dalam proses belajar mengajar sehingga hasil belajar kurang memuaskan karena siswa banyak melakukan kekeliruan dan kesala kesalahan han.. Kekeli Kekelirua ruan n dan kesalah kesalahan an yang yang dilaku dilakukan kan siswa siswa ini tidak tidak mutlak disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam pembelajaran PKn tetapi juga karena faktor lain seperti gaya atau metode mengajar guru, lingkungan, sarana dan prasarana belajar, motivasi siswa dan lain-lain. Agar Ag ar tu tuju juan an Pend Pendid idik ikan an Kewa Kewarg rgan aneg egar araan aan da dapa patt te terc rcap apai ai,, pe perl rlu u dikemb dik embang angkan kan suatu suatu strateg strategii pembel pembelaja ajaran ran.. Strate Strategi gi pembel pembelajar ajaran an yang yang diterapkan atau dikembangkan oleh guru didalam kelas merupakan salah satu hal pentin penting g yang yang mendap mendapatk atkan an perhat perhatian ian dalam dalam pembel pembelaja ajaran ran Pendid Pendidika ikan n Kewarganegaraan karena melalui pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai sesuai akan akan menjad menjadika ikan n pembel pembelajar ajaran an yang yang menyen menyenang angkan kan sehing sehingga ga tujuan pembelajaran kewarganegaraan dapat tercapai. Guru Gu ru harus harus mampu mampu memban membangki gkitka tkan n motiva motivasi si belaja belajarr peserta peserta didik didik dengan memperhatikan prinsip-prinsip bahwa peserta didik akan bekerja keras kalau ia punya minat dan perhatian terhadap pekerjaannya, memberikan tugas yang yan g jel jelas as dan dapat dapat dimeng dimengerti erti,, member memberika ikan n pengha pengharga rgaan an terhad terhadap ap hasil hasil kerja dan prestasi peserta didik, menggunakan hadiah dan hukuman secara efektif dan tepat guna. Lingkungan serta sarana dan prasarana belajar juga perlu diperhatikan untuk mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas yang nyaman. Hal tersebut menjadikan guru harus mampu memilih
dan menerapkan metode mengajar yang tepat sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap PKn. Pemili Pem ilihan han metode metode mengaj mengajar ar yang yang tepat tepat akan akan mencip menciptak takan an situas situasii belajar yang menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar mengaj men gajar ar sehing sehingga ga siswa siswa akan akan lebih lebih termot termotiva ivasi si untuk untuk belaja belajar. r. Pemili Pemilihan han metode perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuan tuj uanny nya, a, waktu waktu yang yang tersedi tersedia, a, dan banyak banyaknya nya siswa siswa serta serta hal-ha hal-hall yang yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Rustaman (2005) menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses belajar meng me ngaj ajar ar yang yang bert bertum umpu pu pada pada tu tuju juan an,, mate materi ri,, meto metode de,, dan dan ev eval alua uasi si pembelajaran. Sedangkan Aqib (2002), menyatakan bahwa media diartikan sebaga seb agaii segala segala sesuatu sesuatu yang yang dapat dapat diguna digunakan kan untuk untuk menyam menyampai paikan kan atau atau menyalurkan pesan (message) merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. Sala Salah h satun satunya ya ad adala alah h mode modell pe pemb mbel elaj ajara aran n CORE CORE de deng ngan an medi mediaa pembelajaran ular tangga. Model pembelajaran CORE dipandang sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan berpikir peserta didi didik, k, se seda dang ngka kan n medi mediaa ular ular tang tangga ga di dipa pand ndan ang g mamp mampu u memb member erik ikan an kesempatan kepada peserta didik untuk dapat secara langsung berinterkasi kepada teman kelompok, mengajarkan peserta didik untuk dapat menghargai pendapat teman-teman kelompoknya dan mampu untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan menyelesaik an masalah serta memberikan memberikan motivasi belajar belajar kepada kepada peserta didik.. Model pembelajaran didik pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka kerangka konseptual konseptual atau bentuk kegiatan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan suatu kegiatan pembelajaran berlangsung. Chambliss & Calfee (Curwen, Miller, White-Smith, & Calfee, 2010) menjelaskan bahwa model pembelajaran CORE adalah model pembelajaran ya yang ng meng mengga gabu bung ngka kan n empa empatt elem elemen en,, an anta tara ra la lain in connecting , organizing , reflecting , kemam emamp puan uan
dan
extending .
berp berpik ikir ir
Mode Modell
pes eser erta ta
pe pemb mbel elaj ajar aran an
did didik
unt ntu uk
CORE CORE
da dap pat
mene meneka kank nkan an
men eng ghu hubu bung ngk kan, an,
mengor men gorgan ganisas isasika ikan, n, mendal mendalami ami,, mengel mengelola olah h dan mengem mengemban bangk gkan an suatu suatu
informasi yang telah didapatkan. Joyce (Trianto, 2012) mengemukakan bahwa model mod el pembel pembelajar ajaran an merupa merupakan kan suatu suatu pola pola atau atau perenc perencana anaan an diguna digunakan kan sebagai pedoman untuk merencanakan kegiatan pembelajaran di kelas dengan tujuan materi pembelajaran dapat diterima peserta didik dengan baik. Model pembelajaran merupakan suatu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi ke kegi giat atan an pe pemb mbel elaj ajara aran n ya yang ng po posit sitif if,, ka karen renaa mode modell pe pemb mbel elaja ajaran ran ya yang ng bervariasi memiliki pengaruh yang mampu memberikan motivasi dan menarik minat min at belajar belajar peserta peserta didik didik agar agar tumbu tumbuh h semang semangat at untuk untuk belaja belajar. r. Dalam Dalam memilih memil ih model model pembelajaran pembelajaran guru diharuskan diharuskan untuk dapat memperhatikan memperhatikan kondis kon disii pesert pesertaa didik, didik, sit situas uasii kelas kelas dan tujuan tujuan pembel pembelaja ajaran, ran, agar agar model model pembelajaran yang diterapkan dapat melibatkan peserta didik secara aktif. Dengan adanya keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran, peserta didi didik k dapa dapatt bela belaja jarr se seca cara ra ef efes esie ien n da dan n ef efek ekti tiff se sesu suai ai de deng ngan an tu tuju juan an pembelajaran yang diharapkan. Mode Mo dell pe pemb mbel elaj ajara aran n CORE CORE di diran rancan cang g sebag sebagai ai sa salah lah satu satu mode modell pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan kemapuan berpikir kritis pada peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusman, dkk (2016) meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik mela me lalu luii mode modell pe pemb mbel elaj ajara aran n CORE CORE ya yang ng meny menyim impu pulk lkan an ba bahw hwaa mode modell pembelajaran CORE mampu meningkatkan berpikir kritis peserta didik. Hal tersebu ter sebutt juga juga diungk diungkapk apkan an oleh oleh Suyan Suyanto to Jaya, Jaya, dkk (2014) (2014) bahwa bahwa model model pembelajaran CORE merupakan suatu model pembelajaran yang memiliki empat aspek kegiatan kegiatan yaitu conneting , organizing , reflecting dan extending . Sement Sem entara, ara, Harmse Harmsen n (Yunia (Yuniarti rti,, 2013) 2013) menjela menjelaska skan n bahwa bahwa elemen-e elemen-elem lemen en model pembelajaran CORE digunakan untuk menghubungkan informasi lama dengan informasi baru, mengorganisasikan sejumlah materi yang bervariasi, merefleksikan segala suatu yang peserta didik pelajari dan mengembangkan lingkungan belajar. Dari beberapa hasil penelitian penelitian diatas dapat disimpulkan disimpulkan bahwa model pembelajaran CORE merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didi didik k untu untuk k akti aktiff dala dalam m kegi kegiat atan an pe pemb mbel elaj ajar aran an se seca cara ra la lang ngsu sung ng da dan n
diharap dih arapkan kan peserta peserta didik didik dapat dapat mening meningkat katkan kan keteram keterampil pilan an berpik berpikir ir kritis kritis dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut dapat dilihat pada kegiatan model pembelajaran CORE yang komponennya terdapat komponen berpikir kritis. Medi Me diaa pe pemb mbel elaj ajara aran n meru merupa paka kan n suat suatu u pe pera rant ntar araa info inform rmas asii da dari ri pengirim kepada penerima sehingga mampu merangsang pengetahuan Sadiman, Sadim an, dkk (2014). (2014). Hal serupa diungkapkan diungkapkan oleh Biddle, Biddle, et al.(2014) al.(2014) juga menyat men yataka akan n bahwa bahwa melalu melaluii permai permainan nan,, peserta peserta didik didik dapat dapat memban membangun gun pengetahuannya. Pendapat para ahli tersebut menjadi dasar dalam pemilihan medi me diaa bela belaja jarr berb berbas asis is perm permai aina nan. n. Medi Mediaa pe perm rmai aian anan an mono monopo poli li da dan n permainan ular tangga pada pelajaran PPKn merupakan media yang mamfasilitasi mamfas ilitasi terjadinya terjadinya interaksi interaksi antar peserta didik dan interaksi interaksi dengan dengan guru. Faktor guru. Faktor penduk pendukung ung perkem perkemban bangan gan intelek intelektua tuall pesert pesertaa didik didik adalah adalah interaksi intera ksi sosial seperti seperti yang dikemukan dikemukan Bruner Bruner Johnston Johnston & Halocha, Halocha, (2010). (2010). Pendapat Bruner tesebut senada dengan Vygotsky Levine & Munsch, (2016) bahwa teman sebaya mampu membantu perkembangan kognitif pada seorang s eorang anak. Dengan bermain, anak akan sering berinteraksi dengan teman-teman atau atau
an angg ggot otaa
kelu keluar arga gany nya. a.
Berm Bermai ain n
pe perm rmai aina nan n
ti tida dak k
le lebi bih h
se seke keda dar r
meny me nyen enan angk gkan an.. Perm Permai aina nan n meru merupa paka kan n cara cara ya yang ng ba baik ik un untu tuk k meng menguj ujii ketera ket erampi mpilan lan dan kecerd kecerdasan asan indivi individu. du. Selain Selain itu juga, juga, anak anak akan akan terlat terlatih ih dalam memahami dan bereaksi terhadap siatuasi yang berbeda misalnya pada kemampuan pemecahan masalah. Menurut Jaelani, Wahidin, & Roviati (2016) menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan ular tangga dapat mengajak peserta pese rta didik untuk dapat berpikir krtis dalam memecahkan masalah. Media ular tangga merupa mer upakan kan media media yang yang dibuat dibuat dari dari permai permainan nan anak-a anak-anak nak.. Permain Permainan an ular ular tangga tan gga adalah suatu suatu permai permaian an yang yang akan akan dimain dimainkan kan di atas kertas kertas karton karton persegi yang akan dimainkan pada setiap kelompok yang telah dibagikan. Pada permainan ular tangga, isi dan peraturan dalam sebuah permainan sudah ada dari permaian itu sendiri, akan tetapi pada permainan tersebut diberikan
pertanyaan
dengan
materi
yang
menyesuaikan
standar
kompetensi,
kompetensi komp etensi dasar, dan tujuan tujuan pembelajaran pembelajaran Pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan Kewarganegaraan yang akan digunakan pada model pembelajaran CORE, media permainan ular tangga. Penggunaan model pembelajaran CORE dengan media permainan ular tangga yang ingin dicapai adalah keterampilan berpikir kritis, mampu berkerja sama sama dala dalam m suat suatu u kelo kelomp mpok ok dan dan menc mencip ipta taka kan n su suas asan anaa be bela laja jarr ya yang ng menyen men yenang angkan kan sehing sehingga ga pesert pesertaa didik didik dapat dapat berper berperan an aktif aktif dalam dalam proses proses pembelajaran. Kurangnya keterampilan peserta didik untuk dapat berpikir kritis pada pembelajaran kete ketera ramp mpil ilan an
Pendidikan pese pesert rtaa
didi didik k
Kewarganegaraan dala dalam m
menyebabkan
meny menyel eles esai aika kan n
so soal al-s -soa oall
rendahnya se sehi hing ngga ga
meng me ngak akib ibat atka kan n ha hasil sil be bela laja jarr ya yang ng renda rendah. h. Pe Pemb mbel elaj ajara aran n ya yang ng serin sering g digu diguna naka kan n yait yaitu u deng dengan an meng menggu guna naka kan n ko komu muni nika kasi si sa satu tu ar arah ah ya yang ng mangakibatkan kurangnya minat belajar dan kurangnya kemampuan peserta didik did ik untuk untuk mening meningkat katkan kan berpik berpikir ir kritis kritis pada pada pembel pembelaja ajaran ran.. Berken Berkenaan aan dengan meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik di sekolah, guru hendaknya hendaknya memberikan memberikan pengalaman pengalaman belajar belajar kepada kepada peserta didik untuk melati mel atih h dalam dalam memeca memecahka hkan n masalah masalah yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan suatu suatu materi materi pembelajaran. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus dapat berpusat kepada peserta didik sehingga mampu melatih peserta didik dalam memecahkan masalah dan memberikan pengalaman pembelajaran yang relevan secara kontekstua kontekstual. l. Oleh karena itu, guru perlu mencari strategi strategi atau atau mode modell pemb pembel elaj ajar aran an dan dan medi mediaa be bela laja jarr ya yang ng co coco cok k pa pada da mate materi ri pembelajaran yang diajarkan sehingga pengetahuan dapat tersampai secara sistematis dan menyenangkan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, mendorong peneliti untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran pkn melalui model pembelajaran CORE dengan dengan media permainan ular tangga.
B. Rumu Rumusa san n Masa Masalah lah
Apakah Apa kah model model pembel pembelajar ajaran an CORE CORE dengan dengan media media permai permainan nan game game ular ular tangga tan gga dapat dapat mening meningkat katkan kan keakti keaktifan fan siswa siswa dalam dalam pembel pembelaja ajaran ran PKn di kelas ... SMK Negeri 4 Banjarmasin.
C. Tuju Tujuan an Pene Peneli litia tian n Untu Un tuk k meng menget etah ahui ui Apak Apakah ah mode modell pe pemb mbel elaja ajaran ran CORE CORE de deng ngan an medi mediaa permainan game ular tangga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn di kelas ... SMK Negeri 4 Banjarmasin. Banjarmasin.
D. Manf Manfaa aatt Best Pra Practi ctice ce 1. Manf Manfaa aatT tTeo eori riti tiss a. Dapat Dapat menemuk menemukan an teori atau pengeta pengetahua huan n baru tentang tentang peningk peningkatan atan kualitas pembelajaran PKn melalui model pembelajaran CORE dengan media permainan game ular tangga b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. 2. Manf Manfaa aatt b bag agii ssis iswa wa a. Member Memberika ikan n suasana suasana pembelaja pembelajaran ran yang berbed berbedaa dengan dengan yang selama selama ini dialami sehingga sehingga dapat menghilang menghilangkan kan rasa bosan dan jenuh pada diri siswa b. Siswa terlatih untuk dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran di kelas baik dengan sesama siswa maupun dengan guru. c. Men Mengh ghil ilan ang gkan kan an ang ggapa gapan n bah ahwa wa be bela laja jarr kel elom ompo pok k itu itu cu cuk kup dike dikerj rjak akan an oleh oleh sa satu tu atau atau dua dua or oran ang g sa saja ja se sehi hing ngga ga memu memupu puk k tanggungjawab individu maupun kelompok.
3. Manf Manfaa aatt bagi bagi sek sekol olah ah Dapat mengetahui mengetahui karakteristi karakteristik k siswa sehingga sehingga mampu mengupayakan mengupayakan tindakan yang relevan dengan kondisi siswa 4. Manf Manfaa aatt bag bagii pe pene neli liti ti Memberikan Membe rikan masukan bagi calon guru dalam memilih dan menggunaka menggunakan n model pembelajaran CORE dengan media permainan game ular tangga
sebagai metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di kelas ... SMK Negeri 4 Banjarmasin.
E. Meto Metode de Pene Peneli liti tian an 1. Lokasi, Lokasi, Ruang Ruang Lingkup, Lingkup, dan Subyek Subyek Penelit Penelitian ian Penelit Pen elitian ian akan akan dilaks dilaksana anakan kan di SMK Negeri Negeri 4 Banjarm Banjarmasin asin Provin Provinsi si Kalimantan Selatan. Faktor yang ingin diselidiki dalam penelitian ini adalah: a. Fakt Faktor or si sisw swa, a, ya yait itu u meng mengam amat atii ak akti tivi vitas tas dan pr prest estas asii sisw siswaa da dala lam m meng me ngik ikut utii
pem pembela belaja jara ran n
PKn
de den nga gan n
men mengg ggun unak akan an
mod odel el
pembelajaran CORE dengan media permainan (game) ular tangga. Faktor hasil belajar, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran CORE deng COR engan med media perm permai ain nan (g (gam ame) e) ula larr ta tan ngg ggaa meningkatkan aktivitas dan prestasi dalam pembelajaran PKn.
dap dapat
b. Faktor guru, yaitu dapat meningkatkan efektivitas dan peran guru dalam pembelajaran PKn. Adapun subjek penelitian akan dilaksanakan pada siswa kelas .... yang berjumlah 25 orang, terdiri dari laki-laki 12 orang, dan perempuan 13 orang.
2. Desa Desain in Pe Pene neli liti tian an Penelitian Peneli tian ini dilaks dilaksana anakan kan dengan dengan menggu menggunak nakan an pendek pendekata atan n Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pendekatan ini dipilih karena masalah yang yang dika dikaji ji masa masala lah h yang yang bers bersif ifat at pr prak akti tis, s, be berf rfok oku us pa pada da pr pros oses es pembelajaran, dan segera dicarikan solusinya. Proses pengkajian PTK dila dilaks ksan anak akan an
mela melalu luii
ta taha hapa pann-ta taha hapa pan n
be berd rdau aurr
ya yang ng
meli melipu puti ti
(a (a))
perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) observasi, dan (d) refleksi, dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.
BAB II TEORI DAN METODE
A. Pengertian Pengertian Pengajaran Pengajaran dan Proses Belajar-Mengajar Belajar-Mengajar
Menurut Rohani dan Ahmadi (1995) menjelaskan bahwa pengajaran adalah ada lah suatu suatu aktivi aktivitas tas (prose (proses) s) mengaj mengajar ar – belajar belajar.. Di dalamn dalamnya ya ada du duaa sobjek yaitu guru dan peserta didik. Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru gur u / pengaj pengajar ar adalah adalah mengel mengelola ola pengej pengejaran aran serta serta lebih lebih efektif, efektif, dinami dinamis, s, efisien dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif akt if antara antara dua sobjek sobjek pengaj pengajaran aran;; guru guru sebaga sebagaii pengin penginisia isiatif tif awal awal dan pengarah serta pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh pembaharuan diri dalam pengajaran. Menurut Sastrawijaya .(1991) menyebutkan bahwa pengajaran adalah suatu usaha mengubah seseorang agar ia dapat berperilaku tertentu. Usaha mengubah itu dilakukan secara terkendali. Dalam pengajaran ada kesengajaan. Hal ini menunjukkan ciri khas suatu pengajaran. Pengajaran terjadi setelah usaha tertentu dibuat untuk mengubah suatu keadaan semula menjadi keadaan yang diharapkan. Menurut Usman (1995) menjelaskan bahwa proses belajar-mengajar merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan hubungan timbal-balik timbal-balik yang berlangsung berlangsung dalam situasi situasi edukatif edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal-balik antara guru gur u dan siswa siswa itu merupa merupakan kan syarat syarat utama utama bagi bagi berlan berlangsu gsungn ngnya ya proses proses belajar-mengajar. Proses belajar-mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar. Menuru Men urutt Pribad Pribadii danTaf danTafsir sir (1997) (1997) menjel menjelask askan an bahwa bahwa pengaj pengajara aran n adalah ada lah suatu suatu kegiat kegiatan an yang yang menyan menyangku gkutt peruba perubahan han anak anak mengen mengenai ai segi segi ko kogn gnit itif if da dan n ps psik ikom omot otor or semat semata-m a-mat ata, a, ya yait itu u supa supaya ya an anak ak lebih lebih ba bany nyak ak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis, sistematis, dan objektif, serta
terampil dalam mengerjakan sesuatu, misalnya terampil menulis, membaca, lari cepat, loncat tinggi, berenang, membuat pesawat radio dan sebagainya.
B. Tugas Tugas dan Peran Peran Guru Guru Menuru Men urutt Usman Usman (1995) (1995),, jabata jabatan n guru guru memilik memilikii banyak banyak tugas, tugas, baik baik
yang yan g terika terikatt oleh oleh dinas dinas maupun maupun di luar luar dinas, dinas, dalam dalam bentuk bentuk pengab pengabdia dian. n. Apabil Apa bilaa dikelo dikelompo mpokka kkan n terdap terdapat at tig tigaa jenis jenis tugas tugas guru, guru, yakni yakni tugas tugas dalam dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas tugas dalam bidang kemasyarakatan. Peran guru sangat penting dan strategis dalam pembelajaran. Menurut Imron Imr on (1996) (1996) menjel menjelaska askan n bahwa bahwa motiva motivasi si membel membelajar ajarkan kan terhad terhadap ap jiwa jiwa siswa sis wa ini akan akan dengan dengan sendir sendiriny inyaa terdap terdapat at pada pada diri diri guru, guru, manaka manakala la guru guru tersebut menyadari kalau membelajarkan siswa adalah suatu kegiatan yang mulia. muli a. Pema Pemaha hama man n ak akan an muli mulian anya ya pe peke kerj rjaan aan memb membela elaja jark rkan an de deng ngan an sendir sen diriny inyaa terdap terdapat at pada pada diri diri guru, guru, manaka manakala la guru guru tersebu tersebutt mengan mengangga ggap p profesi dan pekerjaannya adalah suatu panggilan. Menurut Menur ut Mulyasa Mulyasa (2007) (2007) mengidenti mengidentifikasi fikasi sedikitnya sedikitnya ada 19 peran guru, yakni guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (innovator) , model dan teladan, pribadi, peneliti, penorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansipator, evaluator, pengawaet, dan sebagai kulminator. Menurut Rohani dan Ahmadi (1995) menjelaskan bahwa kunci pokok pengajaran itu ada pada seorang guru (pengajar). Tetapi ini bukan berarti dalam proses pengajaran hanya guru yang aktif, sedang peserta didik pasif. Pe Peng ngaj ajar aran an menu menunt ntut ut kedu keduaa
piha pihak k
ya yang ng sa sama ma-s -sam amaa
menj menjad adii
su subj bjek ek
pengajaran. Pihak guru : sebagai yang mengendalikan, memimpin dan mengar men garahk ahkan an events events pengaj pengajaran aran.. Guru Guru disebu disebutt sebaga sebagaii sobjek sobjek (pelak (pelakuu pemegang peranan pertama) pengajaran. Oleh sebab ia menjadi pihak yang memiliki tugas, tanggung jawab dan inisiatif pengajaran. Menurut Menur ut Samani,dkk Samani,dkk (2003), guru memegang memegang peranan peranan penting penting dan stra strate tegi giss
teru teruta tama ma
dala dalam m
upay upayaa
memb memben entu tuk k
wata watak k
ba bang ngsa sa
mela melalu luii
pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Perannya sulit
untuk digantikan oleh yang lain, apalagi dalam masyarakat yang multikultural dan multidimen multidimensional sional,, dimana dimana peran tehnologi tehnologi untuk untuk menggantik menggantikan an tugastugas guru masih sangat minim.
C. Strategi Strategi Belajar Belajar Mengaj Mengajar ar dan Pola Pengaj Pengajaran aran
Menurut Azhar (1983) mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang yan g memung memungkin kinkan kan terjad terjadiny inyaa proses proses belajar belajar.. Sistem Sistem lingku lingkunga ngan n yang yang dimaksud terdiri dari beberapa komponen yang saling mempengaruhi yakni, tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi pelajaran yang diajarkan, guru dan murid sebagai subyek yang akan berperan serta berada dalam jalinan hubung hub ungan an sosial sosial tertent tertentu, u, jenis jenis kegiat kegiatan an yang yang dilaku dilakukan kan serta serta sarana sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia. Komponen-komponen Komponen-komponen itulah yang saling berinteraksi sebagai satu sistem. Menu Me nuru rutt Suli Sulist styo yono no (2 (200 003) 3) menj menjela elask skan an ba bahw hwaa strat strateg egii be bela laja jar r mengajar berarti strategi belajar bagaimana cara mengajar, melainkan strategi mengajar dengan meletakkan kedua aktivitas subyek didik dan pendidik dalam suatu konteks yang di dalamnya lebih ditekankan pada aktivitas belajar subyek didik. Dalam arti umum strategi adalah suatu penataan potensi dan sumber daya agar efisien dalam memperoleh hasil sesuai dengan rancangan. Istilah yang dekat dengan ini adalah taktik atau siasat. sias at. Siasat merupakan pemanfaatan optima opt imall situasi situasi dan kondis kondisii untuk untuk menjan menjangk gkau au sasaran sasaran.. Strateg Strategii belajar belajar mengajar berarti menata potensi (subyek didik, pendidik) dan sumberdaya (saran (sa rana, a, biaya, biaya, prasara prasarana) na) agar agar suatu suatu progra program m dapat dapat mencap mencapai ai tujuan tujuannya nya.. Taktik atau siasat belajar mengajar adalah suatu penataan atau pengelolaan kondisi dan situasi instruksional dan non instruksional agar tujuan belajar mengajar tercapai secara efisien. Menurut Usman (1995) menjelaskan bahwa mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab morel yang cukup berat. Berhasilnya
pendidikan
pertanggungjawaban
guru
pada
siswa
sangat
dalam
melaksanakan
bergantung tugasnya.
pada
Mengajar
meru me rupa paka kan n su suat atu u pe perb rbua uata tan n atau atau pe peke kerj rjaan aan ya yang ng be bersi rsifat fat un unik ik,, te teta tapi pi
sederhana. Dikatakan unik karena ia berkenaan dengan manusia yang belajar, ya yakn knii siswa siswa,, da dan n ya yang ng meng mengaj ajar ar,, ya yakn knii gu guru ru,, da dan n bert bertal alian ian erat erat de deng ngan an manusi man usiaa di dalam dalam masyar masyaraka akatt yang yang kesemu kesemuany anyaa menunj menunjukk ukkan an keunik keunikan. an. Dikatakan sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan kehidupan sehari-hari, sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja. Mengajar Mengajar pada prinsifnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar-mengajar atau men enga gan ndu dung ng
pen eng ger erti tian an
bahwa ahwa
men mengaja gajarr
mer eru upa pak kan
su suat atu u
usah usahaa
mengorganisasi lingkungan dalam hubungan dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya terjadinya proses belajar. Mengajar menurut Gagne dan Sulistyono (2003) menyatakan bahwa mengaj men gajar ar adalah adalah penata penataan an sit situasi uasi belaja belajar, r, baik baik situasi situasi mengaj mengajar ar itu sendir sendirii maupun situasi aktivitas mengajar. Menurut dia setiap ilmu memiliki susunan hirar hirarki ki terse tersend ndir iri. i. Untu Untuk k mema memaha hami mi jenja jenjang ng ya yang ng le lebi bih h ting tinggi gi,, pe perl rlu u memaha mem ahami mi jenjan jenjang g yang yang lebih lebih bawah. bawah. Urutan Urutan dari dari bawah bawah jenjan jenjang g tersebu tersebutt adalah : belajar isyarat, belajar stimulus respons, belajar merangkai, belajar asosias aso siasii verbal verbal,, belaja belajarr membed membedaka akan, n, belaja belajarr konsep, konsep, belaja belajarr aturan aturan,, dan belajar pemecahan masalah. Menu Me nuru rutt Muly Mulyasa asa (2 (200 007) 7) meny menyeb ebut utka kan n sedik sedikit itny nyaa te terd rdap apat at lima lima pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami guru untuk dapat mengajar dengan baik, yaitu pendekatan kompetensi, pendekatan keterampilan proses, pendekatan lingkungan, pendekatan pendekatan konstekstual, dan pendekatan tematis. Pola pengajaran menurut Sulistyono (2003) dewasa ini ada tiga, yaitu pengajaran mandiri (indiv individual idual instruction instruction), ), pe peng ngaj ajar aran an la lang ngsu sung ng (direct instruction), instruction ),
dan dan
pen eng gajar ajaran an
instruction). instruction ).
Pe Peng ngaj ajar aran an
ber ero ori rien enta tasi si
mand mandir irii
kel elo ompo mpok
mene meneka kank nkan an
pa pada da
( group group
orienred
be berk rkem emba bang ngny nyaa
kemampuan kemam puan belajar mandiri. mandiri. Asumsinya Asumsinya ada keragaman keragaman individual individual karena keraga ker agaman man kemamp kemampuan uan,, lingku lingkunga ngan, n, tempo tempo perkem perkemban bangan gan dan lai lain-l n-lain ain.. Contohnya sistem pengajaran dengan modul. Pengajaran langsung atau direk, tujuannya melakukan kegiatan akademik dengan bahan yang ekstensif. Sifat utama ini adalah menjangkau isi pengajaran sesuai dengan tujuan. Metode dan tehn tehnik ikny nyaa bera beraga gam, m, misa misaln lnya ya discovery discovery,, inquiry inquiry,, ob observ servasi, asi, eksprem ekspremen, en,
disku dis kusi si kelomp kelompok, ok, kerja kerja kelomp kelompok, ok, proble problem m solvin solving g dan simula simulasi si serta serta cera cerama mah. h.
Pola Pola
peng pengaj ajar aran an
deng dengan an
or orie ient ntas asii
ke kelo lomp mpok ok
mene meneka kank nkan an
berkembangnya kemampuan membuat social problem solving, sehingga metode dan tehnik metode tehnik disku diskusi si kelomp kelompok ok kecil, kecil, kerja kerja kelomp kelompok, ok, dan problem solving menjadi menjadi sentral.
D. Mode Modell Pemb Pembel elaj ajar aran an CORE CORE deng dengan an Medi Media a Perm Permai aina nan n Game Game Ul Ular ar Tangga
Mode Mo dell
pe pemb mbel elaja ajara ran n
meru merupa paka kan n
ke keran rangk gkaa
ko kons nsep eptu tual al
sebag sebagai ai
pedoman guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Oleh karena, itu guru dapat memilih model pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan yang akan dicapai pada kegiatan pembelajaran tersebut. Untuk membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan luas dan mampu menarik kesimpulan, guru haru arus mampu menciptakan suasa san na belajar yang kondusif dan menyenang menye nangkande kandengan ngan menerapkan menerapkan strategi strategi atau model model pembelajaran pembelajaran yang mampu membantu peserta didik untuk menyerap materi pembelajaran dengan mudah. Jacob Jaco b (2005) (2005) juga juga menyat menyataka akan n bahwa bahwa penget pengetahu ahuan an pesert pesertaa didik didik semakin luas jika materi pembelajaran dihubungkan dengan lingkungan sosial atau ata u keterl keterliba ibatan tan langsu langsung ng pesert pesertaa didik didik dalam dalam masyar masyaraka akatt dengan dengan tujuan tujuan untuk untu k memperkuat memperkuat pemahaman pemahaman peserta peserta didik. didik. Model pembelajaran pembelajaran CORE merupa meru paka kan n ke kegi giat atan an pe pemb mbel elaja ajara ran n ya yang ng memp mempen enga garu ruhi hi pe perk rkem emba bang ngan an pengetahuan peserta didik dengan melibatkan secara langsung melalui kegiat keg iatan an connecting , organizing , reflecting , extending (Chambliss (Chambliss & Calfee, 19 1998 98:: 33 332) 2).. Mode Modell pe pemb mbel elaja ajara ran n CORE CORE meru merupa paka kan n salah salah sa satu tu mode modell pembelajaran berdasarkan teori konstruktivisme bahwa peserta didik mampu memb me mban angu gun n
peng penget etah ahua uan n
mere mereka ka
se send ndir iri, i,
mela melalu luii
in inte tera raks ksii
de deng ngan an
lingkungannya. Prinsip yang mendasar dari teori konstruktivisme ini adalah guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada peserta didik, namun peserta didik dapat dap at berper berperan an aktif aktif dalam dalam memban membangun gun penget pengetahu ahuann annya ya sendir sendiri. i. Wright Wright
(2005) (20 05) menjel menjelaska askan n bahwa bahwa konstru konstrukti ktivis visme me sosial sosial dalam dalam pembel pembelajar ajaran an mene me neka kank nkan an pese pesert rtaa didi didik k untu untuk k dapa dapatt ak akti tiff da dan n be beke kerj rjas asam amaa da dala lam m membangun memba ngun pengetahuannya pengetahuannya sendiri. Pada kesempatan ini guru memberikan kemudahan dan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat menemukan atau mengaplikasikan ide-idenya dengan menggunakan strategi mereka sendiri dalam belajar. Hal ini juga diungkapkan oleh Geary Schunk (2012) bahwa asumsi asu msi utama utama pada pada konstr konstrukt uktivi iviss adalah adalah peserta peserta didik didik yang yang aktif aktif dalam dalam mengem men gemban bangka gkan n penget pengetahu ahuann annya. ya. Slavin Slavin Suprih Suprihati atinin ningru grum m (2013) (2013) juga juga menyatakan bahwa dalam teori konstruktivis, peserta didik dapat menemukan informasi sendiri dan mentransformasikan informasi yang kompleks. Hal ini member memberika ikan n pengal pengalama aman n yang yang berbed berbedaa bagi bagi peserta peserta didik, didik, karen arenaa
diber iberii
ruan ruang g
un untu tuk k
dapat apat
ber erp pen end dap apat at
dala dalam m
memb emban ang gun
pengetahuannya sendiri dan mampu mencari solusi. Hal serupa diungkapkan oleh oleh Wilb Wilbre rech chtt (2 (201 010) 0) be berd rdasa asark rkan an ha hasil sil pe pene neli liti tian anny nyaa ba bahw hwaa mode modell pembelajaran CORE dapat mempengaruhi kemampuan peserta didik. Model pembelajaran CORE pertama dikembangkan untuk melihat hubungan antara membaca dan menulis, sebagaimana dijelaskan oleh Miller & Calfee (2004) : The CORE Model was originally developed as a representation of the manner in which reading and writing can be linked and reinforcing to each eac h other; other; we saw possib possibill illitie itiess to extend extend thismo thismodel del to experi experient ential ial learning. Mode Mo dell
pemb pembel elaj ajar aran an
CORE CORE
pe pert rtam amaa
di dike kemb mban angk gkan an
se seba baga gaii
representasi dari cara membaca dan menulis sehingga dapat dihubungkan. Model Mod el pembel pembelaja ajaran ran CORE CORE merupa merupakan kan model model pembel pembelaja ajaran ran yang yang dapat dapat diguna dig unakan kan dalam dalam kegiata kegiatan n pembel pembelajar ajaran an un untuk tuk menjad menjadika ikan n peserta peserta didik didik terlibat secara aktif dan dapat membangun pengetahuannya sendiri. Chambliss & Calfee Curwen, et al. (2010) juga menyatakan bahwa: CORE model of instruction (connect, organize, reflect, extend; Cham) as the basis for our instructional design because of its applicability to all subject areas and its emphasis on a consisten cognitive strategy approach to all subject areas. Model Mo del pembel pembelajar ajaran an CORE CORE tidak tidak hanya hanya efekti efektiff pada pada menuli menuliss dan membac mem bacaa tetapi tetapi juga juga dapat dapat diapli diaplikasi kasikan kan kepada kepada berbag berbagai ai subjek subjek dengan dengan
menekankan pendekatan kognitif. Model pembelajaran CORE memiliki empat elemen
yaitu,
Connecting
(menghubungkan),Organizing (menghubungkan),Organizing
(mengatur),
Reflecting (mere (mereflek fleksik sikan) an),, Exending (mempe (memperlua rluass yang yang telah telah dipaha dipahami) mi).. Sebagaimana yang telah di jelaskan oleh Calfee, et al. (2010) bahwa: The CORE model incorporates four essential construtivist elements; it connec con nects ts to studen studentt knowle knowledge dge,, organi organizes zes newcon newconten tentt for the studen student, t, provides opportunity for students to reflect strategically, and gives students occasions to extend learning. Empat Em pat elemen elemen tersebu tersebutt dapat dapat diguna digunakan kan untuk untuk meranc merancang ang urutan urutan kegiatan instruksional. Dimulai dengan menggunakan pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik, kemudian menyusun pengetahuan yang telah diketahui untu ntuk
memp empelaj elajar arii
hal
yan yang
baru baru..
pen penge geta tahu huan an
awal awal
yan yang
te tela lah h
diorganisasi diorg anisasikan kan atau disusun disusun kemudian kemudian direfleksiak direfleksiakan an untuk untuk memperoleh memperoleh pengetahuan yang baru. Hal tersebut bahwa pertama-tama peserta didik menghubungkan apa yang telah diketahui tentang suatu topik ke pengalaman baru. Kemudian peserta didik mengatur/mengorganisasikan informasi apa yang telah didapat dari berbagai sumber untuk dapat mempelajari mempelajari yang baru. Selanjutnya peserta didik merenungkan kembali atau merefleksikan informasi yang telah didapatkan didapatkan untuk memperoleh memperoleh pengetahuan pengetahuan yang baru. Padatahap Padatahap terakhir, untuk lebih memahami pengetahuan yang telah didapatkan, peserta didik mendalaminya dengan menjelaskan apa yang telah diketahui dengan ca cara ra ba bany nyak ak dibe diberi rika kan n lati latiha han n ba baik ik itu itu be beru rupa pa soal soal maup maupun un be berd rdisk iskus usi. i. Keempat elemen model pembelajaran CORE (conne ( connecting cting,, organize, organize, reflect, reflect, extend ), ), diuraikan sebagai berikut: a. Tahap Connecting (Menghubungkan (Menghubungkan Pengetahuan) Connecting
diartikan
sebagai
menghubungkan
atau
menyambungkan. Connecting merupakan merupakan kegiatan yang mengkoneksikan pengetahuan lama dengan informasi baru atau konsep-konsep (Suyatno, 2009). Informasi lama atau konsep yang sudah diketahui oleh peserta didik dihu dihubu bung ngka kan n de deng ngan an in info form rmas asii ba baru ru at atau au ko kons nsep ep ya yang ng di dipe pela laja jari ri.. Tujuannya agar peserta didik mengingat informasi yang telah diketahui dan menggunakan pengetahuannya untuk menghubungkan dan menyusun
idenya dengan cara memberikan pertanyaan, kemudian peserta didik akan diminta untuk menulis hal yang berhubngan dengan pertanyaan tersebut. ter sebut. Hall terse Ha tersebu butt meje mejelas laska kan n ba bahw hwa, a, di awal awal mula mulain inya ya ke kegi giat atan an pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicap icapai ai.. Pad Pada tah tahap connecting , da dala lam m ke kegi giat atan an pe pemb mbel elaj ajara aran n gu guru ru menyampaikan apa yang akan dipelajari kepada peserta didik, selanjutnya guru mengaktifkan pengetahuan peserta didik dengan merefleksikan apa yang yang
tela telah h
mere mereka ka
keta ketahu huii
deng dengan an
ca cara ra
be berd rdis isku kusi si
be berd rdas asar arka kan n
pengetahuan mereka yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajari. Menu Me nuru rutt Nyom Nyoman an,, Sa Satr tria iani ni,,
Dant Dantes es,, Ja Jamp mpel el (2 (201 015) 5) ba bahw hwaa
connectingmerupakan tahap peserta didik diajak untuk dapat memahami masalah dengan menghubungkan pengetahuan baru yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang sudah mereka dapatkan, dengan cara peserta didik diberikan pertanyaan untuk membangun ide-ide mengenaiketerkaitan darima dar imateri teri yang yang akan akan disamp disampaik aikan. an. Hal ini bertuj bertujuan uan untuk untuk memban membantu tu peserta didik mengingat kembali dan menghubungkan antar konsep yang tel telah ah dimili dimiliki ki sebelu sebelumn mnya ya agar agar dapat dapat mempel mempelaja ajari ri yang yang baru. baru. Pohan Pohan (2013) (20 13) juga juga mengun mengungka gkapka pkan n bahwa bahwa suatu suatu konsep konsep yang yang telah telah dimili dimiliki ki sebelumnya dapat dihubungkan dengan konsep yang yang baru dengan tujuan untuk membentuk jalinan antar konsep yang akan digunakan untuk dipelajari dengan lebih dalam lagi. Hall terse Ha tersebu butt da dapa patt disim disimpu pulk lkan an ba bahw hwaa connecting merupakan kegiatan kegia tan pembelajaran pembelajaran yang menghubu menghubungkan ngkan pengetahua pengetahuan n kontekstual kontekstual de deng ngan an pe peng nget etah ahua uan n pe peser serta ta didi didik, k, se sehi hing ngga ga pe peser serta ta di didi dik k mamp mampu u membangun memb angun ide-idenya ide-idenya mengenai mengenai materi yang akan disampaikan disampaikan pada kegiatan kegia tan pembelajaran pembelajaran.Hal .Hal tersebut tersebut dapat dilakukan dilakukan dengan dengan cara, guru mengidentifikasikan pengetahuan awal yang telah dimiliki peserta didik dengan deng an sebuah sebuah pertanyan pertanyan dan memberikan kesempatan kesempatan kepada kepada peserta didik untuk menuliskan informasi yang telah diketahui. b. Tahap Organizing (mengorganisasikan (mengorganisasikan atau mengatur Informasi)
Organizing diarti diartikan kan sebaga sebagaii mengor mengorgan ganisir isir,, men mengad gadaka akan, n, dan mengatur. meng atur. Mengorgani Mengorganisasikan sasikan merupakan merupakan kegiatan kegiatan mengatur mengatur informasi informasi yang telah diperoleh atau mengorganisasikan informasi lama kemudian memikirkan kembali konsep yang sedang dipelajari. Pada tahap ini peserta didik mengorganisasikan atau mengatur semua informasi-informasi yang telah diperoleh seperti informasi apa yang telah diketahui, informasi apa yang yan g tel telah ah dipela dipelajar jari, i, dan bagaim bagaimana ana keterk keterkaita aitan n antar antar inform informasi asi pada pada tahap connect dalam dalam permasalahan yang diberikan untuk bisa membangun pengalaman belajar dan pengetahuan nya sendiri. Hal ini sebagimana yang telah dijelaskan oleh Miller & Calfee (2004) “ Information “ Information is essential but it can quickly become overwhelming; students need to learn strategies to organize and manage their collection”. collection”. Hal tersebut mejelaskan bahwa, jika informasi yang didapatkan oleh peserta didik pada tahap connecting sebelumnya sebelu mnya bisa saja berlebihan, berlebihan, sehingga perlunya perlunya strategi strategi yang baik untuk dapat mengelolanya dengan cara peserta didik mengelola/mengatur pengetahuan yang telah dimiliki dan pengetahuan pengetahuan yang baru diterima. berarti bahwa peserta didik mampu mengorganisasikan Organizing berarti atau ata u mengat mengatur ur suatu suatu inform informasi asi yang yang tel telah ah dipero diperoleh leh untuk untuk memban membantu tu proses pengorganisasian informasi yang telah didapatkan. Peserta didik da dapa patt mela melalu luka kann nnya ya de deng ngan an ca cara ra be berd rdisk iskus usii at atau au be bertu rtuka karr pe pend ndap apat at sehi sehing ngga ga dapa dapatt memb memben entu tuk k kon konse sep p ba baru ru (p (pen enge geta tahu huan an ba baru ru)) da dan n memperoleh pemahaman yang baik. Seperti halnya yang dijelaskan oleh Brunin Bru ning, g, Schraw Schraw,, & Norby Norby (2011) (2011) bahwa bahwa penggu penggunaa naan n metode metode diskus diskusii pada
saat
proses
pembelajaran
dapat
membantu
peserta
didik
mengumpu meng umpulkan lkan dan mengorgan mengorganisasika isasikan n informasi informasi yang telah diperoleh diperoleh dari hasil berintekraksi bersama guru maupun peserta didik lainya. Pada taha tahapa pan n organizing guru mempunyai mempunyai peran penting untuk menentukan menentukan batasan isi yang diorganisasikan oleh peserta didik dengan melihat keteram ket erampil pilan an dan usia usia yang yang dimilik dimilikii pesert pesertaa didik didik (Gunte (Gunter, r, Estes, Estes, & Schwab
(1990).
Guru
membimbing
peserta
didik
dalam
mengorgan meng organisasika isasikan n suatu informasi, sehingga materi baru yang diajarkan diajarkan
memilik mem ilikii hubun hubungan gan dengan dengan materi materi yang yang tel telah ah dipelaj dipelajari ari sebelu sebelumny mnya. a. Inform Inf ormasi asi yang yang paling paling umum umum dapat dapat terleb terlebih ih dahulu dahulu disaji disajikan kan dengan dengan disertai contoh atau data. c. Tahap Reflecting (merefleksikan) (merefleksikan) Ref efle lek ksi ber erar arti ti memb embay ayan ang gkan kan,
men mengg ggam amb bar arka kan n,
dan dan
menc me ncer ermi mink nkan an.. Reflecting me meru rupa paka kan n ak akti tivi vita tass pe peser serta ta di didi dik k un untu tuk k memikirkan kembali informasi yang telah diperoleh dan dipahami pada tah tahap
org rgan aniz izin ing. g.
Calf Calfee ee
&
Mill Miller er
(2 (20 004 04))
men menyata yataka kan n
bah bahwa
“metacognition and self-evaluation are lerge compon ents of all of the phases of the CORE model; however, they are most prominent in the reflect phase”. phase”. Hal tersebut menyatakan bahwa metakognisi merupakan komponen penting pada tahapan model CORE. Pada saat diskusi peserta didi didik k dibe diberi ri ke kese semp mpat atan an un untu tuk k memi memiki kirk rkan an la lagi gi,, ap apak akah ah ha hasil sil ya yang ng didiskusikan sudah benar atau masih terdapat kesalahan sehingga perlu diperbaiki. Seperti yang diungkapkan oleh Dymock (2005) bahwa “ reflect is where students explain or critique content, strutures, and strategis ”. Hal tersebut menjelaskan bahwa peserta didik mengedepankan apa yang telah dipe dipela lajar jarii sebag sebagai ai str struk uktu turr pe peng nget etah ahua uan n ba baru ru ya yang ng meru merupa paka kan n da dari ri pengayaan pengetahuan sebelumnya. Proses pembelajara pembelajaran n ini dapat dilihat dari keterampilan peserta didik menjelaskan atau menyimpulkan informasi yang telah didapatkan dengan bahasa sendiri. Pada kegiatan pembelajaran ini ini juga juga akan akan terl terlih ihat at bahw bahwaa tida tidak k se semu muaa pe pese sert rtaa di didi dik k memi memili liki ki keterampilan yang sama. Curwen Cur wen,, et al. (2010) (2010) menjela menjelaska skan n bahwa bahwa pada pada tahap tahap reflecting , peserta didik diberikan kesempatan menguji yang telah diorganisasikan pada kegiatan sebelumnya dan melakuan revisi jika diperlukan. Pada tahapa tah apan n ini, ini, pesert pesertaa didik didik berdis berdiskus kusii dan berpik berpikir ir untuk untuk mendap mendapatk atkan an pengetahuan baru dan memiliki kesempatan untuk memeriksa lagi informasi yang telah diperoleh dari hasil diskusi. Diskusi yang baik akan mampu meningkatkan keterampilan berpikir reflektif pada peserta didik. d. Tahap Extending (memperluas, (memperluas, pengembangan)
Extend berarti memperluas, memperluas, memperpanj memperpanjangka angkan, n, menyampaik menyampaikan. an. Pada Pada taha tahapa pan n extending , memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk unt uk melati melatih h ketera keterampi mpilan lan penget pengetahu ahuann annya ya agar agar dapat dapat memper memperlua luass informasi yang telah diperoleh dengan cara mengaplikasikannya kedalam soal soal atau atau tuga tugass kelo kelomp mpok ok yang yang di dibe beri rika kan. n. Suya Suyatn tno, o, (2 (200 009) 9) ju juga ga menyat men yataka akan n bahwa bahwa pada pada tahap tahap extending merupakan tahap memperluas pengetahuan
peserta
didik
yang
telah
diperoleh
selama
proses
pembelajaran berlangsung. Sama hal yang diungkapkan oleh Calfee, et al. (201 (2010) 0) ba bahw hwaa “ex exte tend nd ph phas asee pr prov ovid ides es op oppo port rtun unit itie iess fo forr stud studen ents ts to synthesize their knowledge, organize it in new ways, and transform in for new written apllication”. apllication”. Hal
ini
menyatakan
bahwa
pada
proses
tahap
extending
memberika member ikan n pengua penguatan tan atas atas memori memori yang yang telah telah terban terbangu gun n pada pada tahap tahap sebelu seb elumny mnyaa dan membia membiasak sakan an peserta peserta didik didik untuk untuk dapat dapat mengha menghadap dapii permasalahan secara individual. Guru memberikan pertanyaan atau permasalahan pada topik pembelajaran yang sedang diajarkan sehingga lebih menantang dan dapat memperluas pemahaman peserta didik terhadap ter hadap topik yang baru diajarkan dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang yan g dimili dimiliki ki pesert pesertaa didik. didik. Brunin Bruning, g, Schraw, Schraw, & Norby Norby (2011) (2011) juga juga menyat men yataka akan n bahwa bahwa penget pengetahu ahuan an deklar deklaratif atif dan prosed prosedura urall juga juga dapat dapat dip iper erlu luas as
den dengan gan
cep cepat
pada pada
sa saat at
pes eser erta ta
di did dik
meny menyel eles esai aika kan n
permasalahan dengan mencari jawaban atas pertanyaan yang diajarkan. Berd Be rdas asar arka kan n ur urai aian an diat diatas as da dapa patt di disi simp mpul ulka kan n ba bahw hwaa ta taha hap p extending merupakan merupakan tahap yang memberikan kesempatan kepada peserta didik did ik untuk untuk dapat dapat mem memper perlua luaska skan n penget pengetahu ahuan an yang yang tel telah ah dipero diperoleh leh selama kegiatan belajar mengajar. mengajar. perluasan perluasan pengetahu pengetahuan an peserta didik dapat dilakukan dengan cara menggunakan berbagai informasi yangtelah didapa did apatka tkan, n, baik baik itu dari dari berbag berbagii ilmu ilmu maupun maupun kehidu kehidupan pan seharisehari-har hari. i. Pe Perl rlua uasa san n
peng penget etah ahua uan n
keter eteram ampi pila lan n
pese pesert rtaa
dan kondis ndisin inya ya..
di didi dik k Pro rose sess
da dapa patt
di dise sesu suai aika kan n
extending jug jugaa
de deng ngan an
member memberika ikan n
penguatan kepada peserta didik agar terbias terbiasaa dalam menghadapi persoalan
secara individual karena peserta didik mampu menamkan ketangguhan dan kemandirian dalam menghadapi persoalan. Berdasarkan Berda sarkan keempat elemen model model pembelajaran pembelajaran CORE yang dikaji diatas,, dapat dikembangk diatas dikembangkan an langah-lang langah-langkah kah pembelajara pembelajaran n CORE. CORE. Yumiati Yumiati (2014) (20 14) menyat menyataka akan n bahwa, bahwa, ada 4 langka langkah h kegiat kegiatan an pembel pembelajar ajaran an CORE CORE secara umum adalah sebagai berikut: 1. Tahap connecting . Guru mengidentifikasi serta mempersiapkan yang akan diajarkan. Guru mengaktifkan pengetahuan peserta didik berkaitan dengan to topi pik k pe pemb mbel elaja ajaran ran ya yang ng diaj diajar arka kan n da dan n pe peser serta ta di didi dik k salin saling g be berb rbag agii informasi berkaitan dengan pengetahuan awal (tahap connecting ). ). Melalui pengetahuan awal, guru mengetahui kemampuan peserta didik terhadap materisekaligus guru dapat memperbaiki kesalah pahaman terhadap materi lalu. 2. Tahap organizing , pe peser serta ta didi didik k meng mengam ambi bill in info form rmasi asi pe pent ntin ing g da dari ri pengetahuan
lama
untuk
dapat
digunakan
dalam
menyelesaikan
permasalahan yang brkaitan dengan materi yang baru diajarkan. Peserta didik did ik mengor mengorgan ganisas isasika ikan n materi materi baru baru untuk untuk member memberika ikan n alasan alasan atau atau pertimbangan pada suatu fakta atau prinsip baru dengan bimbingan guru sehi sehing ngga ga dapa dapatt memb memban antu tu pese pesert rtaa di didi dik k da dala lam m mema memaha hami mi su suat atu u penetahuan (tahap organizing )).. 3. Tahap reflecting , pe peser serta ta didi didik k meme memeri riks ksaa pe peng nget etah ahua uan n ya yang ng te tela lah h diorganisasi dan telah diperiksa kebenarannya. Tahap reflectingmerupakan respo res pon n terha terhada dap p ak akti tivi vita tass da dan n ke kete tera ramp mpil ilan an ya yang ng ba baru ru di diter terim imaa da dari ri kegiata keg iatan n pembel pembelaja ajaran ran.. Melalu Melaluii tahap tahap reflecting peserta didik dituntut dituntut untu untukd kdap apat at
meng mengek eksp spre resi sika kan n
yang yang
te tela lah h
di dipe pela laja jari ri
de deng ngan an
ca cara ra
menyimpulkan. 4. Tahap extending , pe pese serta rta didi didik k di dibe beri ri ke kese semp mpat atan an un untu tuk k meme memerik riksa sa pengetahuannya dan mengubahnya untuk diaplikasikan yang baru. Guru member mem berika ikan n permas permasalah alahan an kepada kepada peserta peserta didik didik dengan dengan tujuan tujuan untuk untuk memper mem perlua luass pemaha pemahaman man pesert pesertaa didik didik terhada terhadap p topik topik atau meteri meteri baru baru dengan cara menghubungkannya dari berbagi pengetahuan.
Dari Da ri lang langka kahh-la lang ngka kah h CORE CORE di diat atas as da dapa patt di dike kemb mban angk gkan an se seba bagi gi berikut: 1. Guru
menyampaik aikan
tujuan
pembelaj ajaaran
yan ang g
ingin
dicapai,
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan memberikan motivasi; 2. Guru membagi membagi peserta peserta didik didik menjadi menjadi beberapa beberapa kelompok; kelompok; 3. Guru Guru member memberika ikan n pertan pertanyaa yaan n dan contoh contoh yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan topik pembelajaran untuk mengingat kembali pengetahuan lama peserta didik da dan n dihu dihubu bung ngka kan n de deng ngan an pe peng nget etah ahua uan n ba baru ru ya yang ng sedan sedang g di diaj ajark arkan an (connecting); 4. Pesert Pesertaa didik didik berdisku berdiskusi si dalam kelompo kelompok k untuk untuk memahami memahami materi, materi, dan menulis serta mengorganisasikan pengetahuan yang telah diketahui pada langkah ke 3 (organizing); 5. Pe Pese sert rtaa didi didik k mela melaku kuka kan n re refl flek eksi si da dari ri ya yang ng te tela lah h di ditu tuli liss pa pada da ta taha hap p organi org anizin zing, g, kemudi kemudian an memiki memikirka rkan, n, mendal mendalii kembal kembalii apa yang yang telah telah diketahui dan memeriksa kebenaranuntuk memperoleh pengetahuan baru (reflecting); 6. Peser Peserta ta didi didik k mela melaku kuka kan n pe perl rlua uasa san n pe peng ngeta etahu huan an ya yang ng te tela lah h di dipe pero role leh h dengan cara mengaplikasikan seperti mengerjakan soal (extending); 7. Guru member memberikan ikan penegasa penegasan n dan kesimp kesimpulan ulan dari dari hasil pembelajaran pembelajaran yang yang telah dipelajari, dan menutup kegiatan pembelajaran.
E. Karateri Karateristik stik Media Media Pembelajar Pembelajaran an berbasis berbasis Permainan Permainan
Games Gam es berasal berasal dari dari bahasa bahasa inggri inggriss yang yang artinya artinya adalah adalah permai permainan nan.. Pengertian permainan merujuk pada intellectual playability intellectual playability games (kelincahan games (kelincahan intelektual) yang dapat diartikan sebagai arena keputusan. Penggunaan media belajar pada abad-21 mampu menjadikan pembelajaran lebih fleksibel, efisien efisie n dan mandiri Bridgstock (2016). Senada dengan pendapat tersebut Fook, dkk. (2011)) mengangga (2011 menganggap p bahwa penggunaan penggunaan media belajar dapat memfasilitasi pemahaman lebih efektif dan membuat kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan. Penggunaan media belajar pada proses pembelajaran mampu
mendorong peserta didik untuk dapat berkolaborasi. Keterampilan untuk dapat berkolaborasi dan berkomunikasi menjadi suatu hal yang penting, karena ling lingku kung ngan an pe pemb mbel elaja ajara ran n
ko kola labo borat ratif if mend mendor oron ong g
pe peser serta ta di didi dik k
un untu tuk k
mengekspresikan dan menghasilkan ide-idenya berdasarkan refleksi. Selain itu juga, peserta didik dapat berdiskusi untuk menyampaikan ide-idenya, mencari klarifikasi, bertukar sudut pandang yang berbeda, dan dapat berpartisi dengan berpikir tingkat tinggi seperti menganalisis dan menyelesaikan masalah. O’Halloran & Deale (2013) mengartikan bahwa salah satu alat bantu dalam pembelajaran yang dapat digunakan untuk memusat perhatian peserta didi didik k ad adal alah ah de deng ngan an meng menggu guna naka kan n simu simulat latio ion n at atau au ga game me.. Pe Perm rmai aina nan n merupakan situasi fiktif atau buatan yang menempatkan para pemain kedalam posisi konflik untuk membuat keputusan dalam mengatasi rintangan Sauve, Renaud Ren aud,, Kaufma Kaufman, n, et al. (2007) (2007).. Pada Pada permai permainan nan terdapa terdapatt peratu peraturan ran atau petunjuk didalamnya yang bertujuan untuk membatasi perilaku pemain atau menyusun tidakan mereka untuk memiliki misi mendapatkan skor tertinggi dan dapat mengatasi rintangan disebuah permaian. Penggunaan media belajar berbasis permainan diciptakan agar memudahkan peseta didik dalam proses belajar mengajar. Garris, Ahlers & Driskell (2012) menjelaskan bahwa ada enam karakteristik media yang dapat menjadi sebuah permainan yaitu adanya peraturan atau tujuan, rangsangan sensori, fantasi, tantangan, misteri dan ko kont ntro rol. l. Sela Selaja jan n de deng ngan an Gee Gee John Johnso son, n, dk dkk. k. (2 (201 011) 1) ba bahw hwaa pe perm rmai aina nan n memberikan dampak pada perkembangan kognitif. Permainan bertujuan untuk menghi men ghibur bur,, yang yang biasan biasanya ya banyak banyak disuka disukaii oleh oleh anak anak kecil kecil hingga hingga orang orang dewasa. dew asa. Permai Permainan nan sebena sebenarny rnyaa pentin penting g untuk untuk perkem perkemban bangan gan otak otak dalam dalam meningkatkan konsentrasi, membantu mencapai perkembangan sosial, moral dan melatih emosiaonal dalam memecahkan masalah dengan cepat dan tepat karena terdapat konflik yang menuntut para pemain menyelesaikannya. Tang, dkk.. (2009 dkk (2009 mengem mengemuka ukakan kan bahwa bahwa dalam dalam lingku lingkung ngan an pembel pembelajar ajaran an ada beberapa karakteristik pembelajaran berbasis permainan yakni : 1. Terdapat Terdapat memoti memotivasi vasi dan melibatkan melibatkan peserta peserta didik; didik; 2. Memerl Memerluka ukan n partisip partisipasi asi dari dari peserta peserta didik; didik;
3. Mem Member erik ikan an kebe kebeb bas asan an untu ntuk be beri rint nter erak aksi si den eng gan te tema man n dal alam am permainan; 4. Tuju Tujuan an bela belaja jarr jela jelass se sesu suai ai deng dengan an ya yang ng di dite teta tapa pan n da dala lam m sk sken enar ario io permainan; 5. nyata; Adanya Adanya umpan umpan balik dan dan skenarion skenarionanya anya dapat dapat diimplika diimplikasikan sikan dalam dalam dunia dunia 6. Penila Penilaian ian bisa bisa dilakuk dilakukan an selama selama permai permainan nan;; 7. mencocokka mencocokkan n keterampi keterampilan lan dan dan kecepatan kecepatan belajar belajar peserta peserta didik; didik; 8. Bersifa Bersifatt skalab skalabel el sehingga sehingga dapat digun digunaka akan n dalam dalam kelompok kelompok besar besar secara secara bersamaan. Pembelajaran berbasis permainan, jika diatur dengan baik maka akan menghasilkan hal-hal yang positif dalam kegiatan pembelajaran seperti dapat menghilangkan kebosanan pada lingkungan belajar dan pembelajaran menjadi aktif. Menurut Rahaju (2015) bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan permainan dapat mengembangkan karakter peserta didik, misalnya jujur, disipl dis iplin in dan kerja kerja sama. sama. Untuk Untuk mengem mengemban bangka gkan n pembel pembelajar ajaran an berbasi berbasiss permainan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Pe Perm rmai aian anan an yang yang digu diguna naka kan n hend hendak akny nyaa di dika kait itka kan n la lang ngsu sung ng de deng ngan an kegiatan keseharian peserta didik; 2. Permainan Permainan yang yang digunak digunakan an dapat dapat menyenagk menyenagkan an bagi bagi peserta peserta didik; didik; 3. Permai Permainan nan yang dilaks dilaksana anakan kan hendakn hendaknya ya mengan mengandu dung ng unsur unsur kompet kompetisi isi dan menantang peserta didik; 4. Permainan Permainan yang yang digunakan digunakan pada kegiatan kegiatan pembel pembelajaran ajaran dapat dapat merangsan merangsang g daya pikir peserta didik; 5. Permaianan Permaianan yang yang diterapk diterapkan an berlandasan berlandasan kebebasan kebebasan dalam dalam menjalin menjalin kerja kerja sama dengan anggota timnya atau peserta didik lainnya. Susa Su sant nto o
(2 (200 009) 9) menj menjel elas aska kan n
ba bahw hwa, a, ga game mess
be berf rfun ungs gsii
se seba baga gaii
pemanasan atau penghilang kejenuhan sehingga mampu mendorong peserta didi didik k ag agar ar lebi lebih h ak akti tiff da dan n memb memberi eri re resp spon on ya yang ng ba baik ik.. Gee Gee (2 (201 013) 3) ju juga ga men enya yata tak kan
bah ahwa wa
gam games essa san ngat gat
bag agu us
ap apab abil ilaa
dig igu unak nakan
dal alam am
pembelajaran. Desain game non-hiburan yang digunakan untuk pembelajaran diciptakan untuk membangun keterlibatan peserta didikdi dalam permainan. Secara fundamental, semua gameyang diciptakan memiliki mekanisme yang bagus. Konteks mekanisme ini dipahami sebagai tindakan yang dilakukan da dala lam m pe perm rmai aina nan n be bert rtuj ujua uan n un untu tuk k meme memeca cahk hkan an se sebu buah ah pe perm rmas asala alaha han. n.
Permai Per mainan nan yang yang baik baik akan akan mencip menciptak takan an keingi keinginan nan pemain pemain untuk untuk semaki semakin n belajar menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, ssehingga ehingga pemain semakin tertantang untuk mencari tahu dan bagaimana pemain itu dapat menyelesaikan serta memenangkan game tersebut. Penggu Pen ggunaa naan n permai permainan nan dalam dalam pembel pembelajar ajaran an dapat dapat menjad menjadii daya daya dorong bagi peserta didik serta memperoleh umpan balik dalam permainan. Peserta didik menjadi proaktif dan cenderung terlibat dalam setiap proses permainan. Keterlibatan peserta didik dalam permainan membuat peserta didik ikut merasakan kemenangan dan kegagalan dalam bermain games. Kegagalan dalam permainan, membuat peserta didik merasa tertantang untuk berpacu dalam proses permainan sehingga berusaha untuk memenangkan permainan tersebut. Gee, (2013). Sebu ebuah
gam game
meru merup pakan akan
sa sara ran na
ya yan ng
dap apat at
dip ipak akai ai
untu tuk k
mentransformasikan materi belajar kepada peserta didik (Nisak, 2012). Salah satunya satu nya yaitu yaitu permai permainan nan ular ular tangga tangga.. Setiap Setiap permai permainan nan ular ular tangg tanggaa untuk untuk media pembelajaran juga harus disesuaikan dengan materi yang dipelajari agar peserta didik lebih aktif dan termotivasi dalam belajar. Astiti & Subayo (2017) meng me ngun ungk gkap apka kan n ba bahw hwaa pe perm rmai aina nan n ul ular ar ta tang ngga ga da dapa patt di digu guna naka kan n da dala lam m kegiatan pembelajaran untuk menarik minat peserta didik dan memudahkan peserta didik dalam memahami materi serta mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritispeserta didik. Hal tersebut juga diungkapkan Tegeh & Budiartini (2017) bahwa penggunaan media ular tangga memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar. Dapat disimpulkan bahwa, permainan ular tang tangga ga meru merupa paka kan n pe perm rmai aina nan n ya yang ng mamp mampu u meran merangs gsan ang g ko kogn gnit itif, if, da dan n membantu memba ntu anak bersosialisasi bersosialisasi dengan teman karena dalam permainan permainan ular tangga memerlukan dua atau lebih peserta didik. Sa Sadi dima man n
(2 (201 014) 4)
juga juga
menj menjel elas aska kan n
ba bahw hwa, a,
da dala lam m
pe perm rmai aina nan n
mempunyai mempu nyai beberapa beberapa kelebihan, kelebihan, yaitu: pertama, pertama, permainan permainan adalah sesuatu yang menyenangkan menyenangkan untuk untuk dilakukanda dilakukandan n sesuatu yang menghibur menghibur;; kedua, kedua, Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari peserta didik untuk belajar; ketiga, permainan dapat memberikan umpan balik langsung; keempat,
permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran-peran ke dalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat; kelima, permainan bersifat luwes; keenam, permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak. Permainan ular tangga juga memiliki kelemahan dalam proses permainannya
tetapi
dalam
permainan
ular
tangga
sebagai
media
pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Seti Setiap ap pe perm rmai aina nan n memi memili liki ki pe pera ratu tura ran n te terse rsend ndir irii misal misalny nyaa pa pada da permainan ular tangga, Faizal (2012) berpendapat bahwa ada beberapa aturan dalam penggunaan media permainan ular tangga yaitu. 1. Semua pemain pemain memulai memulai permainan permainan dari dari petak petak nomor nomor satu; satu; 2. Terdapat Terdapat beberapa beberapa jumlah jumlah ular ular dan tangg tanggaa pada petak petak tertentu tertentu pada pada papan papan permainan; 3. Terd Terdap apat at dua bu buah ah dadu adu dan be beb ber erap apaa bi bid dak ak;; Ju Juml mlah ah bid idak ak yan ang g sesuai pemain; 4. digunakan Panjan Panjang g ular dandengan tangga tanggajumlah bermacam bermacam-mac -macam, am, ada yang yang pendek, pendek, ada juga juga yang panjang; 5. Ular Ular tangga tangga dapat dapat memindah memindahkan kan bidak bidak pemain pemain mundur mundur beberap beberapaa petak, petak, sedangkan tangga dapat memindahkan bidak pemain majubeberapa petak; 6. Untu Untuk k mene menent ntuk ukan an si siap apaa yang yang mend mendap apat at gi gili lira ran n pe pert rtam ama, a, bi bias asan anya ya didasarkan nilai tertinggi dari hasil pelemparan dadu oleh setiap pemain pada awal permainan; 7. Pa Pada da sa saat at gili gilira rann nnya ya,, pema pemain in mele melemp mpar ar da dadu du da dan n da dapa patt mema memaju juka kan n bidaknya beberapa petak sesuai dengan angka hasil lemparan lemparan dadu; 8. Bila Bila pema pemain in mend mendap apat at angk angkaa 6 da dari ri ha hasi sill pe pele lemp mpar aran an da dadu du,, pe pema main in tersebut mendapat giliran sekali lagi untuk melempar dadu dan memajukan bidaknya sesuai angka yang diperoleh dari dari pelemparan dadu terakhir; 9. Jika Jika bidak bidak pemain pemain berakhi berakhirr pada pada petak yang mengan mengandun dung g kaki tangga, tangga, maka bidak tersebut berhak maju beberapa beberapa petak sampai pada petak yang ditunjuk oleh puncak dari tangga tersebut; 10. )Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung ekor ular, m maka aka bidak tersebut harus turun atau mundur pada petak yang ditunjukoleh kepala dari ular tersebut; kesebelas, pemenang dari permainan ini adalah pemain yang pertama kali berhasil mencapai kotak nomor 100. 100. Dapat disimpulkan bahwa, permainan ular tangga adalah permainan tradisional yang sudah banyak diketahui masyarakat tentang cara bermainnya. Permainan ular tangga merupakan sebuah kertas persegi yang didalamnya terdapat beberapa gambar ular dan gambar tangga sebagai syarat bermainnya. Selain Sel ain itu, itu, terdapa terdapatt dadu dadu yang yang akan akan dimain dimainkan kan oleh oleh pemain pemain dengan dengan cara
dilempar untuk menentukan berapa langkah kotak pemain harus melangkah. Interaksi yang dilakukan pemain melalui papan permainan ular tangga dengan menggunakan bidak dan dadu sesuai dengan peraturan pada permainan ular tangga adalah untuk mencapai tujuan dalam permainan. Ular tangga sebagai media med ia pembel pembelajar ajaran an juga juga mempun mempunyai yai bebera beberapa pa keungg keunggula ulan n yang yang dapat dapat menunjang permainannya dalam pembelajaran.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Rancanga Rancangan n Model Pembelaja Pembelajaran ran Core dengan dengan Media Permaina Permainan n Game Ular Tangga
Tahapa Tah apan n kegiat kegiatan an model model pembel pembelajar ajaran an CORE CORE yang yang dimula dimulaii dari dari connecting , organizing , reflecting , dan dan extending dilakukan dilakukan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 sampai 6 orang dengan tujuan memberi kemudahan peserta didik untuk berdiskusi dalam suatu kelompok untuk saling bertukar dan melengkapi suatu informasi sehingga memunculkan ide-ide dan pikiran serta memiliki relevansi yang kuat dari setiap aspek keterampilan berpikir. Pengorganisasian materi, penemuan konsep dan pendalaman atau penerapan konsep konse p dalam menyelesaik menyelesaikan an suatu permasalahan yang diberikan diberikan merupakan merupakan hasil dari pemikiran suatu kelompok kecil yang telah disepakati bersama. Rancangan kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengkaji materi, membuat konsep soal, menyiapkan papan jawaban, membuat kunci jawaban da dan n sk skor or pe peni nilai laian an.. Ranc Rancan anga gan n ke kegi giat atan an pe pemb mbel elaja ajara ran n de deng ngan an mode modell permainan (game) ular tangga dengan tahapan sebagai berikut : 1. Kegi Kegiat atan an Awal Awal ± 15 15 men menit it Sebelu Seb elum m pembel pembelajar ajaran an dimula dimulaii guru guru memper memperhat hatika ikan n keadaa keadaan n kelas/ lingkungan belajar, menyiapkan alat dan bahan pelajaran, kemudian gu guru ru da dan n ob obser serve verr meng menguc ucap apka kan n salam salam da dan n meng mengab abse sen n siswa siswa.. Guru Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Appersepsi : Tanya jawab tentang materi PKn. 2. Kegi Kegiat atan an In Inti ti ± 60 meni menitt Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing ke kelo lomp mpok ok terdi terdiri ri da dari ri 5 or oran ang g si siswa swa.. Ada Ada 5 (enam (enam)) ke kelo lomp mpok ok ya yang ng terbentuk dan diberi nama dengan angka Romawi yaitu kelompok I, II, III, IV, dan V. Kemudian guru memberikan kartu soal kepada 5 kelompok untuk memain mem ainkan kan ular ular tangga tangga dan menjaw menjawab ab pertan pertanyaa yaan n sesuai sesuai jumlah jumlah mata mata
dadu, kesempatan bergiliran bergiliran yang berulang-u berulang-ulang lang akan berulang-ul berulang-ulang ang pula memahamkan siswa terhadap konsep materi pembelajaran, jawaban yang keliru akan diluruskan oleh pembaca soal supaya seluruh anggota memahami jawaban yang sebenarnya, bekerjasama agar mencapai finish sehingga kelompok akan memenangkan permainan. Artinya para siswa ha haru russ memi memilik likii tang tanggu gung ng jawa jawab b da dan n ke kerj rjasa asama ma ya yang ng po posit sitif if da dala lam m menyelesaikan tugas. Setela Set elah h selesai selesai tiap kelomp kelompok ok mencap mencapai ai finish finish kemudi kemudian an guru guru mendis men diskus kusika ikan n tiap tiap pertan pertanyaa yaan n kepada kepada tia tiap p kelomp kelompok ok agar agar memaham memahamii ak akan an pe pert rtan anya yaan an ya yang ng telah telah diaj diajuk ukan an te terse rsebu but. t. Guru Guru be bersa rsama ma siswa siswa menyebutkan jawaban yang benar, lalu guru melakukan penilaian terhadap hasil jawaban masing-masing kelompok; dan demikian selanjutnya sampai semua pertanyaan yang disediakan selesai disampaikan. Guru bersamasama dengan siswa melakukan perhitungan akhir jumlah perolehan nilai yang telah didapat oleh semua s emua kelompok. 3. Kegi Kegiat atan an akh akhir ir ± 15 meni menitt Guru mengajak kepada para siswa untuk mengadakan refleksi hasil pembelajaran tentang pelajaran PKn, kemudian Siswa diminta untuk mengun men gungk gkapk apkan an berbag berbagai ai pengal pengalaman aman belaja belajarr yang yang dipero diperoleh leh.. Guru Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam. 4. Akti Aktifi fita tass Sisw Siswaa Berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan guru lain yang bertugas observer, maka dapat digambarkan sebagai berikut : a. Kelomp Kelompok ok I, I, jumla jumlah h nilai nilai 15, 15, atau atau 93,7 93,75% 5% b. Kelompok II, jumlah nilai 16, atau 100% 100% c. Kelomp Kelompok ok III, III, jumla jumlah h nilai nilai 15, 15, atau atau 93,75 93,75% % d. Kelomp Kelompok ok IV, IV, jumlah jumlah nila nilaii 16, atau atau 100% 100% e. Kelomp Kelompok ok V, V, jumla jumlah h nilai nilai 15, 15, atau atau 93,75 93,75% % Berdasarkan Berda sarkan data
diatas dapat dievaluasi dievaluasi bahwa aktifitas aktifitas siswa
dari indikator keberhasilan (90-100% dengan kriteria amat baik) sudah
mencapai optimal seperti yang diharapkan, yaitu rata-rata 96,25%. Pada persentase tingkat keaktifan yang dicapai masing-masing kelompok yaitu untuk kelompok I 93,75 %, kelompok II 100%, kelompok III 93,75%, kelompok IV 100%, dan kelompok V 93,75 %. Dari semua kelompok tingkat keaktifan siswa sudah mencapai 100%, namun ada yang belum mencapai 100%, yaitu kelompok I, III, dan V yang hanya 93,75 %. Hal ini menjad men jadii bahan bahan evalua evaluasi si dan perbai perbaikan kan ke depan depan untuk untuk menunt menuntask askan an tingkat aktifitas siswa dalam kelompok menjadi rata-rata 100%. Ting Tingka katt ke keak akti tifa fan n siswa siswa ad adal alah ah ke kead adaa aan n di dima mana na sisw siswaa da dala lam m bekerja secara berkelompok dapat bekerja sama, ada kebersamaan, ada dinamika, dinam ika, saling berkomunik berkomunikasi, asi, berdiskusi berdiskusi dan bekerja menyelesaik menyelesaikan an tugas tug as kelomp kelompok. ok. Untuk Untuk memanta memantau u dan mereka merekam m aktifit aktifitas as siswa siswa dalam dalam kelompok tersebut dibantu oleh guru yang bertindak selaku kolaborator da dala lam m pe pene neli litia tian n in ini. i. Ad Adaa fo form rmat at ya yang ng suda sudah h di dised sedia iaka kan n da dan n te tela lah h disepakati faktor dan skor/nilai untuk menggambarkan tingkat tingkat keaktivitas siswa dalam kelompok.
View more...
Comments